SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
PRODUKTIVITAS TANAMAN TROPIS
TERKAIT DENGAN SUHU
NAMA : PUAN HABIBAH
BP : 1920242005
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
Pengertian suhu mencakup dua aspek
yakni derajat dan insolasi. Insolasi
menunjukan energi panas dari mata hari
dengan satuan gr/kalori/cm/jam. mirip
dengan pengertian intensitas pada radiasi
matahari. Insolasi menunjukkan energi
panas dari matahari dengan satuan
gram/kalori/cm2/jam, mirip dengan
pengertian intensitas pada radiasi matahari.
Satu garam kalori adalah sejumlah energi
yang dibutuhkan untuk menaikan suhu satu
gram air sebesar 10°C.
PENDAHULUAN
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat
memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut
Rai dkk (1998) suhu dapat berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari
tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan
tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-
faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan
menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari
organisme.
Faktor iklim mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perencanaan dan
sistem produksi pertumbuhan karena
seluruh unsur iklim berpengaruh
terhadap berbagai proses fisiologis,
pertumbuhan dan produktivitas
tanaman.
IKLIM ? SUHU ?
Letak Lintang, Tinggi Tempat, Musim, Dan Angin, Serta
Vegetasi, Merupakan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Jumlah Insolasi Atau Suhu Suatu Daerah.
Letak lintang (latitude) mempengaruhi
insolasi karena di katulistiwa insolasi lebih
besar dan sedikit bervariasi dibandingkan
dengan sub-tropis dan daerah sedang. Dengan
semakin bertambahnya latitude insolasi
semakin kecil, karena sudut jatuh radiasi
matahri semakin besar atau jarak antara
matahari dan permukaan bumi semakin jauh.
Tinggi tempat dari permukaan laut (altitude)
mempengaruhi insolasi karena semakin tinggi
altitude insolasi semakin rendah, setiap naik
100 m suhu turun 0,6°C; 3
 Musim berpengaruh terhadap insolasi dalam
kaitannya dengan kelembaban udara dan
keadaan awan;
Angin juga berpengaruh terhadap insolasi,
apalagi bila angin tersebut membawa uap
panas.
Vegetasi berfungsi menyerap panas sehingga
daerah yang banyak ditumbuhi tumbuhan
akan terasa lebih dingin karena sinar dan
panas matahari akan terserap oleh daun dan
kayu
Kisaran toleransi suhu untuk tanaman daerah dingin, tanaman daerah tropis, dan tanaman padang pasir14
Suhu Dapat Berperan Secara Langsung
Maupun Tidak Langsung Terhadap Tumbuhan
Berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan
mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut
Peran tidak langsung dengan mempengaruhi faktor yang lain,
terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan
menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan
air tumbuhan
Suhu Yang Bersifat Merusak Tanaman
1. Suhu yang Tinggi
Kondisi suhu yang tinggi biasanya berkaitan dengan kekurangan air, dan pelayuan, padahal untuk
mendinginkan suhu tubuhnya, tanaman melakukan transpirasi (melepaskan air dari tubuhnya).
Karena pasokan air tidak cukup untuk melakukan transpirasi (musim kemarau, atau di
lingkungan tumbuh yang ekstrem), maka kebutuhan air bagi tanaman tidak cukup untuk
melakukan proses pendinginan tersebut. Akibatnya, pada suhu tinggi, tumbuhan akan
mengalami kerusakan karena enzimnya menjadi tidak aktif dan metabolismenya rendah. Suhu
tinggi (di atas optimum) akan merusak tanaman dengan mengacau arus respirasi dan absorpsi
air. Meningkatnya suhu udara akan diikuti oleh meningkatnya laju transpirasi, karena penurunan
deisit tekanan uap dari udara yang hangat dan suhu daun tinggi, yang
mengakibatkan peningkatan tekanan uap air padanya. Kelayuan akan terjadi apabila laju
absorpsi air terbatas karena kurangnya air atau kerusakan sistem vaskuler atau sistem
perakaran. Tingkat kerusakan akibat suhu tinggi, lebih besar pada jaringan yang lebih muda,
karena terjadi denaturasi protoplasma oleh dehidrasi.
Suhu Yang Bersifat Merusak Tanaman
Pada saat pembentukan sel generatif, suhu tinggi mengakibatkan rusaknya sistem pembelahan
mitosis yang berlangsung dengan cytokinesis. Hal ini terlihat dengan adanya kegagalan
pembentukan biji, karena pollen grain yang terbentuk steril. Pada suhu 45oC akan mengganggu
aktivitas enzim, di antaranya enzim proteinase dan enzim peptidase. Enzim proteinase berfungsi
untuk merombak protein menjadi lipids, sedangkan enzim peptidase merombak peptids menjadi
asam amino. Oleh karena itu, tidak berkecambahnya biji (terutama kedelai dan jagung) pada
suhu tinggi karena kegagalan metabolisme biji yang disebabkan oleh kekurangan bahan dasar
yakni asam amino
Suhu Dingin
Suhu yang terlalu dingin juga tidak dikehendaki oleh tumbuhan. Kebanyakan tumbuhan berhenti
pertumbuhannya pada suhu di bawah 60C. Penurunan suhu di bawah suhu ini akan
menimbulkan kerusakan yang cukup berat. Menurut Anonim (2006) kerusakan terjadi karena
protein akan menggumpal pada larutan di luar cairan sel mengakibatkan ketidakatifan enzim.
Bila suhu mencapai titik beku, akan terbentuk kristal es di antara ruang sel dan air akan terisap
keluar dari sel maka akan terjadi dehidrasi. Apabila pembekuan terjadi secara cepat maka akan
terbentuk kristal-kristal es dalam cairan sel yang ternyata volumenya akan lebih besar dari
ukuran sel tersebut. Akibatnya sel rusak dan mati karena kebocoran dinding selnya. Hasilnya
akan terjadi daerah yang berwarna coklat pada tumbuhan, sebagai karakteristik dari kerusakan
akibat pembekuan atau frost. Suhu yang rendah juga akan berperan secara tidak langsung,
karena menghambat fungsi dari tumbuhan. Akar menjadi kurang permeabel sehingga tidak
mampu menyerap air. Hal ini menimbulkan apa yang disebut sebagai kekeringan isiologis, terjadi
pada situasi air yang relatif cukup tetapi tidak mampu diserap akar akibat suhu yang terlalu
dingin. Situasi ini sering terjadi di daerah tundra.
Variasi Suhu
Sangat sedikit tempat- tempat di permukaan bumi secara terus- menerus
berada dalam kondisi terlalu panas atau terlalu dingin untuk sistem
kehidupan, suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang maupun
secara waktu.
Variasi suhu ini berkaitan dengan garis lintang, dan sejalan dengan ini juga terjadi
variasi lokal berdasarkan topografi dan jarak dari laut. Terjadi juga variasi dari suhu ini
dalam ekosistem, misalnya dalam hutan dan ekosistem perairan.
Variasi Suhu
Perbedaan yang nyata antara suhu pada permukaan kanopi hutan dengan suhu
di bagian dasar hutan akan terlihat dengan jelas. Demikian juga perbedaan suhu
berdasarkan kedalaman air. Seperti halnya dengan faktor cahaya, letak dari
sumber panas (matahari), bersama- sama dengan putarannya bumi pada
porosnya akan menimbulkan variasi suhu di alam tempat tumbuhan hidup.
Jumlah panas yang diterima bumi juga berubah- ubah setiap saat tergantung
pada lintasan awan, bayangan tumbuhan setiap hari, setiap tahun dan gejala
geologi.
Variasi Suhu
Begitu matahari terbit pagi hari, permukaan bumi mulai memperoleh lebih
banyak panas dibandingkan dengan yang hilang karena radiasi panas bumi,
dengan demikian suhu akan naik dengan cepat. Setelah beberapa jam
tercapailah suhu yang tinggi sekitar tengah hari, setelah lewat petang mulailah
terjadi penurunan suhu maka bumi ini akibat reradiasi yang lebih besar
dibandingkan dengan radiasi yang diterima. Pada malam hari penurunan suhu
muka bumi akan bertambah lagi, panas yang diterima melalui radiasi dari
matahari tidak ada, sedangkan reradiasi berjalan terus, akibatnya ada
kemungkinan suhu permukaan bumi lebih rendah dari suhu udara disekitarnya.
Proses ini akan menimbulkan fluktuasi suhu seharian, dan fluktuasi suhu yang
paling tinggi akan terjadi di daerah antara ombak di tepi pantai.
Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu
Komposisi dan warna tanah
Kegemburan dan kadar air tanah
Semakin terang warna tanah makin banyak
panas yang dipantulkan, makin gelap warna
tanah makin banyak panas yang diserap.
Tanah yang gembur lebih cepat
memberikan respon pada pancaran panas
daripada tanah yang padat, terutama erat
kaitannya dengan penembusan dan kadar
air tanah, makin basah tanah makin lambat
suhu berubah.
Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu
Kerimbunan Tumbuhan
Pada situasi dimana udara mampu bergerak dengan
bebas maka tidak ada perbedaan suhu antara tempat
terbuka dengan tempat tertutup vegetasi. Tetapi kalau
angin tidak menghembus keadaan sangat berlainan,
dengan kerimbunan yang rendah mampu mereduksi
pemanasan tanah oleh pemancaran sinar matahari.
Ditambah lagi kelembaban udara dibawah rimbunan
tumbuhan akan menambah banyaknya panas yang
dipakai untuk pemanasan uap air, akibatnya akan
menaikan suhu udara. Pada malam hari panas yang
dipancaran kembali oleh tanah akan tertahan oleh
lapisan kanopi, dengan demikian fluktuasi suhu dalam
hutan sering jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan
fluktuasi di tempat terbuka atau tidak bervegetasi.
Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu
Iklim Mikro Perkotaan
Kemiringan Lereng dan garis lintang
Perkembangan suatu kota menunjukkan adanya
pengaruh terhadap iklim mikro. Asap dan gas
yang terdapat di udara kota sering mereduksi
radiasi. Partikel- partikel debu yang melayang di
udara merupakan inti dari uap air dalam proses
kondensasinya uap air inilah yang bersifat aktif
dalam mengurangi pengaruh radiasi matahari
tadi.
kemiringan lereng sebesar 50 dapat mereduksi
suhu sebanding dengan 450 km perjalanan arah
ke kutub.Variasi suhu berdasarkan waktu/
temporal terjadi baik musiman maupun harian,
kesemua variasi ini akan mempengaruhi
penyebaran dan fungsi tumbuhan.
Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman,
fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah
penyerbuk. Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh
radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi
kurang untuk produksi benih. Permukaan lahan ekuator sering
menerima total radiasi yang kurang dari lahan berlatitude 10-20
mdpl.
Sebenarnya sangat sulit untuk memisahkan secara mandiri pengaruh suhu sebagai
faktor lingkungan. Misalnya energi cahaya mungkin diubah menjadi energi panas ketika
cahaya diabsorpsi oleh suatu substansi. Suhu sering berperan bersamaan dengan
cahaya dan air untuk mengontrol fungsi- fungsi dari organisme.
Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam suatu lingkungan tetapi sulit untuk
menentukan suhu yang bagaimana yang berperan nyata, apakah keadaan maksimum,
minimum atau keadaan harga rata- ratanya yang penting.
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan
radiasi matahari. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh
radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman,
kandungan lengas tanah.
Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya
kandungan lengas tanah. Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati
mekanisme transpirasi dan evaporasi. Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro
di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim
kemarau. Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas
tanahnya terbatas.
Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi). Penelitian dengan cara mengerudungi tanah menggunakan
mulsa plastik ternyata dapat mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan suhu tanah, dan
mengurangi evaporasi yang berlebihan.
Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang
sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat
menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbuahan yang ditanam di dataran rendah berbunga
lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi. Tinggi tempat dari permukaan
laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu
tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin
berkurang.
Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh tanaman. Suhu
yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman bahkan akan dapat mengakibatkan
kematian bagi tanaman, demikian pula sebaliknya suhu yang terlalu rendah. Suhu malam yang tinggi
mencegah atau memperlambat pembungaan dalam beberapa tanaman. Di daerah beriklim sedang
perbedaan suhu lebih ditentukan oleh derajat lintang (latitude), Di tropika perbedaan ini lebih
ditentukan oleh tinggi tempat (altitude). Perubahan suhu tentunya mengakibatkan perbedaan jenis
tumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya.
Hasil suatu jenis tanaman bergantug pada interaksi antara faktor genetis dan faktor lingkungan
seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim dan teknologi. Dari faktor lingkungan,
maka faktor tanah merupakan modal utama. Keadaan tanah sangat dipengaruhi oleh unsur-
unsur iklim, yaitu hujan, suhu dan kelembaban. Pengaruh itu kadang menguntungkan tapi tidak
jarang pula merugikan.
Suhu/Temperatur, merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang tidak
kalah penting dengan cahaya.Setiap jenis tumbuhan memiliki batasan
temperatur minimum, temperatur opitimum dan temperatur maksimal.
Temperatur optimum tumbuhan di daerah tropis sekitar 22 0C-37 0C.
Suhu Udara Tanah
Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap jenis tanaman
mempunyai batas suhu minimum, optimum dan maksimum yang berbeda-beda untuk
setiap tingkat pertumbuhannya. Gandum dalam musim dingin tahan berada dalam kondisi suhu
nisbi rendah dan dan dapat bertahan dalam suhu beku selama periode musim dingin. Tanaman
tropis misalnya coklat memerlukan suhu tinggi sepanjang tahun. Batas atas suhu yang mematikan
aktivitas sel-sel tanaman berkisar antara 1200 sampai 1400 F tetapi nilai ini beragam sesuai
dengan jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan
dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuahan tanaman asal persediaan air
memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim. Dalam kondisi suhubyang
sangat tinggi, pertumbuhan terhambat bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan air, dan
kemungkinan keguguran daun atau buah sebelum waktunya. Bencana terhadap tanaman pangan
biasanya berasal dari keadaan kering yang sangat panas dan angin yang mempercepat
penguapan dan mengakibatkan dehidrasi jaringan tanaman.
Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang penting karena
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan berperan
hampir pada semua proses pertumbuhan. Suhu udara
merupakan faktor pentinga dalam menentukan tempat dan
waktu penanaman yang cocok, bahkan suhu udara dapat juga
sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman,
misalnya kentang di daerah bersuhu rendah sebaliknya padi di
daereah bersuhu tinggi.
 Ditinjau dari klimatologi pertanian, suhu udara di Indonesia dapat
berperan sebagai kendali pada usaha pengembangan tanaman padi di
daerah-daerah yang mempunyai dataran tinggi. Sebagian besar padi
unggul dapat berproduksi dengan baik sampai pada ketinggian 700 mdpl,
demikian juga tanaman kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.
 Suhu udara rata-rata yang tinggi baik untuk tanaman seperti kacang
tanah dan kapas. Sedangkan gandum, kentang dan tomat dapat ditanam
di dataran tinggi dengan suhu yang lebih rendah. Jenis tanaman yang
tahan kekeringan diantaranya ubi kayu, wijen, kacang tanah, kacang
hijau dan semangka.
Ada Beberapa Terminologi Untuk Kerusakan Tanaman
Sebagai Akibat Suhu Rendah (Sunu & Wartoyo, 2006;
Sugito, 2012), Antara Lain:
1. Sufokasi (suffocation): adalah lambatnya
pertumbuhan tanaman karena permukaan
tanah tertutup lapisan salju, misalnya
kekurangan oksigen dalam tanah.
2. Desikasi (desiccation): disebut dengan
istilah kekeringan isiologis, bukan karena
tidak ada air di dalam tanah, melainkan
absorpsi air oleh akar terhambat karena
berkurangnya permeabilitas selaput akar
atau karena naiknya viskositas air dalam
tanah dan bahkan membeku.
3. Heaving: adalah kerusakan tanaman karena
hubungan akar dan bagian atas tanaman
terputus disebabkan adanya kristal es pada
permukaan tanah.
4. Chilling: adalah kerusakan akibat suhu
rendah di atas titik beku (± 40C). Gejalanya
adalah adanya garis-garis khlorosis pada daun,
misalnya pada tebu, sorghum dan jagung.
5. Freezing Injury: adalah pembekuan dalam
jaringan tanaman yang berupa kristal es di
dalam atau di antara sel sehingga tanaman
rusak secara mekanis, akibatnya bagian
tanaman atau seluruh tanaman mati.
TERIMAKASIH

Contenu connexe

Tendances

tugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamantugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamanmaya safitri
 
Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasi
Tugas ekofisiologi  beda tumbuh dan diferensiasiTugas ekofisiologi  beda tumbuh dan diferensiasi
Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasimaya safitri
 
6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanamangueste104141
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogsamsicbi
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogguestaec05c4
 
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 UngaranEfek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 UngaranAlzena Vashti
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasUNHAS
 
Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor PembatasNur Aini
 
RADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARIRADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARIEDIS BLOG
 

Tendances (15)

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
tugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamantugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanaman
 
Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasi
Tugas ekofisiologi  beda tumbuh dan diferensiasiTugas ekofisiologi  beda tumbuh dan diferensiasi
Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasi
 
6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blog
 
Global warming (ahmad hary pratomo)
Global warming (ahmad hary pratomo)Global warming (ahmad hary pratomo)
Global warming (ahmad hary pratomo)
 
Proses
ProsesProses
Proses
 
Koko Tampubolon
Koko TampubolonKoko Tampubolon
Koko Tampubolon
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blog
 
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 UngaranEfek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
 
Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor Pembatas
 
Slide 3 kapita hortikultura
Slide 3 kapita hortikulturaSlide 3 kapita hortikultura
Slide 3 kapita hortikultura
 
RADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARIRADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARI
 
faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 

Similaire à produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Powerpoin dewy
Powerpoin dewyPowerpoin dewy
Powerpoin dewydewiagotek
 
Fisika pemanasan global
Fisika pemanasan globalFisika pemanasan global
Fisika pemanasan globalAMIGOSTV
 
1. Manajemen Produksi Tanaman dan Perubahan Iklim S3.20.pdf
1. Manajemen Produksi Tanaman dan Perubahan Iklim S3.20.pdf1. Manajemen Produksi Tanaman dan Perubahan Iklim S3.20.pdf
1. Manajemen Produksi Tanaman dan Perubahan Iklim S3.20.pdfMusadiaAfa1
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologiLaporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologiApriani Matrikxzsia
 
X 9 03-ajeng ramadhani gunawan
X 9 03-ajeng ramadhani gunawanX 9 03-ajeng ramadhani gunawan
X 9 03-ajeng ramadhani gunawanajengRG
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptxBayuSulistiantono1
 
FISIKA. IIN,LIA,JULIA,INDRI.pptx
FISIKA. IIN,LIA,JULIA,INDRI.pptxFISIKA. IIN,LIA,JULIA,INDRI.pptx
FISIKA. IIN,LIA,JULIA,INDRI.pptxIINSAGITA
 
Global warming (ahmad hary pratomo)
Global warming (ahmad hary pratomo)Global warming (ahmad hary pratomo)
Global warming (ahmad hary pratomo)Ahmad Hary Pratomo
 
Global warm (ahmad hary pratomo)
Global warm (ahmad hary pratomo)Global warm (ahmad hary pratomo)
Global warm (ahmad hary pratomo)Ahmad Hary Pratomo
 
Makalah dampak pemanasan glonalisasi
Makalah dampak pemanasan glonalisasiMakalah dampak pemanasan glonalisasi
Makalah dampak pemanasan glonalisasiSeptian Muna Barakati
 
Makalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraMakalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraSeptian Muna Barakati
 
Makalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklimMakalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklimirham kajang
 

Similaire à produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu (20)

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
 
Peran suhu terhadap biokimia.pptx
Peran suhu terhadap biokimia.pptxPeran suhu terhadap biokimia.pptx
Peran suhu terhadap biokimia.pptx
 
Hayan
HayanHayan
Hayan
 
Powerpoin desi
Powerpoin desiPowerpoin desi
Powerpoin desi
 
Powerpoin dewy
Powerpoin dewyPowerpoin dewy
Powerpoin dewy
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
 
Fisika pemanasan global
Fisika pemanasan globalFisika pemanasan global
Fisika pemanasan global
 
1. Manajemen Produksi Tanaman dan Perubahan Iklim S3.20.pdf
1. Manajemen Produksi Tanaman dan Perubahan Iklim S3.20.pdf1. Manajemen Produksi Tanaman dan Perubahan Iklim S3.20.pdf
1. Manajemen Produksi Tanaman dan Perubahan Iklim S3.20.pdf
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologiLaporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
 
Soal kuis
Soal kuisSoal kuis
Soal kuis
 
X 9 03-ajeng ramadhani gunawan
X 9 03-ajeng ramadhani gunawanX 9 03-ajeng ramadhani gunawan
X 9 03-ajeng ramadhani gunawan
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
 
FISIKA. IIN,LIA,JULIA,INDRI.pptx
FISIKA. IIN,LIA,JULIA,INDRI.pptxFISIKA. IIN,LIA,JULIA,INDRI.pptx
FISIKA. IIN,LIA,JULIA,INDRI.pptx
 
Makalah wahid
Makalah wahidMakalah wahid
Makalah wahid
 
Global warming (ahmad hary pratomo)
Global warming (ahmad hary pratomo)Global warming (ahmad hary pratomo)
Global warming (ahmad hary pratomo)
 
Global warm (ahmad hary pratomo)
Global warm (ahmad hary pratomo)Global warm (ahmad hary pratomo)
Global warm (ahmad hary pratomo)
 
Makalah dampak pemanasan glonalisasi
Makalah dampak pemanasan glonalisasiMakalah dampak pemanasan glonalisasi
Makalah dampak pemanasan glonalisasi
 
Makalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraMakalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masra
 
Makalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraMakalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masra
 
Makalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklimMakalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklim
 

Plus de Puan Habibah

Efek fisiologis sitokinin
Efek fisiologis sitokininEfek fisiologis sitokinin
Efek fisiologis sitokininPuan Habibah
 
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatphotoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatPuan Habibah
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahayaproduktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahayaPuan Habibah
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan air
produktivitas tanaman tropis terkait dengan airproduktivitas tanaman tropis terkait dengan air
produktivitas tanaman tropis terkait dengan airPuan Habibah
 
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (Puan Habibah
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPuan Habibah
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYU
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYUPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYU
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYUPuan Habibah
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPuan Habibah
 
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit TrepaduTeknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit TrepaduPuan Habibah
 
Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan Puan Habibah
 
Konsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaKonsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaPuan Habibah
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRIPERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRIPuan Habibah
 
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Puan Habibah
 

Plus de Puan Habibah (15)

POLLEN TUBE.pptx
POLLEN TUBE.pptxPOLLEN TUBE.pptx
POLLEN TUBE.pptx
 
Efek fisiologis sitokinin
Efek fisiologis sitokininEfek fisiologis sitokinin
Efek fisiologis sitokinin
 
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatphotoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahayaproduktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan air
produktivitas tanaman tropis terkait dengan airproduktivitas tanaman tropis terkait dengan air
produktivitas tanaman tropis terkait dengan air
 
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman tropis (
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYU
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYUPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYU
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN UBI KAYU
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
 
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit TrepaduTeknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
Teknologi Budidaya Tanaman Dengan Pengendalian Hama dan Penyakit Trepadu
 
Mina padi
Mina padi Mina padi
Mina padi
 
Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan
 
Konsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaKonsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar Leisa
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRIPERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
 
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
 

Dernier

Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energiZulfiWahyudiAsyhaer1
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis databaiqtryz
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 

Dernier (11)

Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 

produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu

  • 1. PRODUKTIVITAS TANAMAN TROPIS TERKAIT DENGAN SUHU NAMA : PUAN HABIBAH BP : 1920242005 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ANDALAS 2020
  • 2. Pengertian suhu mencakup dua aspek yakni derajat dan insolasi. Insolasi menunjukan energi panas dari mata hari dengan satuan gr/kalori/cm/jam. mirip dengan pengertian intensitas pada radiasi matahari. Insolasi menunjukkan energi panas dari matahari dengan satuan gram/kalori/cm2/jam, mirip dengan pengertian intensitas pada radiasi matahari. Satu garam kalori adalah sejumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikan suhu satu gram air sebesar 10°C.
  • 3. PENDAHULUAN Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Rai dkk (1998) suhu dapat berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi faktor- faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.
  • 4. Faktor iklim mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan dan sistem produksi pertumbuhan karena seluruh unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai proses fisiologis, pertumbuhan dan produktivitas tanaman. IKLIM ? SUHU ?
  • 5. Letak Lintang, Tinggi Tempat, Musim, Dan Angin, Serta Vegetasi, Merupakan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Insolasi Atau Suhu Suatu Daerah. Letak lintang (latitude) mempengaruhi insolasi karena di katulistiwa insolasi lebih besar dan sedikit bervariasi dibandingkan dengan sub-tropis dan daerah sedang. Dengan semakin bertambahnya latitude insolasi semakin kecil, karena sudut jatuh radiasi matahri semakin besar atau jarak antara matahari dan permukaan bumi semakin jauh. Tinggi tempat dari permukaan laut (altitude) mempengaruhi insolasi karena semakin tinggi altitude insolasi semakin rendah, setiap naik 100 m suhu turun 0,6°C; 3  Musim berpengaruh terhadap insolasi dalam kaitannya dengan kelembaban udara dan keadaan awan; Angin juga berpengaruh terhadap insolasi, apalagi bila angin tersebut membawa uap panas. Vegetasi berfungsi menyerap panas sehingga daerah yang banyak ditumbuhi tumbuhan akan terasa lebih dingin karena sinar dan panas matahari akan terserap oleh daun dan kayu
  • 6. Kisaran toleransi suhu untuk tanaman daerah dingin, tanaman daerah tropis, dan tanaman padang pasir14
  • 7. Suhu Dapat Berperan Secara Langsung Maupun Tidak Langsung Terhadap Tumbuhan Berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut Peran tidak langsung dengan mempengaruhi faktor yang lain, terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air tumbuhan
  • 8. Suhu Yang Bersifat Merusak Tanaman 1. Suhu yang Tinggi Kondisi suhu yang tinggi biasanya berkaitan dengan kekurangan air, dan pelayuan, padahal untuk mendinginkan suhu tubuhnya, tanaman melakukan transpirasi (melepaskan air dari tubuhnya). Karena pasokan air tidak cukup untuk melakukan transpirasi (musim kemarau, atau di lingkungan tumbuh yang ekstrem), maka kebutuhan air bagi tanaman tidak cukup untuk melakukan proses pendinginan tersebut. Akibatnya, pada suhu tinggi, tumbuhan akan mengalami kerusakan karena enzimnya menjadi tidak aktif dan metabolismenya rendah. Suhu tinggi (di atas optimum) akan merusak tanaman dengan mengacau arus respirasi dan absorpsi air. Meningkatnya suhu udara akan diikuti oleh meningkatnya laju transpirasi, karena penurunan deisit tekanan uap dari udara yang hangat dan suhu daun tinggi, yang mengakibatkan peningkatan tekanan uap air padanya. Kelayuan akan terjadi apabila laju absorpsi air terbatas karena kurangnya air atau kerusakan sistem vaskuler atau sistem perakaran. Tingkat kerusakan akibat suhu tinggi, lebih besar pada jaringan yang lebih muda, karena terjadi denaturasi protoplasma oleh dehidrasi.
  • 9. Suhu Yang Bersifat Merusak Tanaman Pada saat pembentukan sel generatif, suhu tinggi mengakibatkan rusaknya sistem pembelahan mitosis yang berlangsung dengan cytokinesis. Hal ini terlihat dengan adanya kegagalan pembentukan biji, karena pollen grain yang terbentuk steril. Pada suhu 45oC akan mengganggu aktivitas enzim, di antaranya enzim proteinase dan enzim peptidase. Enzim proteinase berfungsi untuk merombak protein menjadi lipids, sedangkan enzim peptidase merombak peptids menjadi asam amino. Oleh karena itu, tidak berkecambahnya biji (terutama kedelai dan jagung) pada suhu tinggi karena kegagalan metabolisme biji yang disebabkan oleh kekurangan bahan dasar yakni asam amino
  • 10. Suhu Dingin Suhu yang terlalu dingin juga tidak dikehendaki oleh tumbuhan. Kebanyakan tumbuhan berhenti pertumbuhannya pada suhu di bawah 60C. Penurunan suhu di bawah suhu ini akan menimbulkan kerusakan yang cukup berat. Menurut Anonim (2006) kerusakan terjadi karena protein akan menggumpal pada larutan di luar cairan sel mengakibatkan ketidakatifan enzim. Bila suhu mencapai titik beku, akan terbentuk kristal es di antara ruang sel dan air akan terisap keluar dari sel maka akan terjadi dehidrasi. Apabila pembekuan terjadi secara cepat maka akan terbentuk kristal-kristal es dalam cairan sel yang ternyata volumenya akan lebih besar dari ukuran sel tersebut. Akibatnya sel rusak dan mati karena kebocoran dinding selnya. Hasilnya akan terjadi daerah yang berwarna coklat pada tumbuhan, sebagai karakteristik dari kerusakan akibat pembekuan atau frost. Suhu yang rendah juga akan berperan secara tidak langsung, karena menghambat fungsi dari tumbuhan. Akar menjadi kurang permeabel sehingga tidak mampu menyerap air. Hal ini menimbulkan apa yang disebut sebagai kekeringan isiologis, terjadi pada situasi air yang relatif cukup tetapi tidak mampu diserap akar akibat suhu yang terlalu dingin. Situasi ini sering terjadi di daerah tundra.
  • 11. Variasi Suhu Sangat sedikit tempat- tempat di permukaan bumi secara terus- menerus berada dalam kondisi terlalu panas atau terlalu dingin untuk sistem kehidupan, suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang maupun secara waktu. Variasi suhu ini berkaitan dengan garis lintang, dan sejalan dengan ini juga terjadi variasi lokal berdasarkan topografi dan jarak dari laut. Terjadi juga variasi dari suhu ini dalam ekosistem, misalnya dalam hutan dan ekosistem perairan.
  • 12. Variasi Suhu Perbedaan yang nyata antara suhu pada permukaan kanopi hutan dengan suhu di bagian dasar hutan akan terlihat dengan jelas. Demikian juga perbedaan suhu berdasarkan kedalaman air. Seperti halnya dengan faktor cahaya, letak dari sumber panas (matahari), bersama- sama dengan putarannya bumi pada porosnya akan menimbulkan variasi suhu di alam tempat tumbuhan hidup. Jumlah panas yang diterima bumi juga berubah- ubah setiap saat tergantung pada lintasan awan, bayangan tumbuhan setiap hari, setiap tahun dan gejala geologi.
  • 13. Variasi Suhu Begitu matahari terbit pagi hari, permukaan bumi mulai memperoleh lebih banyak panas dibandingkan dengan yang hilang karena radiasi panas bumi, dengan demikian suhu akan naik dengan cepat. Setelah beberapa jam tercapailah suhu yang tinggi sekitar tengah hari, setelah lewat petang mulailah terjadi penurunan suhu maka bumi ini akibat reradiasi yang lebih besar dibandingkan dengan radiasi yang diterima. Pada malam hari penurunan suhu muka bumi akan bertambah lagi, panas yang diterima melalui radiasi dari matahari tidak ada, sedangkan reradiasi berjalan terus, akibatnya ada kemungkinan suhu permukaan bumi lebih rendah dari suhu udara disekitarnya. Proses ini akan menimbulkan fluktuasi suhu seharian, dan fluktuasi suhu yang paling tinggi akan terjadi di daerah antara ombak di tepi pantai.
  • 14. Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu Komposisi dan warna tanah Kegemburan dan kadar air tanah Semakin terang warna tanah makin banyak panas yang dipantulkan, makin gelap warna tanah makin banyak panas yang diserap. Tanah yang gembur lebih cepat memberikan respon pada pancaran panas daripada tanah yang padat, terutama erat kaitannya dengan penembusan dan kadar air tanah, makin basah tanah makin lambat suhu berubah.
  • 15. Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu Kerimbunan Tumbuhan Pada situasi dimana udara mampu bergerak dengan bebas maka tidak ada perbedaan suhu antara tempat terbuka dengan tempat tertutup vegetasi. Tetapi kalau angin tidak menghembus keadaan sangat berlainan, dengan kerimbunan yang rendah mampu mereduksi pemanasan tanah oleh pemancaran sinar matahari. Ditambah lagi kelembaban udara dibawah rimbunan tumbuhan akan menambah banyaknya panas yang dipakai untuk pemanasan uap air, akibatnya akan menaikan suhu udara. Pada malam hari panas yang dipancaran kembali oleh tanah akan tertahan oleh lapisan kanopi, dengan demikian fluktuasi suhu dalam hutan sering jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan fluktuasi di tempat terbuka atau tidak bervegetasi.
  • 16. Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu Iklim Mikro Perkotaan Kemiringan Lereng dan garis lintang Perkembangan suatu kota menunjukkan adanya pengaruh terhadap iklim mikro. Asap dan gas yang terdapat di udara kota sering mereduksi radiasi. Partikel- partikel debu yang melayang di udara merupakan inti dari uap air dalam proses kondensasinya uap air inilah yang bersifat aktif dalam mengurangi pengaruh radiasi matahari tadi. kemiringan lereng sebesar 50 dapat mereduksi suhu sebanding dengan 450 km perjalanan arah ke kutub.Variasi suhu berdasarkan waktu/ temporal terjadi baik musiman maupun harian, kesemua variasi ini akan mempengaruhi penyebaran dan fungsi tumbuhan.
  • 17. Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk. Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang untuk produksi benih. Permukaan lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari lahan berlatitude 10-20 mdpl.
  • 18. Sebenarnya sangat sulit untuk memisahkan secara mandiri pengaruh suhu sebagai faktor lingkungan. Misalnya energi cahaya mungkin diubah menjadi energi panas ketika cahaya diabsorpsi oleh suatu substansi. Suhu sering berperan bersamaan dengan cahaya dan air untuk mengontrol fungsi- fungsi dari organisme. Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam suatu lingkungan tetapi sulit untuk menentukan suhu yang bagaimana yang berperan nyata, apakah keadaan maksimum, minimum atau keadaan harga rata- ratanya yang penting.
  • 19. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan radiasi matahari. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan lengas tanah. Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi. Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya terbatas.
  • 20. Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan (mengurangi evaporasi dan transpirasi). Penelitian dengan cara mengerudungi tanah menggunakan mulsa plastik ternyata dapat mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi evaporasi yang berlebihan. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbuahan yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi. Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh tanaman. Suhu yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman bahkan akan dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman, demikian pula sebaliknya suhu yang terlalu rendah. Suhu malam yang tinggi mencegah atau memperlambat pembungaan dalam beberapa tanaman. Di daerah beriklim sedang perbedaan suhu lebih ditentukan oleh derajat lintang (latitude), Di tropika perbedaan ini lebih ditentukan oleh tinggi tempat (altitude). Perubahan suhu tentunya mengakibatkan perbedaan jenis tumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya.
  • 21. Hasil suatu jenis tanaman bergantug pada interaksi antara faktor genetis dan faktor lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim dan teknologi. Dari faktor lingkungan, maka faktor tanah merupakan modal utama. Keadaan tanah sangat dipengaruhi oleh unsur- unsur iklim, yaitu hujan, suhu dan kelembaban. Pengaruh itu kadang menguntungkan tapi tidak jarang pula merugikan. Suhu/Temperatur, merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang tidak kalah penting dengan cahaya.Setiap jenis tumbuhan memiliki batasan temperatur minimum, temperatur opitimum dan temperatur maksimal. Temperatur optimum tumbuhan di daerah tropis sekitar 22 0C-37 0C.
  • 22. Suhu Udara Tanah Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya. Gandum dalam musim dingin tahan berada dalam kondisi suhu nisbi rendah dan dan dapat bertahan dalam suhu beku selama periode musim dingin. Tanaman tropis misalnya coklat memerlukan suhu tinggi sepanjang tahun. Batas atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar antara 1200 sampai 1400 F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuahan tanaman asal persediaan air memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim. Dalam kondisi suhubyang sangat tinggi, pertumbuhan terhambat bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan air, dan kemungkinan keguguran daun atau buah sebelum waktunya. Bencana terhadap tanaman pangan biasanya berasal dari keadaan kering yang sangat panas dan angin yang mempercepat penguapan dan mengakibatkan dehidrasi jaringan tanaman.
  • 23. Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang penting karena berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada semua proses pertumbuhan. Suhu udara merupakan faktor pentinga dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok, bahkan suhu udara dapat juga sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman, misalnya kentang di daerah bersuhu rendah sebaliknya padi di daereah bersuhu tinggi.
  • 24.  Ditinjau dari klimatologi pertanian, suhu udara di Indonesia dapat berperan sebagai kendali pada usaha pengembangan tanaman padi di daerah-daerah yang mempunyai dataran tinggi. Sebagian besar padi unggul dapat berproduksi dengan baik sampai pada ketinggian 700 mdpl, demikian juga tanaman kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.  Suhu udara rata-rata yang tinggi baik untuk tanaman seperti kacang tanah dan kapas. Sedangkan gandum, kentang dan tomat dapat ditanam di dataran tinggi dengan suhu yang lebih rendah. Jenis tanaman yang tahan kekeringan diantaranya ubi kayu, wijen, kacang tanah, kacang hijau dan semangka.
  • 25. Ada Beberapa Terminologi Untuk Kerusakan Tanaman Sebagai Akibat Suhu Rendah (Sunu & Wartoyo, 2006; Sugito, 2012), Antara Lain: 1. Sufokasi (suffocation): adalah lambatnya pertumbuhan tanaman karena permukaan tanah tertutup lapisan salju, misalnya kekurangan oksigen dalam tanah. 2. Desikasi (desiccation): disebut dengan istilah kekeringan isiologis, bukan karena tidak ada air di dalam tanah, melainkan absorpsi air oleh akar terhambat karena berkurangnya permeabilitas selaput akar atau karena naiknya viskositas air dalam tanah dan bahkan membeku. 3. Heaving: adalah kerusakan tanaman karena hubungan akar dan bagian atas tanaman terputus disebabkan adanya kristal es pada permukaan tanah. 4. Chilling: adalah kerusakan akibat suhu rendah di atas titik beku (± 40C). Gejalanya adalah adanya garis-garis khlorosis pada daun, misalnya pada tebu, sorghum dan jagung. 5. Freezing Injury: adalah pembekuan dalam jaringan tanaman yang berupa kristal es di dalam atau di antara sel sehingga tanaman rusak secara mekanis, akibatnya bagian tanaman atau seluruh tanaman mati.