SlideShare une entreprise Scribd logo
PHYLUM PORIFERA
A. PORIFERA
Porifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti membawa.
Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana. Hewan ini
memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera
disebut juga sebagai hewan spons.
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang
berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari
porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu
substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air
tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh
porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam
rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah
disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut
terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang
membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini
dapat ”menangkap” partikel makanan. Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh.
Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam
mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa
sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin.
Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat
digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat,
harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.Untuk tujuan itu
sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan bebas. Larva tersebut
memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai
larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa.
Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah
salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa
ada hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu
tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli
taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut parasoa.
B. STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK PORIFERA
1. STRUKTUR
Porifera berasal dari kata phorus yang berarti lubang kecil atau pori, dan ferre
yang berarti mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan sebagai hewan yang
mempunyai pori. Hewan porifera merupakan hewan multiselular yang paling
sederhana. Hewan ini merupakan hewan sessile (hidup melekat pada substrat).
Porifera memiliki ukuran bervariasi, yaitu berkisar dari 1 cm hingga 2 m. Sebagian
besar hewan ini hidup di laut. Menurut Campbell (1998: 594), dari 9.000 spesies
hewan spons, hanya 100 spesies saja yang hidup di air tawar, sisanya hidup di
perairan laut. Pori-pori yang terdapat pada Porifera membentuk saluran air yang
bermuara di rongga tubuh (spongocoel). Pada ujung rongga tubuh terdapat lubang
besar yang disebut oskulum. Tubuh Porifera tersusun oleh dua lapisan, lapisan luar
dan lapisan dalam. Lapisan luar tersusun oleh sel-sel berbentuk pipih dan berdinding
tebal yang disebut sel pinakosit. Pada lapisan dalam spongocoel, dilapisi oleh sel
yang berbentuk seperti lampu dan berflagel yang disebut sel koanosit. Untuk
pencernaan makanannya, Porifera menelan makanan secara fagositosis. Porifera
merupakan hewan heterotrof. Makanan Porifera biasanya berupa plankton yang
masuk ke spongocoel. Adapun oksigen diserap oleh sel kollar atau sel koanosit.
Untuk sisa makanan, dibuang melalui oskulum. Ada yang menarik pada porifera ini,
yaitu oksigen dan makanan yang digunakan oleh sel koanosit sebagian di transfer ke
selsel yang bergerak, yaitu sel amoebosit.
Porifera mempunyai sistem kanal atau saluran air untuk mensirkulasikan air
dalam tubuhnya. Porifera atau disebut juga hewan spons hampir semua hidup di laut,
kecuali satu famili yang hidup di air tawar. Hewan ini merupakan hewan multiseluler
atau bersel banyak dan masih primitif yang pada dasarnya adalah diploblastik.
Stuktur Tubuh
Oskulum : Lubang tempat keluarnya air dai tubuh.
Sel leher (koanosit) : Sel untuk mencerna makanan secara intra seluler.
Spikula : Sel pembentuk tubuh.
Amebosit : Mengedarkan makanan dan bisa berubah menjadi sel kelamin.
Spongosol : Rongga tubuh.
Ostium : Tempat masuknya air.
Pinakosit : Sel pelapis bagian tubuh luar.
Miosit : sel untuk membuka dan menutup oskulum.
Skleroblas : Penghasil spikula untuk membentuk rangka tubuh.
Struktur porifera
Tipe saluran air
2. KARAKTER
Porifera memiliki beberapa karakteristik. Tubuhnya bersel banyak, simetri
radial, atau asimetris. Sel-sel tersebut menyusun tubuh Porifera dalam dalam 2 lapis
(dipoblastik), membentuk jaringan yang belum sempurna dan di antaranya terdapat
gelatin yang disebut mesenkim. Tubuhnya mempunyai banyak pori, saluran-saluran,
dan rongga sebagai tempat air mengalir. Sebagian atau seluruh permukaan
dalam tubuhnya tersusun dari sel-sel yang berleher yang berflagelum,
disebut koanosit.
Porifera melakukan pencernaan makanan di dalam sel atau secara intrasel.
Umumnya Porifera mempunyai rangka dalam. Hewan berkembangbiak secara kawin
dan tak kawin. Secara kawin dilakukan dengan sel telur dan sel spermatozoid.
Larvanya berbulu getar dan dapat berenang. Sedangkan secara tidak kawin dengan
bertunas.
Adapun karakteristik Porifera di antaranya:
Tubuh spons / Poriferans adalah hampa. Hal ini terdiri dari substansi seperti
jelly. Kolagen merupakan komponen penting dari substansi. Spons adalah filter
feeder. Ini berarti bahwa mereka memperoleh makanan dengan menyaring air, pori-
pori tubuh terbukti bermanfaat dalam menyaring air. Struktur tubuh spons adalah
radial asimetris. Tubuh Poriferans terbentuk sel longgar terhubung satu sama lain. Ini
bukan jaringan benar. Tubuh spons dibagi dalam tiga lapisan. Lapisan terluar
terbentuk dari sel-sel epidermis (gepeng). Matriks semi-cairan membentuk lapisan
tengah. Sel kerah membentuk lapisan terdalam dari tubuh Poriferans.
Ada sebuah lubang di bagian atas tubuh spons yang dikenal sebagai osculum.
Spons dewasa sessile di alam, itu berarti mereka tidak bisa bergerak bebas. Larva
Poriferans Namun, motil. Sebuah badan bersilia membantu dalam pergerakan larva.
Plastisitas dari tubuh Poriferan memungkinkan mereka untuk mengubah bentuk
mereka. Oleh karena itu kita dapat menemukan spons menempati ruang yang tidak
teratur pada batu dan karang.
Menjadi sessile di alam, spons dewasa membutuhkan substrat atau permukaan
untuk tumbuh. Substrat bisa apa saja dari kerangka, batu, karang atau spons mati.
Spons tidak bisa hidup tanpa air. Organisme ini karena, ketat air. Para Poriferans
menjadi filter feeder, itu menarik untuk mengetahui bagaimana interaksi dengan air
berlangsung. Choanocytes, sel-sel menyalahi memfasilitasi pergerakan arus air
melalui kanal dan ruang tubuh.
Pada rata-rata, sebuah Poriferan dengan panjang tubuh 10 cm dapat menyaring
100 liter air sehari-hari. Para Poriferans tidak memiliki suatu sistem saraf atau
sirkulasi pencernaan. Reproduksi di spons terjadi baik dengan cara reproduksi seksual
dan aseksual. The reproduksi aseksual terjadi melalui gemmules atau kuncup.
Reproduksi seksual terjadi melalui sperma dan telur.
Sebagaimana dinyatakan di atas, spons adalah filter feeder. Bakteri plankton
dan partikel kecil lainnya yang ditelan oleh Poriferans untuk mendapatkan makanan.
Proses mencerna makanan dengan spons disebut sebagai fagositosis.
Beberapa spons tidak pengumpan filter, ini adalah karnivora di alam dan
memakan makhluk seperti krustasea. Beberapa spons telah berubah karnivora karena
mereka tinggal di daerah dengan makanan-kelangkaan. Jika tidak, mikroba
photosynthesizing terbukti berguna bagi Poriferans untuk mendapatkan makanan.
Mikroba ini hidup sebagai endosymbionts dalam tubuh spons.
Ada fitur menarik tentang bagaimana jaringan yang rusak diperbaiki oleh spons.
Spons, bukannya regrowing jaringan yang rusak, memobilisasi sel sebelah untuk
menutupi luka.
Sistem kekebalan dari spons sederhana. Cangkokan (jaringan) dari organisme
jenis lain tidak diterima oleh spons. Namun, spons menerima jaringan dari organisme
dari spesies yang sama.
Secara teknis, spons tidak pernah menderita kematian alami selain melalui
dehidrasi atau pembekuan.
C. BIOLOGI PORIFERA
1. FISIOLOGI
Porifera merupakan organisme pemakan suspensi ( suspension feeder ), dengan
beberapa familia bersifat karnivor dan simbiotik. Pada jenis pemakan suspensi,
komposisi diet spons berupa partikel detritus, plankton, dan bakteri. Pada jenis
karnivor ( familia Cladorhizidae ), diet utama berasal dari berbagai jenis hewan
terutama crustaceae,sedangkan pada jenis simbiotik, makanan juga dihasilkan dari
aktivitas simbiosis mutualisme dengan dinoflagellata dan beberapa cyanobacteria.
Partikel – partikel makanan tersebut tersuspensi dalam air, air mengalir ke dalam
tubuh spons melalui ostia kemudian masuk ke dalam paragaster sebagai akibat
cambukan flagela pada sel choanocyte. Dapatlah dikatakan bahwa air disaring
melalui ostia tersebut. Air ini melalui lubang porocyt. Lubang ini menutup, bila
myocyt yang mengelilingi porocyt mengkerut. Myocyt ini adalah cel – cel otot. Ikut
dengan air itu benda – benda organik dan jasad – jasad yang kecil. Ketika benda –
benda organik dan jasad – jasad yang kecil ini dialirkan lewat collare dari choanocyt,
mereka terlekat pada collare tersebut. Akibat pergerakan protoplasma dari collare,
mereka diangkut ke pangkal collare pada dataran cel. Disini mereka dimasukkan ke
dalam suatu wadah yang disebut vacuola. Di dalam vacuola itu mereka dicerna.
Dengan demikian pada Porifera terjadi pencernaan intra celluler. Kemudian makanan
diberikan kepada amebocyt – amebocyt. Di dalam amebocyt juga dilakukan
pencernaan makanan. Makanan yang telah dicerna disimpan di dalam amebocyt
sebagai lemak, karbohydrat, dan protein. Amebocyt – amebocyt mengangkut
makanan ke cel – cel lain. Mereka bergerak di dalam substansi gelatin. Cel – cel yang
dapat menjawab rangsang – rangsang rupanya hanya choanocyt – choanocyt dan
myocyt – myocyt. Gerakan flagella choanocyt – choanocyt tergantung dari keadaan
lingkungan. Tidak ada koordinasi antara gerakan dari flagella. Myocyt – myocyt tidak
hanya mengelilingi porocyt tetapi juga osculum, sehingga oleh karena mengkerutnya
mereka, osculum menutup. Myocyt – myocyt mengkerut, bila hewan tidak ditutup
lagi oleh air, bila kena rangsang mekanis atau bila ada kekurangan oxygen. Rangsang
– rangsang ini harus langsung mengenai myocyt – myocyt.
Sejauh ada koordinasi antara cel – cel, koordinasi ini dilakukan dengan
perantaraan amebocyt – amebocyt. Oleh karena air mengalir lewat dataran
kebanyakan cel, dapatlah langsung diadakan pertukaran gas antara protoplasma cel
dan air. Juga hasil metabolisme dapat langsung dikeluarkan ke dalam air. Dalam 24
jam aktivitas memompa air ke dalam tubuh spons, volume air terpompa mencapai
20.000 kali volume spongocoel, dengan efektivitas sekitar 90 % bakteri dari
lingkungan sekitarnya dapat dikonsumsi.
2. REPRODUKSI
Porifera sebagaimana jenis organisme sesil pada umumnya, bereproduksi secara
seksual dan aseksual. Secara aseksual porifera menghasilkan individu baru dengan
tunas eksternal ( budding )maupun internal. Tunas eksternal merupan tunas biasa
yang selanjutnya akan berkembang menjadi individu baru. Tunas internal dikenal
sebagai gemmulae, merupakan struktur dorman pada saat kondisi lingkungan tidak
menguntungkan, dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan membaik.
Kebanyakan jenis porifera bersifat hermaprodit, membentuk sperma dan ovum
dalam periode yang tidak bersamaan. Secara seksual porifera membentuk gamet
jantan dan betina yang berasal dari sel choanocyte ataupun archaeocyte. Sperma yang
terbentuk dilepaskan melalui osculum dalam bentuk kabut. Sperma tersebut
selanjutnya ditangkap oleh porifera lain dalam satu jenis, dan selanjutnya ditransport
menuju sel telur oleh archaeocyte. Fertilisasi berlangsung dalam mesoglea.
Zygot yang terbentuk selanjutnya berkembang menjadi larva bersilia ( larva
planula ) yang kemudian dilepaskan ataupun disimpan dalam mesoglea untuk periode
tertentu. Larva planula yang telah dilepaskan dari tubuh porifera bersifat planktonik,
untuk selanjutnya melekat pada substrat dan tumbuh menjadi porifera dewasa yang
bersifat sesil.
3. PERANAN
Nilai Ekologis
Sebagai kontrol populasi bakteri dan mikroorganisme lain di perairan laut. Terkait
dengan mobilisasi mineral tertentu ( silika dan kapur ).
Nilai komersial
Beberapa metabolit porifera merupakan senyawa penting yang bermanfaat
dalam dunia medis, misalnya sebagai antikarsinogenik, anti – inflamasi, dan sebagai
antibiotik.
Peranan Porifera dalam Kehidupan
- dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami
- pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor
- Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci
- Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya
mahal.
- Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Spons
menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa
tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan.
- Petrosia contegnatta menghasilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat
anti kanker.
- Cymbacela obat anti-asma.
- Luffariella variabilis sponnya menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan
monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
D. KLASIFIKASI PORIFERA
Porifera dapat dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan sistem saluran airnya,
yaitu asconoid, syconoid, dan leuconoid /rhagon.
1) Tipe Asconoid
Tipe ini merupakan tipe yang paling sederhana. Lubang-lubang ostium pada
tipe ini langsung dihubungkan dengan saluran lurus yang menuju spongosol.
Contoh Leucosolenia sp.
2) Tipe Syconoid
Pada tipe ini lubang-lubang ostium dihubungkan dengan saluran yang
bercabang-cabang ke rongga-rongga yang berhubungan langsung dengan spongosol.
Rongga-rongga ini dilapisi oleh koanosit. Contoh Scypha sp.
3) Tipe Leuconoid atau Rhagon
Pada tipe ini lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang
bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubungan dengan spongosol.
Contoh Spongia sp.
Gambar : Tiga tipe saluran air pada Porifera
Pada tubuh Porifera terdapat spikula-spikula yang mengandung zat kapur
(kalsium), zat kersik (silikat), atau benang-benang spongin. Bentuk spikula ini pun
bermacam-macam sebagai berikut.
Sementara itu, klasifikasi Porifera berdasarkan bentuk dan kandungan spikula
dibedakan menjadi tiga kelas berikut.
1) Kelas Calcarea
Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka
spikula dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan
mikroskleres. Bentuk spons ini bervariasi dari bentuk yang menyerupai vas dengan
simetri radial hingga bentuk bentuk koloni yang membentuk bangunan serupa
anyaman dari pembuluh-pembuluh yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada
yang mencapai bentuk raksasa.
a. Sub kelas Calcaronea
Ciri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa larva amphibalstulae.
Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap koanosit muncul dari nucleus.
Spikula triradiate biasanya satu helai yang terpanjang dari yang lain . Struktur tipe
saluran air yang ada pada sub kelas ini berupa tipe leuconoid.
1. Ordo Leucosolenida
Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh : Leucosolenia sp
2. Ordo Sycettida
Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau
Leuconoid. Contoh : Sycon sp
b. Sub Kelas Calcinea
Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa
parenchymula dan flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus koanosit yang
menempati dasar sel.Pada sebagian besar spesies triradiata , spikula memiliki ukuran
yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe
syconoid tetapi langsung berupa anyaman dari asconoid.
1. Ordo Clathrinida
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang secara
permanen serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks. Contoh Clathrina sp
2. Ordo Leucettida
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga
Leuconoid dengan membrane dermal atau korteks yang jelas. Contoh Leucascus
levcetta.
3. Ordo Pharetronida
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa
Leuconoid dan rangka tersusun dari spikula quadriradiata yang disertai penguat
calcareous. Contoh Petrobiona sp dan Minchinella sp.
Rangka tubuh Calcarea bersifat kalkareus. Hal ini karena spikulanya
mengandung kalsium karbonat (kapur). Sebagian spikulanya berbentuk monaxon dan
triaxon sehingga tampak seperti duri-duri kecil. Anggota kelas ini banyak tersebar di
laut dangkal di seluruh dunia. Contoh Scyphasp., Cerantia sp., Sycon sp., Leucon sp.,
dan Clathrina sp.
Gambar: spesies Clathrina sp.
2) Kelas Hexactinellida
Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan.
Habitat utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan
kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh spikula silikat.
Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki jaringan spongin. Sel
epithelium dermal dan koanosit terbatas pada bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.
a. Sub Kelas Hexasterophora
Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya
berupa hexaster. Contoh Euplectella
b. Sub Kelas Amphidiscorpha
Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa
Amphidics. Contoh Hyalonema
Spikula pada kelas ini mengandung banyak benang silikat atau kersik (SiO2).
Sementara itu, spikulanya berbentuk triaxon dengan enam cabang. Bentuk hewan-
hewan pada kelas ini menyerupai gelas, silinder, atau corong. Contoh Euplectella
aspergilium, Pheronema, danHyalonema sp.
Gambar: Euplectella aspergilium
3) Kelas Demospongia
Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa
empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya. Beberapa bentuk
primitive tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada pada spons ini berupa
Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok Demospongia memiliki
penyebaran yang paling luas dari daerah tidal hingga kedalaman abvasal. Beberapa
bentuk memiliki habitat di air tawar.
a. Sub kelas Tetractinomorpha
Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres
tetraxonid dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki
serat spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk radial dan perkembangan
cortical axial mengalami kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar dengan
stereogtastrula. Famili yang primitive menetaskan amphiblastulae.
1. Ordo Homosclerophorida
Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive yang memiliki
struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi . Larva menetas
berupa amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil. Beberapa spesies
tidak memiliki rangka seperti pada Oscarella.
2. Ordo Choristida
Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa
megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster,
sterptaster atau sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali rumit. Spons ini
memiki korteks yang dapat dibedakan secara jelas dan seringkali tersusun atas lapisan
fibrosa di sebelah dalam dan lapisan gelatin di bagian luar. Contoh Geodia dan,
Aciculites.
b. Sub Kelas Ceractinomorpha
Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas
Ceractinomorpha adalah larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa
monaxonid, dan mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah
ditemukan. Pada rangkanya juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah
yang bervariasi.
1. Ordo Halichondrida
Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka
megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki microskleres.
Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta.
2. Ordo Poecilosclerida
Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu mengandung
megaskleres choanosomal dandermal. Contoh Coelosphoera dan Myxilla.
3. Ordo Haplosclerida
Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari
kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau bergabung
dalam sebuah anyaman yang diikat dengan perekat
spongin. Contoh Haliclona,. Megaskleresnya berupa
diactinal dan kadang-kadang berupa monactinal yang
sedikit bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada,
mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid
atau raphdes.
Beberapa genus seperti Dactylia tidak
memiliki spikula dan mempunyai rangka dari serat
sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada .
Dermal yang terspesialisasi hanya terlihat pada
Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang kompleks dari serat spongin bercabang-
cabang menembus lapisan dermal. Contoh Callyspongia sp.
4. Ordo Dictyoceratida
Porifera yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula. Rangka
sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman dari serat spongin yang bisa menyertakan
partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain. Lapisan dermal sering
diperkuat oleh spongin A.
Hewan anggota kelas ini bertulang lunak karena tidak mempunyai rangka.
Apabila ada yang memiliki rangka, rangkanya tersusun dari serabut-serabut spongin
dengan spikula dari zat silikat. Bentuk spikulanya ada yang monaxon atau tetraxon.
Contoh Euspongia sp., Callyspongia sp.,Clionia sp., Phyllospongia sp.,
dan Spongia sp.

Contenu connexe

Tendances (20)

Materi Porifera
Materi Porifera Materi Porifera
Materi Porifera
 
Porifera (hewan spons)
Porifera (hewan spons)Porifera (hewan spons)
Porifera (hewan spons)
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
porifera
poriferaporifera
porifera
 
Filum porifera
Filum poriferaFilum porifera
Filum porifera
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthesFilum porifera, coelenterata & platyhelminthes
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes
 
Biologi porifera dan coelenterata versi 2
Biologi porifera dan coelenterata versi 2Biologi porifera dan coelenterata versi 2
Biologi porifera dan coelenterata versi 2
 
Klasifikasi Porifera kelas X
Klasifikasi Porifera kelas XKlasifikasi Porifera kelas X
Klasifikasi Porifera kelas X
 
Power point porifera
Power point poriferaPower point porifera
Power point porifera
 
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthesBahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Ppt cnidaria dan porifera
Ppt cnidaria dan poriferaPpt cnidaria dan porifera
Ppt cnidaria dan porifera
 
Materi Biologi kelas X (Filum Porifera dll)
Materi Biologi kelas X (Filum Porifera dll)Materi Biologi kelas X (Filum Porifera dll)
Materi Biologi kelas X (Filum Porifera dll)
 
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGYCoelenterata Kelas 10 BIOLOGY
Coelenterata Kelas 10 BIOLOGY
 
Euspongia sp
Euspongia spEuspongia sp
Euspongia sp
 
Animalia porifera kelompok 1
Animalia porifera kelompok 1Animalia porifera kelompok 1
Animalia porifera kelompok 1
 
Ppt coelenterata
Ppt coelenterataPpt coelenterata
Ppt coelenterata
 

En vedette

M.rory hermawan
M.rory hermawanM.rory hermawan
M.rory hermawanYudi Yatma
 
Porifera isni x 2
Porifera isni x 2Porifera isni x 2
Porifera isni x 2niisni
 
Makalah siap posting
Makalah siap postingMakalah siap posting
Makalah siap postingR Januari
 
Demospongiae (Demosponges)
Demospongiae (Demosponges)Demospongiae (Demosponges)
Demospongiae (Demosponges)abcdp
 
Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)Kurnia Wati
 
PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI aakkiittaa
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeYuga Rahmat S
 
PORIFERA
PORIFERAPORIFERA
PORIFERAAida
 
Zoology- Phylum Porifera
Zoology- Phylum PoriferaZoology- Phylum Porifera
Zoology- Phylum PoriferaMc Nash Tanjili
 

En vedette (14)

M.rory hermawan
M.rory hermawanM.rory hermawan
M.rory hermawan
 
Porifera isni x 2
Porifera isni x 2Porifera isni x 2
Porifera isni x 2
 
Wulandari r
Wulandari rWulandari r
Wulandari r
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Makalah siap posting
Makalah siap postingMakalah siap posting
Makalah siap posting
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Demospongiae (Demosponges)
Demospongiae (Demosponges)Demospongiae (Demosponges)
Demospongiae (Demosponges)
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)Porifera dan ctenophora (power point)
Porifera dan ctenophora (power point)
 
PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
 
PORIFERA
PORIFERAPORIFERA
PORIFERA
 
Zoology- Phylum Porifera
Zoology- Phylum PoriferaZoology- Phylum Porifera
Zoology- Phylum Porifera
 
Kingdom Animalia Survey
Kingdom Animalia SurveyKingdom Animalia Survey
Kingdom Animalia Survey
 

Similaire à Phylum porifera

Tugas biologi (coelenterata & amfibi).ppt
Tugas biologi (coelenterata & amfibi).pptTugas biologi (coelenterata & amfibi).ppt
Tugas biologi (coelenterata & amfibi).pptSandiva Mubarok
 
Sri wahyuni zoologi
Sri wahyuni zoologiSri wahyuni zoologi
Sri wahyuni zoologiYudi Yatma
 
Acara 4 porifera
Acara 4 poriferaAcara 4 porifera
Acara 4 poriferaPT. SASA
 
Avertebrata book (amalia ulfa) + cover
Avertebrata book (amalia ulfa) + coverAvertebrata book (amalia ulfa) + cover
Avertebrata book (amalia ulfa) + coverAmalia Humaira
 
Bab 3 Porifera.pptx
Bab 3 Porifera.pptxBab 3 Porifera.pptx
Bab 3 Porifera.pptxRusdiBio1
 
Animalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas XAnimalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas Xanitasari2311
 
Tugas ppt zoin
Tugas ppt zoinTugas ppt zoin
Tugas ppt zoinRizka Desi
 
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dllBahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dllMutiara Zizou
 
BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)
BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)
BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)Mutiara Zizou
 

Similaire à Phylum porifera (20)

Xmia4 porifera
Xmia4 poriferaXmia4 porifera
Xmia4 porifera
 
porifera (1).pptx
porifera (1).pptxporifera (1).pptx
porifera (1).pptx
 
Ppt ucup pik
Ppt ucup pikPpt ucup pik
Ppt ucup pik
 
Xmia1 porifera
Xmia1 poriferaXmia1 porifera
Xmia1 porifera
 
Tugas biologi (coelenterata & amfibi).ppt
Tugas biologi (coelenterata & amfibi).pptTugas biologi (coelenterata & amfibi).ppt
Tugas biologi (coelenterata & amfibi).ppt
 
Kelompok1 x6 biologi-smstr2
Kelompok1 x6 biologi-smstr2Kelompok1 x6 biologi-smstr2
Kelompok1 x6 biologi-smstr2
 
Sri wahyuni zoologi
Sri wahyuni zoologiSri wahyuni zoologi
Sri wahyuni zoologi
 
Artikel porifera 2
Artikel porifera 2Artikel porifera 2
Artikel porifera 2
 
porifera.pptx
porifera.pptxporifera.pptx
porifera.pptx
 
Acara 4 porifera
Acara 4 poriferaAcara 4 porifera
Acara 4 porifera
 
INVERTEBRATA.pptx
INVERTEBRATA.pptxINVERTEBRATA.pptx
INVERTEBRATA.pptx
 
Avertebrata book (amalia ulfa) + cover
Avertebrata book (amalia ulfa) + coverAvertebrata book (amalia ulfa) + cover
Avertebrata book (amalia ulfa) + cover
 
Bab 3 Porifera.pptx
Bab 3 Porifera.pptxBab 3 Porifera.pptx
Bab 3 Porifera.pptx
 
Animalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas XAnimalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas X
 
Kingdom animalia
Kingdom animaliaKingdom animalia
Kingdom animalia
 
1.bahan ajar
1.bahan ajar1.bahan ajar
1.bahan ajar
 
Tugas_bu_lilis.pptx
Tugas_bu_lilis.pptxTugas_bu_lilis.pptx
Tugas_bu_lilis.pptx
 
Tugas ppt zoin
Tugas ppt zoinTugas ppt zoin
Tugas ppt zoin
 
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dllBahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
 
BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)
BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)
BAHAN AJAR STAD (FILUM PORIFERA dll)
 

Dernier

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxKurnia Fajar
 
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderMateri BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderRemonHendra3
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxMasHari12
 
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)KhoirinShalihati
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paudMamanDiana
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaNovi Cherly
 
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnyasertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnyabehindtheuniversex
 
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdftugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdfindahningsih541
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxSriHandayaniLubisSpd
 
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarJaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarTohirIkhlas
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxsapudin2
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2ZARINA KHAMIS
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfDianaRuswandari1
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...Kanaidi ken
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2FarhanPerdanaRamaden1
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfSriHandayaniLubisSpd
 

Dernier (20)

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderMateri BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnyasertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
 
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdftugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
 
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarJaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 

Phylum porifera

  • 1. PHYLUM PORIFERA A. PORIFERA Porifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti membawa. Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana. Hewan ini memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons. Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum. Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan. Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih. Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa.
  • 2. Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut parasoa. B. STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK PORIFERA 1. STRUKTUR Porifera berasal dari kata phorus yang berarti lubang kecil atau pori, dan ferre yang berarti mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan sebagai hewan yang mempunyai pori. Hewan porifera merupakan hewan multiselular yang paling sederhana. Hewan ini merupakan hewan sessile (hidup melekat pada substrat). Porifera memiliki ukuran bervariasi, yaitu berkisar dari 1 cm hingga 2 m. Sebagian besar hewan ini hidup di laut. Menurut Campbell (1998: 594), dari 9.000 spesies hewan spons, hanya 100 spesies saja yang hidup di air tawar, sisanya hidup di perairan laut. Pori-pori yang terdapat pada Porifera membentuk saluran air yang bermuara di rongga tubuh (spongocoel). Pada ujung rongga tubuh terdapat lubang besar yang disebut oskulum. Tubuh Porifera tersusun oleh dua lapisan, lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tersusun oleh sel-sel berbentuk pipih dan berdinding tebal yang disebut sel pinakosit. Pada lapisan dalam spongocoel, dilapisi oleh sel yang berbentuk seperti lampu dan berflagel yang disebut sel koanosit. Untuk pencernaan makanannya, Porifera menelan makanan secara fagositosis. Porifera merupakan hewan heterotrof. Makanan Porifera biasanya berupa plankton yang masuk ke spongocoel. Adapun oksigen diserap oleh sel kollar atau sel koanosit. Untuk sisa makanan, dibuang melalui oskulum. Ada yang menarik pada porifera ini, yaitu oksigen dan makanan yang digunakan oleh sel koanosit sebagian di transfer ke selsel yang bergerak, yaitu sel amoebosit. Porifera mempunyai sistem kanal atau saluran air untuk mensirkulasikan air dalam tubuhnya. Porifera atau disebut juga hewan spons hampir semua hidup di laut,
  • 3. kecuali satu famili yang hidup di air tawar. Hewan ini merupakan hewan multiseluler atau bersel banyak dan masih primitif yang pada dasarnya adalah diploblastik. Stuktur Tubuh Oskulum : Lubang tempat keluarnya air dai tubuh. Sel leher (koanosit) : Sel untuk mencerna makanan secara intra seluler. Spikula : Sel pembentuk tubuh. Amebosit : Mengedarkan makanan dan bisa berubah menjadi sel kelamin. Spongosol : Rongga tubuh. Ostium : Tempat masuknya air. Pinakosit : Sel pelapis bagian tubuh luar. Miosit : sel untuk membuka dan menutup oskulum. Skleroblas : Penghasil spikula untuk membentuk rangka tubuh. Struktur porifera
  • 4. Tipe saluran air 2. KARAKTER Porifera memiliki beberapa karakteristik. Tubuhnya bersel banyak, simetri radial, atau asimetris. Sel-sel tersebut menyusun tubuh Porifera dalam dalam 2 lapis (dipoblastik), membentuk jaringan yang belum sempurna dan di antaranya terdapat gelatin yang disebut mesenkim. Tubuhnya mempunyai banyak pori, saluran-saluran, dan rongga sebagai tempat air mengalir. Sebagian atau seluruh permukaan dalam tubuhnya tersusun dari sel-sel yang berleher yang berflagelum, disebut koanosit. Porifera melakukan pencernaan makanan di dalam sel atau secara intrasel. Umumnya Porifera mempunyai rangka dalam. Hewan berkembangbiak secara kawin dan tak kawin. Secara kawin dilakukan dengan sel telur dan sel spermatozoid. Larvanya berbulu getar dan dapat berenang. Sedangkan secara tidak kawin dengan bertunas. Adapun karakteristik Porifera di antaranya: Tubuh spons / Poriferans adalah hampa. Hal ini terdiri dari substansi seperti jelly. Kolagen merupakan komponen penting dari substansi. Spons adalah filter feeder. Ini berarti bahwa mereka memperoleh makanan dengan menyaring air, pori- pori tubuh terbukti bermanfaat dalam menyaring air. Struktur tubuh spons adalah radial asimetris. Tubuh Poriferans terbentuk sel longgar terhubung satu sama lain. Ini bukan jaringan benar. Tubuh spons dibagi dalam tiga lapisan. Lapisan terluar
  • 5. terbentuk dari sel-sel epidermis (gepeng). Matriks semi-cairan membentuk lapisan tengah. Sel kerah membentuk lapisan terdalam dari tubuh Poriferans. Ada sebuah lubang di bagian atas tubuh spons yang dikenal sebagai osculum. Spons dewasa sessile di alam, itu berarti mereka tidak bisa bergerak bebas. Larva Poriferans Namun, motil. Sebuah badan bersilia membantu dalam pergerakan larva. Plastisitas dari tubuh Poriferan memungkinkan mereka untuk mengubah bentuk mereka. Oleh karena itu kita dapat menemukan spons menempati ruang yang tidak teratur pada batu dan karang. Menjadi sessile di alam, spons dewasa membutuhkan substrat atau permukaan untuk tumbuh. Substrat bisa apa saja dari kerangka, batu, karang atau spons mati. Spons tidak bisa hidup tanpa air. Organisme ini karena, ketat air. Para Poriferans menjadi filter feeder, itu menarik untuk mengetahui bagaimana interaksi dengan air berlangsung. Choanocytes, sel-sel menyalahi memfasilitasi pergerakan arus air melalui kanal dan ruang tubuh. Pada rata-rata, sebuah Poriferan dengan panjang tubuh 10 cm dapat menyaring 100 liter air sehari-hari. Para Poriferans tidak memiliki suatu sistem saraf atau sirkulasi pencernaan. Reproduksi di spons terjadi baik dengan cara reproduksi seksual dan aseksual. The reproduksi aseksual terjadi melalui gemmules atau kuncup. Reproduksi seksual terjadi melalui sperma dan telur. Sebagaimana dinyatakan di atas, spons adalah filter feeder. Bakteri plankton dan partikel kecil lainnya yang ditelan oleh Poriferans untuk mendapatkan makanan. Proses mencerna makanan dengan spons disebut sebagai fagositosis. Beberapa spons tidak pengumpan filter, ini adalah karnivora di alam dan memakan makhluk seperti krustasea. Beberapa spons telah berubah karnivora karena mereka tinggal di daerah dengan makanan-kelangkaan. Jika tidak, mikroba photosynthesizing terbukti berguna bagi Poriferans untuk mendapatkan makanan. Mikroba ini hidup sebagai endosymbionts dalam tubuh spons. Ada fitur menarik tentang bagaimana jaringan yang rusak diperbaiki oleh spons. Spons, bukannya regrowing jaringan yang rusak, memobilisasi sel sebelah untuk menutupi luka.
  • 6. Sistem kekebalan dari spons sederhana. Cangkokan (jaringan) dari organisme jenis lain tidak diterima oleh spons. Namun, spons menerima jaringan dari organisme dari spesies yang sama. Secara teknis, spons tidak pernah menderita kematian alami selain melalui dehidrasi atau pembekuan. C. BIOLOGI PORIFERA 1. FISIOLOGI Porifera merupakan organisme pemakan suspensi ( suspension feeder ), dengan beberapa familia bersifat karnivor dan simbiotik. Pada jenis pemakan suspensi, komposisi diet spons berupa partikel detritus, plankton, dan bakteri. Pada jenis karnivor ( familia Cladorhizidae ), diet utama berasal dari berbagai jenis hewan terutama crustaceae,sedangkan pada jenis simbiotik, makanan juga dihasilkan dari aktivitas simbiosis mutualisme dengan dinoflagellata dan beberapa cyanobacteria. Partikel – partikel makanan tersebut tersuspensi dalam air, air mengalir ke dalam tubuh spons melalui ostia kemudian masuk ke dalam paragaster sebagai akibat cambukan flagela pada sel choanocyte. Dapatlah dikatakan bahwa air disaring melalui ostia tersebut. Air ini melalui lubang porocyt. Lubang ini menutup, bila myocyt yang mengelilingi porocyt mengkerut. Myocyt ini adalah cel – cel otot. Ikut dengan air itu benda – benda organik dan jasad – jasad yang kecil. Ketika benda – benda organik dan jasad – jasad yang kecil ini dialirkan lewat collare dari choanocyt, mereka terlekat pada collare tersebut. Akibat pergerakan protoplasma dari collare, mereka diangkut ke pangkal collare pada dataran cel. Disini mereka dimasukkan ke dalam suatu wadah yang disebut vacuola. Di dalam vacuola itu mereka dicerna. Dengan demikian pada Porifera terjadi pencernaan intra celluler. Kemudian makanan diberikan kepada amebocyt – amebocyt. Di dalam amebocyt juga dilakukan pencernaan makanan. Makanan yang telah dicerna disimpan di dalam amebocyt sebagai lemak, karbohydrat, dan protein. Amebocyt – amebocyt mengangkut makanan ke cel – cel lain. Mereka bergerak di dalam substansi gelatin. Cel – cel yang
  • 7. dapat menjawab rangsang – rangsang rupanya hanya choanocyt – choanocyt dan myocyt – myocyt. Gerakan flagella choanocyt – choanocyt tergantung dari keadaan lingkungan. Tidak ada koordinasi antara gerakan dari flagella. Myocyt – myocyt tidak hanya mengelilingi porocyt tetapi juga osculum, sehingga oleh karena mengkerutnya mereka, osculum menutup. Myocyt – myocyt mengkerut, bila hewan tidak ditutup lagi oleh air, bila kena rangsang mekanis atau bila ada kekurangan oxygen. Rangsang – rangsang ini harus langsung mengenai myocyt – myocyt. Sejauh ada koordinasi antara cel – cel, koordinasi ini dilakukan dengan perantaraan amebocyt – amebocyt. Oleh karena air mengalir lewat dataran kebanyakan cel, dapatlah langsung diadakan pertukaran gas antara protoplasma cel dan air. Juga hasil metabolisme dapat langsung dikeluarkan ke dalam air. Dalam 24 jam aktivitas memompa air ke dalam tubuh spons, volume air terpompa mencapai 20.000 kali volume spongocoel, dengan efektivitas sekitar 90 % bakteri dari lingkungan sekitarnya dapat dikonsumsi. 2. REPRODUKSI Porifera sebagaimana jenis organisme sesil pada umumnya, bereproduksi secara seksual dan aseksual. Secara aseksual porifera menghasilkan individu baru dengan tunas eksternal ( budding )maupun internal. Tunas eksternal merupan tunas biasa yang selanjutnya akan berkembang menjadi individu baru. Tunas internal dikenal sebagai gemmulae, merupakan struktur dorman pada saat kondisi lingkungan tidak menguntungkan, dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan membaik. Kebanyakan jenis porifera bersifat hermaprodit, membentuk sperma dan ovum dalam periode yang tidak bersamaan. Secara seksual porifera membentuk gamet jantan dan betina yang berasal dari sel choanocyte ataupun archaeocyte. Sperma yang terbentuk dilepaskan melalui osculum dalam bentuk kabut. Sperma tersebut selanjutnya ditangkap oleh porifera lain dalam satu jenis, dan selanjutnya ditransport menuju sel telur oleh archaeocyte. Fertilisasi berlangsung dalam mesoglea.
  • 8. Zygot yang terbentuk selanjutnya berkembang menjadi larva bersilia ( larva planula ) yang kemudian dilepaskan ataupun disimpan dalam mesoglea untuk periode tertentu. Larva planula yang telah dilepaskan dari tubuh porifera bersifat planktonik, untuk selanjutnya melekat pada substrat dan tumbuh menjadi porifera dewasa yang bersifat sesil. 3. PERANAN Nilai Ekologis Sebagai kontrol populasi bakteri dan mikroorganisme lain di perairan laut. Terkait dengan mobilisasi mineral tertentu ( silika dan kapur ). Nilai komersial Beberapa metabolit porifera merupakan senyawa penting yang bermanfaat dalam dunia medis, misalnya sebagai antikarsinogenik, anti – inflamasi, dan sebagai antibiotik. Peranan Porifera dalam Kehidupan - dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami - pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor - Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci - Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal. - Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan. - Petrosia contegnatta menghasilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti kanker. - Cymbacela obat anti-asma. - Luffariella variabilis sponnya menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
  • 9. D. KLASIFIKASI PORIFERA Porifera dapat dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan sistem saluran airnya, yaitu asconoid, syconoid, dan leuconoid /rhagon. 1) Tipe Asconoid Tipe ini merupakan tipe yang paling sederhana. Lubang-lubang ostium pada tipe ini langsung dihubungkan dengan saluran lurus yang menuju spongosol. Contoh Leucosolenia sp. 2) Tipe Syconoid Pada tipe ini lubang-lubang ostium dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga-rongga yang berhubungan langsung dengan spongosol. Rongga-rongga ini dilapisi oleh koanosit. Contoh Scypha sp. 3) Tipe Leuconoid atau Rhagon Pada tipe ini lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubungan dengan spongosol. Contoh Spongia sp. Gambar : Tiga tipe saluran air pada Porifera Pada tubuh Porifera terdapat spikula-spikula yang mengandung zat kapur (kalsium), zat kersik (silikat), atau benang-benang spongin. Bentuk spikula ini pun bermacam-macam sebagai berikut.
  • 10. Sementara itu, klasifikasi Porifera berdasarkan bentuk dan kandungan spikula dibedakan menjadi tiga kelas berikut. 1) Kelas Calcarea Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka spikula dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan mikroskleres. Bentuk spons ini bervariasi dari bentuk yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga bentuk bentuk koloni yang membentuk bangunan serupa anyaman dari pembuluh-pembuluh yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk raksasa. a. Sub kelas Calcaronea Ciri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa larva amphibalstulae. Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap koanosit muncul dari nucleus. Spikula triradiate biasanya satu helai yang terpanjang dari yang lain . Struktur tipe saluran air yang ada pada sub kelas ini berupa tipe leuconoid. 1. Ordo Leucosolenida Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh : Leucosolenia sp 2. Ordo Sycettida Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau Leuconoid. Contoh : Sycon sp b. Sub Kelas Calcinea
  • 11. Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa parenchymula dan flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus koanosit yang menempati dasar sel.Pada sebagian besar spesies triradiata , spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa anyaman dari asconoid. 1. Ordo Clathrinida Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang secara permanen serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks. Contoh Clathrina sp 2. Ordo Leucettida Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga Leuconoid dengan membrane dermal atau korteks yang jelas. Contoh Leucascus levcetta. 3. Ordo Pharetronida Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa Leuconoid dan rangka tersusun dari spikula quadriradiata yang disertai penguat calcareous. Contoh Petrobiona sp dan Minchinella sp. Rangka tubuh Calcarea bersifat kalkareus. Hal ini karena spikulanya mengandung kalsium karbonat (kapur). Sebagian spikulanya berbentuk monaxon dan triaxon sehingga tampak seperti duri-duri kecil. Anggota kelas ini banyak tersebar di laut dangkal di seluruh dunia. Contoh Scyphasp., Cerantia sp., Sycon sp., Leucon sp., dan Clathrina sp. Gambar: spesies Clathrina sp.
  • 12. 2) Kelas Hexactinellida Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan. Habitat utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh spikula silikat. Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit terbatas pada bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi. a. Sub Kelas Hexasterophora Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa hexaster. Contoh Euplectella b. Sub Kelas Amphidiscorpha Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa Amphidics. Contoh Hyalonema Spikula pada kelas ini mengandung banyak benang silikat atau kersik (SiO2). Sementara itu, spikulanya berbentuk triaxon dengan enam cabang. Bentuk hewan- hewan pada kelas ini menyerupai gelas, silinder, atau corong. Contoh Euplectella aspergilium, Pheronema, danHyalonema sp. Gambar: Euplectella aspergilium 3) Kelas Demospongia Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya. Beberapa bentuk primitive tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada pada spons ini berupa Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok Demospongia memiliki penyebaran yang paling luas dari daerah tidal hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk memiliki habitat di air tawar.
  • 13. a. Sub kelas Tetractinomorpha Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres tetraxonid dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki serat spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk radial dan perkembangan cortical axial mengalami kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar dengan stereogtastrula. Famili yang primitive menetaskan amphiblastulae. 1. Ordo Homosclerophorida Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive yang memiliki struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi . Larva menetas berupa amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil. Beberapa spesies tidak memiliki rangka seperti pada Oscarella. 2. Ordo Choristida Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster, sterptaster atau sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali rumit. Spons ini memiki korteks yang dapat dibedakan secara jelas dan seringkali tersusun atas lapisan fibrosa di sebelah dalam dan lapisan gelatin di bagian luar. Contoh Geodia dan, Aciculites. b. Sub Kelas Ceractinomorpha Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas Ceractinomorpha adalah larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa monaxonid, dan mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada rangkanya juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi. 1. Ordo Halichondrida Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki microskleres. Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta. 2. Ordo Poecilosclerida
  • 14. Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu mengandung megaskleres choanosomal dandermal. Contoh Coelosphoera dan Myxilla. 3. Ordo Haplosclerida Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau bergabung dalam sebuah anyaman yang diikat dengan perekat spongin. Contoh Haliclona,. Megaskleresnya berupa diactinal dan kadang-kadang berupa monactinal yang sedikit bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada, mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid atau raphdes. Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai rangka dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada . Dermal yang terspesialisasi hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang kompleks dari serat spongin bercabang- cabang menembus lapisan dermal. Contoh Callyspongia sp. 4. Ordo Dictyoceratida Porifera yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula. Rangka sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman dari serat spongin yang bisa menyertakan partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain. Lapisan dermal sering diperkuat oleh spongin A. Hewan anggota kelas ini bertulang lunak karena tidak mempunyai rangka. Apabila ada yang memiliki rangka, rangkanya tersusun dari serabut-serabut spongin dengan spikula dari zat silikat. Bentuk spikulanya ada yang monaxon atau tetraxon. Contoh Euspongia sp., Callyspongia sp.,Clionia sp., Phyllospongia sp., dan Spongia sp.