Modul ini membahas tentang persalinan dan masa nifas. Pada bagian persalinan dijelaskan proses, tanda-tanda, dan tahapan persalinan normal serta adaptasi ibu dan janin selama proses persalinan. Sedangkan pada bagian nifas diuraikan tentang definisi, tahapan, dan perubahan fisiologis ibu selama masa nifas hingga kembali normal setelah melahirkan.
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Persalinan dan Nifas
1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Uraian Materi
Persalinan dan Nifas
Pernahkah anda mendengar istilah
persalinan dan nifas? Jika pernah coba
tuliskan apa yang anda ketahui tentang
persalinan dan masa nifas pada kotak
berikut ini
Bagaimana apakah sudah selesai anda
menuliskannya, sekarang cocokkan
jawaban anda dengan uraian berikut
ini:
PERSALINAN
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses
lahirnya bayi, plasenta, selaput
ketuban dari uterus ibu. Persalinan
dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah kehamilan
37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit (Winknjosastro, 2008).
Ttanda-tanda persalinan
adalah terjadinya his persalinan
yang mempunyai ciri-ciri pinggang
terasa sakit, yang menjalar ke
depan, sifatnya teratur, intervalnya
makin pendek dan kekuatannya
makin besar. Selain itu adanya
pengeluaran lendir bercampur
darah melalui vagina (Bloody Show)
dan keluar banyak cairan dari jalan
lahir.
b. Adaptasi Maternal Selama
Persalinan
Varney (2008) menyatakan
beberapa perubahan fisiologis
selama proses persalinan yaitu
sebagai berikut
1) Tekanan darah
Meningkat selama kontraksi
disertai peningkatan sistolik rata-rata
15 (10-20) mmHg dan diastolik
rata-rata 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu
diantara kontraksi tekanan
darah kembali ke tingkat sebelum
persalinan. Nyeri, rasa takut, dan
kekhawatiran dapat semakin
meningkatkan tekanan darah.
2) Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme
karbohidrat baik aerob maupun
anaerob meningkat dengan
kecepatan tetap. Peningkatan
ini terutama disebabkan oleh
ansietas dan aktivitas otot rangka.
Peningkatan aktivitas metabolik
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
terlihat dari peningkatan suhu
tubuh, denyut nadi, pernafasan,
curah jantung, dan cairan yang
hilang.
3) Suhu
Suhu sedikit meningkat
selama persalinan, tertinggi
selama dan segera setelah
melahirkan. Yang dianggap normal
ialah peningkatan suhu yang
tidak lebih dari 0,5 sampai 10C,
yang mencerminkan peningkatan
metabolisme selama persalinan.
4) Denyut Nadi (Frekuensi Jantung)
Perubahan yang mencolok
selama kontraksi disertai
peningkatan selama fase
akselerasi, penurunan pada titik
puncak sampai frekuensi yang
lebih rendah daripada frekuensi di
antara kontraksi, dan peningkatan
selama fase deselerasi hingga
mencapai frekuensi lazim di
antara kontraksi.
5) Pernafasan
Adanya sedikit peningkatan
frekuensi pernafasan masih
normal selama persalinan dan
mencerminkan peningkatan
metabolisme yang terjadi.
Hiperventilasi yang memanjang
adalah temuan abnormal dan
dapat menyebabkan alkalosis.
6) Perubahan pada Ginjal
Poliuria sering terjadi
selama persalinan. Kondisi ini
dapat diakibatkan peningkatan
lebih lanjut curah jantung selama
persalinan dan kemungkinan
peningkatan laju filtrasi
glomerulus dan aliran plasma
ginjal.
7) Perubahan pada Saluran Cerna
Motilitas dan absorpsi
lambung terhadap makanan
padat jauh berkurang. Apabila
kondisi ini diperburuk oleh
penurunan lebih lanjut
sekresi asam lambung selama
persalinan, maka saluran cerna
bekerja dengan lambat sehingga
waktu pengosongan lambung
menjadi lebih lama. Mual dan
muntah umum terjadi selama
fase transisi, yang menandai
akhir fase pertama persalinan.
8) Perubahan hematologi
Hematologi meningkat
rata-rata 1,2 gm/100 mL selama
persalinan dan kembali ke kadar
sebelum persalinan pada hari
pertama pascapartum jika tidak
ada kehilangan darah yang
abnormal. Waktu koagulasi
darah berkurang dan terdapat
peningkatan fibrinogen plasma
lebih lanjut selama persalinan.
Jumlah sel darah putih secara
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
progresif meningkat selama kala
satu persalinan sebesar kurang
lebih 5000 hingga jumlah rata-rata
15000 pada saat pembukaan
lengkap. Tidak ada peningkatan
lebih lanjut setelah ini.
c. Adaptasi Neonatal
Bobak (2005) menyatakan
adaptasi neonatal selama proses
persalinan meliputi:
1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Laju denyut jantung akan
menurun secara progresif
dengan semakin matangnya
janin saat mencapai aterm.
Akan tetapi, percepatan
sementara dan deselerasi DJJ
yang sedikit dini dapat terjadi
sebagai respons terhadap
gerakan janin yang spontan,
periksa dalam, tekanan
fundus, kontraksi uterus, dan
palpasi abdomen.
2) Sirkulasi janin
Kontraksi uterus
selama persalinan cenderung
mengurangi sirkulasi perfusi
melalui ruang intervilosa.
Kebanyakan janin sehat
mampu mengompensasi
stress ini. Biasanya aliran darah
tali pusat tidak terganggu oleh
kontraksi uterus atau posisi
janin.
3) Pernafasan dan Perilaku
Janin
Pe r u b a h a n - p e r u ba h a n
tertentu menstimulasi
kemoreseptor pada aorta
dan badan karotid guna
mempersiapkan janin untuk
memulai pernafasan setelah
lahir. Perubahan-perubahan ini
meliputi tekanan oksigen janin
menurun, tekanan karbon
disoksida meningkat, pH arteri
menurun, 7 sampai 42 ml air
ketuban diperas keluar dari
paru-paru (selama persalinan
pervaginam). Gerakan janin
masih sama seperti pada masa
hamil, tetapi menurun setelah
ketuban pecah.
d. Tahapan Persalinan
Proses persalinan dibagi
menjadi empat tahapan sebagai
berikut :
1) Kala I Persalinan (pembukaan)
Kala I adalah kala pembukaan
yang berlangsung antara
pembukaan 0-10 cm
(pembukaan lengkap). Proses
ini terbagi menjadi dua fase,
yaitu fase laten, dimana
serviks membuka sampai 3 cm
dan fase aktif, dimana serviks
membuka dari 4-10 cm.
2) Kala II Persalinan
(pengeluaran bayi)
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kala II adalah kala pengeluaran
bayi, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi
lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada
multigravida (Sulistyawati dan
Nugraheny, 2010).
3) Kala III Persalinan (pelepasan
plasenta)
Kala III persalinan
dimulai saat pelahiran bayi
selesai dan berakhir dengan
lahirnya plasenta. Proses ini
dikenal sebagai kala persalinan
plasenta. Kala III persalinan
berlangsung rata-rata antara
5 dan 10 menit. Akan tetapi,
kisaran normal kala III sampai
30 menit (Varney, 2008).
4) Kala IV Persalinan (observasi)
Kala IV dimulai dari
lahirnya plasenta selama 1-2
jam. Pada kala IV dilakukan
observasi terhadap perdarahan
pascapersalinan, paling sering
terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan
adalah sebagai berikut : tingkat
kesadaran pasien; pemeriksaan
tanda-tanda vital seperti
tekanan darah, nadi, dan
pernafasan; kontraksi uterus;
dan terjadinya perdarahan.
a. NIFAS
Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa sesudah
persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan
kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu (Saleha,
2009, dalam Nanny dan Sunarsih).
Tahapan yang terjadi pada masa
nifas adalah sebagai berikut:
a. Periode immediate
postpartum
Masa segera setelah
plasenta lahir sampai dengan
24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah,
misalnya perdarahan karena
atonia uteri. Oleh karena itu,
bidan dengan teratur harus
melakukan pemeriksaan
kontraksi uterus, pengeluaran
lokia, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum (24
jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan
memastikan involusi uteri
dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak
berbau busuk, tidak demam,
ibu cukup mendapatkan
makanan dan cairan, serta ibu
dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (1
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 6
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
minggu-6 minggu)
Pada periode ini bidan
tetap melakukan perawatan
dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling KB.
Perubahan Fisiologis Selama
Masa Nifas
a. Uterus
1). Proses Involusi
Proses kembalinya uterus
ke keadaan sebelum hamil
setelah melahirkan disebut
involusi. Proses ini dimulai
segera setelah plasenta keluar
akibat kontraksi otot-otot
polos uterus. Pada masa
pascapartum penurunan
kadar hormon estrogen
dan progesteron
menyebabkan terjadinya
autolisis, perusakan
secara langsung
jaringan hipertrofi yang
berlebihan (Bobak,
2005). Melalui proses
katabolisme jaringan
berat uterus cepat
menurun dari 1000
gram saat persalina
menjadi 100 – 200 g 3 minggu
pasca persalinan. Pada akhir
kala III, besar uterus setara
dengan ukuran kehamilan 20
minggu dengan berat 1000
gram.. Servik kehilangan
elastisitasnya dan segera
memperoleh konsistensi
normal, dinding vagina
edematous, kebiruan serta
kendor dan tonus kembali
kearah normal setelah 1 – 2
minggu.
Selama masa nifas, tinggi
fundus uteri terus mengalami
perubahan sebagai respon
terhadap terjadinya involusi
uterus. Berikut perubahan
tinggi fundus uteri dan berat
uterus menurut masa involusi.
Pada hari ke 12, uterus sudah
tidak dapat diraba melalui
palpasi abdomen, “placental
site” mengecil dan dalam
waktu 10 hari diameternya
kira-kira 2.5 cm.
Tinggi Fundus Uteri dan
Berat Uterus Menurut Masa
Involusi
Muara kelenjar bartholini
(Sumber : Hart,et.al., 2000; 14)
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 7
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
TFU Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat, 2 jari di bawah
posessus xifoideus.
1.000 gr
1 inggu Pertengahan pusat simpisis 750 gr
2 inggu Tidak teraba di atas simpisis 500 gr
6 inggu Normal 50 gr
8 inggu Normal seperti sebelum hamil
2). Kontraksi
Intensitas kontraksi
uterus meningkat secara
bermakna segera setelah
bayi lahir. Selama 1 sampai
2 jam pertama pascapartum
intensitas kontraksi uterus
bisa berkurang dan menjadi
tidak teratur (Bobak, 2005).
3). Tempat Plasenta. Segera
setelah plasenta dan ketuban
dikeluarkan, konstriksi
vaskular dan thrombosis
menurunkan tempat plasenta
ke suatu area yang meninggi
dan bernodul tidak teratur.
Regenerasi endometrium
selesai pada akhir minggu
ketiga masa pascapartum,
kecuali pada bekas tempat
plasenta (Bobak, 2005).
4). Lokia
Rabas uterus yang
keluar setelah bayi lahir pada
umumnya disebut lokia,
mula-mula berwarna merah,
kemudian berubah menjadi
merah tua atau merah coklat
(Bobak, 2005).
Saleha (2009)
menyatakan Lokhia mengalami
perubahan sebagai akibat
kemajuan involusi :
a). Lokia rubra (cruenta)
berwarna merah karena
berisi darah segar dan
sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan
mekoneum selama 2 hari
pascapersalinan.
b). Lokia sanguilenta berwarna
merah kecoklatan
berisi darah dan lendir
yang keluar pada hari
ke-3 sampai ke-7
pascapersalinan.
Sumber: Saleha, S., Asuhan
Kebidanan pada Masa Nifas, 2009.
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 8
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
c). Lokia serosa adalah lokia
berikutnya. Dimulai dengan
versi yang lebih pucat dari lokia
rubra. Cairan tidak berdarah
lagi coklat kekuningan pada
hari ke-7 sampai hari ke-14
pascapersalinan.
d). Lokia alba adalah lokia
yang terakhir. Dimulai dari hari
ke-14 kemudian makin lama
makin sedikit hingga sama
sekali berhenti sampai satu
atau dua minggu berikutnya.
Bentuknya seperti cairan
putih berbentuk krim serta
terdiri atas leukosit dan sel-sel
desidua.
b. Serviks
Serviks menjadi lunak segera
setelah ibu melahirkan. Dua
jari mungkin masih dapat
dimasukkan ke dalam muara
serviks pada hari ke-4 sampai
hari ke-6 pascapartum, tetapi
hanya tangkai kuret terkecil
yang dapat dimasukkan pada
akhir minggu ke-2 (Bobak,
2005).
c. Vagina dan Perineum
Estrogen pascapartum yang
menurun berperan dalam
penipisan mukosa vagina dan
hilangnya rugae. Vagina yang
semula sangat teregang akan
kembali secara bertahap ke
ukuran sebelum hamil, enam
sampai 8 minggu setelah bayi
lahir (Bobak, 2005).
d. Sistem Endokrin
1). Hormon Plasenta
Kadar estrogen dan
progesteron menurun secara
mencolok setelah plasenta
keluar, kadar terendahnya
dicapai kira-kira satu minggu
pascapartum. Pada perempuan
yang tidak menyusui kadar
estrogen mulai meningkat
pada minggu kedua setelah
melahirkan dan lebih tinggi
daripada perempuan yang
menyusui pada pascapartum
hari ke-17 {Bowes,1991 dalam
(Bobak, 2005) }.
2). Hormon Hipofisis dan Fungsi
Ovarium
Waktu dimulainya
ovulasi dan menstruasi pada
perempuan menyusui dan
tidak menyusui berbeda.
Pada perempuan menyusui,
kadar prolaktin tetap
meningkat sampai minggu
ke enam setelah melahirkan.
Pada perempuan menyusui,
waktu rata-rata terjadinya
ovulasi sekitar 190 hari. Pada
perempuan tidak menyusui,
ovulasi terjadi dini, yakni dalam
27 hari setelah melahirkan,
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 9
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
dengan waktu rata-rata 70
sampai 75 hari. {Bowes,1991
dalam (Bobak, 2005) }.
e. Abdomen
Diperlukan sekitar
6 minggu untuk dinding
abdomen kembali ke
keadaan sebelum hamil.
Kulit memperoleh kembali
elastisitasnya, tetapi sejumlah
kecil striae menetap (Bobak,
2005).
f. Sistem Urinarius
Pelvis ginjal dan ureter
yang teregang dan berdilatasi
selama kehamilan kembali
normal pada akhir minggu
keempat setelah melahirkan.
Diuresis yang normal dimulai
segera setelah bersalin sampai
hari kelima setelah persalinan.
Jumlah urine yang keluar
dapat melebihi 3.000 ml per
harinya (Saleha, 2009).
g. Sistem Cerna
Secara khas, penurunan
tonus dan motilitas otot
traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah
bayi lahir. Buang air besar
secara spontan bisa tertunda
selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan (Bobak,
2005).
h. Payudara
Waktu yang
dibutuhkan hormon estrogen,
progesteron, human chorionic
gonadotropin, prolaktin,
kortisol, dan insulin untuk
kembali ke kadar sebelum
hamil sebagian ditentukan
oleh apakah ibu menyusui
atau tidak (Bobak, 2005).
1). Ibu Tidak Menyusui
Apabila perempuan
memilih untuk tidak menyusui
dan tidak menggunakan
obat anti laktogenik, kadar
prolaktin akan turun dengan
cepat. Pada hari ketiga
atau keempat pascapartum
bisa terjadi pembengkakan
(engorgement). Payudara
teregang (bengkak), keras,
nyeri bila ditekan, dan hangat
jika diraba. Pembengkakan
dapat hilang dengan
sendirinya dan rasa tidak
nyaman biasanya berkurang
dalam 24 sampai 36 jam.
2). Ibu yang Menyusui
Ketika laktasi terbentuk,
teraba suatu massa (benjolan),
tetapi kantong susu yang terisi
berubah posisi dari hari ke
hari. Sebelum laktasi dimulai,
payudara teraba lunak dan
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 10
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
suatu cairan kekuningan,
yakni kolostrum, dikeluarkan
dari payudara. Setelah laktasi
dimulai, payudara teraba
hangat dan keras ketika
disentuh. Rasa nyeri akan
menetap selama sekitar 48
jam. Susu putih kebiruan
(tampak seperti susu skim)
dapat dikeluarkan dari putting
susu.
Saleha ( 2009)
menyatakan jenis air susu
yang dikeluarkan ibu memiliki
tiga stadium yaitu sebagai
berikut:
3). Kolostrum
Kolostrum merupakan
cairan yang pertama kali
disekresi oleh kelenjar
payudara Kolostrum
mengandung sel darah putih
dan antibodi yang paling tinggi
khususnya immunoglobulin A.
4). Air Susu Masa Peralihan
Air susu ini merupakan
ASI peralihan dari kolostrum
sampai menjadi ASI yang
matur. Kadar proteinnya
makin rendah sedangkan
kadar karbohidrat dan lemak
makin tinggi.
5). Air Susu Matur
Asi yang disekresi pada
hari ke-10 dan seterusnya,
komposisi relatif konstan.
Berupa cairan berwarna putih
kekuning-kuningan dan tidak
menggumpal jika dipanaskan.
i. Perubahan Psikologis
Saleha (2009)
menyatakan periode ini
diekspresikan oleh Reva Rubin
yang terjadi pada tiga tahap
berikut ini:
1). Taking in. Terjadi pada
1-2 hari setelah persalinan,
ibu masih pasif dan sangat
bergantung pada orang lain,
fokus perhatian terhadap
tubuhnya, ibu lebih mengingat
pengalaman melahirkan dan
persalinan yang dialami, serta
kebutuhan tidur dan nafsu
makan meningkat.
2). Taking hold. Berlangsung
3-4 hari postpartum, ibu
lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya dalam
menerima tanggung jawab
sepenuhnya terhadap
perawatan bayi.
3). Letting go. Masa ini dialami
setelah ibu dan bayi tiba
di rumah. Ibu mulai secara
penuh menerima tanggung
jawab sebagai seorang ibu
dan menyadari atau merasa
kebutuhan bayi sangat
bergantung pada dirinya.
j. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Kebutuhan dasar ibu
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 11
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
nifas menurut Wiknjosastro
(2008) antara lain :
1) Kebutuhan nutrisi dan
cairan. Ibu menyusui harus
mengonsumsi tambahan 500
kalori tiap hari, pil zat besi harus
diminum untuk menambah zat
gizi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin, serta minum
kapsul vitamin A (200.000 unit)
agar bisa memberikan vitamin
A kepada bayinya melalui ASI.
2) Ambulasi dan Mobilisasi Dini
. Ambulasi sedini mungkin
sangat dianjurkan, kecuali
ada kontraindikasi. Ambulasi
ini akan meningkatkan
sirkulasi dan mencegah risiko
tromboflebitis, meningkatkan
fungsi kerja peristaltik dan
kandung kemih sehingga
mencegah ketegangan perut
dan sembelit.
3) Eliminasi. Anjurkan ibu untuk
minum banyak cairan dan
ambulasi sehingga rangsangan
berkemih dapat terjadi.
4) Kebersihan Diri. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan
ibu nifas dalam menjaga
kebersihan diri antara lain
menjaga kebersihan seluruh
tubuh dengan mandi sedikitnya
dua kali sehari, membersihkan
daerah kelamin dengan air,
mengganti pembalut atau kain
pembalut setidaknya dua kali
sehari, mencuci tangan dengan
sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah
kelaminnya, serta menghindari
menyentuh daerah luka jika
memiliki laserasi perineum.
5) Seksualitas masa nifas. Pada
minggu pertama pasca
persalinan hormon estrogen
menurun yang memengaruhi
sel-sel pelumas vagina yang
menimbulkan rasa sakit bila
berhubungan seksual, ibu
mengalami let down ASI,
sehingga respons terhadap
orgasme yang dirasakan
sebagai rangsangan seksual
pada saat menyusui.
6) Latihan dan senam nifas. Tujuan
latihan pasca melahirkan
adalah menguatkan otot-otot
perut sehingga
menghasilkan bentuk tubuh
yang baik, mengencangkan
dasar panggul sehingga
mencegah atau memperbaiki
inkontinensia stress, dan
membantu memperbaiki
sirkulasi darah di seluruh
tubuh.
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 12
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7) Istirahat. Kurang istirahat
akan mempengaruhi ibu
dalam beberapa hal seperti
mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi, memperlambat
proses involusi uterus,
menyebabkan depresi serta
ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan diri sendiri.
Masalah Traktus Urinarius
24 jam pasca persalinan,
pasien umumnya menderita
keluhan miksi akibat :
• Depresi pada reflek
aktivitas detrussor yang
disebabkan oleh tekanan
dasar vesika urinaria saat
persalinan.
• Fase diuresis pasca
persalinan, bila perlu
retensio urine dapat diatasi
dengan memberikan
latihan senam Kegeli.
Rortveit dkk (2003) menyatakan
bahwa resiko inkontinensia
urine pada pasien dengan
persalinan pervaginam sekitar
70% lebih tinggi dibandingkan
resiko serupa pada persalinan
dengan Sectio Caesar.
Masalah Pencernaan
Sejumlah pasien pasca
persalinan mengeluh
konstipasi yang umumnya
tidak memerlukan intervensi
medis. Lakukan pencegahan
dengan makan makanan
berserat, mobilisasi dini dan
latih senam nifas. Bila perlu
dapat diberi obat pencahar
supositoria ringan (dulcolax).
Haemorrhoid yang diderita
selama kehamilan akan
menyebabkan rasa sakit pasca
persalinan dan keadaan ini
memerlukan pemberian obat
supositoria.
Nyeri Punggung
Nyeri punggung sering
dirasakan pada trimester
ketiga dan menetap setelah
persalinan dan pada masa
nifas.
Kejadian ini terjadi pada
25% wanita dalam masa
puerperium namun keluhan
ini dirasakan oleh 50%
dari mereka sejak sebelum
kehamilan.
Keluhan ini menjadi semakin
hebat bila mereka harus
merawat anaknya sendiri.
Keadaan ini bisa diatasi
dengan memberikan senam
nifas.
Masalah Psikologi Pada
Masa Nifas
Keberadaan bayi tidak jarang
justru menimbulkan “stress”
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 13
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
bagi beberapa ibu yang baru
melahirkan.
Ibu merasa bertanggung
jawab untuk merawat bayi,
melanjutkan mengurus
suami, setiap malam merasa
terganggu dan sering
merasakan adanya ketidak
mampuan dalam mengatasi
semua beban tersebut.
Banyak wanita pasca
persalinan menjadi sedih dan
emosional secara temporer
antara hari 3 – 5 (third day
blues) dan kira-kira 10%
diantaranya akan mengalami
depresi hebat.
“Third Day Blues”
Etiologi tak jelas, diperkirakan
karena gangguan
keseimbangan hormonal,
reaksi eksitasi akibat persalinan
dan perasaan tak mampu
untuk menjadi seorang ibu.
“Third days blues” dapat
berupa :
• Lanjutan rasa cemas saat
kehamilan dan proses
persalinan
• Rasa tak nyaman pada
masa nifas dan tak mampu
menjadi orangtua.
• Ketidakmampuan untuk
melakukan sesuatu yang
baik dan berguna
• Rasa lelah pasca persalinan
dan kurang tidur /istirahat
• Penurunan gairah seksual
atau tidak lagi menarik
seperti waktu masih gadis
• Labilitas emosional.
• Depresi berat sampai
beberapa minggu-bulan.
Penatalaksanaan : terapi medis,
diskusi dengan paramedis,
penjelaskan mengenai apa
yang terjadi dan bila pasien
menghendaki maka kunjungan
keluarga dibatasi. Terdapat
bukti yang menunjukkan
bahwa rooming-in dapat
mengurangi kejadian “third
days blues”
Seksualitas Pasca Persalinan
• Setelah persalinan, waktu
serta perhatian ibu banyak
tersita untuk mengurus
bayinya.
• Bila terdapat cedera
perineum akibat
persalinan, maka vagina
dan perineum akan
mengalami ketegangan
selama beberapa minggu.
• Gairah seksual seringkali
mengalami penurunan.
• Pada beberapa ibu yang
memberikan ASI dapat
terjadi penurunan libido
dan menderita kekeringan
pada vagina.
• Hubungan seksual bukan
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 14
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
merupakan satu-satunya
cara untuk memperoleh
kenikmatan seksual
dan wanita tersebut
masih dapat menerima
rangsangan seksual
dalam bentuk sentuhan
atau rangsangan lain
yang tak jarang berlanjut
dengan hubungan seksual
intercourse dan dapat
menyebabkan terjadinya
orgasmus pada wanita.
• Konsultasi dan advis dari
dokter kadang diperlukan
bila terdapat penurunan
gairah seksual pasca
persalinan yang terlalu
berat.
ht t p : / / reproduksiumj .
blogspot.com/2009/09/
fisiologi-masa-nifas.html
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 15