SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  37
Télécharger pour lire hors ligne
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
SEMESTER 1
MODUL 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul ini.
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cover		i
Daftar isi		ii
Pendahuluan		4
Kegiatan belajar 1: Praktikum bioelektrik melalui perekaman system
	 Konduksi jantung, Elektro Kardio Grafi (EKG)	 	 6
Kegiatan belajar 2: Praktikum biooptik, penggunaan mikroskopet		 8
Kegiatan Belajar 3: Praktikum pewarnaan dengan giemsa		 12
Kegiatan Belajar 4: Pemeriksaan bioakustik
	 dengan menggunakan garputala		 14
Daftar Gambar 		17
Daftar Isi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendahuluan
	 Fisika dan biologi merupakan ilmu
yang mendasari proses-proses dalam tubuh
sebagai tanda adanya kehidupan, dimulai
dari tingkat selluler sampai dengan organism.
Saudara-saudara peserta PJJ dengan
melakukan praktikum mata kuliah fisika dan
biologi saudara-saudara menjadi lebih yakin
dan memahami dalam menjalankan tindakan
keperawatan yang sesuai dengan kaidah
keilmuan.
	 Panduan praktikum fisika dan biologi ini
akan mengajak kepada peserta pendidikan
jarak jauh untuk dapat memahami mekanisme
kerja peralatan dan tindakan keperawatan
yang sesuai dengan kaidah fungsi tubuh
manusia. Sebenarnya tindakan keperawatan
dan peralatan sudah sering kita gunakan/
terapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan sehari-hari, namun kali ini kita
akan lebih mengkaji mekanisme kerja dari
prosedur tersebut. Sehingga dengan lebih
mengetahui bahkan memahami mekanisme
kerja peralatan maupun mekanisme kerja
tindakan kita yang diperoleh dari kegiatan
praktikum laboratorium dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan lebih baik
kepada klien kita.
	 Secara garis besar panduan praktikum
fisika dan biologi ini disusun berdasarkan
kebutuhan praktikum saudara di tempat
kerja dalam menerapkan ilmu keperawatan.
Penyusunan panduan praktikum fisika dan
biologi ini terdiri dari beberapa kegiatan
belajar saudara sebagai berikut:
1.	Kegiatan belajar 1 : Bioelektrik, praktikum
pemeriksaan dengan elektro kardio grafi
(EKG)
2.	Kegiatan belajar 2 : Biooptic, praktikum
penggunaan mikroskope
3.	Kegiatanbelajar3:Biologisel,pengamatan
sel darah dengan pewarnaan giemsa
4.	Kegiatan belajar 4 : Bioakustik, aplikasi
penggunaan garbu tala
	 Setelah mempelajari panduan praktikum
biokimia para peserta pembelajaran jarak
jauh dapat; 1) Melakukan prinsip pemeriksaan
Gambar : Kegiatan di Laboratorium
dengan EKG, 2) Melakukan penggunaan
mikroskope dengan benar, 3) Melakukan
praktikum penggunaan garbu tala,
4) Melakukan praktikum pewarnaan
giemsa. Kompetensi-kompetensi
diatas sangat saudara perlukan dalam
menerapkan asuhan keperawatan baik di
klinik maupun di masyarakat. Wawasan
dan keterampilan saudara terhadap
mekanisme peralatan dan prosedur
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu
fisika dan biologi akan mempermudah
pekerjaan saudara dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan tepat
terhadap klien baik di klinik maupun di
masyarakat.
	 Proses pembelajaran praktikum yang
sedang saudara pelajari ini, dapat berjalan
dengan mudah jika saudara mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1.	Silahkan saudara mengurus ijin ke
lahan tempat praktek saudara di
Puskesmas atau Poltekkes yang
telah ditunjuk untuk melakukan
pembelajaran laboratorium mata
kuliah ilmu fisika dan biologi
keperawatan, dan sampaikan
prosedur apa saja yang akan saudara
lakukan dalam kegiatan praktikum
tersebut.
2.	Silakan saudara temui instruktur
praktek yang sudah ditunjuk dan
silakan buat kontrak waktu untuk
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
praktikum dengan bimbingannya.
3.	Setiap prosedur praktikum silakan
ambil sampel dari klien sesuai indikasi
dari pemeriksaan yang sedang
saudara lakukan atau dengan sesama
mahasiswa peserta PJJ.
4.	Pahami dahulu modul satu sampai
tiga.
5.	Baca dengan cermat langkah-
langkah prosedur yang akan saudara
praktekkan, jika ada yang belum di
mengerti tanyakan kepada instruktur
sebelum saudara melakukan
praktikum di laboratorium tempat
saudara praktikum.
6.	Persiapkan semua peralatan sesuai
dengan prosedur yang tertulis (jangan
sampai tidak ada) atau jika peralatan
dapat diganti dengan yang lain
mintakan ijin terlebih dahulu kepada
instruktur saudara.
7.	Ikuti dan lakukan langkah-langkah
praktikum sesuai dengan petunjuk
dalam pedoman praktikum.
8.	Tugas mahasiswa:
	 Saudara-saudara peserta PJJ yang
berbahagia, untuk kegiatan praktikum
tersebut saudara diberikan kewajiban
untuk melaporkan kegiatan dengan
sistematika sebagai berikut:
a.	Tuliskan identitas pasien dan
diagnosis medis sesuai yang ditulis
dokter
b.	Tuliskan waktu pemeriksaan
(hari, tanggal, jam pemeriksaan)
c.	 Tuliskan hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital klien
d.	Tuliskan kegiatan pemeriksaan
yang saudara lakukan:
1)	 Persiapan pasien
2)	 Persiapan alat
3)	 Prosedur tindakan
4)	 Hasil dan intepretasinya
e.	Konsultasikan dengan instruktur
saudara yang telah ditunjuk
9.	Mintakan tanda tangan laporan
kegiatan yang telah saudara lakukan
kepada instruktur Silakan ulangi
kegiatansaudaraminimaltigakaliatau
sampai saudara mampu melakukan
kegiatan praktikum secara mandiri.
10.	Keberhasilan proses praktikum ilmu
fisika dan biologi dalam pendidikan
jarak jauh yang saudara jalani
saat ini sangat tergantung pada
kesungguhan saudara dalam belajar
dan mengerjakan latihan, guna
mempertahankan motivasi saudara
silakan belajar berkelompok dengan
teman sejawat.
11.	Jika saudara mengalami kesulitan,
silakan hubungi fasilitator yang
mengajar atau hubungi tlp.......
email:..........
	 Baiklah saudara peserta pembelajaran
jarak jauh, selamat belajar semoga
anda sukses menjalankan praktikum
laboratorium sederhana pada mata kuliah
ini untuk meningkatkan kemampuan
saudara dalam melayani masyarakat di
tempat saudara bekerja dengan baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Kegiatan
Belajar 1
Praktikum bioelektrik melalui perekaman
system konduksi jantung, Elektro Kardio Grafi
(EKG)
	 Merekam system konduksi / aliran arus listrik saat jantung
bekerja, rekaman system konduksi jantung merupakan salah satu
identifikasi fungsi jantung dalam memenuhi kebutuhan pompa
darah pada seluruh sel tubuh.
	 Mendapatkan hasil rekaman EKG yang tepat sebagai
gambaran fungsi jantung
1.	 Merekam system konduksi pada otot jantung saat berkontraksi
2.	 Tubuh klien harus tidak kontak dengan logam atau barang-barang elektronik selain
mesin EKG, karena dapat mengganggu hasil rekaman EKG.
3.	 Klien dalam posisi terbaring dan tanpa ada pembebaman pompa kardio
1.	Persiapan pasien
	 a.	 Atur posisi pasien tidur terlentang datar
	 b.	 Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai
jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
2.	Persiapan peralatan
	 a.	 Siapkan mesin EKG lengkap dengan sadapannya
	 b.	Bengkok
	 c.	 Kertas tissue
	 d.	 Kapas alkohon dalam kom tertutup
	 e.	 EKG jelly
	 f.	 Semua peralatan taruh pada trolley
3.	Prosedur tindakan
a.	 Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua
pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda
b.	 Oleskan EKG jelly pada permukaan elektroda
c.	 Pasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
d.	 Pasang arde secara tepat
D. Prosedur
C. Prinsip pemeriksaan EKG
B. Tujuan
A. Pengertian dan prinsip EKG
Gambar : Penggunaan EKG di Ruang Operasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
e.	 Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua
tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR,
AVL, AVF) dengan cara :
		 1)	 Warna merah pada pergelangan tangan kanan
		 2)	 Warna hijau pada kaki kiri
		 3)	 Warna hitam pada kaki kanan
		 4)	 Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
	 f.	 Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
		 1)	 V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan
		 2)	 V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri
		 3)	 V3 pada pertengahan V2 dan V1
		 4)	 V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri
		 5)	 V5 pada axila sebelah depan kiri
	 	 6)	 V6 pada axila sebelah belakang kiri
g.	 Hidupkan monitor EKG
h.	 Lakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik
i.	 Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat ditubuh
pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula
j.	 Bantu pasien merapihkan pakaian
k.	 Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam berkas rekam medik
pada formulir yang tersedia dan dilaporkan kedokter
l.	 Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan perawat pada berkas
rekam medik pasien
m.	 Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG diberikan ke dokter yang bersangkutan.
1.	 Nama pasien	 : …………………………………………..
2.	 Usia	 : …………………………………………..
3.	 Dx medis	 : …………………………………………..
Hasil pemeriksaan (tempel di bawah) Keterangan
Mahasiswa	Mengetahui
	 Instruktur praktikum
………………………………	…………………………………………….
Nim …………………………	 …………………………………………….
E.	 Prosedur kerja:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Kegiatan
Belajar 2
Praktikum biooptik, penggunaan mikroskopet
	 Pengamatan benda-benda mikro dengan menggunakan dua lensa (biokuler) sehingga
dapat diperbesar 10 kali s/d 1000 kali.
	 Mengidentifikasi benda-benda mikro (sel tunggal atau jaringan) sehingga dapat
memastikan keberadaan benda mikro dalam tubuh.
1.	 Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang
tepat
2.	 Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek
pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang
berbeda-beda
1.	 Mikroskope dengan penerangan cermin atau elektrik
2.	 Object glass
3.	 Air rendaman jerami (± 1 minggu) pada tempatnya
4.	Pipet
5.	 Preparat jadi (minta ke intruktur yang ada di Puskesmas; pewarnaan darah utuk
parasitemia malaria, atau pewartaan BTA), untuk pembesaran 1000 X
6.	 Minyak emercy
	
	 Sebelum melakukan praktikum dengan menggunakan mikroskop cahaya maka
perhatikan langkah-langkah berikut:
D.	 Persiapan alat dan bahan:
C.	 Prinsip penggunaan mikroskope
B. Tujuan
A.	 Pengertian mikroskope
D. Prosedur Kerja
1.	Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara
memegang lengan mikroskop sedemikian rupa
sehingga mikroskop berada persis di hadapan
pemakai !
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
2.	Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran
lemah (paling kecil) berada pada posisi satu poros dengan
lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver
3.	Mengatur cermin (nyalakan lampu, jika yang menggunakan
lampu) dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya
masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk
bulat (lapang pandang).
4.	Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang
preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda. Mulai
dengan satu tetes air rendaman jerami pada object glass,
lanjutkan pengamatan.
5.	Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan
cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa
okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus!
6.	 Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk
memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari
10 X, 40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga
bunyi klik. Jika pengamatan dengan pembesaran 600 X atau
1000 X gunakan minyak emercy untuk pengamatannya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
F. Laporan Kegiatan
7.	Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop
dengan menggunakan kertas tissue kering dan simpan
pada tempat yang tidak lembab.
1. Hasil pengamatan air rendaman jerami:
	 a.	 Pembesaran 10 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
	 b. Pembesaran 10 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
2. Hasil pengamatan preparat malaria atau BTA:
	 a.	 Pembesaran 100 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
	 b.	 Pembesaran 1000 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Mahasiswa	Mengetahui
	 Instruktur praktikum
………………………………	…………………………………………….
Nim …………………………	 …………………………………………….
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Kegiatan
Belajar 3
Praktikum pewarnaan dengan giemsa
	 Pengecatan/pewarnaansel/jaringandengangiemsadapatdigunakanuntukmengidentifikasi
morfologi sel secara umum.
Identifikasi morfologi sel manusia atau binatang secara umum
1.	Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang
tepat
2.	Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek
pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang
berbeda-beda
1.	 Persiapan alat:
a.	 Jarum lancet
b.	 Kaca preparat / objective glass 2 buah
c.	 Pipet 3 buah
d.	 Gelas pencampur
e.	 Kasa alcohol dalam tempatnya
f.	 Kertas tissue
g.	 Air mengalir (kran)
h.	 Minyak emercy
2.	Bahan:
a.	 Cairan giemsa dan buffer giemsa
b.	Methanol
c.	 Darah tepi
3.	 Prosedur pemeriksaan:
a.	 Siapkan kaca preparat pada tempatnya
b.	 Bersihkan permukaan jari keempat dengan kapas alcohol dan biarkan sesaat sampai
kering
c.	 Tusuk permukaan jari keempat dengan lancet (kedalaman sudah sesuai kebutuhan)
d.	 Teteskan darah pada kaca preparat
e.	 Buat hapusan tipis dengan ujung kaca preparat yang lain (sekali hapusan)
f.	 Teteskan methanol pada permukaan hapusan dan biarkan mongering
D.	 Prosedur kerja:
C.	 Prinsip penggunaan mikroskope
B. Tujuan
A.	 Pengertian pewarnaan dengan giemsa
Gambar : Praktikum pewarnaan dengan Giemsa
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
g.	 Setelah mengering teteskan larutan pewarnaan giemsa (sudah di campurkan dulu pada
gelas pencampur dengan perbandingan giemsa : buffer giemsa adalah 1 : 8)
h.	 Setelah diwarna dengan giemsa biarkan 10 menit
i.	 Bersihkan giemsa pada kaca preparat dengan mengalirkan air pada permukaannya
secara perlahan
j.	 Biarkan kering
k.	 Amati hasil pewarnaan dengan pembesaran 1000 kali dengan meneteskan oil emercy
pada permukaan preparat yang diwarnai
l.	 Buatlah catatan hasil pengamatan (lihat sel limfosit dan eritrosit) dan rapikan peralatan.
1.	 Pembesaran 100 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
2.	 Pembesaran 1000 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Mahasiswa	Mengetahui
	 Instruktur praktikum
………………………………	…………………………………………….
Nim …………………………	 …………………………………………….
E.	Hasil pengamatan preparat pe-
warnaan giemsa darah tepi:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Kegiatan
Belajar 4
Pemeriksaan bioakustik dengan menggunakan
garputala
	 Suatu alat yang dapat menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kemempuan pendengaran seseorang.
1.	 Mengetahui cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara
2.	 Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi lemah kerasnya suara yang terdengar
3.	 Memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara
4.	 Mengetahui beberapa cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan
garpu tala
5.	 Memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan garpu tala
1.	 Landasan Teori
	 Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran
longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu
masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang
terjadi berselang seling mengenai memberan
timpani.Plotgerakan-gerakaninisebagaiperubahan
tekanan di memberan timpani persatuan waktu
adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam
itu dalam lingukangan secara umum disebut
gelombang suara (Ganong, 2005).
	 Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan
amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan
dengan prekuensi (jumlah gelombang persatuan
waktu). Semakin besar suara semakin besar
amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin
tinggi nada. Namun nada juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang belum sepenuhnya
dipahami selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang
pendengaran lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain (Ganong, 2005).
	 Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan
eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga
dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakangerakan lempeng kaki stapes. Gerakan
ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti
menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf (Ganong, 2005).
2.	 Pemeriksaan Pendengaran
a.	 Test Rinne:
	 Tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran udara
pada satu telinga pasien.
C.	Pendahuluan
B. Tujuan
A.	 Pengertian garputala
Gambar : Telinga Manusia
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Prinsip test rine
	 Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun
pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai
garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa
karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal. Kesalahan dari pasien misalnya pasien
lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita
menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala
sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.
Prosedur kerja
Metode 1:
1.	Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus pada
planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus).
2.	Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan
meatus akustikus eksternus pasien.
3.	Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika
pasien tidak dapat mendengarnya
Metode 2:
1.	Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus
pada planum mastoid pasien
2.	Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus.
3.	Tanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus
lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid).
4.	Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras.
Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus
lebih lemah atau lebih keras dibelakang.
b.	 Test Weber
	 Tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien.
Prinsip test weber
	 Pada keadaan patologis pada meatus acusticus eksterna (MAE) atau cavum timpani
misalnya otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam
cavum timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah
kanan.
Prosedur kerja
1)	Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita
letakkan tegak lurus pada garis horizontal.
2)	Tanyakan ke pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika
telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi
ke sisi telinga tersebut.
3)	Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka
berarti tidak ada lateralisasi.
4)	Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan
terdengar diseluruh bagian kepala.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
c.	 Test Schwabach
	 Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal)
dengan probandus.
Prosedur kerja
1)	Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala
probandus.
2)	Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya
tidak mendengar suara garputala lagi.
3)	Pada saat garputala tidak mendengar suara garpu tala, maka penguji akan segera
memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman
pendengarannya (pembanding).
4)	Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak
mendengar suara.
Hasil Pemeriksaan
Telinga Kanan Telinga Kiri Keterangan
Rine test ……………………………………………..………………
……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…....
Webwer test ……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………………………….…………………
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…….
Swabach test ……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………………………….…………………
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…....
Mahasiswa	Mengetahui
	 Instruktur praktikum
………………………………	…………………………………………….
Nim …………………………	 …………………………………………….
D. Hasil Praktikum
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
D. Daftar Gambar
Daftar Gambar Sumber Gambar
Gambar : Kegiatan di Laboratorium http://www.sentryair.com
Gambar : Penggunaan EKG di Ruang Operasi http://thesun.co.uk
Gambar : Praktikum pewarnaan dengan Giemsa http://stikesglobal.ac.id
Gambar : Telinga Manusia http://unordinary-world.blogspot.com
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
KEGIATAN BELAJAR 1
KONDUKSI JANTUNG, ELEKTRO KARDIO GRAFI (EKG)
PRAKTIKUM BIOELEKTRIK MELALUI PEREKAMAN SYSTEM
SEMESTER 1
MODUL 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kegiatan
Belajar 1
Praktikum bioelektrik melalui perekaman
system konduksi jantung, Elektro Kardio Grafi
(EKG)
	 Merekam system konduksi / aliran arus listrik saat jantung
bekerja, rekaman system konduksi jantung merupakan salah satu
identifikasi fungsi jantung dalam memenuhi kebutuhan pompa
darah pada seluruh sel tubuh.
	 Mendapatkan hasil rekaman EKG yang tepat sebagai
gambaran fungsi jantung
1.	 Merekam system konduksi pada otot jantung saat berkontraksi
2.	 Tubuh klien harus tidak kontak dengan logam atau barang-barang elektronik selain
mesin EKG, karena dapat mengganggu hasil rekaman EKG.
3.	 Klien dalam posisi terbaring dan tanpa ada pembebaman pompa kardio
1.	Persiapan pasien
	 a.	 Atur posisi pasien tidur terlentang datar
	 b.	 Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai
jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
2.	Persiapan peralatan
	 a.	 Siapkan mesin EKG lengkap dengan sadapannya
	 b.	Bengkok
	 c.	 Kertas tissue
	 d.	 Kapas alkohon dalam kom tertutup
	 e.	 EKG jelly
	 f.	 Semua peralatan taruh pada trolley
3.	Prosedur tindakan
a.	 Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua
pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda
b.	 Oleskan EKG jelly pada permukaan elektroda
c.	 Pasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
d.	 Pasang arde secara tepat
D. Prosedur
C. Prinsip pemeriksaan EKG
B. Tujuan
A. Pengertian dan prinsip EKG
Gambar : Penggunaan EKG di Ruang Operasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
e.	 Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua
tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR,
AVL, AVF) dengan cara :
		 1)	 Warna merah pada pergelangan tangan kanan
		 2)	 Warna hijau pada kaki kiri
		 3)	 Warna hitam pada kaki kanan
		 4)	 Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
	 f.	 Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
		 1)	 V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan
		 2)	 V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri
		 3)	 V3 pada pertengahan V2 dan V1
		 4)	 V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri
		 5)	 V5 pada axila sebelah depan kiri
	 	 6)	 V6 pada axila sebelah belakang kiri
g.	 Hidupkan monitor EKG
h.	 Lakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik
i.	 Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat ditubuh
pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula
j.	 Bantu pasien merapihkan pakaian
k.	 Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam berkas rekam medik
pada formulir yang tersedia dan dilaporkan kedokter
l.	 Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan perawat pada berkas
rekam medik pasien
m.	 Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG diberikan ke dokter yang bersangkutan.
1.	 Nama pasien	 : …………………………………………..
2.	 Usia	 : …………………………………………..
3.	 Dx medis	 : …………………………………………..
Hasil pemeriksaan (tempel di bawah) Keterangan
Mahasiswa	Mengetahui
	 Instruktur praktikum
………………………………	…………………………………………….
Nim …………………………	 …………………………………………….
E.	 Prosedur kerja:
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGGUNAAN MIKROSKOPET
PRAKTIKUM BIOOPTIK
SEMESTER 1
MODUL 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kegiatan
Belajar 2
Praktikum biooptik, penggunaan mikroskopet
	 Pengamatan benda-benda mikro dengan menggunakan dua lensa (biokuler) sehingga
dapat diperbesar 10 kali s/d 1000 kali.
	 Mengidentifikasi benda-benda mikro (sel tunggal atau jaringan) sehingga dapat
memastikan keberadaan benda mikro dalam tubuh.
1.	 Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang
tepat
2.	 Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek
pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang
berbeda-beda
1.	 Mikroskope dengan penerangan cermin atau elektrik
2.	 Object glass
3.	 Air rendaman jerami (± 1 minggu) pada tempatnya
4.	Pipet
5.	 Preparat jadi (minta ke intruktur yang ada di Puskesmas; pewarnaan darah utuk
parasitemia malaria, atau pewartaan BTA), untuk pembesaran 1000 X
6.	 Minyak emercy
	
	 Sebelum melakukan praktikum dengan menggunakan mikroskop cahaya maka
perhatikan langkah-langkah berikut:
D.	 Persiapan alat dan bahan:
C.	 Prinsip penggunaan mikroskope
B. Tujuan
A.	 Pengertian mikroskope
D. Prosedur Kerja
1.	Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara
memegang lengan mikroskop sedemikian rupa
sehingga mikroskop berada persis di hadapan
pemakai !
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
2.	Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran
lemah (paling kecil) berada pada posisi satu poros dengan
lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver
3.	Mengatur cermin (nyalakan lampu, jika yang menggunakan
lampu) dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya
masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk
bulat (lapang pandang).
4.	Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang
preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda. Mulai
dengan satu tetes air rendaman jerami pada object glass,
lanjutkan pengamatan.
5.	Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan
cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa
okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus!
6.	 Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk
memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari
10 X, 40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga
bunyi klik. Jika pengamatan dengan pembesaran 600 X atau
1000 X gunakan minyak emercy untuk pengamatannya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
F. Laporan Kegiatan
7.	Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop
dengan menggunakan kertas tissue kering dan simpan
pada tempat yang tidak lembab.
1. Hasil pengamatan air rendaman jerami:
	 a.	 Pembesaran 10 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
	 b. Pembesaran 10 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
2. Hasil pengamatan preparat malaria atau BTA:
	 a.	 Pembesaran 100 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
	 b.	 Pembesaran 1000 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Mahasiswa	Mengetahui
	 Instruktur praktikum
………………………………	…………………………………………….
Nim …………………………	 …………………………………………….
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
KEGIATAN BELAJAR 3
DENGAN GIEMSA
PRAKTIKUM PEWARNAAN
SEMESTER 1
MODUL 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kegiatan
Belajar 3
Praktikum pewarnaan dengan giemsa
	 Pengecatan/pewarnaansel/jaringandengangiemsadapatdigunakanuntukmengidentifikasi
morfologi sel secara umum.
Identifikasi morfologi sel manusia atau binatang secara umum
1.	Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang
tepat
2.	Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek
pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang
berbeda-beda
1.	 Persiapan alat:
a.	 Jarum lancet
b.	 Kaca preparat / objective glass 2 buah
c.	 Pipet 3 buah
d.	 Gelas pencampur
e.	 Kasa alcohol dalam tempatnya
f.	 Kertas tissue
g.	 Air mengalir (kran)
h.	 Minyak emercy
2.	Bahan:
a.	 Cairan giemsa dan buffer giemsa
b.	Methanol
c.	 Darah tepi
3.	 Prosedur pemeriksaan:
a.	 Siapkan kaca preparat pada tempatnya
b.	 Bersihkan permukaan jari keempat dengan kapas alcohol dan biarkan sesaat sampai
kering
c.	 Tusuk permukaan jari keempat dengan lancet (kedalaman sudah sesuai kebutuhan)
d.	 Teteskan darah pada kaca preparat
e.	 Buat hapusan tipis dengan ujung kaca preparat yang lain (sekali hapusan)
f.	 Teteskan methanol pada permukaan hapusan dan biarkan mongering
D.	 Prosedur kerja:
C.	 Prinsip penggunaan mikroskope
B. Tujuan
A.	 Pengertian pewarnaan dengan giemsa
Gambar : Praktikum pewarnaan dengan Giemsa
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
g.	 Setelah mengering teteskan larutan pewarnaan giemsa (sudah di campurkan dulu pada
gelas pencampur dengan perbandingan giemsa : buffer giemsa adalah 1 : 8)
h.	 Setelah diwarna dengan giemsa biarkan 10 menit
i.	 Bersihkan giemsa pada kaca preparat dengan mengalirkan air pada permukaannya
secara perlahan
j.	 Biarkan kering
k.	 Amati hasil pewarnaan dengan pembesaran 1000 kali dengan meneteskan oil emercy
pada permukaan preparat yang diwarnai
l.	 Buatlah catatan hasil pengamatan (lihat sel limfosit dan eritrosit) dan rapikan peralatan.
1.	 Pembesaran 100 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
2.	 Pembesaran 1000 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Mahasiswa	Mengetahui
	 Instruktur praktikum
………………………………	…………………………………………….
Nim …………………………	 …………………………………………….
E.	Hasil pengamatan preparat pe-
warnaan giemsa darah tepi:
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
KEGIATAN BELAJAR 4
DENGAN MENGGUNAKAN GARPUTALA
PEMERIKSAAN BIOAKUSTIK
SEMESTER 1
MODUL 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kegiatan
Belajar 4
Pemeriksaan bioakustik dengan menggunakan
garputala
	 Suatu alat yang dapat menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kemempuan pendengaran seseorang.
1.	 Mengetahui cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara
2.	 Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi lemah kerasnya suara yang terdengar
3.	 Memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara
4.	 Mengetahui beberapa cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan
garpu tala
5.	 Memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan garpu tala
1.	 Landasan Teori
	 Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran
longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu
masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang
terjadi berselang seling mengenai memberan
timpani.Plotgerakan-gerakaninisebagaiperubahan
tekanan di memberan timpani persatuan waktu
adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam
itu dalam lingukangan secara umum disebut
gelombang suara (Ganong, 2005).
	 Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan
amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan
dengan prekuensi (jumlah gelombang persatuan
waktu). Semakin besar suara semakin besar
amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin
tinggi nada. Namun nada juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang belum sepenuhnya
dipahami selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang
pendengaran lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain (Ganong, 2005).
	 Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan
eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga
dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakangerakan lempeng kaki stapes. Gerakan
ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti
menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf (Ganong, 2005).
2.	 Pemeriksaan Pendengaran
a.	 Test Rinne:
	 Tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran udara
pada satu telinga pasien.
C.	Pendahuluan
B. Tujuan
A.	 Pengertian garputala
Gambar : Telinga Manusia
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Prinsip test rine
	 Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun
pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai
garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa
karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal. Kesalahan dari pasien misalnya pasien
lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita
menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala
sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.
Prosedur kerja
Metode 1:
1.	Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus pada
planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus).
2.	Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan
meatus akustikus eksternus pasien.
3.	Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika
pasien tidak dapat mendengarnya
Metode 2:
1.	Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus
pada planum mastoid pasien
2.	Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus.
3.	Tanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus
lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid).
4.	Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras.
Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus
lebih lemah atau lebih keras dibelakang.
b.	 Test Weber
	 Tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien.
Prinsip test weber
	 Pada keadaan patologis pada meatus acusticus eksterna (MAE) atau cavum timpani
misalnya otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam
cavum timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah
kanan.
Prosedur kerja
1)	Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita
letakkan tegak lurus pada garis horizontal.
2)	Tanyakan ke pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika
telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi
ke sisi telinga tersebut.
3)	Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka
berarti tidak ada lateralisasi.
4)	Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan
terdengar diseluruh bagian kepala.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
c.	 Test Schwabach
	 Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal)
dengan probandus.
Prosedur kerja
1)	Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala
probandus.
2)	Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya
tidak mendengar suara garputala lagi.
3)	Pada saat garputala tidak mendengar suara garpu tala, maka penguji akan segera
memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman
pendengarannya (pembanding).
4)	Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak
mendengar suara.
Hasil Pemeriksaan
Telinga Kanan Telinga Kiri Keterangan
Rine test ……………………………………………..………………
……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…....
Webwer test ……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………………………….…………………
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…….
Swabach test ……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………………………….…………………
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…....
Mahasiswa	Mengetahui
	 Instruktur praktikum
………………………………	…………………………………………….
Nim …………………………	 …………………………………………….
D. Hasil Praktikum
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Pedoman praktikum 3 kdk 1
Pedoman praktikum 3 kdk 1Pedoman praktikum 3 kdk 1
Pedoman praktikum 3 kdk 1
 
Modul 3 kdk ii
Modul 3 kdk iiModul 3 kdk ii
Modul 3 kdk ii
 
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iiM5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Pedoman praktikum 1 kdk 1
Pedoman praktikum 1 kdk 1Pedoman praktikum 1 kdk 1
Pedoman praktikum 1 kdk 1
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
 
Kb 2re
Kb 2reKb 2re
Kb 2re
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 4 kdk ii
Modul 4 kdk iiModul 4 kdk ii
Modul 4 kdk ii
 
Modul 3 kdk 1
Modul 3 kdk 1Modul 3 kdk 1
Modul 3 kdk 1
 
Modul 5 cetak
Modul 5 cetakModul 5 cetak
Modul 5 cetak
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
 
Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3
 
Pedoman praktikum 2 kdk 1
Pedoman praktikum 2 kdk 1Pedoman praktikum 2 kdk 1
Pedoman praktikum 2 kdk 1
 

En vedette

4. termofisika
4. termofisika4. termofisika
4. termofisika
Zo Ri
 
6. biolistrik
6. biolistrik6. biolistrik
6. biolistrik
Zo Ri
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Okta-Shi Sama
 
Laporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisikaLaporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisika
Zanie Yanie
 

En vedette (20)

4. termofisika
4. termofisika4. termofisika
4. termofisika
 
Fisika thermo
Fisika thermoFisika thermo
Fisika thermo
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
 
Modul 3 biologi kb 2
Modul 3 biologi kb 2Modul 3 biologi kb 2
Modul 3 biologi kb 2
 
Modul 1 Biologi kb 1
Modul 1 Biologi kb 1Modul 1 Biologi kb 1
Modul 1 Biologi kb 1
 
Modul 2 kwn kb 1
Modul 2 kwn kb 1Modul 2 kwn kb 1
Modul 2 kwn kb 1
 
Modul 5 kb 1
Modul 5    kb 1Modul 5    kb 1
Modul 5 kb 1
 
M1 kb1 pengantar biologi
M1 kb1 pengantar biologiM1 kb1 pengantar biologi
M1 kb1 pengantar biologi
 
M1 kb1 establishing relationship
M1 kb1 establishing relationshipM1 kb1 establishing relationship
M1 kb1 establishing relationship
 
Modul 3 biologi kb 1
Modul 3 biologi kb 1Modul 3 biologi kb 1
Modul 3 biologi kb 1
 
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawatiKelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
 
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusiaPrinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
 
Fisika keperawatan hana
Fisika  keperawatan hanaFisika  keperawatan hana
Fisika keperawatan hana
 
6. biolistrik
6. biolistrik6. biolistrik
6. biolistrik
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrik
 
C4 Biolistrik
C4 BiolistrikC4 Biolistrik
C4 Biolistrik
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 
Kb 2(1)
Kb 2(1)Kb 2(1)
Kb 2(1)
 
Laporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisikaLaporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisika
 

Similaire à Praktikum Modul 4 Fisika dan Biologi

Similaire à Praktikum Modul 4 Fisika dan Biologi (20)

Praktek patologi
Praktek patologiPraktek patologi
Praktek patologi
 
Memandikan Pasien
Memandikan PasienMemandikan Pasien
Memandikan Pasien
 
KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3
 
Pedoman Praktikum 4
Pedoman Praktikum 4Pedoman Praktikum 4
Pedoman Praktikum 4
 
Modul 5 kdk ii
Modul 5 kdk iiModul 5 kdk ii
Modul 5 kdk ii
 
Modul 2 pedoman praktek laboratorium
Modul 2   pedoman praktek laboratoriumModul 2   pedoman praktek laboratorium
Modul 2 pedoman praktek laboratorium
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
 
KDK III Modul 6 Kb 1
KDK III Modul 6 Kb 1KDK III Modul 6 Kb 1
KDK III Modul 6 Kb 1
 
Mencuci Tangan
Mencuci TanganMencuci Tangan
Mencuci Tangan
 
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi NebulizerProsedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer
 
KDK III Modul 2 Kb 3
KDK III Modul 2 Kb 3KDK III Modul 2 Kb 3
KDK III Modul 2 Kb 3
 
Praktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIAPraktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIA
 
KDK III Modul 5 Kb 2
KDK III Modul 5 Kb 2KDK III Modul 5 Kb 2
KDK III Modul 5 Kb 2
 
Prosedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-laki
Prosedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-lakiProsedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-laki
Prosedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-laki
 
Kb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifKb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresif
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresif
 
Kb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasiselKb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasisel
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
 
Praktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 PosyanduPraktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 Posyandu
 
Pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatal
Pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatalPedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatal
Pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatal
 

Plus de pjj_kemenkes

Plus de pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
 

Dernier

leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 

Dernier (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 

Praktikum Modul 4 Fisika dan Biologi

  • 1. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 FISIKA DAN BIOLOGI H. Washudi Praktikum Fisika SEMESTER 1 MODUL 4
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah dan karuniNyalah penyusun dapat menyelesaikan Modul ini. Buku ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyusun mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan baik materiil maupun imateriil dari berbagai pihak atas keberhasilan penyusunan modul ini. Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadimediayangdapatmeningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan asuhan keperawatan jiwa bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan. Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Cover i Daftar isi ii Pendahuluan 4 Kegiatan belajar 1: Praktikum bioelektrik melalui perekaman system Konduksi jantung, Elektro Kardio Grafi (EKG) 6 Kegiatan belajar 2: Praktikum biooptik, penggunaan mikroskopet 8 Kegiatan Belajar 3: Praktikum pewarnaan dengan giemsa 12 Kegiatan Belajar 4: Pemeriksaan bioakustik dengan menggunakan garputala 14 Daftar Gambar 17 Daftar Isi
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pendahuluan Fisika dan biologi merupakan ilmu yang mendasari proses-proses dalam tubuh sebagai tanda adanya kehidupan, dimulai dari tingkat selluler sampai dengan organism. Saudara-saudara peserta PJJ dengan melakukan praktikum mata kuliah fisika dan biologi saudara-saudara menjadi lebih yakin dan memahami dalam menjalankan tindakan keperawatan yang sesuai dengan kaidah keilmuan. Panduan praktikum fisika dan biologi ini akan mengajak kepada peserta pendidikan jarak jauh untuk dapat memahami mekanisme kerja peralatan dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan kaidah fungsi tubuh manusia. Sebenarnya tindakan keperawatan dan peralatan sudah sering kita gunakan/ terapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari, namun kali ini kita akan lebih mengkaji mekanisme kerja dari prosedur tersebut. Sehingga dengan lebih mengetahui bahkan memahami mekanisme kerja peralatan maupun mekanisme kerja tindakan kita yang diperoleh dari kegiatan praktikum laboratorium dapat memberikan asuhan keperawatan dengan lebih baik kepada klien kita. Secara garis besar panduan praktikum fisika dan biologi ini disusun berdasarkan kebutuhan praktikum saudara di tempat kerja dalam menerapkan ilmu keperawatan. Penyusunan panduan praktikum fisika dan biologi ini terdiri dari beberapa kegiatan belajar saudara sebagai berikut: 1. Kegiatan belajar 1 : Bioelektrik, praktikum pemeriksaan dengan elektro kardio grafi (EKG) 2. Kegiatan belajar 2 : Biooptic, praktikum penggunaan mikroskope 3. Kegiatanbelajar3:Biologisel,pengamatan sel darah dengan pewarnaan giemsa 4. Kegiatan belajar 4 : Bioakustik, aplikasi penggunaan garbu tala Setelah mempelajari panduan praktikum biokimia para peserta pembelajaran jarak jauh dapat; 1) Melakukan prinsip pemeriksaan Gambar : Kegiatan di Laboratorium dengan EKG, 2) Melakukan penggunaan mikroskope dengan benar, 3) Melakukan praktikum penggunaan garbu tala, 4) Melakukan praktikum pewarnaan giemsa. Kompetensi-kompetensi diatas sangat saudara perlukan dalam menerapkan asuhan keperawatan baik di klinik maupun di masyarakat. Wawasan dan keterampilan saudara terhadap mekanisme peralatan dan prosedur tindakan keperawatan berdasarkan ilmu fisika dan biologi akan mempermudah pekerjaan saudara dalam memberikan asuhan keperawatan dengan tepat terhadap klien baik di klinik maupun di masyarakat. Proses pembelajaran praktikum yang sedang saudara pelajari ini, dapat berjalan dengan mudah jika saudara mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Silahkan saudara mengurus ijin ke lahan tempat praktek saudara di Puskesmas atau Poltekkes yang telah ditunjuk untuk melakukan pembelajaran laboratorium mata kuliah ilmu fisika dan biologi keperawatan, dan sampaikan prosedur apa saja yang akan saudara lakukan dalam kegiatan praktikum tersebut. 2. Silakan saudara temui instruktur praktek yang sudah ditunjuk dan silakan buat kontrak waktu untuk
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat belajar, semoga berhasil praktikum dengan bimbingannya. 3. Setiap prosedur praktikum silakan ambil sampel dari klien sesuai indikasi dari pemeriksaan yang sedang saudara lakukan atau dengan sesama mahasiswa peserta PJJ. 4. Pahami dahulu modul satu sampai tiga. 5. Baca dengan cermat langkah- langkah prosedur yang akan saudara praktekkan, jika ada yang belum di mengerti tanyakan kepada instruktur sebelum saudara melakukan praktikum di laboratorium tempat saudara praktikum. 6. Persiapkan semua peralatan sesuai dengan prosedur yang tertulis (jangan sampai tidak ada) atau jika peralatan dapat diganti dengan yang lain mintakan ijin terlebih dahulu kepada instruktur saudara. 7. Ikuti dan lakukan langkah-langkah praktikum sesuai dengan petunjuk dalam pedoman praktikum. 8. Tugas mahasiswa: Saudara-saudara peserta PJJ yang berbahagia, untuk kegiatan praktikum tersebut saudara diberikan kewajiban untuk melaporkan kegiatan dengan sistematika sebagai berikut: a. Tuliskan identitas pasien dan diagnosis medis sesuai yang ditulis dokter b. Tuliskan waktu pemeriksaan (hari, tanggal, jam pemeriksaan) c. Tuliskan hasil pemeriksaan tanda- tanda vital klien d. Tuliskan kegiatan pemeriksaan yang saudara lakukan: 1) Persiapan pasien 2) Persiapan alat 3) Prosedur tindakan 4) Hasil dan intepretasinya e. Konsultasikan dengan instruktur saudara yang telah ditunjuk 9. Mintakan tanda tangan laporan kegiatan yang telah saudara lakukan kepada instruktur Silakan ulangi kegiatansaudaraminimaltigakaliatau sampai saudara mampu melakukan kegiatan praktikum secara mandiri. 10. Keberhasilan proses praktikum ilmu fisika dan biologi dalam pendidikan jarak jauh yang saudara jalani saat ini sangat tergantung pada kesungguhan saudara dalam belajar dan mengerjakan latihan, guna mempertahankan motivasi saudara silakan belajar berkelompok dengan teman sejawat. 11. Jika saudara mengalami kesulitan, silakan hubungi fasilitator yang mengajar atau hubungi tlp....... email:.......... Baiklah saudara peserta pembelajaran jarak jauh, selamat belajar semoga anda sukses menjalankan praktikum laboratorium sederhana pada mata kuliah ini untuk meningkatkan kemampuan saudara dalam melayani masyarakat di tempat saudara bekerja dengan baik.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Kegiatan Belajar 1 Praktikum bioelektrik melalui perekaman system konduksi jantung, Elektro Kardio Grafi (EKG) Merekam system konduksi / aliran arus listrik saat jantung bekerja, rekaman system konduksi jantung merupakan salah satu identifikasi fungsi jantung dalam memenuhi kebutuhan pompa darah pada seluruh sel tubuh. Mendapatkan hasil rekaman EKG yang tepat sebagai gambaran fungsi jantung 1. Merekam system konduksi pada otot jantung saat berkontraksi 2. Tubuh klien harus tidak kontak dengan logam atau barang-barang elektronik selain mesin EKG, karena dapat mengganggu hasil rekaman EKG. 3. Klien dalam posisi terbaring dan tanpa ada pembebaman pompa kardio 1. Persiapan pasien a. Atur posisi pasien tidur terlentang datar b. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas 2. Persiapan peralatan a. Siapkan mesin EKG lengkap dengan sadapannya b. Bengkok c. Kertas tissue d. Kapas alkohon dalam kom tertutup e. EKG jelly f. Semua peralatan taruh pada trolley 3. Prosedur tindakan a. Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda b. Oleskan EKG jelly pada permukaan elektroda c. Pasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai d. Pasang arde secara tepat D. Prosedur C. Prinsip pemeriksaan EKG B. Tujuan A. Pengertian dan prinsip EKG Gambar : Penggunaan EKG di Ruang Operasi
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 e. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara : 1) Warna merah pada pergelangan tangan kanan 2) Warna hijau pada kaki kiri 3) Warna hitam pada kaki kanan 4) Warna kuning pada pergelangan tangan kiri f. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead 1) V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan 2) V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri 3) V3 pada pertengahan V2 dan V1 4) V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri 5) V5 pada axila sebelah depan kiri 6) V6 pada axila sebelah belakang kiri g. Hidupkan monitor EKG h. Lakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik i. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula j. Bantu pasien merapihkan pakaian k. Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam berkas rekam medik pada formulir yang tersedia dan dilaporkan kedokter l. Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan perawat pada berkas rekam medik pasien m. Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG diberikan ke dokter yang bersangkutan. 1. Nama pasien : ………………………………………….. 2. Usia : ………………………………………….. 3. Dx medis : ………………………………………….. Hasil pemeriksaan (tempel di bawah) Keterangan Mahasiswa Mengetahui Instruktur praktikum ……………………………… ……………………………………………. Nim ………………………… ……………………………………………. E. Prosedur kerja:
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 Kegiatan Belajar 2 Praktikum biooptik, penggunaan mikroskopet Pengamatan benda-benda mikro dengan menggunakan dua lensa (biokuler) sehingga dapat diperbesar 10 kali s/d 1000 kali. Mengidentifikasi benda-benda mikro (sel tunggal atau jaringan) sehingga dapat memastikan keberadaan benda mikro dalam tubuh. 1. Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang tepat 2. Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang berbeda-beda 1. Mikroskope dengan penerangan cermin atau elektrik 2. Object glass 3. Air rendaman jerami (± 1 minggu) pada tempatnya 4. Pipet 5. Preparat jadi (minta ke intruktur yang ada di Puskesmas; pewarnaan darah utuk parasitemia malaria, atau pewartaan BTA), untuk pembesaran 1000 X 6. Minyak emercy Sebelum melakukan praktikum dengan menggunakan mikroskop cahaya maka perhatikan langkah-langkah berikut: D. Persiapan alat dan bahan: C. Prinsip penggunaan mikroskope B. Tujuan A. Pengertian mikroskope D. Prosedur Kerja 1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai !
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah (paling kecil) berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver 3. Mengatur cermin (nyalakan lampu, jika yang menggunakan lampu) dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang). 4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda. Mulai dengan satu tetes air rendaman jerami pada object glass, lanjutkan pengamatan. 5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus! 6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X, 40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik. Jika pengamatan dengan pembesaran 600 X atau 1000 X gunakan minyak emercy untuk pengamatannya.
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 F. Laporan Kegiatan 7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dengan menggunakan kertas tissue kering dan simpan pada tempat yang tidak lembab. 1. Hasil pengamatan air rendaman jerami: a. Pembesaran 10 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. b. Pembesaran 10 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. 2. Hasil pengamatan preparat malaria atau BTA: a. Pembesaran 100 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….……………………………..
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 b. Pembesaran 1000 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. Mahasiswa Mengetahui Instruktur praktikum ……………………………… ……………………………………………. Nim ………………………… …………………………………………….
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Kegiatan Belajar 3 Praktikum pewarnaan dengan giemsa Pengecatan/pewarnaansel/jaringandengangiemsadapatdigunakanuntukmengidentifikasi morfologi sel secara umum. Identifikasi morfologi sel manusia atau binatang secara umum 1. Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang tepat 2. Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang berbeda-beda 1. Persiapan alat: a. Jarum lancet b. Kaca preparat / objective glass 2 buah c. Pipet 3 buah d. Gelas pencampur e. Kasa alcohol dalam tempatnya f. Kertas tissue g. Air mengalir (kran) h. Minyak emercy 2. Bahan: a. Cairan giemsa dan buffer giemsa b. Methanol c. Darah tepi 3. Prosedur pemeriksaan: a. Siapkan kaca preparat pada tempatnya b. Bersihkan permukaan jari keempat dengan kapas alcohol dan biarkan sesaat sampai kering c. Tusuk permukaan jari keempat dengan lancet (kedalaman sudah sesuai kebutuhan) d. Teteskan darah pada kaca preparat e. Buat hapusan tipis dengan ujung kaca preparat yang lain (sekali hapusan) f. Teteskan methanol pada permukaan hapusan dan biarkan mongering D. Prosedur kerja: C. Prinsip penggunaan mikroskope B. Tujuan A. Pengertian pewarnaan dengan giemsa Gambar : Praktikum pewarnaan dengan Giemsa
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 g. Setelah mengering teteskan larutan pewarnaan giemsa (sudah di campurkan dulu pada gelas pencampur dengan perbandingan giemsa : buffer giemsa adalah 1 : 8) h. Setelah diwarna dengan giemsa biarkan 10 menit i. Bersihkan giemsa pada kaca preparat dengan mengalirkan air pada permukaannya secara perlahan j. Biarkan kering k. Amati hasil pewarnaan dengan pembesaran 1000 kali dengan meneteskan oil emercy pada permukaan preparat yang diwarnai l. Buatlah catatan hasil pengamatan (lihat sel limfosit dan eritrosit) dan rapikan peralatan. 1. Pembesaran 100 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. 2. Pembesaran 1000 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. Mahasiswa Mengetahui Instruktur praktikum ……………………………… ……………………………………………. Nim ………………………… ……………………………………………. E. Hasil pengamatan preparat pe- warnaan giemsa darah tepi:
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 Kegiatan Belajar 4 Pemeriksaan bioakustik dengan menggunakan garputala Suatu alat yang dapat menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemempuan pendengaran seseorang. 1. Mengetahui cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara 2. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi lemah kerasnya suara yang terdengar 3. Memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara 4. Mengetahui beberapa cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan garpu tala 5. Memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan garpu tala 1. Landasan Teori Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang seling mengenai memberan timpani.Plotgerakan-gerakaninisebagaiperubahan tekanan di memberan timpani persatuan waktu adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam itu dalam lingukangan secara umum disebut gelombang suara (Ganong, 2005). Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan dengan prekuensi (jumlah gelombang persatuan waktu). Semakin besar suara semakin besar amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin tinggi nada. Namun nada juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang belum sepenuhnya dipahami selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang pendengaran lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain (Ganong, 2005). Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakangerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf (Ganong, 2005). 2. Pemeriksaan Pendengaran a. Test Rinne: Tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien. C. Pendahuluan B. Tujuan A. Pengertian garputala Gambar : Telinga Manusia
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 Prinsip test rine Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal. Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus. Prosedur kerja Metode 1: 1. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). 2. Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. 3. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya Metode 2: 1. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus pada planum mastoid pasien 2. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. 3. Tanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). 4. Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang. b. Test Weber Tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Prinsip test weber Pada keadaan patologis pada meatus acusticus eksterna (MAE) atau cavum timpani misalnya otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam cavum timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah kanan. Prosedur kerja 1) Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horizontal. 2) Tanyakan ke pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. 3) Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi. 4) Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 c. Test Schwabach Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan probandus. Prosedur kerja 1) Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala probandus. 2) Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi. 3) Pada saat garputala tidak mendengar suara garpu tala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding). 4) Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara. Hasil Pemeriksaan Telinga Kanan Telinga Kiri Keterangan Rine test ……………………………………………..……………… ……………………………..……………………………… ……………..…………………………………………….… ………………………….………………………………… ………….…………………………………………….….... Webwer test ……………………………..……………………………… ……………..…………………………………………….… ………………………………………….………………… ………………………….………………………………… ………….…………………………………………….……. Swabach test ……………………………..……………………………… ……………..…………………………………………….… ………………………………………….………………… ………………………….………………………………… ………….…………………………………………….….... Mahasiswa Mengetahui Instruktur praktikum ……………………………… ……………………………………………. Nim ………………………… ……………………………………………. D. Hasil Praktikum
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 D. Daftar Gambar Daftar Gambar Sumber Gambar Gambar : Kegiatan di Laboratorium http://www.sentryair.com Gambar : Penggunaan EKG di Ruang Operasi http://thesun.co.uk Gambar : Praktikum pewarnaan dengan Giemsa http://stikesglobal.ac.id Gambar : Telinga Manusia http://unordinary-world.blogspot.com
  • 18. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015
  • 19. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 FISIKA DAN BIOLOGI H. Washudi Praktikum Fisika KEGIATAN BELAJAR 1 KONDUKSI JANTUNG, ELEKTRO KARDIO GRAFI (EKG) PRAKTIKUM BIOELEKTRIK MELALUI PEREKAMAN SYSTEM SEMESTER 1 MODUL 4
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Kegiatan Belajar 1 Praktikum bioelektrik melalui perekaman system konduksi jantung, Elektro Kardio Grafi (EKG) Merekam system konduksi / aliran arus listrik saat jantung bekerja, rekaman system konduksi jantung merupakan salah satu identifikasi fungsi jantung dalam memenuhi kebutuhan pompa darah pada seluruh sel tubuh. Mendapatkan hasil rekaman EKG yang tepat sebagai gambaran fungsi jantung 1. Merekam system konduksi pada otot jantung saat berkontraksi 2. Tubuh klien harus tidak kontak dengan logam atau barang-barang elektronik selain mesin EKG, karena dapat mengganggu hasil rekaman EKG. 3. Klien dalam posisi terbaring dan tanpa ada pembebaman pompa kardio 1. Persiapan pasien a. Atur posisi pasien tidur terlentang datar b. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas 2. Persiapan peralatan a. Siapkan mesin EKG lengkap dengan sadapannya b. Bengkok c. Kertas tissue d. Kapas alkohon dalam kom tertutup e. EKG jelly f. Semua peralatan taruh pada trolley 3. Prosedur tindakan a. Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda b. Oleskan EKG jelly pada permukaan elektroda c. Pasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai d. Pasang arde secara tepat D. Prosedur C. Prinsip pemeriksaan EKG B. Tujuan A. Pengertian dan prinsip EKG Gambar : Penggunaan EKG di Ruang Operasi
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 e. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara : 1) Warna merah pada pergelangan tangan kanan 2) Warna hijau pada kaki kiri 3) Warna hitam pada kaki kanan 4) Warna kuning pada pergelangan tangan kiri f. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead 1) V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan 2) V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri 3) V3 pada pertengahan V2 dan V1 4) V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri 5) V5 pada axila sebelah depan kiri 6) V6 pada axila sebelah belakang kiri g. Hidupkan monitor EKG h. Lakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik i. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula j. Bantu pasien merapihkan pakaian k. Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam berkas rekam medik pada formulir yang tersedia dan dilaporkan kedokter l. Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan perawat pada berkas rekam medik pasien m. Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG diberikan ke dokter yang bersangkutan. 1. Nama pasien : ………………………………………….. 2. Usia : ………………………………………….. 3. Dx medis : ………………………………………….. Hasil pemeriksaan (tempel di bawah) Keterangan Mahasiswa Mengetahui Instruktur praktikum ……………………………… ……………………………………………. Nim ………………………… ……………………………………………. E. Prosedur kerja:
  • 22. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015
  • 23. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 FISIKA DAN BIOLOGI H. Washudi Praktikum Fisika KEGIATAN BELAJAR 2 PENGGUNAAN MIKROSKOPET PRAKTIKUM BIOOPTIK SEMESTER 1 MODUL 4
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Kegiatan Belajar 2 Praktikum biooptik, penggunaan mikroskopet Pengamatan benda-benda mikro dengan menggunakan dua lensa (biokuler) sehingga dapat diperbesar 10 kali s/d 1000 kali. Mengidentifikasi benda-benda mikro (sel tunggal atau jaringan) sehingga dapat memastikan keberadaan benda mikro dalam tubuh. 1. Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang tepat 2. Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang berbeda-beda 1. Mikroskope dengan penerangan cermin atau elektrik 2. Object glass 3. Air rendaman jerami (± 1 minggu) pada tempatnya 4. Pipet 5. Preparat jadi (minta ke intruktur yang ada di Puskesmas; pewarnaan darah utuk parasitemia malaria, atau pewartaan BTA), untuk pembesaran 1000 X 6. Minyak emercy Sebelum melakukan praktikum dengan menggunakan mikroskop cahaya maka perhatikan langkah-langkah berikut: D. Persiapan alat dan bahan: C. Prinsip penggunaan mikroskope B. Tujuan A. Pengertian mikroskope D. Prosedur Kerja 1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai !
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah (paling kecil) berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver 3. Mengatur cermin (nyalakan lampu, jika yang menggunakan lampu) dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang). 4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda. Mulai dengan satu tetes air rendaman jerami pada object glass, lanjutkan pengamatan. 5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus! 6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X, 40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik. Jika pengamatan dengan pembesaran 600 X atau 1000 X gunakan minyak emercy untuk pengamatannya.
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan F. Laporan Kegiatan 7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dengan menggunakan kertas tissue kering dan simpan pada tempat yang tidak lembab. 1. Hasil pengamatan air rendaman jerami: a. Pembesaran 10 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. b. Pembesaran 10 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. 2. Hasil pengamatan preparat malaria atau BTA: a. Pembesaran 100 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….……………………………..
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 b. Pembesaran 1000 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. Mahasiswa Mengetahui Instruktur praktikum ……………………………… ……………………………………………. Nim ………………………… …………………………………………….
  • 28. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015
  • 29. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 FISIKA DAN BIOLOGI H. Washudi Praktikum Fisika KEGIATAN BELAJAR 3 DENGAN GIEMSA PRAKTIKUM PEWARNAAN SEMESTER 1 MODUL 4
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Kegiatan Belajar 3 Praktikum pewarnaan dengan giemsa Pengecatan/pewarnaansel/jaringandengangiemsadapatdigunakanuntukmengidentifikasi morfologi sel secara umum. Identifikasi morfologi sel manusia atau binatang secara umum 1. Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang tepat 2. Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang berbeda-beda 1. Persiapan alat: a. Jarum lancet b. Kaca preparat / objective glass 2 buah c. Pipet 3 buah d. Gelas pencampur e. Kasa alcohol dalam tempatnya f. Kertas tissue g. Air mengalir (kran) h. Minyak emercy 2. Bahan: a. Cairan giemsa dan buffer giemsa b. Methanol c. Darah tepi 3. Prosedur pemeriksaan: a. Siapkan kaca preparat pada tempatnya b. Bersihkan permukaan jari keempat dengan kapas alcohol dan biarkan sesaat sampai kering c. Tusuk permukaan jari keempat dengan lancet (kedalaman sudah sesuai kebutuhan) d. Teteskan darah pada kaca preparat e. Buat hapusan tipis dengan ujung kaca preparat yang lain (sekali hapusan) f. Teteskan methanol pada permukaan hapusan dan biarkan mongering D. Prosedur kerja: C. Prinsip penggunaan mikroskope B. Tujuan A. Pengertian pewarnaan dengan giemsa Gambar : Praktikum pewarnaan dengan Giemsa
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 g. Setelah mengering teteskan larutan pewarnaan giemsa (sudah di campurkan dulu pada gelas pencampur dengan perbandingan giemsa : buffer giemsa adalah 1 : 8) h. Setelah diwarna dengan giemsa biarkan 10 menit i. Bersihkan giemsa pada kaca preparat dengan mengalirkan air pada permukaannya secara perlahan j. Biarkan kering k. Amati hasil pewarnaan dengan pembesaran 1000 kali dengan meneteskan oil emercy pada permukaan preparat yang diwarnai l. Buatlah catatan hasil pengamatan (lihat sel limfosit dan eritrosit) dan rapikan peralatan. 1. Pembesaran 100 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. 2. Pembesaran 1000 X Gambar Keterangan ……………………………………………..……………………… ……………………..…………………………………………….. …………………………………………….……………………… …………………….…………………………………………….… ………………………………………….………………………… ………………….…………………………………………….…… ……………………………………….…………………………….. Mahasiswa Mengetahui Instruktur praktikum ……………………………… ……………………………………………. Nim ………………………… ……………………………………………. E. Hasil pengamatan preparat pe- warnaan giemsa darah tepi:
  • 32. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015
  • 33. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 FISIKA DAN BIOLOGI H. Washudi Praktikum Fisika KEGIATAN BELAJAR 4 DENGAN MENGGUNAKAN GARPUTALA PEMERIKSAAN BIOAKUSTIK SEMESTER 1 MODUL 4
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Kegiatan Belajar 4 Pemeriksaan bioakustik dengan menggunakan garputala Suatu alat yang dapat menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemempuan pendengaran seseorang. 1. Mengetahui cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara 2. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi lemah kerasnya suara yang terdengar 3. Memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara 4. Mengetahui beberapa cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan garpu tala 5. Memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan garpu tala 1. Landasan Teori Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang seling mengenai memberan timpani.Plotgerakan-gerakaninisebagaiperubahan tekanan di memberan timpani persatuan waktu adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam itu dalam lingukangan secara umum disebut gelombang suara (Ganong, 2005). Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan dengan prekuensi (jumlah gelombang persatuan waktu). Semakin besar suara semakin besar amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin tinggi nada. Namun nada juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang belum sepenuhnya dipahami selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang pendengaran lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain (Ganong, 2005). Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakangerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf (Ganong, 2005). 2. Pemeriksaan Pendengaran a. Test Rinne: Tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien. C. Pendahuluan B. Tujuan A. Pengertian garputala Gambar : Telinga Manusia
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Prinsip test rine Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal. Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus. Prosedur kerja Metode 1: 1. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). 2. Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. 3. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya Metode 2: 1. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus pada planum mastoid pasien 2. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. 3. Tanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). 4. Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang. b. Test Weber Tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Prinsip test weber Pada keadaan patologis pada meatus acusticus eksterna (MAE) atau cavum timpani misalnya otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam cavum timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah kanan. Prosedur kerja 1) Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horizontal. 2) Tanyakan ke pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. 3) Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi. 4) Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala.
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan c. Test Schwabach Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan probandus. Prosedur kerja 1) Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala probandus. 2) Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi. 3) Pada saat garputala tidak mendengar suara garpu tala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding). 4) Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara. Hasil Pemeriksaan Telinga Kanan Telinga Kiri Keterangan Rine test ……………………………………………..……………… ……………………………..……………………………… ……………..…………………………………………….… ………………………….………………………………… ………….…………………………………………….….... Webwer test ……………………………..……………………………… ……………..…………………………………………….… ………………………………………….………………… ………………………….………………………………… ………….…………………………………………….……. Swabach test ……………………………..……………………………… ……………..…………………………………………….… ………………………………………….………………… ………………………….………………………………… ………….…………………………………………….….... Mahasiswa Mengetahui Instruktur praktikum ……………………………… ……………………………………………. Nim ………………………… ……………………………………………. D. Hasil Praktikum
  • 37. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015