SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Télécharger pour lire hors ligne
Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh
Oleh:
Taufik Al Mubarak
www.pindai.org | t: @pindaimedia | f: facebook.com/pindai.org | e: redaksi@pindai.org
PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015
	
  
H a l a m a n 	
  2	
  |	
  6	
  
	
  
Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh
oleh Taufik Al Mubarak
Lebih dari 30 tahun ia kobarkan perang melawan pemerintahan yang disebutnya dikendalikan para
bandit dari Jawa. Di balik itu, ia perawat literasi Atjeh yang tekun.
JIKA kita lebih objektif, Hasan Tiro (1925-2010) pada masa muda sebenarnya sangat mencintai
Indonesia. Sebagai pengurus Barisan Pemuda Indonesia (BPI), ia mengibarkan bendera Merah Putih—
bendera yang di kemudian hari dikecamnya habis-habisan—di Lamlo, Pidie, tak lama setelah Sukarno-
Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Saat itu usianya baru
20 tahun.
Pada 17 November atau tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan Republik, Tiro mengikuti rapat akbar
pembentukan Laskar Mujahidin di Masjid Tiro. Dalam rapat itu, muncul rekomendasi membentuk barisan
perang, dan bersumpah-setia mempertahankan kemerdekaan. Saat itu Tiro tak hanya memilih jalan
perang, ia juga mulai berjuang melalui pena. Tiro tercatat pernah menjadi wartawan Koran Semangat
Merdeka yang digawangi Teungku Ismail Jacob dan Ali Hasjmy (seorang penulis tekun, sastrawan,
sekaligus penerjemah). Di sela-sela kesibukannya sebagai wartawan, alumni Normaal School Institute itu
sempat-sempatnya menulis buku Mencapai Kemerdekaan pada 1946.
Tapi, seperti bunyi pepatah latin, Temporal muntatur etnos muntatur ilis, waktu itu berubah dan kita ikut
berubah di dalamnya. Begitu pula yang menimpa pemuda kelahiran Tanjong Bungong, Pidie, pada 25
September 1925 itu. Kebijakan represif Pemerintahan Ali Sastroamidjojo (1953-1955) saat membasmi
pemberontakan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Sulawesi Selatan pada 1953-1954 membuat darah cucu Teungku Syik di Tiro, pahlawan nasional
Indonesia, itu mendidih.
Dari tempat tinggalnya di 454 Riverside Drive, New York, mahasiswa Fakultas Hukum pada Columbia
University yang juga staf Perwakilan Indonesia di New York, menulis surat terbuka kepada Perdana
Menteri Ali Sastroamidjojo, seorang nasionalis kelahiran Magelang (1903-1976). Surat itu ditulis dengan
mesin tik di atas kertas berkop Republik Islam Indonesia, dengan alamat di 489 Fifth Avenue, New York
17, N.Y. Surat itu dimuat oleh sejumlah suratkabar Amerika, juga suratkabar Indonesia yang terbit di
Jakarta seperti Abadi, Indonesia Raya dan Keng Po.
PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015
	
  
H a l a m a n 	
  3	
  |	
  6	
  
	
  
Dalam suratnya, Tiro mendakwa Ali Sastroamidjojo “telah dan sedang terus menjerat bangsa Indonesia
ke lembah keruntuhan ekonomi dan politik, kemelaratan, perpecahan, dan perang saudara.” Tiro
mendesak Sastroamidjojo untuk menghentikan pembunuhan anak bangsa di Aceh, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Kemunculan Tiro pada 1954 itu tergolong berani. Ia menunggu momen yang tepat untuk mengecam
pemerintahan Ali Sastroamidjojo, setahun setelah serdadu Indonesia menggempur kekuatan Darul Islam
dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh. Tiro yang mengamati perkembangan politik dalam negeri
dari Amerika merasa saatnya genderang perang diplomasi ditabuh. Ia tanggalkan label mahasiswa ‘baik-
baik’, dan memilih berjuang bersama gerakan yang ingin menegakkan negara Islam itu.
Surat itu pula membuat namanya mulai banyak dibincangkan, tak hanya di Indonesia, melainkan di dunia
internasional. Ia seperti menemukan panggung yang tepat, tak hanya sekadar membela DI/TII, tapi
sekaligus mengorbitkan ketokohan atas nama dirinya sendiri, saat mengangkat dirinya sebagai duta besar
Negara Islam Indonesia di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Sekiranya Hasan Tiro tidak menulis surat terbuka mengecam Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo itu,
namanya mungkin tak pernah dikenal orang apalagi memberi pengaruh besar terhadap perjalanan sejarah
Aceh di kemudian hari.
Penulis yang tekun
Orang-orang lebih mengenal Hasan Tiro sebagai pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pemerintah
Indonesia bahkan melabelinya “gembong separatis”. Tapi di balik sikap kerasnya itu, Tiro adalah penulis
yang sangat tekun. Pada usia 22 tahun, Tiro sudah menerjemahkan buku As-Siyâsah asy-Syar’iyyah atau
Dasar-dasar Negara Islam karya Prof. Abdul Wahab Khalaf. Dapat dipahami mengapa saat Teungku
Daud Beureu’eh mendirikan DI/TII Aceh pada 1953, Tiro menjadi pembela paling gigih. Boleh jadi,
perjumpaan Tiro dengan ideologi Beureu’eh terkait (dan terpengaruh) dengan buku Guru Besar di Cairo
University yang diterjemahkannya itu. Tiro sendiri menyimpan cita-cita untuk mendirikan sebuah Negara
Islam di Aceh, seperti yang sedang diperjuangkan Beureu’eh.
Selesai menerjemahkan buku Dasar-dasar Negara Islam, Tiro terus melanjutkan aktivitas menulisnya.
Pada 1948 atau akhir masa studinya di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, sosok yang oleh
Wakil Perdana Menteri Sjafruddin Prawiranegara disebut “pemuda pendiam tapi memberi kesan cerdas
dan cukup lincah” itu merampungkan buku Perang Atjeh 1873-1927. Dalam buku ini, Tiro banyak
mengupas tentang heroisme pejuang Aceh melawan Belanda dan Jepang, dan perjuangan Indonesia
PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015
	
  
H a l a m a n 	
  4	
  |	
  6	
  
	
  
Merdeka. Dari buku ini pula ada satu kesan bahwa Tiro begitu peduli pada sesuatu yang memiliki tekanan
pada “Indonesia”.
Tiro juga disebut-sebut sebagai penulis buku Revolusi Desember ’45 di Atjeh atau Pembasmian
Pengchianat Tanah Air yang diterbitkan oleh Pemerintah R.I. Daerah Atjeh. Penerbitan buku ini
dimaksudkan sebagai buku putih Perang Cumbok, perang antara ulama dan kaum uleebalang di Aceh.
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, sejarawan Aceh M. Isa Sulaiman, meyakini Tiro sebagai
penulis buku tersebut (baca: M Isa Sulaiman, Sejarah Aceh: Sebuah gugatan terhadap tradisi, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1997).
Nama Tiro mulai diperhitungkan sebagai penulis serius setelah menerbitkan buku Demokrasi untuk
Indonesia di Amerika pada 1958. Nada dalam buku ini serupa dengan surat terbuka yang pernah
dikirimkan kepada Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo empat tahun lalu. Tiro mengecam sangat keras
konsep negara kesatuan yang diagungkan Sukarno dan angkatan darat. Dalam pandangan Tiro, sebagai
negara dengan wilayah kekuasaan cukup luas, keliru jika memaksakan Indonesia sebagai negara kesatuan.
Sebab, dengan kekuasaan memusat di Jawa, keadilan dan kesejahteraan pasti tak akan merata. Tiro pun
menawarkan konsep negara federasi sebagai pengganti negara kesatuan. Tahun 1960, buku ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Democracy for Indonesia.
Buku Tiro ini menemukan momentum yang tepat ketika gelombang reformasi bergemuruh di Indonesia,
terutama saat politisi Amien Rais mencetuskan ide negara federal di Indonesia. Tahun 1999, penerbit
Teplok Press menerbitkan kembali buku Demokrasi untuk Indonesia dan menjadi bacaan para aktivis
Indonesia. Ide-ide Hasan Tiro pada 1958 seperti menemukan relevansinya.
Pemikiran brilian Tiro bisa juga dilacak dalam buku Masa Depan Politik Dunia Melayu yang terbit pada
1965. Dalam buku ini, Tiro masih mengecam konsep negara kesatuan, dan kembali mengusulkan negara
federasi untuk Indonesia. Banyak yang menilai, buku ini sebagai buku terbaik yang pernah ditulis Hasan
Tiro, sekaligus menggambarkan betapa membuminya pemikiran dia untuk memajukan demokrasi di
Indonesia. Namun, hingga kini, Indonesia masih berbentuk negara kesatuan yang dijaga dengan ketat dan
keras.
Perawat literasi Atjeh
Selama bermukim di Amerika, Tiro banyak memburu manuskrip tentang “Atjeh” di berbagai
perpustakaan di sana. Manuskrip-manuskrip ini dijaga dengan sangat rapi. Ketekunannya menjaga
manuskrip lama, baik masa kesultanan Atjeh maupun ketika berperang dengan Belanda, bisa kita baca
dalam bukunya Atjeh bak Mata Donja (Aceh di Mata Dunia). Dalam buku ini, Tiro mengutip dan
PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015
	
  
H a l a m a n 	
  5	
  |	
  6	
  
	
  
mencantumkan kliping koran New York Times yang pernah menulis tentang Perang Aceh dengan
Belanda.
Sewaktu bergerilya di hutan-hutan Aceh setelah deklarasi Aceh Merdeka tahun 1976, Tiro terus menulis
pelbagai tajuk untuk membuka kesadaran “ke-Aceh-an” masyarakat Aceh. Tulisan ini disebarkan secara
berseri dalam bentuk selebaran. Menurut pengakuan generasi tua GAM, Tiro juga melatih anggota GAM
yang punya bakat menulis atau meminta mereka untuk membantu mengetik.
Di hutan Aceh pula, buku The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Teungku Hasan di Tiro mulai
ditulis. Praktis sepanjang masa gerilya di hutan Aceh antara 1977-1979, Tiro menghabiskan banyak
waktu dengan menulis catatan harian yang diterbitkan di London pada 1981. Dalam buku ini kita bisa
membaca kisah masa kecilnya, pengalaman-pengalamannya di Amerika atau bagaimana pemikiran
Friedrich Nietzsche merasuki pikirannya. Keputusannya pulang ke Aceh memimpin pemberontakan
melawan Indonesia tak terlepas dari pengaruh bagian “Pengembara” dari buku Thus Spoke Zarathustra
yang dibacanya.
Nezar Patria, wartawan dan peneliti Aceh, dalam esainya yang cerlang, Hasan Tiro, Nietzsche, dan Aceh
(Kompas, 19 Oktober 2008), menulis “[...] entah soal taktik gerilya, negasi atas sejarah Indonesia, sampai
kontemplasi hidup dan kematian, terajut dalam satu garis merah: upaya rekonstruksi sejarah. Dan, yang
menarik, Hasan mengolah paragraf dari Nietzsche dalam tafsirnya atas momen kesejarahan Aceh.”
Pada 1986 Tiro menulis buku Perkara dan Alasan Perdjuangan Angkatan Atjeh Sumatera Merdeka. Di
buku ini kita menjadi tahu bagaimana pengetahuan hukum yang dipelajarinya di Columbia University
digunakan untuk mendukung perjuangan penentuan nasib sendiri Aceh, menurut kerangka hukum
internasional. Tiro banyak mengupas tentang negara-negara koloni yang berhasil membebaskan diri dari
penjajah. Aceh, menurutnya, punya alasan hukum untuk kembali berdiri sendiri sebagai sebuah negara.
Selain buku, Tiro cukup banyak menyiarkan tulisan lepas tentang demokrasi, hukum atau sejarah Aceh. Ia
begitu terobsesi membuka kesadaran orang Aceh melalui pendidikan Aceh atau ia menyebutnya Acehnese
Education. Hal itu tak hanya dilakukan melalui tulisan, melainkan juga lewat kaset-kaset ceramahnya
sewaktu melatih pemuda Aceh di Libya.
Sosok yang pernah membuat gempar melalui suratnya pada 1954 ini sudah tiada. Namun, buku-buku,
tulisan-tulisan, maupun ceramah-ceramahnya dengan mudah bisa ditemui. Sepanjang hayat ia merawat
literasi “Atjeh” semampu yang ia lakukan. Tugas kita untuk kembali mengkaji karya-karya yang lebih
selusin itu, siapa tahu kita menemukan batu manikam di sana, seperti seorang sopir taksi kelahiran
Kurdistan di Berlin yang begitu mengagumi sosok Tiro. Ia sampai menolak menerima ongkos taksi
setelah tahu penumpangnya berasal dari Aceh. “Tiro, Ja Tiro aus Aceh” atau Tiro dari Aceh, katanya.[]
PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015
	
  
H a l a m a n 	
  6	
  |	
  6	
  
	
  
__________
Taufik Al Mubarak, blogger Aceh, kumpulan kolomnya bernada humor politik dibukukan dengan judul
Aceh Pungo (Banda Aceh: Bandar Publishing, 2009), kontributor dalam buku The Unfinished Story of
Teungku Hasan Tiro (Aboeprijadi Santoso, dkk; Bandar Publishing, 2010). Twitter: @almubarak Email:
tintamirah@gmail.com.

Contenu connexe

En vedette

Common Sense by Alex Krahling, Dan Flora - #BHMASLife16
Common Sense by Alex Krahling, Dan Flora - #BHMASLife16Common Sense by Alex Krahling, Dan Flora - #BHMASLife16
Common Sense by Alex Krahling, Dan Flora - #BHMASLife16Brandhome
 
0 3 mm coarse powder mill, coare hammer powder grinding mill
0 3 mm coarse powder mill, coare hammer powder grinding mill0 3 mm coarse powder mill, coare hammer powder grinding mill
0 3 mm coarse powder mill, coare hammer powder grinding millAmmy Cheng
 
Мінрегіон: Концепція реформування місцевого самоврядування та територіальної ...
Мінрегіон: Концепція реформування місцевого самоврядування та територіальної ...Мінрегіон: Концепція реформування місцевого самоврядування та територіальної ...
Мінрегіон: Концепція реформування місцевого самоврядування та територіальної ...Rostyslav Vasiuta
 
Strategic Plan for Hospital de Diagnóstico
Strategic Plan for Hospital de DiagnósticoStrategic Plan for Hospital de Diagnóstico
Strategic Plan for Hospital de DiagnósticoChip Lowe
 
Codes and convention
Codes and conventionCodes and convention
Codes and conventionstephanie983
 
Hubungan etnik-di-malaysia-group-1
Hubungan etnik-di-malaysia-group-1Hubungan etnik-di-malaysia-group-1
Hubungan etnik-di-malaysia-group-1Siti Norazlina
 
Interview%20 schedule%20for%20ao%202014
Interview%20 schedule%20for%20ao%202014Interview%20 schedule%20for%20ao%202014
Interview%20 schedule%20for%20ao%202014TeamExamPundit
 
Evaluation
EvaluationEvaluation
Evaluationalliixa
 
Системаи муодилаҳои нишондиҳандагӣ
Системаи муодилаҳои нишондиҳандагӣСистемаи муодилаҳои нишондиҳандагӣ
Системаи муодилаҳои нишондиҳандагӣАюбджон Саидов
 
PERANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN STATUS DAN KED...
PERANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN STATUS  DAN KED...PERANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN STATUS  DAN KED...
PERANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN STATUS DAN KED...93220872
 
Evaluation Question 1
Evaluation Question 1Evaluation Question 1
Evaluation Question 1El_Lester
 
Music magazine Questionnaire
Music magazine Questionnaire Music magazine Questionnaire
Music magazine Questionnaire annabellehussey
 
Waylist - A new wayfinding experience
Waylist - A new wayfinding experienceWaylist - A new wayfinding experience
Waylist - A new wayfinding experienceMichele Mattei
 
The Brand Called You - by Andy
The Brand Called You - by AndyThe Brand Called You - by Andy
The Brand Called You - by AndyAndy Ng
 

En vedette (18)

Common Sense by Alex Krahling, Dan Flora - #BHMASLife16
Common Sense by Alex Krahling, Dan Flora - #BHMASLife16Common Sense by Alex Krahling, Dan Flora - #BHMASLife16
Common Sense by Alex Krahling, Dan Flora - #BHMASLife16
 
0 3 mm coarse powder mill, coare hammer powder grinding mill
0 3 mm coarse powder mill, coare hammer powder grinding mill0 3 mm coarse powder mill, coare hammer powder grinding mill
0 3 mm coarse powder mill, coare hammer powder grinding mill
 
Web focus overview presentation 2015
Web focus overview presentation 2015Web focus overview presentation 2015
Web focus overview presentation 2015
 
Ppp
PppPpp
Ppp
 
Мінрегіон: Концепція реформування місцевого самоврядування та територіальної ...
Мінрегіон: Концепція реформування місцевого самоврядування та територіальної ...Мінрегіон: Концепція реформування місцевого самоврядування та територіальної ...
Мінрегіон: Концепція реформування місцевого самоврядування та територіальної ...
 
Strategic Plan for Hospital de Diagnóstico
Strategic Plan for Hospital de DiagnósticoStrategic Plan for Hospital de Diagnóstico
Strategic Plan for Hospital de Diagnóstico
 
Codes and convention
Codes and conventionCodes and convention
Codes and convention
 
Hubungan etnik-di-malaysia-group-1
Hubungan etnik-di-malaysia-group-1Hubungan etnik-di-malaysia-group-1
Hubungan etnik-di-malaysia-group-1
 
Interview%20 schedule%20for%20ao%202014
Interview%20 schedule%20for%20ao%202014Interview%20 schedule%20for%20ao%202014
Interview%20 schedule%20for%20ao%202014
 
Genre research
Genre researchGenre research
Genre research
 
Evaluation
EvaluationEvaluation
Evaluation
 
Системаи муодилаҳои нишондиҳандагӣ
Системаи муодилаҳои нишондиҳандагӣСистемаи муодилаҳои нишондиҳандагӣ
Системаи муодилаҳои нишондиҳандагӣ
 
PERANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN STATUS DAN KED...
PERANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN STATUS  DAN KED...PERANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN STATUS  DAN KED...
PERANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN STATUS DAN KED...
 
sel tumbuhan
sel tumbuhansel tumbuhan
sel tumbuhan
 
Evaluation Question 1
Evaluation Question 1Evaluation Question 1
Evaluation Question 1
 
Music magazine Questionnaire
Music magazine Questionnaire Music magazine Questionnaire
Music magazine Questionnaire
 
Waylist - A new wayfinding experience
Waylist - A new wayfinding experienceWaylist - A new wayfinding experience
Waylist - A new wayfinding experience
 
The Brand Called You - by Andy
The Brand Called You - by AndyThe Brand Called You - by Andy
The Brand Called You - by Andy
 

Similaire à Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh

5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia
5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia
5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesiaYasirecin Yasir
 
Riwayat bung hatta
Riwayat bung hattaRiwayat bung hatta
Riwayat bung hattaany_susanti
 
SEJARAH_indonesia.pptx
SEJARAH_indonesia.pptxSEJARAH_indonesia.pptx
SEJARAH_indonesia.pptxpancaparhusip1
 
Hatta Terasuk Panggilan Tanah Air
Hatta Terasuk Panggilan Tanah AirHatta Terasuk Panggilan Tanah Air
Hatta Terasuk Panggilan Tanah AirPindai Media
 
tokoh ulama indonesia
tokoh ulama indonesiatokoh ulama indonesia
tokoh ulama indonesiaibnumuhin
 
Politik indonesia era revolusi
Politik indonesia era revolusiPolitik indonesia era revolusi
Politik indonesia era revolusiOos WH
 
Kelas_8_BAB_5_SUMPAH_PEMUDA_DALAM_BINGKA.pptx
Kelas_8_BAB_5_SUMPAH_PEMUDA_DALAM_BINGKA.pptxKelas_8_BAB_5_SUMPAH_PEMUDA_DALAM_BINGKA.pptx
Kelas_8_BAB_5_SUMPAH_PEMUDA_DALAM_BINGKA.pptxAgustini44
 
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYANKartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYANriduuwanpungki
 
Pkn ( biografi )
Pkn ( biografi )Pkn ( biografi )
Pkn ( biografi )pihankaratu
 
Tumbuh dan berkembangnya semangat kebangsaan
Tumbuh  dan berkembangnya semangat kebangsaanTumbuh  dan berkembangnya semangat kebangsaan
Tumbuh dan berkembangnya semangat kebangsaanfaridaaritonang
 
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaanPerjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaanUniversity OxFord
 
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)ARISKA COMPNET
 
Ki hajar dewantara
Ki hajar dewantaraKi hajar dewantara
Ki hajar dewantaradiahaisyah01
 

Similaire à Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh (20)

5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia
5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia
5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia
 
Tugas ips surur
Tugas ips sururTugas ips surur
Tugas ips surur
 
Riwayat bung hatta
Riwayat bung hattaRiwayat bung hatta
Riwayat bung hatta
 
pahlawan.pptx
pahlawan.pptxpahlawan.pptx
pahlawan.pptx
 
sjw kel-4.pptx
sjw kel-4.pptxsjw kel-4.pptx
sjw kel-4.pptx
 
DI/TII
DI/TIIDI/TII
DI/TII
 
SEJARAH_indonesia.pptx
SEJARAH_indonesia.pptxSEJARAH_indonesia.pptx
SEJARAH_indonesia.pptx
 
Hatta Terasuk Panggilan Tanah Air
Hatta Terasuk Panggilan Tanah AirHatta Terasuk Panggilan Tanah Air
Hatta Terasuk Panggilan Tanah Air
 
tokoh ulama indonesia
tokoh ulama indonesiatokoh ulama indonesia
tokoh ulama indonesia
 
Politik indonesia era revolusi
Politik indonesia era revolusiPolitik indonesia era revolusi
Politik indonesia era revolusi
 
Kelas_8_BAB_5_SUMPAH_PEMUDA_DALAM_BINGKA.pptx
Kelas_8_BAB_5_SUMPAH_PEMUDA_DALAM_BINGKA.pptxKelas_8_BAB_5_SUMPAH_PEMUDA_DALAM_BINGKA.pptx
Kelas_8_BAB_5_SUMPAH_PEMUDA_DALAM_BINGKA.pptx
 
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYANKartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
 
BAB 4.pptx
BAB 4.pptxBAB 4.pptx
BAB 4.pptx
 
Pkn ( biografi )
Pkn ( biografi )Pkn ( biografi )
Pkn ( biografi )
 
Tumbuh dan berkembangnya semangat kebangsaan
Tumbuh  dan berkembangnya semangat kebangsaanTumbuh  dan berkembangnya semangat kebangsaan
Tumbuh dan berkembangnya semangat kebangsaan
 
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaanPerjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
 
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
 
Ki hajar dewantara
Ki hajar dewantaraKi hajar dewantara
Ki hajar dewantara
 
Belajar dari biografi
Belajar dari biografiBelajar dari biografi
Belajar dari biografi
 
Sejarah Kelas 12
Sejarah Kelas 12Sejarah Kelas 12
Sejarah Kelas 12
 

Plus de Pindai Media

Ditimang Irama Bang Haji
Ditimang Irama Bang HajiDitimang Irama Bang Haji
Ditimang Irama Bang HajiPindai Media
 
Aroma Cengkeh di Kaki Menoreh
Aroma Cengkeh di Kaki MenorehAroma Cengkeh di Kaki Menoreh
Aroma Cengkeh di Kaki MenorehPindai Media
 
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan ParipurnaPoncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan ParipurnaPindai Media
 
Ugur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang DilenyapkanUgur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang DilenyapkanPindai Media
 
Paranoid indonesia, nestapa papua phelim kine
Paranoid indonesia, nestapa papua   phelim kineParanoid indonesia, nestapa papua   phelim kine
Paranoid indonesia, nestapa papua phelim kinePindai Media
 
Media dalam Terorisme
Media dalam TerorismeMedia dalam Terorisme
Media dalam TerorismePindai Media
 
Orang-Orang Tegaldowo
Orang-Orang TegaldowoOrang-Orang Tegaldowo
Orang-Orang TegaldowoPindai Media
 
Menari di Medan yang Riuh
Menari di Medan yang RiuhMenari di Medan yang Riuh
Menari di Medan yang RiuhPindai Media
 
Sengketa tanah di bumi mataram anang zakaria
Sengketa tanah di bumi mataram   anang zakariaSengketa tanah di bumi mataram   anang zakaria
Sengketa tanah di bumi mataram anang zakariaPindai Media
 
Pak Raden dan Buku Dongeng
Pak Raden dan Buku DongengPak Raden dan Buku Dongeng
Pak Raden dan Buku DongengPindai Media
 
Putu Wijaya Berputar di Planet
Putu Wijaya Berputar di PlanetPutu Wijaya Berputar di Planet
Putu Wijaya Berputar di PlanetPindai Media
 
Semangat Anti-Tank
Semangat Anti-TankSemangat Anti-Tank
Semangat Anti-TankPindai Media
 
Senjakala Media Cetak
Senjakala Media CetakSenjakala Media Cetak
Senjakala Media CetakPindai Media
 
Merumahkan Orang Rimba
Merumahkan Orang RimbaMerumahkan Orang Rimba
Merumahkan Orang RimbaPindai Media
 
Serikat Buruh dan Media Propaganda
Serikat Buruh dan Media PropagandaSerikat Buruh dan Media Propaganda
Serikat Buruh dan Media PropagandaPindai Media
 
Anomali Industri Buku
Anomali Industri BukuAnomali Industri Buku
Anomali Industri BukuPindai Media
 
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara BukuOrhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara BukuPindai Media
 

Plus de Pindai Media (20)

Ditimang Irama Bang Haji
Ditimang Irama Bang HajiDitimang Irama Bang Haji
Ditimang Irama Bang Haji
 
Aroma Cengkeh di Kaki Menoreh
Aroma Cengkeh di Kaki MenorehAroma Cengkeh di Kaki Menoreh
Aroma Cengkeh di Kaki Menoreh
 
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan ParipurnaPoncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna
 
Ugur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang DilenyapkanUgur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
 
Paranoid indonesia, nestapa papua phelim kine
Paranoid indonesia, nestapa papua   phelim kineParanoid indonesia, nestapa papua   phelim kine
Paranoid indonesia, nestapa papua phelim kine
 
Media dalam Terorisme
Media dalam TerorismeMedia dalam Terorisme
Media dalam Terorisme
 
Orang-Orang Tegaldowo
Orang-Orang TegaldowoOrang-Orang Tegaldowo
Orang-Orang Tegaldowo
 
Menari di Medan yang Riuh
Menari di Medan yang RiuhMenari di Medan yang Riuh
Menari di Medan yang Riuh
 
Sengketa tanah di bumi mataram anang zakaria
Sengketa tanah di bumi mataram   anang zakariaSengketa tanah di bumi mataram   anang zakaria
Sengketa tanah di bumi mataram anang zakaria
 
Pak Raden dan Buku Dongeng
Pak Raden dan Buku DongengPak Raden dan Buku Dongeng
Pak Raden dan Buku Dongeng
 
Putu Wijaya Berputar di Planet
Putu Wijaya Berputar di PlanetPutu Wijaya Berputar di Planet
Putu Wijaya Berputar di Planet
 
Semangat Anti-Tank
Semangat Anti-TankSemangat Anti-Tank
Semangat Anti-Tank
 
Senjakala Media Cetak
Senjakala Media CetakSenjakala Media Cetak
Senjakala Media Cetak
 
Merumahkan Orang Rimba
Merumahkan Orang RimbaMerumahkan Orang Rimba
Merumahkan Orang Rimba
 
Serikat Buruh dan Media Propaganda
Serikat Buruh dan Media PropagandaSerikat Buruh dan Media Propaganda
Serikat Buruh dan Media Propaganda
 
Anomali Industri Buku
Anomali Industri BukuAnomali Industri Buku
Anomali Industri Buku
 
Hikayat Virginia
Hikayat VirginiaHikayat Virginia
Hikayat Virginia
 
Perang Balon
Perang BalonPerang Balon
Perang Balon
 
Mario
MarioMario
Mario
 
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara BukuOrhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
 

Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh

  • 1. Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh Oleh: Taufik Al Mubarak www.pindai.org | t: @pindaimedia | f: facebook.com/pindai.org | e: redaksi@pindai.org
  • 2. PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015   H a l a m a n  2  |  6     Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh oleh Taufik Al Mubarak Lebih dari 30 tahun ia kobarkan perang melawan pemerintahan yang disebutnya dikendalikan para bandit dari Jawa. Di balik itu, ia perawat literasi Atjeh yang tekun. JIKA kita lebih objektif, Hasan Tiro (1925-2010) pada masa muda sebenarnya sangat mencintai Indonesia. Sebagai pengurus Barisan Pemuda Indonesia (BPI), ia mengibarkan bendera Merah Putih— bendera yang di kemudian hari dikecamnya habis-habisan—di Lamlo, Pidie, tak lama setelah Sukarno- Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Saat itu usianya baru 20 tahun. Pada 17 November atau tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan Republik, Tiro mengikuti rapat akbar pembentukan Laskar Mujahidin di Masjid Tiro. Dalam rapat itu, muncul rekomendasi membentuk barisan perang, dan bersumpah-setia mempertahankan kemerdekaan. Saat itu Tiro tak hanya memilih jalan perang, ia juga mulai berjuang melalui pena. Tiro tercatat pernah menjadi wartawan Koran Semangat Merdeka yang digawangi Teungku Ismail Jacob dan Ali Hasjmy (seorang penulis tekun, sastrawan, sekaligus penerjemah). Di sela-sela kesibukannya sebagai wartawan, alumni Normaal School Institute itu sempat-sempatnya menulis buku Mencapai Kemerdekaan pada 1946. Tapi, seperti bunyi pepatah latin, Temporal muntatur etnos muntatur ilis, waktu itu berubah dan kita ikut berubah di dalamnya. Begitu pula yang menimpa pemuda kelahiran Tanjong Bungong, Pidie, pada 25 September 1925 itu. Kebijakan represif Pemerintahan Ali Sastroamidjojo (1953-1955) saat membasmi pemberontakan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan pada 1953-1954 membuat darah cucu Teungku Syik di Tiro, pahlawan nasional Indonesia, itu mendidih. Dari tempat tinggalnya di 454 Riverside Drive, New York, mahasiswa Fakultas Hukum pada Columbia University yang juga staf Perwakilan Indonesia di New York, menulis surat terbuka kepada Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo, seorang nasionalis kelahiran Magelang (1903-1976). Surat itu ditulis dengan mesin tik di atas kertas berkop Republik Islam Indonesia, dengan alamat di 489 Fifth Avenue, New York 17, N.Y. Surat itu dimuat oleh sejumlah suratkabar Amerika, juga suratkabar Indonesia yang terbit di Jakarta seperti Abadi, Indonesia Raya dan Keng Po.
  • 3. PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015   H a l a m a n  3  |  6     Dalam suratnya, Tiro mendakwa Ali Sastroamidjojo “telah dan sedang terus menjerat bangsa Indonesia ke lembah keruntuhan ekonomi dan politik, kemelaratan, perpecahan, dan perang saudara.” Tiro mendesak Sastroamidjojo untuk menghentikan pembunuhan anak bangsa di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Kemunculan Tiro pada 1954 itu tergolong berani. Ia menunggu momen yang tepat untuk mengecam pemerintahan Ali Sastroamidjojo, setahun setelah serdadu Indonesia menggempur kekuatan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh. Tiro yang mengamati perkembangan politik dalam negeri dari Amerika merasa saatnya genderang perang diplomasi ditabuh. Ia tanggalkan label mahasiswa ‘baik- baik’, dan memilih berjuang bersama gerakan yang ingin menegakkan negara Islam itu. Surat itu pula membuat namanya mulai banyak dibincangkan, tak hanya di Indonesia, melainkan di dunia internasional. Ia seperti menemukan panggung yang tepat, tak hanya sekadar membela DI/TII, tapi sekaligus mengorbitkan ketokohan atas nama dirinya sendiri, saat mengangkat dirinya sebagai duta besar Negara Islam Indonesia di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Sekiranya Hasan Tiro tidak menulis surat terbuka mengecam Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo itu, namanya mungkin tak pernah dikenal orang apalagi memberi pengaruh besar terhadap perjalanan sejarah Aceh di kemudian hari. Penulis yang tekun Orang-orang lebih mengenal Hasan Tiro sebagai pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pemerintah Indonesia bahkan melabelinya “gembong separatis”. Tapi di balik sikap kerasnya itu, Tiro adalah penulis yang sangat tekun. Pada usia 22 tahun, Tiro sudah menerjemahkan buku As-Siyâsah asy-Syar’iyyah atau Dasar-dasar Negara Islam karya Prof. Abdul Wahab Khalaf. Dapat dipahami mengapa saat Teungku Daud Beureu’eh mendirikan DI/TII Aceh pada 1953, Tiro menjadi pembela paling gigih. Boleh jadi, perjumpaan Tiro dengan ideologi Beureu’eh terkait (dan terpengaruh) dengan buku Guru Besar di Cairo University yang diterjemahkannya itu. Tiro sendiri menyimpan cita-cita untuk mendirikan sebuah Negara Islam di Aceh, seperti yang sedang diperjuangkan Beureu’eh. Selesai menerjemahkan buku Dasar-dasar Negara Islam, Tiro terus melanjutkan aktivitas menulisnya. Pada 1948 atau akhir masa studinya di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, sosok yang oleh Wakil Perdana Menteri Sjafruddin Prawiranegara disebut “pemuda pendiam tapi memberi kesan cerdas dan cukup lincah” itu merampungkan buku Perang Atjeh 1873-1927. Dalam buku ini, Tiro banyak mengupas tentang heroisme pejuang Aceh melawan Belanda dan Jepang, dan perjuangan Indonesia
  • 4. PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015   H a l a m a n  4  |  6     Merdeka. Dari buku ini pula ada satu kesan bahwa Tiro begitu peduli pada sesuatu yang memiliki tekanan pada “Indonesia”. Tiro juga disebut-sebut sebagai penulis buku Revolusi Desember ’45 di Atjeh atau Pembasmian Pengchianat Tanah Air yang diterbitkan oleh Pemerintah R.I. Daerah Atjeh. Penerbitan buku ini dimaksudkan sebagai buku putih Perang Cumbok, perang antara ulama dan kaum uleebalang di Aceh. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, sejarawan Aceh M. Isa Sulaiman, meyakini Tiro sebagai penulis buku tersebut (baca: M Isa Sulaiman, Sejarah Aceh: Sebuah gugatan terhadap tradisi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997). Nama Tiro mulai diperhitungkan sebagai penulis serius setelah menerbitkan buku Demokrasi untuk Indonesia di Amerika pada 1958. Nada dalam buku ini serupa dengan surat terbuka yang pernah dikirimkan kepada Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo empat tahun lalu. Tiro mengecam sangat keras konsep negara kesatuan yang diagungkan Sukarno dan angkatan darat. Dalam pandangan Tiro, sebagai negara dengan wilayah kekuasaan cukup luas, keliru jika memaksakan Indonesia sebagai negara kesatuan. Sebab, dengan kekuasaan memusat di Jawa, keadilan dan kesejahteraan pasti tak akan merata. Tiro pun menawarkan konsep negara federasi sebagai pengganti negara kesatuan. Tahun 1960, buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Democracy for Indonesia. Buku Tiro ini menemukan momentum yang tepat ketika gelombang reformasi bergemuruh di Indonesia, terutama saat politisi Amien Rais mencetuskan ide negara federal di Indonesia. Tahun 1999, penerbit Teplok Press menerbitkan kembali buku Demokrasi untuk Indonesia dan menjadi bacaan para aktivis Indonesia. Ide-ide Hasan Tiro pada 1958 seperti menemukan relevansinya. Pemikiran brilian Tiro bisa juga dilacak dalam buku Masa Depan Politik Dunia Melayu yang terbit pada 1965. Dalam buku ini, Tiro masih mengecam konsep negara kesatuan, dan kembali mengusulkan negara federasi untuk Indonesia. Banyak yang menilai, buku ini sebagai buku terbaik yang pernah ditulis Hasan Tiro, sekaligus menggambarkan betapa membuminya pemikiran dia untuk memajukan demokrasi di Indonesia. Namun, hingga kini, Indonesia masih berbentuk negara kesatuan yang dijaga dengan ketat dan keras. Perawat literasi Atjeh Selama bermukim di Amerika, Tiro banyak memburu manuskrip tentang “Atjeh” di berbagai perpustakaan di sana. Manuskrip-manuskrip ini dijaga dengan sangat rapi. Ketekunannya menjaga manuskrip lama, baik masa kesultanan Atjeh maupun ketika berperang dengan Belanda, bisa kita baca dalam bukunya Atjeh bak Mata Donja (Aceh di Mata Dunia). Dalam buku ini, Tiro mengutip dan
  • 5. PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015   H a l a m a n  5  |  6     mencantumkan kliping koran New York Times yang pernah menulis tentang Perang Aceh dengan Belanda. Sewaktu bergerilya di hutan-hutan Aceh setelah deklarasi Aceh Merdeka tahun 1976, Tiro terus menulis pelbagai tajuk untuk membuka kesadaran “ke-Aceh-an” masyarakat Aceh. Tulisan ini disebarkan secara berseri dalam bentuk selebaran. Menurut pengakuan generasi tua GAM, Tiro juga melatih anggota GAM yang punya bakat menulis atau meminta mereka untuk membantu mengetik. Di hutan Aceh pula, buku The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Teungku Hasan di Tiro mulai ditulis. Praktis sepanjang masa gerilya di hutan Aceh antara 1977-1979, Tiro menghabiskan banyak waktu dengan menulis catatan harian yang diterbitkan di London pada 1981. Dalam buku ini kita bisa membaca kisah masa kecilnya, pengalaman-pengalamannya di Amerika atau bagaimana pemikiran Friedrich Nietzsche merasuki pikirannya. Keputusannya pulang ke Aceh memimpin pemberontakan melawan Indonesia tak terlepas dari pengaruh bagian “Pengembara” dari buku Thus Spoke Zarathustra yang dibacanya. Nezar Patria, wartawan dan peneliti Aceh, dalam esainya yang cerlang, Hasan Tiro, Nietzsche, dan Aceh (Kompas, 19 Oktober 2008), menulis “[...] entah soal taktik gerilya, negasi atas sejarah Indonesia, sampai kontemplasi hidup dan kematian, terajut dalam satu garis merah: upaya rekonstruksi sejarah. Dan, yang menarik, Hasan mengolah paragraf dari Nietzsche dalam tafsirnya atas momen kesejarahan Aceh.” Pada 1986 Tiro menulis buku Perkara dan Alasan Perdjuangan Angkatan Atjeh Sumatera Merdeka. Di buku ini kita menjadi tahu bagaimana pengetahuan hukum yang dipelajarinya di Columbia University digunakan untuk mendukung perjuangan penentuan nasib sendiri Aceh, menurut kerangka hukum internasional. Tiro banyak mengupas tentang negara-negara koloni yang berhasil membebaskan diri dari penjajah. Aceh, menurutnya, punya alasan hukum untuk kembali berdiri sendiri sebagai sebuah negara. Selain buku, Tiro cukup banyak menyiarkan tulisan lepas tentang demokrasi, hukum atau sejarah Aceh. Ia begitu terobsesi membuka kesadaran orang Aceh melalui pendidikan Aceh atau ia menyebutnya Acehnese Education. Hal itu tak hanya dilakukan melalui tulisan, melainkan juga lewat kaset-kaset ceramahnya sewaktu melatih pemuda Aceh di Libya. Sosok yang pernah membuat gempar melalui suratnya pada 1954 ini sudah tiada. Namun, buku-buku, tulisan-tulisan, maupun ceramah-ceramahnya dengan mudah bisa ditemui. Sepanjang hayat ia merawat literasi “Atjeh” semampu yang ia lakukan. Tugas kita untuk kembali mengkaji karya-karya yang lebih selusin itu, siapa tahu kita menemukan batu manikam di sana, seperti seorang sopir taksi kelahiran Kurdistan di Berlin yang begitu mengagumi sosok Tiro. Ia sampai menolak menerima ongkos taksi setelah tahu penumpangnya berasal dari Aceh. “Tiro, Ja Tiro aus Aceh” atau Tiro dari Aceh, katanya.[]
  • 6. PINDAI.ORG – Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh / 4 Agustus 2015   H a l a m a n  6  |  6     __________ Taufik Al Mubarak, blogger Aceh, kumpulan kolomnya bernada humor politik dibukukan dengan judul Aceh Pungo (Banda Aceh: Bandar Publishing, 2009), kontributor dalam buku The Unfinished Story of Teungku Hasan Tiro (Aboeprijadi Santoso, dkk; Bandar Publishing, 2010). Twitter: @almubarak Email: tintamirah@gmail.com.