Modul ini membahas empat kegiatan praktikum fisika dan biologi yang meliputi: (1) pemeriksaan elektrokardiografi (EKG), (2) penggunaan mikroskop, (3) pewarnaan sel darah dengan Giemsa, dan (4) pemeriksaan dengan stetoskop.
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
Praktikum Modul 4 Fisika dan Biologi
1. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
SEMESTER 1
MODUL 4
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul ini.
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
3. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cover i
Daftar isi ii
Pendahuluan 4
Kegiatan belajar 1: Praktikum bioelektrik melalui perekaman system
Konduksi jantung, Elektro Kardio Grafi (EKG) 6
Kegiatan belajar 2: Praktikum biooptik, penggunaan mikroskopet 8
Kegiatan Belajar 3: Praktikum pewarnaan dengan giemsa 12
Kegiatan Belajar 4: Pemeriksaan bioakustik
dengan menggunakan garputala 14
Daftar Gambar 17
Daftar Isi
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendahuluan
Fisika dan biologi merupakan ilmu
yang mendasari proses-proses dalam tubuh
sebagai tanda adanya kehidupan, dimulai
dari tingkat selluler sampai dengan organism.
Saudara-saudara peserta PJJ dengan
melakukan praktikum mata kuliah fisika dan
biologi saudara-saudara menjadi lebih yakin
dan memahami dalam menjalankan tindakan
keperawatan yang sesuai dengan kaidah
keilmuan.
Panduan praktikum fisika dan biologi ini
akan mengajak kepada peserta pendidikan
jarak jauh untuk dapat memahami mekanisme
kerja peralatan dan tindakan keperawatan
yang sesuai dengan kaidah fungsi tubuh
manusia. Sebenarnya tindakan keperawatan
dan peralatan sudah sering kita gunakan/
terapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan sehari-hari, namun kali ini kita
akan lebih mengkaji mekanisme kerja dari
prosedur tersebut. Sehingga dengan lebih
mengetahui bahkan memahami mekanisme
kerja peralatan maupun mekanisme kerja
tindakan kita yang diperoleh dari kegiatan
praktikum laboratorium dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan lebih baik
kepada klien kita.
Secara garis besar panduan praktikum
fisika dan biologi ini disusun berdasarkan
kebutuhan praktikum saudara di tempat
kerja dalam menerapkan ilmu keperawatan.
Penyusunan panduan praktikum fisika dan
biologi ini terdiri dari beberapa kegiatan
belajar saudara sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar 1 : Bioelektrik, praktikum
pemeriksaan dengan elektro kardio grafi
(EKG)
2. Kegiatan belajar 2 : Biooptic, praktikum
penggunaan mikroskope
3. Kegiatanbelajar3:Biologisel,pengamatan
sel darah dengan pewarnaan giemsa
4. Kegiatan belajar 4 : Bioakustik, aplikasi
penggunaan garbu tala
Setelah mempelajari panduan praktikum
biokimia para peserta pembelajaran jarak
jauh dapat; 1) Melakukan prinsip pemeriksaan
Gambar : Kegiatan di Laboratorium
dengan EKG, 2) Melakukan penggunaan
mikroskope dengan benar, 3) Melakukan
praktikum penggunaan garbu tala,
4) Melakukan praktikum pewarnaan
giemsa. Kompetensi-kompetensi
diatas sangat saudara perlukan dalam
menerapkan asuhan keperawatan baik di
klinik maupun di masyarakat. Wawasan
dan keterampilan saudara terhadap
mekanisme peralatan dan prosedur
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu
fisika dan biologi akan mempermudah
pekerjaan saudara dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan tepat
terhadap klien baik di klinik maupun di
masyarakat.
Proses pembelajaran praktikum yang
sedang saudara pelajari ini, dapat berjalan
dengan mudah jika saudara mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Silahkan saudara mengurus ijin ke
lahan tempat praktek saudara di
Puskesmas atau Poltekkes yang
telah ditunjuk untuk melakukan
pembelajaran laboratorium mata
kuliah ilmu fisika dan biologi
keperawatan, dan sampaikan
prosedur apa saja yang akan saudara
lakukan dalam kegiatan praktikum
tersebut.
2. Silakan saudara temui instruktur
praktek yang sudah ditunjuk dan
silakan buat kontrak waktu untuk
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
praktikum dengan bimbingannya.
3. Setiap prosedur praktikum silakan
ambil sampel dari klien sesuai indikasi
dari pemeriksaan yang sedang
saudara lakukan atau dengan sesama
mahasiswa peserta PJJ.
4. Pahami dahulu modul satu sampai
tiga.
5. Baca dengan cermat langkah-
langkah prosedur yang akan saudara
praktekkan, jika ada yang belum di
mengerti tanyakan kepada instruktur
sebelum saudara melakukan
praktikum di laboratorium tempat
saudara praktikum.
6. Persiapkan semua peralatan sesuai
dengan prosedur yang tertulis (jangan
sampai tidak ada) atau jika peralatan
dapat diganti dengan yang lain
mintakan ijin terlebih dahulu kepada
instruktur saudara.
7. Ikuti dan lakukan langkah-langkah
praktikum sesuai dengan petunjuk
dalam pedoman praktikum.
8. Tugas mahasiswa:
Saudara-saudara peserta PJJ yang
berbahagia, untuk kegiatan praktikum
tersebut saudara diberikan kewajiban
untuk melaporkan kegiatan dengan
sistematika sebagai berikut:
a. Tuliskan identitas pasien dan
diagnosis medis sesuai yang ditulis
dokter
b. Tuliskan waktu pemeriksaan
(hari, tanggal, jam pemeriksaan)
c. Tuliskan hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital klien
d. Tuliskan kegiatan pemeriksaan
yang saudara lakukan:
1) Persiapan pasien
2) Persiapan alat
3) Prosedur tindakan
4) Hasil dan intepretasinya
e. Konsultasikan dengan instruktur
saudara yang telah ditunjuk
9. Mintakan tanda tangan laporan
kegiatan yang telah saudara lakukan
kepada instruktur Silakan ulangi
kegiatansaudaraminimaltigakaliatau
sampai saudara mampu melakukan
kegiatan praktikum secara mandiri.
10. Keberhasilan proses praktikum ilmu
fisika dan biologi dalam pendidikan
jarak jauh yang saudara jalani
saat ini sangat tergantung pada
kesungguhan saudara dalam belajar
dan mengerjakan latihan, guna
mempertahankan motivasi saudara
silakan belajar berkelompok dengan
teman sejawat.
11. Jika saudara mengalami kesulitan,
silakan hubungi fasilitator yang
mengajar atau hubungi tlp.......
email:..........
Baiklah saudara peserta pembelajaran
jarak jauh, selamat belajar semoga
anda sukses menjalankan praktikum
laboratorium sederhana pada mata kuliah
ini untuk meningkatkan kemampuan
saudara dalam melayani masyarakat di
tempat saudara bekerja dengan baik.
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Kegiatan
Belajar 1
Praktikum bioelektrik melalui perekaman
system konduksi jantung, Elektro Kardio Grafi
(EKG)
Merekam system konduksi / aliran arus listrik saat jantung
bekerja, rekaman system konduksi jantung merupakan salah satu
identifikasi fungsi jantung dalam memenuhi kebutuhan pompa
darah pada seluruh sel tubuh.
Mendapatkan hasil rekaman EKG yang tepat sebagai
gambaran fungsi jantung
1. Merekam system konduksi pada otot jantung saat berkontraksi
2. Tubuh klien harus tidak kontak dengan logam atau barang-barang elektronik selain
mesin EKG, karena dapat mengganggu hasil rekaman EKG.
3. Klien dalam posisi terbaring dan tanpa ada pembebaman pompa kardio
1. Persiapan pasien
a. Atur posisi pasien tidur terlentang datar
b. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai
jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
2. Persiapan peralatan
a. Siapkan mesin EKG lengkap dengan sadapannya
b. Bengkok
c. Kertas tissue
d. Kapas alkohon dalam kom tertutup
e. EKG jelly
f. Semua peralatan taruh pada trolley
3. Prosedur tindakan
a. Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua
pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda
b. Oleskan EKG jelly pada permukaan elektroda
c. Pasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
d. Pasang arde secara tepat
D. Prosedur
C. Prinsip pemeriksaan EKG
B. Tujuan
A. Pengertian dan prinsip EKG
Gambar : Penggunaan EKG di Ruang Operasi
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
e. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua
tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR,
AVL, AVF) dengan cara :
1) Warna merah pada pergelangan tangan kanan
2) Warna hijau pada kaki kiri
3) Warna hitam pada kaki kanan
4) Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
f. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
1) V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan
2) V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri
3) V3 pada pertengahan V2 dan V1
4) V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri
5) V5 pada axila sebelah depan kiri
6) V6 pada axila sebelah belakang kiri
g. Hidupkan monitor EKG
h. Lakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik
i. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat ditubuh
pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula
j. Bantu pasien merapihkan pakaian
k. Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam berkas rekam medik
pada formulir yang tersedia dan dilaporkan kedokter
l. Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan perawat pada berkas
rekam medik pasien
m. Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG diberikan ke dokter yang bersangkutan.
1. Nama pasien : …………………………………………..
2. Usia : …………………………………………..
3. Dx medis : …………………………………………..
Hasil pemeriksaan (tempel di bawah) Keterangan
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur praktikum
……………………………… …………………………………………….
Nim ………………………… …………………………………………….
E. Prosedur kerja:
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Kegiatan
Belajar 2
Praktikum biooptik, penggunaan mikroskopet
Pengamatan benda-benda mikro dengan menggunakan dua lensa (biokuler) sehingga
dapat diperbesar 10 kali s/d 1000 kali.
Mengidentifikasi benda-benda mikro (sel tunggal atau jaringan) sehingga dapat
memastikan keberadaan benda mikro dalam tubuh.
1. Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang
tepat
2. Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek
pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang
berbeda-beda
1. Mikroskope dengan penerangan cermin atau elektrik
2. Object glass
3. Air rendaman jerami (± 1 minggu) pada tempatnya
4. Pipet
5. Preparat jadi (minta ke intruktur yang ada di Puskesmas; pewarnaan darah utuk
parasitemia malaria, atau pewartaan BTA), untuk pembesaran 1000 X
6. Minyak emercy
Sebelum melakukan praktikum dengan menggunakan mikroskop cahaya maka
perhatikan langkah-langkah berikut:
D. Persiapan alat dan bahan:
C. Prinsip penggunaan mikroskope
B. Tujuan
A. Pengertian mikroskope
D. Prosedur Kerja
1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara
memegang lengan mikroskop sedemikian rupa
sehingga mikroskop berada persis di hadapan
pemakai !
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran
lemah (paling kecil) berada pada posisi satu poros dengan
lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver
3. Mengatur cermin (nyalakan lampu, jika yang menggunakan
lampu) dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya
masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk
bulat (lapang pandang).
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang
preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda. Mulai
dengan satu tetes air rendaman jerami pada object glass,
lanjutkan pengamatan.
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan
cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa
okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus!
6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk
memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari
10 X, 40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga
bunyi klik. Jika pengamatan dengan pembesaran 600 X atau
1000 X gunakan minyak emercy untuk pengamatannya.
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
F. Laporan Kegiatan
7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop
dengan menggunakan kertas tissue kering dan simpan
pada tempat yang tidak lembab.
1. Hasil pengamatan air rendaman jerami:
a. Pembesaran 10 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
b. Pembesaran 10 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
2. Hasil pengamatan preparat malaria atau BTA:
a. Pembesaran 100 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
b. Pembesaran 1000 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur praktikum
……………………………… …………………………………………….
Nim ………………………… …………………………………………….
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Kegiatan
Belajar 3
Praktikum pewarnaan dengan giemsa
Pengecatan/pewarnaansel/jaringandengangiemsadapatdigunakanuntukmengidentifikasi
morfologi sel secara umum.
Identifikasi morfologi sel manusia atau binatang secara umum
1. Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang
tepat
2. Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek
pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang
berbeda-beda
1. Persiapan alat:
a. Jarum lancet
b. Kaca preparat / objective glass 2 buah
c. Pipet 3 buah
d. Gelas pencampur
e. Kasa alcohol dalam tempatnya
f. Kertas tissue
g. Air mengalir (kran)
h. Minyak emercy
2. Bahan:
a. Cairan giemsa dan buffer giemsa
b. Methanol
c. Darah tepi
3. Prosedur pemeriksaan:
a. Siapkan kaca preparat pada tempatnya
b. Bersihkan permukaan jari keempat dengan kapas alcohol dan biarkan sesaat sampai
kering
c. Tusuk permukaan jari keempat dengan lancet (kedalaman sudah sesuai kebutuhan)
d. Teteskan darah pada kaca preparat
e. Buat hapusan tipis dengan ujung kaca preparat yang lain (sekali hapusan)
f. Teteskan methanol pada permukaan hapusan dan biarkan mongering
D. Prosedur kerja:
C. Prinsip penggunaan mikroskope
B. Tujuan
A. Pengertian pewarnaan dengan giemsa
Gambar : Praktikum pewarnaan dengan Giemsa
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
g. Setelah mengering teteskan larutan pewarnaan giemsa (sudah di campurkan dulu pada
gelas pencampur dengan perbandingan giemsa : buffer giemsa adalah 1 : 8)
h. Setelah diwarna dengan giemsa biarkan 10 menit
i. Bersihkan giemsa pada kaca preparat dengan mengalirkan air pada permukaannya
secara perlahan
j. Biarkan kering
k. Amati hasil pewarnaan dengan pembesaran 1000 kali dengan meneteskan oil emercy
pada permukaan preparat yang diwarnai
l. Buatlah catatan hasil pengamatan (lihat sel limfosit dan eritrosit) dan rapikan peralatan.
1. Pembesaran 100 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
2. Pembesaran 1000 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur praktikum
……………………………… …………………………………………….
Nim ………………………… …………………………………………….
E. Hasil pengamatan preparat pe-
warnaan giemsa darah tepi:
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Kegiatan
Belajar 4
Pemeriksaan bioakustik dengan menggunakan
garputala
Suatu alat yang dapat menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kemempuan pendengaran seseorang.
1. Mengetahui cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara
2. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi lemah kerasnya suara yang terdengar
3. Memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara
4. Mengetahui beberapa cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan
garpu tala
5. Memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan garpu tala
1. Landasan Teori
Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran
longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu
masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang
terjadi berselang seling mengenai memberan
timpani.Plotgerakan-gerakaninisebagaiperubahan
tekanan di memberan timpani persatuan waktu
adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam
itu dalam lingukangan secara umum disebut
gelombang suara (Ganong, 2005).
Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan
amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan
dengan prekuensi (jumlah gelombang persatuan
waktu). Semakin besar suara semakin besar
amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin
tinggi nada. Namun nada juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang belum sepenuhnya
dipahami selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang
pendengaran lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain (Ganong, 2005).
Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan
eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga
dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakangerakan lempeng kaki stapes. Gerakan
ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti
menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf (Ganong, 2005).
2. Pemeriksaan Pendengaran
a. Test Rinne:
Tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran udara
pada satu telinga pasien.
C. Pendahuluan
B. Tujuan
A. Pengertian garputala
Gambar : Telinga Manusia
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Prinsip test rine
Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun
pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai
garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa
karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal. Kesalahan dari pasien misalnya pasien
lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita
menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala
sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.
Prosedur kerja
Metode 1:
1. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus pada
planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus).
2. Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan
meatus akustikus eksternus pasien.
3. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika
pasien tidak dapat mendengarnya
Metode 2:
1. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus
pada planum mastoid pasien
2. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus.
3. Tanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus
lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid).
4. Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras.
Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus
lebih lemah atau lebih keras dibelakang.
b. Test Weber
Tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien.
Prinsip test weber
Pada keadaan patologis pada meatus acusticus eksterna (MAE) atau cavum timpani
misalnya otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam
cavum timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah
kanan.
Prosedur kerja
1) Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita
letakkan tegak lurus pada garis horizontal.
2) Tanyakan ke pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika
telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi
ke sisi telinga tersebut.
3) Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka
berarti tidak ada lateralisasi.
4) Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan
terdengar diseluruh bagian kepala.
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
c. Test Schwabach
Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal)
dengan probandus.
Prosedur kerja
1) Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala
probandus.
2) Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya
tidak mendengar suara garputala lagi.
3) Pada saat garputala tidak mendengar suara garpu tala, maka penguji akan segera
memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman
pendengarannya (pembanding).
4) Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak
mendengar suara.
Hasil Pemeriksaan
Telinga Kanan Telinga Kiri Keterangan
Rine test ……………………………………………..………………
……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…....
Webwer test ……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………………………….…………………
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…….
Swabach test ……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………………………….…………………
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…....
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur praktikum
……………………………… …………………………………………….
Nim ………………………… …………………………………………….
D. Hasil Praktikum
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
D. Daftar Gambar
Daftar Gambar Sumber Gambar
Gambar : Kegiatan di Laboratorium http://www.sentryair.com
Gambar : Penggunaan EKG di Ruang Operasi http://thesun.co.uk
Gambar : Praktikum pewarnaan dengan Giemsa http://stikesglobal.ac.id
Gambar : Telinga Manusia http://unordinary-world.blogspot.com
18. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015
19. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
KEGIATAN BELAJAR 1
KONDUKSI JANTUNG, ELEKTRO KARDIO GRAFI (EKG)
PRAKTIKUM BIOELEKTRIK MELALUI PEREKAMAN SYSTEM
SEMESTER 1
MODUL 4
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kegiatan
Belajar 1
Praktikum bioelektrik melalui perekaman
system konduksi jantung, Elektro Kardio Grafi
(EKG)
Merekam system konduksi / aliran arus listrik saat jantung
bekerja, rekaman system konduksi jantung merupakan salah satu
identifikasi fungsi jantung dalam memenuhi kebutuhan pompa
darah pada seluruh sel tubuh.
Mendapatkan hasil rekaman EKG yang tepat sebagai
gambaran fungsi jantung
1. Merekam system konduksi pada otot jantung saat berkontraksi
2. Tubuh klien harus tidak kontak dengan logam atau barang-barang elektronik selain
mesin EKG, karena dapat mengganggu hasil rekaman EKG.
3. Klien dalam posisi terbaring dan tanpa ada pembebaman pompa kardio
1. Persiapan pasien
a. Atur posisi pasien tidur terlentang datar
b. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai
jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
2. Persiapan peralatan
a. Siapkan mesin EKG lengkap dengan sadapannya
b. Bengkok
c. Kertas tissue
d. Kapas alkohon dalam kom tertutup
e. EKG jelly
f. Semua peralatan taruh pada trolley
3. Prosedur tindakan
a. Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua
pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda
b. Oleskan EKG jelly pada permukaan elektroda
c. Pasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
d. Pasang arde secara tepat
D. Prosedur
C. Prinsip pemeriksaan EKG
B. Tujuan
A. Pengertian dan prinsip EKG
Gambar : Penggunaan EKG di Ruang Operasi
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
e. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua
tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR,
AVL, AVF) dengan cara :
1) Warna merah pada pergelangan tangan kanan
2) Warna hijau pada kaki kiri
3) Warna hitam pada kaki kanan
4) Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
f. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
1) V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan
2) V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri
3) V3 pada pertengahan V2 dan V1
4) V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri
5) V5 pada axila sebelah depan kiri
6) V6 pada axila sebelah belakang kiri
g. Hidupkan monitor EKG
h. Lakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik
i. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat ditubuh
pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula
j. Bantu pasien merapihkan pakaian
k. Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam berkas rekam medik
pada formulir yang tersedia dan dilaporkan kedokter
l. Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan perawat pada berkas
rekam medik pasien
m. Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG diberikan ke dokter yang bersangkutan.
1. Nama pasien : …………………………………………..
2. Usia : …………………………………………..
3. Dx medis : …………………………………………..
Hasil pemeriksaan (tempel di bawah) Keterangan
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur praktikum
……………………………… …………………………………………….
Nim ………………………… …………………………………………….
E. Prosedur kerja:
22. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015
23. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGGUNAAN MIKROSKOPET
PRAKTIKUM BIOOPTIK
SEMESTER 1
MODUL 4
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kegiatan
Belajar 2
Praktikum biooptik, penggunaan mikroskopet
Pengamatan benda-benda mikro dengan menggunakan dua lensa (biokuler) sehingga
dapat diperbesar 10 kali s/d 1000 kali.
Mengidentifikasi benda-benda mikro (sel tunggal atau jaringan) sehingga dapat
memastikan keberadaan benda mikro dalam tubuh.
1. Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang
tepat
2. Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek
pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang
berbeda-beda
1. Mikroskope dengan penerangan cermin atau elektrik
2. Object glass
3. Air rendaman jerami (± 1 minggu) pada tempatnya
4. Pipet
5. Preparat jadi (minta ke intruktur yang ada di Puskesmas; pewarnaan darah utuk
parasitemia malaria, atau pewartaan BTA), untuk pembesaran 1000 X
6. Minyak emercy
Sebelum melakukan praktikum dengan menggunakan mikroskop cahaya maka
perhatikan langkah-langkah berikut:
D. Persiapan alat dan bahan:
C. Prinsip penggunaan mikroskope
B. Tujuan
A. Pengertian mikroskope
D. Prosedur Kerja
1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara
memegang lengan mikroskop sedemikian rupa
sehingga mikroskop berada persis di hadapan
pemakai !
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran
lemah (paling kecil) berada pada posisi satu poros dengan
lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver
3. Mengatur cermin (nyalakan lampu, jika yang menggunakan
lampu) dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya
masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk
bulat (lapang pandang).
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang
preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda. Mulai
dengan satu tetes air rendaman jerami pada object glass,
lanjutkan pengamatan.
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan
cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa
okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus!
6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk
memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari
10 X, 40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga
bunyi klik. Jika pengamatan dengan pembesaran 600 X atau
1000 X gunakan minyak emercy untuk pengamatannya.
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
F. Laporan Kegiatan
7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop
dengan menggunakan kertas tissue kering dan simpan
pada tempat yang tidak lembab.
1. Hasil pengamatan air rendaman jerami:
a. Pembesaran 10 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
b. Pembesaran 10 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
2. Hasil pengamatan preparat malaria atau BTA:
a. Pembesaran 100 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
b. Pembesaran 1000 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur praktikum
……………………………… …………………………………………….
Nim ………………………… …………………………………………….
28. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015
29. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
KEGIATAN BELAJAR 3
DENGAN GIEMSA
PRAKTIKUM PEWARNAAN
SEMESTER 1
MODUL 4
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kegiatan
Belajar 3
Praktikum pewarnaan dengan giemsa
Pengecatan/pewarnaansel/jaringandengangiemsadapatdigunakanuntukmengidentifikasi
morfologi sel secara umum.
Identifikasi morfologi sel manusia atau binatang secara umum
1. Mekanisme kerja mikroskope berprionsip biooptik sehingga memerlukan cahaya yang
tepat
2. Ketepatan titik api pada kedua lensa menentukan tingkat pembesaran suatu obyek
pengamatan, maka masing-masing orang mempunyai ukuran jarak penglihatan yang
berbeda-beda
1. Persiapan alat:
a. Jarum lancet
b. Kaca preparat / objective glass 2 buah
c. Pipet 3 buah
d. Gelas pencampur
e. Kasa alcohol dalam tempatnya
f. Kertas tissue
g. Air mengalir (kran)
h. Minyak emercy
2. Bahan:
a. Cairan giemsa dan buffer giemsa
b. Methanol
c. Darah tepi
3. Prosedur pemeriksaan:
a. Siapkan kaca preparat pada tempatnya
b. Bersihkan permukaan jari keempat dengan kapas alcohol dan biarkan sesaat sampai
kering
c. Tusuk permukaan jari keempat dengan lancet (kedalaman sudah sesuai kebutuhan)
d. Teteskan darah pada kaca preparat
e. Buat hapusan tipis dengan ujung kaca preparat yang lain (sekali hapusan)
f. Teteskan methanol pada permukaan hapusan dan biarkan mongering
D. Prosedur kerja:
C. Prinsip penggunaan mikroskope
B. Tujuan
A. Pengertian pewarnaan dengan giemsa
Gambar : Praktikum pewarnaan dengan Giemsa
31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
g. Setelah mengering teteskan larutan pewarnaan giemsa (sudah di campurkan dulu pada
gelas pencampur dengan perbandingan giemsa : buffer giemsa adalah 1 : 8)
h. Setelah diwarna dengan giemsa biarkan 10 menit
i. Bersihkan giemsa pada kaca preparat dengan mengalirkan air pada permukaannya
secara perlahan
j. Biarkan kering
k. Amati hasil pewarnaan dengan pembesaran 1000 kali dengan meneteskan oil emercy
pada permukaan preparat yang diwarnai
l. Buatlah catatan hasil pengamatan (lihat sel limfosit dan eritrosit) dan rapikan peralatan.
1. Pembesaran 100 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
2. Pembesaran 1000 X
Gambar Keterangan
……………………………………………..………………………
……………………..……………………………………………..
…………………………………………….………………………
…………………….…………………………………………….…
………………………………………….…………………………
………………….…………………………………………….……
……………………………………….……………………………..
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur praktikum
……………………………… …………………………………………….
Nim ………………………… …………………………………………….
E. Hasil pengamatan preparat pe-
warnaan giemsa darah tepi:
32. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015
33. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
FISIKA DAN BIOLOGI
H. Washudi
Praktikum Fisika
KEGIATAN BELAJAR 4
DENGAN MENGGUNAKAN GARPUTALA
PEMERIKSAAN BIOAKUSTIK
SEMESTER 1
MODUL 4
34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kegiatan
Belajar 4
Pemeriksaan bioakustik dengan menggunakan
garputala
Suatu alat yang dapat menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kemempuan pendengaran seseorang.
1. Mengetahui cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara
2. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi lemah kerasnya suara yang terdengar
3. Memeriksa ketajaman pendengaran dengan suara
4. Mengetahui beberapa cara memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan
garpu tala
5. Memeriksa ketajaman pendengaran dengan menggunakan garpu tala
1. Landasan Teori
Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran
longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu
masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang
terjadi berselang seling mengenai memberan
timpani.Plotgerakan-gerakaninisebagaiperubahan
tekanan di memberan timpani persatuan waktu
adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam
itu dalam lingukangan secara umum disebut
gelombang suara (Ganong, 2005).
Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan
amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan
dengan prekuensi (jumlah gelombang persatuan
waktu). Semakin besar suara semakin besar
amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin
tinggi nada. Namun nada juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang belum sepenuhnya
dipahami selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang
pendengaran lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain (Ganong, 2005).
Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan
eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga
dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakangerakan lempeng kaki stapes. Gerakan
ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti
menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf (Ganong, 2005).
2. Pemeriksaan Pendengaran
a. Test Rinne:
Tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran udara
pada satu telinga pasien.
C. Pendahuluan
B. Tujuan
A. Pengertian garputala
Gambar : Telinga Manusia
35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Prinsip test rine
Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun
pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai
garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa
karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal. Kesalahan dari pasien misalnya pasien
lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita
menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala
sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.
Prosedur kerja
Metode 1:
1. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus pada
planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus).
2. Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan
meatus akustikus eksternus pasien.
3. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika
pasien tidak dapat mendengarnya
Metode 2:
1. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus
pada planum mastoid pasien
2. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus.
3. Tanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus
lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid).
4. Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras.
Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus
lebih lemah atau lebih keras dibelakang.
b. Test Weber
Tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien.
Prinsip test weber
Pada keadaan patologis pada meatus acusticus eksterna (MAE) atau cavum timpani
misalnya otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam
cavum timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah
kanan.
Prosedur kerja
1) Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita
letakkan tegak lurus pada garis horizontal.
2) Tanyakan ke pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika
telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi
ke sisi telinga tersebut.
3) Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka
berarti tidak ada lateralisasi.
4) Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan
terdengar diseluruh bagian kepala.
36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
c. Test Schwabach
Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal)
dengan probandus.
Prosedur kerja
1) Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala
probandus.
2) Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya
tidak mendengar suara garputala lagi.
3) Pada saat garputala tidak mendengar suara garpu tala, maka penguji akan segera
memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman
pendengarannya (pembanding).
4) Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak
mendengar suara.
Hasil Pemeriksaan
Telinga Kanan Telinga Kiri Keterangan
Rine test ……………………………………………..………………
……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…....
Webwer test ……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………………………….…………………
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…….
Swabach test ……………………………..………………………………
……………..…………………………………………….…
………………………………………….…………………
………………………….…………………………………
………….…………………………………………….…....
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur praktikum
……………………………… …………………………………………….
Nim ………………………… …………………………………………….
D. Hasil Praktikum
37. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015