2. No.4 Tahun I / Juni 2013
SSSSSeuramoeeuramoeeuramoeeuramoeeuramoe PublikPublikPublikPublikPublik
Saleum
22222
PENGARAH: Dr. ZainiAbdullah
(Gubernur Aceh)
PENANGGUNG JAWAB: Drs Said Rasul
(Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi
dan Telematika Aceh)
DEWAN PENYUNTING:
Drs. A. Aziz. (Kabid Manajemen Data Base)
Dr. Rahmawati, M. Si. (Kasubbag TU Seuramoe)
PEMIMPIN UMUM: Ir. Sanasi, MM.
(Kepala UPTD Seuramoe Informasi Aceh)
Pemimpin Redaksi:
Asriani,S.Sos
Redaktur Pelaksana:
Irwanda,ST,M.Si
Koordinator Liputan:
NiningKhairani,S.Sos
Redaktur:
ImranJoni
Penyunting/Editor:
IrandaNovandi,S.Sos
Design/Layout
AdityaAR
Konsultan Media:
Arief Rahman
Fotografer:
Amiruddin
Dharwanda,A. Md
Reporter/Kontributor:
Fahmi,ST-Muslem,A.Md-
DediIrawan-GitoRolis-Rahmat
Keuangan:SriTrisnaFitri,SE
Tata Usaha:Azhar - Syamsuarni
Distribusi: Syaukani - Razali
Logistik Umum: Syarwan - Amri, A. Md
AlamatRedaksi:GedungSeuramoeInformasiAceh
Jl.Slt.AlaidinMahmudsyah,BandaAcehNo.14.Telp.0651-33615
Email:redaksi.seuramoe@gmail.com.
website: http://seuramoe.acehprov.go.id
Memuseumkan Permainan Tradisional
Budaya Aceh yang Hilang
Jaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
Makmur,
Mahasiswa di Banda Aceh
Fahrijal,
Mahasiswa Unsyiah
Musliyadi, Dosen
Universitas Serambi Mekkah
Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai
dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan
tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut.
Tulisan harus dilampiri tanda pengenal.
redaksiredaksiredaksiredaksiredaksi
Menyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti Sejarah
PENINGGALANPENINGGALANPENINGGALANPENINGGALANPENINGGALAN sejarah ada
lah bukti otentik yang dapat dira
sakan atau dilihat sekarang ter-
hadap kejadian-kejadian masa la
lu yang pernah terjadi terhadap
agama, keluarga maupun nega-
ra. Peninggalan sejarah tersebut
sangatlah penting dilestarikan un
tuk menjadi bahan acuan/renung
an terhadap apa-apa saja yang
telah terjadi pada masa lampau.
Di Aceh, peninggalan sejarah
dalam pengelolaannya masih se
batas pilih kasih, seperti pahlaw
an yang terkenal akan dilakukan
restorasi yang bagus, tetapi jika
pahlawan yang kurang terkenal,
maka restorasi yang dilakukan ju
ga asal-asalan, kadang juga tidak
pernah adanya niat untuk resto-
rasi. Aceh yang terkenal dengan
KITAKITAKITAKITAKITA melihat ada banyak perbedaan gaya
hidup antara anak-anak sekarang dengan
era 90-an misalnya. Perbedaan ini mung-
kin disebabkan oleh pengaruh westernisa
si.Westernisasiatauvirus-virusbaratmeng-
incar kehidupan masyarakat timur seperti
anakIndonesia.Kitabisamelihatcontohnya
dalam kehidupan anak-anak Aceh jaman
sekarang. Semakin hari semakin sulit kita
menemukan anak-anak Aceh yang menyu
kai permainan tradisional .
Kita tidak lagi menemukan anak-anak
Aceh di pedesaan (jangankan perkotaan)
yang bermain ‘patok lele’, ‘maen ting’, ‘ma-
en che’, atau permainan menciptakan ken-
daraan dari batang rumbia dan banyak per
mainan lainnya tergantung daerah mas-
ing-masing. Sekarang anak-anak lebih me
milih gem made in barat seperti game on-
ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.
Saya sangat prihatin dengan nasib
budaya Aceh sekarang, sudah jauh se
kali berubah. Orang Aceh sudah mening
galkan kebiasaan lamanya, baik dari segi
pakaian, makanan, hiburan, dan lain-lain
Misal makanan, masyarakat Aceh tidak
lagi suka boh meuria (salak Aceh/rumbia)
atau beurteh tum tetapi lebih menyukai
KFC dan Pizza Hut. Kita bahkan sangat
sulit mencari boh meuria bila tiba-tiba ing
in sekali mencicipinya. Kemudian kita li
hat pakaian, rindu hendak melihat anak
dara Aceh memakai sarung ketika jalan-
line atau jejaring sosial. Padahal permainan tra-
disional merupakan wadah mengembangkan
kreativitas anak-anak.
Namun kita juga tak bisa menyalahkan jaman.
Manusia hidup berdasarkan zamannya. Kehidu-
pan masa lalu berbeda dengan hari ini apalagi
esok. Tapi setidaknya permainan tradisional Aceh
dapat dijadikan koleksi museum Aceh sehingga
bisa dipelajari oleh anak-anak daerah lain selain
penduduk asli. Memuseumkan permainan tradi-
sional tampaknya akan menjadi objek wisata me-
narik untuk saat ini. Kalaulah permainan tradisio-
nal tersebut tak bisa lagi dimainkan anak-anak se
karang, setidaknya mereka bisa melihat bekas
peuneu-en orangtuanya dulu di museum. Peri-
hal ini patut mendapat perhatian pemerintah Ac-
eh. Semoga!
jalan sore, tidak akan pernah kita dapat yang de
mikian, mereka sudah pakaian legin-lah, cela
na ketat, baju rapat, dan lainnya yang arat-arat.
Lalu pada hiburan, mana ada anak Aceh jaman
ini yang masih suka menyanyikan lagu Aceh at
au mengembangkan kesenian rebana di meu
nasah-meunasah, hana le atra nyan, hilang di
telan globalisasi. Nah, alangkah baiknya jika ora
ng Aceh untuk kembali mencintai budaya lokal
nya yang murah dan meriah. Pemerintah sudah
seharusnya mengingatkan rakyatnya agar
mencintai budaya Aceh.
sebutan Serambi Mekkah yaitu
dengan agama yang sangat me-
lekat tentunya banyak sekali ter-
dapat peninggalan sejarah, mis-
alkan adanya Monumen Islam As
ia Tenggara (Monisa) yang terle-
tak di Desa Paya Meuligoe, Peu-
reulak,AcehTimursampaikinipro
ses restorasinya masih sete ngah
hati, karena banyak sekali benda
-benda peninggalan yang sudah
lapuk tak terurus dan hilang men-
jadi barang kiloan bagi pemulung.
Jika kita lihat dari sudut politik,
maka Aceh memiliki peranan ya
ng sangat penting yaitu sanggup
membeli sebuah pesawat ter-
bang jenis Dakota yang nomor pe
nerbangannya 001 yang danan-
ya terkumpul melalui swadaya
masyarakat Aceh dengan men-
jual segala hartanya untuk pros-
es menuju Indonesia yang lebih
baik,tetapisampaisekarangtera-
sa seakan Aceh ini tidak berhar-
ga di mata pemerintah, karena ji
ka kita lihat pembangunan, justru
Jakarta lah yang sangat maju, se-
dangkan di Aceh jangankan pem-
bangunan, tingkat industri pun
sangat minim ditemukan hampir
di seluruh Aceh.
Saya berharap kepada Peme
rintah Pusat dan Pemerintah Ac
eh agar bisa menjaga kelestaria
peninggalan sejarah yang ada di
Acehagarnantinyabisadikenang
dan bisa menjadi bahan cerita un
tuk anak cucu kita kelak, semoga.
BANGGABANGGABANGGABANGGABANGGA, ketika beberapa tahun lalu kita melihat
masih banyak bukti peninggalan sejarah berdiri
kokoh di tengah kota Banda Aceh yang mulai
merangkak menuju kota metropolitan. Dari sekian
banyak benda dan bangunan bersejarah tersebut,
tidak sedikit yang bernilai tinggi bagi bangsa ini.
Bahkan merupakan cikal bakal dari kelanjutan
Indonesia.
Salah satu contoh adalah Hotel Aceh.
Di hotel berkonstruksi kayu inilah Soekarno.
Presiden Pertama Indonesia mengucurkan air
mata kala meminta ‘sumbangan’ masyarakat
Aceh untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan.
Kala itu, Indonesia nyaris tidak ada lagi. Untung
saja para bpejuang Aceh masih setia dengan
NKRI, sehingga melalui Radio Rimba Raya,
propaganda Belanda yang mengabarkan
Indonesia tidak ada berhasil dipatahkan.
Sumbangan yang terkumpul di Hotel Aceh kala
itu berbuah sebuah pesawat Dakota, yang
kemudian diberi nomor sayap “Seulawah RI-001”.
Belakangan, sebagai pesawat angkut, Seulawah
RI-001 melahirkan Garuda bIndonesia Airways.
Tapi di mana Hotel Aceh? Jika melintas di
samping Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh,
tepatnya di Jalan Mohammad Djam, lihatlah ke
kiri. Puluhan tiang pancang warna-warni tertanam
dengan tinggi tak beraturan. Itulah Hotel Aceh.
Masih banyak lagi bangunan yang menjadi
bukti sejarah Aceh kini ‘menghilang’. Tower air di
Taman Sari, misalnya. Kini berubah menjadi arena
bermain anak-anak. Belum lagi ratusan bangunan
rumah yang telah berubah menjadi gedung
bertingkat atau pertokoan.
Mengapa bisa terjadi?
Banyak faktor yang menyebabkan bukti-bukti
sejarah ini hilang. Kepedulian masyarakat dan
terutama pemerintah yang minim, ditambah lagi
dengan alasan pembangunan yang tidak
memperhatikan kasanah budaya, menjadi
penyebab utama.
Maka jangan panik, jika sepuluh tahun lagi, kita
tak mampu menjawab kala anak-anak kita
bertanya, “Pernahkan kita punya kereta api?” atau,
“Katanya Soekarno pernah ‘menangis’ di Aceh, di
mana?
Oleh sebab itu, mulai sekarang, mari kita
selamatkan semua bukti sejarah yang ada di
Aceh. Dimulai dari yang ada di lingkungan kita.
Semoga anak cucu kita tidak menagih yang terlalu
sulit untuk kita pertanggungjawabkan!
3. UtamaUtamaUtamaUtamaUtama
No.4 Tahun I / Juni 2013
33333
Bukti Sejarah yang Mulai Hilang
B
Bangunan Peninggalan Masa Lalu
ANYAKANYAKANYAKANYAKANYAK bukti peni-
nggalan sejarah di
Acehmulaihilang se-
pertihalnyatowerair
diTamanSariBandaAceh.Ko-
nontowerairtersebutmerupa-
kan sumber air warga ibu kota
Aceh.KeretaapiAcehyangdu
lu menjadi sarana transportasi
yang menghubungkan lintas
ibu kota provinsi ke wilayah ut-
ara-timurAceh.HotelAcehya-
ng kini tinggal tiang pancang,
padahal, keberlangsungan re-
publik ini sempat tercatat di ho
tel tersebut. Dan banyak lagi
yang kini telah tiada.
Darisisitradisidanbudaya,
banyak juga yang telah ter
kikis. Seperti halnya adat per
kawinan yang kini cendrung
mengikuti budaya barat.
Melihat kondisi ini, sebagai
generasi penerus bangsa ini,
dandemimenggalidanmeles-
tarikanbuktisejarahdanbuda-
ya yang menghilang ini, perlu
dicari solusi bagaimana itu bi-
sa terus dipertahankan dan
dibangkitkan kembali. Sebab,
Aceh sangat kental akan se-
jarah dan budayanya.
Sayangnya, seperti yang
dikatakan Dra. Zunaimar, Di-
rektur Pusat Dokumentasi dan
InformasiAceh(PDIA),genera-
si sekarang mulai tidak tertarik
dengan hal-hal yang berbau
‘usang’. “Kita lihat ketertarikan
generasi muda kita lebih suka
tehnologiinformasi.Jadiwajar-
lah jika yang mengunjungi PD-
IA dan yang peduli dengan
bukti sejarah lainnya, hanya
mereka yang melakukan pe-
nelitian tentang Aceh, seperti
dosen dan peneliti,” katanya
Senin17Junilalu.
Menyedihkanmemangjika
objek-objek sejarah tak lagi
mendapatperhatian.Lebihiro-
nis, malah banyak objek yang
kini‘dihilangkan’ataudihancur-
kan, hanya untuk kepentingan
pembangunan yang notabene
berdampak pada pengaburan
sejarah.
Contoh nyata tower air Ta-
manSari.Bangunantuaterse-
but kini berubah menjadi bukit
batuuntukpermainanprosotan
dan panjat tebing anak-anak.
Padahal, untuk membangun
objekpermainaninibisadilaku-
kan di tempat lain dalam ka-
wasanTamanSari.Belumlagi
kalau kita bicara Hotel Aceh.
“Perlu dilakukan pelestari-
an sejarah yang ada di Aceh
saat ini. Sebab, jika ini tidak di-
lakukanmakabukantidakmu-
ngkin suatu saat Aceh akan
kehilangansejarahnya.”Demi-
kian dikatakan Wakil Ketua
Majelis Adat Aceh (MAA) Ban-
da Aceh, Rukaiyah Ibrahim
Nain, Selasa 18 Juni 2013, di
PWIAceh.
Menurutnya,salahsatucara
dengan membangun berb-
agai reflika di sejumlah titik di
ibu kota Provinsi Aceh. Reflika
ini dapat dijadikan sebagai su-
mber pengetahuan dan pene-
litian sejarah akan kejayaan A-
ceh pada tempoe doeloe.
“ContohreflikakeretaapiAceh
yang terletak di komplek Bara-
ta Swalayan. Meskipun hanya
lokomotifnya,kiranyaPemerin-
tah Aceh atau Pemko Banda
Aceh bisa membuat tugu kecil
yang berisikan sejarah kereta
apiAcehini.Inisejarah,bahwa
Aceh punya kejayaan yang
maju dalam dunia transportasi
zamandulu,”ujarRukaiya.
Rukaiyah, menegaskan ki-
ni sudah saatnya Pemerintah
Acehmengembalikanbuktise-
jarah yang mulai menghilang.
Hal ini sangat perlu, agar gen-
erasimudaAcehdimasamen-
datang, mengetahui identitas
diri sebagai generasi yang se-
lalu menjadikan sejarah seba-
gai titik tolak untuk kemajuan
Aceh di masa mendatang.
Keprihatinanakansemakin
menghilangnyasitus-situsber-
sejarah ini juga diungkapkan
Ketua PWI Aceh, Tarmilin Us-
man.Menurutdia,semuapihak
harusterlibataktifuntukmenye-
lamatkan situs-situs tersebut.
“Minimal, kalau tidak bisa me-
nyelamatkan fisiknya, ya den-
ganmendokumentasikannya,”
kataTarmilin.MenurutTarmilin,
media memilkiki peran penting
dalam menyelamatkan situs-
situs bersejarah ini. Pember-
itaan dan pendokumentasian
yang dilakukan media akan
memberimanfaatbagigenera-
si mendatang. “Jika fisiknya hi-
lang dari muka bumi, paling
tidak akan ada dokumentasin-
ya di media,” kata Tarmilin.
Keprihatinan juga disam-
paikan Teuku Ali Basyah Tals-
ya (TA Talsya), pelaku sejarah
yang sampai kini masih meng-
ikutiperkembanganAceh.Me-
nurut Dia, penghancuran se-
jumlah besar bangunan pen-
inggalan sejarah ini membuat
generasimudaAcehkedepan
‘buta’ akan kegigihan dan pa-
triotisme pendahulunya.
“Contoh kecil gedung Dja-
watan Penerangan—kini jadi
Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,
ditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisan
masyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira beri
apresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyak
hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.
kantor Seuramo Informasi Ac-
eh,diJlSultanAlaidinMahmud
syahNo.14BandaAceh—yang
merupakan milik Jepang dan
menjadi markas Sato (peting-
gi Jepang pada masa penja-
jahan Jepang di Aceh).
Jelang Kemerdekaan RI,
pejuang Aceh berhasil mere-
butnya dan dijadikan kantor
Djawatan Penerangan, den-
gan kepalanya yang pertama
ditunjuk Said Ahmad Dahlan,”
kata Talsya.
Sayang, tambahnya, dja-
watanyangmerupakanDepar-
temen ke-5 dari Kabinet
Soekarnoiniharusdihapuskan
(dilebur) setelah melalui berb-
agai perubahan, dari mulai
KanwilPeneranganyangmeru-
pakan departemen dalam
bidang Politik, Hukum dan
Keamanan (POLHUKAM),
hingga Dinas Informasi dan
Komunikasi, dan kini menjadi
Dishubkomintel.
TA Talsya yang pernah
menjadiKepalaKantorDJawa-
tanPeneranganPropinsiDaer-
ah Istimewa Aceh tahun 1965-
1967inisangatmenyayangkan
penerangan (informasi) yang
digabung dengan perhubun-
gan, sehingga menjadi kacau-
balau. “Makin kacau dengan
keadaan kantornya yang an-
gker, gedungnya berlapis-la-
pis,sehinggamasyarakattidak
berani datang, apalagi orang
kampung.”
Ironis memang. Pemban-
gunan menuju modernisasi
yang kini gencar dilakukan di
Aceh, tak dinyana turut andil
dalammengaburkanfakta-fak-
ta sejarah dengan semakin
minimnyabuktifisikyangmasih
terselamatkan. ningningningningning
/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r
WAKILWAKILWAKILWAKILWAKIL Ketua Majelis Adat Ac-
eh (MAA) Banda Aceh, Rukai-
yah Ibrahim Nain menilai, perlu
dilakukan pelestarian sejarah
yang ada di Aceh saat ini. Se-
bab, jika ini tidak dilakukan ma-
ka bukan tidak mungkin suatu
saat Aceh akan kehilangan se-
jarahnya.Salahsatucaranyade
ngan mendirikan berbagai ref-
lika di sejumlah titik di ibu kota
Provinsi Aceh. Seperti reflika ke
reta api Aceh yang terletak di
komplekBarataSwalayan.Mes
kipun hanya lokomotifnya, kira
nyaPemerintahAcehatauPem
ko Banda Aceh bisa membuat
tugukecilyangberisikansejarah
kereta api Aceh ini. “Ini sejarah,
bahwaAcehpunyakejayaanya
ng maju dalam dunia transpor-
tasi zaman dulu,” ujar Rukaiya.
Bagi Rukaiyah, Kereta Api
(KA) Aceh memiliki kenangan
tersendiri. Sebab, pada saat ma
sih aktifnya KA Aceh ini, bukan sa
jasebagaisaranatranportasibagi
masyarakat Aceh, namun KA pa
da saat itu juga menjadi objek per
jalananwisatayangsangatmeny-
enangkan.
Bagaimana tidak, kenang to
koh perempuan Aceh ini, dengan
KAiabersamakeluargakerapme
nggunakannya untuk berliburan
dari pusat kota Koetaradja (Ban-
da Aceh) yang terletak di dekat
Masjid Raya Baiturrahman ke
Ulee lheue. Sorenya, ia bersama
keluarga pulang kembali dengan
KAtersebut.
Dikatakannya, gagalnya ren-
cana Pemerintah Aceh untuk me
nghidupkan kembali kereta api
Aceh perlu ditinjau ulang. Pasal-
nya KA saat ini bukan saja seba
gai sarana transportasi bagi ma
nusia, namun juga bisa dijadikan
sebagai angkutan berbagai ko-
moditi Aceh dari satu daerah
ke daerah lain.
“Di Jawa dan sejumlah kota
besar di dunia, KA masih menja-
di sarana transportasi utama,
mengapa kita yang memiliki se-
jarahmanisdenganKAtidakmau
mengembalikan kejayaan se-
jarah tersebut,” ujar Rukaiyah.
Kereta Api Aceh ini memang
tidak bisa lepas dari sejarah Aceh
itu sendiri. Almarhum Dr Muham-
mad Gade Ismail MA, Pakar Ilmu
Sejarah Aceh dari FKIP Unsyiah
dalam sebuah tulisannya pernah
mengungkapkan, Kereta api di
Aceh yang muncul pada sepe-
rempat terakhir abad yang lalu
dan terus berjalan dengan baik
selama pertengahan pertama
abad ini, memasuki tahun enam
puluhan mulai berjalan tersendat-
sendat dan pada akhirnya pada
1980 sama sekali terhenti keg-
iatannya. Munculnya kereta api
di Aceh untuk pertama kali, sa
ma sekali tidak dapat dipisah-
kan dari sejarah penegakan ke
kuasaan Hindia Belanda di
Aceh. Setelah pasukan ekspe-
disi Belanda untuk kedua kalin-
ya berhasil merebut Dalam/Is
tana dari sultan Aceh pada awal
tahun 1874, untuk menunjang
operasi militer mereka di Kuta
raja(sekarangBandaAceh)dan
sekitarnya, mereka langsung
memikirkan pentingnya komu-
nikasi dan pembangunan jalan
darat yang menghubungkan
Uleelheue denganBandaAceh
“Maka lahirlah kereta api
Aceh ini. Dan generasi kita
sekarang pasti tidak tahu. Ma-
kanya, perlu dilestarikan se-
bagai situs sejarah,” katanya.
andinovaandinovaandinovaandinovaandinova
Rukaiyah Ibrahim Nain: Sudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah Saatnya
MENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKAN Bukti Sejarah yangBukti Sejarah yangBukti Sejarah yangBukti Sejarah yangBukti Sejarah yang HILANGHILANGHILANGHILANGHILANG
Tower Taman Sari tinggal Kenangan. Seuramoe/amirSeuramoe/amirSeuramoe/amirSeuramoe/amirSeuramoe/amir
4. UtamaUtamaUtamaUtamaUtama
44444 No.4 Tahun I / Juni 2013
Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-
mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?
Zunaimar: PDIA dalam
mencapai tujuannya menghim-
pun dan menata segala ben-
tuk publikasi/penerbitan beru-
pa buku, naskah, akta, risalah,
panflet, buletin dan sebagain-
ya mengenai Aceh. Apa saja
yang dapat memberikan infor-
masi tentang Aceh mulai bah-
an informasi dalam bentuk ter-
cetak ataupunnonprinted mate-
rial seperti peta, silsilah, naskah
lama dalam tulisan arab yang
disebut manuscript, rekaman.
Jadi segala sesuatu tentang A-
ceh didokumentasi, mengolah
dan menyebarluaskan kepa-
da pihak yang membutuhkan.
Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-
atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?
Zunaimar: Sebelum dilan-
da tsunami bahan tentang A
ceh didapat dari Koninklijk Ins-
tiute voor Taal Land Volkenkun-
de (KITLV) di Leiden Belanda,
sebelum lembaga ini didirikan
tahun1977.Tahun1974lemba-
ga itu telah mengumpulkan da-
ta dan buku-buku dan menye-
leksi bahan-bahan informasi
yang berkaitan dengan Aceh
di Negeri Belanda dan mengir-
imkannya ke Aceh, seperti film,
microfilm dan rekaman semen-
tara dari daerah Pusat Peneli-
tian Ilmu Sosial
Zunaimar: Kami Akan Mendigitalisasi PDIA
PUSATPUSATPUSATPUSATPUSAT Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),
merupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakan
sebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauh
ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,
karena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukup
banyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnya
tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.
Menurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama ini
yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-
kan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dan
peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,
meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,
namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.
Lalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarik
dengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikut
wawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi dengan
Direktur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, di
kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5
Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.
Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-
ni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satu
bangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu ge
lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-
sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-
pan di sini?pan di sini?pan di sini?pan di sini?pan di sini?
Zunaimar: Tidak ada yang
terselamatkan karena yang
tinggal hanya lantai gedung.
Hanya beberapa bahan yang
disimpan staf terbitan PDIA,
yaitu seri informasi Aceh.
Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-
syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-
pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-
kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?
Zunaimar: Biasanya mere-
ka yang peduli dengan Aceh
dan peduli terhadap budaya
Aceh, jumlahnya kecil, seba-
gaimana kita tahu sedikit sekali
di Aceh peminat sejarah dan
budaya. Karena orang kita
suka dengan hal yang baru,
sementara ini adalah hal yang
lama seperti masa kesultanan
atau sejarah masa lalu tentang
Aceh.
Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-
kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-
barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-
miliki?miliki?miliki?miliki?miliki?
Zunaimar:Kitalihatketertari-
kan generasi muda kita lebih
suka tehnologi informasi. Kare-
na itu PDIA berencana mendig-
italisasikan semua bahan infor-
masi dalam upaya meningkat-
kan pelayanan
dengan menye-
suaikan kebutu-
han user, sehing
ga menjadi per-
pustakaan digital
dan ini pasti lebih
murah dan dapat
diakses di mana
saja pengguna
berada dan sem-
ua bahan informa
si akan terselam-
atkan. Semoga
proposal yang
kami ajukan ke
Pemerintah Aceh
dapat disetu jui.
Soal minatSoal minatSoal minatSoal minatSoal minat
m a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a t
seberapa be-seberapa be-seberapa be-seberapa be-seberapa be-
sar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungi
PDIA?PDIA?PDIA?PDIA?PDIA?
Zunaimar: PDIA adalah
badan yang bersifat mandiri
sebagai salah satu perwujudan
kerjasama antara Pemerintah
Aceh dengan Unsyiah, bertu-
juan memajukan studi men-
genai Aceh dalam kedudukan
dan hubungannya di wilayah
nusantara dan mancanegara
pada masa lalu, sekarang dan
masa mendatang.
PDIA ini dibangun untuk
memajukan studi tentang
Aceh, jadi wajarlah jika yang
mengunjungi PDIA hanya
mereka yang melakukan
penelitian tentang Aceh, sep-
erti dosen dan peneliti. Jadi
pengunjung kita terseleksi kare-
na kebutuhannya, sementara
ada juga pelajar yang men-
gunjungi PDIA, namun jumlah-
nya kecil.
Sejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatian
Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?
Zunaimar: Saya dilantik 25
Pebruari 2013, belum dapat ke-
sempatan beraudiensi dengan
gubernur. Sementara saya su-
dah menyampaikan kepada
staf ahli dan dijanjikan dalam
waktu tidak terlalu lama, kare-
na saya ingin menyampaikan
kepada gubernur, bahwa me-
mang organisasi ini kurang po-
puler dan dianggap kurang
kontribusi terhadap masyara-
kat namun di sisi lain saya ha-
rus memperkenalkan apa
yang menjadi tujuan pokok dan
fungsidariPDIA.Selamainiada
anggapan PDIA adalah ya-
yasan, sehingga pemerintah
memberi hi bah, padahal kita
melakukan program pemerin-
tah. Jadi alangkah tidak pan-
tas jika disamakan dengan
yayasan yang hanya mem-
bantu bukan melakukan.
PDIA menda pat bimbingan
administratif dari Gubernur
Aceh serta bimbingan teknis il-
miah dari Rektor Unsyiah. Dan
kedua pejabat tersebut meru-
pakan unsur pimpinan tertinggi
PDIA. Ini tercantum dalam bab
3 pasal 7 dari statuta PDIA. Wa-
laupun ini hanya merupakan
kerja sama Unsyiah dengan
Pemerintah Aceh, di mana dari
segi tehnis ilmiah merupakan
tanggung jawab Unsyiah, se-
mentara tanggung jawab ad-
ministratif dan biaya kepada
gubernur.
Pekerja di PDIA sudah 11
bulan ini tidak mendapat honor
karena uang operasional han-
ya sampai April 2012. Kondisi
ini semakin memprihantinkan
dengan adanya Pergub No 93
tahun 2012 tentang Tatacara
Pengangaran, Pelaksanaan
dan Penatausahaan, Pertang-
gungjawaban serta Monitoring
dan Evaluasi Hibah dan Ban-
tuan Sosial. Peraturan ini meru-
pakan pil pahit bagi PDIA, ma-
nakala sebuah lembaga yang
telah lahir sejak 26 tahun silam
(26 Maret 1977), dengan Tu-
poksinya semata-mata menja-
lankan program pemerintah, di-
pandang sama dengan isi pa-
sal 12 ayat 4, di mana hibah
berupa uang kepada masya-
rakat dan organisasi kema-
syarakatan paling banyak Rp
100.000.000,-.PDIAsebuahlem
baga mandiri yang melakukan
program pemerintah hanya
mendapat 100 juta pertahun.
Untungnya pascatsunami PDI-
A dibantu pembangunan dan
biaya hunting bahan dokumen-
tasi oleh BRR.
Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-
desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-
kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?
Zunaimar: Mendigitalkan
bahan yang bernilai sejarah
sehingga saudara kita yang di
Seuramoe Informasi saat mewawancarai Direktur PDIA, Dra. Zunaimar: foto:niningfoto:niningfoto:niningfoto:niningfoto:nining
kaki gunung dapat mengakses
dengan mudah, cepat dan
murah. Kemudian menyela-
matkan manuscript di mana kita
hanya mampu seperti membe-
li sebuah buku. Sementara
negara tetangga kita, Singapu-
ra, Malaysia dan Brunei Darus-
salam memburunya ke Aceh.
Di mata orang kita, mungkin
mahal dengan nilai uang yang
mereka bayar, tetapi nilainya
di mata dunia sangat mahal.
Hampir semua sisi kehidu-
pan ada dalam manuscript se-
hingga kita bisa mengetahui
sisi kehidupan kita sejak masa
kesultanan. Karena itu, paling
tidak kita mendiskripsikan pe-
milik manuscript, sehingga
PDIA bisa membuat katalog,
yang membutuhkan bisa ber-
hubungan langsung dengan
pemilik manuscript demi men-
jaga keselamatan manuscript.
Apa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumen
yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-
esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?
Zunaimar: Pernah. Persen-
gketaan antara Kodam deng-
an masyarakat Lambaro Ang-
an mempersoalkan lapangan.
Di mana Kodam mengklaim la-
pangan itu milik tentara Belan-
da. Padahal lapangan itu han-
ya sebagai tempat latihan me-
nembak tentara Belanda. Se-
telah di mejahijaukan dengan
bukti dokumen yang ada pada
PDIA, maka lapangan tersebut
kembali kepada masyarakat.
Apa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selama
di PDIA?di PDIA?di PDIA?di PDIA?di PDIA?
Zunaimar: Saya sudah 27
tahun mengabdi di PDIA. Pada
masa konflik saya berusaha
menyelamatkan dokumen
penting dengan membawanya
kemanapun saya pergi. Dan
itu adalah masa sulit. Lalu pada
saat menjelang pembuatan film
Cut Nyak Dhien, 1986, kita
memberikan referensi penting
tentang Aceh, sehingga film Cut
Nyak Dhien hampir sama den-
gan keadaan sesungguhnya.
Dan itulah saat yang memba-
hagiakan. Namun hari ketiga
setelah Aceh dilanda tsunami,
hati dan tulang-belulang saya
terasa hancur dan perasaan
saya sangat sedih, karena ti-
dak satupun dokumen dan ba-
han informasi penting tentang
Aceh terselamatkan.
jak tahun 2009, sebelum ak-
hirnya,Maret2013,dilantikmen-
jadi Direktur PDIA.
Di PDIA sendiri, Istri Amir
Fauzi SAB ini sudah lebih 27
tahun mengabdi.
Bagi Zunaimar, mengabdi
menyelamatkan bukti sejarah
tentang Aceh adalah ibadah.
Karena hanya itu yang dapat
dilakukan bagi bangsa dan ge
nerasi yang akan datang. “Se-
hingga pada saat diminta per-
tanggung-jawaban di akhirat
kelak tentang untuk apa sepan-
jang usia digunakan, saya da-
pat menjawabnya,” ujarnya ke-
pada Nining, dari Seuramoe
Informasi.
Zunaimar mengajak gene-
rasi muda, kususnya Aceh, un-
tuk mau belajar tentang Aceh
demi menumbuhkan rasa
cinta terhadap sesama
dan kepada tanah air, kare
na orang Aceh “Janji bek
meubah, amanah bek meu
tuka dan menyo na pakat
lampoh jeurat ta peugala”.
“Ini adalah pengabdian
saya sebagai seorang ibu.
Saya ingin semua orang
tau tentang betapa besar
pengaruh Aceh di tengah
kancah perpolitikan dunia
dan banyak catatan yang
menjelaskan itu. Dan Aceh
telah memiliki peradaban
yang maju di berbagai
sendi kehidupan, tidak
hanya di bidang agama Is-
lam, tapi juga di bidang
pemerintahan, pertanian
dan ilmu pengetahuan.”
DRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMARDRA. ZUNAIMAR merupa-
kan angkatan pertama Fakul-
tas Sastra Universitas Sumat-
era Utara (USU) dan merupa-
kan sarjana sastra jurusan Ilmu
Perpustakaan pertama di
Aceh. Wanita kelahiran Meula-
boh, Aceh Barat, 24 Mei 1956
ini pernah menjadi Kepala Per-
pustakaan Pusat Unsyiah se-
Sekilas tentang Dra. Zunaimar
5. OOOOOpinipinipinipinipini
55555No.4 Tahun I / Juni 2013
MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN. Hampir
setiapharimediadiAcehmen-
yuguhi kita dengan berita ten-
tang narkoba. Tidak nyaman
memang, apalagi jika kita kait-
kan dengan status Aceh yang
terbalut bingkai syariat Islam.
Kasus penyalahgunaan
narkoba di Aceh mengalami
peningkatan yang signifikan
sepanjang tahun 2012. Data
dari Polda Aceh, dari 605 ka-
sus pada 2011, meningkat
menjadi999kasuspada2012.
Terjadipeningkatan394kasus
atau 76 persen.
Kepolisian juga berhasil
mengamankan1.131orangter-
sangka, dengan rincian 13 or-
ang bandar, 85 pengedar dan
1.036 orang tersangka peng-
gunanarkoba.Jumlahtersang-
ka juga mengalami peningka-
tan dari 2011 yang berjum-
lah864orang.
Sedangkan barang
buktiyangdisitaberupagan-
ja 5.931 kilogram dengan
nilaiRp.4,7miliar,sabu-sabu
3,57kilogramsenilaiRp.5,3
miliar, heroin 1,99 kilogram se-
nilaiRp.1,59miliarsertaeksta-
si dan putaw mencapai
Rp.208,9juta.
Tak hanya pengguna,
Aceh belakangan juga dijadi-
kan pintu masuk peredaran
narkoba ke Indonesia. Beru-
langkali petugas Bea dan Cu-
kai Bandara Sultan Iskandar
Muda, Blang Bintang, Aceh
Besar berhasil menggagalkan
penyeludupan sabu-sabu dari
Malaysia dengan memanfaat-
kan jasa kurir, warga lokal.
Tak hanya itu, berita pene-
muan hektaran ladang ganja
juga menjadi santapan harian
warga Aceh, di samping ter-
tangkapnya para kurir dengan
berbagai jenis narkoba yang
dibawa, termasuk status sos-
ial mereka yang beragam.
Pertengahan tahun lalu Bi-
reuen dan Aceh Utara sempat
menjadi perhatian Badan
Narkotika Nasional (BNN).
Pasalnya puluhan hektare
ladang ganja ditemukan di
daerah pemekaran Kabupat-
en Aceh Utara ini. Belum lagi
temuan narkotika jenis sabu-
sabudikabupatenyangsama.
Satudiantarasekianbany-
ak newsmaker Bireuen dan
Aceh Utara saat itu adalah M
Nasir, 28 tahun, warga Dusun
LhokDrien,DesaSeumirah,Ni-
sam, Aceh Utara. Polisi mene-
mukan ladang ganja seluas
400 meter miliknya di desa ter-
sebut,dengan700batangtana-
manganjasiapuntukdipanen.
Temuaninidilanjutkanden-
gan temuan berikutnya. Ahad
(28/4), Tim Kepolisian Resort
(Polres)Bireuenmencabutdan
memusnahkanganjadiladang
seluas1,5hektare,dikawasan
Krueng Meusagop, Kecama-
tan Simpang Mamplam, Bi-
reuen. Sayang, tidak seorang-
pun pelaku yang berhasil dia-
mankan. (prohaba/29/4/2012)
Kok mereka mau?
MA misalnya, warga Desa
Tulang, Serbajadi, Aceh Timur
ini mengaku terpaksa menjadi
kurir ganja karena desakan
ekonomi. Pria 24 tahun yang
berprofesi sebagai petani ini,
mengaku mendapat bayaran
menggiurkan, Rp.500 ribu un-
tuk tiap paket yang berhasil
dibawanya. Sayangnya, be-
lum tiba ditujuan, MA terjaring
razia polisi di Simpang Desa
Karang Inong, Ranto Peu-
reulak, Selasa (4/9/2012) dini-
hari. Padahal Nopember dia
akan menikah. (prohaba/5
September 2012)
Nasib yang sama juga di-
alami Hanum Farida. Upah
Rp.500 ribu membuat wanita
30-antahunininekadmemba-
wa enam kilogram ganja ke
Jakata. Mengaku disuruh se-
orang wanita di Aceh, Hanum
terpaksa menginap di sel
Mapolres Binjai, setelah ter-
tangkap razia di kawasan Bin-
jai.SumateraUtara.
Kabupaten Langkat mem-
ang jadi kawasan razia polisi,
khususnyaterhadapkendaran
yangdatangdariAceh.Danla-
gi-lagi razia yang dilakukan ja-
jaran kepolisian setempat ber-
hasil menggagalkan penye-
lundupan ganja ke luar Aceh.
Kali ini Nurpati pelakunya.
Wanita 31 tahun asal Aceh
itukedapatanmembawa10ki-
logramganjakering,Ahad(16/
12/2012), saat menumpang
minibus menuju Medan. Lagi-
lagi tersangka mengaku han-
ya sebagai kurir. Janji bayaran
yang menggiurkan, menjadi
alasan utama mereka nekad
membawa barang terlarang
tersebut.(sumutpos/17/12/2012)
Alternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative Development
Menilik alasan para ter-
sangka, meski terdengar klise,
rasanyakitaperlusegeramen-
goreksi program pemban-
gunan yang diusung Pemerin-
tah Aceh. Alasan ekonomi
yang digaungkan ini membuat
kita urut dada. Pasalnya, daer-
ah yang mendapat kucuran
dana hingga Rp.11,7 triliun ini
tak mampu menjauhkan rak-
yatnyadariketerlibatandengan
narkoba, baik sebagai peng-
guna, terlebih sebagai penge-
dar dan petani.
Jika pernyataan para ter-
sangka ini jujur, kita patut ber-
sedih. Begitu sulitkah mencari
nafkah di negeri ini? Atau me-
mang pemerintah kita yang
tidak peduli? Atau memang
rakyat kita yang selalu ingin
menggunakan jalan pintas?
Mungkin kita harus men-
gakui, semua itu tidak benar.
Dan Pemerintah Aceh me-
mang harus segera bertindak
menggagas program yang
berbasis kerakyatan se-
bagai
program alternative develop-
mentuntukmenangkalangga-
panmiringtersebut.
Minimnya industri di Aceh
sama artinya minim lapangan
kerja yang berakibat pada
tidak tertampungnya tenaga
kerja produktif. Berbagai up-
ayatelahdilakukanuntukmen-
gatasihalini.Tapipadaumum-
nya tidak berbasis kerakyatan
sehingga tidak memberikan
hasil yang signifikan. Lagi-lagi,
mereka yang butuh ‘makan’
mengambil jalan pintas.
Tapi benarkah ada petani
ganja? Lalu mengapa mereka
memilih menanam Ganja?
Ganja (Cannabis sativa)
adalah tumbuhan budidaya
penghasil serat, namun lebih
dikenal karena zat narkotika,
Tetrahidrokanabinol (THC, tet-
ra-hydro-cannabinol) yang di-
kandungnya dapat membuat
pemakainya mengalami eufo-
ria (rasa senang yang berke-
panjangan tanpa sebab). Tan-
aman ganja biasanya dibuat
menjadi rokok mariyuana.
Tanamansemusiminiting-
ginyadapatmencapaiduame-
ter. Berdaun menjari dan han-
ya tumbuh di pegunungan tro-
pis dengan ketinggian di atas
1.000meterdiataspermukaan
laut. Tanaman ini ditemukan
hampir di setiap negara tropis.
Bahkan beberapa negara ber-
iklim dingin pun sudah mulai
membudidayakannya dalam
rumah kaca.
Di Indonesia, ganja dibudi-
dayakan secara ilegal di Pro-
vinsi Aceh. Biasanya ganja di-
tanam pada awal musim pen-
ghujan,menjelangkemarausu-
dah bisa dipanen hasilnya.
Hasilpanenganjaberupadaun
beriut ranting dan bunga serta
buahnya berupa biji-biji kecil.
Campuran daun, ranting, bun-
ga, dan buah yang telah diker-
ingkan inilah yang biasa dilint-
ing menjadi rokok mariyuana.
Kalau bunga betinanya dieks-
trak,akandihasilkandamarpe-
katyangdisebuthasyis. (http://
id.wikipedia.org/wiki/Ganja)
Jauhsebelumganjamasuk
dalam kategori narkotika, bagi
masyarakat Aceh, tanaman ini
merupakan bagian dari bum-
bu dapur. Khususnya bagi
masakan daging. Selain men-
jadi penyedap rasa—yang di-
gunakan umumnya bijinya—
ganja juga menjadi bahan un-
tuk melunakkan daging yang
dimasak. Kuah beulangong,
nama hidangan yang menjadi
masakan wajib
pada setiap acara kenduri di
Aceh, umumnya meng-
gunakan bumbu yang ditam-
bah biji ganja.
LaluMajelisUlamaIndone-
sia(MUI/MPU)Acehmengelu-
arkanfatwayangmengharam-
kanganja,tahun1982.Sejakitu,
ganja bukan lagi bagian bum-
bu dapur. Haram, yang berarti
tidak diizinkan dalam agama,
menjadi alasan mengapa
mereka meninggalkannya, di
samping masuk dalam kate-
gori narkotika dan terlarang
dalam hukum negara.
Pilihan petani (jika boleh
disebut demikian) untuk
menanam ganja, sebenarnya
tidak terlalu benar. Ganja um-
umnya tumbuh dengan sendi-
rinyadiAceh,tanpaharusdibu-
didayakan. Meskipun ada se-
bagian yang membudidaya-
kan tanaman ini. Sehingga
sangat jarang pemilik ladang
ganja yang berhasil diaman-
kan aparat keamanan dalam
setiap operasi pemusnahan.
Bukankarenakebocoraninfor-
masi,tapimemangkarenaum-
umnya ladang ganja ini tanpa
pemilik.
Logikanya begini. Dalam
setiap operasi pemusnahan
ladang ganja, aparat selalu
melakukan pemusnahan den-
gan cara mencabut dan mem-
bakartanamanharamtersebut
di lokasi. Hanya beberapa ba-
tang yang dibawa ke markas
sebagai barang bukti. Nah,
saat dicabut, butiran biji ganja
inirontokdanmenyebardilua-
san areal ladang. Lalu tunggu
empat sampai lima bulan ke
depan, di areal yang sama
akan ditemukan lagi tanaman
ganja, siap panen.
Warga yang berdekatan
dengan lokasi ini, yang kemu-
dian disebut petani ganja, ha-
pal betul dengan siklus terse-
but. Tak harus merawat, yang
nekad, kemudian mencoba
memanen ‘anugerah alam’
Aceh.Kalauselamat,untungdi
depanmata.Kalaulagisial,ter-
tangkapsaatmemanen,yabui
tempatnya.
Lalu apa solusinya?
Ada beberapa cara yang
dapatditempuhuntukmengikis
narkoba (ganja) dari bumi Ac-
eh. Yang penting ada komit-
mensemuapihakdiAceh,dari
Pemerintah Daerah, Kepolisi-
an,hinggaSKPAyangadaser-
ta warga masyarakat Aceh
sendiri.
Pertama, mengembang-
kan program alternative devel-
opment. Mengganti tanaman
ganja dengan tanaman pro-
duktifdanberusiamuda,seperti
kedelai, jagung, singkong, ca-
bai, dan tanaman pro-
duktif lainnya, seperti bu-
ah naga dan rosella. Ha-
rapannya, para petani
dan petani ganja kaget-
an ini beralih dari tana-
man haram tersebut ke
tanamanyanglebihpro-
duktifdanaman.
Namun pemerintah harus
proaktif. Tidak sekedar mem-
beri imbauan, apalagi anca-
man. Sosialisasi, penyuluhan
hingga penyediaan bantuan
bibit, pupuk dan modal kerja
serta dana untuk pengadaan
pagar mutlak harus dilakukan.
Yang terpenting, Pemerintah
AcehmelaluiSKPAyangditun-
juk terus-menerus melakukan
pemantauan. Tidak sekedar
melepaskanmerekatanpame
mberitanggungjawabapapun.
Pemerintah Aceh juga harus
menyediakanlembagaatauun
it usaha yang siap menampu
ng hasil panen mereka. Seh-
ingga tidak terjadi permainan
harga, apalagi sampai hasil
panenmembusuk,karenahar-
ga jual yang anjlok
Kedua, dengan menem-
patkanwargatransmigrasiasal
luar Aceh di lahan eks ladang
ganja. Pemahaman akan ben-
tuk tanaman canabis sativa
(ganja)yangmasihminimbah-
kancenderungnoliniakanda-
pat membantu mengikis habis
tanaman haram tersebut dari
bumi Aceh. Para transmigran
yangumumnyapetanimurniini
tentu tidak akan membiarkan
adanyatanamanliaryangtum-
buh di sela-sela tanaman per-
tanian mereka.
Dengan semakin seringn-
ya tanaman baru ganja ini di-
cabut, maka akan semakin
cepat tanaman yang
menyebabkan aparat
keamanan repot dan generasi
muda kita hancur, hilang dari
Bumi Iskandar Muda ini.
Bagaimana Pemerintah
Aceh?Solusimanayangakan
diambil?Bisasatudiantaranya,
bisa juga kedua-duanya. Han-
ya kemauan kita semua yang
menentukan apakah ini akan
berhasil atau tidak.
Semoga harapan kita un-
tuk mengikis narkoba dari
Aceh bisa tercapai.*
MengikisMengikisMengikisMengikisMengikis NARKOBA
NARKOBA
NARKOBA
NARKOBA
NARKOBAdari Aceh.
dari Aceh.
dari Aceh.
dari Aceh.
dari Aceh.MUNGKINKAH?
MUNGKINKAH?
MUNGKINKAH?
MUNGKINKAH?
MUNGKINKAH?Oleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief Rahman
Wartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda Aceh
Sekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI Aceh
NARKOBANARKOBANARKOBANARKOBANARKOBA bukanbukanbukanbukanbukan
lagi barang anehlagi barang anehlagi barang anehlagi barang anehlagi barang aneh
di ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroe
Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.
Setiap tahunSetiap tahunSetiap tahunSetiap tahunSetiap tahun
terjaditerjaditerjaditerjaditerjadi
peningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatan
kasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangka
dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.
Sepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahun
2012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 999
kasus narkobakasus narkobakasus narkobakasus narkobakasus narkoba
dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131
tersangka sertatersangka sertatersangka sertatersangka sertatersangka serta
miliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiah
barang bukti.barang bukti.barang bukti.barang bukti.barang bukti.
araaraaraaraara
6. Arkeolog Otodidat
Penyelamat Sejarah Aceh
TTTTTokohokohokohokohokoh
66666 No.4 Tahun I / Juni 2013
H Harun Keuchik Leumik
I RUMAHI RUMAHI RUMAHI RUMAHI RUMAH itu–dari segi ar-
sitektur moderen tidak ter-
kesan mewah–kini tersim-
pan aneka bentuk dan rag-
am jenis benda budaya
peninggalan masa lalu,
mulai dari senjata-senjata
khastradisionalAcehyangterbuatdariber-
bagai jenis logam mulia, bahan pecah
belah, sampai kain songket yang terbuat
dari aneka bentuk sulaman benang emas
dan sutra halus yang sudah berusia ratu-
san tahun. Serta banyak aneka benda bu-
daya lainnya yang kini mungkin sudah ter-
golong barang langka ditemukan.
Rumahyangsekaliguskinitelahdifung-
sikan sebagai Museum pribadi itu adalah
milik H. Harun Keuchik Leumiek. Bagi se-
bagian masyarakat, nama H. Harun
Keuchik Leumiek boleh dibilang tidak as-
ing lagi, karena lelaki berkulit kuning lang-
sat dan selalu berpenampilan rapi ini ad-
alah termasuk seorang tokoh masyarakat
yang dikenal luas, bukan saja di Aceh, tapi
juga di luar Aceh, bahkan luar negeri.
Harun Keuchik Leumiek termasuk se-
orang kolektor yang paling tekun dalam
mencari dan memburu benda-benda bu-
daya peninggalan sejarah Aceh. Sejauh
ini, mungkin belum ada koleksi benda-
benda budaya peninggalan sejarah Aceh
yang lebih lengkap kita temukan di Aceh
selain dari koleksi yang dimiliki H. Harun
Keuchik Leumiek. Bahkan, koleksi benda-
benda budaya warisan sejarah Aceh yang
dimilikinya dapat dikatakan lebih lengkap.
Sejaktahun1960-anlelakiyangmewa-
risi bakat dan usaha orang tuanya, H. Keu-
chik Leumiek, Harun sudah terjun dalam
dunia bisnis souvenir dengan membuka
sebuah toko mas, yaitu “Toko Mas & Sou-
venir H. Harun Keuchik Leumiek” di Jalan
Tgk. Chik Pante Kulu d/h Jalan Perdagan-
gan No. 68, Pasar Aceh, kota Banda Aceh.
Harun mengaku, pada awalnya cukup ba-
nyak benda-benda budaya bernilai sejarah
Aceh yang dijual masyarakat kepadanya,
tapi barang-barang bernilai sejarah dan
budaya itu setelah dibeli, kemudian dijual
kembali kepada siapa yang berminat dan
tertarik dengan harga yang lebih tinggi.
Namun, sepuluh tahun kemudian—se-
kitar tahun 1970-an—H. Harun Keuchik Le-
umiek mengaku seperti mendapatkan se-
macam ilham untuk menyimpan benda-
benda budaya bernilai sejarah itu, sebagai
warisan indatu (nenek moyang) masyara-
katAcehyangharusdirawatdandiselamat-
kan. Jadi, mulai saat itu, ia tidak lagi men-
jual benda-benda budaya yang dibeli dan
didapatkannya dari masyarakat kepada
orang lain, meski tak jarang para kon-
sumen yang ingin membeli kembali ba-
rang-barang benilai budaya itu dengan ta-
waran harga yang cukup menggiurkan.
Namun barang-barang tersebut tetap tidak
lagi dilepaskan Harun kepada orang lain.
DDDDD
TIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau di
dalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak di
Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1
Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,
Banda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenis
benda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakan
warisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-benda
budaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakan
warisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakat
Aceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapi
dan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalam
rumah ini.rumah ini.rumah ini.rumah ini.rumah ini.
Dan sejak itu, Harun Keuchik Leumiek ter-
us merasa termotifasi untuk lebih tekun
memburu dan mengumpulkan benda-ben
da budaya yang dalam bahasa sehari-hari
lebih dikenal dengan sebutan “barang
antik” untuk dikoleksikan.
Secara keseluruhan, tampak bahwa
koleksibenda-bendawarisanbudayayang
dimiliki H. Harun Keuchik Leumiek, me-
mang sangat beragam jenisnya. Ia tidak
memfokuskan koleksinya pada satu ben-
da budaya tertentu saja, karena dalam
pandangan dan penilaiannya, setiap ben-
da budaya pasti memiliki pertalian dan
“benang merah” dengan sejarah masa
lalu, dan itu harus diselamatkan.
“Yang namanya benda-benda warisan
budaya sejarah Aceh, kita berusaha men-
goleksi dan memeliharanya dengan baik,
“ kata Harun Keuchik Leumiek.
Harun telah mulai mengoleksikan ben-
da-benda budaya Aceh bernilai sejarah ini
sudah sejak akhir tahun 1960-an atau men
jelang tahun 1970. Sejak itu ia sudah mu-
lai menekuni profesinya sebagai kolektor
benda-benda budaya peninggalan
sejarah Aceh–di samping sebagai se-
orang jurnalis. Benda-benda pening
galan sejarah yang telah dikumpul-
kannya saat itu, belum sempat teru-
rusdenganbaik.Apalagi,sejakberu-
mah tangga, selama lebih kurang
10tahuniatinggalbersamamer
tuadirumahisterinyaSal
biah, di Kampung Ateuk
Munjeng, Banda Aceh.
Harun Keuchik Leu-
miek mengaku baru be-
nar-benar dapat mena-
ta “barang-barang antik”
hasil koleksinya secara
teratur dan sempurna
mulai tahun 1976, sete-
lah ia mampu memban-
gun rumahnya sendiri di
Desa Lamseupeung,
Simpang Surabaya, Banda Aceh. Sampai
sekarang rumah tersebut selain menjadi
tempat tinggalnya bersama keluarga,
sekaligus dijadikannya sebagai Museum
atau gallery benda-benda budaya pening-
galan sejarah Aceh milik pribadinya.
“Rumah ini saya bangun tahun 1975,
selesainya tahun 1976. Jadi kalau di hi-
tung-hitung, meski saya sudah mengum-
pulkan benda-benda bersejarah ini mulai
sejak akhir tahun 1960-an, namun yang
benar-benar baru dapat saya koleksikan
secara lengkap dan teratur adalah mulai
tahun 1976. Karena sejak itu saya sudah
memiliki rumah sendiri. Maka semua pen-
gaturan benda-benda koleksi saya di
dalam rumah ini dapat saya atur menurut
jenisnya masing-masing, sesuai dengan
bentuk ruangan yang saya desain khusus
untuk menata-letakkan benda-benda kole-
ksi itu hingga kelihatan lebih teratur, rapi
dan indah,” tutur Harun Keuchik Leumiek.
Memang benda-benda budaya ber-
nilai sejarah yang dikoleksikan Harun tidak
dalam satu jenis. Meskipun di awal-awal
memulai koleksinya hanya dalam bentuk
perhiasan saja, namun kemudian Harun
Keuchik Leumiek berfikir bahwa benda-
benda bersejarah lainnya—seperti ren-
cong,siwah(sejenisrencongyanggagang-
nya tidak melengkung yang pemakaian-
nya khusus bagi kaum bangsawan di
Aceh), pedang, lembing dan tumbak (sen-
jata memburu binatang)—yang banyak ter-
dapat di Aceh, juga perlu diselamatkan.
Semua senjata tradisional Aceh itu se-
lain memiliki nilai sejarah, juga termasuk
benda-benda budaya yang memiliki nilai
seni tinggi hasil buatan orang Aceh tempo
doeloe. Bahkan, menurut Harun, senjata
tajam orang Aceh dulu, terutama senjata
jenis rencong dan siwah selain difungsi-
kan sebagai senjata sekaligus juga dijadi-
kan perhiasan. Karenanya, banyak ren-
cong Aceh dulu ada yang terbuat dari
emas, suasa atau perak, dan gagangnya
terukir dengan indah yang dibuat
dari cawardi (sejenis batu yang
dicampur porselin) kemudian di-
masukkan ke dalam pahatan-
pahatan emas hingga menim-
bulkan kilauan yang sangat ind
ah. Karena semua itu benda pe
ninggalansejarahAceh,makaHa
run menganggapnya se ba
gai benda sejarah yang
sangat penting untuk di
koleksi dan diselamat-
kannya. Itu sebabnya,
koleksi Harun tidak hanya
terfokus pada satu jenis
benda tertentu saja, seba
gaimana yang dilakukan
para kolektor lain, yang ha
nya mengoleksikan se-
jenis “barang antik” ter-
tentu yang disenanginya
saja. Tidak demikian dengan Harun, kole-
ksinya sangat beragam bahkan mungkin
boleh dikatakan hingga kini belum ada
seorang kolektor pun di Aceh yang memi-
liki benda-benda budaya peninggalan se-
jarah Aceh selengkap yang dimiliki dan
dikoleksi H. Harun Keuchik Leumiek.
Keahlian arkeologi yang dimiliki Harun
Keuchik Leumiek termasuk dalam arke-
ologi yang tugasnya menyangkut penyela-
matan, pemeliharaan dan perlindungan
benda-benda purbakala untuk kepentin-
gan masyarakat masa kini dan yang akan
datang. Jadi, kalau Harun mengkhusus-
kan diri sebagai seorang kolektor (penye-
lamat) benda-benda purbakala mengenai
sejarah dan peradaban Aceh, berarti posi-
si Harun Keuchik Leumiek dalam ilmu
arkeologi ini adalah sebagai arkeolog yang
mengemban tugas menyelamatkan ben-
da-benda purbakala peradaban Aceh.
Yang menarik dari sosok Harun dalam
hal ini adalah adanya perpaduan keahlian
arkeologi dalam dirinya. Di satu sisi sedi-
kitnya Harun menguasai disiplin arkeologi
secarateoritisdariprosesbelajarnyasendiri
(otodidak), sedangkan di sisi lain karena
pengalamannya yang luar biasa sebagai
kolektor benda-benda sejarah, maka den-
gan sendirinya dalam diri Harun tumbuh
pula keahlian arkeologi secara alami. Per-
paduan antara pengalaman dan proses
belajar otodidak-nya itulah yang kemudi-
an membuat H. Harun Keuchik Leumiek
menjadi seorang arkeolog yang alamiah.
“Saya mendalami ilmu kepurbakalaan
ini memang tidak melalui studi khusus, ha
nya dari pengalaman-pengalaman saya
sebagai orang yang bergelut dengan ben-
da-benda peninggalan sejarah. Maka de
ngan sendirinya saya merasa dituntut un-
tuk mempelajari ilmu-ilmu yang berhu bu
ngan dengan benda-benda kepurbakala
an. Seperti ilmu arkeologi, ilmu etnografi
(ilmu yang mempelajari benda-benda bu
daya peninggalan sejarah, seperti perhia
san,peralatansenjatatajamdanhasil-hasil
kerajinan lainnya yang tidak melalui pros-
es ekskapasi atau suatu penggalian). Se-
mua itu saya pelajari melalui teman-teman
yang sudah ahli dalam hal itu. Baik dari te
man-teman yang ada di Aceh, Medan, dan
Jakarta,” tutur Harun Keuchik Leumiek.
Di samping itu, untuk mendalami ilmu
kepurbakalaan ini Harun Keuchik Leumiek
juga belajar sendiri dengan membaca bu
ku-buku yang membahas tentang arkeolo-
gi, etnografi dan buku-buku lain yang ber-
hubungan dengan itu. Di samping terus
mengikuti artikel-artikel tentang sejarah
dan kepurbakalaan, baik yang ditulis di ko
ran-koran, majalah, maupun di jurnal-jur-
nal terbitan dalam dan luar negeri. Begitu-
lah cara Harun belajar sebagai seorang
kolektor benda-benda sejarah dalam
mendalami ilmu kepurbakalaannya.
Kitaberharap,kedepanbanyaklagian-
ak bangsa yang peduli dengan benda-ben
da bersejarah, sehingga anak-anak Aceh
mendatang, tau akan sejarah mereka. Dan
tentunya, tidak menjadikan sejarah itu
menjadi sebuah legenda kelak. Putri Prok-
lamator Bangsa ini, Meutia Hatta dalam
sebuah kesempatan berkunjung ke Mu-
seum H Harun pernah berkata, peran indi-
vidu dalam pelestarian dan menyimpan
benda bersejarah tersebut harus menda-
pat apresiasi dari pemerintah.
"Kita bangga dan patut memberikan
apresiasiterhadapparakolektorsepertiHa
run Keuchik Leumik yang menyimpan ben
da-benda bersejarah milik kerajaan Aceh
tempo dulu," jelasnya. “Sebagian koleksi
Harun Keuchik Leumik merupakan aset
bangsa dan menjadi kebanggaan nasion-
al yang harus diberi perhatian untuk mem-
berikan pengetahuan sejarah bagi gene-
rasi mendatang. (Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)
Harun Keuchik Leumiek sedang memperlihatkan koleksi benda peninggalan kerajaan Aceh tempoe doeloe.
(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)
Arkeolog Otodidak
Penyelamat Sejarah Aceh
7. SSSSSosokosokosokosokosok
77777No.4Tahun I / Juni 2013
REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI: Wakil Ketua Bid Organisasi HT Anwar Ibrahim dengan disaksikan Ketua PWI Aceh
Tarmilin Usman dan Ketua SIWO PWI Imran Joni menyerahkan surat rekomendasi bagi Pengeliling
Indonesia dengan sepeda Aminin Hamid, saat singgah di PWI Aceh, Kamis, 23 Mei 2013.
(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)
IKAIKAIKAIKAIKA melihat usianya,
rasanya sudah tidak
pantas lagi baginya
untuk melakukan se-
suatu yang terlalu
memberatkan. Kare-
na di usia senja ini seharusnya ia
sudah beristirahat, kumpul bersa-
ma keluarga dan anak cucu.
Namun hal itu ditepis oleh
Aminin Ahmad, lelaki senja beru-
sia 56 tahun ini, lebih memilih
mengelilingi Indonesia dari pada
menghabiskan hari tua hanya
duduk-duduk manis di rumah.
Tekad berkeliling nusantara ini
baru saja muncul, bukan keingin
lama yang terpendam.
Sejak ia menuntaskan berke-
liling Aceh tahun 2009, tekad itu
muncul untuk menaklukan nusan
tara dengan menggunakan sepe-
daontel.Tekaddansemangatya-
ng mengebu-gebu itu memaksa-
nya untuk meninggalkan Muha-
mmad Dahlan, putra semata wa-
yangnyayangkalaitubarumena-
matkan pendidikan di jenjang Se-
kolah Menengah Pertama (SMP)
Dengan berbekal sepeda on-
tel, Aminin, lelaki kelahiran Aceh
Timur 1 Juli 1960 ini, mewujud-
kan tekadnya berkeliling Indone-
sia. Tepatnya pada 17 Juli 2010,
ia bergerak dari kampung hala-
mannya di Seulamak Baro, Gam-
pong Lubuk Pempeng, Kecama-
tan Peurelak, Aceh Timur menu-
ju Banda Aceh dengan menggu-
nakan bus umum sambil mem-
bawa sepeda ontel yang telah
dirancangnya secara khusus.
Dari Banda Aceh, dengan me
nggunakan kapal ferry, Aminin
menyeberang ke Sabang deng-
an target Kilometer Nol. Dari kilo-
meter pertama di paling ujung ba
rat Indonesia inilah, Aminin me-
mulai petualangannya sejak 20
Juli 2010. Dengan semangat baja
menaklukan nusantara, satu per-
satu desa, kecamatan, kabupat-
en dan provinsi dijamahinya. Tan-
Aminin Ahmad,Aminin Ahmad,Aminin Ahmad,Aminin Ahmad,Aminin Ahmad, Pengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling Indonesia
Pembawa MisiPembawa MisiPembawa MisiPembawa MisiPembawa Misi ‘‘‘‘‘Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’
J
Catatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda Novandi○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
tangan pertama itu muncul di
Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Tepatnya di depan Terminal Pi-
nang Baris, kamera saku yang
dimilikinya di jambret.
Pengalaman buruk ini juga
dialaminya saat berada di Stasi-
unJatiNegera,Jakarta.Diibukota
ini, Aminin dirampok, uang, HP,
KTP dan SIMnya raib. Namun,
ironisnya, saat ini dilaporkan
kepetugas keamanan Stasiun,
malah dalam laporannya, men-
erangkan bahwa barang milikn-
ya tersebut tercecer.
“Saya sempat membantah,
dan tidak terima dibuat laporan
bahwa barang saya kececer, na-
mun petugas tersebut, bapak
ngaku saja kececer, dari pada
panjang urusannya,” ujar Aminin
mengisahkan pengalamannya.
Akhirnya, hingga sampai laporan
ke polisipun, disebutkan barang
saya tercecer, bukan dirampok.
Yang lebih menyedihkan lagi,
Aminin pernah diacuhkan sama
Wakil Guberbur Aceh Muham-
mad Nazar saat itu. Di mana,
Aminin mengisahkan, dalam se-
buah acara di Taman Mini, saya
bertemu dengan Wagub Muha-
mmad Nazar dan mengatakan,
ia putra Aceh ingin berkeliling In-
donesia dengan misi perdama-
ian. Namun apa lacur, Nazar me-
napik tangan saya dan mengata-
kan, “kalau mau uang, pulang ke
Aceh disini ngak ada uang”.
“Saya sontak terkejut dan ra-
wat wajah saya seakan-akan tak
ada darah lagi, sangkin malunya,
karena hal itu terjadi didepan ban-
yakorang,”ujarAmininsambilme
nambahkan, bahwa kedatanga-
nnya ke Taman Mini bukan untuk
minta uang, hanya saja kebetu-
lan ada “ibunya” orang Aceh ma-
kanya saya datang.
Seharusnya sebagai “ibu”, bi-
sa menyemangati anaknya. Bu-
kan mengacuhkan begitu. Dalam
pandangan Aminin, seorang wa-
gub itu ibu dan
seorang gu-
bernur itu bap-
ak. Sebagai
bapak dan ibu
nya orang Ac-
eh saat itu, se-
harusnya bisa
menyemanga
ti anaknya ya
ng ingin berbu
atterbaikuntuk
Aceh, meski
hanya dengan
cara bersepe-
da mengelilin-
gi nusantara.
Lagi pula, me
nurut Aminin,
ia berkeliling In
donesia mem
bawa misi per-
damaian.
Layaknya
“Duta Perda
maianAceh”di
setiap kabupa
ten/kota yang
ia singgahi, se
lalu menyam-
paikan pesan damai. Mencerita-
kan bagaimana saat ini bahwa A
ceh sudah damai, aman dan ten-
tram. Tidak ada lagi permusuhan.
Masyarakat Aceh sudah bisa hi
dup rukun. Dari misi ini, Aminin ju
ga mengajak semua orang ya ng
dijumpainya, untuk terus menja-
ga perdamaian, karena konflik itu
tidak enak dan menyengsarakan.
Lebih lanjut, kisah Aminin, me
lihat ia sangat terpukul, ada seor-
ang lelaki separuh baya menjum-
painya dan menyerahkan uang
sebesar Rp200 ribu. “Maaf Pak,
ini yang dapat saya berikan, ini da
ri saya Bupati Pidie Jaya, bukan
dari Wagub,” ujar Aminin meniru-
kan ucapan lelaki paruh baya itu.
Setelah semuanya berlalu,
Aminin pun menanyakan dengan
orang disekitarnya tentang lelaki
paruh baya itu dan orang-orang
tersebut menyampaikan bahwa
ia adalah Gade Salam, Bupati Pi
die Jaya (Pijay), sebuah kabupat-
en pecahan dari Kabupaten In-
duk Pidie. Disamping kisah yang
menyedihkan, banyak juga kisah
yang mengharukan dialamini Ami
nin. Diantaranya, bagaimana an
ak-anak di perdalaman Metro
Lam pung, mengantar kepergian
nya hingga 20 km dengan meng-
gunakan sepeda ontel dibawah
guyuran hujan.
Lalu ada juga kisah menarik
dialaminya di Sumbawa Besar.
Saat itu, saat ia tiba di Sumbawa
Besar, Aminin dihadang oleh
sekelompok anak muda pelajar
SMKPelayaran.Anakmudayang
juga menggunakan sepeda ini
berputar mengelilinginya. Dalam
hati Aminin, ini sudah celaka, na-
sib apes kembali menimpanya.
Rasa takut dan kawatir itu se-
makin menjadi-jadi, karena se-
lang beberapa menit kemudian,
sekelompok pelajar SMK Pela-
yaran yang lain, juga mendatang-
inya dan melakukan hal yang
sama. Setelah sekian lama men-
gelilinginya, seorang anak muda
itu meloncat ke tengah dan sea-
kan ingin merampas bendera
Merah Putih yang terpancang di
belakang sepedanya.
“Saya tidak tau harus berbuat
apa mengahadapi anak-anak
muda itu, saya hanya bisa pas-
rah,”ujarAminin.Namunapayang
terjadi, ternyata bendera yang
hendak “dirampas” tadi, ternyata
dibentangkan. Dan sekelompok
anak muda yang berkeliling itu
seketika berhenti dan serempak
menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
“Saya haru dan menangis
melihatnya, sambil menyanyikan
lagu Indonesia Raya,” kisah Ami-
nin sambil menambahkan, sele-
pas itu ia kembali menceritakan
betapa pentingnya menjaga per-
damaian, karena perdamaian itu
teramat mahal harganya.
Akhirnya, Amininpun dilepas
kepergiannya dengan dikawal
“pasukan sepeda” anak-anak
SMK Pelayaran, Sumbawa Be-
sar menujun perbatasan. Dan
iapun melanjutkan perjalanannya
dengan misi damai yang terus
terpatri di dalam hatinya.
Kisah mengharukan lainnya,
juga dialami saat ia diberi izin
untuk memasuki wilayah Timor
Leste, Negara tetangga yang du-
lunya bagian dari Indonesia. Ia
masuk ke Timor Leste melalui
Desa Muta’in Kabupaten Belu,
Nusa Tenggara Timur (NTT).
Petugas perbatasan memberi-
kannyaPasporLintasBatas(PLB)
untuk bisa masuk Timor Leste
selama 36 Jam.
Dari36jamyangdiberikanitu,
ia hanya mampu bertahan sela-
ma 3 jam saja. Karena, baru seki-
tar 20 km masuk wilayah bekas
Provinsi Timor Timur itu, setiap
penduduk yang dijumpainya se-
muanya menyampaikan ingin
kembali menjadi warga Negara
Indonesia (WNI) dan ingin juga
wilayahnya masuk bagi dari
wilayah Indonesia.
“Melihat kondisi ini, saya pu-
tuskan untuk kembali ke Muta’in,
Belu. Karena kawatir bisa ber-
dampak buruk, bagi masyarakat
di Timor Leste tersebut dan saya
sendiri. Lagi pula, misi yang saya
bawa misi perdamaian,” ujar Ami
nin memberi alasannya menga-
pa hanya 3 jam di wilayah terse-
but, kepada petugas keamanan
yang menjaga diwilayah perba
tasannya yang telah memberin-
ya PLB. Aminin mengaku terke-
san dengan keramahan para pe
tugas, TNI yang berjaga diperba
tasan tersebut. Dulu, ia sempat
bercita-cita jadi Tentara Nasional
Indonesia pada tahun 1979. De
mi masuk tentara, ia ‘terpaksa’
memudanya usianya tiga tahun.
Dimana, selayaknya ia lahir 1 Juli
1957, namun karena mau ma-
suk tentara dibuat 1 Juli 1960. Ak
hirnya, semua dokumen pribad-
inya kini kelahiran 1960.
Namun, upaya tersebut gagal
suami Almarhumah Fatimah binti
Ibrahim ini tidak diterima menja-
di TNI. Namun, cita-citanya agar
ada anaknya menjadi abdi nega-
ra tetap besar. Kini tumpuannya
ke putra semata wayangnya Mu-
hammad Dahlan, yang diha rap-
kan bisa menjadi anggota Polri.
“Saat saya mau menghadap
Kapolri, petugas meminta saya
melengkapi surat-surat dari daer-
ah, makanya saya kembali ke Ac
eh lagi,” ujar Aminin yang sudah
menjelajah 24 provinsi di Indone-
sia. Aminin, ingin memohon kepa
da Kapolri agar anaknya yang ba
ru tamat SMA ini bisa diterima
menjadi anggota Polri. Tekadnya
usai melengkapi surat-surat ini, ia
akan melanjutkan perjalanan ke
10provinsiyangtersisadiwilayah
Timur Indonesia dan Pupua. Hing
ga satu saat, jika misi keliling nu-
santara ini tuntas dengan memb
awa misi damai, ia akan membu
kukan kisah perjalanannya.
Semoga sukses Pak Aminin,
Aceh sangat butuh banyak orang
seperti bapak guna menyampai-
kan misi perdamaian ini. Semoga
niat tulus ini, bisa merajut perda
maian hakiki di Nusantara yang
banyak “terkoyak” di berbagai pro
vinsi di Indonesia. andinovaandinovaandinovaandinovaandinova
Pengeliling Indonesia dengan sepeda Aminin Hamid
bersamapenulis.
8. WWWWWarisanarisanarisanarisanarisan
88888 No.4 Tahun I / Juni 2013
Gubernur Minta
Kabupaten/Kota Segera
Bentuk PPID
IIIIInfoUPTDnfoUPTDnfoUPTDnfoUPTDnfoUPTD
gito/dedygito/dedygito/dedygito/dedygito/dedy
Aceh Expo Sedot Ratusan Ribu Pengunjung
Drs. Said Ra
Kadishubkomin
SEJAKSEJAKSEJAKSEJAKSEJAK berlakunya UU No.14
tahun 2008 tentang Keterbu-
kaan Informasi Publik (UU KIP),
maka seluruh jajaran pemerin-
tah wajib membentuk Pejabat
Pengelola Informasi dan Dok-
umentasi (PPID), namun untuk
Aceh hingga saat ini baru 10
kabupaten/kota saja yang su-
dah membentuknya.
Banyak kabupaten/kota
belum atau tidak membentuk
PPID ini dikarenakan ketidakta
huan, akan tindaklanjut dari
pembentukan PPID sendiri.
Sehingga, kabupaten/kota ter-
sebut belum juga membentuk-
nya hingga saat ini.
Hal tersebut terungkap da-
lam Rapat Koordinasi perce-
patan dan pembentukan PPID
kabuapten/kota se Aceh, Se-
lasa 21 Mei 2013. Mengingat
masih banyaknya daerah ya-
ng belum memiliki PPID, maka
dalam rapat tersebut Pemprov
Aceh melalui Dinas Perhubun-
gan, komunikasi, informasi dan
telematika (Dishubkomintel)
Aceh mengundang para sek-
dakab/sekdako dan Kadis-
hubkomintel kabupaten/kota.
Kadishubkomintel Aceh
melalui kepala UPTD Seura-
moe, Sanasi mengatakan, 10
daerah yang telah memiliki
PPID tersebut yakni Kota Ban-
da Aceh, Lhokseumawe, Sub-
ulussalam, Kabupaten Aceh
Jaya, Aceh Singkil, Aceh Teng-
gara, Bener Meriah, Siemelue,
Pidie Jaya dan Aceh Timur.
Sementara itu, Gubernur
Aceh dr Zaini Abdullah mem-
inta seluruh daerah kabupaten/
kota yang belum memiliki PPID
untuk segera membentuknya.
Karena, PPID ini berperan da-
lam memberikan informasi pub
lik yang benar kepada masya
rakat menyakut berbagai infor-
masi pemerintahan di daerah.
“Jajaran pemerintahan wa-
jib membentuk PPID,” tegas gu
bernur dalam amanat tertulis
yang dibacakan Sekdaprov
Aceh T Setia Budi saat membu-
ka kegiatan tersebut di hotel
berbintang di Banda Aceh.
Dikatakan, di jajaran peme
rintahan Aceh, PPID utama ber
ada di bawah Dishubkomintel
Aceh, tetapi semua SKPA dan
Pemerintah kabupaten/kota la-
innya perlu ada PPID yang si-
fatnya mendukung. Sebab, PP-
ID akan menjadi pintu gerbang
bagi masyarakat yang mem-
butuhkan informasi. Disamping
itu,ingatgubernur,kemampuan
PPID memahami UU KIP mutl
ak dibutuhkan PPID harus me
ngerti makna informasi yang si
fatnya wajib, informasi yang si-
fatnya berkala, sertamerta atau
informasi yang dirahasiakan.
ACEHACEHACEHACEHACEH Expo yang dilaksan-
akanPemerintahAcehpada
5-9Junilalu,mampumenye-
dot ratusan ribu pengunjung
dari berbagai daerah di
Aceh termasuk luar Aceh.
Kegiatan ini menjadi semar-
ak, karena banyak peserta
terutama para pedangan
melakukanpenjualandiare-
na Aceh Expo di Lapangan
Blang Padang Banda Aceh.
Gubernur Aceh, dr Zaini
Abdullah saat membuka ke-
giatan tersebut mengatakan
masyarakat Aceh punya po-
tensi besar untuk mencipta-
kan produk-produk berge-
ngsihanyasajaperluseman-
gatkerja,promosidanduku-
nganyangkuatuntukmenu-
mbuhkansebuahprodukun-
tuk didistribusikan ke pasar.
“MelaluiAcehExpoiniki-
ta akan mempromosikan be
rbagai kerajinan dan prod-
uk-produkhomeindustrykar-
GUBERNURGUBERNURGUBERNURGUBERNURGUBERNUR Aceh Zaini Ab-
dullahmelantik20pejabatbaru
EselonIIAdanBdilingkupPe-
merintah Aceh. Acara pelanti-
kan dilaksanakan di Gedung
Serbaguna Kantor Gubernur
Aceh,Jumat sore,7Juni2013.
Salah satu pejabat eselon
II tersebut yang dilantik yakni
Drs. Said Rasul yang diperca-
ya sebagai Kepala Dinas Per-
hubungan, Komunikasi, Infor-
masi dan Telematika Aceh,
menggantikan posisi Prof. Dr.
Ir.Husaini,MTyang dikembali-
kan ke Unsyiah.
Pejabat tersebut dilantik
berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Aceh nomor PEG.
821.22/006/2013tentangpeng
angkatan dan pemberhentian
pejabat struktural Eselon II di
Aceh. “Ada yang datang, ada
yang pergi itu hal yang biasa
dalampemerintahan,kegiatan
kepegawaian seperti ini akan
terusberlanjutdiwaktumenda-
tang,seiringdenganterjadinya
kekosongan jabatan tertentu,
maupun oleh karena adanya
kebijakanlaindariPemerintah
Aceh,”ujarGubernurAcehsaat
melantikparapejabattersebut.
Pelantikan dan bongkar pa
sangpejabatini,merupakanya
ng kelima dari enam kali yang
sudahdilakukanpemerintahan
AcehdibawahGubernurdrZai-
ni Abdullah dan Wakil Guber-
nur Aceh Muzakir Manaf. Se-
muainidilakukangunamenca-
Baru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah Terbentuk
Pemahaman terhadap isi
UU KIP sangat penting, sebab
akan ada konsekuensi hukum
yang akan dihadapi, manaka-
la PPID tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik. Sanksi
hukum tersebut bisa berupa
sanksi pidana, bisa pula sank-
si dalam bentuk denda.
Karenanya, gubernur mem-
inta PPID wajib mempersiap-
kan diri, sehingga bisa menja
wab era keterbukaan informa-
si sebagaimana yang tertuang
dalam UU KIP tersebut. Sebab,
bagaimanapun, lahirnya UU
KIP merupakan langkah maju
dalam sistem demokrasi di In-
donesia. Menurut gubernur,
UU KIP menunjukan ada inisia
tif para pemimpin bangsa unt
uk membuat badan publik leb-
ih transparan dan bertanggub-
jawab dalam menjalankan tug
as-tugasnya. Badan publik ini
bukan hanya jajaran pemerin-
tahan atau lembaga yang men
ggunakan APBD atau APBN,
tapi seluruh lembaga berbad
an hukum termasuk LSM, part
ai politik, yayasan dan seba g
ainya. “Bagi lembaga yang ti
dak mematuhi aturan yang ter-
tuang dalam UU KIP ini, beresi-
ko terhadap gugatan ajudika-
si lewat komisi informasi.”
Satu contoh kasus, lanjut gu
bernur, beberapa hari lalu lew
at pemberitaan media disebut-
kan, Pengadilan Negeri (PN)
Bangil, Jawa Timur harus meng
akui kekalahannya dalam si
dang ajudikasi menghadapi gu
gatan rakyat yang mengingin-
kan transparansi dari lembaga
itu. “Bayangkan saja, lembaga
pengadilan saja bisa kalah, ap
alagi lembaga pemerintahan
yang banyak berhubungan de
ngan masyarakat,” ingat gu
benur.
yamasyarakatAceh,”katanya.
Selain memamerkan hasil
karya rumahan, masih banyak
lagi kreativitas masyarakat Ac-
eh yang akan ditampilkan da-
lam beberapa hari mendatang
seperti pagelaran seni buda-
ya dan penampilan Atraksi bu-
daya provinsi Aceh.
Di sisi lain, menurut guber-
nurkejayaansektornon-migas
dalammemberikontribusibagi
sumberpendapatanAcehmu-
lai memperlihatkan titik cerah,
terbukti per tahunnya produksi
non-migas di Aceh terus men-
ingkat hingga 8%. Sektor yang
terusberkembangtersebutse-
pertipertanian,perkebunan,pe
rikanan dan berbagai industri
kerajinan masyarakat lainnya.
SebelumnyaAcehmenga-
ndalkan migas sebagai pro-
duk unggulan daerah karena
memiliki pertambangan miny-
ak dan gas yang sangat besar
Penghasilan migas Aceh kala
itumampumemberikankontri-
busi hingga 60% bagi sumber
pendapatan daerah. Namun
dalam empat tahun terakhir
produksi migas terus menurun
hingga 22% pertahun, penge-
luarannya terhadap produk
domestik regional bruto Aceh
hanya tinggal 11%.
“Dengan kondisi tersebut
jelas sekali kalau kita tidak lagi
bisa mengandalkan migas se-
bagai produk unggulan daer-
ah,kitaharusbangkitmengan-
dalkan sektor non-migas,” ujar
GubernurZainiAbdullah.
Dalam pidatonya tersebut
gubernur menyebutkan masa
depan ekonomi dan kesejah-
teraan rakyat Aceh bisa lebih
stabil apabila seluruh pihak
mendukung dan membangkit-
kansektornon-migastersebut.
Selain itu, apabila kreatifitas
masyarakat Aceh bisa dit-
ingkatkan,makasektornon-mi-
gaspunyapotensibesaruntuk
menjadi modal bagi ke-
bangkitan ekonomi Aceh.
Di luar itu, sejumlah usa-
ha rakyat di berbagai kabu-
paten dan kota di Aceh kini
sudah mampu menembus
pasar dunia. Seperti rumah
produksiyangberhasilmen-
golah minyak nilam Aceh
menjadi parfum berkualitas
dunia, dan sebuah home in-
dustri tas bordir dan tikar
khasAcehyangtelahmeng-
eksporproduknyakeAmeri-
ka dan Eropa.
Fakta di lapangan me-
nunjukkanpotensibesarya-
ng dimiliki masyarakat Aceh
dalam menghasilkan pro-
duk-produk bergengsi yang
dapat bersaing di pasar glo-
bal.“Hanyasajaperlusema-
ngat kerja, promosi dan du-
kungan yang lebih kuat un-
tuk menumbuhkan sebuah
produktersebutditingkatpa-
sar,”tutupZaini.
gitogitogitogitogito
Menggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. Husaini
ri formasi ya
ng pas untuk
bisa bekerja
keras dalam
membangun
Aceh dalam li
ma tahun ke
depan perio
de2012-2017.
Sebelum-
nya, pada 5
Februari2013
GubernurAc-
eh melantik
422 pejabat
Eselon II,III
dan IV di jaja-
ran pemerin-
tahAceh.Lalu,pada18Febru-
ari gubernur melakukan muta-
si pejabat dan pengambilan
sumpah pejabat baru guna
memperbaiki kesalahan data
dalam pelantikan pejabat
pada tanggal 5 Februari 2013.
Kemudian pada 21 Mei
2013Gubernurjugamelantik51
pejabat eselon di kalangan
pemerintah Aceh, 5 Juni 2013
asisten III melantik 35 Pejabat
eselonIIIdanIV.Terakhir11Juni
2013 Gubernur Aceh yang di-
wakiliAsistenIIISetdaprovMu-
zakkar A Gani kembali melan-
tik dan mengambil sumpah ja-
batan35pejabateselonIIIdan
IV di Aula Badan Kepegawa-
ian, Pendidikan dan Pelatihan
(BKPP)Aceh.Parapejabatter-
sebutditempatkandiDinasPe-
ngairan, Dinas Pertanian Tan-
Pengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah Pe
Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID.Rapat Koordinasi Pembentukan PPID. Seuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amir
9. 99999No.4Tahun I / Juni 2013
SSSSSosialitaosialitaosialitaosialitaosialita
asul
ntelAceh
andinovaandinovaandinovaandinovaandinova
SEBANYAKSEBANYAKSEBANYAKSEBANYAKSEBANYAK 522 orang putra-
putri Aceh dididik menjadi bint-
ara atau brigadir Polri tahun 20
13. Mereka ini merupakan ha-
sil seleksi dari penerimaan Bri
gadir Polri yang dilakukan me
lalui Polda Aceh.
Para calon brigadir Polri ya
ngditerimamelaluiseleksiPol-
da Aceh sebanyak 471 menja
lani pendidikan Polisi Dalmas
diSPNSeulawah,SareeKabu-
patenAcehBesar.Sedangkan,
51lagimenjalanipendidikanBri
mob di Watukaosek.
Selain 522 ini, Polda Aceh
juga mendidik 20 polisi wanita
(Polwan) di Jakarta. 20 calon
Polwan ini, merupakan hasil
seleksi akhir di Ma bes Polri.
SebelumnyaPoldaAcehmen-
girim 24 calon Polwan.
“Mereka dididik selama 7
bulanpenuhdannantinyaakan
dititipkan di Pasantren selama
SEBANYAK 98SEBANYAK 98SEBANYAK 98SEBANYAK 98SEBANYAK 98 pucuk sen-
jata api (senpi) ilegal dari ma-
syarakatdimusnahkanolehKo
mandodaerahMiliter(Kodam)
IskandarMuda(IM).Pemusna-
han senjata tersebut dilauku-
kan dengan cara memotong-
motong menggunakan mesin
pemotong besi.
“Senjata api ini hasil dari
Pembinaan Teritorial (Binter)
Kodam IM,” ujar Pangdam IM
Mayjen TNI Zahari Siregar
melalui Kepala Penerangan
Kodam (Kapendam) IM Kolo-
nelArhSubagioIrianto.
Dikatakan, pemusnahan
senpi ilegal tersebut langsung
dipimpin Pangdam IM yang di-
gelardiLapangantembakMa-
ta’ie Kabupaten Aceh Besar,
Minggu 26 Mei 2013. Dengan
cara pemotongan senpi ilegal
ini dipastikan senjata tersebut
tidak akan bisa dipakai lagi.
Pelaksanaan Binter di jaja-
ran Kodam IM di seluruh Aceh
dilakukan sejak Oktober 2012
hingga Mei 2013. Pemusnah-
ansenpiinidisaksikanDanrem
011/LW Kolonel Inf Hipdizah
dan Danrem 012/TU Kolonel
Inf Daddy Estoe Widodo.
Pangdam IM Mayjen TNI
ZahariSiregarmenyampaikan
pemusnahan senjata yang di-
gelar Kodam Iskandar Muda
dapat mewujudkan situasi ke-
amanan yang kondusif dan di-
harapkan dapat memotivasi
seluruh komponen masyara-
kat untuk turut serta dalam up-
aya menjaga perdamaian se-
hingga kesejahteraan masya-
rakat akan meningkat.
“Kita berharap, dengan di-
lakukan pemusnahan senpi il-
egal ini, situasi keamanan di
Acehmakinkondusif,”ujarPang
dam sebagaimana disampai-
kan Kapendam.
Jenderal bintang dua TNI
itujugamengharapkan,masya
rakat Aceh dapat membantu
KodamIMuntukmemberantas
beredarnyasenjatailegalyang
dapat menganggu situasi dan
kondisi di Provinsi paling ujung
barat Pulau Sumatera Indone-
sia ini. Menyangkut pemusna-
amanPangansertaBadanKe-
tahananPangandanPenyulu-
han. Mereka terdiri dari 9 peja-
bateselonIIIdan26pejabates-
elonIV. dedydedydedydedydedy
N oN oN oN oN o NamaNamaNamaNamaNama JabatanJabatanJabatanJabatanJabatan
PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013
Ridwan Hasan, SH, MM Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Hu-
kum dan Politik
1
Bukhari, A.Ks, MM Kepala Dinas Pemuda dan
Olahraga.
2
Ir. Zulkifli, MM Dinas Tenaga Kerja dan Mobili-
tas Penduduk Aceh.
3
dr. M. Yani, M. Kes StafAhliGubernurAcehBidangKeistime-
waandanSumberDayaManusia.
4
dr. Taqwallah Kepala Dinas Kesehatan Aceh
dan Ketua P2K APBA.
5
Ir. Rizal Aswandi, Dipl. SE StafAhliGubernurAcehBidangPemban-
gunandanHubunganLuarNegeri.
6
Drs. Bustami Usman, SH,
M.Si
Kepala Badan Pembinaan Pen-
didikan Dayah Aceh.
7
Nasir Zalba, SE KepalaBadanKesatuanBangsa,Politikdan
PerlindunganMasyarakatAceh.
8
Drs. Samidan Angkasa
Wijaya
Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang
Ekonomi dan Keuangan
9
Syahrul Badaruddin, SE,
MSi
Inspektur Aceh.10
A. Hamid Zein, SH, M.Hum Sekretaris Dewan Perwakilan
RakyatAceh.
11
Drs. Said Rasul KepalaDinasPerhubungan,Komunikasi,In-
formasidanTelematikaAceh
12
Drs. Muhammad, MM Kepala Dinas Pendapatan dan
Kekayaan Aceh.
13
Drs. Zulkifli Ahmad, MM Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang
Pemerintahan.
14
KamaruddinAndalah,S.Sos,M.Si Kepala Biro Tata Pemerintahan
SetdaAceh.
15
Drs. Paradis, M.Si Kepala Sekretariat Majelis Adat
Aceh.
16
Bustami Hamzah, SE, M.Si Kepala Sekretariat Baitul Mal
Aceh.
17
Drs. Muhammad Raudhi,
MSi
Kepala Biro Perekonomian Set-
da Aceh.
18
Rusdi Husin, SE Kepala Sekretariat DPP KOR-
PRI Aceh
19
Ir. Rusmiady Kepala Sekretariat Majelis Pen-
didikan Daerah Aceh.
20
hanamunusiilegal,Kapendam
menjelaskan, itu akan dilaku-
kandalamwaktulain,sebabun
tukmemusnahkanamunisihar
us dipersiapan secara matang
dengancaratersendiri.Sebab,
pemusnahanamunisiinimemi-
liki resiko yang lebih tinggi.
“Amunisiilegaljugakitamu
snahkan, namun waktu yang
berbeda dengan persiapan
yanglebihmatang,”tegasKap-
endam.MenurutKapendamIM
KolonelArhSubagioIrianto,pe
musnahan senpi ilegal secara
massal ini, merupakan yang
ketiga dilakukan di Aceh, se-
belumnya, Kodam IM, bersa-
ma Polda Aceh dan Muspida
Aceh IM memusnahkan 973
senpiilegaldiLapanganBlang-
padang, Banda Aceh, 17 okto-
ber2012lalu.
Sama dengan senpi yang
98pucukini,ratusansenpiyang
dimusnahkan tahun lalu itu,
umumnya merupakan sisa
konflik Aceh itu, 831 pucuk di
antaranya dikembalikan war-
ga melalui jajaran Polda Aceh
dan sisanya dikembalikan
melalui jajaran Kodam IM.
Bersamaandenganpemu-
snahan senpi ilegal tahun lalu
itu,jugadimemusnahkan5.319
kilogram ganja dan 25.300 ba-
tang ganja dengan cara mem-
bakarnya. Barang bukti itu
merupakan hasil operasi
narkoba pada September-
Oktober 2012, sebagian hasil
operasi TNI.
Sementara itu, sebagaim-
ana diketahui, pemusnahan
senpi secara massal pertama
sekali dilakukan di Aceh pada
tahun 2005 pasca MoU damai
antarapemerintahRIdanGAM.
Hanya saja, saat itu, senpi
yang dimusnahkan merupa-
kan serahan mantan kom ba-
tanGAMkepadaAMMseban-
yak 1.018 pucuk senjata api.
Dari senjata serahan GAM ke
AMM yang memenuhi syarat
sebanyak 640 pucuk. Jumlah
senpi ini sesuai dengan keha
rusan yang diserahkan GAM
kepadaAMMuntukdimusnah-
kan.
Kodam IM Musnahkan
SENPI ILLEGAL
SENPISENPISENPISENPISENPI ILEGALILEGALILEGALILEGALILEGAL: Pangdam IM Mayjen TNI Zahari Siregar melihat amunisi
ilegalhasilserahanmasyarakathasilBinter,Minggu(26/5).Amunisiilegaliniakan
dimusnahkan secara khusus. Seuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IMSeuramoe informasi/Pendam IM
522 Putra/Putri Aceh
DIDIDIK JADI BINTARAPOLRI
3 bulan guna mendalami aga-
ma,”ujarKapoldaAcehIrjenPol
HermanEffendisaatpelantikan
menjadi Siswa SPN pada 3
Juni2013lalu.
Saat pelantikan siswa lalu,
Kapolda Aceh membacakan
amanatKapolriJenderalTimur
Pradopo yang mengintruksi-
kan semua Polda untuk meng
antisifasi segala kemungkinan
yang bisa mengganggu pelak-
sanaan tahapan Pemilu 2014
dan menciptakan gangguan
keamanan dan ketertiban di
tengah masyarakat.
Kapolri mengungkapkan,
pendidikanBrigadirPolrimeru-
pakantuntutan.KarenanyaPolri
harus lebih mempersiapkan
SDM dan organisasi yang pro-
fesional. Disamping itu, Polri
memerlukan penambahan
personilbaruhinggamencapai
20 ribu orang di tahun 2013.
Dengan rincian 17 ribu orang
untukpangkatbrigadirdantiga
ribu orang pangkat tamtama.
Penerimaan brigadir Polri
tersebut,diantaranyaditujukan
untukpenguatanposturorgan-
isasi terutama dalam mengh-
adapi pelaksanaan pemilu
tahun2014.Sehinggapenam-
bahan jumlah tersebut akan
memperkuat lini terdepat pel-
ayanan kepolisian. Kapolri me
nekankan pentingnya persia-
panmentaldanfisikselamame
nempuh pendidikan tersebut,
penanaman komitmen, tekad,
semangat dan motivasi yang
tinggi supaya bisa menjadi
polisi yang patut dibanggakan.
“Pelajariteoridikelas,prak-
tek di lapangan maupun prog
ram pelatihan lain harus dilaku
kan dengan baik,” tegas Kapol
ri sambil menambahkan, seti
ap siswa harus menanamkan
komitmen, tekad menjadi poli-
si yang dapat dibanggakan.
Mengikuti proses pendidi-
kan latihan yang diberikan ha
rus dengan penuh ketulusan
dankeiklasan.Semuasiswaju
ga harus selalu menjalin rasa
kebersamaan, kekompakkan
dan keakraban dengan sesa-
ma peserta didik, instruktur
maupunpelatih,sertamanfaat-
kan waktu yang singkat ini se
optimal mungkin untuk meng
embangkan pengetahuan dan
ketrampilan. “Teruslah belajar,
berlatihdanmenempadiriagar
menjadi Polri profesional,” kat-
anya.
SIRAMAN: Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi melakukan siraman kepada para
siswa SPN saat pelantikan pendidikan. Seuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinova andinovaandinovaandinovaandinovaandinova
ejabat Eselon II.ejabat Eselon II.ejabat Eselon II.ejabat Eselon II.ejabat Eselon II. Seuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amir
10. WWWWWarisan Budayaarisan Budayaarisan Budayaarisan Budayaarisan Budaya
1010101010
Buah-buahan Khas yang
Tinggal Kenangan
S
No.4 Tahun I / Juni 2013
gito/dedygito/dedygito/dedygito/dedygito/dedy
EIRINGEIRINGEIRINGEIRINGEIRING dengan per
kembangan zaman
banyak hal yang su-
dah terkikis bahkan
tertinggal sebagai khasanah
budaya bangsa bahkan daer-
ah,inidikarenakantelahterjadi
peralihan dari berbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat,
sehingga pola pikir masyara-
kat telah berubah ke arah mo-
dernisasi, salah satu contoh
adalahketidaktahuananakter-
hadap sesuatu yang seharus-
nya di ketahui dan dirasakan,
dikenal serta dilestarikan se-
bagai warisan budaya endatu
yang mengandung arti.
Untukinidibutuhpemikiran
orang-orangyangterkaitdeng-
an hal tersebut baik secara la-
ngsung maupun tidak langsu-
ng, baik secara teknis maupun
teori,baikmasyarakatataupun
pemerintahsetempat,yangme
rupakan panutan bagi regena-
siyangakandatangdalamber
tanggungjawab terhadap keas
rian budaya sebagai warisan.
Budidaya tanaman (tana-
manyangmenghasilkanbuah)
merupakansalahsatucaraun-
tuk mempertahankan kekhas-
an tanaman di daerah, agar ti-
dak hilang dan tetap dapat di
perkenalkan pada anak seba-
gai pewaris budaya, melalui
pembudidayaan perkebunan
terhadap tanaman secara me-
nyeluruh dan secara kontinyu,
maka diharapkan tidak terjad-
inya kelangkaan bahkan
kepunahanyangtergusurden-
gan perkembangan zaman.
Dewasa ini banyak tana-
man buah-buah yang menjadi
primadona masyarakat Aceh
nyaris sudah tidak terlihat lagi,
miriskedengarannyajikakelak
haliniterjaditerus-menerustan-
pa ada perhatian dari masya-
rakat Aceh dan pemerintah
daerah. Akan tetapi Jika hal ini
ditanggapi dengan penuh ke-
seriusan dan tanggung jawab,
maka tanaman yang dulu per-
nah menjadi prioritas utama
dalam pandangan masyara-
kat Aceh mungkin akan kem-
bali menjadi tanaman andalan
yang bisa dikenal oleh anak
cucu kita di masa mendatang.
Namun ironisnya sedikit
masyarakat Aceh yang mau
memahami tentang hal terse-
but, sehingga tanpa kita sadari
bukan tidak mungkin satu saat
nanti akan punah semuanya.
Kelangkaan yang terjadi di bu-
mi Seuramoe Aceh salah satu
buktibahwatingkatkepedulian
kita terhadap kelestarian bu-
daya mulai terkikis, dan men-
jadi sebuah kenangan dalam
sejarah masyarakat Aceh. Da-
lamhalinidiharapkanagarPe-
merintah daerah dapat beker-
jasamadenganmasyarakatun
tuk membudidayakan tanam-
anyangmulaipunahuntukda-
pat kembali menjadi tanaman
primadona bagi masyarakat
Acehsepertidulu.Karenabuah
yangterdapatdiAcehtidakka-
lah menarik, enak dan nikmat-
nya jika disejajarkan dengan
buah luar negri yang sekarang
inilebihdikenalolehanakcucu
kita(anggur,apel,pier,dll).
Berikut sebagian nama-
nama tanaman yang sifatnya
berbuahdanmenjadiandalan-
namun telah Langka terdapat
di Aceh yang pernah menjadi
tuan rumah penghasil buah
tersebut.
1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:
Bentukbuahnyakecil-kecildan
berwarnamerah,biasanyaber-
fungsiuntukmengobatipenya-
kit bisul, rasnya manis jambu
2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu: Bentuk
buahnya kecil-kecil berwarna
merah,jikasudahmatangwar-
nanyamerahkehitam-hitaman
rasanya manis-manis kelat
3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng: Bentuk
buahnya bulat kecil-kecil ber-
warna hitam rasanya asam
buah
4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk: Ben-
tukbuahnyakecil-kecilberwar-
nahitam
5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem: Bentuk buah-
nya kecil-kecil seperti anggur
warnanya kuning kehijauan
rasanya asam buah
6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru: Ben-
tuk buahnya lonjong kecil ber-
warna hijau jika sudah matang
berwarnahitamdandalamnya
berserat-serat rasanya asam
7. Boh Kupu:7. Boh Kupu:7. Boh Kupu:7. Boh Kupu:7. Boh Kupu: Bentuknya
bulat lonjong rasanya asam
buah
8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok: Bentukn-
ya bulat kecil warnanya hijau
rasanya manis dan cara me-
makannya terlebih dahulu dip-
utar-putar dikedua belah tela-
pak tangan hingga berwarna
kemerahan
9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:
Bentuknyabulatlonjongberbiji
warna kemerahan rasanya
manis
10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:
Bentuknya bulat berkerut sep-
erti boh kruet biasa, biasanya
tumbuh di Daerah Krueng
Raya
11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken: Bentukn-
ya bulat berkulit tipis warnanya
hijau rasanya asam, digu-
nakan untuk masakan berb-
agai jenis ikan
12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng: Bentukn-
ya berkerut kecil-kecil warna
hijau rasanya asam, di-
gunakan untuk masakan ikan
paya atau hiu dan bisa juga di-
gunakan sebagai jeruk sam-
bal khas aceh
13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu: Ben-
tuknya bulat besar warnanya
hijau atau kuning, rasanya
asam, dapat digunakan untuk
masakan kuah
14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:
Bentuknya bulat isinya berbiji
(warnamerahdelima)sedang-
kanwarnakulitkuning.
15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah: Bentukn-
ya lonjong warna kulit luar
coklat kehitam-hitaman dan
keras, sedangkan isi dalamn-
yaberwarnaputihmiripkelapa
muda dan rasanya manis
16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji: Ben-
tuknya bulat kecil berangkai kulit
warnanya hitam isi dalamnya ke-
coklat-coklatan dan berbiji rasan-
ya asam buah
17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang: Ben-
tuknya oval warna kulit luar coklat
dan keras isi dalamnya putih ber-
lapis-lapis rasanya gurih
18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih: Bentuknya bu-
lat sedang, warnanya hijau, isi da
lamnya putih dan gurih rasanya
19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng: Bentukn-
ya besar, warnanya kekuning-ku
ningan, rasanya gurih, cara mak
annyaharusorangyangahlimem
buatnya, karena jika salah dalam
pemrosesan maka dapat gatal.
20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong: Warnan-
ya coklat, ungu tua dan ada yang
berwarna putih, rasanya lemak,
bentuknya mengikuti keadaan
media tanamnya.
21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh: Bentuknya
bulat berwarna putih, isinya putih
kecoklatan dan berbiji kecil, se-
bagai pengharum aroma rujak.*
Dr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati Zainun
SETELAHSETELAHSETELAHSETELAHSETELAH hampir setahun,
akhirnya Pemerintah meng-
ganti 48 uni sepeda motor
mahasiswa Aceh Tengah
yang dibakar saat terjadi
kerusuhan pada event POP
DA XII di Banda Aceh, 27
Juni tahun lalu.
Pembayaran ganti rugi
ini difasilitasi langsung oleh
Gubernur Aceh, dr Zaini Ab-
dullah. Pembayaran ganti
rugi ini juga disaksikan lang-
sung oleh dua bupatindi
kedua daerah tersebut, Bu-
pati Aceh Tengah Ir. H. Na-
saruddin, MM dan Bupati
Aceh Selatan, HT. Sama In-
dra, SH, di Hall Olahraga
Stadion Harapan Bangsa,
BandaAceh,3Juni2013lalu.
Perdamaian ini juga di
tandai dengan peusijuek
perwakilan pihak yang berseli
sih antara mahasiswa Aceh Te
ngah dengan mahasiswa Aceh
Selatan serta penandatanga-
nan berita acara perdamaian
yang dilakukan kedua bupati.
“Peusijuek sebagai wujud
rasa syukur terhadap harmon-
isasi hubungan para pihak
yang berselisih paham. Tidak
ada yang menghendaki konf-
lik yang telah terjadi, namun hal
tersebut dapat dapat semakin
mempererat hu bungan ukhu-
wah diantara kita,” ungkap Gu-
bernur Zaini Abdullah.
Gubernur juga meminta ke
dua belah pihak untuk meng
ambil hikmah dan berfikir agar
lebih merajut kebersamaan di-
masa depan. Sebab, untuk
membangun Aceh ini harus di-
lakukan secara bersama deng
an semua lapisan masyarakat
yang ada di Aceh.
Pembayaran gantirugi ini di
lakukan berdasarkan surat Gu
bernur Aceh nomor 426.3/
36757, 22 November 2012, tak-
siran biaya bantuan ganti rugi
kendaraan roda dua yang ter-
bakar sebesar Rp418 juta ru-
piah, dengan proporsi 50 % di-
tanggung Pemprov Aceh, 25 %
Pemkab Aceh Selatan dan 25
% Pemkab Aceh Tengah.
Besaran jumlah bantuan
per orang pun beragam, mulai
dari Rp4 juta hingga Rp18 juta,
tergantung dari jenis dan tingkat
kerusakan masing-masing
kendaraan roda dua yang
dibakar saat terjadi keributan
pada 27 Juni tahun lalu itu.
Bupati Aceh Tengah, Nasa
ruddin menilai kerusakan sepe-
da motor yang dialami tidaklah
seberapa dibanding dengan
kebersamaan dan hubungan
baik yang harus dijalin lebih e
rat oleh kedua belah pihak, ter-
utama dikalangan mahasiswa.
“Orangtuakitadulutelahme
miliki ikatan silaturrahmi, men-
jadi tugas kita saat ini untuk
memperkuat ikatan tersebut,”
ujar Nasaruddin. Berkenaan
dengan proses penyaluran da
na, Nasaruddin mengatakan a
gar para korban yang menda
pat bantuan untuk tidak meng
hiraukan bila ada pihak yang
meminta kontribusi tertentu se-
bagai imbal jasa pengurusan
dana bantuan.
Nasaruddin meyakinkan
penyaluran dana sesuai den-
gan itikad baik untuk mem-
bantu kerugian yang dideri-
ta para korban dan tidak
adanya kutipan liar merupa-
kan komitmen Pemprov
Aceh, Pemkab Aceh Ten-
gah dan Aceh Selatan.
Sementara itu, Bupati
Aceh Selatan, HT Sama In-
dra, mengatakan hubungan
baik diantara kedua daerah
sebenarnya telah dijalin ol
eh para pendahulu, bahkan
Sama Indra menuturkan pa
da tahun 70-an banyak war-
ga Aceh selatan yang mem-
buka kebun kopi di wilayah
tengah Aceh tersebut.
“Banyak orang Aceh Sel
atan yang telah menjadi war
ga dan bekerja di wilayah
Aceh Tengah, ada petani,
guru, bahkan pengusaha,”
ujar Sama Indra.
Lebih jauh, Sama Indra
menawarkan kerjasama di-
bidang pertanian dengan
tukar-menukar bibit unggul
yang dimiliki kedua Daerah.
Sebab, di kedua daerah ini
memiliki potensi pertanian
yang sama-sama bisa diba
nggakan untuk Aceh bah-
kan nasional.
“Kita ketahui kopi Gayo
punya kualitas, kalau boleh
kami meminta dapat dikirim
ke Aceh Selatan, nanti kami
kirimkan bibit pala sebagai
gantinya,” katanya disambut
tepuk tangan hadirin yang
menhadiri perdamaian ter
sebut.
Gubernur Fasilitasi Perdamaian
Mahasiswa Aceh Tengah - Aceh Selatan
SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI: Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah bersama Bupati Aceh Selatan HT
SamaIndra(kiri)danBupatiAcehTengahNasaruddin(kanan)bersalamdamai,usaipeny-
erahangantirugi48unitsepedamotormahasiswaAcehTengahyangdibakarpadaPopda
lalu. Seuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinovaSeuramoeinformasi/andinova