2. KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan YME, sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Makalah Bahasa Indonesia
Tanda Baca”. Semoga bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
3. LATAR BELAKANG
Orang Indonesia sering melakukan
kesalahan dalam penulisan tanda
baca, sehingga mengakibatkan
kesalahan makna, padahal
pemerintah telah membuat aturan-
aturan tentang tata bahasa yang
baik. Oleh karena itu, disini akan
dijelaskan mengenai tanda baca dan
fungsinya.
4. RUMUSAN MASALAH
Pada masalah ini, saya akan
menjelaskan bagaimana cara
penggunaan tanda baca yang baik
dan benar, sehingga kita bisa
memahami bagaimana cara
penggunaan tanda, karena banyak
sekali masalah-masalah penulisan
tanda baca yang kurang tepat.
5. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin di capai antara lain
adalah agar dapat memahami fungsi
dari macam-macam tanda baca,
dapat memahami tata cara dan letak
dalam penggunaan tanda baca, dan
dapat membuat sebuah karya tulis
yang baik dan benar.
6. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang dapat dicapai antara
lain adalah agar dapat menulis karya
ilmiah dengan ejaan tanda baca yang
benar, dapat menggunakan tanda
baca yang sesuai dengan konteks
kalimat yang ada, dan dapat
memahami penggunaan tanda baca.
8. A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
9. A. Tanda Titik (.)
2. Tanda titik dipakai dibelakang
angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
a. . Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan
Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
10. A. Tanda Titik (.)
3. Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukan waktu.
Misalnya:
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit
20 detik)
11. A. Tanda Titik (.)
4. Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukan jangka
waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20
detik)
12. A. Tanda Titik (.)
5. Tanda titik dipakai di antara nama
penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan
tanda seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan
Sengsara. Weltervreden: Balai
Poestaka.
13. A. Tanda Titik (.)
6. Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam
menewaskan 1.231 jiwa.
14. A. Tanda Titik (.)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukan
jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
15. A. Tanda Titik (.)
8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir
judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel,
dan sebagainya.
Misalnya:
Acara kunjungan Adam Malik.
16. A. Tanda Titik (.)
9. Tanda titik tidak dipakai di belakang
(1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima
surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
17. B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian
atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan
tinta.
18. B. Tanda Koma (,)
2. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat serata berikutnya
yang didahului oleh kata seperti
tetapi atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
19. B. Tanda Koma (,)
3. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan
datang.
20. B. Tanda Koma (,)
4. Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu
mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari
hujan.
21. B. Tanda Koma (,)
5. Tanda koma dipakai dibelakang
kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagi
pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
…Oleh karena itu, kita harus hati-
hati.
22. B. Tanda Koma (,)
6. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kata seperti kata seperti
o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata
yang lain yang terdapat di dalam
kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
23. B. Tanda Koma (,)
7. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dari kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.”
24. B. Tanda Koma (,)
8. Tanda koma dipakai di antara (i)
nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan
(iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
(iii) Surabaya, 10 Mei 1960.
25. B. Tanda Koma (,)
9. Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949.
Tatabahasa Baru Bahasa
Indonesia.Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT
Pustaka Rakjat.
26. B. Tanda Koma (,)
10. Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan
nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
27. B. Tanda Koma (,)
11. Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Presiden RI, Susilo Bambang
Yudhoyono, berkunjung ke Manado.
28. B. Tanda Koma (,)
12. Tanda koma dipakai dimuka angka
persepuluh atau diantara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
29. B. Tanda Koma (,)
13. Tanda koma dapat dipakai––untuk
menghindari salah baca––dibelakang
keterangan yang terdapat pada awal
kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
30. B. Tanda Koma (,)
14. Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung
itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.
Misalnya:
“ Di mana Saudara tinggal?” tanya
Karim.
31. C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum
selesai juga.
32. C. Tanda Titik Koma (;)
2. Tanda titik koma dapat dipakai
sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di
kebun itu; Ibu sibuk memasak di
dapur.
33. D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai sesudah
kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Moch. Achyar.
34. D. Tanda Titik Dua (:)
2. Dipakai (i) diantara jilid atau nomor
dan halaman, (ii) diantara surah dan
ayat dalam kitab suci, (iii) diantara
judul dan anak judul suatu karangan,
serta (iv) nama kota dan penerbit
buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
(vi) Surah Yasin:9.
35. D. Tanda Titik Dua (:)
3. Titik dua dapat dipakai dalam teks
drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Misalnya:
Ayah : “Karyo, sini kamu!”
36. D. Tanda Titik Dua (:)
4. Titik dua dapat dipakai pada akhir
suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Pak Adi mempunyai tiga orang anak:
Ardi, Aldi, dan Asdi.
37. E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-
suku kata dasar atau kata
berimbuhan yang terpisah oleh
pergantian baris.
Misalnya:
Walaupun demikian, masih banyak
yang ti-dak mematuhi peraturan
tersebut.
38. E. Tanda Hubung (-)
2. Tanda hubung menyambung unsur-
unsur kata ulang.
Misalnya:
Anak-anak, kupu-kupu, berulang-
ulang, kemerah-merahan, mondar-
mandir, sayur-mayur.
39. E. Tanda Hubung (-)
3. Tanda hubung menyambung huruf
dari kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
17-08-1945
40. E. Tanda Hubung (-)
4. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan kata dengan kata
berikutnya atau sebelumnya yang
dimulai dengan huruf kapital,
kata/huruf dengan angka, angka
dengan kata/huruf.
Misalnya:
se-Indonesia, mem-PHK-kan, sinar-
X, peringkat ke-2.
41. E. Tanda Hubung (-)
5. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an.
42. F. Tanda Pisah (_)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan
kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu––saya
yakin akan tercapai––diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
43. F. Tanda Pisah (_)
2. Tanda pisah menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini––evolusi, teori
kenisbian.
44. F. Tanda Pisah (_)
3. Tanda pisah dipakai di antara dua
bilangan atau kata dengan arti
„sampai dengan‟ atau „sampai ke‟.
Misalnya:
2004––2009
45. G. Tanda Elipsis (…)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat
atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu … ya, ayo kita
berangkat.
46. G. Tanda Elipsis (…)
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa
dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
… selanjutnya akan di bawa ke
pengadilan.
47. H. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
48. H. Tanda Tanya (?)
2. Tanda tanya dipakai di dalam
kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan
kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
49. I. Tanda Seru (!)
1. Tanda seru dipakai pada akhir
kalimat perintah.
Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Jangan berisik!
50. I. Tanda Seru (!)
2. Tanda seru dipakai pada akhir
ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ketakjuban,
ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
51. J. Tanda Kurung ((…))
1. Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Komisi A telah selesai menyusun
GBPK (Garis-Garis Besar Program
Kerja) dalam sidang pleno tersebut.
52. J. Tanda Kurung ((…))
2. Tanda kurung mengapit keterangan
atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Keterangan itu (lihat Tabel 10)
menunjukkan perkembangan per-
ekonomian Indonesia lima tahun
terakhir.
53. J. Tanda Kurung ((…))
3. Tanda kurung mengapit angka atau
huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut
masalah (a) alam, (b) tenaga kerja,
dan (c) modal.
54. J. Tanda Kurung ((…))
4. Tanda kurung mengapit huruf atau
kata yang kehadirannya di dalam
teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam
bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
55. K. Tanda Kurung Siku ([…])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf,
kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat
atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain.
Misalnya:
Sang Puteri men[d]engar bunyi
gemerisik.
56. K. Tanda Kurung Siku ([…])
2. Tanda kurung siku mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini
(perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35––38]) perlu
dibentangkan di sini.
57. L. Tanda Petik Ganda (“…”)
1. Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lainnya.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Mira,
“tunggu sebentar!”
58. L. Tanda Petik Ganda (“…”)
2. Tanda petik mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada
halaman 5 buku itu.
59. L. Tanda Petik Ganda (“…”)
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah
yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi
mendapat julukan “si Hitam”.
60. M. Tanda Petik Tunggal („…‟)
1. Tanda petik tunggal mengapit
petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, Kau dengar bunyi „kring-
kring‟ tadi?”
61. M. Tanda Petik Tunggal („…‟)
2. Tanda petik tunggal mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan
kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Feed-back berarti „balikan‟.
62. N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam
nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun
yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
Misalnya:
No. 12/PK/2005
63. N. Tanda Garis Miring (/)
2. Tanda garis miring dipakai sebagai
pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Laki-laki/Perempuan
64. O. Tanda Penyingkat atau Apostrof
(„)
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Misalnya:
Gunung pun „kan kudaki. („kan =
akan)
17 Agustus ‟45 (‟45 = 1945
68. Simpulan
Penggunaan tanda baca perlu untuk
dipahami dan dipelajari lebih detail
agar penggunaan tanda baca pada
karya ilmiah yang kita buat menjadi
benar dan mudah dipahami oleh
orang-orang yang akan membaca
karya tulis kita.