1. Nama : Kirenius Wadu
NIM : 1011265
Prodi : Teologi Kependetaan (STT Bethel Indonesia)
KARUNIA KESEMBUHAN
Dalam teologi Kristen, karunia-karunia Roh Kudus dipahami sebagai hal-hal yang
dimiliki oleh orang Kristen yang pertama kali didapatkan oleh para rasul. Karunia-karunia Roh
Kudus ini lahir dalam dalam bentuk (Kisah Para Rasul 2:1-13) Peristiwa ini menjadi titik awal
terbentuknya gereja perdana. Pada perkembangan berikutnya, karunia-karunia Roh Kudus itu
berupa kemampuan untuk menafsirkan bahasa Roh, berkata-kata dengan hikmat, mengadakan
mujizat, menyembuhkan, melayani, bernubuat, dll. (1 Korintus 12-14).
Penggunaan di dalam Alkitab
Anugerah dasar yang diberikan oleh Roh Kudus adalah kemerdekaan, hubungan yang
baru dengan Allah melalui Yesus Kristus dan kasih. Roh Kudus menciptakan kemerdekaan.
Dalam 2 Korintus 3:17b, dikatakan bahwa di mana Roh Allah ada, di sana ada kemerdekaan.
Prinsip dari Roh itu adalah menganugerahi kehidupan karena Roh membebaskan manusia dari
perhambaan dosa, hukum dan kematian (Roma 8:2). Roh juga menciptakan hubungan yang baru
dengan Allah dan Yesus Kristus. Melalui anugerah yang diberikan Roh itu, orang Kristen
menerima status sebagai anak-anak Allah, sehingga orang-orang Kristen dapat memanggil Allah
dengan sebutan Bapa. Kasih yang ada pada orang-orang Kristen juga merupakan anugerah yang
berasal dari Roh Allah itu. Kasih Allah telah dicurahkan kepada orang-orang Kristen melalui
Roh Kudus yang diberikan bagi mereka.
Bagi Paulus karunia adalah suatu pemberian anugerah Allah untuk kepentingan umat-
Nya. Karunia bukan diberikan Allah untuk menambah gengsi seseorang. Paulus ingin
menekankan bahwa karunia apapun jenisnya, pemberinya adalah Roh yang sama. Tekanan
Paulus adalah pada Allah Sang Pemberi Karunia itu, bukan pada orang yang mendapatkan
karunia itu ataupun jenis-jenis karunia itu.
Sementara itu, di dalam beberapa surat Paulus, ditemukan juga istilah pneumatika. Istilah ini
berasal dari istilah pneuma yang berarti Roh. Istilah ini berasal dari Bahasa Yunani. pneumatika
merujuk pada istilah "pemberian-pemberian rohani". Dalam 1 Korintus 12-14, sebenarnya Paulus
ingin mengatakan bahwa "pemberian-pemberian rohani" (pneumatika) harus dipahami dalam
konteks anugerah yang diberikan oleh Roh Kudus kepada orang-orang percaya.
Penerima karunia-karunia Roh Kudus
Menurut Paulus, karunia-karunia rohani ini bukanlah menjadi hak khusus sebagian pihak
atau sekelompok kecil manusia saja. Setiap orang Kristen pasti memiliki satu karunia rohani. Di
dalam 1 Korintus 12:1 dan Efesus 7:7 dikatakan bahwa karunia-karunia rohani ini diberikan
kepada tiap-tiap orang. Selain itu, di dalam Surat Roma, Korintus dan Efesus Paulus
mengembangkan gagasan tentang gereja sebagai Tubuh Kristus. Di dalam tubuh itu, setiap
anggota memiliki satu fungsi yang berlainan dengan anggota lainnya.
Jenis karunia-karunia Roh Kudus
Paulus tidak memberikan informasi mengenai jenis-jenis karunia-karunia rohani secara
sistematis. Paulus menekankan keragaman dari karunia-karunia rohani dalam tubuh Kristus
(Roma 12:6 dan 1 Korintus 12:4). Keberagaman itu harus menemukan harmoninya dalam
kesatuan tubuh Kristus untuk kepentingan bersama. Berikut ini akan dipaparkan keragaman
karunia rohani yang terdapat dalam Roma 12:6-8; 1 Korintus 12:8-10, 28-30 dan Efesus 4:11:
karunia untuk menjadi rasul (1 Korintus 12:28, dan Efesus 4:11)
karunia untuk bernubuat (Roma 12:6, 1 Korintus 12:10, 28, Efesus 4:11)
2. karunia untuk mengajar (Roma 12:7, 1 Korintus 12:28, Efesus 4:11 karunia mengajar dan
pastoral)
karunia untuk memberitakan Injil (Efesus 4:11, bandingkan dengan 2 Timotius 4:5)
karunia untuk melayani (Roma 12:7)
karunia untuk membagi-bagikan sesuatu dan menunjukkan kemurahan (Roma 12:8)
karunia untuk memimpin (Roma 12:8 bandingkan dengan 1 Korintus 12:28)
karunia untuk mengusir setan (Roma 12:8)
karunia untuk berkata-kata dengan penuh kebijaksanaan (1 Korintus 12:8)
karunia untuk berkuasa (1 Korintus 12:10)
karunia untuk menyembuhkan (1 korintus 12:9)
karunia untuk berbahasa roh (1 Korintus 12:10,28)
karunia untuk menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 12:10,28)
karunia untuk membedakan bermacam-macam roh (1 Korintus 12:10)
Cara Paulus menyebut karunia-karunia itu dengan urutan dan isi yang bervariasi
menunjukkan Paulus memandang Roh bertindak dengan cara yang bebas dan beraneka ragam.
Menurut Paulus, tidak ada jenis karunia roh yang lebih berharga ataupun lebih penting daripada
karunia lainnya. Paulus juga tidak pernah memandang Roh sebagai pemberi karunia yang
terbatas jumlahnya. Karunia-karunia rohani yang diberikan Roh Kudus ini tidak bisa dihitung
dan tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya.
Karunia kesembuhan
Karunia-karunia ini terkait dengan penyembuhan orang-orang sakit. Karunia kesembuhan
adalah anugerah adikodrati yang muncul tiba-tiba untuk menyembuhkan orang-orang sakit fisik.
Pada bab sebelumnya, kita lihat contoh karunia kesembuhan yang termanifesasi melalui Yesus
ketika Ia menyembuhkan orang lumpuh di Kolam Betesda (Yohanes 5:2-17).
Allah memakai Elisa untuk menyembuhkan Naaman orang Siria, si penderita kusta dan
penyembah berhala (lihat 2Ki. 5:1-14). Seperti kita pelajari ketika menyimak perkataan Yesus
dalam Lukas 4:27 tentang kesembuhan Naaman, Elisa tak sanggup menyembuhkan orang kusta
manapun yang ia inginkan. Ia tiba-tiba secara adikodrati terilhami untuk memerintahkan Naaman
masuk ke air Sungai Yordan tujuh kali, dan ketika akhirnya Naaman taat, ia ditahirkan dari
penyakit kusta.
Allah memakai Petrus untuk menyembuhkan orang lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah
melalui karunia-karunia kesembuhan (Kisah Para Rasul 3:1-10). Tidak hanya orang lumpuh yang
disembuhkan, tetapi juga tanda adikodrati menarik banyak orang untuk mendengar Injil dari
mulut Petrus, dan hari itu sekitar lima ribu orang bergabung ke dalam jemaat. Karunia-karunia
kesembuhan sering menjadi tujuan ganda dalam menyembuhkan orang sakit dan menarik orang
yang belum diselamatkan kepada Kristus.
Ketika Petrus menyampaikan pesan kepada mereka yang berkumpul hari itu, ia berkata:
Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami
seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? (Kisah
Para Rasul 3:12).
Petrus mengakui bahwa bukan karena kuasa apapun yang ia miliki, atau karena
kesuciannya, sehingga Allah memakainya untuk menyembuhkan orang lumpuh. Ingatlah, dua
bulan sebelum mujizat itu, Petrus telah menyangkali mengenal Yesus. Kenyataannya Allah
mamakai Petrus dengan ajaib di bagian awal kitab Kisah Para Rasul, dan fakta itu mendukung
keyakinan kita bahwa Allah akan juga memakai kita sesuai kehendakNya.
Ketika Petrus coba menjelaskan bagaimana orang itu disembuhkan, sangat mustahil ia
mengkategorikan hal itu sebagai “karunia-karunia kesembuhan.” Petrus hanya tahu bahwa ia dan
Yohanes sedang berjalan-jalan melewati seorang lumpuh dan ia tiba-tiba mendapat urapan
dengan iman untuk menyembuhkan orang. Sehingga ia memerintahkan orang itu berjalan dalam
nama Yesus, memegangnya dengan tangan kanannya, dan menariknya berdiri. Orang lumpuh itu
mulai “berjalan dan melompat dan memuji Tuhan.”
3. Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang
yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada
orang ini di depan kamu semua. (Kisah Para Rasul 3:16).
Orang yang memiliki iman khusus harus memegang orang lumpuh dan mengangkatnya untuk
berdiri dan menyuruhnya berjalan! Bersama dengan karunia-karunia kesembuhan itu, diperlukan
juga impartasi iman untuk melaksanakannya.
Sebagian orang berpendapat bahwa karunia ini berbentuk jamak (“karunia-karunia”
kesembuhan) karena ada berbagai karunia berbeda yang menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Orang-orang yang sering dipakai dalam karunia-karunia kesembuhan kadang-kadang tahu bahwa
lebih sering penyakit tertentu, dibanding penyakit lain, disembuhkan melalui pelayanannya.
Misalnya, dalam keadaan tertentu, Filipus si penginjil tampak berhasil menyembuhkan orang-
orang lumpuh dan pincang (Kisah Para Rasul 8:7). Misalnya, ada beberapa penginjil di abad lalu
berhasil menyembuhkan orang-orang buta atau tuli, atau orang yang bermasalah jantung, dan
lain-lain, tergantung pada karunia-karunia kesembuhan mana yang paling sering
dimanifestasikan melalui mereka.
Fungsi karunia-karunia Roh Kudus
Memperkuat persekutuan jemaat
Menurut Paulus, bila Roh memberi karunia, maka karunia itu berfungsi untuk
kepentingan bersama. Karunia-karunia itu harus digunakan untuk kesejahteraan dan kesatuan
persekutuan itu. Pandangan Paulus ini menampik pemikiran-pemikiran yang berkembang pada
jemaat Korintus yang hanya menekankan kepemilikian karunia-karunia rohani untuk
membanggakan diri. Setiap anggota Gereja memiliki karunia dan kegunaannya masing-masing
yang harus digunakan untuk saling memperlengkapi dan melayani. Karunia-karunia yang
beraneka ragam itu harus digunakan untuk membangun jemaat. Menurut Paulus, salah satu bukti
konkret dari karunia dari Roh itu adalah adanya pembangunan jemaat (Roma 12:2-5 dan 1
Korintus 12: 16, 1 Korintus 12:14).
Melakukan pelayanan jemaat
Bagi Paulus karunia dengan pelayanan jemaat adalah sebuah bagian yang utuh dan tidak
bisa dipisahkan. Jemaat --yang memiliki karunia namun tidak menggunakan karunia tersebut
untuk melayani-- telah menyangkal hakikat dari tujuan pemberian karunia rohani tersebut. Dalam
pemahaman Paulus, setiap jemaat adalah komunitas karismatik. Semua karunia-karunia rohani
itu diberikan untuk tujuan melakukan pelayanan jemaat.
Pesan Allah
Karunia kesembuhan adalah salah satu dari berbagai macam karunia
yang diberikan Tuhan kepada gereja-Nya untuk memperkuat
persekutuan jemaat dan menopang pelayanan.