SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
ARGUMENTASI HUKUM
Karakter Ilmu Hukum
Andres D Bakarbessy
Pengantar
 terdapat perbedaan pandangan di
masyarakat, dalam memasukkan ilmu hukum
ke dalam suatu kelompok bidang ilmu.
 Apakah ilmu hukum masuk cabang Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), apakah ilmu hukum
masuk cabang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
 Secara umum ilmu hukum digolongkan
kedalam ilmu pengetahuan sosial. Pendapat
ini, didasarkan pada hakekat hukum yang
selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat.
 ilmu hukum sebagai ilmu sui generis.
 Secara etimologi, pengertian sui generis berasal
dari kata sum dan genus.
 Kata sum berarti sendiri dan genus berarti jenis.
 Jadi secara keseluruhan Sui generis berarti jenis
sendiri.
 Dengan demikian, Ilmu hukum sebagai ilmu sui
generis, artinya ilmu hukum merupakan ilmu jenis
sendiri.
 sifat khas ilmu hukum sebagai ilmu sui generis,
yaitu karakter normatif ilmu hukum
Karakter Normatif Ilmu Hukum
 Terminologi Ilmu Hukum
 Ilmu Hukum memiliki berbagai istilah,
rechtswetenschap atau rechtstheorie dalam bahasa
Belanda, jurisprudence atau legal science, dan
jurisprudent.
 Rechtswetenschap dalam arti luas meliputi: dogmatik
hukum, teori hukum (dalam arti sempit) dan filsafat
hukum.
 Istilah rechtswetenschap dalam arti sempit adalah
dogmatik hukum atau ajaran hukum (de rechtsleer)
yang tugasnya adalah deskripsi hukum positif,
sistematisasi hukum positif.
 Dogmatik hukum termasuk ilmu praktis, karena
bertujuan untuk problem solving.
 rechtstheorie adalah lapisan ilmu hukum yang berada di antara
dogmatik hukum dan filsafat hukum.
 dalam tataran teori hukum, ilmu hukum masuk ilmu normatif.
 obyek telaahnya berkenaan dengan tuntunan perilaku dengan
cara tertentu yang kepatuhannya tidak sepenuhnya bergantung
pada kehendak bebas yang bersangkutan, melainkan dapat
dipaksakan oleh kekuasaan publik.
 Teori hukum merupakan ilmu eksplanasi hukum yang sifatnya
inter-disipliner.
 Eksplanasi dalam teori hukum sifatnya eksplanasi analisis
sedangkan dalam dogmatik hukum merupakan eksplanasi teknik
yuridis dan dalam bidang filsafat sebagai eksplanasi reflektif.
 Sifat interdisipliner dapat terjadi melalui dua cara:
1. Pertama, menggunakan hasil disiplin lain untuk eksplanasi
hukum;
2. Kedua, dengan metode sendiri meneliti bidang-bidang seperti:
sejarah hukum, sosiologi hukum dan lainnya.
 Dalam tataran filsafat, tidak dapat ilmu hukum
dipertanyakan masuk apa karena filsafat
bukan ilmu, tetapi filsafat adalah induk dari
ilmu.
 Pendekatan metode penelitian.
 Penelitian hukum normatif tidak menggunakan analisis
kuantitatif (Statistik), maka penelitian hukum
dikualifikasikan sebagai penelitian kualitatif (apakah
benar?).
 Beda kualitatif dan empiris hanya pada sifat data,
maka baik kuantitatif dan kualitatif adalah penelitian
empiris.
 Penelitian kualitatif ataupun kuantitatif termasuk ke
dalam kategori Ilmu a posteriori.
 Sedangkan Ilmu Hukum merupakan suatu Ilmu a
priori.
 Ilmu a posteriori adalah rangakaian pengetahuan yg
diperoleh dari pengamatan inderawi dan eksperimen.
 Sedangkan Ilmu a priori : rangkaian pengetahuan
yang diperoleh tidak dari pengamatan inderawi dan
 Metode penelitian hukum tidak bersumber dari ilmu
hukum tp dari ilmu sosial yng diterapkan pada ilmu
hukum
 Dampaknya dalam penelitian adalah
 pertama yaitu adanya keharusan rumusan masalah
dalam kalimat tanya. Kata-kata bagaimana, seberapa
jauh, dan lain-lain, dipaksakan dalam rumusan
masalah penelitian hukum normatif.
 Pertanyaan yang boleh di dalam penelitian hukum
adalah pertanyaan yang hanya dapat di jawab “ya”
atau “tidak.
 Apabila pertanyaan dijawab dengan ya maka
pertanyaan selanjutnya adalah mengapa Ya.
 Dengan demikian akan dicari alasannya.
 Alasan dari jawaban itu harus berpangkal dari
ketentuan norma hukum tertentu.
 Contoh pertanyaan hukum adalah : Apakah
pembantu rumah tangga berhak atas ketentuan
upah minimum propinsi / kota ? Pertanyaan itu
hanya dapat dijawab ya atau tidak
 berkaitan dengan bahan hukum. Oleh Philipus
M.Hadjon dikatakan bahwa sumber data, teknik
pengumpulan data dan analisis data bermakna
empiris, sedangkan penelitian hukum normatif tidak
mengumpulkan data
 Ketiga,
 populasi dan sampling tidak dikenal dalam
penelitian hukum normatif. Penelusuran penelitian
hukum lebih dikenal dengan sistem penarikan
peraturan atau norma hukum secara vertikal dan
horisontal.
Jenis Ilmu Hukum
 Dengan demikian, metode penelitian hukum harus
beranjak dari hakikat ilmu hukum, yaitu adanya
pendekatan:
1. Falsafah ilmu dan,
2. Teori hukum.
 Falsafah ilmu membedakan ilmu dari 2 sudut
pandang:
1. Yaitu pandangan positivistik, yg melahirkan ilmu
empiris
2. Pandangan normatif yg melahirkan ilmu normatif
 Dari sudut ini mk ilmu hukum memiliki karakter
normatif dan empiris
 Sisi empiris yg jd kajian ilmu hukum empiris spt
 Dari pandangan tsb ilmu hukum dibedakan jd dua
jenis ilmu hukum yaitu :
1. Ilmu Hukum Normatif
2. Ilmu Hukum Empiris
 ilmu hukum normatif, objek kajiannya adalah
norma. Dengan demikian, norma menjadi fokus
kajian dari ilmu normatif.
 Dalam penelitian terhadap norma, baik norma
tertulis maupun tidak tertulis.
 Hukum dapat diartikan sebagai norma tertulis
yang dibuat secara resmi dan diundangkan oleh
pemerintah dari suatu masyarakat.
 Disamping hukum yang tertulis tersebut terdapat
norma di dalam masyarakat yang tidak tertulis
tetapi secara efektif mengatur perilaku para
anggota masyarakat.
 Norma merupakan manifestasi dari sistem nilai
yang dianut oleh masyarakat yang
bersangkutan.
 Norma hukum sebagaimana halnya dengan
norma-norma lainnya tersusun secara hierarkis
dan berjenjang ke atas berhadapan dengan
norma hukum yang membentuknya, dan ke
bawah berhadapan dengan norma hukum
yang dibentuknya.
 Norma hukum berisi kehendak yang
dikategorikan dengan Das Sollen, yaitu suatu
kategori yang bersifat imperatif.
 Norma hukum selain berfungsi mengatur
perilaku.
 menurut Bruggink norma hukum sebagai norma perilaku
berisi:
1. Perintah (gebod);
2. Larangan (verbod);
3. Pembebasan/Dispensasi (vrijfstelling);
4. Izin (toestemming).
 Muatan norma hukum yang mengatur perilaku ini dapat
dilihat dari dua sisi:
1. Pertama, dilihat dari orang-orang yang diatur perilakunya,
pada tataran ini norma bersifat umum dan individual.
2. Kedua,dilihat dari perilaku yang diaturnya, pada tataran ini
norma bersifat abstrak dan konkrit.
 Ilmu Hukum Empiris:
 Tahapan Ilmu hukum empiris meliputi:
1. Realis.
 Fokusnya adalah perilaku, mis: perilaku hakim
dalam kasus perkosaan. Hal ini terkait dengan
pengaruh gender terhadap pemberian
hukuman bagi pelaku, ttg bgm perilaku hakim
pria dan wanita dalam memberikan hukuman
perkosaan
2. Sociological jurisprudence:
 Fokusnya pada : law in action # law in books
yaitu bgm kesenjangan antara law in books
dgn law in action, tapi tdk memberikan solusi.
3. Socio-legal studies:
 Fokusnya mengkaji hubungan timbal balik
antara hukum dan masyarakat, yaitu bgm
pengarus hukum thd masyarakat dan
sebaliknya

Contenu connexe

Similaire à HUKUM DAN MASYARAKAT

Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukumKau Hatiku
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptAndyWarnet99
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumAndrew Fritz
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismIsnaldi Utih
 
pengantar ilmu hukum
pengantar ilmu hukumpengantar ilmu hukum
pengantar ilmu hukumriskarafi
 
Definisi_Antropologi_Hukum.docx
Definisi_Antropologi_Hukum.docxDefinisi_Antropologi_Hukum.docx
Definisi_Antropologi_Hukum.docxAryaWiguna9
 
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptxISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptxAkunPremium123
 
FILSAFAT HUKUM PERTEMUAN KE 2 2020.ppt
FILSAFAT HUKUM PERTEMUAN KE 2 2020.pptFILSAFAT HUKUM PERTEMUAN KE 2 2020.ppt
FILSAFAT HUKUM PERTEMUAN KE 2 2020.pptAfrinaldRizhan1
 
pengertian filsafat hukum
pengertian filsafat hukumpengertian filsafat hukum
pengertian filsafat hukumFitria Novita
 
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptxV- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptxPDTIFemale
 
1. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU SUI GENERIS.ppt
1. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU SUI GENERIS.ppt1. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU SUI GENERIS.ppt
1. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU SUI GENERIS.pptDr. RAHMAT SYAH
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)R Maulana
 

Similaire à HUKUM DAN MASYARAKAT (20)

Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukum
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.ppt
 
Filsafat hukum dan Teori Hukum
Filsafat hukum  dan Teori HukumFilsafat hukum  dan Teori Hukum
Filsafat hukum dan Teori Hukum
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
pengantar ilmu hukum
pengantar ilmu hukumpengantar ilmu hukum
pengantar ilmu hukum
 
Memilih pendekatan.pptx
Memilih pendekatan.pptxMemilih pendekatan.pptx
Memilih pendekatan.pptx
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
 
Definisi_Antropologi_Hukum.docx
Definisi_Antropologi_Hukum.docxDefinisi_Antropologi_Hukum.docx
Definisi_Antropologi_Hukum.docx
 
Teori hukum part ii
Teori hukum part iiTeori hukum part ii
Teori hukum part ii
 
Sinopsis pranata hukum
Sinopsis pranata hukumSinopsis pranata hukum
Sinopsis pranata hukum
 
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptxISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
 
FILSAFAT HUKUM PERTEMUAN KE 2 2020.ppt
FILSAFAT HUKUM PERTEMUAN KE 2 2020.pptFILSAFAT HUKUM PERTEMUAN KE 2 2020.ppt
FILSAFAT HUKUM PERTEMUAN KE 2 2020.ppt
 
pengertian filsafat hukum
pengertian filsafat hukumpengertian filsafat hukum
pengertian filsafat hukum
 
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptxV- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
 
Perbandingan hukum 1
Perbandingan hukum 1Perbandingan hukum 1
Perbandingan hukum 1
 
1. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU SUI GENERIS.ppt
1. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU SUI GENERIS.ppt1. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU SUI GENERIS.ppt
1. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU SUI GENERIS.ppt
 
Law Sociology
Law SociologyLaw Sociology
Law Sociology
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
 

Dernier

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 

Dernier (9)

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 

HUKUM DAN MASYARAKAT

  • 1. ARGUMENTASI HUKUM Karakter Ilmu Hukum Andres D Bakarbessy
  • 2. Pengantar  terdapat perbedaan pandangan di masyarakat, dalam memasukkan ilmu hukum ke dalam suatu kelompok bidang ilmu.  Apakah ilmu hukum masuk cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), apakah ilmu hukum masuk cabang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),  Secara umum ilmu hukum digolongkan kedalam ilmu pengetahuan sosial. Pendapat ini, didasarkan pada hakekat hukum yang selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat.
  • 3.  ilmu hukum sebagai ilmu sui generis.  Secara etimologi, pengertian sui generis berasal dari kata sum dan genus.  Kata sum berarti sendiri dan genus berarti jenis.  Jadi secara keseluruhan Sui generis berarti jenis sendiri.  Dengan demikian, Ilmu hukum sebagai ilmu sui generis, artinya ilmu hukum merupakan ilmu jenis sendiri.  sifat khas ilmu hukum sebagai ilmu sui generis, yaitu karakter normatif ilmu hukum
  • 4. Karakter Normatif Ilmu Hukum  Terminologi Ilmu Hukum  Ilmu Hukum memiliki berbagai istilah, rechtswetenschap atau rechtstheorie dalam bahasa Belanda, jurisprudence atau legal science, dan jurisprudent.  Rechtswetenschap dalam arti luas meliputi: dogmatik hukum, teori hukum (dalam arti sempit) dan filsafat hukum.  Istilah rechtswetenschap dalam arti sempit adalah dogmatik hukum atau ajaran hukum (de rechtsleer) yang tugasnya adalah deskripsi hukum positif, sistematisasi hukum positif.  Dogmatik hukum termasuk ilmu praktis, karena bertujuan untuk problem solving.
  • 5.  rechtstheorie adalah lapisan ilmu hukum yang berada di antara dogmatik hukum dan filsafat hukum.  dalam tataran teori hukum, ilmu hukum masuk ilmu normatif.  obyek telaahnya berkenaan dengan tuntunan perilaku dengan cara tertentu yang kepatuhannya tidak sepenuhnya bergantung pada kehendak bebas yang bersangkutan, melainkan dapat dipaksakan oleh kekuasaan publik.  Teori hukum merupakan ilmu eksplanasi hukum yang sifatnya inter-disipliner.  Eksplanasi dalam teori hukum sifatnya eksplanasi analisis sedangkan dalam dogmatik hukum merupakan eksplanasi teknik yuridis dan dalam bidang filsafat sebagai eksplanasi reflektif.  Sifat interdisipliner dapat terjadi melalui dua cara: 1. Pertama, menggunakan hasil disiplin lain untuk eksplanasi hukum; 2. Kedua, dengan metode sendiri meneliti bidang-bidang seperti: sejarah hukum, sosiologi hukum dan lainnya.
  • 6.  Dalam tataran filsafat, tidak dapat ilmu hukum dipertanyakan masuk apa karena filsafat bukan ilmu, tetapi filsafat adalah induk dari ilmu.
  • 7.  Pendekatan metode penelitian.  Penelitian hukum normatif tidak menggunakan analisis kuantitatif (Statistik), maka penelitian hukum dikualifikasikan sebagai penelitian kualitatif (apakah benar?).  Beda kualitatif dan empiris hanya pada sifat data, maka baik kuantitatif dan kualitatif adalah penelitian empiris.  Penelitian kualitatif ataupun kuantitatif termasuk ke dalam kategori Ilmu a posteriori.  Sedangkan Ilmu Hukum merupakan suatu Ilmu a priori.  Ilmu a posteriori adalah rangakaian pengetahuan yg diperoleh dari pengamatan inderawi dan eksperimen.  Sedangkan Ilmu a priori : rangkaian pengetahuan yang diperoleh tidak dari pengamatan inderawi dan
  • 8.  Metode penelitian hukum tidak bersumber dari ilmu hukum tp dari ilmu sosial yng diterapkan pada ilmu hukum  Dampaknya dalam penelitian adalah  pertama yaitu adanya keharusan rumusan masalah dalam kalimat tanya. Kata-kata bagaimana, seberapa jauh, dan lain-lain, dipaksakan dalam rumusan masalah penelitian hukum normatif.  Pertanyaan yang boleh di dalam penelitian hukum adalah pertanyaan yang hanya dapat di jawab “ya” atau “tidak.  Apabila pertanyaan dijawab dengan ya maka pertanyaan selanjutnya adalah mengapa Ya.  Dengan demikian akan dicari alasannya.  Alasan dari jawaban itu harus berpangkal dari ketentuan norma hukum tertentu.
  • 9.  Contoh pertanyaan hukum adalah : Apakah pembantu rumah tangga berhak atas ketentuan upah minimum propinsi / kota ? Pertanyaan itu hanya dapat dijawab ya atau tidak  berkaitan dengan bahan hukum. Oleh Philipus M.Hadjon dikatakan bahwa sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data bermakna empiris, sedangkan penelitian hukum normatif tidak mengumpulkan data  Ketiga,  populasi dan sampling tidak dikenal dalam penelitian hukum normatif. Penelusuran penelitian hukum lebih dikenal dengan sistem penarikan peraturan atau norma hukum secara vertikal dan horisontal.
  • 10. Jenis Ilmu Hukum  Dengan demikian, metode penelitian hukum harus beranjak dari hakikat ilmu hukum, yaitu adanya pendekatan: 1. Falsafah ilmu dan, 2. Teori hukum.  Falsafah ilmu membedakan ilmu dari 2 sudut pandang: 1. Yaitu pandangan positivistik, yg melahirkan ilmu empiris 2. Pandangan normatif yg melahirkan ilmu normatif  Dari sudut ini mk ilmu hukum memiliki karakter normatif dan empiris  Sisi empiris yg jd kajian ilmu hukum empiris spt
  • 11.  Dari pandangan tsb ilmu hukum dibedakan jd dua jenis ilmu hukum yaitu : 1. Ilmu Hukum Normatif 2. Ilmu Hukum Empiris  ilmu hukum normatif, objek kajiannya adalah norma. Dengan demikian, norma menjadi fokus kajian dari ilmu normatif.  Dalam penelitian terhadap norma, baik norma tertulis maupun tidak tertulis.  Hukum dapat diartikan sebagai norma tertulis yang dibuat secara resmi dan diundangkan oleh pemerintah dari suatu masyarakat.  Disamping hukum yang tertulis tersebut terdapat norma di dalam masyarakat yang tidak tertulis tetapi secara efektif mengatur perilaku para anggota masyarakat.
  • 12.  Norma merupakan manifestasi dari sistem nilai yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan.  Norma hukum sebagaimana halnya dengan norma-norma lainnya tersusun secara hierarkis dan berjenjang ke atas berhadapan dengan norma hukum yang membentuknya, dan ke bawah berhadapan dengan norma hukum yang dibentuknya.  Norma hukum berisi kehendak yang dikategorikan dengan Das Sollen, yaitu suatu kategori yang bersifat imperatif.  Norma hukum selain berfungsi mengatur perilaku.
  • 13.  menurut Bruggink norma hukum sebagai norma perilaku berisi: 1. Perintah (gebod); 2. Larangan (verbod); 3. Pembebasan/Dispensasi (vrijfstelling); 4. Izin (toestemming).  Muatan norma hukum yang mengatur perilaku ini dapat dilihat dari dua sisi: 1. Pertama, dilihat dari orang-orang yang diatur perilakunya, pada tataran ini norma bersifat umum dan individual. 2. Kedua,dilihat dari perilaku yang diaturnya, pada tataran ini norma bersifat abstrak dan konkrit.
  • 14.  Ilmu Hukum Empiris:  Tahapan Ilmu hukum empiris meliputi: 1. Realis.  Fokusnya adalah perilaku, mis: perilaku hakim dalam kasus perkosaan. Hal ini terkait dengan pengaruh gender terhadap pemberian hukuman bagi pelaku, ttg bgm perilaku hakim pria dan wanita dalam memberikan hukuman perkosaan
  • 15. 2. Sociological jurisprudence:  Fokusnya pada : law in action # law in books yaitu bgm kesenjangan antara law in books dgn law in action, tapi tdk memberikan solusi. 3. Socio-legal studies:  Fokusnya mengkaji hubungan timbal balik antara hukum dan masyarakat, yaitu bgm pengarus hukum thd masyarakat dan sebaliknya