Modul ini membahas tentang kelainan sirkulasi, cairan tubuh, dan asam basa. Materi yang dibahas antara lain definisi dan jenis-jenis kelainan sirkulasi seperti kongesti dan perdarahan, patofisiologi kelainan cairan tubuh, serta patofisiologi gangguan keseimbangan asam basa. Modul ini bertujuan membantu mahasiswa memahami berbagai kelainan tersebut.
1. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
PATOLOGI 2
Suyanto
SEMESTER 3
MODUL
KEGIATAN BELAJAR III
KELAINAN SIRKULASI, CAIRAN TUBUH
DAN ASAM BASA
Tahap Kematian Jaringan dan Nekrosis Sel, Kelainan Kongenital
dan Keturunan Kelainan Sirkulasi, Cairan Tubuh dan Asam Basa
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Kuliah Patologi 2.
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
3. 1
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Daftar Istilah
Bagian Distal : Bagian yang lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal. Contoh:
Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.
Diferensiasi sel : Proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel yang lebih khusus.
berubah dari sel sederhana menjadi suatu sistem jaringan dan jenis
sel yang rumit.
Drainage : Pengaliran cairan keluar tubuh, seperti cairan eksudat atau nanah
Mongoloid : Kelainan kromosom ditandai tubuh pendek, mental terbelakang,
mata sipit, lidah tebal.
Permeabilitas : Sifat atau kemampuan dari membrane untuk dapatdilewati oleh
suatu zat.
Skizofrenia : Gangguan jiwa psikotik dengan ciri hilangnya perasaan afektif
atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi.
Sitotoksik : Senyawa yang dapat bersifat toksik maupun sebagai obat untuk
menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dan
sel tumor yang ada di dalam tubuh.
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan perkuliahan
jarak jauh...
Gambar : cairan
A. Rasional dan Deskripsi singkat
Berikut ini kita akan mempelajari materi yang sama penting dan menariknya dibanding
materi yang telah lalu. Kita akan membahas tentang tahap kematian jaringan dan nekrosis
sel. Akan kita bahas bagaimana sebuah jaringan atau sel tubuh manusia menjadi mati dan
kemudian rusak.
Jika Saudara perhatikan beberapa pasien yang mendapat pelayanan kesehatan,sering
dijumpai memilikikelainan kongenital dan penyakit keturunan. Kelainan kongenital yang
diperoleh sejak dalam kandungan dan penyakit yang diperoleh karena faktor herediter
begitu banyak jenisnya. Oleh karena itu Saudara harus mempelajari dan memahaminya
dengan baik.
Kemudian dalam modul ini juga dibahas tentang kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam
basa. Materi ini juga begitu komplek dan dilapangan banyak dialami oleh pasien seperti
pengerasan pembuliuh darah, edema, dehidrasi dan kejadian peningkatan keasaman tubuh
(acidosis).
5. 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Relevansi
Baiklah para mahasiswa yang budiman
Untuk memudahkan Saudara dalam mempelajari modul ini, maka alokasikan untuk waktu yang
disediakan yaitu minggu ke 5 s.d minggu ke 8 semester II yang dikemas dalam 3 kegiatan
belajar sebagai berikut:
Kegiatan belajar 1: Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kegiatan belajar 2: Kelainan kongenital dan keturunan
Kegaitan belajar 3: Kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa
Saudara para mahasiswa...
Kompetensi yang akan dipelajari dalam modul ini sangat diperlukan bagi Saudara agar
dapat memberikan perawatan pada pasien dengan sebaik baiknya.Begitu banyak kejadi
kematian jaringan dan nekrosis sel yang dialami pasien kita jumpai sehari. Begitu juga
kelainan kongenital dan penyakit keturunan serta kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam
basa.
Ilmu dan kompeten yang akan Saudara peroleh dari modul ini merupakan salah satu modal
dasar bagi seorang perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien. Sebab pelayanan
keperawatan berupa asuhan keperawatan pada kasus kelainan kelainan tersebut pasti
menggunakan dasar dasar ilmu patologi agar tindakan yang diberikan pada pasien
dipertanggung jawabkan.
Hal penting lainnya yaitu, selain Saudara akan mampumerawat pasien dengan dasar
ilmu yang kuat, Saudara juga akan mampu melakukan tindakan kolaboratif dengan tim
kesehatan lain seperti dokter dan petugas laboartorium.
Gambar : merawat pasien
Setelah mempelajari modul ini saudara akan dapat:
1. Memahami proses kematian jaringan dan nekrosisi sel
2. Membedakan kelainan kogenital dan penyakit keturunan
3. Mengenal kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Petunjuk belajar
Saudara sekarang sudah mengetahui hal hal penting yang akan diperoleh dari modul ini. Maka
agar dapat menghasilkan pembelajaran yang maksimal perhatikanlah petunjuk belajarnya.
Saat mempelajari modul ini diharapkan Saudara memperhatikan langkah langkah belajar
berikut ini:
1. Kenali dan fahami berbagai istilah yangdigunakan
2. carilah contoh kejadian atau penyakit yang ada disekitar Saudara
3. Jika ada kegiatan praktikum ikuti dengan baik.
4. Kerjakan latihan dan praktikum secara mandiri atau berkelompok
5. Hubungi dosen yang mengajar mata kuliah Patologi ketika menemukan kesulitan.
Semoga saudara diberi kemudahan dalam mempelajari modul ini dansemoga modul ini dapat
difahami dengan baik untuk bekal menjadi perawat yang professional, Amin...
7. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3
Saudara diharapkan mampu:
Mengenal kelainan sirkulasi, cairan tubuh
dan asam basa
Kegiatan
Belajar 3
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan belajar 3 yang akan Saudara pelajari ini mengulas pokok pokok materi tentang:
1. Dasar dasar kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa
2. Macam Kelainan kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa
3. Patofisiologi kelainan sirkulasi
4. Patofisiologi kelainan cairan tubuh
5. Patofisiologi kelainan keseimbangan asam dan basa
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 Saudara diharapkan mampu:
1. Memahami dasar dasar kelainan sirkulasi
2. Memahami definisi kelainan cairan tubuh
3. Memahami definisi keseimbangan asam basa
4. Mengenal patofisiolog kelainan sirkulasi
5. Mengenal patofisiolog kelainan cairan tubuh
6. Mengenal patofisiolog kelainan keseimbangan asam basa
Gambar : Tujuan Sukses
Pokok-pokok Materi
KELAINAN SIRKULASI,
CAIRAN TUBUH DAN ASAM BASA
Saudara para mahasiswa yang budiman,..
Mari kita fahami tujuan kegiatan belajar 3 ini sebelum kita mulai membahas materi kuliah
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Uraian
Materi
d. Hiperemi pasif. Aliran darah vena menurun
sehingga terjadi dilatasi pembuluh vena dan
kapiler mengalami hiperemi. Hiperemi ini
disebut juga bendungan Hipostatik. Sebagai
contoh yaitu kegagalan jantung dan varices.
2. Perdarahan
Perdarahan memiliki batasan yaitu: Keluarnya
darah dari sistem kardiovaskular yang dapat
disertai dengan penimbunan darah dalam
jaringan atau ruang tubuh atau disertai
keluarnya darah dari tubuh. Adapun bentuk
perdarahan akan diuraikan berikut ini
A. Perdarahan internal : Perdarahan yang
terjadi dalam tubuh yaitu:
a. Kulit dan mukosa :
1. Peteki : Perdarahan kecil seperti
titik-titik dibawah kulit
2. Ekimosis : Perdarahan yang lebih besar
dibanding peteki
Gambar : Pengetauan Konseling
Saudara para mahasiswa,...
Mari kita mulai pembelajaran 3 ini, kita mulai dari materi tentang kelainan sirkulasi
A. KELAINAN SIRKULASI
1. Kongesti/Bendungan/Hiperemia
Kongesti adalah suatu keadaan dimana volume darah dalam vaskuler meningkat disertai
melebarnya vaskuler tersebut. Pengertian lain kongesti adalah keadaan dimana terdapat
darah secara berlebihan di dalam pembuluh darah pada daerah tertentu. Mekanisme
timbulnya kongesti adalah adanya kenaikan jumlah darah yang mengalir ke suatu daerah.
Kongesti dapat dibedakan menjadi:
a. Hiperemi akut. Kondisi yang terlihat tidak terdapat perubahan yang nyata
b. Hiperemi kronik. Umunya disertai edema, atrofi atau degenerasi bahkan nekrosis
c. Hiperemi aktif. Arteriol atau kapiler mengalami vasodilator karena aliran darah ke
suatudaerah meningkat sebagai contoh:
1. Pada organ tubuh yang bergerak aktif atau saat olah raga maka terjadi vasodilatasi
yang disebut juga hyperemia fungsional
2. Kemerahan kulit wajah akibat rasa malu (blussing)
3. Fibris / hyperthermia
4. Hiperemi pada peradangan akut yang disebut sebagai eritema
9. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar : Peteki
Gambar : Ekimosis
3. Purpura yaitu erdarahan berupa bercak-bercak perdarahan tersebar luas.
4. Hematoma yaitu penimbunan darah dalam jaringan
Gambar : Purpura Gambar : Haematom
b. Rongga tubuh:
1. Perdarahan dirongga thorak disebut hemothorak
2. Perdarahan di rongga peritonium disebut hemoperitonium
3. Perdarahan dalam rongga sendi disebut hemartrosis
c. Organ tubuh:
1. Hematometrium: Perdarahaan dalam uterus
2. Hematokolpos: Perdarahan dalam vagina
3. Hematokel : Perdarahan dalam testis.
2. Perdarahan eksternal
a. Saluran nafas
1. Epitaksis : Perdarahan keluar dari lubang hidung
2. Hemoptisis: Batuk darah
b. Saluran pencernaan
1. Hematemesis : Muntah darah
2. Hematosezia : Perdarahan segar dari usus
3. Melena: Peradahan tidak segar dari usus/ berak darah.
c. Uterus :
1. Menoragi : Perdarahan saat menstruasi lebih banyak dari normal (80 ml/hr)
2. Metroragi : adalah perdarahan abnormal yang terjadi antara periode atau yang
tidak terkait dengan menstruasi
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
3. Etiologi Perdarahan
a. Trauma yang mengenai pembuluh darah menyebabkan keutuhan pembuluh darah
hilang sehingga terjadi perdarahan.
b. Kelainan mekanisme hemostatis. Sebagai contoh perdarahan akibat defesiensi factor
pembekuan pada penyakit hemofilia.
c. Kerusakan dan kelainan pembuluh darah.
4. Akibat Perdarahan dibedakan menjadi :
a. Perdarahan lokal yaitu perdarahan akibat adanya penekanan pada suatu area
b. Perdarahan Sistemik: Kondisi tergantung dari waktu, ukuran dan jenis. Sebagai
contoh syok akan terjadi akibat perdarahan besar dan waktunya cepat.
Sebaliknya Anemia yang terjadi akibat perdarahan kecil waktunya lama.
Jika yang terjadi adalah perdarahan kecil dan cepat akan menyebabkan kontraksi
pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Jika perdarahan banyak
dan tidak diabsorbsi akan timbul jaringan fibrosis. Berbeda dengan perdarahan besar
dan cepat yang akan menurunkan tekanan darah, maka tubuh akan melakukan respon
berupa kompensasi yaitu: peningkatan denyut jantung, vasoktriksi arteri perifer karena
kerja hormon adrenalin. Dengan cara seperti ini diharapkan tekanan darah akan naik
dan sirkulasi darah akan pulih normal kembali.
Selanjutnya tubuh akan menstimulasi sum-sum tulang agar aktif dan dipacu untuk
menghasilkaneritrosit lebih banyak. Pada penderta yang mengalami perdarahan yang
berulang dan dalam waktu yang lama maka pasien akan mengalami anemia hipokrom
dan hyperplasia sum-sum tulang.
Sekarang Saudara telah mempelajari sebagian materi tentang kelainan sirkulasi. Kita latihan
dulu agar pemahaman lebih mantap lagi
11. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
1. Carilah 2 contoh penyakit/ kondisi dengan tanda haematom.
2. Jelaskan perbedaan antara hiperemi aktif dan hiperemi pasif, berikan contohnya
Tugas
Mandiri 1
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Kita lanjutkan pembahasan materi kelainan sirkulasi yang berikutnya yaitu:
3. Trombosis
a. Pengertian
Trombosis adalah proses pembentukan trombus dalam pembuluh darah. Sedangkan
trombus adalah masa yang tersusun dari unsur unsur darah. Paofisiologi terjadinya trombosis
sebagai berikut:
Pada keadaan tertentu saat aliran darah melambat trombosit akan melekat pada permukaan
bagian dalam (endotel) pembuluh darah. Semakin lama semakin banyak dan saling melekat
sehingga terbentuk massa yang menonjol didinding pembuluh darah. Bila masa ini lepas
dari dinding pembuluh darah disebut sebagi embolus. Embolus akan mengikuti aliran darah
dan bila pada suatu tempat berhenti dan menjadi penyumbat dipembuluh darah tersebut
maka peristiwa ini disebut embolisme
b. Etiologi trombosis
1. Perubahan atau kerusakan pada permukaan endotel (dinding bagian dalam) pembuluh
darah contohnya :
a. Aterosklerosis, (dinding pembuluh darah menebal dan tidak rata)
b. Poliarteritis nodosa (radang pembuluh darah)
c. Trombophlebitis
Gambar : Tromboplebitis
b. Perubahan pada aliran darah
Saat terjadi aliran darah melambat, makakontak trombosit dengan endotel bertambah
sehingga mudah menimbulkan trombus. Hal ini sering terjadi pada pasien yang mengalami
varises ditungkai, haemoroid dan varises esofagus.
c. Perubahan konstitusi darah
Pada dasarnya jumlah dan sifat trombosit dapat mengalami perubahan sehingga
mempermudah terbentuknya trombus. Seperti masa setelah pembedahan dan masa nifas
(puerpurium). Pada saat itu jumlah trombosit dalam darah meningkat 2-3 kali dan lebih
mudah melekat pada endotel sehingga mudah terbentuk trombus.
Trombus dapat dibedakan menurut warnanya yaitu: Red trombus yang mana sebagain besar
berisi eritrosit, White trombus yaitu sebagian besar berisi lekosit dan Mixed trombus yaitu
jenis trombus campuran dan kebanyakan trombus adalah jenis ini. Kemudian fresh trombus
yaitu trombus baru dan trombus yang sudah lebih lama. Selain itu septik trombus yaitu
trombus yang mengandung kuman dan steril trombus yaitu trombus tanpa kuman.
13. 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
c. Akibat trombosis
1. Pada pembuluh vena
Akibat yang timbul jika terjadi trombosis dalam pembuluh darah vena yaitu: Bendungan
masif, edema dan nekrosis
2. Pembuluh darah arteri
Akibat yang timbul jika trombosis terjadi pada pembuluh darah arteri yaitu : Iskemia,
nekrosis, infark dan gangren
Embolus yang tersangkut atau menyumbat dalam pembuluh darah perifer akan dan akan
menimbulkan : nekrosis, radang bahkan infeksi. Dengan berjalannya waktu trombus yang
tersangkut dan menetap akan mengalami proses perubahan menjadi homogen yang disebut
proses organisasi. Akhirnya trombus akan mengalami lisis dan pembuluh darah dapat
mengalirkan darah kembali yang disebut rekanalisasi. Selain mengharapkan rekanalisasi,
aliran darah kebagian tubuh yang terhambat dapat dilakukan oleh susunan kolateral.
4. Embolus.
a. Pengertian embolus
Embolus adalah suatu benda asing yang terbawa aliran darah berasal dari tempat lain dalam
sirkulasi darah yang tersangkut pada suatu tempat dalam pembuluh darah.
b. Bentuk embolus
Embolus dapat berupa benda padat yang berasal dari sel kanker, bakteri atau jaringan.
Embolus juga dapat berupa cairan seperti:
1. Zat lemak berupa butiran lemak yang berasal dari tempat yang banyak mengandung
lemak dan mengikuti aliran darah kemudian menyumbat arteri sehingga terjadi embolus.
Hal ini sering terjdi seperti pada trauma tulang atau jaringan lemak yaitu fraktur tulang
panjang seperti tulang tibia dan femur yang disertai kerusakan sumsum tulang. Juga sering
terjadi pada wanita dalam masa nifas, pada luka bakar, alkoholisme dan gizi buruk.
2. Cairan amnion : Embolus ini terjadi pada arteri pulmonalis yang mengandung carik carik
jaringan epitel kulit bayi, vernix caseosa dan lanugo. Tanda dan gejala yang muncul yaitu
pada ibu yang sedang melahirkan atau pada masa nifas sebagai berikut: shock, dyspnea dan
kematian mendadak.
3. Embolus gas terjadi dengan masuknya gelembung gas kedalam sirkulasi darah dan
menyumbat sehingga menyebabkan kematian. Sebagai contoh pada operasi thorax yang
merobek atau terpotong vena besar. Embolus juga dapat terjadi pada pemberian cairan
infus, transfusi darah dan pemberian obat melalui vena.
Gambar : Bone marrow embolus
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
c. Jenis embolus
1. Embolus Vena
Sebagian besar embolus dalam vena berasal dari vena tungkai bawah dan vena dalam pelvis
yangdibawamengikutialirandarahmasukkedalamjantungdanakhirnyatersangkutdiarteri
paru paru. Dengan demikian akan terjadi embolus arteri pulmonalis yang menyebabkan
infark pada paru paru. Tetapi infark di paru paru jarang terjadi karena paru paru memiliki
perbekalan darah kembar.
2. Embolus arteri
Embolus banyak berasal dari jantung atau dari aorta. Daerah yang sering terkena adalah
otak, ginjal, limpa dan usus.
Saudara para mahasiswa, ...Kita lanjutkan materi jenis kelainan sirkulasi berikutnya yaitu Shock
5. Shock
a. Pengertian
Keadaan dimana terjadi ketidak seimbangan antara volume darah dengan ruang vaskular
yang disebabkan bertambahnya ruang vaskular atau ketidak seimbangan antara volume
darah dengan ruang vaskular karena berkurangnya volume darah.
b. Jenis shock
1. Shock primer
Jika terjadi defisiensi sirkulasi akibat ruang vaskular membesar karena mengalami
vasodilatasi maka akan terjadi shock primer. Sebagai contoh terjadi pada kasus kecelakaan
berat, nyeri yang sangat berat seperti pada hernia incarcerata atau karena ketakutan
melihat sesuatu yang mengerikan. Pasien akan nampak pucat, pingsan, nadi cepat dan
kecil, tekanan darah rendah.
2. Shock sekunder
Jika terjadi ketidak seimbangan cairan yang menyebabkan defisiensi sirkulasi disertai jumlah
darah yang turun serta aliran darah juga turun maka akan tejadi shok sekunder. Pasien
menunjukkan gejala lemas, tangan dingin dan basah, vena kolaps, nadi cepat tapi lemah,
tekanan darah rendah bahkan oliguria.
Gambar : shock pada pasien
15. 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
d. Faktor faktor yang menyebabkan shock adalah sebagai berikut:
1. Permeabilitas kapiler bertambah sehingga cairan keluar kapiler masuk ke
jaringan dan akibatnya terjadilah pengentalan darah (Haemokonsentrasi) serta
volume darah jadi berkurang.
2. Volume darah berkurang akibat langsung dari kejadian luka luka, pembedahan atau
muntah dan diare.
3. Vasodilatasi yang menyebabkan volume darah yang mengalir seperti berkurang
sehingga darah yang kembali kejantung berkurang. Akibatnya cardiac outputpun jadi
berkurang sehingga gejala shock akan terlihat pada pasien yang mengalami hal ini.
Shock yang dialami juga dapat dikenal dengan berbgai macam sebutan sesuai dengan
peristiwa yang dalami pasien antara lain
1. Shock haemoragik adalah shock yang terjadi akibat perdarahan yang hebat seperti
pada ibu yang melahirkan
2. Shock cardial yaitu shock yang terjadi akibat defisiensi fungsi jantung juga karena
adanya nyeri yang amat sangat pada kasus infark myocard.
3. Shock traumatik adalah shock yang terjadi akibat pengaruh neurogen pada peristiwa
yang menakutkan pada kecelakaan atau akibat rasa sakit yang tidak tertahankan.
4. Shock hipovolemik yaitu shock akibat berkurangnya cairan tubuh sehingga terjadi
ketidakseimbangan cairan seperti pada kasus muntaber.
6. Infark
a. Pengertian
Sumbatan pada aliran arterial menimbulkan insufisiensi sirkulasi darah setempat sehingga
terjadi iskemia. Sumbatan dapat terjadi perlahan, cepat dan menetap berasal dari embolus
dan trombus. Namun demikian infark juga dapat terjadi karena adanya arteriosklerosis
yang menyebabkan aliran darah tidak lancar akibatnya suplai darah kurang dan akhirnya
muncul iskemia dan akhirnya infark.
b. Bentuk infark
1. Infark pucat/ anemik
Umumnya terjadi akibat penyumbatan arteri pada organ tubuh yang padat seperti
jantung dan ginjal.
2. Infark merah / haemoragi
Banyak terjadi pada organ tubuh yang terdiri atas jaringan yang renggang seperi
paru-paru dan usus
c. Patogenesis Infark
Segera setelah terjadi sumbatan pembuluh darah, maka daerah yang terkena akan
mengalami perubahan warna yaitu menjadi hiperemi. Setelah beberapa jam daerah yang
terkena akan menjadi pembengkakan dan perdarahan. Setelah 24 jam pada organ jantung
dan ginjal akan berubah menjadi pucat sedangkan pada paru paru dan usus akan berubah
merah. Beberapa hari kemudian jantung dan ginjal menjadi putih berbatas tegas dengan
sekitarnya sedangkan paru paru dan usus tidak mengalami perubahan.
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
1. Jelaskan perbedaan patofisiologi antara kejadian pingsan yang dialami seseorang
ketika mengikuti upacara bendera di lapangan dimana terik matahari sangat panas
dengankejadianpingsanyangterjadipadaseseorangketikamendapatkabaradaorang
terdekatnya meninggal dunia
2. Ketika memasang infus mengapa dalam selang infus tidak boleh ada udara, jelaskan
Tugas
Mandiri 2
Baiklah Saudara para mahasiswa,...
Sekarang kita memasuki pembahasan tentang kelainan keseimbangan cairan
17. 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar : Pemberian Harapan Pasien
A. KELAINAN SIRKULASI
Keseimbangan cairan dapat terganggu berupa kelebihan atau kekurangan cairan. Berikut
ini kita bahas satu persatu :
1. Dehidrasi
a. Pengertian
Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan air output melebihi intake sehingga jumlah air
dalam tubuh berkurang. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh tetapi dehidrasi juga
disertai gangguan elektrolit. Sehingga gangguan volume air (dehidrasi air) dapat disertai
kurangnya natrium (dehidrasi hipotonik) seperti pada suhu badan meningkat, diare dan
muntah-muntah.
b. Penyebab Dehidrasi
1. Kekurangan Air (water depletion) atau Dehidrasi Primer
Hal ini terjadi karena masuknya air sangat terbatas akibat:
a. Penyakit yang menghalangi masuknya air ( infeksi mulut, Fraktur mandibula)
b. Penyakit mental yang disertai dengan menolak air atau ketakutan akan air (hidrophobia)
c. Penyakit sedemikian rupa sehingga penderita sangat lemah dan tidak dapat minum
lagi (Pasien usila)
Dehidrasi primer juga dapat terjadi pada orang yang mengeluarkan keringat yang sangat
banyak tetapi tidak mendapat penggantian air. Pada stadium permulaan water depletion,
ion natrium dan chlor ikut menghilang bersama cairan tubuh, tetapi kemudian terjadi
reabsorpsi ion melalui tubulus ginjal.Akibatnya ekstraseluler mengandung natrium dan
chlor berlebihan dan terjadi hipertoni ekstrselular. Untuk mengimbanginya air akan keluar
dari sel masuk ke ekstraseluler agar terjadi keseimbangan antara intra dan ektraseluler.
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Namun dalam sel terjadi dehidrasi intraseluler dan inilah yang menimbulkan rasa haus.
Adapun gejalakhas dehidrasi primer sebagai berikut:
a. Haus
b. Air liur sedikit sehingga mulut kering
c. Oliguria
d. Lemas
e. Timbulnya gangguan mental seperti halusinasi atau delirium Kematian akan terjadi
bila kehilangan air ± 15% atau 22% total body water
2. Dehidrasi Sekunder atau Sodium Depletion
Terjadibilatubuhkehilangancairanyangmengandungelektrolit melaluisaluranpencernaan
seperti pada kejadian muntah-muntah dan diare yang parah. Pada penyakit
Gejala-gejalanya yaitu:
a. Nausea
b. Muntah-muntah
c. Kekejangan
d. Sakit kepala
e. Perasaan lesu dan lelah
2. Edema
a. Pengertian edema
Edema adalah meningkatnya volume cairan ekstra seluler yaitu cairan ekstra vaskuler yang
terjadi setempat atau umum. Jika terjadi umum disebut edema anasarka atau disebut juga
dropsy yaitu penimbunan cairan dalam jaringan subkutis dan rongga tubuh.
b. Patofisiologi udema berdasarkan penyebabnya diuraikan berikut ini:
1. Penurunan tekanan osmotik
Bila kadar protein plasma menurun maka tekanan osmotik dalam vaskular menurun. Ini
berarti tekanan osmotik dalam vaskular lebih rendah dibanding tekanan osmotik diluar
vaskular yaitu dijaringan. Berdasarakan hukum osmosis maka cairan yang berada dalam
tekanan osmotik yang lebih rendah akan mengalir ke bagian yang tekanan osmotiknya
lebih tinggi. Jadi cairan dalam vaskular akan mengalir ke jaringan sehingga terjadilah edema.
Sebagai contoh pasien yang menderita penyakit nefrotik syndrome yang diketahui kadar
protein yaitu albumin dalam darahnya rendah mengalami edema diseluruh tubuhnya
(edema anasarka)
2. Peningkatan tekanan hidrostatik
Tekanan hidrostatik bila lebih besar dari tekanan osmotik maka akan mendorong cairan
masuk ke dalamjaringan sehingga terjadi oedema seperti pada:
a. Ibu yang sedang hamil: Adanya obstruksi mekanik pada vena illiaca akibat uterus yang
membesar mengakibatkan tekanan darah vena meningkat sehingga cairan banyak keluar
kapiler menuju jaringan dan terjadilah udem tungkai pada ibu hamil.
b. Edema kardial
Terjadi karena tekanan vena meningkat akibat sirkulasi darah yang kembali ke jantung
terganggu seperti pada gagal jantung. Edema paling nyata pada bagian bawah seperti kaki.
patofisiologinya dapat dilihat dalam skema berikut ini:
19. 17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Tugas Akhir
Mandiri Tekanan vena portae akan meningkat akibat
aliran darah ke liver terhambat seperti
yang terjadi pada penyakit sirosis hepatis.
Akibatnya cairan akan keluar dari pembuluh
darah dan masuk jaringan peritonium
terjadilah ascites
Gambar : Ascites
c. Obstruksi portal
d. Edema postural
Seseorang yang melakukan sikap tidak bergerak seperti berdiri yang lama, duduk yang lama
saat naik mobil jarak jauh maka aliran limfe akan melambat dan menyebabkan terjadinya
udema pada kaki dan pergelangannya. Jika orang tersebut bergerak maka aktifitas otot
dan aliran limfe akan lancar sehingga udema akan hilang dengan sendirinya.
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
Endotel kapiler adalah membran yang bersifat semipermeabel yang dapat dilalui air dan
elektrolit, namun untuk dilalui protein sangat sulit. Pada kondisi dimana permeabilitas
kapiler meningkat seperti pada pengaruh adanya toksin saat infeksi atau alergi maka
protein akan keluar melalui kapiler akibatnya tekanan osmotik darah menurun dan cairan
akan keluar kapiler dan masuk dalam jaringan dan terjadilah udema. Sebagai contoh pada
kasus Reaksi Anafilaksis .
4. Obstruksi limfatik
Aliran limfe yang terganggu akan menyebabkan penimbunan cairan dan edema yang disebut
limfedama. Seperti pada pasien yang menjalani mastektomi maka akan terjadi limfedema.
Demikian juga pada filaria terjadi radang kelenjar limfe inguinal yang menyebabkan udema
dikaki dan scrotum.
5. Kelebihan Natrium dan Cairan tubuh.
Zat natrium paling banyak dijumpai dalam cairan ekstra selular. Natrium adalah zat yang
ikut bertanggung jawab bagi pengaturan volume cairan dalam tubuh bekerja sama dengan
ginjal. Bila kelebihan natrium ginjal tidak mampu mengeluarkannya melalui urine maka
terjadi ketidak keseimbangan cairan ekstra seluler. Air akan berpindah keluar sel masuk
jaringan akibatnya terjadi udema.
c. Perubahan morfologi pada edema
Edema lebih nyata untuk dilihat pada daerah jaringan lunak yang renggang. Daerah
subcutis yang memiliki dasar tulang seperti pada daerah tungkai bawah. Untuk
mengetahuinya dilakukan dengan cara menekankan jari pada kulit daerah tersebut dan
akan meninggalkan cekungan hal ini disebut pitting edema.
Gambar : Pitting udema
Nah,... sekarang mahasiswa sudah semakin banyak mendapat ilmu patologi, agar lebih
mantap lagi, kembali Saudara kerjakan tugas mandiri berikut ini
21. 19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
1. Jelaskan perbedaan patofisiologi edema yang terjadi antara ibu hamil, penderita
gagal ginjal dan penderita gagal jantung
2. Jelaskan perbedaan patofisiologi antara dehidrasi primer dengan dehidrasi sekunder
Tugas
Mandiri 3
Para mahasiswa yang tentu tetap masih semangat belajar...
Berikut ini adalah uraian materi terakhir dalam kegiatan belajar 3
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
C. KESEIMBANGAN ASAM BASA
Keseimbangan asam basa tubuh dilakukan melalui pengaturan keseimbangan ion
hidrogen (asam). Untuk mencapai keseimbangan antara produksi ion hydrogen (asam)
dan pembuangan ion hidrogen dari tubuhginjal memainkan peranan kunci.
1. Pengaturan
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrigen dalam cairan tubuh untuk
mencegah asidosis (kelebihan asam) atau alkalosis (kelebihan basa) yaitu:
a. Sistem penyangga asam basa.Sistem ini bekerjaagar tubuh tidak kelebihan asam
maka Ion hidrogen akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk ammonia.
b. Pusat pernapasan yang mengatur pembuangan CO2. Jika tubuhkelebihan
asam (CO2), maka akan terjadi pernafasanya yang dalam sehingga kadar asam yang
berasaldariCO2berkurang.Kondisiinimenjadikanasambasatubuhkembaliseimbang.
c. Ginjal dalam keadaan kelebihan asam akan mengatur dengan cara mengekskresikan
urin, sehingga konsentrasi ion hidrogen normal kembali dan terjadi keseimbangan
asam basa tubuh .
2. Gangguan Keseimbangan Asam Basa
a. Asidosis Respiratorik
1. Pengertian
Asidosis Respiratorik adalah kondisi keasaman dara h yang berlebihan karena terjadi
penumpukan karbondioksida dalam darah akibat dari gangguan fungsi paru-paru. Sebab
kecepatan dan kedalaman pernafasan mengaturkadar karbondioksida dalam darah atau
mengatur kadar asam dalam darah. Kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak
yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
23. 21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2. Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara
adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru,
seperti:
a. Emfisema
b. Bronkitis kronis
c. Pneumonia berat
d. Edema pulmoner
e. Asma.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur
yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi pada gangguan
sistem persyarafan dan otot dada karena mekanisme pernafasan terganggu.
3. Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk,
rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor
dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan
sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal
akanberusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan ekskresi bikarbonat,
namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.
b. Asidosis Metabolik
1. Pengertian
Asidosis Metabolik adalah kondisi dimana keasaman darah berlebihan yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Pernafasan akan menjadi lebih dalam
dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam ( karbon dioksida).
Ginjal juga akan berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan
lebih banyak asam dalam urine. Jika kondisi tersebut tidak teratasi maka terjadi asidosis
berat yang akan berakhir koma.
2. Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan menjadi:
a. Jumlah asam dalam tubuh meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan
yang diubah menjadi asam.Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan aspirin.
b. Tubuh menghasilkan asam yang berlebihan sebagai akibat dari beberapa penyakit
seperti diabetes melitus tipe I. Pada diabetes yang tidak terkendali dengan baik, tubuh
akan memecah lemak sebagai sumber energi dan menyisakan asam yang disebut
keton.
c. Ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalamjumlah yang seharusnya.Bahkan
jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi
secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang
bisa terjadi pada penderita gagal ginjal.
d. Bertambahnya asam laktat
e. Bahan beracun seperti salisilat, methanol dan asetazolamid atau amonium klorida
f. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diareatau
kolostomi.
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
3. Gejala
Asidosis metabolik ringan sering tidak menimbulkan gejala, umumnya penderita merasakan
mual, muntah dan kelelahan.Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat.
Penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan
mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun,
menyebabkan syok, koma dan kematian.
c. Alkalosis Respiratorik
1 Definisi
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan
yang cepat dan dalam sehingga kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
2. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam (hiperventilasi) yang sering ditemukan padaseseorang
yang sedang mengalami kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin.
3. Gejala
Penderita merasa cemas, rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin
memburukbisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
d. Alkalosis Metabolik
1. Definisi
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
2. Penyebab
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan asam lambung selama muntah yang berkepanjangan
atau pada bilas lambung. Dapat juga terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu
banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Penyebab utama akalosis metabolik:
a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
3. Gejala
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan
kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi
kontraksi (pengerutan) dan spasme otot yang berkepanjangan (tetani).
25. 23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
1. Uraikan akibat pada sel jika mengalami defisiensi protein, vitamin dan mineral
2. Amati kejadian patologik yang ada disekitar Saudara atau pada pasien Saudara.
Catat dalam kolom berikut ini
Tugas
Mandiri 2
No Penyakit Jenis perdarahan yang dialami
1. Demam berdarah
2. Trauma benda tajam
3. Cidera kepala berat
4. TB paru
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
Fungsi jaringan tubuh agar dapat berlangsung normal memerlukan : sirkulasi darah
yang baik, keseimbangan cairan intra dan ekstravaskular serta konsentrasi zat dalam
cairan yang seimbang. Beberapa kelainan akan menyebabkan sirkulasi menjadi tidak
baik seperti: Kongesti, perdarahan, trombus, embolus, shock.
Keseimbangan cairan tubuh dapat terganggu berupa kelebihan atau kekurangan cairan.
Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan kekurangan air dimana output yang melebihi
intake sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang. Sedangkan edema adalah gangguan
keseimbangan kelebihan cairan yaitu meningkatnya volume cairan ekstra seluler yang
dapat terjadi setempat atau umum.diseluruh tubuh.
Keseimbangan asam basa dilakukan melalui pengaturan keseimbangan ion hidrogen
(asam). Bila mengalami ketidak seimbangan maka akan terjadi gangguan yang disebut
asidosis respiratorik, asidosis metabolik, alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolik.
Rangkuman
27. 25
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Penguasaan Saudara terhadap materi setelah mempelajari tugas belajar 1 akan diuji
dengan soal soal berikut ini. Kerjakanlah secara mandiri:
Warna kulit seeorang kemerahan karena terjadi kongesti yang disebut hiperemi aktif
sebagaimana terjadi pada:
a. Atlit olah raga yang sedang tidak berlatih
b. Pipi seorang gadis yang sedang tersipu malu,
c. Seorang pasien yang sedang mengalami hipotermi
d. Tungkai ibu hamil yang mengalami edema
e. Varices pada bagian popliteal dan betis
Kondisi dimana terjadi kongesti vena cava inferior sehingga aliran darah kembali ke
jantung terhambat disebut hiperemi aktif, dapat terjadi pada :
a. Atlit olah raga yang sedang berlatih
b. Pipi seorang gadis yang sedang tersipu malu,
c. Seorang pasien yang sedang mengalami hipertermi
d. Tungkai ibu dengan usia ke hamilan aterm
e. Varices esofagus yang telah mebesar
Perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskular yang dapat disertai
dengan penimbunan darah dalam jaringan atau ruang tubuh atau disertai keluarnya
darah dari tubuh. Perdarahan dapat terjadi pada kapiler, vena, arteri, atau jantung.
Berikut ini adalah jenis perdarahan di mukosa.
a. Ekimosis
b. Haematothorak
c. Melena
d. Haematokel
e. Epistaksis
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya
a. Kadar Asam
b. Kadar bicarbonat
c. Kadar ion hidrogen
d. Kadar karbondioksia
e. Kadar penyangga
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida
secara adekuat. Pada penyakitparu-paru manakah hal tersebut tidak terjadi:
a. TB Paru
b. Pneumonia berat
c. Edema pulmoner
d. Asma.
e. Empisema
Test
Formatif
1.
2.
3.
4.
5.
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Syamsunir., 1995, Dasar Dasar Patologi – seri keperawatan, EGC, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta
Gibson, J.M., 1996, Mikrobiologi dan Patologi Modern – untuk perawat , EGC, Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta
Himawan sutisna.1996. Kumpulan Ku liah Patologi. Bagian Patologi Anatomik FKUI Jakar-
ta
Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1.
Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Pen-
yakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC
29. 27
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Test
Sumatif
Tes berikut ini untuk menilai penguasaan Saudara terhadap seluruh materi perkuliahan
dalam modul 2. Silahkan Saudara Kerjakan soal di bawah ini secara mandiri:
Seorang pendaki gunung yang tersesat diketemukan telah meninggal dunia.
Diperkirakan telah meninggal antara 10 hari yang lalu karena pada tubuhnya ditemukan
tanda postmortal:
a. Livor mortis
b. Rigor mortis
c. Autolisis
d. Algor mortis
e. Pembusukan
Proses jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim dari lisosom sehingga jaringan tubuh
yang mati akan mencair, proses ini disebut:
a. Livor mortis
b. Rigor mortis
c. Autolisis
d. Algor mortis
e. Pembusukan
Nekrosis adalah keadaan terjadinya perubahan biokimia dan morfologik (tampilan)
sel akibat cidera yang fatal pada sel tersebut sehingga tidak dapat pulih kembali
(Ireversible). Decubitus adalah salah satu bentuk nekrosis yang etiologinya:
a. Iskemia
b. Agent fisik
c. Agent kimia
d. Kerentanan
e. Biologi
Seorang pendaki gunung yang tersesat diketemukan telah meninggal dunia.
Diperkirakan telah meninggal antara 2-4 jam yang lalu karena pada tubuhnya ditemukan
tanda postmortal:
a. Livor mortis
b. Rigor mortis
c. Autolisis
d. Algor mortis
e. Pembusukan
Kematian jaringan yang luas dan disertai invasi kuman saprofit kemudian akibatnya
jaringan menjadi busuk disebut ;
a. Kaseosa
b. lemak
c. Gangren
d. Koagulativa
e. Liquefaktif
1.
2.
3.
4.
5.
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
Proses morfologi nekrosis tergantung dari proses yang berperan, jika pencernaan oleh
enzim katalitik lebih berperan maka yang terjadi nekrosis Liquefaktif
Sebaliknya, jika denaturasi protein lebih berperan, terjadilah proses nekrosis
a. Kaseosa
b. Lemak
c. Gangrenosa
d. Koagulativa
e. Liquefaktif
Sindrom turner ( monosomi ) yaitu kelainan pada wanita dengan perkembangan sex
terhambat dan Sindrom klinefelter ( trisomi) yaitu kelainan pada laki- laki dengan seperti
wanita, testis tidak normal dan payudara tumbuh. Kelainan kongenital tersebut terjadi
berdasarkan etiologi
a. Faktor kromosom
b. Faktor obat obatan
c. Faktor mekanik
d. Faktor Radiasi
e. Faktor kurang gizi
Kegagalanpertumbuhansaatbayidalamkandungansepertiberhentinyaperkembangan
embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi
antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan adalah patogenesa kelainan
kongenital:
a. Turner syndrome
b. Thalasemia
c. Anemia Sel sabit
d. Atresia ani
e. Down syndrome
Penyakit keturunan yang lebih kuat diturunkan oleh ibu pada anak dibandingkan oleh
faktor bapak. Bisa muncul bila ada faktor predisposisi seperti adanya alergen yang
menyebabkan bronkus atau bronkiolus mengalami spasmeatau penuh dengan sekret.
Hal tersebut adalah patogenesa penyakit :
a. Diabetes
b. Thalasemia
c. asma
d. Atresia ani
e. alergi
Kelainan yang terjadi akibat kerongkongan yang tidak terbentuk secara sempurna,
menyempit dan buntu tidak tersambung dengan lambung sebagaimana mestinya.
Anomali ini terjadi pada umur kehamilan 3-6 minggu. Hal tersebut adalah patogenesa
kelainan kongenita :
a. Atresia esofagus
b. fokomelia
c. tetralogi fallot
d. Atresia ani
e. Septal defek
6.
7.
8.
9.
10.
31. 29
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Penyakit genetik ditandai kelemahan progresif dan degenerasi (kemunduran) otot
rangka dalam mengendalikan gerak tubuh yang terlihat pada masa bayi atau anak-
anak. Hal tersebut adalah gajala penyakit:
a. Atropi otot
b. Distropiotot
c. Nekrosis otot
d. Degeneratif otot
e. Hipertropi otot
Suatu benda asing yang terbawa aliran darah berasal dari tempat lain dalam sirkulasi
darah yang tersangkut pada suatu tempat dalam pembuluh darah disebut:
a. Embolus
b. Trombus
c. Embolisme
d. Trombosis
e. Tromboplebitis
Kompensasi tubuh untuk mengatasi asidosis metabolik yaitu dengan cara
a. Pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
b. Pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih lambat
c. Pernafasan menjadi lebih dangkal dan lebih cepat
d. Ginjal menjadi lebih banyak menahan urine
e. Ginjal menjadi lebih banyak mereabsorpsi air
Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi bila tubuh kehilangan cairan yang
mengandung elektrolit. Sedangkan dehidrasi primer terjadi bila:
a. Muntah muntah
b. Diare
c. Hidrophobia
d. Acidosis pada DM
e. Penyakit ginjal
Bila kadar protein plasma menurun maka akan terjadi cairan dalam vaskular mengalir
ke jaringan sehingga terjadilah udema. Hak tersebut terjadi karena adanya:
a. Penurunan tekanan osmotik
b. Peningkatan tekanan osmotik
c. Penurunan tekanan hidrostatik
d. Peningkatan tekanan hidrostatik
e. Peningkatan permeabilitas kapiler
11.
12.
13.
14.
15.
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
16. Pada trauma tulang atau jaringan lemak yaitu fraktur tulang panjang seperti tulang
tibia dan femur yang disertai kerusakan sumsum tulang juga pada wanita dalam masa
nifas, luka bakar, alkoholisme dan gizi buruk dapat mengalami embolus:
a. Lemak
b. Gas
c. Amnion
d. Jaringan
e. Bakteri
Bila tubuh kehilangan cairan yang mengandung elektrolit melalui saluran pencernaan
seperti pada kejadian muntah-muntah dan diare yang parah, maka tubuh akan
mengalami:
a. Dehidrasi primer atau sodium Depletion
b. Dehidrasi Sekunder atau Sodium Depletion
c. Dehidrasi tersier atau sodium retention
d. Dehidrasi primer atau sodium retention
e. Dehidrasi Sekunder atau Sodium retention
Nausea, kejang, sakit kepala, muntah muntah adalah tanda dan gejala dehidrasi:
a. Dehidrasi primer atau sodium Depletion
b. Dehidrasi Sekunder atau Sodium Depletion
c. Dehidrasi tersier atau sodium retention
d. Dehidrasi primer atau sodium retention
e. Dehidrasi Sekunder atau Sodium retention
Infark pucat/ anemik umumnya terjadi akibat penyumbatan arteri pada organ tubuh
yang padat seperti jantung dan ginjal. Sedangkan Infark merah / haemoragibanyak
terjadi pada organ tubuh yang terdiri atas jaringan yang renggang seperi :
a. Tulang dan otot
b. Kulit dan otot
c. Tulang dan pankreas
d. paru paru dan usus
e. gigi dan mukosa
Trombus dapat dibedakan menurut warnanya yaitu: Red trombus yang mana sebagain
besar berisi eritrosit, White trombus yaitu sebagian besar berisi lekosit dan Mixed
trombus yaitu jenis trombus campuran. Trombus adalah:
a. Masa yang menyumbat vaskular
b. Masa yang terlepas dari endotel
c. Masa yang tersusun dari unsur unsur darah
d. Masa yang terbawa aliran darah atau limfe
e. Masa yang membeku dan terbawa aliran darah
Suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa disebut alkalosis disebabkan karena:
a. Rendahnya kadar bikarbonat
b. Tingginya kadar bikarbonat
c. Rendahnya kadar natrium
d. Tingginya kadar hidrogen
e. Tingginya kadar gula darah
16.
17.
18.
19.
20.
21.
33. 31
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa disebut acidosis disebabkan karena:
a. Rendahnya kadar bikarbonat
b. Rendahnya kadar natrium
c. Tingginya kadar hidrogen
d. Tingginya kadar gula darah
e. Tingginya kadar bikarbonat
Asidosis Respiratorik adalah kondisi keasaman darah yang berlebihan akibat dari
gangguan fungsi paru-parusehingga dalam darah terjadi penumpukan:
a. Karbondioksida
b. Hidrogen
c. Karbon monoksida
d. Natrium
e. Oksigen
Aliran darah ke liver terhambat seperti yang terjadi pada penyakit sirosis hepatis
menyebabkan cairan akan keluar dari pembuluh darah dan masuk jaringan peritonium
terjadilah ascites. Hal tersebut terjadi karena ada:
a. Peningkatan tekanan vena portae
b. Penurunan tekanan vena portae
c. Kongesti pada vena portae
d. Peningkatan tekanan onkotik vena
e. Penurunan tekanan osmotik vena
Shockprimerterjadisepertimengalami kecelakaanberat,nyeriyangsangatberatseperti
pada hernia incarcerata atau karena ketakutan melihat sesuatu yang mengerikan.
Pasien akan nampak pucat, pingsan, nadi cepat dan kecil, tekanan darah rendah. Hal
tersebut terjadi akibat:
a. Ruang vaskular membesar mengalami vasodilatasi
b. Ruang vaskular mengecil mengalami vasokontriksi
c. Cairan ekstravaskuler pindah ke intravaskuler
d. Tubuh defisit cairan dan elekrolit
e. Venous return mengalami penurunan
22.
23.
24.
25.
34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
1. D
2. C
3. A
4. B
5. C
6. D
7. A
8. D
9. C
10. A
11. B
12. A
13. A
14. C
15. A
16. A
17. B
18. B
19. D
20. C
Kunci Jawaban
TES SUMATIF MODUL 2
21. B
22. C
23. A
24. A
25. A
TES FORMATIF MODUL 1
KEGIATAN BELAJAR 3
1. B
2. D
3. A
4. B
5. D
35. 33
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Daftar
Gambar
http://farm4.static.flickr.com/3153/2331528304_e8b023abe9.jpg
http://hanggoro_rinonce.blog.ugm.ac.id/files/2014/09/Pleksus-Meissner-S-100.png
http://hanggoro_rinonce.blog.ugm.ac.id/files/2014/05/nekrosis-lemak-dengan-
ghost-cell.jpg
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Abdullah%20Fauzi%20Go-
fur/Water.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-ZyZPlWEq29U/UqSI3KYhdKI/AAAAAAAAAB4/8e9ElLuSb-
gw/s1600/3709313.jpg
http://i.ytimg.com/vi/4wPlw_Bdz7Q/maxresdefault.jpg
http://2.bp.blogspot.com/_F1w6HVvyob4/S0_hHD1sp0I/AAAAAAAAABE/cWTE-_
fq1h8/s1600-h/mutation.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/dd/Bone_marrow_embolus.jpg
http://i.ytimg.com/vi/W1EepJM8MkM/maxresdefault.jpg
36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015