UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Yang Bisa Pakai Doku Banyak Bonus
Wanita dan kepemimpinannya
1. Wanita dan kepemimpinannya : Megawati Soekarnoputri perempuan yang
menginspiratif emansipasi wanita tersukses
di Indonesia
2. A
pabila kita telaah secara obyektif, sejarah telah menyimpan catatan mengenai
performa positif kaum perempuan. Namun alasan kodrati perempuan sering
disudutkan pada keadaan yang tidak menguntungkan. Hal ini kerap kali menghilangkan
kesempatan perempuan untuk membuktikan kapasitas dan kapabilitas mereka. Di Indonesia
pun isu perempuan terus bergulir sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat.
Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia. Hak untuk
hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup tidak
hanya diperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun mempunyai hak yang sama pada
hakikatnya. Sayangnya sampai saat ini, perempuan seringkali dianggap lemah dan hanya
menjadi sosok pelengkap. Terlebih lagi adanya pola berpikir bahwa peran perempuan hanya
sebatas bekerja di dapur, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya hal di luar itu
menjadi tidak penting.
Sosok perempuan yang berprestasi dan bisa menyeimbangkan antara keluarga dan
karir menjadi sangat langka ditemukan. Perempuan seringkali takut untuk berkarir karena
tuntutan perannya sebagai ibu rumah tangga.
Dipelopori oleh R.A Kartini, persamaan gender di Indonesia kini sudah bisa dibilang
sukses dan bahkan akan terus berkembang lebih jauh. Sebut saja Megawati Soekarnoputri
yang telah menjadi pemimpin negara di Indonesia. Megawati merupakan presiden perempuan
pertama di Indonesia yang sekaligus sebagai inspirator terhadap kaum perempuan lainnya
untuk terus memperjuangkan emansipasi wanita.
Emansipasi berasal dari bahasa latin "emancipatio" yang artinya pembebasan dari
tangan kekuasaan. Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah
usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, sering bagi kelompok yang
tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum dalam pembahasan masalah seperti itu.
3. Adapun makna emansipasi wanita adalah perjuangan sejak abad ke-14 M. Dalam
rangka memperoleh persamaan hak dan kebebasan seperti hak kaum laki-laki.
Jadi para penyeru emansipasi wanita menginginkan agar para wanita disejajarkan
dengan kaum pria disegala bidang kehidupan, baik dalam pendidikan, pekerjaan,
perekonomian maupun dalam pemerintahan.
A. Keberhasilan Emansipasi Wanita Indonesia
Nama Raden Ajeng Kartini tentu tak asing lagi bagi telinga rakyat Indonesia, terutama
kaum perempuan. Sebab bukan saja karena tiap 21 April, hari lahirnya diperingati, tapi lebih
dari itu. Kartini, disebut-sebut sebagai simbol perjuangan perempuan Indonesia yang
dianggap sebagai penyebab perempuan Indonesia sekarang bisa berprestasi tinggi. Jadi
presiden, menteri, duta besar, jenderal, pengusaha atau wakil rakyat.
Kartini adalah pejuang emansipasi perempuan.Walau perjuangannya melalui tulisan,
anak RMAA Sosroningrat dan MA Ngasirah, yang diistilahkan Pramudya Ananta Toer
sebagai ”Gadis Jepara” ini, merupakan perempuan progresif radikal pada zamannya.
Mencermati naiknya Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI ke-5, apalagi
dikaitkan dengan gerakan perempuann khususnya dalam konteks yang disebut Orde Baru
sebagai emansipasi memang sungguh menggoda. Sebab disamping kita melihat kemajuan
signifikan yang telah dicapai perempuan, perhatian itu bisa merupakan analisis bagaimana
metamorfosa gerakan perempuan berlangsung.
Untuk melihat benang merah ”menggeliat”-nya dunia perempuan, terutama di
Indonesia, memang diperlukan kriteria tertentu karena banyak fenomena yang tentu tidak
semuanya bisa dirangkul. Selain punya magnitude besar, kriteria lain yang digunakan adalah
fenomena tersebut harus bisa mewakili perempuan pada zamannya.
4. Dyah Permata Megawati Setyawati Sukarnoputri atau umumnya lebih dikenal
sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan "Mbak Mega" (lahir
di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 66 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kelima yang
menjabat sejak 23 Juli2001 — 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia
pertama dan anak dari presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak
ayahnya menjadi Presiden Indonesia.
Ia
tahun 2001.
menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang
Sidang
Istimewa
MPR ini
diadakan
dalam
Istimewa
menanggapi
MPR pada
langkah
Presiden Abdurrahman Wahid yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia
dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat Wakil
Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.
Jejak politik sang ayah berpengaruh kuat pada diri Megawati Soekarnoputri. Karena
sejak mahasiswa, saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran, ia pun selalu aktif
di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Jejak perjuangan Megawati Soekarnoputri
Tahun 1986
Pada tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang
Jakarta Pusat. Karier politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh waktu satu tahun
menjadi anggota DPR RI.
Tahun 1993
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993, Megawati
terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI.
Tahun 1996
5. Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI.
Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih Soerjadi
sebagai Ketua Umum PDI.
Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui Kongres Medan. Ia
masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan perlengkapannya pun dikuasai
oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha
mempertahankan kantor DPP PDI. Namun, Soerjadi yang didukung pemerintah memberi
ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro.
Ancaman Soerjadi kemudian menjadi kenyataan. Tanggal 27 Juli 1996 kelompok
Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi penyerangan yang
menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal itu, berbuntut pada kerusuhan massal di
Jakarta yang dikenal dengan nama Peristiwa 27 Juli. Kerusuhan itu pula yang membuat
beberapa aktivis mendekam di penjara.
Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, ia
makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum, walaupun kemudian kandas
di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak, PDI pun terbalah dua: PDI di bawah
Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI
yang sah. Namun, massa PDI lebih berpihak pada Mega.
Tahun 1997
Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997. Perolehan
suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke Partai
Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega sendiri
memilih golput saat itu.
Tahun 1999
6. Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil
memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga
puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka
mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.
Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain:
memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam voting pemilihan
Presiden: 373 banding 313 suara.
Tahun 2001
Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri. Ia tidak harus
menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid, setelah
Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang Istimewa MPR, Senin
(23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah Presiden Abdurrahman
Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.
Lebih penting lagi, Megawati sendiri diakui pernah mengalami represi begitu kejam
dari Orde Baru dan sebagai tokoh utama dalam gerakan perlawanan terhadap dekade akhir
rezim Soeharto ini. Dengan duduknya Megawati pada puncak kekuasaan, pada fase ini
terlihat bahwa perempuan Indonesia telah berada pada puncak piramida perjuangannya.
Setelah tahap perjuangan lewat pendidikan, kemudian pendidikan itu menumbuhkan
kesadaran akan berbagai hal, perempuan Indonesia setahap demi setahap makin menunjukkan
suara, eksistensi dan keberadaannya yang bisa disejajarkan dengan laki-laki.
Memprediksi gerakan perempuan Indonesia masa depan, sesungguhnya bisa dilihat
dari apa yang dilakukan Megawati, untuk bisa mewakili suara dan kepentingan perempuan
serta perhatiannya terhadap pemberdayaan perempuan.
Sebab jika tidak, Megawati tidak lebih dari sekadar simbol dari kekuasaan yang masih
didominasi laki-laki, yang berada di sekelilingnya. Jika ini benar terjadi, tidak menggunakan
7. kesempatan sebagai perempuan untuk memperjuangkan perempuan, hal itu merupakan
antiklimaks gerakan perempuan. Sebaliknya, jika kepresidenan Megawati merupakan titik
awal makin berperannya perempuan, untuk melihat salah satu probabilitas perempuan
Indonesia masa depan
Bagi kita, masyarakat awam, tentunya prestasi-prestasi wanita Indonesia bisa
dijadikan inspirasi. Begitu juga perilaku buruk yang menjadi pemberitaan itu dijadikan
teladan agar tidak terulang kembali. Dalam lingkup kecil, bisa diberlakukan untuk diri kita
pribadi dan untuk keluarga kita sendiri. Jika setiap keluarga bisa menjauhkan diri dari
ketidak-elokan perilaku, tentu saja tidak akan ada lagi berita tentang wanita yang
menjatuhkan harkat dirinya untuk tujuan apapun.