SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  58
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
Suliswati
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 7
MODUL PRAKTIKUM
PANDUAN PRAKTEK KLINIK ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA 1
(HALUSINASI DAN PERILAKU KEKERASAN)
KEPERAWATAN JIWA II
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Kuliah Keperawatan Jiwa I.
Buku ini disusun sebagai referensi dan
bahan belajar untuk mahasiswa program
Pendidikan Jarak Jauh Program D.III
Keperawatan yang diselenggarakan oleh
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima kasih
atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi
Kata Pengantar											i
Daftar Isi												ii
Pendahuluan											1
Kegiatan Belajar 1
	 Melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Halusinasi			 4
Kegiatan Belajar 2
	 Melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Resiko
	Perilaku Kekerasan										20
Uji Praktek Klinik											41
Daftar Pustaka											42
Lampiran												43
Daftar Gambar											54
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendahuluan
	Selamat Anda telah berhasil
menyelesaikan modul mengenai
keperawatanjiwaIdenganbaik,dansekarang
marilah kita lanjutkan untuk mempelajari
modul keperawatan jiwa II. Nah, modul 3
ini akan mempelajari mengenai panduan
praktek klinik asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan jiwa, yaitu halusinasi
dan perilaku kekerasan.
	 Modul 3 ini berjudul ”Panduan
praktek klinik asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan jiwa (gangguan
halusinasi dan resiko perilaku kekerasan)”.
Sebagai prasyarat dalam mempelajari
modul ini Anda terlebih dahulu sudah
menyelesaikan modul terdahulu yaitu
modul yang membahas tentang mata
kuliah keperawatan jiwa I.
Pembahasan modul 3 ini terdiri dari
2 kegiatan belajar, yaitu: a) kegiatan
belajar-1 membahas praktek klinik asuhan
keperawatan pada klien dengan halusinasi,
b) kegiatan belajar-2 membahas praktek
klinik asuhan keperawatan pada klien
dengan resiko perilaku kekerasan. Modul
ini dapat Anda pelajari secara bertahap.
Gambar : Halusinasi
Cobalah Anda ingat kembali tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan
halusinasi dan perilaku kekerasan yang telah Anda pelajari terdahulu. Selanjutnya jawablah
pertanyaan ini dengan benar. Jelaskan pengertian halusinasi? dan perilaku kekerasan?. Baik
sekali Anda telah dapat menjawab pertanyaan ini dengan benar. Pada dasarnya setiap
individu gangguan jiwa akan mengalami halusinasi. Halusinasi adalah salah satu gejala
gangguan jiwa yang banyak ditemukan.
Gejala gangguan ini, ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku seperti sering tertawa
I. PENDAHULUAN
2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
sendiri, merasa mendengar sesuatu, dan berbicara sendiri tanpa ada stimulus. Perubahan
lain yang terjadi adalah penurunan kemampuan memecahkan masalah, gangguan dalam
orientasi baik waktu, tempat maupun orang, gelisah serta terjadi perubahan pada fungsi
sensoris , halusinasi yang terus menerus dan tidak dapat dikontrol oleh klien sendiri akan
menyebabkan timbulnya perilaku kekerasan, dimana klien akan merasa kesal dan marah
dengan adanya halusinasi tersebut.
	 Modul ini mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa
yang terdiri dari: asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi, perilaku kekerasan.
Oleh karena itu, modul ini dikemas dalam 2 kegiatan belajar yang seluruhnya akan diberikan
alokasi waktu I JPK ( 60 menit ) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Adapun manfaat yang dapat Anda peroleh dari mempelajari modul ini setelah Anda
memahami dan dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa
Anda akan dapat memberikan bantuan/memberikan asuhan keperawatan pada individu lain
yang mengalami gangguan jiwa baik dalam lingkungan keluarga maupun diluar lingkungan
(masyarakat).
	 Agar proses belajar dapat berjalan dengan baik Anda diharapkan dapat mengikuti
langkah langkah belajar sebagai berikut:
1.	 Persiapan praktek klinik:
Pada persiapan praktek klinik ini Anda harus
memahami secara rinci program praktek
klinik yang akan dijalankan yaitu :
a.	 Kompetensi yang akan dicapai
b.	 Tujuan pembelajaran umum dan tujuan 		
	 pembelajaran khusus praktek klinik
c.	 Jenis dan jumlah kasus yang dibutuhkan
d.	 Stategi praktek klinik.
e.	 Instruktur klinik.
f.	 Evaluasi praktek klinik.
g.	 Penggunaan format dokumentasi 		
	 asuhan keperawatan
2.	 Kontrak belajar, Anda diminta untuk
melakukan asuhan keperawatan pada 1 kasus
kelolaan.
3.	 Pelaksanaan praktek:
a.	 Melakukan preconference (konferensi 		
	 awal) bersama pembimbing klinik untuk 	
	 hal sebagai berikut:
1)	 Mendiskusikan tujuan praktek.
2)	 Menyepakati rencana kegiatan dan
strategi belajar dengan mengacu pada
kontrak belajar yang telah dibuat.
3)	Mengkaji kesiapan diri untuk
melaksanakan praktek meliputi: pemahaman
konsep dan teori terkait dengan kompetensi
yangakandicapai,sikap,dankondisipsikologis
diri dalam menjalankan praktek.
4)	 Mendiskusikan kasus yang akan dikelola
sesuai kontrak belajar.
b.	 Melaksanakan praktek keperawatan,
Anda akan melaksanakan praktek asuhan
keperawatan berdasarkan kesepakatan
dalam kontrak belajar, ada beberapa
metoda belajar yang dapat Anda gunakan
antara lain adalah:
1)	 Observasi, Anda melakukan observasi
terhadap klien kelola Anda secara mandiri
dan mendiskusikan hasil observasi/
pengamatan Anda dengan pembimbing
klinik.
2)	 Praktek langsung, Anda melakukan
asuhan keperawatan kepada klien
kelolaan Anda dibawah bimbingan dosen
pembimbing klinik.
3)	Diskusi kelompok, Anda akan
mendiskusikan bersama anggota kelompok
lain berbagai kasus yang berhubungan
dengan kompetensi, diskusi ini dapat Anda
lakukan sepanjang kegiatan praktek.
4)	Penugasan, Anda melakukan
dokumentasi kegiatan praktek yang
telah dilakukan sebagai kelengkapan
dari kegiatan belajar dalam mencapai
kompetensi. Dokumentasi asuhan
keperawatan dibuat dalam bentuk laporan
dengan menggunakan format yang telah
disediakan dan menyerahkan laporan pada
akhir periode praktek (2 hari setelah selesai
praktek).
II. PANDUAN PRAKTEK KLINIK.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
c.	 Melaksanakan post conference (konferensi akhir), kegiatan yang Anda lakukan adalah:
1)	 Anda mendiskusikan kegiatan praktek yang telah dilakukan bersama pembimbing 	
	 klinik dan anggota kelompok lainnya.
2)	 Memperoleh penguatan terhadap aktifitas belajar yang telah dilakukan.
3)	 Menyimpulkan hasil belajar yang sudah diperoleh dan menyampaikan rencana 		
	 belajar berikutnya.
d.	 Strategi belajar praktek klinik:
Pada strategi belajar klinik ini ada hal-hal yang perlu Anda ketahui dan laksanakan yaitu:
1)	 Anda akan melakukan praktek klinik di rumah sakit atau Puskesmas yang sudah 	
	ditentukan.
2)	 Dalam praktek klinik kelas akan dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang masing 	
	 masing kelompok akan dibimbing oleh pembimbing klinik.
3)	 Menggunakan seragam dan atribut yang sudah ditentukan.
4)	 Menyiapkan LP (Laporan pendahuluan), dan SP (strategi pelaksanaan tindakan) 	
	 sebelum praktek dilakukan.
5)	 Hadir 15 menit sebelum praktek dimulai.
6)	 Menandatangani daftar hadir setiap hari.
7)	 Menyelesaikan penugasan selama praktek klinik, yaitu laporan asuhan keperawatan, 	
	 laporan kegiatan praktik lainnya.
8)	 Kehadiran pada praktek klinik 100%
9)	 Penilaian dilakukan terhadap: ketrampilan klinik, laporan asuhan keperawatan, dan 	
	 penilaian sikap yang terintegrasi selama melaksanakan praktek klinik.
	 Anda selanjutnya akan memulai mempelajari uraian materi kegiatan belajar-1 Anda 	
	 dapat melakukan/memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi.
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kegiatan
Belajar 1
1. Tujuan Pembelajaran Umum
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini Anda mampu melakukan asuhan keperawatan pada
klien dengan halusinasi.
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini Anda:
a.	 Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan halusinasi.
b.	 Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan halusinasi.
c.	 Mampu menetapkan rencana tindakan keperawatan.
d.	 Mampu melakukan tindakan keperawatan/ implementasi.
e.	 Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan.
f.	 mampu membuat dokumentasi.
III. Pokok - Pokok Materi
a.	 Konsep halusinasi
b.	Pengkajian.
c.	 Diagnosa keperawatan klien dengan halusinasi.
d.	 Rencana Tindakan keperawatan klien dengan halusinasi.
e.	Implementasi.
f.	 Evaluasi keperawatan pada klien dengan halusinasi.
g.	 Dokumentasi hasil asuhan keperawatan pada klien dg halusinasi.
Gambar : Halusinasi
Melakukan Asuhan keperawatan pada
klien dengan halusinasi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
1. Konsep halusinasi
Apakah halusinasi itu? Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca
indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2005; Laraia,
2009). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Halusinasi terbagi atas lima jenis, yaitu: halusinasi pendengaran, penglihatan,
penghidu, pengecapan dan perabaan. Dari ke lima jenis halusinasi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa. Halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi
yang paling banyak ditemukan yaitu terjadi pada 70% pasien selanjutnya 20%
halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan
perabaan.
Pasien halusinasi merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Perilaku yang
teramati pada klien yang sedang mengalami halusinasi pendengaran adalah
pasien merasa mendengarkan suara padahal tidak ada stimulus suara. Sedangkan
pada halusinasi penglihatan pasein mengatakan melihat bayangan orang atau
sesuatu yang menakutkan padahal tidak ada bayangan tersebut. Pada halusinasi
penghidu pasien mengatakan membaui bau-bauan tertentu padahal orang lain
tidak merasakan sensasi serupa. Mengecap sesuatu padahal tidak sedang makan
apapun merupakan perilaku yang tampak pada pasien yang mengalami halusinasi
pengecapan dan merasakan sensasi rabaan padahal tidak ada apapun dalam
permukaan kulit merupakan perilaku yang tampak pada pasien yang sedang
mengalami halusinasi perabaan.
a. Pengertian.
Uraian
Materi
Proses terjadinya halusinasi pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan
konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan
presipitasi sebagai berikut:
b.	 Proses terjadinya halusinasi
1). Faktor predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi adalah:
a)	 Faktor biologis :
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter mengalami
gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan NAPZA.
b)	 Faktor psikologis
Pada pasien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan adanya kegagalan yang
berulang, korban kekerasan, kurangnya kasih sayang, atau overprotektif.
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
c)	 Sosiobudaya dan lingkungan
Pasien dengan halusinasi didapatkan sosial ekonomi rendah, riwayat penolakan
lingkungan pada usia perkembangan anak, tingkat pendidikan rendah dan kegagalan
dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
2). Faktor presipitasi
Stressor presipitasi pada pasien dengan halusinasi ditemukan adanya riwayat penyakit
infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga, atau
adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan
dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar
masyarakat.
Bagaimana Anda melakukan pengkajian? Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara
dan observasi pada pasien dan keluarga (pelaku rawat).
Tanda dan gejala gangguan sensori persepsi halusinasi dapat ditemukan dengan
wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut:
a.	 Apakah ibu/bapak mendengar suara-suara
b.	 Apakah bapak/ibu melihat bayangan-bayangan yang menakutkan
c.	 Apakah ibu/bapak mencium bau tertentu yang menjijikkan
d.	 Apakah ibu/bapak meraskan sesuatu yang menjalar ditubuhnya
e.	 Apakah ibu/bapak merasakan sesuatu yang menjijikkan dan tidak mengenakkan
f.	 Seberapa sering bapak//ibu mendengar suara-suara atau melihat bayangan 		
	tersebut.
g.	 Kapan bapak/ ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang
h.	 Pada situasi apa bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang
i.	 Bagaimana perasaaan bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayangan tersebut
j.	 Apa yang sudah bapak/ibu lakukan, ketika mendengar suara dan melihat 		
	 bayangan tersebut.
Tanda dan gejala halusinasi yang dapat ditemukan melalui observasi sebagai berikut:
a.	 Pasien tampak bicara atau tertawa sendiri
b.	 Marah-marah tanpa sebab
c.	 Memiringkan atau mengarahkan telinga ke arah tertentu atau menutup telinga.
d.	 Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
e.	 Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
f.	 Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
g.	 Menutup hidung.
h.	 Sering meludah
i.	Muntah
j.	 Menggaruk permukaan kulit
Data hasil observasi dan wawancara sebagai berikut:
a.	 Klien mengatakan mendengar suara suara.
b.	 Klien mengatakan melihat sesuatu.
c.	 Klien mengatakan mencium bau sesuatu.
d.	 Klien mengatakan seperti ada yang berjalan pada permukaan kulitnya dll
2.	Pengkajian.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
Gangguan sensori persepsi halusinasi
3.	 Diagnosa keperawatan:
a.	 Tindakan keperawatan untuk pasien gangguan persepsi sensori halusinasi.
Tujuan: Pasien mampu:
1)	 Membina hubungan saling percaya
2)	 Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik
3)	 Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat
4)	 Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
5)	 Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas sehari-hari
Tindakan keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya dengan cara:	
a)	 Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b)	 Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat 	
	 sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai pasien
c)	 Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d)	 Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa 		
	 lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
e)	 Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk 		
	 kepentingan terapi
f)	 Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
g)	 Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
2) Membantu pasien menyadari ganguan sensori persepsi halusinasi
a)	 Tanyakan pendapat pasien tentang halusinasi yang dialaminya: tanpa mendukung, 	
	 dan menyangkal halusinasinya.
b)	 Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadinya, situasi pencetus, perasaan, 	 	
	 respon dan upaya yang sudah dilakukan pasien untuk menghilangkan atau 		
	 mengontrol halusinasi.
3)	 Melatih Pasien cara mengontrol halusinasi:
	 Secara rinci tahapan melatih pasien mengontrol halusinasi dapat dilakukan 		
	 sebagai berikut:
a)	 Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, 6(enam) benar 		
	 minumobat,bercakap-cakapdanmelakukankegiatandirumahsepertimembereskan
	 kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju.
b)	 Berikan contoh cara menghardik, 6 (enam) benar minum obat, bercakap-cakap 	
	 dan melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan kamar, merapihkan tempat
	 tidur serta mencuci baju.
c)	 Berikan kesempatan pasien mempraktekkan cara menghardik,
	 6 (enam) benar minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah
	 seperti membereskan kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju yang
	 dilakukan di hadapan Perawat
d)	 Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
e)	 Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan tindakan 		
	 keperawatan untuk mengontrol halusinasi. Mungkin pasien akan mengungkapkan 	
	 keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap 	
	 semangat meningkatkan latihannya.
	 Nah, tindakan keperawatan pada pasien dapat dilakukan minumum dalam 4
	 kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien mampu mengontrol halusinasinya.
4.	 Tindakan keperawatan
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar : Merenung
Berikut Anda akan mempelajari strategi komunikasi untuk tiap pertemuan. Untuk itu
perhatikan baik-baik!
Latihan 1 untuk pasien: pengkajian dan mengenal halusinasi
Mengkaji kesadaran pasien akan halusinasinya, dan pengenalan akan halusinasi: isi,
frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon pasien, serta upaya yang
telah dilakukan pasien untuk mengontrol halusinasi. Menjelaskan cara mengontrol
halusinasi: menghardik, melatih pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik,
masukan pada jadwali kegiatan untuk latihan menghardik.
Fase orientasi:
Assalamualaikum Tina, saya perawat yang akan merawat Tina. Nama Saya ..., senang
dipanggil... Seminggu sekali saya akan kemari”.Bagaimana perasaan Tina hari ini?”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang mengganggu dan cara
mengontrol suara-suara tersebut ? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30 menit?
Fase kerja:
Apakah Tina mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya Tina dengar dan saya
sendiri tidak mendengarnya. Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu?
Kapan yang paling sering Tina dengar suara? berapa kali sehari Tina alami? Pada keadaan
apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang Tina rasakan pada saat
mendengar suara itu? Bagaimana perasaan Tina saat mendengar suara itu? Dan apa yang
Tina lakukan? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Apa yang Tina alami itu
dinamakan Halusinasi. Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik,
minm obat, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas. Bagaimana kalau kita latih satu
cara dulu? Yaitu dengan menghardik? Bagaimana kalau kita mulai ya! Begini suster akan
mempraktekkan dahulu baru nanti Tina mempraktekkan kembali apa yang suster telah
lakukan. Begini Tina! Jika suara itu muncul katakan dengan keras pergi kamu...pergi.... saya
tidak mau dengar kamu suara palsu sambil menutup kedua telinga Tina. Seperti ini ya Tina
! coba sekarang Tina ulangi lagi seperti yang suster lakukan dan peragakan tadi. Bagus
sekali Tina
Fase terminasi:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
”Bagaimana perasaan Tina setelah kita bercakap-cakap”?”Jadi suara-suara itu mengejek
Tina, terus-menerus terjadi dan terutama kalau sendiri dan Tina merasa kesal”.”Seperti
yang telah kita pelajari bila suara-suara itu muncul Tina katakan ”pergi....pergi.... saya tidak
mau dengar itu suara palsu” lakukan itu selama tiga kali sehari yaitu jam 09.00, 14.00 dan
20.00 sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi ya” ? ”Baik Tina
kita ketemu satu minggu lagi, nanti suster akan melihat bagaimana Tina melakukan cara
mengontrol halusinasi dengan menghardik. Dan Tina perhatikan apakah suara-suara itu
masih terjadi! Seminggu lagi kita akan bertemu untuk melatih cara ke dua yaitu minum
obat untuk mencegah suara-suara itu muncul. Mau jam berapa? Bagaimana kalau seperti
saat ini, jam 10.00? Sampai jumpa. Wassalammualaikum”
Evaluasi tanda dan gejala halusinasi, validasi kemampuan pasien mengenal halusinasi
yang dialami dan kemampuan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik,
berikan pujian. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan obat (menjelaskan 6 benar:
jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat), masukkan pada jadwal
kegiatan minum obat.
Berikut ini tindakan keperawatan yang harus Anda lakukan agar pasien patuh
menggunakan obat:
a.	 Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
b.	 Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
c.	 Jelaskan akibat bila putus obat
d.	 Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
e.	 Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar 		
	 pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis dan kontinuitas)
Latihan 2 untuk pasien: enam benar minum obat
Fase orientasi:
“Asalamualaikum Tina! Bagaimana perasaan Tina Hari ini?” Apakah halusinasinya
masih ada? “Apakah Tina telah melakukan apa yang telah kita pelajari dua hari yang
lalu?”Bagaimana apakah dengan menghardik suara-suara yang Tina dengar berkurang?
Bagus sekarang coba praktekkan pada suster bagaimana Tina melakukannya bagus
sekali. Coba sekarang perlihatkan pada suster jadwal kegiatan latihan menghardik yang
Tina lakukan bagus sekali” Baiklah pada hari ini kita akan belajar cara kedua dari 4 cara
mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu cara minum obat yang benar. Kita akan
berlatih selama setengah jam disini setuju Tina”
Fase kerja:
Tina, dokter memberikan obat untuk Tina. Sekarang saya akan menjelaskannya pada
Tina. Ini ada tiga macam obatnya: yang warna orang orange namanya Chlorpromasin
(CPZ) minumnya 3 kali sehari gunanya supaya tenang dan berkurang rasa marah dan
mondar mandirnya. Yang putih namanya triheksipenidil (THP) minumnya 3 kali sehari
gunanya supaya relaks dan tidak kaku, satu lagi yang warnanya merah jambu namanya
haloperidol (HP) gunanya untuk menghilangkan suara-suara dimimum tiga kali sehari
juga. Ketiga obat tadi diminum pada jam 07.00, 13.00 dan 19.30. Kalau suara-suara
sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan karena kadarnya harus stabil dalam tubuh.
Penurunan dosis atau penghentian obat ditentukan oleh dokter, kalau obat tidak teratur,
Tina dapat kambuh dan perlu waktu lagi untuk pemulihan.
Kalau obat habis Tina bisa kontrol ke puskesmas untuk mendapatkan obat lagi. Untuk
itu dua hari sebelum obat habis diharapkan Tina sudah kontrol.” Tina juga harus teliti
saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, pastikan bahwa itu obat
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
yang benar-benar punya Tina. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya dengan cara yang benar yaitu
diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Tina juga harus perhatikan berapa jumlah
obat sekali minum. Upayakan minum 2 liter perhari agar manfaat obatnya optimal.“Bila
nanti setelah minum obat mulut Tina terasa kering, untuk membantu mengatasinya Tina
bisa mengisap-isap es batu. Bila Tina merasa mata berkunang-kunang, Tina sebaiknya
istirahat dan jangan beraktivitas dulu, dan harus cukup minum 10 gelas air putih sehari.
Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya ke dalam jadwali ya
Fase terminasi
“ Bagaimana perasaan Tina setelah kita bercakap-cakap tentang obat”sudah berapa cara
yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba sebutkan! Bagus ( jika benar) jadwal
minum obat sudah kita buat yaitu jam 07.00, 13.00 dan 19.30 pada jadwal kegiatan Tina.
Jangan lupa Tina minta obat pada keluarga jika tiba waktu minum obat. Minggu depan
kita akan bertemu lagi untuk melihat manfaat minum obat dan berlatih cara ketiga untuk
mengontrol suara-suara atau halusinasi Tina yaitu dengan bercakap-cakap dengan anggota
keluarga. Mau jam berapa? bagimana kalau jam 10.00? Sampai jumpa Wassalammualaikum
Perhatikan contoh berikut:
b.	 Melakukan aktifitas sehari-hari : mencuci baju.
Fase orientasi:
“Asalamualaikum Tina! Bagaimana perasaan Tina Hari ini?” “Apakah Tina telah melakukan
keempat cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan suara-suara yang menganggu?”
Coba suster liat jadwal kegiatan harian Tina? Bagus sekali Tina minum obat dengan
teratur jam 07.00, 13.00 dan 19.30, latihan menghardik suara-suara dan bercakap-cakap
dengan anggota keluarga Tina juga melakukan kegiatan dirumah ya sesuai dengan jadwal.
Sekarang coba ceritakan pada suster apakah dengan cara-cara tersebut suara-suara yang
Tina dengan berkurang? Bagus sekali dengan melakukan apa yang telah kita pelajari suara-
suara itu sudah tidak mengganggu Tina lagi ya. Coba sekarang praktekkan cara menghardik
suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada suster 6 cara minum obat
dengan benar dan bercakap-cakap dengan siapa Tina biasa bercakap-cakap dirumah,
selain itu Tina juga rajin ya melakukan kegiatan membereskan kamar ya oh ya kamar dan
rumah Tina jadi rapih ya . Bagus sekali” Baiklah pada hari ini kita akan belajar cara mencuci
baju untuk mengendalikan suara-suara yang muncul Kita akan berlatih selama setengah
jam dimana tempat mencuci baju oh ya disini ya Tina”
Fase kerja:
” Baiklah mari kita mulai mencuci baju. Tujuannya agar Tina dapat mengalihkan suara yang
didengar. Ditempat cuci baju ya Tina? Nah kalau kita akan mencuci terlebih dahulu kita
pisahkan pakain berwarna dan putih supaya yang putih tidak terkena lunturan pada saat
di cuci, kemudian direndam dalam air sabun selama 30 menit setelah itu dikucek bagian
yang kotor. Setelah itu dibilas dengan air bersih sampai busa sabun hilang lalu dijemur
ditempat jemuran tetapi sebelumnya diperas dulu supaya tidak ada air yang menetes dari
baju ya Tina?” Bagus! Sekali Tina dapat melakukannya dengan baik dan bersih. Sekarang
mari kita masukkan jadwal kegitan ini ya? Jam berapa Tina akan melakukan kegiatan ini oh
jam 06.30” Bagus Kalau sudah dilakukan diberi tanda ya... bagus
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Fase terminasi:
”Bagaimana perasaan Tina setelah mencuci baju” apakah selama kegiatan berlangsung
suara-suara itu datang? Oh bagus jadi selama latihan suara-suara itu tidak ada ya ” jadi Tina
dapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan suara-suara” Nah sekarang coba ulangi
langkah-langkah yang tadi telah kita lakukan!” Bagus sekarang masukkan ke jadwal harian
ya dan buat cek list kalau sudah dilakukan” ”jangan lupa Tina tetap harus melakukan latihan
mengontrol suara-suara yang telah kita latih yaitu apa saja Tina” Bagus sekali jadi ada
empat cara yaitu menghardik, minum obat dengan benar, bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan” ”Baik Tina minggu depan saya akan datang lagi untuk menilai kemampuan Tina
mengontrol suara-suara.”Jam berapa kita ketemu bagaimana kalau jam sepuluh disini ya”
Wassalammualaikum
a.	 Tindakan keperawatan untuk keluarga pasien halusinasi
Tindakan keperawatan tidak hanya ditujukan untuk pasien tetapi juga diberikan kepada
keluarga, sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien dalam mengontrol halusinasi.
Tindakan keperawatan dilakukan pada keluarga, dilanjutkan kepada pasien dan dioperkan
kembali kepada keluarga untuk membimbing dan memantau kondisi pasien halusinasi.
Tujuan: keluarga mampu:
1)	 Mengenal masalah halusinasi dan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2)	 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi 			
	 (menggunakan booklet)
3)	 Merawat pasien halusinasi
4)	 Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan untuk mengontrol halusinasi
5)	 Mengenal tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke 		
	 fasilitas kesehatan
6)	 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up pasien secara teratur.
Tindakan Keperawatan
1)	 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2)	 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi 			
	 (menggunakan bookleat)
3)	 Melatih keluarga cara merawat pasien halusinasi
4)	 Membimbing keluarga merawat pasien halusinasi
5)	 Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan untuk menontrol 	
	halusinasi
6)	 Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan 	
	 rujukan segera ke fasilitas kesehatan
7)	 Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
Latihan 5 Untuk Keluarga: Mengenal Masalah dalam Merawat Pasien Halusinasi dan Melatih
Mengontrol Halusinasi pasien dengan Menghardik
Secara rinci latihan kelima dengan keluarga di lakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien, Jelaskan pengertian, tanda dan
gejala, proses terjadinya halusinasi (gunakan booklet), Jelaskan cara mengontrol halusinasi
dengan melatih cara menghardik halusinasi, Anjurkan membantu pasien sesuai jadwali
dan memberikan pujian.
12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Orientasi
” Selamat pagi ibu Ani, bagaimana perasaan hari ini? Bu, apa yang ibu temukan masalah
dan cara merawat Tina? Baiklah sekarang kita akan membicarakan tenang suara-suara
yang didengar Tina, dan cara merawatnya. Berapa lama kita bicara bu? Bagaimana kalau
45 menit, saya akan bicara dengan Tina dulu dan saya akan jlaskan pada ibu masalah dan
cara merawat Tina. Dimana kita bicara Bu”?
Kerja
”Selama ini apa yang dilakukan oleh Tina?” Oh jadi Tina sering tertawa dan bercakap-cakap
sendiri ya bu dan kadang-kadang marah tanpa sebab. Baik bu gejala yang dialami oleh Tina
itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak
ada bendanya. ” Jadi jika Tina mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya tidak ada”
Kalau Tina mengatakan melihat bayang-bayang sebenarnya bayangan itu tidak ada. Kalau
Tina berada dalam kondisi seperti itu, Ibu jangan menyetujui atau menyanggah apa yang
diceritakan oleh Tina!” dengarkan saja! Dan katakan pada Tina untuk tidak mendengar
suara atau melihat bayangan itu! Ingatkan Tina cara menghardik yang telah saya ajarkan
kepadanya. ”Caranya menutup mata dan katakan pergi kamu, kamu suara palsu atau
bayangan palsu” Bagus seperti itu ya Bu? Oh ya ibu dan keluarga harus mengingatkan Tina
untuk melatih mengontrol suara-suara yang didengar sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat Tina dan berikan pujian pada Tina bila telah melakukannya dengan baik”
Terminasi”
Bagaimana perasaan ibu Ani setelah kita berdiskusi?” coba Ibu ulang i lagi apa yang
dihadapi Ibu dalam merawat Tina? ” Ibu Ani jika Tina mendengar suara-suara atau melihat
bayangan-bayangan, cobalah untuk menerapkan cara yang telah kita pelajari yaitu dengan
tidak menyokong atau menyanggah halusinasinya!” dan minta Tina untuk mengatakan
pergi kamu, kamu suara palsu. ” Minggu depan saya akan kemari lagi untuk berdiskusi
tentang obat yang harus diminum oleh Tina Wassalammualaikum
Latihan 6 Untuk Keluarga: Melatih Keluarga Merawat Pasien Halusinasi dengan Enam
Benar Minum Obat
Evaluasi  kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala halusinasi pasien,  merawat pasien
dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik, berikan pujian. Menjelaskan 6 benar
cara memberikan obat, Latih cara memberikan/membimbing minum obat dan anjurkan
membantu pasien sesuai jadwali.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Orientasi
“ Assalamualaikum Ibu Ani” bagaimana perasaan ibu hari ini?” apakah Tina masih terlihat
bicara sendiri? Apakah ibu sudah melakukan apa yang kita telah pelajari minggu lalu
yaitu cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik apabila Tina terlihat sedang
bercakap-cakap sendiri, Bagus!: sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan
berdiskusi tentang 6 benar minum obat bagi Tina Yaitu benar nama, dosis, waktu, obatnya,
frekuensinya dan keteraturan minum obat? Mau berapa lama? Dimana enaknya kita
berdiskusi?” Bagaimana kalau disini saja?
Kerja
“ cara kedua untuk membantu Tina mengontrol halusinasi adalah dengan minum obat
baiklah saya akan jelaskan cara benar minum obat yaitu benar nama, dosis, waktu, obat,
frekuensi dan keteraturan minum obat. “Tina sudah mendapat obat dari dokter puskesmas
dan Tina harus minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, sehingga
tidurnya juga tenang. Obatnya ada tiga macam ya bu, yang warnanya oranye namanya
CPZ, yang putih ini namanya THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP semuanya ini
harus diminum Tina 3 kali sehari jam 07.00 pagi, jam 13.00 siang, dan jam 19.30”.
“Bila nanti setelah minum obat Tina mengeluh mulutnya terasa kering, untuk membantu
mengatasinya Tina bisa diberikan es batu untuk diisap-isap. Bila Tina mengeluh matanya
berkunang-kunang, sebaiknya Tina disuruh istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Sebelum minum obat ini, ibu bantu Tina untuk melihat dulu label di bungkus obat apakah
benar nama Tina tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja Tina
harus minum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar?”
“Jangan pernah menghentikan minum obat Tina, sebelum berkonsultasi dengan dokter
ya bu” Tolong Ibu Anni bisa membantu untuk memantau minum obat. Berikan pujian dan
dorongan untuk melaksanakannya! Bantu Tina minum obat secara teratur.
Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu Ani setelah kita bercakap-cakap” Coba ibu ceritakan dan
sebutkan lagi enam benar minum obat untuk mengatasi halusinasi” dalam seminggu ini
cobalah untuk memantau Tina untuk tetap minum obat secara teratur dan mengingatkan
Tina untuk menghardik halusinasi bila Tina sedang berhalusinasi. Minggu depan saya
akan kemari untuk melatih cara ketiga mengontrol halusinasi Tina dengan bercakap-
cakap bersama-sama dengan anggota keluarga. Saya akan datang sekitar jam 10.00 pagi
Wassalammualaikum
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Latihan 7 Untuk Keluarga: Melatih Keluarga Merawat Pasien Halusinasi dengan bercakap-
cakap dan Melakukan Kegiatan
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi halusinasi pasien dan  merawat/melatih
pasien menghardik, dan memberikan obat, berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan
keluarga, Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk mengontrol
halusinasi, Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan pasien terutama saat
halusinasi dan Anjurkan membantu pasien sesuai jadwali dan memberikan pujian
Orientasi
”Assalammualaikum Ibu Ani! Bagaimana perasaan ibu Ani pagi ini? Apakah Tina masih
terlihat bicara sendiri? Apakah ibu sudah melakukan apa yang kita telah pelajari minggu
lalu? Bagus coba ibu praktekkan. ”sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan
berdiskusi cara ke tiga menangani Tina yang mengalami halusinasi? Berapa lama kita akan
bidiskusi dan dimana kita akan berdiskusi?
Kerja
”cara ketiga yang dilakukan untuk mengatasi halusinasi adalah dengan mengajak Tina
bercakap-cakap dengan anggota keluarga yang lain. Saya sudah melatih Tina untuk
menerapkan empat cara mengatasi halusinasi yaitu menghardik, minum obat secara
teratur dan bercakap-cakap dengan anggota keluarga yang lain serta melakukan kegiatan
dirumah. Bila ibu melihat Tina sedang sendiri dan tampak sedang bercakap-cakap sendiri
ibu katakan Tina mari kita bercakap-cakap dengan ibu. Topiknya apa saja yang ibu dan
Tina sukai. Selain itu tolong ibu pantau Tina untuk melakukan aktifitas dirumah untuk
membantu mengontrol halusinasi. Saya sudah ajarkan dua cara yaitu membereskan
kamar tidur dan mencuci baju. Tolong ibu pantau keseluruhan kegiatan yang telah saya
latih kepada Tina agar suara-suara yang menganggu tidak muncul lagi. Berikan pujian dan
dorongan untuk melaksanakannya. Jangan biarkan Tina melamun, karena kalau melamun
halusinasinya akan muncul lagi. Upayakan untuk membantu mengontrol halusinasi Tina
dengan cara-cara yang sudah saya latih yaitu mengharidik, minum obat dengan teratur,
bercakap-cakap dan melakukan aktifitas. Juga buat kegiatan keluarga bersama seperti
makan bersama atau beribadah bersama.
Terminasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap? Coba ibu sebutkan lagi empat
cara untuk membantu Tina mengatasi halusinasinya!” Dalam seminggu ini cobalah pantau
Tina menerapkan cara-cara tadi! Minggu depan saya kan kemari untuk melatih Tina
melakukan aktifitas dirumah untuk mengontrol halusinasi Tina. Saya akan datang jam
10.00 Wassalammualaikum
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Latihan 8 Untuk Keluarga: Melatih Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Untuk follow up Pasien Halusinasi
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala halusinasi pasien, merawat/melatih
pasien menghardik, memberikan obat dan bercakap-cakap, Berikan pujian atas upaya
yang telah dilakukan keluarga, Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan dan
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwali dan memberikan pujian
Orientasi
”Assalammualaikum” Bagaimana perasaan ibu Ani pagi ini? Apakah Tina sudah
melakukan seluruh latihan yang telah diajarkan untuk mengontrol suara-suara yang
muncul? Yaitu menghardik, bercakap-cakap dengan anggota keluarga dan melakukan
aktifitas dan bagaimana minum obatnya? Apakah halusinasinya masih sering muncul?
“Mari kita lihat jadwali Tina, bagus ibu sudah membantu Tina untuk melakukannya.
Bagaimana keadaan Tina setelah teratur minum obat dan berlatih mengontrol halusinasi
dengan menghardik, bercakap-cakap dengan anggota keluarga dan melakukan aktifitas?
Bagaimana hasilnya? Baik, sudah banyak perubahan yang terjadi ya bu”Pagi ini kita
berdiskusi tentang fasilitas kesehatan yang bisa ibu gunakan untuk mengatasi masalah
yang dihadapi oleh Tina. Mau dimana kita akan berbicara berapa lama kita akan bicara
bagaimana kalau 45 menit disini saja bu?
Kerja
” Ibu, saat ini Mba Tina sudah mampu untuk mengontrol halusinasi dengan menghardik,
minum obat secara teratur, bercakap-cakap dengan keluarga, dan melakukan kegiatan
dirumah. Untuk saat ini, kami perawat Puskesmas sudah tidak lagi datang home visit
sehingga diharapkan ibu dan keluarga dapat mandiri merawat Tina dirumah dengan
didampingi oleh bu Kader. Selama ini kemana ibu biasanya membawa Tina pergi
berobat? Ada beberapa fasilitas kesehatan yang bisa Tina gunakan. Kalau berobat jalan
Ibu bisa membawa Tina ke puskesmas terdekat yang ada didekat sini. Jika perilaku Tina
tidak terkendali misalnya mengamuk, menolak minum obat, jika ini terjadi maka ibu habis
segera membawa Tina ke puskesmas walaupun belum jadwali kontrol atau ibu segera
telpon saya agar Tina segera dibawa kerumah sakit jiwa jika tidak ada ibu bisa membawa
kerumah sakit umum agar mendapatkan perawatan dan pengobatan terbaik. Bagaimana
ibu? Ada yang mau ditanyakan? Bagus
Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah mendapatkan penjelasan dari saya tadi? Coba ibu
sebutkan lagi fasilitas pelayanan kesehatan yang bisa Tina gunakan untuk mengatasi jika
ada masalah pada Tina! Tetap jangan lupa membantu kegiatan Tina sesuai jadwal. Saya
akan kembali minggu depan untuk mendiskusikan masalah lain yang dihadapi oleh ibu
Wassalammualaikum
16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
4.	 Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam halusinasi
Bagaimana Anda melakukan evaluasi? Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang
sudah Anda lakukan untuk pasien halusinasi adalah sebagai berikut:
a.	 Pasien mampu:
1)	 Mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya
2)	 Menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami.
3)	 Menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi
4)	 Menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi
5)	 Menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi dengan cara:
a)	 Menghardik halusinasi
b)	 Mematuhi program pengobatan
c)	 Bercakap dengan orang lain di sekitarnya bila timbul halusinasi
d)	 Menyusun jadwal kegiatan dari bangun tidur di pagi hari sampai mau tidur pada 	
	 malam hari selama 7 hari dalam seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut secara 	
	mandiri.
6)	 Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan halusinasi
b.	 Keluarga mampu:
1)	 Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien
2)	 Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi melalui empat cara mengontrol 		
	 halusinasi yaitu menghardik, minum obat,cakap-cakap dan melakukan aktifitas di 	
	rumah
3)	 Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
4)	 Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah 	
	pasien
5)	 Mnilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Rangkuman
Selamat Anda telah berhasil menyelesaikan modul tentang panduan praktek klinik asuhan
keperawatan pada klien dengan halusinasi. Dengan demikian, Anda sebagai mahasiswa
DIII Keperawatan yang nantinya akan bertugas sebagai pelaksana keperawatan telah
menguasai kompetensi asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi . Hal-hal penting
yang telah Anda pelajari dalam modul panduan praktek klinik asuhan keperawatan pada
klien dengan halusinasi adalah sebagai berikut: konsep halusinasi, proses keperawatan
pada klien dengan halusinasi mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperaeatan,
menetapkan rencana tindakan keperawatan, implementasi tindakan keperawatan ,
evaluasi. Oleh karena itu, Anda diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada
klien dengan halusinasi. Selanjutnya Anda diminta untuk membuat proses keperawatan
melalui telaah kasus pemicu sebagai berikut:
Kasus pemicu:
Ny Y usia 36 th berjalan mondar mandir diteras kamarnya, klien tampak tertawa sendiri dan
mulut komat kamit, ketika klien lain datang mendekat klien menjadi marah karena karena
merasa terganggu. Klien lebih suka melamun dan menyendiri. Klien mengatakan melihat
bayangan yang menyeramkan, datang pada saat menjelang sore, dan klien merasa tidak
mampu menghadapi bayangan tersebut. Selain melihat bayangan, klien juga mendengar
suara berisik ditelinganya seperti memarahinya, suara itu datang 4 kali dalam sehari dan
klien merasa sangat terganggu, upaya yang dilakukan klien untuk menghentikan suara dan
bayangan tersebut tampak tidak dapat menolong klien.
18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
1)	 Buatlah rumusan diagnosa keperawatan pada Ny Y ?.
2)	 Lengkapi pengkajian dengan data yang dapat menunjang diagnosa di atas?.
3)	 Buatlah rencana tindakan keperawatan yang sesuai untuk Ny Y?.
4)	 Buatlah stratesi pelaksanaan tindakan ( SP ) untuk Ny Y.
Tugas
Mandiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
Sebagai persiapan Anda melakukan kegiatan praktek klinik Anda diminta untuk membuat:
Laporan Pendahuluan (LP), dan Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yang akan
Anda pergunakan pada saat praktek klinik
Tugas
Terstruktur
20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kegiatan
Belajar 2
1. Tujuan Pembelajaran Umum
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran ini diharapkan Anda mampu melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan resiko perilaku kekerasan.
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran ini diharapkan Anda:
a.	 Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan resiko perilaku kekerasan.
b.	 Mampu merumuskan diagnosa keperawatan
c.	 Mampu menetapkan rencana tindakan keperawatan.
d.	 Implementasi tindakan keperawatan.
e.	 Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan.
III. Pokok - Pokok Materi
a.	 Konsep Resiko Perilaku kekerasan.
b.	 Pengkajian Klien dengan resiko perilaku Kekerasan.
c.	 Merumuskan Diagnosa Keperawatan.
d.	 Menentukan rencana tindakan keperawatan.
e.	 Implementasi tindakan keperawatan.
f.	 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
Gambar : Kekerasan
Melakukan asuhan keperawatan pada
klien dengan resiko perilaku kekerasan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Konsep Resiko Perilaku Kekerasan
Menurut Berkowitz (1993), perilaku kekerasan adalah perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis, sedangkan menurut
Citrome dan Volavka (2002, dalam Mohr, 2006) perilaku kekerasan adalah respon
dan perilaku manusia untuk merusak dan berkonotasi sebagai agresif fisik yang
dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dan atau sesuatu.
Stuart dan Laraia (2005), menyatakan bahwa perilaku kekerasan adalah hasil dari
marah yang ekstrim (kemarahan) atau ketakutan (panik) sebagai respon terhadap
perasaan terancam, baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep diri. Perasaan
terancam ini dapat berasal dari stresor eksternal (penyerangan fisik, kehilangan
orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan internal (perasaan gagal di tempat
kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan ketakutan penyakit fisik).
Menurut Keliat, dkk, perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (BC-CMHN,
2011).
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang memperlihatkan individu
tersebut dapat mengancam secara fisik, emosional dan atau seksual kepada
orang lain (Herdman, 2012). Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku kekerasan
merupakan:
1)	 Respons emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang 		
	 meningkat dan dirasakan sebagai ancaman (diejek/dihina).
2)	 Ungkapan perasaan terhadap keadaan yang tidak menyenangkan (kecewa, 	
	 keinginan tidak tercapai, tidak puas).
3)	 Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri 		
	 sendiri, orang lain, dan lingkungan.
a. Pengertian.
Uraian
Materi
Bagaimana proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien? Proses terjadinya
perilaku kekerasan pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep
stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi
sebagai berikut:
1)	 Faktor predisposisi
	 Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan, meliputi:
a)	 Faktor biologis	
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter mengalami
gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
NAPZA.
b)	 Faktor psikologis
b. Proses terjadinya perilaku kekerasan
22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap stimulus eksternal,
internal maupun lingkungan.Perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi
frustrasi. Frustrasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu menemui
kegagalan atau terhambat.Salah satu kebutuhan manusia adalah “berperilaku”, apabila
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui berperilaku konstruktif, maka yang
akan muncul adalah individu tersebut berperilaku destruktif.
c)	 Faktor sosiokultural
Teori lingkungan sosial (social environment theory) menyatakan bahwa lingkungan sosial
akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah. Norma budaya
dapat mendukung individu untuk berespon asertif atau agresif. Perilaku kekerasan
dapat dipelajari secara langsung melalui proses sosialisasi (social learning theory).
2)	 Faktor Presipitasi
a)	 Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan pada setiap individu
bersifat unik, berbeda satu orang dengan orang yang lain. Stresor tersebut dapat
merupakan penyebab yang bersifat faktor eksternal maupun internal dari individu.
b)	 Faktor internal meliputi kehilangan relasi atau hubungan dengan orang yang dicintai
atau berarti (putus pacar, perceraian, kematian), kehilangan rasa cinta, kekhawatiran
terhadap penyakit fisik, dll.
c)	 Faktor eksternal meliputi serangan terhadap fisik, lingkungan yang terlalu ribut,
kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan.
3)	 Tanda dan gejala
Apa tanda dan gejala perilaku kekerasan itu? Tanda dan gejala perilaku kekerasan dapat
dinilai dari ungkapan pasien dan didukung dengan hasil observasi.
a.	 Data subjektif:
1)	 Ungkapan berupa ancaman
2)	 Ungkapan kata-kata kasar
3)	 Ungkapan ingin memukul/ melukai
b.	 Data objektif:
1)	 Wajah memerah dan tegang
2)	 Pandangan tajam
3)	 Mengatupkan rahang dengan kuat
4)	 Mengepalkan tangan
5)	 Bicara kasar
6)	 Suara tinggi, menjerit atau berteriak
7)	 Mondar mandir
8)	 Melempar atau memukul benda/orang lain
2.	 Pengkajian resiko perilaku kekerasan
Bagaimana Anda melakukan pengkajian? Pengkajian dapat Anda lakukan dengan cara
wawancara dan observasi pada pasien dan keluarga (pelaku rawat). Adapun tanda
dan gejala resiko perilaku kekerasan dapat ditemukan dengan wawancara melalui
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
a.	 Apa penyebab perasaan marah?
b.	 Apa yang dirasakan saat terjadi kejadian/penyebab marah?
c.	 Apa yang dilakukan saat marah?
d.	 Apa akibat dari cara marah yang dilakukan?
e.	 Apakah dengan cara yang digunakan penyebab marah hilang?
Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan yang dapat ditemukan melalui observasi
adalah sebagai berikut:
a.	 Wajah memerah dan tegang
b.	 Pandangan tajam
c.	 Mengatupkan rahang dengan kuat
d.	 Mengepalkan tangan
e.	 Bicara kasar
f.	 Mondar mandir
g.	 Nada suara tinggi, menjerit atau berteriak
h.	 Melempar atau memukul benda/orang lain
Data hasil observasi dan wawancara di atas didokumentasikan pada kartu berobat
pasien di Puskesmas. Coba Anda berikan contoh pendokumentasian hasil pengkajian?
Tuliskan jawaban Anda pada kolom berikut:
Data :.......................................................................................................
...................................................................................................................
................................................................................................................
Kemudian jawaban Anda cocokkan atau bandingkan dengan contoh pendokumentasian
hasil pengkajian sebagai berikut:
Data :
Pasien mengatakan ingin memukul ibunya karena keinginannya tidak dipenuhi, yang
biasa dilakukan jika marah adalah memukul dan menendang pintu. Pasien berbicara
dengan nada tinggi dan suara keras, tangan mengepal, mata melotot.
3. Diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
Bagaimana Anda merumuskan diagnosis keperawatan? Langkah berikutnya adalah
merumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan
tanda dan gejala yang diperoleh pada pengkajian. Berdasarkan data-data tersebut dapat
ditegakkan diagnosis keperawatan:
Risiko perilaku kekerasan
24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Tindakan keperawatan resiko perilaku kekerasan
Bagaimana Anda melakukan tindakan keperawatan? Tindakan keperawatan untuk
mengatasi risiko perilaku kekerasan, dilakukan terhadap pasien dan keluarga (pelaku
rawat).SaatmelakukanpelayanandiPuskesmasdankunjunganrumah,perawatmenemui
keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga
(pelaku rawat), perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga
(pelaku rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian dan
melatih satu cara untuk mengatasi masalah yang dialami pasien.
Jika pasien telah mendapatkan terapi psikofarmaka, maka hal pertama yang dilatih
perawat adalah tentang pentingnya kepatuhan minum obat. Setelah perawat selesai
melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga (pelaku rawat) dan melatih
keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil tindakan
yang telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk
mengingatkan pasien melatih kemampuan mengatasi masalah yang telah diajarkan oleh
perawat.
Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap pertemuan,
minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga mampu
mengatasi resiko perilaku kekerasan.
a.	 Tindakan keperawatan untuk pasien risiko perilaku kekerasan
Tujuan: Pasien mampu:
1)	 Membina hubungan saling percaya
2)	 Menjelaskan penyebab marah
3)	 Menjelaskan perasaan saat penyebab marah/perilaku kekerasan
4)	 Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah
5)	 Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku kekerasan
6)	 Melatih kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan
7)	 Memakan obat secara teratur
8)	 Melatih bicara yang baik saat marah
9)	 Melatih kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa marah
	 Tindakan Keperawatan
1)	 Membina hubungan saling percaya
	 Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya 	
	adalah:
a)	 Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b)	 Perkenalkan diri : nama, nama panggilan yang Perawat sukai, serta tanyakan 		
	 nama dan nama panggilan pasien yang disukai
c)	 Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d)	 Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama pasien, berapa		
	 lama akan dikerjakan dan tempatnya dimana
e)	 Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk 		
	 kepentingan terapi
f)	 Tunjukkan sikap empati
g)	 Penuhi kebutuhan dasar pasien
2)	 Diskusikan bersama pasien penyebab rasa marah/perilaku kekerasan saat ini dan 	
	 yang lalu.
3)	 Diskusikan tanda-tanda pada pasien jika terjadi perilaku kekerasan
a)	 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b)	 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c)	 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d)	 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
e)	 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4)	 Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat 	
	 marah secara:
a)	Verbal
b)	 terhadap orang lain
c)	 terhadap diri sendiri
d)	 terhadap lingkungan
5)	 Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6)	 Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a)	 Patuh minum obat
b)	 Fisik:tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal.
c)	 Sosial/verbal: bicara yang baik: mengungkapkan, menolak dan meminta rasa 		
	marahnya
d)	 Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
Tindakan keperawatan terhadap pasien dapat dilakukan minimal empat kali pertemuan
dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga dapat mengontrol/mengendalikan
perilaku kekerasan. Pada masing-masing pertemuan dilakukan tindakan keperawatan
berdasarkan strategi pelaksanaan (SP) sebagai berikut:
Latihan 1 untuk pasien: pengkajian dan latihan nafas dalam dan memukul kasur 	
					atau bantal
Identifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat
perilaku kekerasan yang dilakukan; jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik,
obat, verbal, spiritual; latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik
nafas dalam, pukul kasur dan bantal; masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik.
Orientasi:
“Assalamuallaikum pak, perkenalkan nama saya ...................., saya senang dipanggil
suster ...................., dari Puskesmas Matraman. Nama bapak siapa? Senangnya dipanggil
apa?”
“Tadi saya sudah bertemu dengan ibu dan sekarang saya ingin bercakap-cakap dengan
bapak”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang penyebab bapak marah, dan
bagaimana cara mengontrol rasa marah bapak. Berapa lama bapak mau kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 30 menit? Setuju pak? Dimana sebaiknya kita duduk untuk
berbincang-bincang, pak?”
Kerja:
“Apa yang menyebabkan bapak marah? Apalagi penyebab yang lain? Samakah dengan
yang sekarang? O..iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak. Pada saat penyebab marah itu
ada, seperti bapak pulang ke rumah dan istri belum menyediakan makanan, apa yang
bapak rasakan?” (tunggu responpasien).
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? Setelah itu apa yang bapak lakukan?
O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring, apakah dengan cara
ini makanan terhidang? Iya, tentu tidak.Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul,
26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang
lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan
fisik. Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-
debar, mata melotot, bapak dapat melakukan: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan
bantal. Mari kita coba latihan tarik nafas dalam: berdiri, lalu tarik nafas dari hidung,
tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah,
lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya”.
“Mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Dimana kamar bapak? Jadi kalau nanti
bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut
dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal.
Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul
kasur dan bantal serta tarik nafas dalam? Baik pak ini jadwalnya, kapan bapak mau
latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal atau kasur. Jika bapak melakukannya
coret disini ya pak”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bincang-bincang tentang perasaan marah dan
tadi latihan cara menyalurkan marah?”
”Iya jadi ada 2 penyebab yang membuat bapak marah ........ (sebutkan) dan bapak rasakan
..... (sebutkan) dan yang bapak lakukan .... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan).
“Berapa tadi cara mengontrol marah jika perasaan marah bapak muncul?Baiklah bapak
sudah memasukkan kedua cara tadi ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak.. jadi
kalau ada keinginan marah, gunakan kedua cara tadi ya pak”.
“Dua hari lagi saya akan kembalidan kita latih cara mengontrol marah dengan patuh
minum obat. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa”
Latihan 2 untuk pasien : latihan patuh minum obat
Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan melakukan tarik
nafas dalam dan pukul kasur dan bantal, tanyakan manfaatnya dan beri pujian, latih cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (jelaskan 6 benar: benar nama, benar jenis,
benar dosis, benar waktu, benar cara, kontinuitas minum obat dan dampak jika tidak
kontinu minum obat), masukkan pada jadwal kegiatan latihan fisik dan minum obat.
Orientasi:
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya
datang lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur
bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat
jadwalkegiatannya”.
“Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak marah?”
“Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya? Hasilnya bagaimana pak?”
“Wah, bagus sekali, bapak telah menerapkan cara mengontrol marah dengan cara tarik
nafas dalam dan ternyata perasaan marahnya jadi terkontrol”
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang pentingnya minum obat dan latihan
tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah? Dimana enaknya
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
kita berbincang-bincang?Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal
tersebut? Sekarang saya akan jelaskan tentang pentingnya minum obat”.
Kerja:
“Bapak sudah dapat obat dari dokter puskesmas? Pak ini obatnya, bapak perlu minum
obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak.
Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranyenamanya CPZ, yang warna putih ini
namanya THP, dan yangmerah jambu ini namanya HLP semuanyaini harus bapakminum
3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, danjam 7malam”. “Bila nanti setelah minum
obat mulut bapak terasakering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa mengisap-
isap es batu. Bila bapak merasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknyaistirahat
dan jangan beraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya pak”
“Sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah
benar nama bapak tertulis disitu. Selain itu bapak perlu memperhatikan jenis obatnya,
berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara
minum obatnya. Bapak perlu secara teratur minum obat dan tidak menghentikannya
tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam
jadwal ya pak”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
perasaan marah dengan cara minum obat yang benar?”
“Coba bapak sebutkan lagi cara minum obat yang benar”
“Bagus!Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?Jadwal
minum obat telah kita buat tadi. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.
“Baik, seminggu lagisaya kembali untuk melihat sejauhmana bapak melaksanakan
kegiatan latihan fisik dan minum obat dengan teratur . Serta apakah hal tersebut dapat
mencegah rasa marah. Saya juga akan melatih bapak cara mengontrol perasaan marah
dengan cara bicara yang baik. Bapak mau jam berapa? Sampai jumpa”
Latihan 3 untuk pasien : latihan cara sosial atau verbal
Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan pasien melakukan
tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, makan obat dengan patuh dan benar, tanyakan
manfaatnya dan beri pujian, latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal (tiga
cara, yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar), masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, dan verbal .  
Orientasi:
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya
datang lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?
Bagaimana dengan minum obatnya sesuaikah dengan jadwalnya? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur dan obatnya diminum?”
“Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak merasa kesal?”
“Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya?”
“Lalu...bagaimana hasilnya pak?”
28
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
“Bagus sekali, marah bapak menjadi reda setelah dialihkan dengan memukul bantal”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah? Dimana
enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”
Kerja:
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak,
yaitu :
1.	 Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak 	
	 menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, tolong ambilkan saya air minum itu’. 	
	 Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.
2.	 Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin 			
	 melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada 	
	kerjaan’.
3.	 Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat 		
	 kesal, bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’
	 “Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
	 “Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali bapak dalam sehari mau 	
	 latihan bicara yang baik ?”
	 “Bisa kita buat jadwalnya? Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, 		
	 misalnya meminta makan, minta obat atau minta uang, dll. Begitu juga dengan 	
	 latihan tarik nafas dalam, latihan pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat tetap 	
	 dilanjutkan seperti jadwal sebelumnya”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?”
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekali, jangan lupa bapak latihan sesuai jadwal yang telah dibuat tadi, yaitu
meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik. Juga latihan tarik
nafas dalam, latihan pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat bapak tetap lakukan
sesuai jadwal ya…”
“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi bapak ya?Bagaimana kalau waktunya
seperti sekarang ini saja, bapak setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak
yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju?”
Latihan 4 untuk pasien: latihan cara spiritual
Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan pasien melakukan
tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, makan obat dengan benar dan patuh, bicara
yang baik, tanyakan manfaatnya, beri pujian, latih mengontrol marah dengan cara
spiritual (2 kegiatan), masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat,
verbal dan spiritual.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
Orientasi:
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang
lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal
dan bicara yang baik? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Bagaiamana obatnya, diminum teratur?”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mengontrol marah bapak yaitu
dengan ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang cara ibadah?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
Kerja:
“Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan” “Bagus”
“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam.
Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air
wudhu kemudian sholat”.
“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa
marah. Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan atau
ditambah dengan Dzikir”.
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Jam berapa bapak
akan sholat?Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ dzikir(sesuai kesepakatan pasien).
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang keempat
ini?”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus! Coba bapak ulangi
kembali cara mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual atau ibadah”.
“Bagus sekali pak! Saya harap bapak melakukan latihan sesuai dengan jadwal yang telah
diisi tadi dan menerapkan cara mengontrol perasaan marah jika bapak merasa ingin
marah. Obatnya juga tetap diminum sesuai jadwal”
“Dua minggu lagi saya akan datang, nanti kita bicarakan apakah empatcaramengontrol
rasa marah, yaitu dengancara fisik: menarik nafas dalam dan memukul kasur atau
bantal, patuh minum obat yang sudah bapak dapat dari puskesmas, cara bicara yang
baik, serta ibadah secara teratur dapat mengontrol perasaan marah bapak?Saya akan
lihat kemampuan bapak dalam melakukan kegiatan yang sudah dibuat dalam jadwal ini,
dan bagaimana perasaan bapak setelah melakukannya. Mau jam berapa pak? Apakah
seperti sekarang saja? Bagaimana kalau jam 10 ya?”
30
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
b.	 Tindakan keperawatan untuk keluarga pasien risiko perilaku kekerasan
Tujuan: Keluarga mampu:
1)	 Mengenal masalah risiko perilaku kekerasan
2)	 Memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan
3)	 Merawat pasien risiko perilaku kekerasan dengan mengajarkan dan mendampingi 	
	 pasienberinteraksisecarabertahap,berbicarasaatmelakukankegiatanrumahtangga
	 dan kegiatan sosial
4)	 Memodifikasi lingkungan yang konsusif agar pasien mampu berinteraksi dengan 	
	 lingkungan sekitar
5)	 Mengenal tanda kekambubuhan, dan mencari pelayanan kesehatan
	 Keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan 		
	 pasien risiko perilaku kekerasan mengatasi masalahnya dapat meningkat.
Tindakan keperawatan kepada keluarga (pelaku rawat):
1)	 Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
2)	 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku 		
	 kekerasan/ risiko perilaku kekerasan.
3)	 Melatih keluarga cara merawat risiko perilaku kekerasan.
4)	 Membimbing keluarga merawat risiko perilaku kekerasan.
5)	 Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung 	
	 pasien untuk mengontrol emosinya.
6)	 Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke 	
	 fasilitas pelayanan kesehatan
7)	 Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
	 Latihan 5 untuk keluarga: cara merawat pasien dan latihan fisik 1
Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien, jelaskan pengertian, tanda
dan gejala, dan proses terjadinya perilaku kekerasan (gunakan booklet), jelaskan cara
merawat perilaku kekerasan, latih satu cara merawat perilaku kekerasan: fisik 1, 2,
anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
Orientasi:
“Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya suster .............., ibu bisa memanggil saya
suster ....................... Saya perawat dari puskesmas Matraman, saya sedang melakukan
kunjungan rumah. Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?” Saya mendapat informasi
dari kader kesehatan bahwa ibu sedang kebingungan dengan suami ibu yang marah-
marah.”(Jika perawat belum pernah bertemu keluarga pasien)
“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan bapak marah,
tanda-tandanya dan cara mengatasinya?”
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Sekarang sekitar 10 menit saja dulu, setelah itu saya akan menemui bapak untuk
menanyakan tentang hal yang dialaminya serta melatih bapak mengatasi masalahnya.
Kemudian saya kembali akan menemui ibu”
“Tujuan pertemuan ini adalah agar ibu mengenal masalah yang dialami bapak dan dapat
berlatih cara merawat bapak”
“Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang, bu?”
Kerja:
“Coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan dalam merawat bapak?”
“Banyak hal yang dapat membuat seseorang marah seperti yang terjadi pada bapak,
apa yang telah keluarga lakukan untuk mengatasinya?”
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
“Oo… keluarga selama ini berusaha mengalah. Bu, marah adalah suatu perasaan yang
wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang
lain dan lingkungan”.
“Bisakah ibu cerita apa saja yang biasanya membuat bapak marah? Bagaimana perilaku
yang ibu lihat? Apakah wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah,
dan bicaranya kasar? Itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu apakah
ia akan melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga?”
“Baik bu, sekarang saya akan menemui bapak, setelah itu saya akan kembali menemui
ibu”
(Percakapan dihentikan dulu, perawat menemui pasien, setelah melatih pasien, perawat
kembali melanjutkan percakapan dengan keluarga)
(percakapan lanjutan………)
“Saya telah berbicara dengan suami ibu. Suami ibu mengatakan yang menyebabkan
ia marah dan mengamuk adalah jika ia direndahkan. Yang dialami bapak adalah
ketidakmampuan mengontrol perasaan marahnya atau sering disebut dengan risiko
perilaku kekerasan. Hal ini dapat diatasi dengan cara melatih bapak mengontrol perasaan
marahnya. Ini ada booklet tentang cara membantu bapak mengatasi masalahnya. Mari
kita lihat sama-sama”
“Perilaku kekerasan atau amuk merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang dialami.
Bentuk perilakunya berupa marah-marah dengan kata-kata kasar dan keras, merusak
perabotan rumah tangga, hingga upaya menciderai orang lain maupun diri sendiri.
Nah…kalau pada bapak sendiri, tanda-tanda yang mana saja yang ibu temukan?”
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan
lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam darisekitar bapak seperti gelas, pisau.
Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.”
“Kondisi yang dihadapi keluarga bisa berupa saat pasien sedang amuk, pasien telah
mereda amuknya, atau pasien akan mengamuk. Pada kondisi pasien akan mengamuk,
keluarga dapat membantu pasien agar tidak sampai mengamuk, dengan cara
mengingatkan untuk melakukan cara mengontrol marah yang telah diajarkan perawat”
“Saya sudah mengajarkan bapak bagaimana cara mengontrol rasa marahnya, yaitu
dengan cara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur, dan sudah dibuat dalam
jadwal kegiatan harian bapak. Jadi selain ibu sudah mengetahui apa itu marah, saya
akan mengajarkan juga kepada ibu latihan fisik, yaitu cara 1 dan 2 agar ibu dapat
mengingatkan bapak untuk melakukannya ketika bapak mulai marah-marah”
“Baik sekali ibu sudah mengerti dan tahu caranya, ibu nanti membantu bapak untuk
melakukannya sesuai jadwal yang sudah dibuat ya”
“Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu”.
Terminasi:
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Bagaimana latihan tarik nafas dalam dan pukul bantal atau kasur?”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk bapak latihan cara fisik ya
bu”
32
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
“Minggu depan kita ketemu lagi dan akan melihat kemampuan bapak dalam melakukan
kegiatan sesuai jadwal serta saya akan menjelaskan cara yang kedua mengontrol marah
bapak, yaitu dengan cara patuh minum obat”
Latihan 6 untuk keluarga: latihan cara memberi minum obat
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan pasien,
validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien cara fisik1 dan 2, beri
pujian, jelaskan 6 benar cara memberikan obat, latih cara memberikan membimbing
minum obat, anjurkan membantu pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan
memberi pujian.
Orientasi:
“Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya datang
lagi. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana bapak, apakah sudah melakukan
latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal? Apa yang ibu lihat setelah bapak melakukan
latihan secara teratur? Coba kita lihat daftar kegiatan bapak”.
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang cara minum obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah yang terjadi pada bapak?”
“Bu sebaiknya dimanakita berbincang-bincang tentang bagaimana bapakpatuh minum
obat? Berapa lama ibu bersedia berbincang-bincang tentang hal tersebut? Sekarang
saya akan jelaskan tentang pentingnya bapak minum obat“.
Kerja:
“Suami ibu sudah mendapat obat dari dokterpuskesmas dan bapak harus minum obat
ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, sehingga tidurnya juga tenang. Obatnya
ada tiga macam ya bu, yang warnanya oranyenamanya CPZ, yang putih ini namanya
THP, dan yangmerah jambu ini namanya HLP semuanya ini harus diminum bapak3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, danjam 7malam”.
“Bila nanti setelah minum obat bapak mengeluh mulutnya terasa kering, untuk
membantu mengatasinya bapak bisa diberikan es batu untuk diisap-isap. Bila bapak
mengeluh matanya berkunang-kunang, sebaiknya bapak disuruh istirahat dan jangan
beraktivitas dulu”
“Sebelum minum obat ini,ibu bantu bapak untuk melihat dulu label di bungkus obat
apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa
saja bapak harus minum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar?”
“Jangan pernah menghentikan minum obat bapak, sebelum berkonsultasi dengan
dokter ya bu”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang
benar untuk mengontrol perasaan marah bapak?”
“Coba ibu sebutkan kembali cara minum obat yang benar”
“Bagus sekali, bu!”
“Baiklah bu, kita sudah bicara tentang cara mengontrol perasaan marah yang terjadi pada
suami ibu yaitu cara fisik dan patuh minum obat.  Jangan lupa ibu untuk mengingatkan
bapak agar dapat melaksanakannya dengan teratur ya”.
“Bu, seminggu lagisaya kembali untuk melihat sejauhmana bapak melaksanakan
kegiatan dan apakah dapat mencegah rasa marah bapak. Serta kita akan melanjutkan
bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang ke 3 yaitu cara sosial atau verbal.
Sampai jumpa”
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
Latihan 7 untuk keluarga: latihan cara sosial atau verbal
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan pasien,
validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisik1,2, memberikan obat,
beri pujian, jelaskan mengontrol rasa marah dengan cara verbal atau sosial (meminta,
menolak, mengungkapkan perasaan), latih cara verbal/sosial, anjurkan membantu
pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.
Orientasi:
“Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya
datang lagi. Bagaimana bu, apakah bapaksudah melakukan latihan tarik nafas dalam
dan pukul kasur bantal?Bagaimana dengan minum obatnya? Apa yang ibu lihat setelah
bapak melakukan latihan tersebut secara teratur? Bagaimana kalau sekarang kita
melanjutkan bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang juga sudah diajarkan
kepada bapak yaitu dengan cara bicara yang baik bila sedang marah? Dimana sebaiknya
kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?Berapa lama ibu bersedia bicara-bicara
tentang mengontrol marah dengan cara verbal atau sosial?”
Kerja:
“Hari ini bapak akan berlatih bagaimana cara bicara yang baik yang dapat mengontrol
perasaan marah”.
“Sekarang saya akan menjelaskan tentang cara bicara yang baikbila bapak sedang
marah. Ada tiga caranya yaitu:
1.	 Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak 	
	 menggunakan kata-kata kasar, misalnya: “Bu, tolong ambilkan saya air minum itu”.
2.	 Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan tidak ingin melakukannya, 		
	 katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada pekerjaan”
3.	 Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat 		
	 kesal dapat mengatakan: “Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”
	 “Sekarang, kita temui bapak bu ya...”
(Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara bicara yang
baik)
(percakapan lanjutan setelah melatih pasien cara bicara yang baik………)
“Demikian bu yang sudah diajarkan kepada bapak dalam mengatasi perasaan kesalnya.
Tadi bapak mengatakan akan berlatih cara bicara yang baik sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati tadi. Ibu dapat membantu bapak mengatasi masalahnya dengan
memberikan pujian setelah bapak melakukan latihan sesuai jadwal dan membantu
mengingatkan bapak jika ia lupa melakukan kegiatannya. Begitu juga dengan jadwal
latihan tarik nafas dalam dan jadwal minum obatnya…tetap ibu pantau ya”
“Bagaimana bu…. ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan?”
Terminasi:
“Bagaimana perasaannya bu setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah saya jelaskan tadi”
“Bagus sekali, sekarang mari kita lihat dalam jadwal kegiatan bapak. “Berapa kali disini
34
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
bapak latihan bicara yang baik?Jika bapak melakukannya jangan lupa dipuji ya bu”
“Seminggu lagi saya akan kembali mengunjungi ibu ya?”
“Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bagaimana bu setuju? Nanti kita
akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah yang terjadi pada bapak yaitu
dengan cara ibadah”.
Latihan 8 untuk keluarga : latihan cara spritual
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan pasien, validasi
kemampuan keluarga  merawat/melatih pasien cara fisik 1  dan 2; kepatuhan minum
obat dan cara verbal/sosial; beri pujian; jelaskan mengontrol rasa marah dengan cara
spiritual; latih cara spiritual; jelaskan follow up ke Puskesmas; tanda kambuh, identifikasi
kendala atau kesulitan dalam melakukan kegiatan dan jelaskan cara mengontrol rasa
marah pasien jika sudah terjadi perilaku merusak diri dan atau lingkungan;latih cara
pengekangandan proses rujukan;anjurkan membantu pasien melakukan kegiatan/
latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.
Orientasi:
“Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya minggu yang lalu sekarang saya datang
lagi”
“Bagaimana kabarnya bu, apakah bapak sudah melakukan kegiatan sesuai jadwal seperti
latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Bagaimana dengan minum obatnya?
Juga apakah melakukan latihan cara bicara yang baik dengan cara mengungkapkan,
meminta atau menolak dengan benar?”
“Mari kita lihat jadwal bapak, bagus ibu sudah membantu bapak untuk melakukannya.
Bagaimana keadaan bapak setelah teratur minum obat dan melakukan latihan nafas
dalam, atau pukul bantal? Sudahkah bapak melakukan cara bicara yang benar jika
marah? Bagaimana hasilnya? Baik, sudah banyakperubahan yang terjadi ya bu”
“Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan bincang-bincang tentang cara mengontrol
marah yang keempat yaitu dengan cara spiritual? Setelah itu kita sama-sama menemui
bapakuntukmelatihcaramengontrolmarahdengancaraspiritual.Dimanabu?Waktunya
20 menit bu ya?”
Kerja:
“Ibu coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan oleh suami ibu?”
“Nah, kalau ibu melihat bapak sedang marah dan mencoba langsung duduk dan tarik
nafas dalam. Jika belum reda juga marahnya sarankan bapak untuk merebahkan badan
agar rileks. Jika tidak reda juga, ajak bapak untuk ambil air wudhu kemudian sholat, bisa
berjamaah dengan ibu”.
(Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara spiritual)
(percakapanlanjutansetelahmelatihpasienmengontrolemosidengancaraspiritual………)
“Jadi selain Bapak sudah diajarkan cara fisik 1 dan 2, yaitu tarik nafas dan pukul kasur
atau bantal, patuh minum obat, dan mengungkapkan secara verbal, juga bisa melakukan
sholat secara teratur dan bisa juga cara ibadah yang lain seperti dzikir untuk meredakan
kemarahannya”.
“Nanti ibu pantau dan ingatkan jadwal latihannya bu ya...”
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
“Bu, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa marah adalah suatu perasaan
yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri,
orang lain dan lingkungan, sehingga kita sudah membahas bagaimana cara-cara
mengatasinya”.
“Jika bapak tidak lagi mau minum obat sesuai jadwal, ibu perlu segera membawa bapak
ke Puskesmas, sekalipun belum jadwalnya untuk kontrol. Bila bapak suatu saat terlihat
marah dan mengamuk dan tidak bisa lagi diingatkan untuk mengontrol marah seperti
yang telah diajarkan, maka segera bawa ke puskesmas, setelah sebelumnya diikat dulu
(ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat
bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan dijelaskan alasan mengikat
yaitu agar bapak tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan”
“Nah bu, kita sudah bincang-bincang tentang apa yang harus suami ibu lakukan bila
tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan
jadwal latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal,
spiritual dan minum obat teratur”.
“Jika bapak marah sudah sampai memukul atau merusak barang segera hubungi saya di
puskesmasatau di nomor ini 0814xxxxxxx, karena dalam kondisi seperti itu bapak sudah
butuh bantuan lebih lanjut. Jika nanti kondisi bapak tidak dapat diatasi di puskesmas,
maka kami akan merujuk ke Rumah Sakit Umum yang memiliki fasilitas pelayanan
kesehatan jiwa atau langsung ke Rumah Sakit Jiwa”.
Terminasi:
“Bagaimana bu perasaannya setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang keempat
ini?”
“Coba ibu sebutkan kembali kondisi-kondisi bapak yang perlu segera dilaporkan?”
“Ya… bagus sekali”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang dapat dilakukan oleh suami ibu?”
“Bagus. Mari kita lihat jadwal kegiatan bapak, jam berapa bapak akan sholat? Sudah
bagus ya Bu. Jangan lupa ibu memujinya, jika bapak melakukann ibadah sesuai jadwal”
“Selasa depan saya akan datang, nanti kita bicarakan kemampuan bapak yang telah
dilatihselamainidanapakahbapak(suamiibu)sudahmampumengontrolrasamarahnya,
bersedia jam berapa Bu? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”
36
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
5. 	 Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat resiko
	 perilaku kekerasan
a.	 Evaluasi kemampuan pasien risiko perilaku kekerasan berhasil apabila pasien dapat:
1)	 Menyebutkan penyebab, tanda dan gejalaperilaku kekerasan, perilaku kekerasan 	
	 yang biasad ilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan.
2)	 Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadwal:
a)	 secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur
b)	 secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan 			
	 dengan cara baik
c)	 secara spiritual
d)	 terapi psikofarmaka
3). Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam mencegah perilaku kekerasan
b.	 Evaluasi kemampuan keluarga (pelaku rawat) risiko perilaku kekerasan berhasil 	
	 apabila pasien dapat:
1)	 Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat pasien (pengertian, tanda dan 	
	 gejala, dan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan)
2)	 Mencegah terjadinya perilaku kekerasan
3)	 Menunjukkan sikap yang mendukung danmenghargai pasien
4)	 Memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perasaan marah
5)	 Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien 			
	 mengontrol perasaan marah
6)	 Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam mencegah perilaku kekerasan 	
	pasien
7)	 Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan melakukan 		
	rujukan.
6. Dokumentasi hasil asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat). Berikut adalah contoh dokumentasi asuhan keperawatan risiko
perilaku kekerasan pada kunjungan pertama.
Implementasi Evaluasi
Kamis, 12 April 2012 pukul 10.00
Data Pasien:
Pasien mengatakan kadang-kadang ma-
sih muncul perasaan kesal, sudah minum
obat sesuai jadwal, hanya waktu minum
obat pukul 7 pagi harus diingatkan istrinya
karena menurut pasien suka jadi ngantuk,
latihan nafas dalam lebih dipilih pasien
dan cara verbal sudah dilakukan pasien
yaitu meminta dengan baik
S Pasien :
Pasien mengatakan senang dapat
lagi cara mengontrol rasa marahn-
ya dan akan melakukan kegiatan
ibadah sesuai jadwal yang sudah
dibuat
S Keluarga :
Keluarga mengatakan akan tetap
membantu pasien mengontrol
perasaan marahnya dengan cara
mengingatkan pasien berlatih ses-
uai jadwal.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
Data Keluarga:
Keluarga telah mengingatkan pasien untuk
berlatih sesuai jadwal ketika pasien lupa
dan telah memberikan pujian ketika pasien
berlatih sesuai jadwal
Diagnosis Keperawatan :
Risiko perilaku kekerasan
Tindakan Keperawatan :
Pasien:
1.	 Melatih pasien cara mengontrol
marah dengan kegiatan ibadah
2.	 Kegiatan ibadah dimasukkan
kedalam jadwal harian pasien
Keluarga:
a.	 Melatih cara merawat dengan cara
spiritual
b.	 Mendiskusikan dengan keluarga
tentang kondisi pasien yang perlu
segera dibawa ke fasilitas layanan
kesehatan
c.	 Menjelaskan tentang proses rujukan
RTL :
Pasien:evaluasi kemampuan pasien Kel-
uarga: evaluasi kemampuan keluarga
membantu pasien mengontrol perilaku
kekerasan
Selasa 17 April 2012 pukul 10.00
O Pasien :
Pasien menyebutkan cara ibadah
yang biasanya dilakukan dan wak-
tunya
Pasien mampu mengatakan kegia-
tan ibadah yang akan dilakukannya
Pasien mampu memasukkan kegia-
tan ibadah kedalam jadwal kegiatan
hariannya
O Keluarga:
Keluarga kooperatif dan turut men-
dampingi ketika perawat melatih
pasien cara mengontrol perasaan
marah dengan cara spiritual dan
memberi pujian pada pasien
A :
Pasien dan keluarga mengenal cara
mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara spiritual
P :
P Pasien:
mengontrol perasaan marahden-
gan beribadah sesuai waktu ibadah
dan patuh minum obat, melakukan
cara nafas dalam, pukul kasur dan
bantal, serta bicara yang baik ses-
uai dengan apa yang sudah dilatih-
kandan sesuai jadwal
P Keluarga:
Memotivasi dan mengingatkan pa-
sien berlatih mengontrol perasaan
marah sesuai jadwal dan mener-
apkan ketika marah, bantu minum
obat
Perawat
Pipinf
(PIPIN F)
38
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Rangkuman
Selamat Anda telah berhasil menyelesaikan modul tentang panduan praktek klinik asuhan
keperawatan pada klien dengan halusinasi. Dengan demikian, Anda sebagai mahasiswa
DIII Keperawatan yang nantinya akan bertugas sebagai pelaksana keperawatan telah
menguasai kompetensi asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi . Hal-hal penting
yang telah Anda pelajari dalam modul panduan praktek klinik asuhan keperawatan pada
klien dengan halusinasi adalah sebagai berikut: konsep halusinasi, proses keperawatan
pada klien dengan halusinasi mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperaeatan,
menetapkan rencana tindakan keperawatan, implementasi tindakan keperawatan ,
evaluasi. Oleh karena itu, Anda diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada
klien dengan halusinasi. Selanjutnya Anda diminta untuk membuat proses keperawatan
melalui telaah kasus pemicu sebagai berikut:
Kasus pemicu:
Ny Y usia 36 th berjalan mondar mandir diteras kamarnya, klien tampak tertawa sendiri dan
mulut komat kamit, ketika klien lain datang mendekat klien menjadi marah karena karena
merasa terganggu. Klien lebih suka melamun dan menyendiri. Klien mengatakan melihat
bayangan yang menyeramkan, datang pada saat menjelang sore, dan klien merasa tidak
mampu menghadapi bayangan tersebut. Selain melihat bayangan, klien juga mendengar
suara berisik ditelinganya seperti memarahinya, suara itu datang 4 kali dalam sehari dan
klien merasa sangat terganggu, upaya yang dilakukan klien untuk menghentikan suara dan
bayangan tersebut tampak tidak dapat menolong klien.
Kasus pemicu.
Tn z umur 17 th klien baru masuk RS 5 hari yang lalu. Klien dibawa keluarganya ke RS karena
marah marah dan merusak barang. Sebetulnya klien merupakan anak yang pendiam,
namun belakangan ini menunjukkan perubahan perilaku. Melihat teman temannya datang
kesekolah dengan menggunakan motor, Klien meminta motor kepada orang tuanya
untuk alat transportasi untuk memudahkan klien kesekolah. Klien merasa minder karena
tidak punya motor, ia tidak mau tahu kondisi keuangan orang tuanya yang sedang dalam
kesulitan ekonomi. Klien tidak mau kesekolah bila tidak dibelikan motor, dan klien mulai
marah marah bila melihat teman atau tetangganya datang mengendarai motor.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
a)	 Buatlah rumusan diagnosa keperawatan pada Tn z.
b)	 Lengkapi pengkajian Anda dengan data yang yang dapat menunjang 			
	 diagnosa di atas!
c)	 Buatlah rencana tindakan keperawatan yang sesuai untuk Tn z.
d)	 Buatlah strategi pelaksanaan (SP) untuk Tn z.
Tugas
Mandiri
40
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Sebagai persiapan Anda melakukan kegiatan praktek klinik Anda diminta untuk membuat
: Laporan Pendahuluan ( LP ) , dan Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yang akan
Anda pergunakan pada saat praktek klinik
Tugas
Terstruktur
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
41
Pada minggu terakhir praktek klinik akan dilakukan uji praktek klinik Anda dapat mengikuti
kegiatan evaluasi ini dengan ketentuan sebagai berikut :
a)	 Kehadiran belajar praktek 100%.
b)	 Memenuhi target pencapaian kompetensi / sub kompetensi yaitu - 100 %.
c)	 Telah menyerahkan seluruh dokumen praktek klinik.
uJI
Praktek Klinik
42
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Direktorat dan ketehnisian Medik, ( 2005 ), Keperawatan Jiwa, Teori dan tindakan
Keperawatan. Buku pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa I. Cetakan ke II, Jakarta Dirjen
Pelayanan Medik, Dep Kes RI.
Keliat, B. A ( 1997 ), Gangguan Koping, citra tubuh dan seksual pada klien kanker ( ed
Indonesia ), Jakarta EGC.
Stuart G. W, and LJ Sundeen, ( 1995 ), Buku saku keperawatan jiwa ( ed Indonesia ), alih
bahasa Achir Yani, Jakarta EGC.
________________________, ( 1995 ), Principles and practice of psychiatric Nursing , St
Louis, Mosby Year Book.
Stuart G.W, and Michele, T. Laraia, ( 2000 ), Principles and practice Of psychiatric nursing,
ST Louis, Mosby Year Book.
Herdman, T.H. (2012), NANDA International Nursing Diagnoses   Definition &
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B.A., dkk. (2011), Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic Course).
Jakarta: EGC
Stuart, G.W.& Laraia, M.T. (2005), Principles and Practice of Psychiatric Nursing.
8thedition. Missouri: Mosby
Daftar
Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
43
											 	 LAMPIRAN 1
CONTOH : FORMAT PROSES KEPERAWATAN
A.FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA .
RUANGAN RAWAT:................................................TANGGAL DIRAWAT:............................
I.IDENTITAS KLIEN.
Inisial :.................................... ( L/P) Tanggal Pengkajian :............................
Umur :.................................... RM No :
Informan :...................................
II.ALASAN MASUK :
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
III.FAKTOR PREDISPOSISI :
1.Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?. ya tidak
2.Pengobatan sebelumnya: Berhasil Kurang berhasil tidak berhasil
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia.
    3.Aniaya fisik :   
Aniaya seksual:
Penolakan :
Kekerasan dalam :
Keluarga
Tindakan Kriminal : 	
Jelaskan No 1,2,3.
..........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :...................................................................................
4.Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Ya tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
....................................... 	 ......................... .........................................................
........................................ 	 ......................... .........................................................
44
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Masalah Keperawatan : .............................................................................................
5.Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :...............................................................................................
IV.FISIK .
1.Tanda vital : TD :................... N:................SH: ................ P:....................
2.Ukur : TB : .................. BB : .....................
    3.Keluhan fisik :             Ya               Tdak    
Jelaskan : ...................................................................................................................
Masalah Keperawatan : .............................................................................................
V.PSIKOSOSIAL.
1.Genogram
Jelaskan : ..................................................................................................................
Masalah Keperawatan : ...........................................................................................
2.Konsep Diri.
a.Gambaran diri : ......................................................................................................
b.Identitas : ......................................................................................................
c.Peran : ......................................................................................................
d.Ideal diri : .......................................................................................................
e.Harga diri : .......................................................................................................
Masalah Keperawatan : ..........................................................................................
3.Hubungan sosial
a.Orang yang berarti :................................................................................................
b.Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat :............................................
c.Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : .................................................
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
45
....................................................................................................................................
Masalah Keperawatan : ............................................................................................
4.Spiritual :
a.Nilai dan keyakinan : ................................................................................................
b.Keyakinan ibadah : ..................................................................................................
.................................................................................................................................
Masalah Keperawatan : ...........................................................................................
VI.STATUS MENTAL.
1.Penampilan :
Tidak rapi. Penggunaan pakaian tidak Cara berpakaian
Sesuai. Seperti biasanya
Jelaskan : ..............................................................................................................
Masalah keperawatan : ........................................................................................
2.Pembicaraan :
Cepat Keras Gagap Inkoheren.
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
Pembicaraan
Jelaskan : ...............................................................................................................
Masalah Keperawatan : ........................................................................................
     3.Aktifitas motorik:
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor kompulsif
Jelaskan : .............................................................................................................
Masalah Keperawatan : ......................................................................................
4.Alam perasaan :
Sedih Ketakutan Putus Asa Khawatir Gembira
Berlebihan
Jelaskan :...............................................................................................................
Masalah Keperawatan : .......................................................................................
5.Afek.
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : ............................................................................................................
Masalah Keperawatan : .......................................................................................
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 Peran, Fungsi dan tugas Perawat, Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 
Kb 2 as kep pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan
Kb 2   as kep pada pasien dengan risiko perilaku kekerasanKb 2   as kep pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan
Kb 2 as kep pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilanganKb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan
 
Modul3 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutu...
Modul3 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutu...Modul3 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutu...
Modul3 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutu...
 
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
 
Modul 4 pedoman praktek
Modul 4   pedoman praktekModul 4   pedoman praktek
Modul 4 pedoman praktek
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Modul3 kb1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Modul3 kb1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanModul3 kb1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Modul3 kb1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
 
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zatKb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanKb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
 
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanModul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
 
Model Konsep dan Teori Keperawatan
 Model Konsep dan Teori  Keperawatan Model Konsep dan Teori  Keperawatan
Model Konsep dan Teori Keperawatan
 
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iiM5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatanKb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
 
Modul 3 pedoman praktek
Modul 3   pedoman praktekModul 3   pedoman praktek
Modul 3 pedoman praktek
 

Similaire à Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan

Similaire à Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan (20)

Praktikum 4 harga diri rendah
Praktikum 4   harga diri rendahPraktikum 4   harga diri rendah
Praktikum 4 harga diri rendah
 
Pedoman praktikum
Pedoman praktikumPedoman praktikum
Pedoman praktikum
 
Praktika komunikasi terapeutik
Praktika   komunikasi terapeutikPraktika   komunikasi terapeutik
Praktika komunikasi terapeutik
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
 
Modul 5 kdk ii
Modul 5 kdk iiModul 5 kdk ii
Modul 5 kdk ii
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
Modul 6 kdk ii
Modul 6 kdk iiModul 6 kdk ii
Modul 6 kdk ii
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
 
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
 
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
 
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
 
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
 
Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2
 
Kb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diri
Kb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diriKb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diri
Kb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diri
 

Plus de pjj_kemenkes

Plus de pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
 

Dernier

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 

Dernier (20)

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 

Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2015 Suliswati Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 7 MODUL PRAKTIKUM PANDUAN PRAKTEK KLINIK ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA 1 (HALUSINASI DAN PERILAKU KEKERASAN) KEPERAWATAN JIWA II
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah dan karuniNyalah penyusun dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah Keperawatan Jiwa I. Buku ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyusun mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan baik materiil maupun imateriil dari berbagai pihak atas keberhasilan penyusunan modul ini. Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadimediayangdapatmeningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan asuhan keperawatan jiwa bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan. Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii Pendahuluan 1 Kegiatan Belajar 1 Melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Halusinasi 4 Kegiatan Belajar 2 Melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan 20 Uji Praktek Klinik 41 Daftar Pustaka 42 Lampiran 43 Daftar Gambar 54
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pendahuluan Selamat Anda telah berhasil menyelesaikan modul mengenai keperawatanjiwaIdenganbaik,dansekarang marilah kita lanjutkan untuk mempelajari modul keperawatan jiwa II. Nah, modul 3 ini akan mempelajari mengenai panduan praktek klinik asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa, yaitu halusinasi dan perilaku kekerasan. Modul 3 ini berjudul ”Panduan praktek klinik asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa (gangguan halusinasi dan resiko perilaku kekerasan)”. Sebagai prasyarat dalam mempelajari modul ini Anda terlebih dahulu sudah menyelesaikan modul terdahulu yaitu modul yang membahas tentang mata kuliah keperawatan jiwa I. Pembahasan modul 3 ini terdiri dari 2 kegiatan belajar, yaitu: a) kegiatan belajar-1 membahas praktek klinik asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi, b) kegiatan belajar-2 membahas praktek klinik asuhan keperawatan pada klien dengan resiko perilaku kekerasan. Modul ini dapat Anda pelajari secara bertahap. Gambar : Halusinasi Cobalah Anda ingat kembali tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi dan perilaku kekerasan yang telah Anda pelajari terdahulu. Selanjutnya jawablah pertanyaan ini dengan benar. Jelaskan pengertian halusinasi? dan perilaku kekerasan?. Baik sekali Anda telah dapat menjawab pertanyaan ini dengan benar. Pada dasarnya setiap individu gangguan jiwa akan mengalami halusinasi. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa yang banyak ditemukan. Gejala gangguan ini, ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku seperti sering tertawa I. PENDAHULUAN
  • 5. 2 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan sendiri, merasa mendengar sesuatu, dan berbicara sendiri tanpa ada stimulus. Perubahan lain yang terjadi adalah penurunan kemampuan memecahkan masalah, gangguan dalam orientasi baik waktu, tempat maupun orang, gelisah serta terjadi perubahan pada fungsi sensoris , halusinasi yang terus menerus dan tidak dapat dikontrol oleh klien sendiri akan menyebabkan timbulnya perilaku kekerasan, dimana klien akan merasa kesal dan marah dengan adanya halusinasi tersebut. Modul ini mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa yang terdiri dari: asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi, perilaku kekerasan. Oleh karena itu, modul ini dikemas dalam 2 kegiatan belajar yang seluruhnya akan diberikan alokasi waktu I JPK ( 60 menit ) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun manfaat yang dapat Anda peroleh dari mempelajari modul ini setelah Anda memahami dan dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa Anda akan dapat memberikan bantuan/memberikan asuhan keperawatan pada individu lain yang mengalami gangguan jiwa baik dalam lingkungan keluarga maupun diluar lingkungan (masyarakat). Agar proses belajar dapat berjalan dengan baik Anda diharapkan dapat mengikuti langkah langkah belajar sebagai berikut: 1. Persiapan praktek klinik: Pada persiapan praktek klinik ini Anda harus memahami secara rinci program praktek klinik yang akan dijalankan yaitu : a. Kompetensi yang akan dicapai b. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus praktek klinik c. Jenis dan jumlah kasus yang dibutuhkan d. Stategi praktek klinik. e. Instruktur klinik. f. Evaluasi praktek klinik. g. Penggunaan format dokumentasi asuhan keperawatan 2. Kontrak belajar, Anda diminta untuk melakukan asuhan keperawatan pada 1 kasus kelolaan. 3. Pelaksanaan praktek: a. Melakukan preconference (konferensi awal) bersama pembimbing klinik untuk hal sebagai berikut: 1) Mendiskusikan tujuan praktek. 2) Menyepakati rencana kegiatan dan strategi belajar dengan mengacu pada kontrak belajar yang telah dibuat. 3) Mengkaji kesiapan diri untuk melaksanakan praktek meliputi: pemahaman konsep dan teori terkait dengan kompetensi yangakandicapai,sikap,dankondisipsikologis diri dalam menjalankan praktek. 4) Mendiskusikan kasus yang akan dikelola sesuai kontrak belajar. b. Melaksanakan praktek keperawatan, Anda akan melaksanakan praktek asuhan keperawatan berdasarkan kesepakatan dalam kontrak belajar, ada beberapa metoda belajar yang dapat Anda gunakan antara lain adalah: 1) Observasi, Anda melakukan observasi terhadap klien kelola Anda secara mandiri dan mendiskusikan hasil observasi/ pengamatan Anda dengan pembimbing klinik. 2) Praktek langsung, Anda melakukan asuhan keperawatan kepada klien kelolaan Anda dibawah bimbingan dosen pembimbing klinik. 3) Diskusi kelompok, Anda akan mendiskusikan bersama anggota kelompok lain berbagai kasus yang berhubungan dengan kompetensi, diskusi ini dapat Anda lakukan sepanjang kegiatan praktek. 4) Penugasan, Anda melakukan dokumentasi kegiatan praktek yang telah dilakukan sebagai kelengkapan dari kegiatan belajar dalam mencapai kompetensi. Dokumentasi asuhan keperawatan dibuat dalam bentuk laporan dengan menggunakan format yang telah disediakan dan menyerahkan laporan pada akhir periode praktek (2 hari setelah selesai praktek). II. PANDUAN PRAKTEK KLINIK.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat belajar, semoga berhasil c. Melaksanakan post conference (konferensi akhir), kegiatan yang Anda lakukan adalah: 1) Anda mendiskusikan kegiatan praktek yang telah dilakukan bersama pembimbing klinik dan anggota kelompok lainnya. 2) Memperoleh penguatan terhadap aktifitas belajar yang telah dilakukan. 3) Menyimpulkan hasil belajar yang sudah diperoleh dan menyampaikan rencana belajar berikutnya. d. Strategi belajar praktek klinik: Pada strategi belajar klinik ini ada hal-hal yang perlu Anda ketahui dan laksanakan yaitu: 1) Anda akan melakukan praktek klinik di rumah sakit atau Puskesmas yang sudah ditentukan. 2) Dalam praktek klinik kelas akan dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang masing masing kelompok akan dibimbing oleh pembimbing klinik. 3) Menggunakan seragam dan atribut yang sudah ditentukan. 4) Menyiapkan LP (Laporan pendahuluan), dan SP (strategi pelaksanaan tindakan) sebelum praktek dilakukan. 5) Hadir 15 menit sebelum praktek dimulai. 6) Menandatangani daftar hadir setiap hari. 7) Menyelesaikan penugasan selama praktek klinik, yaitu laporan asuhan keperawatan, laporan kegiatan praktik lainnya. 8) Kehadiran pada praktek klinik 100% 9) Penilaian dilakukan terhadap: ketrampilan klinik, laporan asuhan keperawatan, dan penilaian sikap yang terintegrasi selama melaksanakan praktek klinik. Anda selanjutnya akan memulai mempelajari uraian materi kegiatan belajar-1 Anda dapat melakukan/memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi.
  • 7. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kegiatan Belajar 1 1. Tujuan Pembelajaran Umum 2. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan pembelajaran ini Anda mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi. Setelah menyelesaikan pembelajaran ini Anda: a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan halusinasi. b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan halusinasi. c. Mampu menetapkan rencana tindakan keperawatan. d. Mampu melakukan tindakan keperawatan/ implementasi. e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan. f. mampu membuat dokumentasi. III. Pokok - Pokok Materi a. Konsep halusinasi b. Pengkajian. c. Diagnosa keperawatan klien dengan halusinasi. d. Rencana Tindakan keperawatan klien dengan halusinasi. e. Implementasi. f. Evaluasi keperawatan pada klien dengan halusinasi. g. Dokumentasi hasil asuhan keperawatan pada klien dg halusinasi. Gambar : Halusinasi Melakukan Asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 1. Konsep halusinasi Apakah halusinasi itu? Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2005; Laraia, 2009). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Halusinasi terbagi atas lima jenis, yaitu: halusinasi pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan dan perabaan. Dari ke lima jenis halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi yang paling banyak ditemukan yaitu terjadi pada 70% pasien selanjutnya 20% halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan. Pasien halusinasi merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Perilaku yang teramati pada klien yang sedang mengalami halusinasi pendengaran adalah pasien merasa mendengarkan suara padahal tidak ada stimulus suara. Sedangkan pada halusinasi penglihatan pasein mengatakan melihat bayangan orang atau sesuatu yang menakutkan padahal tidak ada bayangan tersebut. Pada halusinasi penghidu pasien mengatakan membaui bau-bauan tertentu padahal orang lain tidak merasakan sensasi serupa. Mengecap sesuatu padahal tidak sedang makan apapun merupakan perilaku yang tampak pada pasien yang mengalami halusinasi pengecapan dan merasakan sensasi rabaan padahal tidak ada apapun dalam permukaan kulit merupakan perilaku yang tampak pada pasien yang sedang mengalami halusinasi perabaan. a. Pengertian. Uraian Materi Proses terjadinya halusinasi pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi sebagai berikut: b. Proses terjadinya halusinasi 1). Faktor predisposisi Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi adalah: a) Faktor biologis : Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter mengalami gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA. b) Faktor psikologis Pada pasien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan adanya kegagalan yang berulang, korban kekerasan, kurangnya kasih sayang, atau overprotektif.
  • 9. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan c) Sosiobudaya dan lingkungan Pasien dengan halusinasi didapatkan sosial ekonomi rendah, riwayat penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak, tingkat pendidikan rendah dan kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja. 2). Faktor presipitasi Stressor presipitasi pada pasien dengan halusinasi ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar masyarakat. Bagaimana Anda melakukan pengkajian? Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan keluarga (pelaku rawat). Tanda dan gejala gangguan sensori persepsi halusinasi dapat ditemukan dengan wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut: a. Apakah ibu/bapak mendengar suara-suara b. Apakah bapak/ibu melihat bayangan-bayangan yang menakutkan c. Apakah ibu/bapak mencium bau tertentu yang menjijikkan d. Apakah ibu/bapak meraskan sesuatu yang menjalar ditubuhnya e. Apakah ibu/bapak merasakan sesuatu yang menjijikkan dan tidak mengenakkan f. Seberapa sering bapak//ibu mendengar suara-suara atau melihat bayangan tersebut. g. Kapan bapak/ ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang h. Pada situasi apa bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang i. Bagaimana perasaaan bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayangan tersebut j. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan, ketika mendengar suara dan melihat bayangan tersebut. Tanda dan gejala halusinasi yang dapat ditemukan melalui observasi sebagai berikut: a. Pasien tampak bicara atau tertawa sendiri b. Marah-marah tanpa sebab c. Memiringkan atau mengarahkan telinga ke arah tertentu atau menutup telinga. d. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu e. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas f. Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu. g. Menutup hidung. h. Sering meludah i. Muntah j. Menggaruk permukaan kulit Data hasil observasi dan wawancara sebagai berikut: a. Klien mengatakan mendengar suara suara. b. Klien mengatakan melihat sesuatu. c. Klien mengatakan mencium bau sesuatu. d. Klien mengatakan seperti ada yang berjalan pada permukaan kulitnya dll 2. Pengkajian.
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 Gangguan sensori persepsi halusinasi 3. Diagnosa keperawatan: a. Tindakan keperawatan untuk pasien gangguan persepsi sensori halusinasi. Tujuan: Pasien mampu: 1) Membina hubungan saling percaya 2) Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik 3) Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat 4) Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap 5) Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas sehari-hari Tindakan keperawatan 1) Membina hubungan saling percaya dengan cara: a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien b) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai pasien c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini d) Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana e) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi f) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan 2) Membantu pasien menyadari ganguan sensori persepsi halusinasi a) Tanyakan pendapat pasien tentang halusinasi yang dialaminya: tanpa mendukung, dan menyangkal halusinasinya. b) Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadinya, situasi pencetus, perasaan, respon dan upaya yang sudah dilakukan pasien untuk menghilangkan atau mengontrol halusinasi. 3) Melatih Pasien cara mengontrol halusinasi: Secara rinci tahapan melatih pasien mengontrol halusinasi dapat dilakukan sebagai berikut: a) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, 6(enam) benar minumobat,bercakap-cakapdanmelakukankegiatandirumahsepertimembereskan kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju. b) Berikan contoh cara menghardik, 6 (enam) benar minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju. c) Berikan kesempatan pasien mempraktekkan cara menghardik, 6 (enam) benar minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju yang dilakukan di hadapan Perawat d) Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien. e) Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan tindakan keperawatan untuk mengontrol halusinasi. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan latihannya. Nah, tindakan keperawatan pada pasien dapat dilakukan minumum dalam 4 kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien mampu mengontrol halusinasinya. 4. Tindakan keperawatan
  • 11. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Gambar : Merenung Berikut Anda akan mempelajari strategi komunikasi untuk tiap pertemuan. Untuk itu perhatikan baik-baik! Latihan 1 untuk pasien: pengkajian dan mengenal halusinasi Mengkaji kesadaran pasien akan halusinasinya, dan pengenalan akan halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon pasien, serta upaya yang telah dilakukan pasien untuk mengontrol halusinasi. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi: menghardik, melatih pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik, masukan pada jadwali kegiatan untuk latihan menghardik. Fase orientasi: Assalamualaikum Tina, saya perawat yang akan merawat Tina. Nama Saya ..., senang dipanggil... Seminggu sekali saya akan kemari”.Bagaimana perasaan Tina hari ini?” ”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang mengganggu dan cara mengontrol suara-suara tersebut ? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit? Fase kerja: Apakah Tina mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya Tina dengar dan saya sendiri tidak mendengarnya. Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Tina dengar suara? berapa kali sehari Tina alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang Tina rasakan pada saat mendengar suara itu? Bagaimana perasaan Tina saat mendengar suara itu? Dan apa yang Tina lakukan? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Apa yang Tina alami itu dinamakan Halusinasi. Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minm obat, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas. Bagaimana kalau kita latih satu cara dulu? Yaitu dengan menghardik? Bagaimana kalau kita mulai ya! Begini suster akan mempraktekkan dahulu baru nanti Tina mempraktekkan kembali apa yang suster telah lakukan. Begini Tina! Jika suara itu muncul katakan dengan keras pergi kamu...pergi.... saya tidak mau dengar kamu suara palsu sambil menutup kedua telinga Tina. Seperti ini ya Tina ! coba sekarang Tina ulangi lagi seperti yang suster lakukan dan peragakan tadi. Bagus sekali Tina Fase terminasi:
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 ”Bagaimana perasaan Tina setelah kita bercakap-cakap”?”Jadi suara-suara itu mengejek Tina, terus-menerus terjadi dan terutama kalau sendiri dan Tina merasa kesal”.”Seperti yang telah kita pelajari bila suara-suara itu muncul Tina katakan ”pergi....pergi.... saya tidak mau dengar itu suara palsu” lakukan itu selama tiga kali sehari yaitu jam 09.00, 14.00 dan 20.00 sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi ya” ? ”Baik Tina kita ketemu satu minggu lagi, nanti suster akan melihat bagaimana Tina melakukan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik. Dan Tina perhatikan apakah suara-suara itu masih terjadi! Seminggu lagi kita akan bertemu untuk melatih cara ke dua yaitu minum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul. Mau jam berapa? Bagaimana kalau seperti saat ini, jam 10.00? Sampai jumpa. Wassalammualaikum” Evaluasi tanda dan gejala halusinasi, validasi kemampuan pasien mengenal halusinasi yang dialami dan kemampuan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik, berikan pujian. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan obat (menjelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat), masukkan pada jadwal kegiatan minum obat. Berikut ini tindakan keperawatan yang harus Anda lakukan agar pasien patuh menggunakan obat: a. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa b. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program c. Jelaskan akibat bila putus obat d. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat e. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis dan kontinuitas) Latihan 2 untuk pasien: enam benar minum obat Fase orientasi: “Asalamualaikum Tina! Bagaimana perasaan Tina Hari ini?” Apakah halusinasinya masih ada? “Apakah Tina telah melakukan apa yang telah kita pelajari dua hari yang lalu?”Bagaimana apakah dengan menghardik suara-suara yang Tina dengar berkurang? Bagus sekarang coba praktekkan pada suster bagaimana Tina melakukannya bagus sekali. Coba sekarang perlihatkan pada suster jadwal kegiatan latihan menghardik yang Tina lakukan bagus sekali” Baiklah pada hari ini kita akan belajar cara kedua dari 4 cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu cara minum obat yang benar. Kita akan berlatih selama setengah jam disini setuju Tina” Fase kerja: Tina, dokter memberikan obat untuk Tina. Sekarang saya akan menjelaskannya pada Tina. Ini ada tiga macam obatnya: yang warna orang orange namanya Chlorpromasin (CPZ) minumnya 3 kali sehari gunanya supaya tenang dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya. Yang putih namanya triheksipenidil (THP) minumnya 3 kali sehari gunanya supaya relaks dan tidak kaku, satu lagi yang warnanya merah jambu namanya haloperidol (HP) gunanya untuk menghilangkan suara-suara dimimum tiga kali sehari juga. Ketiga obat tadi diminum pada jam 07.00, 13.00 dan 19.30. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan karena kadarnya harus stabil dalam tubuh. Penurunan dosis atau penghentian obat ditentukan oleh dokter, kalau obat tidak teratur, Tina dapat kambuh dan perlu waktu lagi untuk pemulihan. Kalau obat habis Tina bisa kontrol ke puskesmas untuk mendapatkan obat lagi. Untuk itu dua hari sebelum obat habis diharapkan Tina sudah kontrol.” Tina juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, pastikan bahwa itu obat
  • 13. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan yang benar-benar punya Tina. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya dengan cara yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Tina juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum. Upayakan minum 2 liter perhari agar manfaat obatnya optimal.“Bila nanti setelah minum obat mulut Tina terasa kering, untuk membantu mengatasinya Tina bisa mengisap-isap es batu. Bila Tina merasa mata berkunang-kunang, Tina sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu, dan harus cukup minum 10 gelas air putih sehari. Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya ke dalam jadwali ya Fase terminasi “ Bagaimana perasaan Tina setelah kita bercakap-cakap tentang obat”sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba sebutkan! Bagus ( jika benar) jadwal minum obat sudah kita buat yaitu jam 07.00, 13.00 dan 19.30 pada jadwal kegiatan Tina. Jangan lupa Tina minta obat pada keluarga jika tiba waktu minum obat. Minggu depan kita akan bertemu lagi untuk melihat manfaat minum obat dan berlatih cara ketiga untuk mengontrol suara-suara atau halusinasi Tina yaitu dengan bercakap-cakap dengan anggota keluarga. Mau jam berapa? bagimana kalau jam 10.00? Sampai jumpa Wassalammualaikum Perhatikan contoh berikut: b. Melakukan aktifitas sehari-hari : mencuci baju. Fase orientasi: “Asalamualaikum Tina! Bagaimana perasaan Tina Hari ini?” “Apakah Tina telah melakukan keempat cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan suara-suara yang menganggu?” Coba suster liat jadwal kegiatan harian Tina? Bagus sekali Tina minum obat dengan teratur jam 07.00, 13.00 dan 19.30, latihan menghardik suara-suara dan bercakap-cakap dengan anggota keluarga Tina juga melakukan kegiatan dirumah ya sesuai dengan jadwal. Sekarang coba ceritakan pada suster apakah dengan cara-cara tersebut suara-suara yang Tina dengan berkurang? Bagus sekali dengan melakukan apa yang telah kita pelajari suara- suara itu sudah tidak mengganggu Tina lagi ya. Coba sekarang praktekkan cara menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada suster 6 cara minum obat dengan benar dan bercakap-cakap dengan siapa Tina biasa bercakap-cakap dirumah, selain itu Tina juga rajin ya melakukan kegiatan membereskan kamar ya oh ya kamar dan rumah Tina jadi rapih ya . Bagus sekali” Baiklah pada hari ini kita akan belajar cara mencuci baju untuk mengendalikan suara-suara yang muncul Kita akan berlatih selama setengah jam dimana tempat mencuci baju oh ya disini ya Tina” Fase kerja: ” Baiklah mari kita mulai mencuci baju. Tujuannya agar Tina dapat mengalihkan suara yang didengar. Ditempat cuci baju ya Tina? Nah kalau kita akan mencuci terlebih dahulu kita pisahkan pakain berwarna dan putih supaya yang putih tidak terkena lunturan pada saat di cuci, kemudian direndam dalam air sabun selama 30 menit setelah itu dikucek bagian yang kotor. Setelah itu dibilas dengan air bersih sampai busa sabun hilang lalu dijemur ditempat jemuran tetapi sebelumnya diperas dulu supaya tidak ada air yang menetes dari baju ya Tina?” Bagus! Sekali Tina dapat melakukannya dengan baik dan bersih. Sekarang mari kita masukkan jadwal kegitan ini ya? Jam berapa Tina akan melakukan kegiatan ini oh jam 06.30” Bagus Kalau sudah dilakukan diberi tanda ya... bagus
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 Fase terminasi: ”Bagaimana perasaan Tina setelah mencuci baju” apakah selama kegiatan berlangsung suara-suara itu datang? Oh bagus jadi selama latihan suara-suara itu tidak ada ya ” jadi Tina dapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan suara-suara” Nah sekarang coba ulangi langkah-langkah yang tadi telah kita lakukan!” Bagus sekarang masukkan ke jadwal harian ya dan buat cek list kalau sudah dilakukan” ”jangan lupa Tina tetap harus melakukan latihan mengontrol suara-suara yang telah kita latih yaitu apa saja Tina” Bagus sekali jadi ada empat cara yaitu menghardik, minum obat dengan benar, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan” ”Baik Tina minggu depan saya akan datang lagi untuk menilai kemampuan Tina mengontrol suara-suara.”Jam berapa kita ketemu bagaimana kalau jam sepuluh disini ya” Wassalammualaikum a. Tindakan keperawatan untuk keluarga pasien halusinasi Tindakan keperawatan tidak hanya ditujukan untuk pasien tetapi juga diberikan kepada keluarga, sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien dalam mengontrol halusinasi. Tindakan keperawatan dilakukan pada keluarga, dilanjutkan kepada pasien dan dioperkan kembali kepada keluarga untuk membimbing dan memantau kondisi pasien halusinasi. Tujuan: keluarga mampu: 1) Mengenal masalah halusinasi dan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien 2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi (menggunakan booklet) 3) Merawat pasien halusinasi 4) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan untuk mengontrol halusinasi 5) Mengenal tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas kesehatan 6) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up pasien secara teratur. Tindakan Keperawatan 1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien 2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi (menggunakan bookleat) 3) Melatih keluarga cara merawat pasien halusinasi 4) Membimbing keluarga merawat pasien halusinasi 5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan untuk menontrol halusinasi 6) Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas kesehatan 7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur. Latihan 5 Untuk Keluarga: Mengenal Masalah dalam Merawat Pasien Halusinasi dan Melatih Mengontrol Halusinasi pasien dengan Menghardik Secara rinci latihan kelima dengan keluarga di lakukan dengan tahapan sebagai berikut: Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien, Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi (gunakan booklet), Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melatih cara menghardik halusinasi, Anjurkan membantu pasien sesuai jadwali dan memberikan pujian.
  • 15. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Orientasi ” Selamat pagi ibu Ani, bagaimana perasaan hari ini? Bu, apa yang ibu temukan masalah dan cara merawat Tina? Baiklah sekarang kita akan membicarakan tenang suara-suara yang didengar Tina, dan cara merawatnya. Berapa lama kita bicara bu? Bagaimana kalau 45 menit, saya akan bicara dengan Tina dulu dan saya akan jlaskan pada ibu masalah dan cara merawat Tina. Dimana kita bicara Bu”? Kerja ”Selama ini apa yang dilakukan oleh Tina?” Oh jadi Tina sering tertawa dan bercakap-cakap sendiri ya bu dan kadang-kadang marah tanpa sebab. Baik bu gejala yang dialami oleh Tina itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya. ” Jadi jika Tina mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya tidak ada” Kalau Tina mengatakan melihat bayang-bayang sebenarnya bayangan itu tidak ada. Kalau Tina berada dalam kondisi seperti itu, Ibu jangan menyetujui atau menyanggah apa yang diceritakan oleh Tina!” dengarkan saja! Dan katakan pada Tina untuk tidak mendengar suara atau melihat bayangan itu! Ingatkan Tina cara menghardik yang telah saya ajarkan kepadanya. ”Caranya menutup mata dan katakan pergi kamu, kamu suara palsu atau bayangan palsu” Bagus seperti itu ya Bu? Oh ya ibu dan keluarga harus mengingatkan Tina untuk melatih mengontrol suara-suara yang didengar sesuai dengan jadwal yang telah dibuat Tina dan berikan pujian pada Tina bila telah melakukannya dengan baik” Terminasi” Bagaimana perasaan ibu Ani setelah kita berdiskusi?” coba Ibu ulang i lagi apa yang dihadapi Ibu dalam merawat Tina? ” Ibu Ani jika Tina mendengar suara-suara atau melihat bayangan-bayangan, cobalah untuk menerapkan cara yang telah kita pelajari yaitu dengan tidak menyokong atau menyanggah halusinasinya!” dan minta Tina untuk mengatakan pergi kamu, kamu suara palsu. ” Minggu depan saya akan kemari lagi untuk berdiskusi tentang obat yang harus diminum oleh Tina Wassalammualaikum Latihan 6 Untuk Keluarga: Melatih Keluarga Merawat Pasien Halusinasi dengan Enam Benar Minum Obat Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala halusinasi pasien, merawat pasien dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik, berikan pujian. Menjelaskan 6 benar cara memberikan obat, Latih cara memberikan/membimbing minum obat dan anjurkan membantu pasien sesuai jadwali.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Orientasi “ Assalamualaikum Ibu Ani” bagaimana perasaan ibu hari ini?” apakah Tina masih terlihat bicara sendiri? Apakah ibu sudah melakukan apa yang kita telah pelajari minggu lalu yaitu cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik apabila Tina terlihat sedang bercakap-cakap sendiri, Bagus!: sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan berdiskusi tentang 6 benar minum obat bagi Tina Yaitu benar nama, dosis, waktu, obatnya, frekuensinya dan keteraturan minum obat? Mau berapa lama? Dimana enaknya kita berdiskusi?” Bagaimana kalau disini saja? Kerja “ cara kedua untuk membantu Tina mengontrol halusinasi adalah dengan minum obat baiklah saya akan jelaskan cara benar minum obat yaitu benar nama, dosis, waktu, obat, frekuensi dan keteraturan minum obat. “Tina sudah mendapat obat dari dokter puskesmas dan Tina harus minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, sehingga tidurnya juga tenang. Obatnya ada tiga macam ya bu, yang warnanya oranye namanya CPZ, yang putih ini namanya THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP semuanya ini harus diminum Tina 3 kali sehari jam 07.00 pagi, jam 13.00 siang, dan jam 19.30”. “Bila nanti setelah minum obat Tina mengeluh mulutnya terasa kering, untuk membantu mengatasinya Tina bisa diberikan es batu untuk diisap-isap. Bila Tina mengeluh matanya berkunang-kunang, sebaiknya Tina disuruh istirahat dan jangan beraktivitas dulu” “Sebelum minum obat ini, ibu bantu Tina untuk melihat dulu label di bungkus obat apakah benar nama Tina tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja Tina harus minum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar?” “Jangan pernah menghentikan minum obat Tina, sebelum berkonsultasi dengan dokter ya bu” Tolong Ibu Anni bisa membantu untuk memantau minum obat. Berikan pujian dan dorongan untuk melaksanakannya! Bantu Tina minum obat secara teratur. Terminasi “Bagaimana perasaan ibu Ani setelah kita bercakap-cakap” Coba ibu ceritakan dan sebutkan lagi enam benar minum obat untuk mengatasi halusinasi” dalam seminggu ini cobalah untuk memantau Tina untuk tetap minum obat secara teratur dan mengingatkan Tina untuk menghardik halusinasi bila Tina sedang berhalusinasi. Minggu depan saya akan kemari untuk melatih cara ketiga mengontrol halusinasi Tina dengan bercakap- cakap bersama-sama dengan anggota keluarga. Saya akan datang sekitar jam 10.00 pagi Wassalammualaikum
  • 17. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Latihan 7 Untuk Keluarga: Melatih Keluarga Merawat Pasien Halusinasi dengan bercakap- cakap dan Melakukan Kegiatan Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi halusinasi pasien dan merawat/melatih pasien menghardik, dan memberikan obat, berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan keluarga, Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi, Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan pasien terutama saat halusinasi dan Anjurkan membantu pasien sesuai jadwali dan memberikan pujian Orientasi ”Assalammualaikum Ibu Ani! Bagaimana perasaan ibu Ani pagi ini? Apakah Tina masih terlihat bicara sendiri? Apakah ibu sudah melakukan apa yang kita telah pelajari minggu lalu? Bagus coba ibu praktekkan. ”sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan berdiskusi cara ke tiga menangani Tina yang mengalami halusinasi? Berapa lama kita akan bidiskusi dan dimana kita akan berdiskusi? Kerja ”cara ketiga yang dilakukan untuk mengatasi halusinasi adalah dengan mengajak Tina bercakap-cakap dengan anggota keluarga yang lain. Saya sudah melatih Tina untuk menerapkan empat cara mengatasi halusinasi yaitu menghardik, minum obat secara teratur dan bercakap-cakap dengan anggota keluarga yang lain serta melakukan kegiatan dirumah. Bila ibu melihat Tina sedang sendiri dan tampak sedang bercakap-cakap sendiri ibu katakan Tina mari kita bercakap-cakap dengan ibu. Topiknya apa saja yang ibu dan Tina sukai. Selain itu tolong ibu pantau Tina untuk melakukan aktifitas dirumah untuk membantu mengontrol halusinasi. Saya sudah ajarkan dua cara yaitu membereskan kamar tidur dan mencuci baju. Tolong ibu pantau keseluruhan kegiatan yang telah saya latih kepada Tina agar suara-suara yang menganggu tidak muncul lagi. Berikan pujian dan dorongan untuk melaksanakannya. Jangan biarkan Tina melamun, karena kalau melamun halusinasinya akan muncul lagi. Upayakan untuk membantu mengontrol halusinasi Tina dengan cara-cara yang sudah saya latih yaitu mengharidik, minum obat dengan teratur, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas. Juga buat kegiatan keluarga bersama seperti makan bersama atau beribadah bersama. Terminasi ”Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap? Coba ibu sebutkan lagi empat cara untuk membantu Tina mengatasi halusinasinya!” Dalam seminggu ini cobalah pantau Tina menerapkan cara-cara tadi! Minggu depan saya kan kemari untuk melatih Tina melakukan aktifitas dirumah untuk mengontrol halusinasi Tina. Saya akan datang jam 10.00 Wassalammualaikum
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 Latihan 8 Untuk Keluarga: Melatih Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Untuk follow up Pasien Halusinasi Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala halusinasi pasien, merawat/melatih pasien menghardik, memberikan obat dan bercakap-cakap, Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan keluarga, Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan dan Anjurkan membantu pasien sesuai jadwali dan memberikan pujian Orientasi ”Assalammualaikum” Bagaimana perasaan ibu Ani pagi ini? Apakah Tina sudah melakukan seluruh latihan yang telah diajarkan untuk mengontrol suara-suara yang muncul? Yaitu menghardik, bercakap-cakap dengan anggota keluarga dan melakukan aktifitas dan bagaimana minum obatnya? Apakah halusinasinya masih sering muncul? “Mari kita lihat jadwali Tina, bagus ibu sudah membantu Tina untuk melakukannya. Bagaimana keadaan Tina setelah teratur minum obat dan berlatih mengontrol halusinasi dengan menghardik, bercakap-cakap dengan anggota keluarga dan melakukan aktifitas? Bagaimana hasilnya? Baik, sudah banyak perubahan yang terjadi ya bu”Pagi ini kita berdiskusi tentang fasilitas kesehatan yang bisa ibu gunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh Tina. Mau dimana kita akan berbicara berapa lama kita akan bicara bagaimana kalau 45 menit disini saja bu? Kerja ” Ibu, saat ini Mba Tina sudah mampu untuk mengontrol halusinasi dengan menghardik, minum obat secara teratur, bercakap-cakap dengan keluarga, dan melakukan kegiatan dirumah. Untuk saat ini, kami perawat Puskesmas sudah tidak lagi datang home visit sehingga diharapkan ibu dan keluarga dapat mandiri merawat Tina dirumah dengan didampingi oleh bu Kader. Selama ini kemana ibu biasanya membawa Tina pergi berobat? Ada beberapa fasilitas kesehatan yang bisa Tina gunakan. Kalau berobat jalan Ibu bisa membawa Tina ke puskesmas terdekat yang ada didekat sini. Jika perilaku Tina tidak terkendali misalnya mengamuk, menolak minum obat, jika ini terjadi maka ibu habis segera membawa Tina ke puskesmas walaupun belum jadwali kontrol atau ibu segera telpon saya agar Tina segera dibawa kerumah sakit jiwa jika tidak ada ibu bisa membawa kerumah sakit umum agar mendapatkan perawatan dan pengobatan terbaik. Bagaimana ibu? Ada yang mau ditanyakan? Bagus Terminasi Bagaimana perasaan ibu setelah mendapatkan penjelasan dari saya tadi? Coba ibu sebutkan lagi fasilitas pelayanan kesehatan yang bisa Tina gunakan untuk mengatasi jika ada masalah pada Tina! Tetap jangan lupa membantu kegiatan Tina sesuai jadwal. Saya akan kembali minggu depan untuk mendiskusikan masalah lain yang dihadapi oleh ibu Wassalammualaikum
  • 19. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 4. Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam halusinasi Bagaimana Anda melakukan evaluasi? Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah Anda lakukan untuk pasien halusinasi adalah sebagai berikut: a. Pasien mampu: 1) Mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya 2) Menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami. 3) Menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi 4) Menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi 5) Menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi dengan cara: a) Menghardik halusinasi b) Mematuhi program pengobatan c) Bercakap dengan orang lain di sekitarnya bila timbul halusinasi d) Menyusun jadwal kegiatan dari bangun tidur di pagi hari sampai mau tidur pada malam hari selama 7 hari dalam seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut secara mandiri. 6) Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan halusinasi b. Keluarga mampu: 1) Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien 2) Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi melalui empat cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat,cakap-cakap dan melakukan aktifitas di rumah 3) Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi 4) Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pasien 5) Mnilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 Rangkuman Selamat Anda telah berhasil menyelesaikan modul tentang panduan praktek klinik asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi. Dengan demikian, Anda sebagai mahasiswa DIII Keperawatan yang nantinya akan bertugas sebagai pelaksana keperawatan telah menguasai kompetensi asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi . Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam modul panduan praktek klinik asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi adalah sebagai berikut: konsep halusinasi, proses keperawatan pada klien dengan halusinasi mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperaeatan, menetapkan rencana tindakan keperawatan, implementasi tindakan keperawatan , evaluasi. Oleh karena itu, Anda diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi. Selanjutnya Anda diminta untuk membuat proses keperawatan melalui telaah kasus pemicu sebagai berikut: Kasus pemicu: Ny Y usia 36 th berjalan mondar mandir diteras kamarnya, klien tampak tertawa sendiri dan mulut komat kamit, ketika klien lain datang mendekat klien menjadi marah karena karena merasa terganggu. Klien lebih suka melamun dan menyendiri. Klien mengatakan melihat bayangan yang menyeramkan, datang pada saat menjelang sore, dan klien merasa tidak mampu menghadapi bayangan tersebut. Selain melihat bayangan, klien juga mendengar suara berisik ditelinganya seperti memarahinya, suara itu datang 4 kali dalam sehari dan klien merasa sangat terganggu, upaya yang dilakukan klien untuk menghentikan suara dan bayangan tersebut tampak tidak dapat menolong klien.
  • 21. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 1) Buatlah rumusan diagnosa keperawatan pada Ny Y ?. 2) Lengkapi pengkajian dengan data yang dapat menunjang diagnosa di atas?. 3) Buatlah rencana tindakan keperawatan yang sesuai untuk Ny Y?. 4) Buatlah stratesi pelaksanaan tindakan ( SP ) untuk Ny Y. Tugas Mandiri
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 Sebagai persiapan Anda melakukan kegiatan praktek klinik Anda diminta untuk membuat: Laporan Pendahuluan (LP), dan Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yang akan Anda pergunakan pada saat praktek klinik Tugas Terstruktur
  • 23. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kegiatan Belajar 2 1. Tujuan Pembelajaran Umum 2. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah melakukan kegiatan pembelajaran ini diharapkan Anda mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan resiko perilaku kekerasan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran ini diharapkan Anda: a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan resiko perilaku kekerasan. b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan c. Mampu menetapkan rencana tindakan keperawatan. d. Implementasi tindakan keperawatan. e. Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan. III. Pokok - Pokok Materi a. Konsep Resiko Perilaku kekerasan. b. Pengkajian Klien dengan resiko perilaku Kekerasan. c. Merumuskan Diagnosa Keperawatan. d. Menentukan rencana tindakan keperawatan. e. Implementasi tindakan keperawatan. f. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan Gambar : Kekerasan Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan resiko perilaku kekerasan.
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 Konsep Resiko Perilaku Kekerasan Menurut Berkowitz (1993), perilaku kekerasan adalah perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis, sedangkan menurut Citrome dan Volavka (2002, dalam Mohr, 2006) perilaku kekerasan adalah respon dan perilaku manusia untuk merusak dan berkonotasi sebagai agresif fisik yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dan atau sesuatu. Stuart dan Laraia (2005), menyatakan bahwa perilaku kekerasan adalah hasil dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau ketakutan (panik) sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep diri. Perasaan terancam ini dapat berasal dari stresor eksternal (penyerangan fisik, kehilangan orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan internal (perasaan gagal di tempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan ketakutan penyakit fisik). Menurut Keliat, dkk, perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (BC-CMHN, 2011). Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang memperlihatkan individu tersebut dapat mengancam secara fisik, emosional dan atau seksual kepada orang lain (Herdman, 2012). Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku kekerasan merupakan: 1) Respons emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman (diejek/dihina). 2) Ungkapan perasaan terhadap keadaan yang tidak menyenangkan (kecewa, keinginan tidak tercapai, tidak puas). 3) Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. a. Pengertian. Uraian Materi Bagaimana proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien? Proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi sebagai berikut: 1) Faktor predisposisi Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan, meliputi: a) Faktor biologis Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA. b) Faktor psikologis b. Proses terjadinya perilaku kekerasan
  • 25. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan.Perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustrasi. Frustrasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan atau terhambat.Salah satu kebutuhan manusia adalah “berperilaku”, apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui berperilaku konstruktif, maka yang akan muncul adalah individu tersebut berperilaku destruktif. c) Faktor sosiokultural Teori lingkungan sosial (social environment theory) menyatakan bahwa lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah. Norma budaya dapat mendukung individu untuk berespon asertif atau agresif. Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung melalui proses sosialisasi (social learning theory). 2) Faktor Presipitasi a) Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan pada setiap individu bersifat unik, berbeda satu orang dengan orang yang lain. Stresor tersebut dapat merupakan penyebab yang bersifat faktor eksternal maupun internal dari individu. b) Faktor internal meliputi kehilangan relasi atau hubungan dengan orang yang dicintai atau berarti (putus pacar, perceraian, kematian), kehilangan rasa cinta, kekhawatiran terhadap penyakit fisik, dll. c) Faktor eksternal meliputi serangan terhadap fisik, lingkungan yang terlalu ribut, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan. 3) Tanda dan gejala Apa tanda dan gejala perilaku kekerasan itu? Tanda dan gejala perilaku kekerasan dapat dinilai dari ungkapan pasien dan didukung dengan hasil observasi. a. Data subjektif: 1) Ungkapan berupa ancaman 2) Ungkapan kata-kata kasar 3) Ungkapan ingin memukul/ melukai b. Data objektif: 1) Wajah memerah dan tegang 2) Pandangan tajam 3) Mengatupkan rahang dengan kuat 4) Mengepalkan tangan 5) Bicara kasar 6) Suara tinggi, menjerit atau berteriak 7) Mondar mandir 8) Melempar atau memukul benda/orang lain 2. Pengkajian resiko perilaku kekerasan Bagaimana Anda melakukan pengkajian? Pengkajian dapat Anda lakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan keluarga (pelaku rawat). Adapun tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan dapat ditemukan dengan wawancara melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 a. Apa penyebab perasaan marah? b. Apa yang dirasakan saat terjadi kejadian/penyebab marah? c. Apa yang dilakukan saat marah? d. Apa akibat dari cara marah yang dilakukan? e. Apakah dengan cara yang digunakan penyebab marah hilang? Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan yang dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai berikut: a. Wajah memerah dan tegang b. Pandangan tajam c. Mengatupkan rahang dengan kuat d. Mengepalkan tangan e. Bicara kasar f. Mondar mandir g. Nada suara tinggi, menjerit atau berteriak h. Melempar atau memukul benda/orang lain Data hasil observasi dan wawancara di atas didokumentasikan pada kartu berobat pasien di Puskesmas. Coba Anda berikan contoh pendokumentasian hasil pengkajian? Tuliskan jawaban Anda pada kolom berikut: Data :....................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................ Kemudian jawaban Anda cocokkan atau bandingkan dengan contoh pendokumentasian hasil pengkajian sebagai berikut: Data : Pasien mengatakan ingin memukul ibunya karena keinginannya tidak dipenuhi, yang biasa dilakukan jika marah adalah memukul dan menendang pintu. Pasien berbicara dengan nada tinggi dan suara keras, tangan mengepal, mata melotot. 3. Diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan Bagaimana Anda merumuskan diagnosis keperawatan? Langkah berikutnya adalah merumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala yang diperoleh pada pengkajian. Berdasarkan data-data tersebut dapat ditegakkan diagnosis keperawatan: Risiko perilaku kekerasan
  • 27. 24 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Tindakan keperawatan resiko perilaku kekerasan Bagaimana Anda melakukan tindakan keperawatan? Tindakan keperawatan untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan, dilakukan terhadap pasien dan keluarga (pelaku rawat).SaatmelakukanpelayanandiPuskesmasdankunjunganrumah,perawatmenemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga (pelaku rawat), perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga (pelaku rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian dan melatih satu cara untuk mengatasi masalah yang dialami pasien. Jika pasien telah mendapatkan terapi psikofarmaka, maka hal pertama yang dilatih perawat adalah tentang pentingnya kepatuhan minum obat. Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga (pelaku rawat) dan melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk mengingatkan pasien melatih kemampuan mengatasi masalah yang telah diajarkan oleh perawat. Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap pertemuan, minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga mampu mengatasi resiko perilaku kekerasan. a. Tindakan keperawatan untuk pasien risiko perilaku kekerasan Tujuan: Pasien mampu: 1) Membina hubungan saling percaya 2) Menjelaskan penyebab marah 3) Menjelaskan perasaan saat penyebab marah/perilaku kekerasan 4) Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah 5) Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku kekerasan 6) Melatih kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan 7) Memakan obat secara teratur 8) Melatih bicara yang baik saat marah 9) Melatih kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa marah Tindakan Keperawatan 1) Membina hubungan saling percaya Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah: a) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien b) Perkenalkan diri : nama, nama panggilan yang Perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai c) Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini d) Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan dan tempatnya dimana e) Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi f) Tunjukkan sikap empati g) Penuhi kebutuhan dasar pasien 2) Diskusikan bersama pasien penyebab rasa marah/perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu. 3) Diskusikan tanda-tanda pada pasien jika terjadi perilaku kekerasan a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual 4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara: a) Verbal b) terhadap orang lain c) terhadap diri sendiri d) terhadap lingkungan 5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya 6) Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara: a) Patuh minum obat b) Fisik:tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal. c) Sosial/verbal: bicara yang baik: mengungkapkan, menolak dan meminta rasa marahnya d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien Tindakan keperawatan terhadap pasien dapat dilakukan minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga dapat mengontrol/mengendalikan perilaku kekerasan. Pada masing-masing pertemuan dilakukan tindakan keperawatan berdasarkan strategi pelaksanaan (SP) sebagai berikut: Latihan 1 untuk pasien: pengkajian dan latihan nafas dalam dan memukul kasur atau bantal Identifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat perilaku kekerasan yang dilakukan; jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik, obat, verbal, spiritual; latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal; masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik. Orientasi: “Assalamuallaikum pak, perkenalkan nama saya ...................., saya senang dipanggil suster ...................., dari Puskesmas Matraman. Nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?” “Tadi saya sudah bertemu dengan ibu dan sekarang saya ingin bercakap-cakap dengan bapak” “Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah?” “Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang penyebab bapak marah, dan bagaimana cara mengontrol rasa marah bapak. Berapa lama bapak mau kita berbincang- bincang? Bagaimana kalau 30 menit? Setuju pak? Dimana sebaiknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak?” Kerja: “Apa yang menyebabkan bapak marah? Apalagi penyebab yang lain? Samakah dengan yang sekarang? O..iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak. Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang ke rumah dan istri belum menyediakan makanan, apa yang bapak rasakan?” (tunggu responpasien). “Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya, tentu tidak.Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul,
  • 29. 26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?” “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik. Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar- debar, mata melotot, bapak dapat melakukan: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal. Mari kita coba latihan tarik nafas dalam: berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya”. “Mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Dimana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. “Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam? Baik pak ini jadwalnya, kapan bapak mau latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal atau kasur. Jika bapak melakukannya coret disini ya pak” Terminasi: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bincang-bincang tentang perasaan marah dan tadi latihan cara menyalurkan marah?” ”Iya jadi ada 2 penyebab yang membuat bapak marah ........ (sebutkan) dan bapak rasakan ..... (sebutkan) dan yang bapak lakukan .... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan). “Berapa tadi cara mengontrol marah jika perasaan marah bapak muncul?Baiklah bapak sudah memasukkan kedua cara tadi ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak.. jadi kalau ada keinginan marah, gunakan kedua cara tadi ya pak”. “Dua hari lagi saya akan kembalidan kita latih cara mengontrol marah dengan patuh minum obat. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa” Latihan 2 untuk pasien : latihan patuh minum obat Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan melakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal, tanyakan manfaatnya dan beri pujian, latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (jelaskan 6 benar: benar nama, benar jenis, benar dosis, benar waktu, benar cara, kontinuitas minum obat dan dampak jika tidak kontinu minum obat), masukkan pada jadwal kegiatan latihan fisik dan minum obat. Orientasi: “Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat jadwalkegiatannya”. “Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak marah?” “Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya? Hasilnya bagaimana pak?” “Wah, bagus sekali, bapak telah menerapkan cara mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam dan ternyata perasaan marahnya jadi terkontrol” “Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang pentingnya minum obat dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah? Dimana enaknya
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 kita berbincang-bincang?Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut? Sekarang saya akan jelaskan tentang pentingnya minum obat”. Kerja: “Bapak sudah dapat obat dari dokter puskesmas? Pak ini obatnya, bapak perlu minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranyenamanya CPZ, yang warna putih ini namanya THP, dan yangmerah jambu ini namanya HLP semuanyaini harus bapakminum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, danjam 7malam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasakering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa mengisap- isap es batu. Bila bapak merasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknyaistirahat dan jangan beraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak” “Sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama bapak tertulis disitu. Selain itu bapak perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara minum obatnya. Bapak perlu secara teratur minum obat dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak” Terminasi: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol perasaan marah dengan cara minum obat yang benar?” “Coba bapak sebutkan lagi cara minum obat yang benar” “Bagus!Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?Jadwal minum obat telah kita buat tadi. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”. “Baik, seminggu lagisaya kembali untuk melihat sejauhmana bapak melaksanakan kegiatan latihan fisik dan minum obat dengan teratur . Serta apakah hal tersebut dapat mencegah rasa marah. Saya juga akan melatih bapak cara mengontrol perasaan marah dengan cara bicara yang baik. Bapak mau jam berapa? Sampai jumpa” Latihan 3 untuk pasien : latihan cara sosial atau verbal Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan pasien melakukan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, makan obat dengan patuh dan benar, tanyakan manfaatnya dan beri pujian, latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal (tiga cara, yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar), masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, dan verbal . Orientasi: “Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya datang lagi” “Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Bagaimana dengan minum obatnya sesuaikah dengan jadwalnya? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur dan obatnya diminum?” “Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak merasa kesal?” “Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya?” “Lalu...bagaimana hasilnya pak?”
  • 31. 28 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan “Bagus sekali, marah bapak menjadi reda setelah dialihkan dengan memukul bantal” “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah? Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Kerja: “Sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, yaitu : 1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, tolong ambilkan saya air minum itu’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”. 2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. 3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal, bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’ “Coba bapak praktekkan. Bagus pak” “Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali bapak dalam sehari mau latihan bicara yang baik ?” “Bisa kita buat jadwalnya? Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta makan, minta obat atau minta uang, dll. Begitu juga dengan latihan tarik nafas dalam, latihan pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat tetap dilanjutkan seperti jadwal sebelumnya” Terminasi: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?” “Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari” “Bagus sekali, jangan lupa bapak latihan sesuai jadwal yang telah dibuat tadi, yaitu meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik. Juga latihan tarik nafas dalam, latihan pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat bapak tetap lakukan sesuai jadwal ya…” “Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi bapak ya?Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bapak setuju?” “Nanti kita akan membicarakan tentang cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju?” Latihan 4 untuk pasien: latihan cara spiritual Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan pasien melakukan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, makan obat dengan benar dan patuh, bicara yang baik, tanyakan manfaatnya, beri pujian, latih mengontrol marah dengan cara spiritual (2 kegiatan), masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal dan spiritual.
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 Orientasi: “Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal dan bicara yang baik? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagaiamana obatnya, diminum teratur?” “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mengontrol marah bapak yaitu dengan ibadah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang cara ibadah?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?” Kerja: “Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan” “Bagus” “Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”. “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah. Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan atau ditambah dengan Dzikir”. “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Jam berapa bapak akan sholat?Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ dzikir(sesuai kesepakatan pasien). Terminasi: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang keempat ini?” “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus! Coba bapak ulangi kembali cara mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual atau ibadah”. “Bagus sekali pak! Saya harap bapak melakukan latihan sesuai dengan jadwal yang telah diisi tadi dan menerapkan cara mengontrol perasaan marah jika bapak merasa ingin marah. Obatnya juga tetap diminum sesuai jadwal” “Dua minggu lagi saya akan datang, nanti kita bicarakan apakah empatcaramengontrol rasa marah, yaitu dengancara fisik: menarik nafas dalam dan memukul kasur atau bantal, patuh minum obat yang sudah bapak dapat dari puskesmas, cara bicara yang baik, serta ibadah secara teratur dapat mengontrol perasaan marah bapak?Saya akan lihat kemampuan bapak dalam melakukan kegiatan yang sudah dibuat dalam jadwal ini, dan bagaimana perasaan bapak setelah melakukannya. Mau jam berapa pak? Apakah seperti sekarang saja? Bagaimana kalau jam 10 ya?”
  • 33. 30 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan b. Tindakan keperawatan untuk keluarga pasien risiko perilaku kekerasan Tujuan: Keluarga mampu: 1) Mengenal masalah risiko perilaku kekerasan 2) Memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan 3) Merawat pasien risiko perilaku kekerasan dengan mengajarkan dan mendampingi pasienberinteraksisecarabertahap,berbicarasaatmelakukankegiatanrumahtangga dan kegiatan sosial 4) Memodifikasi lingkungan yang konsusif agar pasien mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar 5) Mengenal tanda kekambubuhan, dan mencari pelayanan kesehatan Keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien risiko perilaku kekerasan mengatasi masalahnya dapat meningkat. Tindakan keperawatan kepada keluarga (pelaku rawat): 1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien. 2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku kekerasan/ risiko perilaku kekerasan. 3) Melatih keluarga cara merawat risiko perilaku kekerasan. 4) Membimbing keluarga merawat risiko perilaku kekerasan. 5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien untuk mengontrol emosinya. 6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan 7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur. Latihan 5 untuk keluarga: cara merawat pasien dan latihan fisik 1 Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien, jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku kekerasan (gunakan booklet), jelaskan cara merawat perilaku kekerasan, latih satu cara merawat perilaku kekerasan: fisik 1, 2, anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian. Orientasi: “Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya suster .............., ibu bisa memanggil saya suster ....................... Saya perawat dari puskesmas Matraman, saya sedang melakukan kunjungan rumah. Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?” Saya mendapat informasi dari kader kesehatan bahwa ibu sedang kebingungan dengan suami ibu yang marah- marah.”(Jika perawat belum pernah bertemu keluarga pasien) “Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan bapak marah, tanda-tandanya dan cara mengatasinya?” “Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?” “Sekarang sekitar 10 menit saja dulu, setelah itu saya akan menemui bapak untuk menanyakan tentang hal yang dialaminya serta melatih bapak mengatasi masalahnya. Kemudian saya kembali akan menemui ibu” “Tujuan pertemuan ini adalah agar ibu mengenal masalah yang dialami bapak dan dapat berlatih cara merawat bapak” “Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang, bu?” Kerja: “Coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan dalam merawat bapak?” “Banyak hal yang dapat membuat seseorang marah seperti yang terjadi pada bapak, apa yang telah keluarga lakukan untuk mengatasinya?”
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 31 “Oo… keluarga selama ini berusaha mengalah. Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan”. “Bisakah ibu cerita apa saja yang biasanya membuat bapak marah? Bagaimana perilaku yang ibu lihat? Apakah wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, dan bicaranya kasar? Itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu apakah ia akan melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga?” “Baik bu, sekarang saya akan menemui bapak, setelah itu saya akan kembali menemui ibu” (Percakapan dihentikan dulu, perawat menemui pasien, setelah melatih pasien, perawat kembali melanjutkan percakapan dengan keluarga) (percakapan lanjutan………) “Saya telah berbicara dengan suami ibu. Suami ibu mengatakan yang menyebabkan ia marah dan mengamuk adalah jika ia direndahkan. Yang dialami bapak adalah ketidakmampuan mengontrol perasaan marahnya atau sering disebut dengan risiko perilaku kekerasan. Hal ini dapat diatasi dengan cara melatih bapak mengontrol perasaan marahnya. Ini ada booklet tentang cara membantu bapak mengatasi masalahnya. Mari kita lihat sama-sama” “Perilaku kekerasan atau amuk merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang dialami. Bentuk perilakunya berupa marah-marah dengan kata-kata kasar dan keras, merusak perabotan rumah tangga, hingga upaya menciderai orang lain maupun diri sendiri. Nah…kalau pada bapak sendiri, tanda-tanda yang mana saja yang ibu temukan?” “Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam darisekitar bapak seperti gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.” “Kondisi yang dihadapi keluarga bisa berupa saat pasien sedang amuk, pasien telah mereda amuknya, atau pasien akan mengamuk. Pada kondisi pasien akan mengamuk, keluarga dapat membantu pasien agar tidak sampai mengamuk, dengan cara mengingatkan untuk melakukan cara mengontrol marah yang telah diajarkan perawat” “Saya sudah mengajarkan bapak bagaimana cara mengontrol rasa marahnya, yaitu dengan cara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur, dan sudah dibuat dalam jadwal kegiatan harian bapak. Jadi selain ibu sudah mengetahui apa itu marah, saya akan mengajarkan juga kepada ibu latihan fisik, yaitu cara 1 dan 2 agar ibu dapat mengingatkan bapak untuk melakukannya ketika bapak mulai marah-marah” “Baik sekali ibu sudah mengerti dan tahu caranya, ibu nanti membantu bapak untuk melakukannya sesuai jadwal yang sudah dibuat ya” “Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu”. Terminasi: “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?” “Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak” “Bagaimana latihan tarik nafas dalam dan pukul bantal atau kasur?” “Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk bapak latihan cara fisik ya bu”
  • 35. 32 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan “Minggu depan kita ketemu lagi dan akan melihat kemampuan bapak dalam melakukan kegiatan sesuai jadwal serta saya akan menjelaskan cara yang kedua mengontrol marah bapak, yaitu dengan cara patuh minum obat” Latihan 6 untuk keluarga: latihan cara memberi minum obat Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan pasien, validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien cara fisik1 dan 2, beri pujian, jelaskan 6 benar cara memberikan obat, latih cara memberikan membimbing minum obat, anjurkan membantu pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian. Orientasi: “Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana bapak, apakah sudah melakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal? Apa yang ibu lihat setelah bapak melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat daftar kegiatan bapak”. “Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah yang terjadi pada bapak?” “Bu sebaiknya dimanakita berbincang-bincang tentang bagaimana bapakpatuh minum obat? Berapa lama ibu bersedia berbincang-bincang tentang hal tersebut? Sekarang saya akan jelaskan tentang pentingnya bapak minum obat“. Kerja: “Suami ibu sudah mendapat obat dari dokterpuskesmas dan bapak harus minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, sehingga tidurnya juga tenang. Obatnya ada tiga macam ya bu, yang warnanya oranyenamanya CPZ, yang putih ini namanya THP, dan yangmerah jambu ini namanya HLP semuanya ini harus diminum bapak3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, danjam 7malam”. “Bila nanti setelah minum obat bapak mengeluh mulutnya terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa diberikan es batu untuk diisap-isap. Bila bapak mengeluh matanya berkunang-kunang, sebaiknya bapak disuruh istirahat dan jangan beraktivitas dulu” “Sebelum minum obat ini,ibu bantu bapak untuk melihat dulu label di bungkus obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja bapak harus minum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar?” “Jangan pernah menghentikan minum obat bapak, sebelum berkonsultasi dengan dokter ya bu” Terminasi: “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol perasaan marah bapak?” “Coba ibu sebutkan kembali cara minum obat yang benar” “Bagus sekali, bu!” “Baiklah bu, kita sudah bicara tentang cara mengontrol perasaan marah yang terjadi pada suami ibu yaitu cara fisik dan patuh minum obat. Jangan lupa ibu untuk mengingatkan bapak agar dapat melaksanakannya dengan teratur ya”. “Bu, seminggu lagisaya kembali untuk melihat sejauhmana bapak melaksanakan kegiatan dan apakah dapat mencegah rasa marah bapak. Serta kita akan melanjutkan bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang ke 3 yaitu cara sosial atau verbal. Sampai jumpa”
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 33 Latihan 7 untuk keluarga: latihan cara sosial atau verbal Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan pasien, validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisik1,2, memberikan obat, beri pujian, jelaskan mengontrol rasa marah dengan cara verbal atau sosial (meminta, menolak, mengungkapkan perasaan), latih cara verbal/sosial, anjurkan membantu pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian. Orientasi: “Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana bu, apakah bapaksudah melakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Bagaimana dengan minum obatnya? Apa yang ibu lihat setelah bapak melakukan latihan tersebut secara teratur? Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang juga sudah diajarkan kepada bapak yaitu dengan cara bicara yang baik bila sedang marah? Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?Berapa lama ibu bersedia bicara-bicara tentang mengontrol marah dengan cara verbal atau sosial?” Kerja: “Hari ini bapak akan berlatih bagaimana cara bicara yang baik yang dapat mengontrol perasaan marah”. “Sekarang saya akan menjelaskan tentang cara bicara yang baikbila bapak sedang marah. Ada tiga caranya yaitu: 1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: “Bu, tolong ambilkan saya air minum itu”. 2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan tidak ingin melakukannya, katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada pekerjaan” 3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal dapat mengatakan: “Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu” “Sekarang, kita temui bapak bu ya...” (Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara bicara yang baik) (percakapan lanjutan setelah melatih pasien cara bicara yang baik………) “Demikian bu yang sudah diajarkan kepada bapak dalam mengatasi perasaan kesalnya. Tadi bapak mengatakan akan berlatih cara bicara yang baik sesuai dengan jadwal yang telah disepakati tadi. Ibu dapat membantu bapak mengatasi masalahnya dengan memberikan pujian setelah bapak melakukan latihan sesuai jadwal dan membantu mengingatkan bapak jika ia lupa melakukan kegiatannya. Begitu juga dengan jadwal latihan tarik nafas dalam dan jadwal minum obatnya…tetap ibu pantau ya” “Bagaimana bu…. ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan?” Terminasi: “Bagaimana perasaannya bu setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?” “Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah saya jelaskan tadi” “Bagus sekali, sekarang mari kita lihat dalam jadwal kegiatan bapak. “Berapa kali disini
  • 37. 34 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan bapak latihan bicara yang baik?Jika bapak melakukannya jangan lupa dipuji ya bu” “Seminggu lagi saya akan kembali mengunjungi ibu ya?” “Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bagaimana bu setuju? Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah yang terjadi pada bapak yaitu dengan cara ibadah”. Latihan 8 untuk keluarga : latihan cara spritual Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan pasien, validasi kemampuan keluarga merawat/melatih pasien cara fisik 1 dan 2; kepatuhan minum obat dan cara verbal/sosial; beri pujian; jelaskan mengontrol rasa marah dengan cara spiritual; latih cara spiritual; jelaskan follow up ke Puskesmas; tanda kambuh, identifikasi kendala atau kesulitan dalam melakukan kegiatan dan jelaskan cara mengontrol rasa marah pasien jika sudah terjadi perilaku merusak diri dan atau lingkungan;latih cara pengekangandan proses rujukan;anjurkan membantu pasien melakukan kegiatan/ latihan sesuai jadwal dan memberi pujian. Orientasi: “Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya minggu yang lalu sekarang saya datang lagi” “Bagaimana kabarnya bu, apakah bapak sudah melakukan kegiatan sesuai jadwal seperti latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Bagaimana dengan minum obatnya? Juga apakah melakukan latihan cara bicara yang baik dengan cara mengungkapkan, meminta atau menolak dengan benar?” “Mari kita lihat jadwal bapak, bagus ibu sudah membantu bapak untuk melakukannya. Bagaimana keadaan bapak setelah teratur minum obat dan melakukan latihan nafas dalam, atau pukul bantal? Sudahkah bapak melakukan cara bicara yang benar jika marah? Bagaimana hasilnya? Baik, sudah banyakperubahan yang terjadi ya bu” “Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang keempat yaitu dengan cara spiritual? Setelah itu kita sama-sama menemui bapakuntukmelatihcaramengontrolmarahdengancaraspiritual.Dimanabu?Waktunya 20 menit bu ya?” Kerja: “Ibu coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan oleh suami ibu?” “Nah, kalau ibu melihat bapak sedang marah dan mencoba langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika belum reda juga marahnya sarankan bapak untuk merebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ajak bapak untuk ambil air wudhu kemudian sholat, bisa berjamaah dengan ibu”. (Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara spiritual) (percakapanlanjutansetelahmelatihpasienmengontrolemosidengancaraspiritual………) “Jadi selain Bapak sudah diajarkan cara fisik 1 dan 2, yaitu tarik nafas dan pukul kasur atau bantal, patuh minum obat, dan mengungkapkan secara verbal, juga bisa melakukan sholat secara teratur dan bisa juga cara ibadah yang lain seperti dzikir untuk meredakan kemarahannya”. “Nanti ibu pantau dan ingatkan jadwal latihannya bu ya...”
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 35 “Bu, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan, sehingga kita sudah membahas bagaimana cara-cara mengatasinya”. “Jika bapak tidak lagi mau minum obat sesuai jadwal, ibu perlu segera membawa bapak ke Puskesmas, sekalipun belum jadwalnya untuk kontrol. Bila bapak suatu saat terlihat marah dan mengamuk dan tidak bisa lagi diingatkan untuk mengontrol marah seperti yang telah diajarkan, maka segera bawa ke puskesmas, setelah sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan” “Nah bu, kita sudah bincang-bincang tentang apa yang harus suami ibu lakukan bila tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan minum obat teratur”. “Jika bapak marah sudah sampai memukul atau merusak barang segera hubungi saya di puskesmasatau di nomor ini 0814xxxxxxx, karena dalam kondisi seperti itu bapak sudah butuh bantuan lebih lanjut. Jika nanti kondisi bapak tidak dapat diatasi di puskesmas, maka kami akan merujuk ke Rumah Sakit Umum yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa atau langsung ke Rumah Sakit Jiwa”. Terminasi: “Bagaimana bu perasaannya setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang keempat ini?” “Coba ibu sebutkan kembali kondisi-kondisi bapak yang perlu segera dilaporkan?” “Ya… bagus sekali” “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang dapat dilakukan oleh suami ibu?” “Bagus. Mari kita lihat jadwal kegiatan bapak, jam berapa bapak akan sholat? Sudah bagus ya Bu. Jangan lupa ibu memujinya, jika bapak melakukann ibadah sesuai jadwal” “Selasa depan saya akan datang, nanti kita bicarakan kemampuan bapak yang telah dilatihselamainidanapakahbapak(suamiibu)sudahmampumengontrolrasamarahnya, bersedia jam berapa Bu? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”
  • 39. 36 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 5. Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat resiko perilaku kekerasan a. Evaluasi kemampuan pasien risiko perilaku kekerasan berhasil apabila pasien dapat: 1) Menyebutkan penyebab, tanda dan gejalaperilaku kekerasan, perilaku kekerasan yang biasad ilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan. 2) Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadwal: a) secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur b) secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik c) secara spiritual d) terapi psikofarmaka 3). Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam mencegah perilaku kekerasan b. Evaluasi kemampuan keluarga (pelaku rawat) risiko perilaku kekerasan berhasil apabila pasien dapat: 1) Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat pasien (pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan) 2) Mencegah terjadinya perilaku kekerasan 3) Menunjukkan sikap yang mendukung danmenghargai pasien 4) Memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perasaan marah 5) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien mengontrol perasaan marah 6) Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam mencegah perilaku kekerasan pasien 7) Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan melakukan rujukan. 6. Dokumentasi hasil asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan keluarga (pelaku rawat). Berikut adalah contoh dokumentasi asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan pada kunjungan pertama. Implementasi Evaluasi Kamis, 12 April 2012 pukul 10.00 Data Pasien: Pasien mengatakan kadang-kadang ma- sih muncul perasaan kesal, sudah minum obat sesuai jadwal, hanya waktu minum obat pukul 7 pagi harus diingatkan istrinya karena menurut pasien suka jadi ngantuk, latihan nafas dalam lebih dipilih pasien dan cara verbal sudah dilakukan pasien yaitu meminta dengan baik S Pasien : Pasien mengatakan senang dapat lagi cara mengontrol rasa marahn- ya dan akan melakukan kegiatan ibadah sesuai jadwal yang sudah dibuat S Keluarga : Keluarga mengatakan akan tetap membantu pasien mengontrol perasaan marahnya dengan cara mengingatkan pasien berlatih ses- uai jadwal.
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 37 Data Keluarga: Keluarga telah mengingatkan pasien untuk berlatih sesuai jadwal ketika pasien lupa dan telah memberikan pujian ketika pasien berlatih sesuai jadwal Diagnosis Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan Tindakan Keperawatan : Pasien: 1. Melatih pasien cara mengontrol marah dengan kegiatan ibadah 2. Kegiatan ibadah dimasukkan kedalam jadwal harian pasien Keluarga: a. Melatih cara merawat dengan cara spiritual b. Mendiskusikan dengan keluarga tentang kondisi pasien yang perlu segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan c. Menjelaskan tentang proses rujukan RTL : Pasien:evaluasi kemampuan pasien Kel- uarga: evaluasi kemampuan keluarga membantu pasien mengontrol perilaku kekerasan Selasa 17 April 2012 pukul 10.00 O Pasien : Pasien menyebutkan cara ibadah yang biasanya dilakukan dan wak- tunya Pasien mampu mengatakan kegia- tan ibadah yang akan dilakukannya Pasien mampu memasukkan kegia- tan ibadah kedalam jadwal kegiatan hariannya O Keluarga: Keluarga kooperatif dan turut men- dampingi ketika perawat melatih pasien cara mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual dan memberi pujian pada pasien A : Pasien dan keluarga mengenal cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual P : P Pasien: mengontrol perasaan marahden- gan beribadah sesuai waktu ibadah dan patuh minum obat, melakukan cara nafas dalam, pukul kasur dan bantal, serta bicara yang baik ses- uai dengan apa yang sudah dilatih- kandan sesuai jadwal P Keluarga: Memotivasi dan mengingatkan pa- sien berlatih mengontrol perasaan marah sesuai jadwal dan mener- apkan ketika marah, bantu minum obat Perawat Pipinf (PIPIN F)
  • 41. 38 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Rangkuman Selamat Anda telah berhasil menyelesaikan modul tentang panduan praktek klinik asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi. Dengan demikian, Anda sebagai mahasiswa DIII Keperawatan yang nantinya akan bertugas sebagai pelaksana keperawatan telah menguasai kompetensi asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi . Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam modul panduan praktek klinik asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi adalah sebagai berikut: konsep halusinasi, proses keperawatan pada klien dengan halusinasi mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperaeatan, menetapkan rencana tindakan keperawatan, implementasi tindakan keperawatan , evaluasi. Oleh karena itu, Anda diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi. Selanjutnya Anda diminta untuk membuat proses keperawatan melalui telaah kasus pemicu sebagai berikut: Kasus pemicu: Ny Y usia 36 th berjalan mondar mandir diteras kamarnya, klien tampak tertawa sendiri dan mulut komat kamit, ketika klien lain datang mendekat klien menjadi marah karena karena merasa terganggu. Klien lebih suka melamun dan menyendiri. Klien mengatakan melihat bayangan yang menyeramkan, datang pada saat menjelang sore, dan klien merasa tidak mampu menghadapi bayangan tersebut. Selain melihat bayangan, klien juga mendengar suara berisik ditelinganya seperti memarahinya, suara itu datang 4 kali dalam sehari dan klien merasa sangat terganggu, upaya yang dilakukan klien untuk menghentikan suara dan bayangan tersebut tampak tidak dapat menolong klien. Kasus pemicu. Tn z umur 17 th klien baru masuk RS 5 hari yang lalu. Klien dibawa keluarganya ke RS karena marah marah dan merusak barang. Sebetulnya klien merupakan anak yang pendiam, namun belakangan ini menunjukkan perubahan perilaku. Melihat teman temannya datang kesekolah dengan menggunakan motor, Klien meminta motor kepada orang tuanya untuk alat transportasi untuk memudahkan klien kesekolah. Klien merasa minder karena tidak punya motor, ia tidak mau tahu kondisi keuangan orang tuanya yang sedang dalam kesulitan ekonomi. Klien tidak mau kesekolah bila tidak dibelikan motor, dan klien mulai marah marah bila melihat teman atau tetangganya datang mengendarai motor.
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 39 a) Buatlah rumusan diagnosa keperawatan pada Tn z. b) Lengkapi pengkajian Anda dengan data yang yang dapat menunjang diagnosa di atas! c) Buatlah rencana tindakan keperawatan yang sesuai untuk Tn z. d) Buatlah strategi pelaksanaan (SP) untuk Tn z. Tugas Mandiri
  • 43. 40 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Sebagai persiapan Anda melakukan kegiatan praktek klinik Anda diminta untuk membuat : Laporan Pendahuluan ( LP ) , dan Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yang akan Anda pergunakan pada saat praktek klinik Tugas Terstruktur
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 41 Pada minggu terakhir praktek klinik akan dilakukan uji praktek klinik Anda dapat mengikuti kegiatan evaluasi ini dengan ketentuan sebagai berikut : a) Kehadiran belajar praktek 100%. b) Memenuhi target pencapaian kompetensi / sub kompetensi yaitu - 100 %. c) Telah menyerahkan seluruh dokumen praktek klinik. uJI Praktek Klinik
  • 45. 42 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Direktorat dan ketehnisian Medik, ( 2005 ), Keperawatan Jiwa, Teori dan tindakan Keperawatan. Buku pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa I. Cetakan ke II, Jakarta Dirjen Pelayanan Medik, Dep Kes RI. Keliat, B. A ( 1997 ), Gangguan Koping, citra tubuh dan seksual pada klien kanker ( ed Indonesia ), Jakarta EGC. Stuart G. W, and LJ Sundeen, ( 1995 ), Buku saku keperawatan jiwa ( ed Indonesia ), alih bahasa Achir Yani, Jakarta EGC. ________________________, ( 1995 ), Principles and practice of psychiatric Nursing , St Louis, Mosby Year Book. Stuart G.W, and Michele, T. Laraia, ( 2000 ), Principles and practice Of psychiatric nursing, ST Louis, Mosby Year Book. Herdman, T.H. (2012), NANDA International Nursing Diagnoses Definition & Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell Keliat, B.A., dkk. (2011), Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic Course). Jakarta: EGC Stuart, G.W.& Laraia, M.T. (2005), Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8thedition. Missouri: Mosby Daftar Pustaka
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 43 LAMPIRAN 1 CONTOH : FORMAT PROSES KEPERAWATAN A.FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA . RUANGAN RAWAT:................................................TANGGAL DIRAWAT:............................ I.IDENTITAS KLIEN. Inisial :.................................... ( L/P) Tanggal Pengkajian :............................ Umur :.................................... RM No : Informan :................................... II.ALASAN MASUK : .......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... III.FAKTOR PREDISPOSISI : 1.Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?. ya tidak 2.Pengobatan sebelumnya: Berhasil Kurang berhasil tidak berhasil Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia. 3.Aniaya fisik : Aniaya seksual: Penolakan : Kekerasan dalam : Keluarga Tindakan Kriminal : Jelaskan No 1,2,3. .......................................................................................................................... Masalah Keperawatan :................................................................................... 4.Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Ya tidak Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan ....................................... ......................... ......................................................... ........................................ ......................... .........................................................
  • 47. 44 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Masalah Keperawatan : ............................................................................................. 5.Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: .................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... Masalah Keperawatan :............................................................................................... IV.FISIK . 1.Tanda vital : TD :................... N:................SH: ................ P:.................... 2.Ukur : TB : .................. BB : ..................... 3.Keluhan fisik : Ya Tdak Jelaskan : ................................................................................................................... Masalah Keperawatan : ............................................................................................. V.PSIKOSOSIAL. 1.Genogram Jelaskan : .................................................................................................................. Masalah Keperawatan : ........................................................................................... 2.Konsep Diri. a.Gambaran diri : ...................................................................................................... b.Identitas : ...................................................................................................... c.Peran : ...................................................................................................... d.Ideal diri : ....................................................................................................... e.Harga diri : ....................................................................................................... Masalah Keperawatan : .......................................................................................... 3.Hubungan sosial a.Orang yang berarti :................................................................................................ b.Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat :............................................ c.Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : .................................................
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 45 .................................................................................................................................... Masalah Keperawatan : ............................................................................................ 4.Spiritual : a.Nilai dan keyakinan : ................................................................................................ b.Keyakinan ibadah : .................................................................................................. ................................................................................................................................. Masalah Keperawatan : ........................................................................................... VI.STATUS MENTAL. 1.Penampilan : Tidak rapi. Penggunaan pakaian tidak Cara berpakaian Sesuai. Seperti biasanya Jelaskan : .............................................................................................................. Masalah keperawatan : ........................................................................................ 2.Pembicaraan : Cepat Keras Gagap Inkoheren. Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai Pembicaraan Jelaskan : ............................................................................................................... Masalah Keperawatan : ........................................................................................ 3.Aktifitas motorik: Lesu Tegang Gelisah Agitasi Tik Grimasen Tremor kompulsif Jelaskan : ............................................................................................................. Masalah Keperawatan : ...................................................................................... 4.Alam perasaan : Sedih Ketakutan Putus Asa Khawatir Gembira Berlebihan Jelaskan :............................................................................................................... Masalah Keperawatan : ....................................................................................... 5.Afek. Datar Tumpul Labil Tidak sesuai Jelaskan : ............................................................................................................ Masalah Keperawatan : .......................................................................................