SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
KOLOID 
PENGERTIAN KOLOID 
Koloid adalah suatu campuran zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran 
koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm ( 10-7 – 10-5 cm). 
Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang didispersikan, sistem disperse dapat dibedakan menjadi: 
1. Dispersi kasar (suspensi) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih besar 
daripada 100 milimikron. 
2. Dispersi halus adalah partikel-partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 
sampai dengan 100 milimicron. 
3. Dispersi molekular (larutan sejati) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan 
lebih kecil daripada 1 milimicron. 
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, 
dapat dibuat dalam keadaan koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah 
stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan 
bersifat stabil. 
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut : 
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid 
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid 
Tabel Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi. 
Aspek yang 
dibedakan 
Sistem Dispersi 
Larutan Sejati Koloid Suspensi 
Bentuk 
campuran 
Homogen Homogen Heterogen 
Bentuk 
dispersi 
Dispersi molekul Dispersi padatan Dispersi padatan 
Penulisan X(aq) X(s) X(s) 
Ukuran 
Partikel 
< 1 nm 1 nm – 100 nm >100 nm 
Fasa Tetap homogen Heterogen Heterogen 
Penyaringan Tidak dapat disaring 
dengan kertas saring 
maupun saringan 
permeable 
Tidak dapat disaring dengan 
kertas saring biasa, tapi dapat 
disaring dengan saringan 
pemeable 
Dapat disaring 
dengan kertas 
saring biasa 
Pemeriksaan Tidak dapat diamati dengan 
microscope biasa, tapi 
tramati dengan microscope 
elektron 
Dapat diamati dengan 
microscope ultra. 
Dapat diamati 
dengan 
microscope biasa.
JENIS – JENIS KOLOID 
Dalam sistem koloid, fase dispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, zat cair, atau 
gas. 
Berdasarkan hubungan antara fase dispersi dengan medium dispersi, macam sistem koloid dapat 
dibagi menjadi: 
No. Fase terdispersi Fase Pendispersi Nama sistem koloid Contoh sistem koloid 
1. Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan 
2. Cair Cair Emulsi Air susu, santan 
3. Cair Padat Emulsi Jelly, mutiara, keju 
4. Padat Gas Aerosol padat Asap, Debu di udara 
5. Padat Cair Sol Cat, Tinta, kanji 
6. Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, intan hitam 
7. Gas Cair Busa, buih Buih sabun, krim krim kocok 
8. Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa 
1. Aerosol 
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. Jika 
zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Sedangkan jika zat yang 
terdispersi berupa zat cair disebut aerosal cair. 
Contoh: aerosol padat: debu, asap. 
aerosol cair : kabut, awan. 
2. Sol 
Sol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair 
Contoh sol: air sungai adalah sol dari lempung (tanah liat) dalam air, sol sabun, sol 
detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat. 
3. Emulsi 
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain. 
Ada dua macam emulsi, yaitu: 
1. Emulsi minyak dalam air (M/A); contohnya santan, susu, dan lateks. 
2. Emulsi air dalam minyak (A/M); contohnya mayonnaise, minyak bumi, dan 
minyak ikan. 
4. Buih 
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Contohnya buih sabun.
5. Gel 
Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Contohnya agar-agar, lem 
kanji, selei, gelatin, gel, sabun, dan gel silika. 
Sifat-sifat koloid 
Beberapa sifat-sifat koloid yang khas, yaitu: 
1. Efek Tyndall 
Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat 
dalam sistem koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat. Contohnya sorot pada lampu mobil 
dan motor pada malam hari. 
2. Gerak Brown 
Gerak Brown adalah gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus-menerus dalam sistem 
koloid. Contohnya debu yang beterbangan di udara 
E. Koagulasi Koloid 
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya 
berlawanan.Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih. 
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi: 
 Perubahan suhu. 
 Pengadukan. 
 Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas). 
 Pencampuran koloid positif dan koloid negatif. 
4. Adsorpsi 
Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan diri zat tersebut 
sehingga koloid akan memiliki muatan listrik. Antara partikel koloid dengan ion-ion yang 
diadsorpsi akan membentuk beberapa lapisan, yaitu: 
 Lapisan pertama ialah lapisan inti yang bersifat netral, terdiri atas partikel koloid netral. 
 Lapisan ion dalam ialah lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh koloid. 
 Lapisan ion luar 
Contohnya : pemutihan gula tebu dan penjernihan air
5. Kesetabilan koloid 
Kesetabilan kolid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung partikel koloid. Muatan listrik 
dapat dilucuti, misalnya dengan penambahan zat yang bersifat elektrolit, akibatnya akan terjadi 
penggumpalan koloid atau pengendapan koloid. Contoh: es krim, tinta, cat dan gelatin pada sol 
Fe(OH)3. 
6. Elektroforesis 
Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel-partikel koloid yang 
bermuatan dengan bentuan arus listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang 
bermuatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju ke elektroda positif. 
Contohnya: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan 
tujuan untuk menggumpalkan debunya. 
7. Koloid Pelindung 
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau 
penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung yang digunakan pada emulsi, misalnya casein 
dalam susu. Jenis koloid ini disebut emuglatol. 
8. Dialisis 
Dialisis adalah proses penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau 
membran yang diletakan di dalam air yang mengalir. Contohnya adalah proses pemisahan 
metabolisme dari darah oleh ginjal 
9. Koloid Liofil dan koloid Liofob 
Umumnya terjadi pada koloid yang fase terdispersinya padatan dan mediumnya cairan 
atau berupa sol, sehingga lebih dikenal sebagai sol liofil atau sol liofob. 
Sol liofil adalah sol di mana fase terdispersinya senang akan medium pendispersinya 
(senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya sangat 
kuat Contoh: agar-agar..Sol liofob adalah kebalikan dari sol liofil, di mana partikel fase 
terdispersinya kurang/tidak senang akan cairannya (mediumnya). 
Perbedaan antara koloid liofob dengan koloid liofil dapat disimak pada tabel dibawah ini . 
No. Koloid liofil Koloid liofob 
1. 
Partikel tidak dapat dilihat dengan 
microscope ultra 
Partikelnya dapat dilihat denan microscope 
ultra 
2. Tidak menunjukan peristiwa elektroforesis Menunjukan peristiwa elektroforesis
3. 
Tidak mengalami koagulasi bila diberi 
sedikit elektrolit 
Mengalami koagulasi jika diberi elektrolit 
4. Memiliki viskositas besar Viskositas mirip medium pendispersinya 
5. Tegangan permukaan kecil 
Tegangan permukaan mirip medium 
pendispersinya 
6. Tidak menjukan gerak brown Menunjukan gerak brown yang jelas 
7. 
Pada penguapan atau pendinginan 
menghasilkan gel, yang akan membentuk 
sol lagi bila diberi medium pendispersinya 
Pada penguapan atau pendinginan akan 
menghasilkan koagulasi, tidak membentuk sol 
kembali bila diberi medium pendispersinya. 
PEMBENTUKAN KOLOID 
a. Cara kondensasi 
Dengan cara kondensasi partikel larutan sejati bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat 
dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia seperti reaksi redoks, hidrolisis, dekomposisi rangkap, atau 
dengan pergantian pelarut. 
1) Reaksi subtitusi 
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida , maka akan 
terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin besar sampai berukuran 
koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi 
Na2SO3(aq) + 2HCl(aq) →2 NaCl(aq)+ H2O(l) + S(s) 
2) Reaksi Hidrolisis 
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sol Fe(OH)3 dibuat melalui hidrolisis larutan 
FeCl3, yaitu dengan memanaskan larutan FeCl3. Hidrolisis larutan AlCl3 akan menghasilkan 
koloid Al(OH)3. Reaksinya adalah: 
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) +3HCl(aq) 
AlCl3(aq) + 3 H2O(l) → Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) 
3) Reaksi Redoks 
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Pembuatan sol belerang 
dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan 
mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2 
2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S (s)
4) Reaksi Dekomposisi Rangkap 
Contohnya adalah pembuatan sol As2S3 dengan mereaksikan larutan H3AsO3 dengan larutan 
H2S. Reaksinya adalah sebagai berikut: 
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) → As2S3(s) + 6H2O(l) 
5) Penggantian Pelarut 
Cara ini dilakukan dengan menggnti medium pendispersi sehingga fase terdispersi yang semula 
larut menjadi berukuran koloid. Misalnya larutan jenuh kalsium asetat jika dicampur dengan 
alcohol akan terbentuk suatu koloid berupa gel. 
b. Cara dispersi 
Dengan cara dispersi partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat 
dilakukan secara mekanik, peptisasi, atu dengan loncatan bunga listrik(busur bredig). 
1) Cara mekanik 
Dengan cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumpang, sampai diperoleh tingkat 
kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Contoh pembuatan sol 
belerang dengan menggerus serbuk belerang bersama zat inert seperti gula pasir, kemudian 
mencampur dengan air. 
2) Cara peptisasi 
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan 
dengan bantuan zat pemecah (pemeptisasi). 
3) Cara busur bredig 
Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan 
koloid digunakan sebagai elktrode yang dicelupkan kedalam medium dispersi, kemudian diberi 
loncatan listrik dikedua ujungnya. Mula-mula atom logam akan terlempar kedalam air, lalu atom 
tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi cara busur bredig ini 
merupakan gabungan cara disperse dan kondensasi. 
Komponen Penyusun Koloid 
1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak. 
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
Bentuk Partikel Koloid 
1. Bulatan : misalnya virus, silika. 
2. Batang : misalnya virus. 
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah. 
4. Serat : misalnya selulosa. 
Penggunaan Sistem Koloid 
1. Obat-obatan : salep, krim, minyak ikan. 
2. Makanan : es krim, jelly dan agar-agar. 
3. Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion. 
4. Industri : tinta, cat.

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Presentasi koloid
Presentasi koloidPresentasi koloid
Presentasi koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
 
KELAS XI SISTEM KOLOID
KELAS XI SISTEM KOLOIDKELAS XI SISTEM KOLOID
KELAS XI SISTEM KOLOID
 
Ppt koloid(dewi,ain,miftah)
Ppt koloid(dewi,ain,miftah)Ppt koloid(dewi,ain,miftah)
Ppt koloid(dewi,ain,miftah)
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 
koloid
 koloid koloid
koloid
 
Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)
 
Laporan Kimia Koloid
Laporan Kimia KoloidLaporan Kimia Koloid
Laporan Kimia Koloid
 
Presentasi kimia2-koloid
Presentasi kimia2-koloidPresentasi kimia2-koloid
Presentasi kimia2-koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem Koloid Presentation
Sistem Koloid PresentationSistem Koloid Presentation
Sistem Koloid Presentation
 
Ppt sistem koloid
Ppt sistem koloidPpt sistem koloid
Ppt sistem koloid
 
SISTEM KOLOID SMA
SISTEM KOLOID SMASISTEM KOLOID SMA
SISTEM KOLOID SMA
 
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 JakartaSistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
 

Similaire à KOLOID DAN SISTEM DISPERSI (20)

Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Tugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaaTugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaa
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Jumran
JumranJumran
Jumran
 
Jumran
JumranJumran
Jumran
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Koloid kimia
Koloid kimiaKoloid kimia
Koloid kimia
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
47013922 makalah-koloid
47013922 makalah-koloid47013922 makalah-koloid
47013922 makalah-koloid
 

Dernier

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Dernier (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

KOLOID DAN SISTEM DISPERSI

  • 1. KOLOID PENGERTIAN KOLOID Koloid adalah suatu campuran zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm ( 10-7 – 10-5 cm). Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang didispersikan, sistem disperse dapat dibedakan menjadi: 1. Dispersi kasar (suspensi) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih besar daripada 100 milimikron. 2. Dispersi halus adalah partikel-partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 sampai dengan 100 milimicron. 3. Dispersi molekular (larutan sejati) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih kecil daripada 1 milimicron. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil. Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut : - Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid - Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid Tabel Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi. Aspek yang dibedakan Sistem Dispersi Larutan Sejati Koloid Suspensi Bentuk campuran Homogen Homogen Heterogen Bentuk dispersi Dispersi molekul Dispersi padatan Dispersi padatan Penulisan X(aq) X(s) X(s) Ukuran Partikel < 1 nm 1 nm – 100 nm >100 nm Fasa Tetap homogen Heterogen Heterogen Penyaringan Tidak dapat disaring dengan kertas saring maupun saringan permeable Tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, tapi dapat disaring dengan saringan pemeable Dapat disaring dengan kertas saring biasa Pemeriksaan Tidak dapat diamati dengan microscope biasa, tapi tramati dengan microscope elektron Dapat diamati dengan microscope ultra. Dapat diamati dengan microscope biasa.
  • 2. JENIS – JENIS KOLOID Dalam sistem koloid, fase dispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, zat cair, atau gas. Berdasarkan hubungan antara fase dispersi dengan medium dispersi, macam sistem koloid dapat dibagi menjadi: No. Fase terdispersi Fase Pendispersi Nama sistem koloid Contoh sistem koloid 1. Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan 2. Cair Cair Emulsi Air susu, santan 3. Cair Padat Emulsi Jelly, mutiara, keju 4. Padat Gas Aerosol padat Asap, Debu di udara 5. Padat Cair Sol Cat, Tinta, kanji 6. Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, intan hitam 7. Gas Cair Busa, buih Buih sabun, krim krim kocok 8. Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa 1. Aerosol Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Sedangkan jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosal cair. Contoh: aerosol padat: debu, asap. aerosol cair : kabut, awan. 2. Sol Sol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair Contoh sol: air sungai adalah sol dari lempung (tanah liat) dalam air, sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat. 3. Emulsi Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain. Ada dua macam emulsi, yaitu: 1. Emulsi minyak dalam air (M/A); contohnya santan, susu, dan lateks. 2. Emulsi air dalam minyak (A/M); contohnya mayonnaise, minyak bumi, dan minyak ikan. 4. Buih Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Contohnya buih sabun.
  • 3. 5. Gel Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Contohnya agar-agar, lem kanji, selei, gelatin, gel, sabun, dan gel silika. Sifat-sifat koloid Beberapa sifat-sifat koloid yang khas, yaitu: 1. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat. Contohnya sorot pada lampu mobil dan motor pada malam hari. 2. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus-menerus dalam sistem koloid. Contohnya debu yang beterbangan di udara E. Koagulasi Koloid Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih. Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:  Perubahan suhu.  Pengadukan.  Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).  Pencampuran koloid positif dan koloid negatif. 4. Adsorpsi Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan diri zat tersebut sehingga koloid akan memiliki muatan listrik. Antara partikel koloid dengan ion-ion yang diadsorpsi akan membentuk beberapa lapisan, yaitu:  Lapisan pertama ialah lapisan inti yang bersifat netral, terdiri atas partikel koloid netral.  Lapisan ion dalam ialah lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh koloid.  Lapisan ion luar Contohnya : pemutihan gula tebu dan penjernihan air
  • 4. 5. Kesetabilan koloid Kesetabilan kolid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung partikel koloid. Muatan listrik dapat dilucuti, misalnya dengan penambahan zat yang bersifat elektrolit, akibatnya akan terjadi penggumpalan koloid atau pengendapan koloid. Contoh: es krim, tinta, cat dan gelatin pada sol Fe(OH)3. 6. Elektroforesis Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bentuan arus listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang bermuatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju ke elektroda positif. Contohnya: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya. 7. Koloid Pelindung Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung yang digunakan pada emulsi, misalnya casein dalam susu. Jenis koloid ini disebut emuglatol. 8. Dialisis Dialisis adalah proses penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau membran yang diletakan di dalam air yang mengalir. Contohnya adalah proses pemisahan metabolisme dari darah oleh ginjal 9. Koloid Liofil dan koloid Liofob Umumnya terjadi pada koloid yang fase terdispersinya padatan dan mediumnya cairan atau berupa sol, sehingga lebih dikenal sebagai sol liofil atau sol liofob. Sol liofil adalah sol di mana fase terdispersinya senang akan medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat Contoh: agar-agar..Sol liofob adalah kebalikan dari sol liofil, di mana partikel fase terdispersinya kurang/tidak senang akan cairannya (mediumnya). Perbedaan antara koloid liofob dengan koloid liofil dapat disimak pada tabel dibawah ini . No. Koloid liofil Koloid liofob 1. Partikel tidak dapat dilihat dengan microscope ultra Partikelnya dapat dilihat denan microscope ultra 2. Tidak menunjukan peristiwa elektroforesis Menunjukan peristiwa elektroforesis
  • 5. 3. Tidak mengalami koagulasi bila diberi sedikit elektrolit Mengalami koagulasi jika diberi elektrolit 4. Memiliki viskositas besar Viskositas mirip medium pendispersinya 5. Tegangan permukaan kecil Tegangan permukaan mirip medium pendispersinya 6. Tidak menjukan gerak brown Menunjukan gerak brown yang jelas 7. Pada penguapan atau pendinginan menghasilkan gel, yang akan membentuk sol lagi bila diberi medium pendispersinya Pada penguapan atau pendinginan akan menghasilkan koagulasi, tidak membentuk sol kembali bila diberi medium pendispersinya. PEMBENTUKAN KOLOID a. Cara kondensasi Dengan cara kondensasi partikel larutan sejati bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia seperti reaksi redoks, hidrolisis, dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut. 1) Reaksi subtitusi Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida , maka akan terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin besar sampai berukuran koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi Na2SO3(aq) + 2HCl(aq) →2 NaCl(aq)+ H2O(l) + S(s) 2) Reaksi Hidrolisis Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sol Fe(OH)3 dibuat melalui hidrolisis larutan FeCl3, yaitu dengan memanaskan larutan FeCl3. Hidrolisis larutan AlCl3 akan menghasilkan koloid Al(OH)3. Reaksinya adalah: FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) +3HCl(aq) AlCl3(aq) + 3 H2O(l) → Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) 3) Reaksi Redoks Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S (s)
  • 6. 4) Reaksi Dekomposisi Rangkap Contohnya adalah pembuatan sol As2S3 dengan mereaksikan larutan H3AsO3 dengan larutan H2S. Reaksinya adalah sebagai berikut: 2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) → As2S3(s) + 6H2O(l) 5) Penggantian Pelarut Cara ini dilakukan dengan menggnti medium pendispersi sehingga fase terdispersi yang semula larut menjadi berukuran koloid. Misalnya larutan jenuh kalsium asetat jika dicampur dengan alcohol akan terbentuk suatu koloid berupa gel. b. Cara dispersi Dengan cara dispersi partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atu dengan loncatan bunga listrik(busur bredig). 1) Cara mekanik Dengan cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumpang, sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Contoh pembuatan sol belerang dengan menggerus serbuk belerang bersama zat inert seperti gula pasir, kemudian mencampur dengan air. 2) Cara peptisasi Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan zat pemecah (pemeptisasi). 3) Cara busur bredig Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elktrode yang dicelupkan kedalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik dikedua ujungnya. Mula-mula atom logam akan terlempar kedalam air, lalu atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi cara busur bredig ini merupakan gabungan cara disperse dan kondensasi. Komponen Penyusun Koloid 1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak. 2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
  • 7. Bentuk Partikel Koloid 1. Bulatan : misalnya virus, silika. 2. Batang : misalnya virus. 3. Piringan : misalnya globulin dalam darah. 4. Serat : misalnya selulosa. Penggunaan Sistem Koloid 1. Obat-obatan : salep, krim, minyak ikan. 2. Makanan : es krim, jelly dan agar-agar. 3. Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion. 4. Industri : tinta, cat.