SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
KESEHATAN REPRODUKSI
& KB
MODUL
Kesehatan Reproduksi 2
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Ida Prijatni
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 4
KEGIATAN BELAJAR 2
Deteksi Dini Gangguan Kesehatan
Reproduksi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Daftar Isi
Cover			
Daftar Isi										i
Daftar Istilah										ii
Pendahuluan 									1
	
Kegiatan Belajar 2: Deteksi Dini Gangguan Kesehatan
			Reproduksi							3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
ISTILAH KETERANGAN
TORCH Rubella,Cytomegalo virus, Herpes
KIE Komunikasi, informasi dan edukasi
KIEM
Unwanted Pregnancy Kehamilan yang tidak diharapkan
Dyfungsional Uterine Bleeding
Perdarahan dari rahim yang disebabkan
rahim tidak berfungsi baik
PID Pelvic Inflamatory desease
Incest Zinah dengan saudara kandung
Homeless Tidak punya rumah/ gelandangan
Drugs Abuse Pemakaian obat/ zat terlarang
Daftar Istilah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Salam Hangat dan Sukses Selalu,
	 Pada Modul 2 ini saudara akan mempelajari Masalah – Masalah Kesehatan Repro-
duksi yang sering terjadi pada siklus Kehidupan Perempuan. Hambatan sosial, budaya
dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup perempuan merupakan akar masalah bu-
ruknya kesehatan perempuan. Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup diketa-
hui bahwa masalah mendasar kesehatan perempuan terjadi jauh sebelum memasuki
masa reproduksi. Status kesehatan perempuan dimasa kanak-kanak dan remaja mem-
pengaruhi kondisi kesehatanya saat hamil dan bersalin, juga jenis gizi, pendidikan, nilai,
sisitem kesehatan yang dapat diakses perempuan dalam menjalankan masa-masa repro-
duksinya.
A. Deskripsi Singkat
	 Dengan satu tahap kehidupan menggunakan siklus hidup dapat mengantisipasi
kebutuhan perempuan sepanjang hidupnya. Pendekatan ini menekankan pada penting-
nya perilaku pencapaian pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan perempuan
karena perempuan mempunyai kebutuhan khusus. Sistem Kesehatan harus mengenali
dan memperhatikan masalah kesehatan perempuan karena kondisi dan upaya pada satu
tahap akan mempengaruhi sepanjang hidupnya.
Modul 2 ini dikemas dalam tiga Kegiatan Belajar, dengan alokasi waktu 180 menit, adapun
tiga kegiatan belajar tersebut disusun sebagai berikut :
Kegiatan Belajar 1: Masalah-masalah Kesehatan Reproduksi yang sering terjadi pada
siklus kehidupan perempuan
Kegiatan Belajar 2 : Deteksi Dini gangguan Kesehatan reproduksi
Kegiatan Belajar 3 : Asuhan Kebidanan pada gangguan system reproduksi
Setelah mempelajari Modul 2 ini diharapkan peserta didik dapat :
1)	 Memahami - Masalah – yang sering terjadi pada siklus kehidupan perempuan
2)	 Memahami Deteksi dini gangguan system Kesehatan Reproduksi
3)	 Asuhan Kebidanan pada gangguan system reproduksi. Dengan pemahaman ini
diharapkan peserta didik mampu mempergunakan pengetahuan dan kemam-
puanya untuk mengidentifikasi kelainan masa reproduksi dan mampu melak-
sanakan Asuhan kebidanan kepada perempuan ataupun laki-laki yang mencari
atau membutuhkan pelayanan Kesehatan Reproduksi. Perlu diketahui untuk
dapat memahami isi modul ini diperlukan kemampuan peserta didik untuk me-
mahami dari setiap tahap kegiatan belajar.
B. Relevansi
	 Selama siklus kehidupanya perempuan akan sering mengalamimgangguan sehu-
bungan dengan kesehatan reproduksinya. Untuk itu akses terhadap pelayanan keseha-
tan reproduksi harus dapat dijangkau. Asuhan Kebidanan terhadap klien dengan ganggu-
an system reproduksi ini adalah asuhan yang diberikan oleh bidan pada perempuan yang
sedang mengalami gangguan system reproduksi. Bidan diharapkan dapat memberikan
KIE ( Konseling, informasi dan Edukasi ) terhadap gangguan reproduksi yang dirasakan.
Penjelasan atau informasi yang diberikan adalah kemungkinan penyebab, deteksi dini,
informasi tentang layanan kesehatan, membantu didalam pengambilan keputusan dan
pemberian support mental.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
2
C. Prasyarat
	 Sebagai prasyarat atau bekal dasar agar saudara bisa mempelajari modul ini den-
gan baik, dan saudara akan lebih mudah memahami, maka saudara diharapkan terlebih
dahulu sudah mempelajari Modul 1 atau Konsep Kebidanan
D. Petunjuk Penggunaan Modul
	 Proses pembelajaran Materi mengenai Masalah- masalah yang sering terjadi pada
kesehatan reproduksi perempuan sepanjang siklus kehidupan , agar dapat dipahami den-
gan baik dan kegiatan belajar dapat berjalan dengan lancar, diharapkan saudara mengi-
kuti langkah langkah belajar sebagai berikut :
a.	 Perhatikan dan pahami terlebih dahulu materi yang disajikan dengan cara memba-
canya dengan secara teliti
b.	 Apabila setelah membaca saudara belum memahami materi ini, coba lagi dibaca
dengan konsentrasi dan berulang-ulang
c.	 Jika ada evaluasi, kerjakan evaluasi tersebut sebagai sarana untuk latihan dan re-
fleksi kemampuan saudara didalam memahami materi dari modul ini
d.	 Jawablah tes formatif dengan memilih jawaban yang paling benar , dan kerjakan tes
tersebut sesuai dengan kemampuan saudara
e.	 Bila terdapat penugasan, kerjakan penugasan dengan baik, jika perlu konsultasikan
hasilnya kepada dosen/ intruktur
f.	 Catatlah setiap kesulitan yang saudara dapatkan dalam mempelajari ModuI ini dan
segera tanyakan kepada dosen/ intruktur pada saat bertatap muka
g.	 Bacalah referensi yang lain yang berkaitan dengan materi modul ini, agar saudara
dapat tambahan pengetahuan yang lebih luas.
h.	 Keberhasilan proses pembelajaran saudara sangat tergantung pada kesungguhan
saudara dalam mempelajari dan mengerjakan latihan. Untuk itu berlatihlah dengan
tekun, baik secara mandiri maupun berkelompok setiap ada waktu.
	 Selamat belajar, semoga saudara sukses dalam mempelajari modul ini dan penge-
tahuan serta pemahaman saudara dapat dipergunakan sebagai modal awal untuk mem-
berikan Asuhan kebidanan Dalam Kesehatan Reproduksi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 2
Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
Setelah mempelajari materi ini saudara dapat memahami deteksi dini gangguan keseha-
tan reproduksi
1.	 Menjelaskan bentuk skrining perempuan sepanjang daur kehidupan
2.	 Menjelaskan deteksi dini perempuan sepanjang daur kehidupan pada kesehatan
reproduksi
Pada Kegiatan Belajar 2 ini saudara akan mendapatkan konsep skrining dan deteksi dini
pada perempuan sepanjang daur kehidupan dalam Kesehatan reproduksi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
4
Uraian
Materi
Deteksi dini, pasti saudara sudah sering mendengarnya. Deteksi dini
pada Kesehatan Reproduksi seringkali dilakukan. Sebagai bidan yang
mempunyai tugas Oleh karena itu materi dibawah ini akan membahas
definisi, tujuan, kriteria melakukan skrining/ deteksi dini.
Marilah kita pelajari materi dibawah ini ……
1.	 BENTUK SKRINING PEREMPUAN SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN
A.	 Apa yang dimaksud dengan Skrining ?
			 Skrining adalah pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang
yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis
atau mempunyai risiko tinggi.
			 Skrining: usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara
klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu
yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat,
atau benar – benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
			 Skrining adalah upaya mendeteksi atau mencari penderita dengan penyakit
tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala
yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang
kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
B.	 Apa tujuan dilakukan skrining ?
			 Adapun tujuan dilakukan skrining adalah untuk mengetahui diagnosis sedi-
ni mungkin agar cepat terapi nya, mencegah meluasnya suatu penyakit, mendidik
masyarakat untuk melakukan general check up dan memberi gambaran kepada
tenaga kesehatan tentang suatu penyakit
C.	 Bagaimana Kriteria Alat Ukur yang baik ?
			 Suatu alat (test) skrening yang baik adalah yang mempunyai tingkat validi-
tas dan reabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Validitas merupakan petunjuk
tentang kemampuan suatu alat ukur (test) dapat mengukur secara benar dan tepat
apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menggambarkan tentang keteranda-
lan atau konsistensi suatu alat ukur.
			 Didalam penyaringan penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan
yang prioritas, tersedia obat potensial untuk terapi nya, tersedia fasilitas dan bi-
aya untuk diagnosis dan terapinya , penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test
khusus, skreningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas, teknik dan cara
skrening harus dapat diterima oleh masyarakat dan sifat perjalanan penyakit dapat
diketahui dengan pasti, selain itu harus ada standar operating prosedur, dan kasus
ditemukan secara terus menerus.
D.	 Kapan Skrining sebaiknya dilakukan pada perempuan sepanjang siklus ke-
hidupanya ?
			 Skrining didalam ruang lingkup Kesehatan Reproduksi banyak sekali dan
bermacam – macam, apalagi bila dilakukan sesuai dengan pendekatan siklus ke-
hidupan perempuan yaitu mulai pra konsepsi sampai dengan senium.
a.	Bayi
	 Pada bayi perempuan telah memiliki folikel primordial, yang akan dikeluarkan
ketika ovulasi. Genetalia sudah terbentuk,sehingga sudah dapat dibedakan
dengan bayi laki-laki. Pada usia 10 hari pertama,masih terpengaruh oleh hor-
mone estrogen sehingga kadang ditemukan pada bayi terjadi pembengkakan
payudara(kadang disertai sekresi cairan seperti air susu),kadang juga ditemu-
kan perdarahan pervaginam seperti menstruasi. Bentuk Skrining yang dapat
dilakukan yaitu genetic skrining.
b.	 Masa kanak-kanak
	 Pada periode ini merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak.
perkembangan otak sangat cepat,sehingga pada masa ini disebut fase pertum-
buhan dasar. Pada periode ini juga merupakan masa kritis dimana anak me-
merlukan ransangan atau stimulasi untuk mengembangkan otak kanan dan
otak kirinya. Bentuk skrining terhadap tumbuh kembang anak dapat dilakukan
dengan menggunakan DDST(denver developmental screening test) atau KPSP
Setelah memahami pengertian, tujuan, dan alat ukur dari
skrinning dini, marilah kita lanjutkan dengan materi
selanjutnya !
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
6
( kusioner pra skrining perkembangan ) kehingga bisa diketahui atau dinilai
perkembangan anak sesuai usia nya.
c.	 Masa pubertas
	Merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa de-
wasa. Masa pubertas ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder(pembesaran payudara,tumbuhnya rambut di pubis,ketiak)sampai
kemampuan bereproduksi. Cepat lambat seorang anak memasuki masa pu-
bertas dipengaruhi bangsa iklim,gizi,kebudayaan.Semakin baik gizi seseorang
semakin cepat akan memasuki masa pubertas.
	 Adapun skrining yang di lakukan pada masa puberitas yaitu :
	 Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
			 Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker
payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis
sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjala-
ni ‘sadari’ (periksa payudara sendiri – saat menstruasi – pada hari ke 7 sam-
pai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan
menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi
benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan
pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat
melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter un-
tuk setiap tahunnya.
	 Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hada-
pan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbar-
ing.
1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (sime-
tris atau tidak). Cara melakukan :
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
	 Langkah 1. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara,
perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil
berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah dis-
amping badan.
	 Langkah 2.Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas
kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan
tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
	 Langkah 3.Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan dis-
amping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk me-
lihat perubahan pada payudara.
	 Langkah 4. Menegangkan otot-otot bagian dada dengan ber-
kacak pinggang/ tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk men-
egangkan otot di daerah axilla.
2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
	 Tahap 1. Persiapan
	 Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan mem-
bengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang
telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang
akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala.
Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan .Gunakan
telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau pene-
balan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan
Circular.
	 Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
	 Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang
selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah
antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan
tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan
tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlah-
an-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di
setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm
kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar
dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan
meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
	 Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.
		 Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang
luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke
puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan rin-
gan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah
areola mammae.
	 Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.
	 Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk
melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
8
Tahap 5. Memeriksa Ketiak
	 Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda
dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
d.	 Masa Reproduksi
			 Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita(biasanya
seorang wanita memasuki masa ini selama 33 tahun).Pada masa ini seorang
wanita telah mampu mencetak generasi baru dengan hamil,melahirkan,dan
menyusui.
	 Bentuk screening pada masa ini bisa diawali saat ibu melakukan kunjun-
gan awal antenatal care.Pada saat ini bidan melakukan pemeriksaan terha-
dap ibu,dari hasil pemeriksaan dapat diperoleh hasil yang akan menentukan
keadaan ibu dan janin.Bidan dapat melakukan screening terhadap ibu hamil
yang mempunyai resiko. Skrining pada masa reproduksi diantaranya adalah :
•	 Pap smear
		 Pemeriksaan ‘’Pap Smear’’ saat ini skrining terbaik untuk mencegah
kanker serviks, dan skrining ini sangat efektif. Pap Smear adalah suatu pe-
meriksaan sitologi untuk mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan
mikroskop. Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak sakit. Ma-
salahnya, banyak wanita yang tidak mau menjalani pemeriksaan ini, dan
kanker serviks ini biasanya justru timbul pada wanita-wanita yang tidak
pernah memeriksakan diri atau tidak mau melakukan pemeriksaan ini.
	 Pemeriksaan Pap Smear dilakukan paling tidak setahun sekali bagi wanita
yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan seksual. Para
wanita sebaiknya memeriksakan diri sampai usia 70 tahun.
	 Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid. Persiapan
pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak sedang haid, tidak coitus
1 – 3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan tidak sedang menggunakan
obat-obatan vaginal.
	 	 Pemeriksaan pap smear disarankan untuk dilakukan oleh para wanita
secara teratur 1X/thn berturut-turut bila sudah aktif berhubungan seksu-
al dan berusia minimal 21 tahun. Bila hasil pemeriksaan tiga tahun ber-
turut-turut normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga
tahun. Serviks adalah organ khusus yang mudah diketahui melalui pap
smear, biopsy, laser dan langsung bisa dilihat, Sehingga jika pap smear su-
dah cukup mendunia, dalam arti semua wanita di dunia sudah sadar akan
pentingnya pemeriksaan ini, berarti tidak ada alasan lagi untuk kanker ser-
viks di kemudian hari.
•	 TES IVA
		 Ada jenis tes lain yang bisa digunakan untuk mendeteksi keabnorma-
lan sel-sel pada mulut rahim yang terangkum pada pernyataan dibawah ini;
•	 Test IVA menyerupai tes pap smear, namanya yaitu tes IVA ( Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat).
•	 Tujuanya sama; Pemeriksaan penapisan/skrining terhadap kelainan
prakanker dimulut rahim. Perbedaanya terletal pada metode yang
lebih sederhana dan keakuratannya. Pemeriksaan IVA bisa dilakukan
kapan saja, dalam keadaan haid ataupun sedang minum obat-obat
tertentu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
•	 Tes IVA dapat dilakukan oleh bidan terlatih. Pemeriksaan dilakukan
dengan memoles mulut rahim menggunakan asam cuka, kemudian
dilihat apakah ada kelainan seperti perubahan warna yang berwarna
pink berunah menjadi putih. Perubahan warna seperti ini bisa dilihat
dengan kasat mata.Umumnya Tes IVA dilakukan dinegara yang sedang
berkembang atau didaerah terpencil yang jauh dari laboratorium
e.	 Masa menopause/klimakterium
Masa klimakterium adalah suatu masa peralihan antara masa reproduksi
dengan masa senium (pasca menopause). Pada masa ini ibu mengalami pe-
rubahan-perubahan tertentu yakni timbulnya gangguan dari gangguan yang
bersifat ringan sampai gangguan yang bersifat berat seperti timbul rasa panas
pada wajah,jantung berdebar,uterus mengecil,dan berkeringat,dll. Kadangkala
pada masa ini seorang wanita membutuhkan bidan atau tenaga kesehatan un-
tuk membantu mengurangi keluhan-keluhan yang dirasakannya.
Skrining Kanker Ovarium
	 Penyebab Kanker Ovarium -ovulasi terus menerus : akibat seringnya trauma
pada ovarium pada setiap ovulasi. Pemberian pil KB atau banyak anak menjadi
“istirahat”, dapat melindungi ovarium dari risiko keganasan ini.
	 Setelah selesai latihan marilah kita lanjutkan pelajaran ke materi Deteksi dini yang
dapat dilakukan pada perempuan :
2.	 DETEKSI DINI PEREMPUAN SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN PADA KESEHATAN
REPRODUKSI
Apa yang dimaksud dengan Deteksi dini ?
Ialah usaha untuk mengidentifikasi/mengenali penyakit atau kelainan yang secara
klinis belum jelas, dengan menggunakan tes (uji), pemeriksaan, atau prosedur tertentu
yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya
sehat, benar-benar sehat, dan yang tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelain-
an
	 Deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit pada stadium yang lebih
awal atau dengan kata lain menemukan adanya kelainan sejak dini
1.	 Konsepsi dan masa hamil
Saudara telah mempelajari skrining diatas, cobalah untuk
mengulang kembali bagaimana melakukan langkah – langkah
pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI ).
Setelah itu mari dilanjutkan materi berikutnya yaitu Deteksi Dini.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
10
Deteksi dini pada ibu hamil mengandung makna :
a.	 Deteksi dini pada ibu hamil yang berisiko, akan dapat menurunkan angka ke-
matian ibu.
b.	 Kehamilan merupakan hal yang bersifat fisiologis, tetapi perlu perawatan dini
yang khusus agar ibu dan janin sehat, tanpa pengawasan hal yang bersifat fisi-
ologis dapat menjadi patologis.
c.	 Bentu-bentuk komplikasi yang terjadi dalam kehamilan. Misalnya :
	 Kadar hemoglobin ibu kurang dari 8 gr%, tekanan darah ibu di atas 130/90
mmHg, terdapat udema diwajah, preeklamsi dan eklamsia, perdarahan per-
vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada umur kehamilan lebih dari
32 minggu, sungsang pada primigravida, sepsis, prematur, gameli, janin besar,
penyakit kronis pada ibu, riwayat obstetri buruk.
2.	 Bayi dan Balita
	 Pada bayi dan balita deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan DDST (Den-
ver Developmental Screening Test).
	 Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang pada bayi :
•	 Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui atau men-
emukan status gizi kurang atau buruk.
•	 Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan bayi dan balita(keterlambatan),gangguan daya lihat,gangguan
daya dengar
•	 Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional ,autism dan gangguan pemusatan perhatian.
3.	Pubertas
	Gangguan pada masa pubertas sering kali diakibatkan oleh pola hidup remaja,
dengan pola hidup yang sehat, akan mendapatkan tubuh yang sehat rohani dan
jasmani. Gangguan menstruasi yang dialami pada remaja putri dapat merupakan
indikasi adanya gangguan pada organ reproduksi wanita.
Bidan dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan, bimbingan pada remaja putri da-
lam konteks kesehatan reproduksi.
	
4.	Reproduksi
	 Gangguan pada masa reproduksi ini seringkali diakibatkan karena hubungan sek-
sual yang tidak sehat, dapat juga karena pada waktu remaja terlalu dini melakukan
hubungan seksual, berganti – ganti pasangan, abortus yang tidak aman atas terjad-
inya kehamilan yang tidak diinginkan. Deteksi dini terhadap penyakit seperti kanker
serviks, kalau perlu penyakit menulat seksual lainya.
5.	 Klimakterium, menopause, dan senium.
	Gangguan yang sering dialami pada masa ini adalah osteoporosis atau pengero-
posan tulang, hipertensi dan lain-lain. Untuk melakukan deteksi dini pada masa ini
salah satu program pemerintah yaitu Posyandu Lansia dapat merupakan solusin-
ya. Pada masa ini seorang wanita secara reproduksi sudah tidak dapat berperan,
namun bukan berarti terbebas dari resiko gangguan reproduksi. Salah satunya pen-
yakit kangker serviks atau mulut rahim biasanya terjadi pada masa ini. Pap smear
merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya kangker mulut rahim.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Rangkuman
	 Setelah selesai mempelajari materi Kegiatan Belajar 2, dengan seksama
saudara akan mendapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1.	 Bahwa deteksi dini perlu dilakukan untuk mengatahui adanya penyim-
pangan atau kelainan sedini mungkin dan segera dilakukan upaya pro-
motif, preventif, ataupun kuratif
2.	Deteksi dini sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan siklus kehidupan
wanita mulai pra konsepsi sampai dengan menopause. Dukungan dari
unsur terkait sangat diperlukan agar deteksi dini bisa terlaksana.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
12
Evaluasi
Formatif
	 Saudara telah menyelesaikan materi Modul 2 Kegiatan belajar 2, semoga saudara
memahami apa yang disampaikan, sekarang untuk mengetahui seberapa jauh pemaha-
man saudara. Dibawah ini ada latihan untuk mengukur pemahaman saudara.
Petunjuk mengerjakan soal :
1.	Sebelum mengerjakan bacalah soal dengan seksama
2.	Kerjakan soal yang saudara merasa bisa terlebih dahulu
3.	Bila belum jelas baca sekali lagi materi modul 2 Kegiatan Belajar 2
Soal :
1.	 Salah satu tujuan skrining adalah untuk memberikan gambaran kepada tenaga kese-
hatan adanya suatu penyakit. Yang dimaksud dengan peryataan tersebut diatas ada-
lah :
a.	 Agar dapat mendeksi secara dini
b.	 Agar pasen segera dapat dirujuk
c.	 Agar pasen merasa senang
d.	 Agar cepat diberi pengobatan
2.	Pelaksanaan skrining harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Yaitu…
a.	 Valid dan reliable
b.	 Mudah dan murah
c.	 Sensitivitas dan spesivitas
d.	 Murah dan terjangkau
3.	Kapan Skrining sebaiknya dilakukan pada perempuan sepanjang siklus kehidupanya
a.	 Bayi hingga anak – anak
b.	 Masa anak – anak hngga remaja
c.	 Maaa remaja hingga dewasa
d.	 Bayi hingga masa senium
4.	 Penyimpangan tumbuh kembang anak dapat dilihat dari beberapa indikator. Indikator
itu adalah…
a.	BB/TB
b.	 TB dan antropometri
c.	 BB dan antropometri
d.	 BB,TB dan antropometri
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
5.	 Deteksi dini kanker payudara sangat dianjurkan, pemeriksaan yang dapat dilakukan
untuk deteksi tersebut adalah …
a.	Kriteria Bishop
b.	Sadari
c.	 Papanicolao Smear
d.	IVA test
6.	 Keganasan Human Papiloma Virus bisa dikendalikan bila kita dapat mendekteksi sedi-
ni mungkin, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan…
a.	 Papanicolau Smear
b.	 Mammografi
c.	UPK
d.	Sadari
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
14
Kunci Jawaban Kegitan Belajar 2
1. A
2. C
3. D
4. D
5. B
6. A
Umpan Balik
jika saudara menjawab 5 pertanyaan dengan benar, berarti saudara memahami
materi dengan baik
Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Tugas
Mandiri
	 Saudara telah mempelajari Kegiatan Belajar 2 uktur, pastinya saudara telah me-
mahami dengan baik materinya. Untuk menambah kemampuan saudara, ada tugas
yang saudara harus saudara kerjakan!
Petunjuk Mengerjakan soal :
Kerjakan soal dibawah ini dengan baik, dengan mencari lagi beberapa referensi yang
terkait dengan penugasan ini. Selamat mencoba !
Soal :
	 Setiap selesai mendapatkan haid, payudara wanita da-
lam keadaan sangat lunak ( lembek ), hal ini dikarenakan hor-
mon yang mempengaruhi payudara dalam keadaan rendah.
Pada saat ini adalah waktu yang terbaik untuk mengadakan
“ pemeriksaan payudara sendiri “ ( Sadari ).
Cobalah sekarang saudara melakukan prosedur pe-
meriksan buah dada dengan Tehnik Sadari. Tanpa melihat
catatan. Selamat mencoba dan sukses selalu !!
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

Contenu connexe

Tendances

Manajemen kebidanan komunitas
Manajemen kebidanan komunitasManajemen kebidanan komunitas
Manajemen kebidanan komunitasBayu Fijrie
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifaspjj_kemenkes
 
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan OrganogenesisKB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesispjj_kemenkes
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptmartaagustinasirait
 
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu BersalinPemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalinpjj_kemenkes
 
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutanPengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutanPeny Ariani
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanMelly anti
 
asuhan neonatus ppt kebutuhan fisik, kesehatan, psikososial neonatus
asuhan neonatus  ppt kebutuhan fisik, kesehatan, psikososial neonatusasuhan neonatus  ppt kebutuhan fisik, kesehatan, psikososial neonatus
asuhan neonatus ppt kebutuhan fisik, kesehatan, psikososial neonatusKamilatulKhuriyah
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatusJoni Iswanto
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibueka f
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanHetty Astri
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidananpjj_kemenkes
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasFebrian Dini
 

Tendances (20)

Manajemen kebidanan komunitas
Manajemen kebidanan komunitasManajemen kebidanan komunitas
Manajemen kebidanan komunitas
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan OrganogenesisKB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
 
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu BersalinPemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
 
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutanPengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
asuhan neonatus ppt kebutuhan fisik, kesehatan, psikososial neonatus
asuhan neonatus  ppt kebutuhan fisik, kesehatan, psikososial neonatusasuhan neonatus  ppt kebutuhan fisik, kesehatan, psikososial neonatus
asuhan neonatus ppt kebutuhan fisik, kesehatan, psikososial neonatus
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 

Similaire à KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi

KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksipjj_kemenkes
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...pjj_kemenkes
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Genderpjj_kemenkes
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitpjj_kemenkes
 
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksipjj_kemenkes
 
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaAyunina2
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanpjj_kemenkes
 
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat ReproduksiKB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksipjj_kemenkes
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondompjj_kemenkes
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infuspjj_kemenkes
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudapjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonalpjj_kemenkes
 

Similaire à KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi (20)

KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
 
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatan
 
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat ReproduksiKB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Modul 4 kb 1
Modul 4   kb 1Modul 4   kb 1
Modul 4 kb 1
 
Modul 4 kb 2
Modul 4   kb 2Modul 4   kb 2
Modul 4 kb 2
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 

Plus de pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

Plus de pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 

Dernier

RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 

Dernier (20)

RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi

  • 1. KESEHATAN REPRODUKSI & KB MODUL Kesehatan Reproduksi 2 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Ida Prijatni Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 4 KEGIATAN BELAJAR 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Daftar Isi Cover Daftar Isi i Daftar Istilah ii Pendahuluan 1 Kegiatan Belajar 2: Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan ISTILAH KETERANGAN TORCH Rubella,Cytomegalo virus, Herpes KIE Komunikasi, informasi dan edukasi KIEM Unwanted Pregnancy Kehamilan yang tidak diharapkan Dyfungsional Uterine Bleeding Perdarahan dari rahim yang disebabkan rahim tidak berfungsi baik PID Pelvic Inflamatory desease Incest Zinah dengan saudara kandung Homeless Tidak punya rumah/ gelandangan Drugs Abuse Pemakaian obat/ zat terlarang Daftar Istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Salam Hangat dan Sukses Selalu, Pada Modul 2 ini saudara akan mempelajari Masalah – Masalah Kesehatan Repro- duksi yang sering terjadi pada siklus Kehidupan Perempuan. Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup perempuan merupakan akar masalah bu- ruknya kesehatan perempuan. Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup diketa- hui bahwa masalah mendasar kesehatan perempuan terjadi jauh sebelum memasuki masa reproduksi. Status kesehatan perempuan dimasa kanak-kanak dan remaja mem- pengaruhi kondisi kesehatanya saat hamil dan bersalin, juga jenis gizi, pendidikan, nilai, sisitem kesehatan yang dapat diakses perempuan dalam menjalankan masa-masa repro- duksinya. A. Deskripsi Singkat Dengan satu tahap kehidupan menggunakan siklus hidup dapat mengantisipasi kebutuhan perempuan sepanjang hidupnya. Pendekatan ini menekankan pada penting- nya perilaku pencapaian pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan perempuan karena perempuan mempunyai kebutuhan khusus. Sistem Kesehatan harus mengenali dan memperhatikan masalah kesehatan perempuan karena kondisi dan upaya pada satu tahap akan mempengaruhi sepanjang hidupnya. Modul 2 ini dikemas dalam tiga Kegiatan Belajar, dengan alokasi waktu 180 menit, adapun tiga kegiatan belajar tersebut disusun sebagai berikut : Kegiatan Belajar 1: Masalah-masalah Kesehatan Reproduksi yang sering terjadi pada siklus kehidupan perempuan Kegiatan Belajar 2 : Deteksi Dini gangguan Kesehatan reproduksi Kegiatan Belajar 3 : Asuhan Kebidanan pada gangguan system reproduksi Setelah mempelajari Modul 2 ini diharapkan peserta didik dapat : 1) Memahami - Masalah – yang sering terjadi pada siklus kehidupan perempuan 2) Memahami Deteksi dini gangguan system Kesehatan Reproduksi 3) Asuhan Kebidanan pada gangguan system reproduksi. Dengan pemahaman ini diharapkan peserta didik mampu mempergunakan pengetahuan dan kemam- puanya untuk mengidentifikasi kelainan masa reproduksi dan mampu melak- sanakan Asuhan kebidanan kepada perempuan ataupun laki-laki yang mencari atau membutuhkan pelayanan Kesehatan Reproduksi. Perlu diketahui untuk dapat memahami isi modul ini diperlukan kemampuan peserta didik untuk me- mahami dari setiap tahap kegiatan belajar. B. Relevansi Selama siklus kehidupanya perempuan akan sering mengalamimgangguan sehu- bungan dengan kesehatan reproduksinya. Untuk itu akses terhadap pelayanan keseha- tan reproduksi harus dapat dijangkau. Asuhan Kebidanan terhadap klien dengan ganggu- an system reproduksi ini adalah asuhan yang diberikan oleh bidan pada perempuan yang sedang mengalami gangguan system reproduksi. Bidan diharapkan dapat memberikan KIE ( Konseling, informasi dan Edukasi ) terhadap gangguan reproduksi yang dirasakan. Penjelasan atau informasi yang diberikan adalah kemungkinan penyebab, deteksi dini, informasi tentang layanan kesehatan, membantu didalam pengambilan keputusan dan pemberian support mental.
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 2 C. Prasyarat Sebagai prasyarat atau bekal dasar agar saudara bisa mempelajari modul ini den- gan baik, dan saudara akan lebih mudah memahami, maka saudara diharapkan terlebih dahulu sudah mempelajari Modul 1 atau Konsep Kebidanan D. Petunjuk Penggunaan Modul Proses pembelajaran Materi mengenai Masalah- masalah yang sering terjadi pada kesehatan reproduksi perempuan sepanjang siklus kehidupan , agar dapat dipahami den- gan baik dan kegiatan belajar dapat berjalan dengan lancar, diharapkan saudara mengi- kuti langkah langkah belajar sebagai berikut : a. Perhatikan dan pahami terlebih dahulu materi yang disajikan dengan cara memba- canya dengan secara teliti b. Apabila setelah membaca saudara belum memahami materi ini, coba lagi dibaca dengan konsentrasi dan berulang-ulang c. Jika ada evaluasi, kerjakan evaluasi tersebut sebagai sarana untuk latihan dan re- fleksi kemampuan saudara didalam memahami materi dari modul ini d. Jawablah tes formatif dengan memilih jawaban yang paling benar , dan kerjakan tes tersebut sesuai dengan kemampuan saudara e. Bila terdapat penugasan, kerjakan penugasan dengan baik, jika perlu konsultasikan hasilnya kepada dosen/ intruktur f. Catatlah setiap kesulitan yang saudara dapatkan dalam mempelajari ModuI ini dan segera tanyakan kepada dosen/ intruktur pada saat bertatap muka g. Bacalah referensi yang lain yang berkaitan dengan materi modul ini, agar saudara dapat tambahan pengetahuan yang lebih luas. h. Keberhasilan proses pembelajaran saudara sangat tergantung pada kesungguhan saudara dalam mempelajari dan mengerjakan latihan. Untuk itu berlatihlah dengan tekun, baik secara mandiri maupun berkelompok setiap ada waktu. Selamat belajar, semoga saudara sukses dalam mempelajari modul ini dan penge- tahuan serta pemahaman saudara dapat dipergunakan sebagai modal awal untuk mem- berikan Asuhan kebidanan Dalam Kesehatan Reproduksi.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Kegiatan Belajar 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi Setelah mempelajari materi ini saudara dapat memahami deteksi dini gangguan keseha- tan reproduksi 1. Menjelaskan bentuk skrining perempuan sepanjang daur kehidupan 2. Menjelaskan deteksi dini perempuan sepanjang daur kehidupan pada kesehatan reproduksi Pada Kegiatan Belajar 2 ini saudara akan mendapatkan konsep skrining dan deteksi dini pada perempuan sepanjang daur kehidupan dalam Kesehatan reproduksi
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 4 Uraian Materi Deteksi dini, pasti saudara sudah sering mendengarnya. Deteksi dini pada Kesehatan Reproduksi seringkali dilakukan. Sebagai bidan yang mempunyai tugas Oleh karena itu materi dibawah ini akan membahas definisi, tujuan, kriteria melakukan skrining/ deteksi dini. Marilah kita pelajari materi dibawah ini …… 1. BENTUK SKRINING PEREMPUAN SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN A. Apa yang dimaksud dengan Skrining ? Skrining adalah pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai risiko tinggi. Skrining: usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar – benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan. Skrining adalah upaya mendeteksi atau mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 B. Apa tujuan dilakukan skrining ? Adapun tujuan dilakukan skrining adalah untuk mengetahui diagnosis sedi- ni mungkin agar cepat terapi nya, mencegah meluasnya suatu penyakit, mendidik masyarakat untuk melakukan general check up dan memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit C. Bagaimana Kriteria Alat Ukur yang baik ? Suatu alat (test) skrening yang baik adalah yang mempunyai tingkat validi- tas dan reabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Validitas merupakan petunjuk tentang kemampuan suatu alat ukur (test) dapat mengukur secara benar dan tepat apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menggambarkan tentang keteranda- lan atau konsistensi suatu alat ukur. Didalam penyaringan penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan yang prioritas, tersedia obat potensial untuk terapi nya, tersedia fasilitas dan bi- aya untuk diagnosis dan terapinya , penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus, skreningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas, teknik dan cara skrening harus dapat diterima oleh masyarakat dan sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dengan pasti, selain itu harus ada standar operating prosedur, dan kasus ditemukan secara terus menerus. D. Kapan Skrining sebaiknya dilakukan pada perempuan sepanjang siklus ke- hidupanya ? Skrining didalam ruang lingkup Kesehatan Reproduksi banyak sekali dan bermacam – macam, apalagi bila dilakukan sesuai dengan pendekatan siklus ke- hidupan perempuan yaitu mulai pra konsepsi sampai dengan senium. a. Bayi Pada bayi perempuan telah memiliki folikel primordial, yang akan dikeluarkan ketika ovulasi. Genetalia sudah terbentuk,sehingga sudah dapat dibedakan dengan bayi laki-laki. Pada usia 10 hari pertama,masih terpengaruh oleh hor- mone estrogen sehingga kadang ditemukan pada bayi terjadi pembengkakan payudara(kadang disertai sekresi cairan seperti air susu),kadang juga ditemu- kan perdarahan pervaginam seperti menstruasi. Bentuk Skrining yang dapat dilakukan yaitu genetic skrining. b. Masa kanak-kanak Pada periode ini merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak. perkembangan otak sangat cepat,sehingga pada masa ini disebut fase pertum- buhan dasar. Pada periode ini juga merupakan masa kritis dimana anak me- merlukan ransangan atau stimulasi untuk mengembangkan otak kanan dan otak kirinya. Bentuk skrining terhadap tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan menggunakan DDST(denver developmental screening test) atau KPSP Setelah memahami pengertian, tujuan, dan alat ukur dari skrinning dini, marilah kita lanjutkan dengan materi selanjutnya !
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 6 ( kusioner pra skrining perkembangan ) kehingga bisa diketahui atau dinilai perkembangan anak sesuai usia nya. c. Masa pubertas Merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa de- wasa. Masa pubertas ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder(pembesaran payudara,tumbuhnya rambut di pubis,ketiak)sampai kemampuan bereproduksi. Cepat lambat seorang anak memasuki masa pu- bertas dipengaruhi bangsa iklim,gizi,kebudayaan.Semakin baik gizi seseorang semakin cepat akan memasuki masa pubertas. Adapun skrining yang di lakukan pada masa puberitas yaitu : Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjala- ni ‘sadari’ (periksa payudara sendiri – saat menstruasi – pada hari ke 7 sam- pai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter un- tuk setiap tahunnya. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hada- pan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbar- ing. 1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin. Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (sime- tris atau tidak). Cara melakukan :
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 Langkah 1. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah dis- amping badan. Langkah 2.Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya. Langkah 3.Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan dis- amping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk me- lihat perubahan pada payudara. Langkah 4. Menegangkan otot-otot bagian dada dengan ber- kacak pinggang/ tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk men- egangkan otot di daerah axilla. 2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring. Tahap 1. Persiapan Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan mem- bengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau pene- balan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular. Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlah- an-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk. Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar. Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan rin- gan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae. Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara. Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 8 Tahap 5. Memeriksa Ketiak Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak. d. Masa Reproduksi Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita(biasanya seorang wanita memasuki masa ini selama 33 tahun).Pada masa ini seorang wanita telah mampu mencetak generasi baru dengan hamil,melahirkan,dan menyusui. Bentuk screening pada masa ini bisa diawali saat ibu melakukan kunjun- gan awal antenatal care.Pada saat ini bidan melakukan pemeriksaan terha- dap ibu,dari hasil pemeriksaan dapat diperoleh hasil yang akan menentukan keadaan ibu dan janin.Bidan dapat melakukan screening terhadap ibu hamil yang mempunyai resiko. Skrining pada masa reproduksi diantaranya adalah : • Pap smear Pemeriksaan ‘’Pap Smear’’ saat ini skrining terbaik untuk mencegah kanker serviks, dan skrining ini sangat efektif. Pap Smear adalah suatu pe- meriksaan sitologi untuk mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak sakit. Ma- salahnya, banyak wanita yang tidak mau menjalani pemeriksaan ini, dan kanker serviks ini biasanya justru timbul pada wanita-wanita yang tidak pernah memeriksakan diri atau tidak mau melakukan pemeriksaan ini. Pemeriksaan Pap Smear dilakukan paling tidak setahun sekali bagi wanita yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan seksual. Para wanita sebaiknya memeriksakan diri sampai usia 70 tahun. Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid. Persiapan pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak sedang haid, tidak coitus 1 – 3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan tidak sedang menggunakan obat-obatan vaginal. Pemeriksaan pap smear disarankan untuk dilakukan oleh para wanita secara teratur 1X/thn berturut-turut bila sudah aktif berhubungan seksu- al dan berusia minimal 21 tahun. Bila hasil pemeriksaan tiga tahun ber- turut-turut normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga tahun. Serviks adalah organ khusus yang mudah diketahui melalui pap smear, biopsy, laser dan langsung bisa dilihat, Sehingga jika pap smear su- dah cukup mendunia, dalam arti semua wanita di dunia sudah sadar akan pentingnya pemeriksaan ini, berarti tidak ada alasan lagi untuk kanker ser- viks di kemudian hari. • TES IVA Ada jenis tes lain yang bisa digunakan untuk mendeteksi keabnorma- lan sel-sel pada mulut rahim yang terangkum pada pernyataan dibawah ini; • Test IVA menyerupai tes pap smear, namanya yaitu tes IVA ( Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). • Tujuanya sama; Pemeriksaan penapisan/skrining terhadap kelainan prakanker dimulut rahim. Perbedaanya terletal pada metode yang lebih sederhana dan keakuratannya. Pemeriksaan IVA bisa dilakukan kapan saja, dalam keadaan haid ataupun sedang minum obat-obat tertentu.
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 • Tes IVA dapat dilakukan oleh bidan terlatih. Pemeriksaan dilakukan dengan memoles mulut rahim menggunakan asam cuka, kemudian dilihat apakah ada kelainan seperti perubahan warna yang berwarna pink berunah menjadi putih. Perubahan warna seperti ini bisa dilihat dengan kasat mata.Umumnya Tes IVA dilakukan dinegara yang sedang berkembang atau didaerah terpencil yang jauh dari laboratorium e. Masa menopause/klimakterium Masa klimakterium adalah suatu masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium (pasca menopause). Pada masa ini ibu mengalami pe- rubahan-perubahan tertentu yakni timbulnya gangguan dari gangguan yang bersifat ringan sampai gangguan yang bersifat berat seperti timbul rasa panas pada wajah,jantung berdebar,uterus mengecil,dan berkeringat,dll. Kadangkala pada masa ini seorang wanita membutuhkan bidan atau tenaga kesehatan un- tuk membantu mengurangi keluhan-keluhan yang dirasakannya. Skrining Kanker Ovarium Penyebab Kanker Ovarium -ovulasi terus menerus : akibat seringnya trauma pada ovarium pada setiap ovulasi. Pemberian pil KB atau banyak anak menjadi “istirahat”, dapat melindungi ovarium dari risiko keganasan ini. Setelah selesai latihan marilah kita lanjutkan pelajaran ke materi Deteksi dini yang dapat dilakukan pada perempuan : 2. DETEKSI DINI PEREMPUAN SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI Apa yang dimaksud dengan Deteksi dini ? Ialah usaha untuk mengidentifikasi/mengenali penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes (uji), pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat, dan yang tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelain- an Deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit pada stadium yang lebih awal atau dengan kata lain menemukan adanya kelainan sejak dini 1. Konsepsi dan masa hamil Saudara telah mempelajari skrining diatas, cobalah untuk mengulang kembali bagaimana melakukan langkah – langkah pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI ). Setelah itu mari dilanjutkan materi berikutnya yaitu Deteksi Dini.
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 10 Deteksi dini pada ibu hamil mengandung makna : a. Deteksi dini pada ibu hamil yang berisiko, akan dapat menurunkan angka ke- matian ibu. b. Kehamilan merupakan hal yang bersifat fisiologis, tetapi perlu perawatan dini yang khusus agar ibu dan janin sehat, tanpa pengawasan hal yang bersifat fisi- ologis dapat menjadi patologis. c. Bentu-bentuk komplikasi yang terjadi dalam kehamilan. Misalnya : Kadar hemoglobin ibu kurang dari 8 gr%, tekanan darah ibu di atas 130/90 mmHg, terdapat udema diwajah, preeklamsi dan eklamsia, perdarahan per- vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada umur kehamilan lebih dari 32 minggu, sungsang pada primigravida, sepsis, prematur, gameli, janin besar, penyakit kronis pada ibu, riwayat obstetri buruk. 2. Bayi dan Balita Pada bayi dan balita deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan DDST (Den- ver Developmental Screening Test). Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang pada bayi : • Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui atau men- emukan status gizi kurang atau buruk. • Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan bayi dan balita(keterlambatan),gangguan daya lihat,gangguan daya dengar • Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional ,autism dan gangguan pemusatan perhatian. 3. Pubertas Gangguan pada masa pubertas sering kali diakibatkan oleh pola hidup remaja, dengan pola hidup yang sehat, akan mendapatkan tubuh yang sehat rohani dan jasmani. Gangguan menstruasi yang dialami pada remaja putri dapat merupakan indikasi adanya gangguan pada organ reproduksi wanita. Bidan dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan, bimbingan pada remaja putri da- lam konteks kesehatan reproduksi. 4. Reproduksi Gangguan pada masa reproduksi ini seringkali diakibatkan karena hubungan sek- sual yang tidak sehat, dapat juga karena pada waktu remaja terlalu dini melakukan hubungan seksual, berganti – ganti pasangan, abortus yang tidak aman atas terjad- inya kehamilan yang tidak diinginkan. Deteksi dini terhadap penyakit seperti kanker serviks, kalau perlu penyakit menulat seksual lainya. 5. Klimakterium, menopause, dan senium. Gangguan yang sering dialami pada masa ini adalah osteoporosis atau pengero- posan tulang, hipertensi dan lain-lain. Untuk melakukan deteksi dini pada masa ini salah satu program pemerintah yaitu Posyandu Lansia dapat merupakan solusin- ya. Pada masa ini seorang wanita secara reproduksi sudah tidak dapat berperan, namun bukan berarti terbebas dari resiko gangguan reproduksi. Salah satunya pen- yakit kangker serviks atau mulut rahim biasanya terjadi pada masa ini. Pap smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya kangker mulut rahim.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 Rangkuman Setelah selesai mempelajari materi Kegiatan Belajar 2, dengan seksama saudara akan mendapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa deteksi dini perlu dilakukan untuk mengatahui adanya penyim- pangan atau kelainan sedini mungkin dan segera dilakukan upaya pro- motif, preventif, ataupun kuratif 2. Deteksi dini sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan siklus kehidupan wanita mulai pra konsepsi sampai dengan menopause. Dukungan dari unsur terkait sangat diperlukan agar deteksi dini bisa terlaksana.
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 12 Evaluasi Formatif Saudara telah menyelesaikan materi Modul 2 Kegiatan belajar 2, semoga saudara memahami apa yang disampaikan, sekarang untuk mengetahui seberapa jauh pemaha- man saudara. Dibawah ini ada latihan untuk mengukur pemahaman saudara. Petunjuk mengerjakan soal : 1. Sebelum mengerjakan bacalah soal dengan seksama 2. Kerjakan soal yang saudara merasa bisa terlebih dahulu 3. Bila belum jelas baca sekali lagi materi modul 2 Kegiatan Belajar 2 Soal : 1. Salah satu tujuan skrining adalah untuk memberikan gambaran kepada tenaga kese- hatan adanya suatu penyakit. Yang dimaksud dengan peryataan tersebut diatas ada- lah : a. Agar dapat mendeksi secara dini b. Agar pasen segera dapat dirujuk c. Agar pasen merasa senang d. Agar cepat diberi pengobatan 2. Pelaksanaan skrining harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Yaitu… a. Valid dan reliable b. Mudah dan murah c. Sensitivitas dan spesivitas d. Murah dan terjangkau 3. Kapan Skrining sebaiknya dilakukan pada perempuan sepanjang siklus kehidupanya a. Bayi hingga anak – anak b. Masa anak – anak hngga remaja c. Maaa remaja hingga dewasa d. Bayi hingga masa senium 4. Penyimpangan tumbuh kembang anak dapat dilihat dari beberapa indikator. Indikator itu adalah… a. BB/TB b. TB dan antropometri c. BB dan antropometri d. BB,TB dan antropometri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 5. Deteksi dini kanker payudara sangat dianjurkan, pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk deteksi tersebut adalah … a. Kriteria Bishop b. Sadari c. Papanicolao Smear d. IVA test 6. Keganasan Human Papiloma Virus bisa dikendalikan bila kita dapat mendekteksi sedi- ni mungkin, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan… a. Papanicolau Smear b. Mammografi c. UPK d. Sadari . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 14 Kunci Jawaban Kegitan Belajar 2 1. A 2. C 3. D 4. D 5. B 6. A Umpan Balik jika saudara menjawab 5 pertanyaan dengan benar, berarti saudara memahami materi dengan baik Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 Tugas Mandiri Saudara telah mempelajari Kegiatan Belajar 2 uktur, pastinya saudara telah me- mahami dengan baik materinya. Untuk menambah kemampuan saudara, ada tugas yang saudara harus saudara kerjakan! Petunjuk Mengerjakan soal : Kerjakan soal dibawah ini dengan baik, dengan mencari lagi beberapa referensi yang terkait dengan penugasan ini. Selamat mencoba ! Soal : Setiap selesai mendapatkan haid, payudara wanita da- lam keadaan sangat lunak ( lembek ), hal ini dikarenakan hor- mon yang mempengaruhi payudara dalam keadaan rendah. Pada saat ini adalah waktu yang terbaik untuk mengadakan “ pemeriksaan payudara sendiri “ ( Sadari ). Cobalah sekarang saudara melakukan prosedur pe- meriksan buah dada dengan Tehnik Sadari. Tanpa melihat catatan. Selamat mencoba dan sukses selalu !!
  • 19. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015