1. dr. Muh. Ilhamy, SpOGK
dr. Arietta D Pusponegoro, SpOGK
Prof. dr. Endy M Moegni, SpOGK
HOGSI – PB POGI
Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas
bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Bandung, 12 Agustus 2014
1
Fisiologi
2. 2
Topik
1. Pengertian persalinan & status obstetrik
2. Mekanisme persalinan
3. Proses persalinan
4. Gerakan utama janin
5. Manajemen persalinan
6. Nifas
7. Pemantauan nifas
8. Perawatan nifas
3. Persalinan/ partus
3
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina atau abdomen ke dunia luar
Inpartu Sedang mengalami proses persalinan
Persalinan Normal
Bayi lahir presentasi belakang kepala, tanpa memakai alat
atau pertolongan istimewa, tidak melukai ibu dan bayi,
berlangsung dalam waktu <24 jam
Persalinan Abnormal
Bayi lahir pervaginam dengan bantuan ekstraksi cunam,
ekstraksi vakum, versi & ekstraksi, dekapitasi, embriotomi
atau dilahirkan perabdominam (seksio sesarea)
4. Status Obstetrik
Gravida
4
Sedang dalam keadaan hamil
Para Pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viabel)
Abortus
Penghentian kehamilan sebelum janin viabel
(usia 28 minggu atau berat janin < 500 gram)
Hidup Jumlah anak yang sekarang masih hidup
Sedang hamil pertama
Sedang hamil ke dua, pernah bersalin 1x
Sedang hamil ke empat, pernah bersalin 2x, pernah
keguguran/KET 1x, saat ini anak hidup 0
Sedang hamil kedua, pernah bersalin 1x gemelli, saat ini
anak hidup 2
Pernah bersalin 1x
G1 P 0 A0
G2 P 1 A0
G4 P 2 A1 H0
G2 P 1 A0 H2
P 1 A0
P 0 A1 Pernah keguguran/ KET 1x
5. 5
Pencetus proses persalinan
Menurunnya fungsi plasenta
Kadar Estrogen dan Progesteron berkurang
Nutrisi plasenta berkurang
Tekanan pada ganglion servikalis
di pleksus Frankenhauser
Iskemia otot uterus
6. 6
Teori penyebab persalinan
Rangsangan oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, timbul kontraksi otot
rahim
Pengaruh kortisol janin
Hipofisis & kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan. Pada
janin anensefalus proses persalinan lebih lama
Pengeluaran prostaglandin
Penelitian menunjukkan Prostaglandin F2/E2 intravena, intra dan
ekstra-amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan.
Pada bumil sebelum melahirkan atau selama persalinan, kadar
prostaglandin tinggi pada air ketuban & darah perifer
Peregangan otot uterus
Penurunan kadar progesteron
7. 7
Teori penyebab persalinan
Rangsangan oksitosin
Pengaruh kortisol janin
Pengeluaran prostaglandin
Peregangan otot uterus
Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot uterus, sebaliknya
estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron
dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga timbul his
8. 8
Susunan otot polos uterus
Lapisan luar
Arah longitudinal
Lapisan tengah
Arah anyaman tikar
Lapisan dalam
Arah sirkuler
9. 9
Efek kontraksi otot polos uterus
Terjadi tekanan yang merata, makin lama makin kuat,
dominansi di daerah fundus
Terjadi penipisan dan pembukaan serviks
Mendorong janin ke arah vagina
10. 10
Penipisan dan pembukaan serviks
Primipara Multipara
Penipisan dilanjutkan
pembukaan
Penipisan bersamaan dengan
pembukaan
11. 11
His
Kontraksi uterus yang RITMIS dan TERATUR
selama proses persalinan
Ada fase Kontraksi, dan Relaksasi
Frekuensi makin sering
Durasi makin lama
Amplitudo makin kuat
Simetris kanan-kiri
Merata
Dominansi fundus
Normal
12. 12
His
Awal Kala I
Frekuensi 3-4x/ 10 mnt
Lama 20-30 detik
Amplitudo 40 mmHg
Akhir Kala I
Frekuensi 3-4x/ 10 mnt
Lama 60-90 detik
Amplitudo 60 mmHg
Kala II
Frekuensi 3-4x/ 10 mnt
Amplitudo 60 mmHg
Tenaga meneran:
kontraksi diafragma &
otot dinding abdomen
Kala III
Frekuensi berkurang
Amplitudo 60-80 mmHg
Aktifitas uterus menurun
13. 13
Nyeri saat persalinan
Iskemia dalam korpus uteri diteruskan melalui
pleksus hipogastrikus ke susunan syaraf pusat
Peregangan vagina, jaringan dalam panggul, dan
peritoneum
Keadaan mental ibu
14. Nyeri melingkar
Teratur
Makin lama makin sering
Dibawa berjalan semakin kuat
Serviks mendatar danmembuka
14
Faktor yang berperanan
Power
Kekuatan his
Kekuatan mengejan
Passage
Jalan lahir keras
Jalan lahir lunak
Passenger
Ukuran janin
Posisi janin
Gejala persalinan
Lightening
Polakisuri (sering kencing)
Serviks matang
His palsu
3-4 mgg sebelum persalinan
Nyeri di perut bawah
Tidak teratur
Pendek
Tidak berpengaruh pada serviks
Tanda persalinan
His
Bloody show
Ketuban pecah
15. Kala dalam persalinan
Kala I
15
Kala pembukaan
Serviks membuka sampai diameter 10 cm
Kala II Kala pengeluaran
Mulai pembukaan lengkap sampai Bayi dilahirkan
Kala III Kala uri
Plasenta terlepas dan dilahirkan
Kala IV Mulai dari plasenta lahir sampai 2 jam
sesudahnya
16. 16
Kala I/ Kala Pembukaan
Fase laten
Pembukaan mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam
Fase aktif
Fase akselerasi: Pembukaan mencapai 3-4 cm, dalam 2
jam
Fase dilatasi maksimal: Pembukaan mencapai 4-9 cm,
dalam 2 jam
Fase deselerasi: Pembukaan mencapai 9 cm - lengkap,
dalam 2 jam
18. 18
Peristiwa pada Kala I
Mengeluarkan lendir + darah (Bloody Show)
Ostium uteri internum terbuka, sehingga
serviks menipis dan mendatar.
Ketuban pecah sendiri
Waktu kala I : Primigravida ± 13 jam,
Multipara ± 7 jam.
19. 19
Peristiwa pada Kala II
Kepala turun pada dasar panggul
Perasaan mengejan
Perineum melebar dengan anus membuka
Kepala dilahirkan dengan suboksiput
dibawah simfisis, dilanjutkan badan &
anggota badan dilahirkan
Waktu kala II : Primigravida ± 1,5 jam,
Multipara ± 0,5 jam.
20. 20
Peristiwa pada Kala III
Uterus berkontraksi, keras dan fundus uterus
agak diatas pusat
Plasenta lepas 6 – 15 menit setelah bayi lahir,
disertai pengeluaran darah
Batas waktu pengeluaran plasenta 2x15 mnt
21. 21
Peristiwa pada Kala IV
Masa observasi setelah persalinan berakhir
dalam waktu 2 jam
Observasi dalam hal:
• Kontraksi uterus
• Perdarahan pervaginam
• Kandung kemih kosong
• Jahitan luka perineum/ episiotomi
22. 22
Gerakan utama janin pada
saat proses persalinan
1. Masuk pintu atas panggul
2. Turun ke ronga panggul
3. Fleksi
4. Putaran paksi dalam
(rotasi interna)
5. Ekstensi
6. Putaran paksi luar (rotasi
eksterna)
7. Expulsi
23. 23
1. Kepala masuk pintu atas panggul
Sinklitismus
Sumbu kepala janin tegak lurus terhadap pintu atas panggul
Asinklitismus
Sumbu kepala janin miring terhadap pintu atas panggul
Asinklitismus anterior
Asinklitismus posterior
24. 24
2. Turun ke rongga panggul
Tekanan dari cairan amnion
Tekanan langsung dari fundus ke bokong
Kontraksi otot dinding perut
Badan janin berekstensi & menegang
25. 3. Fleksi
Dengan majunya kepala fleksi bertambah hingga
ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar
Keuntungan fleksi : ukuran kepala lebih kecil melalui
jalan lahir
Diameter sub oksipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter sub oksipito frontalis (11cm)
Karena anak didorong maju dan mendapat tahanan
dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dan dinding
panggul.
25
27. 27
4. Putaran paksi dalam (rotasi interna)
Mekanisme putaran paksi dalam:
Ubun-ubun kecil berputar ke depan ke bawah simfisis
Mekanisme penyesuaian posisi kepala dengan bentuk
jalan lahir (bidang tengah & pintu bawah panggul)
Selalu bersamaan dengan majunya kepala
Terjadi setelah melewati station 0 (H III)
28. 28
4. Putaran paksi dalam (rotasi interna)
Sebab terjadinya putaran paksi dalam:
Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan
intrauterin akibat his
Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang
paling sedikit (depan atas hiatus genitalis antara m.
levator ani kiri dan kanan)
Ukuran terbesar bidang tengah panggul adalah
diameter antero posterior
29. 29
5. Ekstensi
Terjadi setelah putaran paksi dalam selesai
Sebab sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan atas.
Tertekan pada perineum
Bekerja dua kekuatan: mendesak ke bawah dan
tahanan dasar panggul yang menolak ke atas.
Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut
hipomoklion
30. 6. Putaran paksi luar (eksterna)
Kepala anak memutar kembali kearah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi
karena putaran paksi dalam.
Putaran dilanjutkan hingga belakang kepala
berhadapan dengan tuber iskiadikum (sepihak)
Karena ukuran bahu (diameter bi-akromial) berada
dalam diameter antero posterior dari PBP.
30
31. 7. Ekspulsi
Bahu melintasi rongga panggul akan menyesuaikan
diri, sehingga di dasar panggul bahu akan berada
dalam posisi depan belakang.
Dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian
bahu belakang.
Kemudian bayi lahir keseluruhan
31
33. 33
Kala I
Yang perlu diperhatikan
Beri dukungan dan dengar keluhan ibu
Pantau tanda-tanda vital (TD, N, S, RR)
Gunakan partograf untuk memantau :
DJJ
Kontraksi
Pembukaan serviks
Penurunan kepala
Cairan amnion
34. 34
Kala I
Pimpinan persalinan
Lakukan Pemeriksaan Dalam untuk mengetahui:
Dinding vagina adakah bagian yang
menyempit.
Serviks, keadaan & pembukaannya
Kapasitas panggung
Penghalang / tumor jalan lahir
Presentasi janin
Turunnya bagian terendah janin dalam
rongga panggul
Imbangan antara besar kepala & panggul
Penentuan kala persalinan
35. Mengenali tanda dan gejala Kala II
Menyiapkan pertolongan persalinan
Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin
baik
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu
proses bimbingan meneran
Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi
Membantu lahirnya kepala
Membantu lahirnya bahu
Membantu lahirnya badan dan tungkai
35
Kala II
Yang perlu diperhatikan
36. 36
Kala II
Pimpinan persalinan
Bila ketuban belum pecah, dipecahkan
Dipimpin meneran
Dalam posisi terlentang, dengan tangan
merangkul lipat paha.
Dalam posisi miring
Episiotomi pada primigravida atau multipara dengan
perineum kaku
Setelah bayi lahir, tali pusat dijepit & dipotong
Kandung kemih dikosongkan
37. 37
Kala II
Pimpinan persalinan
Episiotomi (insisi perineum
dengan gunting)
Episiotomi mediana
Insisi pada garis tengah
Episiotomi mediolateral
Insisi pada garis tengah
diperluas ke lateral
Episiotomi lateralis
Insisi miring terhadap
garis tengah perineum
38. Pemberian oksitosin
Klem, potong dan ikat tali pusat
Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ke ibu
Amati kontraksi uterus
Keutuhan dan bentuk plasenta
Menilai perdarahan
38
Kala III
Yang perlu diperhatikan
39. 39
Kala III
Pimpinan persalinan
Manajemen aktif kala III (MAK III)
Oksitosin
Peregangan tali pusat terkendali
Masase uterus
40. 40
Kala IV
Yang perlu diperhatikan
Pengawasan tinggi fundus uteri/ involusi uterus
Pengawasan perdarahan dari vagina
Pengawasan konsistensi/ kontraksi rahim
Pengawasan keadaan umum ibu
41. 41
Kala IV
Pimpinan persalinan
Pastikan kontraksi uterus baik
Inisiasi Menyusu Dini
Perawatan bayi (Pemberian Vit. K, salep mata,
timbang, ukur, pemberian identitas dan penilaian
cacat)
Pemberian imunisasi hepatitis B
Pemantauan kontraksi uterus dan pencegahan
perdarahan pervaginam
Evaluasi keadaan umum
Pembersihan alat
Melengkapi partograf
42. 42
NIFAS/ PUERPERIUM
Masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan, lamanya 6 minggu
Perubahan yang terjadi
1. Involusi rahim
2. Involusi tempat insersi plasenta
3. Perubahan pembuluh darah rahim
4. Perubahan serviks
5. Perubahan saluran kencing
6. Perubahan dinding perut
43. 1. Involusi rahim
Bertahap dalam 42 hari
Berat uterus 1.000 gram menjadi 50 gram
Terjadi proses otolisis, nekrosis, epitelisasi. Hasilnya
berupa Lokia
2. Involusi tempat insersi plasenta
Ukuran dari sebesar telapak tangan menjadi 3–4 cm
kemudian menjadi 1–2 cm
Tidak meninggalkan jaringan parut
43
44. 44
3. Perubahan pembuluh darah rahim
Pembuluh darah besar mengecil, diganti pembuluh
darah yang lebih kecil
4. Perubahan serviks dan vagina
Ostium uteri menyempit
Robekan serviks menyembuh
Rugae pada vagina terbentuk kembali
45. 45
5. Perubahan saluran kemih
Edema & hiperemi dinding kandung kencing
Edema trigonum dapat menimbulkan retensio urin
Sensitivitas berkurang, menimbulkan residual urin
berpotensi terjadinya infeksi
6. Perubahan dinding perut
Dinding perut yang longgar, akan pulih dalam 6
minggu
46. 46
Perlu diperhatikan pada masa nifas
1. Suhu tubuh
2. Lokia
3. Produksi urin
4. Laboratorium darah
5. Penurunan berat badan
47. 47
1. Demam (>38 0C)
Fisiologis: terjadi dalam 24 jam pertama
Patologis: terjadi 2-10 hari postpartum
2. Lokia
Sekret vagina, berisi: eritrosit, potongan desidua, epitel &
bakteri
3. Urine
Hari ke 2-5, terjadi poliuria
Minggu I, bila reduksi (+) (laktosa ASI)
Bila terjadi Partus lama, akan terjadi asetonuria (kelaparan)
4. Darah
5. Berat badan
48. 48
1. Demam (>38 0C)
2. Lokia
3. Urine
4. Darah
Leukositosis (s.d 30.000/mm3) selama & sesudah persalinan
Trombositosis
Akhir minggu pertama kembali normal
5. Berat badan
6 minggu postpartum → mencapai BB sebelum hamil
Penurunan BB 2,5 kg (diuresis)
49. 49
Perawatan masa nifas
1. Ambulasi dini
2. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
3. Suhu
4. Miksi
Setelah 8 jam diuresis tidak ada, hati-hati retensio urin
5. Defekasi
Sulit BAB karena ibu takut mengedan
6. Puting susu
Sebelum/sesudah menyusui dibersihkan
7. Higiene vulva
50. Lama perawatan masa nifas
Bila tidak ada komplikasi 2 hari boleh pulang
Seksio sesarea tanpa komplikasi 3-4 hari boleh pulang
Memberi penjelasan agar kembali bila demam,
perdarahan, edema kaki
50
51. Ambulasi dini
Ibu dibimbing untuk berjalan dalam 6 jam post partum
Keuntungan
51
Penderita merasa lebih sehat
Fungsi faal usus + kandung kencing baik
Ibu lebih memungkinkan merawat anaknya
Lebih hemat
Kontra indikasi
Anemia
Penyakit jantung
Demam