2. SISTEM THT (POLIP)
- RISCHI PRATAMA
– SEPRIZAL
- PANGESTU CHAESAR S
- IKA SAFITRI
- WIA NURSYIFA
- RIMA SAGITA
- NURAZIZAH
Kelompok 5
2b. Keperawatan
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
3. adalah salah satu organ
sensori yang fungsinya
sebagai organ penciuman.
Jika hidung mengalami
gangguan, maka akan
berpengaruh pada beberapa
sistem tubuh, seperti
pernapasan dan penciuman.
IBNU SINA (BAPAK KEDOKTERAN DUNIA)
6. Polip hidung adalah massa
lunak, berwarna putih
atau keabu-abuan yang
terdapat dalam rongga
gidung. Paling sering
berasal dari sinus
etmoid, multiple, dan
bilateral. Biasanya pada
orang dewasa. Pada anak
mungkin merupakan
gejala kistik fibrosis.
Willian Havery Penemu peredaran Darah
9. Polip Hidung terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Polip hidung Tunggal. Jumlah polip
hanya sebuah. Berasal dari sel-sel
permukaan dinding sinus tulang pipi
(maxilla).
2. Polip Hidung Multiple. Jumlah polip
lebih dari satu. Dapat timbul di kedua
sisi rongga hidung. Pada umumnya
berasal dari permukaan dinding rongga
tulang hidung bagian atas (etmoid).
Karl Landsteiner,menemukan golongan darah manusia
11. Terjadi akibat reaksi hipertensitif atau reaksi
alergi pada mukosa hidung. Polip dapat timbul
pada penderita laki-laki maupun
perempuan, dari usia anak-anak sampai usia
lanjut. Bila ada polip pada anak di bawah usia
2 tahun, harus disingkirkan kemungkinan
meningokel atau meningoensefalokel.
Polip itu dapat tumbuh banyak, sehingga
kadang-kadang tampak hidung penderita
membesar, dan apabila penyebarannya tidak
diobati setelah polip dikeluarkan, ia dapat
tumbuh kembali. Oleh karena itu janganlah
bosan berobat, oleh karena seringkali
seseorang dioperasi untuk menegluarkan
polipnya berulang-ulang.
Willem Einthoven .penemuan mekanisme elektrokardiogram (EKG)
12. Yang dapat menjadi faktor
predisposisi terjadinya polip
antara lain :
a)
Alergi terutama rinitis
alergi.
b)
Sinusitis kronik.
c)
Iritasi.
d)
Sumbatan hidung oleh
kelainan anatomi seperti
deviasi septum dan
hipertrofi konka.
Robert Bárány ,penelitian apparatus vestibularis pada telinga dalam
13. Emil Adolf von Behring, penemuan terapi serum untuk perawatan difteri
25. Cara konservatif atau
menggunakan obat- obatan yaitu
menggunakan glukokortikoid yang
merupakan satu- satunya
kortikosteroid yang efektif, terbagi
atas kortikosteroid topical dan
kortikosteroid sistemik.
Kortikosteroid topical (long term
topical treatment) diberikan
dalam bentuk tetes atau semprot
hidung tiak lebih dari 2 minggu.
Louis pasteur (Penemu teknik Pasteurisasi)
27. Komplikasi
Satu buah polip jarang menyebabkan
komplikasi, tapi dalam ukuran besar atau
dalam jumlah banyak (polyposis) dapat
mengarah pada akut atau infeksi sinusitis
kronis, mengorok dan bahkan sleep
apnea - kondisi serius nafas dimana akan
stop dan start bernafas beberapa kali
selama tidur. Dalam kondisi parah, akan
mengubah bentuk wajah dan penyebab
penglihatan ganda/berbayang.
Edward janner (Penemu Vaksin)
29. A. Riwayat penyakit sekarang : klien merasaan
buntu pada hidung dan nyeri kronis pada
hidung.
B. Keluhan utama: sulit bernapas.
C. Riwatan penyakit dahulu: Klien memiliki
riwayat penyakit sinusitis, rhinitis alergi, serta
riwayat penyakit THT. Klien pernah menderita
penyakit akut dan perdarahan hidung atau
trauma. Selain itu, klien pernah menderita sakit
gigi geraham.
d. Riwayat penyakit keluarga: e.
-
Riwayat psikososial
Intrapersonal
: klien merasa cemas
akibat nyeri yang kronis.
Interpersonal : gangguan citra diri yang
berhubungan dengan suara sengau akibat
massa dalam hidung.
Wilhelm Conrad Rontgen (Penemu Mesin Rontgen)
30. No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS: nafsu makan berkurang
Polip
Gangguan
DO: berat badan turun, porsi
makan tidak habis
2
persepsi
sensori: penciuman
Penurunan indera penciuman
DS: klien merasa ada sumbatan di Adanya masa
Bersihan jalan nafas
hidung
tidak efektif
DO : RR 24 x/menit, pola nafas aliran/drainase sekret tertahan
tidak teratur, terlihat adanya otot
bantu napas saat inspirasi, adanya Hidung tersumbat
suara napas tambahan (ronchi)
3.
DS:klien merasa lemas, nafsu Hidung tersumbat
Nutrisi kurang dari
makan turun.
kebutuhan
DO:kurus, BB menurun (dari 65 Penciuman terganggu
kg menjadi 61 kg), albumin <<
3,2 , Hb << 11 , rambut terlihat Napsu makan berkurang
memerah pada anak-anak, lapisan
subkutan tipis.
31. 4.
DS: klien merasa lemas
DO:
mukosa
mulut
Hidung tersumbat
Resiko infeksi
kering,
penurunan turgor kulit.
Menghambat
drainase Menekan jaringan disekitar
paranasal
Penurunan O2 ke jaringan
Secret
terakumulasi sekitar
dalam sinus
Hipoksia jaringan
Tempat
yang
pertumbuhan kuman
untuk
Iskemik
Kerusakan jaringan
Tempat masuk kuman
5
DS: laporan keluarga terhadap Hidung tersumbat
adanya perubahan pola interaksi
pasien
,
ketidaknyamanan Suara sengau
terhadap situasi sosial
DO: teramati pada pasien adanya
kegagalan perilaku interaksi sosial
Hambatan interaksi
34. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gangguan persepsi sensori:
pembau/penghidu
Bersihan jalan nafas tidak efektif
b.d adanya masa dalam hidung
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d menurunnya nafsu
makan
Resiko infeksi b.d terhambatnya
drainase sekret
Hambatan interaksi sosial b.d
suara sengau yang timbul akibat
sumbatan polip
Ansietas b.d kegelisahan adanya
sumbatan pada hidung
Nyeri kronis b.d penekanan [polip
pada jaringan sekitar mukosa)
Galileo Galilei (Penemu Termometer)