SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Page1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar
seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah
satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbalas
inilah, masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama
mengenai hak – hak yang wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit.
Sesorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa
mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya.
Penerapan kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter yang
berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah panduan dasar yang
standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap sesuatu
persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya.
Karena itulah makalah ini disusun untuk menambah wawasan baik yang bekerja
dibidang medis maupun nonmedis, termasuk juga pasien. Sehingga terjalin kepercayaan,
komunikasi, dan hubungan yang baik antara pasien dan dokter serta terampil dalam
melakukan dan menerapkan prinsip atau kaidah dasar bioetik terhadap masalah dan
pengambilan keputusan klinik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bioetika?
2. Apa latar belakang pendidikan kaidah dasar bioetika?
3. Apa saja kaidah – kaidah bioetik kedokteran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari biotika.
2. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan kaidah dasar bioetika.
3. Untuk mengetahui kaidah – kaidah dari bioetik kedokteran.
Page2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan etos yang berarti noma-
norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdispliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bitoetika mencakup isu-isu sosial, agama,
ekonomi dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti
abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik,
membahas pula masalah kesehatan, fktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan
masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi,
dan sebagiaannya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan
pada manusia dan hewan percobaan.
Menurut F. Abel bioetika adalah studi interdisipliner tentang problem yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, pada skala mikro
maupun makro, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan
masa mendatang.
B. Latar Belakang dari Pembelajaran Kaidah Dasar Bioetika
Etika pada dasarnya berarti bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang
yang baik, berbuat baik dan menginginkan hal yang baik dalam hidup. Etika adalah
perwujudan dari moral. Dapat dikatakan bahwa etika pada dasarnya adalah hal mengetahui
nilai-nilai moral tersebut dan melakukannya dalam kehidupan. Etika dapat dibedakan
menjadi 3 pengertian yaitu:
a) etika sebagai nilai dan asas moral yang dipakai untuk pegangan tingkah laku.
b) Etika sebagai nilai dan asas yang berkenaan dengan moralitas atau apa saja yang
dianggap baik atau buruk.
c) Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dari sudut norma dan nilai
norma.
Bioetika berasa dari bahasa latin yaitu bio dan etika. Bio adalah kata yang artinya
kehidupan. Jadi pada dasarnya, bioetika merupakan studi tentang masalah – masalah
Page3
yang ditimbulkan oleh perkembangan dibidang biologi dan ilmu kedokteran yang
menyangkut masalah etika dibidang kehidupan. Yang pertama kali memakai istilah
“bio-etihcs” adalah Van Rensselaer Potter, seorang ahli kanker dari Amerika. Pada
tahun 1971 ia membahas bioetika dalam bukunya “bio-etihcs, Bridge to the Future ”.
Kini bioetika telah terkenal diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Bioetika bukanlah
suatu ilmu baru, tetapi suatu usaha untuk melibatkan berbagai ilmu dalam
merefleksikan problem – problem baru. Keempat prinsip ini adalah:
1) Beneficence
2) Non – maleficence
3) Justice
4) Autonomy
Dalam hal pemakainnya keempat prinsip ini juga dibantu dengan kaidah prima facie,
sebagai penentu kaidah dsar mana yang dipilih jika berada dalam konteks tertentu.
C. Kaidah Dasar Bioetik Kedokteran
1. Tindakan berbuat baik (beneficence)
Sikap dimana seorang dokter berbuat baik kepada pasien serta memberikan
keuntungan yang paling besar terhadap pasien
 General beneficence :
 melindungi & mempertahankan hak yang lain
 mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
 menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,
 Specific beneficence :
 menolong orang cacat,
 menyelamatkan orang dari bahaya.
 Mengutamakan kepentingan pasien
 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah
sakit/pihak lain
 Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk)
 Menjamin nilai pokok : “apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik
terhadapnya” (apalagi ada yg hidup).
Page4
2. Tidak merugikan (non – maleficence)
Adalah sikap diamana seorang dokter mementingkan pasien yang keadaannya darurat atau gawat.
Pada kasus ini yang memenuhi kaidah non – maleficence.
 Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien, seperti :
 Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien
 Minimalisasi akibat buruk
 Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal :
 Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting
 Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
 Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
 Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal).
Norma tunggal, isinya larangan.
3. Keadilan (justice)
Sikap dimana seorang dokter bertindak adil kepada pasiennya.
 Treat similar cases in a similar way = justice within morality.
 Memberi perlakuan sama untuk setiap orang :
 Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan
mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang membahagiakannya)
 Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan
beban sesuai dengan kemampuan pasien).
Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi (bermartabat)
khususnya : yang-hak dan yang-baik
4. Otonomi (autonomy)
 Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak,
memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi
dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar
(heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari
manusia.
 Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni
kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan
melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.
Page5
 Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi
dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk bermartabat).
 Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi.
 Kaidah ikutannya ialah : Tell the truth, Hormatilah privasi yang lain, lindungi informasi
konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri pasien, Bila ditanya, bantulah membuat
keputusan penting.
 Erat terkait dengan doktrin informed-consent, kompetensi (termasuk untuk kepentingan
peradilan), penggunaan teknologi baru, dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak
tak laik-bayang (foreseen effects), letting die.
D. Hasil Diskusi
Pemicu:
Kasus 5
Seorang pasien wanita, 55 tahun datang ke Gawat Darurat RS A dengan keluhan kejang. Pasien
diterima oleh dokter jaga UGD dan kemudian dikonsulkan ke bagian neurologi. Saat dilakukan
pemeriksaan pasien dalam keadaan sadar, pemeriksaan fisik umum dalam batas normal, pemeriksaan
laboratorium dalam batas normal dan pemeriksaan CT Scan tidak ditemukan adanya kelainan. Dokter
neurologi memutuskan untuk merawat inap pasien untuk diobservasi lebih lanjut. Saat dirawat di
bangsal perawatan, tiba-tiba kesadaran pasien tersebut menurun dan terjadi henti nafas dan henti
jantung. Pada saat dokter neurologi akan memberikan bantuan hidup dasar, ternyata peralatan yang
dibutuhkan tidak ada karena masih dipergunakan untuk menolong pasien kritis di ruangan lain.
Dokter neurologi segera mengkonsultasikan ke bagian anestesiologi. Lima menit kemudian dokter
anestesi datang ke bangsal perawatan tanpa membawa alat-alat yang diperlukan untuk melakukan
resusitasi karena dokter anestesi mengira bahwa di ruang perawatan tersebut sudah terdapat alat-alat
yang lengkap. Akhirnya dokter anestesi menghubungi Ruang Tindakan untuk dibawakan alat-alat
resusitasi, akan tetapi karena terlalu lama tidak diberikan bantuan pasien akhirnya meninggal.
Page6

Contenu connexe

Tendances

Beberapa contoh-dummy-tabel
Beberapa contoh-dummy-tabelBeberapa contoh-dummy-tabel
Beberapa contoh-dummy-tabel
Dhyka Dyah
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Muhammad Awaludin
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
-Yusie Aprilia-
 
Power point malpraktek
Power point malpraktekPower point malpraktek
Power point malpraktek
Iki KuduSukses
 

Tendances (20)

Beberapa contoh-dummy-tabel
Beberapa contoh-dummy-tabelBeberapa contoh-dummy-tabel
Beberapa contoh-dummy-tabel
 
Gangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointGangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpoint
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic Care
 
Trend dan Issue dalam SIK (telenursing)
Trend dan Issue dalam SIK (telenursing)Trend dan Issue dalam SIK (telenursing)
Trend dan Issue dalam SIK (telenursing)
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Kuliah 2 Jejas Sel
Kuliah 2 Jejas SelKuliah 2 Jejas Sel
Kuliah 2 Jejas Sel
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
 
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanMakalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
Proses penuaan
Proses penuaanProses penuaan
Proses penuaan
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Power point malpraktek
Power point malpraktekPower point malpraktek
Power point malpraktek
 
Kul5. Media Promosi Keseahatan
Kul5. Media Promosi KeseahatanKul5. Media Promosi Keseahatan
Kul5. Media Promosi Keseahatan
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 

En vedette (9)

KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetikaKP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
 
Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham
Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham
Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham
 
1.1.4.2 komposisi kimiawi sel
1.1.4.2 komposisi kimiawi sel 1.1.4.2 komposisi kimiawi sel
1.1.4.2 komposisi kimiawi sel
 
By etik idi cab jaksel
By etik idi cab jakselBy etik idi cab jaksel
By etik idi cab jaksel
 
Modul i dilema etik
Modul i dilema etikModul i dilema etik
Modul i dilema etik
 
Etika dan Hukum Kedokteran
Etika dan Hukum KedokteranEtika dan Hukum Kedokteran
Etika dan Hukum Kedokteran
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 

Similaire à Makalah bioetik

Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxAplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
ZackyA3
 
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
tarmizitaher
 
Dilema Etik Keperawatan
Dilema Etik KeperawatanDilema Etik Keperawatan
Dilema Etik Keperawatan
Yafet Geu
 
Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan Profesional
Firdika Arini
 
Perspektif kmb
Perspektif kmbPerspektif kmb
Perspektif kmb
materi-x2
 

Similaire à Makalah bioetik (20)

Makalah blok1 modul 1
Makalah blok1 modul 1Makalah blok1 modul 1
Makalah blok1 modul 1
 
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxAplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
 
Makalah prinsip etika keperawatan akper raha
Makalah prinsip etika keperawatan akper rahaMakalah prinsip etika keperawatan akper raha
Makalah prinsip etika keperawatan akper raha
 
Makalah prinsip etika keperawatan akper raha
Makalah prinsip etika keperawatan akper rahaMakalah prinsip etika keperawatan akper raha
Makalah prinsip etika keperawatan akper raha
 
Bioetika
BioetikaBioetika
Bioetika
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
 
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
 
Makalah bioetika kultur jaring
Makalah bioetika kultur jaringMakalah bioetika kultur jaring
Makalah bioetika kultur jaring
 
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxPPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
 
Dilema Etik Keperawatan
Dilema Etik KeperawatanDilema Etik Keperawatan
Dilema Etik Keperawatan
 
3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx
3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx
3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx
 
Makalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatanMakalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatan
 
Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan Profesional
 
Referat Patient Preference dan Contextual features
Referat Patient Preference dan Contextual featuresReferat Patient Preference dan Contextual features
Referat Patient Preference dan Contextual features
 
eTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptxeTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptx
 
Keputusan etis MK: ILMU KEPERAWATAN DASAR I BY: EVY NOORHASANAH, S.KEP, NS
Keputusan etis  MK: ILMU KEPERAWATAN DASAR I BY: EVY NOORHASANAH, S.KEP, NSKeputusan etis  MK: ILMU KEPERAWATAN DASAR I BY: EVY NOORHASANAH, S.KEP, NS
Keputusan etis MK: ILMU KEPERAWATAN DASAR I BY: EVY NOORHASANAH, S.KEP, NS
 
Perspektif kmb
Perspektif kmbPerspektif kmb
Perspektif kmb
 
8
88
8
 
Komunitas ske 2
Komunitas ske 2Komunitas ske 2
Komunitas ske 2
 

Plus de praktikumti1

Plus de praktikumti1 (14)

Laporan diskusi teknologi dan informasi
Laporan diskusi teknologi dan informasiLaporan diskusi teknologi dan informasi
Laporan diskusi teknologi dan informasi
 
Ti internet
Ti internetTi internet
Ti internet
 
data gladys
data gladysdata gladys
data gladys
 
Kanker serviks
Kanker serviksKanker serviks
Kanker serviks
 
Kankerserviks
KankerserviksKankerserviks
Kankerserviks
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
New!!! laporan hasil diskusi kelompok
New!!! laporan hasil diskusi kelompokNew!!! laporan hasil diskusi kelompok
New!!! laporan hasil diskusi kelompok
 
Batu ginjal
Batu ginjalBatu ginjal
Batu ginjal
 
P2 k2
P2 k2P2 k2
P2 k2
 
Widyca.docx
Widyca.docxWidyca.docx
Widyca.docx
 
Batu ginjal
Batu ginjalBatu ginjal
Batu ginjal
 
Batu ginjal
Batu ginjalBatu ginjal
Batu ginjal
 
Gagal ginjal
Gagal ginjalGagal ginjal
Gagal ginjal
 

Makalah bioetik

  • 1. Page1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbalas inilah, masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama mengenai hak – hak yang wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit. Sesorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya. Penerapan kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter yang berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah panduan dasar yang standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap sesuatu persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya. Karena itulah makalah ini disusun untuk menambah wawasan baik yang bekerja dibidang medis maupun nonmedis, termasuk juga pasien. Sehingga terjalin kepercayaan, komunikasi, dan hubungan yang baik antara pasien dan dokter serta terampil dalam melakukan dan menerapkan prinsip atau kaidah dasar bioetik terhadap masalah dan pengambilan keputusan klinik. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian bioetika? 2. Apa latar belakang pendidikan kaidah dasar bioetika? 3. Apa saja kaidah – kaidah bioetik kedokteran? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian dari biotika. 2. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan kaidah dasar bioetika. 3. Untuk mengetahui kaidah – kaidah dari bioetik kedokteran.
  • 2. Page2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan etos yang berarti noma- norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdispliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bitoetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, fktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagiaannya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan. Menurut F. Abel bioetika adalah studi interdisipliner tentang problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, pada skala mikro maupun makro, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa mendatang. B. Latar Belakang dari Pembelajaran Kaidah Dasar Bioetika Etika pada dasarnya berarti bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik dan menginginkan hal yang baik dalam hidup. Etika adalah perwujudan dari moral. Dapat dikatakan bahwa etika pada dasarnya adalah hal mengetahui nilai-nilai moral tersebut dan melakukannya dalam kehidupan. Etika dapat dibedakan menjadi 3 pengertian yaitu: a) etika sebagai nilai dan asas moral yang dipakai untuk pegangan tingkah laku. b) Etika sebagai nilai dan asas yang berkenaan dengan moralitas atau apa saja yang dianggap baik atau buruk. c) Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dari sudut norma dan nilai norma. Bioetika berasa dari bahasa latin yaitu bio dan etika. Bio adalah kata yang artinya kehidupan. Jadi pada dasarnya, bioetika merupakan studi tentang masalah – masalah
  • 3. Page3 yang ditimbulkan oleh perkembangan dibidang biologi dan ilmu kedokteran yang menyangkut masalah etika dibidang kehidupan. Yang pertama kali memakai istilah “bio-etihcs” adalah Van Rensselaer Potter, seorang ahli kanker dari Amerika. Pada tahun 1971 ia membahas bioetika dalam bukunya “bio-etihcs, Bridge to the Future ”. Kini bioetika telah terkenal diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Bioetika bukanlah suatu ilmu baru, tetapi suatu usaha untuk melibatkan berbagai ilmu dalam merefleksikan problem – problem baru. Keempat prinsip ini adalah: 1) Beneficence 2) Non – maleficence 3) Justice 4) Autonomy Dalam hal pemakainnya keempat prinsip ini juga dibantu dengan kaidah prima facie, sebagai penentu kaidah dsar mana yang dipilih jika berada dalam konteks tertentu. C. Kaidah Dasar Bioetik Kedokteran 1. Tindakan berbuat baik (beneficence) Sikap dimana seorang dokter berbuat baik kepada pasien serta memberikan keuntungan yang paling besar terhadap pasien  General beneficence :  melindungi & mempertahankan hak yang lain  mencegah terjadi kerugian pada yang lain,  menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,  Specific beneficence :  menolong orang cacat,  menyelamatkan orang dari bahaya.  Mengutamakan kepentingan pasien  Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain  Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk)  Menjamin nilai pokok : “apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya” (apalagi ada yg hidup).
  • 4. Page4 2. Tidak merugikan (non – maleficence) Adalah sikap diamana seorang dokter mementingkan pasien yang keadaannya darurat atau gawat. Pada kasus ini yang memenuhi kaidah non – maleficence.  Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien, seperti :  Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien  Minimalisasi akibat buruk  Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal :  Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting  Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut  Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif  Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal). Norma tunggal, isinya larangan. 3. Keadilan (justice) Sikap dimana seorang dokter bertindak adil kepada pasiennya.  Treat similar cases in a similar way = justice within morality.  Memberi perlakuan sama untuk setiap orang :  Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang membahagiakannya)  Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien). Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi (bermartabat) khususnya : yang-hak dan yang-baik 4. Otonomi (autonomy)  Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari manusia.  Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.
  • 5. Page5  Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk bermartabat).  Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi.  Kaidah ikutannya ialah : Tell the truth, Hormatilah privasi yang lain, lindungi informasi konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri pasien, Bila ditanya, bantulah membuat keputusan penting.  Erat terkait dengan doktrin informed-consent, kompetensi (termasuk untuk kepentingan peradilan), penggunaan teknologi baru, dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak tak laik-bayang (foreseen effects), letting die. D. Hasil Diskusi Pemicu: Kasus 5 Seorang pasien wanita, 55 tahun datang ke Gawat Darurat RS A dengan keluhan kejang. Pasien diterima oleh dokter jaga UGD dan kemudian dikonsulkan ke bagian neurologi. Saat dilakukan pemeriksaan pasien dalam keadaan sadar, pemeriksaan fisik umum dalam batas normal, pemeriksaan laboratorium dalam batas normal dan pemeriksaan CT Scan tidak ditemukan adanya kelainan. Dokter neurologi memutuskan untuk merawat inap pasien untuk diobservasi lebih lanjut. Saat dirawat di bangsal perawatan, tiba-tiba kesadaran pasien tersebut menurun dan terjadi henti nafas dan henti jantung. Pada saat dokter neurologi akan memberikan bantuan hidup dasar, ternyata peralatan yang dibutuhkan tidak ada karena masih dipergunakan untuk menolong pasien kritis di ruangan lain. Dokter neurologi segera mengkonsultasikan ke bagian anestesiologi. Lima menit kemudian dokter anestesi datang ke bangsal perawatan tanpa membawa alat-alat yang diperlukan untuk melakukan resusitasi karena dokter anestesi mengira bahwa di ruang perawatan tersebut sudah terdapat alat-alat yang lengkap. Akhirnya dokter anestesi menghubungi Ruang Tindakan untuk dibawakan alat-alat resusitasi, akan tetapi karena terlalu lama tidak diberikan bantuan pasien akhirnya meninggal.