SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
KESETIMBANGAN KIMIA DALAM
INDUSTRI AMMONIA
DISUSUN OLEH :
PUTRI SAGITA UTAMI
KELAS : XI MIA 2
SMA NEGERI 36 JAKARTA
1.SEJARAH AMMONIA
Ammonia pertama kali ditemukan oleh Bangsa Romawi dalam bentuk yang sekarang kita
sebut “garam ammonia”. Mereka menemukan senyawa ini di dekat kuil tempat mereka
beribadah yang bernama “Kuil Jupiter Ammun”. Karena itulah meraka menyebut senyawa itu
“sal ammoniacus” atau “hammoniacus sal”.
Garam ammonia ini menjadi sangat penting bagi para alkimiawan muslim pada abad ke-8.
Kimiawan Persia, Jabir ibn Hayyan, yang pertama kali menyebutkannya. Selanjutnya,
senyawa ini juga banyak digunakan oleh para Alkimiawan Eropa pada abad ke-13 dan yang
pertama kali menyebutkannya adalah Albertus Magnus. Dan pada abad ke-15, Bacilius
Valentinus menunjukkan bahwa ammonia bisa didapatkan dengan memberikan perlakuan
alkali pada garam ammonia.
Barulah pada tahun 1774, Joseph Priestly untuk pertama kalinya memisahkan ammonia
dari senyawa garamnya. Dan rumus kimianya dipastikan setelah 11 tahun kemudian, yakni
pada tahun 1785, oleh Claude-Louis Berthollet.
Kimiawaan Inggris, Sir William Ramsay dan Sydney Young, pada tahun 1884 mencoba
mempelajari penguraian ammonia pada suhu sekitar 800o
C. Mereka menemukan bahwa
dalam setiap proses penguraian selalu tersisa sejumlah tertentu ammonia yang tidak ikut
terurai. Dengan kata lain, reaksi antara ammonia dengan unsur-unsur penyusunnya (hidrogen
dan nitrogen) telah mencapai keadaan setimbang.
Selanjutnya, pada tahun 1904 Fritz Haber seorang ahli kimia dari
Jerman mencoba mengulangi percobaan Kimiawan Inggris tersebut
untuk menentukan di titik mana kesetimbangan tercapai bila
dilakukan percobaan pada suhu mendekati 1000o
C. Ia mencoba
beberapa pendekatan, mereaksikan hidrogen murni dengan nitrogen
murni, dan memulai dengan ammonia murni serta menggunakan besi
sebagai katalis. Setelah menentukan titik kesetimbangannya, Haber
kemudian mencoba katalis yang berbeda dan menemukan nikel bisa
digunakan juga sebagai katalis (dengan efektifitas yang sama dengan
besi), bahkan kalsium dan mangan bisa lebih baik lagi.
Akhirnya, pada tahun 1908, sekaitan dengan kebutuhan terhadap nitrat yang semakin
meningkat sedangkan pasokan nitrat semakin berkurang, Haber
menemukan proses yang murah dan efisien untuk menghasilkan
ammonia dan mengubahnya menjadi nitrat. Dan pada tahun 1910,
menjelang dimulainya Perang Dunia I, pasokan nitrat dari Chili ke
Jerman benar-benar diputus sehingga pabrik-pabrik Jerman berusaha
menerapkan teknik-teknik Haber pada skala besar. Proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan
oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman.
Fritz Haber
Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat melimpah di udara,
yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak terdapat banyak di
alam. Satu-satunya sumber alam yang penting ialah NaNO3 yang disebut Sendawa Chili.
Karena kegunaannya yang sangat banyak, ammonia hingga kini terus menerus diproduksi
untuk berbagai kepentingan, di antaranya pupuk pertanian, bahan peledak, industri kain,
industri karet, produksi soda abu, metalurgi, dan pembersih rumah tangga. Dan pada tahun
2004, produksi ammonia di seluruh dunia tercatat mencapai 109 juta metrik ton.
2. PROSES PEMBUATAN AMMONIA
Amonia dibuat dalam skala industri melalui proses Haber Bosch. Proses pembuatan ini
menggunakan bahan baku gas nitrogen dan gas hidrogen yang direaksikan menurut
persamaan reaksi berikut.
Perhatikan harga entalpi (H) reaksi. Entalpi pembentukan amonia ini berharga negatif.
Berarti, reaksi ini bersifat eksoterm (melepaskan kalor ke lingkungan).
Gas N2 pada reaksi di atas diperoleh dari udara, sedangkan gas H2 diperoleh dari hasil reaksi
gas alam dan air. Untuk menghindari reaksi bolak-balik, kesetimbangan reaksi harus
diusahakan bergeser ke arah terbentuknya NH3. Sesuai Asas Le Chatelier, maka harus
dilakukan usaha-usaha yang berkaitan dengan :
a) Suhu
Dalam suatu reaksi yang bersifat eksoterm, jika suhu dinaikkan, reaksi akan bergeser ke arah
kiri. Sebaliknya, jika suhu diturunkan, reaksi akan bergeser ke arah kanan. Reaksi
pembentukan amonia yang dilakukan pada suhu rendah (200o
C) akan menggeser reaksi ke
arah kanan, namun reaksinya berjalan lambat. Oleh karena itu, suhu perlu ditingkatkan lagi
hingga mencapai suhu ideal, yaitu 600o
C.
b) Konsentrasi
Pengambilan NH3 secara terus menerus akan menggeser kesetimbangan kearah kanan.
c) Tekanan
Pada proses pembuatan amonia diperlukan tekanan yang tinggi. Jika reaksi dilakukan pada
tekanan rendah, reaksi akan bergeser ke kiri sehingga produk yang diperoleh sedikit.
Idealnya, agar reaksi berlangsung ke arah kanan, harus digunakan tekanan yang tinggi.
Namun, masalah baru timbul karena reaksi yang harus dilangsungkan pada tekanan tinggi
memerlukan peralatan dengan investasi yang besar. Melalui analisis, diperoleh tekanan ideal
dengan investasi yang tidak terlalu mahal, yaitu 200-350 atm.
d) Katalis
Pada pembuatan amonia dalam industri, digunakan katalis Fe3O4 yang mengandung K2O,
CaO, MgO, Al2O3, dan SiO2. Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat
mempercepat terjadinya reaksi kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai
lebih cepat tetapi katalis tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan kesetimbangan.
Peranan katalis adalah mengubah mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.
Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme suatu reaksi
yang lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan energi aktivasi lebih
rendah menyebabkan maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup
untuk mengatasi halangan energi aktivasi sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah
sehingga laju meningkat.
Berikut gambar proses pembuatan ammonia dengan proses Haber-Bosch
Walaupun sudah diatur dengan maksimal, ternyata hanya 15% amonia yang bisa diambil.
Sementara itu, 85% sisa amonia kembali lagi ke arah N2 dan H2 yang akan bereaksi lagi
membentuk NH3.
DAFTAR PUSTAKA
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/06/proses-pembuatan-amonia-nh3-menurut-
proses-haber-bosch.html
https://evodara.wordpress.com/kimia-kelas-xi/kesetimbangan-kimia/f-reaksi-kesetimbangan-
dalam-industri/1-pembuatan-amonia/
http://icuk-sugiarto.blogspot.com/2014/07/pembuatan-unsur-dan-senyawa-amonia.html
DAFTAR PUSTAKA
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/06/proses-pembuatan-amonia-nh3-menurut-
proses-haber-bosch.html
https://evodara.wordpress.com/kimia-kelas-xi/kesetimbangan-kimia/f-reaksi-kesetimbangan-
dalam-industri/1-pembuatan-amonia/
http://icuk-sugiarto.blogspot.com/2014/07/pembuatan-unsur-dan-senyawa-amonia.html

Contenu connexe

Tendances

Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaFeren Jr
 
Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaanTillapia
 
Adisi Elektrofilik
Adisi ElektrofilikAdisi Elektrofilik
Adisi Elektrofilikelfisusanti
 
LKPD Termokimia Hukum Hess
LKPD Termokimia Hukum HessLKPD Termokimia Hukum Hess
LKPD Termokimia Hukum HessAnisa Riyani
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaFeren Jr
 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarWidya arsy
 

Tendances (20)

Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju ReaksiLaporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6
 
Presentasi pengendali level
Presentasi pengendali levelPresentasi pengendali level
Presentasi pengendali level
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
 
Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaan
 
Adisi Elektrofilik
Adisi ElektrofilikAdisi Elektrofilik
Adisi Elektrofilik
 
LKPD Termokimia Hukum Hess
LKPD Termokimia Hukum HessLKPD Termokimia Hukum Hess
LKPD Termokimia Hukum Hess
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Hukum-hukum Gas
Hukum-hukum GasHukum-hukum Gas
Hukum-hukum Gas
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
 
PPT "LAJU REAKSI"
PPT "LAJU REAKSI"PPT "LAJU REAKSI"
PPT "LAJU REAKSI"
 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
 
Aplikasi termodinamika
Aplikasi termodinamikaAplikasi termodinamika
Aplikasi termodinamika
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 
ppt kesetimbangan kimia
 ppt kesetimbangan kimia ppt kesetimbangan kimia
ppt kesetimbangan kimia
 

Plus de putrisagut

English paper assigment/tugas makalah bahasa inggris lengkap dengan contoh so...
English paper assigment/tugas makalah bahasa inggris lengkap dengan contoh so...English paper assigment/tugas makalah bahasa inggris lengkap dengan contoh so...
English paper assigment/tugas makalah bahasa inggris lengkap dengan contoh so...putrisagut
 
Soal sejarah xi sem 2
Soal sejarah xi sem 2Soal sejarah xi sem 2
Soal sejarah xi sem 2putrisagut
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurputrisagut
 
Pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat yang terang
Pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat yang terangPertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat yang terang
Pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat yang terangputrisagut
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumputrisagut
 
Satuan karya pramuka
Satuan karya pramukaSatuan karya pramuka
Satuan karya pramukaputrisagut
 
Matriks rotasi dengan pusat p (a,b)
Matriks rotasi dengan pusat p (a,b)Matriks rotasi dengan pusat p (a,b)
Matriks rotasi dengan pusat p (a,b)putrisagut
 
Kelompok 3 xi mia 2 polinomial
Kelompok 3 xi mia 2 polinomialKelompok 3 xi mia 2 polinomial
Kelompok 3 xi mia 2 polinomialputrisagut
 
Tugas seni rupa
Tugas seni rupaTugas seni rupa
Tugas seni rupaputrisagut
 
Kisi kisi uts pkn
Kisi kisi uts pknKisi kisi uts pkn
Kisi kisi uts pknputrisagut
 
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10 Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10 putrisagut
 
Teks eksplanasi tentang banjir
Teks eksplanasi tentang banjirTeks eksplanasi tentang banjir
Teks eksplanasi tentang banjirputrisagut
 
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...putrisagut
 

Plus de putrisagut (20)

English paper assigment/tugas makalah bahasa inggris lengkap dengan contoh so...
English paper assigment/tugas makalah bahasa inggris lengkap dengan contoh so...English paper assigment/tugas makalah bahasa inggris lengkap dengan contoh so...
English paper assigment/tugas makalah bahasa inggris lengkap dengan contoh so...
 
Soal sejarah xi sem 2
Soal sejarah xi sem 2Soal sejarah xi sem 2
Soal sejarah xi sem 2
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
 
Pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat yang terang
Pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat yang terangPertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat yang terang
Pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat yang terang
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Laporan bio
Laporan bioLaporan bio
Laporan bio
 
Kimia p h
Kimia p hKimia p h
Kimia p h
 
Satuan karya pramuka
Satuan karya pramukaSatuan karya pramuka
Satuan karya pramuka
 
Matriks rotasi dengan pusat p (a,b)
Matriks rotasi dengan pusat p (a,b)Matriks rotasi dengan pusat p (a,b)
Matriks rotasi dengan pusat p (a,b)
 
Kelompok 3 xi mia 2 polinomial
Kelompok 3 xi mia 2 polinomialKelompok 3 xi mia 2 polinomial
Kelompok 3 xi mia 2 polinomial
 
Tugas seni rupa
Tugas seni rupaTugas seni rupa
Tugas seni rupa
 
Pkn ham
Pkn hamPkn ham
Pkn ham
 
Kisi kisi uts pkn
Kisi kisi uts pknKisi kisi uts pkn
Kisi kisi uts pkn
 
Ekonomi sem 2
Ekonomi sem  2Ekonomi sem  2
Ekonomi sem 2
 
Bab 9 fisika
Bab 9 fisikaBab 9 fisika
Bab 9 fisika
 
Bab 7 fisika
Bab 7 fisikaBab 7 fisika
Bab 7 fisika
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10 Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
 
Teks eksplanasi tentang banjir
Teks eksplanasi tentang banjirTeks eksplanasi tentang banjir
Teks eksplanasi tentang banjir
 
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
 

Dernier

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Dernier (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Kesetimbangan kimia dalam industri amonia1

  • 1. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI AMMONIA DISUSUN OLEH : PUTRI SAGITA UTAMI KELAS : XI MIA 2 SMA NEGERI 36 JAKARTA
  • 2. 1.SEJARAH AMMONIA Ammonia pertama kali ditemukan oleh Bangsa Romawi dalam bentuk yang sekarang kita sebut “garam ammonia”. Mereka menemukan senyawa ini di dekat kuil tempat mereka beribadah yang bernama “Kuil Jupiter Ammun”. Karena itulah meraka menyebut senyawa itu “sal ammoniacus” atau “hammoniacus sal”. Garam ammonia ini menjadi sangat penting bagi para alkimiawan muslim pada abad ke-8. Kimiawan Persia, Jabir ibn Hayyan, yang pertama kali menyebutkannya. Selanjutnya, senyawa ini juga banyak digunakan oleh para Alkimiawan Eropa pada abad ke-13 dan yang pertama kali menyebutkannya adalah Albertus Magnus. Dan pada abad ke-15, Bacilius Valentinus menunjukkan bahwa ammonia bisa didapatkan dengan memberikan perlakuan alkali pada garam ammonia. Barulah pada tahun 1774, Joseph Priestly untuk pertama kalinya memisahkan ammonia dari senyawa garamnya. Dan rumus kimianya dipastikan setelah 11 tahun kemudian, yakni pada tahun 1785, oleh Claude-Louis Berthollet. Kimiawaan Inggris, Sir William Ramsay dan Sydney Young, pada tahun 1884 mencoba mempelajari penguraian ammonia pada suhu sekitar 800o C. Mereka menemukan bahwa dalam setiap proses penguraian selalu tersisa sejumlah tertentu ammonia yang tidak ikut terurai. Dengan kata lain, reaksi antara ammonia dengan unsur-unsur penyusunnya (hidrogen dan nitrogen) telah mencapai keadaan setimbang. Selanjutnya, pada tahun 1904 Fritz Haber seorang ahli kimia dari Jerman mencoba mengulangi percobaan Kimiawan Inggris tersebut untuk menentukan di titik mana kesetimbangan tercapai bila dilakukan percobaan pada suhu mendekati 1000o C. Ia mencoba beberapa pendekatan, mereaksikan hidrogen murni dengan nitrogen murni, dan memulai dengan ammonia murni serta menggunakan besi sebagai katalis. Setelah menentukan titik kesetimbangannya, Haber kemudian mencoba katalis yang berbeda dan menemukan nikel bisa digunakan juga sebagai katalis (dengan efektifitas yang sama dengan besi), bahkan kalsium dan mangan bisa lebih baik lagi. Akhirnya, pada tahun 1908, sekaitan dengan kebutuhan terhadap nitrat yang semakin meningkat sedangkan pasokan nitrat semakin berkurang, Haber menemukan proses yang murah dan efisien untuk menghasilkan ammonia dan mengubahnya menjadi nitrat. Dan pada tahun 1910, menjelang dimulainya Perang Dunia I, pasokan nitrat dari Chili ke Jerman benar-benar diputus sehingga pabrik-pabrik Jerman berusaha menerapkan teknik-teknik Haber pada skala besar. Proses industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Fritz Haber
  • 3. Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat melimpah di udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber alam yang penting ialah NaNO3 yang disebut Sendawa Chili. Karena kegunaannya yang sangat banyak, ammonia hingga kini terus menerus diproduksi untuk berbagai kepentingan, di antaranya pupuk pertanian, bahan peledak, industri kain, industri karet, produksi soda abu, metalurgi, dan pembersih rumah tangga. Dan pada tahun 2004, produksi ammonia di seluruh dunia tercatat mencapai 109 juta metrik ton.
  • 4. 2. PROSES PEMBUATAN AMMONIA Amonia dibuat dalam skala industri melalui proses Haber Bosch. Proses pembuatan ini menggunakan bahan baku gas nitrogen dan gas hidrogen yang direaksikan menurut persamaan reaksi berikut. Perhatikan harga entalpi (H) reaksi. Entalpi pembentukan amonia ini berharga negatif. Berarti, reaksi ini bersifat eksoterm (melepaskan kalor ke lingkungan). Gas N2 pada reaksi di atas diperoleh dari udara, sedangkan gas H2 diperoleh dari hasil reaksi gas alam dan air. Untuk menghindari reaksi bolak-balik, kesetimbangan reaksi harus diusahakan bergeser ke arah terbentuknya NH3. Sesuai Asas Le Chatelier, maka harus dilakukan usaha-usaha yang berkaitan dengan : a) Suhu Dalam suatu reaksi yang bersifat eksoterm, jika suhu dinaikkan, reaksi akan bergeser ke arah kiri. Sebaliknya, jika suhu diturunkan, reaksi akan bergeser ke arah kanan. Reaksi pembentukan amonia yang dilakukan pada suhu rendah (200o C) akan menggeser reaksi ke arah kanan, namun reaksinya berjalan lambat. Oleh karena itu, suhu perlu ditingkatkan lagi hingga mencapai suhu ideal, yaitu 600o C. b) Konsentrasi Pengambilan NH3 secara terus menerus akan menggeser kesetimbangan kearah kanan. c) Tekanan Pada proses pembuatan amonia diperlukan tekanan yang tinggi. Jika reaksi dilakukan pada tekanan rendah, reaksi akan bergeser ke kiri sehingga produk yang diperoleh sedikit. Idealnya, agar reaksi berlangsung ke arah kanan, harus digunakan tekanan yang tinggi. Namun, masalah baru timbul karena reaksi yang harus dilangsungkan pada tekanan tinggi memerlukan peralatan dengan investasi yang besar. Melalui analisis, diperoleh tekanan ideal dengan investasi yang tidak terlalu mahal, yaitu 200-350 atm. d) Katalis Pada pembuatan amonia dalam industri, digunakan katalis Fe3O4 yang mengandung K2O, CaO, MgO, Al2O3, dan SiO2. Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat terjadinya reaksi kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai lebih cepat tetapi katalis tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan kesetimbangan. Peranan katalis adalah mengubah mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk. Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme suatu reaksi yang lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan energi aktivasi lebih
  • 5. rendah menyebabkan maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi halangan energi aktivasi sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah sehingga laju meningkat. Berikut gambar proses pembuatan ammonia dengan proses Haber-Bosch Walaupun sudah diatur dengan maksimal, ternyata hanya 15% amonia yang bisa diambil. Sementara itu, 85% sisa amonia kembali lagi ke arah N2 dan H2 yang akan bereaksi lagi membentuk NH3.