SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  57
Written by Purwandaru Widyasunu
Laboratorium Tanah
dan
Pengelolaan Sumberdaya Lahan
Faperta Unsoed
widyasunuunsoed@yahoo.com
purwandaru.widyasunu@gmail.com
Isi Kuliah:
Membahas pengetahuan dasar
tentang:
1. Saling ketergantungan (interdependensi)
2. Saling tindak (interaksi)
3. Cara peragaman sistem komoditas/hayati komoditas
(diversification)
4. Cara optimasi sistem (optimation)
Kuliah bagian ke-1:
1. Ketergantungan (interdependency)
2. Saling tindak (interaksi)
Pengertian:
Pertanian terpadu pengertiannya lebih menekankan pada tatalaksana memadukan
komoditas (tunggal atau campuran spesies) tanaman dengan tanaman lainnya atau
tanaman dengan hewan ternak pada suatu lahan sehingga menghasilkan keuntungan
bagi petani, lingkungannya, dan konsumen.
Pertanian berkelanjutan pengertiannya menekankan system pengelolaan komoditas
pertanian dan sumberdaya alam inputan agar terjadi keberlanjutan budidaya yang
tidak merusak lingkungan (planet bumi) dan kesehatan petani maupun konsumen
hasil pertanian.
Beberapa prinsip pengelolaan berupa tatalaksana dan tatakelola:
(i) meramu hubungan saling ketergantungan (interdependency) antar spesies
dan inputan alami yang sebaiknya local, (
(ii) bagaimana menginteraksikan (interaction) bermacam spesies dan inpu-
output dalam system pada lahan pertanian terpadu,
(iii) bagaimana praktik membudidayakan keragaman spesies (diversification)
dalam satuan budidaya pada lahan menyangkut sekuen budidaya (aneka
tanaman dan hewan ternak), dan
(iv) bagaimana praktek mengoptimasi (optimation) budidayanya.
Pengertian dan Hubungan
Pertanian berkelanjutan
dan pertanian terpadu
Pertanian berkelanjutan dan
pertanian terpadu, keduanya
berhubungan sangat erat.
Usaha untuk memahami
pertanian yang lestari/
berkelanjutan dapat kita
mengerti dari hal-hal apa saja?
Banyak pernyataan istilah pertanian yang menggambarkan realita
keberlanjutan system, yaitu antara lain:
a. biodinamik
b. pertanian berbasiskan komunitas
c. pertanian ekologis
d. pertanian bersih/segar
e. pertanian input luar rendah
f. pertanian organic, pertanian organic biodinamik/alami-organik
g. permakultur (secluded input system)
h. pertanian berbasis lingkungan yang bijak sosial.
Memutar/mengelola input dalam local akan sangat mendukung pertanian
berkelanjutan yang terpadu.
Pertanian berkelanjutan (FAO 1989):
Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan dan konservasi sumberdaya
alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan
manusia secara berkelanjutan bagi generasi sekarang dan mendatang.
Pembangunan sector pertanian, perhutanan, dan perikanan  mampu
mengkonservasi tanah, air, tanaman, dan sumber genetic hewan, tidak
merusak lingkungan, dan secara sosial dapat diterima.
Sistem pertanian yang berkelanjutan tinggi:
bersikluskan input dalam (internal) tinggi yang mampu
memberikan dukungan produksi aneka komoditas yang
memberikan kebaikan dan layanan daur keharaan, energi,
hidrologi dan keanekaragaman hayati pada ekosistemnya.
Sket lahan dan siklus iklus input pertanian terpadu
VERTICAL FARMING
Do you understand what
and how can be in the
future?
What can integrated
input be run?
Tahukan Anda Apa Itu Agropolitan???
Pengertian Kawasan Agropolitan
Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang teridiri dari satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah pedesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya
keterkaitan fungsional dan hirakhi keruangan satuan sistem permukiman dan
sistem agribisnis ( Pasal 1, Ayat 24). Untuk itu agropolitan merupakan suatu
pendekatan pembangunan melalui gerakan masyarakat dalam membangun
ekonomi berbasis pertanian (agribisnis) secara terpadu dan berkelanjutan pada
kawasan terpilih melalui pengembangan infrastruktur perdesaan yang mampu
melayani, mendorong, dan memacu pembangunan pertanian di wilayah
sekitarnya.
AGROPOLITAN
Kunci principal dari keberlanjutan system pertanian adalah:
1. Adanya keterpaduan proses biologis dan ekologis seperti contoh: siklus nutrisi/hara
dalam tanah/lahan, fiksasi nitrogen biologis, regenerasi tanah (soil reselience),
alelopathy, kompetisi, predasi, dan parasitisme dalam proses produksi pangan.
2. Ada usaha meminimalkan penggunaan input-input yang tak-terbarukan yang dapat
menyebabkan perusakan terhadap lingkungan, kesehatan petani dan kesehatan
konsumer  DO AND USE AS MUCH AS POSSIBLE THE LOCAL RENEWABLE
INPUT
3. Adanya usaha penerapan produktif ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang
menyelesaikan masalah petani oleh petani sendiri. Sehingga memperbarui dan
mendongkrak rasa percaya diri dari petani dan adanya kemampuan membuat input
sendiri.
4. Adanya usaha produktif kapasitas kolektif masyarakat tani untuk bekerjasama
bersama menyelesaikan masalah umum kepertanian dan masalah sumberdaya alam
yang berkaitan, misalnya organisme penganggu tanaman, irigasi, manajemen
hutan, dan manajemen perkreditan.
Variasi sistem Pertanian Terpadu/SPT (Integrated Farming
System/IFS):
Sistem pertanian terpadu (SPT) secara umum mempunyai banyak variasi dalam hal
struktur dan ciri-ciri keteknikannya. Sistem ini akan bervariasi pada skala lahan dan
agroklimatnya.
Variasinya akan bertambah bilamana unsur metode/teknik masuk ke dalam
penentuan rancangan tujuan dan manfaat penyelenggaraan SPT. Atas dasar skala
lahan maka SPT dapat dibagi menjadi skala kecil, menengah, dan besar.
Contoh SPT yang umum di seluruh dunia antara lain adalah: kebun rumah
(pekarangan/homestead gardens), desa eko-agrologis (eco-village), wilayah
eko-agrologis (eco-counties), dan kebun campur-sabuk (forest shelterbelts)
hutan rakyat.
Perlu diberikan contoh dalam tulisan ini bahwa fungsi pekarangan dan kebun
campur di desa dapat menjadi contoh baik untuk menggambarkan system pertanian
terpadu. Apa kekuatan manfaat yang ada dalam keragaman hayatinya, adanya saling
ketergantungan, dan keinteraksian (saling tindak) dalam sistem. Ide ini bisa untuk
membangun perdesaan lebih baik lagi atau pada masyarakat pinggiran kota
(suburban).
Contoh integrasi sistem kolam: kangkung - azolla - ikan
Bagan aliran kenutrisian dan keenergian dalam tanah dan di permukaan
tanah
Panenan
Biomass Tanaman Produk Ternak
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Tanaman
Produktivitas Tanah
dan
Tanah sebagai Habitat
(Fungsi Lahan)
Pakan
Ternak
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Ternak
Kotoran
Ternak
Iklim
dan
Perubahannya
Faktor fisik
tanah:
o Retensi air
o Permeabilitas
udara
o Kemudahan
tanah diolah
Faktor biologi
tanah:
o Aktivitas
mikroba tanah
o Menekan
penyakit
tanaman
Faktor kimia tanah:
o Pasokan hara
o Pasokan energi
o Daya sanggaan
Faktor
Pengelolaan Pertanian
Berkelanjutan:
1. Tanaman
2. Hewan ternak
3. Tanah dan lahan
4. Hidrologi
5. Keragaman hayati
6. Input local alami
7. SDM dan Iptek.
Hidrologi
Faktor biologi
lain: OPT.
Gambar 1. Bagan aliran kenutrisian dan keenergian dalam tanah dan di permukaan
tanah (P. Widyasunu, 2010)
SISTEM INPUT
Sistem produksi tanaman dan hewan ternak terpadu alami
memberikan kesempatan daur hara, daur energi, daur hidrologi
dalam/pada lahan diharapkan berlangsung dengan baik.
Artinya ada output yang harus (dapat) dihitung untuk
digunakan sebagai input produksi biomassa tanaman dan
produksi hewan ternak.
Contohnya:
 Input pupuk untuk tanaman dapat dihasilkan dari kotoran
hewan ternak, sisaan pakan ternak, dan material hijauan
(tanaman) yang sengaja ditanam dalam areal lahan pertanian
terpadu (tanaman orok-orok, kacang panjang, kacang kara,
turi, azolla, enceng gondok, semanggi, dll.).
SISTEM INPUT
 Input pakan ternak dari lahan yang juga menghasilkan
tanaman hijauan pakan baik dari jenis legume maupun non-
legum, pada gilirannya kotoran ternak (faeces dan urine) bisa
untuk pembuatan pupuk organik (bokhasi).
 Pupuk organik dan material hijauan dapat dimanfaatkan
untuk penyuburan tanah yang pada gilirannya akan
memberikan dampak baik bagi peningkatan keragaman
hayati biota tanah berguna baik yang berkuran makro
(contoh cacing tanah, rayap) maupun mikro (bakteri, jamur,
aktinomisetes).
SISTEM INPUT
 Keragaman hayati juga akan menyangkut keragaman musuh alami
patogen dalam tanah (contoh: Lactobacillus sp., juga berfungsi sebagai
probiotik unggul); juga musuh alami hama tanaman (pelajari dari
Kuliah Pengendalian OPT dan OPHT? Terpadu).
Kelima point penjelasan kedauran nutrisi, hara, dan kebiotikan
tanah di atas menjelaskan prospek berjalannya sistem secara terstruktur yang
memungkinkan perencanaannya oleh petani, kelompok tani, atau oleh
petugas lapangan.
Kita dapat menghitung dari lahan satu hektar dapat menghasilkan
berapa ton/ha biomass (hijauan) pakan ternak dan material kompos. Kalau
ada ternak berapa ton/ha kotoran ternak dapat dimanfaatkan untuk material
kompos.
Perubahan Aliran dan Daur Ulang Hara dalam Pertanian Terpadu
Berkelanjutan (Sutanto, 2002)
Pertanian terpadu berkelanjutan yang kita desain untuk masa depan harus mengikuti
kaidah konservasi tanah, bermanfaat membantu sekuestrasi karbon untuk membantu
menurunkan pemanasan global, dan ikut menyelamatkan ekosistem planet bumi.
Perubahan aliran hara ada empat:
1. Terjadi penurunan kesuburan tanah (kehilangan hara > penambahan hara).
2. Terjadi pembangunan kesuburan tanah (kehilangan hara < penambahan hara).
3. Kondisi kesuburan tanah dipertahankan sama (kehilangan hara = penambahan
hara).
4. Kondisi perubahan hara dimana terjadi bergantian antara pembangunan dan
penurunan kesuburan tanah. Kondisi ini menyebabkan kehilangan hara <
penambahan hara namun diikuti praktek yang menyebabkan kehilangan hara >
penambahan hara.
Pengetahuan tentang kesuburan tanah
alami:
Komposisi spesies tanaman dalam lahan pertanian terpadu akan menentukan
jumlah pengurasan hara dan mutu pasokan hara tanah.
Penggunaan (output) biomassa akan menentukan pengurasan sehingga akan
menentukan jumlah hara tesedia yang pada gilirannya akan menentukan
kuantitas pemupukan dan jenis pupuk yang diperlukan.
Diperlukan pemupukan organik dan program peragaman biota tanah dan
lahan untuk penciptaan dan pemeliharaan kesuburan tanah.
Kotoran ternak darat dan air ikan sangat bermanfaat untuk
pengelolaan kesuburan tanah terpadu.
Harus ada peruangan dan waktu untuk budidaya .
Contoh integrasi pengelolaan hara nitrogen dan
fosfat:
Kolam ikan dikembangkan juga Azolla sp., kolam menghasilkan
Azolla untuk pakan ikan dan bahan pembuatan kompos.
Azolla sp., merupakan tanaman paku air yang menambat N2
udara menjadi N dalam Anabaena azollae (simbionnya) 
kemudian menjadi N dalam Azolla sp.
Azolla memerlukan fosfat yang diberikan dengan batuan fosfat
alam, fosfat guano (kotoran walet), ekstrak/fermentasi bonggol
dan batang pisang dengan bakteri pelarut fosfat.
Air kolam dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah-
tanah untuk budidaya tanaman sistem terpadu. tanaman-ikan-
ternak ayam.
Pengetahuan integrasi system nutrisi ikan dan tanaman:
Pakan ikan mengandung asam amino esensial dalam pertanian terpadu.
Ikan memerlukan pakan dari karbohidrat, protein dan asam amino esensial (aae),
vitamin, mineral, dan asam lemak. Keperluan tersebut dapat dipenuhi dari varian
tanaman pakan misalnya sayuran, bebijian, cacing tanah, moluska (keong), ikan teri
atau sisa ikan konsumsi di pasar atau di pelabuhan.
Sayuran dan bebijian terutama legume dapat dikembangkan sendiri pada lahan
pertanian terpadu dengan peruangan yang dapat didesain dengan baik dan optimal.
Perhatikan agar tidak terjadi persaingan sinar matahari dan hara tanah dengan
tanaman inti budidaya. Kita dapat mengembangkan tanaman pangan utama,
tanaman sayuran, tanaman legume untuk ternak, tanaman kekayuan, tanaman
penyubur tanah, dan tanaman peragam agar menambah keragaman hayati
(diversity).
Petani harus dapat menghitung aae yang diperlukan oleh ikan dalam pertanian
terpadu. Penting untuk dipahami bahwa ikan memerlukan sejumlah aae dengan
dosis pakan harian yang pas/tepat dengan kebutuhan diet harian proprorsional
dengan kebutuhan karbohdirat, vitamin, mineral, dan asam lemak.
Pemberian aae yang berlebihan akan berdampak bau tidak sedap karena amoniak
yang keluar yang juga menjadi racun dalam air. Selain itu pakan lainnya yang ada
dalam konsentrat atau pellet berlebihan akan menghasilkan metan dan CO2
berlebihan sehingga dapat mempercepat berkurangnya oksigen terlarut dalam air
kolam.
Sumber aae yang murah dan mdah dikembangkan petani adalah Azolla sp. dan
maggot (larva dari black soldier fly/lalat bunga dari spesies Hermetia illucens).
Biodiversitas: sentral konsep pengendalian hama dan penyakit tanaman
Salah satu manfat penting dengan adanya usaha pengembalian
keragaman hayati lahan pertanian/sistem pertanian adalah mengembalikan
performa variasi servis (pelayanan) ekologis (Altieri, 1991 dalam Altieri et al.,
1996). Dengan demikian program memperbaharui sistem pertanian konvensional
(penyederhanaan spesies dan siklus alami) sangat penting dan mendasar.
Dalam sistem pertanian alami ada sinergisme dalam lahan yang masih
beragam spesies tanamannya meliputi tanaman penghasil kayu, serat, minyak,
protein pangan dan pakan, karbohidrat pangan dan pakan, sayuran, dan lain-lain
penghasil pendapatan petani/masyarakat.
Keragaman hayati spesies yang dipetik dalam pertanian terpadu alami
tersebut di dalamnya bisa masuk hewan ternak, dan ragam tanaman eksoktik
misalnya tanaman hias tahan naungan contoh anggrek (orchard) dan tanaman
simplisia.
Biodiversitas: sentral konsep pengendalian hama dan penyakit tanaman
Sistem ini menghadirkan strata penutupan tanah yang bisa rapat sehingga
memelihara tanah dari erosi dan aliran permukaan, memelihara hidrologi
internal, termasuk menjamin ragam kehidupan dalam tanah untuk
kelangsungan siklus energi dan nutrisi.
Keberagaman hayati juga akan memberikan servis pengendalian OPT karena
adanya beragam tanaman yang menjadi makanan OPT dan spesies musuh
alaminya, demikian juga memungkinkan terciptanya ketahanan spesies.
Tingkat keragaman hayati dalam agroekosistem
Tipe dan kelimpahan ragam hayati dalam pertanian akan berbeda tergantung dari
sistem agro-ekosistem dan beragam menurut lama penyelenggaraannya, keragaman
biotik di dalamnya, struktur, dan manajemennya.
Realitas dalam praktik agro-ekosistem terdapat variabilitas dalam tiap basis ekologi
dan pola agronomis yang bervariasi pada dominansi agro-ekosistemnya.
Menurut Southwood dan Way (1970) dalam Altieri et al. (1996), secara umum tingkat
keragaman hayati dalam agro-ekosistem tergantung pada empat karakteristik utama
dalam sistemnya meliputi:
1. Keragaman vegetasi di dalam dan sekeliling agro-ekosistem,
2. Keberagaman tanaman yang dibudidayakan di dalam agro-ekosistem,
3. Intensitas manajemen, dan
4. Tingkat isolasi agro-ekosistem dari vegetasi alami.
Keinteraksian dalam Pertanian Terpadu Berkelanjutan
Marilah kita memulai melakukan pemikiran tapi kemudian melakukan praktik
pertanian terpadu yang harus berkelanjutan dengan tujuan ideal harus dicapai:
(i) memenuhi kebutuhan manusia pangan sehat, dan
(ii) menyelamatkan planet bumi dari bencana yang salah satunya akibat sistem
pertanian yang pada satuan lahan biotanya disederhanakan.
Kita pikirkan dan kita praktikan harus terpadu dan berkelanjutan, itulah
falsafahnya.
Guna membahasnya dan melaksanakannya kita harus menengetahui benar
komponen sistem yang saling berinteraksi dalam hal kebutuhan: energi,
nutrisi, air, ruang, manejemen.
Marilah kita memikirkan akan keselamatan manusia dan seluruh makhluk dan
planet bumi yang sudah Tuhan Yang Maha Esa berikan untuk kita.
Apakah interaksi antar komponen-komponen sistem pertanian itu?
Asal kata interaksi dalam bahasa Inggrisnya adalah inter-act, itu merupakan kata
kerja transitif yang artinya adalah saling tindak. Sedangkan interaksi adalah kata
benda yang bisa terukur namun bisa pula tidak terukur.
Contoh untuk menggambarkannya adalah saling tindak dalam reaksi kimia, kita tahu
unsur apa saja yang bisa kita reaksikan dan bisa diukur dan diketahui sifat-sifat hasil
reaksinya, namun bisa saja kita juga tidak tahu detil apa saja yang saling
mempengaruhi.
Saling mempengaruhi adalah kunci potensi dan prospek suatu komponen dari suatu
sistem yang bisa saling berinteraksi baik kita sengaja lakukan atau secara alami
membentuk suatu kinerja dan dapat diamati menjadi sebuah fenomena yang dapat
diukur. Adanya interaksi antar komponen sistem, hal itu memerlukan suatu tindakan
kita untuk mengetahui semua fenomena baik yang baik maupun buruk, potensi, dan
prospek untuk suatu tujuan dan manfaat sistem.
Riset adalah suatu pola kegiatan ilmiah yang dapat dilakukan dalam optimasi
budidaya tanaman dan hewan ternak dalam sistem pertanian terpadu berkelanjutan.
Keinteraksian Biotik Arah Siklus Nutrisi/Hara Produktif dan Protektif
Ekosistem Lahan Pertanian
Manfaat “memelihara” biota tanah adalah menyangkut berbagai proses dalam tanah.
Manfaatnya dalam tanah adalah fungsi bagi ekosistem yang meliputi:
1). fungsi produktif ekosistem yaitu sebagai penghasil biomassa
2) fungsi perlindungan ekosistem meliputi mempertahankan kesuburan/ produk-
tivitas tanah dan sabilitas biota tanah/lahan.
Fungsi produktif ekosistem meliputi: i) dekomposisi residu organik, ii)
pelepasan unsur hara, iii) memasok N melalui penyematan N2-udara, dan iv)
pengaturan sendiri antar biota tanah.
Fungsi perlindungan ekosistem meliputi: a) humifikasi senyawa organik, b)
penyematan unsur hara oleh mikroba, fauna dan flora tanah, c) memasok N melalui
penyematan N2-udara, d) perbaikan agregasi struktur tanah dan pembentukan
struktur tanah, dan e) pengaturan sendiri antar biota tanah.
Manfaat/fungsi biota pada lahan sawah terhadap produktivitas ekosistem
(tanah dan lahan).
Nama Biota Fungsi
produktif
Fungsi
pemeliharaan
Metode untuk
pemeliharaannya dalam tanah
Mikroorganisme
tanah:
1. Bakteri
2. Fungi
3. Algae
4. Protozoa
i, ii, iii, iv.
i, ii, iv.
iii.
i, iv.
a, b, c, e.
a, b, c, d, e.
b, c.
a, b, e.
o Optimasi C-organik, pH dan
o penghawaan tanah.
o Optimasi C-organik.
o Optimasi C-organik dan
kelembaban tanah.
o Optimasi C-organik dan
kelembaban tanah.
Mikroorganisme
Simbiosis:
1. Rhizobium
2. Mikoriza
iii, iv.
i, ii, iv.
b, c, e.
b, d, e.
Optimasi C-organik, fosfat, unsur
mikro Mo dan B.
Optimasi C-organik.
Makro dan me-
so fauna tanah:
1. Cacing tanah
2. Siput
3. Insekta
4. Laba-laba
5. Kaki seribu
i, ii, iv.
iv.
iv.
iv.
iv.
a, b, d, e.
d, e.
d, e.
e.
d, e.
Seluruhnya perlu: (i) bahan organik
dalam tanah yang cukup minimal >
2,5 persen agar kehidupan biota
(jejaring energi dan makanan) dinamis
dan (ii) aerasi dan kelembaban yang
cukup.
Tanaman legum
dan bakteri sim-
bionnya.
ii, iii, iv. c, d, e. C-organik minimal > 2,5 persen,
fosfat cukup, kandungan unsur hara
mikro Fe, Mo, B, Zn dan Co yang
cukup.
Azolla dan
simbionnya
Anabaena azo-
llae.
i, ii, iii, iv. b, c, d, e. Hidup diperairan dangkal dengan
ketebalan genangan air optimal 1-2
cm dan kecukupan fosfat dalam
lumpur atau perairan.
Sumber: modifikasi dari Maeder et al., (1996) oleh Widyasunu, 2010.
Prinsip dasar pertanian terpadu
Kuliah bagian ke-2
1. Diversifikasi sistem
2.Optimasi sistem
Diversifikasi sistem
Diversifikasi Sebagai Konsep Kesuksesan Pertanian Terpadu
Berkelanjutan
Diversifikasi dalam bahasa Indonesianya adalah meragamkan, dengan
demikian pengertian diversifikasi dalam pertanian adalah usaha membuat
ragam produksi atau output (luaran/hasil) budidaya dari/pada lahan
pertanian.
Diversifikasi merupakan konsep maupun pola/sistem yang dipergunakan
untuk meragamkan luaran yang kemudian bisa dipergunakan untuk:
(i) input produksi/budidaya,
(ii) konsumsi rumah tangga petani, dan (
(iii) dipasarkan.
Tiga macam kebutuhan tersebut sangat khas bagi petani, namun dalam
pertanian terpadu berkelanjutan ada tambahan manfaat keragaman yang
disengaja (diversifikasi) yaitu manfaat konservasi sumberdaya lahan dan
air, disamping manfaat pengelolaan input lokal produk internal lahan
(auto-input).
Dalam lahan pertanian terpadu berkelanjutan, dengan
demikian ada luaran primer, sekunder, dan luaran tersier
dan seterusnya termasuk residu biomassa, kotoran ternak
(padat dan cair), dan kotoran kolam yang semuanya saling
diperlukan untuk pengelolaannya.
Diversifikasi Budidaya Tanaman Pokok
Diversifikasi budidaya tanaman pokok adalah bagaimana upaya petani atau
pengelola pertanian untuk meragamkan tanaman pokok yang akan menjadi
output utama usaha pertanian.
Ada beberapa pertimbangan penting untuk mengembangkan diversifikasi
sistem ini untuk masa depan.
Pertimbangan antara lain bagaimana:
(i) untuk menghadapi pemanasan global,
(ii) untuk menghadapi kerusakan tanah dan air lahan pertanian,
(iii) untuk memenuhi kebutuhan pertanian alami organik,
(iv) untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pangan daerah/nasional
(kebijakan), dan
(v) untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani.
Perlu penekanan tujuan mana yang paling segera dan
diperlukan (prioritas).
Pengetahuan tentang buah local (tropika)
dengan kandungan vitamin C tinggi:
Vitamin C adalah salah satu antioksidan disamping vitamin E dan senyawa lain yang mengandung
antioksidan baik adalah polifenol (gugus fenol). Tanaman adalah penghasil antioksidan paling banyak dan
paling ragam. Komoditas tanaman penghasil vitamin C adalah buah-buahan dan sayur-sayuran.
Kebutuhan vitamin C tubuh manusia adalah 60 mg/hari.
Buah-buahan yang hidup pada iklim tropika basah seperti di Indonesia ini mengandung aneka vitamin,
mineral, dan serat yang angat baik untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh manusia. Banyak
macam/spesies uah-buahan tropika basah mengandung vitamin C yang termasuk kategori tinggi, bahkan
lebih tinggi dibandingkan dengan apel dan jeruk. Perhatikan Tabel berikut.
Nama Buah Tanaman Kandungan Vitamin C
(mg vit C/100 g buah)
Jambu monyet (Anacardium occidentale) 197
Jambu biji putih (Psidium guajava Linn.) 116
Duwet (Syzgium cumini) 100
Gandaria (Bouea macrophyla) 111
Mangga manalagi (Mangifera indica Linn.) 61
Apel 15 *)
Lemon 40*)
Alpukat 17 *)
*) Data diambil dari The Fruit Pages: Nevo Table 1996, Nevo Foundation, Netherlands Nutrition Centre.
Contoh pertimbangan
pemanasan global perlu buah
Daftar buah-buahan dengan kandungan nutrisinya
Nama
Buah
Energi Air Serat Lemak Protein Gula Vit A Vit C Vit
B1
Vit
B2
Vit
B6
Vit E
Bahan
100 g
KJ/
Kcal
% g g g g ug mg mg mg mg mg
Apel 207/49 84 2,3 0 0,4 11,8 2 15 0,02 0,01 0,05 0,5
Alpukat 523/
126
81 0,2 10 2,0 7,0 20 17 0,06 0,12 0,36 3,2
Pisang 375/ 88 76 2,7 0 1,2 20,4 3 10 0,04 0,03 0,36 0,3
Wortel 48/11 92 3,3 0 0,6 2,2 312 2 0,03 0,04 0,08 0,2
Anggur 274/ 64 83 2,2 0 0,6 15,5 0 3 0,03 0,01 0,08 0,6
Jambu 306/ 72 81 5,3 0 1,0 17,0 30 218 0,04 0,04 0,14 -
Lime 156/ 37 91 0,3 0 0,0 7,0 0 40 0,03 0,02 0,08 -
Mangga 255/ 60 84 1,0 0 0,0 15,0 210 53 0,05 0,06 0,13 1,0
Pepaya 136/ 32 91 0,6 0 0,0 8,0 40 46 0,03 0,04 0,04 -
Melon 153/ 36 93 0,6 0 1,0 8,0 30 6 0,04 0,05 0,07 -
Jeruk 198/ 47 87 1,8 0 1,0 10,6 2 49 0,07 0,03 0,06 0,1
Tomat 48/11 97 1,4 0 0,9 1,9 140 15 0,05 0,02 0,08 0,7
Data diambil dari The Fruit Pages: Nevo Table 1996, Nevo Foundation, Netherlands Nutrition Centre.
Pertimbangan dari aspek: menghadapi kerusakan tanah dan
air, input pertanian organik, kebutuhan pangan daerah dan
nasional, dan kebutuhan rumah tangga petani
Tanaman legum dapat dimasukkan ke dalam tanaman primer ataupun
sekunder dan primer tergantung keperluannya.
Apabila legum digunakan untuk pakan ternak atau untuk bahan pupuk
hijau, contohnya orok-orok, glirisidea, turi, petani cina, lamtoro, maka
dapat dimasukkan sebagai tanaman tetap yang ditanam di pekarangan atau
pinggir lahan sebagai border, jadi itu termasuk tanaman sekunder atau
tersier.
Apabila tanaman legum seperti kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kecipir
ingin dibudidayakan, maka yang menentukan curah hujan pada saat itu.
Tanaman tersebut tentunya memerlukan curah hujan tidak terlalu tinggi,
sehingga dapat dibudidayakan sebagai tanaman sekunder atau bahkan
primer pada saat hampir akhir musim hujan.
Spesies Negara Perlakuan Total N
tanaman (kg
N/ha)
N2 diikat oleh
tanaman (%)
Jumlah perolehan (kg
N/ha/tanaman
Kacang tanah
(Arachis hypogea)
Australia Suplai air 171-248 0,22-0,53 37-131
Kultivar 254-319 0,55-0,65 139-206
Rotasi 181-247 0,47-0,53 85-131
Brasilia Inokulasi 147-163 0,47-0,78 68-116
India Kultivar 126-165 0,86-0,92 109-152
Kedelai (Glycine
max)
Thailand Kultivar 121-643 0,14-0,70 17-450
Indonesia Rotasi 79-100 0,33 26-33
Kacangan umum
(Phaseolus vulgaris)
Brasilia Kultivar 18-71 0,16-0,71 3-32
Cowpea (Vigna
unguiculata)
Brasilia Lokasi/musim 25-69 0,32-0,70 9-51
Indonesia Rotasi 67-100 0,12-0,33 12-22
Centrosema
pubescens
Malaysia ----- 299 0,50 150
Tanaman legum yang menambat N2 udara untuk pengelolaan N tanah
Spesies Negara Perlakuan Total N tanaman
(kg N/ha)
N2 diikat oleh
tanaman (%)
Jumlah
perolehan (kg
N/ha/tanaman
Pueraria
phaseloides
Malaysia Tiap 41-60 hari (pemetikan) 24 0,92 22
Tiap 61-80 hari (pemetikan) 44 0,86 38
Albizia falcataria Filipina ----- ----- 0,55 -----
Gliricidia sepium Australia Tiap 90 hari (pemetikan) 132 0,75 99
Leucaena
leucocephala
Malaysia Tiap 3 bulan pemetikan 296-313 0,58-0,78 182-231
Sesbania cannabina Australia Musiman pemetikan 136-202 0,70-0,93 126-141
Sesbania
grandiflora
Indonesia Tiap 2 bulan pemetikan ----- 0,79 -----
Sesbania rostrata Filipina Tiap 45-55 hari pemetikan 157-312 0,88-0,91 140-286
Sesbania sesban Indonesia Tiap 2 bulan pemetikan ----- 0,84 -----
Senegal Tiap 2 bulan pemetikan 54-100 0,13-0,18 7-18
Crotalaria juncea *) ----- ----- 105-129 0,30 % bobot
basah
-----
Crotalaria
anagyroides *)
----- ----- 98 0,33 % bobot
basah
-----
Crotalaria
quinquefolia *)
----- ------ 88 0,19 % bobot
basah
-----
Diversifikasi Tanaman Inputan
Memberikan wawasan bahwa sistem pertanian kita untuk masa depan perlu kita
programkan dengan komprehensif antara lain dalam hal pengelolaan kesuburan
tanah terpadu.
Dengan demikian diversifikasi lahan pertanian terpadu berkelanjutan dengan
tanaman inputan pengelolaan kesuburan tanah diperlukan sangat mutlak.
Ini harus diperjuangkan karena telah lama bangsa kita melupakan kearifan
iptek tersebut yang telah dilaksanakan oleh nenek moyang kita.
Guna melaksanakan lahan yang mempunyai vegetasi/tanaman yang berfungsi
untuk input pengelolaan kesuburan tanah berkelanjutan maka satu-satunya
cara adalah membuat lahan berkonsep diversifikasi tanaman utama – tanaman
input pupuk organik.
No. Sistem Pertanaman dan Definisi Karakteristik, Tata Kelola, dan Manfaat
1. Pertanaman campuran
Lebih dari satu jenis tanaman dalam
petak dan waktu yang bersamaan.
a. Bersama tanaman keras
Campuran varietas dari tanaman sejenis;
memanfaatkan potensi lingkungan yang stabil;
memberikan kepastian hasil dan mencegah
kegagalan panen wilayah yang lingkungannya
tidak stabil.
a. Berbagai jenis tanaman.
Bersama tanaman semusim dan tanaman
pohon (permanen).
2. Pertanaman baris
Lebih dari satu jenis tanaman ditanam
bersamaan dalam larikan-larikan.
a. Pertanaman menurut kontur.
b. Pertanaman secara acak tanpa larikan.
c. Petak pertanaman berseling.
Pertimbangan, tujuan, dan sifat pertanaman ganda: tanaman utama
dan tanaman input
Sistem Pertanaman dan Definisi Karakteristik, Tata Kelola, dan Manfaat
3. Pertanaman tumpangsari ber-gilir
Ditanam lebih dari satu jenis tanaman
dalam satu kalender pertanaman, dan
ditanam dalam bulan yang berbeda.
a. Hanya dengan tanaman semusim.
b. Bersama tanaman semusim dan tanaman
keras/pohon.
c. Hanya dengan tanaman keras/ pohon.
4. Pertanaman tumpang gilir
Ditanam lebih dari satu jenis tanaman
dalam satu kalender pertanaman, sebagian
ditanam dalam bulan yang sama dan yang
lain pada bulan yang berbeda.
a. Pertanaman ganda.
b. Pertanaman triplo.
c. Pertanaman kuadruplo.
d. Pertanaman sistem ratoon.
5. Tanam ganda campur dalam Permakultur
Permakultur memerlukan pe-nataan ruang
yang spesifik dan tegas antara komoditas
tanaman, hewan darat, dan ikan. Tatakelola
tanam seperti nomor 1, waktu bisa sama
disa beda.
Ada pengaturan lahan sebagai habitat
tanaman dan ternak darat (sawah/lahan
kering) dan alokasi kolam. Sistem ini
berpenglolaan tanah dan air sebagai media
budidaya komoditas ganda tanaman-ternak
darat-ikan.
a. Pertanaman bisa ganda berapapun asalkan tata
ruang yang sempurna mendukung, meliputi
pengaturan penerimaan cahaya matahari,
perkembangan akar tanaman, dan persaingan
keharaan.
b. Bisa memanfaatkan lahan sawah atau lahan kering
syaratnya sumber air mendukung terutama pada saat
musim kemarau.
c. Sistem ini bisa dilengkapi dengan perkandangan.
Jadi sistem ini termasuk cara optimasi usahatani
pertanian terpadu.
Sumber: Sutanto (2002) yang dimodifikasi oleh Widyasunu (2010).
Diversifikasi tanaman dan hewan
Hewan ternak diperlukan sekali dalam penyelenggaraan pertanian terpadu baik
sebagai komoditas pembangkit dan penguat ekonomi maupun untuk
menghasilkan input kotoran ternak guna pembuatan pupuk organik.
Diversifikasi Hewan Inputan
Hewan inputan adalah hewan-hewan yang sengaja dipelihara dan
ditujukan untuk bisa dijual/dipasarkan dan dibuat menajdi inputan sistem
pertanian terpadu. Contoh untuk penggunaannya adalah inputan untuk pakan
ikan dan pakan ternak darat (contoh ayam).
Kalau kita akan mengembangkan sistem pertanian permakultur
dimana semua inputan harus bersifat secluded (isolasi) yaitu berasal dari dalam
sistem dan digulir-gunakan sebagai input komoditas lainnya dalam satu satuan
lahan.
Pada gilirannya kemudian output komoditas tersebut sisaannya akan
menjadi inputan komoditas lainnya dan seterusnya bersifat siklus input.
Diversifikasi Biota Tanah
Diversifikasi biota tanah merupakan tatacara dan tatalaksana untuk
meragamkan biota tanah lahan-lahan pertanian ataupun hutan,
pekarangan, atau golongan lahan peruntukan lainnya misalnya lahan
bantaran sungai, pelembahan gunung/bukit, dll.
Karena merupakan tatacara atau tatalaksana maka ada teori dan petunjuk
praktisnya, ada daftar organisme tanah yang bisa dikembangkan untuk
tujuan pengelolaan kesuburan tanah dan pengendalian OPT
berkelanjutan.
Bidang keahlian yang diperlukan adalah ilmu tanah, ilmu pegendalian
OPT terpadu hayati, agronomi, dan lingkungan.
Optimasi Sistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan:
1. Membangun sistem interaksi tanah dengan komponen ekosistem dan
sibernatika ekosistem sebagai dasar optimasi
1.1. Pendekatan diversifikasi dan perspektif
1.2. Tanah sebagai komponen ekosistem
1.3. Interaksi tanah dengan komponen ekosistem: harus dibangun
1.4. Bangunlah ekosistem pertanian sebagai sistem swakelola sibernatika
2. Penerapan diversifikasi dalam sistem
3. Kemampuan mengelola keragaman hayati tanah
3.1. Interaksi tanaman dan organisme dekomposer
3.2. Kualitas tanah
3.3. Optimasi lahan untuk masa depan: memfungsikan kualitas tanah
4. Kemampuan pengelolaan makro dan mikro biotik berguna dalam kolam
5. Pengelolaan residu tanaman dan kotoran hewan ternak
6. Pengelolaan tanaman BNF
7. Penataan ruang pertanian perdesaan
8. Konservasi tanah dan air lahan-lahan pertanian.
Optimasi Pertanian Terpadu Berkelanjutan
Azas-azas Optimasi Sukses Pertanian Terpadu Berkelanjutan
Kata optimasi lebih dekat pada kata optimism [n(u)] yaitu kata benda tak
terhitung asal dari bahasa Inggris, hampir semua bahasa eropah barat memakai
kata itu untuk menggambarkan tentang kepercayaan kita bahwa sesuatu yang
baik pasti akan datang.
Kata optimism ini bagi orang Indonesia kemudian diubah menjadi optimasi
yaitu sehingga dari kata benda berubah menjadi kata kerja agar suatu
subyek/obyek menjadi berdayaguna.
Oleh karena itu kata optimasi selalu disertai dengan frase yang mengambarkan
tatacara dan tatalaksana mengerjakannya.
Optimasi
Artinya boleh meng-optimis-kan.
Yaitu optimasi sumberdaya tanaman pada suatu satuan lahan
pertanian yang kita miliki menyangkut pemanfaatan:
(i) sumberdaya alam tanah,
(ii) air,
(iii) cahaya matahari,
(iv) atmosfer beserta segala yang terkandung, dan
(v) lainnya dalam agro-ekosistem.
Interaksi Tanah dengan Komponen Ekosistem dan
Sibernatik Ekosistem sebagai Dasar Optimasi (Ellert et
al., 1997 dalam Gregorich dan Carter, 1997)
Pendekatan ini atas dasar pandangan terhadap kualitas
tanah/lahan yang berinteraksi dengan air, atmosfer, dan
kualitas produk yang dihasilkan sangat sinergi dengan
kebiotikan tanah, lahan, dan ekosistem lain dalam agro-
ekosistem.
Pendekatan atas komoditas diserahkan kepada masing-
masing ahli dan praktisinya .
Interaksi diantara tanah dengan komponen ekosistem lainnya: harus
dibangun
Bangunlah ekosistem pertanian sebagai sistem swakelola
sibernatika (cybernetic systems)
*
Interaksi Tanaman dan Organisme
Dekomposer
Interaksi diantara tanaman dan organisme dekomposer dalam tanah sangat
penting dan bermanfaat dalam pemeliharaan siklus nutrisi/hara dalam
ekosistem natural dan pertanian.
Tanaman mendepositkan substrat yang kaya energi dalam tanah, kemudian
hara-hara tanaman dilepaskan oleh adanya aktivitas dekomposer bahan
organik dalam tanah.
Mikroba tanah bertanggungjawab terhadap mobilisasi keharaan dan
mengasimilasi hara yang diperlukan untuk memaksimalkan biomass
mikroba itu sendiri (di bawah penghambatan/masalah kemudah-rubahan
bahan organik yang tersedia).
Kemudian mikroba juga akan melepaskan kelebihan hara untuk diserap
oleh tanaman.
Kualitas Tanah
Kita juga harus mengerti apa kualitas tanah itu dan bagaimana yang kita
kehendaki agar tanah lahan pertanian terpadu kita dapat kita tangani
dengan baik.
Atas dasar perspektif dari ekosistem (agro-ekosistem), kualitas tanah
merupakan atribut dari kesehatan ekosistem, dimana produksi biomassa
tanaman merupakan fungsi yang dimiliki oleh kualitas tanah.
Kualitas tanah dan kesehatan lingkungan sangat berhubungan dan
mempengaruhi terhadap tanah sehingga juga terhadap produktivitas
tanaman.
Kualitas tanah, kualitas ekosistem, dan produktivitas tanaman pertanian
dipengaruhi pula oleh kualitas air dan preservasi dari keragaman hayati
agro-ekosistem.
Kualitas Tanah
Kualitas tanah memberikan servis terhadap fungsi-fungsi
tanah yaitu:
(i) media untuk mendukung produksi tanaman,
(ii) media dari ekosistem alami,
(iii)media/tempat penerimaan, partisi, dan penyimpanan
air,
(iv) tempat buffer dan siklus hara,
(v) tempat dekomposi dan detoksifikasi sampah organik
(sampah plastik sulit),
(vi) tempat pertukaran gas dengan atmosfer,
(vii) merupakan habitat dari kehidupan subterranean, dan
(viii) merupakan tempat reservoir dari keragaman genetik.
Optimasi lahan masa depan
Guna memberikan garansi kehidupan yang baik bagi generasi
mendatang maka kita harus menyelamatkan tanah, air,
atmosfer, dan keragaman hayati.
Penyelamatan tersebut harus melandasi pemikiran, konsep,
dan tatalaksana dan tatakelola kegiatan budidaya pertanian
terpadu berkelanjutan.
Kita perlu tinjau lebih mendalam kualitas tanah yang dapat
dipergunakan untuk memberikan fondasi optimasi lahan
untuk masa depan.
Indeks ekosistem Kondisi yang diinginkan, point kesehatan, dan standar
ketinggian kualitas
Diadaptasi dari Schlesinger (1994):
1. Produksi primer netto – input energi eksternal
2. Bahan organik tanah
3. Imbangan massa biogeokimia
4. Siklus kenutrisian internal ekosistem
1. Tinggi, memberikan perma-salahan / hambatan
ke-iklim-an
2. Kuantitas yang statik
3. Input ≥ kehilangan
4. Siklus-kembali >> input eksternal.
Diadaptasi dari NRC (1994):
1. Stabilitas tanah dan fungsi DAS
2. Siklus keharaan dan aliran energi
3. Mekanisme pemulihan
1. Resisten terhadap erosi dan run-off
2. Pengikatan hara yang tinggi dan ada
penyimpanan energi
3. Mekanisme pemulihan yang tidak berpasangan;
modifikasi biotik.
Diadaptasi dari Schneider dan Kay (1994), tentang
energi dissipasi:
1. Penangkapan dan penyim-panan energi dan
aliran internal
2. Elemen siklus
3. Struktur trophik
4. Respirasi dan transpirasi
5. Biomass ekosistem
6. Keragaman hayati
Energi dissipasi tinggi
1. Tinggi, potensi lebih tinggi untuk dissipasi
(build-up)
2. Lebih bersiklus, siklus lebih lama, laju siklus
lambat
3. Lebih panjang, makin efisien rantai makanan
4. Tinggi
5. Luas
6. Tinggi, alur yang beragam untuk terjadi
dissipasi energi.
Sumber: Ellert et al. (1997) dalam Gregorich dan
Carter (1997).
Komponen fungsi Karakteristik/proses fungsi
Medium pertumbuhan tanaman 1. Medium yang sesuai untuk perkecambahan biji
dan pertumbuhan tanaman
2. Tidak ada kondisi kimia yang menghambat
(masam, salin, sodik)
3. Perimbangan input hara
4. Medium sesuai untuk mikroba (siklus hara dan
dekomposisi)
5. Mempromosi pertumbuhan dan perkembangan
akar tanaman.
Pengaturan air dalam tanah 1. Menerima, menyimpan, dan melepaskan
kelembaban untuk tanaman
2. Retensi air serbacukup (buffer) dan mengurangi
dampak kekeringan
3. Kemampuan infiltrasi dan kapasitas simpan air
cukup; run-off direduksi.
Pengaturan gas dalam tanah 1. Menerima, memegang, dan melepaskan gas
2. Cukup kemampuan pertukaran air dan gas
dengan atmosfer.
Bagaimana menciptakan kebutuhan kondisi tanah
seperti berikut:
Komponen fungsi Karakteristik/proses fungsi
Pengaturan energi dalam tanah Menyimpan melepas (recycle) energi kaya dengan
bahan organik
Penyanggaan (buffer) dan penyaringan (filter) 1. Menerima, memegang, dan melepas hara
2. Menyimpan (sequester) bahan berenergi dan
elemen bio-toksik
3. Membebaskan (detoxify) bahan-bahan toksik
bagi tanaman.
Sumber: Carter et al. (1997) dalam Gregorich dan Carter (1997).
Bagaimana menciptakan kebutuhan kondisi tanah seperti
berikut:

Contenu connexe

Tendances

Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanAndary Aindåapryl
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanamanAli Babang
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikulturaAndrew Hutabarat
 
Presentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanianPresentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanianFaizalRidho1
 
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptxPPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptxauliaseftiari
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahUniversity of Lampung
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemfahmiganteng
 
Pertanian Modern
Pertanian Modern Pertanian Modern
Pertanian Modern tani57
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Pasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman HortikulturaPasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman HortikulturaRozi Aziz
 
Pengolahan tanah terpadu
Pengolahan tanah terpaduPengolahan tanah terpadu
Pengolahan tanah terpaduBima Andika
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekaranganOptimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekaranganAlfina Nugraheni
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxBPPSINDANGKASIH
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian OrganikDeni Wahyu
 

Tendances (20)

Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Presentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanianPresentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanian
 
Liesa
LiesaLiesa
Liesa
 
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptxPPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
 
Pertanian Modern
Pertanian Modern Pertanian Modern
Pertanian Modern
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Pasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman HortikulturaPasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman Hortikultura
 
Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 
Pengolahan tanah terpadu
Pengolahan tanah terpaduPengolahan tanah terpadu
Pengolahan tanah terpadu
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
 
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekaranganOptimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organik
 

En vedette

HKTI Tertarik Visi Misi Ketahanan Pangan Jokowi-JK #JokowiTelahBekerja
HKTI Tertarik Visi Misi Ketahanan Pangan Jokowi-JK #JokowiTelahBekerjaHKTI Tertarik Visi Misi Ketahanan Pangan Jokowi-JK #JokowiTelahBekerja
HKTI Tertarik Visi Misi Ketahanan Pangan Jokowi-JK #JokowiTelahBekerjaBisnis Rental Kursi Pijat 081380783912
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianAnisa Salma
 
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya AlamKearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya AlamFarah Della
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Emma Femi
 

En vedette (6)

HKTI Tertarik Visi Misi Ketahanan Pangan Jokowi-JK #JokowiTelahBekerja
HKTI Tertarik Visi Misi Ketahanan Pangan Jokowi-JK #JokowiTelahBekerjaHKTI Tertarik Visi Misi Ketahanan Pangan Jokowi-JK #JokowiTelahBekerja
HKTI Tertarik Visi Misi Ketahanan Pangan Jokowi-JK #JokowiTelahBekerja
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya AlamKearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 

Similaire à SUMBERDAYA LAHAN DAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasrizky hadi
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPuan Habibah
 
Makalah agroforestry
Makalah agroforestryMakalah agroforestry
Makalah agroforestryEka Phe
 
Konsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaKonsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaPuan Habibah
 
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptxPENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptxboyrizajuanda
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutanroni09071995
 
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTANINTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTANAriManalu
 
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik
Sifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian OrganikSifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian Organik
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian OrganikMateri Kuliah Online
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2maemunahmuchtar
 
pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)Yudha D'pharaoh
 
Leisa di lahan basah
Leisa di lahan basahLeisa di lahan basah
Leisa di lahan basahAli Hutzi
 
PEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYPEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYEDIS BLOG
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestryrahmiatt
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestryrahmiatt
 

Similaire à SUMBERDAYA LAHAN DAN PERTANIAN BERKELANJUTAN (20)

Penentu agroekosistem
Penentu agroekosistemPenentu agroekosistem
Penentu agroekosistem
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
 
Makalah agroforestry
Makalah agroforestryMakalah agroforestry
Makalah agroforestry
 
Konsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaKonsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar Leisa
 
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptxPENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
 
History spb
History spbHistory spb
History spb
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
 
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTANINTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
 
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik
Sifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian OrganikSifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian Organik
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2
 
pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)
 
Leisa di lahan basah
Leisa di lahan basahLeisa di lahan basah
Leisa di lahan basah
 
Lahan
LahanLahan
Lahan
 
PEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYPEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRY
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry
 

Plus de Purwandaru Widyasunu

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruPurwandaru Widyasunu
 
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikMembangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikPurwandaru Widyasunu
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslPurwandaru Widyasunu
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalPurwandaru Widyasunu
 

Plus de Purwandaru Widyasunu (10)

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
 
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikMembangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
 
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2  evaluasi lahan d3 pslBagian 2  evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
 

Dernier

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Dernier (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

SUMBERDAYA LAHAN DAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

  • 1. Written by Purwandaru Widyasunu Laboratorium Tanah dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Faperta Unsoed widyasunuunsoed@yahoo.com purwandaru.widyasunu@gmail.com
  • 2. Isi Kuliah: Membahas pengetahuan dasar tentang: 1. Saling ketergantungan (interdependensi) 2. Saling tindak (interaksi) 3. Cara peragaman sistem komoditas/hayati komoditas (diversification) 4. Cara optimasi sistem (optimation) Kuliah bagian ke-1: 1. Ketergantungan (interdependency) 2. Saling tindak (interaksi)
  • 3. Pengertian: Pertanian terpadu pengertiannya lebih menekankan pada tatalaksana memadukan komoditas (tunggal atau campuran spesies) tanaman dengan tanaman lainnya atau tanaman dengan hewan ternak pada suatu lahan sehingga menghasilkan keuntungan bagi petani, lingkungannya, dan konsumen. Pertanian berkelanjutan pengertiannya menekankan system pengelolaan komoditas pertanian dan sumberdaya alam inputan agar terjadi keberlanjutan budidaya yang tidak merusak lingkungan (planet bumi) dan kesehatan petani maupun konsumen hasil pertanian.
  • 4. Beberapa prinsip pengelolaan berupa tatalaksana dan tatakelola: (i) meramu hubungan saling ketergantungan (interdependency) antar spesies dan inputan alami yang sebaiknya local, ( (ii) bagaimana menginteraksikan (interaction) bermacam spesies dan inpu- output dalam system pada lahan pertanian terpadu, (iii) bagaimana praktik membudidayakan keragaman spesies (diversification) dalam satuan budidaya pada lahan menyangkut sekuen budidaya (aneka tanaman dan hewan ternak), dan (iv) bagaimana praktek mengoptimasi (optimation) budidayanya.
  • 5. Pengertian dan Hubungan Pertanian berkelanjutan dan pertanian terpadu Pertanian berkelanjutan dan pertanian terpadu, keduanya berhubungan sangat erat. Usaha untuk memahami pertanian yang lestari/ berkelanjutan dapat kita mengerti dari hal-hal apa saja?
  • 6. Banyak pernyataan istilah pertanian yang menggambarkan realita keberlanjutan system, yaitu antara lain: a. biodinamik b. pertanian berbasiskan komunitas c. pertanian ekologis d. pertanian bersih/segar e. pertanian input luar rendah f. pertanian organic, pertanian organic biodinamik/alami-organik g. permakultur (secluded input system) h. pertanian berbasis lingkungan yang bijak sosial. Memutar/mengelola input dalam local akan sangat mendukung pertanian berkelanjutan yang terpadu.
  • 7. Pertanian berkelanjutan (FAO 1989): Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan dan konservasi sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi generasi sekarang dan mendatang. Pembangunan sector pertanian, perhutanan, dan perikanan  mampu mengkonservasi tanah, air, tanaman, dan sumber genetic hewan, tidak merusak lingkungan, dan secara sosial dapat diterima. Sistem pertanian yang berkelanjutan tinggi: bersikluskan input dalam (internal) tinggi yang mampu memberikan dukungan produksi aneka komoditas yang memberikan kebaikan dan layanan daur keharaan, energi, hidrologi dan keanekaragaman hayati pada ekosistemnya.
  • 8. Sket lahan dan siklus iklus input pertanian terpadu
  • 9.
  • 10. VERTICAL FARMING Do you understand what and how can be in the future? What can integrated input be run?
  • 11. Tahukan Anda Apa Itu Agropolitan??? Pengertian Kawasan Agropolitan Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang teridiri dari satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah pedesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirakhi keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis ( Pasal 1, Ayat 24). Untuk itu agropolitan merupakan suatu pendekatan pembangunan melalui gerakan masyarakat dalam membangun ekonomi berbasis pertanian (agribisnis) secara terpadu dan berkelanjutan pada kawasan terpilih melalui pengembangan infrastruktur perdesaan yang mampu melayani, mendorong, dan memacu pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya.
  • 13. Kunci principal dari keberlanjutan system pertanian adalah: 1. Adanya keterpaduan proses biologis dan ekologis seperti contoh: siklus nutrisi/hara dalam tanah/lahan, fiksasi nitrogen biologis, regenerasi tanah (soil reselience), alelopathy, kompetisi, predasi, dan parasitisme dalam proses produksi pangan. 2. Ada usaha meminimalkan penggunaan input-input yang tak-terbarukan yang dapat menyebabkan perusakan terhadap lingkungan, kesehatan petani dan kesehatan konsumer  DO AND USE AS MUCH AS POSSIBLE THE LOCAL RENEWABLE INPUT 3. Adanya usaha penerapan produktif ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang menyelesaikan masalah petani oleh petani sendiri. Sehingga memperbarui dan mendongkrak rasa percaya diri dari petani dan adanya kemampuan membuat input sendiri. 4. Adanya usaha produktif kapasitas kolektif masyarakat tani untuk bekerjasama bersama menyelesaikan masalah umum kepertanian dan masalah sumberdaya alam yang berkaitan, misalnya organisme penganggu tanaman, irigasi, manajemen hutan, dan manajemen perkreditan.
  • 14. Variasi sistem Pertanian Terpadu/SPT (Integrated Farming System/IFS): Sistem pertanian terpadu (SPT) secara umum mempunyai banyak variasi dalam hal struktur dan ciri-ciri keteknikannya. Sistem ini akan bervariasi pada skala lahan dan agroklimatnya. Variasinya akan bertambah bilamana unsur metode/teknik masuk ke dalam penentuan rancangan tujuan dan manfaat penyelenggaraan SPT. Atas dasar skala lahan maka SPT dapat dibagi menjadi skala kecil, menengah, dan besar. Contoh SPT yang umum di seluruh dunia antara lain adalah: kebun rumah (pekarangan/homestead gardens), desa eko-agrologis (eco-village), wilayah eko-agrologis (eco-counties), dan kebun campur-sabuk (forest shelterbelts) hutan rakyat. Perlu diberikan contoh dalam tulisan ini bahwa fungsi pekarangan dan kebun campur di desa dapat menjadi contoh baik untuk menggambarkan system pertanian terpadu. Apa kekuatan manfaat yang ada dalam keragaman hayatinya, adanya saling ketergantungan, dan keinteraksian (saling tindak) dalam sistem. Ide ini bisa untuk membangun perdesaan lebih baik lagi atau pada masyarakat pinggiran kota (suburban).
  • 15. Contoh integrasi sistem kolam: kangkung - azolla - ikan
  • 16. Bagan aliran kenutrisian dan keenergian dalam tanah dan di permukaan tanah Panenan Biomass Tanaman Produk Ternak Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Produktivitas Tanah dan Tanah sebagai Habitat (Fungsi Lahan) Pakan Ternak Pertumbuhan dan Perkembangan Ternak Kotoran Ternak Iklim dan Perubahannya Faktor fisik tanah: o Retensi air o Permeabilitas udara o Kemudahan tanah diolah Faktor biologi tanah: o Aktivitas mikroba tanah o Menekan penyakit tanaman Faktor kimia tanah: o Pasokan hara o Pasokan energi o Daya sanggaan Faktor Pengelolaan Pertanian Berkelanjutan: 1. Tanaman 2. Hewan ternak 3. Tanah dan lahan 4. Hidrologi 5. Keragaman hayati 6. Input local alami 7. SDM dan Iptek. Hidrologi Faktor biologi lain: OPT. Gambar 1. Bagan aliran kenutrisian dan keenergian dalam tanah dan di permukaan tanah (P. Widyasunu, 2010)
  • 17. SISTEM INPUT Sistem produksi tanaman dan hewan ternak terpadu alami memberikan kesempatan daur hara, daur energi, daur hidrologi dalam/pada lahan diharapkan berlangsung dengan baik. Artinya ada output yang harus (dapat) dihitung untuk digunakan sebagai input produksi biomassa tanaman dan produksi hewan ternak. Contohnya:  Input pupuk untuk tanaman dapat dihasilkan dari kotoran hewan ternak, sisaan pakan ternak, dan material hijauan (tanaman) yang sengaja ditanam dalam areal lahan pertanian terpadu (tanaman orok-orok, kacang panjang, kacang kara, turi, azolla, enceng gondok, semanggi, dll.).
  • 18. SISTEM INPUT  Input pakan ternak dari lahan yang juga menghasilkan tanaman hijauan pakan baik dari jenis legume maupun non- legum, pada gilirannya kotoran ternak (faeces dan urine) bisa untuk pembuatan pupuk organik (bokhasi).  Pupuk organik dan material hijauan dapat dimanfaatkan untuk penyuburan tanah yang pada gilirannya akan memberikan dampak baik bagi peningkatan keragaman hayati biota tanah berguna baik yang berkuran makro (contoh cacing tanah, rayap) maupun mikro (bakteri, jamur, aktinomisetes).
  • 19. SISTEM INPUT  Keragaman hayati juga akan menyangkut keragaman musuh alami patogen dalam tanah (contoh: Lactobacillus sp., juga berfungsi sebagai probiotik unggul); juga musuh alami hama tanaman (pelajari dari Kuliah Pengendalian OPT dan OPHT? Terpadu). Kelima point penjelasan kedauran nutrisi, hara, dan kebiotikan tanah di atas menjelaskan prospek berjalannya sistem secara terstruktur yang memungkinkan perencanaannya oleh petani, kelompok tani, atau oleh petugas lapangan. Kita dapat menghitung dari lahan satu hektar dapat menghasilkan berapa ton/ha biomass (hijauan) pakan ternak dan material kompos. Kalau ada ternak berapa ton/ha kotoran ternak dapat dimanfaatkan untuk material kompos.
  • 20. Perubahan Aliran dan Daur Ulang Hara dalam Pertanian Terpadu Berkelanjutan (Sutanto, 2002) Pertanian terpadu berkelanjutan yang kita desain untuk masa depan harus mengikuti kaidah konservasi tanah, bermanfaat membantu sekuestrasi karbon untuk membantu menurunkan pemanasan global, dan ikut menyelamatkan ekosistem planet bumi. Perubahan aliran hara ada empat: 1. Terjadi penurunan kesuburan tanah (kehilangan hara > penambahan hara). 2. Terjadi pembangunan kesuburan tanah (kehilangan hara < penambahan hara). 3. Kondisi kesuburan tanah dipertahankan sama (kehilangan hara = penambahan hara). 4. Kondisi perubahan hara dimana terjadi bergantian antara pembangunan dan penurunan kesuburan tanah. Kondisi ini menyebabkan kehilangan hara < penambahan hara namun diikuti praktek yang menyebabkan kehilangan hara > penambahan hara.
  • 21. Pengetahuan tentang kesuburan tanah alami: Komposisi spesies tanaman dalam lahan pertanian terpadu akan menentukan jumlah pengurasan hara dan mutu pasokan hara tanah. Penggunaan (output) biomassa akan menentukan pengurasan sehingga akan menentukan jumlah hara tesedia yang pada gilirannya akan menentukan kuantitas pemupukan dan jenis pupuk yang diperlukan. Diperlukan pemupukan organik dan program peragaman biota tanah dan lahan untuk penciptaan dan pemeliharaan kesuburan tanah. Kotoran ternak darat dan air ikan sangat bermanfaat untuk pengelolaan kesuburan tanah terpadu. Harus ada peruangan dan waktu untuk budidaya .
  • 22. Contoh integrasi pengelolaan hara nitrogen dan fosfat: Kolam ikan dikembangkan juga Azolla sp., kolam menghasilkan Azolla untuk pakan ikan dan bahan pembuatan kompos. Azolla sp., merupakan tanaman paku air yang menambat N2 udara menjadi N dalam Anabaena azollae (simbionnya)  kemudian menjadi N dalam Azolla sp. Azolla memerlukan fosfat yang diberikan dengan batuan fosfat alam, fosfat guano (kotoran walet), ekstrak/fermentasi bonggol dan batang pisang dengan bakteri pelarut fosfat. Air kolam dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah- tanah untuk budidaya tanaman sistem terpadu. tanaman-ikan- ternak ayam.
  • 23. Pengetahuan integrasi system nutrisi ikan dan tanaman: Pakan ikan mengandung asam amino esensial dalam pertanian terpadu. Ikan memerlukan pakan dari karbohidrat, protein dan asam amino esensial (aae), vitamin, mineral, dan asam lemak. Keperluan tersebut dapat dipenuhi dari varian tanaman pakan misalnya sayuran, bebijian, cacing tanah, moluska (keong), ikan teri atau sisa ikan konsumsi di pasar atau di pelabuhan. Sayuran dan bebijian terutama legume dapat dikembangkan sendiri pada lahan pertanian terpadu dengan peruangan yang dapat didesain dengan baik dan optimal. Perhatikan agar tidak terjadi persaingan sinar matahari dan hara tanah dengan tanaman inti budidaya. Kita dapat mengembangkan tanaman pangan utama, tanaman sayuran, tanaman legume untuk ternak, tanaman kekayuan, tanaman penyubur tanah, dan tanaman peragam agar menambah keragaman hayati (diversity).
  • 24. Petani harus dapat menghitung aae yang diperlukan oleh ikan dalam pertanian terpadu. Penting untuk dipahami bahwa ikan memerlukan sejumlah aae dengan dosis pakan harian yang pas/tepat dengan kebutuhan diet harian proprorsional dengan kebutuhan karbohdirat, vitamin, mineral, dan asam lemak. Pemberian aae yang berlebihan akan berdampak bau tidak sedap karena amoniak yang keluar yang juga menjadi racun dalam air. Selain itu pakan lainnya yang ada dalam konsentrat atau pellet berlebihan akan menghasilkan metan dan CO2 berlebihan sehingga dapat mempercepat berkurangnya oksigen terlarut dalam air kolam. Sumber aae yang murah dan mdah dikembangkan petani adalah Azolla sp. dan maggot (larva dari black soldier fly/lalat bunga dari spesies Hermetia illucens).
  • 25. Biodiversitas: sentral konsep pengendalian hama dan penyakit tanaman Salah satu manfat penting dengan adanya usaha pengembalian keragaman hayati lahan pertanian/sistem pertanian adalah mengembalikan performa variasi servis (pelayanan) ekologis (Altieri, 1991 dalam Altieri et al., 1996). Dengan demikian program memperbaharui sistem pertanian konvensional (penyederhanaan spesies dan siklus alami) sangat penting dan mendasar. Dalam sistem pertanian alami ada sinergisme dalam lahan yang masih beragam spesies tanamannya meliputi tanaman penghasil kayu, serat, minyak, protein pangan dan pakan, karbohidrat pangan dan pakan, sayuran, dan lain-lain penghasil pendapatan petani/masyarakat. Keragaman hayati spesies yang dipetik dalam pertanian terpadu alami tersebut di dalamnya bisa masuk hewan ternak, dan ragam tanaman eksoktik misalnya tanaman hias tahan naungan contoh anggrek (orchard) dan tanaman simplisia.
  • 26. Biodiversitas: sentral konsep pengendalian hama dan penyakit tanaman Sistem ini menghadirkan strata penutupan tanah yang bisa rapat sehingga memelihara tanah dari erosi dan aliran permukaan, memelihara hidrologi internal, termasuk menjamin ragam kehidupan dalam tanah untuk kelangsungan siklus energi dan nutrisi. Keberagaman hayati juga akan memberikan servis pengendalian OPT karena adanya beragam tanaman yang menjadi makanan OPT dan spesies musuh alaminya, demikian juga memungkinkan terciptanya ketahanan spesies.
  • 27. Tingkat keragaman hayati dalam agroekosistem Tipe dan kelimpahan ragam hayati dalam pertanian akan berbeda tergantung dari sistem agro-ekosistem dan beragam menurut lama penyelenggaraannya, keragaman biotik di dalamnya, struktur, dan manajemennya. Realitas dalam praktik agro-ekosistem terdapat variabilitas dalam tiap basis ekologi dan pola agronomis yang bervariasi pada dominansi agro-ekosistemnya. Menurut Southwood dan Way (1970) dalam Altieri et al. (1996), secara umum tingkat keragaman hayati dalam agro-ekosistem tergantung pada empat karakteristik utama dalam sistemnya meliputi: 1. Keragaman vegetasi di dalam dan sekeliling agro-ekosistem, 2. Keberagaman tanaman yang dibudidayakan di dalam agro-ekosistem, 3. Intensitas manajemen, dan 4. Tingkat isolasi agro-ekosistem dari vegetasi alami.
  • 28. Keinteraksian dalam Pertanian Terpadu Berkelanjutan Marilah kita memulai melakukan pemikiran tapi kemudian melakukan praktik pertanian terpadu yang harus berkelanjutan dengan tujuan ideal harus dicapai: (i) memenuhi kebutuhan manusia pangan sehat, dan (ii) menyelamatkan planet bumi dari bencana yang salah satunya akibat sistem pertanian yang pada satuan lahan biotanya disederhanakan. Kita pikirkan dan kita praktikan harus terpadu dan berkelanjutan, itulah falsafahnya. Guna membahasnya dan melaksanakannya kita harus menengetahui benar komponen sistem yang saling berinteraksi dalam hal kebutuhan: energi, nutrisi, air, ruang, manejemen. Marilah kita memikirkan akan keselamatan manusia dan seluruh makhluk dan planet bumi yang sudah Tuhan Yang Maha Esa berikan untuk kita.
  • 29. Apakah interaksi antar komponen-komponen sistem pertanian itu? Asal kata interaksi dalam bahasa Inggrisnya adalah inter-act, itu merupakan kata kerja transitif yang artinya adalah saling tindak. Sedangkan interaksi adalah kata benda yang bisa terukur namun bisa pula tidak terukur. Contoh untuk menggambarkannya adalah saling tindak dalam reaksi kimia, kita tahu unsur apa saja yang bisa kita reaksikan dan bisa diukur dan diketahui sifat-sifat hasil reaksinya, namun bisa saja kita juga tidak tahu detil apa saja yang saling mempengaruhi. Saling mempengaruhi adalah kunci potensi dan prospek suatu komponen dari suatu sistem yang bisa saling berinteraksi baik kita sengaja lakukan atau secara alami membentuk suatu kinerja dan dapat diamati menjadi sebuah fenomena yang dapat diukur. Adanya interaksi antar komponen sistem, hal itu memerlukan suatu tindakan kita untuk mengetahui semua fenomena baik yang baik maupun buruk, potensi, dan prospek untuk suatu tujuan dan manfaat sistem. Riset adalah suatu pola kegiatan ilmiah yang dapat dilakukan dalam optimasi budidaya tanaman dan hewan ternak dalam sistem pertanian terpadu berkelanjutan.
  • 30. Keinteraksian Biotik Arah Siklus Nutrisi/Hara Produktif dan Protektif Ekosistem Lahan Pertanian Manfaat “memelihara” biota tanah adalah menyangkut berbagai proses dalam tanah. Manfaatnya dalam tanah adalah fungsi bagi ekosistem yang meliputi: 1). fungsi produktif ekosistem yaitu sebagai penghasil biomassa 2) fungsi perlindungan ekosistem meliputi mempertahankan kesuburan/ produk- tivitas tanah dan sabilitas biota tanah/lahan. Fungsi produktif ekosistem meliputi: i) dekomposisi residu organik, ii) pelepasan unsur hara, iii) memasok N melalui penyematan N2-udara, dan iv) pengaturan sendiri antar biota tanah. Fungsi perlindungan ekosistem meliputi: a) humifikasi senyawa organik, b) penyematan unsur hara oleh mikroba, fauna dan flora tanah, c) memasok N melalui penyematan N2-udara, d) perbaikan agregasi struktur tanah dan pembentukan struktur tanah, dan e) pengaturan sendiri antar biota tanah.
  • 31. Manfaat/fungsi biota pada lahan sawah terhadap produktivitas ekosistem (tanah dan lahan). Nama Biota Fungsi produktif Fungsi pemeliharaan Metode untuk pemeliharaannya dalam tanah Mikroorganisme tanah: 1. Bakteri 2. Fungi 3. Algae 4. Protozoa i, ii, iii, iv. i, ii, iv. iii. i, iv. a, b, c, e. a, b, c, d, e. b, c. a, b, e. o Optimasi C-organik, pH dan o penghawaan tanah. o Optimasi C-organik. o Optimasi C-organik dan kelembaban tanah. o Optimasi C-organik dan kelembaban tanah. Mikroorganisme Simbiosis: 1. Rhizobium 2. Mikoriza iii, iv. i, ii, iv. b, c, e. b, d, e. Optimasi C-organik, fosfat, unsur mikro Mo dan B. Optimasi C-organik. Makro dan me- so fauna tanah: 1. Cacing tanah 2. Siput 3. Insekta 4. Laba-laba 5. Kaki seribu i, ii, iv. iv. iv. iv. iv. a, b, d, e. d, e. d, e. e. d, e. Seluruhnya perlu: (i) bahan organik dalam tanah yang cukup minimal > 2,5 persen agar kehidupan biota (jejaring energi dan makanan) dinamis dan (ii) aerasi dan kelembaban yang cukup. Tanaman legum dan bakteri sim- bionnya. ii, iii, iv. c, d, e. C-organik minimal > 2,5 persen, fosfat cukup, kandungan unsur hara mikro Fe, Mo, B, Zn dan Co yang cukup. Azolla dan simbionnya Anabaena azo- llae. i, ii, iii, iv. b, c, d, e. Hidup diperairan dangkal dengan ketebalan genangan air optimal 1-2 cm dan kecukupan fosfat dalam lumpur atau perairan. Sumber: modifikasi dari Maeder et al., (1996) oleh Widyasunu, 2010.
  • 32. Prinsip dasar pertanian terpadu Kuliah bagian ke-2 1. Diversifikasi sistem 2.Optimasi sistem
  • 33. Diversifikasi sistem Diversifikasi Sebagai Konsep Kesuksesan Pertanian Terpadu Berkelanjutan Diversifikasi dalam bahasa Indonesianya adalah meragamkan, dengan demikian pengertian diversifikasi dalam pertanian adalah usaha membuat ragam produksi atau output (luaran/hasil) budidaya dari/pada lahan pertanian. Diversifikasi merupakan konsep maupun pola/sistem yang dipergunakan untuk meragamkan luaran yang kemudian bisa dipergunakan untuk: (i) input produksi/budidaya, (ii) konsumsi rumah tangga petani, dan ( (iii) dipasarkan. Tiga macam kebutuhan tersebut sangat khas bagi petani, namun dalam pertanian terpadu berkelanjutan ada tambahan manfaat keragaman yang disengaja (diversifikasi) yaitu manfaat konservasi sumberdaya lahan dan air, disamping manfaat pengelolaan input lokal produk internal lahan (auto-input).
  • 34. Dalam lahan pertanian terpadu berkelanjutan, dengan demikian ada luaran primer, sekunder, dan luaran tersier dan seterusnya termasuk residu biomassa, kotoran ternak (padat dan cair), dan kotoran kolam yang semuanya saling diperlukan untuk pengelolaannya.
  • 35. Diversifikasi Budidaya Tanaman Pokok Diversifikasi budidaya tanaman pokok adalah bagaimana upaya petani atau pengelola pertanian untuk meragamkan tanaman pokok yang akan menjadi output utama usaha pertanian. Ada beberapa pertimbangan penting untuk mengembangkan diversifikasi sistem ini untuk masa depan. Pertimbangan antara lain bagaimana: (i) untuk menghadapi pemanasan global, (ii) untuk menghadapi kerusakan tanah dan air lahan pertanian, (iii) untuk memenuhi kebutuhan pertanian alami organik, (iv) untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pangan daerah/nasional (kebijakan), dan (v) untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani. Perlu penekanan tujuan mana yang paling segera dan diperlukan (prioritas).
  • 36. Pengetahuan tentang buah local (tropika) dengan kandungan vitamin C tinggi: Vitamin C adalah salah satu antioksidan disamping vitamin E dan senyawa lain yang mengandung antioksidan baik adalah polifenol (gugus fenol). Tanaman adalah penghasil antioksidan paling banyak dan paling ragam. Komoditas tanaman penghasil vitamin C adalah buah-buahan dan sayur-sayuran. Kebutuhan vitamin C tubuh manusia adalah 60 mg/hari. Buah-buahan yang hidup pada iklim tropika basah seperti di Indonesia ini mengandung aneka vitamin, mineral, dan serat yang angat baik untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh manusia. Banyak macam/spesies uah-buahan tropika basah mengandung vitamin C yang termasuk kategori tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan apel dan jeruk. Perhatikan Tabel berikut. Nama Buah Tanaman Kandungan Vitamin C (mg vit C/100 g buah) Jambu monyet (Anacardium occidentale) 197 Jambu biji putih (Psidium guajava Linn.) 116 Duwet (Syzgium cumini) 100 Gandaria (Bouea macrophyla) 111 Mangga manalagi (Mangifera indica Linn.) 61 Apel 15 *) Lemon 40*) Alpukat 17 *) *) Data diambil dari The Fruit Pages: Nevo Table 1996, Nevo Foundation, Netherlands Nutrition Centre. Contoh pertimbangan pemanasan global perlu buah
  • 37. Daftar buah-buahan dengan kandungan nutrisinya Nama Buah Energi Air Serat Lemak Protein Gula Vit A Vit C Vit B1 Vit B2 Vit B6 Vit E Bahan 100 g KJ/ Kcal % g g g g ug mg mg mg mg mg Apel 207/49 84 2,3 0 0,4 11,8 2 15 0,02 0,01 0,05 0,5 Alpukat 523/ 126 81 0,2 10 2,0 7,0 20 17 0,06 0,12 0,36 3,2 Pisang 375/ 88 76 2,7 0 1,2 20,4 3 10 0,04 0,03 0,36 0,3 Wortel 48/11 92 3,3 0 0,6 2,2 312 2 0,03 0,04 0,08 0,2 Anggur 274/ 64 83 2,2 0 0,6 15,5 0 3 0,03 0,01 0,08 0,6 Jambu 306/ 72 81 5,3 0 1,0 17,0 30 218 0,04 0,04 0,14 - Lime 156/ 37 91 0,3 0 0,0 7,0 0 40 0,03 0,02 0,08 - Mangga 255/ 60 84 1,0 0 0,0 15,0 210 53 0,05 0,06 0,13 1,0 Pepaya 136/ 32 91 0,6 0 0,0 8,0 40 46 0,03 0,04 0,04 - Melon 153/ 36 93 0,6 0 1,0 8,0 30 6 0,04 0,05 0,07 - Jeruk 198/ 47 87 1,8 0 1,0 10,6 2 49 0,07 0,03 0,06 0,1 Tomat 48/11 97 1,4 0 0,9 1,9 140 15 0,05 0,02 0,08 0,7 Data diambil dari The Fruit Pages: Nevo Table 1996, Nevo Foundation, Netherlands Nutrition Centre.
  • 38. Pertimbangan dari aspek: menghadapi kerusakan tanah dan air, input pertanian organik, kebutuhan pangan daerah dan nasional, dan kebutuhan rumah tangga petani Tanaman legum dapat dimasukkan ke dalam tanaman primer ataupun sekunder dan primer tergantung keperluannya. Apabila legum digunakan untuk pakan ternak atau untuk bahan pupuk hijau, contohnya orok-orok, glirisidea, turi, petani cina, lamtoro, maka dapat dimasukkan sebagai tanaman tetap yang ditanam di pekarangan atau pinggir lahan sebagai border, jadi itu termasuk tanaman sekunder atau tersier. Apabila tanaman legum seperti kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kecipir ingin dibudidayakan, maka yang menentukan curah hujan pada saat itu. Tanaman tersebut tentunya memerlukan curah hujan tidak terlalu tinggi, sehingga dapat dibudidayakan sebagai tanaman sekunder atau bahkan primer pada saat hampir akhir musim hujan.
  • 39. Spesies Negara Perlakuan Total N tanaman (kg N/ha) N2 diikat oleh tanaman (%) Jumlah perolehan (kg N/ha/tanaman Kacang tanah (Arachis hypogea) Australia Suplai air 171-248 0,22-0,53 37-131 Kultivar 254-319 0,55-0,65 139-206 Rotasi 181-247 0,47-0,53 85-131 Brasilia Inokulasi 147-163 0,47-0,78 68-116 India Kultivar 126-165 0,86-0,92 109-152 Kedelai (Glycine max) Thailand Kultivar 121-643 0,14-0,70 17-450 Indonesia Rotasi 79-100 0,33 26-33 Kacangan umum (Phaseolus vulgaris) Brasilia Kultivar 18-71 0,16-0,71 3-32 Cowpea (Vigna unguiculata) Brasilia Lokasi/musim 25-69 0,32-0,70 9-51 Indonesia Rotasi 67-100 0,12-0,33 12-22 Centrosema pubescens Malaysia ----- 299 0,50 150 Tanaman legum yang menambat N2 udara untuk pengelolaan N tanah
  • 40. Spesies Negara Perlakuan Total N tanaman (kg N/ha) N2 diikat oleh tanaman (%) Jumlah perolehan (kg N/ha/tanaman Pueraria phaseloides Malaysia Tiap 41-60 hari (pemetikan) 24 0,92 22 Tiap 61-80 hari (pemetikan) 44 0,86 38 Albizia falcataria Filipina ----- ----- 0,55 ----- Gliricidia sepium Australia Tiap 90 hari (pemetikan) 132 0,75 99 Leucaena leucocephala Malaysia Tiap 3 bulan pemetikan 296-313 0,58-0,78 182-231 Sesbania cannabina Australia Musiman pemetikan 136-202 0,70-0,93 126-141 Sesbania grandiflora Indonesia Tiap 2 bulan pemetikan ----- 0,79 ----- Sesbania rostrata Filipina Tiap 45-55 hari pemetikan 157-312 0,88-0,91 140-286 Sesbania sesban Indonesia Tiap 2 bulan pemetikan ----- 0,84 ----- Senegal Tiap 2 bulan pemetikan 54-100 0,13-0,18 7-18 Crotalaria juncea *) ----- ----- 105-129 0,30 % bobot basah ----- Crotalaria anagyroides *) ----- ----- 98 0,33 % bobot basah ----- Crotalaria quinquefolia *) ----- ------ 88 0,19 % bobot basah -----
  • 41. Diversifikasi Tanaman Inputan Memberikan wawasan bahwa sistem pertanian kita untuk masa depan perlu kita programkan dengan komprehensif antara lain dalam hal pengelolaan kesuburan tanah terpadu. Dengan demikian diversifikasi lahan pertanian terpadu berkelanjutan dengan tanaman inputan pengelolaan kesuburan tanah diperlukan sangat mutlak. Ini harus diperjuangkan karena telah lama bangsa kita melupakan kearifan iptek tersebut yang telah dilaksanakan oleh nenek moyang kita. Guna melaksanakan lahan yang mempunyai vegetasi/tanaman yang berfungsi untuk input pengelolaan kesuburan tanah berkelanjutan maka satu-satunya cara adalah membuat lahan berkonsep diversifikasi tanaman utama – tanaman input pupuk organik.
  • 42. No. Sistem Pertanaman dan Definisi Karakteristik, Tata Kelola, dan Manfaat 1. Pertanaman campuran Lebih dari satu jenis tanaman dalam petak dan waktu yang bersamaan. a. Bersama tanaman keras Campuran varietas dari tanaman sejenis; memanfaatkan potensi lingkungan yang stabil; memberikan kepastian hasil dan mencegah kegagalan panen wilayah yang lingkungannya tidak stabil. a. Berbagai jenis tanaman. Bersama tanaman semusim dan tanaman pohon (permanen). 2. Pertanaman baris Lebih dari satu jenis tanaman ditanam bersamaan dalam larikan-larikan. a. Pertanaman menurut kontur. b. Pertanaman secara acak tanpa larikan. c. Petak pertanaman berseling. Pertimbangan, tujuan, dan sifat pertanaman ganda: tanaman utama dan tanaman input
  • 43. Sistem Pertanaman dan Definisi Karakteristik, Tata Kelola, dan Manfaat 3. Pertanaman tumpangsari ber-gilir Ditanam lebih dari satu jenis tanaman dalam satu kalender pertanaman, dan ditanam dalam bulan yang berbeda. a. Hanya dengan tanaman semusim. b. Bersama tanaman semusim dan tanaman keras/pohon. c. Hanya dengan tanaman keras/ pohon. 4. Pertanaman tumpang gilir Ditanam lebih dari satu jenis tanaman dalam satu kalender pertanaman, sebagian ditanam dalam bulan yang sama dan yang lain pada bulan yang berbeda. a. Pertanaman ganda. b. Pertanaman triplo. c. Pertanaman kuadruplo. d. Pertanaman sistem ratoon. 5. Tanam ganda campur dalam Permakultur Permakultur memerlukan pe-nataan ruang yang spesifik dan tegas antara komoditas tanaman, hewan darat, dan ikan. Tatakelola tanam seperti nomor 1, waktu bisa sama disa beda. Ada pengaturan lahan sebagai habitat tanaman dan ternak darat (sawah/lahan kering) dan alokasi kolam. Sistem ini berpenglolaan tanah dan air sebagai media budidaya komoditas ganda tanaman-ternak darat-ikan. a. Pertanaman bisa ganda berapapun asalkan tata ruang yang sempurna mendukung, meliputi pengaturan penerimaan cahaya matahari, perkembangan akar tanaman, dan persaingan keharaan. b. Bisa memanfaatkan lahan sawah atau lahan kering syaratnya sumber air mendukung terutama pada saat musim kemarau. c. Sistem ini bisa dilengkapi dengan perkandangan. Jadi sistem ini termasuk cara optimasi usahatani pertanian terpadu. Sumber: Sutanto (2002) yang dimodifikasi oleh Widyasunu (2010).
  • 44. Diversifikasi tanaman dan hewan Hewan ternak diperlukan sekali dalam penyelenggaraan pertanian terpadu baik sebagai komoditas pembangkit dan penguat ekonomi maupun untuk menghasilkan input kotoran ternak guna pembuatan pupuk organik. Diversifikasi Hewan Inputan Hewan inputan adalah hewan-hewan yang sengaja dipelihara dan ditujukan untuk bisa dijual/dipasarkan dan dibuat menajdi inputan sistem pertanian terpadu. Contoh untuk penggunaannya adalah inputan untuk pakan ikan dan pakan ternak darat (contoh ayam). Kalau kita akan mengembangkan sistem pertanian permakultur dimana semua inputan harus bersifat secluded (isolasi) yaitu berasal dari dalam sistem dan digulir-gunakan sebagai input komoditas lainnya dalam satu satuan lahan. Pada gilirannya kemudian output komoditas tersebut sisaannya akan menjadi inputan komoditas lainnya dan seterusnya bersifat siklus input.
  • 45. Diversifikasi Biota Tanah Diversifikasi biota tanah merupakan tatacara dan tatalaksana untuk meragamkan biota tanah lahan-lahan pertanian ataupun hutan, pekarangan, atau golongan lahan peruntukan lainnya misalnya lahan bantaran sungai, pelembahan gunung/bukit, dll. Karena merupakan tatacara atau tatalaksana maka ada teori dan petunjuk praktisnya, ada daftar organisme tanah yang bisa dikembangkan untuk tujuan pengelolaan kesuburan tanah dan pengendalian OPT berkelanjutan. Bidang keahlian yang diperlukan adalah ilmu tanah, ilmu pegendalian OPT terpadu hayati, agronomi, dan lingkungan.
  • 46. Optimasi Sistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan: 1. Membangun sistem interaksi tanah dengan komponen ekosistem dan sibernatika ekosistem sebagai dasar optimasi 1.1. Pendekatan diversifikasi dan perspektif 1.2. Tanah sebagai komponen ekosistem 1.3. Interaksi tanah dengan komponen ekosistem: harus dibangun 1.4. Bangunlah ekosistem pertanian sebagai sistem swakelola sibernatika 2. Penerapan diversifikasi dalam sistem 3. Kemampuan mengelola keragaman hayati tanah 3.1. Interaksi tanaman dan organisme dekomposer 3.2. Kualitas tanah 3.3. Optimasi lahan untuk masa depan: memfungsikan kualitas tanah 4. Kemampuan pengelolaan makro dan mikro biotik berguna dalam kolam 5. Pengelolaan residu tanaman dan kotoran hewan ternak 6. Pengelolaan tanaman BNF 7. Penataan ruang pertanian perdesaan 8. Konservasi tanah dan air lahan-lahan pertanian.
  • 47. Optimasi Pertanian Terpadu Berkelanjutan Azas-azas Optimasi Sukses Pertanian Terpadu Berkelanjutan Kata optimasi lebih dekat pada kata optimism [n(u)] yaitu kata benda tak terhitung asal dari bahasa Inggris, hampir semua bahasa eropah barat memakai kata itu untuk menggambarkan tentang kepercayaan kita bahwa sesuatu yang baik pasti akan datang. Kata optimism ini bagi orang Indonesia kemudian diubah menjadi optimasi yaitu sehingga dari kata benda berubah menjadi kata kerja agar suatu subyek/obyek menjadi berdayaguna. Oleh karena itu kata optimasi selalu disertai dengan frase yang mengambarkan tatacara dan tatalaksana mengerjakannya.
  • 48. Optimasi Artinya boleh meng-optimis-kan. Yaitu optimasi sumberdaya tanaman pada suatu satuan lahan pertanian yang kita miliki menyangkut pemanfaatan: (i) sumberdaya alam tanah, (ii) air, (iii) cahaya matahari, (iv) atmosfer beserta segala yang terkandung, dan (v) lainnya dalam agro-ekosistem.
  • 49. Interaksi Tanah dengan Komponen Ekosistem dan Sibernatik Ekosistem sebagai Dasar Optimasi (Ellert et al., 1997 dalam Gregorich dan Carter, 1997) Pendekatan ini atas dasar pandangan terhadap kualitas tanah/lahan yang berinteraksi dengan air, atmosfer, dan kualitas produk yang dihasilkan sangat sinergi dengan kebiotikan tanah, lahan, dan ekosistem lain dalam agro- ekosistem. Pendekatan atas komoditas diserahkan kepada masing- masing ahli dan praktisinya . Interaksi diantara tanah dengan komponen ekosistem lainnya: harus dibangun
  • 50. Bangunlah ekosistem pertanian sebagai sistem swakelola sibernatika (cybernetic systems) *
  • 51. Interaksi Tanaman dan Organisme Dekomposer Interaksi diantara tanaman dan organisme dekomposer dalam tanah sangat penting dan bermanfaat dalam pemeliharaan siklus nutrisi/hara dalam ekosistem natural dan pertanian. Tanaman mendepositkan substrat yang kaya energi dalam tanah, kemudian hara-hara tanaman dilepaskan oleh adanya aktivitas dekomposer bahan organik dalam tanah. Mikroba tanah bertanggungjawab terhadap mobilisasi keharaan dan mengasimilasi hara yang diperlukan untuk memaksimalkan biomass mikroba itu sendiri (di bawah penghambatan/masalah kemudah-rubahan bahan organik yang tersedia). Kemudian mikroba juga akan melepaskan kelebihan hara untuk diserap oleh tanaman.
  • 52. Kualitas Tanah Kita juga harus mengerti apa kualitas tanah itu dan bagaimana yang kita kehendaki agar tanah lahan pertanian terpadu kita dapat kita tangani dengan baik. Atas dasar perspektif dari ekosistem (agro-ekosistem), kualitas tanah merupakan atribut dari kesehatan ekosistem, dimana produksi biomassa tanaman merupakan fungsi yang dimiliki oleh kualitas tanah. Kualitas tanah dan kesehatan lingkungan sangat berhubungan dan mempengaruhi terhadap tanah sehingga juga terhadap produktivitas tanaman. Kualitas tanah, kualitas ekosistem, dan produktivitas tanaman pertanian dipengaruhi pula oleh kualitas air dan preservasi dari keragaman hayati agro-ekosistem.
  • 53. Kualitas Tanah Kualitas tanah memberikan servis terhadap fungsi-fungsi tanah yaitu: (i) media untuk mendukung produksi tanaman, (ii) media dari ekosistem alami, (iii)media/tempat penerimaan, partisi, dan penyimpanan air, (iv) tempat buffer dan siklus hara, (v) tempat dekomposi dan detoksifikasi sampah organik (sampah plastik sulit), (vi) tempat pertukaran gas dengan atmosfer, (vii) merupakan habitat dari kehidupan subterranean, dan (viii) merupakan tempat reservoir dari keragaman genetik.
  • 54. Optimasi lahan masa depan Guna memberikan garansi kehidupan yang baik bagi generasi mendatang maka kita harus menyelamatkan tanah, air, atmosfer, dan keragaman hayati. Penyelamatan tersebut harus melandasi pemikiran, konsep, dan tatalaksana dan tatakelola kegiatan budidaya pertanian terpadu berkelanjutan. Kita perlu tinjau lebih mendalam kualitas tanah yang dapat dipergunakan untuk memberikan fondasi optimasi lahan untuk masa depan.
  • 55. Indeks ekosistem Kondisi yang diinginkan, point kesehatan, dan standar ketinggian kualitas Diadaptasi dari Schlesinger (1994): 1. Produksi primer netto – input energi eksternal 2. Bahan organik tanah 3. Imbangan massa biogeokimia 4. Siklus kenutrisian internal ekosistem 1. Tinggi, memberikan perma-salahan / hambatan ke-iklim-an 2. Kuantitas yang statik 3. Input ≥ kehilangan 4. Siklus-kembali >> input eksternal. Diadaptasi dari NRC (1994): 1. Stabilitas tanah dan fungsi DAS 2. Siklus keharaan dan aliran energi 3. Mekanisme pemulihan 1. Resisten terhadap erosi dan run-off 2. Pengikatan hara yang tinggi dan ada penyimpanan energi 3. Mekanisme pemulihan yang tidak berpasangan; modifikasi biotik. Diadaptasi dari Schneider dan Kay (1994), tentang energi dissipasi: 1. Penangkapan dan penyim-panan energi dan aliran internal 2. Elemen siklus 3. Struktur trophik 4. Respirasi dan transpirasi 5. Biomass ekosistem 6. Keragaman hayati Energi dissipasi tinggi 1. Tinggi, potensi lebih tinggi untuk dissipasi (build-up) 2. Lebih bersiklus, siklus lebih lama, laju siklus lambat 3. Lebih panjang, makin efisien rantai makanan 4. Tinggi 5. Luas 6. Tinggi, alur yang beragam untuk terjadi dissipasi energi. Sumber: Ellert et al. (1997) dalam Gregorich dan Carter (1997).
  • 56. Komponen fungsi Karakteristik/proses fungsi Medium pertumbuhan tanaman 1. Medium yang sesuai untuk perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman 2. Tidak ada kondisi kimia yang menghambat (masam, salin, sodik) 3. Perimbangan input hara 4. Medium sesuai untuk mikroba (siklus hara dan dekomposisi) 5. Mempromosi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman. Pengaturan air dalam tanah 1. Menerima, menyimpan, dan melepaskan kelembaban untuk tanaman 2. Retensi air serbacukup (buffer) dan mengurangi dampak kekeringan 3. Kemampuan infiltrasi dan kapasitas simpan air cukup; run-off direduksi. Pengaturan gas dalam tanah 1. Menerima, memegang, dan melepaskan gas 2. Cukup kemampuan pertukaran air dan gas dengan atmosfer. Bagaimana menciptakan kebutuhan kondisi tanah seperti berikut:
  • 57. Komponen fungsi Karakteristik/proses fungsi Pengaturan energi dalam tanah Menyimpan melepas (recycle) energi kaya dengan bahan organik Penyanggaan (buffer) dan penyaringan (filter) 1. Menerima, memegang, dan melepas hara 2. Menyimpan (sequester) bahan berenergi dan elemen bio-toksik 3. Membebaskan (detoxify) bahan-bahan toksik bagi tanaman. Sumber: Carter et al. (1997) dalam Gregorich dan Carter (1997). Bagaimana menciptakan kebutuhan kondisi tanah seperti berikut: