Dokumen tersebut membahas tentang radang dan mekanisme proses infeksi. Radang adalah reaksi dari jaringan hidup terhadap jejas, yang menimbulkan tanda seperti kemerahan, panas, rasa sakit dan pembengkakan. Jenis radang dibedakan berdasarkan eksudat, organ yang terlibat dan lamanya proses. Infeksi adalah invasi mikroorganisme yang menyebabkan gangguan fungsi sel. Proses infeksi meliputi periode inkubasi, tah
1. MODUL 3Mata Kuliah: Patologi
Penulis: Suyanto, SKp, MKes
Kegiatan Belajar 1
“RADANG DAN
MEKANISME PROSES INFEKSI”
Prodi: D3 Keperawatan
Semester: 03
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
Tahukah anda materi
yang harus saudara
pahami adalah konsep
radang dan mekanisme
proses infeksi, yaitu
diharapkan mampu
untuk memahami
pengertian radang,
menjelaskan
patofisiologi radang,
memahami pengertian
infeksi, dan
menguraikan proses
infeksi.
4. Radang adalah reaksi dari jaringan hidup
terhadap semua bentuk jejas. Banyak yang ikut
berperan dalam reaksi ini seperti pembuluh darah,
syaraf, cairan dan sel-sel tubuh di tempat jejas.
5. Radang akan memusnahkan, melarutkan atau
membatasi agen penyebab jejas dan merintis jalan
untuk pemulihan jaringan yang rusak pada tempat
itu. Untuk mencapai tujuan tersebut, reaksi radang
seringkali menimbulkan tanda dan gejala.
7. a. Rubor (Kemerahan)
Rubor atau kemerahan biasanya merupakan hal
pertama yang terlihat di daerah yang mengalami
peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul
maka arteriol yang mensuplai daerah melebar,
dengan demikian lebih banyak darah mengalir.
8. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong dengan
cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini yang
dinamakan hiperemia atau kongesti,menyebabkan
warna merah lokal. Timbulnya hyperemia pada
permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh baik
secara neurogenik maupun secara kimia,melalui
pengeluaran zat seperti histamin.
9. b. Kalor (panas)
Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan
kemerahan akibat reaksi peradangan yang hanya
terjadi pada permukaan tubuh. Daerah peradangan
pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya
sebab darah yang disalurkan tubuh kepermukaan
daerah yang terkena lebih banyak daripada yang
disalurkan kedaerah lain yang tidak mengalami
radang.
10. Fenomena panas lokal ini tidak terjadi pada daerah-
daerah yang terkena radang jauh di dalam tubuh,
karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai
suhu inti 37°C.
11. c. Dolor (Rasa sakit)
Dolor atau rasa sakit muncul akibat adanya
perubahan PH lokal yang merangsang ujung-ujung
saraf. Dengan adanya pembengkakan jaringan yang
meradang maka terjadi peningkatan tekanan lokal
yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa
sakit.
12. d. Tumor (Pembengkakan)
Masalah lain dari peradangan akut adalah terjadinya
pembengkaan lokal (tumor). Pembengkaan timbul
karena adanya pengiriman cairan dari sel-sel dan dari
sirkulasi darah ke jaringan interstitial. Campuran
berupa cairan dan sel yang tertimbun di daerah
peradangan disebut eksudat.
13. Pada kejadian awal reaksi peradangan sebagian besar
eksudat yang terbentuk adalah cair, seperti yang
terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka
bakar ringan. Kemudian sel-sel darah putih akan
bergabung meninggalkan aliran darah dan tertimbun
sebagai bagian dari eksudat.
14. e. Fungsio Laesa (Perubahan Fungsi)
Fungsio laesa atau perubahan fungsi adalah reaksi
yang mudah dimengerti, sebab ada bagian tubuh
yang bengkak, panas dan nyeri sehingga sulit untuk
menjalankan fungsinya.
16. Jenis radang dikelompokkan berdasarkan jenis
eksudat yang terbentuk, organ atau jaringan
tertentu yang terlibat, dan lamanya proses
peradangan. Tata nama proses peradangan
memperhitungkan masing-masing variable ini.
17. a. Radang Kataral
Terbentuk diatas permukaan membran mukosa
dimana terdapat sel-sel yang dapat mensekresi
musin. Eksudat musin yang paling banyak dikenal
adalah puck yang menyertai banyak infeksi
pernafasan bagian atas.
18. b. Radang Pseudomembran
Istilah ini dipakai untuk reaksi radang pada
permukaan selaput lendir yang ditandai dengan
pembentukan eksudat berupa lapisan selaput
superficial, mengandung endapan fibrin, sel-sel
nekrotik dan sel darah.
19. c. Ulkus
Terjadi apabila sebagian permukaan jaringan hilang
sedangkan jaringan sekitarnya meradang.
20. d. Abses
Abses adalah lubang yang terisi nanah dalam
jaringan. Abses adalah lesi yang sulit untuk diatasi
oleh tubuh karena kecenderungannya untuk meluas
dengan pencairan, kecenderungannya untuk
membentuk lubang.
21. Umumnya penanganan abses oleh tubuh sangat
dibantu oleh pengosongannya secara pembedahan,
sehingga memungkinkan ruang yang sebelumnya
berisi nanah mengecil dan sembuh. Jika abses tidak
dikosongkan secara pembedahan oleh ahli bedah,
maka abses cenderung untuk meluas, merusak
struktur lain yang dilalui oleh abses tersebut.
23. f. Radang Purulent
Terjadi akibat infeksi bakteri terdapat pada cedera
aseptik dan dapat terjadi dimana-mana pada tubuh
yang jaringannya telah menjadi nekrotik.
24. g. Radang Supuratif
Gambaran ini adalah nekrosis liqeuvaktifa yang
disertai emigrasi sel darah putih dalam jumlah
banyak. Infeksi supuratif disebabkan oleh banyak
macam bakteri yang secara kolektif diberi nama
piogen (pembentukan nanah). Perbedaan penting
antara radang supuratif dan radang purulen bahwa
pada radang supuratif terjadi nekrosis liquefaktiva
dari jaringan dasar.
27. a. Demam
Merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen
endogen yang berasal dari neutrofil dan
makrofag. Selanjutnya zat tersebut akan memacu
pusat pengendali suhu tubuh yang ada
dihypothalamus.
28. b. Perubahan hematologis
Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan
mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaran
leukosit dari sumsum tulang yang mengakibatkan
kenaikan suatu jenis leukosit, kenaikan ini disebut
leukositosis.
30. Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan
metabolisme dan endokrin yang menyolok. Reaksi
peradangan local sering diiringi oleh berbagai gejala
konstitusional yang berupa malaise, anoreksia atau
tidak ada nafsu makan dan ketidakmampuan
melakukan sesuatu yang beratnya berbeda-beda
bahkan sampai tidak berdaya melakukan apapun.
33. Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme
dan berkembang di dalam tubuh yang menyebabkan
sakit. Infeksi adalah invasi mikroorganisme dalam
jaringan tubuh yang menimbulkan cedera seluler
setempat.
34. Mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit
disebut pathogen (agen infeksi). Penyakit timbul jika
pathogen berkembang biak dan menyebabkan
perubahan pada jaringan normal. Jika penyakit bisa
ditularkan dari satu orang ke orang lain, penyakit ini
merupakan penyakit menular (contagius).
41. a. Kolonisasi
Merupakan proses dimana benih mikroorganisme
menjadi flora yang menetap. Mikroorganisme bisa
tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak dapat
menimbulkan penyakit. Infeksi terjadi ketika
mikroorganisme yang menetap tadi dapat menyerang
bagian tubuh yang sistem pertahanannya tidak efektif
sehingga terjadi kerusakan jaringan akibatnya
terjadilah infeksi.
49. Proses terjadinya infeksi yang digambarkan seperti rantai
yang saling terkait antar berbagai faktor yang
mempengaruhi, yaitu agen infeksi (pathogenic
microorganism), reservoir, portal of exit (means of exit),
cara penularan (mode of transmission), portal of entry
(means of entry) dan host/ pejamu.
53. a. Periode inkubasi
Interval antara masuknya patogen ke dalam tubuh
dan munculnya gejala pertama.
Contoh: flu 1-3 hari, campak 2-3 minggu,
mumps/gondongan 18 hari
54. b. Tahap prodromal
Interval dari mulainya tanda dan gejala nonspesifik
muncul seperti malaise, demam ringan, keletihan
sampai gejala yang spesifik. Selama masa ini,
mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan
pasiendapat menyebarkan penyakit ke orang lain.
55. c. Tahap sakit
Pasien menampakan tanda dan gejala yang spesifik
sesuai jenis infeksi. Contoh: Faringitis
dimanifestasikan dengan sakit tenggorokan, mumps
dimanifestasikan dengan sakit telinga, demam tinggi,
pembengkakan kelenjar parotid dan saliva.
57. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 1
Modul Patogen. Apakah Saudara telah mengerti dan memahami materi
yang telah dipelajari?
Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke Kegiatan
Belajar Selanjutnya
Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut
Saudara belum Saudara kuasai