Dokumen tersebut membahas tentang peta politik dunia Islam masa kini dan prospeknya ke depan, dengan menganalisis kasus Indonesia. Secara garis besar dibahas tentang variabel internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan politik dunia Islam, serta tiga model negara Islam dan tantangan yang dihadapi.
PETA POLITIK DUNIA ISLAM, Analisis Kasus Indonesia
1. PETA PPOOLLIITTIIKK DDUUNNIIAA
IISSLLAAMM,,
AAnnaalliissiiss KKaassuuss IInnddoonneessiiaa
MASA KINI & PROSPEKNYA KE DEPAN*
Fuad Amsyari, PhD
Pengamat Sosial Politik Umat Islam
Blog: fuadamsyari.wordpress.com
Twitter: @f_amsyari
*Disampaikan dalam: Dialog & Silaturahmi Intelektual
Muslim se Malang Raya, 30 Agustus 2014
2. 1. Dunia Islam adalah:
-Penduduk dunia yang beragama Islam,
-Jumlahnya diperkirakan 1,600 milyar, suatu
mayoritas agama di dunia
-Agama lain masih di bawah itu:
Protestan 1,200 milyar
Katolik 0,700 milyar.
3. 2. Secara Sosio-politik:
Dunia Islam berada dalam banyak kotak negara,
Di Beberapa negara, umat Islam merupakan mayoritas,
umumnya di negara2 Asia dan Afrika
a.l.: Timur Tengah, Pakistan, Indonesia, Mesir, Sudan
4. 3. Ciri umum Negara dg mayoritas
penduduknya muslim:
-bekas negara jajahan , dengan Penjajah yang non
muslim,
-kondisi sosial-ekonomi umat menyedihkan,
khususnya: -dalam memenuhi kebutuhan hidup
-kemampuan sains-teknologi.
5. 4. Sebab keterpurukan umat Islam:
a. akibat eksploitasi dari proses penjajahan
b. sesudah merdeka umat banyak meninggalkan
ajaran/syariat Islam, utamanya yang
terkait pengelolaan negara
6. 5. Keduanya terkait dengan aspek Politik Islam,
berdampak luas:
-Pengelolaan negeri Muslim memberi efek merugikan
Islam dan umat Islam
(Negara tidak menguatkan Islam dan umat Islam)
7. 6. Ciri Politik setiap Negara:
-memiliki pemerintahan dg kewenangan formal membuat
kebijakan yang mengikat peri-kehidupan rakyatnya.
-kebijakan yang dibuat ditentukan oleh tata-nilai yang
diyakini oleh PEMEGANG KENDALI pemerintahan
-dampak kebijakan suatu pemerintahan terhadap
rakyatnya tentu terkait dengan Ideologi Penguasanya.
8. 7.Perlu Analisis tentang:
IDEOLOGI dari para penguasa pemerintahan
untuk bisa menjelaskan bagaimana peta politik
dunia Islam masa kini dan prospeknya ke depan.
9. 8. Negara dalam kaitannya dengan Dunia Islam ada dua
bentuk:
-negara yang penduduk muslimnya Minoritas
-negara yang Mayoritas penduduknya muslim
10. 9. Pada negara yang penduduk muslimnya minoritas:
-’mustahil’ mendudukkan tokoh Islam dlm pemerintahan
dan membuat kebijakan nasional yang Islami.
-melakukan penetrasi kebijakan kepada para penguasa
non-muslim sehingga banyak nilai Islam yang menjiwai
kebijakan pemerintahan yang ada. Secara obyektif upaya
ini tergantung pada proporsi muslimnya.
-terus mendakwahkan Islam melalui jalur non-politis
(keimanan-ritual-sosial) agar kian banyak penduduk yang
beriman
11. 10. Negara yang umat Islamnya mayoritas
(Negeri Muslim):
memiliki tiga variasi model
(terkait dengan realitas politiknya)
12. 11. Model Pertama:
Negeri Muslim yang konstitusinya tegas menolak
penerapan syariat Islam terkait kenegaraan
dalam pemerintahan di negeri itu.
Contohnya: Turki,
( era Kemal Attaturk - sekarang ).
Perjuangan umat Islam harus fokus, secara bertahap,
untuk keluar dari konstitusi ekstrem seperti itu.
13. 12. Model Kedua:
Negeri Muslim yang konstitusinya tegas sebagai Negara Islam,
Ada 3 variasi bentuk negara Islam dalam model ini:
a). Sepenuhnya mengetrapkan syariat sosial-kenegaraan Islam (IRAN);
b). Mengetrapkan syariat sosial-kenegaraan Islam kecuali aspek sistem
politiknya, masih sistem kerajaan / feodal (negara kawasan TELUK)
c). Menerapkan hanya sebagian (kecil) kebijakan pemerintahannya yang
sejalan syariat kenegaraan Islam (PAKISTAN).
Fokus perjuangan Islamnya tentu terkait aspek politik praktis
14. 13. Model Ketiga:
Negeri Muslim yang konstitusinya ‘ambigous’:
-tidak tegas mau menerapkan syariat Islam,
-namun juga tidak melarang syariat Islam untuk
diterapkan dalam pengelolaan negeri itu.
Contohnya: INDONESIA & MESIR.
Terjadi pertarungan antara: -muslim bervisi syariat
vs -muslim bervisi non-syariat.
Ada ‘clash of political vision’ dalam internal umat Islam.
Fihak Ekternal melakukan intervensi untuk kepentingannya.
15. 14. Prospek ke depan peta politik dunia Islam:
-Terkait dengan banyak variabel.
-Kajian perlu difokuskan pada variabel dominan
(agar bahasan lebih terfokus).
-Analisis tidak bisa secara langsung melibatkan
variabel non-empiris (ghoib). tidak terukur
16. 1515. Pertama: Variabel Eksternal,
1155.. VVaarriiaabbeell EEkksstteerrnnaall
Dunia non-Islam, khususnya Yahudi dan Nasrani:
- Jelas tidak mau bila suatu sistem sosial dikelola secara
syariat Islam karena mereka memiliki cara alternatif dalam
mengelola negara (Islam adalah Pesaing Ideologi).
-Tatanan sosial-politik Non-Islam beda diametrikal dg Islam,
contoh:
Suara rakyat adalah suara tuhan dalam politik,
Konsep NILAI & HAM, a.l. kawin sesama jenis, ekonomi
berbasis riba, kemaksiatan-kemungkaran, budaya serba
boleh (kultur permisiveness, dalam seks, porno, dll).
17. 1166.. AAddaa ‘‘CCllaasshh ooff CCiivviilliizzaattiioonn’’ ((SSaammuueell HHuunnttiinnggttoonn))
PPeerrttaarruunnggaann uunnttuukk mmeemmbbeennttuukk mmaassyyaarraakkaatt aallaa BBaarraatt
vvss mmaassyyaarraakkaatt IIssllaammii ddii dduunniiaa IIssllaamm::
Non-Islam melakukan intervensi di semua bidang kehidupan:
((ppeennddiiddiikkaann,, eekkoonnoommii,, kkeesseenniiaann,, ppoolliittiikk,, bbaahhkkaann mmiilliitteerr))..
18. 17. Bentuk masyarakat yang terwujud (Islami/Non-Islami)
ditentukan oleh Pemenang pertarungan politiknya
Kemenangan itu ddiitteennttuukkaann oolleehh dduuaa ffaakkttoorr eemmppiirriiss::
--kkeekkuuaattaann jjaarriinnggaann ppoolliittiikk && mmiilliitteerr
--kkeekkuuaattaann mmaatteerrii--tteekknnoollooggii..
Dunia Islam jauh tertinggal dlm 2 kekuatan empiris tsb.
BBaannyyaakk mmaassyyaarraakkaatt IIssllaamm,, aa..ll.. IInnddoonneessiiaa,, ssuuddaahh sseemmaakkiinn jjaauuhh
tteerrjjeerruummuuss ppaaddaa ppoollaa hhiidduupp mmaassyyaarraakkaatt nnoonn--IIssllaamm
((SSEEKKUULLEERR))..
19. 18. Contoh Kekalahan Politik Umat Islam:
-Pangkalan militer Barat di negara Islam di Timur Tengah,
-Pemihakan pemerintahan negara muslim pada Barat
dalam pertarungan politik di dunia internasional.
20. 19. Variabel Internal
(Dunia Islam sendiri)
Visi ideologis umat Islam terpecah dalam 2 fraksi besar:
-fraksi Islam ritual-individual: memahami Islam hanya pada
aspek ritual dan amal sosial
-fraksi Islam kaffah: memahami Islam secara utuh, yakni
misi sosial-kenegaraan selain aspek ritual-sosial.
+Penegakan syariat pada kelompok I: hanya sebatas kaum
muslimin mau melakukan kegiatan ritual dan berakhlak baik
+Penegakan syariat pada kelompok II: ingin mengetrapkan
pula syariat Islam dalam proses mengelola bangsa-negara.
21. 20. Propaganda Islam Ritual-Individual amat dominan:
(a.l. oleh JIL & LSM sekular lain)
-Mendapat dukungan luas dari fihak eksternal
(dana-teknologi-politis-militer)
.-Visi Islam ini sejalan dengan visi Penjajah
(maka mudah tersemai di negara bekas jajahan)
22. 21. Intervensi Fihak Eksternal semakin intens
Masuk ke inti Proses Pembentukan Ideologi Islam,
Intimidasi/Tekanan dan Pujian/Penghargaan
(dalam proses pengajaran materi al Qur’an dan Hadits,
khususnya terkait dengan makna
jihad Islam yang dilemahkan/diselewengkan).
Prosesnya canggih dan rumit karena umumnya memakai
tangan orang Islam sendiri yang sudah terbeli.
23. 22. Tantangan dari hasil analisis obyektif
variabel Eksternal dan Internal:
Bagaimana prospek ke depan peta politik dunia Islam?
(Cerah atau Buram?)
Cermati berbagai kasus sosial yang sedang berkembang dan
bisa merubah prospek masa depan
24. 23. Kasus IRAN:
Tegar untuk memiliki teknologi nuklir sampai ke basisnya
Pengayaan Uranium (Uranium Enrichment)
mandiri dlm mengembangkan bahan bakar reaktor nuklir
Barat menentang karena kawatir Iran akan mampu membuat
bom nuklir jika pengayaan uranium itu dikuasai
(Barat mau melucuti kemampuan militer Iran)
Kasus ini menjadi amat strategis karena:
Iran adalah Negara Islam yang menolak sistem sosial Barat,
dan berpenduduk muslim cukup besar, yakni 7700 jjuuttaa jjiiwwaa..
25. 24. Kasus Presiden-Perdana Menteri usia muda yang
tegas melawan hegemoni Barat,
khususnya Amerika Serikat
-Erdogan di Turki,
-Ismail Haniya dari kelompok Hamas di Palestina,
-Evo Morales di Bolivia
(Bagaimana Presiden muda usia di Indonesia?)
26. 25. Kasus RUSIA-CINA
-Kebangkitan kembali Rusia sebagai kekuatan militer
(Perhatikan kasus Ukraina)
-Cina semakin kokoh dlm Ekonomi &Persenjataan (termasuk nuklir)
-Kerjasama Politik antara Rusia-Cina
(Sikap mendukung kekuatan anti hegemoni Barat)
BAGAIMANA PEMIHAKAN INDONESIA KE DEPAN?
27. 26. Prediksi ke depan proses sosial-politik bangsa
Prediksi Pembusukan di Dunia Non-Islam
Pemimpin yang lahir dari generasi moral decadense
(arogan-tamak-anarkis sehingga memperoleh antipati dunia)
Prediksi Penyemaian di Dunia Islam
Pemimpin yang lahir dari komunitas pejuang yang bergelut
dan kenyang tantangan
(berakhlak mulia, berani, cerdas, hidup sederhana)
28. 27. Bagaimana Prospek ke depan DUNIA ISLAM?
Pilihan umat Islam hanya satu:
-menjadi pemenang dalam pertarungan global
-tidak takluk karena besarnya tantangan
-teguh bahwa tatanan sosial-politik Islam
satu2nya konsep yang membawa keadilan-kesejahteraan-kedamaian
bagi umat manusia di dunia.
32. 2. Hasil Pemilu Presiden (jumlh suara)
-Pasangan Prabowo-Hatta Rajasa: 62.574.444
(Diusung: Gerindra, Golkar, PKS, PPP, PAN, PBB,
dan Demokrat)
-Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla : 70.997.833
(Diusung: PDIP, Nasdem, PKB, Hanura, PKPI)
33. 3. MAKNA IDEOLOGI POLITIK:
A. IDENTITAS IDEOLOGI POLITIK:
1. Ideologi Islam:
Cita2 Mengelola Negara sesuai dengan
tuntunan Allah SAW sebagaimana yang
tercantum dalam al Qur’an - Hadits
34. 2. Ideologi Non-Islam (Sekuler):
Cita2 Mengelola Negara sesuai dengan
pemahaman manusiawi murni,
melepaskan diri dari tuntunan agama
karena agama itu masalah ritual-pribadi
tidak terkait dengan kenegaraaan
35. NASIONALISME BUKAN IDEOLOGI,
TAPI ORIENTASI POLITIK.
SEMUA PARPOL ADALAH NASIONALIS
(membangun negeri karena kecintaannya)
PENYEBUTAN PARTAI NASIONALIS
UNTUK PARTAI TERTENTU ADALAH
PELECEHAN PADA PARTAI LAINNYA
36. B. IDENTITAS PARPOL INDONESIA
-Partai Berasas Islam: PPP, PKS, PBB
-Partai Berasas Non-Islam:
-Berbasis Ormas Islam: PKB, PAN
-Berbasis Non-Ormas Islam:
PDIP, Golkar, Demokrat, Nasdem
Gerindra, Hanura, PKPI
37. C. IDEOLOGI PARPOL INDONESIA
1. Ideologi Islam : PPP, PKS, PBB
2. Dekat dg Ideologi Islam: PKB, PAN
3. Ideologi Non-Islam (Sekuler):
PDIP, Golkar, Demokrat, Nasdem,
Gerindra, Hanura, PKPI
BUKAN IDEOLOGI ISLAM vs NASIONALIS
(karena keseluruhan Parpol bervisi Nasionalis)
38. D. KEKUATAN PARPOL ASAS ISLAM
1. Sisi Legislatif/DPR:
Parpol berAsas Islam: 15%
2. Sisi Eksekutif/Presiden-Wakil Presiden:
Parpol berAsas Islam tersisih
MENGAPA?
Padahal mayoritas Penduduk Indonesia
Muslim (sekitar 90%nya)
39. FAKTOR PENYEBAB PARTAI ISLAM
TERPURUK DI NEGERI MUSLIM:
1. Umat tidak faham bahwa memilih Partai Islam
adalah kewajiban syar’i agamanya
2. Partai Islam tidak memberi penampilan syar’i
dalam gerak perjuangannya
3. Ada faham bahwa pemilu adalah sistem kafir
sehingga haram untuk berpartisipasi
4. Partai Non-Islam nampak Islami khususnya dari
sisi ritual dan amal sosialnya.
5. Terjadi sinergisme dan ‘snow-balling effect’ antara
ideologi umat dan kekuasaan sekuler
40. DAKWAH SEBAGAI SOLUSI?
Dakwah itu bagus tapi TIDAK CUKUP
untuk mengantar umat pada kejayaan
41. DAKWAH ADALAH MEMANGGIL ORANG
UNTUK FAHAM DAN MELAKSANAKAN
AJARAN ISLAM
Keterbatasannya:
1. Tergantung materi dakwahnya, bisa hanya sisi
ritual-amal sosial saja, tanpa Politik Islam
2. Produknya individual, bukan gerakan massal yang
terstruktur untuk mengubah tatanan politik
42. SOLUSI KETERPURUKAN UMAT DI
NEGERI MUSLIM:
1. Dakwah bermuatan materi Politik Islam
(setelah keimanan, ritual, dan akhlak). Dengan
dakwah seperti itu maka di pemilu umat dapat
tergerak memilih Partai Islam, meninggalkan
pilihan pada Partai Sekuler.
43. 2. Mendirikan & membesarkan Partai Islam
sebagai perwujudan dari HIZBULLAH (Q
5:56), yang harus dikelola secara syar’i
sehingga nyata sebagai alternatif pilihan
berpolitik praktis untuk warga
3. Menerapkan syariat kenegaraan Islam
tatkala Partai Islam memegang kekuasaan
formal demi kejayaan-kemajuan bangsa
44. PILIHAN UNTUK INDONESIA HANYA 2:
1. Tetap dikelola sekularistik, jauh dari ridho dan
pertolongan Allah SWT, dikooptasi oleh kekuatan
sekuler dunia yang sudah mapan, SDAnya terkuras,
SDMnya terpuruk
2. Dikelola sejalan Syariat Allah SWT, mendapat
ridho dan pertolonganNya, menjadi sejahtera dan
berkemajuan, penggalang kekuatan umat secara
internasional dan mampu bersaing secara global,
45. ALTERNATIF CARA MENUJU
INDONESIA SYAR’I (Pilihan 2) :
1. Upaya mendorong Partai Sekuler mau
membuat/menerapkan KEBIJAKAN
NASIONAL sejalan Syariat
(Sudah dilaksanakan sejak kemerdekaan,
tdak berhasil)
46. 2. Membuat Partai Sekuler berganti
menjadi Partai berAsas Islam, supaya
acuan kebijakan Partai secara legal-formal
berorientasi pada tuntunan
Syariat
(Secara terbuka sudah pernah dilakukan,
yakni PPP berganti Asas Islam, tapi
gagal tatkala dicobakan pada PAN)
47. 3. Mengusahakan aliansi permanen
antara Partai Asas Islam dengan Partai
berbasis Ormas Islam sehingga memiliki
kecukupan formal mengusung Calon
Presiden yang bervisi Syariat
(Sudah diupayakan namun gagal karena
kepentingan ideologi belum menjadi
faktor penggerak semua partai tersebut)
48. 4. Kebersamaan Partai Asas Islam
mendukung Figur Partai Sekuler walau
tidak memberikan komitmen syar’inya
dalam Pilpres dengan pertimbangan
‘Akhafud Dhararain’ ternyata juga gagal
(Suara umat terpecah karena ketidak
jelasan pemihakan Capres pilihan Partai
Asas Islam dalam penegakan syariat)
49. 5. Alternatif terujung: Partai Asas Islam
bisa MENANG BESAR dalam Pemilu
supaya mampu mengatasi tantangan
tehnis pelaksanaan pemilu, seperti politik
uang, manipulasi suara, tekanan
penguasa, dll. Alternatif ini bisa terjadi
jika:
50. a. Mobilisasi Ulama dan Muballigh
supaya menyadarkan umat untuk
memilih Partai Islam karena hal itu
adalah kewajiban syar’i dalam Islam
b. Partai Asas Islam wajib berbenah diri
supaya tegas berpenampilan syar’i,
sebagai representasi HIZBULLAH