1. cap-ci p-cup's blog
Novia's blog :)
Jumat, 18 Maret 2011
Tektonik Lempeng
Pada dasar lautan ternyata juga terdapat batuan, akan tetapi sifatnya berbeda
dengan batuan yang membentuk daratan. Dengan demkian batuan penyusun
Bumi yang paling atas (litosfera) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batuan /
lempeng daratan (Continental Plate) dan batuan / lempeng samudra (Oceanic
Plate). Kedua macam lempeng tersebut mengapung di atas suatu massa dasar
plastis yang dinamakan Astenosfera. Massa jenis lempeng samudera lebih berat
dari pada lempeng benua, itulah sebabnya posisinya lebih rendah sehingga bagian
atasnya ditutupi air menjadi lautan. Ini adalah konsep dasar teori Tektonik
Lempeng (Plate Tectonics).
Cairan batuan panas yang terdapat di bawah lempeng menerobos ke atas sehingga
lempeng retak dan terpecah-pecah. Pada bidang retakan antar lempeng terjadi
pembekuan batuan yang membentuk lempeng samudera baru. Lempeng samudera
yang baru tersebut terus bergerak bersama lempeng benua akibat terdesak oleh
keluarnya cairan batuan yang terus-menerus.Bentuk Bumi yang bulat
menyebabkan pecahan-pecahan daratan raksasa (lempeng benua) dan lempeng
samudera yang terus bergerak itu pada akhirnya ada yang saling bertemu dan
bertubrukan.
Tubrukan lempeng ada tiga macam, yaitu lempeng benua vs lempeng benua,
lempeng samudera vs lempeng samudera dan lempeng benua vs lempeng
samudera. Pegunungan Himalaya merupakan hasil tumbukan antara dua lempeng
continen, yaitu kontinen India dengan kontinen Asia. Keduanya saling ngotot tidak
ada yang mau mengalah, sehingga desakan antara kedua lempeng tersebut
menjulang ke atas membentuk pegunungan yang tertinggi di Bumi.
Berbeda halnya dengan tumbukan antara lempeng samudera dengan lempeng
benua seperti yang terjadi di lepas pantai barat Sumatera. Pada tempat tersebut
terjadi tumbukan antara lempeng samudera Hindia dengan pinggiran lempeng
benua Asia, yaitu Pulau Sumatera. Pada peristiwa ini lempeng samudera Hindia
kalah stamina sehingga merunduk, menekuk masuk ke bawah lempeng Sumatera
2. dan membentuk palung, yaitu dasar laut yang dalam dan sempit. Keadaan seperti
ini terjadi sepanjang pantai barat Sumatera, Selatan Jawa sampai terus ke Nusa
Tenggara dan Laut Banda.
Lempeng samudera yang tebalnya lebih dari 50 km tersebut terus mendesak dan
bergerak masuk, gesekannnya menyebabkan panas yang sangat tinggi sehingga
menimbulkan rangkaian gunungapi di atas P. Sumatera. Retakan dan patahan
secara berkala akan terjadi pada kedua lempeng yang saling beradu. Oleh karena
ukurannya yang sangat tebal, maka setiap kali terjadi retakan atau patahan selalu
menimbulkan getaran yang oleh kita dinamakan gempabumi (gempa tektonik).
Karena gempanya terjadi di bawah laut, maka akan menyebabkan air laut yang ada
di atasnya ikut bergetar keras dan menimbulkan gelombang tsunami.
Zona penunjaman (suduction zone) yaitu batas tumbukan antara lempeng adalah
merupakan pusat terjadinya gempabumi (hypocentrum). Negara Indonesia, seperti
halnya Jepang adalah merupakan wilayah yang berisiko tinggi terhadap bahaya
gempabumi dan letusan gunungapi, kecuali di sebagian P. Kalimantan. Gerak
lempeng di selatan Jawa 10 kali lebih cepat ketimbang yang terjadi di barat
Sumatera, yaitu sekitar 10 – 15 cm setahun sehingga resiko bahayanya lebih tinggi
lagi.
Selama lempeng-lempeng batuan masih bergerak, gempabumi dan letusan gunung
api akan terus terjadi di bumi ini. Bahkan lebih dari itu, desakan yang berasal dari
lempeng samudera pasifik serta lempeng samudera Hindia-Australia yang terusmenerus, maka pada 50 juta tahun yang akan datang peta Bumi akan berubah
seperti yang terlihat pada gambar 1. Tampak jelas dari gambar itu, tatkala P. Jawa,
Kalimantan dan yang lainnya sudah tidak ada lagi di atas Bumi, maka sebagian
besar P. Sumatera masih tetap eksis.