Dokumen tersebut membahas konsep produk pembiayaan Murabahah dalam perbankan syariah. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga asal ditambah keuntungan yang disepakati. Bank akan membeli barang terlebih dahulu lalu menjualnya kepada nasabah dengan harga jual yang meliputi harga beli dan margin. Pembayaran dilakukan secara angsuran. Dokumen juga menjelaskan dalil-dalil syariah dan fat
2. MURABAHAH
• Berasal dari kata “ribhun” = untung
• Berwazan mufa’alah yang berarti saling menguntungkan
• Murabahah : Jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. (fikih)
3. MURABAHAH
Dalam istilah perbankan syariah :
“Suatu perjanjian yang disepakati antara bank
syariah/leasing dengan nasabah, dimana bank menyediakan
pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja
lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar
kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga jual +
margin ) pd waktu yang ditetapkan.”
8. MURABAHAH DAN PEMBIAYAAN
KONSUMEN
• Murabahah: pembiayaan perbankan syariah dengan memakai prinsip
jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati, dengan pihak bank selaku penjual dan nasabah selaku
pembeli, atau sebagai dana talangan.
• Dalam murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia
beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sesuai dengan
kesepakatan bersama.
• Sekilas mirip pembiayaan / kredit konvensional, tetapi sebenarnya
berbeda .
9. PERBEDAAN MRBH DGN YG LAIN
• Yg umum, memakai tingkat bunga sesuai kondisi pasar, sedangkan
margin murabahah tetap (tidak boleh berubah). Dlm murabahah
terdapat kenyamanan dan kepastian terhadap angsuran.
• Yg umum, adalah akad pinjam-meminjam. Bank memberi sejumlah
uang ke nasabah, sehingga sering terjadi penyalahgunaan pemakaian.
Sedang murabahah adalah akad jual beli, misal : motor, mobil, dll.
11. TRANSAKSI MURABAHAH
1. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu
barang/aset kpd bank syariah.
2. Jika bank syariah menerima, ia harus membeli terlebih dahulu atas
nama bank (sah dan bebas riba). Dan harus memberi tahu harga
pokok kpd nasabah (jujur). Dan juga boleh memberi kuasa pembelian
kpd nasabah. Setelah barang diterima, baru boleh berakad
murabahah. (praktiknya banyak yg tidak sesuai konsep)
12. TRANSAKSI MURABAHAH
3. Bank menjual barang tersebut kpd nasabah dengan harga jual. Harga
jual = harga beli + margin (keuntungan). Dan nasabah harus
membelinya.
4. Untuk mencegah wanprestasi, cidera janji atau kerusakan akad, bank
boleh mengadakan perjanjian khusus. (jaminan, …)
5. Nasabah membayar harga barang sampai waktu yang ditentukan.
6. Bank boleh memberikan potongan harga (tidak tertulis)
13. RUKUN MURABAHAH
1. Pihak yang berakad: (murabahah KPP = ditambah LKS)
a. Penjual
b. Pembeli
2. Objek yang diakadkan:
a. Barang yang diperjualbelikan
b. Harga
3. Shighat atau ijab dan qabul
a. Serah (ijab)
b.Terima (qabul)
14. FATWA-FATWA DSN-MUI TENTANG
MURABAHAH
1. Fatwa 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah
2. Fatwa 13/DSN-MUI/IX/2000 tentang Uang Muka dalam Murabahah
3. Fatwa 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang Diskon Dalam Murabahah
4. Fatwa 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda
Pembayaran
5. Fatwa 23/DSN-MUI/III/2002 tentang Potongan Pelunasan dalam Murabahah
6. Fatwa 46/DSN-MUI/II/2005 tentang PotonganTagihan Murabahah
7. Fatwa 47/DSN-MUI/II/2005 tentang Penyelesaian Piutang Murabahah bagi Nasabah
Tak Mampu Bayar
8. Fatwa 48/DSN-MUI/II/2005 tentang Penjadwalan KembaliTagihan Murabahah
9. Fatwa 49/DSN/MUI/II/2005 tentang Konversi Akad Murabahah