Modul ini memberikan panduan praktik asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dengan tiga masalah utama: halusinasi, perilaku kekerasan, dan defisit perawatan diri. Modul ini berisi penjelasan tentang pengkajian, penetapan diagnosa, rencana tindakan, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi untuk setiap masalah.
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
1. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
KEPERAWATAN JIWA I
Nurhalimah
MODUL PRAKTIKUM
SEMESTER 6
PANDUAN PRAKTIK ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA
(HALUSINASI, PRILAKU KEKERASAN, DIFISIT PERAWATAN DIRI)
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Kuliah Keperawatan Jiwa I .
Buku ini disusun sebagai referensi dan
bahan belajar untuk peserta Pendidikan
Jarak Jauh Program D.III Keperawatan
yang diselenggarakan oleh Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima kasih
atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi peserta Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Penyusun
Gambar : Penanganan Pasien
3. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Daftar Isi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Pendahuluan 1
Kegiatan Belajar 1
Praktik Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi 3
Kegiatan Belajar 2
Praktik Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Resiko Perilaku Kekerasan 11
Kegiatan Belajar 3
Praktik Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Defisit Perawatan Diri 22
Penutup 37
Daftar Pustaka 38
Daftar Gambar 39
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendahuluan
Selamat atas keberhasilan Anda mempelajari
modul VII yang telah membahas panduan
praktika asuhan keperawatan pada pasien
gangguan jiwa (harga diri rendah dan isolasi
sosial). Saya yakin telah Anda kuasai dengan
baik. Sekarang Anda akan melanjutkan
mempelajari modul VIII yang berjudul
”Panduan praktika asuhan keperawatan
pada pasien gangguan jiwa (persepsi
halusinasi, resiko perilaku kekerasan, dan
defisit perawatan diri)”.
Modul panduan praktika ini membahas
tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan persepsi sensori
halusinasi, asuhan keperawatan pada pasien
dengan resiko perilaku kekerasan, dan
asuhan keperawatan pada pasien dengan
defisit perawatan diri. Setelah mempelajari
modul panduan praktika ini Anda dapat
melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan jiwa. Modul panduan
praktika ini memberikan petunjuk bagaimana
cara melakukan asuhan, diawali dengan
pengkajian hingga pendokumentasian.
Pada pengkajian Anda diberikan gambaran
bagaimana melakukan pengkajian dan data
apa yang akan ditemukan terkait dengan
gangguan jiwa. Hasil pengkajian dianalisis
Gambar : Pasien Sakit Jiwa
A. Deskripsi
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
2
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
dan dirumuskan kemudian menetapkan diagnosa keperawatan. Langkah selanjutnya adalah
melakukan intervensi keperawatan, dan dilanjutkan dengan pendokumentasian asuhan
keperawatan. Selain itu, dalam modul panduan praktika ini, Anda akan belajar bagaimana
membuat pohon masalah untuk menentukan core problem (masalah utama).
Untuk membantu meningkatkan pemahaman Anda mengenai masalah gangguan jiwa, Anda
diminta untuk membuat Laporan Pendahuluan (LP) dan Strategi Pelaksanaan (SP) tindakan
keperawatan, sebagai alat bantu melakukan komunikasi terapeutik.
Modul panduan praktika ini juga dilengkapi dengan format pengkajian, format membuat LP,
format membuat SP, format implementasi, dan evaluasi. Kelebihan modul panduan praktika
ini terletak pada adanya beberapa
latihan SP tindakan keperawatan yang
terdiri dari fase orientasi, fase kerja, dan
fase terminasi.
Setelah mempelajari uraian materi, Anda
lakukan latihan-latihan yang tersedia
pada setiap akhir kegiatan belajar,
Anda diharapkan dapat melakukan
asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan persepsi halusinasi,
resiko perilaku kekerasan, dan defisit
perawatan diri.
Gambar : Depresi Jiwa
Kegiatan Belajar (KB) pada modul panduan praktika ini terdiri dari 3 (tiga) Kegiatan Belajar,
yang meliputi :
Kegiatan Belajar 1 : Membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan persepsi
sensori halusinasi
Kegiatan Belajar 2 : Membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan.
Kegiatan Belajar 3 : Membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan
diri.
Untuk lebih memahami kedua kegiatan belajar, beberapa pertanyaan akan diajukan untuk
Anda jawab segera setelah selesai mempelajari uraian materinya. Untuk menilai kemajuan
belajar Anda, kerjakan Test Mandiri yang ada pada setiap akhir Kegiatan Belajar. Sebaiknya
Anda tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu sebelum selesai menjawab pertanyaan
dan tugas.
Waktu untuk menyelesaikan modul panduan praktika ini kurang lebih 2 x 120 menit. Gunakan
waktu tersebut dengan sebaik-baiknya. Anda dinyatakan berhasil apabila memperoleh nilai
80 atau 80% dapat menyelesaikan pertanyaan atau tugas yang diberikan. Saya yakin Anda
dapat memahami modul panduan praktika ini dengan baik asalkan Anda benar dengan
cermat mempelajarinya. Selamat melakukan praktik pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa.
B. Kegiatan Belajar
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 1
Asuhan Keperawatan pada Pasien
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
I. Deskripsi Singkat
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari uraian materi kegiatan pembelajaran 1 ini, Anda mampu melakukan
asuhan keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi.
Setelah mempelajari uraian materi kegiatan pembelajaran 1 ini, Anda diharapkan mampu:
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi.
b. Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang ditemukan pada pengkajian
gangguan sensori persepsi halusinasi.
c. Membuat rencana laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan (LP dan SP) pasien
dengan gangguan sensori persepsi halusinasi.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan sensori persepsi
halusinasi.
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan sensori persepsi
halusinasi.
f. Mendokumentasi hasil auhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sensori
persepsi halusinasi.
Selamat berjumpa dengan Kegiatan praktikum asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah gangguan persepsi halusinasi. Pada panduan praktika ini Anda akan belajar asuhan
keperawatan dan penerapan komunikasi terapeutik secara mandiri. Intervesi keperawatan
yang akan Anda pelajari secara mandiri untuk membantu pasien mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik, fisik dan minum obat.
Gambar : Asuhan Praktikum
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
4
Pokok – pokok materi yang dibahas dalam Kegiatan Belajar 1 ini meliputi :
a. Pengkajian.
b. Menetapkan diagnosa keperawatan.
c. Membuat rencana LP dan SP.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan.
f. Mendokumentasikan hasil keperawatan.
a. Membaca dan memahami kegiatan belajar.
b. Membuat analisis data dan merumuskan masalah keperawatan yang belum dirumuskan.
c. Memahami cara membuat pohon masalah.
d. Mempraktikkan cara membuat pohon masalah mandiri atau berkelompok.
e. Memahami cara membuat laporan pendahuluan, strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan.
f. Mempraktikkan contoh latihan SP tindakan keperawatan yang ada dalam modul.
g. Mempraktikkan contoh latihan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien atau
keluarga.
h. Memahami cara melakukan evaluasi dan pendokumentasian.
Sebelum Anda memberikan asuhan keperawatan pada saat praktik laboratorium maupun
praktek klinik. Anda terlebih dahulu melakukan kegiatan berikut ini:
Laporan pendahuluan merupakan persiapan perawat sebelum berinteraksi dengan pasien.
Laporan pendahuluan bertujuan untuk memberikan bekal materi kepada Anda terhadap
masalah yang akan dihadapi pada saat praktik laboratorium maupun klinik. Laporan
pendahuluan berisikan: masalah utama dari kasus, proses terjadinya masalah/keluhan, pohon
masalah. Data yang perlu dikaji, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan.
Adapun format laporan pendahuluan terlampir.
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan serangkaian komunikasi antara
perawat perawat dengan klien pada saat melaksanakan tindakan keperawatan. Strategi
pelaksanaan terdiri dari dua bagian yaitu proses keperawatan dan strategi komunikasi
pada saat melaksanakan tindakan keperawatan. Strategi komunikasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tindakan adalah tahap komunikasi terapeutik perawat–klien yaitu orientasi,
kerja dan terminasi.
Selanjutnya, Anda dapat mempelajari petunjuk strategi pelaksanaan tindakan keperawatan.
Perhatikan baik–baik cara pengisiannya. Saya yakin Anda dapat melaksanakan dengan baik
dan dapat mempraktekkannya dengan teman Anda. Adapun format strategi pelaksanaan
tindakan keperawatan terlampir.
III. Uraian Materi
III. Uraian Materi
1. Pokok-pokok materi
2. Aktivitas/tugas
a. Menyusun Laporan Pendahuluan ( LP )
b. Menyusun Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi Terapeutik
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Tabel 1, Contoh analisis data dan masalah
d. SetelahAndadapatmembuatanalisisdatadanmasalahkeperawatan,langkahselanjutnya
adalah Anda membuat daftar masalah keperawatan jiwa sesuai dengan pengkajian.
d. Langkah berikutnya adalah membuat pohon masalah. Untuk dapat membuat pohon
masalah. Anda dapat mempelajari kembali modul proses keperawatan jiwa. Saya
yakin, Anda sudah memahaminya dan dapat membuat pohon masalah dimaksud.
Mari kita segarkan ingatan kita kembali tentang cara membuat pohon masalah dengan
memperhatikan kembali contoh di bawah ini.
Langkahselanjutnyaadalahmelakukanpengkajianterhadapkasusfiktifpadasaatpelaksanaan
praktik laboratorium maupun kasus nyata pada saat Anda melaksanakan praktek klinik di
tananan klinik (rumah sakit maupun masyarakat). Selanjutnya format pengkajian dapat dilihat
pada lampiran 1.
Berikut ini adalah cara melakukan pengkajian :
Setelah anda mendapatkan kasus maka yang harus anda lakukan adalah
a. Tulis inisial klien, rekam medik, nama ruangan tempat pasien dirawat.Tuliskan tanggal
dan jam, nomor urut diagnosa keperawatan.
b. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah melakukan analisa data dan
merumuskan masalah. Anda tentunya masih ingat bagaimana cara melakukan analisis
data dan merusmuskan masalah!.
c. Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan format pengkajian, Anda dapat
langsung mengelompokkan data (subyektif dan obyektif) dan merumuskan masalah
keperawatan. Untuk itu perhatikan contoh analisis data dan masalah pada tabel berikut:
c. Pengkajian
Data Masalah
Data Subyektif Halusinasi
Pasien mengatakan mendengar suara-
suara yang mengatakan ada orang yang
akan membunuhnya
Pasien mengatakan mendengar suara orang
yang mengatakan dirinya jelek.
Data Obyektif
Klien tampak bercakap-cakap sendiri
Klien tampak tertawa-tawa sendiri
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
6
SetelahAndadapatmembuatpohonmasalah.Berikutiniadalahlangkah-langkahmenegakkan
diagnosa keperawatan.
1. Menyimpulkan masalah utama adalah : masalah yang sedang dialami pasien saat ini
yang menganggu kehidupan pasien
2. Menentukan masalah yang diakibatkan oleh masalah utama
3. Menentukan masalah yang menyebabkan timbulnyasebabkan
4. Membuat daftar masalah yang lain.
Tindakan keperawatan harga diri rendah dilakukan terhadap pasien dan keluarga (pelaku
rawat). Saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa, ruangan rumah sakit jiwa atau
Puskesmas. Terlebih dahulu perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien. Kemudian
melatih satu kemampuan yang dimiliki pasien untuk mengatasi gangguan sensori halusinasi
yang dialami pasien
Tujuan : Pasien mampu
Membina hubungan saling percaya.
Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik.
Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas sehari-hari.
Tindakan keperawatan
A. Membina hubungan saling percaya dengan cara:
1. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
2. Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat sukai,
serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai pasien
3. c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
4. Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan
d. Menegakkan diagnosa keperawatan
e. Tindakan keperawatan halusinasi
f. Tindakan keperawatan untuk pasien gangguan persepsi sensori halusinasi.
Gambar 1, Bagan pohon masalah
Resiko perilaku
kekerasan menarik
diri
Isolasi Sosial
Menarik Diri
HalusinasiCore problem
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
dikerjakan, dan tempatnya di mana
5. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
terapi
6. Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
7. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
B. Membina hubungan saling percaya dengan cara:
1. Tanyakan pendapat pasien tentang halusinasi yang dialaminya: tanpa mendukung, dan
menyangkal halusinasinya.
2. Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadinya, situasi pencetus, perasaan, respon dan
upaya yang sudah dilakukan pasien untuk menghilangkan atau mengontrol halusinasi.
C. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi:
Secara rinci tahapan melatih pasien mengontrol halusinasi dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, 6 (enam) benar minum obat,
bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan kamar,
merapihkan tempat tidur serta mencuci baju.
2. Berikan contoh cara menghardik, 6 (enam) benar minum obat, bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan kamar, merapihkan tempat tidur
serta mencuci baju.
3. Berikan kesempatan pasien mempraktekkan cara menghardik, 6 (enam) benar minum
obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan di rumah seperti membereskan kamar,
merapihkan tempat tidur, serta mencuci baju yang dilakukan di hadapan Perawat
4. Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
5. Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan tindakan keperawatan
untuk mengontrol halusinasi. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan
latihannya.
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah di lakukan untuk pasien halusinasi
adalah sebagai berikut :
1. Pasien mampu:
a. Mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya
b. Menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami.
c. Menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi
d. Menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi
e. Menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi, yaitu:
• Menghardik halusinasi
• Mematuhi program pengobatan
• Bercakap dengan orang lain di sekitarnya bila timbul halusinasi
• Menyusun jadwal kegiatan dari bangun tidur di pagi hari sampai mau tidur pada
malam hari selama 7 hari dalam seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut
secara mandiri
f. Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan halusinasi
g. Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
8
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat). Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan gangguan
persepsi halusinasi pada kunjungan pertama.
Baiklah, sekarang Anda dapat membuat implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan
jiwa dengan melihat contoh format yang ada serta dengan melihat petunjuk teknis pengisian
formulir implementasi dan evaluasi keperawatan kesehatan jiwa. Setelah itu, barulah Anda
dapat melanjutkan dengan pendokumentasian.
Berikut ini merupakan contoh strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada pasien
dengan gangguan persepsi halusinasi pada pertemuan pertama. Lakukanlah latihan dibawah
ini dengan teman Anda.
Fase orientasi
Assalamualaikum Tina,saya perawatyangakanmerawat Tina.NamaSaya...,senangdipanggil...
Seminggu sekali saya akan kemari”.Bagaimana perasaan Tina hari ini?” ”Baiklah, bagaimana
kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang mengganggu dan cara mengontrol suara-suara
tersebut ? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?
Fase kerja
Apakah Tina mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya Tina dengar dan saya sendiri
tidakmendengarnya.Apakahterus-menerusterdengaratau sewaktu-waktu?Kapanyangpaling
sering Tina dengar suara? berapa kali sehari Tina alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?
Apakah pada waktu sendiri? Apa yang Tina rasakan pada saat mendengar suara itu? Bagaimana
perasaan Tina saat mendengar suara itu? Dan apa yang Tina lakukan? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Apa yang Tina alami itu dinamakan Halusinasi. Ada empat cara untuk
mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minm obat, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas.
Bagaimana kalau kita latih satu cara dulu? Yaitu dengan menghardik? Bagaimana kalau kita
mulai ya! Begini suster akan mempraktekkan dahulu baru nanti Tina mempraktekkan kembali
apa yang suster telah lakukan. Begini Tina! Jika suara itu muncul katakan dengan keras pergi
kamu...pergi.... saya tidak mau dengar kamu suara palsu sambil menutup kedua telinga Tina.
Seperti ini ya Tina ! coba sekarang Tina ulangi lagi seperti yang suster lakukan dan peragakan
tadi. Bagus sekali Tina
2. Pasien mampu:
a. Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien
b. Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi melalui empat cara mengontrol
halusinasi yaitu menghardik, minum obat,cakap-cakap dan melakukan aktifitas di
rumah
c. Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
d. Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
pasien
e. Menilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien
h. Dokumentasi asuhan keperawatan
Latihan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Fase orientasi
“Asalamualaikum Tina! Bagaimana perasaan Tina Hari ini?” Apakah halusinasinya masih ada?
“Apakah Tina telah melakukan apa yang telah kita pelajari dua hari yang lalu?”Bagaimana
apakah dengan menghardik suara-suara yang Tina dengar berkurang? Bagus sekarang coba
praktekkan pada suster bagaimana Tina melakukannya bagus sekali. Coba sekarang perlihatkan
pada suster jadwal kegiatan latihan menghardik yang Tina lakukan bagus sekali” Baiklah pada
hari ini kita akan belajar cara kedua dari 4 cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu
cara minum obat yang benar. Kita akan berlatih selama setengah jam disini setuju Tina”
Fase kerja
Tina, dokter memberikan obat untuk Tina. Sekarang saya akan menjelaskannya pada Tina. Ini
ada tiga macam obatnya: yang warna orang orange namanya Chlorpromasin (CPZ) minumnya
3 kali sehari gunanya supaya tenang dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya.
Yang putih namanya triheksipenidil (THP) minumnya 3 kali sehari gunanya supaya relaks dan
tidak kaku, satu lagi yang warnanya merah jambu namanya haloperidol (HP) gunanya untuk
menghilangkan suara-suara dimimum tiga kali sehari juga. Ketiga obat tadi diminum pada jam
07.00, 13.00 dan 19.30. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan karena
kadarnya harus stabil dalam tubuh. Penurunan dosis atau penghentian obat ditentukan oleh
dokter, kalau obat tidak teratur, Tina dapat kambuh dan perlu waktu lagi untuk pemulihan.
Kalau obat habis Tina bisa kontrol ke puskesmas untuk mendapatkan obat lagi. Untuk itu dua
harisebelumobathabisdiharapkanTinasudahkontrol.”Tinajugaharustelitisaatmenggunakan
obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, pastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya Tina.
Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum
pada waktunya dengan cara yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya.
Tina juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum. Upayakan minum 2 liter perhari
agar manfaat obatnya optimal.“Bila nanti setelah minum obat mulut Tina terasa kering, untuk
membantu mengatasinya Tina bisa mengisap-isap es batu. Bila Tina merasa mata berkunang-
kunang, Tina sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu, dan harus cukup minum 10
gelas air putih sehari. Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya ke dalam jadwali ya
Fase terminasi
“ Bagaimana perasaan Tina setelah kita bercakap-cakap tentang obat”sudah berapa cara yang
kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba sebutkan! Bagus ( jika benar) jadwal minum
obat sudah kita buat yaitu jam 07.00, 13.00 dan 19.30 pada jadwal kegiatan Tina. Jangan lupa
Tina minta obat pada keluarga jika tiba waktu minum obat. Minggu depan kita akan bertemu
lagi untuk melihat manfaat minum obat dan berlatih cara ketiga untuk mengontrol suara-suara
atau halusinasi Tina yaitu dengan bercakap-cakap dengan anggota keluarga. Mau jam berapa?
bagimana kalau jam 10.00? Sampai jumpa Wassalammualaikum
Strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada pertemuan kedua patuh obat
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
10
Selamat Anda telah menyelesaikan pembelajaran praktikum untuk materi asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan persepsi halusinasi. Untuk meningkatkan pemahaman Anda
pelajarilah dengan baik asuhan keperawatan pada kasus dibawah ini.
Lakukanlah latihan strategi komunikasi terapeutik bersama teman Anda. Semoga sukses selalu
menyertai Anda
Kasus fiktif:
Nn B usia 28 tahun bekerja sebagai sekretaris pada perusahaan internasional. Satu bulan yang
lalu pasien di PHK karena perusahaannya bangkrut. Hasil pengkajian didapatkan data pasien
tampak murung, tidak mau makan apa yang disajikan menurut pasien makanan yang disajikan
sudah diracun karena pasien mendengar suara-suara ada orang yang akan membunuhnya
dengan memberikan racun dimakanan. Penampilan pasien tampak tidak rapih, berbau dan
rambut acak-acakan. Pasien nampak sering tertawa-tawa sendiri, bercakap-cakap sendiri tanpa
ada orang lain disekitarnya. Terkadang pasien tiba-tiba marah tanpa sebeb. Pasien seirng
menyendiri disudut ruangan atau mondar mandir tanpa tujuan. Pada saat interaksi pasien
banyak menunduk, kontak mata minimal, mudah beralih, dan sura keras serta tinggi.
Tugas
Berdasakan kasus di atas:
a. Buatlah laporan pendahuluan kasus di atas!
b. Buatlah strategi pelaksanaan untuk kasus di atas pada pertemuan yang ke dua yaitu
melatih pasien cara mengontrol halusinasi!
c. Lakukanlah pengkajian untuk masalah gangguan jiwa sesuai format yang ada!
d. Lakukanlah analisis data dan masalah keperawatan!
e. Buatlah pohon masalah!
f. Tetapkanlah tindakan keperawatan!
g. Lakukanlah evaluasi keperawatan!
h. Lakukanlah dokumentasi keperawatan!
Latihan
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
I.DeskripsiSingkat
Praktika Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan resiko perilaku kekerasan
Selamat berjumpa dengan pembelajaran Kegiatan belajar 2 tentang praktikum asuhan
keperawatan pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan. Pada praktika ini Anda akan
belajar asuhan keperawatan dan penerapan komunikasi terapeutik secara mandiri. Intervesi
keperawatan yang akan Anda pelajari secara mandiri untuk membantu pasien mengontrol
kemarahan.
1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan
2. Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang ditemukan pada pengkajian
resiko perilaku kekerasan
3. Membuat rencana laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan (LP dan SP) pasien
dengan resiko perilaku kekerasan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan.
6. Mendokumentasihasilauhankeperawatanpadapasiendenganresikoperilakukekerasan.
Tujuan Pembelajaran Umum
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda mampu melakukan asuhan keperawatan dan
melakukan komunikasi terapeutik pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda mampu :
III. Uraian materi
Pokok – pokok materi yang dibahas dalam Kegiatan Belajar 2 ini meliputi :
a. Pengkajian.
b. Menetapkan diagnosa keperawatan.
c. Membuat rencana LP dan SP.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan.
f. Mendokumentasikan hasil keperawatan.
a. Membaca dan memahami kegiatan belajar.
b. Membuat analisis data dan merumuskan masalah keperawatan yang belum dirumuskan.
c. Memahami cara membuat pohon masalah.
d. Mempraktikkan cara membuat pohon masalah mandiri atau berkelompok.
e. Memahami cara membuat laporan pendahuluan, strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan.
1. Pokok-pokok materi
2. Aktivitas/tugas
Kegiatan
Belajar 2
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
12
f. Mempraktikkan contoh latihan SP tindakan keperawatan yang ada dalam modul.
g. Mempraktikkan contoh latihan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien atau
keluarga.
h. Memahami cara melakukan evaluasi dan pendokumentasian.
IV. Asuhan keperawatan pada pasien resiko perilaku kekerasan
Sebelum Anda memberikan asuhan keperawatan pada saat praktik laboratorium maupun
praktek klinik. Anda terlebih dahulu melakukan kegiatan berikut ini:
a. Menyusun Laporan Pendahuluan ( LP )
Laporan pendahuluan merupakan persiapan perawat sebelum berinteraksi dengan pasien.
Laporan pendahuluan bertujuan untuk memberikan bekal materi kepada Anda terhadap
masalah yang akan dihadapi pada saat praktik laboratorium maupun klinik. Laporan
pendahuluan berisikan: masalah utama dari kasus, proses terjadinya masalah/keluhan, pohon
masalah. Data yang perlu dikaji, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan.
Agar meningkatkan kemampuan Anda dalam membuat laporan pendahuluan. Adapun format
laporan pendahuluan terlampir.
b Menyusun Strategi Pelaksanaan ( SP ) komunikasi terapeutik
Strategipelaksanaantindakankeperawatanmerupakanserangkaiankomunikasiantaraperawat
dengan klien pada saat melaksanakan tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan terdiri
dari dua bagian, yaitu: proses keperawatan dan strategi komunikasi pada saat melaksanakan
tindakan keperawatan. Strategi komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan
adalah tahap komunikasi terapeutik perawat –klien, yaitu: orientasi, kerja dan terminasi.
Agar pemahaman Anda strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik dibawah ini merupakan
foramat SP. Silakan memperhatikan dan mempelajari contoh formulir berikut ini!.
Selanjutnya, Anda dapat meneruskan mempelajari petunjuk strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan. Perhatikan baik–baik cara pengisiannya. Saya yakin Anda dapat melaksanakan
dengan baik dan dapat melihat formulir strategi pelaksanaan keperawatan di bawah ini. Oleh
karena itu, format strategi pelaksanaan tindakan keperawatan terlampir.
c. Pengkajian
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengkajian terhadap kasus fiktif pada saat pelaksanaan
praktik laboratorium maupun kasus nyata pada saat Anda melaksanakan praktek klinik di
tatanan klinik (rumah sakit maupun masyarakat). Adapun format pengkajian dapat dilihat
pada lampiraan 1.
Berikut ini adalah cara melakukan pengkajian:
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Setelah anda mendapatkan kasus maka yang harus anda lakukan adalah :
1. Tulis inisial klien, rekam medik, nama ruangan tempat pasien dirawat.
2. Tuliskan tanggal dan jam, nomor urut diagnosa keperawatan.
3. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah melakukan analisa data dan
merumuskan masalah. Anda tentunya masih ingat bagaimana cara melakukan analisis
data dan merusmuskan masalah!. Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan
format pengkajian, Anda dapat langsung mengelompokkan data (subyektif dan obyektif)
dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Setelah Anda dapat membuat analisis data dan masalah keperawatan, langkah
selanjutnya adalah Anda membuat daftar masalah keperawatan jiwa sesuai dengan
pengkajian.
5. Langkah berikutnya adalah membuat pohon masalah. Untuk dapat membuat pohon
masalah. Anda dapat mempelajari kembali modul proses keperawatan jiwa. Saya
yakin, Anda sudah memahaminya dan dapat membuat pohon masalah dimaksud.
Mari kita segarkan ingatan kita kembali tentang cara membuat pohon masalah dengan
memperhatikan kembali contoh di bawah ini.
Tabel 2, Contoh analisis data dan masalah
Data Masalah
Data Subyektif Resiko perilaku kekerasan
• Saya sebel dengan dia suster masa dia
merampas makanan saya maka saya
pukul dia.
• Saya mendengar suara yang menyuruh
saya memukul dan melempar barang-
barang dirumah.
Data Obyektif
• Suara tinggi dan keras
• Ekspresi wajah tegang, muka memerah
• Geraham bergeratak dan dikatupkan
Gambar 2, Bagan pohon masalah
Efek
Masalah Utama
CausaHalusinasi
Mencederai diri
sendiri dan orang
lain
Resiko Perilaku
Kekerasan
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
14
d. Menegakkan diagnosa keperawatan
Setelah Anda dapat membuat pohon masalah. Berikut ini adalah langkah-langkah
menegakkan diagnosa keperawatan.
• Menyimpulkan masalah utama adalah : masalah yang sedang dialami pasien saat ini
yang menganggu kehidupan pasien
• Menentukan masalah yang diakibatkan oleh masalah utama
• Menentukan masalah yang menyebabkan timbulnyasebabkan
• Membuat daftar masalah yang lain.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan
Anda dapat melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan teori-teori yang sudah Anda
baca pada modul sebelumnya. Saya yakin Anda sudah siap melaksanakan tindakan tersebut.
1.Tindakankeperawatanuntukpasienrisikoperilakukekerasan
Tujuan: Pasien mampu:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Menjelaskan penyebab marah
c. Menjelaskan perasaan saat penyebab marah/perilaku kekerasan
d. Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah
e. Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku kekerasan
f. Melakukan kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan
g. Memakan obat secara teratur
h. Berbicara yang baik saat marah
i. Melakukan kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa marah.
Tindakan keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya.
Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a. Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b. Perkenalkan diri: nama, nama panggilan yang Anda sukai, serta tanyakan nama
dan nama panggilan pasien yang disukai
c. Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d. Buat kontrak asuhan: apa yang Anda akan lakukan bersama pasien, berapa lama
akan dikerjakan dan tempatnya dimana
e. Jelaskan bahwa Anda akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi.
f. Tunjukkan sikap empati
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien
2. Diskusikan bersama pasien penyebab rasa marah/perilaku kekerasan saat ini dan
yang lalu.
3. Diskusikan tanda-tanda pada pasien jika terjadi perilaku kekerasan.
a. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
4. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah
secara:
a. Verbal
b. terhadap orang lain
c. terhadap diri sendiri
d. terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya.
6. Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara :
a. Patuh minum obat
b. Fisik:tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal.
c. Sosial/verbal: bicara yang baik: mengungkapkan, menolak dan meminta rasa
marahnya .
d. Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien.
Tindakan keperawatan terhadap pasien dapat dilakukan minimal empat kali pertemuan
dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga dapat mengontrol/mengendalikan perilaku
kekerasan.
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga pasien risiko perilaku kekerasan
Tujuan: Keluarga mampu:
a. Mengenal masalah risiko perilaku kekerasan
b. Memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan
c. Merawat pasien risiko perilaku kekerasan dengan mengajarkan dan mendampingi
pasien berinteraksi secara bertahap, berbicara saat melakukan kegiatan rumah
tangga dan kegiatan sosial
d. Memodifikasi lingkungan yang konsusif agar pasien mampu berinteraksi dengan
lingkungan sekitar
e. Mengenal tanda kekambubuhan, dan mencari pelayanan kesehatan
f. Keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan
pasien risiko perilaku kekerasan mengatasi masalahnya dapat meningkat.
Tindakan keperawatan kepada keluarga (pelaku rawat) :
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku
kekerasan/risiko perilaku kekerasan.
c. Melatih keluarga cara merawat risiko perilaku kekerasan.
d. Membimbing keluarga merawat risiko perilaku kekerasan.
e. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
pasien untuk mengontrol emosinya.
f. Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera
ke fasilitas pelayanan kesehatan
g. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
16
f. Evaluasi
Evaluasi kemampuan pasien risiko perilaku kekerasan berhasil apabila pasien dapat :
1. Menyebutkan penyebab, tanda dan gejalaperilaku kekerasan, perilaku kekerasan
yangbiasadilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan.
2. Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadwal :
• Secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur
• Secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara
baik
• Secara spiritual
• Terapi psikofarmaka
3. Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam mencegah perilaku kekerasan
Evaluasi kemampuan keluarga (pelaku rawat) risiko perilaku kekerasan berhasil apabila
pasien dapat :
1. Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat pasien (pengertian, tanda dan gejala,
dan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan)
2. Mencegah terjadinya perilaku kekerasan
3. Menunjukkan sikap yang mendukung danmenghargai pasien
4. Memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perasaan marah
5. Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien mengontrol
perasaan marah
6. Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam mencegah perilaku kekerasan pasien
7. Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan melakukan rujuka
g. Dokumentasi hasil asuhan keperawatan
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat).
Baiklah, sekarang Anda dapat membuat implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan
jiwa dengan melihat contoh format yang ada serta dengan melihat petunjuk teknis pengisian
formulir implementasi dan evaluasi keperawatan kesehatan jiwa. Setelah itu, barulah Anda
dapat melanjutkan dengan pendokumentasian.
Berikut ini merupakan contoh strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada pasien
dengan resiko perilaku kekerasan pada pertemuan pertama, kedua, ketiga sampai keempat.
Lakukanlan latihan di bawah ini dengan teman Anda.
“Assalamuallaikum pak, perkenalkan nama saya suster Nurhalimah, saya senang dipanggil
suster Nur perawat dari Puskesmas Cijago. Nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?”
Latihan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik
Strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pertemuan pertama mengenal resiko
perilaku kekerasan
Orientasi:
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
“Tadi saya sudah bertemu dengan istri bapak dan sekarang saya ingin bercakap-cakap
dengan bapak”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang penyebab bapak marah, dan
bagaimana cara mengontrol rasa marah bapak. Berapa lama bapak mau kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 30 menit? Setuju pak? Dimana sebaiknya kita duduk untuk
berbincang-bincang, pak?”
Kerja :
Apa yang menyebabkan bapak marah? Apalagi penyebab yang lain? Samakah dengan yang
sekarang? O..iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak. Pada saat penyebab marah itu ada,
seperti bapak pulang ke rumah dan istri belum menyediakan makanan, apa yang bapak
rasakan?” (tunggu respon pasien).
“Bila bapak merasakan kesal apakah disesrtai dengan dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? Setelah itu apa yang bapak lakukan?
O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini rasa
marah bapak berkurang? Iya, tentu tidak.Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri
jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik?
Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik.
Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar,
mata melotot, bapak dapat melakukan: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal. Mari
kita coba latihan tarik nafas dalam: berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar,
lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo
coba lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus
sekali, bapak sudah bisa melakukannya”.
“Mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Dimana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak
kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus
sekali bapak melakukannya”.
“Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur
dan bantal serta tarik nafas dalam? Baik pak ini jadwalnya, kapan bapak mau latihan tarik
nafas dalam dan memukul bantal atau kasur. Jika bapak melakukannya coret disini ya pak”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bincang-bincang tentang perasaan marah dan tadi
latihan cara menyalurkan marah?”
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
18
”Iya jadi ada 2 penyebab yang membuat bapak marah ........ (sebutkan) dan bapak rasakan .....
(sebutkan) dan yang bapak lakukan .... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan).
“Berapa tadi cara mengontrol marah jika perasaan marah bapak muncul?Baiklah bapak
sudah memasukkan kedua cara tadi ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak.. jadi kalau
ada keinginan marah, gunakan kedua cara tadi ya pak”.
“Dua hari lagi saya akan kembalidan kita latih cara mengontrol marah dengan patuh minum
obat. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa”
Latihan 2 untuk pasien: latihan patuh minum obat.
Orientasi
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang lagi.
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat jadwal kegiatannya”.
“Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak marah?”
“Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya? Hasilnya bagaimana pak?”
“Wah, bagus sekali, bapak telah menerapkan cara mengontrol marah dengan cara tarik
nafas dalam dan ternyata perasaan marahnya jadi terkontrol”
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang pentingnya minum obat dan latihan
tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah? Dimana enaknya kita
berbincang-bincang?Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?
Sekarang saya akan jelaskan tentang pentingnya minum obat”.
Kerja:
“Bapak sudah dapat obat dari dokter puskesmas? Pak ini obatnya, bapak perlu minum obat
ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya
ada tiga macam pak, yang warnanya oranyenamanya CPZ, yang warna putih ini namanya
THP, dan yangmerah jambu ini namanya HLP semuanyaini harus bapakminum 3 kali sehari
yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, danjam 7malam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut bapak
terasakering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu. Bila bapak
merasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknyaistirahat dan jangan beraktivitas dulu.
Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak”
“Sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah
benar nama bapak tertulis disitu. Selain itu bapak perlu memperhatikan jenis obatnya,
berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara
minum obatnya. Bapak perlu secara teratur minum obat dan tidak menghentikannya tanpa
konsultasi dengan dokter. Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal
ya pak”
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol perasaan
marah dengan cara minum obat yang benar?”
“Coba bapak sebutkan lagi cara minum obat yang benar”
“Bagus!Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?Jadwal
minum obat telah kita buat tadi. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.
“Baik, seminggu lagisaya kembali untuk melihat sejauhmana bapak melaksanakan kegiatan
latihan fisik dan minum obat dengan teratur . Serta apakah hal tersebut dapat mencegah
rasa marah. Saya juga akan melatih bapak cara mengontrol perasaan marah dengan cara
bicara yang baik. Bapak mau jam berapa? Sampai jumpa”
Latihan 3 untuk pasien: latihan cara sosial atau verbal
Orientasi:
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya datang
lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?
Bagaimana dengan minum obatnya sesuaikah dengan jadwalnya? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur dan obatnya diminum?”
“Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak merasa kesal?”
“Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya?”
“Lalu...bagaimana hasilnya pak?”
“Bagus sekali, marah bapak menjadi reda setelah dialihkan dengan memukul bantal”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah? Dimana
enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”
Kerja:
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, yaitu:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, tolong ambilkan saya air minum itu’.
Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’.
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal,
bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
20
“Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
“Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali bapak dalam sehari mau latihan bicara
yang baik ?”
“Bisa kita buat jadwalnya? Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta
makan, minta obat atau minta uang, dll. Begitu juga dengan latihan tarik nafas dalam, latihan
pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat tetap dilanjutkan seperti jadwal sebelumnya”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah
dengan bicara yang baik?”
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekali, jangan lupa bapak latihan sesuai jadwal yang telah dibuat tadi, yaitu meminta,
menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik. Juga latihan tarik nafas dalam,
latihan pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat bapak tetap lakukan sesuai jadwal ya…”
“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi bapak ya?Bagaimana kalau waktunya seperti
sekarang ini saja, bapak setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu
dengan cara ibadah, bapak setuju?”
Latihan 4 untuk pasien: latihan cara spiritual.
Orientasi :
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang lagi.
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal dan bicara yang
baik? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagaiamana obatnya,
diminum teratur?”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mengontrol marah bapak yaitu dengan
ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang cara ibadah?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
Kerja:
“Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan” “Bagus”
“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika
tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat”.
“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah.
Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan atau ditambah
dengan Dzikir”.
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Jam berapa bapak akan
sholat?Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ dzikir(sesuai kesepakatan pasien).
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang keempat ini?”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus! Coba bapak ulangi kembali
cara mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual atau ibadah”.
“Bagus sekali pak! Saya harap bapak melakukan latihan sesuai dengan jadwal yang telah
diisi tadi dan menerapkan cara mengontrol perasaan marah jika bapak merasa ingin marah.
Obatnya juga tetap diminum sesuai jadwal”
“Dua minggu lagi saya akan datang, nanti kita bicarakan apakah empat cara mengontrol rasa
marah, yaitu dengancara fisik: menarik nafas dalam dan memukul kasur atau bantal, patuh
minum obat yang sudah bapak dapat dari puskesmas, cara bicara yang baik, serta ibadah
secara teratur dapat mengontrol perasaan marah bapak?Saya akan lihat kemampuan bapak
dalam melakukan kegiatan yang sudah dibuat dalam jadwal ini, dan bagaimana perasaan bapak
setelah melakukannya. Mau jam berapa pak? Apakah seperti sekarang saja? Bagaimana kalau
jam 10 ya?”
Tugas mandiri
Kasus Fiktif
Tn D 34 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat oleh keluarga, karena dirumah mengamuk dan
memecahkan seluruh isi rumah. Menurut keluarga pasien telah tiga kali dirawat di rumah sakit
jiwa terakhir 3 bulan yang lalu. Dirumah pasien tidak mau minum obat bila diminta minum obat
pasien marah dan membanting apa yang ada disekitarnya. Hasil pengkajian didapatkan data
pasien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya membanting barang atau
memukul orang bila keinginannya tidak terpenuhi. Karena pasien adalah keturunan raja. Hasil
observasi didapatkan data penampilan kotor, baju kotor berantakan, penggunaan pakaian
tidak sesuai, rambut, gigi, dan kuku serta kulit kotor. Pasien tampak sering bercakap-cakap
sendiri dan komat kamit dan tertawa sendiri tanpa ada orang disekitarnya.
Berdasakan kasus di atas:
1. Buatlah laporan pendahuluan kasus diatas!
2. Buatlah strategi pelaksanaan untuk kasus diatas pada pertemuan yang ke dua yaitu untuk
membantu pasien mengontrol kemarahan atau perilaku kekerasan!
3. Lakukanlah pengkajian untuk masalah psikososial sesuai format yang ada!
4. Lakukanlah analisis data dan masalah keperawatan!
5. Buatlah pohon masalah!
6. Tetapkanlah tindakan keperawatan!
7. Lakukanlah evaluasi keperawatan!
8. Lakukanlah dokumentasi keperawatan
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
22
Kegiatan
Belajar 3
I. Deskripsi Singkat
Selamat berjumpa dengan pembelajaran Kegiatan Belajar-3 mengenai praktikum asuhan
keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri. Pada praktika ini Anda akan
belajar asuhan keperawatan dan penerapan komunikasi terapeutik secara mandiri. Intervesi
keperawatan yang akan Anda pelajari secara mandiri untuk membantu pasien meningkatkan
kebersihan diri.
Gambar : Tindakan Keperawatan
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda mampu melakukan asuhan keperawatan dan
melakukan komunikasi terapeutik pada pasien dengan defisit perawatan diri.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda mampu:
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan defisit perawatan diri
b. Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang ditemukan pada
pengkajian defisit perawatan diri
c. Membuat rencana laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan (LP dan SP) pasien
dengan defisit perawatan diri
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri
f. Mendokumentasi hasil auhan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan
diri.
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Pokok – pokok materi yang dibahas dalam Kegiatan Belajar 2 ini meliputi:
1. Pengkajian.
2. Menetapkan diagnosa keperawatan.
3. Membuat rencana LP dan SP.
4. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana.
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan.
6. Mendokumentasikan hasil keperawatan.
1. Pokok-Pokok Materi
III. Uraian Materi
2. Aktivitas/tugas
1. Membaca dan memahami kegiatan belajar.
2. Membuat analisis data dan merumuskan masalah keperawatan yang belum dirumuskan.
3. Memahami cara membuat pohon masalah.
4. Mempraktikkan cara membuat pohon masalah mandiri atau berkelompok.
5. Memahami cara membuat laporan pendahuluan, strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan.
6. Mempraktikkan contoh latihan SP tindakan keperawatan yang ada dalam modul.
7. Mempraktikkan contoh latihan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien atau
keluarga.
8. Memahami cara melakukan evaluasi dan pendokumentasian.
IV. Asuhan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri
Sebelum Anda memberikan asuhan keperawatan pada saat praktik laboratorium maupun
praktek klinik. Anda terlebih dahulu melakukan kegiatan dibawah ini :
a. Menyusun Laporan Pendahuluan ( LP )
2. Menyusun Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi Terapeutik
Laporan pendahuluan merupakan persiapan perawat sebelum berinteraksi dengan pasien.
Laporan pendahuluan bertujuan untuk memberikan bekal materi kepada Anda terhadap
masalah yang akan dihadapi pada saat praktik laboratorium maupun klinik. Laporan
pendahuluan berisikan: masalah utama dari kasus, proses terjadinya masalah/keluhan,
pohon masalah. Data yang perlu dikaji, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan
keperawatan. Agar meningkatkan kemampuan Anda dalam membuat laporan pendahuluan.
Adapun format laporan pendahuluan terlampir.
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan serangkaian komunikasi antara
perawat perawat dengan klien pada saat melaksanakan tindakan keperawatan. Strategi
pelaksanaan terdiri dari dua bagian yaitu proses keperawatan dan strategi komunikasi
pada saat melaksanakan tindakan keperawatan. Strategi komunikasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tindakan adalah tahap komunikasi terapeutik perawat – klien yaitu orientasi,
kerja dan terminasi.
Agar pemahaman Anda strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik dibawah ini merupakan
foramat SP. Silakan memperhatikan dan mempelajari contoh formulir berikut ini!.
Selanjutnya, Anda dapat meneruskan mempelajari petunjuk strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan. Perhatikan baik–baik cara pengisiannya. Saya yakin Anda dapat melaksanakan
dengan baik dan dapat melihat formulir strategi pelaksanaan keperawatan di bawah ini.
Adapun format strategi pelaksanaan tindakan keperawatan terlampir
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
24
3. Pengkajian
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengkajian terhadap kasus fiktif pada saat
pelaksanaan praktik laboratorium maupun kasus nyata pada saat Anda melaksanakan
praktek klinik di tatanan klinik (rumah sakit maupun masyarakat). Adapun format pengkajian
dapat dilihat pada lampiraan 1.
Berikut ini adalah cara melakukan pengkajian:
Setelah anda mendapatkan kasus maka yang harus anda lakukan adalah
Tulis inisial klien, rekam medik, nama ruangan tempat pasien dirawat.
1. Tuliskan tanggal dan jam, nomor urut diagnosa keperawatan.
2. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah melakukan analisa data dan
merumuskan masalah. Anda tentunya masih ingat bagaimana cara melakukan analisis
data dan merusmuskan masalah!.
3. Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan format pengkajian, Anda dapat
langsung mengelompokkan data (subyektif dan obyektif) dan merumuskan masalah
keperawatan.
Tabel 3, Contoh analisis data dan masalah
Data Masalah
Data Subyektif Defisit Perawatan Diri
• Saya malas mandi suster dingin
Data Obyektif
• Badan bau
• Gigi kotor, kuku kotor, rambut kotor
berkutu dan acak-acakan
• Penggunaan baju tidak sesuai
• Makan berantakan banyak makanan
bececeran
• BAB tidak pada tempatnya
4. Setelah Anda dapat membuat analisis data dan masalah keperawatan, langkah
selanjutnya adalah Anda membuat daftar masalah keperawatan jiwa sesuai dengan
pengkajian.
5. Langkah berikutnya adalah membuat pohon masalah. Untuk dapat membuat pohon
masalah. Anda dapat mempelajari kembali modul proses keperawatan jiwa. Saya
yakin, Anda sudah memahaminya dan dapat membuat pohon masalah dimaksud.
Mari kita segarkan ingatan kita kembali tentang cara membuat pohon masalah dengan
memperhatikan kembali contoh di bawah ini.
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
Gambar 3, Bagan pohon masalah
Efek
Masalah Utama
CausaHarga diri rendah
Isolasi sosial
Menarik Diri
Defisit perawatan
diri
4. Menegakkan diagnosa keperawatan
5. Melaksanakan tindakan keperawatan
Setelah Anda dapat membuat pohon masalah. Berikut ini adalah langkah-langkah
menegakkan diagnosa keperawatan.
1. Menyimpulkan masalah utama adalah : masalah yang sedang dialami pasien saat ini
yang menganggu kehidupan pasien
2. Menentukan masalah yang diakibatkan oleh masalah utama
3. Menentukan masalah yang menyebabkan timbulnyasebabkan
4. Membuat daftar masalah yang lain
Tindakan keperawatan untuk pasien defisit perawatan diri
Tujuan: Pasien mampu:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Melakukan kebersihan diri secara mandiri
3. Melakukan berhias/berdandan secara baik
4. Melakukan makan dengan baik
5. Melakukan BAB/BAK secara mandiri
A. Tindakan keperawatan untuk pasien defisit perawatan diri
Membina hubungan saling percaya dengan cara :
1. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
2. Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat sukai,
serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
3. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
4. Buat kontrak asuhan: apa yang akan dilakukan bersama pasien, berapa lama akan
dikerjakan dan tempatnya di mana.
5. Jelaskanbahwaperawatakanmerahasiakaninformasiyangdiperolehuntukkepentingan
terapi
6. Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
7. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
26
Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat melakukan tahapan
tindakan yang meliputi:
1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
4. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
1. Berpakaian
2. Menyisir rambut
3. Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
1. Berpakaian
2. Menyisir rambut
Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
1. Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib.
2. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan dan minum setelah makan dan minum
3. Mempraktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
Mengajarkan pasien melakukan BAB dan BAK secara mandiri
1. Perawat dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan berikut:
2. Menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai
3. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
4. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
5. Mempraktikkan BAB dan BAK dengan baik
B. Tindakan keperawatan untuk keluarga pasien defisit perawatan diri
Keluarga (pelaku rawat) diharapkan dapat merawat pasien defisit perawatan diri di rumah
dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
Tujuan: Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami defisit perawatan diri
Tindakan keperawatan
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
1. Mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien defisit perawatan diri
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri
dan mengambil keputusan merawat pasien
3. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien
untuk menjaga perawatan diri pasien.
4. Latih keluarga cara merawat dan membimbing kebersihan diri, berdandan, makan dan
minum, BAB dan BAK pasien
5. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
perawatan diri pasien
6. Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas kesehatan.
7. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
3. Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat
4. Dokumentasi Hasil Asuhan Keperawatan
A. Evaluasi kemampuan pasien defisit perawatan diri berhasil apabila pasien dapat :
1. Mandi, mencuci rambut, menggosok gigi, dan menggunting kuku dengan benar dan
bersih
2. Mengganti pakaian dengan pakaian bersih
3. Membereskan pakaian kotor
4. Berdandan dengan benar
5. Mempersiapkan makanan
6. Mengambil makanan dan minuman dengan rapi
7. Menggunakan alat makan dan minum dengan benar
8. BAB dan BAK pada tempatnya
9. BAB dan BAK air kecil dengan bersih.
B. Evaluasi kemampuan keluarga defisit perawatan diri berhasil apabila keluarga dapat :
1. Mengenal masalah yg dirasakan dalam merawat pasien (pengertian, tanda dan
gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri )
2. Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien
3. Merawat dan membimbing pasien dalam merawat diri : kebersihan diri , berdandan
(wanita), bercukur (pria), makan dan minum, BAB dan BAK.
4. Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan rujukan.
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat).
Latihan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik
Latihan pertama melatih cara melakukan perawatan diri
Orientasi :
“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Apakah Tina sudah mandi? Bagaimana
kalau saat ini kita mendiskusikan tentang kebersihan diri, berapa lama kita bicara tina?
Baiklah 30 menit yah, tempatnya mau dimana?
31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
28
Fase kerja :
Masalah kebersihan diri
Tina, “Berapa kali Tina mandi dalam sehari? Menurut Tina apa kegunaannya mandi ?Apa
alasan Tina sehingga tidak bisa merawat diri ? Menurut Tina apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik seperti
apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Tina yang bisa
muncul ?” Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mau
mandi , cuci rambut, gosok gigi apa saja yang perlu dipersiapkan? Benar sekali..Tina perlu
menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir. Wah bagus
sekali, Tina bisa menyebutkan dengan benar .
Masalah berdandan untuk pasien wanita
“Apa yang Tina lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Tina menyisir rambut ?
Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan ?”Jadi bisakah
Tina sebutkan alat yang digunakan untuk berdandan? Betul, sisir, bedak, lipstik dll. Ya Bagus
sekali
Identifikasi masalah berdandan untuk pasien laki-laki
“Berapa kali Tono cukuran dalam seminggu? Kapan Tono cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Wah luar biasa yah Tono bisa menyebutkan dengan benar.
Identifikasi masalah makan/minum
“Berapa kali makan sehari?Iya makan tiga kali per hari. Kalau minum sehari berapa gelas?
Betul, minum minimal 10 gelas per hari. Apa saja persiapan makan? Di mana tempat Tina
makan? Bagaimana cara makan yang baik? Apa yang dilakukan sebelum makan ? Apa pula
yang dilakukan setelah makan?”
Identifikasi masalah BAB dan BAK
“Berapa kali Tina BAB per hari? Kalau BAK berapa kali? Di mana biasanya Tina buang air
besar/buang air kecil? Bagaimana membersihkannya?”
kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan/minum , BAB dan
BAK
Sekarang bisakah Tina cerita bagaimana cara melakukan mandi , keramas dan gosok gigi . Ya
benar, Tina bisa siram seluruh tubuh Tina termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan
pada kepala Tina sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. bagus sekali.. Selanjutnya ambil
sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan
lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi
Tina. mulai dari depan sampai belakang.. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir
siram lagi seluruh tubuh Tina. sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Tina bagus
sekali melakukannya. Selanjutnya Tina pasang baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
Kalau mandi yang paling baik sehari berapa kali Tina? Ya, mandi sehari 2 kali, , sikat gigi (2
kali per hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per minggu) Nah yang
tadi kita sudah kerjakan itu dimasukkan kedalam jadwal yah Tina , Jam berapa Tina mandi ,
cuci rambut, gosok gigi, sesuai dengan yang sudah kita bicarakan tadi.
Nah mari kita latihan mandi dan berdandan. Bimbing pasien langkah@ dan berikan semangat
dan pujian.
Fase terminasi :
“Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri,
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
manfaat dan alat serta cara melakukan kebersihan dirii ? Sekarang coba Tina ulangi lagi
tanda-tanda bersih dan rapi ?apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri , bagaimana
cara menjaga kebersihan diri. ? Bagus sekali yah tina sudah menjawabnya dengan benar.
Bagaimana perasaannya setelah mandi? Coba lihat dicermin, lebih bersih dan segar ya?
Nanti jangan lupa yah , Tina melakukan mandi, keramas, gosok gigi dan gunting kuku
sesuai dengan jadwal yang Tina sudah tulis , mandi sehari 2 kali, , sikat gigi (2 kali per hari),
cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per minggu) .Kapan kita ketemu lagi
Tina? Bagaimana kalo hari Jumat? Karena saya datang kerumah Tina seminggu dua kali ,
yaitu selasa dan jumat, Kita akan bicara tentang cara berdandan. Tempatnya dimana Tina?
Baiklah dirumah Tina hari jumat, selamat pagi
Latihan 2 untuk pasien: melatih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias
muka untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
Berdandan untuk wanita
Fase orientasi
“Selamat pagi, bagaimana perasaaan Tina hari ini ? Apakah Tina sudah mandi, tampak bersih
sekali, rambut juga sudah disisir, kukunya sudah digunting yah? Bagus sekali, kalau gosok
giginya bagaimana? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan sama Tina . Coba suster
lihat jadwalnya? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan sama Tina.Mandi 2x sehari ini
dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga, keramas sudah 2x per minggu mandiri
yah Tina, gunting kuku juga sudah 1x per minggu, kalau ini masih bantuan yah Tina, siapa
yang membantu? Oh ibu. Kalau saya lihat dari jadwal banyak yang sudah dilakukan secara
mandiri, jadi Tina sudah bagus sekali tentang kebersihan dirinya, yang masih dibantu sama
Ibu nanti Tina harus bisa melakukannya sendiri.
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini? “Hari ini kita akan latihan berdandan.
dimana kita bicara. Bagaimana kalau di ruang tamu ? berapa lama Tina? Baik 30 menit yah
Fase kerja
“Sebelum berdandan, alat apa saja yang harus disiapkan? Yah benar sekali sisir, bedak
dan kalau ada lipstick. Bagaimana cara Tina berdandan ? Apakah menyisir rambut dulu?
Bagaimana cara Tina menyisir ? Sekarang menyisir rambut.. ya.. Bagus sekali ” Coba lihat
di kaca, sudah rapi? “Apa kebiasaan Tina dalam berdandan ?” “Apakah Tina biasa memakai
bedak ?”
.., lanjutkan dengan merias muka. Ya bagus. Tina tampak cantik..” mau pakai lipstik? Iya
buat tipis saja, coba lihat di kaca, cantik ya.
“Bagaimana rasanya setelah berdandan tina..Lebih cantik dan rapi yah. Tina kita sudah
latihan berdandan sekarang apa yang sudah kita lakukan, kita masukkan kedalam jadwal,
berapa kali akan Tina lakukan ? Dua hari sekali yah, sehabis mandi yah? Jadi Tina bisa tulis
dijadwal harian setiap habis mandi , Tina bisa langsung berdandan.
Fase terminasi:
“Bagaimana perasaan Tina setelah belajar cara berdandan. “
“Bisa Tina sebutkan lagi, apa saja alat yang diperlukan untuk berdandan ? yah bagus sekali,
sekarang coba sebutkan caranya bagaimana ?”Wah Tina memang hebat.
“Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah tina Mandi 2x sehari ini
dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga, keramas sudah 2x seminggu mandiri yah
Tina, gunting kuku seminggu 1x, ganti baju dan berdandan sehabis mandi. selasa kita akan
ketemu lagi untuk membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara makan dan minum
33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
30yang benar. Saya akan datang jam 9 pagi”.Baiklah Tina bersedia, Baiklah sekarang saya
permisi dulu, selamat pagi
Latihan bercukur untuk pria
Fase orientasi
“Selamat pagi Tono?“Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah sudah mandi? Bagaimana
dengan gosok gigi, keramas, kukunya sudah digunting yah? Bagus sekali yah ternyata sudah
dilakukan sama Tono . Coba suster lihat jadwalnya? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan
sama Tono.Mandi 2x sehari ini dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga, keramas
sudah 2x per minggu mandiri yah Tono, gunting kuku juga sudah 1x per minggu, kalau ini
masih bantuan yah Tono, siapa yang membantu? Oh ibu. Kalau saya lihat dari jadwal banyak
yang sudah dilakukan secara mandiri, jadi Tono sudah bagus sekali tentang kebersihan
dirinya. yang masih dibantu sama Ibu nanti Tono harus bisa melakukannya sendiri
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini? “Hari ini kita akan latihan bercukur ,mau
dimana tempatnya, baiklah di ruang tamu ? berapa lama Tono? Baik 30 menit yah Tono
Fase kerja
““Apakah Tono suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?”Alatnya apa saja Tono? Yah
bagus sekali Tono sudah menyebutkan dengan baik.
“ Mari latihan bercukur pak? Benar sekali jadi langkah-langkah untuk bercukur : Siapkan alat
cukur yang aman , Siapkan krim cukur (atau busa sabun mandi), Sekarang oleskan krim pada
kumis/jenggot yang akan dicukur secara merata.,Cukur perlahan-lahan dari atas ke bawah,
atau ke arah samping sampai bersih.Bersihkan tempat yang telah dicukur menggunakan
handuk /kain bersih atau tissue. Iya bagus sekali. Nah, alat-alat dibersihkan dengan kain
bersih atau tissue. Yah bagus sekali. Bagaimana rasanya sudah bercukur ?Lebih bersih, Tono
kita sudah latihan bercukur sekarang apa yang sudah kita lakukan, kita masukkan kedalam
jadwal, berapa hari sekali Tono bercukur ? Dua hari sekali yah, harinya apa saja Tono? Selasa
dan jumat. Waktunya pagi, pagi atau sore? Jam berapa Tono? Jadi Tono bisa tulis dijadwal
harian setiap selasa dan jumat jam 8 pagi Tono bercukur.
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan Tono setelah kita latihan cara bercukur”.
“Coba Tono, sebutkan cara bercukur, Bagus sekali, Tono sudah menyebutkan dengan baik
“Selanjutnya jangan lupaTono pak untuk melakukan sesuai jadwal yah , Mandi 2x sehari ini
dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga, keramas sudah 1x per minggu mandiri yah
Tono, gunting kuku seminggu 1x per minggu, ganti baju dan menyisir rambut sehabis mandi
, bercukur berapa kali seminggu Tono? Yah benar sekali, dua kali seminggu Tono harus
bercukur.
“Minggu depan hari selasa kita akan ketemu lagi untuk membicarakan dan kebutuhan dan
latihan cara makan dan minum yang benar. Saya akan datang jam 9 pagi”.Baiklah Tono,
sekarang saya permisi dulu, selamat pagi
34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
Latihan 3 untuk pasien: melatih cara makan dan minum yang baik
Fase orientasi
“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Hari ini saya lihat Tina sudah bersih
yah,rambut juga sudah disisir rapi , pakai bedak, kukunya sudah digunting. Bajunya juga
cantik. Bagus sekali, kalau gosok giginya bagaimana? bagus sekali yah ternyata sudah
dilakukan sama Tina . Coba suster lihat jadwalnya? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan
sama Tina.Mandi 2x sehari ini dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga, keramas sudah
2x per minggu mandiri yah Tina, gunting kuku juga sudah 1x per minggu ya, dan sudah
dilakukan sendiri yah Tina, jadi Tina sudah bagus sekali tentang kebersihan dirinya, kalau
berdandan dilakukan sama siapa Tina? Oh sudah sendiri, bagus sekali, setiap habis mandi ,
dilakukan sendiri atau dibantu ibu Tina? Oh dilakukan sendiri tetapi kadang-kadang masih
suka lupa yah , jadi masih diingatkan sama ibu.kalau berpakaiannya bagaimana? Dilakukan
sendiri, bagus sekali.Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini? “Hari ini kita akan
bicara tentang kebutuhan makan dan minum, cara makan dan minum, Berapa lama nih
tina? 45 menit mau dimana tempatnya. Baiklah di ruang tamu ini?
Fase kerja
“Tina sekarang kita akan diskusi tentang kebutuhan makan pada orang dewasa seperti Tina
dalam satu hari . kebutuhan makan perhari dewasa untuk perempuan antara 2000-2200
kalori dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kalori setiap hari. Biasanya pada orang dewasa
membutuhkan semua itu didapat dari makanan seperti makanan pokok untuk memberi
rasa kenyang : nasi, jagung, ubi jalar, singkong, dll selain itu perlu juga lauk seperti : lauk
hewani berupa daging ayam, ikan dll, serta lauk nabati seperti kacang-kacangan, hasil olahan
tahu, tempe. Sayur diberikan untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan
makanan, karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur dan umbian, kacang-
kacangan , buah dan susu sebagai pelengkap, akan sempurna ditinjau dari kecukupan gizi
serta minum 8-10 gelas (2500ml) sehari. Bagaimana Tina apakah sudah mengerti? Kalau kita
mau makan alatnya apa saja Tina? Jadi harus ada piring, gelas dan sendok yah, sekarang
piring gunanya untuk apa? Ya benar sekali, untuk menaruh makanan, selanjutnya sendok
untuk apa? Kalau gelas disiapkan untuk apa? Bagus sekali , Tina sudah bisa menjawab dengan
benar. Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan ? Makan di meja makan,
ya. “Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan ! “Bagus
! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan Tina
yang pimpin !. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan.
Ya, mari kita makan”..
“Setelah makan kita bereskan piring, gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci
tangan. Ya bagus”!
Kalau yang membersihkan piring , gelas dan sendok siapa? Ibu? Bagaimana kalau Tina? kita
coba membersihkannya.Sekarang kita coba memasukkan nya dalam jadwal. Coba Tina tulis
disini, jam berapa saja Tina makan, yah jadi ada tiga kali yah kalau pagi jam berapa Tina?
Pagi? Sore? Bagus yah Tina sudah bisa mengisi jadwalnya. Fase terminasi
“Bagaimana perasaan Tina setelah kita belajar cara makan dan minum”.
“Alat apa saja yang digunakan untuk makan? Setelah makan apa yang sebaiknya kita lakukan
?”
35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
32
“Bagus sekali,Tina bisa mengingat dengan baik apa yang harus kita lakukan dan jangan lupa
untuk melakukan sesuai dengan jadwal. Tina melakukan mandi, keramas, gosok gigi dan
gunting kuku sesuai dengan jadwal yang Tina sudah tulis , mandi sehari 2 kali, , sikat gigi (2
kali per hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per minggu), Berdandan
dan mengganti pakaian dua kali sehari sehabis mandi pagi dan sore Hari jumat saya datang
lagi yah Tina untuk membicarakan cara BAB dan BAK, jamnya seperti biasa yah jam 9 saya
dirumah Tina. Selamat pagi Tina
Latihan 4 untuk pasien: melatih BAB dan BAK yang baik
Fase orientasi
“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaaannya hari ini ? Hari ini saya lihat Tina sudah bersih
yah,rambut juga sudah disisir rapi , pakai bedak, kukunya sudah digunting. Bajunya juga
cantik. Bagus sekali, kalau gosok giginya bagaimana? bagus sekali yah ternyata sudah
dilakukan sama Tina . Bagaimana dengan makan dan minum pagi ini ? Jam berapa? jam
8 yah? Bisa suster lihat jadwalnya? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan sama Tina.
Mandi 2x sehari ini dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga, keramas sudah 1x per
minggu mandiri yah Tina, gunting kuku juga sudah 1x per minggu , dan sudah dilakukan
sendiri yah Tina, jadi Tina sudah bagus sekali tentang kebersihan dirinya, kalau berdandan
dilakukan sama siapa Tina? Oh sudah sendiri, bagus sekali, berpakaian juga yah. Bagus
sudah dilakukan setiap habis mandi , dilakukan sendiri atau dibantu ibu ,Tina? Oh dilakukan
sendiri tetapi kadang-kadang masih suka lupa yah , jadi masih diingatkan sama ibu. Kalau
makan dan minum sepertinya masih dibantu yah Tina.Besok harus sudah melakukannya
sendiri yah, Tina bisa khan? Yah Tina pasti bisa karena Tina hebat.”
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini? “Hari ini kita akan bicara tentang cara BAB
dan BAK, Berapa lama nih Tina? 30 menit, mau dimana tempatnya. Baiklah di ruang tamu ini
saja yah ?
Fase kerja
Untuk pasien wanita:
Tina, BAB dan BAK di kamar mandi dan di WC ya. Hati hati pakaian jangan sampai kena
ya. Lalu jongkok di WC. “Cara cebok yang bersih setelah Tina BAB dan BAK yaitu dengan
menyiramkan air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna
untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”
Setelah Tina selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan.
Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu
tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tina membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tina
ikut mencegah menyebarnya kuman berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tina perlu merapihkan kembali pakaian
sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting telah tertutup rapi”
. Sekarang mari kita lihat kamar mandi dan WC (jelaskan tempat dan cara memakai dan
membersihkannya).
Sekarang coba dimasukan ke dalam jadwal, kalau BAB biasanya kapan? Kalau BAK gak pasti
kapan yah?
36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
Untuk pasien laki-laki
“Kalau mau BAB dan BAK biasanya dimana? Benar Tono, BAB dan BAK yang baik itu di
WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan
kotorannya. Jadi kita tidak melakukannya di sembarang tempat ya.....”
“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”
“Sudah bagus ya Tono Yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus
atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih
tersisa di tubuh Tono”. Jangan lupa membersihkan?menyiram WC setelah BAB/BAK. Tono
perlu merapihkan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan
resleting celana telah tertutup rapi”
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan Tina, setelah kita membicarakan tentang cara BAB dan BAK yang baik?”
“Apa saja yang harus dilakukan saat BAB dan BAK ? Bagus sekali Tina sudah menyebutkan
dengan benar. Nah, coba sebutkan 4 cara perawatan diri yang telah dipelajari dan dilatih.
Bagus sekali. ”Tina mandi, keramas, gosok gigi dan gunting kuku sesuai dengan jadwal
yang Tina sudah tulis , mandi sehari 2 kali, , sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per
minggu), potong kuku (satu kali per minggu), Berdandan dan mengganti pakaian dua kali
sehari sehabis mandi pagi dan sore, makan 3 kali sekali dan minum 8-10 gelas sehari. BAB
dan BAK ditempatnya. Bagaimana Tina, bisa dilakukan sesuai dengan jadwal? Bagus sekali
Tina akan mencoba melakukannya.
“Hari selasa saya datang lagi yah Tina untuk mengevaluasi semua kegiatan dan latihan
perawatan diri yang sudah kita diskusikan, jamnya seperti biasa yah jam 9 saya dirumah
Tina. Selamat pagi Tina
37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
34
Tugas
Mandiri
Tn B 34 tahun dirawat diruang Antareja Rumah Sakit Jiwa pada saat pengkajian didapatkan
data penampilan kotor, berbau, gigi kotor, kuku panjang, dan kotor. Pasien tidak
menggunakan pakaian yang sesuai. Pada saat makan siang pasien makan dengan terburu-
buru, banyak makanan yang berceceran, dan pasien tidak berdoa sebelum makan pada
saat sebeslum makanpun klien tidak mencuci tangna begitu juga setelah selesai makan.
Pasien tidak mampu membersihkan sisa BABnya (Cebok) sehingga banyak feses yang
tercecer di celana pasien dan tercium bau yang tidak sedap.
Berdasakan kasus di atas:
1. Buatlah laporan pendahuluan kasus di atas!
2. Buatlah strategi pelaksanaan untuk kasus di atas pada pertemuan yang ke dua yaitu
melatih cara berdandan setelah kebersihan diri!
3. Lakukanlah pengkajian untuk masalah psikososial sesuai format yang ada!
4. Lakukanlah analisis data dan masalah keperawatan!
5. Buatlah pohon masalah!
6. Tetapkanlah tindakan keperawatan!
7. Lakukanlah evaluasi keperawatan!
8. Lakukanlah dokumentasi keperawatan!
38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
D. EVALUASI
• Mengidentifikasi kesulitan yang Anda dihadapi dalam mempelajari modul praktik
klinik.
• Mengidentfikasi kesulitan Anda dalam melakukan tugas-tugas latihan.
• Menjelaskan cara melakukan pengkajian, analisis data, cara merumuskan masalah,
cara membuat pohon masalah, cara menentukan core problem dan prioritas diagnosis
keperawatan.
• Memberikan contoh aplikasi latihan SP tindakan keperawatan.
• Melakukan diskusi terhadap masalah-masalah yang belum dipahami oleh mahasiswa.
1. Strategi tutorial tatap muka
• Memberikan Film atau Compact Dist yang berisikan demonstrasi cara melakukan
strategi komunikasi perawat-klien yang dapat Anda pelajari dirumah..
• Denganmediaelektroniktersebutdiatas,Andadapatmelatihkemampuanpelaksanaan
strategi komunikasi terapeutik bersama dengan teman.
• MelakukanroleplaypraktikSPtindakankeperawatan dengantutor sebagaiperawatan
dan mahasiswa sebagai pasien. Kemudian meminta mahasiswa secara bergantian
untuk melakukan praktik serupa, dan menyelesaikan semua tugas-tugas yang ada
dalam modul.
• Video yang berisi role play latihan aplikasi.
• Naskah skenerio yang berisi dialog praktik SP tindakan keperawatan.
Untuk meningkatkan pemahaman dan memberikan gambaran praktik laboratorium, maka
tutor akan membantu Anda:
Untuk mengoptimalkan asuhan keperawatan, dapat digunakan media lain yang dirasakan
cukup bermanfaat, antara lain :
Untuk mengoptimalkan asuhan keperawatan, dapat digunakan media lain yang dirasakan
cukup bermanfaat, antara lain :
• Memberikan Tes Akhir Modul secara tertulis.
• Memeriksa hasil kerja dalam menjawab Tes Akhir Modul.
• Memberikan penilaian terhadap keberhasilan Anda dalam memahami modul.
Untuk mengoptimalkan asuhan keperawatan, dapat digunakan media lain yang dirasakan
cukup bermanfaat, antara lain :
2. Bantuan khusus
3. Pemanfaatan media lain
1. Tugas tutor
2. Strategi evaluasi
39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
36
• Tes Akhir Modul dilakukan secara bersama-sama kepada seluruh mahasiswa, dengan
batasan waktu tertentu.
• Tes Akhir Modul dilakukan tanpa melihat buku/modul (close book).
• Bentuk Tes Akhir Modul berbentuk multiple choise (pilihan ganda dengan memilih
salah satu jawaban yang paling tepat) .
• Skor tertinggi hasil test akhir modul adalah 100, mahasiswa dinyatakan lulus apabila
memperoleh nilai 80 atau lebih.
• Skor nilai diberikan pada setiap soal.
• Perhitungan nilai akhir, menggunakan rumus:
JumlahSeluruhSkoryangdiperoleh
Jumlah soal
Nilai Akhir X 100%
40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
Penutup
Selamat Anda telah berhasil mempelajari modul panduan praktika ini, yang membahas
tentang praktika asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa dengan gangguan
sensori persepsi halusinasi, resiko perilaku kekerasan dan defisit perawatan diri.
SayayakinAndacukupmemahamiuraianmateriyangdiberikandandapatmendemostrasikan
strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan baik serta dapat memberikan asuhan
keperawatan pada klien gangguan jiwa dengan gangguan sensori persepsi halusinasi, resiko
perilaku kekerasan dan defisit perawatan diri.
Modul panduan praktika ini sangat berharga bagi Anda dalam menghadapi kasus-kasus
gagguan jiwa yang terjadi di lahan praktek maupun di kehidupan masyarakat.
Saudara-saudara pencinta dunia keperawatan, dalam melakukan asuhan keperawatan
kesehatan jiwa, penekanan terletak pengkajian. Oleh karena itu, kemampuan Anda dalam
melatih pasien untuk mengontrol halusinasi, menyalurkan rasa marah secara konstruktif,
dan meningkatkan kebersihan diri .
Dalam modul panduan praktika ini diberikan contoh latihan strategi pelaksanaan
komunikasi terapeutik serta diberikan latihan mandiri agar Anda mampu memberikan
asuhan keperawatan.
Saya mengharapkan agar pemahaman ini diterapkan dalam kasus-kasus yang ada dengan
pendekatan masalah gangguan jiwa. Untuk mengukur kembali pemahaman modul
panduan praktika ini jangan lupa untuk mengikuti Test Akhir Modul (TAM).
Terakhir, salam sejahtera buat semua teman sejawat yang ingin maju dan selamat buat
Anda yang telah menyelesaikan pembelajaran melalui modul panduan praktika ini.
Selamat belajar, semoga berhasil!
41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
38
Daftar
Pustaka
Keliat, B.A., dkk. 2005. Modul Basic Course Community Mental-Psychiatric Nursing. Jakarta:
Tidak diterbitkan
FIK UI & WHO, 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa (MPKP), Jakarta:
Tidak diterbitkan
Ralph S.S., Rosenberg, M.C., Scroggins, L., Vassallo, B., Warren, J., 2005, Nursing Diagnoses :
Definitions & Classification, NANDA International, Philadelphia
Rawlins, R.P., Heacoch, P.E., 1993, Clinical Manual of Psychiatric Nursing, Mosby Year Book,
Toronto
Rawlins, R.P., Williams,S.R., Beck, C.M.,1993, Mental Health Psychiatric Nursing a Holistic Life
Cicle Approach, Mosby Year Book, London
Stuart, G.W., Laraia, M.T., 1998, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 6th Edition,
Mosby, St. Louis
Stuat, G.W., Sundeen, S.J., 1998, Keperawatan Jiwa, Buku Saku, Terjemahan Hamid, A.S.,
Edisi 3, EGC, Jakarta
Stuart, Gall Wiscart and Sundeen, Sandra J. Pocket guide to psychiatric nursing
(2 nd. Ed) Mosby Year Book, St. Louis, baltimore. Boston
Chicago. London. Sydney. Toronto.
TIM Jiwa FIK UI. 1999. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Bagian Keperawatan Jiwa Komunitas FIK UI, tidak diterbitkan
Townsend, M.C. 1998. Diagnosis Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri: Pedoman untuk
Pembuatan Rincian Perawatan, Jakarta: EGC
42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
Daftar
Gambar
• http://humanservices.alberta.ca/images/hand-over-mouth-aboriginal-female.jpg
• http://rsdktlampung.com/wp-content/uploads/2014/09/DSC_0090.jpg
• https://rofiwida.wordpress.com/about/
• https://infusionnurse.files.wordpress.com/2012/04/4411268_l.jpg
• http://www.artikelkeperawatan.info/asuhan-keperawatan-pada-pasien-keracunan-510.
html
• http://www.mamashealth.com/child/images/childeatyogurt2.jpg
43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Jenjang Studi Keperawatan
40
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015