SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  167
ASKEB KOMUNITAS
MODUL PRAKTIKUM
Petunjuk Praktikum Deteksi Dini
Tumbuh Kembang
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
RAHAYU BUDI UTAMI
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
Segala Puji Bagi Allah SWT atas Limpahan Rahmat dan HidayahNya
sehingga penyusunan Petunjuk Praktikum Deteksi Dini Tumbuh
Kembang ini dapat terselesaikan dengan baik.
Petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang ini merupakan
salah satu modul praktikum asuhan kebidanan komunitas yang
disusun dengan tujuan untuk media pembelajaran praktik
laboratorium Program Studi D III Kebidanan khususnya bagi
mahasiswaPendidikanJarakJauhdenganlatarbelakangDIKebidanan
pada daerah perbatasan dan kepulauan.
Petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang 1 ini dapat
diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai fihak, untuk
itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1.	 Ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia Ibu dr. Nafsiah Mboi,
SpA, M.P.H
2.	 Kepala Pusdiklatnakes Kemenkes RI, dr Donald Pardede, MPPM
beserta jajarannya.
3.	 Pengelola Australian Government Overseas Aid Program (AusAID)
yang memberikan dukungan dalam pembuatan modul
4.	 Dra. Asih Priati selaku Fasilitator dalam pembuatan modul ini
5.	 Berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang
ini.
							 Pontianak, Maret 2014
		
							
							Penulis
Gambar : Tumbuh Kembang Anak
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
Kata Pengantar										i
Daftar Isi											ii
Pendahuluan 										1
Kegiatan Belajar I : Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan			 8
Kegiatan Belajar II : Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan			 41
Kegiatan Belajar III : Deteksi Dini Penyimpangan Mental
			 Emosional								63	
							
Daftar Pustaka										76
Penutup 											77
Praktikum Akhir Mahasiswa								78
Daftar Gambar										163
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
Selamat berjumpa kembali para mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh D3 Kebidanan. Pada
bahasan yang lalu Anda telah mempelajari teori Asuhan Kebidanan Komunitas yang
terdiri dari 4 modul. Setelah menyelesaikan keempat modul tersebut selanjutnya Anda
akan belajar tentang praktikum Asuhan Kebidanan Komunitas yang terdiri dari 4 pe-
doman praktikum.
Pada modul praktikum yang pertama ini Anda akan mempelajari tentang penilaian
tumbuh kembang pada bayi dan balita. Peristiwa tumbuh kembang pada anak meliputi
seluruh proses kejadian sejak terjadi pembuahan sampai masa dewasa. Ciri tumbuh
kembang yang utama adalah bahwa dalam periode tertentu terdapat adanya masa per-
cepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan di antara
organ tubuh. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkem-
bangan.
Upaya mengoptimmalkan tumbuh kembang anak merupakan suatu pemikiran dan
pandangan serta semangat yang harus tumbuh di masyarakat. Tiga tahun pertama usia
anak merupakan periode emas atau masa kritis untuk optimalisasi proses tumbuh kem-
bang dan merupakan masa yang tepat untuk menyiapkan seorang anak menjadi dewa-
sa yang unggul dikemudian hari. Kegiatan deteksi dini tumbuh kembang anak adalah
dimaksudkan untuk penapisan/ penjaringan adanya penyimpangan tumbuh kembang
anak, dan pengkajian factor risiko yang mempengaruhi sehingga tindakan intervensi
dapat dilakukan sedini mungkin.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga keseha-
tan di tingkat Puskesmas dan jaringannya, berupa:
•	 Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/ menemukan
status gizi kurang/ buruk dan mikro/ makrosefali yang akan dibahas pada Kegiatan
Belajar 1
•	 Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan) gangguan daya lihat, gangguan daya dengar
yang akan dibahas pada Kegiatan Belajar 2, dan
•	 Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya ma-
salah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperak-
tifitas yang akan dibahas pada Kegiatan Belajar 3
Untuk melaksanakan deteksi dini secara baik diperlukan pengetahuan tentang proses
pertumbuhan dan perkembangan anak yang wajar/ normal (tidak menyimpang) dahulu,
kemudian disusul pengetahuan untuk mengenali penyimpangan yang bisa terjadi pada
proses tumbuh kembang anak. Untuk memenuhi hal tersebut maka disusunlah modul
deteksi dini tumbuh kembang ini. Modul ini membahas tentang cara mendeteksi dini
tumbuh kembang bayi dan balita yang berada di komunitas. Modul ini berisi petunjuk
bagaimana cara mengetahui status tumbuh balita yang terdiri dari menilai pertamba-
han ukuran, bentuk serta volume. Selain pertumbuhan, modul ini juga membahas ten-
tang perkembangan yang menilai kesempurnaan dari fungsi bagian-bagian tubuh.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
2
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PRAKTIKUM
Proses pembelajaran untuk Buku Petunjuk Praktikum 1 dapat berjalan lancar apabila
Anda mengikuti langkah belajar sebagai berikut :
1)	 Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal sampai tahap
akhir
2)	 Lakukan teknik yang tertera dalam kegiatan belajar sesuai dengan daftar tilik yang
telah tersedia.
3)	 Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata kuliah asuhan kebidanan de-
teksi dini tumbuh kembang ini sangat tergantung kepada kesungguhan Anda da-
lam mengerjakan praktikum. Untuk itu berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat
4)	 Bila Anda menemui kesulitan, silahkan hubungan instruktur / pembimbing yang
mengajar pada mata kuliah ini.
JUMLAH ALOKASI WAKTU:
Pada praktik klinik ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 2 SKS, dimana 1 SKS setara
dengan 32 jam efektif untuk tutorial di laboratorium sampai dengan evaluasi. Keter-
ampilan yang terdapat di dalam buku petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang
ini harus Anda kuasai dalam waktu 11 jam. Pembagian jam pertemuan disusun sebagai
berikut :
1.	 Tutorial dengan pembimbing atau instruktur, 2 jam efektif
2.	 Praktikum mandiri dan berkelompok di laboratorium, 3 jam efektif
3.	 Evaluasi keterampilan untuk 3 teknik praktikum deteksi dini tumbuh kembang, 6
jam efektif.
CIRI KHAS ANAK
TUMBUH TUMBUH KEMBANG BERKEMBANG
•	Bertambahnya uku-
ran, jumlah sel, jarin-
gan interselular
•	Bertambahnya uku-
ran fisik, struktur tu-
buh
•	KUANTITATIF
	 (Dapat diukur)
Anak dapat tumbuh
kembang melalui
tahapan yang sesuai
Stimulasi, Deteksi ,
Intervensi Dini
•	Bertambahnya ke-
mampuan struktur
dan fungsi tumbuh
yang lebih komplek
•	KUALITATIF
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Jadwal pelaksanaan praktikum ini dilakukan setelah pemberian materi asuhan ke-
bidanan deteksi dini tumbuh kembang selesai diberikan.
PEMBIMBING PRAKTIK:
Anda selama di laboratorium akan dibimbing oleh pembimbing laboratorium. Pem-
bimbing laboratorium ditunjuk dan ditetapkan dengan latar belakang pendidikan mini-
mal DIII Kebidanan dan berpengalaman diklinik minimal 2 tahun.
TEKNIS BIMBINGAN:
Sebelum melakukan praktikum di laboratorium maka Anda harus perhatikan alur
kerja seperti di bawah ini :
1.	 Pada awal perkuliahan yang Anda lakukan adalah menemui pembimbing atau
instruktur untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas, dan menyepakati/
menyamakan persepsi tugas-tugas yang akan Anda lakukan selama 1 semester
2.	 Pada saat kontrak program perkuliahan, Anda akan diberikan 4 modul teori yang
harus Anda kuasai dalam waktu 16 jam, setelah membaca modul teori tersebut,
maka Anda akan mulai untuk belajar praktikum di laboratorium pada waktu yang
telah disepakati, untuk latihan melakukan tindakan – tindakan apa saja yang per-
lu untuk dikuasai sebagai bidan professional dalam rangka memberikan asuhan
kebidanan pada ibu deteksi dini tumbuh kembang.
3.	 Setelah mendapat daftar tilik, maka sie pendidikan untuk mata kuliah ini men-
datangi ruang alat laboratorium untuk mengisi kontrak peminjaman ruang dan
alat pada petugas laboratorium.
4.	 Setelah mengisi buku peminjaman, petugas laboratorium melakukan verifikasi
data untuk menilai kebenaran data yang diisi.
5.	 Petugas laboratorium menyiapkan alat yang diperlukan dalam kurun waktu 2 x
24 jam dan melakukan cross check kelengkapan alat yang dibutuhkan.
6.	 Apabila alat sudah lengkap, maka alat dibawa ke ruang praktikum dan digu-
nakan sampai dengan batas waktu peminjaman atau batas waktu yang telah
ditetapkan dalam kontrak program diatas.
7.	 Setelah dilakukan praktikum oleh mahasiswa, maka alat dikembalikan ke ruang
alat lab setelah sebelumnya di cek oleh petugas lab.
8.	 Apabila ditemukan alatnya rusak atau hilang, maka Anda harus mengganti alat
yang rusak atau hilang tersebut.
9.	 Apabila alat yang dikembalikan telah lengkap, maka petugas lab menyimpannya
di tempat yang sesuai.
TEKNIS PRAKTIKUM :
Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, maka hal – hal yang harus
Anda perhatikan adalah sebagai berikut :
1.	 Bacalah penjelasan yang tertera di dalam buku petunjuk praktikum 1, 2, 3 den-
gan baik
2.	 Sebelum memulai untuk melakukan praktikum, maka Anda akan dipandu oleh
pembimbing laboratorium atau instruktur, langkah demi langkah pelaksanaan
praktikum ini.
3.	 Anda dapat menggunakan video praktikum, sebagai alat bantu pembelajaran
(jika ada)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
4
4.	 Setelah diberikan penjelasan dan dilakukan demo oleh pembimbing, maka Anda
dapat berdiskusi dan mengevaluasi langkah – langkah yang telah di praktikkan
sampai semua langkah jelas dan dapat dimengerti.
5.	 Anda dapat melakukan praktikum setiap perasat yang ada sendiri – sendiri dan
didampingi oleh instruktur atau pembimbing menggunakan phantom yang ada
di laboratorium.
6.	 Setelah melakukan praktikum secara mandiri, pembimbing melakukan diskusi
dan evaluasi menggunakan daftar tilik yang ada.
7.	 Apabila setelah di evaluasi, Anda mendapat skor atau nilai diatas nilai batas lulus,
maka Anda dinyatakan telah melaksanakan praktikum dan boleh untuk melaku-
kan secara mandiri kepada pasien di lahan praktik. Akan tetapi, apabila, Anda
belum mendapatkan skor yang cukup, maka Anda harus mengulang melakukan
praktikum secara mandiri lagi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
PENILAIAN:
Penilaian mata kuliah asuhan kebidanan Komunitas meliputi penilaian tes sumatif yang
akan diadakan di akhir semester dan tes praktikum sebelum Anda turun ke lahan prak-
tik. Sehingga penilaian tidak saja berupa materi askeb komunitas tapi juga kemahiran
Anda dalam melakukan tindakan praktik sesuai dengan daftar tilik dari setiap perasat.
Nilai batas lulus mahasiswa dalam pembelajaran praktikum adalah 3 dengan lambang
mutu B. Pada buku petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang ini, Anda akan di-
evaluasi oleh instruktur atau pembimbing untuk melakukan deteksi dini tumbuh kem-
bang pada hari terakhir praktikum.
TATA TERTIB:
Selama Anda menjalankan praktikum ini, wajib mentaati tata tertib yang ada, antara
lain:
1.	 Wajib mentaati peraturan yang berlaku di laboratorium
2.	 Peminjaman alat maksimal 3 x 24 jam sebelum tindakan untuk mempersiapkan set-
ting tempat.
3.	 Kehadiran harus sesuai jadwal yang ditetapkan petugas lab
4.	 Kehadiran praktik 100%, bila tidak hadir wajib mengganti praktikum dengan per-
setujuan pembimbing prodi.
5.	 Setiap kali datang ke laboratorium wajib menandatangani daftar hadir.
6.	 Bila ada halangan tidak bisa hadir pada jadwal praktikum ini, maka harus meminta
ijin kepada pembimbing akademik. Bila sakit harus ada surat keterangan dokter, bila
ijin kepentingan lain harus melapor terlebih dulu pada penanggung jawab laborato-
rium.
7.	 Apabila alat atau phantom yang digunakan rusak karena kelalaian, maka wajib harus
diganti.
8.	 Apabila setelah waktu praktikum, nilai yang didapat belum mencapai nilai batas
lulus, maka Anda harus mengulang praktikum di laboratorium sebelum mengikuti
praktik klinik di lahan praktik.
Baiklah, selamat berlatih, semoga Anda mahir dalam memberikan asuhan ke-
bidanan komunitas, untuk bekal bertugas menjadi bidan yang profesional.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
8
Kegiatan
Belajar 1
Tujuan Pembelajaran Umum
Waktu 60 menit (1 JAM)
Sekarang kita masuki Kegiatan Belajar I. Dalam Kegiatan Belajar I ini Anda akan mem-
pelajari tentang bagaimana menilai pertumbuhan bayi dan balita. Dalam menilai per-
tumbuhan faktor penting yang harus Anda akan perhatikan adalah cara menilai, proses
menilai, dan cara membaca hasil ukuran.
Pertumbuhan merupakan faktor penting dalam fase kehidupan bayi dan balita. Pertum-
buhan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik dari dalam maupun luar. Asupan
yang baik bagi bayi dan balita akan membuat pertumbuhan yang baik pula. Dilain pihak,
genetik atau faktor keturunan juga memegang peranan penting dalam proses pertum-
buhan.
Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 1 diharapkan Anda mampu untuk melaku-
kan deteksi dini pertumbuhan pada bayi dan balita.
Di akhir kegiatan belajar satu, Anda diharapkan mampu untuk :
1.	 Menjelaskan pengertian pertumbuhan
2.	 Menjelaskan jenis pertumbuhan
3.	 Melakukan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
4.	 Menginterpretasikan data hasil pengukuran
Untuk memahami deteksi dini pertumbuhan pada bayi dan anak balita berikut materi
yang harus Anda pelajari:
1.	 Pengertian pertumbuhan
2.	 Tujuan pemeriksaan pertumbuhan
3.	 Deteksi dini pertumbuhan
4.	 Interpretasi hasil pengukuran
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Uraian
Materi
Apa itu pertumbuhan? Apa saja yang termasuk dalam jenis pertumbuhan? Bagaimana
cara memeriksanya? Dan bagaimana cara menyimpulkan hasil dari pemeriksaan per-
tumbuhan? Kali ini akan kita bahas tentang deteksi dini pertumbuhan pada bayi dan
balita
A. Pengertian Pertumbuhan
Whaley dan Wong dalam Supartini (2004) mengemukakan pertumbuhan sebagai
suatu peningkatan jumlah dan ukuran, berhubungan dengan perubahan pada kuan-
tita yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang di-
tunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh.
Marlow mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan ukuran tubuh
yang dapat diukur dengan meter atau sentimeter untuk badan dan kilogram atau
gram untuk berat badan. Jadi dapat disimpulkan pengertian pertumbuhan seperti
di bawah ini.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel
serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran
fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang atau berat
APA YANG DIMAKSUD ?
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
10
Pertumbuhan tidak hanya bercirikan adanya perubahan ukuran, tetapi juga peru-
bahan yang terjadi secara proporsi. Ketika masih di dalam kandungan, kepala dan
badan janin mempunyai proporsi yang hampir sama. Saat baru lahir, terjadi peruba-
han proporsi kepala menjadi sekitar 26%. Proporsi kepala terhadap badan semakin
mengecil dengan bertambahnya usia.
Gambar 1. Pertumbuhan Fetus Hingga Dewasa
Tahapan pertumbuhan anak berjalan pada pola tertentu. Pertumbuhan anak mulai
lahir hingga 18 tahun berjalan dengan kecepatan yang berbeda, dan setiap organ
mempunyai pertumbuhan yang berbeda pula.
B.	 Jenis Pertumbuhan
Ada beberapa jenis pertumbuhan yang terjadi pada anak:
1.	 Pertumbuhan fisik umum
	 Pertumbuhan fisik secara umum, seperti tinggi badan, berlangsung dengan ke-
cepatan yang berbeda untuk setiap segmen usia. Dari sejak lahir hingga usia 1-2
tahun fisik anak tumbuh dengan relative cepat. Setelah itu akan mulai melam-
bat dan datar hingga memasuki usia remaja. Pengaruh hormonal saat remaja,
menyebabkan terjadi percepatan pertumbuhan fisik pada usia 10-16 tahun.
Tinggi badan anak diharapkan mulai mencapai potensi tinggi genetiknya pada
usia sekitar 18 tahun.
2.	 Pertumbuhan otak dan kepala
	 Sejak bayi lahir, pertumbuhan organ yang paling cepat adalah pertumbuhan
otak. Ketika usia sekitar 2 tahun, otak dan kepala sudah tumbuh mencapai 60%.
Ketika berusia 6 tahun pertumbuhan otak telah mencapai lebih dari 90% dari
otak dewasa.
3.	 Pertumbuhan organ reproduksi
	 Organ reproduksi mempunyai pola pertumbuhan yang relative lambat diband-
ing dengan lainnya, dari sejak lahir hingga usia sekitar 12 tahun. Setelah mema-
suki masa remaja, pertumbuhan organ reproduksi berjalan dengan kecepatan
luar biasa oleh karena pengaruh hormonal saat itu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
4.	 Pertumbuhan jaringan limfoid
	 Pertumbuhan organ jaringan getah bening (limfoid) sebagai salah satu palang
pintu pertahanan tubuh terhadap penyakit, tumbuh melampaui kapasitas 100%
pada usia 12 tahun. Kemudian menurun kembali hingga menuju akhir usia anak.
5.	 Pertumbuhan gigi
	 Gigi pertama tumbuh pada usia 6-14 bulan, pada usia 1 tahun sebagian besar
anak mempunyai 6 sampai dengan 8 gigi susu. Selama tahun kedua tumbuh lagi
8 gigi, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14-16 gigi. Dan pada usia 2,5 tahun
sudah terdapat 20 gigi susu. Bentuk, ukuran dan jumlah gigi sangat dipengaruhi
oleh factor genetic, jenis kelamin dan ras sebuah bangsa.
Gambar . Grafik 1 Pertumbuhan
Kecepatan Pertumbuhan Sesuai Usia
Berat Badan (BB) ideal	 : Triwulan I	 700 – 1000 g/bln
				 Triwulan II	 500 – 600 g/bln
				 Triwulan III	250 – 450 g/bln
				 Triwulan IV	250 – 350 g/bln
				 Usia 1 tahun: 3 x BB lahir
				 Usia 2 tahun: 4 x BB lahir
				 > 2 tahun: rata-rata 2 kg/thn
Panjang Badan (PB)	 : PB lahir rata-rata 50 cm
			 	 1 tahun: bertambah 50%
				 4 tahun: 2 x PB lahir
Lingkar Kepala (LK)	 : LK lahir rata-rata 35 – 37 cm
				 Tumbuh pesat 6 bln I, kemudian berkurang
				 Tahun ke II: hanya bertambah 2 – 3 cm
			 	 Usia 6 tahun: 54-55 cm
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
12
C.	 Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Jenis deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yang dapat dilakukan ada dua yaitu
BB/TB dan Lingkar Kepala. Jadwal pengukuran berdasarkan usia dapat Anda lihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 Jadwal Pemeriksaan Penyimpangan Pertumbuhan

Keterangan:
BB/ TB		 : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
LK			 : Lingkar Kepala
Jadwal di atas dapat berubah sewaktu-waktu yaitu pada kasus rujukan, ada ke-
curigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh dan ada keluhan anak
mempunyai masalah tumbuh kembang.
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dapat dilakukan di semua tingkat pe-
layanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunaan adalah sebagai berikut:
Usia Anak
Deteksi Dini Penyimpangan
Pertumbuhan
BB / TB LK
0 bulan v v
3 bulan v v
6 bulan v v
9 bulan v v
12 bulan v v
15 bulan v
18 bulan v v
21 bulan v
24 bulan v v
30 bulan v
36 bulan v v
42 bulan v
48 bulan v v
54 bulan v
60 bulan v v
66 bulan v
72 bulan v v
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Berikut akan dijelaskan lebih rinci bagaimana cara memeriksa pertumbuhan pada
anak:
1.	 Berat Badan
Berat badan bukan merupakan istilah asing yang belum pernah Anda dengar
sama sekali. Tapi tahukah Anda definisi yang benar dari berat badan? Mari kita
bahas bersama.
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting pada masa bayi
dan balita. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator yang ter-
baik saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif
terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi. Berat
badan juga digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Pada masa
bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan
fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, ede-
ma, atau adanya tumor). Dapat juga digunakan sebagai dasar perhitungan dosis
obat dan makanan.
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, organ
tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status gizi dan tumbuh kem-
bang anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis
dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.
Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anak den-
gan timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat
sudah dalam keadaan seimbang (Jarum menunjukkan angka nol). Bayi ditimbang
dalam posisi berbaring terlentang atau duduk tanpa baju, sedang anak ditim-
bang dalam posisi berdiri tanpa sepatu dengan pakaian minimal (Latief, 2003).
Balita yang akan ditimbang sebaiknya memakai pakaian seringan mungkin. Baju,
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat Yang Digunakan
Keluarga, Masyarakat • Orang Tua
• Kader Kesehatana
• Petugas PAUD, BKB
TPA, dan Guru TK
• KMS
• Timbangan Dacin
Puskesmas • Dokter
• Bidan
• Perawat
• Ahli Gizi
• Petugas Lainnya
• Tabel BB/TB
• Grafik LK
• Timbangan
• Alat Ukur Tinggi
Badan
• Pita Pengukur Lingkar
Kepala
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
14
sepatu dan topi sebaiknya dilepaskan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, maka
hasil penimbangan harus dikoreksi dengan berat kain balita yang ikut tertim-
bang. Bila keadaan ini memaksa dimana anak balita tidak mau ditimbang tanpa
ibunya atau orang tua yang menyertainya, maka timbangan dapat dilakukan den-
gan menggunakan timbangan injak dengan cara pertama, timbang balita beser-
ta ibunya. Kedua, timbang ibunya saja. Ketiga, hasil timbangan dihitung dengan
mengurangi berat badan ibu dan anak (Supriasa, 2002).
PRINSIP PENGUKURAN BERAT BADAN:
a.	 Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai usia 2 tahun atau
selama anak masih bisa berbaring/ duduk dengan tenang
b.	 Gunakan timbangan pegas atau elektronik
c.	 Untuk bayi dan balita harus ditimbang dengan posisi berbaring, gunakan tim-
bangan tipe pan dengan ketelitian sampai 10 gram
d.	 Jangan menggunakan timbangan kamar mandi yang sering digunakan dan
tidak tertera
e.	 Pastikan jarum berada di angka nol setiap akan memulai timbangan dan se-
tiap akhir penimbangan
f.	 Paling sedikit lakukan peneraan timbangan 2 sampai 3 kali setahun pada
jawatan tera di daerah masing-masing
Ada dua cara pengukuran berat badan yang bisa dilakukan:
PERSIAPAN ALAT
Peralatan :
-	 Timbangan bayi
-	 Formulir pencatatan
Prosedur
a. Persiapan pasien
•	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
•	 Lakukan informed concent
b. Persiapan pemeriksa/Bidan
•	 Mencuci tangan
Rumus Berat badan menurut usia (Soetjiningsih 1995, p.20) :
Lahir 	 : 3,25 kg
3–12 bulan 	 : Usia (Bulan ) + 9
		 2
1–6 tahun 	 : usia (tahun) x 2 + 8
6-12 tahun	 : Usia (Tahun) x 7 – 5
			 2
PENGUKURAN BERAT BADAN (POSISI BERBARING)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
PELAKSANAAN
LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR
1. Letakkan timbangan pada meja yang
datar dan tidak mudah bergoyang
2. Posisikan jarum pada angka 0
3. Sambut anak/ bayi dengan sikap
ramah sambil memperhatikan kondisi
fisik anak
( Lakukan secara cermat dan penuh
perhatian ).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
16
4. Lepas pakaian bayi beserta topi kaus
tangan dan kaus kaki
5. Baringkan bayi dengan hati-hati di
atas timbangan
6. Lihat jarum timbangan sampai ber-
henti lalu baca angka yang ditunjuk-
kan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
Bila bayi terus menerus bergerak, per-
hatikan gerakan jarum, baca angka di
tengah-tengah antara gerakan jarum
ke kanan dan ke kiri
7. Catat hasil
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
PERSIAPAN ALAT
Peralatan :
-	 Timbangan injak
-	 Formulir pencatatan
Prosedur
a. Persiapan pasien
•	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
•	 Lakukan informed concent
b. Persiapan pemeriksa/Bidan
•	 Mencuci tangan
PENGUKURAN BERAT BADAN (POSISI BERDIRI)
LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR
1. Letakkan timbangan di lantai yang
datar sehingga tidak mudah bergerak
2. Posisikan jarum pada angka 0
PELAKSANAAN
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
18
3. Sambut anak/ bayi dengan sikap
ramah sambil memperhatikan kondisi
fisik anak
( Lakukan secara cermat dan penuh
perhatian ).
4.Lepas pakaian anak yang tebal dan
sisakan hanya pakaian tipis yang men-
empel di tubuh
Lepaskan alas kaki, jaket, topi, sarung
tangan dan anak tidak memegang
sesuatu
5. Anak berdiri di atas timbangan tanpa
dipegangi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
6. Lihat jarum timbangan sampai ber-
henti
7.Baca angka yang ditunjukkan oleh
jarum timbangan atau angka timban-
gan
Bila anak terus menerus bergerak,
perhatikan gerakan jarum, baca ang-
ka di tengah-tengah antara gerakan
jarum ke kanan dan ke kiri
8. Catat hasil
2.	 Tinggi Badan/ Panjang Badan
Anda pasti sering mendengar istilah tinggi badan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebenarnya apa itu tinggi badan? Bagian mana dari tubuh yang dapat dikatakan
sebagai tinggi badan? Berikut akan kita bahas pengertiannya terlebih dahulu.
Menurut tim anatomi FIK Universitas Negeri Yogyakarta dalam diktat anatomi
manusia, tinggi tubuh atau tinggi badan adalah jarak maksimum dari
vertek ke telapak kaki. Bagaimana dengan Panjang Badan? Apa perbedaan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
20
tinggi badan dan panjang badan? Menurut pengertiannya tidak ada perbedaan
antara tinggi badan dan panjang badan. Perbedaannya terletak pada teknik
pengukuran yaitu pada posisi anak saat dilakukan pengukuran. Jika anak diukur
dalam posisi tegak lurus/ berdiri/ vertical hasil pengukurannya disebut dengan
tinggi badan. Tapi jika anak melakukan pengukuran dengan posisi mendatar/
berbaring/ horizontal, pengukuran yang dihasilkan disebut dengan panjang
badan.
Menurut Barry L. Johnson (1979: 166) yang dikutip oleh Murtiantmo Wibowo Adi
(2008: 32) berpendapat bahwa tinggi badan merupakan ukuran posisi tubuh
berdiri (vertical) dengan kaki menempel pada lantai, posisi kepala dan leher
tegak, pandangan rata-rata air, dada dibusungkan, perut datar dan tarik nafas
beberapa saat. Menurut Wahyudi (2011: 1) yang dikutip Catur Baharudin (2007:
7) berpendapat bahwa tinggi badan diukur dalam posisi berdiri sikap sempurna
tanpa alas kaki.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa untuk mengukur tinggi badan
seseorang pada posisi berdiri secara anatomis , dapat diukur dari kepala bagian
atas sampai ketelapak kaki bagian bawah.
Pengukuran tinggi badan bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak melalui
perbandingan tinggi badan berdasarkan usia. Tinggi Badan merupakan antro-
pometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan
normal, TB tumbuh seiring dengan pertambahan usia. Pertumbuhan TB tidak
seperti BB, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu
singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu
yang relatif lama.
Tinggi Badan (TB) merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika usia tidak diketahui dengan tepat. Tinggi
badan juga merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan meng-
hubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor usia dapat dikesampingkan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
PRINSIP PENGUKURAN TINGGI BADAN/ PANJANG BADAN:
a.	 Terdapat dua posisi dalam melakukan pengukuran tinggi badan yaitu ber-
baring dan berdiri
b.	 Pengukuran dengan cara berbaring dilakukan untuk menimbang anak yang
belum bisa berdiri dengan tegak lurus
c.	 Baca dan pelajari langkah demi langkah secara seksama sebelum melaku-
kan tindakan.
d.	 Ikutilah petunjuk praktikum ini, jangan sampai ada yang terlewat.
e.	 Tanyakan pada pembimbing (Instructure) bila terdapat hal-hal yang kurang
dimengerti.
PERSIAPAN ALAT
Peralatan :
-	 Alat ukur panjang badan (Microtoise)
-	 Formulir pencatatan
Prosedur
a. Persiapan pasien
•	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
•	 Lakukan informed concent
b. Persiapan pemeriksa/Bidan
•	 Mencuci tangan
PENGUKURAN PANJANG BADAN (POSISI BERBARING)
LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR
1.Sambut anak/ bayi dengan sikap ra-
mah sambil memperhatikan kondisi
fisik anak
( Lakukan secara cermat dan penuh
perhatian ).
PELAKSANAAN
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
22
2. Minta anak didampingi orang tua
untuk melepaskan alas kaki (sandal/
sepatu)
3.	Baringkan bayi telentang pada alas
yang datar dengan posisi kepala bayi
menempel pada angka 0
4.	Minta bantuan petugas yang lain atau
orang tua untuk memegang kepala
bayi agar tetap menempel pada ang-
ka 0 (pembatas kepala)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
5.	Tekan lutut bayi agar lurus, tangan
kanan menekan batas kaki ke telapak
kaki
6.	Baca angka di tepi luar pengukur
7.	Catat hasil
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
24
PERSIAPAN ALAT
Peralatan :
-	 Alat ukur panjang badan (Microtoise)
-	 Formulir pencatatan
Prosedur
a. Persiapan pasien
•	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
•	 Lakukan informed concent
b. Persiapan pemeriksa/Bidan
•	 Mencuci tangan
PENGUKURAN PANJANG BADAN (POSISI BERDIRI)
PELAKSANAAN
LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR
1.Sambut anak/ bayi dengan sikap ra-
mah sambil memperhatikan kondisi
fisik anak
( Lakukan secara cermat dan penuh
perhatian ).
2.	Minta anak didampingi orang tua
untuk melepaskan alas kaki (sandal/
sepatu)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
3.	Posisikan anak tegak lurus dan
menghadap ke depan
Punggung, pantat, dan tumit
menempel pada tiang pengukur
4.	Turunkan batas atas pengukur
sampai menempel di ubun-ubun
5.	Baca angka pada batas tersebut
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
26
6.	Catat hasil
3.	 Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara
praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau
peningkatan ukuran kepala. Tujuan pengukuran lingkar kepala adalah untuk
mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas nor-
mal. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.
Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar
kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun uku-
ran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai den-
gan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio lingkar kepala dan lingkar dada
cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala juga digunakan
sebagai informasi tambahan dalam pengukuran usia.
Jadwal pengukuran lingkar kepala disesuaikan dengan usia anak. Usia 0-11 bu-
lan, pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, usia 12-
72 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian
lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
.
PERSIAPAN ALAT
Peralatan :
-	 Pita pengukur lingkar kepala
-	 Formulir pencatatan
Prosedur
a. Persiapan pasien
•	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
•	 Lakukan informed concent
b. Persiapan pemeriksa/Bidan
•	 Mencuci tangan
PENGUKURAN LINGKAR KEPALA
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR
1.	Sambut anak/ bayi dengan sikap ra-
mah sambil memperhatikan kondisi
fisik anak
( Lakukan secara cermat dan penuh
perhatian ).
2.	Lepas aksesoris anak yang ada di
kepala (topi, pita, ikat rambut, bando,
dll)
3.	Lingkarkan metelin pada kepala anak
melewati dahi, menutupi alis mata, di
atas kedua telinga dan bagian be-
lakang kepala yang menonjol, tarik
agak kencang
PELAKSANAAN
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
28
4.	Baca angka pada pertemuan angka 0
5.	Catat hasil
D.	 Interpretasi Hasil Pengukuran
Pada materi sebelumnya Anda dijelaskan tentang bagaimana cara melakukan pen-
gukuran yang benar untuk menilai pertumbuhan seorang anak. Setelah didapatkan
hasil pengukuran selanjutnya akan kita bahas bagaimana cara membaca hasil untuk
menentukan ada atau tidaknya penyimpangan pertumbuhan. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan:
1.	 Penilaian Menggunakan KMS
a.	 Tentukan usia anak
b.	 Ukur berat badan anak
c.	 Masukkan hasil pengukuran berat badan berdasarkan usia ke dalam kurva
KMS
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
d.	 Lakukan penilaian tentang pola pertumbuhan dengan menggunakan KMS,
kemudian masukkan hasil ke dalam tabel hasil praktikum di bawah dengan
arti sebagai berikut.
1)	 Jika arah pertumbuhan anak mengikuti garis lengkungan sebagaimana
kurva di bawah dengan garis datar, pertumbuhan lambat. Jika naik, per-
tumbuhan baik. Jika turun, pertumbuhan jelek/ kurang
Menunjukkan
usia bayi
(dalam
bulan)
Berat bayi
(Dalam
kilogram)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
30
2)	 Jika anak masuk di bawah garis merah berarti gizi buruk, pertumbuhan
juga buruk atau kurang.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
2.	 Penilaian Pertumbuhan Menggunakan Tabel Berat Badan terhadap Pan-
jang Badan/ Tinggi Badan
Salah satu penilaian penyimpangan pertumbuhan yang dapat Anda gunakan
adalah penggunaan tabel BB terhadap PB/TB. Penggunaan tabel BB terhadap
PB/TB kita gunakan kelebihan yang lebih banyak dibanding tabel BB menurut
usia (BB/U) atau Tinggi badan menurut usia (TB/U). Tabel ini lebih bisa menilai se-
cara proporsional pertumbuhan seorang anak beradasarkan berat dan tingginya
tanpa memandang usia anak tersebut.
Tabel pengukuran BB/ TB dapat Anda lihat pada Lampiran. Adapun langkah-lang-
kah yang perlu Anda lakukan adalah:
a.	 Ukur tinggi/ panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara di atas
b.	 Lihat kolom Tinggi/ Panjang Badan anak yang sesuai dengan hasil penguku-
ran
c.	 Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) ses-
uai jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat dengan berat
badan anak
d.	 Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui
standar deviasi
3.	 Penilaian Pengukuran Lingkar Kepala
Setelah melakukan penilaian pengukuran sesuai dengan prosedur yang sebel-
umnya telah dijelaskan, maka untuk mengetahui kesimpulannya dapat Anda
baca pada interpretasi di bawah ini:
a.	 Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam “jalur hijau” maka ling-
karan kepala anak normal.
b.	 Bila ukuran lingkaran kepala anak berada diluar “jalur hijau” maka lingkaran
kepala anak tidak normal.
c.	 Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada
diatas “jalur hijau” dan mikrosefal bila berada dibawah “jalur hijau”.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
32
Gambar. Grafik 2 Lingkar Kepala Perempuan
Gambar Grafik 3 Lingkar Kepala Laki-Laki
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
E.	 Rencana Tindak Lanjut (Intervensi)
Setelah dilakukan pengukuran dan ditarik kesimpulan dari hasil pengukuran, maka
ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan
1.	 Jika didapat hasil yang didapat dengan menggunakan KMS adalah:
a.	 Berat Badan Naik, anak dianjurkan kembali untuk penimbangan berikutnya
sesuai jadwal yang tercantum pada KMS
b.	 Berat Badan Tetap atau Turun, berikan konseling pada ibu tentang cara
pemberian makan yang benar, kaji kemungkinan anak menderita penyakit
yang dapat mempengaruhi berat badannya
c.	 Berat Badan Bawah Garis Merah (BGM), rujuk anak ke fasilitas perbaikan
gizi yang lebih lengkap
2.	 Berikut penanganan hasil pemeriksaan status pertumbuhan anak menggunakan
BB / TB berdasarkan Manajemen Terpadu Balita Sakit:
• Badan sangat kurus
ATAU
• BB/PB(TB) <-3SD,
ATAU
• Bengkak pada kedua
punggung kaki
SANGAT KURUS
DAN / ATAU
EDEMA
• Beri air gula
• Hangatkan Badan
• Beri vitamin A
• Bila disertai diare, berikan
cairan ReSoMal atau modifi-
kasinya.
• Bila syok, berikan bolus gloko-
sa 10% iv dan infus.
• Bila ada komplikasi pada mata,
beri tetes / salep mata tanpa
kortikosteroid.
• RUJUK SEGERA, selama diper-
jalan jaga kehangatanbadan
dan bila masih menyusui,
teruskan ASI.
• Badan sangat kurus
ATAU
• BB/PB(TB) > - 3SD -
<-2SD
KURUS
• Lakukan Penilaian pemberian
makan pada anak
• Bila ada masalah pemberian
makan, lakukan konsleing gizi
di puskesmas dan kunjungan
ulang 5 hari.
• Bila tidak ada masalha pem-
berian makan, nasihati sesuai
“Anjuran Makan Untuk Anak
Sehat Maupun Sakit” dan kun-
jungan ulang 14 hari.
• Nasihati kapan kembali segera
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
34
• BB/PB(TB) -2SD -+
2SD
DAN
• Tidak ditemukan
tanda-tanda kelainan
gizi diatas
NORMAL
• Jika anak berumur kurang dari
2 tahun, lakukan pemberian
makan dan nasihati sesuai “
Anjuran Makan Untuk Anak Se-
hat Maupun Sakit”
• Anjurkan untuk menimbang
berat badan secara teratur
setiap bulan.
3.	 Jika ditemukan makrosefal maupun mikrosefal dari hasil pengukuran lingkar
kepala segera dirujuk ke rumah Sakit.
Anda telah selesai mempelajari kegiatan belajar 1, apakah Anda sudah paham? Apa
yang dapat Anda petik dari materi tersebut ? Coba Anda tuliskan pada kolom berikut.
Jika sudah paham lakukan praktikum di bawah ini, Anda bisa lanjut mempelajari Ke-
giatan Belajar 2 jika nilai Anda mencapai nilai 3 dengan lambang “B” pada praktikum
mahasiswa. Jika belum, pelajari kembali bagian – bagian yang belum Anda pahami dan
ulangi kembali praktikum tersebut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
Praktikum
Mahasiswa
LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN
A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4
1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri
senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan
ibunya
2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia
anak dalam bulan.
3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak
4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
Lakukan praktikum berikut untuk menilai penguasaan Anda terhadap materi yang se-
belumnya telah dibahas. Minta bantuan teman Anda untuk menilai Anda sewaktu Anda
mendemonstrasikan langkah-langkah dalam daftar tilik.
DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN MENGGUNAKAN KARTU
MENUJU SEHAT (KMS)
NAMA MAHASISWA	 :			 TEMPAT PRAKTEK	 	 :
NIM				:			TANGGAL			:
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Lalai :	 Langkah klinik tidak dilakukan
2 = Kurang :	 Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker-
jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu
yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan.
3 = Cukup :	 Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum
baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan.
4 = Baik :	 Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru-
tannya dan waktu yang dipergunakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
36
6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me-
nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang-
kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse-
but.
7.
Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu-
juan pemeriksaan
8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan
B. Persiapan
9. Alat dan bahan
- Alat tulis
- KMS
- Alat ukur timbang badan (timbangan bayi/ timbangan
injak)
Pemilihan instrument pengukuran disesuaikan dengan
usia dan kondisi anak
C. Pemeriksaan
10. Cuci tangan 7 langkah
11. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan
selama pemeriksaan
12. Lepaskan pakaian bayi/ anak saat akan ditimbang
13. Atur posisi bayi/ anak sesuai dengan jenis timbangan
yang digunakan
14. Baca hasil pengukuran
15. Catat hasil pengukuran
16. Interpretasi hasil pengukuran
17. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat
18. Bereskan alat
19 Dokumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN
A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4
1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri
senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan
ibunya
2. Tentukan Jenis Kelamin Anak
3.
Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia
anak dalam bulan.
4. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak
5. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
6. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
7. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me-
nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang-
kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse-
but.
8. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu-
juan pemeriksaan
9. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan
DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN MENGGUNAKAN TABEL
BB/ TB
NAMA MAHASISWA	 :			 TEMPAT PRAKTEK 		 :
NIM				:			TANGGAL			:
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Lalai :	 Langkah klinik tidak dilakukan
2 = Kurang :	 Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker-
jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu
yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan.
3 = Cukup :	 Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum
baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan.
4 = Baik :	 Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru-
tannya dan waktu yang dipergunakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
38
B. Persiapan
10. Alat dan bahan
- Alat tulis
- Tabel BB/ TB
- Alat ukur timbang badan (timbangan bayi/ timbangan
injak)
- ALat ukur tinggi badan (Microtoise)
11. Pemilihan instrument pengukuran disesuaikan dengan
usia dan kondisi anak
C. Pemeriksaan
12. Cuci tangan 7 langkah
13. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan
selama pemeriksaan
14. Lepaskan pakaian bayi/ anak yang dapat mempengaruhi
hasil pengukuran
15. Timbang bayi dengan cara yang benar
16. Ukur tinggi badan dengan cara yang benar
17. Baca hasil pengukuran
18. Catat hasil pengukuran
19. Lihat kolom Tinggi/ Panjang Badan anak yang sesuai den-
gan hasil pengukuran
20. Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perem-
puan (kanan) sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat
badan yang terdekat dengan berat badan anak
21. Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom
untuk mengetahui standar deviasi
22. Interpretasi hasil pengukuran
23. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat
24. Bereskan alat
25. Dokumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN
A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4
1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri
senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan
ibunya
2. Tentukan Jenis Kelamin Anak
3.
Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia
anak dalam bulan.
4. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak
5. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
6. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
7. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me-
nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang-
kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse-
but.
8. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu-
juan pemeriksaan
9. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan
DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN MENGGUNAKAN GRAFIK
LINGKARAN KEPALA
NAMA MAHASISWA	 :			 TEMPAT PRAKTEK 		 :
NIM				:			TANGGAL			:
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Lalai :	 Langkah klinik tidak dilakukan
2 = Kurang :	 Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker-
jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu
yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan.
3 = Cukup :	 Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum
baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan.
4 = Baik :	 Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru-
tannya dan waktu yang dipergunakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
40
B. Persiapan
10. Alat dan bahan
-	Alat tulis
-	Pita pengukur lingkar kepala
-	Grafik lingkaran kepala
C. Pemeriksaan
11. Cuci tangan 7 langkah
12. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan
selama pemeriksaan
13. Lepaskan topi atau aksesoris kepala lainnya pada kepala
bayi/ anak yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran
14. Lingkarkan metelin pada kepala anak melewati dahi,
menutupi alis mata, di atas kedua telinga dan bagian be-
lakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang
15. Baca angka pada pertemuan angka 0
16. Catat hasil pengukuran
17. Interpretasi hasil pengukuran
18. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat
19. Bereskan alat
20. Dokumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
41
Kegiatan
Belajar 2
Tujuan Pembelajaran Umum
Waktu 60 menit (1 JAM)
Kita berjumpa kembali para peserta Pendidikan Jarak Jauh D3 Kebidanan. Pada bahasan
yang lalu Anda semua telah menuntaskan Kegiatan Belajar 1 yang membahas tentang
deteksi dini penyimpangan pertumbuhan pada bayi/ anak. Seperti yang telah dikemu-
kakan pada bagian awal, pada Kegiatan Belajar 2 ini kita akan membahas tentang detek-
si dini penyimpangan perkembangan. Berikut akan dibahas dengan lebih rinci. Silakan
Anda baca dan lakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang ada di kegiatan belajar
ini.
Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 2 ini diharapkan Anda dapat melakukan
deteksi dini penyimpangan perkembangan dengan benar.
Setelah kegiatan belajar mengajar diharapkan Anda mampu :
1.	 Menjelaskan pengertian perkembangan
2.	 Menjelaskan ciri perkembangan
3.	 Menjelaskan prinsip perkembangan
4.	 Menjelaskan aspek perkembangan
5.	 Menjelaskan tahapan perkembangan
6.	 Mendeteksi dini penyimpangan perkembangan
7.	 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan
8.	 Melakukan rencana tindak lanjut (intervensi)
Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran mahir melakukan deteksi dini penyimpan-
gan perkembangan,maka yang pertama harus Anda lakukan adalah memahami pokok-
pokok materi dibawah ini :
1.	 Pengertian perkembangan
2.	 Ciri perkembangan
3.	 Prinsip perkembangan
4.	 Aspek perkembangan
5.	 Tahapan perkembangan
6.	 Deteksi dini penyimpangan perkembangan
7.	 Interpretasikan hasil pemeriksaan
8.	 Rencana tindak lanjut (intervensi)
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
42
Uraian
Materi
Pada bahasan yang lalu Anda telah mempelajari tentang pertumbuhan. Apa itu pertum-
buhan, bagaimana cara mengukurnya dan bagaimana membaca hasil pengukurannya.
Nah, mungkin sebagian dari Anda ada yang akan beripikir begini “ Apa perbedaan an-
tara pertumbuhan dan perkembangan?”
Keduanya memang mempunyai makna yang mirip tapi berbeda. Berikut akan dibahas
tentang pengertian dari perkembangan, tujuan dilakukan pemeriksaan perkembangan,
tahapan perkembangan normal pada anak, bagaimana mendeteksi dini penyimpangan
dan bagaimana membaca hasil pemeriksaannya.
1.	 Pengertian Perkembangan
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan per-
tumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf
pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuro-
muskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut ber-
peran penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam bidang motorik kasar, motorik halus,
kemampuan berbahasa maupun sosialisasi dan kemandirian.
APA YANG DIMAKSUD ?
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
43
2.	 Ciri-Ciri Perkembangan
Anda telah mengetahui tentang perbedaan antara pertumbuhan dan perkemban-
gan. Apakah Anda sudah bisa membedakan keduanya? Jika belum, berikut akan di-
jelaskan lebih lanjut mengenai ciri-ciri suatu perkembangan.
Adapun seorang anak dikatakan mengalami perkembangan jika:
a.	 Perkembangan menimbulkan perubahan
	 Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensi pada
seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf
b.	 Pertumbuhan dan perkembangan tahap awal menentukan tahap selanjutnya
	 Setiap anak tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum
berdiri. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena me-
nentukan perkembangan selanjutnya.
c.	 Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
	 Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ
d.	 Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
	 Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian. Ter-
jadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat,
bertambah usia, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepan-
daiannya.
e.	 Perkembangan mempunyai pola yang tetap
	 Perkemangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
1)	 Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah anggota tubuh
2)	 Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah tengah (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian tepi seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus.
f.	 Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mam-
pu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu ber-
diri sebelum berjalan dan sebagainya.
3.	 Prinsip-Prinsip Perkembangan
Ada dua prinsip yang perlu diperhatikan saat menilai suatu perkembangan:
a.	 Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
	 Kematangan merupakan proses yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan
potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal
dari latihan dan usaha
b.	 Pola perkembangan dapat diramalkan
	 Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
44
dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
4.	 Aspek Pekembangan
Dalam menilai perkembangan seorang anak, ada beberapa aspek yang perlu dipan-
tau, diantaranya adalah:
a.	 Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan ke-
mampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-
otot besar, seperti duduk, berdiri dan sebagainya
b.	 Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemam-
puan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat
seperti mengamati sesuatu, menjepit, menulis dan sebagainya.
c.	 Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan ke-
mampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
mengikuti perintah dan sebagainya.
d.	 Sosialisasi dan kemadirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah
dengan ibu/ pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan-
nya, dan sebagainya
5.	 Tahapan Perkembangan
Usia 0-3 bulan
o	 Mengangkat kepala setinggi 450
.
o	 Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
o	 Melihat dan menatap wajah Anda.
o	 Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengo-
ceh.
o	 Suka tertawa keras.
o	 Bereaksi terkejut terhadap suara keras.
o	 Membalas tersenyum ketika diajak bicara/
tersenyum.
o	 Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pen-
dengaran, kontak.
Usia 3-6 bulan
o	 Berbalik dari telungkup ke telentang.
o	 Mengangkat kepala setinggi 900
.
o	 Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan sta-
bil.
o	 Menggenggam pensil.
o	 Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
o	 Memegang tangannya sendiri.
o	 Berusaha memperluas pandangan.
o	 Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
o	 Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau
memekik.
o	 Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang
menarik saat bermain sendiri.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
45
Usia 6-9 bulan
o	 Duduk (sikap tripoid – sendiri).
o	 Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian
berat badan.
o	 Merangkak meraih mainan atau mendekati seseo-
rang.
o	 Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lainnya.
o	 Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang
1 benda pada saat yang bersamaan.
o	 Memungut benda sebesar kacang dengan cara mer-
aup.
o	 Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada,
tatatata.
o	 Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
o	 Bermain tepuk tangan/ciluk ba.
o	 Bergembira dengan melempar benda.
o	 Makan kue sendiri.
Usia 9-12 bulan
o	 Mengangkat badannya ke posisi berdiri.
o	 Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di
kursi.
o	 Dapat berjalan dengan dituntun.
o	 Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan
yang diinginkan.
o	 Menggenggam erat pensil.
o	 Memasukkan benda ke mulut.
o	 Mengulang menirukan bunyi yang didengar.
o	 Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
o	 Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh
apa saja.
o	 Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
o	 Senang diajak bermain ”CILUK BA”
o	 Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang
belum dikenal.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
46
Usia 12-18 bulan
o	 Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
o	 Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri
kembali.
o	 Berjalan mundur 5 langkah.
o	 Memanggil ayah dengan kata ”papa”, memanggil ibu
dengan kata ”mama”.
o	 Menumpuk 2 kubus.
o	 Memasukkan kubus di kotak.
o	 Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/
merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang
menyenangkan atau menarik tangan ibu
o	 Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.
Usia 18-24 bulan
o	 Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.
o	 Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
o	 Bertepuk tangan, melambai-lambai.
o	 Menumpuk 4 buah kubus.
o	 Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
o	 Menggelindingkan bola kearah sasaran.
o	 Menyebut 3– 6 kata yang mempunyai arti.
o	 Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
o	 Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum
sendiri.
Usia 24-36 bulan
o	 Jalan naik tangga sendiri.
o	 Dapat bermain dan menendang bola kecil.
o	 Mencoret-coret pensil pada kertas.
o	 Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.
o	 Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya keti-
ka diminta.
o	 Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar
nama 2 benda atau lebih.
o	 Membantu memungut mainannya sendiri atau
membantu mengangkat piring jika diminta.
o	 Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
o	 Melepas pakaiannya sendiri.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
47
Usia 36-48 bulan
o	 Berdiri 1 kaki 2 detik
o	 Melompat kedua kaki diangkat
o	 Mengayuh sepeda roda tiga.
o	 Menggambar garis lurus
o	 Menumpuk 8 buah kubus.
o	 Mengenal 2-4 warna.
o	 Menyebut nama, usia, tempat.
o	 Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan.
o	 Mendengarkan cerita.
o	 Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
o	 Bermain bersama teman, mengikuti aturan per-
mainan
o	 Mengenakan sepatu sendiri.
o	 Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
Usia 48-60 bulan
o	 Berdiri 1 kaki 6 detik.
o	 Melompat-lompat 1 kaki.
o	Menari.
o	 Menggambar tanda silang.
o	 Menggambar lingkaran.
o	 Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
o	 Mengancing baju atau pakaian boneka.
o	 Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
o	 Senang menyebut kata-kata baru.
o	 Senang bertanya tentang sesuatu
o	 Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang be-
nar.
o	 Bicaranya mudah dimengerti
o	 Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari
ukuran dan bentuknya
o	 Menyebut angka, menghitung jari
o	 Menyebut nama-nama hari
o	 Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
o	 Menggosok gigi tanpa dibantu.
o	 Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal
ibu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
48
Usia 60-72 bulan
o	 Berjalan lurus.
o	 Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
o	 Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang
lengkap
o	 Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
o	 Menggambar segi empat.
o	 Mengerti arti lawan kata
o	 Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata
atau lebih
o	 Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari
apa dan kegunaannya.
o	 Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10
o	 Mengenal warna-warni
o	 Mengungkapkan simpati
o	 Mengikuti aturan permainan
o	 Berpakaian sendiri tanpa dibantu
6.	 Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Jenis deteksi dini penyimpangan perkembangan yang dapat dilakukan ada tiga yaitu
KPSP, TDD dan TDL. Jadwal pengukuran berdasarkan usia dapat Anda lihat pada ta-
bel di bawah ini:
Tabel 2 Jadwal Pemeriksaan Penyimpangan Pertumbuhan
Usia Anak
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
KPSP TDD TDL
0 bulan
3 bulan v v
6 bulan v v
9 bulan v v
12 bulan v v
15 bulan v
18 bulan v v
21 bulan v
24 bulan v v
30 bulan v v
36 bulan v v
42 bulan v v
48 bulan v v
54 bulan v v
60 bulan v v
66 bulan v v
72 bulan v v
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
49
Keterangan :
KPSP		 : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD		 : Tes Daya Dengar
TDL		 : Tes Daya Lihat
Jadwal di atas dapat berubah sewaktu-waktu yaitu pada kasus rujukan, ada ke-
curigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh dan ada keluhan anak
mempunyai masalah tumbuh kembang.
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pe-
layanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Buku KIA	 :	 Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP		 :	 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL		 :	 Tes Daya Lihat
TDD		 :	 Tes Daya Dengar
BKB		 :	 Bina Keluarga Balita.
TPA		 :	 Tempat Penitipan Anak
Pusat PADU	:	 Pusat Pendidikan Anak Dini Usia
TK		 :	 Taman Kanak-kanak.
Ada beberapa cara mengukur perkembangan seorang anak, diantaranya adalah:
a.	 Deteksi Dini menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
	 KPSP merupakan salah satu alat yang dapat mendeteksi penyimpangan pada
anak. Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Pemeriksaan KPSP rutin adalah pada usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48,
54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai usia skrining tersebut, minta
ibu datang kembali pada usia skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat Yang Digunakan
Keluarga, Masyarakat
• Orang tua
•	Kader kesehatan,
BKB, TPA
Buku KIA
•	Petugas pusat
PADU terlatih.
•	Guru TK terlatih.
• KPSP
•	TDL
•	TDD
Puskesmas
• Dokter
• Bidan
• Perawat
• 	KPSP
•	TDL
•	TDD
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
50
Misalnya bayi usia 7 bulan, diminta kembali untuk skrining KPSP pada usia 9
bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuh kembang, sedangkan usia anak bukan usia skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk usia skrining terdekat - yang lebih muda.
	 Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas
PADU terlatih. Alat/instrumen yang digunakan dalam pemeriksaan KPSP adalah:
•	 Formulir KPSP menurut usia. Formulir ini berisi 9 – 10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak usia
0-72 bulan.
•	 Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, ker-
incingan, kubus berukuran sisi 2,5 Cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah,
potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 Cm.
PERSIAPAN :
Peralatan :
-	 Alat tulis
-	 Formulir KPSP
-	 Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia.
-	 Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)
Pasien:
-	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
-	 Lakukan informed concent
PELAKSANAAN :
1)	 Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
2)	 Tentukan usia anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.
Bila usia anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
3)	 Setelah menentukan usia anak, pilih KPSP yang sesuai dengan usia anak
(KPSP terlampir)
4)	 KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
•	 Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: “Dapatkah
bayi makan kue sendiri ?”
•	 Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan
tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi Anda telentang,
tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posi-
si duduk”.
LANGKAH MENGGUNAKAN KPSP
Contoh: bayi usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan.
Bila usia bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
51
5)	 Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh
karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan ke-
padanya.
6)	 Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap per-
tanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada
formulir.
7)	 Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
•	 Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah
atau sering atau kadang-kadang melakukannya.
•	 Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
8)	 Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah jawaban “Tidak”
9)	 Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b.	 Tes Daya Dengar (TDD)
	 Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak
dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya
dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi usia ku-
rang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan keatas. Tes ini
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PADU dan petugas terlatih
lainnya.
PERSIAPAN :
Peralatan :
-	 Alat/sarana yang diperlukan adalah:
-	 Instrumen TDD menurut usia anak.
-	 Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia.
-	 Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)
Pasien:
-	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
-	 Lakukan informed concent
PELAKSANAAN :
1)	 Sambut pasien dengan ramah
2)	 Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan.
3)	 Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan usia anak (Instrumen terla-
mpir)
4)	 Pada anak usia kurang dari 24 bulan:
•	 Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak. Tidak
usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk mencari siapa
yang salah.
•	 Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu, ber-
urutan.
LANGKAH MENGGUNAKAN KUESIONER TDD
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
52
•	 Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh anak.
•	 Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat melakukannya
dalam satu bulan terakhir.
•	 Jawaban TIDAK jika menurut orang tua/pengasuh anak tidak pernah, ti-
dak tahu atau tak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.
5)	 Pada anak usia 24 bulan atau lebih:
•	 Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh un-
tuk dikerja-kan oleh anak.
•	 Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orangtua/pengasuh.
•	 Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orangtua/pengasuh.
•	 Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
c.	 Tes Daya Lihat (TDL)
	 Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat
agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
	 Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah usia 36
sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga
PADU dan petugas terlatih lainnya.
PERSIAPAN :
Peralatan :
-	 Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik
-	 Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa.
-	 Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak.
-	 Alat penunjuk.
Pasien:
-	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
-	 Lakukan informed concent
PELAKSANAAN :
1)	 Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik.
2)	 Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
LANGKAH MENGGUNAKAN KUESIONER TDL
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
53
3)	 Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap ke poster
“E”.
4)	 Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa.
5)	 Pemeriksa memberikan kartu ”E” pada anak.. Latih anak dalam mengarahkan
kartu ”E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan; sesuai yang ditunjuk pada
poster ”E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melakukannya.
Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu ”E” dengan benar.
6)	 Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/kertas.
7)	 Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf ”E pada poster, satu persatu, mulai baris
pertama sampai baris keempat atau baris ”E” terkecil yang masih dapat dili-
hat.
8)	 Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu ”E” yang dipegangnya
dengan huruf ”E” pada poster.
9)	 Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama.
10)	Tulis baris ”E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah dise-
diakan :
	 Mata kanan : ………….	Mata kiri : …………
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
54
7.	 Interpretasi Hasil Pengukuran
	 Pada pokok bahasan sebelumnya, Anda telah mempelajari bagaimana melakukan
deteksi dini perkembangan pada anak. Selanjutnya kita akan membahas bagaimana
menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
a.	 Interpretasi Deteksi Dini Perkembangan Menggunakan KPSP
	 Setelah Anda melakukan deteksi dini menggunakan KPSP, akan didapat total
jumlah pertanyaan yang dijawab dengan “ Ya” dan “Tidak”. Penilaian dilakukan
dengan melihat pedoman sebagai berikut:
b.	 Interpretasi TDD
	 Setelah melakukan pemeriksaan Tes Daya Lihat (TDL) selanjutnya simpulkan ha-
sil pemeriksaan Anda sebagai berikut:
1)	 Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gang-
guan pendengaran.
2)	 Catat dalam Buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau status/catatan medik
anak, jenis kelainan
c.	 Interpretasi TDL
	 Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai baris keti-
ga pada poster ”E”. Bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster
”E”, artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya dengan
arah “E” pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak
mengalami gangguan daya lihat.
Jumlah Jawaban
“Ya”
Simbol Makna
9 sd 10 S
Perkembangan anak
sesuai dengan tahap
perkembangannya
7 sd 8 M
Perkembangan anak
meragukan
≤ 6 P
Kemungkinan ada
penyimpangan
Untuk jawaban ‘Tidak’, perlu dirinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
55
8.	 Rencana Tindak Lanjut (Intervensi)
a.	 Tindak Lanjut Hasil KPSP
1)	 Bila perkembangan anak sesuai usia (S), lakukan tindakan berikut:
•	 Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
•	 Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
•	 Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai den-
gan usia dan kesiapan anak (Formulir stimulasi perkembangan sesuai usia
terlampir)
•	 Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di po-
syandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga
Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak
dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU),
Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
•	 Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berusia kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 24 sam-
pai 72 bulan.
2)	 Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
•	 Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
•	 Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/ mengejar ketertinggalannya (Formulir stimulasi
perkembangan sesuai usia terlampir)
•	 Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya pen-
yakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
•	 Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai dengan usia anak.
•	 Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
3)	 Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut:
	 Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan ke-
mandirian).
b.	 Tindak Lanjut Hasil Tes Daya Dengar (TDD)
1)	 Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.
2)	 Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
c.	 Tindak Lanjut Hasil Tes Daya Lihat (TDL)
	 Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak datang lagi
untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaa berikutnya, anak tidak dapat
melihat sampai baris yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang sama den-
gan kedua matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang men-
galami gangguan (kanan, kiri atau keduanya).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
56
Anda telah selesai mempelajari kegiatan belajar 2, apakah Anda sudah paham? Apa
yang dapat Anda petik dari materi tersebut ? Coba Anda tuliskan pada kolom berikut.
Jika sudah paham lakukan praktikum di bawah ini, Anda bisa lanjut mempelajari Kegia-
tan Belajar 3 jika nilai Anda mencapai nilai 3 dengan lambang “B” pada praktikum maha-
siswa. Jika belum, pelajari kembali bagian – bagian yang belum Anda pahami dan ulangi
kembali praktikum tersebut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
57
Praktikum
Mahasiswa
LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN
A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4
1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri
senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan
ibunya
2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia
anak dalam bulan.
3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak
4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
Lakukan praktikum berikut untuk menilai penguasaan Anda terhadap materi yang se-
belumnya telah dibahas. Minta bantuan teman Anda untuk menilai Anda sewaktu Anda
mendemonstrasikan langkah-langkah dalam daftar tilik.
DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)
NAMA MAHASISWA	 :			 TEMPAT PRAKTEK	 	 :
NIM				:			TANGGAL			:
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Lalai :	 Langkah klinik tidak dilakukan
2 = Kurang :	 Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker-
jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu
yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan.
3 = Cukup :	 Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum
baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan.
4 = Baik :	 Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru-
tannya dan waktu yang dipergunakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
58
6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me-
nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang-
kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse-
but.
7.
Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu-
juan pemeriksaan
8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan
B. Persiapan
9. Alat dan bahan
-	Alat tulis
-	Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
-	Instrumen stimulasi perkembangan (mainan, benda
kecil berbagai jenis, bola beragam ukuran, cangkir,
kubus beragam ukuran, dll)
C. Pemeriksaan
10. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
11. Tanyakan pertanyaan pada KPSP secara berturutan, satu
persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau
Tidak.
12. Catat jawaban tersebut pada formulir.
13. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah
jawaban “Tidak”
14. Interpretasi hasil pemeriksaan
15. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat
16. Bereskan alat
17. Dokumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
59
LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN
A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4
1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri
senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan
ibunya
2.
Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia
anak dalam bulan.
3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak
4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
6.
Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me-
nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang-
kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse-
but.
7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu-
juan pemeriksaan
8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan
DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN TES
DAYA DENGAR (TDD)
NAMA MAHASISWA	 :			 TEMPAT PRAKTEK 		 :
NIM				:			TANGGAL			:
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Lalai :	 Langkah klinik tidak dilakukan
2 = Kurang :	 Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker-
jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu
yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan.
3 = Cukup :	 Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum
baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan.
4 = Baik :	 Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru-
tannya dan waktu yang dipergunakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
60
B. Persiapan
9. Alat dan bahan
-	 Alat tulis
-	 Kuesioner Tes Daya Dengar
C. Pemeriksaan
10. Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan usia
anak
11. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
12. Ajukan pertanyaan secara benar untuk mendapat data
yang akurat
Untuk anak < 24 bulan, pertanyaan dijawab oleh orang tua/
pengasuh anak.
Untuk anak ≥ 24 bulan, pertanyaan-pertanyaan berupa
perintah melalui orangtua/pengasuh untuk dikerja-kan oleh
anak.
13. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
tugas pada Kuesioner TDD
14. Catat jawaban tersebut pada formulir.
15. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah
jawaban “Tidak”
16. Interpretasi hasil pemeriksaan
17. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat
18. Bereskan alat
19. Dokumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
61
LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN
A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4
1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri
senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan
ibunya
2.
Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia
anak
3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak
4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
6.
Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me-
nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang-
kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse-
but.
7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu-
juan pemeriksaan
8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan
DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN TES
DAYA LIHAT (TDL)
NAMA MAHASISWA	 :			 TEMPAT PRAKTEK 		 :
NIM				:			TANGGAL			:
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Lalai :	 Langkah klinik tidak dilakukan
2 = Kurang :	 Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker-
jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu
yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan.
3 = Cukup :	 Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum
baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan.
4 = Baik :	 Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru-
tannya dan waktu yang dipergunakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
62
B. Persiapan
9. Alat dan bahan
-	 Alat tulis
-	Kursi
-	 Alat penunjuk
-	 Kartu “E”
-	 Tumbling E Chart (poster E)
C. Pemeriksaan
10. Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi
duduk.
11. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”,
menghadap ke poster “E”.
12. Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk
pemeriksa.
13. Berikan kartu ”E” pada anak..
Latih anak dalam mengarahkan kartu ”E” menghadap atas,
bawah, kiri dan kanan; sesuai yang ditunjuk pada poster ”E”
oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melaku-
kannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan
kartu ”E” dengan benar.
14. Minta anak menutup sebelah matanya dengan buku/ker-
tas.
15. Tunjuk huruf ”E pada poster, satu persatu, mulai baris
pertama sampai baris keempat atau baris ”E” terkecil
yang masih dapat dilihat.
16. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu ”E”
yang dipegangnya dengan huruf ”E” pada poster.
17. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan
cara yang sama.
18. Tulis baris ”E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada ker-
tas yang telah disediakan :
19. Interpretasi hasil pemeriksaan
20. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat
21. Bereskan alat
22. Dokumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
63
Kegiatan
Belajar 3
Tujuan Pembelajaran Umum
Waktu 60 menit (1 JAM)
Kita berjumpa kembali para peserta Pendidikan Jarak Jauh D3 Kebidanan. Pada bahasan
yang lalu Anda semua telah menguasai tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkem-
bangan. Anda bahkan telah mempraktikkan kegiatan tersebut dengan anak-anak yang
ada di sekitar Anda. Sekarang, mari kita masuki materi selanjutnya, yaitu deteksi dini
penyimpangan mental emosional
Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 3 ini diharapkan Anda dapat melakukan
deteksi dini penyimpangan mental emosional dengan benar.
Setelah kegiatan belajar mengajar diharapkan Anda mampu :
1.	 Menjelaskan pengertian deteksi dini penyimpangan mental emosional
2.	 Mendeteksi dini penyimpangan mental emosional
3.	 Menginterpretasi hasil pemeriksaan
4.	 Melakukan rencana tindak lanjut (intervensi)
Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran mahir melakukan deteksi dini penyimpan-
gan mental emosional,maka yang pertama harus Anda lakukan adalah memahami
pokok-pokok materi dibawah ini :
1.	 Pengertian deteksi dini penyimpangan mental emosional
2.	 Deteksi dini penyimpangan mental emosional
3.	 Interpretasi hasil pemeriksaan
4.	 Rencana tindak lanjut (intervensi)
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN
MENTAL EMOSIONAL
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
64
Uraian
Materi
Anda telah mengetahui apa itu pertumbuhan, bagaimana mendeteksi penyimpangan-
nya, apa itu perkembangan dan bagaimana pula cara mendeteksi penyimpangann-
ya, sekarang kita akan membahas tentang masalah mental emosional pada anak dan
bagaimana cara mendeteksinya.
1.	 Pengertian deteksi dini penyimpangan mental emosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tin-
dakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang
anak. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.
2.	 Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya peny-
impangan mental emosional pada anak yaitu menggunakan KMME, CHAT, dan kue-
sioner GPPH. Jadwal pengukuran berdasarkan usia dapat Anda lihat pada tabel di
bawah ini:
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
65
Tabel 3 Jadwal Pemeriksaan Penyimpangan Pertumbuhan
Keterangan:
KMME 	 : Kuesioner Masalah Mental Emosional
CHAT 	 : Checklist for Autism in Toddlers
GPPH 	 : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Tanda * 	 : Deteksi dilakukan atas indikasi
Jadwal di atas dapat berubah sewaktu-waktu yaitu pada kasus rujukan, ada ke-
curigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh dan ada keluhan anak
mempunyai masalah tumbuh kembang
	
a.	 Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
KMME digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah
mental emosional pada anak pra sekolah. Jadwal deteksi dini masalah mental
emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada anak usia 36 bulan sampai 72 bulan.
Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak. Kue-
sioner Masalah Mental Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk
mengenali problem mental emosional anak usia 36 bulan sampai 72 bulan.
Usia Anak
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
KMME CHAT * GPPH *
0 bulan
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
15 bulan
18 bulan v
21 bulan v
24 bulan v
30 bulan v
36 bulan v v v
42 bulan v v
48 bulan v v
54 bulan v v
60 bulan v v
66 bulan v v
72 bulan v v
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
66
PERSIAPAN :
Peralatan :
-	 Alat/sarana yang diperlukan adalah:
-	 Instrumen KMME
Pasien:
-	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
-	 Lakukan informed concent
PELAKSANAAN :
1)	 Sambut pasien dengan ramah
2)	 Tanyakan keluhan yang dialami oleh anak kepada orang tua
3)	 Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada KMME kepada orang tua/pengasuh anak (For-
mulir KMME terlampir)
4)	 Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA.
b.	 Ceklis autis anak prasekolah (Checklist for Autism in Toddlers/CHAT)
Ceklis autis anak pra sekolah (CHAT) dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi
secara dini adanya autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan. Jadwal de-
teksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada kelu-
han dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan,
BKB, petugas PADU, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa
salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
•	 keterlambatan berbicara
•	 gangguan komunikasi/ interaksi sosial
•	 perilaku yang berulang-ulang
Pada CHAT ini ada 2 jenis pertanyaan, yaitu:
•	 Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.
	 Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada
orangtua untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
•	 Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis
CHAT.
PERSIAPAN :
Peralatan :
-	 Alat/sarana yang diperlukan adalah:
-	 Instrumen CHAT
Pasien:
-	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
-	 Lakukan informed concent
LANGKAH MENGGUNAKAN KMME
LANGKAH MENGGUNAKAN CHAT
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
67
PELAKSANAAN :
1)	 Sambut pasien dengan ramah
2)	 Tanyakan keluhan yang dialami oleh anak pada orang tua
3)	 Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tertulis pada CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak.
4)	 Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada CHAT
5)	 Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan
kemampuan anak, YA atau TIDAK.
6)	 Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
c.	 Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale
Deteksi Dini menggunakan GPPH dilakukan untuk mengetahui secara dini anak
adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak
umur 36 bulan ke atas. Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilaku-
kan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua/pengasuh anak atau ada
kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU, pengelola
TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan
di bawah ini:
•	 Anak tidak bisa duduk tenang
•	 Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
•	 Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif
Alat yang digunakan untuk mendeteksi masalah pada perhatian anak adalah
formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH
(Abbreviated Conners Ratting Scale). Formulir ini terdiri 10 pertanyaan yang dit-
anyakan kepada orang tua/pengasuh anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu
pengamatan pemeriksa.
PERSIAPAN :
Peralatan :
Alat/sarana yang diperlukan adalah:
-	 Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas/
GPPH (Abbreviated Conners Ratting Scale).
Pasien:
-	 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
-	 Lakukan informed concent
PELAKSANAAN :
1)	 Sambut pasien dengan ramah
2)	 Tanyakan keluhan yang dialami oleh anak pada orang tua
3)	 Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orangtua/pen-
gasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
LANGKAH MENGGUNAKAN CHAT
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
68
4)	 Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada for-
mulir deteksi dini GPPH
5)	 Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak dimanapun anak berada,
misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dll); setiap saat dan ketika anak
dengan siapa saja.
6)	 Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan pemer-
iksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
3.	 Interpretasi hasil pemeriksaan
Interpretasi atau menarik kesimpulan merupakan langkah berikutnya yang harus
Anda lakukan setelah Anda melakukan pemeriksaan masalah mental emosional
pada seorang anak. Penarikan kesimpulan disesuaikan dengan jenis pemeriksaan
yang dilakukan.
a.	 Interpretasi Hasil KMME
	 Bila pada KMME terdapat jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami ma-
salah mental emosional.
b.	 Interpretasi Hasil Deteksi Dini Autis (CHAT)
1)	 Risiko tinggi menderita autis: bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan A5, A7,
B2, B3, dan B4.
2)	 Risiko rendah menderita autis: bila jawaban ”Tidak” pada pertanyaan A7
dan B4
3)	 Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban ”Tidak” jum-
lahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.
4)	 Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2 dan 3.
c.	 Interpretasi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian (GPPH)
1)	 Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan “bobot nilai” berikut ini
dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total
•	 Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
•	 Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak.
•	 Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
•	 Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
2)	 Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH.
4.	 Rencana tindak lanjut (intervensi)
Intervensi atau tindakan yang dilakukan, harus sesuai dengan masalah yang ditemu-
kan.
a.	 Tindak Lanjut KMME
1)	 Bila jawaban YA hanya 1 (satu) :
•	 Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola
Asuh Yang Mendukung Perkembangan Anak.
•	 Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke Ru-
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
69
mah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
2)	 Bila jawaban YA ditemukan 2 (dua) atau lebih :
	 Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kem-
bang anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah
mental emosional yang ditemukan.
b.	 Tindak lanjut CHAT
	 Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkemban-
gan, Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kem-
bang anak.
c.	 Tindak lanjut GPPH
1)	 Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi dan lebih
lanjut.
2)	 Bila nilai total kurang dari 13 tetapi Anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan
ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat
dengan anak (orang tua, pengasuh, nenek, guru, dsb).
Anda telah selesai mempelajari kegiatan belajar 3, apakah Anda sudah paham? Apa yang
dapat Anda simpulkan dari materi tersebut ? Coba Anda tuliskan pada kolom berikut.
Jika sudah paham lakukan praktikum di bawah ini, Anda bisa dinilai tuntas menyele-
saikan modul ini jika nilai Anda mencapai nilai 3 dengan lambang “B” pada praktikum
mahasiswa. Jika belum, pelajari kembali bagian – bagian yang belum Anda pahami dan
ulangi kembali praktikum tersebut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
70
LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN
A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4
1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri
senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan
ibunya
2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia
anak dalam bulan.
3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak
4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
Lakukan praktikum berikut untuk menilai penguasaan Anda terhadap materi yang se-
belumnya telah dibahas. Minta bantuan teman Anda untuk menilai Anda sewaktu Anda
mendemonstrasikan langkah-langkah dalam daftar tilik.
DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN KUE-
SIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL (KMME)
NAMA MAHASISWA	 :			 TEMPAT PRAKTEK	 	 :
NIM				:			TANGGAL			:
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Lalai :	 Langkah klinik tidak dilakukan
2 = Kurang :	 Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker-
jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu
yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan.
3 = Cukup :	 Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum
baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan.
4 = Baik :	 Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru-
tannya dan waktu yang dipergunakan.
Praktikum
Mahasiswa
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
71
6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me-
nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang-
kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse-
but.
7.
Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu-
juan pemeriksaan
8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan
B. Persiapan
9. Alat dan bahan
-	Alat tulis
-	Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
C. Pemeriksaan
10. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
11. Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMME
kepada orang tua/pengasuh anak
12. Catat jawaban tersebut pada formulir.
13. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah
jawaban “Tidak”
14. Interpretasi hasil pemeriksaan
15. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat
16. Bereskan alat
17. Dokumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
72
LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN
A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4
1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri
senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan
ibunya
2.
Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia
anak dalam bulan.
3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak
4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
6.
Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me-
nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang-
kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse-
but.
7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu-
juan pemeriksaan
8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan
DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN DETEKSI DINI AUTIS
PADA ANAK PRA SEKOLAH
NAMA MAHASISWA	 :			 TEMPAT PRAKTEK 		 :
NIM				:			TANGGAL			:
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Lalai :	 Langkah klinik tidak dilakukan
2 = Kurang :	 Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker-
jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu
yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan.
3 = Cukup :	 Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum
baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan.
4 = Baik :	 Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru-
tannya dan waktu yang dipergunakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
73
B. Persiapan
9. Alat dan bahan
-	 Alat tulis
-	 Checklist fo Autism in Toddlers (CHAT)
C. Pemeriksaan
10. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
11. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring,
satu persatu perilaku yang tetulis pada CHAT kepada
orang tua atau pengasuh anak.
12. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
tugas pada CHAT
13. Catat jawaban tersebut pada formulir.
14. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah
jawaban “Tidak”
15. Interpretasi hasil pemeriksaan
16. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat
17. Bereskan alat
18. Dokumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
74
LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN
A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4
1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri
senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan
ibunya
2.
Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia
anak dalam bulan.
3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak
4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
6.
Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me-
nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang-
kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse-
but.
7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu-
juan pemeriksaan
8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan
DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)
NAMA MAHASISWA	 :			 TEMPAT PRAKTEK 		 :
NIM				:			TANGGAL			:
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Lalai :	 Langkah klinik tidak dilakukan
2 = Kurang :	 Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker-
jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu
yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan.
3 = Cukup :	 Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum
baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan.
4 = Baik :	 Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru-
tannya dan waktu yang dipergunakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
75
B. Persiapan
9. Alat dan bahan
-	Alat tulis
-	Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners Ratting
Scale).
C. Pemeriksaan
10. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
11. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring,
satu persatu perilaku yang tertulis pada formulir detek-
si dini GPPH. Jelaskan kepada orangtua/pengasuh anak
untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
12. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan per-
tanyaan pada formulir deteksi dini GPPH
13. Catat jawaban tersebut pada formulir.
14. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah
jawaban “Tidak”
15. Interpretasi hasil pemeriksaan
16. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat
17. Bereskan alat
18. Dokumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
76
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi 	
		 Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
		 Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Hidayat. A. Aziz Alimul. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC
IDAI. Deteksi Dini Tanda dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan 	
	 Anak. Jatim: IDAI Jatim.
Markum, A.H.1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Sudarti. 2010.
	 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wahyuningrum, Ema & Padmi, Rosa Raga. 2010. Panduan Praktik Klinik Kebidanan. 		
		 Yogyakarta: Nuha Medika
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
77
Penutup
Dengan berakhirnya Kegiatan Belajar 3 ini maka berakhir pula modul pertama prakti-
kum asuhan kebidanan komunitas. Selamat Anda telah menyelesaikan modul prakti-
kum ini. Diharapkan dengan berakhirnya modul ini Anda akan dapat menguasai kom-
petensi yang diharapkan pada awal kegiatan belajar.
Setelah ini akan ada praktikum terakhir yang akan menguji penguasaan Anda terhadap
kesuluruhan materi. Berikut merupakan cara perhitungan nilai untuk mengetahui ke-
tuntasan belajar Anda:
1.	 Setiap akhir pertemuan selesai, lakukan langkah praktikum sesuai
denga daftar tilik yang telah disediakan
2.	 Minta bantuan teman Anda untuk menilai Anda saat Anda
melakukan langkah-langkah dalam daftar tilik
3.	 Kemudian hitung skor yang Anda dapat dengan cara:
Jumlah Skor
4 x Jumlah item
4.	 Lihat tabel konversi nilai pada lampiran, untuk mengetahui lam-
bang nilai Anda
5.	 Ketuntasan pembelajaran tercapai apabila Anda berhasil jika
Anda mendapat nilai 3 dengan lambang “B”
6.	 Apabila Anda belum bisa mencapai nilai 3, maka ulangi lagi untuk
mempelajari materi dan lakukan kembali langkah-langkah daftar
tilik dalam praktik mahasiswa
7.	 Bila Anda sudah berhasil, maka lanjutkan untuk ke pertemuan
berikutnya dan bila selesai maka Anda dapat pindah ke modul
berikutnya
UNTUK MENGETAHUI KETUNTASAN BELAJAR,
ANDA DAPAT MENILAI
DIRI SENDIRI DENGAN CARA :
X 100
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang

Contenu connexe

Tendances

24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...Warung Bidan
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1AjEn9
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananLatifah Safriana
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaMonica Fermanda
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
Kuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.patiKuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.patiyarmimi mimi
 
240289728 refleksi-kasus
240289728 refleksi-kasus240289728 refleksi-kasus
240289728 refleksi-kasusharun9693
 
(Lamp 1.23) standar pelayanan kamar bersalin
(Lamp 1.23) standar pelayanan kamar bersalin(Lamp 1.23) standar pelayanan kamar bersalin
(Lamp 1.23) standar pelayanan kamar bersalinArmin Kobain
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidanadeputra93
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Ayunina2
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 

Tendances (20)

24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tua
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
Kuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.patiKuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.pati
 
240289728 refleksi-kasus
240289728 refleksi-kasus240289728 refleksi-kasus
240289728 refleksi-kasus
 
(Lamp 1.23) standar pelayanan kamar bersalin
(Lamp 1.23) standar pelayanan kamar bersalin(Lamp 1.23) standar pelayanan kamar bersalin
(Lamp 1.23) standar pelayanan kamar bersalin
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 

En vedette

Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Penyusunan Laporan Tugas AkhirPenyusunan Laporan Tugas Akhir
Penyusunan Laporan Tugas Akhirpjj_kemenkes
 
Bagian Awal Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Awal Proposal Laporan Tugas AkhirBagian Awal Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Awal Proposal Laporan Tugas Akhirpjj_kemenkes
 
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisasKb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisaspjj_kemenkes
 
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas AkhirBagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhirpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasipjj_kemenkes
 
Praktikum Karya Tulis Ilmiah
Praktikum Karya Tulis IlmiahPraktikum Karya Tulis Ilmiah
Praktikum Karya Tulis Ilmiahpjj_kemenkes
 
Penilaian Proposal dan Hasil LTA
Penilaian Proposal dan Hasil LTAPenilaian Proposal dan Hasil LTA
Penilaian Proposal dan Hasil LTApjj_kemenkes
 
Buku kader seri kesehatan anak
Buku kader seri kesehatan anakBuku kader seri kesehatan anak
Buku kader seri kesehatan anakMuh Saleh
 
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas AkhirBagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhirpjj_kemenkes
 

En vedette (20)

Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
Modul 6 kb 1
Modul 6    kb 1Modul 6    kb 1
Modul 6 kb 1
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembang
 
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Penyusunan Laporan Tugas AkhirPenyusunan Laporan Tugas Akhir
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
 
Bagian Awal Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Awal Proposal Laporan Tugas AkhirBagian Awal Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Awal Proposal Laporan Tugas Akhir
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisasKb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisas
 
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas AkhirBagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasi
 
Uraian materi 1
Uraian materi 1Uraian materi 1
Uraian materi 1
 
Praktikum Karya Tulis Ilmiah
Praktikum Karya Tulis IlmiahPraktikum Karya Tulis Ilmiah
Praktikum Karya Tulis Ilmiah
 
Penilaian Proposal dan Hasil LTA
Penilaian Proposal dan Hasil LTAPenilaian Proposal dan Hasil LTA
Penilaian Proposal dan Hasil LTA
 
Buku kader seri kesehatan anak
Buku kader seri kesehatan anakBuku kader seri kesehatan anak
Buku kader seri kesehatan anak
 
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas AkhirBagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
Bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
 

Similaire à Deteksi Dini Tumbuh Kembang

Praktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 PosyanduPraktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 Posyandupjj_kemenkes
 
Praktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIAPraktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIApjj_kemenkes
 
Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2pjj_kemenkes
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitpjj_kemenkes
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatpjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologispjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3pjj_kemenkes
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syokpjj_kemenkes
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanpjj_kemenkes
 
M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1pjj_kemenkes
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infuspjj_kemenkes
 

Similaire à Deteksi Dini Tumbuh Kembang (20)

Praktikum 4 MTBS
Praktikum 4 MTBSPraktikum 4 MTBS
Praktikum 4 MTBS
 
Praktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 PosyanduPraktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 Posyandu
 
Praktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIAPraktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIA
 
Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembang
 
Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
 
M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
 

Plus de pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 

Plus de pjj_kemenkes (20)

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 

Dernier

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Dernier (20)

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

Deteksi Dini Tumbuh Kembang

  • 1. ASKEB KOMUNITAS MODUL PRAKTIKUM Petunjuk Praktikum Deteksi Dini Tumbuh Kembang Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 RAHAYU BUDI UTAMI Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 5
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Kata Pengantar Segala Puji Bagi Allah SWT atas Limpahan Rahmat dan HidayahNya sehingga penyusunan Petunjuk Praktikum Deteksi Dini Tumbuh Kembang ini dapat terselesaikan dengan baik. Petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang ini merupakan salah satu modul praktikum asuhan kebidanan komunitas yang disusun dengan tujuan untuk media pembelajaran praktik laboratorium Program Studi D III Kebidanan khususnya bagi mahasiswaPendidikanJarakJauhdenganlatarbelakangDIKebidanan pada daerah perbatasan dan kepulauan. Petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang 1 ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai fihak, untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia Ibu dr. Nafsiah Mboi, SpA, M.P.H 2. Kepala Pusdiklatnakes Kemenkes RI, dr Donald Pardede, MPPM beserta jajarannya. 3. Pengelola Australian Government Overseas Aid Program (AusAID) yang memberikan dukungan dalam pembuatan modul 4. Dra. Asih Priati selaku Fasilitator dalam pembuatan modul ini 5. Berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang ini. Pontianak, Maret 2014 Penulis Gambar : Tumbuh Kembang Anak
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii Pendahuluan 1 Kegiatan Belajar I : Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan 8 Kegiatan Belajar II : Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan 41 Kegiatan Belajar III : Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional 63 Daftar Pustaka 76 Penutup 77 Praktikum Akhir Mahasiswa 78 Daftar Gambar 163
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Pendahuluan Selamat berjumpa kembali para mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh D3 Kebidanan. Pada bahasan yang lalu Anda telah mempelajari teori Asuhan Kebidanan Komunitas yang terdiri dari 4 modul. Setelah menyelesaikan keempat modul tersebut selanjutnya Anda akan belajar tentang praktikum Asuhan Kebidanan Komunitas yang terdiri dari 4 pe- doman praktikum. Pada modul praktikum yang pertama ini Anda akan mempelajari tentang penilaian tumbuh kembang pada bayi dan balita. Peristiwa tumbuh kembang pada anak meliputi seluruh proses kejadian sejak terjadi pembuahan sampai masa dewasa. Ciri tumbuh kembang yang utama adalah bahwa dalam periode tertentu terdapat adanya masa per- cepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan di antara organ tubuh. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkem- bangan. Upaya mengoptimmalkan tumbuh kembang anak merupakan suatu pemikiran dan pandangan serta semangat yang harus tumbuh di masyarakat. Tiga tahun pertama usia anak merupakan periode emas atau masa kritis untuk optimalisasi proses tumbuh kem- bang dan merupakan masa yang tepat untuk menyiapkan seorang anak menjadi dewa- sa yang unggul dikemudian hari. Kegiatan deteksi dini tumbuh kembang anak adalah dimaksudkan untuk penapisan/ penjaringan adanya penyimpangan tumbuh kembang anak, dan pengkajian factor risiko yang mempengaruhi sehingga tindakan intervensi dapat dilakukan sedini mungkin. Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga keseha- tan di tingkat Puskesmas dan jaringannya, berupa: • Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/ menemukan status gizi kurang/ buruk dan mikro/ makrosefali yang akan dibahas pada Kegiatan Belajar 1 • Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan) gangguan daya lihat, gangguan daya dengar yang akan dibahas pada Kegiatan Belajar 2, dan • Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya ma- salah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperak- tifitas yang akan dibahas pada Kegiatan Belajar 3 Untuk melaksanakan deteksi dini secara baik diperlukan pengetahuan tentang proses pertumbuhan dan perkembangan anak yang wajar/ normal (tidak menyimpang) dahulu, kemudian disusul pengetahuan untuk mengenali penyimpangan yang bisa terjadi pada proses tumbuh kembang anak. Untuk memenuhi hal tersebut maka disusunlah modul deteksi dini tumbuh kembang ini. Modul ini membahas tentang cara mendeteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita yang berada di komunitas. Modul ini berisi petunjuk bagaimana cara mengetahui status tumbuh balita yang terdiri dari menilai pertamba- han ukuran, bentuk serta volume. Selain pertumbuhan, modul ini juga membahas ten- tang perkembangan yang menilai kesempurnaan dari fungsi bagian-bagian tubuh.
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 2 PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PRAKTIKUM Proses pembelajaran untuk Buku Petunjuk Praktikum 1 dapat berjalan lancar apabila Anda mengikuti langkah belajar sebagai berikut : 1) Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal sampai tahap akhir 2) Lakukan teknik yang tertera dalam kegiatan belajar sesuai dengan daftar tilik yang telah tersedia. 3) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata kuliah asuhan kebidanan de- teksi dini tumbuh kembang ini sangat tergantung kepada kesungguhan Anda da- lam mengerjakan praktikum. Untuk itu berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat 4) Bila Anda menemui kesulitan, silahkan hubungan instruktur / pembimbing yang mengajar pada mata kuliah ini. JUMLAH ALOKASI WAKTU: Pada praktik klinik ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 2 SKS, dimana 1 SKS setara dengan 32 jam efektif untuk tutorial di laboratorium sampai dengan evaluasi. Keter- ampilan yang terdapat di dalam buku petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang ini harus Anda kuasai dalam waktu 11 jam. Pembagian jam pertemuan disusun sebagai berikut : 1. Tutorial dengan pembimbing atau instruktur, 2 jam efektif 2. Praktikum mandiri dan berkelompok di laboratorium, 3 jam efektif 3. Evaluasi keterampilan untuk 3 teknik praktikum deteksi dini tumbuh kembang, 6 jam efektif. CIRI KHAS ANAK TUMBUH TUMBUH KEMBANG BERKEMBANG • Bertambahnya uku- ran, jumlah sel, jarin- gan interselular • Bertambahnya uku- ran fisik, struktur tu- buh • KUANTITATIF (Dapat diukur) Anak dapat tumbuh kembang melalui tahapan yang sesuai Stimulasi, Deteksi , Intervensi Dini • Bertambahnya ke- mampuan struktur dan fungsi tumbuh yang lebih komplek • KUALITATIF
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Jadwal pelaksanaan praktikum ini dilakukan setelah pemberian materi asuhan ke- bidanan deteksi dini tumbuh kembang selesai diberikan. PEMBIMBING PRAKTIK: Anda selama di laboratorium akan dibimbing oleh pembimbing laboratorium. Pem- bimbing laboratorium ditunjuk dan ditetapkan dengan latar belakang pendidikan mini- mal DIII Kebidanan dan berpengalaman diklinik minimal 2 tahun. TEKNIS BIMBINGAN: Sebelum melakukan praktikum di laboratorium maka Anda harus perhatikan alur kerja seperti di bawah ini : 1. Pada awal perkuliahan yang Anda lakukan adalah menemui pembimbing atau instruktur untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas, dan menyepakati/ menyamakan persepsi tugas-tugas yang akan Anda lakukan selama 1 semester 2. Pada saat kontrak program perkuliahan, Anda akan diberikan 4 modul teori yang harus Anda kuasai dalam waktu 16 jam, setelah membaca modul teori tersebut, maka Anda akan mulai untuk belajar praktikum di laboratorium pada waktu yang telah disepakati, untuk latihan melakukan tindakan – tindakan apa saja yang per- lu untuk dikuasai sebagai bidan professional dalam rangka memberikan asuhan kebidanan pada ibu deteksi dini tumbuh kembang. 3. Setelah mendapat daftar tilik, maka sie pendidikan untuk mata kuliah ini men- datangi ruang alat laboratorium untuk mengisi kontrak peminjaman ruang dan alat pada petugas laboratorium. 4. Setelah mengisi buku peminjaman, petugas laboratorium melakukan verifikasi data untuk menilai kebenaran data yang diisi. 5. Petugas laboratorium menyiapkan alat yang diperlukan dalam kurun waktu 2 x 24 jam dan melakukan cross check kelengkapan alat yang dibutuhkan. 6. Apabila alat sudah lengkap, maka alat dibawa ke ruang praktikum dan digu- nakan sampai dengan batas waktu peminjaman atau batas waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak program diatas. 7. Setelah dilakukan praktikum oleh mahasiswa, maka alat dikembalikan ke ruang alat lab setelah sebelumnya di cek oleh petugas lab. 8. Apabila ditemukan alatnya rusak atau hilang, maka Anda harus mengganti alat yang rusak atau hilang tersebut. 9. Apabila alat yang dikembalikan telah lengkap, maka petugas lab menyimpannya di tempat yang sesuai. TEKNIS PRAKTIKUM : Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, maka hal – hal yang harus Anda perhatikan adalah sebagai berikut : 1. Bacalah penjelasan yang tertera di dalam buku petunjuk praktikum 1, 2, 3 den- gan baik 2. Sebelum memulai untuk melakukan praktikum, maka Anda akan dipandu oleh pembimbing laboratorium atau instruktur, langkah demi langkah pelaksanaan praktikum ini. 3. Anda dapat menggunakan video praktikum, sebagai alat bantu pembelajaran (jika ada)
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 4 4. Setelah diberikan penjelasan dan dilakukan demo oleh pembimbing, maka Anda dapat berdiskusi dan mengevaluasi langkah – langkah yang telah di praktikkan sampai semua langkah jelas dan dapat dimengerti. 5. Anda dapat melakukan praktikum setiap perasat yang ada sendiri – sendiri dan didampingi oleh instruktur atau pembimbing menggunakan phantom yang ada di laboratorium. 6. Setelah melakukan praktikum secara mandiri, pembimbing melakukan diskusi dan evaluasi menggunakan daftar tilik yang ada. 7. Apabila setelah di evaluasi, Anda mendapat skor atau nilai diatas nilai batas lulus, maka Anda dinyatakan telah melaksanakan praktikum dan boleh untuk melaku- kan secara mandiri kepada pasien di lahan praktik. Akan tetapi, apabila, Anda belum mendapatkan skor yang cukup, maka Anda harus mengulang melakukan praktikum secara mandiri lagi.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 5
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 6
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 PENILAIAN: Penilaian mata kuliah asuhan kebidanan Komunitas meliputi penilaian tes sumatif yang akan diadakan di akhir semester dan tes praktikum sebelum Anda turun ke lahan prak- tik. Sehingga penilaian tidak saja berupa materi askeb komunitas tapi juga kemahiran Anda dalam melakukan tindakan praktik sesuai dengan daftar tilik dari setiap perasat. Nilai batas lulus mahasiswa dalam pembelajaran praktikum adalah 3 dengan lambang mutu B. Pada buku petunjuk praktikum deteksi dini tumbuh kembang ini, Anda akan di- evaluasi oleh instruktur atau pembimbing untuk melakukan deteksi dini tumbuh kem- bang pada hari terakhir praktikum. TATA TERTIB: Selama Anda menjalankan praktikum ini, wajib mentaati tata tertib yang ada, antara lain: 1. Wajib mentaati peraturan yang berlaku di laboratorium 2. Peminjaman alat maksimal 3 x 24 jam sebelum tindakan untuk mempersiapkan set- ting tempat. 3. Kehadiran harus sesuai jadwal yang ditetapkan petugas lab 4. Kehadiran praktik 100%, bila tidak hadir wajib mengganti praktikum dengan per- setujuan pembimbing prodi. 5. Setiap kali datang ke laboratorium wajib menandatangani daftar hadir. 6. Bila ada halangan tidak bisa hadir pada jadwal praktikum ini, maka harus meminta ijin kepada pembimbing akademik. Bila sakit harus ada surat keterangan dokter, bila ijin kepentingan lain harus melapor terlebih dulu pada penanggung jawab laborato- rium. 7. Apabila alat atau phantom yang digunakan rusak karena kelalaian, maka wajib harus diganti. 8. Apabila setelah waktu praktikum, nilai yang didapat belum mencapai nilai batas lulus, maka Anda harus mengulang praktikum di laboratorium sebelum mengikuti praktik klinik di lahan praktik. Baiklah, selamat berlatih, semoga Anda mahir dalam memberikan asuhan ke- bidanan komunitas, untuk bekal bertugas menjadi bidan yang profesional.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 8 Kegiatan Belajar 1 Tujuan Pembelajaran Umum Waktu 60 menit (1 JAM) Sekarang kita masuki Kegiatan Belajar I. Dalam Kegiatan Belajar I ini Anda akan mem- pelajari tentang bagaimana menilai pertumbuhan bayi dan balita. Dalam menilai per- tumbuhan faktor penting yang harus Anda akan perhatikan adalah cara menilai, proses menilai, dan cara membaca hasil ukuran. Pertumbuhan merupakan faktor penting dalam fase kehidupan bayi dan balita. Pertum- buhan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik dari dalam maupun luar. Asupan yang baik bagi bayi dan balita akan membuat pertumbuhan yang baik pula. Dilain pihak, genetik atau faktor keturunan juga memegang peranan penting dalam proses pertum- buhan. Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 1 diharapkan Anda mampu untuk melaku- kan deteksi dini pertumbuhan pada bayi dan balita. Di akhir kegiatan belajar satu, Anda diharapkan mampu untuk : 1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan 2. Menjelaskan jenis pertumbuhan 3. Melakukan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan 4. Menginterpretasikan data hasil pengukuran Untuk memahami deteksi dini pertumbuhan pada bayi dan anak balita berikut materi yang harus Anda pelajari: 1. Pengertian pertumbuhan 2. Tujuan pemeriksaan pertumbuhan 3. Deteksi dini pertumbuhan 4. Interpretasi hasil pengukuran Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 Uraian Materi Apa itu pertumbuhan? Apa saja yang termasuk dalam jenis pertumbuhan? Bagaimana cara memeriksanya? Dan bagaimana cara menyimpulkan hasil dari pemeriksaan per- tumbuhan? Kali ini akan kita bahas tentang deteksi dini pertumbuhan pada bayi dan balita A. Pengertian Pertumbuhan Whaley dan Wong dalam Supartini (2004) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, berhubungan dengan perubahan pada kuan- tita yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang di- tunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh. Marlow mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan ukuran tubuh yang dapat diukur dengan meter atau sentimeter untuk badan dan kilogram atau gram untuk berat badan. Jadi dapat disimpulkan pengertian pertumbuhan seperti di bawah ini. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang atau berat APA YANG DIMAKSUD ?
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 10 Pertumbuhan tidak hanya bercirikan adanya perubahan ukuran, tetapi juga peru- bahan yang terjadi secara proporsi. Ketika masih di dalam kandungan, kepala dan badan janin mempunyai proporsi yang hampir sama. Saat baru lahir, terjadi peruba- han proporsi kepala menjadi sekitar 26%. Proporsi kepala terhadap badan semakin mengecil dengan bertambahnya usia. Gambar 1. Pertumbuhan Fetus Hingga Dewasa Tahapan pertumbuhan anak berjalan pada pola tertentu. Pertumbuhan anak mulai lahir hingga 18 tahun berjalan dengan kecepatan yang berbeda, dan setiap organ mempunyai pertumbuhan yang berbeda pula. B. Jenis Pertumbuhan Ada beberapa jenis pertumbuhan yang terjadi pada anak: 1. Pertumbuhan fisik umum Pertumbuhan fisik secara umum, seperti tinggi badan, berlangsung dengan ke- cepatan yang berbeda untuk setiap segmen usia. Dari sejak lahir hingga usia 1-2 tahun fisik anak tumbuh dengan relative cepat. Setelah itu akan mulai melam- bat dan datar hingga memasuki usia remaja. Pengaruh hormonal saat remaja, menyebabkan terjadi percepatan pertumbuhan fisik pada usia 10-16 tahun. Tinggi badan anak diharapkan mulai mencapai potensi tinggi genetiknya pada usia sekitar 18 tahun. 2. Pertumbuhan otak dan kepala Sejak bayi lahir, pertumbuhan organ yang paling cepat adalah pertumbuhan otak. Ketika usia sekitar 2 tahun, otak dan kepala sudah tumbuh mencapai 60%. Ketika berusia 6 tahun pertumbuhan otak telah mencapai lebih dari 90% dari otak dewasa. 3. Pertumbuhan organ reproduksi Organ reproduksi mempunyai pola pertumbuhan yang relative lambat diband- ing dengan lainnya, dari sejak lahir hingga usia sekitar 12 tahun. Setelah mema- suki masa remaja, pertumbuhan organ reproduksi berjalan dengan kecepatan luar biasa oleh karena pengaruh hormonal saat itu.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 4. Pertumbuhan jaringan limfoid Pertumbuhan organ jaringan getah bening (limfoid) sebagai salah satu palang pintu pertahanan tubuh terhadap penyakit, tumbuh melampaui kapasitas 100% pada usia 12 tahun. Kemudian menurun kembali hingga menuju akhir usia anak. 5. Pertumbuhan gigi Gigi pertama tumbuh pada usia 6-14 bulan, pada usia 1 tahun sebagian besar anak mempunyai 6 sampai dengan 8 gigi susu. Selama tahun kedua tumbuh lagi 8 gigi, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14-16 gigi. Dan pada usia 2,5 tahun sudah terdapat 20 gigi susu. Bentuk, ukuran dan jumlah gigi sangat dipengaruhi oleh factor genetic, jenis kelamin dan ras sebuah bangsa. Gambar . Grafik 1 Pertumbuhan Kecepatan Pertumbuhan Sesuai Usia Berat Badan (BB) ideal : Triwulan I 700 – 1000 g/bln Triwulan II 500 – 600 g/bln Triwulan III 250 – 450 g/bln Triwulan IV 250 – 350 g/bln Usia 1 tahun: 3 x BB lahir Usia 2 tahun: 4 x BB lahir > 2 tahun: rata-rata 2 kg/thn Panjang Badan (PB) : PB lahir rata-rata 50 cm 1 tahun: bertambah 50% 4 tahun: 2 x PB lahir Lingkar Kepala (LK) : LK lahir rata-rata 35 – 37 cm Tumbuh pesat 6 bln I, kemudian berkurang Tahun ke II: hanya bertambah 2 – 3 cm Usia 6 tahun: 54-55 cm
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 12 C. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Jenis deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yang dapat dilakukan ada dua yaitu BB/TB dan Lingkar Kepala. Jadwal pengukuran berdasarkan usia dapat Anda lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Jadwal Pemeriksaan Penyimpangan Pertumbuhan  Keterangan: BB/ TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan LK : Lingkar Kepala Jadwal di atas dapat berubah sewaktu-waktu yaitu pada kasus rujukan, ada ke- curigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh dan ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dapat dilakukan di semua tingkat pe- layanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunaan adalah sebagai berikut: Usia Anak Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan BB / TB LK 0 bulan v v 3 bulan v v 6 bulan v v 9 bulan v v 12 bulan v v 15 bulan v 18 bulan v v 21 bulan v 24 bulan v v 30 bulan v 36 bulan v v 42 bulan v 48 bulan v v 54 bulan v 60 bulan v v 66 bulan v 72 bulan v v
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Berikut akan dijelaskan lebih rinci bagaimana cara memeriksa pertumbuhan pada anak: 1. Berat Badan Berat badan bukan merupakan istilah asing yang belum pernah Anda dengar sama sekali. Tapi tahukah Anda definisi yang benar dari berat badan? Mari kita bahas bersama. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting pada masa bayi dan balita. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator yang ter- baik saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi. Berat badan juga digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, ede- ma, atau adanya tumor). Dapat juga digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status gizi dan tumbuh kem- bang anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan. Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anak den- gan timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat sudah dalam keadaan seimbang (Jarum menunjukkan angka nol). Bayi ditimbang dalam posisi berbaring terlentang atau duduk tanpa baju, sedang anak ditim- bang dalam posisi berdiri tanpa sepatu dengan pakaian minimal (Latief, 2003). Balita yang akan ditimbang sebaiknya memakai pakaian seringan mungkin. Baju, Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat Yang Digunakan Keluarga, Masyarakat • Orang Tua • Kader Kesehatana • Petugas PAUD, BKB TPA, dan Guru TK • KMS • Timbangan Dacin Puskesmas • Dokter • Bidan • Perawat • Ahli Gizi • Petugas Lainnya • Tabel BB/TB • Grafik LK • Timbangan • Alat Ukur Tinggi Badan • Pita Pengukur Lingkar Kepala
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 14 sepatu dan topi sebaiknya dilepaskan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, maka hasil penimbangan harus dikoreksi dengan berat kain balita yang ikut tertim- bang. Bila keadaan ini memaksa dimana anak balita tidak mau ditimbang tanpa ibunya atau orang tua yang menyertainya, maka timbangan dapat dilakukan den- gan menggunakan timbangan injak dengan cara pertama, timbang balita beser- ta ibunya. Kedua, timbang ibunya saja. Ketiga, hasil timbangan dihitung dengan mengurangi berat badan ibu dan anak (Supriasa, 2002). PRINSIP PENGUKURAN BERAT BADAN: a. Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai usia 2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring/ duduk dengan tenang b. Gunakan timbangan pegas atau elektronik c. Untuk bayi dan balita harus ditimbang dengan posisi berbaring, gunakan tim- bangan tipe pan dengan ketelitian sampai 10 gram d. Jangan menggunakan timbangan kamar mandi yang sering digunakan dan tidak tertera e. Pastikan jarum berada di angka nol setiap akan memulai timbangan dan se- tiap akhir penimbangan f. Paling sedikit lakukan peneraan timbangan 2 sampai 3 kali setahun pada jawatan tera di daerah masing-masing Ada dua cara pengukuran berat badan yang bisa dilakukan: PERSIAPAN ALAT Peralatan : - Timbangan bayi - Formulir pencatatan Prosedur a. Persiapan pasien • Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan • Lakukan informed concent b. Persiapan pemeriksa/Bidan • Mencuci tangan Rumus Berat badan menurut usia (Soetjiningsih 1995, p.20) : Lahir : 3,25 kg 3–12 bulan : Usia (Bulan ) + 9 2 1–6 tahun : usia (tahun) x 2 + 8 6-12 tahun : Usia (Tahun) x 7 – 5 2 PENGUKURAN BERAT BADAN (POSISI BERBARING)
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 PELAKSANAAN LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR 1. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang 2. Posisikan jarum pada angka 0 3. Sambut anak/ bayi dengan sikap ramah sambil memperhatikan kondisi fisik anak ( Lakukan secara cermat dan penuh perhatian ).
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 16 4. Lepas pakaian bayi beserta topi kaus tangan dan kaus kaki 5. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan 6. Lihat jarum timbangan sampai ber- henti lalu baca angka yang ditunjuk- kan oleh jarum timbangan atau angka timbangan Bila bayi terus menerus bergerak, per- hatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri 7. Catat hasil
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 PERSIAPAN ALAT Peralatan : - Timbangan injak - Formulir pencatatan Prosedur a. Persiapan pasien • Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan • Lakukan informed concent b. Persiapan pemeriksa/Bidan • Mencuci tangan PENGUKURAN BERAT BADAN (POSISI BERDIRI) LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR 1. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak 2. Posisikan jarum pada angka 0 PELAKSANAAN
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 18 3. Sambut anak/ bayi dengan sikap ramah sambil memperhatikan kondisi fisik anak ( Lakukan secara cermat dan penuh perhatian ). 4.Lepas pakaian anak yang tebal dan sisakan hanya pakaian tipis yang men- empel di tubuh Lepaskan alas kaki, jaket, topi, sarung tangan dan anak tidak memegang sesuatu 5. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 6. Lihat jarum timbangan sampai ber- henti 7.Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timban- gan Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca ang- ka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri 8. Catat hasil 2. Tinggi Badan/ Panjang Badan Anda pasti sering mendengar istilah tinggi badan dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya apa itu tinggi badan? Bagian mana dari tubuh yang dapat dikatakan sebagai tinggi badan? Berikut akan kita bahas pengertiannya terlebih dahulu. Menurut tim anatomi FIK Universitas Negeri Yogyakarta dalam diktat anatomi manusia, tinggi tubuh atau tinggi badan adalah jarak maksimum dari vertek ke telapak kaki. Bagaimana dengan Panjang Badan? Apa perbedaan
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 20 tinggi badan dan panjang badan? Menurut pengertiannya tidak ada perbedaan antara tinggi badan dan panjang badan. Perbedaannya terletak pada teknik pengukuran yaitu pada posisi anak saat dilakukan pengukuran. Jika anak diukur dalam posisi tegak lurus/ berdiri/ vertical hasil pengukurannya disebut dengan tinggi badan. Tapi jika anak melakukan pengukuran dengan posisi mendatar/ berbaring/ horizontal, pengukuran yang dihasilkan disebut dengan panjang badan. Menurut Barry L. Johnson (1979: 166) yang dikutip oleh Murtiantmo Wibowo Adi (2008: 32) berpendapat bahwa tinggi badan merupakan ukuran posisi tubuh berdiri (vertical) dengan kaki menempel pada lantai, posisi kepala dan leher tegak, pandangan rata-rata air, dada dibusungkan, perut datar dan tarik nafas beberapa saat. Menurut Wahyudi (2011: 1) yang dikutip Catur Baharudin (2007: 7) berpendapat bahwa tinggi badan diukur dalam posisi berdiri sikap sempurna tanpa alas kaki. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa untuk mengukur tinggi badan seseorang pada posisi berdiri secara anatomis , dapat diukur dari kepala bagian atas sampai ketelapak kaki bagian bawah. Pengukuran tinggi badan bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak melalui perbandingan tinggi badan berdasarkan usia. Tinggi Badan merupakan antro- pometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, TB tumbuh seiring dengan pertambahan usia. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Tinggi Badan (TB) merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika usia tidak diketahui dengan tepat. Tinggi badan juga merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan meng- hubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor usia dapat dikesampingkan.
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 PRINSIP PENGUKURAN TINGGI BADAN/ PANJANG BADAN: a. Terdapat dua posisi dalam melakukan pengukuran tinggi badan yaitu ber- baring dan berdiri b. Pengukuran dengan cara berbaring dilakukan untuk menimbang anak yang belum bisa berdiri dengan tegak lurus c. Baca dan pelajari langkah demi langkah secara seksama sebelum melaku- kan tindakan. d. Ikutilah petunjuk praktikum ini, jangan sampai ada yang terlewat. e. Tanyakan pada pembimbing (Instructure) bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti. PERSIAPAN ALAT Peralatan : - Alat ukur panjang badan (Microtoise) - Formulir pencatatan Prosedur a. Persiapan pasien • Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan • Lakukan informed concent b. Persiapan pemeriksa/Bidan • Mencuci tangan PENGUKURAN PANJANG BADAN (POSISI BERBARING) LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR 1.Sambut anak/ bayi dengan sikap ra- mah sambil memperhatikan kondisi fisik anak ( Lakukan secara cermat dan penuh perhatian ). PELAKSANAAN
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 22 2. Minta anak didampingi orang tua untuk melepaskan alas kaki (sandal/ sepatu) 3. Baringkan bayi telentang pada alas yang datar dengan posisi kepala bayi menempel pada angka 0 4. Minta bantuan petugas yang lain atau orang tua untuk memegang kepala bayi agar tetap menempel pada ang- ka 0 (pembatas kepala)
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 5. Tekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki 6. Baca angka di tepi luar pengukur 7. Catat hasil
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 24 PERSIAPAN ALAT Peralatan : - Alat ukur panjang badan (Microtoise) - Formulir pencatatan Prosedur a. Persiapan pasien • Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan • Lakukan informed concent b. Persiapan pemeriksa/Bidan • Mencuci tangan PENGUKURAN PANJANG BADAN (POSISI BERDIRI) PELAKSANAAN LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR 1.Sambut anak/ bayi dengan sikap ra- mah sambil memperhatikan kondisi fisik anak ( Lakukan secara cermat dan penuh perhatian ). 2. Minta anak didampingi orang tua untuk melepaskan alas kaki (sandal/ sepatu)
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 3. Posisikan anak tegak lurus dan menghadap ke depan Punggung, pantat, dan tumit menempel pada tiang pengukur 4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun 5. Baca angka pada batas tersebut
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 26 6. Catat hasil 3. Lingkar Kepala Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Tujuan pengukuran lingkar kepala adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas nor- mal. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun uku- ran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai den- gan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran usia. Jadwal pengukuran lingkar kepala disesuaikan dengan usia anak. Usia 0-11 bu- lan, pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, usia 12- 72 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. . PERSIAPAN ALAT Peralatan : - Pita pengukur lingkar kepala - Formulir pencatatan Prosedur a. Persiapan pasien • Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan • Lakukan informed concent b. Persiapan pemeriksa/Bidan • Mencuci tangan PENGUKURAN LINGKAR KEPALA
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR 1. Sambut anak/ bayi dengan sikap ra- mah sambil memperhatikan kondisi fisik anak ( Lakukan secara cermat dan penuh perhatian ). 2. Lepas aksesoris anak yang ada di kepala (topi, pita, ikat rambut, bando, dll) 3. Lingkarkan metelin pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga dan bagian be- lakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang PELAKSANAAN
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 28 4. Baca angka pada pertemuan angka 0 5. Catat hasil D. Interpretasi Hasil Pengukuran Pada materi sebelumnya Anda dijelaskan tentang bagaimana cara melakukan pen- gukuran yang benar untuk menilai pertumbuhan seorang anak. Setelah didapatkan hasil pengukuran selanjutnya akan kita bahas bagaimana cara membaca hasil untuk menentukan ada atau tidaknya penyimpangan pertumbuhan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan: 1. Penilaian Menggunakan KMS a. Tentukan usia anak b. Ukur berat badan anak c. Masukkan hasil pengukuran berat badan berdasarkan usia ke dalam kurva KMS
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 d. Lakukan penilaian tentang pola pertumbuhan dengan menggunakan KMS, kemudian masukkan hasil ke dalam tabel hasil praktikum di bawah dengan arti sebagai berikut. 1) Jika arah pertumbuhan anak mengikuti garis lengkungan sebagaimana kurva di bawah dengan garis datar, pertumbuhan lambat. Jika naik, per- tumbuhan baik. Jika turun, pertumbuhan jelek/ kurang Menunjukkan usia bayi (dalam bulan) Berat bayi (Dalam kilogram)
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 30 2) Jika anak masuk di bawah garis merah berarti gizi buruk, pertumbuhan juga buruk atau kurang.
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 31 2. Penilaian Pertumbuhan Menggunakan Tabel Berat Badan terhadap Pan- jang Badan/ Tinggi Badan Salah satu penilaian penyimpangan pertumbuhan yang dapat Anda gunakan adalah penggunaan tabel BB terhadap PB/TB. Penggunaan tabel BB terhadap PB/TB kita gunakan kelebihan yang lebih banyak dibanding tabel BB menurut usia (BB/U) atau Tinggi badan menurut usia (TB/U). Tabel ini lebih bisa menilai se- cara proporsional pertumbuhan seorang anak beradasarkan berat dan tingginya tanpa memandang usia anak tersebut. Tabel pengukuran BB/ TB dapat Anda lihat pada Lampiran. Adapun langkah-lang- kah yang perlu Anda lakukan adalah: a. Ukur tinggi/ panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara di atas b. Lihat kolom Tinggi/ Panjang Badan anak yang sesuai dengan hasil penguku- ran c. Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) ses- uai jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat dengan berat badan anak d. Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui standar deviasi 3. Penilaian Pengukuran Lingkar Kepala Setelah melakukan penilaian pengukuran sesuai dengan prosedur yang sebel- umnya telah dijelaskan, maka untuk mengetahui kesimpulannya dapat Anda baca pada interpretasi di bawah ini: a. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam “jalur hijau” maka ling- karan kepala anak normal. b. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada diluar “jalur hijau” maka lingkaran kepala anak tidak normal. c. Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada diatas “jalur hijau” dan mikrosefal bila berada dibawah “jalur hijau”.
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 32 Gambar. Grafik 2 Lingkar Kepala Perempuan Gambar Grafik 3 Lingkar Kepala Laki-Laki
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 33 E. Rencana Tindak Lanjut (Intervensi) Setelah dilakukan pengukuran dan ditarik kesimpulan dari hasil pengukuran, maka ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan 1. Jika didapat hasil yang didapat dengan menggunakan KMS adalah: a. Berat Badan Naik, anak dianjurkan kembali untuk penimbangan berikutnya sesuai jadwal yang tercantum pada KMS b. Berat Badan Tetap atau Turun, berikan konseling pada ibu tentang cara pemberian makan yang benar, kaji kemungkinan anak menderita penyakit yang dapat mempengaruhi berat badannya c. Berat Badan Bawah Garis Merah (BGM), rujuk anak ke fasilitas perbaikan gizi yang lebih lengkap 2. Berikut penanganan hasil pemeriksaan status pertumbuhan anak menggunakan BB / TB berdasarkan Manajemen Terpadu Balita Sakit: • Badan sangat kurus ATAU • BB/PB(TB) <-3SD, ATAU • Bengkak pada kedua punggung kaki SANGAT KURUS DAN / ATAU EDEMA • Beri air gula • Hangatkan Badan • Beri vitamin A • Bila disertai diare, berikan cairan ReSoMal atau modifi- kasinya. • Bila syok, berikan bolus gloko- sa 10% iv dan infus. • Bila ada komplikasi pada mata, beri tetes / salep mata tanpa kortikosteroid. • RUJUK SEGERA, selama diper- jalan jaga kehangatanbadan dan bila masih menyusui, teruskan ASI. • Badan sangat kurus ATAU • BB/PB(TB) > - 3SD - <-2SD KURUS • Lakukan Penilaian pemberian makan pada anak • Bila ada masalah pemberian makan, lakukan konsleing gizi di puskesmas dan kunjungan ulang 5 hari. • Bila tidak ada masalha pem- berian makan, nasihati sesuai “Anjuran Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit” dan kun- jungan ulang 14 hari. • Nasihati kapan kembali segera
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 34 • BB/PB(TB) -2SD -+ 2SD DAN • Tidak ditemukan tanda-tanda kelainan gizi diatas NORMAL • Jika anak berumur kurang dari 2 tahun, lakukan pemberian makan dan nasihati sesuai “ Anjuran Makan Untuk Anak Se- hat Maupun Sakit” • Anjurkan untuk menimbang berat badan secara teratur setiap bulan. 3. Jika ditemukan makrosefal maupun mikrosefal dari hasil pengukuran lingkar kepala segera dirujuk ke rumah Sakit. Anda telah selesai mempelajari kegiatan belajar 1, apakah Anda sudah paham? Apa yang dapat Anda petik dari materi tersebut ? Coba Anda tuliskan pada kolom berikut. Jika sudah paham lakukan praktikum di bawah ini, Anda bisa lanjut mempelajari Ke- giatan Belajar 2 jika nilai Anda mencapai nilai 3 dengan lambang “B” pada praktikum mahasiswa. Jika belum, pelajari kembali bagian – bagian yang belum Anda pahami dan ulangi kembali praktikum tersebut.
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 35 Praktikum Mahasiswa LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4 1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan ibunya 2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan. 3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak 4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan 5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan Lakukan praktikum berikut untuk menilai penguasaan Anda terhadap materi yang se- belumnya telah dibahas. Minta bantuan teman Anda untuk menilai Anda sewaktu Anda mendemonstrasikan langkah-langkah dalam daftar tilik. DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN MENGGUNAKAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) NAMA MAHASISWA : TEMPAT PRAKTEK : NIM : TANGGAL : Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = Lalai : Langkah klinik tidak dilakukan 2 = Kurang : Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker- jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan. 3 = Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan. 4 = Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru- tannya dan waktu yang dipergunakan.
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 36 6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me- nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang- kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse- but. 7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu- juan pemeriksaan 8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan B. Persiapan 9. Alat dan bahan - Alat tulis - KMS - Alat ukur timbang badan (timbangan bayi/ timbangan injak) Pemilihan instrument pengukuran disesuaikan dengan usia dan kondisi anak C. Pemeriksaan 10. Cuci tangan 7 langkah 11. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan 12. Lepaskan pakaian bayi/ anak saat akan ditimbang 13. Atur posisi bayi/ anak sesuai dengan jenis timbangan yang digunakan 14. Baca hasil pengukuran 15. Catat hasil pengukuran 16. Interpretasi hasil pengukuran 17. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat 18. Bereskan alat 19 Dokumentasi
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 37 LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4 1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan ibunya 2. Tentukan Jenis Kelamin Anak 3. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan. 4. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak 5. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan 6. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan 7. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me- nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang- kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse- but. 8. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu- juan pemeriksaan 9. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN MENGGUNAKAN TABEL BB/ TB NAMA MAHASISWA : TEMPAT PRAKTEK : NIM : TANGGAL : Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = Lalai : Langkah klinik tidak dilakukan 2 = Kurang : Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker- jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan. 3 = Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan. 4 = Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru- tannya dan waktu yang dipergunakan.
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 38 B. Persiapan 10. Alat dan bahan - Alat tulis - Tabel BB/ TB - Alat ukur timbang badan (timbangan bayi/ timbangan injak) - ALat ukur tinggi badan (Microtoise) 11. Pemilihan instrument pengukuran disesuaikan dengan usia dan kondisi anak C. Pemeriksaan 12. Cuci tangan 7 langkah 13. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan 14. Lepaskan pakaian bayi/ anak yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran 15. Timbang bayi dengan cara yang benar 16. Ukur tinggi badan dengan cara yang benar 17. Baca hasil pengukuran 18. Catat hasil pengukuran 19. Lihat kolom Tinggi/ Panjang Badan anak yang sesuai den- gan hasil pengukuran 20. Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perem- puan (kanan) sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat dengan berat badan anak 21. Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui standar deviasi 22. Interpretasi hasil pengukuran 23. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat 24. Bereskan alat 25. Dokumentasi
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 39 LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4 1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan ibunya 2. Tentukan Jenis Kelamin Anak 3. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan. 4. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak 5. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan 6. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan 7. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me- nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang- kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse- but. 8. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu- juan pemeriksaan 9. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN MENGGUNAKAN GRAFIK LINGKARAN KEPALA NAMA MAHASISWA : TEMPAT PRAKTEK : NIM : TANGGAL : Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = Lalai : Langkah klinik tidak dilakukan 2 = Kurang : Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker- jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan. 3 = Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan. 4 = Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru- tannya dan waktu yang dipergunakan.
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 40 B. Persiapan 10. Alat dan bahan - Alat tulis - Pita pengukur lingkar kepala - Grafik lingkaran kepala C. Pemeriksaan 11. Cuci tangan 7 langkah 12. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan 13. Lepaskan topi atau aksesoris kepala lainnya pada kepala bayi/ anak yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran 14. Lingkarkan metelin pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga dan bagian be- lakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang 15. Baca angka pada pertemuan angka 0 16. Catat hasil pengukuran 17. Interpretasi hasil pengukuran 18. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat 19. Bereskan alat 20. Dokumentasi
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 41 Kegiatan Belajar 2 Tujuan Pembelajaran Umum Waktu 60 menit (1 JAM) Kita berjumpa kembali para peserta Pendidikan Jarak Jauh D3 Kebidanan. Pada bahasan yang lalu Anda semua telah menuntaskan Kegiatan Belajar 1 yang membahas tentang deteksi dini penyimpangan pertumbuhan pada bayi/ anak. Seperti yang telah dikemu- kakan pada bagian awal, pada Kegiatan Belajar 2 ini kita akan membahas tentang detek- si dini penyimpangan perkembangan. Berikut akan dibahas dengan lebih rinci. Silakan Anda baca dan lakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang ada di kegiatan belajar ini. Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 2 ini diharapkan Anda dapat melakukan deteksi dini penyimpangan perkembangan dengan benar. Setelah kegiatan belajar mengajar diharapkan Anda mampu : 1. Menjelaskan pengertian perkembangan 2. Menjelaskan ciri perkembangan 3. Menjelaskan prinsip perkembangan 4. Menjelaskan aspek perkembangan 5. Menjelaskan tahapan perkembangan 6. Mendeteksi dini penyimpangan perkembangan 7. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan 8. Melakukan rencana tindak lanjut (intervensi) Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran mahir melakukan deteksi dini penyimpan- gan perkembangan,maka yang pertama harus Anda lakukan adalah memahami pokok- pokok materi dibawah ini : 1. Pengertian perkembangan 2. Ciri perkembangan 3. Prinsip perkembangan 4. Aspek perkembangan 5. Tahapan perkembangan 6. Deteksi dini penyimpangan perkembangan 7. Interpretasikan hasil pemeriksaan 8. Rencana tindak lanjut (intervensi) Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 42 Uraian Materi Pada bahasan yang lalu Anda telah mempelajari tentang pertumbuhan. Apa itu pertum- buhan, bagaimana cara mengukurnya dan bagaimana membaca hasil pengukurannya. Nah, mungkin sebagian dari Anda ada yang akan beripikir begini “ Apa perbedaan an- tara pertumbuhan dan perkembangan?” Keduanya memang mempunyai makna yang mirip tapi berbeda. Berikut akan dibahas tentang pengertian dari perkembangan, tujuan dilakukan pemeriksaan perkembangan, tahapan perkembangan normal pada anak, bagaimana mendeteksi dini penyimpangan dan bagaimana membaca hasil pemeriksaannya. 1. Pengertian Perkembangan Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan per- tumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuro- muskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut ber- peran penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam bidang motorik kasar, motorik halus, kemampuan berbahasa maupun sosialisasi dan kemandirian. APA YANG DIMAKSUD ?
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 43 2. Ciri-Ciri Perkembangan Anda telah mengetahui tentang perbedaan antara pertumbuhan dan perkemban- gan. Apakah Anda sudah bisa membedakan keduanya? Jika belum, berikut akan di- jelaskan lebih lanjut mengenai ciri-ciri suatu perkembangan. Adapun seorang anak dikatakan mengalami perkembangan jika: a. Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensi pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf b. Pertumbuhan dan perkembangan tahap awal menentukan tahap selanjutnya Setiap anak tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum berdiri. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena me- nentukan perkembangan selanjutnya. c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian. Ter- jadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah usia, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepan- daiannya. e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap Perkemangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: 1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah anggota tubuh 2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah tengah (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian tepi seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus. f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mam- pu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu ber- diri sebelum berjalan dan sebagainya. 3. Prinsip-Prinsip Perkembangan Ada dua prinsip yang perlu diperhatikan saat menilai suatu perkembangan: a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar Kematangan merupakan proses yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha b. Pola perkembangan dapat diramalkan Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 44 dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan. 4. Aspek Pekembangan Dalam menilai perkembangan seorang anak, ada beberapa aspek yang perlu dipan- tau, diantaranya adalah: a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan ke- mampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot- otot besar, seperti duduk, berdiri dan sebagainya b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemam- puan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjepit, menulis dan sebagainya. c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan ke- mampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya. d. Sosialisasi dan kemadirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/ pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan- nya, dan sebagainya 5. Tahapan Perkembangan Usia 0-3 bulan o Mengangkat kepala setinggi 450 . o Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah. o Melihat dan menatap wajah Anda. o Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengo- ceh. o Suka tertawa keras. o Bereaksi terkejut terhadap suara keras. o Membalas tersenyum ketika diajak bicara/ tersenyum. o Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pen- dengaran, kontak. Usia 3-6 bulan o Berbalik dari telungkup ke telentang. o Mengangkat kepala setinggi 900 . o Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan sta- bil. o Menggenggam pensil. o Meraih benda yang ada dalam jangkauannya. o Memegang tangannya sendiri. o Berusaha memperluas pandangan. o Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil. o Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik. o Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 45 Usia 6-9 bulan o Duduk (sikap tripoid – sendiri). o Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan. o Merangkak meraih mainan atau mendekati seseo- rang. o Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya. o Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan. o Memungut benda sebesar kacang dengan cara mer- aup. o Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatatata. o Mencari mainan/benda yang dijatuhkan. o Bermain tepuk tangan/ciluk ba. o Bergembira dengan melempar benda. o Makan kue sendiri. Usia 9-12 bulan o Mengangkat badannya ke posisi berdiri. o Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi. o Dapat berjalan dengan dituntun. o Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan. o Menggenggam erat pensil. o Memasukkan benda ke mulut. o Mengulang menirukan bunyi yang didengar. o Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti. o Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja. o Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan. o Senang diajak bermain ”CILUK BA” o Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 46 Usia 12-18 bulan o Berdiri sendiri tanpa berpegangan. o Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali. o Berjalan mundur 5 langkah. o Memanggil ayah dengan kata ”papa”, memanggil ibu dengan kata ”mama”. o Menumpuk 2 kubus. o Memasukkan kubus di kotak. o Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/ merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu o Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing. Usia 18-24 bulan o Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik. o Berjalan tanpa terhuyung-huyung. o Bertepuk tangan, melambai-lambai. o Menumpuk 4 buah kubus. o Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk. o Menggelindingkan bola kearah sasaran. o Menyebut 3– 6 kata yang mempunyai arti. o Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga. o Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri. Usia 24-36 bulan o Jalan naik tangga sendiri. o Dapat bermain dan menendang bola kecil. o Mencoret-coret pensil pada kertas. o Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata. o Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya keti- ka diminta. o Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih. o Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta. o Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah. o Melepas pakaiannya sendiri.
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 47 Usia 36-48 bulan o Berdiri 1 kaki 2 detik o Melompat kedua kaki diangkat o Mengayuh sepeda roda tiga. o Menggambar garis lurus o Menumpuk 8 buah kubus. o Mengenal 2-4 warna. o Menyebut nama, usia, tempat. o Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan. o Mendengarkan cerita. o Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri o Bermain bersama teman, mengikuti aturan per- mainan o Mengenakan sepatu sendiri. o Mengenakan celana panjang, kemeja, baju Usia 48-60 bulan o Berdiri 1 kaki 6 detik. o Melompat-lompat 1 kaki. o Menari. o Menggambar tanda silang. o Menggambar lingkaran. o Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh. o Mengancing baju atau pakaian boneka. o Menyebut nama lengkap tanpa dibantu o Senang menyebut kata-kata baru. o Senang bertanya tentang sesuatu o Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang be- nar. o Bicaranya mudah dimengerti o Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya o Menyebut angka, menghitung jari o Menyebut nama-nama hari o Berpakaian sendiri tanpa dibantu. o Menggosok gigi tanpa dibantu. o Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 48 Usia 60-72 bulan o Berjalan lurus. o Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik. o Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap o Menangkap bola kecil dengan kedua tangan o Menggambar segi empat. o Mengerti arti lawan kata o Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih o Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya. o Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10 o Mengenal warna-warni o Mengungkapkan simpati o Mengikuti aturan permainan o Berpakaian sendiri tanpa dibantu 6. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Jenis deteksi dini penyimpangan perkembangan yang dapat dilakukan ada tiga yaitu KPSP, TDD dan TDL. Jadwal pengukuran berdasarkan usia dapat Anda lihat pada ta- bel di bawah ini: Tabel 2 Jadwal Pemeriksaan Penyimpangan Pertumbuhan Usia Anak Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan KPSP TDD TDL 0 bulan 3 bulan v v 6 bulan v v 9 bulan v v 12 bulan v v 15 bulan v 18 bulan v v 21 bulan v 24 bulan v v 30 bulan v v 36 bulan v v 42 bulan v v 48 bulan v v 54 bulan v v 60 bulan v v 66 bulan v v 72 bulan v v
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 49 Keterangan : KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan TDD : Tes Daya Dengar TDL : Tes Daya Lihat Jadwal di atas dapat berubah sewaktu-waktu yaitu pada kasus rujukan, ada ke- curigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh dan ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang. Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pe- layanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan : Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan TDL : Tes Daya Lihat TDD : Tes Daya Dengar BKB : Bina Keluarga Balita. TPA : Tempat Penitipan Anak Pusat PADU : Pusat Pendidikan Anak Dini Usia TK : Taman Kanak-kanak. Ada beberapa cara mengukur perkembangan seorang anak, diantaranya adalah: a. Deteksi Dini menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) KPSP merupakan salah satu alat yang dapat mendeteksi penyimpangan pada anak. Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Pemeriksaan KPSP rutin adalah pada usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai usia skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada usia skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat Yang Digunakan Keluarga, Masyarakat • Orang tua • Kader kesehatan, BKB, TPA Buku KIA • Petugas pusat PADU terlatih. • Guru TK terlatih. • KPSP • TDL • TDD Puskesmas • Dokter • Bidan • Perawat • KPSP • TDL • TDD
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 50 Misalnya bayi usia 7 bulan, diminta kembali untuk skrining KPSP pada usia 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan usia anak bukan usia skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk usia skrining terdekat - yang lebih muda. Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PADU terlatih. Alat/instrumen yang digunakan dalam pemeriksaan KPSP adalah: • Formulir KPSP menurut usia. Formulir ini berisi 9 – 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak usia 0-72 bulan. • Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, ker- incingan, kubus berukuran sisi 2,5 Cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 Cm. PERSIAPAN : Peralatan : - Alat tulis - Formulir KPSP - Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia. - Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola) Pasien: - Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan - Lakukan informed concent PELAKSANAAN : 1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa. 2) Tentukan usia anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Bila usia anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. 3) Setelah menentukan usia anak, pilih KPSP yang sesuai dengan usia anak (KPSP terlampir) 4) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu: • Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: “Dapatkah bayi makan kue sendiri ?” • Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi Anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posi- si duduk”. LANGKAH MENGGUNAKAN KPSP Contoh: bayi usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila usia bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 51 5) Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan ke- padanya. 6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap per- tanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir. 7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan terdahulu. • Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya. • Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu. 8) Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah jawaban “Tidak” 9) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab. b. Tes Daya Dengar (TDD) Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi usia ku- rang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PADU dan petugas terlatih lainnya. PERSIAPAN : Peralatan : - Alat/sarana yang diperlukan adalah: - Instrumen TDD menurut usia anak. - Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia. - Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola) Pasien: - Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan - Lakukan informed concent PELAKSANAAN : 1) Sambut pasien dengan ramah 2) Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan. 3) Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan usia anak (Instrumen terla- mpir) 4) Pada anak usia kurang dari 24 bulan: • Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak. Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk mencari siapa yang salah. • Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu, ber- urutan. LANGKAH MENGGUNAKAN KUESIONER TDD
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 52 • Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh anak. • Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir. • Jawaban TIDAK jika menurut orang tua/pengasuh anak tidak pernah, ti- dak tahu atau tak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir. 5) Pada anak usia 24 bulan atau lebih: • Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh un- tuk dikerja-kan oleh anak. • Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orangtua/pengasuh. • Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orangtua/pengasuh. • Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orangtua/pengasuh. c. Tes Daya Lihat (TDL) Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah usia 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PADU dan petugas terlatih lainnya. PERSIAPAN : Peralatan : - Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik - Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa. - Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak. - Alat penunjuk. Pasien: - Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan - Lakukan informed concent PELAKSANAAN : 1) Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik. 2) Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk. LANGKAH MENGGUNAKAN KUESIONER TDL
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 53 3) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap ke poster “E”. 4) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa. 5) Pemeriksa memberikan kartu ”E” pada anak.. Latih anak dalam mengarahkan kartu ”E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan; sesuai yang ditunjuk pada poster ”E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu ”E” dengan benar. 6) Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/kertas. 7) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf ”E pada poster, satu persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris ”E” terkecil yang masih dapat dili- hat. 8) Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu ”E” yang dipegangnya dengan huruf ”E” pada poster. 9) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama. 10) Tulis baris ”E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah dise- diakan : Mata kanan : …………. Mata kiri : …………
  • 57. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 54 7. Interpretasi Hasil Pengukuran Pada pokok bahasan sebelumnya, Anda telah mempelajari bagaimana melakukan deteksi dini perkembangan pada anak. Selanjutnya kita akan membahas bagaimana menginterpretasikan hasil pemeriksaan. a. Interpretasi Deteksi Dini Perkembangan Menggunakan KPSP Setelah Anda melakukan deteksi dini menggunakan KPSP, akan didapat total jumlah pertanyaan yang dijawab dengan “ Ya” dan “Tidak”. Penilaian dilakukan dengan melihat pedoman sebagai berikut: b. Interpretasi TDD Setelah melakukan pemeriksaan Tes Daya Lihat (TDL) selanjutnya simpulkan ha- sil pemeriksaan Anda sebagai berikut: 1) Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gang- guan pendengaran. 2) Catat dalam Buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau status/catatan medik anak, jenis kelainan c. Interpretasi TDL Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai baris keti- ga pada poster ”E”. Bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster ”E”, artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya dengan arah “E” pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat. Jumlah Jawaban “Ya” Simbol Makna 9 sd 10 S Perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya 7 sd 8 M Perkembangan anak meragukan ≤ 6 P Kemungkinan ada penyimpangan Untuk jawaban ‘Tidak’, perlu dirinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 55 8. Rencana Tindak Lanjut (Intervensi) a. Tindak Lanjut Hasil KPSP 1) Bila perkembangan anak sesuai usia (S), lakukan tindakan berikut: • Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik. • Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak. • Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai den- gan usia dan kesiapan anak (Formulir stimulasi perkembangan sesuai usia terlampir) • Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di po- syandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak. • Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berusia kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 24 sam- pai 72 bulan. 2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut: • Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin. • Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan/ mengejar ketertinggalannya (Formulir stimulasi perkembangan sesuai usia terlampir) • Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya pen- yakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya. • Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan usia anak. • Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P). 3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut: Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan ke- mandirian). b. Tindak Lanjut Hasil Tes Daya Dengar (TDD) 1) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada. 2) Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi c. Tindak Lanjut Hasil Tes Daya Lihat (TDL) Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaa berikutnya, anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang sama den- gan kedua matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang men- galami gangguan (kanan, kiri atau keduanya).
  • 59. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 56 Anda telah selesai mempelajari kegiatan belajar 2, apakah Anda sudah paham? Apa yang dapat Anda petik dari materi tersebut ? Coba Anda tuliskan pada kolom berikut. Jika sudah paham lakukan praktikum di bawah ini, Anda bisa lanjut mempelajari Kegia- tan Belajar 3 jika nilai Anda mencapai nilai 3 dengan lambang “B” pada praktikum maha- siswa. Jika belum, pelajari kembali bagian – bagian yang belum Anda pahami dan ulangi kembali praktikum tersebut.
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 57 Praktikum Mahasiswa LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4 1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan ibunya 2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan. 3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak 4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan 5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan Lakukan praktikum berikut untuk menilai penguasaan Anda terhadap materi yang se- belumnya telah dibahas. Minta bantuan teman Anda untuk menilai Anda sewaktu Anda mendemonstrasikan langkah-langkah dalam daftar tilik. DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) NAMA MAHASISWA : TEMPAT PRAKTEK : NIM : TANGGAL : Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = Lalai : Langkah klinik tidak dilakukan 2 = Kurang : Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker- jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan. 3 = Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan. 4 = Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru- tannya dan waktu yang dipergunakan.
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 58 6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me- nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang- kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse- but. 7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu- juan pemeriksaan 8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan B. Persiapan 9. Alat dan bahan - Alat tulis - Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) - Instrumen stimulasi perkembangan (mainan, benda kecil berbagai jenis, bola beragam ukuran, cangkir, kubus beragam ukuran, dll) C. Pemeriksaan 10. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. 11. Tanyakan pertanyaan pada KPSP secara berturutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. 12. Catat jawaban tersebut pada formulir. 13. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah jawaban “Tidak” 14. Interpretasi hasil pemeriksaan 15. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat 16. Bereskan alat 17. Dokumentasi
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 59 LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4 1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan ibunya 2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan. 3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak 4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan 5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan 6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me- nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang- kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse- but. 7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu- juan pemeriksaan 8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN TES DAYA DENGAR (TDD) NAMA MAHASISWA : TEMPAT PRAKTEK : NIM : TANGGAL : Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = Lalai : Langkah klinik tidak dilakukan 2 = Kurang : Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker- jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan. 3 = Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan. 4 = Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru- tannya dan waktu yang dipergunakan.
  • 63. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 60 B. Persiapan 9. Alat dan bahan - Alat tulis - Kuesioner Tes Daya Dengar C. Pemeriksaan 10. Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan usia anak 11. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. 12. Ajukan pertanyaan secara benar untuk mendapat data yang akurat Untuk anak < 24 bulan, pertanyaan dijawab oleh orang tua/ pengasuh anak. Untuk anak ≥ 24 bulan, pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh untuk dikerja-kan oleh anak. 13. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada Kuesioner TDD 14. Catat jawaban tersebut pada formulir. 15. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah jawaban “Tidak” 16. Interpretasi hasil pemeriksaan 17. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat 18. Bereskan alat 19. Dokumentasi
  • 64. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 61 LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4 1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan ibunya 2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak 3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak 4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan 5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan 6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me- nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang- kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse- but. 7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu- juan pemeriksaan 8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN TES DAYA LIHAT (TDL) NAMA MAHASISWA : TEMPAT PRAKTEK : NIM : TANGGAL : Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = Lalai : Langkah klinik tidak dilakukan 2 = Kurang : Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker- jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan. 3 = Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan. 4 = Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru- tannya dan waktu yang dipergunakan.
  • 65. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 62 B. Persiapan 9. Alat dan bahan - Alat tulis - Kursi - Alat penunjuk - Kartu “E” - Tumbling E Chart (poster E) C. Pemeriksaan 10. Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk. 11. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap ke poster “E”. 12. Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa. 13. Berikan kartu ”E” pada anak.. Latih anak dalam mengarahkan kartu ”E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan; sesuai yang ditunjuk pada poster ”E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melaku- kannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu ”E” dengan benar. 14. Minta anak menutup sebelah matanya dengan buku/ker- tas. 15. Tunjuk huruf ”E pada poster, satu persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris ”E” terkecil yang masih dapat dilihat. 16. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu ”E” yang dipegangnya dengan huruf ”E” pada poster. 17. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama. 18. Tulis baris ”E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada ker- tas yang telah disediakan : 19. Interpretasi hasil pemeriksaan 20. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat 21. Bereskan alat 22. Dokumentasi
  • 66. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 63 Kegiatan Belajar 3 Tujuan Pembelajaran Umum Waktu 60 menit (1 JAM) Kita berjumpa kembali para peserta Pendidikan Jarak Jauh D3 Kebidanan. Pada bahasan yang lalu Anda semua telah menguasai tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkem- bangan. Anda bahkan telah mempraktikkan kegiatan tersebut dengan anak-anak yang ada di sekitar Anda. Sekarang, mari kita masuki materi selanjutnya, yaitu deteksi dini penyimpangan mental emosional Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 3 ini diharapkan Anda dapat melakukan deteksi dini penyimpangan mental emosional dengan benar. Setelah kegiatan belajar mengajar diharapkan Anda mampu : 1. Menjelaskan pengertian deteksi dini penyimpangan mental emosional 2. Mendeteksi dini penyimpangan mental emosional 3. Menginterpretasi hasil pemeriksaan 4. Melakukan rencana tindak lanjut (intervensi) Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran mahir melakukan deteksi dini penyimpan- gan mental emosional,maka yang pertama harus Anda lakukan adalah memahami pokok-pokok materi dibawah ini : 1. Pengertian deteksi dini penyimpangan mental emosional 2. Deteksi dini penyimpangan mental emosional 3. Interpretasi hasil pemeriksaan 4. Rencana tindak lanjut (intervensi) Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL
  • 67. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 64 Uraian Materi Anda telah mengetahui apa itu pertumbuhan, bagaimana mendeteksi penyimpangan- nya, apa itu perkembangan dan bagaimana pula cara mendeteksi penyimpangann- ya, sekarang kita akan membahas tentang masalah mental emosional pada anak dan bagaimana cara mendeteksinya. 1. Pengertian deteksi dini penyimpangan mental emosional Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tin- dakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan. 2. Deteksi dini penyimpangan mental emosional Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya peny- impangan mental emosional pada anak yaitu menggunakan KMME, CHAT, dan kue- sioner GPPH. Jadwal pengukuran berdasarkan usia dapat Anda lihat pada tabel di bawah ini:
  • 68. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 65 Tabel 3 Jadwal Pemeriksaan Penyimpangan Pertumbuhan Keterangan: KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional CHAT : Checklist for Autism in Toddlers GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas Tanda * : Deteksi dilakukan atas indikasi Jadwal di atas dapat berubah sewaktu-waktu yaitu pada kasus rujukan, ada ke- curigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh dan ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang a. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) KMME digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental emosional pada anak pra sekolah. Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada anak usia 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak. Kue- sioner Masalah Mental Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem mental emosional anak usia 36 bulan sampai 72 bulan. Usia Anak Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan KMME CHAT * GPPH * 0 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan 15 bulan 18 bulan v 21 bulan v 24 bulan v 30 bulan v 36 bulan v v v 42 bulan v v 48 bulan v v 54 bulan v v 60 bulan v v 66 bulan v v 72 bulan v v
  • 69. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 66 PERSIAPAN : Peralatan : - Alat/sarana yang diperlukan adalah: - Instrumen KMME Pasien: - Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan - Lakukan informed concent PELAKSANAAN : 1) Sambut pasien dengan ramah 2) Tanyakan keluhan yang dialami oleh anak kepada orang tua 3) Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMME kepada orang tua/pengasuh anak (For- mulir KMME terlampir) 4) Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA. b. Ceklis autis anak prasekolah (Checklist for Autism in Toddlers/CHAT) Ceklis autis anak pra sekolah (CHAT) dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan. Jadwal de- teksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada kelu- han dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini: • keterlambatan berbicara • gangguan komunikasi/ interaksi sosial • perilaku yang berulang-ulang Pada CHAT ini ada 2 jenis pertanyaan, yaitu: • Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh anak. Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada orangtua untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab. • Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis CHAT. PERSIAPAN : Peralatan : - Alat/sarana yang diperlukan adalah: - Instrumen CHAT Pasien: - Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan - Lakukan informed concent LANGKAH MENGGUNAKAN KMME LANGKAH MENGGUNAKAN CHAT
  • 70. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 67 PELAKSANAAN : 1) Sambut pasien dengan ramah 2) Tanyakan keluhan yang dialami oleh anak pada orang tua 3) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak. 4) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada CHAT 5) Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK. 6) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab. c. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale Deteksi Dini menggunakan GPPH dilakukan untuk mengetahui secara dini anak adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas. Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilaku- kan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini: • Anak tidak bisa duduk tenang • Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah • Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif Alat yang digunakan untuk mendeteksi masalah pada perhatian anak adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners Ratting Scale). Formulir ini terdiri 10 pertanyaan yang dit- anyakan kepada orang tua/pengasuh anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa. PERSIAPAN : Peralatan : Alat/sarana yang diperlukan adalah: - Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas/ GPPH (Abbreviated Conners Ratting Scale). Pasien: - Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan - Lakukan informed concent PELAKSANAAN : 1) Sambut pasien dengan ramah 2) Tanyakan keluhan yang dialami oleh anak pada orang tua 3) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orangtua/pen- gasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab. LANGKAH MENGGUNAKAN CHAT
  • 71. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 68 4) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada for- mulir deteksi dini GPPH 5) Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak dimanapun anak berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dll); setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja. 6) Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan pemer- iksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab. 3. Interpretasi hasil pemeriksaan Interpretasi atau menarik kesimpulan merupakan langkah berikutnya yang harus Anda lakukan setelah Anda melakukan pemeriksaan masalah mental emosional pada seorang anak. Penarikan kesimpulan disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang dilakukan. a. Interpretasi Hasil KMME Bila pada KMME terdapat jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami ma- salah mental emosional. b. Interpretasi Hasil Deteksi Dini Autis (CHAT) 1) Risiko tinggi menderita autis: bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2, B3, dan B4. 2) Risiko rendah menderita autis: bila jawaban ”Tidak” pada pertanyaan A7 dan B4 3) Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban ”Tidak” jum- lahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5. 4) Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2 dan 3. c. Interpretasi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian (GPPH) 1) Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan “bobot nilai” berikut ini dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total • Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak. • Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak. • Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak. • Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak. 2) Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH. 4. Rencana tindak lanjut (intervensi) Intervensi atau tindakan yang dilakukan, harus sesuai dengan masalah yang ditemu- kan. a. Tindak Lanjut KMME 1) Bila jawaban YA hanya 1 (satu) : • Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh Yang Mendukung Perkembangan Anak. • Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke Ru-
  • 72. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 69 mah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak. 2) Bila jawaban YA ditemukan 2 (dua) atau lebih : Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kem- bang anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan. b. Tindak lanjut CHAT Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkemban- gan, Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kem- bang anak. c. Tindak lanjut GPPH 1) Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi dan lebih lanjut. 2) Bila nilai total kurang dari 13 tetapi Anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat dengan anak (orang tua, pengasuh, nenek, guru, dsb). Anda telah selesai mempelajari kegiatan belajar 3, apakah Anda sudah paham? Apa yang dapat Anda simpulkan dari materi tersebut ? Coba Anda tuliskan pada kolom berikut. Jika sudah paham lakukan praktikum di bawah ini, Anda bisa dinilai tuntas menyele- saikan modul ini jika nilai Anda mencapai nilai 3 dengan lambang “B” pada praktikum mahasiswa. Jika belum, pelajari kembali bagian – bagian yang belum Anda pahami dan ulangi kembali praktikum tersebut.
  • 73. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 70 LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4 1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan ibunya 2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan. 3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak 4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan 5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan Lakukan praktikum berikut untuk menilai penguasaan Anda terhadap materi yang se- belumnya telah dibahas. Minta bantuan teman Anda untuk menilai Anda sewaktu Anda mendemonstrasikan langkah-langkah dalam daftar tilik. DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN KUE- SIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL (KMME) NAMA MAHASISWA : TEMPAT PRAKTEK : NIM : TANGGAL : Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = Lalai : Langkah klinik tidak dilakukan 2 = Kurang : Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker- jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan. 3 = Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan. 4 = Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru- tannya dan waktu yang dipergunakan. Praktikum Mahasiswa
  • 74. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 71 6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me- nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang- kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse- but. 7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu- juan pemeriksaan 8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan B. Persiapan 9. Alat dan bahan - Alat tulis - Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) C. Pemeriksaan 10. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. 11. Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMME kepada orang tua/pengasuh anak 12. Catat jawaban tersebut pada formulir. 13. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah jawaban “Tidak” 14. Interpretasi hasil pemeriksaan 15. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat 16. Bereskan alat 17. Dokumentasi
  • 75. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 72 LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4 1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan ibunya 2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan. 3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak 4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan 5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan 6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me- nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang- kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse- but. 7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu- juan pemeriksaan 8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN DETEKSI DINI AUTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH NAMA MAHASISWA : TEMPAT PRAKTEK : NIM : TANGGAL : Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = Lalai : Langkah klinik tidak dilakukan 2 = Kurang : Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker- jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan. 3 = Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan. 4 = Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru- tannya dan waktu yang dipergunakan.
  • 76. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 73 B. Persiapan 9. Alat dan bahan - Alat tulis - Checklist fo Autism in Toddlers (CHAT) C. Pemeriksaan 10. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. 11. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tetulis pada CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak. 12. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada CHAT 13. Catat jawaban tersebut pada formulir. 14. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah jawaban “Tidak” 15. Interpretasi hasil pemeriksaan 16. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat 17. Bereskan alat 18. Dokumentasi
  • 77. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 74 LANGKAH DAN KEGIATAN PENILAIAN A. Persetujuan dan Pemeriksaan 1 2 3 4 1. Sambut pasien dengan ramah, ucapkan salam, beri senyum dan jalin komunikasi yang baik dengan anak dan ibunya 2. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan. 3. Tanyakan ada atau tidaknya keluhan yang dialami anak 4. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan 5. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan 6. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan me- nimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenang- kan, tetapi pemeriksa berusaha menghindari hal terse- but. 7. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tu- juan pemeriksaan 8. Minta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan DAFTAR TILIK DETEKSI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) NAMA MAHASISWA : TEMPAT PRAKTEK : NIM : TANGGAL : Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = Lalai : Langkah klinik tidak dilakukan 2 = Kurang : Pelaksanaan langkah klinik masih dengan keraguan dan hasil peker- jaannya. Kurang baik, urutan langkah belum berurutan dan waktu yang dipergunakan lebih lama dari yang diharapkan. 3 = Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik atau waktunya lebih lama dari yang diharapkan. 4 = Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik, sesuai dengan uru- tannya dan waktu yang dipergunakan.
  • 78. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 75 B. Persiapan 9. Alat dan bahan - Alat tulis - Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners Ratting Scale). C. Pemeriksaan 10. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. 11. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada formulir detek- si dini GPPH. Jelaskan kepada orangtua/pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab. 12. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan per- tanyaan pada formulir deteksi dini GPPH 13. Catat jawaban tersebut pada formulir. 14. Hitung berapa jumlah jawaban “Ya” dan berapa jumlah jawaban “Tidak” 15. Interpretasi hasil pemeriksaan 16. Intervensi sesuai dengan interpretasi yang dibuat 17. Bereskan alat 18. Dokumentasi
  • 79. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 76 DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan. Hidayat. A. Aziz Alimul. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC IDAI. Deteksi Dini Tanda dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jatim: IDAI Jatim. Markum, A.H.1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Wahyuningrum, Ema & Padmi, Rosa Raga. 2010. Panduan Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
  • 80. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 77 Penutup Dengan berakhirnya Kegiatan Belajar 3 ini maka berakhir pula modul pertama prakti- kum asuhan kebidanan komunitas. Selamat Anda telah menyelesaikan modul prakti- kum ini. Diharapkan dengan berakhirnya modul ini Anda akan dapat menguasai kom- petensi yang diharapkan pada awal kegiatan belajar. Setelah ini akan ada praktikum terakhir yang akan menguji penguasaan Anda terhadap kesuluruhan materi. Berikut merupakan cara perhitungan nilai untuk mengetahui ke- tuntasan belajar Anda: 1. Setiap akhir pertemuan selesai, lakukan langkah praktikum sesuai denga daftar tilik yang telah disediakan 2. Minta bantuan teman Anda untuk menilai Anda saat Anda melakukan langkah-langkah dalam daftar tilik 3. Kemudian hitung skor yang Anda dapat dengan cara: Jumlah Skor 4 x Jumlah item 4. Lihat tabel konversi nilai pada lampiran, untuk mengetahui lam- bang nilai Anda 5. Ketuntasan pembelajaran tercapai apabila Anda berhasil jika Anda mendapat nilai 3 dengan lambang “B” 6. Apabila Anda belum bisa mencapai nilai 3, maka ulangi lagi untuk mempelajari materi dan lakukan kembali langkah-langkah daftar tilik dalam praktik mahasiswa 7. Bila Anda sudah berhasil, maka lanjutkan untuk ke pertemuan berikutnya dan bila selesai maka Anda dapat pindah ke modul berikutnya UNTUK MENGETAHUI KETUNTASAN BELAJAR, ANDA DAPAT MENILAI DIRI SENDIRI DENGAN CARA : X 100