Dokumen tersebut membahas metode pemberian asuhan keperawatan modular, yang menerapkan sistem tim kecil 2-3 perawat yang bertanggung jawab atas 8-12 pasien. Metode ini memberikan asuhan komprehensif secara terintegrasi dari masuk hingga pulang pasien, namun membebani perawat dengan jumlah pasien yang besar.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan,
oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan
mutu pelayanan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk
memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi secara optimal. Untuk mencapai
kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang profesional, dan
salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen tersebut adalah bagaimana
asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai pendekatan model
asuhan keperawatan yang diberikan.
Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan yang
digunakan di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
adalah bagaimana pemahaman perawat tentang model-model asuhan keperawatan
tersebut. Salah satu model yang akan di bahas pada kelompok kami yaitu Metode
Keperawatan Modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan
maupun metode keperawatan primer (Gillies, 1994). Dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan menggunakan metode keperawatan modular, satu tim yang
terdiri dari dua hingga tiga perawat memiliki tanggung jawab penuh pada
sekelompok pasien berkisar 8 sampai 12 orang (Magargal, 1987). Hal ini tentu saja
dengan suatu persyaratan peralatan yang di butuhkan dalam perawatan cukup
memadai.
Adapun salah satu kelebihan dari modular berupa memfasilitasi pelayanan
keperawatan yang komprehensif dan holistik dengan pertanggungjawaban yang
jelas. Kekurangan nya berupa beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak
sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
Maka dari itu kelompok 3b membahas “Sistem dan Metode Pemberian Askep
Modular”. Dengan tujuan perawat mampu mengaplikasikan dan memberikan asuhan
keperawatan secara langsung.
2. 2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana metode pemberian asuhan keperawatan secara modular dan struktur ?
2. Apa metode asuhan keperawatan modular?
3. Apa kelebihan dan kekurangan metode suhan keperawatan modular?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah munyusun makalah ini mahasiswa mampu menerapkan pemberian
asuhan keperawatan modular kepada pasien.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan tentang sistimatika penulisan, kerangka teoritis
metode asuhan keperawatan modular.
b. Mengetahui cara metode pemberian askep secara modular.
1.4 Manfaat Penulisan
Sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penulisan yang akan dicapai,
maka manfaat yang dapat diharapkan di penelitian ini adalah:
1. Bagi Kelompok
Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang metode pemberian askep
modular.
2. Bagi Kelompok 3b
Dapat menambah pengetahuan dan pengertian tentang metode modular.
3. Bagi Profesi
Dapat memberikan sumbangan ilmu bagi ilmu keperawatan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah, wacana, kepustakaan serta
dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
3. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Metode ini adalah suatu variasi dan metode keperawatan primer. Metode
keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan ti
maupunmetode keperawatan primer (Gillies, 1994). Metode ini sama dengan metode
keperawatan tim karena baik perawat professional maupun non professional bekerja
sama dalam memberikan asuhan keperawatan dibawah kepemimpinan seorang
perawat professional.
Disamping ini, dikatakan memiliki kesamaan dengan metode keperawatan
primer karena dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil
pasien sejak masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu
follow up care. Metode modular yaitu metode gabungan antara Metode penugasan
tim dengan Metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat
merawat pasien dari datang sampai pulang.
Pengembangan model modular merupakan pengembangan dari primary
nursing yang digunakan dalam keperawatan dengan melibatkan tenaga professional
dan non professional. Model modular mirip dengan model keperawatan tim, karena
tenaga profesional dan non profesional bekerjasama dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada beberapa pasien dengan arahan kepemimpinan perawat
profesional.
Model modular mirip juga dengan model primer, karena tiap 2-3 perawat
bertanggung jawab terhadap asuhan beberapa pasien sesuai dengan beban kasus,
sejak pasien masuk, pulang dan setelah pulang serta asuhan lanjutan kembali ke
rumah sakit. Agar model ini efektif maka Kepala Ruangan secara seksama
menyusun tenaga profesional dan non profesionaln serta bertanggung jawab supaya
kedua tenaga tersebut saling mengisi dalam kemampuan, kepribadian, terutama
kepemimpinan.
4. 4
2.2 Struktur Metode Askep Modular
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode
keperawatan modular, satu tim yang terdiri dari dua hingga tiga perawat memiliki
tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien berkisar 8 sampai 12 orang
(Magargal, 1987). Hal ini tentu saja dengan suatu persyaratan peralatan yang di
butuhkan dalam perawatan cukup memadai.
Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan
metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar
tetap ada pada perawat professional. Perawat professional memiliki kewajiban untuk
memimbing dan melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai
ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab
dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang berperan sebagai ketua tim.
Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal
membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam
bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara motivator.
2.3 Kelebihan & Kekurangan
Adapun kelebuhan dari metode modular yaitu :
Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik
dengan pertanggungjawaban yang jelas.
Memungkinkan pencapaian proses keperawatan.
Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat
tim,cara ini efektif untuk belajar.
Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal.
Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda dengan aman dan efektif.
Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral
Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan.
Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan
keperawatan.
Lebih mencerminkan otonomi
Menurunkan dana perawatan
5. 5
Kekurangan dari metode modular yaitu :
Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas
rutin yang sederhana terlewatkan.
Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung
jawab klien bertugas
Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih
banyak menggunakan perawat profesional.
Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi
kesehatan/kedokteran
Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan
Masalah komunikasi
6. 6
BAB III
KASUS
3.1 Kasus
Pada kamis, 28 maret 2013 ada 13 pasien masuk ke IGD dengan waktu yang
berbeda dan penyakit yang berbeda pula. Saat itu pasien dikirim ke ruang bedah.
Pasien 1 : mengalami fraktur femur (novitasari)
Pasien 2 : mengalami hydronefrosis (deni noviyana)
Pasien 3 : mengalami CKS (an susanti)
Pasien 4 : mengalami Ca.Mamae (sumarni)
Pasien 5 : mengalami hydrocepalus (merry eliyana)
Pasien 6 : mengalami luka bakar (safitri)
Pasien 7 : mengalami apendiksitis (riza wardati)
Pasien 8 : mengalami apendiksitis (nopita wulandari)
Pasien 9 : mengalami luka bakar eks.bawah (tomi ardiyan)
Pasien 10 : mengalami CKR (dewi setiorini)
Pasien 11 : mengalami fraktur tibia (uswatun zulfa)
Pasien 12 : mengalami Ca.mamae (radna vilusa)
Pasien 13 : mengalami hydrocepalus (rina purdaningsih)
Perawat 1 : suwati
Perawat 2 : rika susanti
Perawat 3 : budi supratman
Perawat 4 : riyalita
Op,PP, & pembaca naskah : mega nopridawati
Dokumentasi: laura puspa sari
Roleplay 1
Pukul 13.30 WIB perawat shif pagi melakukan operan pada perawat shif siang dengan
memberitahukan jumlah pasien yang masuk saat hari itu beserta penyakitnya. Sejalan dengan
melakukan operan, perawat shif siang mengecek kondisi pasien nya masing- masing. Jumlah
pasien yang baru masuk ada 13 pasien.
Rika : kak lita, riwayat pasien baru masuk sudah di buat belum ya sama yang shif pagi?
Lita : sudah ada ni kak, tapi belum banyak data yang di isi.
Budi : yukk kita lakukan pengkajian sama pasien nya saja.
7. 7
Suwati : yaa, Cuma kan ni pasien nya banyak, sementara kita hanya 4orang yang jaga. Jadi
kita bagi- bagi pasien saja kak, gimana kalian setuju gag??
Rika : setuju! jadi biar tidak terbengkalai pasien yang lainnya.
Roleplay2
Setelah mereka membagi tugas nya masing- masing maka perawat langsung mengambil
tindakan untuk melakukan pengkajian pada pasien yang telah ditentukan.
Budi : (melakukan kunjungan pada pasien1, 2 dan 3)
Budi : siang ibu , ass. Gimana kabarnya bu hari ini??
Novitasari : masih seperti kemarin dek.
Budi : apa yang ibu rasakan saat ini?
Novitasari : pedih dek di paha ibu, kadang terasa panas, apa lagi kalau malem,
sakit sekali rasanya.
Budi : ya bu,, nanti biar kita kasi obat penghilang nyeri nya.
Biar ibu nyaman dengan kondisi ibu seperti ini.
Saya tensi dulu ya ibu nya.
Roleplay3
Perawat budi melakukan kunjungan pada pasien selanjut nya dengan kondisi perawat yang
berbeda. Seiring dengan visit ke pasien lainnya perawat yang lain juga melakukan kunjungan.
Perawat suwati melakukan kunjungan pada pasien 4,5 dan 6.
Suwati : selamat siang ibu, siapa namanya bu??
Sumarni: nama saya sumarni, biasa di panggil yuni.
Suwati : gimana dengan payudara ibu? Msih terasa sakit??
Sumarni : terkadang sakit ni dek, nyut nyutan rasanya. Semakin lama semakin
bengkak ni dek. Jadi gimana ni dek?
Suwati : ya bu, nanti kita biopsi ya, dan hasilnya bisa kita kabari kalau sudah keluar.
Sumarni : ya dek, makasi ya !
Begitupun selanjutnya suwati melakukan pengkajian pada pasien lainnya.
Roleplay3
Riyalita melakukan visit kepada pasien 7,8,dan 9.
Riyalita : ass. dek, perkenalkan kk perawat hari ini yng merawat adek nama
kk, riyalita.
Siapa nama adek?
8. 8
Riza : nama kami riza kk.
Riyalita : riza apa yang dirasakan sayang?
Riza : sakit perut kak.
Riyalita : ehmm ya nanti kk kasi obat ya buat ngilangi sakit perut nya riza.
riza mau makan?
Riza : dag nafsu makan kak
Riyalita : riza harus sering makan ya walaupun yang dimakan sedikit.
Kk permisi dulu ya kalau riza perlu apa apa , bisa suruh ibu nya
panggil kk ya. Permisi ibu
Perawat riyalita melakukan pengkajian pada pasien yang lain.
Roleplay4
Perawat rika melakukan pengkajian pada pasien 10, 11, 12 dan 13.
Rika : selamat siang ibu, saya disini perawat rika yang akan merawat ibu beberapa
hari ini. Nama ibu siapa?
Dewi : siang dek, nama saya dewi
Rika : ibu dewi kepala nya kena apa?
Dewi : kemarin saya jatuh dari motor, tapi saya pakek helm , Cuma kok masih sakit
ya??
Rika : kepala ibu kebentur sama benda keras, jadi ada benjolan, dan dahi ibu juga
ada lecet nya.
Nanti kita lakukan perawatan lukanya ya bu.
Dewi : ya dek, makasi ya
Begitu rika selesai melakukan pengkajian kepada pasien dewi , maka rika melakukan visit ke
pasien selanjutnya.
Ke 4 perawat tersebut melakukan pengkajian dan visit kepada pasien nya masing- masing
hingga pasien nya pulih dan di perbolehkan pulang ke rumah. Perawatan yang dilakukan
masing- masing perawat merupakan segala kebutuhan pasien yang mendasar bagi pasien.
Perawatan yang dilakukan dari mulai pasien datang hingga pasien pulang. Pasien pulang
dengan selang beberapa hari yang berbeda.
9. 9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Model modular merupakan gabungan dari model tim dan primary model.
Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai
pulang. Keuntungan dan Kerugian sama dengan gabungan antara metode tim dan
metode perawat primer. Semua metode diatas dapat digunakan sesuai dengan situasi
dan kondisi ruangan. Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang
telah dibahas pembicaraan yang sebelumnya.
4.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
sebagai rujukan dalam memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
10. 10
Daftar Pustaka
Lokakarya Kepala Bangsal Keperawatan, pusat pengembangan Keperawatan Corulus,
Jakarta, 1993
Modul kuliah Manajemen Keperawatan, dengan judul “Metode Penugasan” oleh Ibu
Sumijatun (2008)
Naskah .Lengkap Kursus Manajemen Keperawatan Rumah pasca kongres persi 1990, Ikatan
Rumah Sakit Jakarta Metropolltan.