Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan ikan terbang (Hirundichtys Oxycephalus) yang dilakukan Balai Budidaya Air Payau Takalar pada tahun 2011. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, biologi, siklus hidup, dan metode penetasan ikan terbang."
1. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
PEMBENIHAN IKAN TERBANG
(Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus
Oleh :
Dasep Hasbullah, S.Pi, M.Si
Nana S.S. Udi Putra, S.Hut, M.Si
Sugeng Raharjo, A.Pi
Email : dash.agrifisheris@yahoo.co.id
BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN KELAUTAN
2011
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 0
2. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan terbang (Hirundichtys Oxycephalus) merupakan ikan pelagis kecil, hidup
dipermukaan laut, termasuk perenang cepat, menyukai cahaya pada malam hari dan
mampu meluncur keluar dari permukaan air dan melayang di udara (Parin 1999 in
Carpenter & Niem 1999 dalam Nurmawati 2007). Ikan terbang merupakan salah satu
merup
komponen ikan pelagis yang ditemukan di perairan tropis dan sub tropis dengan kondisi
perairan tidak keruh dan berlumpur (Hutomo et al 1985 dalam Harahap)
Harahap).
Di Provinsi Sulawesi Selatan komoditas ikan terbang memiliki nilai ekonomis yang
kan
cukup tinggi dipasarkan dalam bentuk segar, ikan asinan maupun ikan asap, beberapa jenis
kup
ikan terbang yang dikenal di daerah ini antara lain : torani, caruda dan banggulung. Selain
dalam bentuk olahan yang sudah jadi ikan terbang juga dijual telurnya. T
Telur ikan terbang
ini mempunyai nilai gizi tinggi dan lebih popular di masyarakat yang menjadikan nilai jual
produk dalam bentuk telur ikan terbang lebih mahal sehingga produk telur ikan terbang
dapat dijadikan primadona untuk produk ekspor dan juga merupakan sumber devisa negara
s
dari sektor perikanan tangkap.
tangkap
Produksi telur ikan tebang di Sulawesi selatan dari tahun ke tahun terus menunjukkan
kecenderungan yang semakin menurun akibat kegiatan eksploitasi telur ikan terbang oleh
nelayan di laut semakin intensif untuk melayani permintaan pasar baik domestik maupun
ekspor yang semakin meningkat dengan harga pasaran yang cukup tinggi. Menurut Ghofur
2003 dalam Nurmawati 2007, ikan terbang telah dieksploitasi di Indonesia bagian timur
terutama di selat Makasar dan Laut Flores. Eksploitasi telah dilakukan oleh nelayan di
Kabupaten Takalar, Pinang Baru, Jeneponto, Bantaeng dan Bulukumba. Mengingat
peranan penting ikan terbang dalam penerimaan devisa negara, maka upaya pelestarian
flasma nutfah komoditas ikan terbang sangat perlu mendapat perhatian berbagai pihak agar
populasinya di alam tidak mengalami kepunahan akibat overfishing.
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 1
3. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
Tabel 1. Produksi ikan terbang di beberapa perairan Indonesia
No Daerah Produksi (Ton/Tahun)
1 Sumatera Barat 299
2 Sulawesi Selatan 5.331
3 Sulawesi Utara 1.028
4 Maluku 978
5 Bali, dan NTT 525
(Sumber: Statistik Perikanan tahun 1978 dalam Hutomo 1985).
Berdasarakan data Statistik perikanan Indonesia tahun 2005 diperoleh bahwa total
ndonesia
produksi telur Ikan Terbang 279,8 ton/ tahun pada wilayah Sulawesi Selatan bahkan belum
lama Indonesia mengekspor telur ikan terbang ke Rusia sebesar 20 ton seharga Rp. 5
miliar. Telur ikan terbang bermanfaat untuk obat-obatan, telur ikan terbang mengandung
obatan,
karagenan yang juga banyak di terkandung rumput laut, Telur yang lebih halus lebih
diminati pasar di luar negeri. Di Jepang orang mengkonsumsinya sebagai bahan obat
seperti yang dituturkan oleh Dr Musri Musman, seorang dosen Kelautan pada Universitas
,
Syiah Kuala Banda Aceh Doktor alumni University of the Ryukyus pada bidang marine and
Aceh,
natural products, menurutnya lagi ada kesimpulan umum bahwa dengan memakan telur
,
ikan terbang ini akibatnya dapat memperlancar peredaran darah yang dan secara tidak
langusng dapat meningkatkan libido seperti yang dituturkannya pada Citizen Reporter
(komarudin 2007 Telur Tuing Tuing Galesong, Omzet Milyaran Menembus Rusia)
Balai Budidaya Air Payau Takalar (BBAPT) pada tahun tahun anggaran 1997/1998
a
waktu itu bernama Loka Budidaya Air Payau Takalar, telah melakukan pembenihan ikan
Takalar
terbang sebagai gerakan moral yang mengacu pada upaya pelestarian komoditas jenis ini
dalam rangka upaya pelestarian lingkungan dengan melakukan perbaikan teknologi
engan
rekayasa pembenihan ikan terbang mela
melalui teknik penetasan, pemberian pakan dan
pengelolaan kualiatas air. Selanjutnya Tahun 2011 BBAPT bekerja sama dengan Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan kembali melakukan
kegiatan pembenihan ikan terbang dengan teknologi yang lebih intensif dan terkontrol untuk
meningkatkan kelangsungan hidup larva dalam penetasan dan menghasilkan produksi
benih siap tebar yang berkualitas sehingga populasi ikan terbang di alam khususnya di
perairan selat makassar dan sekitarnya tidak mengalami kepunahan, bahkan ditargetkan
produksi ikan terbang pada beberapa tahun ke depan akan melimpah tanpa mengganggu
keseimbangan alam.
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 2
4. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
1.2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan pembenihan ikan terbang adalah:
- Untuk mendapatkan suatu teknologi penetasan dan perawatan larva ikan terbang yang
tepat sehingga kualitas dan kelulushidupan (survival rate) larva dapat ditingkatkan untuk
( )
kesuksesan restocking.
- Mempertahankan kesimbangan dan pengkayaan keragaan bi
biota aquatik khususnya
populasi komoditas ikan terbang (Hirundichtys Oxycephalus).
Gambar 1. Serah terima benih ikan terbang untuk restocking di perairan
Sulawesi Selatan
1.3. Biologi Ikan terbang
Ikan terbang (
(Hirundichthys oxycephalus) termasuk dalam suku Exococtidae yang
mempunyai enam marga yaitu: Oxypomampus, Fodiator, Parexocoetus, Exocoetus,
Cipsylurus, Pronicity
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 3
5. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
Klasifikasi
Menurut Parin (1999) dalam Nurmawati 2007 ikan terbang (Hirundichthys
(
oxycephalus) diklasifikasikan sebagai berikut:
)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Su Filum : Vertebrata
Ordo q : Beloniformes
Famili : Exocoetidae
Genus : Cypselurus
selurus
Sub Genus : Hirundichtys
Spesies : Hirundichthys oxycephalus
Sumber : Bleeker 1852 dalam Nurmawati 2007
Ikan terbang mempunyai sifat biologi yang paling menonjol dan sangat berbeda
dengan kelompok ikan lainnya, ikan ini mempunyai kemampuan terbang. Ikan terbang
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Kelompok bersayap satu pasang (monoplanes)
ersayap (
dan bersayap dua pasang (biplanes). Cara terbang yang paling sempurna terlihat pada
( ).
kelompok ikan terbang bersayap dua pasang yaitu pada species dari genus Cipsilirus sp.
Tabel 2. Karakteristik ikan terbang dewasa
Bagian yang diamati Ciri-ciri
Pada umumnya
Panjang rata-rata 15-18 cm
Bentuk tubuh Bulat memanjang
Bagian atas tubuh Berwarna gelap
Bagian bawah tubuh Mengkilap
Sirip dorsal Transparan
Sirip anal Transparan
Warna sirip ekor Abu-abu
Duri- duri lemah pada sirip dorsal berjumlah 10 12, pada sirip anal 1-12, pada sirip
10-12,
pectoral 14-15 dengan sirip pertama tidak bercabang, sirip ventral tidak mencapai sirip
15
dorsal dengan pangkal sirip ventral lebih dekat ke ujung posterior kepala daripada ke
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 4
6. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
pangkal ekor, garis lateral terletak pada bagian bawah tubuh. sisik sikloid berukuran relatif
sisik
besar dan mudah lepas dengan sisik pradorsal 32-37 dan jumlah sisik pada poros tubuh 51-
32 37 51
56.
( Warta Pasar Ikan, Ditjen P2HP, DKP, 2009).
2009)
1.4. Perkembangbiakan dan Habitat ikan terbang
biakan
Produksi Ikan terbang di peraiaran terjadi secara alami dimana induk-induk ikan
induk
terbang yang telah matang gonad melakukan perkawinan secara bebas di peraiaran yang
agak dangkal dan jauh dari pantai. Selanjutnya telur-telur yang telah dibuahi diletakkan
telur telur
pada rerumputan atau sampah-sampah yang mengapung di permukaan perairan juga
sampah
sekaligus dijadikannya sebagai rumpon (sarang) tempat melakukan perkawinannya,
diantara beberapa jenis rerumputan yang dipilih ikan terbang sebagai substrat/media
penyimpanan telur adalah rumput sargosum. Telur ikan terbang mempunyai benang-
benang
benang ikatan sehingga antara telur saling berkaitan/bergandeng terurai melekat erat pada
substrat yang dijadikan sarangnya. Bedasarkan cara pemijahan ikan terbang termasuk
golongan ikan pelagophils dan Phitophils yaitu ikan yang meletakkan telurnya pada tumbuh
tumbuh-
tumbuhan da benda-benda yang terapung. Telur ikan tidak mempunyai gelembung minyak
benda gel
(oilglobule), selaput luar (membrane) di liputi oleh umbai-umbai yang berbentuk benang.
), ( umbai
Diameter telur yang matang berkisar 1,49-1,79 mm telur muda berdiameter 0,09
1,49 1,79 0,09-0,29 mm
yang masih tertanam dalam jaringan penyekat ovum (I Made suitha dan Anton Mardiana,
am (I
LBAP Takalar, 1997).
.
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 5
7. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
Tabel 3. Jumlah spesies dan penyebaran ikan terbang di Dunia
Jumlah Spesies Wilayah Penyebaran
17 Atlantik
6 Laut Tengah (Mediterania)
5 Di bagian selatan Afrika
8 Madagaskar dan Afrika Timur
2 Laut Merah
2 Laut Arab
8 Sekitar India dan Srilangka
16-20 Samudera Hindia dan Pasifik
16-18 Philipina
10 Selatan China
25 Jepang dan Korea
20 Samudera Pasifik
12 Kepulauan Hawaii
10 Australia
6 Selandia Baru
12 Amerika bagian Samudera Pasifik
40 Pasifik: Philipina, Indonesia, Jepang
bagian selatan dan Oceania
Sumber : Ghofur 2003 dalam Nurmawati 2007
II. BAHAN DAN METODE PENETASAN
2.1. Bahan dan alat
Air laut yang sudah disterilkan
Telur ikan terbang yang sudah terseleksi
Pakan alami (Rotifera, Phytoplankton dan artemiasalina)
Pakan komersial (powder dan crumble)
Obat-obatan yang direkomendasikan
obatan
Fiberglass tank/Bak Inkubasi
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 6
8. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
Bingkai plampung penetasan
Blower/aerator
Termometer
Water hitter
Baskom, cawan peteri, gayung dan ember
Lambit/seser halus
Timbangan
Bak pendederan larva
Alat tulis menulis
2.2. Metode yang digunakan
Metode penetasan telur ikan terbang yang dilakukan di BBAP Takalar telah
mengalami perkembangan dari metode konvensional yang dilakukan oleh para pembenih
pada umumnya beralih ke metode yang lebih baik dengan menggunakan kerekayasaan
sederhana yang tepat guna, efektif, efisien dan ramah lingkungan mengacu pada cara
pembenihan ikan yang baiik (CPIB). Sehingga bukan saja meningkatkan produksi larva ikan
kan (CPIB).
terbang dengan menaikkan kelulushidupan (
(survival ratio) tetapi juga diharapkan dapat terus
)
menciptakan inovasi dan kreasi terbaru dalam teknologi pembenihan ikan terbang yang lebih
terbaru
maju.
III. TEKNIK PENANGANAN TELUR IKAN TERBANG
3.1. Pengambilan telur
Telur ikan terbang diperoleh dari para nelayan pencari, penangkap dan pengepul di
wilayah perairan sekitar lokasi pembenihan Biasanya para Nelayan baru mendapatkan hasil
pembenihan.
buruan telur ikan terba
terbang setelah mengarungi peraian selama dua sampai empat hari.
Disamping menangkap telur yang sudah terurai dalam rerumputan yang mengapung di
lautan (sargosum), mereka juga menciptakan alat penangkap telur sendiri yang terbuat dari
sendi
belahan bambu dan kerangka rotan yang dibentuk kerucut sebagai perangkap ikan terbang
yang bertelur (dalam bahasa makassar disebut Pakajja). Untuk menciptakan rumpon lain
bagi telur ikan terbang para nelayan membuatnya dari daun kelapa yang disebar di perairan
kelap
dimana kumpulan populasi ikan terbang diketemukan.
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 7
9. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
3.2. Pengangkutan telur
Pengangkutan telur ikan terbang dari laut/perairan menggunakan wadah/ember/drum
plastik/bak fiber volume isi 30 s/d 50 liter, selanjutnya diisi air laut s
sebanyak 2/3 bagiannya
kemudian telur yang menempel pada substrat atau yang terjebak dalam pakajja dimasukan
ke dalam wadah dengan memperhatikan tingkat kepadatan dan lama waktu tempuh
perjalan. Pemantauan kualitas air dan penggunaan aerator selama dalam pengangkutan
pe
senantiasa harus dilakukan secara serius termasuk kegiatan penggantian air dalam wadah
setiap interval 1-1,5 jam selama dalam perjalanan terlebih pada saat kondisi kualitas air
1,5
rusak agar kualitas telur tetap terjaga dengan baik.
Gambar 2. Telur ikan terbang yang rusak
. Gambar 3. Telur ikan terbang yang sehat
3.3. Seleksi telur
Seleksi telur-telur ikan terbang sebelum ditetaskan dimaksudkan untuk mendapatkan
telur
telur yang sehat, berkualitas baik dan siap tetas, dapat dilakukan secara visual dan manual
maupun secara laboratorium. Telur yang sehat dan memenuhi syarat untuk ditetaskan
laboratorium.
memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
tanda
• Telur berwarna bening mengkilat dengan bulatan telur membentuk lingkaran utuh
• Untaian telur saling melekat
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 8
10. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
• Tidak ada bau menyengat yang diakibatkan oleh telur yang rusak atau substrat yang
membusuk lebih dulu
• Bersih dari kotoran (organik maupun anorganik)
Gambar 4. Seleksi telur ikan terbang yang sehat secara mikroskopis
3.4. Disinfektan telur
Telur ikan terbang yang telah terseleksi dengan baik selanjutnya disucihamakan
dengan KMNO4 3 ppm, Malachytgreen oxalat 0,02 ppm dengan tujuan agar kualitas telur
yang hendak ditetaskan terhindar dari serangan hama yang ikut pada media pembawa atau
media yang digunakan sebagai substrat tempat melekatnya telur.
an
3.5. Inkubasi dan penetasan telur
Inkubasi dan penetasan telur dilakukan dalam bak pengeraman dan penetasan yang
terkontrol berukuran 1 x 2m2 dengan ketinggian air 40-50 cm dilengkapi dengan ram
50
pelampung terbuat pipa PVC berdiameter ¾ - 1 inch yang dibentuk persegi panjang sesuai
ukuran bagian dalam bak dan telah diberi tali jaring polyteline yang terpola rapi dengan tiap
bagiannya membentuk persegi empat. Air yang digunakan dalam bak penetasan ini harus air
p
laut yang sudah disterilkan dan ditreatment menggunakan albazine 1 ppm. Telur ikan
terbang yang melekat pada substrat (rumput sargosum) dan telah disucihamakan
selanjutnya diurai rapi mengikuti tali jaring dalam bingkai plampung agar sebaran oksigen
mengikuti
terlarut dan suhu dalam bak penetasan merata dan homogen.
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 9
11. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
Gambar 5. Disain bingkai plampung dan bak penetasan telur ikan terbang
Telur ikan terbang menetas pada malam hari dengan interval 24 sd 36 jam setelah
perlakuan. Pemanenan larva dapat dilakukan pada malam dan pagi hari secara berturut
berturut-
turut sampai hari ketiga dan keempat sesuai dengan produktivitas telur ikan yang ditetaskan.
Telur yang tidak menetas warnanya memudar dan akan cepat membusuk, maka pada saat
akan
panen larva telur yang membusuk dan cangkang telur sebaiknya dikeluarkan dari bak
pemeliharaan agar kualitas air dan kualitas telur yang belum menetas tetap terjaga dengan
baik
Gambar 6. Telur Ikan terbang yang baru menetas dan panen larva pada malam hari
m
IV. PEMELIHARAAN LARVA
Pendederan dan pemeliharaan larva dilakukan dalam bak beton berukuran 2,5 x 2,5 x 1m3
yang terlindung dari hujan/di dalam hatchery dengan padat tebar ideal 15.000 s/d 20.000 ekor/m3
(1500 s/d 2000 ekor/liter). Kualitas air merupakan hal yang sangat penting untuk senantiasa
diperhatikan baik dari segi fisika, kimia maupun biologi agar larva hasil pembenihan tetap dalam
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 10
12. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
kondisi baik dengan nilai kelulushidupan (
(Survival Ratio) dapat dioptimalkan. Nilai SR larva ikan
ptimalkan.
terbang yang baik berkisar antara 83 90 %. Larva dipelihara dalam bak pendederan selama 12-
83-90 12
14 hari ditandai dengan terbuka sayap secara sempurna. Pada kondisi ini benih telah siap untuk
siap ditebar di laut lepas.
Tabel 4. Ktriteria kualitas air yang layak untuk pendederan larva ikan terbang
Parameter Kisaran nilai yang Kisaran optimum
cocok
o
Suhu 28 – 32 C 30 oC
Salinitas 30 – 34 ppt 30 ppt
Oxygen terlarut 4 – 10 mg/l 8 – 10 mg/l
pH 6,5 – 8,5 7–8
Nitrit (NO2) 0 – 6 mg NO2 - N/l 0 – 0,5 mg NO2 - N/l
Nitrat (NO3) 0 – 200 mg NO3 - N/l 0 – 50 mg NO3 - N/l
Gambar 7. Sampling dan penebaran larva ikan terbang dalam bak pendederan
4.1. Pemberian pakan
Pakan alami yang digunakan adalah phytoplankton jenis Tetracelmis dan Rotifera
diberikan pada stadia larva satu hari dengan kepadatan Tetracelmis antara 5000 – 10.000
cel/cc dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari. Untuk larva berumur 3 hari sampai hari ke 12
dan menjelang panen diberikan pakan berupa naupli Artemia dan pakan komersil berupa
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 11
13. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
pellet halus (powder dan cramble) sebanyak 5% dari berat total biomasa larva ikan terbang
dengan frekuensi pemberian pakan 5 kali perhari yaitu pada waktu pagi, siang, sore dan
hari s
malam hari (jam 07.00, 10.00, 13.00, 16.00, dan 19.00).
Gambar 8. Kultur artemia Gambar 9. Larva ikan terbang berebut makan
4.2. Penanggulangan Penyakit pada larva
Pengawasan terhadap kesehatan larva dari serangan penyakit dilakukan dengan
cara memperhatikan perilakunya antara lain sebagai berikut :
Pengamatan terhadap perubahan warna tubuh, nafsu makan dan pertumbuhan larva.
Memisahkan larva yang sakit / diisolasi kemudian diobati sesuai hasil diagnosa
Isolasi alat yang dipakai dengan menggunakan disinfektan.
Gambar 10. Pengamatan secara mikroskopis terhadap kesehatan dan
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 12
14. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
V. PEMANENAN BENIH DAN PENGEPAKAN
Panen benih siap tebar dilakukan setelah benih berumur 12 hari dengan cara menyurutkan
air kolam secara berangsur-angsur untuk mengurangi volume air hingga benih dapat ditangkap
berangsur angsur
dengan mudah. Proses pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada saat suhu air rendah (
(pagi,
sore atau malam hari), agar ikan tidak stress lakukan panen dan pengepakan dengan sangat
),
hati-hati. Pembenihan bukan hanya ditentukan oleh tingginya produksi benih dan kualitas benih
yang baik belaka, namun kesigapan dan kesempurnaan dalam teknik dan pe
pengelolaan benih saat
pemanenan juga mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan usaha
pembenihan.
Gambar 11. Packing dan pengemasan benih ikan terbang untuk
Tabel 5. Ciri benih ikan terbang yang telah siap ditebar di perairan dan laut lepas
No Yang perlu diamati Keterangan umum
1. Umur benih > 12 hari setelah menetas
2. Panjang total 0,8 s/d 1,2 cm
3. Organ tubuh Lengkap dan sempurna, terutama
bagian sayap (pada malam hari terlihat
mengembang sempurna)
4. Pola berenang Cepat dan sesekali melompat
5. Pola makan Mulai Rakus terutama pada malam hari
6. Tingkat kematian Mulai meningkat, ditandai banyaknya
bangkai benih ikan terbang yang
menempel pada dinding bak
pemeliharaan akibat loncatan dan
terbangnya benih
7. Kanibalisme Mulai muncul
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 13
15. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
Gambar 12. Distribusi benih ke perairan dan pemilihan lokasi penebaran yang ideal
Gambar 13. Serah terima benih dengan pihak terkait dan kegiatan Restocking di perairan
Gambar 14. Sosialisasi dan penyuluhan tentang kesadaran melestarikan ikan terbang
bersama nelayan dan tokoh masyarakat
VI. DAFTAR PUSTAKA
Ali, S.A. (1981). Kebiasaan makan, pemijahan,hubungan panjang berat dan faktor kondisi ikan
fa
terbang (Cypselurus Oxycephalus) di laut plores Sulawesi Selatan. Tesis Fakultas
Cypselurus Oxycephalus)
Perikanan UNHAS Makassar
Andi Tamsil (1992), Pertumbuhan dan Kelangsungan hidup larva ikan terbang (
(Cypselurus
Oxycephalus)
Oxycephalus) pada berbagai jenis pakan. Tesis Program Pasca Sarjana
Universitas Hasanuddin Ujung Pandang.
as Pandang
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 14
16. BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
P 2011
I Made Suitha, Anton Mardiyanta (1997). Laporan Pembenihan ikan terbang ( (Cypselurus
Oxycephalus)
Oxycephalus) sebagai upaya Pelestarian Lingkungan. Loka Budidaya Air Payau
Takalar.
I Made Suitha, Anton Mardiyanta,(1999) Uji Coba Jentik nyamuk sebagai pakan substitusi pada
Mardiyanta,
larva iikan terbang Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan Loka
terbang. rektorat
Budidaya Air Payau Takalar.
Takalar
Nessa, M.N.H Sugondo, I Andarias, A. Rantetondok (1997). Studi Pendahuluan terhadap perikanan
ikan terbang di Selat Makassar. Majalah UNHAS Tahun VIII/XVIII 13,643
13,643-649.
Pola Ilmiah Pokok UNHAS Makassar.
Ma
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)
Hirundichtys Oxycephalus 15