SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
PDIA Akan
Mendigitalisasi
DOKUMEN
No.4 Tahun I / Juni 2013
Bangunan Kuno di Banda Aceh
Hak Cipta©2013 Pemerintah Aceh.
Dilindungi Undang-undang Hak
Cipta yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.
Diterbitkan oleh:
DishubkomintelAceh
Email: redaksi.seuramoe@gmail.com website: http://seuramoe.acehprov.go.id
10 Program Prioritas Pemerintah Aceh adalah
6. Penanggulangankemiskinan.
7. Pendidikandankesehatan,
8. Infrastrukturyangterintegrasi,
9. Sumberdayaalamberkelanjutan
10.Pembangunanlingkunganhidupdankebencanaan.
1. ReformasibirokrasidantatakelolapemerintahanAceh,
2. Keberlanjutanperdamaian,
3. DinulIslam,
4. Sosial,adatdanbudaya,
5. Ketahananpangandannilaitambahpertanian
Bukti SEJARAH yang
Mulai HILANG
H Harun Keuchik Leumik,
Arkeolog Otodidak
Penyelamat Sejarah Aceh
Bukti SEJARAH yang
Mulai HILANG
Foto Cover: TowerAir Taman Sari kini menjadiArena BermainAnak
No.4 Tahun I / Juni 2013
SSSSSeuramoeeuramoeeuramoeeuramoeeuramoe PublikPublikPublikPublikPublik
Saleum
22222
PENGARAH: Dr. ZainiAbdullah
(Gubernur Aceh)
PENANGGUNG JAWAB: Drs Said Rasul
(Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi
dan Telematika Aceh)
DEWAN PENYUNTING:
Drs. A. Aziz. (Kabid Manajemen Data Base)
Dr. Rahmawati, M. Si. (Kasubbag TU Seuramoe)
PEMIMPIN UMUM: Ir. Sanasi, MM.
(Kepala UPTD Seuramoe Informasi Aceh)
Pemimpin Redaksi:
Asriani,S.Sos
Redaktur Pelaksana:
Irwanda,ST,M.Si
Koordinator Liputan:
NiningKhairani,S.Sos
Redaktur:
ImranJoni
Penyunting/Editor:
IrandaNovandi,S.Sos
Design/Layout
AdityaAR
Konsultan Media:
Arief Rahman
Fotografer:
Amiruddin
Dharwanda,A. Md
Reporter/Kontributor:
Fahmi,ST-Muslem,A.Md-
DediIrawan-GitoRolis-Rahmat
Keuangan:SriTrisnaFitri,SE
Tata Usaha:Azhar - Syamsuarni
Distribusi: Syaukani - Razali
Logistik Umum: Syarwan - Amri, A. Md
AlamatRedaksi:GedungSeuramoeInformasiAceh
Jl.Slt.AlaidinMahmudsyah,BandaAcehNo.14.Telp.0651-33615
Email:redaksi.seuramoe@gmail.com.
website: http://seuramoe.acehprov.go.id
Memuseumkan Permainan Tradisional
Budaya Aceh yang Hilang
Jaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
Makmur,
Mahasiswa di Banda Aceh
Fahrijal,
Mahasiswa Unsyiah
Musliyadi, Dosen
Universitas Serambi Mekkah
Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai
dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan
tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut.
Tulisan harus dilampiri tanda pengenal.
redaksiredaksiredaksiredaksiredaksi
Menyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti Sejarah
PENINGGALANPENINGGALANPENINGGALANPENINGGALANPENINGGALAN sejarah ada
lah bukti otentik yang dapat dira
sakan atau dilihat sekarang ter-
hadap kejadian-kejadian masa la
lu yang pernah terjadi terhadap
agama, keluarga maupun nega-
ra. Peninggalan sejarah tersebut
sangatlah penting dilestarikan un
tuk menjadi bahan acuan/renung
an terhadap apa-apa saja yang
telah terjadi pada masa lampau.
Di Aceh, peninggalan sejarah
dalam pengelolaannya masih se
batas pilih kasih, seperti pahlaw
an yang terkenal akan dilakukan
restorasi yang bagus, tetapi jika
pahlawan yang kurang terkenal,
maka restorasi yang dilakukan ju
ga asal-asalan, kadang juga tidak
pernah adanya niat untuk resto-
rasi. Aceh yang terkenal dengan
KITAKITAKITAKITAKITA melihat ada banyak perbedaan gaya
hidup antara anak-anak sekarang dengan
era 90-an misalnya. Perbedaan ini mung-
kin disebabkan oleh pengaruh westernisa
si.Westernisasiatauvirus-virusbaratmeng-
incar kehidupan masyarakat timur seperti
anakIndonesia.Kitabisamelihatcontohnya
dalam kehidupan anak-anak Aceh jaman
sekarang. Semakin hari semakin sulit kita
menemukan anak-anak Aceh yang menyu
kai permainan tradisional .
Kita tidak lagi menemukan anak-anak
Aceh di pedesaan (jangankan perkotaan)
yang bermain ‘patok lele’, ‘maen ting’, ‘ma-
en che’, atau permainan menciptakan ken-
daraan dari batang rumbia dan banyak per
mainan lainnya tergantung daerah mas-
ing-masing. Sekarang anak-anak lebih me
milih gem made in barat seperti game on-
ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.
Saya sangat prihatin dengan nasib
budaya Aceh sekarang, sudah jauh se
kali berubah. Orang Aceh sudah mening
galkan kebiasaan lamanya, baik dari segi
pakaian, makanan, hiburan, dan lain-lain
Misal makanan, masyarakat Aceh tidak
lagi suka boh meuria (salak Aceh/rumbia)
atau beurteh tum tetapi lebih menyukai
KFC dan Pizza Hut. Kita bahkan sangat
sulit mencari boh meuria bila tiba-tiba ing
in sekali mencicipinya. Kemudian kita li
hat pakaian, rindu hendak melihat anak
dara Aceh memakai sarung ketika jalan-
line atau jejaring sosial. Padahal permainan tra-
disional merupakan wadah mengembangkan
kreativitas anak-anak.
Namun kita juga tak bisa menyalahkan jaman.
Manusia hidup berdasarkan zamannya. Kehidu-
pan masa lalu berbeda dengan hari ini apalagi
esok. Tapi setidaknya permainan tradisional Aceh
dapat dijadikan koleksi museum Aceh sehingga
bisa dipelajari oleh anak-anak daerah lain selain
penduduk asli. Memuseumkan permainan tradi-
sional tampaknya akan menjadi objek wisata me-
narik untuk saat ini. Kalaulah permainan tradisio-
nal tersebut tak bisa lagi dimainkan anak-anak se
karang, setidaknya mereka bisa melihat bekas
peuneu-en orangtuanya dulu di museum. Peri-
hal ini patut mendapat perhatian pemerintah Ac-
eh. Semoga!
jalan sore, tidak akan pernah kita dapat yang de
mikian, mereka sudah pakaian legin-lah, cela
na ketat, baju rapat, dan lainnya yang arat-arat.
Lalu pada hiburan, mana ada anak Aceh jaman
ini yang masih suka menyanyikan lagu Aceh at
au mengembangkan kesenian rebana di meu
nasah-meunasah, hana le atra nyan, hilang di
telan globalisasi. Nah, alangkah baiknya jika ora
ng Aceh untuk kembali mencintai budaya lokal
nya yang murah dan meriah. Pemerintah sudah
seharusnya mengingatkan rakyatnya agar
mencintai budaya Aceh.
sebutan Serambi Mekkah yaitu
dengan agama yang sangat me-
lekat tentunya banyak sekali ter-
dapat peninggalan sejarah, mis-
alkan adanya Monumen Islam As
ia Tenggara (Monisa) yang terle-
tak di Desa Paya Meuligoe, Peu-
reulak,AcehTimursampaikinipro
ses restorasinya masih sete ngah
hati, karena banyak sekali benda
-benda peninggalan yang sudah
lapuk tak terurus dan hilang men-
jadi barang kiloan bagi pemulung.
Jika kita lihat dari sudut politik,
maka Aceh memiliki peranan ya
ng sangat penting yaitu sanggup
membeli sebuah pesawat ter-
bang jenis Dakota yang nomor pe
nerbangannya 001 yang danan-
ya terkumpul melalui swadaya
masyarakat Aceh dengan men-
jual segala hartanya untuk pros-
es menuju Indonesia yang lebih
baik,tetapisampaisekarangtera-
sa seakan Aceh ini tidak berhar-
ga di mata pemerintah, karena ji
ka kita lihat pembangunan, justru
Jakarta lah yang sangat maju, se-
dangkan di Aceh jangankan pem-
bangunan, tingkat industri pun
sangat minim ditemukan hampir
di seluruh Aceh.
Saya berharap kepada Peme
rintah Pusat dan Pemerintah Ac
eh agar bisa menjaga kelestaria
peninggalan sejarah yang ada di
Acehagarnantinyabisadikenang
dan bisa menjadi bahan cerita un
tuk anak cucu kita kelak, semoga.
BANGGABANGGABANGGABANGGABANGGA, ketika beberapa tahun lalu kita melihat
masih banyak bukti peninggalan sejarah berdiri
kokoh di tengah kota Banda Aceh yang mulai
merangkak menuju kota metropolitan. Dari sekian
banyak benda dan bangunan bersejarah tersebut,
tidak sedikit yang bernilai tinggi bagi bangsa ini.
Bahkan merupakan cikal bakal dari kelanjutan
Indonesia.
Salah satu contoh adalah Hotel Aceh.
Di hotel berkonstruksi kayu inilah Soekarno.
Presiden Pertama Indonesia mengucurkan air
mata kala meminta ‘sumbangan’ masyarakat
Aceh untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan.
Kala itu, Indonesia nyaris tidak ada lagi. Untung
saja para bpejuang Aceh masih setia dengan
NKRI, sehingga melalui Radio Rimba Raya,
propaganda Belanda yang mengabarkan
Indonesia tidak ada berhasil dipatahkan.
Sumbangan yang terkumpul di Hotel Aceh kala
itu berbuah sebuah pesawat Dakota, yang
kemudian diberi nomor sayap “Seulawah RI-001”.
Belakangan, sebagai pesawat angkut, Seulawah
RI-001 melahirkan Garuda bIndonesia Airways.
Tapi di mana Hotel Aceh? Jika melintas di
samping Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh,
tepatnya di Jalan Mohammad Djam, lihatlah ke
kiri. Puluhan tiang pancang warna-warni tertanam
dengan tinggi tak beraturan. Itulah Hotel Aceh.
Masih banyak lagi bangunan yang menjadi
bukti sejarah Aceh kini ‘menghilang’. Tower air di
Taman Sari, misalnya. Kini berubah menjadi arena
bermain anak-anak. Belum lagi ratusan bangunan
rumah yang telah berubah menjadi gedung
bertingkat atau pertokoan.
Mengapa bisa terjadi?
Banyak faktor yang menyebabkan bukti-bukti
sejarah ini hilang. Kepedulian masyarakat dan
terutama pemerintah yang minim, ditambah lagi
dengan alasan pembangunan yang tidak
memperhatikan kasanah budaya, menjadi
penyebab utama.
Maka jangan panik, jika sepuluh tahun lagi, kita
tak mampu menjawab kala anak-anak kita
bertanya, “Pernahkan kita punya kereta api?” atau,
“Katanya Soekarno pernah ‘menangis’ di Aceh, di
mana?
Oleh sebab itu, mulai sekarang, mari kita
selamatkan semua bukti sejarah yang ada di
Aceh. Dimulai dari yang ada di lingkungan kita.
Semoga anak cucu kita tidak menagih yang terlalu
sulit untuk kita pertanggungjawabkan!
UtamaUtamaUtamaUtamaUtama
No.4 Tahun I / Juni 2013
33333
Bukti Sejarah yang Mulai Hilang
B
Bangunan Peninggalan Masa Lalu
ANYAKANYAKANYAKANYAKANYAK bukti peni-
nggalan sejarah di
Acehmulaihilang se-
pertihalnyatowerair
diTamanSariBandaAceh.Ko-
nontowerairtersebutmerupa-
kan sumber air warga ibu kota
Aceh.KeretaapiAcehyangdu
lu menjadi sarana transportasi
yang menghubungkan lintas
ibu kota provinsi ke wilayah ut-
ara-timurAceh.HotelAcehya-
ng kini tinggal tiang pancang,
padahal, keberlangsungan re-
publik ini sempat tercatat di ho
tel tersebut. Dan banyak lagi
yang kini telah tiada.
Darisisitradisidanbudaya,
banyak juga yang telah ter
kikis. Seperti halnya adat per
kawinan yang kini cendrung
mengikuti budaya barat.
Melihat kondisi ini, sebagai
generasi penerus bangsa ini,
dandemimenggalidanmeles-
tarikanbuktisejarahdanbuda-
ya yang menghilang ini, perlu
dicari solusi bagaimana itu bi-
sa terus dipertahankan dan
dibangkitkan kembali. Sebab,
Aceh sangat kental akan se-
jarah dan budayanya.
Sayangnya, seperti yang
dikatakan Dra. Zunaimar, Di-
rektur Pusat Dokumentasi dan
InformasiAceh(PDIA),genera-
si sekarang mulai tidak tertarik
dengan hal-hal yang berbau
‘usang’. “Kita lihat ketertarikan
generasi muda kita lebih suka
tehnologiinformasi.Jadiwajar-
lah jika yang mengunjungi PD-
IA dan yang peduli dengan
bukti sejarah lainnya, hanya
mereka yang melakukan pe-
nelitian tentang Aceh, seperti
dosen dan peneliti,” katanya
Senin17Junilalu.
Menyedihkanmemangjika
objek-objek sejarah tak lagi
mendapatperhatian.Lebihiro-
nis, malah banyak objek yang
kini‘dihilangkan’ataudihancur-
kan, hanya untuk kepentingan
pembangunan yang notabene
berdampak pada pengaburan
sejarah.
Contoh nyata tower air Ta-
manSari.Bangunantuaterse-
but kini berubah menjadi bukit
batuuntukpermainanprosotan
dan panjat tebing anak-anak.
Padahal, untuk membangun
objekpermainaninibisadilaku-
kan di tempat lain dalam ka-
wasanTamanSari.Belumlagi
kalau kita bicara Hotel Aceh.
“Perlu dilakukan pelestari-
an sejarah yang ada di Aceh
saat ini. Sebab, jika ini tidak di-
lakukanmakabukantidakmu-
ngkin suatu saat Aceh akan
kehilangansejarahnya.”Demi-
kian dikatakan Wakil Ketua
Majelis Adat Aceh (MAA) Ban-
da Aceh, Rukaiyah Ibrahim
Nain, Selasa 18 Juni 2013, di
PWIAceh.
Menurutnya,salahsatucara
dengan membangun berb-
agai reflika di sejumlah titik di
ibu kota Provinsi Aceh. Reflika
ini dapat dijadikan sebagai su-
mber pengetahuan dan pene-
litian sejarah akan kejayaan A-
ceh pada tempoe doeloe.
“ContohreflikakeretaapiAceh
yang terletak di komplek Bara-
ta Swalayan. Meskipun hanya
lokomotifnya,kiranyaPemerin-
tah Aceh atau Pemko Banda
Aceh bisa membuat tugu kecil
yang berisikan sejarah kereta
apiAcehini.Inisejarah,bahwa
Aceh punya kejayaan yang
maju dalam dunia transportasi
zamandulu,”ujarRukaiya.
Rukaiyah, menegaskan ki-
ni sudah saatnya Pemerintah
Acehmengembalikanbuktise-
jarah yang mulai menghilang.
Hal ini sangat perlu, agar gen-
erasimudaAcehdimasamen-
datang, mengetahui identitas
diri sebagai generasi yang se-
lalu menjadikan sejarah seba-
gai titik tolak untuk kemajuan
Aceh di masa mendatang.
Keprihatinanakansemakin
menghilangnyasitus-situsber-
sejarah ini juga diungkapkan
Ketua PWI Aceh, Tarmilin Us-
man.Menurutdia,semuapihak
harusterlibataktifuntukmenye-
lamatkan situs-situs tersebut.
“Minimal, kalau tidak bisa me-
nyelamatkan fisiknya, ya den-
ganmendokumentasikannya,”
kataTarmilin.MenurutTarmilin,
media memilkiki peran penting
dalam menyelamatkan situs-
situs bersejarah ini. Pember-
itaan dan pendokumentasian
yang dilakukan media akan
memberimanfaatbagigenera-
si mendatang. “Jika fisiknya hi-
lang dari muka bumi, paling
tidak akan ada dokumentasin-
ya di media,” kata Tarmilin.
Keprihatinan juga disam-
paikan Teuku Ali Basyah Tals-
ya (TA Talsya), pelaku sejarah
yang sampai kini masih meng-
ikutiperkembanganAceh.Me-
nurut Dia, penghancuran se-
jumlah besar bangunan pen-
inggalan sejarah ini membuat
generasimudaAcehkedepan
‘buta’ akan kegigihan dan pa-
triotisme pendahulunya.
“Contoh kecil gedung Dja-
watan Penerangan—kini jadi
Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,
ditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisan
masyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira beri
apresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyak
hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.
kantor Seuramo Informasi Ac-
eh,diJlSultanAlaidinMahmud
syahNo.14BandaAceh—yang
merupakan milik Jepang dan
menjadi markas Sato (peting-
gi Jepang pada masa penja-
jahan Jepang di Aceh).
Jelang Kemerdekaan RI,
pejuang Aceh berhasil mere-
butnya dan dijadikan kantor
Djawatan Penerangan, den-
gan kepalanya yang pertama
ditunjuk Said Ahmad Dahlan,”
kata Talsya.
Sayang, tambahnya, dja-
watanyangmerupakanDepar-
temen ke-5 dari Kabinet
Soekarnoiniharusdihapuskan
(dilebur) setelah melalui berb-
agai perubahan, dari mulai
KanwilPeneranganyangmeru-
pakan departemen dalam
bidang Politik, Hukum dan
Keamanan (POLHUKAM),
hingga Dinas Informasi dan
Komunikasi, dan kini menjadi
Dishubkomintel.
TA Talsya yang pernah
menjadiKepalaKantorDJawa-
tanPeneranganPropinsiDaer-
ah Istimewa Aceh tahun 1965-
1967inisangatmenyayangkan
penerangan (informasi) yang
digabung dengan perhubun-
gan, sehingga menjadi kacau-
balau. “Makin kacau dengan
keadaan kantornya yang an-
gker, gedungnya berlapis-la-
pis,sehinggamasyarakattidak
berani datang, apalagi orang
kampung.”
Ironis memang. Pemban-
gunan menuju modernisasi
yang kini gencar dilakukan di
Aceh, tak dinyana turut andil
dalammengaburkanfakta-fak-
ta sejarah dengan semakin
minimnyabuktifisikyangmasih
terselamatkan. ningningningningning
/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r
WAKILWAKILWAKILWAKILWAKIL Ketua Majelis Adat Ac-
eh (MAA) Banda Aceh, Rukai-
yah Ibrahim Nain menilai, perlu
dilakukan pelestarian sejarah
yang ada di Aceh saat ini. Se-
bab, jika ini tidak dilakukan ma-
ka bukan tidak mungkin suatu
saat Aceh akan kehilangan se-
jarahnya.Salahsatucaranyade
ngan mendirikan berbagai ref-
lika di sejumlah titik di ibu kota
Provinsi Aceh. Seperti reflika ke
reta api Aceh yang terletak di
komplekBarataSwalayan.Mes
kipun hanya lokomotifnya, kira
nyaPemerintahAcehatauPem
ko Banda Aceh bisa membuat
tugukecilyangberisikansejarah
kereta api Aceh ini. “Ini sejarah,
bahwaAcehpunyakejayaanya
ng maju dalam dunia transpor-
tasi zaman dulu,” ujar Rukaiya.
Bagi Rukaiyah, Kereta Api
(KA) Aceh memiliki kenangan
tersendiri. Sebab, pada saat ma
sih aktifnya KA Aceh ini, bukan sa
jasebagaisaranatranportasibagi
masyarakat Aceh, namun KA pa
da saat itu juga menjadi objek per
jalananwisatayangsangatmeny-
enangkan.
Bagaimana tidak, kenang to
koh perempuan Aceh ini, dengan
KAiabersamakeluargakerapme
nggunakannya untuk berliburan
dari pusat kota Koetaradja (Ban-
da Aceh) yang terletak di dekat
Masjid Raya Baiturrahman ke
Ulee lheue. Sorenya, ia bersama
keluarga pulang kembali dengan
KAtersebut.
Dikatakannya, gagalnya ren-
cana Pemerintah Aceh untuk me
nghidupkan kembali kereta api
Aceh perlu ditinjau ulang. Pasal-
nya KA saat ini bukan saja seba
gai sarana transportasi bagi ma
nusia, namun juga bisa dijadikan
sebagai angkutan berbagai ko-
moditi Aceh dari satu daerah
ke daerah lain.
“Di Jawa dan sejumlah kota
besar di dunia, KA masih menja-
di sarana transportasi utama,
mengapa kita yang memiliki se-
jarahmanisdenganKAtidakmau
mengembalikan kejayaan se-
jarah tersebut,” ujar Rukaiyah.
Kereta Api Aceh ini memang
tidak bisa lepas dari sejarah Aceh
itu sendiri. Almarhum Dr Muham-
mad Gade Ismail MA, Pakar Ilmu
Sejarah Aceh dari FKIP Unsyiah
dalam sebuah tulisannya pernah
mengungkapkan, Kereta api di
Aceh yang muncul pada sepe-
rempat terakhir abad yang lalu
dan terus berjalan dengan baik
selama pertengahan pertama
abad ini, memasuki tahun enam
puluhan mulai berjalan tersendat-
sendat dan pada akhirnya pada
1980 sama sekali terhenti keg-
iatannya. Munculnya kereta api
di Aceh untuk pertama kali, sa
ma sekali tidak dapat dipisah-
kan dari sejarah penegakan ke
kuasaan Hindia Belanda di
Aceh. Setelah pasukan ekspe-
disi Belanda untuk kedua kalin-
ya berhasil merebut Dalam/Is
tana dari sultan Aceh pada awal
tahun 1874, untuk menunjang
operasi militer mereka di Kuta
raja(sekarangBandaAceh)dan
sekitarnya, mereka langsung
memikirkan pentingnya komu-
nikasi dan pembangunan jalan
darat yang menghubungkan
Uleelheue denganBandaAceh
“Maka lahirlah kereta api
Aceh ini. Dan generasi kita
sekarang pasti tidak tahu. Ma-
kanya, perlu dilestarikan se-
bagai situs sejarah,” katanya.
andinovaandinovaandinovaandinovaandinova
Rukaiyah Ibrahim Nain: Sudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah Saatnya
MENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKAN Bukti Sejarah yangBukti Sejarah yangBukti Sejarah yangBukti Sejarah yangBukti Sejarah yang HILANGHILANGHILANGHILANGHILANG
Tower Taman Sari tinggal Kenangan. Seuramoe/amirSeuramoe/amirSeuramoe/amirSeuramoe/amirSeuramoe/amir
UtamaUtamaUtamaUtamaUtama
44444 No.4 Tahun I / Juni 2013
Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-
mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?
Zunaimar: PDIA dalam
mencapai tujuannya menghim-
pun dan menata segala ben-
tuk publikasi/penerbitan beru-
pa buku, naskah, akta, risalah,
panflet, buletin dan sebagain-
ya mengenai Aceh. Apa saja
yang dapat memberikan infor-
masi tentang Aceh mulai bah-
an informasi dalam bentuk ter-
cetak ataupunnonprinted mate-
rial seperti peta, silsilah, naskah
lama dalam tulisan arab yang
disebut manuscript, rekaman.
Jadi segala sesuatu tentang A-
ceh didokumentasi, mengolah
dan menyebarluaskan kepa-
da pihak yang membutuhkan.
Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-
atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?
Zunaimar: Sebelum dilan-
da tsunami bahan tentang A
ceh didapat dari Koninklijk Ins-
tiute voor Taal Land Volkenkun-
de (KITLV) di Leiden Belanda,
sebelum lembaga ini didirikan
tahun1977.Tahun1974lemba-
ga itu telah mengumpulkan da-
ta dan buku-buku dan menye-
leksi bahan-bahan informasi
yang berkaitan dengan Aceh
di Negeri Belanda dan mengir-
imkannya ke Aceh, seperti film,
microfilm dan rekaman semen-
tara dari daerah Pusat Peneli-
tian Ilmu Sosial
Zunaimar: Kami Akan Mendigitalisasi PDIA
PUSATPUSATPUSATPUSATPUSAT Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),
merupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakan
sebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauh
ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,
karena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukup
banyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnya
tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.
Menurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama ini
yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-
kan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dan
peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,
meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,
namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.
Lalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarik
dengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikut
wawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi dengan
Direktur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, di
kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5
Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.
Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-
ni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satu
bangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu ge
lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-
sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-
pan di sini?pan di sini?pan di sini?pan di sini?pan di sini?
Zunaimar: Tidak ada yang
terselamatkan karena yang
tinggal hanya lantai gedung.
Hanya beberapa bahan yang
disimpan staf terbitan PDIA,
yaitu seri informasi Aceh.
Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-
syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-
pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-
kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?
Zunaimar: Biasanya mere-
ka yang peduli dengan Aceh
dan peduli terhadap budaya
Aceh, jumlahnya kecil, seba-
gaimana kita tahu sedikit sekali
di Aceh peminat sejarah dan
budaya. Karena orang kita
suka dengan hal yang baru,
sementara ini adalah hal yang
lama seperti masa kesultanan
atau sejarah masa lalu tentang
Aceh.
Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-
kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-
barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-
miliki?miliki?miliki?miliki?miliki?
Zunaimar:Kitalihatketertari-
kan generasi muda kita lebih
suka tehnologi informasi. Kare-
na itu PDIA berencana mendig-
italisasikan semua bahan infor-
masi dalam upaya meningkat-
kan pelayanan
dengan menye-
suaikan kebutu-
han user, sehing
ga menjadi per-
pustakaan digital
dan ini pasti lebih
murah dan dapat
diakses di mana
saja pengguna
berada dan sem-
ua bahan informa
si akan terselam-
atkan. Semoga
proposal yang
kami ajukan ke
Pemerintah Aceh
dapat disetu jui.
Soal minatSoal minatSoal minatSoal minatSoal minat
m a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a t
seberapa be-seberapa be-seberapa be-seberapa be-seberapa be-
sar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungi
PDIA?PDIA?PDIA?PDIA?PDIA?
Zunaimar: PDIA adalah
badan yang bersifat mandiri
sebagai salah satu perwujudan
kerjasama antara Pemerintah
Aceh dengan Unsyiah, bertu-
juan memajukan studi men-
genai Aceh dalam kedudukan
dan hubungannya di wilayah
nusantara dan mancanegara
pada masa lalu, sekarang dan
masa mendatang.
PDIA ini dibangun untuk
memajukan studi tentang
Aceh, jadi wajarlah jika yang
mengunjungi PDIA hanya
mereka yang melakukan
penelitian tentang Aceh, sep-
erti dosen dan peneliti. Jadi
pengunjung kita terseleksi kare-
na kebutuhannya, sementara
ada juga pelajar yang men-
gunjungi PDIA, namun jumlah-
nya kecil.
Sejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatian
Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?
Zunaimar: Saya dilantik 25
Pebruari 2013, belum dapat ke-
sempatan beraudiensi dengan
gubernur. Sementara saya su-
dah menyampaikan kepada
staf ahli dan dijanjikan dalam
waktu tidak terlalu lama, kare-
na saya ingin menyampaikan
kepada gubernur, bahwa me-
mang organisasi ini kurang po-
puler dan dianggap kurang
kontribusi terhadap masyara-
kat namun di sisi lain saya ha-
rus memperkenalkan apa
yang menjadi tujuan pokok dan
fungsidariPDIA.Selamainiada
anggapan PDIA adalah ya-
yasan, sehingga pemerintah
memberi hi bah, padahal kita
melakukan program pemerin-
tah. Jadi alangkah tidak pan-
tas jika disamakan dengan
yayasan yang hanya mem-
bantu bukan melakukan.
PDIA menda pat bimbingan
administratif dari Gubernur
Aceh serta bimbingan teknis il-
miah dari Rektor Unsyiah. Dan
kedua pejabat tersebut meru-
pakan unsur pimpinan tertinggi
PDIA. Ini tercantum dalam bab
3 pasal 7 dari statuta PDIA. Wa-
laupun ini hanya merupakan
kerja sama Unsyiah dengan
Pemerintah Aceh, di mana dari
segi tehnis ilmiah merupakan
tanggung jawab Unsyiah, se-
mentara tanggung jawab ad-
ministratif dan biaya kepada
gubernur.
Pekerja di PDIA sudah 11
bulan ini tidak mendapat honor
karena uang operasional han-
ya sampai April 2012. Kondisi
ini semakin memprihantinkan
dengan adanya Pergub No 93
tahun 2012 tentang Tatacara
Pengangaran, Pelaksanaan
dan Penatausahaan, Pertang-
gungjawaban serta Monitoring
dan Evaluasi Hibah dan Ban-
tuan Sosial. Peraturan ini meru-
pakan pil pahit bagi PDIA, ma-
nakala sebuah lembaga yang
telah lahir sejak 26 tahun silam
(26 Maret 1977), dengan Tu-
poksinya semata-mata menja-
lankan program pemerintah, di-
pandang sama dengan isi pa-
sal 12 ayat 4, di mana hibah
berupa uang kepada masya-
rakat dan organisasi kema-
syarakatan paling banyak Rp
100.000.000,-.PDIAsebuahlem
baga mandiri yang melakukan
program pemerintah hanya
mendapat 100 juta pertahun.
Untungnya pascatsunami PDI-
A dibantu pembangunan dan
biaya hunting bahan dokumen-
tasi oleh BRR.
Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-
desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-
kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?
Zunaimar: Mendigitalkan
bahan yang bernilai sejarah
sehingga saudara kita yang di
Seuramoe Informasi saat mewawancarai Direktur PDIA, Dra. Zunaimar: foto:niningfoto:niningfoto:niningfoto:niningfoto:nining
kaki gunung dapat mengakses
dengan mudah, cepat dan
murah. Kemudian menyela-
matkan manuscript di mana kita
hanya mampu seperti membe-
li sebuah buku. Sementara
negara tetangga kita, Singapu-
ra, Malaysia dan Brunei Darus-
salam memburunya ke Aceh.
Di mata orang kita, mungkin
mahal dengan nilai uang yang
mereka bayar, tetapi nilainya
di mata dunia sangat mahal.
Hampir semua sisi kehidu-
pan ada dalam manuscript se-
hingga kita bisa mengetahui
sisi kehidupan kita sejak masa
kesultanan. Karena itu, paling
tidak kita mendiskripsikan pe-
milik manuscript, sehingga
PDIA bisa membuat katalog,
yang membutuhkan bisa ber-
hubungan langsung dengan
pemilik manuscript demi men-
jaga keselamatan manuscript.
Apa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumen
yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-
esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?
Zunaimar: Pernah. Persen-
gketaan antara Kodam deng-
an masyarakat Lambaro Ang-
an mempersoalkan lapangan.
Di mana Kodam mengklaim la-
pangan itu milik tentara Belan-
da. Padahal lapangan itu han-
ya sebagai tempat latihan me-
nembak tentara Belanda. Se-
telah di mejahijaukan dengan
bukti dokumen yang ada pada
PDIA, maka lapangan tersebut
kembali kepada masyarakat.
Apa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selama
di PDIA?di PDIA?di PDIA?di PDIA?di PDIA?
Zunaimar: Saya sudah 27
tahun mengabdi di PDIA. Pada
masa konflik saya berusaha
menyelamatkan dokumen
penting dengan membawanya
kemanapun saya pergi. Dan
itu adalah masa sulit. Lalu pada
saat menjelang pembuatan film
Cut Nyak Dhien, 1986, kita
memberikan referensi penting
tentang Aceh, sehingga film Cut
Nyak Dhien hampir sama den-
gan keadaan sesungguhnya.
Dan itulah saat yang memba-
hagiakan. Namun hari ketiga
setelah Aceh dilanda tsunami,
hati dan tulang-belulang saya
terasa hancur dan perasaan
saya sangat sedih, karena ti-
dak satupun dokumen dan ba-
han informasi penting tentang
Aceh terselamatkan.
jak tahun 2009, sebelum ak-
hirnya,Maret2013,dilantikmen-
jadi Direktur PDIA.
Di PDIA sendiri, Istri Amir
Fauzi SAB ini sudah lebih 27
tahun mengabdi.
Bagi Zunaimar, mengabdi
menyelamatkan bukti sejarah
tentang Aceh adalah ibadah.
Karena hanya itu yang dapat
dilakukan bagi bangsa dan ge
nerasi yang akan datang. “Se-
hingga pada saat diminta per-
tanggung-jawaban di akhirat
kelak tentang untuk apa sepan-
jang usia digunakan, saya da-
pat menjawabnya,” ujarnya ke-
pada Nining, dari Seuramoe
Informasi.
Zunaimar mengajak gene-
rasi muda, kususnya Aceh, un-
tuk mau belajar tentang Aceh
demi menumbuhkan rasa
cinta terhadap sesama
dan kepada tanah air, kare
na orang Aceh “Janji bek
meubah, amanah bek meu
tuka dan menyo na pakat
lampoh jeurat ta peugala”.
“Ini adalah pengabdian
saya sebagai seorang ibu.
Saya ingin semua orang
tau tentang betapa besar
pengaruh Aceh di tengah
kancah perpolitikan dunia
dan banyak catatan yang
menjelaskan itu. Dan Aceh
telah memiliki peradaban
yang maju di berbagai
sendi kehidupan, tidak
hanya di bidang agama Is-
lam, tapi juga di bidang
pemerintahan, pertanian
dan ilmu pengetahuan.”
DRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMAR merupa-
kan angkatan pertama Fakul-
tas Sastra Universitas Sumat-
era Utara (USU) dan merupa-
kan sarjana sastra jurusan Ilmu
Perpustakaan pertama di
Aceh. Wanita kelahiran Meula-
boh, Aceh Barat, 24 Mei 1956
ini pernah menjadi Kepala Per-
pustakaan Pusat Unsyiah se-
Sekilas tentang Dra. Zunaimar
OOOOOpinipinipinipinipini
55555No.4 Tahun I / Juni 2013
MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN. Hampir
setiapharimediadiAcehmen-
yuguhi kita dengan berita ten-
tang narkoba. Tidak nyaman
memang, apalagi jika kita kait-
kan dengan status Aceh yang
terbalut bingkai syariat Islam.
Kasus penyalahgunaan
narkoba di Aceh mengalami
peningkatan yang signifikan
sepanjang tahun 2012. Data
dari Polda Aceh, dari 605 ka-
sus pada 2011, meningkat
menjadi999kasuspada2012.
Terjadipeningkatan394kasus
atau 76 persen.
Kepolisian juga berhasil
mengamankan1.131orangter-
sangka, dengan rincian 13 or-
ang bandar, 85 pengedar dan
1.036 orang tersangka peng-
gunanarkoba.Jumlahtersang-
ka juga mengalami peningka-
tan dari 2011 yang berjum-
lah864orang.
Sedangkan barang
buktiyangdisitaberupagan-
ja 5.931 kilogram dengan
nilaiRp.4,7miliar,sabu-sabu
3,57kilogramsenilaiRp.5,3
miliar, heroin 1,99 kilogram se-
nilaiRp.1,59miliarsertaeksta-
si dan putaw mencapai
Rp.208,9juta.
Tak hanya pengguna,
Aceh belakangan juga dijadi-
kan pintu masuk peredaran
narkoba ke Indonesia. Beru-
langkali petugas Bea dan Cu-
kai Bandara Sultan Iskandar
Muda, Blang Bintang, Aceh
Besar berhasil menggagalkan
penyeludupan sabu-sabu dari
Malaysia dengan memanfaat-
kan jasa kurir, warga lokal.
Tak hanya itu, berita pene-
muan hektaran ladang ganja
juga menjadi santapan harian
warga Aceh, di samping ter-
tangkapnya para kurir dengan
berbagai jenis narkoba yang
dibawa, termasuk status sos-
ial mereka yang beragam.
Pertengahan tahun lalu Bi-
reuen dan Aceh Utara sempat
menjadi perhatian Badan
Narkotika Nasional (BNN).
Pasalnya puluhan hektare
ladang ganja ditemukan di
daerah pemekaran Kabupat-
en Aceh Utara ini. Belum lagi
temuan narkotika jenis sabu-
sabudikabupatenyangsama.
Satudiantarasekianbany-
ak newsmaker Bireuen dan
Aceh Utara saat itu adalah M
Nasir, 28 tahun, warga Dusun
LhokDrien,DesaSeumirah,Ni-
sam, Aceh Utara. Polisi mene-
mukan ladang ganja seluas
400 meter miliknya di desa ter-
sebut,dengan700batangtana-
manganjasiapuntukdipanen.
Temuaninidilanjutkanden-
gan temuan berikutnya. Ahad
(28/4), Tim Kepolisian Resort
(Polres)Bireuenmencabutdan
memusnahkanganjadiladang
seluas1,5hektare,dikawasan
Krueng Meusagop, Kecama-
tan Simpang Mamplam, Bi-
reuen. Sayang, tidak seorang-
pun pelaku yang berhasil dia-
mankan. (prohaba/29/4/2012)
Kok mereka mau?
MA misalnya, warga Desa
Tulang, Serbajadi, Aceh Timur
ini mengaku terpaksa menjadi
kurir ganja karena desakan
ekonomi. Pria 24 tahun yang
berprofesi sebagai petani ini,
mengaku mendapat bayaran
menggiurkan, Rp.500 ribu un-
tuk tiap paket yang berhasil
dibawanya. Sayangnya, be-
lum tiba ditujuan, MA terjaring
razia polisi di Simpang Desa
Karang Inong, Ranto Peu-
reulak, Selasa (4/9/2012) dini-
hari. Padahal Nopember dia
akan menikah. (prohaba/5
September 2012)
Nasib yang sama juga di-
alami Hanum Farida. Upah
Rp.500 ribu membuat wanita
30-antahunininekadmemba-
wa enam kilogram ganja ke
Jakata. Mengaku disuruh se-
orang wanita di Aceh, Hanum
terpaksa menginap di sel
Mapolres Binjai, setelah ter-
tangkap razia di kawasan Bin-
jai.SumateraUtara.
Kabupaten Langkat mem-
ang jadi kawasan razia polisi,
khususnyaterhadapkendaran
yangdatangdariAceh.Danla-
gi-lagi razia yang dilakukan ja-
jaran kepolisian setempat ber-
hasil menggagalkan penye-
lundupan ganja ke luar Aceh.
Kali ini Nurpati pelakunya.
Wanita 31 tahun asal Aceh
itukedapatanmembawa10ki-
logramganjakering,Ahad(16/
12/2012), saat menumpang
minibus menuju Medan. Lagi-
lagi tersangka mengaku han-
ya sebagai kurir. Janji bayaran
yang menggiurkan, menjadi
alasan utama mereka nekad
membawa barang terlarang
tersebut.(sumutpos/17/12/2012)
Alternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative Development
Menilik alasan para ter-
sangka, meski terdengar klise,
rasanyakitaperlusegeramen-
goreksi program pemban-
gunan yang diusung Pemerin-
tah Aceh. Alasan ekonomi
yang digaungkan ini membuat
kita urut dada. Pasalnya, daer-
ah yang mendapat kucuran
dana hingga Rp.11,7 triliun ini
tak mampu menjauhkan rak-
yatnyadariketerlibatandengan
narkoba, baik sebagai peng-
guna, terlebih sebagai penge-
dar dan petani.
Jika pernyataan para ter-
sangka ini jujur, kita patut ber-
sedih. Begitu sulitkah mencari
nafkah di negeri ini? Atau me-
mang pemerintah kita yang
tidak peduli? Atau memang
rakyat kita yang selalu ingin
menggunakan jalan pintas?
Mungkin kita harus men-
gakui, semua itu tidak benar.
Dan Pemerintah Aceh me-
mang harus segera bertindak
menggagas program yang
berbasis kerakyatan se-
bagai
program alternative develop-
mentuntukmenangkalangga-
panmiringtersebut.
Minimnya industri di Aceh
sama artinya minim lapangan
kerja yang berakibat pada
tidak tertampungnya tenaga
kerja produktif. Berbagai up-
ayatelahdilakukanuntukmen-
gatasihalini.Tapipadaumum-
nya tidak berbasis kerakyatan
sehingga tidak memberikan
hasil yang signifikan. Lagi-lagi,
mereka yang butuh ‘makan’
mengambil jalan pintas.
Tapi benarkah ada petani
ganja? Lalu mengapa mereka
memilih menanam Ganja?
Ganja (Cannabis sativa)
adalah tumbuhan budidaya
penghasil serat, namun lebih
dikenal karena zat narkotika,
Tetrahidrokanabinol (THC, tet-
ra-hydro-cannabinol) yang di-
kandungnya dapat membuat
pemakainya mengalami eufo-
ria (rasa senang yang berke-
panjangan tanpa sebab). Tan-
aman ganja biasanya dibuat
menjadi rokok mariyuana.
Tanamansemusiminiting-
ginyadapatmencapaiduame-
ter. Berdaun menjari dan han-
ya tumbuh di pegunungan tro-
pis dengan ketinggian di atas
1.000meterdiataspermukaan
laut. Tanaman ini ditemukan
hampir di setiap negara tropis.
Bahkan beberapa negara ber-
iklim dingin pun sudah mulai
membudidayakannya dalam
rumah kaca.
Di Indonesia, ganja dibudi-
dayakan secara ilegal di Pro-
vinsi Aceh. Biasanya ganja di-
tanam pada awal musim pen-
ghujan,menjelangkemarausu-
dah bisa dipanen hasilnya.
Hasilpanenganjaberupadaun
beriut ranting dan bunga serta
buahnya berupa biji-biji kecil.
Campuran daun, ranting, bun-
ga, dan buah yang telah diker-
ingkan inilah yang biasa dilint-
ing menjadi rokok mariyuana.
Kalau bunga betinanya dieks-
trak,akandihasilkandamarpe-
katyangdisebuthasyis. (http://
id.wikipedia.org/wiki/Ganja)
Jauhsebelumganjamasuk
dalam kategori narkotika, bagi
masyarakat Aceh, tanaman ini
merupakan bagian dari bum-
bu dapur. Khususnya bagi
masakan daging. Selain men-
jadi penyedap rasa—yang di-
gunakan umumnya bijinya—
ganja juga menjadi bahan un-
tuk melunakkan daging yang
dimasak. Kuah beulangong,
nama hidangan yang menjadi
masakan wajib
pada setiap acara kenduri di
Aceh, umumnya meng-
gunakan bumbu yang ditam-
bah biji ganja.
LaluMajelisUlamaIndone-
sia(MUI/MPU)Acehmengelu-
arkanfatwayangmengharam-
kanganja,tahun1982.Sejakitu,
ganja bukan lagi bagian bum-
bu dapur. Haram, yang berarti
tidak diizinkan dalam agama,
menjadi alasan mengapa
mereka meninggalkannya, di
samping masuk dalam kate-
gori narkotika dan terlarang
dalam hukum negara.
Pilihan petani (jika boleh
disebut demikian) untuk
menanam ganja, sebenarnya
tidak terlalu benar. Ganja um-
umnya tumbuh dengan sendi-
rinyadiAceh,tanpaharusdibu-
didayakan. Meskipun ada se-
bagian yang membudidaya-
kan tanaman ini. Sehingga
sangat jarang pemilik ladang
ganja yang berhasil diaman-
kan aparat keamanan dalam
setiap operasi pemusnahan.
Bukankarenakebocoraninfor-
masi,tapimemangkarenaum-
umnya ladang ganja ini tanpa
pemilik.
Logikanya begini. Dalam
setiap operasi pemusnahan
ladang ganja, aparat selalu
melakukan pemusnahan den-
gan cara mencabut dan mem-
bakartanamanharamtersebut
di lokasi. Hanya beberapa ba-
tang yang dibawa ke markas
sebagai barang bukti. Nah,
saat dicabut, butiran biji ganja
inirontokdanmenyebardilua-
san areal ladang. Lalu tunggu
empat sampai lima bulan ke
depan, di areal yang sama
akan ditemukan lagi tanaman
ganja, siap panen.
Warga yang berdekatan
dengan lokasi ini, yang kemu-
dian disebut petani ganja, ha-
pal betul dengan siklus terse-
but. Tak harus merawat, yang
nekad, kemudian mencoba
memanen ‘anugerah alam’
Aceh.Kalauselamat,untungdi
depanmata.Kalaulagisial,ter-
tangkapsaatmemanen,yabui
tempatnya.
Lalu apa solusinya?
Ada beberapa cara yang
dapatditempuhuntukmengikis
narkoba (ganja) dari bumi Ac-
eh. Yang penting ada komit-
mensemuapihakdiAceh,dari
Pemerintah Daerah, Kepolisi-
an,hinggaSKPAyangadaser-
ta warga masyarakat Aceh
sendiri.
Pertama, mengembang-
kan program alternative devel-
opment. Mengganti tanaman
ganja dengan tanaman pro-
duktifdanberusiamuda,seperti
kedelai, jagung, singkong, ca-
bai, dan tanaman pro-
duktif lainnya, seperti bu-
ah naga dan rosella. Ha-
rapannya, para petani
dan petani ganja kaget-
an ini beralih dari tana-
man haram tersebut ke
tanamanyanglebihpro-
duktifdanaman.
Namun pemerintah harus
proaktif. Tidak sekedar mem-
beri imbauan, apalagi anca-
man. Sosialisasi, penyuluhan
hingga penyediaan bantuan
bibit, pupuk dan modal kerja
serta dana untuk pengadaan
pagar mutlak harus dilakukan.
Yang terpenting, Pemerintah
AcehmelaluiSKPAyangditun-
juk terus-menerus melakukan
pemantauan. Tidak sekedar
melepaskanmerekatanpame
mberitanggungjawabapapun.
Pemerintah Aceh juga harus
menyediakanlembagaatauun
it usaha yang siap menampu
ng hasil panen mereka. Seh-
ingga tidak terjadi permainan
harga, apalagi sampai hasil
panenmembusuk,karenahar-
ga jual yang anjlok
Kedua, dengan menem-
patkanwargatransmigrasiasal
luar Aceh di lahan eks ladang
ganja. Pemahaman akan ben-
tuk tanaman canabis sativa
(ganja)yangmasihminimbah-
kancenderungnoliniakanda-
pat membantu mengikis habis
tanaman haram tersebut dari
bumi Aceh. Para transmigran
yangumumnyapetanimurniini
tentu tidak akan membiarkan
adanyatanamanliaryangtum-
buh di sela-sela tanaman per-
tanian mereka.
Dengan semakin seringn-
ya tanaman baru ganja ini di-
cabut, maka akan semakin
cepat tanaman yang
menyebabkan aparat
keamanan repot dan generasi
muda kita hancur, hilang dari
Bumi Iskandar Muda ini.
Bagaimana Pemerintah
Aceh?Solusimanayangakan
diambil?Bisasatudiantaranya,
bisa juga kedua-duanya. Han-
ya kemauan kita semua yang
menentukan apakah ini akan
berhasil atau tidak.
Semoga harapan kita un-
tuk mengikis narkoba dari
Aceh bisa tercapai.*
MengikisMengikisMengikisMengikisMengikis NARKOBA
NARKOBA
NARKOBA
NARKOBA
NARKOBAdari Aceh.
dari Aceh.
dari Aceh.
dari Aceh.
dari Aceh.MUNGKINKAH?
MUNGKINKAH?
MUNGKINKAH?
MUNGKINKAH?
MUNGKINKAH?Oleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief Rahman
Wartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda Aceh
Sekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI Aceh
NARKOBANARKOBANARKOBANARKOBANARKOBA bukanbukanbukanbukanbukan
lagi barang anehlagi barang anehlagi barang anehlagi barang anehlagi barang aneh
di ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroe
Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.
Setiap tahunSetiap tahunSetiap tahunSetiap tahunSetiap tahun
terjaditerjaditerjaditerjaditerjadi
peningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatan
kasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangka
dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.
Sepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahun
2012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 999
kasus narkobakasus narkobakasus narkobakasus narkobakasus narkoba
dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131
tersangka sertatersangka sertatersangka sertatersangka sertatersangka serta
miliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiah
barang bukti.barang bukti.barang bukti.barang bukti.barang bukti.
araaraaraaraara
Arkeolog Otodidat
Penyelamat Sejarah Aceh
TTTTTokohokohokohokohokoh
66666 No.4 Tahun I / Juni 2013
H Harun Keuchik Leumik
I RUMAHI RUMAHI RUMAHI RUMAHI RUMAH itu–dari segi ar-
sitektur moderen tidak ter-
kesan mewah–kini tersim-
pan aneka bentuk dan rag-
am jenis benda budaya
peninggalan masa lalu,
mulai dari senjata-senjata
khastradisionalAcehyangterbuatdariber-
bagai jenis logam mulia, bahan pecah
belah, sampai kain songket yang terbuat
dari aneka bentuk sulaman benang emas
dan sutra halus yang sudah berusia ratu-
san tahun. Serta banyak aneka benda bu-
daya lainnya yang kini mungkin sudah ter-
golong barang langka ditemukan.
Rumahyangsekaliguskinitelahdifung-
sikan sebagai Museum pribadi itu adalah
milik H. Harun Keuchik Leumiek. Bagi se-
bagian masyarakat, nama H. Harun
Keuchik Leumiek boleh dibilang tidak as-
ing lagi, karena lelaki berkulit kuning lang-
sat dan selalu berpenampilan rapi ini ad-
alah termasuk seorang tokoh masyarakat
yang dikenal luas, bukan saja di Aceh, tapi
juga di luar Aceh, bahkan luar negeri.
Harun Keuchik Leumiek termasuk se-
orang kolektor yang paling tekun dalam
mencari dan memburu benda-benda bu-
daya peninggalan sejarah Aceh. Sejauh
ini, mungkin belum ada koleksi benda-
benda budaya peninggalan sejarah Aceh
yang lebih lengkap kita temukan di Aceh
selain dari koleksi yang dimiliki H. Harun
Keuchik Leumiek. Bahkan, koleksi benda-
benda budaya warisan sejarah Aceh yang
dimilikinya dapat dikatakan lebih lengkap.
Sejaktahun1960-anlelakiyangmewa-
risi bakat dan usaha orang tuanya, H. Keu-
chik Leumiek, Harun sudah terjun dalam
dunia bisnis souvenir dengan membuka
sebuah toko mas, yaitu “Toko Mas & Sou-
venir H. Harun Keuchik Leumiek” di Jalan
Tgk. Chik Pante Kulu d/h Jalan Perdagan-
gan No. 68, Pasar Aceh, kota Banda Aceh.
Harun mengaku, pada awalnya cukup ba-
nyak benda-benda budaya bernilai sejarah
Aceh yang dijual masyarakat kepadanya,
tapi barang-barang bernilai sejarah dan
budaya itu setelah dibeli, kemudian dijual
kembali kepada siapa yang berminat dan
tertarik dengan harga yang lebih tinggi.
Namun, sepuluh tahun kemudian—se-
kitar tahun 1970-an—H. Harun Keuchik Le-
umiek mengaku seperti mendapatkan se-
macam ilham untuk menyimpan benda-
benda budaya bernilai sejarah itu, sebagai
warisan indatu (nenek moyang) masyara-
katAcehyangharusdirawatdandiselamat-
kan. Jadi, mulai saat itu, ia tidak lagi men-
jual benda-benda budaya yang dibeli dan
didapatkannya dari masyarakat kepada
orang lain, meski tak jarang para kon-
sumen yang ingin membeli kembali ba-
rang-barang benilai budaya itu dengan ta-
waran harga yang cukup menggiurkan.
Namun barang-barang tersebut tetap tidak
lagi dilepaskan Harun kepada orang lain.
DDDDD
TIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau di
dalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak di
Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1
Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,
Banda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenis
benda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakan
warisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-benda
budaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakan
warisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakat
Aceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapi
dan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalam
rumah ini.rumah ini.rumah ini.rumah ini.rumah ini.
Dan sejak itu, Harun Keuchik Leumiek ter-
us merasa termotifasi untuk lebih tekun
memburu dan mengumpulkan benda-ben
da budaya yang dalam bahasa sehari-hari
lebih dikenal dengan sebutan “barang
antik” untuk dikoleksikan.
Secara keseluruhan, tampak bahwa
koleksibenda-bendawarisanbudayayang
dimiliki H. Harun Keuchik Leumiek, me-
mang sangat beragam jenisnya. Ia tidak
memfokuskan koleksinya pada satu ben-
da budaya tertentu saja, karena dalam
pandangan dan penilaiannya, setiap ben-
da budaya pasti memiliki pertalian dan
“benang merah” dengan sejarah masa
lalu, dan itu harus diselamatkan.
“Yang namanya benda-benda warisan
budaya sejarah Aceh, kita berusaha men-
goleksi dan memeliharanya dengan baik,
“ kata Harun Keuchik Leumiek.
Harun telah mulai mengoleksikan ben-
da-benda budaya Aceh bernilai sejarah ini
sudah sejak akhir tahun 1960-an atau men
jelang tahun 1970. Sejak itu ia sudah mu-
lai menekuni profesinya sebagai kolektor
benda-benda budaya peninggalan
sejarah Aceh–di samping sebagai se-
orang jurnalis. Benda-benda pening
galan sejarah yang telah dikumpul-
kannya saat itu, belum sempat teru-
rusdenganbaik.Apalagi,sejakberu-
mah tangga, selama lebih kurang
10tahuniatinggalbersamamer
tuadirumahisterinyaSal
biah, di Kampung Ateuk
Munjeng, Banda Aceh.
Harun Keuchik Leu-
miek mengaku baru be-
nar-benar dapat mena-
ta “barang-barang antik”
hasil koleksinya secara
teratur dan sempurna
mulai tahun 1976, sete-
lah ia mampu memban-
gun rumahnya sendiri di
Desa Lamseupeung,
Simpang Surabaya, Banda Aceh. Sampai
sekarang rumah tersebut selain menjadi
tempat tinggalnya bersama keluarga,
sekaligus dijadikannya sebagai Museum
atau gallery benda-benda budaya pening-
galan sejarah Aceh milik pribadinya.
“Rumah ini saya bangun tahun 1975,
selesainya tahun 1976. Jadi kalau di hi-
tung-hitung, meski saya sudah mengum-
pulkan benda-benda bersejarah ini mulai
sejak akhir tahun 1960-an, namun yang
benar-benar baru dapat saya koleksikan
secara lengkap dan teratur adalah mulai
tahun 1976. Karena sejak itu saya sudah
memiliki rumah sendiri. Maka semua pen-
gaturan benda-benda koleksi saya di
dalam rumah ini dapat saya atur menurut
jenisnya masing-masing, sesuai dengan
bentuk ruangan yang saya desain khusus
untuk menata-letakkan benda-benda kole-
ksi itu hingga kelihatan lebih teratur, rapi
dan indah,” tutur Harun Keuchik Leumiek.
Memang benda-benda budaya ber-
nilai sejarah yang dikoleksikan Harun tidak
dalam satu jenis. Meskipun di awal-awal
memulai koleksinya hanya dalam bentuk
perhiasan saja, namun kemudian Harun
Keuchik Leumiek berfikir bahwa benda-
benda bersejarah lainnya—seperti ren-
cong,siwah(sejenisrencongyanggagang-
nya tidak melengkung yang pemakaian-
nya khusus bagi kaum bangsawan di
Aceh), pedang, lembing dan tumbak (sen-
jata memburu binatang)—yang banyak ter-
dapat di Aceh, juga perlu diselamatkan.
Semua senjata tradisional Aceh itu se-
lain memiliki nilai sejarah, juga termasuk
benda-benda budaya yang memiliki nilai
seni tinggi hasil buatan orang Aceh tempo
doeloe. Bahkan, menurut Harun, senjata
tajam orang Aceh dulu, terutama senjata
jenis rencong dan siwah selain difungsi-
kan sebagai senjata sekaligus juga dijadi-
kan perhiasan. Karenanya, banyak ren-
cong Aceh dulu ada yang terbuat dari
emas, suasa atau perak, dan gagangnya
terukir dengan indah yang dibuat
dari cawardi (sejenis batu yang
dicampur porselin) kemudian di-
masukkan ke dalam pahatan-
pahatan emas hingga menim-
bulkan kilauan yang sangat ind
ah. Karena semua itu benda pe
ninggalansejarahAceh,makaHa
run menganggapnya se ba
gai benda sejarah yang
sangat penting untuk di
koleksi dan diselamat-
kannya. Itu sebabnya,
koleksi Harun tidak hanya
terfokus pada satu jenis
benda tertentu saja, seba
gaimana yang dilakukan
para kolektor lain, yang ha
nya mengoleksikan se-
jenis “barang antik” ter-
tentu yang disenanginya
saja. Tidak demikian dengan Harun, kole-
ksinya sangat beragam bahkan mungkin
boleh dikatakan hingga kini belum ada
seorang kolektor pun di Aceh yang memi-
liki benda-benda budaya peninggalan se-
jarah Aceh selengkap yang dimiliki dan
dikoleksi H. Harun Keuchik Leumiek.
Keahlian arkeologi yang dimiliki Harun
Keuchik Leumiek termasuk dalam arke-
ologi yang tugasnya menyangkut penyela-
matan, pemeliharaan dan perlindungan
benda-benda purbakala untuk kepentin-
gan masyarakat masa kini dan yang akan
datang. Jadi, kalau Harun mengkhusus-
kan diri sebagai seorang kolektor (penye-
lamat) benda-benda purbakala mengenai
sejarah dan peradaban Aceh, berarti posi-
si Harun Keuchik Leumiek dalam ilmu
arkeologi ini adalah sebagai arkeolog yang
mengemban tugas menyelamatkan ben-
da-benda purbakala peradaban Aceh.
Yang menarik dari sosok Harun dalam
hal ini adalah adanya perpaduan keahlian
arkeologi dalam dirinya. Di satu sisi sedi-
kitnya Harun menguasai disiplin arkeologi
secarateoritisdariprosesbelajarnyasendiri
(otodidak), sedangkan di sisi lain karena
pengalamannya yang luar biasa sebagai
kolektor benda-benda sejarah, maka den-
gan sendirinya dalam diri Harun tumbuh
pula keahlian arkeologi secara alami. Per-
paduan antara pengalaman dan proses
belajar otodidak-nya itulah yang kemudi-
an membuat H. Harun Keuchik Leumiek
menjadi seorang arkeolog yang alamiah.
“Saya mendalami ilmu kepurbakalaan
ini memang tidak melalui studi khusus, ha
nya dari pengalaman-pengalaman saya
sebagai orang yang bergelut dengan ben-
da-benda peninggalan sejarah. Maka de
ngan sendirinya saya merasa dituntut un-
tuk mempelajari ilmu-ilmu yang berhu bu
ngan dengan benda-benda kepurbakala
an. Seperti ilmu arkeologi, ilmu etnografi
(ilmu yang mempelajari benda-benda bu
daya peninggalan sejarah, seperti perhia
san,peralatansenjatatajamdanhasil-hasil
kerajinan lainnya yang tidak melalui pros-
es ekskapasi atau suatu penggalian). Se-
mua itu saya pelajari melalui teman-teman
yang sudah ahli dalam hal itu. Baik dari te
man-teman yang ada di Aceh, Medan, dan
Jakarta,” tutur Harun Keuchik Leumiek.
Di samping itu, untuk mendalami ilmu
kepurbakalaan ini Harun Keuchik Leumiek
juga belajar sendiri dengan membaca bu
ku-buku yang membahas tentang arkeolo-
gi, etnografi dan buku-buku lain yang ber-
hubungan dengan itu. Di samping terus
mengikuti artikel-artikel tentang sejarah
dan kepurbakalaan, baik yang ditulis di ko
ran-koran, majalah, maupun di jurnal-jur-
nal terbitan dalam dan luar negeri. Begitu-
lah cara Harun belajar sebagai seorang
kolektor benda-benda sejarah dalam
mendalami ilmu kepurbakalaannya.
Kitaberharap,kedepanbanyaklagian-
ak bangsa yang peduli dengan benda-ben
da bersejarah, sehingga anak-anak Aceh
mendatang, tau akan sejarah mereka. Dan
tentunya, tidak menjadikan sejarah itu
menjadi sebuah legenda kelak. Putri Prok-
lamator Bangsa ini, Meutia Hatta dalam
sebuah kesempatan berkunjung ke Mu-
seum H Harun pernah berkata, peran indi-
vidu dalam pelestarian dan menyimpan
benda bersejarah tersebut harus menda-
pat apresiasi dari pemerintah.
"Kita bangga dan patut memberikan
apresiasiterhadapparakolektorsepertiHa
run Keuchik Leumik yang menyimpan ben
da-benda bersejarah milik kerajaan Aceh
tempo dulu," jelasnya. “Sebagian koleksi
Harun Keuchik Leumik merupakan aset
bangsa dan menjadi kebanggaan nasion-
al yang harus diberi perhatian untuk mem-
berikan pengetahuan sejarah bagi gene-
rasi mendatang. (Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)
Harun Keuchik Leumiek sedang memperlihatkan koleksi benda peninggalan kerajaan Aceh tempoe doeloe.
(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)
Arkeolog Otodidak
Penyelamat Sejarah Aceh
SSSSSosokosokosokosokosok
77777No.4Tahun I / Juni 2013
REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI: Wakil Ketua Bid Organisasi HT Anwar Ibrahim dengan disaksikan Ketua PWI Aceh
Tarmilin Usman dan Ketua SIWO PWI Imran Joni menyerahkan surat rekomendasi bagi Pengeliling
Indonesia dengan sepeda Aminin Hamid, saat singgah di PWI Aceh, Kamis, 23 Mei 2013.
(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)
IKAIKAIKAIKAIKA melihat usianya,
rasanya sudah tidak
pantas lagi baginya
untuk melakukan se-
suatu yang terlalu
memberatkan. Kare-
na di usia senja ini seharusnya ia
sudah beristirahat, kumpul bersa-
ma keluarga dan anak cucu.
Namun hal itu ditepis oleh
Aminin Ahmad, lelaki senja beru-
sia 56 tahun ini, lebih memilih
mengelilingi Indonesia dari pada
menghabiskan hari tua hanya
duduk-duduk manis di rumah.
Tekad berkeliling nusantara ini
baru saja muncul, bukan keingin
lama yang terpendam.
Sejak ia menuntaskan berke-
liling Aceh tahun 2009, tekad itu
muncul untuk menaklukan nusan
tara dengan menggunakan sepe-
daontel.Tekaddansemangatya-
ng mengebu-gebu itu memaksa-
nya untuk meninggalkan Muha-
mmad Dahlan, putra semata wa-
yangnyayangkalaitubarumena-
matkan pendidikan di jenjang Se-
kolah Menengah Pertama (SMP)
Dengan berbekal sepeda on-
tel, Aminin, lelaki kelahiran Aceh
Timur 1 Juli 1960 ini, mewujud-
kan tekadnya berkeliling Indone-
sia. Tepatnya pada 17 Juli 2010,
ia bergerak dari kampung hala-
mannya di Seulamak Baro, Gam-
pong Lubuk Pempeng, Kecama-
tan Peurelak, Aceh Timur menu-
ju Banda Aceh dengan menggu-
nakan bus umum sambil mem-
bawa sepeda ontel yang telah
dirancangnya secara khusus.
Dari Banda Aceh, dengan me
nggunakan kapal ferry, Aminin
menyeberang ke Sabang deng-
an target Kilometer Nol. Dari kilo-
meter pertama di paling ujung ba
rat Indonesia inilah, Aminin me-
mulai petualangannya sejak 20
Juli 2010. Dengan semangat baja
menaklukan nusantara, satu per-
satu desa, kecamatan, kabupat-
en dan provinsi dijamahinya. Tan-
Aminin Ahmad,Aminin Ahmad,Aminin Ahmad,Aminin Ahmad,Aminin Ahmad, Pengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling Indonesia
Pembawa MisiPembawa MisiPembawa MisiPembawa MisiPembawa Misi ‘‘‘‘‘Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’
J
Catatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda Novandi○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
tangan pertama itu muncul di
Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Tepatnya di depan Terminal Pi-
nang Baris, kamera saku yang
dimilikinya di jambret.
Pengalaman buruk ini juga
dialaminya saat berada di Stasi-
unJatiNegera,Jakarta.Diibukota
ini, Aminin dirampok, uang, HP,
KTP dan SIMnya raib. Namun,
ironisnya, saat ini dilaporkan
kepetugas keamanan Stasiun,
malah dalam laporannya, men-
erangkan bahwa barang milikn-
ya tersebut tercecer.
“Saya sempat membantah,
dan tidak terima dibuat laporan
bahwa barang saya kececer, na-
mun petugas tersebut, bapak
ngaku saja kececer, dari pada
panjang urusannya,” ujar Aminin
mengisahkan pengalamannya.
Akhirnya, hingga sampai laporan
ke polisipun, disebutkan barang
saya tercecer, bukan dirampok.
Yang lebih menyedihkan lagi,
Aminin pernah diacuhkan sama
Wakil Guberbur Aceh Muham-
mad Nazar saat itu. Di mana,
Aminin mengisahkan, dalam se-
buah acara di Taman Mini, saya
bertemu dengan Wagub Muha-
mmad Nazar dan mengatakan,
ia putra Aceh ingin berkeliling In-
donesia dengan misi perdama-
ian. Namun apa lacur, Nazar me-
napik tangan saya dan mengata-
kan, “kalau mau uang, pulang ke
Aceh disini ngak ada uang”.
“Saya sontak terkejut dan ra-
wat wajah saya seakan-akan tak
ada darah lagi, sangkin malunya,
karena hal itu terjadi didepan ban-
yakorang,”ujarAmininsambilme
nambahkan, bahwa kedatanga-
nnya ke Taman Mini bukan untuk
minta uang, hanya saja kebetu-
lan ada “ibunya” orang Aceh ma-
kanya saya datang.
Seharusnya sebagai “ibu”, bi-
sa menyemangati anaknya. Bu-
kan mengacuhkan begitu. Dalam
pandangan Aminin, seorang wa-
gub itu ibu dan
seorang gu-
bernur itu bap-
ak. Sebagai
bapak dan ibu
nya orang Ac-
eh saat itu, se-
harusnya bisa
menyemanga
ti anaknya ya
ng ingin berbu
atterbaikuntuk
Aceh, meski
hanya dengan
cara bersepe-
da mengelilin-
gi nusantara.
Lagi pula, me
nurut Aminin,
ia berkeliling In
donesia mem
bawa misi per-
damaian.
Layaknya
“Duta Perda
maianAceh”di
setiap kabupa
ten/kota yang
ia singgahi, se
lalu menyam-
paikan pesan damai. Mencerita-
kan bagaimana saat ini bahwa A
ceh sudah damai, aman dan ten-
tram. Tidak ada lagi permusuhan.
Masyarakat Aceh sudah bisa hi
dup rukun. Dari misi ini, Aminin ju
ga mengajak semua orang ya ng
dijumpainya, untuk terus menja-
ga perdamaian, karena konflik itu
tidak enak dan menyengsarakan.
Lebih lanjut, kisah Aminin, me
lihat ia sangat terpukul, ada seor-
ang lelaki separuh baya menjum-
painya dan menyerahkan uang
sebesar Rp200 ribu. “Maaf Pak,
ini yang dapat saya berikan, ini da
ri saya Bupati Pidie Jaya, bukan
dari Wagub,” ujar Aminin meniru-
kan ucapan lelaki paruh baya itu.
Setelah semuanya berlalu,
Aminin pun menanyakan dengan
orang disekitarnya tentang lelaki
paruh baya itu dan orang-orang
tersebut menyampaikan bahwa
ia adalah Gade Salam, Bupati Pi
die Jaya (Pijay), sebuah kabupat-
en pecahan dari Kabupaten In-
duk Pidie. Disamping kisah yang
menyedihkan, banyak juga kisah
yang mengharukan dialamini Ami
nin. Diantaranya, bagaimana an
ak-anak di perdalaman Metro
Lam pung, mengantar kepergian
nya hingga 20 km dengan meng-
gunakan sepeda ontel dibawah
guyuran hujan.
Lalu ada juga kisah menarik
dialaminya di Sumbawa Besar.
Saat itu, saat ia tiba di Sumbawa
Besar, Aminin dihadang oleh
sekelompok anak muda pelajar
SMKPelayaran.Anakmudayang
juga menggunakan sepeda ini
berputar mengelilinginya. Dalam
hati Aminin, ini sudah celaka, na-
sib apes kembali menimpanya.
Rasa takut dan kawatir itu se-
makin menjadi-jadi, karena se-
lang beberapa menit kemudian,
sekelompok pelajar SMK Pela-
yaran yang lain, juga mendatang-
inya dan melakukan hal yang
sama. Setelah sekian lama men-
gelilinginya, seorang anak muda
itu meloncat ke tengah dan sea-
kan ingin merampas bendera
Merah Putih yang terpancang di
belakang sepedanya.
“Saya tidak tau harus berbuat
apa mengahadapi anak-anak
muda itu, saya hanya bisa pas-
rah,”ujarAminin.Namunapayang
terjadi, ternyata bendera yang
hendak “dirampas” tadi, ternyata
dibentangkan. Dan sekelompok
anak muda yang berkeliling itu
seketika berhenti dan serempak
menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
“Saya haru dan menangis
melihatnya, sambil menyanyikan
lagu Indonesia Raya,” kisah Ami-
nin sambil menambahkan, sele-
pas itu ia kembali menceritakan
betapa pentingnya menjaga per-
damaian, karena perdamaian itu
teramat mahal harganya.
Akhirnya, Amininpun dilepas
kepergiannya dengan dikawal
“pasukan sepeda” anak-anak
SMK Pelayaran, Sumbawa Be-
sar menujun perbatasan. Dan
iapun melanjutkan perjalanannya
dengan misi damai yang terus
terpatri di dalam hatinya.
Kisah mengharukan lainnya,
juga dialami saat ia diberi izin
untuk memasuki wilayah Timor
Leste, Negara tetangga yang du-
lunya bagian dari Indonesia. Ia
masuk ke Timor Leste melalui
Desa Muta’in Kabupaten Belu,
Nusa Tenggara Timur (NTT).
Petugas perbatasan memberi-
kannyaPasporLintasBatas(PLB)
untuk bisa masuk Timor Leste
selama 36 Jam.
Dari36jamyangdiberikanitu,
ia hanya mampu bertahan sela-
ma 3 jam saja. Karena, baru seki-
tar 20 km masuk wilayah bekas
Provinsi Timor Timur itu, setiap
penduduk yang dijumpainya se-
muanya menyampaikan ingin
kembali menjadi warga Negara
Indonesia (WNI) dan ingin juga
wilayahnya masuk bagi dari
wilayah Indonesia.
“Melihat kondisi ini, saya pu-
tuskan untuk kembali ke Muta’in,
Belu. Karena kawatir bisa ber-
dampak buruk, bagi masyarakat
di Timor Leste tersebut dan saya
sendiri. Lagi pula, misi yang saya
bawa misi perdamaian,” ujar Ami
nin memberi alasannya menga-
pa hanya 3 jam di wilayah terse-
but, kepada petugas keamanan
yang menjaga diwilayah perba
tasannya yang telah memberin-
ya PLB. Aminin mengaku terke-
san dengan keramahan para pe
tugas, TNI yang berjaga diperba
tasan tersebut. Dulu, ia sempat
bercita-cita jadi Tentara Nasional
Indonesia pada tahun 1979. De
mi masuk tentara, ia ‘terpaksa’
memudanya usianya tiga tahun.
Dimana, selayaknya ia lahir 1 Juli
1957, namun karena mau ma-
suk tentara dibuat 1 Juli 1960. Ak
hirnya, semua dokumen pribad-
inya kini kelahiran 1960.
Namun, upaya tersebut gagal
suami Almarhumah Fatimah binti
Ibrahim ini tidak diterima menja-
di TNI. Namun, cita-citanya agar
ada anaknya menjadi abdi nega-
ra tetap besar. Kini tumpuannya
ke putra semata wayangnya Mu-
hammad Dahlan, yang diha rap-
kan bisa menjadi anggota Polri.
“Saat saya mau menghadap
Kapolri, petugas meminta saya
melengkapi surat-surat dari daer-
ah, makanya saya kembali ke Ac
eh lagi,” ujar Aminin yang sudah
menjelajah 24 provinsi di Indone-
sia. Aminin, ingin memohon kepa
da Kapolri agar anaknya yang ba
ru tamat SMA ini bisa diterima
menjadi anggota Polri. Tekadnya
usai melengkapi surat-surat ini, ia
akan melanjutkan perjalanan ke
10provinsiyangtersisadiwilayah
Timur Indonesia dan Pupua. Hing
ga satu saat, jika misi keliling nu-
santara ini tuntas dengan memb
awa misi damai, ia akan membu
kukan kisah perjalanannya.
Semoga sukses Pak Aminin,
Aceh sangat butuh banyak orang
seperti bapak guna menyampai-
kan misi perdamaian ini. Semoga
niat tulus ini, bisa merajut perda
maian hakiki di Nusantara yang
banyak “terkoyak” di berbagai pro
vinsi di Indonesia. andinovaandinovaandinovaandinovaandinova
Pengeliling Indonesia dengan sepeda Aminin Hamid
bersamapenulis.
WWWWWarisanarisanarisanarisanarisan
88888 No.4 Tahun I / Juni 2013
Gubernur Minta
Kabupaten/Kota Segera
Bentuk PPID
IIIIInfoUPTDnfoUPTDnfoUPTDnfoUPTDnfoUPTD
gito/dedygito/dedygito/dedygito/dedygito/dedy
Aceh Expo Sedot Ratusan Ribu Pengunjung
Drs. Said Ra
Kadishubkomin
SEJAKSEJAKSEJAKSEJAKSEJAK berlakunya UU No.14
tahun 2008 tentang Keterbu-
kaan Informasi Publik (UU KIP),
maka seluruh jajaran pemerin-
tah wajib membentuk Pejabat
Pengelola Informasi dan Dok-
umentasi (PPID), namun untuk
Aceh hingga saat ini baru 10
kabupaten/kota saja yang su-
dah membentuknya.
Banyak kabupaten/kota
belum atau tidak membentuk
PPID ini dikarenakan ketidakta
huan, akan tindaklanjut dari
pembentukan PPID sendiri.
Sehingga, kabupaten/kota ter-
sebut belum juga membentuk-
nya hingga saat ini.
Hal tersebut terungkap da-
lam Rapat Koordinasi perce-
patan dan pembentukan PPID
kabuapten/kota se Aceh, Se-
lasa 21 Mei 2013. Mengingat
masih banyaknya daerah ya-
ng belum memiliki PPID, maka
dalam rapat tersebut Pemprov
Aceh melalui Dinas Perhubun-
gan, komunikasi, informasi dan
telematika (Dishubkomintel)
Aceh mengundang para sek-
dakab/sekdako dan Kadis-
hubkomintel kabupaten/kota.
Kadishubkomintel Aceh
melalui kepala UPTD Seura-
moe, Sanasi mengatakan, 10
daerah yang telah memiliki
PPID tersebut yakni Kota Ban-
da Aceh, Lhokseumawe, Sub-
ulussalam, Kabupaten Aceh
Jaya, Aceh Singkil, Aceh Teng-
gara, Bener Meriah, Siemelue,
Pidie Jaya dan Aceh Timur.
Sementara itu, Gubernur
Aceh dr Zaini Abdullah mem-
inta seluruh daerah kabupaten/
kota yang belum memiliki PPID
untuk segera membentuknya.
Karena, PPID ini berperan da-
lam memberikan informasi pub
lik yang benar kepada masya
rakat menyakut berbagai infor-
masi pemerintahan di daerah.
“Jajaran pemerintahan wa-
jib membentuk PPID,” tegas gu
bernur dalam amanat tertulis
yang dibacakan Sekdaprov
Aceh T Setia Budi saat membu-
ka kegiatan tersebut di hotel
berbintang di Banda Aceh.
Dikatakan, di jajaran peme
rintahan Aceh, PPID utama ber
ada di bawah Dishubkomintel
Aceh, tetapi semua SKPA dan
Pemerintah kabupaten/kota la-
innya perlu ada PPID yang si-
fatnya mendukung. Sebab, PP-
ID akan menjadi pintu gerbang
bagi masyarakat yang mem-
butuhkan informasi. Disamping
itu,ingatgubernur,kemampuan
PPID memahami UU KIP mutl
ak dibutuhkan PPID harus me
ngerti makna informasi yang si
fatnya wajib, informasi yang si-
fatnya berkala, sertamerta atau
informasi yang dirahasiakan.
ACEHACEHACEHACEHACEH Expo yang dilaksan-
akanPemerintahAcehpada
5-9Junilalu,mampumenye-
dot ratusan ribu pengunjung
dari berbagai daerah di
Aceh termasuk luar Aceh.
Kegiatan ini menjadi semar-
ak, karena banyak peserta
terutama para pedangan
melakukanpenjualandiare-
na Aceh Expo di Lapangan
Blang Padang Banda Aceh.
Gubernur Aceh, dr Zaini
Abdullah saat membuka ke-
giatan tersebut mengatakan
masyarakat Aceh punya po-
tensi besar untuk mencipta-
kan produk-produk berge-
ngsihanyasajaperluseman-
gatkerja,promosidanduku-
nganyangkuatuntukmenu-
mbuhkansebuahprodukun-
tuk didistribusikan ke pasar.
“MelaluiAcehExpoiniki-
ta akan mempromosikan be
rbagai kerajinan dan prod-
uk-produkhomeindustrykar-
GUBERNURGUBERNURGUBERNURGUBERNURGUBERNUR Aceh Zaini Ab-
dullahmelantik20pejabatbaru
EselonIIAdanBdilingkupPe-
merintah Aceh. Acara pelanti-
kan dilaksanakan di Gedung
Serbaguna Kantor Gubernur
Aceh,Jumat sore,7Juni2013.
Salah satu pejabat eselon
II tersebut yang dilantik yakni
Drs. Said Rasul yang diperca-
ya sebagai Kepala Dinas Per-
hubungan, Komunikasi, Infor-
masi dan Telematika Aceh,
menggantikan posisi Prof. Dr.
Ir.Husaini,MTyang dikembali-
kan ke Unsyiah.
Pejabat tersebut dilantik
berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Aceh nomor PEG.
821.22/006/2013tentangpeng
angkatan dan pemberhentian
pejabat struktural Eselon II di
Aceh. “Ada yang datang, ada
yang pergi itu hal yang biasa
dalampemerintahan,kegiatan
kepegawaian seperti ini akan
terusberlanjutdiwaktumenda-
tang,seiringdenganterjadinya
kekosongan jabatan tertentu,
maupun oleh karena adanya
kebijakanlaindariPemerintah
Aceh,”ujarGubernurAcehsaat
melantikparapejabattersebut.
Pelantikan dan bongkar pa
sangpejabatini,merupakanya
ng kelima dari enam kali yang
sudahdilakukanpemerintahan
AcehdibawahGubernurdrZai-
ni Abdullah dan Wakil Guber-
nur Aceh Muzakir Manaf. Se-
muainidilakukangunamenca-
Baru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah Terbentuk
Pemahaman terhadap isi
UU KIP sangat penting, sebab
akan ada konsekuensi hukum
yang akan dihadapi, manaka-
la PPID tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik. Sanksi
hukum tersebut bisa berupa
sanksi pidana, bisa pula sank-
si dalam bentuk denda.
Karenanya, gubernur mem-
inta PPID wajib mempersiap-
kan diri, sehingga bisa menja
wab era keterbukaan informa-
si sebagaimana yang tertuang
dalam UU KIP tersebut. Sebab,
bagaimanapun, lahirnya UU
KIP merupakan langkah maju
dalam sistem demokrasi di In-
donesia. Menurut gubernur,
UU KIP menunjukan ada inisia
tif para pemimpin bangsa unt
uk membuat badan publik leb-
ih transparan dan bertanggub-
jawab dalam menjalankan tug
as-tugasnya. Badan publik ini
bukan hanya jajaran pemerin-
tahan atau lembaga yang men
ggunakan APBD atau APBN,
tapi seluruh lembaga berbad
an hukum termasuk LSM, part
ai politik, yayasan dan seba g
ainya. “Bagi lembaga yang ti
dak mematuhi aturan yang ter-
tuang dalam UU KIP ini, beresi-
ko terhadap gugatan ajudika-
si lewat komisi informasi.”
Satu contoh kasus, lanjut gu
bernur, beberapa hari lalu lew
at pemberitaan media disebut-
kan, Pengadilan Negeri (PN)
Bangil, Jawa Timur harus meng
akui kekalahannya dalam si
dang ajudikasi menghadapi gu
gatan rakyat yang mengingin-
kan transparansi dari lembaga
itu. “Bayangkan saja, lembaga
pengadilan saja bisa kalah, ap
alagi lembaga pemerintahan
yang banyak berhubungan de
ngan masyarakat,” ingat gu
benur.
yamasyarakatAceh,”katanya.
Selain memamerkan hasil
karya rumahan, masih banyak
lagi kreativitas masyarakat Ac-
eh yang akan ditampilkan da-
lam beberapa hari mendatang
seperti pagelaran seni buda-
ya dan penampilan Atraksi bu-
daya provinsi Aceh.
Di sisi lain, menurut guber-
nurkejayaansektornon-migas
dalammemberikontribusibagi
sumberpendapatanAcehmu-
lai memperlihatkan titik cerah,
terbukti per tahunnya produksi
non-migas di Aceh terus men-
ingkat hingga 8%. Sektor yang
terusberkembangtersebutse-
pertipertanian,perkebunan,pe
rikanan dan berbagai industri
kerajinan masyarakat lainnya.
SebelumnyaAcehmenga-
ndalkan migas sebagai pro-
duk unggulan daerah karena
memiliki pertambangan miny-
ak dan gas yang sangat besar
Penghasilan migas Aceh kala
itumampumemberikankontri-
busi hingga 60% bagi sumber
pendapatan daerah. Namun
dalam empat tahun terakhir
produksi migas terus menurun
hingga 22% pertahun, penge-
luarannya terhadap produk
domestik regional bruto Aceh
hanya tinggal 11%.
“Dengan kondisi tersebut
jelas sekali kalau kita tidak lagi
bisa mengandalkan migas se-
bagai produk unggulan daer-
ah,kitaharusbangkitmengan-
dalkan sektor non-migas,” ujar
GubernurZainiAbdullah.
Dalam pidatonya tersebut
gubernur menyebutkan masa
depan ekonomi dan kesejah-
teraan rakyat Aceh bisa lebih
stabil apabila seluruh pihak
mendukung dan membangkit-
kansektornon-migastersebut.
Selain itu, apabila kreatifitas
masyarakat Aceh bisa dit-
ingkatkan,makasektornon-mi-
gaspunyapotensibesaruntuk
menjadi modal bagi ke-
bangkitan ekonomi Aceh.
Di luar itu, sejumlah usa-
ha rakyat di berbagai kabu-
paten dan kota di Aceh kini
sudah mampu menembus
pasar dunia. Seperti rumah
produksiyangberhasilmen-
golah minyak nilam Aceh
menjadi parfum berkualitas
dunia, dan sebuah home in-
dustri tas bordir dan tikar
khasAcehyangtelahmeng-
eksporproduknyakeAmeri-
ka dan Eropa.
Fakta di lapangan me-
nunjukkanpotensibesarya-
ng dimiliki masyarakat Aceh
dalam menghasilkan pro-
duk-produk bergengsi yang
dapat bersaing di pasar glo-
bal.“Hanyasajaperlusema-
ngat kerja, promosi dan du-
kungan yang lebih kuat un-
tuk menumbuhkan sebuah
produktersebutditingkatpa-
sar,”tutupZaini.
gitogitogitogitogito
Menggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. Husaini
ri formasi ya
ng pas untuk
bisa bekerja
keras dalam
membangun
Aceh dalam li
ma tahun ke
depan perio
de2012-2017.
Sebelum-
nya, pada 5
Februari2013
GubernurAc-
eh melantik
422 pejabat
Eselon II,III
dan IV di jaja-
ran pemerin-
tahAceh.Lalu,pada18Febru-
ari gubernur melakukan muta-
si pejabat dan pengambilan
sumpah pejabat baru guna
memperbaiki kesalahan data
dalam pelantikan pejabat
pada tanggal 5 Februari 2013.
Kemudian pada 21 Mei
2013Gubernurjugamelantik51
pejabat eselon di kalangan
pemerintah Aceh, 5 Juni 2013
asisten III melantik 35 Pejabat
eselonIIIdanIV.Terakhir11Juni
2013 Gubernur Aceh yang di-
wakiliAsistenIIISetdaprovMu-
zakkar A Gani kembali melan-
tik dan mengambil sumpah ja-
batan35pejabateselonIIIdan
IV di Aula Badan Kepegawa-
ian, Pendidikan dan Pelatihan
(BKPP)Aceh.Parapejabatter-
sebutditempatkandiDinasPe-
ngairan, Dinas Pertanian Tan-
Pengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah Pe
Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID. Seuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amir
99999No.4Tahun I / Juni 2013
SSSSSosialitaosialitaosialitaosialitaosialita
asul
ntelAceh
andinovaandinovaandinovaandinovaandinova
SEBANYAKSEBANYAKSEBANYAKSEBANYAKSEBANYAK 522 orang putra-
putri Aceh dididik menjadi bint-
ara atau brigadir Polri tahun 20
13. Mereka ini merupakan ha-
sil seleksi dari penerimaan Bri
gadir Polri yang dilakukan me
lalui Polda Aceh.
Para calon brigadir Polri ya
ngditerimamelaluiseleksiPol-
da Aceh sebanyak 471 menja
lani pendidikan Polisi Dalmas
diSPNSeulawah,SareeKabu-
patenAcehBesar.Sedangkan,
51lagimenjalanipendidikanBri
mob di Watukaosek.
Selain 522 ini, Polda Aceh
juga mendidik 20 polisi wanita
(Polwan) di Jakarta. 20 calon
Polwan ini, merupakan hasil
seleksi akhir di Ma bes Polri.
SebelumnyaPoldaAcehmen-
girim 24 calon Polwan.
“Mereka dididik selama 7
bulanpenuhdannantinyaakan
dititipkan di Pasantren selama
SEBANYAK 98SEBANYAK 98SEBANYAK 98SEBANYAK 98SEBANYAK 98 pucuk sen-
jata api (senpi) ilegal dari ma-
syarakatdimusnahkanolehKo
mandodaerahMiliter(Kodam)
IskandarMuda(IM).Pemusna-
han senjata tersebut dilauku-
kan dengan cara memotong-
motong menggunakan mesin
pemotong besi.
“Senjata api ini hasil dari
Pembinaan Teritorial (Binter)
Kodam IM,” ujar Pangdam IM
Mayjen TNI Zahari Siregar
melalui Kepala Penerangan
Kodam (Kapendam) IM Kolo-
nelArhSubagioIrianto.
Dikatakan, pemusnahan
senpi ilegal tersebut langsung
dipimpin Pangdam IM yang di-
gelardiLapangantembakMa-
ta’ie Kabupaten Aceh Besar,
Minggu 26 Mei 2013. Dengan
cara pemotongan senpi ilegal
ini dipastikan senjata tersebut
tidak akan bisa dipakai lagi.
Pelaksanaan Binter di jaja-
ran Kodam IM di seluruh Aceh
dilakukan sejak Oktober 2012
hingga Mei 2013. Pemusnah-
ansenpiinidisaksikanDanrem
011/LW Kolonel Inf Hipdizah
dan Danrem 012/TU Kolonel
Inf Daddy Estoe Widodo.
Pangdam IM Mayjen TNI
ZahariSiregarmenyampaikan
pemusnahan senjata yang di-
gelar Kodam Iskandar Muda
dapat mewujudkan situasi ke-
amanan yang kondusif dan di-
harapkan dapat memotivasi
seluruh komponen masyara-
kat untuk turut serta dalam up-
aya menjaga perdamaian se-
hingga kesejahteraan masya-
rakat akan meningkat.
“Kita berharap, dengan di-
lakukan pemusnahan senpi il-
egal ini, situasi keamanan di
Acehmakinkondusif,”ujarPang
dam sebagaimana disampai-
kan Kapendam.
Jenderal bintang dua TNI
itujugamengharapkan,masya
rakat Aceh dapat membantu
KodamIMuntukmemberantas
beredarnyasenjatailegalyang
dapat menganggu situasi dan
kondisi di Provinsi paling ujung
barat Pulau Sumatera Indone-
sia ini. Menyangkut pemusna-
amanPangansertaBadanKe-
tahananPangandanPenyulu-
han. Mereka terdiri dari 9 peja-
bateselonIIIdan26pejabates-
elonIV. dedydedydedydedydedy
N oN oN oN oN o NamaNamaNamaNamaNama JabatanJabatanJabatanJabatanJabatan
PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013
Ridwan Hasan, SH, MM Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Hu-
kum dan Politik
1
Bukhari, A.Ks, MM Kepala Dinas Pemuda dan
Olahraga.
2
Ir. Zulkifli, MM Dinas Tenaga Kerja dan Mobili-
tas Penduduk Aceh.
3
dr. M. Yani, M. Kes StafAhliGubernurAcehBidangKeistime-
waandanSumberDayaManusia.
4
dr. Taqwallah Kepala Dinas Kesehatan Aceh
dan Ketua P2K APBA.
5
Ir. Rizal Aswandi, Dipl. SE StafAhliGubernurAcehBidangPemban-
gunandanHubunganLuarNegeri.
6
Drs. Bustami Usman, SH,
M.Si
Kepala Badan Pembinaan Pen-
didikan Dayah Aceh.
7
Nasir Zalba, SE KepalaBadanKesatuanBangsa,Politikdan
PerlindunganMasyarakatAceh.
8
Drs. Samidan Angkasa
Wijaya
Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang
Ekonomi dan Keuangan
9
Syahrul Badaruddin, SE,
MSi
Inspektur Aceh.10
A. Hamid Zein, SH, M.Hum Sekretaris Dewan Perwakilan
RakyatAceh.
11
Drs. Said Rasul KepalaDinasPerhubungan,Komunikasi,In-
formasidanTelematikaAceh
12
Drs. Muhammad, MM Kepala Dinas Pendapatan dan
Kekayaan Aceh.
13
Drs. Zulkifli Ahmad, MM Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang
Pemerintahan.
14
KamaruddinAndalah,S.Sos,M.Si Kepala Biro Tata Pemerintahan
SetdaAceh.
15
Drs. Paradis, M.Si Kepala Sekretariat Majelis Adat
Aceh.
16
Bustami Hamzah, SE, M.Si Kepala Sekretariat Baitul Mal
Aceh.
17
Drs. Muhammad Raudhi,
MSi
Kepala Biro Perekonomian Set-
da Aceh.
18
Rusdi Husin, SE Kepala Sekretariat DPP KOR-
PRI Aceh
19
Ir. Rusmiady Kepala Sekretariat Majelis Pen-
didikan Daerah Aceh.
20
hanamunusiilegal,Kapendam
menjelaskan, itu akan dilaku-
kandalamwaktulain,sebabun
tukmemusnahkanamunisihar
us dipersiapan secara matang
dengancaratersendiri.Sebab,
pemusnahanamunisiinimemi-
liki resiko yang lebih tinggi.
“Amunisiilegaljugakitamu
snahkan, namun waktu yang
berbeda dengan persiapan
yanglebihmatang,”tegasKap-
endam.MenurutKapendamIM
KolonelArhSubagioIrianto,pe
musnahan senpi ilegal secara
massal ini, merupakan yang
ketiga dilakukan di Aceh, se-
belumnya, Kodam IM, bersa-
ma Polda Aceh dan Muspida
Aceh IM memusnahkan 973
senpiilegaldiLapanganBlang-
padang, Banda Aceh, 17 okto-
ber2012lalu.
Sama dengan senpi yang
98pucukini,ratusansenpiyang
dimusnahkan tahun lalu itu,
umumnya merupakan sisa
konflik Aceh itu, 831 pucuk di
antaranya dikembalikan war-
ga melalui jajaran Polda Aceh
dan sisanya dikembalikan
melalui jajaran Kodam IM.
Bersamaandenganpemu-
snahan senpi ilegal tahun lalu
itu,jugadimemusnahkan5.319
kilogram ganja dan 25.300 ba-
tang ganja dengan cara mem-
bakarnya. Barang bukti itu
merupakan hasil operasi
narkoba pada September-
Oktober 2012, sebagian hasil
operasi TNI.
Sementara itu, sebagaim-
ana diketahui, pemusnahan
senpi secara massal pertama
sekali dilakukan di Aceh pada
tahun 2005 pasca MoU damai
antarapemerintahRIdanGAM.
Hanya saja, saat itu, senpi
yang dimusnahkan merupa-
kan serahan mantan kom ba-
tanGAMkepadaAMMseban-
yak 1.018 pucuk senjata api.
Dari senjata serahan GAM ke
AMM yang memenuhi syarat
sebanyak 640 pucuk. Jumlah
senpi ini sesuai dengan keha
rusan yang diserahkan GAM
kepadaAMMuntukdimusnah-
kan.
Kodam IM Musnahkan
SENPI ILLEGAL
SENPISENPISENPISENPISENPI ILEGALILEGALILEGALILEGALILEGAL: Pangdam IM Mayjen TNI Zahari Siregar melihat amunisi
ilegalhasilserahanmasyarakathasilBinter,Minggu(26/5).Amunisiilegaliniakan
dimusnahkan secara khusus. Seuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IM
522 Putra/Putri Aceh
DIDIDIK JADI BINTARAPOLRI
3 bulan guna mendalami aga-
ma,”ujarKapoldaAcehIrjenPol
HermanEffendisaatpelantikan
menjadi Siswa SPN pada 3
Juni2013lalu.
Saat pelantikan siswa lalu,
Kapolda Aceh membacakan
amanatKapolriJenderalTimur
Pradopo yang mengintruksi-
kan semua Polda untuk meng
antisifasi segala kemungkinan
yang bisa mengganggu pelak-
sanaan tahapan Pemilu 2014
dan menciptakan gangguan
keamanan dan ketertiban di
tengah masyarakat.
Kapolri mengungkapkan,
pendidikanBrigadirPolrimeru-
pakantuntutan.KarenanyaPolri
harus lebih mempersiapkan
SDM dan organisasi yang pro-
fesional. Disamping itu, Polri
memerlukan penambahan
personilbaruhinggamencapai
20 ribu orang di tahun 2013.
Dengan rincian 17 ribu orang
untukpangkatbrigadirdantiga
ribu orang pangkat tamtama.
Penerimaan brigadir Polri
tersebut,diantaranyaditujukan
untukpenguatanposturorgan-
isasi terutama dalam mengh-
adapi pelaksanaan pemilu
tahun2014.Sehinggapenam-
bahan jumlah tersebut akan
memperkuat lini terdepat pel-
ayanan kepolisian. Kapolri me
nekankan pentingnya persia-
panmentaldanfisikselamame
nempuh pendidikan tersebut,
penanaman komitmen, tekad,
semangat dan motivasi yang
tinggi supaya bisa menjadi
polisi yang patut dibanggakan.
“Pelajariteoridikelas,prak-
tek di lapangan maupun prog
ram pelatihan lain harus dilaku
kan dengan baik,” tegas Kapol
ri sambil menambahkan, seti
ap siswa harus menanamkan
komitmen, tekad menjadi poli-
si yang dapat dibanggakan.
Mengikuti proses pendidi-
kan latihan yang diberikan ha
rus dengan penuh ketulusan
dankeiklasan.Semuasiswaju
ga harus selalu menjalin rasa
kebersamaan, kekompakkan
dan keakraban dengan sesa-
ma peserta didik, instruktur
maupunpelatih,sertamanfaat-
kan waktu yang singkat ini se
optimal mungkin untuk meng
embangkan pengetahuan dan
ketrampilan. “Teruslah belajar,
berlatihdanmenempadiriagar
menjadi Polri profesional,” kat-
anya.
SIRAMAN: Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi melakukan siraman kepada para
siswa SPN saat pelantikan pendidikan. Seuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinova andinovaandinovaandinovaandinovaandinova
ejabat Eselon II.ejabat Eselon II.ejabat Eselon II.ejabat Eselon II.ejabat Eselon II. Seuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amir
WWWWWarisan Budayaarisan Budayaarisan Budayaarisan Budayaarisan Budaya
1010101010
Buah-buahan Khas yang
Tinggal Kenangan
S
No.4 Tahun I / Juni 2013
gito/dedygito/dedygito/dedygito/dedygito/dedy
EIRINGEIRINGEIRINGEIRINGEIRING dengan per
kembangan zaman
banyak hal yang su-
dah terkikis bahkan
tertinggal sebagai khasanah
budaya bangsa bahkan daer-
ah,inidikarenakantelahterjadi
peralihan dari berbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat,
sehingga pola pikir masyara-
kat telah berubah ke arah mo-
dernisasi, salah satu contoh
adalahketidaktahuananakter-
hadap sesuatu yang seharus-
nya di ketahui dan dirasakan,
dikenal serta dilestarikan se-
bagai warisan budaya endatu
yang mengandung arti.
Untukinidibutuhpemikiran
orang-orangyangterkaitdeng-
an hal tersebut baik secara la-
ngsung maupun tidak langsu-
ng, baik secara teknis maupun
teori,baikmasyarakatataupun
pemerintahsetempat,yangme
rupakan panutan bagi regena-
siyangakandatangdalamber
tanggungjawab terhadap keas
rian budaya sebagai warisan.
Budidaya tanaman (tana-
manyangmenghasilkanbuah)
merupakansalahsatucaraun-
tuk mempertahankan kekhas-
an tanaman di daerah, agar ti-
dak hilang dan tetap dapat di
perkenalkan pada anak seba-
gai pewaris budaya, melalui
pembudidayaan perkebunan
terhadap tanaman secara me-
nyeluruh dan secara kontinyu,
maka diharapkan tidak terjad-
inya kelangkaan bahkan
kepunahanyangtergusurden-
gan perkembangan zaman.
Dewasa ini banyak tana-
man buah-buah yang menjadi
primadona masyarakat Aceh
nyaris sudah tidak terlihat lagi,
miriskedengarannyajikakelak
haliniterjaditerus-menerustan-
pa ada perhatian dari masya-
rakat Aceh dan pemerintah
daerah. Akan tetapi Jika hal ini
ditanggapi dengan penuh ke-
seriusan dan tanggung jawab,
maka tanaman yang dulu per-
nah menjadi prioritas utama
dalam pandangan masyara-
kat Aceh mungkin akan kem-
bali menjadi tanaman andalan
yang bisa dikenal oleh anak
cucu kita di masa mendatang.
Namun ironisnya sedikit
masyarakat Aceh yang mau
memahami tentang hal terse-
but, sehingga tanpa kita sadari
bukan tidak mungkin satu saat
nanti akan punah semuanya.
Kelangkaan yang terjadi di bu-
mi Seuramoe Aceh salah satu
buktibahwatingkatkepedulian
kita terhadap kelestarian bu-
daya mulai terkikis, dan men-
jadi sebuah kenangan dalam
sejarah masyarakat Aceh. Da-
lamhalinidiharapkanagarPe-
merintah daerah dapat beker-
jasamadenganmasyarakatun
tuk membudidayakan tanam-
anyangmulaipunahuntukda-
pat kembali menjadi tanaman
primadona bagi masyarakat
Acehsepertidulu.Karenabuah
yangterdapatdiAcehtidakka-
lah menarik, enak dan nikmat-
nya jika disejajarkan dengan
buah luar negri yang sekarang
inilebihdikenalolehanakcucu
kita(anggur,apel,pier,dll).
Berikut sebagian nama-
nama tanaman yang sifatnya
berbuahdanmenjadiandalan-
namun telah Langka terdapat
di Aceh yang pernah menjadi
tuan rumah penghasil buah
tersebut.
1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:
Bentukbuahnyakecil-kecildan
berwarnamerah,biasanyaber-
fungsiuntukmengobatipenya-
kit bisul, rasnya manis jambu
2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu: Bentuk
buahnya kecil-kecil berwarna
merah,jikasudahmatangwar-
nanyamerahkehitam-hitaman
rasanya manis-manis kelat
3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng: Bentuk
buahnya bulat kecil-kecil ber-
warna hitam rasanya asam
buah
4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk: Ben-
tukbuahnyakecil-kecilberwar-
nahitam
5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem: Bentuk buah-
nya kecil-kecil seperti anggur
warnanya kuning kehijauan
rasanya asam buah
6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru: Ben-
tuk buahnya lonjong kecil ber-
warna hijau jika sudah matang
berwarnahitamdandalamnya
berserat-serat rasanya asam
7. Boh Kupu:7. Boh Kupu:7. Boh Kupu:7. Boh Kupu:7. Boh Kupu: Bentuknya
bulat lonjong rasanya asam
buah
8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok: Bentukn-
ya bulat kecil warnanya hijau
rasanya manis dan cara me-
makannya terlebih dahulu dip-
utar-putar dikedua belah tela-
pak tangan hingga berwarna
kemerahan
9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:
Bentuknyabulatlonjongberbiji
warna kemerahan rasanya
manis
10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:
Bentuknya bulat berkerut sep-
erti boh kruet biasa, biasanya
tumbuh di Daerah Krueng
Raya
11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken: Bentukn-
ya bulat berkulit tipis warnanya
hijau rasanya asam, digu-
nakan untuk masakan berb-
agai jenis ikan
12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng: Bentukn-
ya berkerut kecil-kecil warna
hijau rasanya asam, di-
gunakan untuk masakan ikan
paya atau hiu dan bisa juga di-
gunakan sebagai jeruk sam-
bal khas aceh
13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu: Ben-
tuknya bulat besar warnanya
hijau atau kuning, rasanya
asam, dapat digunakan untuk
masakan kuah
14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:
Bentuknya bulat isinya berbiji
(warnamerahdelima)sedang-
kanwarnakulitkuning.
15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah: Bentukn-
ya lonjong warna kulit luar
coklat kehitam-hitaman dan
keras, sedangkan isi dalamn-
yaberwarnaputihmiripkelapa
muda dan rasanya manis
16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji: Ben-
tuknya bulat kecil berangkai kulit
warnanya hitam isi dalamnya ke-
coklat-coklatan dan berbiji rasan-
ya asam buah
17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang: Ben-
tuknya oval warna kulit luar coklat
dan keras isi dalamnya putih ber-
lapis-lapis rasanya gurih
18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih: Bentuknya bu-
lat sedang, warnanya hijau, isi da
lamnya putih dan gurih rasanya
19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng: Bentukn-
ya besar, warnanya kekuning-ku
ningan, rasanya gurih, cara mak
annyaharusorangyangahlimem
buatnya, karena jika salah dalam
pemrosesan maka dapat gatal.
20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong: Warnan-
ya coklat, ungu tua dan ada yang
berwarna putih, rasanya lemak,
bentuknya mengikuti keadaan
media tanamnya.
21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh: Bentuknya
bulat berwarna putih, isinya putih
kecoklatan dan berbiji kecil, se-
bagai pengharum aroma rujak.*
Dr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati Zainun
SETELAHSETELAHSETELAHSETELAHSETELAH hampir setahun,
akhirnya Pemerintah meng-
ganti 48 uni sepeda motor
mahasiswa Aceh Tengah
yang dibakar saat terjadi
kerusuhan pada event POP
DA XII di Banda Aceh, 27
Juni tahun lalu.
Pembayaran ganti rugi
ini difasilitasi langsung oleh
Gubernur Aceh, dr Zaini Ab-
dullah. Pembayaran ganti
rugi ini juga disaksikan lang-
sung oleh dua bupatindi
kedua daerah tersebut, Bu-
pati Aceh Tengah Ir. H. Na-
saruddin, MM dan Bupati
Aceh Selatan, HT. Sama In-
dra, SH, di Hall Olahraga
Stadion Harapan Bangsa,
BandaAceh,3Juni2013lalu.
Perdamaian ini juga di
tandai dengan peusijuek
perwakilan pihak yang berseli
sih antara mahasiswa Aceh Te
ngah dengan mahasiswa Aceh
Selatan serta penandatanga-
nan berita acara perdamaian
yang dilakukan kedua bupati.
“Peusijuek sebagai wujud
rasa syukur terhadap harmon-
isasi hubungan para pihak
yang berselisih paham. Tidak
ada yang menghendaki konf-
lik yang telah terjadi, namun hal
tersebut dapat dapat semakin
mempererat hu bungan ukhu-
wah diantara kita,” ungkap Gu-
bernur Zaini Abdullah.
Gubernur juga meminta ke
dua belah pihak untuk meng
ambil hikmah dan berfikir agar
lebih merajut kebersamaan di-
masa depan. Sebab, untuk
membangun Aceh ini harus di-
lakukan secara bersama deng
an semua lapisan masyarakat
yang ada di Aceh.
Pembayaran gantirugi ini di
lakukan berdasarkan surat Gu
bernur Aceh nomor 426.3/
36757, 22 November 2012, tak-
siran biaya bantuan ganti rugi
kendaraan roda dua yang ter-
bakar sebesar Rp418 juta ru-
piah, dengan proporsi 50 % di-
tanggung Pemprov Aceh, 25 %
Pemkab Aceh Selatan dan 25
% Pemkab Aceh Tengah.
Besaran jumlah bantuan
per orang pun beragam, mulai
dari Rp4 juta hingga Rp18 juta,
tergantung dari jenis dan tingkat
kerusakan masing-masing
kendaraan roda dua yang
dibakar saat terjadi keributan
pada 27 Juni tahun lalu itu.
Bupati Aceh Tengah, Nasa
ruddin menilai kerusakan sepe-
da motor yang dialami tidaklah
seberapa dibanding dengan
kebersamaan dan hubungan
baik yang harus dijalin lebih e
rat oleh kedua belah pihak, ter-
utama dikalangan mahasiswa.
“Orangtuakitadulutelahme
miliki ikatan silaturrahmi, men-
jadi tugas kita saat ini untuk
memperkuat ikatan tersebut,”
ujar Nasaruddin. Berkenaan
dengan proses penyaluran da
na, Nasaruddin mengatakan a
gar para korban yang menda
pat bantuan untuk tidak meng
hiraukan bila ada pihak yang
meminta kontribusi tertentu se-
bagai imbal jasa pengurusan
dana bantuan.
Nasaruddin meyakinkan
penyaluran dana sesuai den-
gan itikad baik untuk mem-
bantu kerugian yang dideri-
ta para korban dan tidak
adanya kutipan liar merupa-
kan komitmen Pemprov
Aceh, Pemkab Aceh Ten-
gah dan Aceh Selatan.
Sementara itu, Bupati
Aceh Selatan, HT Sama In-
dra, mengatakan hubungan
baik diantara kedua daerah
sebenarnya telah dijalin ol
eh para pendahulu, bahkan
Sama Indra menuturkan pa
da tahun 70-an banyak war-
ga Aceh selatan yang mem-
buka kebun kopi di wilayah
tengah Aceh tersebut.
“Banyak orang Aceh Sel
atan yang telah menjadi war
ga dan bekerja di wilayah
Aceh Tengah, ada petani,
guru, bahkan pengusaha,”
ujar Sama Indra.
Lebih jauh, Sama Indra
menawarkan kerjasama di-
bidang pertanian dengan
tukar-menukar bibit unggul
yang dimiliki kedua Daerah.
Sebab, di kedua daerah ini
memiliki potensi pertanian
yang sama-sama bisa diba
nggakan untuk Aceh bah-
kan nasional.
“Kita ketahui kopi Gayo
punya kualitas, kalau boleh
kami meminta dapat dikirim
ke Aceh Selatan, nanti kami
kirimkan bibit pala sebagai
gantinya,” katanya disambut
tepuk tangan hadirin yang
menhadiri perdamaian ter
sebut.
Gubernur Fasilitasi Perdamaian
Mahasiswa Aceh Tengah - Aceh Selatan
SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI: Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah bersama Bupati Aceh Selatan HT
SamaIndra(kiri)danBupatiAcehTengahNasaruddin(kanan)bersalamdamai,usaipeny-
erahangantirugi48unitsepedamotormahasiswaAcehTengahyangdibakarpadaPopda
lalu. Seuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinova
Tabloid Seuramoe Edisi IV
Tabloid Seuramoe Edisi IV

Contenu connexe

Similaire à Tabloid Seuramoe Edisi IV

Srini mutia r.
Srini mutia r.Srini mutia r.
Srini mutia r.
rinoarpa
 
“Kampung semen” sebagai wisata edukasi, budaya, dan pemberdayaan ekonomi krea...
“Kampung semen” sebagai wisata edukasi, budaya, dan pemberdayaan ekonomi krea...“Kampung semen” sebagai wisata edukasi, budaya, dan pemberdayaan ekonomi krea...
“Kampung semen” sebagai wisata edukasi, budaya, dan pemberdayaan ekonomi krea...
Oktafina Dewi Kurnianti
 

Similaire à Tabloid Seuramoe Edisi IV (11)

WARISAN NEGARA ANIM (2).pptx
WARISAN NEGARA ANIM (2).pptxWARISAN NEGARA ANIM (2).pptx
WARISAN NEGARA ANIM (2).pptx
 
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota TuaBI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
 
laporan study budaya SITUS SANGIRAN
laporan study budaya SITUS SANGIRANlaporan study budaya SITUS SANGIRAN
laporan study budaya SITUS SANGIRAN
 
Doc1.doc profil afy
Doc1.doc profil afyDoc1.doc profil afy
Doc1.doc profil afy
 
Terancam Punahnya Budaya Asli Indonesia
Terancam Punahnya Budaya Asli IndonesiaTerancam Punahnya Budaya Asli Indonesia
Terancam Punahnya Budaya Asli Indonesia
 
Strategi Kebudayaan untuk Pasar Global
Strategi Kebudayaan untuk Pasar GlobalStrategi Kebudayaan untuk Pasar Global
Strategi Kebudayaan untuk Pasar Global
 
Proposal seni-pertunjukan-tradisional muna
Proposal seni-pertunjukan-tradisional munaProposal seni-pertunjukan-tradisional muna
Proposal seni-pertunjukan-tradisional muna
 
Srini mutia r.
Srini mutia r.Srini mutia r.
Srini mutia r.
 
Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
Peningkatan PAD Kalimantan Tengah Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
 
Edisi tujuh
Edisi tujuhEdisi tujuh
Edisi tujuh
 
“Kampung semen” sebagai wisata edukasi, budaya, dan pemberdayaan ekonomi krea...
“Kampung semen” sebagai wisata edukasi, budaya, dan pemberdayaan ekonomi krea...“Kampung semen” sebagai wisata edukasi, budaya, dan pemberdayaan ekonomi krea...
“Kampung semen” sebagai wisata edukasi, budaya, dan pemberdayaan ekonomi krea...
 

Tabloid Seuramoe Edisi IV

  • 1. PDIA Akan Mendigitalisasi DOKUMEN No.4 Tahun I / Juni 2013 Bangunan Kuno di Banda Aceh Hak Cipta©2013 Pemerintah Aceh. Dilindungi Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Negara Republik Indonesia. Diterbitkan oleh: DishubkomintelAceh Email: redaksi.seuramoe@gmail.com website: http://seuramoe.acehprov.go.id 10 Program Prioritas Pemerintah Aceh adalah 6. Penanggulangankemiskinan. 7. Pendidikandankesehatan, 8. Infrastrukturyangterintegrasi, 9. Sumberdayaalamberkelanjutan 10.Pembangunanlingkunganhidupdankebencanaan. 1. ReformasibirokrasidantatakelolapemerintahanAceh, 2. Keberlanjutanperdamaian, 3. DinulIslam, 4. Sosial,adatdanbudaya, 5. Ketahananpangandannilaitambahpertanian Bukti SEJARAH yang Mulai HILANG H Harun Keuchik Leumik, Arkeolog Otodidak Penyelamat Sejarah Aceh Bukti SEJARAH yang Mulai HILANG Foto Cover: TowerAir Taman Sari kini menjadiArena BermainAnak
  • 2. No.4 Tahun I / Juni 2013 SSSSSeuramoeeuramoeeuramoeeuramoeeuramoe PublikPublikPublikPublikPublik Saleum 22222 PENGARAH: Dr. ZainiAbdullah (Gubernur Aceh) PENANGGUNG JAWAB: Drs Said Rasul (Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh) DEWAN PENYUNTING: Drs. A. Aziz. (Kabid Manajemen Data Base) Dr. Rahmawati, M. Si. (Kasubbag TU Seuramoe) PEMIMPIN UMUM: Ir. Sanasi, MM. (Kepala UPTD Seuramoe Informasi Aceh) Pemimpin Redaksi: Asriani,S.Sos Redaktur Pelaksana: Irwanda,ST,M.Si Koordinator Liputan: NiningKhairani,S.Sos Redaktur: ImranJoni Penyunting/Editor: IrandaNovandi,S.Sos Design/Layout AdityaAR Konsultan Media: Arief Rahman Fotografer: Amiruddin Dharwanda,A. Md Reporter/Kontributor: Fahmi,ST-Muslem,A.Md- DediIrawan-GitoRolis-Rahmat Keuangan:SriTrisnaFitri,SE Tata Usaha:Azhar - Syamsuarni Distribusi: Syaukani - Razali Logistik Umum: Syarwan - Amri, A. Md AlamatRedaksi:GedungSeuramoeInformasiAceh Jl.Slt.AlaidinMahmudsyah,BandaAcehNo.14.Telp.0651-33615 Email:redaksi.seuramoe@gmail.com. website: http://seuramoe.acehprov.go.id Memuseumkan Permainan Tradisional Budaya Aceh yang Hilang Jaga Kelestarian Peninggalan Sejarah Makmur, Mahasiswa di Banda Aceh Fahrijal, Mahasiswa Unsyiah Musliyadi, Dosen Universitas Serambi Mekkah Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut. Tulisan harus dilampiri tanda pengenal. redaksiredaksiredaksiredaksiredaksi Menyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti Sejarah PENINGGALANPENINGGALANPENINGGALANPENINGGALANPENINGGALAN sejarah ada lah bukti otentik yang dapat dira sakan atau dilihat sekarang ter- hadap kejadian-kejadian masa la lu yang pernah terjadi terhadap agama, keluarga maupun nega- ra. Peninggalan sejarah tersebut sangatlah penting dilestarikan un tuk menjadi bahan acuan/renung an terhadap apa-apa saja yang telah terjadi pada masa lampau. Di Aceh, peninggalan sejarah dalam pengelolaannya masih se batas pilih kasih, seperti pahlaw an yang terkenal akan dilakukan restorasi yang bagus, tetapi jika pahlawan yang kurang terkenal, maka restorasi yang dilakukan ju ga asal-asalan, kadang juga tidak pernah adanya niat untuk resto- rasi. Aceh yang terkenal dengan KITAKITAKITAKITAKITA melihat ada banyak perbedaan gaya hidup antara anak-anak sekarang dengan era 90-an misalnya. Perbedaan ini mung- kin disebabkan oleh pengaruh westernisa si.Westernisasiatauvirus-virusbaratmeng- incar kehidupan masyarakat timur seperti anakIndonesia.Kitabisamelihatcontohnya dalam kehidupan anak-anak Aceh jaman sekarang. Semakin hari semakin sulit kita menemukan anak-anak Aceh yang menyu kai permainan tradisional . Kita tidak lagi menemukan anak-anak Aceh di pedesaan (jangankan perkotaan) yang bermain ‘patok lele’, ‘maen ting’, ‘ma- en che’, atau permainan menciptakan ken- daraan dari batang rumbia dan banyak per mainan lainnya tergantung daerah mas- ing-masing. Sekarang anak-anak lebih me milih gem made in barat seperti game on- ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM. Saya sangat prihatin dengan nasib budaya Aceh sekarang, sudah jauh se kali berubah. Orang Aceh sudah mening galkan kebiasaan lamanya, baik dari segi pakaian, makanan, hiburan, dan lain-lain Misal makanan, masyarakat Aceh tidak lagi suka boh meuria (salak Aceh/rumbia) atau beurteh tum tetapi lebih menyukai KFC dan Pizza Hut. Kita bahkan sangat sulit mencari boh meuria bila tiba-tiba ing in sekali mencicipinya. Kemudian kita li hat pakaian, rindu hendak melihat anak dara Aceh memakai sarung ketika jalan- line atau jejaring sosial. Padahal permainan tra- disional merupakan wadah mengembangkan kreativitas anak-anak. Namun kita juga tak bisa menyalahkan jaman. Manusia hidup berdasarkan zamannya. Kehidu- pan masa lalu berbeda dengan hari ini apalagi esok. Tapi setidaknya permainan tradisional Aceh dapat dijadikan koleksi museum Aceh sehingga bisa dipelajari oleh anak-anak daerah lain selain penduduk asli. Memuseumkan permainan tradi- sional tampaknya akan menjadi objek wisata me- narik untuk saat ini. Kalaulah permainan tradisio- nal tersebut tak bisa lagi dimainkan anak-anak se karang, setidaknya mereka bisa melihat bekas peuneu-en orangtuanya dulu di museum. Peri- hal ini patut mendapat perhatian pemerintah Ac- eh. Semoga! jalan sore, tidak akan pernah kita dapat yang de mikian, mereka sudah pakaian legin-lah, cela na ketat, baju rapat, dan lainnya yang arat-arat. Lalu pada hiburan, mana ada anak Aceh jaman ini yang masih suka menyanyikan lagu Aceh at au mengembangkan kesenian rebana di meu nasah-meunasah, hana le atra nyan, hilang di telan globalisasi. Nah, alangkah baiknya jika ora ng Aceh untuk kembali mencintai budaya lokal nya yang murah dan meriah. Pemerintah sudah seharusnya mengingatkan rakyatnya agar mencintai budaya Aceh. sebutan Serambi Mekkah yaitu dengan agama yang sangat me- lekat tentunya banyak sekali ter- dapat peninggalan sejarah, mis- alkan adanya Monumen Islam As ia Tenggara (Monisa) yang terle- tak di Desa Paya Meuligoe, Peu- reulak,AcehTimursampaikinipro ses restorasinya masih sete ngah hati, karena banyak sekali benda -benda peninggalan yang sudah lapuk tak terurus dan hilang men- jadi barang kiloan bagi pemulung. Jika kita lihat dari sudut politik, maka Aceh memiliki peranan ya ng sangat penting yaitu sanggup membeli sebuah pesawat ter- bang jenis Dakota yang nomor pe nerbangannya 001 yang danan- ya terkumpul melalui swadaya masyarakat Aceh dengan men- jual segala hartanya untuk pros- es menuju Indonesia yang lebih baik,tetapisampaisekarangtera- sa seakan Aceh ini tidak berhar- ga di mata pemerintah, karena ji ka kita lihat pembangunan, justru Jakarta lah yang sangat maju, se- dangkan di Aceh jangankan pem- bangunan, tingkat industri pun sangat minim ditemukan hampir di seluruh Aceh. Saya berharap kepada Peme rintah Pusat dan Pemerintah Ac eh agar bisa menjaga kelestaria peninggalan sejarah yang ada di Acehagarnantinyabisadikenang dan bisa menjadi bahan cerita un tuk anak cucu kita kelak, semoga. BANGGABANGGABANGGABANGGABANGGA, ketika beberapa tahun lalu kita melihat masih banyak bukti peninggalan sejarah berdiri kokoh di tengah kota Banda Aceh yang mulai merangkak menuju kota metropolitan. Dari sekian banyak benda dan bangunan bersejarah tersebut, tidak sedikit yang bernilai tinggi bagi bangsa ini. Bahkan merupakan cikal bakal dari kelanjutan Indonesia. Salah satu contoh adalah Hotel Aceh. Di hotel berkonstruksi kayu inilah Soekarno. Presiden Pertama Indonesia mengucurkan air mata kala meminta ‘sumbangan’ masyarakat Aceh untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan. Kala itu, Indonesia nyaris tidak ada lagi. Untung saja para bpejuang Aceh masih setia dengan NKRI, sehingga melalui Radio Rimba Raya, propaganda Belanda yang mengabarkan Indonesia tidak ada berhasil dipatahkan. Sumbangan yang terkumpul di Hotel Aceh kala itu berbuah sebuah pesawat Dakota, yang kemudian diberi nomor sayap “Seulawah RI-001”. Belakangan, sebagai pesawat angkut, Seulawah RI-001 melahirkan Garuda bIndonesia Airways. Tapi di mana Hotel Aceh? Jika melintas di samping Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, tepatnya di Jalan Mohammad Djam, lihatlah ke kiri. Puluhan tiang pancang warna-warni tertanam dengan tinggi tak beraturan. Itulah Hotel Aceh. Masih banyak lagi bangunan yang menjadi bukti sejarah Aceh kini ‘menghilang’. Tower air di Taman Sari, misalnya. Kini berubah menjadi arena bermain anak-anak. Belum lagi ratusan bangunan rumah yang telah berubah menjadi gedung bertingkat atau pertokoan. Mengapa bisa terjadi? Banyak faktor yang menyebabkan bukti-bukti sejarah ini hilang. Kepedulian masyarakat dan terutama pemerintah yang minim, ditambah lagi dengan alasan pembangunan yang tidak memperhatikan kasanah budaya, menjadi penyebab utama. Maka jangan panik, jika sepuluh tahun lagi, kita tak mampu menjawab kala anak-anak kita bertanya, “Pernahkan kita punya kereta api?” atau, “Katanya Soekarno pernah ‘menangis’ di Aceh, di mana? Oleh sebab itu, mulai sekarang, mari kita selamatkan semua bukti sejarah yang ada di Aceh. Dimulai dari yang ada di lingkungan kita. Semoga anak cucu kita tidak menagih yang terlalu sulit untuk kita pertanggungjawabkan!
  • 3. UtamaUtamaUtamaUtamaUtama No.4 Tahun I / Juni 2013 33333 Bukti Sejarah yang Mulai Hilang B Bangunan Peninggalan Masa Lalu ANYAKANYAKANYAKANYAKANYAK bukti peni- nggalan sejarah di Acehmulaihilang se- pertihalnyatowerair diTamanSariBandaAceh.Ko- nontowerairtersebutmerupa- kan sumber air warga ibu kota Aceh.KeretaapiAcehyangdu lu menjadi sarana transportasi yang menghubungkan lintas ibu kota provinsi ke wilayah ut- ara-timurAceh.HotelAcehya- ng kini tinggal tiang pancang, padahal, keberlangsungan re- publik ini sempat tercatat di ho tel tersebut. Dan banyak lagi yang kini telah tiada. Darisisitradisidanbudaya, banyak juga yang telah ter kikis. Seperti halnya adat per kawinan yang kini cendrung mengikuti budaya barat. Melihat kondisi ini, sebagai generasi penerus bangsa ini, dandemimenggalidanmeles- tarikanbuktisejarahdanbuda- ya yang menghilang ini, perlu dicari solusi bagaimana itu bi- sa terus dipertahankan dan dibangkitkan kembali. Sebab, Aceh sangat kental akan se- jarah dan budayanya. Sayangnya, seperti yang dikatakan Dra. Zunaimar, Di- rektur Pusat Dokumentasi dan InformasiAceh(PDIA),genera- si sekarang mulai tidak tertarik dengan hal-hal yang berbau ‘usang’. “Kita lihat ketertarikan generasi muda kita lebih suka tehnologiinformasi.Jadiwajar- lah jika yang mengunjungi PD- IA dan yang peduli dengan bukti sejarah lainnya, hanya mereka yang melakukan pe- nelitian tentang Aceh, seperti dosen dan peneliti,” katanya Senin17Junilalu. Menyedihkanmemangjika objek-objek sejarah tak lagi mendapatperhatian.Lebihiro- nis, malah banyak objek yang kini‘dihilangkan’ataudihancur- kan, hanya untuk kepentingan pembangunan yang notabene berdampak pada pengaburan sejarah. Contoh nyata tower air Ta- manSari.Bangunantuaterse- but kini berubah menjadi bukit batuuntukpermainanprosotan dan panjat tebing anak-anak. Padahal, untuk membangun objekpermainaninibisadilaku- kan di tempat lain dalam ka- wasanTamanSari.Belumlagi kalau kita bicara Hotel Aceh. “Perlu dilakukan pelestari- an sejarah yang ada di Aceh saat ini. Sebab, jika ini tidak di- lakukanmakabukantidakmu- ngkin suatu saat Aceh akan kehilangansejarahnya.”Demi- kian dikatakan Wakil Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Ban- da Aceh, Rukaiyah Ibrahim Nain, Selasa 18 Juni 2013, di PWIAceh. Menurutnya,salahsatucara dengan membangun berb- agai reflika di sejumlah titik di ibu kota Provinsi Aceh. Reflika ini dapat dijadikan sebagai su- mber pengetahuan dan pene- litian sejarah akan kejayaan A- ceh pada tempoe doeloe. “ContohreflikakeretaapiAceh yang terletak di komplek Bara- ta Swalayan. Meskipun hanya lokomotifnya,kiranyaPemerin- tah Aceh atau Pemko Banda Aceh bisa membuat tugu kecil yang berisikan sejarah kereta apiAcehini.Inisejarah,bahwa Aceh punya kejayaan yang maju dalam dunia transportasi zamandulu,”ujarRukaiya. Rukaiyah, menegaskan ki- ni sudah saatnya Pemerintah Acehmengembalikanbuktise- jarah yang mulai menghilang. Hal ini sangat perlu, agar gen- erasimudaAcehdimasamen- datang, mengetahui identitas diri sebagai generasi yang se- lalu menjadikan sejarah seba- gai titik tolak untuk kemajuan Aceh di masa mendatang. Keprihatinanakansemakin menghilangnyasitus-situsber- sejarah ini juga diungkapkan Ketua PWI Aceh, Tarmilin Us- man.Menurutdia,semuapihak harusterlibataktifuntukmenye- lamatkan situs-situs tersebut. “Minimal, kalau tidak bisa me- nyelamatkan fisiknya, ya den- ganmendokumentasikannya,” kataTarmilin.MenurutTarmilin, media memilkiki peran penting dalam menyelamatkan situs- situs bersejarah ini. Pember- itaan dan pendokumentasian yang dilakukan media akan memberimanfaatbagigenera- si mendatang. “Jika fisiknya hi- lang dari muka bumi, paling tidak akan ada dokumentasin- ya di media,” kata Tarmilin. Keprihatinan juga disam- paikan Teuku Ali Basyah Tals- ya (TA Talsya), pelaku sejarah yang sampai kini masih meng- ikutiperkembanganAceh.Me- nurut Dia, penghancuran se- jumlah besar bangunan pen- inggalan sejarah ini membuat generasimudaAcehkedepan ‘buta’ akan kegigihan dan pa- triotisme pendahulunya. “Contoh kecil gedung Dja- watan Penerangan—kini jadi Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat, ditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisan masyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira beri apresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyak hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman. kantor Seuramo Informasi Ac- eh,diJlSultanAlaidinMahmud syahNo.14BandaAceh—yang merupakan milik Jepang dan menjadi markas Sato (peting- gi Jepang pada masa penja- jahan Jepang di Aceh). Jelang Kemerdekaan RI, pejuang Aceh berhasil mere- butnya dan dijadikan kantor Djawatan Penerangan, den- gan kepalanya yang pertama ditunjuk Said Ahmad Dahlan,” kata Talsya. Sayang, tambahnya, dja- watanyangmerupakanDepar- temen ke-5 dari Kabinet Soekarnoiniharusdihapuskan (dilebur) setelah melalui berb- agai perubahan, dari mulai KanwilPeneranganyangmeru- pakan departemen dalam bidang Politik, Hukum dan Keamanan (POLHUKAM), hingga Dinas Informasi dan Komunikasi, dan kini menjadi Dishubkomintel. TA Talsya yang pernah menjadiKepalaKantorDJawa- tanPeneranganPropinsiDaer- ah Istimewa Aceh tahun 1965- 1967inisangatmenyayangkan penerangan (informasi) yang digabung dengan perhubun- gan, sehingga menjadi kacau- balau. “Makin kacau dengan keadaan kantornya yang an- gker, gedungnya berlapis-la- pis,sehinggamasyarakattidak berani datang, apalagi orang kampung.” Ironis memang. Pemban- gunan menuju modernisasi yang kini gencar dilakukan di Aceh, tak dinyana turut andil dalammengaburkanfakta-fak- ta sejarah dengan semakin minimnyabuktifisikyangmasih terselamatkan. ningningningningning / a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r WAKILWAKILWAKILWAKILWAKIL Ketua Majelis Adat Ac- eh (MAA) Banda Aceh, Rukai- yah Ibrahim Nain menilai, perlu dilakukan pelestarian sejarah yang ada di Aceh saat ini. Se- bab, jika ini tidak dilakukan ma- ka bukan tidak mungkin suatu saat Aceh akan kehilangan se- jarahnya.Salahsatucaranyade ngan mendirikan berbagai ref- lika di sejumlah titik di ibu kota Provinsi Aceh. Seperti reflika ke reta api Aceh yang terletak di komplekBarataSwalayan.Mes kipun hanya lokomotifnya, kira nyaPemerintahAcehatauPem ko Banda Aceh bisa membuat tugukecilyangberisikansejarah kereta api Aceh ini. “Ini sejarah, bahwaAcehpunyakejayaanya ng maju dalam dunia transpor- tasi zaman dulu,” ujar Rukaiya. Bagi Rukaiyah, Kereta Api (KA) Aceh memiliki kenangan tersendiri. Sebab, pada saat ma sih aktifnya KA Aceh ini, bukan sa jasebagaisaranatranportasibagi masyarakat Aceh, namun KA pa da saat itu juga menjadi objek per jalananwisatayangsangatmeny- enangkan. Bagaimana tidak, kenang to koh perempuan Aceh ini, dengan KAiabersamakeluargakerapme nggunakannya untuk berliburan dari pusat kota Koetaradja (Ban- da Aceh) yang terletak di dekat Masjid Raya Baiturrahman ke Ulee lheue. Sorenya, ia bersama keluarga pulang kembali dengan KAtersebut. Dikatakannya, gagalnya ren- cana Pemerintah Aceh untuk me nghidupkan kembali kereta api Aceh perlu ditinjau ulang. Pasal- nya KA saat ini bukan saja seba gai sarana transportasi bagi ma nusia, namun juga bisa dijadikan sebagai angkutan berbagai ko- moditi Aceh dari satu daerah ke daerah lain. “Di Jawa dan sejumlah kota besar di dunia, KA masih menja- di sarana transportasi utama, mengapa kita yang memiliki se- jarahmanisdenganKAtidakmau mengembalikan kejayaan se- jarah tersebut,” ujar Rukaiyah. Kereta Api Aceh ini memang tidak bisa lepas dari sejarah Aceh itu sendiri. Almarhum Dr Muham- mad Gade Ismail MA, Pakar Ilmu Sejarah Aceh dari FKIP Unsyiah dalam sebuah tulisannya pernah mengungkapkan, Kereta api di Aceh yang muncul pada sepe- rempat terakhir abad yang lalu dan terus berjalan dengan baik selama pertengahan pertama abad ini, memasuki tahun enam puluhan mulai berjalan tersendat- sendat dan pada akhirnya pada 1980 sama sekali terhenti keg- iatannya. Munculnya kereta api di Aceh untuk pertama kali, sa ma sekali tidak dapat dipisah- kan dari sejarah penegakan ke kuasaan Hindia Belanda di Aceh. Setelah pasukan ekspe- disi Belanda untuk kedua kalin- ya berhasil merebut Dalam/Is tana dari sultan Aceh pada awal tahun 1874, untuk menunjang operasi militer mereka di Kuta raja(sekarangBandaAceh)dan sekitarnya, mereka langsung memikirkan pentingnya komu- nikasi dan pembangunan jalan darat yang menghubungkan Uleelheue denganBandaAceh “Maka lahirlah kereta api Aceh ini. Dan generasi kita sekarang pasti tidak tahu. Ma- kanya, perlu dilestarikan se- bagai situs sejarah,” katanya. andinovaandinovaandinovaandinovaandinova Rukaiyah Ibrahim Nain: Sudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah Saatnya MENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKAN Bukti Sejarah yangBukti Sejarah yangBukti Sejarah yangBukti Sejarah yangBukti Sejarah yang HILANGHILANGHILANGHILANGHILANG Tower Taman Sari tinggal Kenangan. Seuramoe/amirSeuramoe/amirSeuramoe/amirSeuramoe/amirSeuramoe/amir
  • 4. UtamaUtamaUtamaUtamaUtama 44444 No.4 Tahun I / Juni 2013 Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku- mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini? Zunaimar: PDIA dalam mencapai tujuannya menghim- pun dan menata segala ben- tuk publikasi/penerbitan beru- pa buku, naskah, akta, risalah, panflet, buletin dan sebagain- ya mengenai Aceh. Apa saja yang dapat memberikan infor- masi tentang Aceh mulai bah- an informasi dalam bentuk ter- cetak ataupunnonprinted mate- rial seperti peta, silsilah, naskah lama dalam tulisan arab yang disebut manuscript, rekaman. Jadi segala sesuatu tentang A- ceh didokumentasi, mengolah dan menyebarluaskan kepa- da pihak yang membutuhkan. Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap- atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut? Zunaimar: Sebelum dilan- da tsunami bahan tentang A ceh didapat dari Koninklijk Ins- tiute voor Taal Land Volkenkun- de (KITLV) di Leiden Belanda, sebelum lembaga ini didirikan tahun1977.Tahun1974lemba- ga itu telah mengumpulkan da- ta dan buku-buku dan menye- leksi bahan-bahan informasi yang berkaitan dengan Aceh di Negeri Belanda dan mengir- imkannya ke Aceh, seperti film, microfilm dan rekaman semen- tara dari daerah Pusat Peneli- tian Ilmu Sosial Zunaimar: Kami Akan Mendigitalisasi PDIA PUSATPUSATPUSATPUSATPUSAT Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA), merupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakan sebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauh ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’, karena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukup banyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnya tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini. Menurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama ini yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku- kan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dan peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya, meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA, namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil. Lalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarik dengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikut wawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi dengan Direktur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, di kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5 Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh. Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i- ni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satu bangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu ge lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na- sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim- pan di sini?pan di sini?pan di sini?pan di sini?pan di sini? Zunaimar: Tidak ada yang terselamatkan karena yang tinggal hanya lantai gedung. Hanya beberapa bahan yang disimpan staf terbitan PDIA, yaitu seri informasi Aceh. Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma- syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim- pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah- kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA? Zunaimar: Biasanya mere- ka yang peduli dengan Aceh dan peduli terhadap budaya Aceh, jumlahnya kecil, seba- gaimana kita tahu sedikit sekali di Aceh peminat sejarah dan budaya. Karena orang kita suka dengan hal yang baru, sementara ini adalah hal yang lama seperti masa kesultanan atau sejarah masa lalu tentang Aceh. Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila- kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye- barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di- miliki?miliki?miliki?miliki?miliki? Zunaimar:Kitalihatketertari- kan generasi muda kita lebih suka tehnologi informasi. Kare- na itu PDIA berencana mendig- italisasikan semua bahan infor- masi dalam upaya meningkat- kan pelayanan dengan menye- suaikan kebutu- han user, sehing ga menjadi per- pustakaan digital dan ini pasti lebih murah dan dapat diakses di mana saja pengguna berada dan sem- ua bahan informa si akan terselam- atkan. Semoga proposal yang kami ajukan ke Pemerintah Aceh dapat disetu jui. Soal minatSoal minatSoal minatSoal minatSoal minat m a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a t seberapa be-seberapa be-seberapa be-seberapa be-seberapa be- sar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungi PDIA?PDIA?PDIA?PDIA?PDIA? Zunaimar: PDIA adalah badan yang bersifat mandiri sebagai salah satu perwujudan kerjasama antara Pemerintah Aceh dengan Unsyiah, bertu- juan memajukan studi men- genai Aceh dalam kedudukan dan hubungannya di wilayah nusantara dan mancanegara pada masa lalu, sekarang dan masa mendatang. PDIA ini dibangun untuk memajukan studi tentang Aceh, jadi wajarlah jika yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melakukan penelitian tentang Aceh, sep- erti dosen dan peneliti. Jadi pengunjung kita terseleksi kare- na kebutuhannya, sementara ada juga pelajar yang men- gunjungi PDIA, namun jumlah- nya kecil. Sejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatian Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh? Zunaimar: Saya dilantik 25 Pebruari 2013, belum dapat ke- sempatan beraudiensi dengan gubernur. Sementara saya su- dah menyampaikan kepada staf ahli dan dijanjikan dalam waktu tidak terlalu lama, kare- na saya ingin menyampaikan kepada gubernur, bahwa me- mang organisasi ini kurang po- puler dan dianggap kurang kontribusi terhadap masyara- kat namun di sisi lain saya ha- rus memperkenalkan apa yang menjadi tujuan pokok dan fungsidariPDIA.Selamainiada anggapan PDIA adalah ya- yasan, sehingga pemerintah memberi hi bah, padahal kita melakukan program pemerin- tah. Jadi alangkah tidak pan- tas jika disamakan dengan yayasan yang hanya mem- bantu bukan melakukan. PDIA menda pat bimbingan administratif dari Gubernur Aceh serta bimbingan teknis il- miah dari Rektor Unsyiah. Dan kedua pejabat tersebut meru- pakan unsur pimpinan tertinggi PDIA. Ini tercantum dalam bab 3 pasal 7 dari statuta PDIA. Wa- laupun ini hanya merupakan kerja sama Unsyiah dengan Pemerintah Aceh, di mana dari segi tehnis ilmiah merupakan tanggung jawab Unsyiah, se- mentara tanggung jawab ad- ministratif dan biaya kepada gubernur. Pekerja di PDIA sudah 11 bulan ini tidak mendapat honor karena uang operasional han- ya sampai April 2012. Kondisi ini semakin memprihantinkan dengan adanya Pergub No 93 tahun 2012 tentang Tatacara Pengangaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertang- gungjawaban serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Ban- tuan Sosial. Peraturan ini meru- pakan pil pahit bagi PDIA, ma- nakala sebuah lembaga yang telah lahir sejak 26 tahun silam (26 Maret 1977), dengan Tu- poksinya semata-mata menja- lankan program pemerintah, di- pandang sama dengan isi pa- sal 12 ayat 4, di mana hibah berupa uang kepada masya- rakat dan organisasi kema- syarakatan paling banyak Rp 100.000.000,-.PDIAsebuahlem baga mandiri yang melakukan program pemerintah hanya mendapat 100 juta pertahun. Untungnya pascatsunami PDI- A dibantu pembangunan dan biaya hunting bahan dokumen- tasi oleh BRR. Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men- desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku- kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA? Zunaimar: Mendigitalkan bahan yang bernilai sejarah sehingga saudara kita yang di Seuramoe Informasi saat mewawancarai Direktur PDIA, Dra. Zunaimar: foto:niningfoto:niningfoto:niningfoto:niningfoto:nining kaki gunung dapat mengakses dengan mudah, cepat dan murah. Kemudian menyela- matkan manuscript di mana kita hanya mampu seperti membe- li sebuah buku. Sementara negara tetangga kita, Singapu- ra, Malaysia dan Brunei Darus- salam memburunya ke Aceh. Di mata orang kita, mungkin mahal dengan nilai uang yang mereka bayar, tetapi nilainya di mata dunia sangat mahal. Hampir semua sisi kehidu- pan ada dalam manuscript se- hingga kita bisa mengetahui sisi kehidupan kita sejak masa kesultanan. Karena itu, paling tidak kita mendiskripsikan pe- milik manuscript, sehingga PDIA bisa membuat katalog, yang membutuhkan bisa ber- hubungan langsung dengan pemilik manuscript demi men- jaga keselamatan manuscript. Apa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumen yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel- esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh? Zunaimar: Pernah. Persen- gketaan antara Kodam deng- an masyarakat Lambaro Ang- an mempersoalkan lapangan. Di mana Kodam mengklaim la- pangan itu milik tentara Belan- da. Padahal lapangan itu han- ya sebagai tempat latihan me- nembak tentara Belanda. Se- telah di mejahijaukan dengan bukti dokumen yang ada pada PDIA, maka lapangan tersebut kembali kepada masyarakat. Apa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selama di PDIA?di PDIA?di PDIA?di PDIA?di PDIA? Zunaimar: Saya sudah 27 tahun mengabdi di PDIA. Pada masa konflik saya berusaha menyelamatkan dokumen penting dengan membawanya kemanapun saya pergi. Dan itu adalah masa sulit. Lalu pada saat menjelang pembuatan film Cut Nyak Dhien, 1986, kita memberikan referensi penting tentang Aceh, sehingga film Cut Nyak Dhien hampir sama den- gan keadaan sesungguhnya. Dan itulah saat yang memba- hagiakan. Namun hari ketiga setelah Aceh dilanda tsunami, hati dan tulang-belulang saya terasa hancur dan perasaan saya sangat sedih, karena ti- dak satupun dokumen dan ba- han informasi penting tentang Aceh terselamatkan. jak tahun 2009, sebelum ak- hirnya,Maret2013,dilantikmen- jadi Direktur PDIA. Di PDIA sendiri, Istri Amir Fauzi SAB ini sudah lebih 27 tahun mengabdi. Bagi Zunaimar, mengabdi menyelamatkan bukti sejarah tentang Aceh adalah ibadah. Karena hanya itu yang dapat dilakukan bagi bangsa dan ge nerasi yang akan datang. “Se- hingga pada saat diminta per- tanggung-jawaban di akhirat kelak tentang untuk apa sepan- jang usia digunakan, saya da- pat menjawabnya,” ujarnya ke- pada Nining, dari Seuramoe Informasi. Zunaimar mengajak gene- rasi muda, kususnya Aceh, un- tuk mau belajar tentang Aceh demi menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama dan kepada tanah air, kare na orang Aceh “Janji bek meubah, amanah bek meu tuka dan menyo na pakat lampoh jeurat ta peugala”. “Ini adalah pengabdian saya sebagai seorang ibu. Saya ingin semua orang tau tentang betapa besar pengaruh Aceh di tengah kancah perpolitikan dunia dan banyak catatan yang menjelaskan itu. Dan Aceh telah memiliki peradaban yang maju di berbagai sendi kehidupan, tidak hanya di bidang agama Is- lam, tapi juga di bidang pemerintahan, pertanian dan ilmu pengetahuan.” DRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMAR merupa- kan angkatan pertama Fakul- tas Sastra Universitas Sumat- era Utara (USU) dan merupa- kan sarjana sastra jurusan Ilmu Perpustakaan pertama di Aceh. Wanita kelahiran Meula- boh, Aceh Barat, 24 Mei 1956 ini pernah menjadi Kepala Per- pustakaan Pusat Unsyiah se- Sekilas tentang Dra. Zunaimar
  • 5. OOOOOpinipinipinipinipini 55555No.4 Tahun I / Juni 2013 MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN. Hampir setiapharimediadiAcehmen- yuguhi kita dengan berita ten- tang narkoba. Tidak nyaman memang, apalagi jika kita kait- kan dengan status Aceh yang terbalut bingkai syariat Islam. Kasus penyalahgunaan narkoba di Aceh mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang tahun 2012. Data dari Polda Aceh, dari 605 ka- sus pada 2011, meningkat menjadi999kasuspada2012. Terjadipeningkatan394kasus atau 76 persen. Kepolisian juga berhasil mengamankan1.131orangter- sangka, dengan rincian 13 or- ang bandar, 85 pengedar dan 1.036 orang tersangka peng- gunanarkoba.Jumlahtersang- ka juga mengalami peningka- tan dari 2011 yang berjum- lah864orang. Sedangkan barang buktiyangdisitaberupagan- ja 5.931 kilogram dengan nilaiRp.4,7miliar,sabu-sabu 3,57kilogramsenilaiRp.5,3 miliar, heroin 1,99 kilogram se- nilaiRp.1,59miliarsertaeksta- si dan putaw mencapai Rp.208,9juta. Tak hanya pengguna, Aceh belakangan juga dijadi- kan pintu masuk peredaran narkoba ke Indonesia. Beru- langkali petugas Bea dan Cu- kai Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar berhasil menggagalkan penyeludupan sabu-sabu dari Malaysia dengan memanfaat- kan jasa kurir, warga lokal. Tak hanya itu, berita pene- muan hektaran ladang ganja juga menjadi santapan harian warga Aceh, di samping ter- tangkapnya para kurir dengan berbagai jenis narkoba yang dibawa, termasuk status sos- ial mereka yang beragam. Pertengahan tahun lalu Bi- reuen dan Aceh Utara sempat menjadi perhatian Badan Narkotika Nasional (BNN). Pasalnya puluhan hektare ladang ganja ditemukan di daerah pemekaran Kabupat- en Aceh Utara ini. Belum lagi temuan narkotika jenis sabu- sabudikabupatenyangsama. Satudiantarasekianbany- ak newsmaker Bireuen dan Aceh Utara saat itu adalah M Nasir, 28 tahun, warga Dusun LhokDrien,DesaSeumirah,Ni- sam, Aceh Utara. Polisi mene- mukan ladang ganja seluas 400 meter miliknya di desa ter- sebut,dengan700batangtana- manganjasiapuntukdipanen. Temuaninidilanjutkanden- gan temuan berikutnya. Ahad (28/4), Tim Kepolisian Resort (Polres)Bireuenmencabutdan memusnahkanganjadiladang seluas1,5hektare,dikawasan Krueng Meusagop, Kecama- tan Simpang Mamplam, Bi- reuen. Sayang, tidak seorang- pun pelaku yang berhasil dia- mankan. (prohaba/29/4/2012) Kok mereka mau? MA misalnya, warga Desa Tulang, Serbajadi, Aceh Timur ini mengaku terpaksa menjadi kurir ganja karena desakan ekonomi. Pria 24 tahun yang berprofesi sebagai petani ini, mengaku mendapat bayaran menggiurkan, Rp.500 ribu un- tuk tiap paket yang berhasil dibawanya. Sayangnya, be- lum tiba ditujuan, MA terjaring razia polisi di Simpang Desa Karang Inong, Ranto Peu- reulak, Selasa (4/9/2012) dini- hari. Padahal Nopember dia akan menikah. (prohaba/5 September 2012) Nasib yang sama juga di- alami Hanum Farida. Upah Rp.500 ribu membuat wanita 30-antahunininekadmemba- wa enam kilogram ganja ke Jakata. Mengaku disuruh se- orang wanita di Aceh, Hanum terpaksa menginap di sel Mapolres Binjai, setelah ter- tangkap razia di kawasan Bin- jai.SumateraUtara. Kabupaten Langkat mem- ang jadi kawasan razia polisi, khususnyaterhadapkendaran yangdatangdariAceh.Danla- gi-lagi razia yang dilakukan ja- jaran kepolisian setempat ber- hasil menggagalkan penye- lundupan ganja ke luar Aceh. Kali ini Nurpati pelakunya. Wanita 31 tahun asal Aceh itukedapatanmembawa10ki- logramganjakering,Ahad(16/ 12/2012), saat menumpang minibus menuju Medan. Lagi- lagi tersangka mengaku han- ya sebagai kurir. Janji bayaran yang menggiurkan, menjadi alasan utama mereka nekad membawa barang terlarang tersebut.(sumutpos/17/12/2012) Alternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative Development Menilik alasan para ter- sangka, meski terdengar klise, rasanyakitaperlusegeramen- goreksi program pemban- gunan yang diusung Pemerin- tah Aceh. Alasan ekonomi yang digaungkan ini membuat kita urut dada. Pasalnya, daer- ah yang mendapat kucuran dana hingga Rp.11,7 triliun ini tak mampu menjauhkan rak- yatnyadariketerlibatandengan narkoba, baik sebagai peng- guna, terlebih sebagai penge- dar dan petani. Jika pernyataan para ter- sangka ini jujur, kita patut ber- sedih. Begitu sulitkah mencari nafkah di negeri ini? Atau me- mang pemerintah kita yang tidak peduli? Atau memang rakyat kita yang selalu ingin menggunakan jalan pintas? Mungkin kita harus men- gakui, semua itu tidak benar. Dan Pemerintah Aceh me- mang harus segera bertindak menggagas program yang berbasis kerakyatan se- bagai program alternative develop- mentuntukmenangkalangga- panmiringtersebut. Minimnya industri di Aceh sama artinya minim lapangan kerja yang berakibat pada tidak tertampungnya tenaga kerja produktif. Berbagai up- ayatelahdilakukanuntukmen- gatasihalini.Tapipadaumum- nya tidak berbasis kerakyatan sehingga tidak memberikan hasil yang signifikan. Lagi-lagi, mereka yang butuh ‘makan’ mengambil jalan pintas. Tapi benarkah ada petani ganja? Lalu mengapa mereka memilih menanam Ganja? Ganja (Cannabis sativa) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena zat narkotika, Tetrahidrokanabinol (THC, tet- ra-hydro-cannabinol) yang di- kandungnya dapat membuat pemakainya mengalami eufo- ria (rasa senang yang berke- panjangan tanpa sebab). Tan- aman ganja biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana. Tanamansemusiminiting- ginyadapatmencapaiduame- ter. Berdaun menjari dan han- ya tumbuh di pegunungan tro- pis dengan ketinggian di atas 1.000meterdiataspermukaan laut. Tanaman ini ditemukan hampir di setiap negara tropis. Bahkan beberapa negara ber- iklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca. Di Indonesia, ganja dibudi- dayakan secara ilegal di Pro- vinsi Aceh. Biasanya ganja di- tanam pada awal musim pen- ghujan,menjelangkemarausu- dah bisa dipanen hasilnya. Hasilpanenganjaberupadaun beriut ranting dan bunga serta buahnya berupa biji-biji kecil. Campuran daun, ranting, bun- ga, dan buah yang telah diker- ingkan inilah yang biasa dilint- ing menjadi rokok mariyuana. Kalau bunga betinanya dieks- trak,akandihasilkandamarpe- katyangdisebuthasyis. (http:// id.wikipedia.org/wiki/Ganja) Jauhsebelumganjamasuk dalam kategori narkotika, bagi masyarakat Aceh, tanaman ini merupakan bagian dari bum- bu dapur. Khususnya bagi masakan daging. Selain men- jadi penyedap rasa—yang di- gunakan umumnya bijinya— ganja juga menjadi bahan un- tuk melunakkan daging yang dimasak. Kuah beulangong, nama hidangan yang menjadi masakan wajib pada setiap acara kenduri di Aceh, umumnya meng- gunakan bumbu yang ditam- bah biji ganja. LaluMajelisUlamaIndone- sia(MUI/MPU)Acehmengelu- arkanfatwayangmengharam- kanganja,tahun1982.Sejakitu, ganja bukan lagi bagian bum- bu dapur. Haram, yang berarti tidak diizinkan dalam agama, menjadi alasan mengapa mereka meninggalkannya, di samping masuk dalam kate- gori narkotika dan terlarang dalam hukum negara. Pilihan petani (jika boleh disebut demikian) untuk menanam ganja, sebenarnya tidak terlalu benar. Ganja um- umnya tumbuh dengan sendi- rinyadiAceh,tanpaharusdibu- didayakan. Meskipun ada se- bagian yang membudidaya- kan tanaman ini. Sehingga sangat jarang pemilik ladang ganja yang berhasil diaman- kan aparat keamanan dalam setiap operasi pemusnahan. Bukankarenakebocoraninfor- masi,tapimemangkarenaum- umnya ladang ganja ini tanpa pemilik. Logikanya begini. Dalam setiap operasi pemusnahan ladang ganja, aparat selalu melakukan pemusnahan den- gan cara mencabut dan mem- bakartanamanharamtersebut di lokasi. Hanya beberapa ba- tang yang dibawa ke markas sebagai barang bukti. Nah, saat dicabut, butiran biji ganja inirontokdanmenyebardilua- san areal ladang. Lalu tunggu empat sampai lima bulan ke depan, di areal yang sama akan ditemukan lagi tanaman ganja, siap panen. Warga yang berdekatan dengan lokasi ini, yang kemu- dian disebut petani ganja, ha- pal betul dengan siklus terse- but. Tak harus merawat, yang nekad, kemudian mencoba memanen ‘anugerah alam’ Aceh.Kalauselamat,untungdi depanmata.Kalaulagisial,ter- tangkapsaatmemanen,yabui tempatnya. Lalu apa solusinya? Ada beberapa cara yang dapatditempuhuntukmengikis narkoba (ganja) dari bumi Ac- eh. Yang penting ada komit- mensemuapihakdiAceh,dari Pemerintah Daerah, Kepolisi- an,hinggaSKPAyangadaser- ta warga masyarakat Aceh sendiri. Pertama, mengembang- kan program alternative devel- opment. Mengganti tanaman ganja dengan tanaman pro- duktifdanberusiamuda,seperti kedelai, jagung, singkong, ca- bai, dan tanaman pro- duktif lainnya, seperti bu- ah naga dan rosella. Ha- rapannya, para petani dan petani ganja kaget- an ini beralih dari tana- man haram tersebut ke tanamanyanglebihpro- duktifdanaman. Namun pemerintah harus proaktif. Tidak sekedar mem- beri imbauan, apalagi anca- man. Sosialisasi, penyuluhan hingga penyediaan bantuan bibit, pupuk dan modal kerja serta dana untuk pengadaan pagar mutlak harus dilakukan. Yang terpenting, Pemerintah AcehmelaluiSKPAyangditun- juk terus-menerus melakukan pemantauan. Tidak sekedar melepaskanmerekatanpame mberitanggungjawabapapun. Pemerintah Aceh juga harus menyediakanlembagaatauun it usaha yang siap menampu ng hasil panen mereka. Seh- ingga tidak terjadi permainan harga, apalagi sampai hasil panenmembusuk,karenahar- ga jual yang anjlok Kedua, dengan menem- patkanwargatransmigrasiasal luar Aceh di lahan eks ladang ganja. Pemahaman akan ben- tuk tanaman canabis sativa (ganja)yangmasihminimbah- kancenderungnoliniakanda- pat membantu mengikis habis tanaman haram tersebut dari bumi Aceh. Para transmigran yangumumnyapetanimurniini tentu tidak akan membiarkan adanyatanamanliaryangtum- buh di sela-sela tanaman per- tanian mereka. Dengan semakin seringn- ya tanaman baru ganja ini di- cabut, maka akan semakin cepat tanaman yang menyebabkan aparat keamanan repot dan generasi muda kita hancur, hilang dari Bumi Iskandar Muda ini. Bagaimana Pemerintah Aceh?Solusimanayangakan diambil?Bisasatudiantaranya, bisa juga kedua-duanya. Han- ya kemauan kita semua yang menentukan apakah ini akan berhasil atau tidak. Semoga harapan kita un- tuk mengikis narkoba dari Aceh bisa tercapai.* MengikisMengikisMengikisMengikisMengikis NARKOBA NARKOBA NARKOBA NARKOBA NARKOBAdari Aceh. dari Aceh. dari Aceh. dari Aceh. dari Aceh.MUNGKINKAH? MUNGKINKAH? MUNGKINKAH? MUNGKINKAH? MUNGKINKAH?Oleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief Rahman Wartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda Aceh Sekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI Aceh NARKOBANARKOBANARKOBANARKOBANARKOBA bukanbukanbukanbukanbukan lagi barang anehlagi barang anehlagi barang anehlagi barang anehlagi barang aneh di ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroe Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh. Setiap tahunSetiap tahunSetiap tahunSetiap tahunSetiap tahun terjaditerjaditerjaditerjaditerjadi peningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatan kasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangka dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti. Sepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahun 2012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 999 kasus narkobakasus narkobakasus narkobakasus narkobakasus narkoba dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131 tersangka sertatersangka sertatersangka sertatersangka sertatersangka serta miliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiah barang bukti.barang bukti.barang bukti.barang bukti.barang bukti. araaraaraaraara
  • 6. Arkeolog Otodidat Penyelamat Sejarah Aceh TTTTTokohokohokohokohokoh 66666 No.4 Tahun I / Juni 2013 H Harun Keuchik Leumik I RUMAHI RUMAHI RUMAHI RUMAHI RUMAH itu–dari segi ar- sitektur moderen tidak ter- kesan mewah–kini tersim- pan aneka bentuk dan rag- am jenis benda budaya peninggalan masa lalu, mulai dari senjata-senjata khastradisionalAcehyangterbuatdariber- bagai jenis logam mulia, bahan pecah belah, sampai kain songket yang terbuat dari aneka bentuk sulaman benang emas dan sutra halus yang sudah berusia ratu- san tahun. Serta banyak aneka benda bu- daya lainnya yang kini mungkin sudah ter- golong barang langka ditemukan. Rumahyangsekaliguskinitelahdifung- sikan sebagai Museum pribadi itu adalah milik H. Harun Keuchik Leumiek. Bagi se- bagian masyarakat, nama H. Harun Keuchik Leumiek boleh dibilang tidak as- ing lagi, karena lelaki berkulit kuning lang- sat dan selalu berpenampilan rapi ini ad- alah termasuk seorang tokoh masyarakat yang dikenal luas, bukan saja di Aceh, tapi juga di luar Aceh, bahkan luar negeri. Harun Keuchik Leumiek termasuk se- orang kolektor yang paling tekun dalam mencari dan memburu benda-benda bu- daya peninggalan sejarah Aceh. Sejauh ini, mungkin belum ada koleksi benda- benda budaya peninggalan sejarah Aceh yang lebih lengkap kita temukan di Aceh selain dari koleksi yang dimiliki H. Harun Keuchik Leumiek. Bahkan, koleksi benda- benda budaya warisan sejarah Aceh yang dimilikinya dapat dikatakan lebih lengkap. Sejaktahun1960-anlelakiyangmewa- risi bakat dan usaha orang tuanya, H. Keu- chik Leumiek, Harun sudah terjun dalam dunia bisnis souvenir dengan membuka sebuah toko mas, yaitu “Toko Mas & Sou- venir H. Harun Keuchik Leumiek” di Jalan Tgk. Chik Pante Kulu d/h Jalan Perdagan- gan No. 68, Pasar Aceh, kota Banda Aceh. Harun mengaku, pada awalnya cukup ba- nyak benda-benda budaya bernilai sejarah Aceh yang dijual masyarakat kepadanya, tapi barang-barang bernilai sejarah dan budaya itu setelah dibeli, kemudian dijual kembali kepada siapa yang berminat dan tertarik dengan harga yang lebih tinggi. Namun, sepuluh tahun kemudian—se- kitar tahun 1970-an—H. Harun Keuchik Le- umiek mengaku seperti mendapatkan se- macam ilham untuk menyimpan benda- benda budaya bernilai sejarah itu, sebagai warisan indatu (nenek moyang) masyara- katAcehyangharusdirawatdandiselamat- kan. Jadi, mulai saat itu, ia tidak lagi men- jual benda-benda budaya yang dibeli dan didapatkannya dari masyarakat kepada orang lain, meski tak jarang para kon- sumen yang ingin membeli kembali ba- rang-barang benilai budaya itu dengan ta- waran harga yang cukup menggiurkan. Namun barang-barang tersebut tetap tidak lagi dilepaskan Harun kepada orang lain. DDDDD TIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau di dalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak di Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1 Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya, Banda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenis benda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakan warisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-benda budaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakan warisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakat Aceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapi dan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalam rumah ini.rumah ini.rumah ini.rumah ini.rumah ini. Dan sejak itu, Harun Keuchik Leumiek ter- us merasa termotifasi untuk lebih tekun memburu dan mengumpulkan benda-ben da budaya yang dalam bahasa sehari-hari lebih dikenal dengan sebutan “barang antik” untuk dikoleksikan. Secara keseluruhan, tampak bahwa koleksibenda-bendawarisanbudayayang dimiliki H. Harun Keuchik Leumiek, me- mang sangat beragam jenisnya. Ia tidak memfokuskan koleksinya pada satu ben- da budaya tertentu saja, karena dalam pandangan dan penilaiannya, setiap ben- da budaya pasti memiliki pertalian dan “benang merah” dengan sejarah masa lalu, dan itu harus diselamatkan. “Yang namanya benda-benda warisan budaya sejarah Aceh, kita berusaha men- goleksi dan memeliharanya dengan baik, “ kata Harun Keuchik Leumiek. Harun telah mulai mengoleksikan ben- da-benda budaya Aceh bernilai sejarah ini sudah sejak akhir tahun 1960-an atau men jelang tahun 1970. Sejak itu ia sudah mu- lai menekuni profesinya sebagai kolektor benda-benda budaya peninggalan sejarah Aceh–di samping sebagai se- orang jurnalis. Benda-benda pening galan sejarah yang telah dikumpul- kannya saat itu, belum sempat teru- rusdenganbaik.Apalagi,sejakberu- mah tangga, selama lebih kurang 10tahuniatinggalbersamamer tuadirumahisterinyaSal biah, di Kampung Ateuk Munjeng, Banda Aceh. Harun Keuchik Leu- miek mengaku baru be- nar-benar dapat mena- ta “barang-barang antik” hasil koleksinya secara teratur dan sempurna mulai tahun 1976, sete- lah ia mampu memban- gun rumahnya sendiri di Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya, Banda Aceh. Sampai sekarang rumah tersebut selain menjadi tempat tinggalnya bersama keluarga, sekaligus dijadikannya sebagai Museum atau gallery benda-benda budaya pening- galan sejarah Aceh milik pribadinya. “Rumah ini saya bangun tahun 1975, selesainya tahun 1976. Jadi kalau di hi- tung-hitung, meski saya sudah mengum- pulkan benda-benda bersejarah ini mulai sejak akhir tahun 1960-an, namun yang benar-benar baru dapat saya koleksikan secara lengkap dan teratur adalah mulai tahun 1976. Karena sejak itu saya sudah memiliki rumah sendiri. Maka semua pen- gaturan benda-benda koleksi saya di dalam rumah ini dapat saya atur menurut jenisnya masing-masing, sesuai dengan bentuk ruangan yang saya desain khusus untuk menata-letakkan benda-benda kole- ksi itu hingga kelihatan lebih teratur, rapi dan indah,” tutur Harun Keuchik Leumiek. Memang benda-benda budaya ber- nilai sejarah yang dikoleksikan Harun tidak dalam satu jenis. Meskipun di awal-awal memulai koleksinya hanya dalam bentuk perhiasan saja, namun kemudian Harun Keuchik Leumiek berfikir bahwa benda- benda bersejarah lainnya—seperti ren- cong,siwah(sejenisrencongyanggagang- nya tidak melengkung yang pemakaian- nya khusus bagi kaum bangsawan di Aceh), pedang, lembing dan tumbak (sen- jata memburu binatang)—yang banyak ter- dapat di Aceh, juga perlu diselamatkan. Semua senjata tradisional Aceh itu se- lain memiliki nilai sejarah, juga termasuk benda-benda budaya yang memiliki nilai seni tinggi hasil buatan orang Aceh tempo doeloe. Bahkan, menurut Harun, senjata tajam orang Aceh dulu, terutama senjata jenis rencong dan siwah selain difungsi- kan sebagai senjata sekaligus juga dijadi- kan perhiasan. Karenanya, banyak ren- cong Aceh dulu ada yang terbuat dari emas, suasa atau perak, dan gagangnya terukir dengan indah yang dibuat dari cawardi (sejenis batu yang dicampur porselin) kemudian di- masukkan ke dalam pahatan- pahatan emas hingga menim- bulkan kilauan yang sangat ind ah. Karena semua itu benda pe ninggalansejarahAceh,makaHa run menganggapnya se ba gai benda sejarah yang sangat penting untuk di koleksi dan diselamat- kannya. Itu sebabnya, koleksi Harun tidak hanya terfokus pada satu jenis benda tertentu saja, seba gaimana yang dilakukan para kolektor lain, yang ha nya mengoleksikan se- jenis “barang antik” ter- tentu yang disenanginya saja. Tidak demikian dengan Harun, kole- ksinya sangat beragam bahkan mungkin boleh dikatakan hingga kini belum ada seorang kolektor pun di Aceh yang memi- liki benda-benda budaya peninggalan se- jarah Aceh selengkap yang dimiliki dan dikoleksi H. Harun Keuchik Leumiek. Keahlian arkeologi yang dimiliki Harun Keuchik Leumiek termasuk dalam arke- ologi yang tugasnya menyangkut penyela- matan, pemeliharaan dan perlindungan benda-benda purbakala untuk kepentin- gan masyarakat masa kini dan yang akan datang. Jadi, kalau Harun mengkhusus- kan diri sebagai seorang kolektor (penye- lamat) benda-benda purbakala mengenai sejarah dan peradaban Aceh, berarti posi- si Harun Keuchik Leumiek dalam ilmu arkeologi ini adalah sebagai arkeolog yang mengemban tugas menyelamatkan ben- da-benda purbakala peradaban Aceh. Yang menarik dari sosok Harun dalam hal ini adalah adanya perpaduan keahlian arkeologi dalam dirinya. Di satu sisi sedi- kitnya Harun menguasai disiplin arkeologi secarateoritisdariprosesbelajarnyasendiri (otodidak), sedangkan di sisi lain karena pengalamannya yang luar biasa sebagai kolektor benda-benda sejarah, maka den- gan sendirinya dalam diri Harun tumbuh pula keahlian arkeologi secara alami. Per- paduan antara pengalaman dan proses belajar otodidak-nya itulah yang kemudi- an membuat H. Harun Keuchik Leumiek menjadi seorang arkeolog yang alamiah. “Saya mendalami ilmu kepurbakalaan ini memang tidak melalui studi khusus, ha nya dari pengalaman-pengalaman saya sebagai orang yang bergelut dengan ben- da-benda peninggalan sejarah. Maka de ngan sendirinya saya merasa dituntut un- tuk mempelajari ilmu-ilmu yang berhu bu ngan dengan benda-benda kepurbakala an. Seperti ilmu arkeologi, ilmu etnografi (ilmu yang mempelajari benda-benda bu daya peninggalan sejarah, seperti perhia san,peralatansenjatatajamdanhasil-hasil kerajinan lainnya yang tidak melalui pros- es ekskapasi atau suatu penggalian). Se- mua itu saya pelajari melalui teman-teman yang sudah ahli dalam hal itu. Baik dari te man-teman yang ada di Aceh, Medan, dan Jakarta,” tutur Harun Keuchik Leumiek. Di samping itu, untuk mendalami ilmu kepurbakalaan ini Harun Keuchik Leumiek juga belajar sendiri dengan membaca bu ku-buku yang membahas tentang arkeolo- gi, etnografi dan buku-buku lain yang ber- hubungan dengan itu. Di samping terus mengikuti artikel-artikel tentang sejarah dan kepurbakalaan, baik yang ditulis di ko ran-koran, majalah, maupun di jurnal-jur- nal terbitan dalam dan luar negeri. Begitu- lah cara Harun belajar sebagai seorang kolektor benda-benda sejarah dalam mendalami ilmu kepurbakalaannya. Kitaberharap,kedepanbanyaklagian- ak bangsa yang peduli dengan benda-ben da bersejarah, sehingga anak-anak Aceh mendatang, tau akan sejarah mereka. Dan tentunya, tidak menjadikan sejarah itu menjadi sebuah legenda kelak. Putri Prok- lamator Bangsa ini, Meutia Hatta dalam sebuah kesempatan berkunjung ke Mu- seum H Harun pernah berkata, peran indi- vidu dalam pelestarian dan menyimpan benda bersejarah tersebut harus menda- pat apresiasi dari pemerintah. "Kita bangga dan patut memberikan apresiasiterhadapparakolektorsepertiHa run Keuchik Leumik yang menyimpan ben da-benda bersejarah milik kerajaan Aceh tempo dulu," jelasnya. “Sebagian koleksi Harun Keuchik Leumik merupakan aset bangsa dan menjadi kebanggaan nasion- al yang harus diberi perhatian untuk mem- berikan pengetahuan sejarah bagi gene- rasi mendatang. (Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi) Harun Keuchik Leumiek sedang memperlihatkan koleksi benda peninggalan kerajaan Aceh tempoe doeloe. (seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi) Arkeolog Otodidak Penyelamat Sejarah Aceh
  • 7. SSSSSosokosokosokosokosok 77777No.4Tahun I / Juni 2013 REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI: Wakil Ketua Bid Organisasi HT Anwar Ibrahim dengan disaksikan Ketua PWI Aceh Tarmilin Usman dan Ketua SIWO PWI Imran Joni menyerahkan surat rekomendasi bagi Pengeliling Indonesia dengan sepeda Aminin Hamid, saat singgah di PWI Aceh, Kamis, 23 Mei 2013. (Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi) IKAIKAIKAIKAIKA melihat usianya, rasanya sudah tidak pantas lagi baginya untuk melakukan se- suatu yang terlalu memberatkan. Kare- na di usia senja ini seharusnya ia sudah beristirahat, kumpul bersa- ma keluarga dan anak cucu. Namun hal itu ditepis oleh Aminin Ahmad, lelaki senja beru- sia 56 tahun ini, lebih memilih mengelilingi Indonesia dari pada menghabiskan hari tua hanya duduk-duduk manis di rumah. Tekad berkeliling nusantara ini baru saja muncul, bukan keingin lama yang terpendam. Sejak ia menuntaskan berke- liling Aceh tahun 2009, tekad itu muncul untuk menaklukan nusan tara dengan menggunakan sepe- daontel.Tekaddansemangatya- ng mengebu-gebu itu memaksa- nya untuk meninggalkan Muha- mmad Dahlan, putra semata wa- yangnyayangkalaitubarumena- matkan pendidikan di jenjang Se- kolah Menengah Pertama (SMP) Dengan berbekal sepeda on- tel, Aminin, lelaki kelahiran Aceh Timur 1 Juli 1960 ini, mewujud- kan tekadnya berkeliling Indone- sia. Tepatnya pada 17 Juli 2010, ia bergerak dari kampung hala- mannya di Seulamak Baro, Gam- pong Lubuk Pempeng, Kecama- tan Peurelak, Aceh Timur menu- ju Banda Aceh dengan menggu- nakan bus umum sambil mem- bawa sepeda ontel yang telah dirancangnya secara khusus. Dari Banda Aceh, dengan me nggunakan kapal ferry, Aminin menyeberang ke Sabang deng- an target Kilometer Nol. Dari kilo- meter pertama di paling ujung ba rat Indonesia inilah, Aminin me- mulai petualangannya sejak 20 Juli 2010. Dengan semangat baja menaklukan nusantara, satu per- satu desa, kecamatan, kabupat- en dan provinsi dijamahinya. Tan- Aminin Ahmad,Aminin Ahmad,Aminin Ahmad,Aminin Ahmad,Aminin Ahmad, Pengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling Indonesia Pembawa MisiPembawa MisiPembawa MisiPembawa MisiPembawa Misi ‘‘‘‘‘Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’ J Catatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda Novandi○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ tangan pertama itu muncul di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Tepatnya di depan Terminal Pi- nang Baris, kamera saku yang dimilikinya di jambret. Pengalaman buruk ini juga dialaminya saat berada di Stasi- unJatiNegera,Jakarta.Diibukota ini, Aminin dirampok, uang, HP, KTP dan SIMnya raib. Namun, ironisnya, saat ini dilaporkan kepetugas keamanan Stasiun, malah dalam laporannya, men- erangkan bahwa barang milikn- ya tersebut tercecer. “Saya sempat membantah, dan tidak terima dibuat laporan bahwa barang saya kececer, na- mun petugas tersebut, bapak ngaku saja kececer, dari pada panjang urusannya,” ujar Aminin mengisahkan pengalamannya. Akhirnya, hingga sampai laporan ke polisipun, disebutkan barang saya tercecer, bukan dirampok. Yang lebih menyedihkan lagi, Aminin pernah diacuhkan sama Wakil Guberbur Aceh Muham- mad Nazar saat itu. Di mana, Aminin mengisahkan, dalam se- buah acara di Taman Mini, saya bertemu dengan Wagub Muha- mmad Nazar dan mengatakan, ia putra Aceh ingin berkeliling In- donesia dengan misi perdama- ian. Namun apa lacur, Nazar me- napik tangan saya dan mengata- kan, “kalau mau uang, pulang ke Aceh disini ngak ada uang”. “Saya sontak terkejut dan ra- wat wajah saya seakan-akan tak ada darah lagi, sangkin malunya, karena hal itu terjadi didepan ban- yakorang,”ujarAmininsambilme nambahkan, bahwa kedatanga- nnya ke Taman Mini bukan untuk minta uang, hanya saja kebetu- lan ada “ibunya” orang Aceh ma- kanya saya datang. Seharusnya sebagai “ibu”, bi- sa menyemangati anaknya. Bu- kan mengacuhkan begitu. Dalam pandangan Aminin, seorang wa- gub itu ibu dan seorang gu- bernur itu bap- ak. Sebagai bapak dan ibu nya orang Ac- eh saat itu, se- harusnya bisa menyemanga ti anaknya ya ng ingin berbu atterbaikuntuk Aceh, meski hanya dengan cara bersepe- da mengelilin- gi nusantara. Lagi pula, me nurut Aminin, ia berkeliling In donesia mem bawa misi per- damaian. Layaknya “Duta Perda maianAceh”di setiap kabupa ten/kota yang ia singgahi, se lalu menyam- paikan pesan damai. Mencerita- kan bagaimana saat ini bahwa A ceh sudah damai, aman dan ten- tram. Tidak ada lagi permusuhan. Masyarakat Aceh sudah bisa hi dup rukun. Dari misi ini, Aminin ju ga mengajak semua orang ya ng dijumpainya, untuk terus menja- ga perdamaian, karena konflik itu tidak enak dan menyengsarakan. Lebih lanjut, kisah Aminin, me lihat ia sangat terpukul, ada seor- ang lelaki separuh baya menjum- painya dan menyerahkan uang sebesar Rp200 ribu. “Maaf Pak, ini yang dapat saya berikan, ini da ri saya Bupati Pidie Jaya, bukan dari Wagub,” ujar Aminin meniru- kan ucapan lelaki paruh baya itu. Setelah semuanya berlalu, Aminin pun menanyakan dengan orang disekitarnya tentang lelaki paruh baya itu dan orang-orang tersebut menyampaikan bahwa ia adalah Gade Salam, Bupati Pi die Jaya (Pijay), sebuah kabupat- en pecahan dari Kabupaten In- duk Pidie. Disamping kisah yang menyedihkan, banyak juga kisah yang mengharukan dialamini Ami nin. Diantaranya, bagaimana an ak-anak di perdalaman Metro Lam pung, mengantar kepergian nya hingga 20 km dengan meng- gunakan sepeda ontel dibawah guyuran hujan. Lalu ada juga kisah menarik dialaminya di Sumbawa Besar. Saat itu, saat ia tiba di Sumbawa Besar, Aminin dihadang oleh sekelompok anak muda pelajar SMKPelayaran.Anakmudayang juga menggunakan sepeda ini berputar mengelilinginya. Dalam hati Aminin, ini sudah celaka, na- sib apes kembali menimpanya. Rasa takut dan kawatir itu se- makin menjadi-jadi, karena se- lang beberapa menit kemudian, sekelompok pelajar SMK Pela- yaran yang lain, juga mendatang- inya dan melakukan hal yang sama. Setelah sekian lama men- gelilinginya, seorang anak muda itu meloncat ke tengah dan sea- kan ingin merampas bendera Merah Putih yang terpancang di belakang sepedanya. “Saya tidak tau harus berbuat apa mengahadapi anak-anak muda itu, saya hanya bisa pas- rah,”ujarAminin.Namunapayang terjadi, ternyata bendera yang hendak “dirampas” tadi, ternyata dibentangkan. Dan sekelompok anak muda yang berkeliling itu seketika berhenti dan serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. “Saya haru dan menangis melihatnya, sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya,” kisah Ami- nin sambil menambahkan, sele- pas itu ia kembali menceritakan betapa pentingnya menjaga per- damaian, karena perdamaian itu teramat mahal harganya. Akhirnya, Amininpun dilepas kepergiannya dengan dikawal “pasukan sepeda” anak-anak SMK Pelayaran, Sumbawa Be- sar menujun perbatasan. Dan iapun melanjutkan perjalanannya dengan misi damai yang terus terpatri di dalam hatinya. Kisah mengharukan lainnya, juga dialami saat ia diberi izin untuk memasuki wilayah Timor Leste, Negara tetangga yang du- lunya bagian dari Indonesia. Ia masuk ke Timor Leste melalui Desa Muta’in Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Petugas perbatasan memberi- kannyaPasporLintasBatas(PLB) untuk bisa masuk Timor Leste selama 36 Jam. Dari36jamyangdiberikanitu, ia hanya mampu bertahan sela- ma 3 jam saja. Karena, baru seki- tar 20 km masuk wilayah bekas Provinsi Timor Timur itu, setiap penduduk yang dijumpainya se- muanya menyampaikan ingin kembali menjadi warga Negara Indonesia (WNI) dan ingin juga wilayahnya masuk bagi dari wilayah Indonesia. “Melihat kondisi ini, saya pu- tuskan untuk kembali ke Muta’in, Belu. Karena kawatir bisa ber- dampak buruk, bagi masyarakat di Timor Leste tersebut dan saya sendiri. Lagi pula, misi yang saya bawa misi perdamaian,” ujar Ami nin memberi alasannya menga- pa hanya 3 jam di wilayah terse- but, kepada petugas keamanan yang menjaga diwilayah perba tasannya yang telah memberin- ya PLB. Aminin mengaku terke- san dengan keramahan para pe tugas, TNI yang berjaga diperba tasan tersebut. Dulu, ia sempat bercita-cita jadi Tentara Nasional Indonesia pada tahun 1979. De mi masuk tentara, ia ‘terpaksa’ memudanya usianya tiga tahun. Dimana, selayaknya ia lahir 1 Juli 1957, namun karena mau ma- suk tentara dibuat 1 Juli 1960. Ak hirnya, semua dokumen pribad- inya kini kelahiran 1960. Namun, upaya tersebut gagal suami Almarhumah Fatimah binti Ibrahim ini tidak diterima menja- di TNI. Namun, cita-citanya agar ada anaknya menjadi abdi nega- ra tetap besar. Kini tumpuannya ke putra semata wayangnya Mu- hammad Dahlan, yang diha rap- kan bisa menjadi anggota Polri. “Saat saya mau menghadap Kapolri, petugas meminta saya melengkapi surat-surat dari daer- ah, makanya saya kembali ke Ac eh lagi,” ujar Aminin yang sudah menjelajah 24 provinsi di Indone- sia. Aminin, ingin memohon kepa da Kapolri agar anaknya yang ba ru tamat SMA ini bisa diterima menjadi anggota Polri. Tekadnya usai melengkapi surat-surat ini, ia akan melanjutkan perjalanan ke 10provinsiyangtersisadiwilayah Timur Indonesia dan Pupua. Hing ga satu saat, jika misi keliling nu- santara ini tuntas dengan memb awa misi damai, ia akan membu kukan kisah perjalanannya. Semoga sukses Pak Aminin, Aceh sangat butuh banyak orang seperti bapak guna menyampai- kan misi perdamaian ini. Semoga niat tulus ini, bisa merajut perda maian hakiki di Nusantara yang banyak “terkoyak” di berbagai pro vinsi di Indonesia. andinovaandinovaandinovaandinovaandinova Pengeliling Indonesia dengan sepeda Aminin Hamid bersamapenulis.
  • 8. WWWWWarisanarisanarisanarisanarisan 88888 No.4 Tahun I / Juni 2013 Gubernur Minta Kabupaten/Kota Segera Bentuk PPID IIIIInfoUPTDnfoUPTDnfoUPTDnfoUPTDnfoUPTD gito/dedygito/dedygito/dedygito/dedygito/dedy Aceh Expo Sedot Ratusan Ribu Pengunjung Drs. Said Ra Kadishubkomin SEJAKSEJAKSEJAKSEJAKSEJAK berlakunya UU No.14 tahun 2008 tentang Keterbu- kaan Informasi Publik (UU KIP), maka seluruh jajaran pemerin- tah wajib membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dok- umentasi (PPID), namun untuk Aceh hingga saat ini baru 10 kabupaten/kota saja yang su- dah membentuknya. Banyak kabupaten/kota belum atau tidak membentuk PPID ini dikarenakan ketidakta huan, akan tindaklanjut dari pembentukan PPID sendiri. Sehingga, kabupaten/kota ter- sebut belum juga membentuk- nya hingga saat ini. Hal tersebut terungkap da- lam Rapat Koordinasi perce- patan dan pembentukan PPID kabuapten/kota se Aceh, Se- lasa 21 Mei 2013. Mengingat masih banyaknya daerah ya- ng belum memiliki PPID, maka dalam rapat tersebut Pemprov Aceh melalui Dinas Perhubun- gan, komunikasi, informasi dan telematika (Dishubkomintel) Aceh mengundang para sek- dakab/sekdako dan Kadis- hubkomintel kabupaten/kota. Kadishubkomintel Aceh melalui kepala UPTD Seura- moe, Sanasi mengatakan, 10 daerah yang telah memiliki PPID tersebut yakni Kota Ban- da Aceh, Lhokseumawe, Sub- ulussalam, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Singkil, Aceh Teng- gara, Bener Meriah, Siemelue, Pidie Jaya dan Aceh Timur. Sementara itu, Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah mem- inta seluruh daerah kabupaten/ kota yang belum memiliki PPID untuk segera membentuknya. Karena, PPID ini berperan da- lam memberikan informasi pub lik yang benar kepada masya rakat menyakut berbagai infor- masi pemerintahan di daerah. “Jajaran pemerintahan wa- jib membentuk PPID,” tegas gu bernur dalam amanat tertulis yang dibacakan Sekdaprov Aceh T Setia Budi saat membu- ka kegiatan tersebut di hotel berbintang di Banda Aceh. Dikatakan, di jajaran peme rintahan Aceh, PPID utama ber ada di bawah Dishubkomintel Aceh, tetapi semua SKPA dan Pemerintah kabupaten/kota la- innya perlu ada PPID yang si- fatnya mendukung. Sebab, PP- ID akan menjadi pintu gerbang bagi masyarakat yang mem- butuhkan informasi. Disamping itu,ingatgubernur,kemampuan PPID memahami UU KIP mutl ak dibutuhkan PPID harus me ngerti makna informasi yang si fatnya wajib, informasi yang si- fatnya berkala, sertamerta atau informasi yang dirahasiakan. ACEHACEHACEHACEHACEH Expo yang dilaksan- akanPemerintahAcehpada 5-9Junilalu,mampumenye- dot ratusan ribu pengunjung dari berbagai daerah di Aceh termasuk luar Aceh. Kegiatan ini menjadi semar- ak, karena banyak peserta terutama para pedangan melakukanpenjualandiare- na Aceh Expo di Lapangan Blang Padang Banda Aceh. Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah saat membuka ke- giatan tersebut mengatakan masyarakat Aceh punya po- tensi besar untuk mencipta- kan produk-produk berge- ngsihanyasajaperluseman- gatkerja,promosidanduku- nganyangkuatuntukmenu- mbuhkansebuahprodukun- tuk didistribusikan ke pasar. “MelaluiAcehExpoiniki- ta akan mempromosikan be rbagai kerajinan dan prod- uk-produkhomeindustrykar- GUBERNURGUBERNURGUBERNURGUBERNURGUBERNUR Aceh Zaini Ab- dullahmelantik20pejabatbaru EselonIIAdanBdilingkupPe- merintah Aceh. Acara pelanti- kan dilaksanakan di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh,Jumat sore,7Juni2013. Salah satu pejabat eselon II tersebut yang dilantik yakni Drs. Said Rasul yang diperca- ya sebagai Kepala Dinas Per- hubungan, Komunikasi, Infor- masi dan Telematika Aceh, menggantikan posisi Prof. Dr. Ir.Husaini,MTyang dikembali- kan ke Unsyiah. Pejabat tersebut dilantik berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Aceh nomor PEG. 821.22/006/2013tentangpeng angkatan dan pemberhentian pejabat struktural Eselon II di Aceh. “Ada yang datang, ada yang pergi itu hal yang biasa dalampemerintahan,kegiatan kepegawaian seperti ini akan terusberlanjutdiwaktumenda- tang,seiringdenganterjadinya kekosongan jabatan tertentu, maupun oleh karena adanya kebijakanlaindariPemerintah Aceh,”ujarGubernurAcehsaat melantikparapejabattersebut. Pelantikan dan bongkar pa sangpejabatini,merupakanya ng kelima dari enam kali yang sudahdilakukanpemerintahan AcehdibawahGubernurdrZai- ni Abdullah dan Wakil Guber- nur Aceh Muzakir Manaf. Se- muainidilakukangunamenca- Baru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah Terbentuk Pemahaman terhadap isi UU KIP sangat penting, sebab akan ada konsekuensi hukum yang akan dihadapi, manaka- la PPID tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Sanksi hukum tersebut bisa berupa sanksi pidana, bisa pula sank- si dalam bentuk denda. Karenanya, gubernur mem- inta PPID wajib mempersiap- kan diri, sehingga bisa menja wab era keterbukaan informa- si sebagaimana yang tertuang dalam UU KIP tersebut. Sebab, bagaimanapun, lahirnya UU KIP merupakan langkah maju dalam sistem demokrasi di In- donesia. Menurut gubernur, UU KIP menunjukan ada inisia tif para pemimpin bangsa unt uk membuat badan publik leb- ih transparan dan bertanggub- jawab dalam menjalankan tug as-tugasnya. Badan publik ini bukan hanya jajaran pemerin- tahan atau lembaga yang men ggunakan APBD atau APBN, tapi seluruh lembaga berbad an hukum termasuk LSM, part ai politik, yayasan dan seba g ainya. “Bagi lembaga yang ti dak mematuhi aturan yang ter- tuang dalam UU KIP ini, beresi- ko terhadap gugatan ajudika- si lewat komisi informasi.” Satu contoh kasus, lanjut gu bernur, beberapa hari lalu lew at pemberitaan media disebut- kan, Pengadilan Negeri (PN) Bangil, Jawa Timur harus meng akui kekalahannya dalam si dang ajudikasi menghadapi gu gatan rakyat yang mengingin- kan transparansi dari lembaga itu. “Bayangkan saja, lembaga pengadilan saja bisa kalah, ap alagi lembaga pemerintahan yang banyak berhubungan de ngan masyarakat,” ingat gu benur. yamasyarakatAceh,”katanya. Selain memamerkan hasil karya rumahan, masih banyak lagi kreativitas masyarakat Ac- eh yang akan ditampilkan da- lam beberapa hari mendatang seperti pagelaran seni buda- ya dan penampilan Atraksi bu- daya provinsi Aceh. Di sisi lain, menurut guber- nurkejayaansektornon-migas dalammemberikontribusibagi sumberpendapatanAcehmu- lai memperlihatkan titik cerah, terbukti per tahunnya produksi non-migas di Aceh terus men- ingkat hingga 8%. Sektor yang terusberkembangtersebutse- pertipertanian,perkebunan,pe rikanan dan berbagai industri kerajinan masyarakat lainnya. SebelumnyaAcehmenga- ndalkan migas sebagai pro- duk unggulan daerah karena memiliki pertambangan miny- ak dan gas yang sangat besar Penghasilan migas Aceh kala itumampumemberikankontri- busi hingga 60% bagi sumber pendapatan daerah. Namun dalam empat tahun terakhir produksi migas terus menurun hingga 22% pertahun, penge- luarannya terhadap produk domestik regional bruto Aceh hanya tinggal 11%. “Dengan kondisi tersebut jelas sekali kalau kita tidak lagi bisa mengandalkan migas se- bagai produk unggulan daer- ah,kitaharusbangkitmengan- dalkan sektor non-migas,” ujar GubernurZainiAbdullah. Dalam pidatonya tersebut gubernur menyebutkan masa depan ekonomi dan kesejah- teraan rakyat Aceh bisa lebih stabil apabila seluruh pihak mendukung dan membangkit- kansektornon-migastersebut. Selain itu, apabila kreatifitas masyarakat Aceh bisa dit- ingkatkan,makasektornon-mi- gaspunyapotensibesaruntuk menjadi modal bagi ke- bangkitan ekonomi Aceh. Di luar itu, sejumlah usa- ha rakyat di berbagai kabu- paten dan kota di Aceh kini sudah mampu menembus pasar dunia. Seperti rumah produksiyangberhasilmen- golah minyak nilam Aceh menjadi parfum berkualitas dunia, dan sebuah home in- dustri tas bordir dan tikar khasAcehyangtelahmeng- eksporproduknyakeAmeri- ka dan Eropa. Fakta di lapangan me- nunjukkanpotensibesarya- ng dimiliki masyarakat Aceh dalam menghasilkan pro- duk-produk bergengsi yang dapat bersaing di pasar glo- bal.“Hanyasajaperlusema- ngat kerja, promosi dan du- kungan yang lebih kuat un- tuk menumbuhkan sebuah produktersebutditingkatpa- sar,”tutupZaini. gitogitogitogitogito Menggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. Husaini ri formasi ya ng pas untuk bisa bekerja keras dalam membangun Aceh dalam li ma tahun ke depan perio de2012-2017. Sebelum- nya, pada 5 Februari2013 GubernurAc- eh melantik 422 pejabat Eselon II,III dan IV di jaja- ran pemerin- tahAceh.Lalu,pada18Febru- ari gubernur melakukan muta- si pejabat dan pengambilan sumpah pejabat baru guna memperbaiki kesalahan data dalam pelantikan pejabat pada tanggal 5 Februari 2013. Kemudian pada 21 Mei 2013Gubernurjugamelantik51 pejabat eselon di kalangan pemerintah Aceh, 5 Juni 2013 asisten III melantik 35 Pejabat eselonIIIdanIV.Terakhir11Juni 2013 Gubernur Aceh yang di- wakiliAsistenIIISetdaprovMu- zakkar A Gani kembali melan- tik dan mengambil sumpah ja- batan35pejabateselonIIIdan IV di Aula Badan Kepegawa- ian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP)Aceh.Parapejabatter- sebutditempatkandiDinasPe- ngairan, Dinas Pertanian Tan- Pengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah Pe Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID. Seuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amir
  • 9. 99999No.4Tahun I / Juni 2013 SSSSSosialitaosialitaosialitaosialitaosialita asul ntelAceh andinovaandinovaandinovaandinovaandinova SEBANYAKSEBANYAKSEBANYAKSEBANYAKSEBANYAK 522 orang putra- putri Aceh dididik menjadi bint- ara atau brigadir Polri tahun 20 13. Mereka ini merupakan ha- sil seleksi dari penerimaan Bri gadir Polri yang dilakukan me lalui Polda Aceh. Para calon brigadir Polri ya ngditerimamelaluiseleksiPol- da Aceh sebanyak 471 menja lani pendidikan Polisi Dalmas diSPNSeulawah,SareeKabu- patenAcehBesar.Sedangkan, 51lagimenjalanipendidikanBri mob di Watukaosek. Selain 522 ini, Polda Aceh juga mendidik 20 polisi wanita (Polwan) di Jakarta. 20 calon Polwan ini, merupakan hasil seleksi akhir di Ma bes Polri. SebelumnyaPoldaAcehmen- girim 24 calon Polwan. “Mereka dididik selama 7 bulanpenuhdannantinyaakan dititipkan di Pasantren selama SEBANYAK 98SEBANYAK 98SEBANYAK 98SEBANYAK 98SEBANYAK 98 pucuk sen- jata api (senpi) ilegal dari ma- syarakatdimusnahkanolehKo mandodaerahMiliter(Kodam) IskandarMuda(IM).Pemusna- han senjata tersebut dilauku- kan dengan cara memotong- motong menggunakan mesin pemotong besi. “Senjata api ini hasil dari Pembinaan Teritorial (Binter) Kodam IM,” ujar Pangdam IM Mayjen TNI Zahari Siregar melalui Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IM Kolo- nelArhSubagioIrianto. Dikatakan, pemusnahan senpi ilegal tersebut langsung dipimpin Pangdam IM yang di- gelardiLapangantembakMa- ta’ie Kabupaten Aceh Besar, Minggu 26 Mei 2013. Dengan cara pemotongan senpi ilegal ini dipastikan senjata tersebut tidak akan bisa dipakai lagi. Pelaksanaan Binter di jaja- ran Kodam IM di seluruh Aceh dilakukan sejak Oktober 2012 hingga Mei 2013. Pemusnah- ansenpiinidisaksikanDanrem 011/LW Kolonel Inf Hipdizah dan Danrem 012/TU Kolonel Inf Daddy Estoe Widodo. Pangdam IM Mayjen TNI ZahariSiregarmenyampaikan pemusnahan senjata yang di- gelar Kodam Iskandar Muda dapat mewujudkan situasi ke- amanan yang kondusif dan di- harapkan dapat memotivasi seluruh komponen masyara- kat untuk turut serta dalam up- aya menjaga perdamaian se- hingga kesejahteraan masya- rakat akan meningkat. “Kita berharap, dengan di- lakukan pemusnahan senpi il- egal ini, situasi keamanan di Acehmakinkondusif,”ujarPang dam sebagaimana disampai- kan Kapendam. Jenderal bintang dua TNI itujugamengharapkan,masya rakat Aceh dapat membantu KodamIMuntukmemberantas beredarnyasenjatailegalyang dapat menganggu situasi dan kondisi di Provinsi paling ujung barat Pulau Sumatera Indone- sia ini. Menyangkut pemusna- amanPangansertaBadanKe- tahananPangandanPenyulu- han. Mereka terdiri dari 9 peja- bateselonIIIdan26pejabates- elonIV. dedydedydedydedydedy N oN oN oN oN o NamaNamaNamaNamaNama JabatanJabatanJabatanJabatanJabatan PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013 Ridwan Hasan, SH, MM Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Hu- kum dan Politik 1 Bukhari, A.Ks, MM Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga. 2 Ir. Zulkifli, MM Dinas Tenaga Kerja dan Mobili- tas Penduduk Aceh. 3 dr. M. Yani, M. Kes StafAhliGubernurAcehBidangKeistime- waandanSumberDayaManusia. 4 dr. Taqwallah Kepala Dinas Kesehatan Aceh dan Ketua P2K APBA. 5 Ir. Rizal Aswandi, Dipl. SE StafAhliGubernurAcehBidangPemban- gunandanHubunganLuarNegeri. 6 Drs. Bustami Usman, SH, M.Si Kepala Badan Pembinaan Pen- didikan Dayah Aceh. 7 Nasir Zalba, SE KepalaBadanKesatuanBangsa,Politikdan PerlindunganMasyarakatAceh. 8 Drs. Samidan Angkasa Wijaya Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Ekonomi dan Keuangan 9 Syahrul Badaruddin, SE, MSi Inspektur Aceh.10 A. Hamid Zein, SH, M.Hum Sekretaris Dewan Perwakilan RakyatAceh. 11 Drs. Said Rasul KepalaDinasPerhubungan,Komunikasi,In- formasidanTelematikaAceh 12 Drs. Muhammad, MM Kepala Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh. 13 Drs. Zulkifli Ahmad, MM Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan. 14 KamaruddinAndalah,S.Sos,M.Si Kepala Biro Tata Pemerintahan SetdaAceh. 15 Drs. Paradis, M.Si Kepala Sekretariat Majelis Adat Aceh. 16 Bustami Hamzah, SE, M.Si Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh. 17 Drs. Muhammad Raudhi, MSi Kepala Biro Perekonomian Set- da Aceh. 18 Rusdi Husin, SE Kepala Sekretariat DPP KOR- PRI Aceh 19 Ir. Rusmiady Kepala Sekretariat Majelis Pen- didikan Daerah Aceh. 20 hanamunusiilegal,Kapendam menjelaskan, itu akan dilaku- kandalamwaktulain,sebabun tukmemusnahkanamunisihar us dipersiapan secara matang dengancaratersendiri.Sebab, pemusnahanamunisiinimemi- liki resiko yang lebih tinggi. “Amunisiilegaljugakitamu snahkan, namun waktu yang berbeda dengan persiapan yanglebihmatang,”tegasKap- endam.MenurutKapendamIM KolonelArhSubagioIrianto,pe musnahan senpi ilegal secara massal ini, merupakan yang ketiga dilakukan di Aceh, se- belumnya, Kodam IM, bersa- ma Polda Aceh dan Muspida Aceh IM memusnahkan 973 senpiilegaldiLapanganBlang- padang, Banda Aceh, 17 okto- ber2012lalu. Sama dengan senpi yang 98pucukini,ratusansenpiyang dimusnahkan tahun lalu itu, umumnya merupakan sisa konflik Aceh itu, 831 pucuk di antaranya dikembalikan war- ga melalui jajaran Polda Aceh dan sisanya dikembalikan melalui jajaran Kodam IM. Bersamaandenganpemu- snahan senpi ilegal tahun lalu itu,jugadimemusnahkan5.319 kilogram ganja dan 25.300 ba- tang ganja dengan cara mem- bakarnya. Barang bukti itu merupakan hasil operasi narkoba pada September- Oktober 2012, sebagian hasil operasi TNI. Sementara itu, sebagaim- ana diketahui, pemusnahan senpi secara massal pertama sekali dilakukan di Aceh pada tahun 2005 pasca MoU damai antarapemerintahRIdanGAM. Hanya saja, saat itu, senpi yang dimusnahkan merupa- kan serahan mantan kom ba- tanGAMkepadaAMMseban- yak 1.018 pucuk senjata api. Dari senjata serahan GAM ke AMM yang memenuhi syarat sebanyak 640 pucuk. Jumlah senpi ini sesuai dengan keha rusan yang diserahkan GAM kepadaAMMuntukdimusnah- kan. Kodam IM Musnahkan SENPI ILLEGAL SENPISENPISENPISENPISENPI ILEGALILEGALILEGALILEGALILEGAL: Pangdam IM Mayjen TNI Zahari Siregar melihat amunisi ilegalhasilserahanmasyarakathasilBinter,Minggu(26/5).Amunisiilegaliniakan dimusnahkan secara khusus. Seuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IM 522 Putra/Putri Aceh DIDIDIK JADI BINTARAPOLRI 3 bulan guna mendalami aga- ma,”ujarKapoldaAcehIrjenPol HermanEffendisaatpelantikan menjadi Siswa SPN pada 3 Juni2013lalu. Saat pelantikan siswa lalu, Kapolda Aceh membacakan amanatKapolriJenderalTimur Pradopo yang mengintruksi- kan semua Polda untuk meng antisifasi segala kemungkinan yang bisa mengganggu pelak- sanaan tahapan Pemilu 2014 dan menciptakan gangguan keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat. Kapolri mengungkapkan, pendidikanBrigadirPolrimeru- pakantuntutan.KarenanyaPolri harus lebih mempersiapkan SDM dan organisasi yang pro- fesional. Disamping itu, Polri memerlukan penambahan personilbaruhinggamencapai 20 ribu orang di tahun 2013. Dengan rincian 17 ribu orang untukpangkatbrigadirdantiga ribu orang pangkat tamtama. Penerimaan brigadir Polri tersebut,diantaranyaditujukan untukpenguatanposturorgan- isasi terutama dalam mengh- adapi pelaksanaan pemilu tahun2014.Sehinggapenam- bahan jumlah tersebut akan memperkuat lini terdepat pel- ayanan kepolisian. Kapolri me nekankan pentingnya persia- panmentaldanfisikselamame nempuh pendidikan tersebut, penanaman komitmen, tekad, semangat dan motivasi yang tinggi supaya bisa menjadi polisi yang patut dibanggakan. “Pelajariteoridikelas,prak- tek di lapangan maupun prog ram pelatihan lain harus dilaku kan dengan baik,” tegas Kapol ri sambil menambahkan, seti ap siswa harus menanamkan komitmen, tekad menjadi poli- si yang dapat dibanggakan. Mengikuti proses pendidi- kan latihan yang diberikan ha rus dengan penuh ketulusan dankeiklasan.Semuasiswaju ga harus selalu menjalin rasa kebersamaan, kekompakkan dan keakraban dengan sesa- ma peserta didik, instruktur maupunpelatih,sertamanfaat- kan waktu yang singkat ini se optimal mungkin untuk meng embangkan pengetahuan dan ketrampilan. “Teruslah belajar, berlatihdanmenempadiriagar menjadi Polri profesional,” kat- anya. SIRAMAN: Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi melakukan siraman kepada para siswa SPN saat pelantikan pendidikan. Seuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinova andinovaandinovaandinovaandinovaandinova ejabat Eselon II.ejabat Eselon II.ejabat Eselon II.ejabat Eselon II.ejabat Eselon II. Seuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amir
  • 10. WWWWWarisan Budayaarisan Budayaarisan Budayaarisan Budayaarisan Budaya 1010101010 Buah-buahan Khas yang Tinggal Kenangan S No.4 Tahun I / Juni 2013 gito/dedygito/dedygito/dedygito/dedygito/dedy EIRINGEIRINGEIRINGEIRINGEIRING dengan per kembangan zaman banyak hal yang su- dah terkikis bahkan tertinggal sebagai khasanah budaya bangsa bahkan daer- ah,inidikarenakantelahterjadi peralihan dari berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, sehingga pola pikir masyara- kat telah berubah ke arah mo- dernisasi, salah satu contoh adalahketidaktahuananakter- hadap sesuatu yang seharus- nya di ketahui dan dirasakan, dikenal serta dilestarikan se- bagai warisan budaya endatu yang mengandung arti. Untukinidibutuhpemikiran orang-orangyangterkaitdeng- an hal tersebut baik secara la- ngsung maupun tidak langsu- ng, baik secara teknis maupun teori,baikmasyarakatataupun pemerintahsetempat,yangme rupakan panutan bagi regena- siyangakandatangdalamber tanggungjawab terhadap keas rian budaya sebagai warisan. Budidaya tanaman (tana- manyangmenghasilkanbuah) merupakansalahsatucaraun- tuk mempertahankan kekhas- an tanaman di daerah, agar ti- dak hilang dan tetap dapat di perkenalkan pada anak seba- gai pewaris budaya, melalui pembudidayaan perkebunan terhadap tanaman secara me- nyeluruh dan secara kontinyu, maka diharapkan tidak terjad- inya kelangkaan bahkan kepunahanyangtergusurden- gan perkembangan zaman. Dewasa ini banyak tana- man buah-buah yang menjadi primadona masyarakat Aceh nyaris sudah tidak terlihat lagi, miriskedengarannyajikakelak haliniterjaditerus-menerustan- pa ada perhatian dari masya- rakat Aceh dan pemerintah daerah. Akan tetapi Jika hal ini ditanggapi dengan penuh ke- seriusan dan tanggung jawab, maka tanaman yang dulu per- nah menjadi prioritas utama dalam pandangan masyara- kat Aceh mungkin akan kem- bali menjadi tanaman andalan yang bisa dikenal oleh anak cucu kita di masa mendatang. Namun ironisnya sedikit masyarakat Aceh yang mau memahami tentang hal terse- but, sehingga tanpa kita sadari bukan tidak mungkin satu saat nanti akan punah semuanya. Kelangkaan yang terjadi di bu- mi Seuramoe Aceh salah satu buktibahwatingkatkepedulian kita terhadap kelestarian bu- daya mulai terkikis, dan men- jadi sebuah kenangan dalam sejarah masyarakat Aceh. Da- lamhalinidiharapkanagarPe- merintah daerah dapat beker- jasamadenganmasyarakatun tuk membudidayakan tanam- anyangmulaipunahuntukda- pat kembali menjadi tanaman primadona bagi masyarakat Acehsepertidulu.Karenabuah yangterdapatdiAcehtidakka- lah menarik, enak dan nikmat- nya jika disejajarkan dengan buah luar negri yang sekarang inilebihdikenalolehanakcucu kita(anggur,apel,pier,dll). Berikut sebagian nama- nama tanaman yang sifatnya berbuahdanmenjadiandalan- namun telah Langka terdapat di Aceh yang pernah menjadi tuan rumah penghasil buah tersebut. 1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang: Bentukbuahnyakecil-kecildan berwarnamerah,biasanyaber- fungsiuntukmengobatipenya- kit bisul, rasnya manis jambu 2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu: Bentuk buahnya kecil-kecil berwarna merah,jikasudahmatangwar- nanyamerahkehitam-hitaman rasanya manis-manis kelat 3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng: Bentuk buahnya bulat kecil-kecil ber- warna hitam rasanya asam buah 4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk: Ben- tukbuahnyakecil-kecilberwar- nahitam 5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem: Bentuk buah- nya kecil-kecil seperti anggur warnanya kuning kehijauan rasanya asam buah 6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru: Ben- tuk buahnya lonjong kecil ber- warna hijau jika sudah matang berwarnahitamdandalamnya berserat-serat rasanya asam 7. Boh Kupu:7. Boh Kupu:7. Boh Kupu:7. Boh Kupu:7. Boh Kupu: Bentuknya bulat lonjong rasanya asam buah 8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok: Bentukn- ya bulat kecil warnanya hijau rasanya manis dan cara me- makannya terlebih dahulu dip- utar-putar dikedua belah tela- pak tangan hingga berwarna kemerahan 9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge: Bentuknyabulatlonjongberbiji warna kemerahan rasanya manis 10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh: Bentuknya bulat berkerut sep- erti boh kruet biasa, biasanya tumbuh di Daerah Krueng Raya 11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken: Bentukn- ya bulat berkulit tipis warnanya hijau rasanya asam, digu- nakan untuk masakan berb- agai jenis ikan 12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng: Bentukn- ya berkerut kecil-kecil warna hijau rasanya asam, di- gunakan untuk masakan ikan paya atau hiu dan bisa juga di- gunakan sebagai jeruk sam- bal khas aceh 13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu: Ben- tuknya bulat besar warnanya hijau atau kuning, rasanya asam, dapat digunakan untuk masakan kuah 14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek: Bentuknya bulat isinya berbiji (warnamerahdelima)sedang- kanwarnakulitkuning. 15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah: Bentukn- ya lonjong warna kulit luar coklat kehitam-hitaman dan keras, sedangkan isi dalamn- yaberwarnaputihmiripkelapa muda dan rasanya manis 16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji: Ben- tuknya bulat kecil berangkai kulit warnanya hitam isi dalamnya ke- coklat-coklatan dan berbiji rasan- ya asam buah 17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang: Ben- tuknya oval warna kulit luar coklat dan keras isi dalamnya putih ber- lapis-lapis rasanya gurih 18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih: Bentuknya bu- lat sedang, warnanya hijau, isi da lamnya putih dan gurih rasanya 19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng: Bentukn- ya besar, warnanya kekuning-ku ningan, rasanya gurih, cara mak annyaharusorangyangahlimem buatnya, karena jika salah dalam pemrosesan maka dapat gatal. 20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong: Warnan- ya coklat, ungu tua dan ada yang berwarna putih, rasanya lemak, bentuknya mengikuti keadaan media tanamnya. 21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh: Bentuknya bulat berwarna putih, isinya putih kecoklatan dan berbiji kecil, se- bagai pengharum aroma rujak.* Dr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati Zainun SETELAHSETELAHSETELAHSETELAHSETELAH hampir setahun, akhirnya Pemerintah meng- ganti 48 uni sepeda motor mahasiswa Aceh Tengah yang dibakar saat terjadi kerusuhan pada event POP DA XII di Banda Aceh, 27 Juni tahun lalu. Pembayaran ganti rugi ini difasilitasi langsung oleh Gubernur Aceh, dr Zaini Ab- dullah. Pembayaran ganti rugi ini juga disaksikan lang- sung oleh dua bupatindi kedua daerah tersebut, Bu- pati Aceh Tengah Ir. H. Na- saruddin, MM dan Bupati Aceh Selatan, HT. Sama In- dra, SH, di Hall Olahraga Stadion Harapan Bangsa, BandaAceh,3Juni2013lalu. Perdamaian ini juga di tandai dengan peusijuek perwakilan pihak yang berseli sih antara mahasiswa Aceh Te ngah dengan mahasiswa Aceh Selatan serta penandatanga- nan berita acara perdamaian yang dilakukan kedua bupati. “Peusijuek sebagai wujud rasa syukur terhadap harmon- isasi hubungan para pihak yang berselisih paham. Tidak ada yang menghendaki konf- lik yang telah terjadi, namun hal tersebut dapat dapat semakin mempererat hu bungan ukhu- wah diantara kita,” ungkap Gu- bernur Zaini Abdullah. Gubernur juga meminta ke dua belah pihak untuk meng ambil hikmah dan berfikir agar lebih merajut kebersamaan di- masa depan. Sebab, untuk membangun Aceh ini harus di- lakukan secara bersama deng an semua lapisan masyarakat yang ada di Aceh. Pembayaran gantirugi ini di lakukan berdasarkan surat Gu bernur Aceh nomor 426.3/ 36757, 22 November 2012, tak- siran biaya bantuan ganti rugi kendaraan roda dua yang ter- bakar sebesar Rp418 juta ru- piah, dengan proporsi 50 % di- tanggung Pemprov Aceh, 25 % Pemkab Aceh Selatan dan 25 % Pemkab Aceh Tengah. Besaran jumlah bantuan per orang pun beragam, mulai dari Rp4 juta hingga Rp18 juta, tergantung dari jenis dan tingkat kerusakan masing-masing kendaraan roda dua yang dibakar saat terjadi keributan pada 27 Juni tahun lalu itu. Bupati Aceh Tengah, Nasa ruddin menilai kerusakan sepe- da motor yang dialami tidaklah seberapa dibanding dengan kebersamaan dan hubungan baik yang harus dijalin lebih e rat oleh kedua belah pihak, ter- utama dikalangan mahasiswa. “Orangtuakitadulutelahme miliki ikatan silaturrahmi, men- jadi tugas kita saat ini untuk memperkuat ikatan tersebut,” ujar Nasaruddin. Berkenaan dengan proses penyaluran da na, Nasaruddin mengatakan a gar para korban yang menda pat bantuan untuk tidak meng hiraukan bila ada pihak yang meminta kontribusi tertentu se- bagai imbal jasa pengurusan dana bantuan. Nasaruddin meyakinkan penyaluran dana sesuai den- gan itikad baik untuk mem- bantu kerugian yang dideri- ta para korban dan tidak adanya kutipan liar merupa- kan komitmen Pemprov Aceh, Pemkab Aceh Ten- gah dan Aceh Selatan. Sementara itu, Bupati Aceh Selatan, HT Sama In- dra, mengatakan hubungan baik diantara kedua daerah sebenarnya telah dijalin ol eh para pendahulu, bahkan Sama Indra menuturkan pa da tahun 70-an banyak war- ga Aceh selatan yang mem- buka kebun kopi di wilayah tengah Aceh tersebut. “Banyak orang Aceh Sel atan yang telah menjadi war ga dan bekerja di wilayah Aceh Tengah, ada petani, guru, bahkan pengusaha,” ujar Sama Indra. Lebih jauh, Sama Indra menawarkan kerjasama di- bidang pertanian dengan tukar-menukar bibit unggul yang dimiliki kedua Daerah. Sebab, di kedua daerah ini memiliki potensi pertanian yang sama-sama bisa diba nggakan untuk Aceh bah- kan nasional. “Kita ketahui kopi Gayo punya kualitas, kalau boleh kami meminta dapat dikirim ke Aceh Selatan, nanti kami kirimkan bibit pala sebagai gantinya,” katanya disambut tepuk tangan hadirin yang menhadiri perdamaian ter sebut. Gubernur Fasilitasi Perdamaian Mahasiswa Aceh Tengah - Aceh Selatan SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI: Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah bersama Bupati Aceh Selatan HT SamaIndra(kiri)danBupatiAcehTengahNasaruddin(kanan)bersalamdamai,usaipeny- erahangantirugi48unitsepedamotormahasiswaAcehTengahyangdibakarpadaPopda lalu. Seuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinova