2. 22
Model Pembelajaran
Direktorat Jenderal Pendidikan
Pusat Pengembangan Pendidikan
Model Pembelajaran
Penanggung Jawab
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Kementerian Pendidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan
Pusat Pengembangan Pendidikan
Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Pengarah
Ir. Djajeng Baskoro,
(Kepala PP-PAUDNI Regional I)
Penanggung Jawab
Dadang Wahyudi, S.E. MM.Pd.
Narasumber
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
(Dosen UPI
Penulis
Endang Sutisna
Ujang Rahmat
Kontributor
Dadang Wahyudi
Farhan Yamin
Desy Juwitaningsih
Hj. Henny Nurhendrayani
H. Asep Mulyana
H. Triono Adil
Surono
Tata Letak & Desain Sampul
Ujang Rahmat
Kementerian Pendidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini,
(PP PAUDNI
2012
Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Pengarah
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
PAUDNI Regional I)
Penanggung Jawab Pengembangan
Dadang Wahyudi, S.E. MM.Pd.
umber/ Pakar
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
UPI Bandung)
Penulis
Endang Sutisna
Ujang Rahmat
Kontributor
Dadang Wahyudi
Farhan Yamin
Juwitaningsih
Hj. Henny Nurhendrayani
H. Asep Mulyana
H. Triono Adil
Surono
Tata Letak & Desain Sampul
Ujang Rahmat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
AUDNI) Regional I
2012
Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
PAUDNI Regional I)
Pengembangan
Dadang Wahyudi, S.E. MM.Pd.
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Tata Letak & Desain Sampul
dan Kebudayaan
Nonformal dan Informal
Nonformal dan Informal
Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Nonformal dan Informal
Nonformal dan Informal
Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
3. Disetujui dan Disahkan oleh
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Kepala P
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan Disahkan oleh
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Mengetahui,
Kepala PP PAUDNI
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP 19630625 199002 1 001
Kode Dok
Revisi
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan Disahkan oleh Narasumber/
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Mengetahui,
P PAUDNI Regional I,
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP 19630625 199002 1 001
Kode Dok
Revisi
LEMBAR PENGESAHAN
Narasumber/Pakar:
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Regional I,
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP 19630625 199002 1 001
: F-FUG-021
: 2
Pakar:
i
021
5. Model Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
interaksi yang terencana dan
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
rausaha yang senyatanya.
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
dituntut tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
kesiapan dan kemampuan
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
bekal memulai wirausaha.
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Based Learning
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengala
Dalam penerapannya, makna
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
kelompok. Proyek yang harus diselesaikan
peserta dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
usaha, misalnya
produk usaha,
dana usaha,
terbatas, melakukan pencatatan keuang
usaha, menyusun rencana pengembangan usaha
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
masyarakat adalah penggunaan
suasana pelatihan meny
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
pelatihan telah berada pada tahap melakukan rin
didampingi secara
Hadirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
melaksanakan pembelajaran terbaik
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
interaksi yang terencana dan
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
rausaha yang senyatanya.
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
kesiapan dan kemampuan
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
bekal memulai wirausaha.
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Based Learning (PBL) yaitu
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Dalam penerapannya, makna
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
kelompok. Proyek yang harus diselesaikan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
, misalnya bedah sikap wirausaha
produk usaha, menjual ide rancangan produk usaha
dana usaha, memproduksi barang secara
melakukan pencatatan keuang
usaha, menyusun rencana pengembangan usaha
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
t adalah penggunaan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna,
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
pelatihan telah berada pada tahap melakukan rin
didampingi secara berkelanjutan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
melaksanakan pembelajaran terbaik
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Abstrak
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
interaksi yang terencana dan sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
kesiapan dan kemampuan peserta dalam mengelola usaha.
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
u suatu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
mannya dalam beraktifitas secara nyata.
Dalam penerapannya, makna project
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
kelompok. Proyek yang harus diselesaikan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
bedah sikap wirausaha, pilah urut
menjual ide rancangan produk usaha
produksi barang secara
melakukan pencatatan keuang
usaha, menyusun rencana pengembangan usaha
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
t adalah penggunaan multimetode
enangkan dan lebih bermakna,
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
pelatihan telah berada pada tahap melakukan rin
berkelanjutan.
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
melaksanakan pembelajaran terbaiknya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Abstrak
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
rta dalam mengelola usaha.
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
mannya dalam beraktifitas secara nyata.
ject dalam PBL adalah seperangkat
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
kelompok. Proyek yang harus diselesaikan sangat berkaitan dengan penerampilan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
, pilah urut langkah memulai usaha
menjual ide rancangan produk usaha, menyusun rencana pemanfaatan
produksi barang secara terbatas,
melakukan pencatatan keuangan sederhana, mengevaluasi pelaksanaan
usaha, menyusun rencana pengembangan usaha.
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
multimetode pembelajaran untuk menghadirkan
enangkan dan lebih bermakna,
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
pelatihan telah berada pada tahap melakukan rintisan usaha yang akan didukung dan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
rta dalam mengelola usaha. Dengan kata lain, melalui
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat menggunakan
atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
mannya dalam beraktifitas secara nyata.
dalam PBL adalah seperangkat
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
sangat berkaitan dengan penerampilan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
langkah memulai usaha
menyusun rencana pemanfaatan
terbatas, memasarkan barang secara
an sederhana, mengevaluasi pelaksanaan
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
pembelajaran untuk menghadirkan
enangkan dan lebih bermakna, dengan
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
tisan usaha yang akan didukung dan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat merupakan pola
sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pembiasaan berwi
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
Dengan kata lain, melalui
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
menggunakan Project
atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
dalam PBL adalah seperangkat tugas yang
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
sangat berkaitan dengan penerampilan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
langkah memulai usaha, merancang
menyusun rencana pemanfaatan
memasarkan barang secara
an sederhana, mengevaluasi pelaksanaan
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
pembelajaran untuk menghadirkan
dengan dominasi praktek
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
tisan usaha yang akan didukung dan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
i
merupakan pola
sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
biasaan berwi-
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
Dengan kata lain, melalui
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
Project
atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
tugas yang
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
sangat berkaitan dengan penerampilan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
, merancang
menyusun rencana pemanfaatan
memasarkan barang secara
an sederhana, mengevaluasi pelaksanaan
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
pembelajaran untuk menghadirkan
dominasi praktek
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
tisan usaha yang akan didukung dan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam-
6. ii
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
cukup menuju
program yang siap memulai usaha ini
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
melaksanakan usaha,
seperti disebutkan di atas, di
pembiasaan sikap
berorientasi tugas dan hasil, b
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran
membantu,
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
terjadi di
ii
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
cukup menuju
Model pembelajaran yang diharapkan dapa
program yang siap memulai usaha ini
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
melaksanakan usaha,
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
seperti disebutkan di atas, di
pembiasaan sikap
berorientasi tugas dan hasil, b
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, se
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
terjadi di masyarakat.
Kata Pe
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) program kursus,
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
cukup menuju terbangunnya
Model pembelajaran yang diharapkan dapa
program yang siap memulai usaha ini
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
melaksanakan usaha, sampai pada t
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
seperti disebutkan di atas, di
pembiasaan sikap-sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
berorientasi tugas dan hasil, b
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran supaya tercipta
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
sehingga tersusunnya naskah ini. Semoga
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
masyarakat. Amin.
Kata Pe
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
program kursus,
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
nya sikap mental wirausaha
Model pembelajaran yang diharapkan dapa
program yang siap memulai usaha ini
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
sampai pada tahap
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
seperti disebutkan di atas, didalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
berorientasi tugas dan hasil, berani ambil resiko, berorientasi masa depan,
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
supaya tercipta pembelajaran
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
hingga tersusunnya naskah ini. Semoga
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
Amin.
Kata Pengantar
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
program kursus, dalam mendorong dan mengarahkan
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
sikap mental wirausaha
Model pembelajaran yang diharapkan dapa
program yang siap memulai usaha ini, dikondisikan sedemikian rupa
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
ahap mengembangkan usaha.
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
dalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
erani ambil resiko, berorientasi masa depan,
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran aktif, kooperatif dan kompetitif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
hingga tersusunnya naskah ini. Semoga
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
Lembang, Desember 2012
Tim Pengembang
ngantar
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
dalam mendorong dan mengarahkan
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga dapat
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
sikap mental wirausaha.
Model pembelajaran yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan
dikondisikan sedemikian rupa
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya-upaya penumbuhan dan
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
mengembangkan usaha.
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
dalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
erani ambil resiko, berorientasi masa depan,
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek dengan multi
, kooperatif dan kompetitif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
hingga tersusunnya naskah ini. Semoga karya bersama ini
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
Lembang, Desember 2012
Tim Pengembang
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
dalam mendorong dan mengarahkan
dapat memulai
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
menghasilkan lulusan
dikondisikan sedemikian rupa
upaya penumbuhan dan
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
mengembangkan usaha.
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
dalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
erani ambil resiko, berorientasi masa depan,
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
dengan multi-metode
, kooperatif dan kompetitif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
karya bersama ini
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
Lembang, Desember 2012
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
dalam mendorong dan mengarahkan
memulai
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
menghasilkan lulusan
dikondisikan sedemikian rupa
upaya penumbuhan dan
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
dalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
erani ambil resiko, berorientasi masa depan,
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
metode
, kooperatif dan kompetitif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
karya bersama ini
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
7. Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
dikembangkan PP PAUDNI Regional I,
cana dan sistematis antara peserta didik
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
berwirausaha yang senyatanya.
Hadirnya model pembelajaran ini
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
di masyarakat
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
Bandung 2012
Formula pembelaj
pembelajaran sebagai
pemandirian masyarakat atas kemampuan meren
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
setiap kegiatan usaha.
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
maka substansi
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
peserta untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
dimilikinya.
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi
persaingan secara sehat.
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
menerapkan model pembelajaran ini.
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
keterbatasan yang ada di
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan
masyarakat. A
Kata Sambutan
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
dikembangkan PP PAUDNI Regional I,
cana dan sistematis antara peserta didik
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
berwirausaha yang senyatanya.
Hadirnya model pembelajaran ini
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
di masyarakat, kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
Bandung 2012).
Formula pembelajaran yang dituangkan dalam model ini mendes
pembelajaran sebagai upaya
pemandirian masyarakat atas kemampuan meren
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
setiap kegiatan usaha.
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
ubstansi pembelajaran
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi
persaingan secara sehat.
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
menerapkan model pembelajaran ini.
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
keterbatasan yang ada di
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan
masyarakat. Amin.
Kata Sambutan
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
dikembangkan PP PAUDNI Regional I,
cana dan sistematis antara peserta didik
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
berwirausaha yang senyatanya.
Hadirnya model pembelajaran ini
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
aran yang dituangkan dalam model ini mendes
upaya penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
pemandirian masyarakat atas kemampuan meren
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
pembelajaran tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi
persaingan secara sehat.
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
menerapkan model pembelajaran ini.
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
keterbatasan yang ada di dalamnya-
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan
Kata Sambutan
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
dikembangkan PP PAUDNI Regional I, merupakan pola interaksi yang teren
cana dan sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
Hadirnya model pembelajaran ini menjadi sangat strategis dite
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
aran yang dituangkan dalam model ini mendes
penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
pemandirian masyarakat atas kemampuan meren
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
menerapkan model pembelajaran ini.
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
-, menjadi warna yang mencerahkan bagi
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan
Lembang, Desember 2012
Kepala
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP. 19630625 199002 1 001
Kata Sambutan
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
merupakan pola interaksi yang teren
dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
menjadi sangat strategis dite
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
aran yang dituangkan dalam model ini mendes
penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
pemandirian masyarakat atas kemampuan merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi lain harus siap menjalani
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
, menjadi warna yang mencerahkan bagi
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan untuk kemandirian
Lembang, Desember 2012
Kepala, PP PAUDNI Reg. I.
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP. 19630625 199002 1 001
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
merupakan pola interaksi yang teren
dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pembiasaan
menjadi sangat strategis ditengah
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada vocational
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
aran yang dituangkan dalam model ini mendeskripsikan
penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
canakan usaha, melak
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat dalam
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
lain harus siap menjalani
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian, apresiasi patut
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini, -dengan segala
, menjadi warna yang mencerahkan bagi
untuk kemandirian
Lembang, Desember 2012
PP PAUDNI Reg. I.
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP. 19630625 199002 1 001
iii
yang
merupakan pola interaksi yang teren-
dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
biasaan
ngah
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
vocational
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
kripsikan
penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
canakan usaha, melak-
dalam
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon-
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
lain harus siap menjalani
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya-
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
iasi patut
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
dengan segala
, menjadi warna yang mencerahkan bagi
untuk kemandirian
8. iv
Abstrak
Kata Pengantar
Kata Sambutan
Daftar isi
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Daftar Pustaka
iv
Abstrak................................
Kata Pengantar
Kata Sambutan
Daftar isi ................................
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Penjelasan Istilah
Bab 2 Konsep Dasar
A. Pembelajaran
B. Pelatihan
C. Wirausaha
Bab 3 Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
A. Tujuan
B. Penyelenggara, Instruktur
C. Struktur Kurikulum
D. Prinsip Pembelajaran
E. Strategi Pembelajaran
F. Alur Pembelajaran
G. Penilaian Pembelajaran
Bab 4 Penutup
Daftar Pustaka
................................
Kata Pengantar ................................
Kata Sambutan ................................
................................
Pendahuluan ................................
Latar Belakang ................................
................................
Penjelasan Istilah ................................
Konsep Dasar................................
Pembelajaran................................
Pelatihan ................................
Wirausaha ................................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
................................
Penyelenggara, Instruktur
Struktur Kurikulum
Prinsip Pembelajaran
Strategi Pembelajaran
Pembelajaran
Penilaian Pembelajaran
Penutup................................
Daftar Pustaka................................
Daftar isi
................................................................
................................
................................
................................................................
................................
................................
................................................................
................................
................................
................................
................................
................................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
................................................................
Penyelenggara, Instruktur, dan Peserta
................................
Prinsip Pembelajaran................................
Strategi Pembelajaran ................................
................................
Penilaian Pembelajaran................................
................................................................
................................................................
Daftar isi
................................
................................................................
................................................................
................................
................................................................
................................................................
................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
................................
dan Peserta................................
................................................................
................................................................
................................
................................................................
................................
................................
................................
................................................................
.........................................................
........................................................
................................................................
................................
................................
............................................................
................................
................................
................................
......................................................
....................................................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
..........................................................
................................
................................
................................
................................................................
................................
................................................................
........................................................
........................................................
......................................
.........................
........................
..................................
..................................................
...............................................
............................
............................................
.................................................
..................................................
......................
....................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat...........
..........................
...........................................
........................................
.....................................
...................................
........................................
.................................
........................
........................
...... i
.........................ii
........................iii
..iv
.................. 1
............... 1
............................ 6
............ 7
................. 9
.................. 9
16
20
23
24
24
26
34
36
38
53
57
58
11. A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
untuk beru
tahu menjadi tahu,
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan
untuk terus berupaya mencari pola
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
Kewirausahaan Masya
lenggara pendidikan (formal, nonformal
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
streaming
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
untuk berubahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
tahu menjadi tahu,
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan
untuk terus berupaya mencari pola
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
Kewirausahaan Masya
lenggara pendidikan (formal, nonformal
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
streaming dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan
untuk terus berupaya mencari pola
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye
lenggara pendidikan (formal, nonformal
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan
untuk terus berupaya mencari pola-pola pendidikan yan
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye
lenggara pendidikan (formal, nonformal, dan informal) untuk menja
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan-insan pendidikan
pola pendidikan yan
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye
dan informal) untuk menja
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Bab 1
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
insan pendidikan
pola pendidikan yang lebih efektif,
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
permasalahan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye
dan informal) untuk menja
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) sebagai main
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
1
Bab 1
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
insan pendidikan
g lebih efektif,
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
permasalahan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye-
dan informal) untuk menja-
main-
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
12. 22
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
kepribadian profesional.
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
sebesar 31,02 juta (13,33 %).
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
yang didukung m
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
keterampilan lainnya.
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
Regional I Ban
berorientasi pada
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
kepribadian profesional.
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
sebesar 31,02 juta (13,33 %).
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
yang didukung melalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
pilan lainnya.
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
Regional I Bandung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
berorientasi pada vocational skills
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
kepribadian profesional.
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
sebesar 31,02 juta (13,33 %).
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
pilan lainnya.
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
vocational skills
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
vocational skills. Berdasarkan hasil pemetaan mutu
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
. Berdasarkan hasil pemetaan mutu
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional I Bandung 2012 pada 47
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
undang Nomor
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang selama ini
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut sebagian besar
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% berpendidikan
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus-kursus
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
. Berdasarkan hasil pemetaan mutu
I Bandung 2012 pada 47
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di mana
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
undang Nomor
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
bangan
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
selama ini
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
ebagian besar
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
didikan
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
kursus
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
. Berdasarkan hasil pemetaan mutu
I Bandung 2012 pada 47
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
mana
13. kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, menilai perkembangan u
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
tahu cara memanfaatkan keterampi
dalam menciptakan peluang usaha.
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
masyarakat wirausaha.
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, menilai perkembangan u
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
tahu cara memanfaatkan keterampi
dalam menciptakan peluang usaha.
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
masyarakat wirausaha.
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, menilai perkembangan u
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
tahu cara memanfaatkan keterampi
dalam menciptakan peluang usaha.
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
masyarakat wirausaha.
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, menilai perkembangan usaha, serta mengembangkan
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
tahu cara memanfaatkan keterampilan teknis tersebut menjadi modal
dalam menciptakan peluang usaha.
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
sosial (kemampuan bekerja
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
saha, serta mengembangkan
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
lan teknis tersebut menjadi modal
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan keterampilan, berbasis
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
sosial (kemampuan bekerja
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengidentifikasi produk
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
saha, serta mengembangkan
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
lan teknis tersebut menjadi modal
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
rampilan, berbasis
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
3
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
sosial (kemampuan bekerja
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
tifikasi produk
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak-
saha, serta mengembangkan
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
lan teknis tersebut menjadi modal
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu-
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang proses
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
rampilan, berbasis
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masalah
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
14. 44
PP PAUDNI
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
dan pelatihan di
memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
model PNFI,
“Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
sebagai berikut
1. Tujuan pembelajaran pada
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem
2. Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
belajar
3. Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
Hal ini menjadi sangat
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
4. Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
ditugaskan untuk membuat produk ses
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj
PAUDNI Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
dan pelatihan di masyarakat kenyataanny
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
model PNFI, PP PAUDNI Regional I
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
sebagai berikut.
Tujuan pembelajaran pada
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
belajar seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
Hal ini menjadi sangat
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
ditugaskan untuk membuat produk ses
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
masyarakat kenyataanny
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
PP PAUDNI Regional I
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
Tujuan pembelajaran pada
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
Hal ini menjadi sangat rasional, mengingat tujuan pembelajaran
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
ditugaskan untuk membuat produk ses
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
masyarakat kenyataannya masih kurang optimal dalam
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
PP PAUDNI Regional I tahun 2012 mengem
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
Tujuan pembelajaran pada pelatihan yang dilaksanakan oleh
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
rasional, mengingat tujuan pembelajaran
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
ditugaskan untuk membuat produk sesuai dengan model yang sudah
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
a masih kurang optimal dalam
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
tahun 2012 mengem
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masya
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
pelatihan yang dilaksanakan oleh
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pembelajaran vokasional.
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
rasional, mengingat tujuan pembelajaran
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
uai dengan model yang sudah
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belajar lebih kondusif,
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
a masih kurang optimal dalam
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengembangan
tahun 2012 mengembangkan
usahaan Masyarakat”.
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
pelatihan yang dilaksanakan oleh
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
belajaran vokasional.
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
rasional, mengingat tujuan pembelajaran
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
uai dengan model yang sudah
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
ar lebih kondusif,
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
a masih kurang optimal dalam
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom-
bangan
bangkan
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye-
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
pelatihan yang dilaksanakan oleh
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
belajaran vokasional.
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
rasional, mengingat tujuan pembelajaran
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
uai dengan model yang sudah
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
ar lebih kondusif,
15. dapat dikatakan belum ada.
5. Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap proses dan hasil kerja,
belum sepenuhnya tertata dengan baik.
6. Berdasarkan data
disimpulkan perlu ada
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
mem
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
mereka miliki.
7. Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
yang dikem
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
biasaan berwirausaha yang senyatanya.
Kemampuan berwirausah
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
dipisahkan
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
dalam memulai usaha.
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
menonjol dari model pem
dapat dikatakan belum ada.
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap proses dan hasil kerja,
belum sepenuhnya tertata dengan baik.
Berdasarkan data
disimpulkan perlu ada
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
memperkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
mereka miliki.
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
yang dikembangkan, merupakan pola interaksi yang terenc
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
biasaan berwirausaha yang senyatanya.
Kemampuan berwirausah
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
dipisahkan, akan tetapi
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
dalam memulai usaha.
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
menonjol dari model pem
dapat dikatakan belum ada.
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap proses dan hasil kerja,
belum sepenuhnya tertata dengan baik.
Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan di atas, maka
disimpulkan perlu adanya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
bangkan, merupakan pola interaksi yang terenc
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
biasaan berwirausaha yang senyatanya.
Kemampuan berwirausaha dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
, akan tetapi sebagai satu kesatuan yang u
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
dalam memulai usaha.
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
menonjol dari model pembelajar
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap proses dan hasil kerja, walaupun dokumentasi penilaian
belum sepenuhnya tertata dengan baik.
data yang telah dipaparkan di atas, maka
nya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
bangkan, merupakan pola interaksi yang terenc
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
biasaan berwirausaha yang senyatanya.
a dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
sebagai satu kesatuan yang u
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
belajaran dalam pelatihan wirausaha
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
walaupun dokumentasi penilaian
data yang telah dipaparkan di atas, maka
nya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewirausaha secara riil.
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
bangkan, merupakan pola interaksi yang terenc
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
a dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
sebagai satu kesatuan yang u
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
an dalam pelatihan wirausaha
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
walaupun dokumentasi penilaian
data yang telah dipaparkan di atas, maka
nya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
rausaha secara riil.
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
bangkan, merupakan pola interaksi yang terencana dan
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
a dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
sebagai satu kesatuan yang utuh yang
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
an dalam pelatihan wirausaha
5
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
walaupun dokumentasi penilaian
data yang telah dipaparkan di atas, maka
nya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
rausaha secara riil.
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
ana dan
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem-
a dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
tuh yang
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
an dalam pelatihan wirausaha
16. 6
B.
6
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
lulusan pelatihan telah
yang akan didukung dan didampingi secara
B. Tujuan
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
2. Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
kewirausahaan ma
3. Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
dilaksanakan.
4. Menjadi bahan pembinaan bagi para
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
tihan di wilayah kerjanya.
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
lulusan pelatihan telah
yang akan didukung dan didampingi secara
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
dengan tujuan sebagai berikut:
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
kewirausahaan ma
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
dilaksanakan.
Menjadi bahan pembinaan bagi para
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
tihan di wilayah kerjanya.
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
lulusan pelatihan telah berada pada tahap melakukan rintisan usaha
yang akan didukung dan didampingi secara
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
dengan tujuan sebagai berikut:
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
kewirausahaan masyarakat.
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
Menjadi bahan pembinaan bagi para
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
tihan di wilayah kerjanya.
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
berada pada tahap melakukan rintisan usaha
yang akan didukung dan didampingi secara berkelanjutan
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
Menjadi bahan pembinaan bagi para
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
berada pada tahap melakukan rintisan usaha
berkelanjutan
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
Menjadi bahan pembinaan bagi para stakeholders
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
berada pada tahap melakukan rintisan usaha
berkelanjutan.
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan dalam
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
stakeholders dalam
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
berada pada tahap melakukan rintisan usaha
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
dalam
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem-
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
dalam
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela-