Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal
waktu, tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran di
sana-sini masih banyak terjadi. Hal ini menunjukkan betapa perlunya
kewaspadaan pencegahan terhadap kebakaran perlu ditingkatkan. Kebakaran
dapat dicegah dengan melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran mulai dari perencanaan darurat kebakaran, organisasi/unit
penanggulangan kebakaran, penyediaan jalur evakuasi, penyediaan sarana dan
fasilitas dalam menghadapi kebakaran serta pembinaan dan latihan.
Sebagaimana diketahui bahwa di dunia industri banyak sekali ditemukan
kondisi dan situasi yang memungkinkan terjadinya kebakaran. Karena hampir
semua industri yang berbasis pengolahan memiliki semua unsur dari segi tiga api
di lingkungan kerjanya. Sehingga dibutuhkan suatu program pendidikan dan
pelatihan yang tepat untuk memberi pengetahuan yang cukup bagi pekerja yang
bekerja dilingkungan yang berbahaya tersebut.
Disamping itu, rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur terhadap
peralatan operasional yang memiliki potensi bahan bakar, dan sumber penyalaan
sangat diperlukan sehingga kerusakan peralatan tersebut dapat diketahui secara
dini dan perbaikannyapun bisa dilakukan secara terencana. Pemeriksaan rutin
peralatan pemadam kebakaran juga hal yang sangat penting dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari malfunction alat pemadam api pada saat
dibutuhkan.
3. KEBAKARAN
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar
dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari:
1. Sumber panas seperti :
• energi elektron (listrik statis atau dinamis)
• sinar matahari
• percikan listrik ataupun percikan api
• reaksi kimia
• perubahan kimia.
2. Benda mudah terbakar, seperti :
• bahan-bahan kimia
• bahan bakar
• Kayu
• plastik dan sebagainya.
3. Oksigen (tersedia di udara)
• Normalnya udara mengandung oksigen 20%
• Dapat dilepaskan oleh zat kimia pengoksidasi
4. Dari ketiga faktor tersebut saling mengikat dengan kondisi yang cukup tersedia. Ketiga faktor
tersebut digambarkan dalam bentuk hubungan segitiga Kebakaran.
Kebakaran yang terjadi dapat dipadamkan dengan 3 cara yaitu :
a. Dengan menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran
b. Menghilangkan zat asam
c. Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar
5. PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Penanggulangan Kebakaran adalah usaha menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang
menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah
kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan
beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan
kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan
pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah
dicapainya.
6. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat Kebakaran. Pemerintah
mengeluarkan undang-undang UU No. 1 Tahun 1970 “Dengan perundangan ditetapkan
persyaratan keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran”.Yang dikuatkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999
Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja, disebutkan dalam Pasal ayat 1
“Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran di tempat kerja”.
7. ACUAN
Undang-undang No 1 Th 1970 tentang Keselamatan Kerja
Pasal 3 ayat (1)
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk :
• mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
• mencegah, mengurangi peledakan
• memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran
• pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
Pasal 9 ayat (3)
• Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran
8. PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PENGENDALIAN ENERGI
• KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
• PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
• KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
• PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
• PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)
SARANA PROTEKSI KEBAKARAN
• PERMENAKER 04/80 APAR
• PERMENAKER 02/83 ALARM
• INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997
MANAJEMEN K3
• PERMENAKER 0 SARANA PROTEKSI KEBAKARAN
• PERMENAKER 04/80 APAR
• PERMENAKER 02/83 ALARM
• INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997 4/87 P2K3
• PERMENAKER 05/96 SMK3
• KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999 UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
9. KELAS-KELAS KEBAKARAN DI INDONESIA
Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni
yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.
Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air
lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas.
Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau
racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran
10. KELAS - KELAS API
Api dapat dikelaskan menjadi beberapa jenis berdasarkan bahan yang menghasilkan kebakaran.
11. KLASIFIKASI KEBAKARAN
Kebakaran diklafisikasikan menurut daerah masing – masing, klasifikasi kebakaran
di Indonesia mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Per.
04/Men/1980 tanggal 14 April 1980 Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR). Klasifikasi tersebut adalah :
Klas A : Bahan bakar padat (bukan logam)
Klas B : Bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar
Klas C : Instalasi listrik bertegangan
Klas D : Kebakaran logam
12. Terdapat 3 (tiga) cara untuk mengatasi / memadamkan Kebakaran
:
1. Cara penguraian
2. Cara pendinginan
3. Cara Isolasi / lokalisasi
CARA PEMADAMAN KEBAKARAN
13. PERALATAN PENCEGAHAN KEBAKARAN
Alat alat berikut ini merupakan alat pemadam api darurat dan bukan untuk memadamkan kebakaran
besar
1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi
guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini
mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan
sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari
daerah tersebut. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut
ada yang dari bahan kimia kering, foam / busa dan CO2.
14. 2. Hydrant
adalah alat penyedia cadangan air. Ada 3 jenis hydran,
yaitu :
a. hydran gedung
b. hydran halaman
c. hydran kota
15. 3. Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada
asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi.
16. 4. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya
kebakaran pada suatu tempat.
17. 5. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila
terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.
18. PERSYARATAN K3 PROTEKSI KEBAKARAN DI
GEDUNG ATAU TEMPAT KERJA
A. Kesesuaian standar bangunan dengan jenis hunian
B. Sistem proteksi kebakaran
C. Kesiapan personel
D. Akses bantuan
E. Manajemen
19. A. KESESUAIAN STANDAR BANGUNAN DENGAN JENIS HUNIAN
• Bahwa peruntukan bangunan harus sesuai dengan IMB
• Peralatan yang digunakan sesuai dengan standar K3 dan standar teknis lainnya (UU No. 1 Tahun
1970)
• Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian terhadap peralatan sesuai dengan ketentuan K3 (UU No, 1
Tahun 1970)
20. B. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
• Sistem deteksi, alarm yang mampu memberikan informasi tanda bahaya yang cepat dan akurat.
Untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin, sehingga tindakan pengamanan yang diperlukan
dapat segera dilakukan. Perencanaan, pemasangan pemeriksaan pengujian pemeliharaan
sistem deteksi otomatik diatur dalam Permen No. 02/Men/1983 tentang sistem deteksi
otomatik.
• Tersedianya Peralatan atau Sistem proteksi yang dapat menghambat menjalarnya kebakaran,
asap, panas dan gas. Contohnya : penggunaan Fire retardant dan kompartemenisasi dll
21. C. KESIAPAN PERSONIL YANG KOMPETEN
• Yang mampu mengidentifikasi bahaya kebakaran di tempat kerja
• Yang mampu dan kompeten untuk menghadapi bahaya kebakaran
• Yang mampu memelihara peralatan / system proteksi kebakaran, sehingga peralatan / system
siap pakai
• Yang mampu memimpin dan berkoordinasi dalam keadaan darurat
22. D. AKSES BANTUAN
• Tersedianya sarana evakuasi, adanya sarana yang dapat menjamin orang membebaskan diri
dari tempat bahaya ke tempat aman tanpa bantuan orang lain.
• Tersedianya sarana rescue
• Tersedianya akses jalan untuk masuknya bantuan dari luar (Mobil pemadam, rescue,
ambulance, landasan helicopter dll)
• Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait
23. E. MANAJEMEN
• Adanya komitmen dari pimpinan untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran
• Adanya prosedur dan rencana tanggap darurat.
• Pembinaan dan pelatihan
• Evaluasi dan monitoring