SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  73
Télécharger pour lire hors ligne
SIMULATOR PENGHITUNG JUMLAH ORANG PADA PINTU MASUK
                       DAN KELUAR GEDUNG


                            Tugas Akhir

      Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh
     Gelar Ahli Madya Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik
                     Universitas Negeri Semarang




                            Disusun Oleh :
               Nama          : Achmad Miftachudin
               NIM           : 5351303010
               Prodi         : Teknik Elektro D3
               Jurusan       : Teknik Elektro




                         FAKULTAS TEKNIK
               UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
                                2007
HALAMAN PENGESAHAN

       Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan dosen penguji Tugas

Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

       Pada Hari      : Kamis

       Tanggal        : 16 Agustus 2007



                                                        Pembimbing,

Penguji II                                              Penguji I



Subiyanto, S.T, M.T                                     Drs.Sutarno, M.T
NIP.132 309 137                                         NIP.131 404 308




Ketua Jurusan                                           Ketua Program Studi



Drs. Djoko Adi Widodo, M.T                              Drs. Agus Murnomo,M.T
NIP. 131 570 064                                        NIP. 131 616 610

                                    Mengetahui
                                Dekan Fakultas Teknik




                                  Prof. Dr. Soesanto
                                  NIP. 130875753




                                          ii
ABSTRAK

Achmad Miftachudin, 2007. ”Simulator Penghitug Jumlah Orang Pada Pintu Masuk
dan Keluar Gedung”. Tugas Akhir, Teknik Elektro D3. Fakultas Teknik . Universitas
Negeri Semarang.



       Latar Belakang dari pembuatan simulator ini adalah memudahkan
pengitungan orang dalam gedung. Simulator ini dapat digunakan dalam pabrik
ataupun dalam tempat – tempat hiburan. Karena alat ini menghitung setiap orang
yang masuk / melewati sensor LDR.

         Oleh karena itu dibuatlah suatu alat dalam bentuk miniatur atau dalam skala
percobaan dengan panjang 42 cm, lebar 40 cm, tinggi 23cm dan tinggi pintu 10 cm,
lebar 6,5 cm. Alat ini dikendalikan otomatis dengan menggunakan mikrokontroler
AT89S51.
         Dari hasil percobaan pertama malam hari pada kondisi hujan dapat
mendeteksi dan menghitung orang masuk dan keluar dengan persentase kesalahan
0%. Kedua malam hari pada kondisi normal atau tidak hujan dapat mendeteksi dan
menghitung orang masuk dengan persentase kesalahan 0%. Ketiga pada siang hari
pada kondisi normal dapat mendeteksi dan mengitung orang dengan persentase
kesalahan 0%. Keempat pada siang hari pada kondisi hujanl dapat mendeteksi dan
mengitung orang dengan persentase kesalahan 0%.
       Hasil dari percobaan maka dapat disimpulkan bahwa simulator ini persentase
kesalahannya adalah 0%. Dan dipastikan akan mengurangi dari pekerjaan manusia.
Kesimpulan dari hasil pengujian mesin simulator ini adalah simulator ini sangat
akurat mendeteksi dan menghitung setiap pengunjung yang masuk dan keluar
gedung. Simulator ini juga berfungsi sebagai penghitung obyek atau batang pada jalur
conveyer pada suatu industri. Saran dari hasil percobaan adalah apabila ada orang
yang masuk secara bersamaan hanya dapat mendeteksi satu. Dan sensor harus
dipasang pada pertengahan pintu karena bisa mendeteksi orang kedua orang pendek
dan tinggi.




                                        iii
MOTTO

      “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Alloh dan
    hendaklah setiap hari memperhatikan apa yang sudah dipersiapkannya untuk
   hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya maha mengetahui apa
                              yang kamu kerjakan.”
                                 ( AL Hasyr : 18)


“ Maka tetaplah kamu dijalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
orang yang telah tobat beserta kamu. Dan juga kamu melampaui batas. Sesungguhnya
                   dia maha melihat apa yang kamu kerjakan”.
                                ( QS. Hud : 112 )


           Taqwa akan membawa seseorang pada nuansa hidup tentram.

    “ Barang siapa bertaqwa kepada Allah, dijadikan perkaranya menjadi mudah

                                ” (Ath- Thalaq :4).



Sesuatu itu tidaklah sulit, sebelum kita mencobanya dan jadikan permasalahan yang
             kita hadapi sebagai peluang untuk “ mendewasakan diri”



 Ide yang berani itu seperti pemain catur yang bergerak maju, mungkin mereka akan
              kalah, tetapi mereka juga sedang memulai kemenangan.

                            “Johann Wolfgang Von Goethe”




                                        iv
PERSEMBAHAN



Sebuah karya yang sederhana ini kan kupersembahkan kepada mereka yang memiliki

 diriku & telah menjadi bagian dari hidupku yang selama ini tak henti-hentinya dan

   tak bosan-bosannya dengan tulus ikhlas memberikan doa, nasehat, bimbingan,

                 dorongan, serta kasih dan sayang yang tulus suci.

Sebagai wujud dan tanpa mengurangi rasa syukur, rasa hormat, rasa terima kasih dan

       sayang yang tiada terkira karya tulis ini saya persembahkan kepada :



             1. Allah SWT

             2. Nabi Junjungan kita Muhammad SAW

             3. Ayahanda dan Ibunda, berserta kakaku dan adikku tercinta di

                 rumah

             4. Teman-Teman ku yang telah membantu aku (Dedi Notol, Edi

                 K@mpung Kali, Dika Bomber, Sigit, Arief, Emha Robben,

                 Batitsta, Amir, Asrof Gundul, Jepri, Ridho-Penky, Sigesit-irit dan

                 tman2 yang lainnya)

             5. Almamater yang kubanggakan




                                        v
KATA PENGANTAR



       Puji dan puja syukur atas segala limpahan dan karunia-Nya patut dan wajib

kita tujukan kepada Allah SWT, Sang Maha Bijak lagi Bijaksana, selanjutnya salam

serta shalawat untuk sang penginterupsi sejarah yakni Nabi dan Rosul Allah

Muhammad SAW karena beliau telah membuka zaman kegelapan menuju zaman

yang terang benderang dibawah panji-panji islam dan semoga kita semua masih

konsisten dalam menjalankan amanah sekaligus cita-cita beliau, amien. Dengan

mengucap Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan tugas Akhir (TA) dengan

judul " Simulator Penghitung Jumlah Orang Pada Pintu Masuk dan Keluar

Gedung ".

     Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini perkenankan penulis sampaikan ucapan terima kasih, berkat

bantuan dari beberapa pihak yang dengan ikhlas telah banyak membantu dalam

penyusunan Tugas Akhir ini. Meskipun ucapan terima kasih saja tidaklah cukup

untuk membalas, namun hanya dengan kata-kata itulah dan penghargaan setulus hati

yang dapat penulis persembahkan.




                                       vi
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. DR. Soesanto, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

   Semarang

2. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

3. Drs. Sutarno, MT, selaku dosen Pembimbing yang telah memberi masukan-

   masukan dan fikirannya kepada penulis.

4. Subiyanto, S.T, M.T selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan

   dan arahan pada laporan ini.

5. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan do’a nya.

6. Temen-temenku anak Teknik Elektro D3’2003………kompak slalu and

   smangat truzzz……!!!!!

7. Temen-temenku kost Just Tice ayo maju bae……!!!!!!

8. Kepada tuan mudaku yang selalu menemani aku pergi” AA 5740 LE”

9. Temen-temenku yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu.



                                                   Semarang, Agustus 2007

                                                               Penyusun



                                                      Achmad Miftachudin




                                  vii
DAFTAR ISI

                                                                                                                Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................                i

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................                         ii

ABSTRAK .......................................................................................................      iii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................                 iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................                           v

KATA PENGANTAR ....................................................................................                  vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................       viii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................             xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................                 xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................                  xiv



BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… .......                                                                         1

      A. Latar Belakang .....................................................................................        1

      B. Perumusan Masalah…………………………………………………. .                                                                     2

      C. Tujuan ..................................................................................................   2

      D. Manfaat ................................................................................................    2

      E. Batasan Masalah ...................................................................................         3

      F. Sistematika Penulisan…………………………………………………. 3




                                                             viii
BAB II TEORI PENUNJANG……………………………………………… .                                                                      5

   A.    Sistem Mikrokontroller .....................................................................           5

   B.    Perbedaan antara MCS-51 versi C dan S……...................................                             6

   C.     Bahasa Pemrograman Mikrokontroler..............................................                       6

   D.    Mikrokontroller…..............................................................................         7

   E.    Komfigurasi Pin AT89S51.. ..............................................................               7

   F.    Pengorganisasian Memori.................................................................. 10

   G.    Memori Program................................................................................ 12

   H.    Memori Data ...................................................................................... 14

   I.    SFR (Special Function Register) ....................................................... 19

   J.    Mode – Mode Pengalamatan ............................................................. 20

   K.    Port Parallel........................................................................................ 21

   L.    Port Serial........................................................................................... 23

   M.    LDR (Light Dependent Resistor) ....................................................... 26

   N.    Dekoder dan Seven Segment ............................................................. 28



BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUTAN.............................................. 31

    A.    Umum .............................................................................................. 31

    B.    Langkah – langkah Pembuatan Alat ................................................ 32

    C.    Pembuatan Miniatur Gedung .......................................................... 34

    D.     Pembuatan Catu Daya. .................................................................... 34

    E.     Rangkaian Sensor LDR .. ................................................................ 36


                                                        ix
F.      Rangkain Seven Segment.. .............................................................. 37

     G.      Rangkaian Mikrokontrller AT89S51............................................... 38

     H.     Prinsip Kerja Alat ............................................................................. 41



BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA. ............................................. 44

     A.     PengujiAlat ....................................................................................... 44

     B.     Pengujian Rangkain Mikrokontroller ............................................... 45

     C.     Pengujian Rangkain LDR................................................................. 47

     D.     Pengujian Rangkain Catu Daya........................................................ 48

     E.     Pembahasan ...................................................................................... 50

     F.     Sensor LDR ...................................................................................... 50

     G.     Unit Pusat Kontrol ............................................................................ 51

     H.     Display.............................................................................................. 52

     I.     Hasil Pengujian dan Pembahasan ALat............................................ 53



BAB V PENUTUP........................................................................................... 58

     A.     Kesimpulan....................................................................................... 58

     B.     Saran ................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN




                                                           x
DAFTAR TABEL

                                                                                                      Halaman

Tabel 1   Special Function Regist.................................................................      19

Tabel 2   T2 CON Timer / Counter 2 Control Register................................                     24

Tabel 3   Pemilihan Mode Timer2 ...............................................................         26

Tabel 4   Pengukuran LDR...........................................................................     82

Tabel 5   Hasil pengukuran Tegangan Output Catu Daya............................                        49




                                                   xi
DAFTAR GAMBAR



                                                                                                     Halaman

Gambar 1 Konfigurasi Pin AT89S5...............................................................            8

Gambar 2 Struktur Memori MCS-5 ...............................................................           11

Gambar 3 Memori Program ...........................................................................      12

Gambar 4 Eksekusi Memori Program Eksternal............................................                   14

Gambar 5 Pengaksesan Memori Data Eksternal............................................                   15

Gambar 6 Data Memori Internal ....................................................................       16

Gambar 7 Blok Lower 128.............................................................................     17

Gambar 8 Blok Upper 128 .............................................................................    18

Gambar 9 Simbol LDR ..................................................................................   18

Gambar 10 Kontruksi LDR..............................................................................    28

Gambar 11 Light Emitting Dioda ....................................................................      29

Gambar 12 Decoder BCD to Seven Segmen ...................................................                30

Gambar 13 Diagram Blok Alat ........................................................................     32

Gambar 14 Diagram Alur Perancangan Alat ...................................................              33

Gambar 15 Miniatur Gedung ...........................................................................    34

Gambar 16 Rangkaian Catu Daya....................................................................        35

Gambar 17 Gambar Driver LDR. ....................................................................        36

Gambar 18 Ruangan yang di pasang sensor ....................................................             37

Gambar 19 Gedung tampak dari depan............................................................           38

                                                       xii
Halaman

Gambar 20 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 ..........................................                   39

Gambar 21.Rangkaian Lengkap Simulator Penghitung orang.........................                          41

Gambar 22 Pengujian bentuk gelombang Reset ..............................................                46

Gambar 23 Pengujian Osilator .........................................................................   47

Gambar 24 Diagram blok pengukuran catudaya..............................................                 48




                                                       xiii
DAFTAR LAMPIRAN

                                                                                                  Halaman

Lampiran 1. Penetapan Dosen Pembimbing Tugas Akhir Mahasiswa ............                             60

Lampiran 2.Surat Keterangan Selesai Bimbingan ..........................................              61

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Revisi..................................................         62

Lampiran 4. Skema Rangkaian Penghitung .....................................................          63

Lampiran 5.Spesifikasi AT89S51 ....................................................................   64

Lampiran 6.Spesifikasi BCD TO 7-Seven Segment Dekoder/Driver..............                            67

Lampiran 7. Spesifikasi CA3140, CA3140A...................................................            71




                                                     xiv
BAB I

                             PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

    Beberapa dekade terakhir perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi

khususunya teknologi dan pengetahuan dibidang elektronika telah begitu pesat

perkembangannya. Untuk itu kita perlu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dengan seksama, kalau tidak kita akan ketinggalan. Dalam tugas

akhir ini penulis akan membahas tentang peralatan elektronika yaitu alat

penghitung orang masuk dalam gedung, fungsi alat ini adalah menghitung setiap

orang yang masuk dalam gedung ataupun yang keluar gedung. Alat ini dapat

digunakan didalam kapal, gedung pertunjukan, atau stadion dan lain – lain. Alat

ini dapat memperkecil atau mengantisipasi manakala terjadi keributan dalam

memilih tempat duduk. Karena alat ini membatasi jumlah orang yang masuk.

    Penggunaan komponen mikrokontroller itu saat ini dapat dipastikan telah

dapat diaplikasikan hampir pada semua peralatan-peralatan yang menggunakan

sistem kontrol. Aplikasi kontrol dapat berguna bagi kehidupan manusia maupun

dalam bidang industri, dan memungkinkan untuk menciptakan perangkat yang

mendukung kinerja manusia lebih praktis atau sebagai alat bantu kerja yang

efisien. Salah satunya adalah istem pendeteksi pengunjung yang keluar masuk

gedung secara otomatis yang dikontrol oleh mikrokontroller.

    Mikrokontroller ini merupakan bagian dari suatu system mikroprosesor yang

berorientasi kontrol dengan rangkaian pendetak (clock generator) yang dipaket



                                       1
menjadi satu chip tunggal yang dapat di program dan didalamnya sudah memiliki

rangkaian - rangkaian pendukung sebagai mikrokomputer.

(Didin Wahyudin; 2006)

    Berdasarkan pemikiran diatas pada kesempatan ini penulis mencoba

merancang sistem kerja sebuah alat yang dapat mendeteksi jumlah orang yang

keluar masuk gedung dengan menggunakan Mikrokontroller AT89S51.

Mikrokontroller ini mudah didapat dipasaran dan juga dari segi kapasitas

karakteristik komponen mendukung untuk aplikasi kerja sistem yang dirancang.



B. Perumusan masalah

   Berdasarkan latar belakang perumusan yang dikemukakan adalah:

1. Bagaimana cara membuat simulator alat yang dapat menghitung jumlah orang yang

    keluar masuk gedung dan perangkat lunak sebagai pengendalinya.

2. Bagaimana prinsip kerja dari simulator penghitung pintu otomatis

    menggunakan rangkaian sensor LDR.



C. Tujuan

       Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Merancang-bangun suatu simulator yang dapat menghitung jumlah orang

    dalam suatu gedung atau ruangan apabila ia melintas dan melewati LDR

    yang dipasang di pintu masuk dan pintu keluar gedung.

2. Mengetahui bagaimana caranya prinsip kerja dari sistem simulator

    penghitung tersebut.




                                         2
D. Manfaat

       Adapun manfaat yang ingin diberikan dari pembuatan Tugas Akhir ini

adalah :

1. Memberikan manfaat teknologi dalam bidang mikrokontroller.

2. Sebagai sumber pembelajaran bagi mahasiswa teknik elektro Universitas

    Negeri Semarang.

3. Manfaat     dari    pembuatan    alat       tersebut   adalah   bisa   menentukan

    jumlah/kapasitas orang yang masuk dalam suatu gedung atau ruangan.

4. Memberikan kemudahan bagi penglola gedung untuk menghitung jumlah

    orang.



E. Batasan Masalah

       Untuk memfokuskan permasalahan dan menghindari salah pengertian

tentang perancangan alat, permasalah dibatasi sebagai berikut:

1. Fungsi alat yang dirancang sebagai penghitung jumlah orang dalam gedung

    dengan menggunakan sistem kontrol mikrokontroller AT89S51, maksimal

    jumlah yang dihitung 50.

2. Sistem pengujian menggunakan simulasi dengan miniature gedung dua pintu,

    keluar atau masuk gedung.




                                           3
F. Sistematika Penulisan

1.   Bagian awal

              Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, motto,

              persembahan abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,

              gambar, dan daftar lampiran.

2.   Bagian isi terdiri dari:

              BAB I PENDAHULUAN

              Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, batasan

              masalah, perumusan masalah, sistematika penulisan.

              BAB II LANDASAN TEORI

              Pada bab ini membahas tentang teori – teori yang berhubungan

              dengan      alat    yang   dirancang,   diantaranya   teori     tentang

              mikrokontroller, LDR, Decoder seven segment.

              BAB III PERANCANGAN ALAT

              Bab ini berisi tahap – tahap perancangan alat mulai dari tujuan,

              perancangan, percobaan, sampai ketahap perakitan alat.

              BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

              Pada bab ini membahas tentang hasil dari perancangan dan

              pengujian alat serta menganalisa prinsip kerja alat tersebut.

3.   Bagian akhir terdiri dari:

              BAB V PENUTUP

              Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.




                                          4
BAB II

                           LANDASAN TEORI



A. Sistem Mikrokontroler

    Mikrokontoller merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau

sebagian besar elemenya dikemas dalam suatu chip IC, sehingga sering disebut

single chip mikrokomputer. Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan sistem

komputer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda

dengan PC yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan lainnya adalah

perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antar komputer dengan

mikrokontroler. Dalam mikrokontroler, ROM jauh lebih besar dibanding RAM,

sedangkan dalam komputer PC RAM jauh lebih besar dibanding ROM.

    Mikrokontroler umunnya dikelompokkan dalam suatu keluarga. Berikut

adalah contoh-contoh keluarga mikrokontroler:

1. Kelurga MCS-51

2. Keluarga MC68HC05

3. Keluarga MC68H11

4. Keluarga AVR

5. Keluarga PIC 8

Sedangkan keluarga MCS-51 dikelompokkan menjadi:

1. AT89C51/52/53

2. AT89C1051/2051/4051

3. AT89S51/52/53


                                      5
B. Perbedaan antara MCS-51 versi C dan S

    Generasi awal MCS-51 adalah mikrokontroler generasi C, yaitu AT89C51

dan AT89C52. Mikrokontroler hanya dapat diprogram secara parallel, sehingga

untuk memprogramnya kita membutuhkan pemrogram khusus. Sistem seperti

demikian memiliki kelemahan yaitu:

1. IC mudah rusak karena sering dicabut-pasang dan kerusakan yang paling

    sering adalah patah kaki IC.

2. Kemungkinan terjadinya salah posisi dalam pemasangan IC sangat besar,

    sehingga IC mudah rusak.

3. Tidak praktis karena harus selalu mercabut pasang IC.

4. Downloader-nya agak sulit untuk dibuat sendiri, terutama didaerah yang

    fasilitasnya kurang, tetapi jika membeli harganya relative mahal.

C. Bahasa Pemrograman Mikrokontroler

    Secara umum, bahasa yang digunakan untuk pemrogramannya adalah bahasa

tingkat rendah, yaitu bahasa assembly. Setiap mikrokontroler memiliki bahasa-

bahasa pemrograman yang berbeda. Karena banyak hambatan dalam penggunaan

bahasa assembly, banyak berkembang komputer atau penerjemah untuk bahasa

tingkat tinggi. Untuk MCS-51, bahasa tingkat tinggi yang banyak dikembangkan

antara lain BASIC, Pascal, dan bahasa C.

D. Mikrokontroler AT89S51

    Mikrokontroler AT89S51 memiliki fitur, diantaranya:

1. Kompatibel dengan produk MCS-51

2. 8 kbyte in system programmable flash memory



                                        6
3. Dapat deprogram sampai 1000 kali pemrograman

4. Tegangan kerja 4.0 – 5.5 v

5. Beroperasi antara 0.33 Mhz

6. Tiga tingkatan program memori lock

7. 256 x 8 bit RAM internal

8. 32 saluran I/O

9. Tiga buah timer / counter 16 bit

10. Delapan buah sumber interupsi

11. Saluran UART serial Full Duplex

12. Mode low-power Idle dan power-down

13. Interupt recovery dari mode power-dow

14. Wtchdog timer

E. Konfigurasi Pin AT89S51

    AT89S51 mempunyai 40 kaki digunakan untuk keperluan port parallel.

Setiap port terdiri atas 8 pin, sehingga terdapat 4 port, yaitu port 0, port 1, port 2,

dan port 3. Konfigurasi pin akan ditunjukan pada gambar dibawah ini.




                                          7
Gambar 1. Konfigurasi Pin AT89S51



Fungsi bebrapa pin AT89S51

1. VCC

Dihubungkan ke sumber tegangan +5V.

2. GND

Dihubungkan ke Ground

3. RST

Mengembalikan kondisi kerja mikrokontroler pada posisi awal. Pin ini harus

diberi logika 1 selama 2 siklus mesin untuk mengaktifkannya.




                                       8
4. ALE /PROG

Pulsa output ALE akan low byt eselama mikrokontroler melakukan pengaksesan

ke memori eksternal. Pin ini berfungsi pula sebagai input pulsa program selama

Flash Programing. Pada operasi normal, ALE megelurkan nilai konstan 1/16

frekuensi osilator. Satu pulsa ALE dilewati setiap akses ke memori data eksternal.

Jika mengoperasikan ALE, mikrokontroler dapat di-sable oleh setting bit 0 dari

SFR dengan lokasi BEH.

5. EA/ Vpp

External Access Enable atau EA harus dihubungkan ke Vcc untuk mengeksekusi

program internal. Untuk mengakses memori eksternal, EA harus dihubungkan ke

ground.

6. PSEN

Program Store Enable adalah membaca strobe ke memori program eksternal.

Ketika AT89S51 mengeksekusi kode dari program memori eksternal. PSEN

diaktifkan dua kali setiap mesin bekerja.

7. XTAL1

Input kepenguat inverting ocilator dan masukan ke rangkain clock ineternal.

8. XTAL 2

Out put dari penguat inverting osilator.




                                            9
F. Pengorganisasian Memori

    Semua perangkat MCS-51 memiliki ruang alamat tersendiri untuk

memrogram memori dan data memori. Pemisahan program dan data memori

memungkinkan pengaksesan data memori dan pengalamtan 8 bit, sehingga dapat

langsung disimpan dan dimanipulasi oleh mikrokontroler dengan kapasitas akses

8 bit. Namun, untuk pengaksesan data memori dengan alamat 16 bit, kita harus

terlebih dahulu register DPTR(Data Pointer).

Program memori hanya dapat dibaca (diletakan pada ROM / EPROM).

    Untuk membaca program             memori eksternal, mikrokontroler akan

mengirimkan sinyal PSEN (Program Stoer Enable). Sebagai data memori

eksternal, kita dapat mnenggunakan RAM eksternal (maksimun 64 Kbyte).

    Dalam pengaksesan, mikrokontroller akan mengirimkan sinyal RD (Read

yaitu melakukan pembacaan penulisan data ) WR (Write yaitu opoerasi penulisan

data ). Bila memerlukan, program memori dan eksternal data dapat

dikombinasikan dengan menyatukan sinyal RD dan PSEN ke dalam input gerbang

AND dan menggunakan output dari gerbang sebagai sinyal read (baca) untuk

program memori atau eksternal data.




                                       10
MEMORI PROGRAM                              MEMORI
        (HANYA DI BACA)                              DATA
                                                    (BACA /
        EKSTERNAL                                    TULIS)

FFFFH                                                 INTERNAL
                                         FFH



            0000H
  EA = C
EKSTERNAL             EKSTERNAL



                                          00H


                                       FFFFH
 PSEN




                                                     EKSTERNAL




                                       0000H
                                                              WR
                                                RD




                    Gambar 2. Struktur Memori MCS-5

                      (Didin Wahyudin, 2006 : 11)




                                  11
G. Memori Program

    CPU akan memulia eksekusi program dari lokasi alamat 0000H setelah reset.

Seperti terlihat pada gambar ini , setiap instruksi mnendapatkan lokasi sendiri

pada memori program (aturan dikenal sebagai interrupt vektor). Sebuah interupsi

akan menyebabkan CPU melompat ke lokasi interupsi yang bersangkutan, yaitu

letak subrutin layanan interupsi, kemudian mengeksekusinya.




                                                      (0033H)
     Timer 2                                          0028H
     Port Serial                                      0023H
     Timer 1          LOKASI                          0018H
     Interupsi      INTERUPSI                         0013H       8 BITS
     Eksternal                                        0006H
     Timer 0                                          0003H
     Interupsi 0                reset                 0000H




                            Gambar 3. Memori Program

                             (Didin Wahyudin, 2006: 12)

    Lokasi layanan interupsi menempati lokasi-lokasi dengan jarak 8 byte: 0003H

untuk interupsi eksterenal, 000BH untuk timer 0, 0013H untuk inbterupsi

eksternal 1, 001BH untuk timer 1, dan seterusnya. Jika suatu rutin layaman

interupsi sangat pendek (kurang datri 8 byte ), maka seluruh rutin akan bisa

disimpan pada lokasi interupsi, tetapi jiuka lebih dari 8 byte, maka harus

digunakan suatu perintah lompat kelokasi rutin interupsi yang terletak pada lokasi

yang telah ditentukan.




                                        12
Alamat-alamat yang paling bawah dari memori program dapat berada dalam

flash on chip maupun memori eksternal, tergantung pada pengkabelan pada pin

EA atau eksternal akses ke Vcc (akses internal) atau Gnd (akses eksternal). Pada

Mikrokontroler AT89S51 (dengan flash sebesar 8 K byte ), jika EA = Vcc, maka

lokasi 000H hingga 1FFFH menempati memori internal, sedangkan lokasi 200H

hingga FFFH menempati memori eksternal.

    Jika EA = Gnd, maka semua pengambilan instruksi langsung dilakukan pada

memori    eksternal.   Untuk   pengambilan    program    eksternal,   kita   dapat

menggunakan tanda baca PSEN , sedangkan pengaksesan instruksi pada memori

internal tidak menggunakan PSEN.

    Gambar di bawah ini memperlihatkan suatu konfigurasi perangkat keras yang

menggunakan EPROM eksternal. Port 0 dan port 2 dihubungkan dengan EPROM

sebagai bus data dan bus alamat. Port 0 menjadi multipleks untuk alamat dan data.

Port 0 mengirimkan byte bawah program COUNTER sebagai suatu alamat,

kemudian, port akan berada pada keadaan mengambang (floating) karena

menunggu kode byte dari memori program. Selama waktu byte bawah program

COUNTER valid (benar) pada port 0, sinyal ALE dikirimkan , sehingga byte

bawah program COUNTER akan dikunci (latch). Sementara itu, port 2

mengirimkan byte atas program counter. Kemudian, PSEN mengirimkan sinyal ke

EPROM dan mikrokontroler unruk membaca byte kode. Panjang alamat memori

program selalu 16 bit, tetapi jum;ah memori yang digunakan bisa kurang dari 64

K byte.




                                       13
MEMORI
                MCS-51                                      PROGRAM
                                                           EKSTERNAL
           P1            P0                                INSTR

                         EA



                     ALE
                                                 LATCH     ADDR



                    PSEN                                   OE




                  Gambar 4. Eksekusi Memori Program Eksternal


                              (Didin Wahyudin, 2006: 13)

H. Memori Data

    Gambar ini menunjukkan konfigurasi perangkat keras pada saat mengakses

    RAM eksternal bila kapasitas memori yang dibutuhkan lebih dari 2 K byte.

Dalam hal ini, CPU mengeksekusi program dari ROM internal. Port 0 berfungsi

sebagai bus alamat atau data (bersifat multiplexer) terhadap RAM. Kemudian, 3

buah jalur dari port 2 digunakan untuk pemilihan halaman RAM (RAM page).

CPU mengaktifkan sinyal RD dan WR berdasarkan kebutuhannya selama

pengaksesan RAM eksternal.




                                         14
MEMORI
               MCS-51                                         PROGRAM
                                                             EKSTERNAL
          P1            P0                                  DATA

                             VCC
                        EA


                                                             ADDR
                       ALE
                                                    LATCH



                                             PAGE BITS
          RD     P3

         WR           P2
                                       I/O
                                                               WE OE




                      Gambar 5. Pengaksesan Memori Data Eksternal

                              (Didin Wahyudin, 2006: 14)



    Data memori eksternal dapat mencapai 64 KB. Pengalamatan data memori

eksternal ada yang memerlukan lebar cukup 1 byte atau dengan 2 byte.

Pengalamatan dengan 1 byte sering digunakan asalkan satu atau lebih jalur I / O

digunakan untuk memilih RAM page, seperti yang terlihat pada gambar.

Sebaliknya, pengalamatan 2 byte digunakan dengan catatan port 2 digunakan

untuk mengirim high address byte (byte alamat atas).




                                             15
FFH                                                 FFH
                DIAKSES HANYA             PENGAKSESAN
    UPPER       DENGAN INDIRECT           DENGAN DIRECT
     128        ADDRESSING                ADDRESSING


          80H                                                 80H
          7FH   DIAKSES DENGAN
                DIRECT MAUPUN
                                             SPECIAL
                INDIREST
   LOWER                                     FUCTION
                ADDRESSING
     128                                     REGISTER
            0

                       Gambar 6. Data Memori Internal

                         (Agfianto Eko Putra;2002: 6)



    Data memori internal dibagi menjadi beberapa bagian seperti pada gambar.

Memori internal dibagi menjadi 3 blok yang secara umum dibedakan menjadi

lower 128, upper 128 dan ruang Special Fucntion Register (SFR).

    Lebar alamat data memori internal selalu sebesar 1 byte, sehingga kapasitas

maksimum sebuah alamat data adalah 256 byte. Namun demikian, mode

pengalaman untuk internal RAM dapat diakomodasikan menjadi 384 byte dengan

sedikit trik. Pengalamatan langsung yang lebih tinggi dari 7 FH akan mengakses

blok memori berbeda. Gambar 6 menunjukkan bagaimana upper 128 dan ruang

SFR menggunakan blok yang sama pada pengalamatan 80H sampai FFH,

walaupun secara fisik keduanya terpisah




                                      16
7FH



                                     2FH                     RUANG
                                                         PENGALAMATAN




                                              8 REGISTER (R0-R7)
                              20H
     BIT PEMILIH                     1FH




                                                 4 BANK DARI
    BANK REGISTER        11 18H
      PADA PSW                        17H
                         10 10H
                                     0FH
                         01 08H
                                     07H
                         00 0
                                               STACK
                                              POINTER
                                             SAAT RESET

                         Gambar 7. Blok Lower 128

                         (Didin Wahyudin, 2006: 16)



    Blok lower 128 selalu tersedia pada semua piranti MCS-51 seperti terlihat

pada gambar diatas. Lokasi di bawah 32 byte dikelompokkan menjadi 4 buah

bank dari 8 register. Program instruksi mengenalnya sebagai R0 sampai R7. dua

bit dalam PSW (Program Status Word) dipakai untuk memilih bank-bank yang

akan digunakan. Akibatnya, penggunaan pengkodean akan lebih efisien sebab

dengan menggunakan cara demikian, kita akan mendapatkan instruksi yang lebih

pendek daripada dengan menggunakan Direct Addresing (pengalamatan langsung)

(Didin Wahyudin; 2006;16 ).




                                     17
FFH       BIT NOT
                                 ADDRESSABLE


                                   Dapat digunakan sebagai ruang
                                  STACK pada piranti dengan RAM
                                             256 byte




               80H




                          Gambar 8. Blok Upper 128

                         (Didin Wahyudin, 2006: 17)

    16 byte berikutnya di atas bank register adalah ruang memori yang bersifat

bit-addressable (dapat dialamati per bit). Pada instruktion Set MCS-51 terdapat

instruksi-instruksi yang dapat mengolah bit tunggal dan sebanyak 128 bit pada

area dapat diakses secara langsung dengan menggunakan instruction set. Bit yang

dapat diakses langsung adalah daerah dari 00H sampai 7FH. Semua daerah dalam

lower 128 dapat diakses secara direct maupun indirect addressing (pengalamatan

langsung maupun tidak langsung). Sebaliknya, upper 128 dari RAM tidak

digunakan pada 8051, tetapi menggunakan RAM lain dengan kapasitas 256 byte.

    Tabel di bawah ini menunjukkan ruang SFR (Spesial Function Register).

Dalam ruang SFR, ada port latch, timer, kontrol peripheral dan lain-lain. Kita

dapat mengakses register-register hanya dengan menggunakan dirrect addressing.

Secara umum, seluruh keluarga MCS-51 memiliki ruang SFR sama dengan 8051.

kemudian SFR diletakkan pada alamat yang sama. Kita dapat melakukan

pengalamatan sebanyak 16 alamat pada ruang SFR, baik pengalamatan bit



                                      18
maupun byte. SFR yang bersifat bit addressable adalah alamat-alamat yang

berakhir dengan 000B. Bit yang dialamatkan pada daerah ini mulai 80H sampai

FFH.

I. SFR (Special Function Register)

    SFR pada mikrokontoler dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Setiap FSR

pada mikrokontoler AT89S51mempunyai alamat masing-masing sebagai berikut :

                      Tabel 1. Special Function Register



     Macam SFR              Alamat                         Fungsi

 Accumulator          E0H                 Menyimpan data sementara

 Register B           F0H                 Operasi perkalian dan pembagian

 Program Status       D0H                 Informasi statuus program

 Word (PSW)

 Stack Pointer        81H                 Menyimpan dan mengambil data dari

                                          atau ke stack

 Data Pointer         83 H dan 82H        Menampung data 16 bit

 Port 0, 1, 2 dan 3   80H, 90H, A0H       Menyimpan data yang akan dibaca

                                          atau ditulis dari atau ke port

 Serial Data Buffer   99H                 Sebagai register penyangga penerima

                                          atau pengirim

 Timer Register       8CH dan 8AH         Merupakan register-register

                                          pencacah 16 bit untuk masing-

                                          masing timer 0, 1 dan 2


                                     19
Capture Register        CBH dan CAH        Menyimpan nilai isi ulang



J. Mode-mode Pengalamatan

1. Pengalamatan Langsung (Direct Addressing)

    Dalam pengalamatan langsung pemindahan-pemindahan data ditentukan

berdasarkan alamat 8 bit (1 byte) dalam suatu intruksi. Hanya RAM data SFR

yang dapat diakses secara langsung.

2. Pengalamatan Langsung (Indirect Addressing)

    Dalam pengalamatan tidak langsung, instruijsi menentukan suatu register

yanag digunakan untuk menyimpan alamat operan. RAM internal maupun

eksternaal dapat diakses secrara tidak langsung. Register alamt untuk alamat-

alamat 8 bit bisa menggunakan Stackm Pointer atau R 0 atau R1 dari bank register

yang dipilih. Sebaliknyan alamat 16 bit hanya bisa menggunakan register pointer

data 16 bit atau DPTR.

K. Port Parallel

1. Port 0

    Port 0 adalah port I/O 8 bit jalur bidirectional terbuka. Sebagai sebuah port

out put, masing-masing pin dapatr memasukan 8 bit input TTL. ‘1’ ditulis ke pin

port 0, maka pin dapat digunakan sebagai input impendansi tinggi.

    Port 0 bisa pula dikonfigurasikan pada multiplexed low oeder adrress/data

bus sealama akses ke program eksternal dan memori data. Pada mode demikian, P

0 mempunyai Pull up internal.




                                       20
Port 0 menerima kode byte selama Flash Programing dan memerlukan Pull

up eksternal selama program Vertification.

2. Port 1

    P 1 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan pull up ineternal. Port 1 output

buffer dapat menjadi sumber 4 TTL input. Ketika ‘1’ ditulis ke port 1, pin di-pull

high oleh pull up internal dan dapat digunakan sebagai input. Sebagai input, pin

port 1 yang secara eksternal di-pull low akan menjadi sumber arus (Iµ) karena

berasal dari pull up internal. Port 1 pun menerima low order addres byte selama

Flash Programing dan Verification.

    Port 1 memiliki pula fungsi lain yaitu:

a. P1.0 : external input counter/timer 2

b. P1.1 : T2EX (Timer/conter 2 capture/reload tringger/direction control)

c. P1.5 : MOSI (digunakan untuk in system programing )

d. P1.6 : MISO (digunakan untuk in system programing)

e. P1.7 : SCLK (digunakan untuk in system programing)

3. Port 2

    Port 2 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan pull up internal. Out put

buffer port 2 dapat menjadi 4 sumber TTL input. Ketika ‘1’ ditulis ke port 2, pin

dapat di-pull high oleh pull up internaldan dapat digunakan sebagai input. Sebagai

in put, pin port 2 yang secara eksternal di-pull low akan menjadi sumbver (Iµ)

karena berasal dari pullup internal.

    Keluaran port 2 high order addres byte selama pengambilan memori program

eksternal dan selama akses ke memori data eksternal menggunakan 16 bit addres



                                        21
(MOVX@DPTR). Pada aplikasi ini, port menggunakan pull up internal yang kuat

ketika mengeluarkan ’1’. Selama akses ke memori data eksternal yang

menggunakan 8 bit addres (MOVX@R1), port 2 mengeluarkan isi port 2 Special

Finction Register. Port 2 pun selama Flash Programming dan Verification.

4. Port 3

    Port 3 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan internal pull up. Out put

buffer port 3 dapat menjadi sumber 4 TTL input. Ketika ’1’ ditulis ke port 3, pin

di-pull high oleh internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Sebagai

input, pin port 3 yang di-pull low sumber arus (Iµ) karena adanya pull up internal.

    Port 3 menyediakan keistimewaan berbagai fungsi spesial yaitu:

a. P3.0 : RXD (Serial Input Port)

b. P3.1 : TXD (Serial Output Port)

c. P3.2 : 1NT0(Eksternal Interupt 0)

d. P3.3 : 1NT1(Eksternal Interupt 1)

e. P3.4 : T0 (Timer 0 Eksternal Input)

f. P3.5 : T1 (Temer 1 Eksternal Input)

g. P3.6 : WR(Eksternal Data Memori Write Strobe)

h. P3.7 : RD(Eksternal Data Memori Read Strobe)

    Port 3 menerima pula beberapa sinyal control untuk Flash Programming dan

Verification.




                                         22
L. Port Serial

    Mikrocontroler AT89X51 telah dilengkapi perangkat komunikasi serial.

Untuk mengaktifkan dan mengkofigurasikannya, pemrogram harus mengakses

register SCON dan bit SMOD (bit ke 7 pada register PCON).

1. Mode 0

Bekerja sebagai sarana komunikasi data seri sinkron, data seri dikirim dan

diterima melalui kaki RxD, sedangkan kaki TxD dapat dipakai untuk menyalurkan

clock yang diperlukan komunikasi data sinkron. Data ditransmisikan per 8 bit

dengan kecepatan transmisi data(baud rate) tetap sebesar ½ frekuensi kerja AT

89X51.

2. Mode 1

Mode 1 dan 2 mode berikutnya merupakan sarana komunikasi seri asinkron. Data

seri dikirim melalui kaki TxD dan diterima kaki RxD. Data ditransmisikan per 10

bit yang terdiri atas 1 bit start (’0’), 8 bit data, dan 1 bit stop (’1’). Kecepatan

transmisi data (baud rate) ditentukan lewat timmer 1 yang bisa diatur untuk

berbagai kaecepatan.

3. Mode 2

Data seri dikirim melalui kaki TxD dan diterima dari kaki RxD. Data

ditransmisikan per 11 bit, terdiri atas 1 bit start (’0’), 8 bit data, 1 bit data

tambahan (bit ke-9), dan 1 bit stop (’1’). Kecepatan transmisikan data (baud rate)

hanya dapat dipilih 1/32 atau 1/64 frekuensi AT89X51.

4. Mode 3




                                            23
Data seri dikirim melalui kaki TxD dan diterima dari kaki RxD. Data

ditransmisikan per 11 bit pula. Sesungguhnya, mode 2 dan mode 3 sama persis.

Perbedaannya adalah kecepatan transmisi data (baud rate) mode 3 ditentukan

lewat timmer 1, yang bisa diatur untuk berbagai kecepatan, persis sama dengan

mode 1.

Fasilitas Timer / Counter

Alamat T2CON = 0C8H                               nilai reset = 0000 000B

Bit addressable



  TF2      EXF2       RCL:K      TCLK            EXEN       TR2           C/T2        CP/RC2

   7          6          5            4            3            2             1          0



                  Tabel 2. T2 CON Timer / Counter 2 Control Register



  Simbol                                         Fungsi

   TF2      Timer2 overflow flag: aktif jika timer 2 overflow dan harus di-reset

            melalui softwere. TF 2 tidak akan set jika RCLK atau TCLK = 1

  EXF2      Timer2 external flag akan set jika ada transisi negative pada T2EX

            dan EXEN = 1. Jika interupsi timer2 diaktifkan, maka EXF2 =1

            akan menyebabkan CPU menjalankan rutin interupsi. EXF2 harus

            di-clear secara software.

  RCLK      Receive clock enable. Jika set, maka akan menyebabkan serial port

            menggunakan       pulsa       overflow     timer2       sebagai       sumberclock


                                            24
penerimannya pada mode 1dan 3. Jika tidak, maka serial port

            menggunakan timer 1.

  TCLK      Transmit clock enable. Jika set, maka akan menyebabkan port serial

            menggunakan pulsa overflow timer2 sebagai sumber clock

            pengirimannya pada mode 1 dan 3. Jika tidak, maka port serial

            menggunakan timer 1.

 EXEN2      Timer2 external enable. Jika set, maka memperbolehkan capture

            atau reload sebagai hasil transsi negatif pada pin T2EX jika timer2

            tidak di gunakan sebagai sumber clock di port serial.

   TR2      Start / stop kontrol untuk timer2, TR2=1 start timer

  C/T2      Pilihan Timer/Counter pada timer2. C/T2=0 sebagai fungsi timer,

            sedangkan C/T2=1 sebagai external counter (aktif sis rendah).

 CP/ RC2 Pilihan Capture / Reload. CP / RC2 =1 menyebabkan capture terjadi

            jika ada transisi negatif di T2EX jika EXEN 2=1.

Timer2 adalah Timer / Counter 16 bit yang dapat beroperasi sebagai timer

maupun counter. Pemilihan mode Counter / Timer dengan mengatur bit C / T2

pada register T2CON. Timer 2 mempunyai tiga mode operasi, yaitu : Capture,

Reload (up/ down counting), dan baud rate generator. Peilihan modenya dengan

mengatur Register T2 CON pada table dibawah ini.




                                        25
Tabel 3. Pemilihan Mode Timer2

 RCLK+TCLK          CP/ RL2               TR2                Mode

       0                0                  1      16 bit auto-reload

       0                1                  1      16 bit capture

       1                X                  1      Baud rate generator

       X                X                  0      Off



M. Light Dependent Resistor (LDR)

    Light Dependent Resistor atau Photoconductive adalah suatu elemen yang

konduktivitasnya berubah-ubah tergantung dari intensitas berkas cahaya yang

diterima permukaan elemen tersebut merupakan sejenis yang peka cahaya.

Apabila LDR mendapat sorotan sinar, maka akan terlepas sejumlah elektron dari

lintasan-lintasan atomnya elektron bebas. Penambahan jumlah elektron bebas

dalam resistor meningkatkan konduktivitasnya, maka harga tahanannya akan

menurun. Semakin kuat sorotan sinar terhadap LDR semakin kecil pula harga

tahanannya. Dalam rangkaian pintu otomatis, LDR ini dipakai sebagai sensor

cahaya. LDR merupakan sel fotoresistif.

    Sel-sel fotoresistif adalah elemen-elemen yang daya hantarnya merupakan

fungsi dari radiasi elektromagnetik (cahaya) yang masuk. Beberapa bahan jika

disinari atau dikenakan cahaya akan mengalami perubahan tahanan. Biasanya

bahan itu adalah semikonduktor, karena sebagian besar tahanan semikoduktor

sensitive terhadap radiasi elektromagnetik. Pada umumnya jika ada rangkaian

cahaya atau iluminasi akan menyebabkan penurunan harga tahanannya sebaliknya



                                      26
penurunan iluminasi akan menyebabkan kenaikan harga tahanan. Banyak bahan

bersifat fotoresistif sampai tingkat tertentu, akan tetapi yang terpenting secara

komersial adalah cadmium sulfide, germanium dan silicon. Respon spectral dari

sel ini sering digunakan dalam pemakaian dimana penglihatan manusia

merupakan suatu faktor, seperti selaput pelangi otomatis pada alat potret kamera.




                                 Gambar 9. Simbol LDR.




                               Gambar 10. Kontruksi LDR.


                                  (Dedi Rusmadi, 1995: 71)




                                        27
Elemen-elemen dasar dari sebuah sel fotoresistif adalah subtract keramik,

lapisan bahan fotoresistif, electrodametalik untuk menghubungkan alat kesebuah

rangkaian dan sebuah penutup tahan uap atau pembungkus yang melindungi LDR

dari kelembaban.

N. Dekoder Dan Seven Segment

    Dalam perancangan alat ini penulis menggunakan Dekoder dan seven

segment untuk menampilkan hasil dari penghitungan. Decoder adalah suatu

rangkaian logika yang dapat dipergunakan untuk merubah bilangan Biner menjadi

bilangan Desimal. Berdasarkan kegunaannya Dekoder dapat digolongkan atas:

1. BCD to Decimal Dekoder

2. BCD to Seven Segment Dekoder

    Yang akan dijelaskan pada pembahasan disini yaitu tentang BCD to Seven

Segment Dekoder. Dekoder jenis ini dapat dipergunakan untuk mengubah

bilangan Biner dalam Sandi BCD 8421 ke dalam bilangan Desimal yang akan

ditampilkan oleh sebuah penampil Seven Segment (Seven Segment Display).

Penampil Seven Segment ini terdiri dari 7 buah segment yang disusun sedemikian

rupa membentuk angka 8. Tiap- tiap segment tersebut diberi tanda dengan hurup

a, b, c, d, e, f, dan g. Segmen-segmen yang banyak dipakai adalah yang

menggunakan prinsip lampu LED seperti pada gambar dibawah ini.




                                     28
Gambar 11. Light Emitting Dioda




Gambar 12. Decoder BCD to Seven Segment




                     29
Seperti   terlihat pada gambar diatas, Decoder BCD to Seven Segment

mempunyai empat buah input DCBA dan 7 buah output yang diberikan tanda a, b,

c, d, e, f dan g. keempat input DCBA mendapatkam signal yang berasal dari

Counter, sedangkan ketujuh output dihubungkan dengan display Seven Segment

melalui tahanan sebesar 150 Ohm.




                                    30
BAB III

               PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

A. Umum

    Didalam merancang alat penulis menginginkan ketika ada orang yang

melintas melewati pintu yang dipasangi sensor LDR maka sensor akan

mengirimkan sinyal ke rangkaian mikrokontroller. Sinyal yang berupa pulsa-pulsa

ini kemudian dicacah oleh mikrokontroller AT89S51 dan dikonversikan menjadi

BCD, sehingga dapat diproses oleh decoder BCD to seven segment. Bit-bit yang

telah dikonversikan kemudian ditampilkan pada seven segment

    Sebelum melakukan pembuatan alat maka langkah awal adalah membuat

suatu rancangan dimana pada perancangan dilakukan pembuatan diagram blok

dan sketsa rangkaian untuk setiap blok dengan fungsi tertentu sesuai dengan

spesifikasi alat yang diharapkan. Kemudian setiap blok dihubungkan sehingga

membentuk sistem dari alat yang diharapkan. Pada perancangan dilakukan juga

pemilihan komponen dan perhitungan nilai komponen agar alat dapat bekerja

dengan baik.




       .




                                      31
B. Langkah - langkah Pembuatan Alat

    Dalam merancang/membuat alat, terlebih dahulu membuat diagram blok alat

tersebut. Dibawah ini adalah gambar diagram blok


                               MOTOR 1
                                                        MOTOR 2



  SENSOR
  MASUK                                                     SENSOR
                          CONTROLLER                        KELUAR
                            MCS - 51


   SEVEN
  SEGM EN




                                            CATU DAYA




                         Gambar 14. Diagram Blok Alat

  Keterangan Diagram:

1. Board controller MCS-51 memakai IC AT89S51, berfungsi sebagai

    pengendali logika dan pengolah data.

2. Sensor 1 (Pintu masuk) untuk mendeteksi gerakan sebagai tanda ada yang

    lewat pada Pintu masuk

3. Sensor 2 (Pintu keluar) untuk mendeteksi gerakan sebagai tanda ada yang

    lewat pada pintu keluar.

4. Motor 1 untuk menggerakkan pada pintu masuk.

5. Motor 2 untuk menggerakkan pada pintu keluar.

6. Peraga 3 x 7 Segment berfungsi untuk melihat berapa jumlah orang yang

    lewat atau terdeteksi. Batas maximum yang lewat 50.


                                       32
7. Catu Daya.

Setelah merancang alat tersebut selanjutnya membuat alur proses pembuatan

alat/alur pembuatan alat. Untuk lebih mudah megetahui proses pembautan,

perhatikan alur gambar dibawah ini.

Alur Manufakturing

                                      Mulai

                                  Studi Pustaka

                               Persiapan Perancangan
                                     Hardware


    Pembuatan      Pembuatan                         Pembuatan    Pembuatan
    Rangkaian      Rangkaian                         Rangkaian    Rangkaian
    Catu Daya        LDR                               Seven     Microcontrol


    Pengujian      Pengujian                         Pengujian    Pengujian
    Rangkaian      Rangkaian                         Rangkaian    Rangkaian
    Catu Daya        LDR                               Seven     Mikrokontroll



                                Koneksi Rangkaian
                                    Ke Port
                                 Mi         ll

                               Persiapan Perancangan
                                      Software

                               Pembuatan Software
                               dengan menggunakan
                                Program Bahasa C


                               Download Program ke
                                 dalam Rangkaian




                                    Pengujian
                                       alat
                                   k l h

                                     Y
                                   Penyusunan
                                    Laporan


                                      Selesai


                   Gambar 15. Diagram alur perancangan alat



                                                33
C. Pembuatan Miniatur Gedung

    Miniatur gedung terbuat dari triplek, yang dibentuk persegi panjang dengan

diatas terbuka. Replikasi gedung itu terdiri dari dua pintu, pintu masuk dan keluar.

Pintu yang digunakan adalah pintu geser. Sensor 1 dipasang pada pintu masuk,

dan sensor 2 dipasang pada pintu keluar dan diatas kanan dipasang tampilan seven

segment untuk mengatahui berapa yang jumlah orang. Ukuran gedung panjang: 42

cm, lebar: 40cm, tinggi: 23cm. Sedangkan ukuran pintu masuk dan keluar sama

adalah yaitu panjang lebar: 6,5 cm, tinggi: 10 cm




                                  6,5 cm

                       23 cm           10 cm

                                                       42 cm
                                   40 cm




                               Gambar. 16 Miniatur Gedung

D. Pembuatan Catu Daya

    Proses pembuatan catu daya dilakukan awal biar labih mudah merangkaianya.

Kebutuhan catu daya untuk keseluruhan rangkaian adalah sekitar 5 VDC karena

rangkaian bekerja pada format TTL sehingga catu daya yang dibuat harus

mempunyai tegangan output 5 VDC. Adapun rangkaian catu daya ditunjukkan

seperti pada gambar berikut




                                           34
12VDC
                                UNREG         IC1 LM7805C VCC
                      D1                          /TO220 5VDC
                                             1            3
        AC                                     IN    OUT
        IN            1N4001
           3                                R1      GND
           2                      C1
           1          D2
           J2                               D3      2

                      1N4001
                                            LED




                       Gambar 17. Rangkaian Catu Daya

    Karena mikrokontroler AT89S51 dan komponen lainnya terutama IC

membutuhkan catu daya yang stabil pada 5 VDC maka digunakan IC regulator

yang akan menstabilkan tegangan keluaran pada 5 VDC yaitu IC 7805 yang

banyak tersedia dipasaran dengan harga yang cukup murah. D1 dan D2 berfungsi

sebagai penyearah sementara C1 sebagai filter untuk menekan ripple yang terjadi.

Sementara sebagai indikator catu daya sedang aktif maka dipasang LED D3

dengan pembatas arus LED oleh R1 yang akan menyala jika catu daya aktif.




                                       35
E. Rangkaian Sensor LDR

    Sensor LDR ini dipasang pada pintu masuk dan pintu keluar gedung.

Rangkaian ini berfungsi untuk mendeteksi orang yang lewat dimana cara kerja

rangkaian ini adalah dengan memancarkan cahaya kemudian diterima oleh

penerima dan jika ada yang melewati antara pemancar dan penerima maka cahaya

LDR akan terhalang sehingga tidak sampai di penerima.


                                                                     5VDC


                           12VDC
                                                                         470


         1K     10K    1K
                                         7
                                         5




                                              CA3140
                                 3
                                         +
                                                  6             LED
                                 2
                                         -
                                                               BD 139          OUT1
                       20K
                                         4
                                         8
                                         1




                                                        4K7
  LED          LDR


                                                                  5VDC


                       12VDC
                                                                        470


        1K     10K    1K
                                     7
                                     5




                                             CA3140
                             3
                                     +
                                              6                LED
                             2
                                     -
                                                              BD 139           OUT2
                      20K
                                     4
                                     8
                                     1




                                                       4K7
LED           LDR




                       Gambar 18. Gambar Driver LDR




                                              36
Didalam rangkaian LDR dari sensor cahaya diubah menjadi logic, logic

terbagi menjadi 2 yauitu logic 0 dan logic 1, setelah itu disalurkan ke

microcontroller diolah dan di tampilkan diseven segment. Pada alat penghitung

orang masuk diatas sensor LDRnya ada dua, yaitu di pintu masuk dan pintu

keluar. Untuk lebih jelas nya gambar dibawah ini.




      SENSOR                                         SENSOR

                 PINTU            RUANGAN                      PINTU
                 MASUK                                        KELUAR




                   Gambar 19. Ruangan yang di pasang sensor

F. Seven Segment

    Seven segmen yang digunakan disini adalah seven segment 3 digit. Tapi yang

di tampilkan hanya 2 digit. Karena maksimal orang yang masuk hanya 50 orang.

Dalam perancangan alat ini penulis menggunakan Dekoder dan seven segment

untuk menampilkan hasil dari penghitungan. Tampilan seven segment terpasang

pada kanan atas. Terlihat pada gambar dibawah ini.




                                       37
Seven Segment 3
                            digit




                              6,5 cm


                                                    Sensor LDR

               10 cm




                       Gambar.20 Gedung tampak dari depan.

G. Rangkaian Mikrokontroler AT 89S51

    Rangkaian ini merupakan jantung rangkaian keseluruhan yang akan

mengolah data dari 10 sinyal yang masuk secara bergantian kemudian data

tersebut dikirimkan ke PC. Sebagai pengendali digunakan IC mikrokontroller

AT89C51 yang mempunyai banyak kemudahan antara lain bahasa pemrograman

yang mudah dipelajari, sudah mengandung 4 Kbyte flash memori, RAM 128 byte,

32 jalur I/O, dua timer 16 bit, 5 vektor interupsi 2 level, port serial 2 arah,

rangkaian detak (clock).Disamping itu harga IC tersebut cukup murah dan banyak

tersedia dipasaran. Rangkaian lengkap mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan

pada gambar.




                                         38
5V




                                                1
                                   C
                                                    R array 10K

           SEVEN SEGMENT
                                                            AT89S51                    SEVEN SEGMENT




                                   9
                                   8
                                   7
                                   6
                                   5
                                   4
                                   3
                                   2
                                                    39                            21
                           1                        38    P0.0/AD0     P2.0/A8    22        1
                           2                        37    P0.1/AD1     P2.1/A9    23        2
                           3                        36    P0.2/AD2    P2.2/A10    24        3
                           4                        35    P0.3/AD3    P2.3/A11    25        4
                           5                        34    P0.4/AD4    P2.4/A12    26
                           6                        33    P0.5/AD5    P2.5/A13    27
                           7                        32    P0.6/AD6    P2.6/A14    28            BUZZER
                           8                              P0.7/AD7    P2.7/A15
                                                     1                            10
                                       1             2    P1.0       P3.0/RXD     11        1
                                       2             3    P1.1        P3.1/TXD    12        2
                     LIMIT SWITCH      3                  P1.2       P3.2/INTO              3    DRIVER MOTOR
                                                     4                            13
                                       4             5    P1.3       P3.3/INT1    14        4
                                                     6    P1.4         P3.4/TO    15
                           LDR 1                     7    P1.5          P3.5/T1   16
                                   2                 8    P1.6        P3.6/WR     17
                                                          P1.7         P3.7/RD
                               12MHz                19                 29
                                                    18 XTAL1      PSEN
                                                     9 XTAL2           30
          5V                                           RST    ALE/PROG
                 2x 33pF                            31
                                           5V          EA/VPP
                                                    40
  RESET                                                VCC
                10uF




               10K




                     Gambar 21. Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

    Data dari port 0 akan diolah lebih lanjut dengan mengelompokannya untuk

jalur tertentu ( 10 jalur ), kemudian data terswbut dikirimkan secara serial melalui

pin TXD dan akan menerima sinyal dari PC bahwa data telah sampai melalui pin

RXD.

    Agar mikrokontroller dapat mengekskusi program dari awal program                                     (

alamat 00H ) maka mikrokontroller akan direset secara otomatis saat catu daya

pertama kali dihidupkan dimana untuk resat otomatis ini dilakukan oleh C8 dan



                                                     39
C9 ( Power On Reset ). Dengan cara ini maka reset akan berlangsung secara

otomatis, namun demikian reset manual tetap diperlukan untuk keadaan tertentu

misalnya untuk memulai kembali program dari awal tanpa harus mematikan catu

daya. Prinsip kerja dari reset otomatis ini adalah proses pengisian dan

pengosongan C8 dimana pin reset membutuhkan logika high. Pada saat catu daya

dihidupkan maka C8 mulai diisi sementara pada pin reset belum ada tegangan.

Setelah C8 penuh maka tegangan dari C8 akan menyulut pin reset high sehingga

terjadi reset. Pada saat catu dimatikan maka akan berlangsung pengosongan C8

melalui R9 sehingga saat catu dihidupkan kembali maka akan terjadi lagi proses

pengisian sehingga terjadi reset kembali

    Agar mikrokontroller dapat bekerja maka dibutuhkan suatu rangkaian osilator

sebagai sumber clock dan dalam hal ini digunakan osilator internal yang sudah

ada dalam mikrokontroller AT89S51, tinggal dihubungkan dengan sebuah kristal

Dalam hal ini kristal yang digunakan adalah 11.0592MHz agar mikrokontroller

bekerja dengan kecepatan maksimum. C9 dan C10 merupakan penstabil clock dan

merupakan saran atau rekomendasi dari pabrik pembuat ATMEL Prinsip kerja

dari mikrokontroller ini sesuai dengan program yang dibuat sehingga penjelasan

menyeluruh dijelaskan bersama dengan diagram alir atau flowchart program yang

dibuat pada sub pembahasan perancangan software.




                                       40
5VDC


                                                             12VDC
                                                                                                                       470


                                         1K       10K     1K




                                                                              7
                                                                              5
                                                                                       CA3140                                                                                                                                      5VDC            5VDC              5VDC
                                                                      3
                                                                              +
                                                                                           6                  LED
                                                                      2
                                                                              -
                                                                                                             BD 139
                                                            10K




                                                                              4
                                                                              8
                                                                              1
                                                                                                     4K7
                                 LED             LDR
                                                                                                                                                                                      5VDC
                                                                                                                 5VDC




                                                                                                                                                                                      16
                                                                                                                                                                                                                 7 X 180
                                                                                                                                                                                                        13




                                                                                                                                                                                       VCC
                                                                                                                                                                                                 OUTA
                                                            12VDC
                                                                                                                                                                         4                              12
                                                                                                                      470                                                    BI/RBO              OUTB
                                                                                                                                                                   1K    5
                                                                                                                                                                             RBI                 OUTC
                                                                                                                                                                                                        11

                                                                                                                                                                         3                              10
                                        1K       10K    1K                                                                                                         1K        LT                  OUTD
                                                                                      CA3140




                                                                          7
                                                                          5
                                                                                                                                                                         7                              9
                                                                  3                                                                                                      1   INA                 OUTE
                                                                          +                                  LED                                                   1K        INB
                                                                                       6                                                                                 2                              15
                                                                  2                                                                                                      6   INC                 OUTF
                                                                          -                                                                                                  IND
                                                                                                                                                                   1K                                   14




                                                                                                                                                                                       GND
                                                                                                                                                                                                 OUTG
                                                                                                           BD 139
                                                        10K

                                                                          4
                                                                          8
                                                                          1
                                                                                                                                                                                                 74LS47




                                                                                                                                                                                      8
                                                                                                4K7
                                 LED             LDR

                                                                                                                                                                                      5VDC

                                                                                                                                                                                                                         7 X 180




                                                                                                                                                                                      16
                                                                                                                                                                                                          13




                                                                                                                                                                                           VCC
                                                                                                                                                                                                 OUTA
                                                                                                                                                                         4                                12
                                                                                                                                                                             BI/RBO              OUTB
                                                                                                                                                                    1K   5
                                                                                                                                                                             RBI                 OUTC
                                                                                                                                                                                                          11

                                                                                                                                                                         3                                10
                                                                                                                                                                   1K        LT                  OUTD
                                                                                                                                                                         7                                9
                                                                                                                                                                         1   INA                 OUTE
                                                                                  5VDC                                                                             1K        INB
                                                                                                                                                                         2                                15
                                                                                                                                                                         6   INC                 OUTF
                                                                                                                                                                             IND
                                                                                                                                                                    1K                                    14




                                                                                                                                                                                           GND
                                                                                                                                                                                                 OUTG
                                                                                  1
                                                        C




                                                                                       R array 10K                                                                                               74LS47




                                                                                                                                                                                      8
                                                        9
                                                        8
                                                        7
                                                        6
                                                        5
                                                        4
                                                        3
                                                        2




                                                                                                                                                                                      5VDC
                                                                                                               AT89S51
      5VDC                                                                                                                                                                                                               7 X 180




                                                                                                                                                                                      16
                                                                                                39                                  21
                                                                                                38    P0.0/AD0           P2.0/A8    22
                                                                                                      P0.1/AD1           P2.1/A9                                                                        13




                                                                                                                                                                                       VCC
                                                                                                37                                  23                                                           OUTA
                                                                                                36    P0.2/AD2          P2.2/A10    24
                                                                                                35    P0.3/AD3          P2.3/A11    25                                   4                              12
                                                                                                      P0.4/AD4          P2.4/A12                                             BI/RBO              OUTB
                                                                                                34                                  26
                                                                                                33    P0.5/AD5          P2.5/A13    27                             1K    5
                                                                                                                                                                             RBI                 OUTC
                                                                                                                                                                                                        11
10K   10K    10K   10k                                                                          32    P0.6/AD6          P2.6/A14    28
                                                                                                      P0.7/AD7          P2.7/A15                                         3                              10
                                                                                                                                                                   1K        LT                  OUTD
                                                                                                1                                   10
                                                                                                2     P1.0             P3.0/RXD     11                                   7                              9
                                                                                                      P1.1              P3.1/TXD                                         1   INA                 OUTE
                                                                                                3                                   12                             1K        INB
                                                                                                4     P1.2             P3.2/INTO    13                                   2                              15
                                                                                                      P1.3             P3.3/INT1                                         6   INC                 OUTF
                                                                                                5                                   14                                       IND
                                                                                                      P1.4               P3.4/TO                                   1K                                   14




                                                                                                                                                                                       GND
                                                                                                6                                   15                                                           OUTG
              S2                                                                                      P1.5                P3.5/T1
S4    S3            S1                                                                          7
                                                                                                      P1.6              P3.6/WR
                                                                                                                                    16
                                                                                                8                                   17
                                                                                                      P1.7               P3.7/RD
                                                  12MHz                                                                                                                                          74LS47




                                                                                                                                                                                      8
                                                                                                19                                  29
                                                                                                18    XTAL1                 PSEN
                                                                                                      XTAL2
                                 5VDC                                                            9
                                                                                                      RST             ALE/PROG
                                                                                                                                    30
                                                                                                                                                                                                                                                                      12V
                                       2x 33pF                                                  31
                                                                                                      EA/VPP
                                                                          5VDC
                                                                                                40
                                                                                                      VCC
                                                                                                                                                                                                                                                                             1K
                         RESET         10uF

                                                                                                                      12V                V MOTOR                                                                        12V         V MOTOR
                                                                                                                                                                                                                                                                              BUZZER
                                   10k                                                                                                                                                                                                                        4K7

                                                                                                1N4002                      100uF                                                                                         100uF                                     BC 517
                                                                                                                                                                                                   1N4002
                                                                                                                                              RELAY 1                                                                                     RELAY1

                                                                                                       4K7                                                                                                4K7


                                                                                                               BC517                                                                                             BC517




                                                                                                                                                                                                                    12V
                                                                                                                      12V




                                                                                               1N4002                    100uF                                                                                           100uF
                                                                                                                                                                                                  1N4002                                           RELAY 2
                                                                                                                                                        RELAY 2

                                                                                                      4K7                                                                                               4K7


                                                                                                              BC517                                                                                             BC517
                                                                                                                                                   1           2                                                                              1           2



                                                                                                                                                       MOTOR DC2                                                                                  MOTOR DC1




                                                  Gambar 22. Rangkaian Lengkap Simulator Penghitung Orang

                   H. Prinsip Kerja

                             Pada dasarnya alat yang dibuat merupakan sebuah alat penghitung jumlah

                   orang yang memasuki suatu gedung. Pada saat catu daya dihidupkan maka sensor

                   LDR akan mendeteksi orang yang masuk gedung, kemudian sensor akan

                   mengirimkan sinyal ke mikro untuk diproses dan menjumlahkan setiap

                   pendeteksian orang yang masuk. Sebaliknya jika sensor yang ditempatkan pada

                   pintu keluar, maka akan mengirimkan sinyal ke mikro untuk diproses dan


                                                                                                                                                          41
mengurangi hasil penjumlahan orang yang masuk. Apabila ruangan sudah penuh

atau seven segmen menunjukan angka 50 maka tanda alarm akan berbunyi. Alarm

tersebut berupa buzeer yang terpasang pada sebelah kanan atas. Hasil

pendeteksian orang yang ada digedung akan ditampilkan pada seven segmen.

Untuk lebih lanjut perhatikan diagram bolck dibawah ini.




      LDR                  (+1)       Seven Segment
    Ada Sinyal

                                                           Pembalik Putaran Motor
      1             2

     MCS- 51
                                  3            4

                                  7                                       8
                                                Motor




          6
                              5
                                                      9

                        Limit I                            Limit II
                         Open                               Close




                              10


           Gambar. 22 Diagram Proses Kerja Sistem Alat pada Pintu 1




                                       42
LDR                    (-1)       S ev en S egm ent
    A da Sinyal

                                                                 Pem balik P utaran M otor
      1              2

     M C S - 51
                                     3                4

                                     7                                             8
                                                      M otor




            6
                                 5
                                                             9

                         L im it I                               L im it II
                          O pen                                   C lose




                                 10


            Gambar. 23 Diagram Proses Kerja Sistem Alat pada Pintu 2



Keterangan

    Pada diagram proses sistem pada pintu satu. Apabila LDR ada sinyal maka

LDR langsung mengirimkan sinyal ke mikro, setelah diproses dimikro maka akan

ditampilakan diseven segment dan di salurkan ke pembalaik putaran motor,

otomatis sevensegment akan bertambah pada pintu 1, lalu pembalik putaran motor

ke motor, motor akan bergerak maka pintu akan membuka setelah terkena limit

switch langsung mengirimkan ke mikro dan disalurkan kembali ke pembalik

putaran motor dan mengerakan motor maka pintu akan menutup. Perbedaan pada

pintu 1 dan 2 adalah pada seven segmentnya. Apabila pada pintu satu LDR nya

ada sinyal maka akan bertambah sedangkan pada pintu dua LDR nya ada sinyal

maka akan berkurang.



                                         43
BAB IV

                     PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS

    Setelah tahap perancangan hingga terciptanya sebuah alat maka tahap

selanjutnya adalah pengukuran dan pengujian. Langkah ini ditempuh agar dapat

diketahui karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi alat secara keseluruhan.



A. PENGUJIAN ALAT

    Setelah merancang alat dan mempelajari cara kerjanya, maka dilakukan

pengujian dan beberapa pengukuran yang merupakan bagian dari suatu

proses perancangan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kerja dari alat yang

telah dirancang. Pengujian dilakukan berdasarkan blok diagram dari alat

tersebut agar dapat diketahui kerja dari setiap bagian.

    Didalam melaksanakan pengujian maupun pengukuran diperlukan beberapa

peralatan, diantaranya untuk melihat bentuk gelombang yang keluar, juga

besarnya nilai tegangan dan lain sebagainya. Adapun peralatan pendukung yang

digunakan adalah :

1. Osciloscope berfungsi untuk melihat bentuk gelombang disetiap titik yang

    telah di tentukan. Dengan adanya Osciloscope dapat diketahui adanya

    penyimpangan-penyimpangan, juga dapat dihitung besarnya tegangan dan

    frekuensi dari setiap titik. Jenis Osciloscope.

2. Voltmeter Heles untuk melihat nilai tegangan dari bagian penguat ( Driver ).

3. Frekuensi counter untuk mengukur nilai frekuensi pada bagian yang perlu

    diketahui nilai frekuensimya.



                                         44
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Contenu connexe

Tendances

Mikrokontroler ATmega 8535
Mikrokontroler ATmega 8535Mikrokontroler ATmega 8535
Mikrokontroler ATmega 8535
trilangga.com
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Johari Zhou Hao Li
 
Menggambar teknik elektronika_dan_layout_pada_pcb
Menggambar teknik elektronika_dan_layout_pada_pcbMenggambar teknik elektronika_dan_layout_pada_pcb
Menggambar teknik elektronika_dan_layout_pada_pcb
Eko Supriyadi
 
Bab iii sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control...
Bab iii  sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control...Bab iii  sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control...
Bab iii sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control...
Dony Afriansyah
 
Kk010 memasang proteksi pembangkit
Kk010   memasang proteksi pembangkitKk010   memasang proteksi pembangkit
Kk010 memasang proteksi pembangkit
Eko Supriyadi
 

Tendances (20)

Mikrokontroler ATmega 8535
Mikrokontroler ATmega 8535Mikrokontroler ATmega 8535
Mikrokontroler ATmega 8535
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Induktor
InduktorInduktor
Induktor
 
PENGERTIAN MIKROKONTROLLER.pptx
PENGERTIAN MIKROKONTROLLER.pptxPENGERTIAN MIKROKONTROLLER.pptx
PENGERTIAN MIKROKONTROLLER.pptx
 
6 wiring diagram
6 wiring diagram6 wiring diagram
6 wiring diagram
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
 
Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik
 
Perbedaan mikroprosesor & mikrokontroler
Perbedaan mikroprosesor & mikrokontrolerPerbedaan mikroprosesor & mikrokontroler
Perbedaan mikroprosesor & mikrokontroler
 
Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase
 
Menggambar teknik elektronika_dan_layout_pada_pcb
Menggambar teknik elektronika_dan_layout_pada_pcbMenggambar teknik elektronika_dan_layout_pada_pcb
Menggambar teknik elektronika_dan_layout_pada_pcb
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL
GARDU INDUK KONVENSIONAL GARDU INDUK KONVENSIONAL
GARDU INDUK KONVENSIONAL
 
Alat penyortir botol minum berbasis plc
Alat penyortir botol minum berbasis plcAlat penyortir botol minum berbasis plc
Alat penyortir botol minum berbasis plc
 
Bab iii sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control...
Bab iii  sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control...Bab iii  sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control...
Bab iii sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control...
 
Simbol simbol listrik1
Simbol   simbol listrik1Simbol   simbol listrik1
Simbol simbol listrik1
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Buck Boost Converter
Buck Boost ConverterBuck Boost Converter
Buck Boost Converter
 
Kk010 memasang proteksi pembangkit
Kk010   memasang proteksi pembangkitKk010   memasang proteksi pembangkit
Kk010 memasang proteksi pembangkit
 

En vedette

Perancangan Penghitung Pengunjung Perpustakaan Berbasis Mikrokontroller AT89...
Perancangan  Penghitung Pengunjung Perpustakaan Berbasis Mikrokontroller AT89...Perancangan  Penghitung Pengunjung Perpustakaan Berbasis Mikrokontroller AT89...
Perancangan Penghitung Pengunjung Perpustakaan Berbasis Mikrokontroller AT89...
Ohen Razak
 
Alat pengukur tinggi badan otomatis dengan arduino uno
Alat pengukur tinggi badan otomatis dengan arduino unoAlat pengukur tinggi badan otomatis dengan arduino uno
Alat pengukur tinggi badan otomatis dengan arduino uno
Ahmad F. Askar
 
ALARM PENANDA GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PIR
ALARM PENANDA GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PIRALARM PENANDA GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PIR
ALARM PENANDA GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PIR
sardinialily
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
RianaDS
 
Watering system with arduino
Watering system with arduinoWatering system with arduino
Watering system with arduino
Khusnul Khotimah
 
Pendeteksi gerakan manusia sensor pir dan arduino
Pendeteksi gerakan manusia sensor pir dan arduinoPendeteksi gerakan manusia sensor pir dan arduino
Pendeteksi gerakan manusia sensor pir dan arduino
Afifah Nur
 

En vedette (20)

Perancangan Penghitung Pengunjung Perpustakaan Berbasis Mikrokontroller AT89...
Perancangan  Penghitung Pengunjung Perpustakaan Berbasis Mikrokontroller AT89...Perancangan  Penghitung Pengunjung Perpustakaan Berbasis Mikrokontroller AT89...
Perancangan Penghitung Pengunjung Perpustakaan Berbasis Mikrokontroller AT89...
 
KONTROL TIRAI OTOMATIS MENGGUNAKAN LDR SENSOR DAN ARDUINO UNO
KONTROL TIRAI OTOMATIS MENGGUNAKAN LDR SENSOR DAN ARDUINO UNOKONTROL TIRAI OTOMATIS MENGGUNAKAN LDR SENSOR DAN ARDUINO UNO
KONTROL TIRAI OTOMATIS MENGGUNAKAN LDR SENSOR DAN ARDUINO UNO
 
Aquino (Aquarium Berbasis Arduino Uno)
Aquino (Aquarium Berbasis Arduino Uno)Aquino (Aquarium Berbasis Arduino Uno)
Aquino (Aquarium Berbasis Arduino Uno)
 
Simulasi Pintu Perlintasan Kereta Api Otomatis Berbasis ARDUINO UNO
Simulasi Pintu Perlintasan Kereta Api Otomatis Berbasis ARDUINO UNOSimulasi Pintu Perlintasan Kereta Api Otomatis Berbasis ARDUINO UNO
Simulasi Pintu Perlintasan Kereta Api Otomatis Berbasis ARDUINO UNO
 
Alat pengukur tinggi badan otomatis dengan arduino uno
Alat pengukur tinggi badan otomatis dengan arduino unoAlat pengukur tinggi badan otomatis dengan arduino uno
Alat pengukur tinggi badan otomatis dengan arduino uno
 
Lampu otomatis berbasis arduino, bluetooth dan android
Lampu otomatis berbasis arduino, bluetooth dan androidLampu otomatis berbasis arduino, bluetooth dan android
Lampu otomatis berbasis arduino, bluetooth dan android
 
Arduino Atomatic Watering System For Plants
Arduino Atomatic Watering System For PlantsArduino Atomatic Watering System For Plants
Arduino Atomatic Watering System For Plants
 
Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dan Pengontrol Level Air dengan Ardu...
Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dan Pengontrol Level Air dengan Ardu...Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dan Pengontrol Level Air dengan Ardu...
Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dan Pengontrol Level Air dengan Ardu...
 
Kotak Sampah Otomatis
Kotak Sampah OtomatisKotak Sampah Otomatis
Kotak Sampah Otomatis
 
Automatic Lamp and Gordyn using Arduino UNO
Automatic Lamp and Gordyn using Arduino UNOAutomatic Lamp and Gordyn using Arduino UNO
Automatic Lamp and Gordyn using Arduino UNO
 
Automatic Open Close The Door a Car with Arduino UNO, Ultrasonic Sensor and M...
Automatic Open Close The Door a Car with Arduino UNO, Ultrasonic Sensor and M...Automatic Open Close The Door a Car with Arduino UNO, Ultrasonic Sensor and M...
Automatic Open Close The Door a Car with Arduino UNO, Ultrasonic Sensor and M...
 
ALARM PENANDA GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PIR
ALARM PENANDA GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PIRALARM PENANDA GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PIR
ALARM PENANDA GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PIR
 
Pendingin Minuman Otomatis
Pendingin Minuman OtomatisPendingin Minuman Otomatis
Pendingin Minuman Otomatis
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
 
Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dan Pengontrol Level Air dengan Ardu...
Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dan Pengontrol Level Air dengan Ardu...Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dan Pengontrol Level Air dengan Ardu...
Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dan Pengontrol Level Air dengan Ardu...
 
SISTEM IRIGASI OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO
SISTEM IRIGASI OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNOSISTEM IRIGASI OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO
SISTEM IRIGASI OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO
 
Watering system with arduino
Watering system with arduinoWatering system with arduino
Watering system with arduino
 
MIT App Inventor + Arduino + Bluetooth
MIT App Inventor + Arduino + BluetoothMIT App Inventor + Arduino + Bluetooth
MIT App Inventor + Arduino + Bluetooth
 
Resume media
Resume mediaResume media
Resume media
 
Pendeteksi gerakan manusia sensor pir dan arduino
Pendeteksi gerakan manusia sensor pir dan arduinoPendeteksi gerakan manusia sensor pir dan arduino
Pendeteksi gerakan manusia sensor pir dan arduino
 

Similaire à Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Laporan Prakerin Bagian 1
Laporan Prakerin Bagian 1Laporan Prakerin Bagian 1
Laporan Prakerin Bagian 1
Kuntoro Guest
 
86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes
randy_wiyarga
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
yogieardhensa
 
VOIP
VOIPVOIP
VOIP
gobed
 
161862608201010101
161862608201010101161862608201010101
161862608201010101
Jhon P S
 
File proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadiFile proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadi
Ipan Abahna Ipin
 
Analisis sistim pelumasan
Analisis sistim pelumasanAnalisis sistim pelumasan
Analisis sistim pelumasan
sizy
 
Perawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Perawatan dan Perbaikan Sistem SuspensiPerawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Perawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Sofyan Mar'uz
 

Similaire à Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung (20)

65501706200902111
6550170620090211165501706200902111
65501706200902111
 
Laporan Prakerin Bagian 1
Laporan Prakerin Bagian 1Laporan Prakerin Bagian 1
Laporan Prakerin Bagian 1
 
86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes
 
Awal
AwalAwal
Awal
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
61511306200908101
6151130620090810161511306200908101
61511306200908101
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...
Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...
Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...
 
Contoh data mining
Contoh data miningContoh data mining
Contoh data mining
 
VOIP
VOIPVOIP
VOIP
 
PERENCANAAN ULANG PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS
PERENCANAAN ULANG PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUSPERENCANAAN ULANG PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS
PERENCANAAN ULANG PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS
 
161862608201010101
161862608201010101161862608201010101
161862608201010101
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
 
File proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadiFile proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadi
 
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
 
Analisis sistim pelumasan
Analisis sistim pelumasanAnalisis sistim pelumasan
Analisis sistim pelumasan
 
59491206200907011
5949120620090701159491206200907011
59491206200907011
 
Perawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Perawatan dan Perbaikan Sistem SuspensiPerawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Perawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
 
78034924.pdf
78034924.pdf78034924.pdf
78034924.pdf
 
Qr scan
Qr scanQr scan
Qr scan
 

Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

  • 1. SIMULATOR PENGHITUNG JUMLAH ORANG PADA PINTU MASUK DAN KELUAR GEDUNG Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Disusun Oleh : Nama : Achmad Miftachudin NIM : 5351303010 Prodi : Teknik Elektro D3 Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
  • 2. HALAMAN PENGESAHAN Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan dosen penguji Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Pada Hari : Kamis Tanggal : 16 Agustus 2007 Pembimbing, Penguji II Penguji I Subiyanto, S.T, M.T Drs.Sutarno, M.T NIP.132 309 137 NIP.131 404 308 Ketua Jurusan Ketua Program Studi Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Drs. Agus Murnomo,M.T NIP. 131 570 064 NIP. 131 616 610 Mengetahui Dekan Fakultas Teknik Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753 ii
  • 3. ABSTRAK Achmad Miftachudin, 2007. ”Simulator Penghitug Jumlah Orang Pada Pintu Masuk dan Keluar Gedung”. Tugas Akhir, Teknik Elektro D3. Fakultas Teknik . Universitas Negeri Semarang. Latar Belakang dari pembuatan simulator ini adalah memudahkan pengitungan orang dalam gedung. Simulator ini dapat digunakan dalam pabrik ataupun dalam tempat – tempat hiburan. Karena alat ini menghitung setiap orang yang masuk / melewati sensor LDR. Oleh karena itu dibuatlah suatu alat dalam bentuk miniatur atau dalam skala percobaan dengan panjang 42 cm, lebar 40 cm, tinggi 23cm dan tinggi pintu 10 cm, lebar 6,5 cm. Alat ini dikendalikan otomatis dengan menggunakan mikrokontroler AT89S51. Dari hasil percobaan pertama malam hari pada kondisi hujan dapat mendeteksi dan menghitung orang masuk dan keluar dengan persentase kesalahan 0%. Kedua malam hari pada kondisi normal atau tidak hujan dapat mendeteksi dan menghitung orang masuk dengan persentase kesalahan 0%. Ketiga pada siang hari pada kondisi normal dapat mendeteksi dan mengitung orang dengan persentase kesalahan 0%. Keempat pada siang hari pada kondisi hujanl dapat mendeteksi dan mengitung orang dengan persentase kesalahan 0%. Hasil dari percobaan maka dapat disimpulkan bahwa simulator ini persentase kesalahannya adalah 0%. Dan dipastikan akan mengurangi dari pekerjaan manusia. Kesimpulan dari hasil pengujian mesin simulator ini adalah simulator ini sangat akurat mendeteksi dan menghitung setiap pengunjung yang masuk dan keluar gedung. Simulator ini juga berfungsi sebagai penghitung obyek atau batang pada jalur conveyer pada suatu industri. Saran dari hasil percobaan adalah apabila ada orang yang masuk secara bersamaan hanya dapat mendeteksi satu. Dan sensor harus dipasang pada pertengahan pintu karena bisa mendeteksi orang kedua orang pendek dan tinggi. iii
  • 4. MOTTO “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Alloh dan hendaklah setiap hari memperhatikan apa yang sudah dipersiapkannya untuk hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( AL Hasyr : 18) “ Maka tetaplah kamu dijalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang yang telah tobat beserta kamu. Dan juga kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia maha melihat apa yang kamu kerjakan”. ( QS. Hud : 112 ) Taqwa akan membawa seseorang pada nuansa hidup tentram. “ Barang siapa bertaqwa kepada Allah, dijadikan perkaranya menjadi mudah ” (Ath- Thalaq :4). Sesuatu itu tidaklah sulit, sebelum kita mencobanya dan jadikan permasalahan yang kita hadapi sebagai peluang untuk “ mendewasakan diri” Ide yang berani itu seperti pemain catur yang bergerak maju, mungkin mereka akan kalah, tetapi mereka juga sedang memulai kemenangan. “Johann Wolfgang Von Goethe” iv
  • 5. PERSEMBAHAN Sebuah karya yang sederhana ini kan kupersembahkan kepada mereka yang memiliki diriku & telah menjadi bagian dari hidupku yang selama ini tak henti-hentinya dan tak bosan-bosannya dengan tulus ikhlas memberikan doa, nasehat, bimbingan, dorongan, serta kasih dan sayang yang tulus suci. Sebagai wujud dan tanpa mengurangi rasa syukur, rasa hormat, rasa terima kasih dan sayang yang tiada terkira karya tulis ini saya persembahkan kepada : 1. Allah SWT 2. Nabi Junjungan kita Muhammad SAW 3. Ayahanda dan Ibunda, berserta kakaku dan adikku tercinta di rumah 4. Teman-Teman ku yang telah membantu aku (Dedi Notol, Edi K@mpung Kali, Dika Bomber, Sigit, Arief, Emha Robben, Batitsta, Amir, Asrof Gundul, Jepri, Ridho-Penky, Sigesit-irit dan tman2 yang lainnya) 5. Almamater yang kubanggakan v
  • 6. KATA PENGANTAR Puji dan puja syukur atas segala limpahan dan karunia-Nya patut dan wajib kita tujukan kepada Allah SWT, Sang Maha Bijak lagi Bijaksana, selanjutnya salam serta shalawat untuk sang penginterupsi sejarah yakni Nabi dan Rosul Allah Muhammad SAW karena beliau telah membuka zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dibawah panji-panji islam dan semoga kita semua masih konsisten dalam menjalankan amanah sekaligus cita-cita beliau, amien. Dengan mengucap Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan tugas Akhir (TA) dengan judul " Simulator Penghitung Jumlah Orang Pada Pintu Masuk dan Keluar Gedung ". Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan penulis sampaikan ucapan terima kasih, berkat bantuan dari beberapa pihak yang dengan ikhlas telah banyak membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Meskipun ucapan terima kasih saja tidaklah cukup untuk membalas, namun hanya dengan kata-kata itulah dan penghargaan setulus hati yang dapat penulis persembahkan. vi
  • 7. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Prof. DR. Soesanto, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang 2. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro 3. Drs. Sutarno, MT, selaku dosen Pembimbing yang telah memberi masukan- masukan dan fikirannya kepada penulis. 4. Subiyanto, S.T, M.T selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan pada laporan ini. 5. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan do’a nya. 6. Temen-temenku anak Teknik Elektro D3’2003………kompak slalu and smangat truzzz……!!!!! 7. Temen-temenku kost Just Tice ayo maju bae……!!!!!! 8. Kepada tuan mudaku yang selalu menemani aku pergi” AA 5740 LE” 9. Temen-temenku yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu. Semarang, Agustus 2007 Penyusun Achmad Miftachudin vii
  • 8. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… ....... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah…………………………………………………. . 2 C. Tujuan .................................................................................................. 2 D. Manfaat ................................................................................................ 2 E. Batasan Masalah ................................................................................... 3 F. Sistematika Penulisan…………………………………………………. 3 viii
  • 9. BAB II TEORI PENUNJANG……………………………………………… . 5 A. Sistem Mikrokontroller ..................................................................... 5 B. Perbedaan antara MCS-51 versi C dan S……................................... 6 C. Bahasa Pemrograman Mikrokontroler.............................................. 6 D. Mikrokontroller….............................................................................. 7 E. Komfigurasi Pin AT89S51.. .............................................................. 7 F. Pengorganisasian Memori.................................................................. 10 G. Memori Program................................................................................ 12 H. Memori Data ...................................................................................... 14 I. SFR (Special Function Register) ....................................................... 19 J. Mode – Mode Pengalamatan ............................................................. 20 K. Port Parallel........................................................................................ 21 L. Port Serial........................................................................................... 23 M. LDR (Light Dependent Resistor) ....................................................... 26 N. Dekoder dan Seven Segment ............................................................. 28 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUTAN.............................................. 31 A. Umum .............................................................................................. 31 B. Langkah – langkah Pembuatan Alat ................................................ 32 C. Pembuatan Miniatur Gedung .......................................................... 34 D. Pembuatan Catu Daya. .................................................................... 34 E. Rangkaian Sensor LDR .. ................................................................ 36 ix
  • 10. F. Rangkain Seven Segment.. .............................................................. 37 G. Rangkaian Mikrokontrller AT89S51............................................... 38 H. Prinsip Kerja Alat ............................................................................. 41 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA. ............................................. 44 A. PengujiAlat ....................................................................................... 44 B. Pengujian Rangkain Mikrokontroller ............................................... 45 C. Pengujian Rangkain LDR................................................................. 47 D. Pengujian Rangkain Catu Daya........................................................ 48 E. Pembahasan ...................................................................................... 50 F. Sensor LDR ...................................................................................... 50 G. Unit Pusat Kontrol ............................................................................ 51 H. Display.............................................................................................. 52 I. Hasil Pengujian dan Pembahasan ALat............................................ 53 BAB V PENUTUP........................................................................................... 58 A. Kesimpulan....................................................................................... 58 B. Saran ................................................................................................. 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
  • 11. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Special Function Regist................................................................. 19 Tabel 2 T2 CON Timer / Counter 2 Control Register................................ 24 Tabel 3 Pemilihan Mode Timer2 ............................................................... 26 Tabel 4 Pengukuran LDR........................................................................... 82 Tabel 5 Hasil pengukuran Tegangan Output Catu Daya............................ 49 xi
  • 12. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Konfigurasi Pin AT89S5............................................................... 8 Gambar 2 Struktur Memori MCS-5 ............................................................... 11 Gambar 3 Memori Program ........................................................................... 12 Gambar 4 Eksekusi Memori Program Eksternal............................................ 14 Gambar 5 Pengaksesan Memori Data Eksternal............................................ 15 Gambar 6 Data Memori Internal .................................................................... 16 Gambar 7 Blok Lower 128............................................................................. 17 Gambar 8 Blok Upper 128 ............................................................................. 18 Gambar 9 Simbol LDR .................................................................................. 18 Gambar 10 Kontruksi LDR.............................................................................. 28 Gambar 11 Light Emitting Dioda .................................................................... 29 Gambar 12 Decoder BCD to Seven Segmen ................................................... 30 Gambar 13 Diagram Blok Alat ........................................................................ 32 Gambar 14 Diagram Alur Perancangan Alat ................................................... 33 Gambar 15 Miniatur Gedung ........................................................................... 34 Gambar 16 Rangkaian Catu Daya.................................................................... 35 Gambar 17 Gambar Driver LDR. .................................................................... 36 Gambar 18 Ruangan yang di pasang sensor .................................................... 37 Gambar 19 Gedung tampak dari depan............................................................ 38 xii
  • 13. Halaman Gambar 20 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 .......................................... 39 Gambar 21.Rangkaian Lengkap Simulator Penghitung orang......................... 41 Gambar 22 Pengujian bentuk gelombang Reset .............................................. 46 Gambar 23 Pengujian Osilator ......................................................................... 47 Gambar 24 Diagram blok pengukuran catudaya.............................................. 48 xiii
  • 14. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Penetapan Dosen Pembimbing Tugas Akhir Mahasiswa ............ 60 Lampiran 2.Surat Keterangan Selesai Bimbingan .......................................... 61 Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Revisi.................................................. 62 Lampiran 4. Skema Rangkaian Penghitung ..................................................... 63 Lampiran 5.Spesifikasi AT89S51 .................................................................... 64 Lampiran 6.Spesifikasi BCD TO 7-Seven Segment Dekoder/Driver.............. 67 Lampiran 7. Spesifikasi CA3140, CA3140A................................................... 71 xiv
  • 15. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa dekade terakhir perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi khususunya teknologi dan pengetahuan dibidang elektronika telah begitu pesat perkembangannya. Untuk itu kita perlu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dengan seksama, kalau tidak kita akan ketinggalan. Dalam tugas akhir ini penulis akan membahas tentang peralatan elektronika yaitu alat penghitung orang masuk dalam gedung, fungsi alat ini adalah menghitung setiap orang yang masuk dalam gedung ataupun yang keluar gedung. Alat ini dapat digunakan didalam kapal, gedung pertunjukan, atau stadion dan lain – lain. Alat ini dapat memperkecil atau mengantisipasi manakala terjadi keributan dalam memilih tempat duduk. Karena alat ini membatasi jumlah orang yang masuk. Penggunaan komponen mikrokontroller itu saat ini dapat dipastikan telah dapat diaplikasikan hampir pada semua peralatan-peralatan yang menggunakan sistem kontrol. Aplikasi kontrol dapat berguna bagi kehidupan manusia maupun dalam bidang industri, dan memungkinkan untuk menciptakan perangkat yang mendukung kinerja manusia lebih praktis atau sebagai alat bantu kerja yang efisien. Salah satunya adalah istem pendeteksi pengunjung yang keluar masuk gedung secara otomatis yang dikontrol oleh mikrokontroller. Mikrokontroller ini merupakan bagian dari suatu system mikroprosesor yang berorientasi kontrol dengan rangkaian pendetak (clock generator) yang dipaket 1
  • 16. menjadi satu chip tunggal yang dapat di program dan didalamnya sudah memiliki rangkaian - rangkaian pendukung sebagai mikrokomputer. (Didin Wahyudin; 2006) Berdasarkan pemikiran diatas pada kesempatan ini penulis mencoba merancang sistem kerja sebuah alat yang dapat mendeteksi jumlah orang yang keluar masuk gedung dengan menggunakan Mikrokontroller AT89S51. Mikrokontroller ini mudah didapat dipasaran dan juga dari segi kapasitas karakteristik komponen mendukung untuk aplikasi kerja sistem yang dirancang. B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang perumusan yang dikemukakan adalah: 1. Bagaimana cara membuat simulator alat yang dapat menghitung jumlah orang yang keluar masuk gedung dan perangkat lunak sebagai pengendalinya. 2. Bagaimana prinsip kerja dari simulator penghitung pintu otomatis menggunakan rangkaian sensor LDR. C. Tujuan Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Merancang-bangun suatu simulator yang dapat menghitung jumlah orang dalam suatu gedung atau ruangan apabila ia melintas dan melewati LDR yang dipasang di pintu masuk dan pintu keluar gedung. 2. Mengetahui bagaimana caranya prinsip kerja dari sistem simulator penghitung tersebut. 2
  • 17. D. Manfaat Adapun manfaat yang ingin diberikan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah : 1. Memberikan manfaat teknologi dalam bidang mikrokontroller. 2. Sebagai sumber pembelajaran bagi mahasiswa teknik elektro Universitas Negeri Semarang. 3. Manfaat dari pembuatan alat tersebut adalah bisa menentukan jumlah/kapasitas orang yang masuk dalam suatu gedung atau ruangan. 4. Memberikan kemudahan bagi penglola gedung untuk menghitung jumlah orang. E. Batasan Masalah Untuk memfokuskan permasalahan dan menghindari salah pengertian tentang perancangan alat, permasalah dibatasi sebagai berikut: 1. Fungsi alat yang dirancang sebagai penghitung jumlah orang dalam gedung dengan menggunakan sistem kontrol mikrokontroller AT89S51, maksimal jumlah yang dihitung 50. 2. Sistem pengujian menggunakan simulasi dengan miniature gedung dua pintu, keluar atau masuk gedung. 3
  • 18. F. Sistematika Penulisan 1. Bagian awal Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, motto, persembahan abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, gambar, dan daftar lampiran. 2. Bagian isi terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, batasan masalah, perumusan masalah, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas tentang teori – teori yang berhubungan dengan alat yang dirancang, diantaranya teori tentang mikrokontroller, LDR, Decoder seven segment. BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini berisi tahap – tahap perancangan alat mulai dari tujuan, perancangan, percobaan, sampai ketahap perakitan alat. BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang hasil dari perancangan dan pengujian alat serta menganalisa prinsip kerja alat tersebut. 3. Bagian akhir terdiri dari: BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. 4
  • 19. BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Mikrokontroler Mikrokontoller merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemenya dikemas dalam suatu chip IC, sehingga sering disebut single chip mikrokomputer. Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan sistem komputer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dengan PC yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan lainnya adalah perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antar komputer dengan mikrokontroler. Dalam mikrokontroler, ROM jauh lebih besar dibanding RAM, sedangkan dalam komputer PC RAM jauh lebih besar dibanding ROM. Mikrokontroler umunnya dikelompokkan dalam suatu keluarga. Berikut adalah contoh-contoh keluarga mikrokontroler: 1. Kelurga MCS-51 2. Keluarga MC68HC05 3. Keluarga MC68H11 4. Keluarga AVR 5. Keluarga PIC 8 Sedangkan keluarga MCS-51 dikelompokkan menjadi: 1. AT89C51/52/53 2. AT89C1051/2051/4051 3. AT89S51/52/53 5
  • 20. B. Perbedaan antara MCS-51 versi C dan S Generasi awal MCS-51 adalah mikrokontroler generasi C, yaitu AT89C51 dan AT89C52. Mikrokontroler hanya dapat diprogram secara parallel, sehingga untuk memprogramnya kita membutuhkan pemrogram khusus. Sistem seperti demikian memiliki kelemahan yaitu: 1. IC mudah rusak karena sering dicabut-pasang dan kerusakan yang paling sering adalah patah kaki IC. 2. Kemungkinan terjadinya salah posisi dalam pemasangan IC sangat besar, sehingga IC mudah rusak. 3. Tidak praktis karena harus selalu mercabut pasang IC. 4. Downloader-nya agak sulit untuk dibuat sendiri, terutama didaerah yang fasilitasnya kurang, tetapi jika membeli harganya relative mahal. C. Bahasa Pemrograman Mikrokontroler Secara umum, bahasa yang digunakan untuk pemrogramannya adalah bahasa tingkat rendah, yaitu bahasa assembly. Setiap mikrokontroler memiliki bahasa- bahasa pemrograman yang berbeda. Karena banyak hambatan dalam penggunaan bahasa assembly, banyak berkembang komputer atau penerjemah untuk bahasa tingkat tinggi. Untuk MCS-51, bahasa tingkat tinggi yang banyak dikembangkan antara lain BASIC, Pascal, dan bahasa C. D. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 memiliki fitur, diantaranya: 1. Kompatibel dengan produk MCS-51 2. 8 kbyte in system programmable flash memory 6
  • 21. 3. Dapat deprogram sampai 1000 kali pemrograman 4. Tegangan kerja 4.0 – 5.5 v 5. Beroperasi antara 0.33 Mhz 6. Tiga tingkatan program memori lock 7. 256 x 8 bit RAM internal 8. 32 saluran I/O 9. Tiga buah timer / counter 16 bit 10. Delapan buah sumber interupsi 11. Saluran UART serial Full Duplex 12. Mode low-power Idle dan power-down 13. Interupt recovery dari mode power-dow 14. Wtchdog timer E. Konfigurasi Pin AT89S51 AT89S51 mempunyai 40 kaki digunakan untuk keperluan port parallel. Setiap port terdiri atas 8 pin, sehingga terdapat 4 port, yaitu port 0, port 1, port 2, dan port 3. Konfigurasi pin akan ditunjukan pada gambar dibawah ini. 7
  • 22. Gambar 1. Konfigurasi Pin AT89S51 Fungsi bebrapa pin AT89S51 1. VCC Dihubungkan ke sumber tegangan +5V. 2. GND Dihubungkan ke Ground 3. RST Mengembalikan kondisi kerja mikrokontroler pada posisi awal. Pin ini harus diberi logika 1 selama 2 siklus mesin untuk mengaktifkannya. 8
  • 23. 4. ALE /PROG Pulsa output ALE akan low byt eselama mikrokontroler melakukan pengaksesan ke memori eksternal. Pin ini berfungsi pula sebagai input pulsa program selama Flash Programing. Pada operasi normal, ALE megelurkan nilai konstan 1/16 frekuensi osilator. Satu pulsa ALE dilewati setiap akses ke memori data eksternal. Jika mengoperasikan ALE, mikrokontroler dapat di-sable oleh setting bit 0 dari SFR dengan lokasi BEH. 5. EA/ Vpp External Access Enable atau EA harus dihubungkan ke Vcc untuk mengeksekusi program internal. Untuk mengakses memori eksternal, EA harus dihubungkan ke ground. 6. PSEN Program Store Enable adalah membaca strobe ke memori program eksternal. Ketika AT89S51 mengeksekusi kode dari program memori eksternal. PSEN diaktifkan dua kali setiap mesin bekerja. 7. XTAL1 Input kepenguat inverting ocilator dan masukan ke rangkain clock ineternal. 8. XTAL 2 Out put dari penguat inverting osilator. 9
  • 24. F. Pengorganisasian Memori Semua perangkat MCS-51 memiliki ruang alamat tersendiri untuk memrogram memori dan data memori. Pemisahan program dan data memori memungkinkan pengaksesan data memori dan pengalamtan 8 bit, sehingga dapat langsung disimpan dan dimanipulasi oleh mikrokontroler dengan kapasitas akses 8 bit. Namun, untuk pengaksesan data memori dengan alamat 16 bit, kita harus terlebih dahulu register DPTR(Data Pointer). Program memori hanya dapat dibaca (diletakan pada ROM / EPROM). Untuk membaca program memori eksternal, mikrokontroler akan mengirimkan sinyal PSEN (Program Stoer Enable). Sebagai data memori eksternal, kita dapat mnenggunakan RAM eksternal (maksimun 64 Kbyte). Dalam pengaksesan, mikrokontroller akan mengirimkan sinyal RD (Read yaitu melakukan pembacaan penulisan data ) WR (Write yaitu opoerasi penulisan data ). Bila memerlukan, program memori dan eksternal data dapat dikombinasikan dengan menyatukan sinyal RD dan PSEN ke dalam input gerbang AND dan menggunakan output dari gerbang sebagai sinyal read (baca) untuk program memori atau eksternal data. 10
  • 25. MEMORI PROGRAM MEMORI (HANYA DI BACA) DATA (BACA / EKSTERNAL TULIS) FFFFH INTERNAL FFH 0000H EA = C EKSTERNAL EKSTERNAL 00H FFFFH PSEN EKSTERNAL 0000H WR RD Gambar 2. Struktur Memori MCS-5 (Didin Wahyudin, 2006 : 11) 11
  • 26. G. Memori Program CPU akan memulia eksekusi program dari lokasi alamat 0000H setelah reset. Seperti terlihat pada gambar ini , setiap instruksi mnendapatkan lokasi sendiri pada memori program (aturan dikenal sebagai interrupt vektor). Sebuah interupsi akan menyebabkan CPU melompat ke lokasi interupsi yang bersangkutan, yaitu letak subrutin layanan interupsi, kemudian mengeksekusinya. (0033H) Timer 2 0028H Port Serial 0023H Timer 1 LOKASI 0018H Interupsi INTERUPSI 0013H 8 BITS Eksternal 0006H Timer 0 0003H Interupsi 0 reset 0000H Gambar 3. Memori Program (Didin Wahyudin, 2006: 12) Lokasi layanan interupsi menempati lokasi-lokasi dengan jarak 8 byte: 0003H untuk interupsi eksterenal, 000BH untuk timer 0, 0013H untuk inbterupsi eksternal 1, 001BH untuk timer 1, dan seterusnya. Jika suatu rutin layaman interupsi sangat pendek (kurang datri 8 byte ), maka seluruh rutin akan bisa disimpan pada lokasi interupsi, tetapi jiuka lebih dari 8 byte, maka harus digunakan suatu perintah lompat kelokasi rutin interupsi yang terletak pada lokasi yang telah ditentukan. 12
  • 27. Alamat-alamat yang paling bawah dari memori program dapat berada dalam flash on chip maupun memori eksternal, tergantung pada pengkabelan pada pin EA atau eksternal akses ke Vcc (akses internal) atau Gnd (akses eksternal). Pada Mikrokontroler AT89S51 (dengan flash sebesar 8 K byte ), jika EA = Vcc, maka lokasi 000H hingga 1FFFH menempati memori internal, sedangkan lokasi 200H hingga FFFH menempati memori eksternal. Jika EA = Gnd, maka semua pengambilan instruksi langsung dilakukan pada memori eksternal. Untuk pengambilan program eksternal, kita dapat menggunakan tanda baca PSEN , sedangkan pengaksesan instruksi pada memori internal tidak menggunakan PSEN. Gambar di bawah ini memperlihatkan suatu konfigurasi perangkat keras yang menggunakan EPROM eksternal. Port 0 dan port 2 dihubungkan dengan EPROM sebagai bus data dan bus alamat. Port 0 menjadi multipleks untuk alamat dan data. Port 0 mengirimkan byte bawah program COUNTER sebagai suatu alamat, kemudian, port akan berada pada keadaan mengambang (floating) karena menunggu kode byte dari memori program. Selama waktu byte bawah program COUNTER valid (benar) pada port 0, sinyal ALE dikirimkan , sehingga byte bawah program COUNTER akan dikunci (latch). Sementara itu, port 2 mengirimkan byte atas program counter. Kemudian, PSEN mengirimkan sinyal ke EPROM dan mikrokontroler unruk membaca byte kode. Panjang alamat memori program selalu 16 bit, tetapi jum;ah memori yang digunakan bisa kurang dari 64 K byte. 13
  • 28. MEMORI MCS-51 PROGRAM EKSTERNAL P1 P0 INSTR EA ALE LATCH ADDR PSEN OE Gambar 4. Eksekusi Memori Program Eksternal (Didin Wahyudin, 2006: 13) H. Memori Data Gambar ini menunjukkan konfigurasi perangkat keras pada saat mengakses RAM eksternal bila kapasitas memori yang dibutuhkan lebih dari 2 K byte. Dalam hal ini, CPU mengeksekusi program dari ROM internal. Port 0 berfungsi sebagai bus alamat atau data (bersifat multiplexer) terhadap RAM. Kemudian, 3 buah jalur dari port 2 digunakan untuk pemilihan halaman RAM (RAM page). CPU mengaktifkan sinyal RD dan WR berdasarkan kebutuhannya selama pengaksesan RAM eksternal. 14
  • 29. MEMORI MCS-51 PROGRAM EKSTERNAL P1 P0 DATA VCC EA ADDR ALE LATCH PAGE BITS RD P3 WR P2 I/O WE OE Gambar 5. Pengaksesan Memori Data Eksternal (Didin Wahyudin, 2006: 14) Data memori eksternal dapat mencapai 64 KB. Pengalamatan data memori eksternal ada yang memerlukan lebar cukup 1 byte atau dengan 2 byte. Pengalamatan dengan 1 byte sering digunakan asalkan satu atau lebih jalur I / O digunakan untuk memilih RAM page, seperti yang terlihat pada gambar. Sebaliknya, pengalamatan 2 byte digunakan dengan catatan port 2 digunakan untuk mengirim high address byte (byte alamat atas). 15
  • 30. FFH FFH DIAKSES HANYA PENGAKSESAN UPPER DENGAN INDIRECT DENGAN DIRECT 128 ADDRESSING ADDRESSING 80H 80H 7FH DIAKSES DENGAN DIRECT MAUPUN SPECIAL INDIREST LOWER FUCTION ADDRESSING 128 REGISTER 0 Gambar 6. Data Memori Internal (Agfianto Eko Putra;2002: 6) Data memori internal dibagi menjadi beberapa bagian seperti pada gambar. Memori internal dibagi menjadi 3 blok yang secara umum dibedakan menjadi lower 128, upper 128 dan ruang Special Fucntion Register (SFR). Lebar alamat data memori internal selalu sebesar 1 byte, sehingga kapasitas maksimum sebuah alamat data adalah 256 byte. Namun demikian, mode pengalaman untuk internal RAM dapat diakomodasikan menjadi 384 byte dengan sedikit trik. Pengalamatan langsung yang lebih tinggi dari 7 FH akan mengakses blok memori berbeda. Gambar 6 menunjukkan bagaimana upper 128 dan ruang SFR menggunakan blok yang sama pada pengalamatan 80H sampai FFH, walaupun secara fisik keduanya terpisah 16
  • 31. 7FH 2FH RUANG PENGALAMATAN 8 REGISTER (R0-R7) 20H BIT PEMILIH 1FH 4 BANK DARI BANK REGISTER 11 18H PADA PSW 17H 10 10H 0FH 01 08H 07H 00 0 STACK POINTER SAAT RESET Gambar 7. Blok Lower 128 (Didin Wahyudin, 2006: 16) Blok lower 128 selalu tersedia pada semua piranti MCS-51 seperti terlihat pada gambar diatas. Lokasi di bawah 32 byte dikelompokkan menjadi 4 buah bank dari 8 register. Program instruksi mengenalnya sebagai R0 sampai R7. dua bit dalam PSW (Program Status Word) dipakai untuk memilih bank-bank yang akan digunakan. Akibatnya, penggunaan pengkodean akan lebih efisien sebab dengan menggunakan cara demikian, kita akan mendapatkan instruksi yang lebih pendek daripada dengan menggunakan Direct Addresing (pengalamatan langsung) (Didin Wahyudin; 2006;16 ). 17
  • 32. FFH BIT NOT ADDRESSABLE Dapat digunakan sebagai ruang STACK pada piranti dengan RAM 256 byte 80H Gambar 8. Blok Upper 128 (Didin Wahyudin, 2006: 17) 16 byte berikutnya di atas bank register adalah ruang memori yang bersifat bit-addressable (dapat dialamati per bit). Pada instruktion Set MCS-51 terdapat instruksi-instruksi yang dapat mengolah bit tunggal dan sebanyak 128 bit pada area dapat diakses secara langsung dengan menggunakan instruction set. Bit yang dapat diakses langsung adalah daerah dari 00H sampai 7FH. Semua daerah dalam lower 128 dapat diakses secara direct maupun indirect addressing (pengalamatan langsung maupun tidak langsung). Sebaliknya, upper 128 dari RAM tidak digunakan pada 8051, tetapi menggunakan RAM lain dengan kapasitas 256 byte. Tabel di bawah ini menunjukkan ruang SFR (Spesial Function Register). Dalam ruang SFR, ada port latch, timer, kontrol peripheral dan lain-lain. Kita dapat mengakses register-register hanya dengan menggunakan dirrect addressing. Secara umum, seluruh keluarga MCS-51 memiliki ruang SFR sama dengan 8051. kemudian SFR diletakkan pada alamat yang sama. Kita dapat melakukan pengalamatan sebanyak 16 alamat pada ruang SFR, baik pengalamatan bit 18
  • 33. maupun byte. SFR yang bersifat bit addressable adalah alamat-alamat yang berakhir dengan 000B. Bit yang dialamatkan pada daerah ini mulai 80H sampai FFH. I. SFR (Special Function Register) SFR pada mikrokontoler dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Setiap FSR pada mikrokontoler AT89S51mempunyai alamat masing-masing sebagai berikut : Tabel 1. Special Function Register Macam SFR Alamat Fungsi Accumulator E0H Menyimpan data sementara Register B F0H Operasi perkalian dan pembagian Program Status D0H Informasi statuus program Word (PSW) Stack Pointer 81H Menyimpan dan mengambil data dari atau ke stack Data Pointer 83 H dan 82H Menampung data 16 bit Port 0, 1, 2 dan 3 80H, 90H, A0H Menyimpan data yang akan dibaca atau ditulis dari atau ke port Serial Data Buffer 99H Sebagai register penyangga penerima atau pengirim Timer Register 8CH dan 8AH Merupakan register-register pencacah 16 bit untuk masing- masing timer 0, 1 dan 2 19
  • 34. Capture Register CBH dan CAH Menyimpan nilai isi ulang J. Mode-mode Pengalamatan 1. Pengalamatan Langsung (Direct Addressing) Dalam pengalamatan langsung pemindahan-pemindahan data ditentukan berdasarkan alamat 8 bit (1 byte) dalam suatu intruksi. Hanya RAM data SFR yang dapat diakses secara langsung. 2. Pengalamatan Langsung (Indirect Addressing) Dalam pengalamatan tidak langsung, instruijsi menentukan suatu register yanag digunakan untuk menyimpan alamat operan. RAM internal maupun eksternaal dapat diakses secrara tidak langsung. Register alamt untuk alamat- alamat 8 bit bisa menggunakan Stackm Pointer atau R 0 atau R1 dari bank register yang dipilih. Sebaliknyan alamat 16 bit hanya bisa menggunakan register pointer data 16 bit atau DPTR. K. Port Parallel 1. Port 0 Port 0 adalah port I/O 8 bit jalur bidirectional terbuka. Sebagai sebuah port out put, masing-masing pin dapatr memasukan 8 bit input TTL. ‘1’ ditulis ke pin port 0, maka pin dapat digunakan sebagai input impendansi tinggi. Port 0 bisa pula dikonfigurasikan pada multiplexed low oeder adrress/data bus sealama akses ke program eksternal dan memori data. Pada mode demikian, P 0 mempunyai Pull up internal. 20
  • 35. Port 0 menerima kode byte selama Flash Programing dan memerlukan Pull up eksternal selama program Vertification. 2. Port 1 P 1 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan pull up ineternal. Port 1 output buffer dapat menjadi sumber 4 TTL input. Ketika ‘1’ ditulis ke port 1, pin di-pull high oleh pull up internal dan dapat digunakan sebagai input. Sebagai input, pin port 1 yang secara eksternal di-pull low akan menjadi sumber arus (Iµ) karena berasal dari pull up internal. Port 1 pun menerima low order addres byte selama Flash Programing dan Verification. Port 1 memiliki pula fungsi lain yaitu: a. P1.0 : external input counter/timer 2 b. P1.1 : T2EX (Timer/conter 2 capture/reload tringger/direction control) c. P1.5 : MOSI (digunakan untuk in system programing ) d. P1.6 : MISO (digunakan untuk in system programing) e. P1.7 : SCLK (digunakan untuk in system programing) 3. Port 2 Port 2 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan pull up internal. Out put buffer port 2 dapat menjadi 4 sumber TTL input. Ketika ‘1’ ditulis ke port 2, pin dapat di-pull high oleh pull up internaldan dapat digunakan sebagai input. Sebagai in put, pin port 2 yang secara eksternal di-pull low akan menjadi sumbver (Iµ) karena berasal dari pullup internal. Keluaran port 2 high order addres byte selama pengambilan memori program eksternal dan selama akses ke memori data eksternal menggunakan 16 bit addres 21
  • 36. (MOVX@DPTR). Pada aplikasi ini, port menggunakan pull up internal yang kuat ketika mengeluarkan ’1’. Selama akses ke memori data eksternal yang menggunakan 8 bit addres (MOVX@R1), port 2 mengeluarkan isi port 2 Special Finction Register. Port 2 pun selama Flash Programming dan Verification. 4. Port 3 Port 3 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan internal pull up. Out put buffer port 3 dapat menjadi sumber 4 TTL input. Ketika ’1’ ditulis ke port 3, pin di-pull high oleh internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Sebagai input, pin port 3 yang di-pull low sumber arus (Iµ) karena adanya pull up internal. Port 3 menyediakan keistimewaan berbagai fungsi spesial yaitu: a. P3.0 : RXD (Serial Input Port) b. P3.1 : TXD (Serial Output Port) c. P3.2 : 1NT0(Eksternal Interupt 0) d. P3.3 : 1NT1(Eksternal Interupt 1) e. P3.4 : T0 (Timer 0 Eksternal Input) f. P3.5 : T1 (Temer 1 Eksternal Input) g. P3.6 : WR(Eksternal Data Memori Write Strobe) h. P3.7 : RD(Eksternal Data Memori Read Strobe) Port 3 menerima pula beberapa sinyal control untuk Flash Programming dan Verification. 22
  • 37. L. Port Serial Mikrocontroler AT89X51 telah dilengkapi perangkat komunikasi serial. Untuk mengaktifkan dan mengkofigurasikannya, pemrogram harus mengakses register SCON dan bit SMOD (bit ke 7 pada register PCON). 1. Mode 0 Bekerja sebagai sarana komunikasi data seri sinkron, data seri dikirim dan diterima melalui kaki RxD, sedangkan kaki TxD dapat dipakai untuk menyalurkan clock yang diperlukan komunikasi data sinkron. Data ditransmisikan per 8 bit dengan kecepatan transmisi data(baud rate) tetap sebesar ½ frekuensi kerja AT 89X51. 2. Mode 1 Mode 1 dan 2 mode berikutnya merupakan sarana komunikasi seri asinkron. Data seri dikirim melalui kaki TxD dan diterima kaki RxD. Data ditransmisikan per 10 bit yang terdiri atas 1 bit start (’0’), 8 bit data, dan 1 bit stop (’1’). Kecepatan transmisi data (baud rate) ditentukan lewat timmer 1 yang bisa diatur untuk berbagai kaecepatan. 3. Mode 2 Data seri dikirim melalui kaki TxD dan diterima dari kaki RxD. Data ditransmisikan per 11 bit, terdiri atas 1 bit start (’0’), 8 bit data, 1 bit data tambahan (bit ke-9), dan 1 bit stop (’1’). Kecepatan transmisikan data (baud rate) hanya dapat dipilih 1/32 atau 1/64 frekuensi AT89X51. 4. Mode 3 23
  • 38. Data seri dikirim melalui kaki TxD dan diterima dari kaki RxD. Data ditransmisikan per 11 bit pula. Sesungguhnya, mode 2 dan mode 3 sama persis. Perbedaannya adalah kecepatan transmisi data (baud rate) mode 3 ditentukan lewat timmer 1, yang bisa diatur untuk berbagai kecepatan, persis sama dengan mode 1. Fasilitas Timer / Counter Alamat T2CON = 0C8H nilai reset = 0000 000B Bit addressable TF2 EXF2 RCL:K TCLK EXEN TR2 C/T2 CP/RC2 7 6 5 4 3 2 1 0 Tabel 2. T2 CON Timer / Counter 2 Control Register Simbol Fungsi TF2 Timer2 overflow flag: aktif jika timer 2 overflow dan harus di-reset melalui softwere. TF 2 tidak akan set jika RCLK atau TCLK = 1 EXF2 Timer2 external flag akan set jika ada transisi negative pada T2EX dan EXEN = 1. Jika interupsi timer2 diaktifkan, maka EXF2 =1 akan menyebabkan CPU menjalankan rutin interupsi. EXF2 harus di-clear secara software. RCLK Receive clock enable. Jika set, maka akan menyebabkan serial port menggunakan pulsa overflow timer2 sebagai sumberclock 24
  • 39. penerimannya pada mode 1dan 3. Jika tidak, maka serial port menggunakan timer 1. TCLK Transmit clock enable. Jika set, maka akan menyebabkan port serial menggunakan pulsa overflow timer2 sebagai sumber clock pengirimannya pada mode 1 dan 3. Jika tidak, maka port serial menggunakan timer 1. EXEN2 Timer2 external enable. Jika set, maka memperbolehkan capture atau reload sebagai hasil transsi negatif pada pin T2EX jika timer2 tidak di gunakan sebagai sumber clock di port serial. TR2 Start / stop kontrol untuk timer2, TR2=1 start timer C/T2 Pilihan Timer/Counter pada timer2. C/T2=0 sebagai fungsi timer, sedangkan C/T2=1 sebagai external counter (aktif sis rendah). CP/ RC2 Pilihan Capture / Reload. CP / RC2 =1 menyebabkan capture terjadi jika ada transisi negatif di T2EX jika EXEN 2=1. Timer2 adalah Timer / Counter 16 bit yang dapat beroperasi sebagai timer maupun counter. Pemilihan mode Counter / Timer dengan mengatur bit C / T2 pada register T2CON. Timer 2 mempunyai tiga mode operasi, yaitu : Capture, Reload (up/ down counting), dan baud rate generator. Peilihan modenya dengan mengatur Register T2 CON pada table dibawah ini. 25
  • 40. Tabel 3. Pemilihan Mode Timer2 RCLK+TCLK CP/ RL2 TR2 Mode 0 0 1 16 bit auto-reload 0 1 1 16 bit capture 1 X 1 Baud rate generator X X 0 Off M. Light Dependent Resistor (LDR) Light Dependent Resistor atau Photoconductive adalah suatu elemen yang konduktivitasnya berubah-ubah tergantung dari intensitas berkas cahaya yang diterima permukaan elemen tersebut merupakan sejenis yang peka cahaya. Apabila LDR mendapat sorotan sinar, maka akan terlepas sejumlah elektron dari lintasan-lintasan atomnya elektron bebas. Penambahan jumlah elektron bebas dalam resistor meningkatkan konduktivitasnya, maka harga tahanannya akan menurun. Semakin kuat sorotan sinar terhadap LDR semakin kecil pula harga tahanannya. Dalam rangkaian pintu otomatis, LDR ini dipakai sebagai sensor cahaya. LDR merupakan sel fotoresistif. Sel-sel fotoresistif adalah elemen-elemen yang daya hantarnya merupakan fungsi dari radiasi elektromagnetik (cahaya) yang masuk. Beberapa bahan jika disinari atau dikenakan cahaya akan mengalami perubahan tahanan. Biasanya bahan itu adalah semikonduktor, karena sebagian besar tahanan semikoduktor sensitive terhadap radiasi elektromagnetik. Pada umumnya jika ada rangkaian cahaya atau iluminasi akan menyebabkan penurunan harga tahanannya sebaliknya 26
  • 41. penurunan iluminasi akan menyebabkan kenaikan harga tahanan. Banyak bahan bersifat fotoresistif sampai tingkat tertentu, akan tetapi yang terpenting secara komersial adalah cadmium sulfide, germanium dan silicon. Respon spectral dari sel ini sering digunakan dalam pemakaian dimana penglihatan manusia merupakan suatu faktor, seperti selaput pelangi otomatis pada alat potret kamera. Gambar 9. Simbol LDR. Gambar 10. Kontruksi LDR. (Dedi Rusmadi, 1995: 71) 27
  • 42. Elemen-elemen dasar dari sebuah sel fotoresistif adalah subtract keramik, lapisan bahan fotoresistif, electrodametalik untuk menghubungkan alat kesebuah rangkaian dan sebuah penutup tahan uap atau pembungkus yang melindungi LDR dari kelembaban. N. Dekoder Dan Seven Segment Dalam perancangan alat ini penulis menggunakan Dekoder dan seven segment untuk menampilkan hasil dari penghitungan. Decoder adalah suatu rangkaian logika yang dapat dipergunakan untuk merubah bilangan Biner menjadi bilangan Desimal. Berdasarkan kegunaannya Dekoder dapat digolongkan atas: 1. BCD to Decimal Dekoder 2. BCD to Seven Segment Dekoder Yang akan dijelaskan pada pembahasan disini yaitu tentang BCD to Seven Segment Dekoder. Dekoder jenis ini dapat dipergunakan untuk mengubah bilangan Biner dalam Sandi BCD 8421 ke dalam bilangan Desimal yang akan ditampilkan oleh sebuah penampil Seven Segment (Seven Segment Display). Penampil Seven Segment ini terdiri dari 7 buah segment yang disusun sedemikian rupa membentuk angka 8. Tiap- tiap segment tersebut diberi tanda dengan hurup a, b, c, d, e, f, dan g. Segmen-segmen yang banyak dipakai adalah yang menggunakan prinsip lampu LED seperti pada gambar dibawah ini. 28
  • 43. Gambar 11. Light Emitting Dioda Gambar 12. Decoder BCD to Seven Segment 29
  • 44. Seperti terlihat pada gambar diatas, Decoder BCD to Seven Segment mempunyai empat buah input DCBA dan 7 buah output yang diberikan tanda a, b, c, d, e, f dan g. keempat input DCBA mendapatkam signal yang berasal dari Counter, sedangkan ketujuh output dihubungkan dengan display Seven Segment melalui tahanan sebesar 150 Ohm. 30
  • 45. BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN A. Umum Didalam merancang alat penulis menginginkan ketika ada orang yang melintas melewati pintu yang dipasangi sensor LDR maka sensor akan mengirimkan sinyal ke rangkaian mikrokontroller. Sinyal yang berupa pulsa-pulsa ini kemudian dicacah oleh mikrokontroller AT89S51 dan dikonversikan menjadi BCD, sehingga dapat diproses oleh decoder BCD to seven segment. Bit-bit yang telah dikonversikan kemudian ditampilkan pada seven segment Sebelum melakukan pembuatan alat maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan dimana pada perancangan dilakukan pembuatan diagram blok dan sketsa rangkaian untuk setiap blok dengan fungsi tertentu sesuai dengan spesifikasi alat yang diharapkan. Kemudian setiap blok dihubungkan sehingga membentuk sistem dari alat yang diharapkan. Pada perancangan dilakukan juga pemilihan komponen dan perhitungan nilai komponen agar alat dapat bekerja dengan baik. . 31
  • 46. B. Langkah - langkah Pembuatan Alat Dalam merancang/membuat alat, terlebih dahulu membuat diagram blok alat tersebut. Dibawah ini adalah gambar diagram blok MOTOR 1 MOTOR 2 SENSOR MASUK SENSOR CONTROLLER KELUAR MCS - 51 SEVEN SEGM EN CATU DAYA Gambar 14. Diagram Blok Alat Keterangan Diagram: 1. Board controller MCS-51 memakai IC AT89S51, berfungsi sebagai pengendali logika dan pengolah data. 2. Sensor 1 (Pintu masuk) untuk mendeteksi gerakan sebagai tanda ada yang lewat pada Pintu masuk 3. Sensor 2 (Pintu keluar) untuk mendeteksi gerakan sebagai tanda ada yang lewat pada pintu keluar. 4. Motor 1 untuk menggerakkan pada pintu masuk. 5. Motor 2 untuk menggerakkan pada pintu keluar. 6. Peraga 3 x 7 Segment berfungsi untuk melihat berapa jumlah orang yang lewat atau terdeteksi. Batas maximum yang lewat 50. 32
  • 47. 7. Catu Daya. Setelah merancang alat tersebut selanjutnya membuat alur proses pembuatan alat/alur pembuatan alat. Untuk lebih mudah megetahui proses pembautan, perhatikan alur gambar dibawah ini. Alur Manufakturing Mulai Studi Pustaka Persiapan Perancangan Hardware Pembuatan Pembuatan Pembuatan Pembuatan Rangkaian Rangkaian Rangkaian Rangkaian Catu Daya LDR Seven Microcontrol Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian Rangkaian Rangkaian Rangkaian Rangkaian Catu Daya LDR Seven Mikrokontroll Koneksi Rangkaian Ke Port Mi ll Persiapan Perancangan Software Pembuatan Software dengan menggunakan Program Bahasa C Download Program ke dalam Rangkaian Pengujian alat k l h Y Penyusunan Laporan Selesai Gambar 15. Diagram alur perancangan alat 33
  • 48. C. Pembuatan Miniatur Gedung Miniatur gedung terbuat dari triplek, yang dibentuk persegi panjang dengan diatas terbuka. Replikasi gedung itu terdiri dari dua pintu, pintu masuk dan keluar. Pintu yang digunakan adalah pintu geser. Sensor 1 dipasang pada pintu masuk, dan sensor 2 dipasang pada pintu keluar dan diatas kanan dipasang tampilan seven segment untuk mengatahui berapa yang jumlah orang. Ukuran gedung panjang: 42 cm, lebar: 40cm, tinggi: 23cm. Sedangkan ukuran pintu masuk dan keluar sama adalah yaitu panjang lebar: 6,5 cm, tinggi: 10 cm 6,5 cm 23 cm 10 cm 42 cm 40 cm Gambar. 16 Miniatur Gedung D. Pembuatan Catu Daya Proses pembuatan catu daya dilakukan awal biar labih mudah merangkaianya. Kebutuhan catu daya untuk keseluruhan rangkaian adalah sekitar 5 VDC karena rangkaian bekerja pada format TTL sehingga catu daya yang dibuat harus mempunyai tegangan output 5 VDC. Adapun rangkaian catu daya ditunjukkan seperti pada gambar berikut 34
  • 49. 12VDC UNREG IC1 LM7805C VCC D1 /TO220 5VDC 1 3 AC IN OUT IN 1N4001 3 R1 GND 2 C1 1 D2 J2 D3 2 1N4001 LED Gambar 17. Rangkaian Catu Daya Karena mikrokontroler AT89S51 dan komponen lainnya terutama IC membutuhkan catu daya yang stabil pada 5 VDC maka digunakan IC regulator yang akan menstabilkan tegangan keluaran pada 5 VDC yaitu IC 7805 yang banyak tersedia dipasaran dengan harga yang cukup murah. D1 dan D2 berfungsi sebagai penyearah sementara C1 sebagai filter untuk menekan ripple yang terjadi. Sementara sebagai indikator catu daya sedang aktif maka dipasang LED D3 dengan pembatas arus LED oleh R1 yang akan menyala jika catu daya aktif. 35
  • 50. E. Rangkaian Sensor LDR Sensor LDR ini dipasang pada pintu masuk dan pintu keluar gedung. Rangkaian ini berfungsi untuk mendeteksi orang yang lewat dimana cara kerja rangkaian ini adalah dengan memancarkan cahaya kemudian diterima oleh penerima dan jika ada yang melewati antara pemancar dan penerima maka cahaya LDR akan terhalang sehingga tidak sampai di penerima. 5VDC 12VDC 470 1K 10K 1K 7 5 CA3140 3 + 6 LED 2 - BD 139 OUT1 20K 4 8 1 4K7 LED LDR 5VDC 12VDC 470 1K 10K 1K 7 5 CA3140 3 + 6 LED 2 - BD 139 OUT2 20K 4 8 1 4K7 LED LDR Gambar 18. Gambar Driver LDR 36
  • 51. Didalam rangkaian LDR dari sensor cahaya diubah menjadi logic, logic terbagi menjadi 2 yauitu logic 0 dan logic 1, setelah itu disalurkan ke microcontroller diolah dan di tampilkan diseven segment. Pada alat penghitung orang masuk diatas sensor LDRnya ada dua, yaitu di pintu masuk dan pintu keluar. Untuk lebih jelas nya gambar dibawah ini. SENSOR SENSOR PINTU RUANGAN PINTU MASUK KELUAR Gambar 19. Ruangan yang di pasang sensor F. Seven Segment Seven segmen yang digunakan disini adalah seven segment 3 digit. Tapi yang di tampilkan hanya 2 digit. Karena maksimal orang yang masuk hanya 50 orang. Dalam perancangan alat ini penulis menggunakan Dekoder dan seven segment untuk menampilkan hasil dari penghitungan. Tampilan seven segment terpasang pada kanan atas. Terlihat pada gambar dibawah ini. 37
  • 52. Seven Segment 3 digit 6,5 cm Sensor LDR 10 cm Gambar.20 Gedung tampak dari depan. G. Rangkaian Mikrokontroler AT 89S51 Rangkaian ini merupakan jantung rangkaian keseluruhan yang akan mengolah data dari 10 sinyal yang masuk secara bergantian kemudian data tersebut dikirimkan ke PC. Sebagai pengendali digunakan IC mikrokontroller AT89C51 yang mempunyai banyak kemudahan antara lain bahasa pemrograman yang mudah dipelajari, sudah mengandung 4 Kbyte flash memori, RAM 128 byte, 32 jalur I/O, dua timer 16 bit, 5 vektor interupsi 2 level, port serial 2 arah, rangkaian detak (clock).Disamping itu harga IC tersebut cukup murah dan banyak tersedia dipasaran. Rangkaian lengkap mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan pada gambar. 38
  • 53. 5V 1 C R array 10K SEVEN SEGMENT AT89S51 SEVEN SEGMENT 9 8 7 6 5 4 3 2 39 21 1 38 P0.0/AD0 P2.0/A8 22 1 2 37 P0.1/AD1 P2.1/A9 23 2 3 36 P0.2/AD2 P2.2/A10 24 3 4 35 P0.3/AD3 P2.3/A11 25 4 5 34 P0.4/AD4 P2.4/A12 26 6 33 P0.5/AD5 P2.5/A13 27 7 32 P0.6/AD6 P2.6/A14 28 BUZZER 8 P0.7/AD7 P2.7/A15 1 10 1 2 P1.0 P3.0/RXD 11 1 2 3 P1.1 P3.1/TXD 12 2 LIMIT SWITCH 3 P1.2 P3.2/INTO 3 DRIVER MOTOR 4 13 4 5 P1.3 P3.3/INT1 14 4 6 P1.4 P3.4/TO 15 LDR 1 7 P1.5 P3.5/T1 16 2 8 P1.6 P3.6/WR 17 P1.7 P3.7/RD 12MHz 19 29 18 XTAL1 PSEN 9 XTAL2 30 5V RST ALE/PROG 2x 33pF 31 5V EA/VPP 40 RESET VCC 10uF 10K Gambar 21. Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 Data dari port 0 akan diolah lebih lanjut dengan mengelompokannya untuk jalur tertentu ( 10 jalur ), kemudian data terswbut dikirimkan secara serial melalui pin TXD dan akan menerima sinyal dari PC bahwa data telah sampai melalui pin RXD. Agar mikrokontroller dapat mengekskusi program dari awal program ( alamat 00H ) maka mikrokontroller akan direset secara otomatis saat catu daya pertama kali dihidupkan dimana untuk resat otomatis ini dilakukan oleh C8 dan 39
  • 54. C9 ( Power On Reset ). Dengan cara ini maka reset akan berlangsung secara otomatis, namun demikian reset manual tetap diperlukan untuk keadaan tertentu misalnya untuk memulai kembali program dari awal tanpa harus mematikan catu daya. Prinsip kerja dari reset otomatis ini adalah proses pengisian dan pengosongan C8 dimana pin reset membutuhkan logika high. Pada saat catu daya dihidupkan maka C8 mulai diisi sementara pada pin reset belum ada tegangan. Setelah C8 penuh maka tegangan dari C8 akan menyulut pin reset high sehingga terjadi reset. Pada saat catu dimatikan maka akan berlangsung pengosongan C8 melalui R9 sehingga saat catu dihidupkan kembali maka akan terjadi lagi proses pengisian sehingga terjadi reset kembali Agar mikrokontroller dapat bekerja maka dibutuhkan suatu rangkaian osilator sebagai sumber clock dan dalam hal ini digunakan osilator internal yang sudah ada dalam mikrokontroller AT89S51, tinggal dihubungkan dengan sebuah kristal Dalam hal ini kristal yang digunakan adalah 11.0592MHz agar mikrokontroller bekerja dengan kecepatan maksimum. C9 dan C10 merupakan penstabil clock dan merupakan saran atau rekomendasi dari pabrik pembuat ATMEL Prinsip kerja dari mikrokontroller ini sesuai dengan program yang dibuat sehingga penjelasan menyeluruh dijelaskan bersama dengan diagram alir atau flowchart program yang dibuat pada sub pembahasan perancangan software. 40
  • 55. 5VDC 12VDC 470 1K 10K 1K 7 5 CA3140 5VDC 5VDC 5VDC 3 + 6 LED 2 - BD 139 10K 4 8 1 4K7 LED LDR 5VDC 5VDC 16 7 X 180 13 VCC OUTA 12VDC 4 12 470 BI/RBO OUTB 1K 5 RBI OUTC 11 3 10 1K 10K 1K 1K LT OUTD CA3140 7 5 7 9 3 1 INA OUTE + LED 1K INB 6 2 15 2 6 INC OUTF - IND 1K 14 GND OUTG BD 139 10K 4 8 1 74LS47 8 4K7 LED LDR 5VDC 7 X 180 16 13 VCC OUTA 4 12 BI/RBO OUTB 1K 5 RBI OUTC 11 3 10 1K LT OUTD 7 9 1 INA OUTE 5VDC 1K INB 2 15 6 INC OUTF IND 1K 14 GND OUTG 1 C R array 10K 74LS47 8 9 8 7 6 5 4 3 2 5VDC AT89S51 5VDC 7 X 180 16 39 21 38 P0.0/AD0 P2.0/A8 22 P0.1/AD1 P2.1/A9 13 VCC 37 23 OUTA 36 P0.2/AD2 P2.2/A10 24 35 P0.3/AD3 P2.3/A11 25 4 12 P0.4/AD4 P2.4/A12 BI/RBO OUTB 34 26 33 P0.5/AD5 P2.5/A13 27 1K 5 RBI OUTC 11 10K 10K 10K 10k 32 P0.6/AD6 P2.6/A14 28 P0.7/AD7 P2.7/A15 3 10 1K LT OUTD 1 10 2 P1.0 P3.0/RXD 11 7 9 P1.1 P3.1/TXD 1 INA OUTE 3 12 1K INB 4 P1.2 P3.2/INTO 13 2 15 P1.3 P3.3/INT1 6 INC OUTF 5 14 IND P1.4 P3.4/TO 1K 14 GND 6 15 OUTG S2 P1.5 P3.5/T1 S4 S3 S1 7 P1.6 P3.6/WR 16 8 17 P1.7 P3.7/RD 12MHz 74LS47 8 19 29 18 XTAL1 PSEN XTAL2 5VDC 9 RST ALE/PROG 30 12V 2x 33pF 31 EA/VPP 5VDC 40 VCC 1K RESET 10uF 12V V MOTOR 12V V MOTOR BUZZER 10k 4K7 1N4002 100uF 100uF BC 517 1N4002 RELAY 1 RELAY1 4K7 4K7 BC517 BC517 12V 12V 1N4002 100uF 100uF 1N4002 RELAY 2 RELAY 2 4K7 4K7 BC517 BC517 1 2 1 2 MOTOR DC2 MOTOR DC1 Gambar 22. Rangkaian Lengkap Simulator Penghitung Orang H. Prinsip Kerja Pada dasarnya alat yang dibuat merupakan sebuah alat penghitung jumlah orang yang memasuki suatu gedung. Pada saat catu daya dihidupkan maka sensor LDR akan mendeteksi orang yang masuk gedung, kemudian sensor akan mengirimkan sinyal ke mikro untuk diproses dan menjumlahkan setiap pendeteksian orang yang masuk. Sebaliknya jika sensor yang ditempatkan pada pintu keluar, maka akan mengirimkan sinyal ke mikro untuk diproses dan 41
  • 56. mengurangi hasil penjumlahan orang yang masuk. Apabila ruangan sudah penuh atau seven segmen menunjukan angka 50 maka tanda alarm akan berbunyi. Alarm tersebut berupa buzeer yang terpasang pada sebelah kanan atas. Hasil pendeteksian orang yang ada digedung akan ditampilkan pada seven segmen. Untuk lebih lanjut perhatikan diagram bolck dibawah ini. LDR (+1) Seven Segment Ada Sinyal Pembalik Putaran Motor 1 2 MCS- 51 3 4 7 8 Motor 6 5 9 Limit I Limit II Open Close 10 Gambar. 22 Diagram Proses Kerja Sistem Alat pada Pintu 1 42
  • 57. LDR (-1) S ev en S egm ent A da Sinyal Pem balik P utaran M otor 1 2 M C S - 51 3 4 7 8 M otor 6 5 9 L im it I L im it II O pen C lose 10 Gambar. 23 Diagram Proses Kerja Sistem Alat pada Pintu 2 Keterangan Pada diagram proses sistem pada pintu satu. Apabila LDR ada sinyal maka LDR langsung mengirimkan sinyal ke mikro, setelah diproses dimikro maka akan ditampilakan diseven segment dan di salurkan ke pembalaik putaran motor, otomatis sevensegment akan bertambah pada pintu 1, lalu pembalik putaran motor ke motor, motor akan bergerak maka pintu akan membuka setelah terkena limit switch langsung mengirimkan ke mikro dan disalurkan kembali ke pembalik putaran motor dan mengerakan motor maka pintu akan menutup. Perbedaan pada pintu 1 dan 2 adalah pada seven segmentnya. Apabila pada pintu satu LDR nya ada sinyal maka akan bertambah sedangkan pada pintu dua LDR nya ada sinyal maka akan berkurang. 43
  • 58. BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS Setelah tahap perancangan hingga terciptanya sebuah alat maka tahap selanjutnya adalah pengukuran dan pengujian. Langkah ini ditempuh agar dapat diketahui karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi alat secara keseluruhan. A. PENGUJIAN ALAT Setelah merancang alat dan mempelajari cara kerjanya, maka dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran yang merupakan bagian dari suatu proses perancangan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kerja dari alat yang telah dirancang. Pengujian dilakukan berdasarkan blok diagram dari alat tersebut agar dapat diketahui kerja dari setiap bagian. Didalam melaksanakan pengujian maupun pengukuran diperlukan beberapa peralatan, diantaranya untuk melihat bentuk gelombang yang keluar, juga besarnya nilai tegangan dan lain sebagainya. Adapun peralatan pendukung yang digunakan adalah : 1. Osciloscope berfungsi untuk melihat bentuk gelombang disetiap titik yang telah di tentukan. Dengan adanya Osciloscope dapat diketahui adanya penyimpangan-penyimpangan, juga dapat dihitung besarnya tegangan dan frekuensi dari setiap titik. Jenis Osciloscope. 2. Voltmeter Heles untuk melihat nilai tegangan dari bagian penguat ( Driver ). 3. Frekuensi counter untuk mengukur nilai frekuensi pada bagian yang perlu diketahui nilai frekuensimya. 44