SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  68
Télécharger pour lire hors ligne
1
22
Model Pembelajaran
Direktorat Jenderal Pendidikan
Pusat Pengembangan Pendidikan
Model Pembelajaran
Penanggung Jawab
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Kementerian Pendidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan
Pusat Pengembangan Pendidikan
Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Pengarah
Ir. Djajeng Baskoro,
(Kepala PP-PAUDNI Regional I)
Penanggung Jawab
Dadang Wahyudi, S.E. MM.Pd.
Narasumber
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
(Dosen UPI
Penulis
Endang Sutisna
Ujang Rahmat
Kontributor
Dadang Wahyudi
Farhan Yamin
Desy Juwitaningsih
Hj. Henny Nurhendrayani
H. Asep Mulyana
H. Triono Adil
Surono
Tata Letak & Desain Sampul
Ujang Rahmat
Kementerian Pendidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini,
(PP PAUDNI
2012
Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Pengarah
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
PAUDNI Regional I)
Penanggung Jawab Pengembangan
Dadang Wahyudi, S.E. MM.Pd.
umber/ Pakar
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
UPI Bandung)
Penulis
Endang Sutisna
Ujang Rahmat
Kontributor
Dadang Wahyudi
Farhan Yamin
Juwitaningsih
Hj. Henny Nurhendrayani
H. Asep Mulyana
H. Triono Adil
Surono
Tata Letak & Desain Sampul
Ujang Rahmat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
AUDNI) Regional I
2012
Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
PAUDNI Regional I)
Pengembangan
Dadang Wahyudi, S.E. MM.Pd.
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Tata Letak & Desain Sampul
dan Kebudayaan
Nonformal dan Informal
Nonformal dan Informal
Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Nonformal dan Informal
Nonformal dan Informal
Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Disetujui dan Disahkan oleh
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Kepala P
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan Disahkan oleh
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Mengetahui,
Kepala PP PAUDNI
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP 19630625 199002 1 001
Kode Dok
Revisi
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan Disahkan oleh Narasumber/
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Mengetahui,
P PAUDNI Regional I,
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP 19630625 199002 1 001
Kode Dok
Revisi
LEMBAR PENGESAHAN
Narasumber/Pakar:
Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd.
Regional I,
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP 19630625 199002 1 001
: F-FUG-021
: 2
Pakar:
i
021
iiii
Model Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
interaksi yang terencana dan
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
rausaha yang senyatanya.
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
dituntut tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
kesiapan dan kemampuan
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
bekal memulai wirausaha.
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Based Learning
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengala
Dalam penerapannya, makna
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
kelompok. Proyek yang harus diselesaikan
peserta dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
usaha, misalnya
produk usaha,
dana usaha,
terbatas, melakukan pencatatan keuang
usaha, menyusun rencana pengembangan usaha
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
masyarakat adalah penggunaan
suasana pelatihan meny
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
pelatihan telah berada pada tahap melakukan rin
didampingi secara
Hadirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
melaksanakan pembelajaran terbaik
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
interaksi yang terencana dan
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
rausaha yang senyatanya.
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
kesiapan dan kemampuan
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
bekal memulai wirausaha.
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
Based Learning (PBL) yaitu
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Dalam penerapannya, makna
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
kelompok. Proyek yang harus diselesaikan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
, misalnya bedah sikap wirausaha
produk usaha, menjual ide rancangan produk usaha
dana usaha, memproduksi barang secara
melakukan pencatatan keuang
usaha, menyusun rencana pengembangan usaha
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
t adalah penggunaan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna,
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
pelatihan telah berada pada tahap melakukan rin
didampingi secara berkelanjutan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
melaksanakan pembelajaran terbaik
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Abstrak
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
interaksi yang terencana dan sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
kesiapan dan kemampuan peserta dalam mengelola usaha.
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
u suatu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
mannya dalam beraktifitas secara nyata.
Dalam penerapannya, makna project
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
kelompok. Proyek yang harus diselesaikan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
bedah sikap wirausaha, pilah urut
menjual ide rancangan produk usaha
produksi barang secara
melakukan pencatatan keuang
usaha, menyusun rencana pengembangan usaha
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
t adalah penggunaan multimetode
enangkan dan lebih bermakna,
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
pelatihan telah berada pada tahap melakukan rin
berkelanjutan.
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
melaksanakan pembelajaran terbaiknya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Abstrak
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
rta dalam mengelola usaha.
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
mannya dalam beraktifitas secara nyata.
ject dalam PBL adalah seperangkat
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
kelompok. Proyek yang harus diselesaikan sangat berkaitan dengan penerampilan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
, pilah urut langkah memulai usaha
menjual ide rancangan produk usaha, menyusun rencana pemanfaatan
produksi barang secara terbatas,
melakukan pencatatan keuangan sederhana, mengevaluasi pelaksanaan
usaha, menyusun rencana pengembangan usaha.
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
multimetode pembelajaran untuk menghadirkan
enangkan dan lebih bermakna,
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
pelatihan telah berada pada tahap melakukan rintisan usaha yang akan didukung dan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
rta dalam mengelola usaha. Dengan kata lain, melalui
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat menggunakan
atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
mannya dalam beraktifitas secara nyata.
dalam PBL adalah seperangkat
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
sangat berkaitan dengan penerampilan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
langkah memulai usaha
menyusun rencana pemanfaatan
terbatas, memasarkan barang secara
an sederhana, mengevaluasi pelaksanaan
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
pembelajaran untuk menghadirkan
enangkan dan lebih bermakna, dengan
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
tisan usaha yang akan didukung dan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha.
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat merupakan pola
sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pembiasaan berwi
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
Dengan kata lain, melalui
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
menggunakan Project
atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
dalam PBL adalah seperangkat tugas yang
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
sangat berkaitan dengan penerampilan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
langkah memulai usaha, merancang
menyusun rencana pemanfaatan
memasarkan barang secara
an sederhana, mengevaluasi pelaksanaan
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
pembelajaran untuk menghadirkan
dengan dominasi praktek
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
tisan usaha yang akan didukung dan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam
i
merupakan pola
sistematis antara peserta didik dengan instruktur,
lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
biasaan berwi-
Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang
tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja”
saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan
Dengan kata lain, melalui
kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai
Project
atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
tugas yang
harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun
sangat berkaitan dengan penerampilan
dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan
, merancang
menyusun rencana pemanfaatan
memasarkan barang secara
an sederhana, mengevaluasi pelaksanaan
Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan
pembelajaran untuk menghadirkan
dominasi praktek
nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama
menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan
tisan usaha yang akan didukung dan
adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus
sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam
nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk
memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam-
ii
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
cukup menuju
program yang siap memulai usaha ini
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
melaksanakan usaha,
seperti disebutkan di atas, di
pembiasaan sikap
berorientasi tugas dan hasil, b
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran
membantu,
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
terjadi di
ii
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
cukup menuju
Model pembelajaran yang diharapkan dapa
program yang siap memulai usaha ini
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
melaksanakan usaha,
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
seperti disebutkan di atas, di
pembiasaan sikap
berorientasi tugas dan hasil, b
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, se
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
terjadi di masyarakat.
Kata Pe
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) program kursus,
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
cukup menuju terbangunnya
Model pembelajaran yang diharapkan dapa
program yang siap memulai usaha ini
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
melaksanakan usaha, sampai pada t
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
seperti disebutkan di atas, di
pembiasaan sikap-sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
berorientasi tugas dan hasil, b
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran supaya tercipta
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
sehingga tersusunnya naskah ini. Semoga
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
masyarakat. Amin.
Kata Pe
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
program kursus,
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
nya sikap mental wirausaha
Model pembelajaran yang diharapkan dapa
program yang siap memulai usaha ini
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
sampai pada tahap
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
seperti disebutkan di atas, didalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
berorientasi tugas dan hasil, berani ambil resiko, berorientasi masa depan,
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
supaya tercipta pembelajaran
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
hingga tersusunnya naskah ini. Semoga
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
Amin.
Kata Pengantar
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
program kursus, dalam mendorong dan mengarahkan
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
sikap mental wirausaha
Model pembelajaran yang diharapkan dapa
program yang siap memulai usaha ini, dikondisikan sedemikian rupa
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
ahap mengembangkan usaha.
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
dalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
erani ambil resiko, berorientasi masa depan,
kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif.
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran aktif, kooperatif dan kompetitif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
hingga tersusunnya naskah ini. Semoga
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
Lembang, Desember 2012
Tim Pengembang
ngantar
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
dalam mendorong dan mengarahkan
peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga dapat
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
sikap mental wirausaha.
Model pembelajaran yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan
dikondisikan sedemikian rupa
sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya-upaya penumbuhan dan
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
mengembangkan usaha.
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
dalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
erani ambil resiko, berorientasi masa depan,
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek dengan multi
, kooperatif dan kompetitif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
hingga tersusunnya naskah ini. Semoga karya bersama ini
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
Lembang, Desember 2012
Tim Pengembang
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
dalam mendorong dan mengarahkan
dapat memulai
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
menghasilkan lulusan
dikondisikan sedemikian rupa
upaya penumbuhan dan
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
mengembangkan usaha.
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
dalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
erani ambil resiko, berorientasi masa depan,
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
dengan multi-metode
, kooperatif dan kompetitif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
karya bersama ini
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
Lembang, Desember 2012
Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga
dalam mendorong dan mengarahkan
memulai
usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang
menghasilkan lulusan
dikondisikan sedemikian rupa
upaya penumbuhan dan
penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha,
Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha
dalamnya secara integratif dimasukkan pula
sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri,
erani ambil resiko, berorientasi masa depan,
Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
metode
, kooperatif dan kompetitif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
karya bersama ini
mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
dikembangkan PP PAUDNI Regional I,
cana dan sistematis antara peserta didik
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
berwirausaha yang senyatanya.
Hadirnya model pembelajaran ini
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
di masyarakat
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
Bandung 2012
Formula pembelaj
pembelajaran sebagai
pemandirian masyarakat atas kemampuan meren
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
setiap kegiatan usaha.
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
maka substansi
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
peserta untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
dimilikinya.
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi
persaingan secara sehat.
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
menerapkan model pembelajaran ini.
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
keterbatasan yang ada di
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan
masyarakat. A
Kata Sambutan
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
dikembangkan PP PAUDNI Regional I,
cana dan sistematis antara peserta didik
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
berwirausaha yang senyatanya.
Hadirnya model pembelajaran ini
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
di masyarakat, kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
Bandung 2012).
Formula pembelajaran yang dituangkan dalam model ini mendes
pembelajaran sebagai upaya
pemandirian masyarakat atas kemampuan meren
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
setiap kegiatan usaha.
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
ubstansi pembelajaran
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi
persaingan secara sehat.
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
menerapkan model pembelajaran ini.
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
keterbatasan yang ada di
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan
masyarakat. Amin.
Kata Sambutan
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
dikembangkan PP PAUDNI Regional I,
cana dan sistematis antara peserta didik
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
berwirausaha yang senyatanya.
Hadirnya model pembelajaran ini
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
aran yang dituangkan dalam model ini mendes
upaya penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
pemandirian masyarakat atas kemampuan meren
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
pembelajaran tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi
persaingan secara sehat.
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
menerapkan model pembelajaran ini.
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
keterbatasan yang ada di dalamnya-
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan
Kata Sambutan
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
dikembangkan PP PAUDNI Regional I, merupakan pola interaksi yang teren
cana dan sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
Hadirnya model pembelajaran ini menjadi sangat strategis dite
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
aran yang dituangkan dalam model ini mendes
penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
pemandirian masyarakat atas kemampuan meren
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
menerapkan model pembelajaran ini.
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
-, menjadi warna yang mencerahkan bagi
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan
Lembang, Desember 2012
Kepala
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP. 19630625 199002 1 001
Kata Sambutan
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
merupakan pola interaksi yang teren
dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
menjadi sangat strategis dite
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
aran yang dituangkan dalam model ini mendes
penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
pemandirian masyarakat atas kemampuan merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi lain harus siap menjalani
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian,
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini,
, menjadi warna yang mencerahkan bagi
peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan untuk kemandirian
Lembang, Desember 2012
Kepala, PP PAUDNI Reg. I.
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP. 19630625 199002 1 001
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
merupakan pola interaksi yang teren
dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pembiasaan
menjadi sangat strategis ditengah
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada vocational
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
aran yang dituangkan dalam model ini mendeskripsikan
penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
canakan usaha, melak
sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat dalam
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
lain harus siap menjalani
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian, apresiasi patut
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini, -dengan segala
, menjadi warna yang mencerahkan bagi
untuk kemandirian
Lembang, Desember 2012
PP PAUDNI Reg. I.
Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP. 19630625 199002 1 001
iii
yang
merupakan pola interaksi yang teren-
dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
biasaan
ngah
kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan
vocational
skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I
kripsikan
penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan
canakan usaha, melak-
dalam
Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama,
tidak bermuara pada penguasaan keterampilan
kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan
untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang
Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon-
disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada
lain harus siap menjalani
Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya-
rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat
iasi patut
saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan
dengan segala
, menjadi warna yang mencerahkan bagi
untuk kemandirian
iv
Abstrak
Kata Pengantar
Kata Sambutan
Daftar isi
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Daftar Pustaka
iv
Abstrak................................
Kata Pengantar
Kata Sambutan
Daftar isi ................................
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Penjelasan Istilah
Bab 2 Konsep Dasar
A. Pembelajaran
B. Pelatihan
C. Wirausaha
Bab 3 Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
A. Tujuan
B. Penyelenggara, Instruktur
C. Struktur Kurikulum
D. Prinsip Pembelajaran
E. Strategi Pembelajaran
F. Alur Pembelajaran
G. Penilaian Pembelajaran
Bab 4 Penutup
Daftar Pustaka
................................
Kata Pengantar ................................
Kata Sambutan ................................
................................
Pendahuluan ................................
Latar Belakang ................................
................................
Penjelasan Istilah ................................
Konsep Dasar................................
Pembelajaran................................
Pelatihan ................................
Wirausaha ................................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
................................
Penyelenggara, Instruktur
Struktur Kurikulum
Prinsip Pembelajaran
Strategi Pembelajaran
Pembelajaran
Penilaian Pembelajaran
Penutup................................
Daftar Pustaka................................
Daftar isi
................................................................
................................
................................
................................................................
................................
................................
................................................................
................................
................................
................................
................................
................................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
................................................................
Penyelenggara, Instruktur, dan Peserta
................................
Prinsip Pembelajaran................................
Strategi Pembelajaran ................................
................................
Penilaian Pembelajaran................................
................................................................
................................................................
Daftar isi
................................
................................................................
................................................................
................................
................................................................
................................................................
................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
................................
dan Peserta................................
................................................................
................................................................
................................
................................................................
................................
................................
................................
................................................................
.........................................................
........................................................
................................................................
................................
................................
............................................................
................................
................................
................................
......................................................
....................................................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
..........................................................
................................
................................
................................
................................................................
................................
................................................................
........................................................
........................................................
......................................
.........................
........................
..................................
..................................................
...............................................
............................
............................................
.................................................
..................................................
......................
....................
Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat...........
..........................
...........................................
........................................
.....................................
...................................
........................................
.................................
........................
........................
...... i
.........................ii
........................iii
..iv
.................. 1
............... 1
............................ 6
............ 7
................. 9
.................. 9
16
20
23
24
24
26
34
36
38
53
57
58
v
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
untuk beru
tahu menjadi tahu,
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan
untuk terus berupaya mencari pola
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
Kewirausahaan Masya
lenggara pendidikan (formal, nonformal
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
streaming
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
untuk berubahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
tahu menjadi tahu,
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan
untuk terus berupaya mencari pola
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
Kewirausahaan Masya
lenggara pendidikan (formal, nonformal
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
streaming dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan
untuk terus berupaya mencari pola
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye
lenggara pendidikan (formal, nonformal
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan
untuk terus berupaya mencari pola-pola pendidikan yan
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye
lenggara pendidikan (formal, nonformal, dan informal) untuk menja
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan-insan pendidikan
pola pendidikan yan
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye
dan informal) untuk menja
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
Bab 1
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
insan pendidikan
pola pendidikan yang lebih efektif,
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
permasalahan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye
dan informal) untuk menja
dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) sebagai main
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan.
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
1
Bab 1
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan
bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak
dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga
dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan
insan pendidikan
g lebih efektif,
sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang
permasalahan
masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan
rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye-
dan informal) untuk menja-
main-
dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal
yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
22
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
kepribadian profesional.
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
sebesar 31,02 juta (13,33 %).
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
yang didukung m
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
keterampilan lainnya.
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
Regional I Ban
berorientasi pada
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
kepribadian profesional.
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
sebesar 31,02 juta (13,33 %).
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
yang didukung melalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
pilan lainnya.
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
Regional I Bandung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
berorientasi pada vocational skills
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
kepribadian profesional.
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
sebesar 31,02 juta (13,33 %).
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
pilan lainnya.
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
vocational skills
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
vocational skills. Berdasarkan hasil pemetaan mutu
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
. Berdasarkan hasil pemetaan mutu
PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional I Bandung 2012 pada 47
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
undang Nomor
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang selama ini
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut sebagian besar
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% berpendidikan
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus-kursus
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
. Berdasarkan hasil pemetaan mutu
I Bandung 2012 pada 47
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di mana
u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
undang Nomor
20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar
bangan
Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
selama ini
masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta
ebagian besar
berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para
penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45%
berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan
didikan
Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010
Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik
elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana
swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK),
kursus
Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI
dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih
. Berdasarkan hasil pemetaan mutu
I Bandung 2012 pada 47
lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar
mana
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, menilai perkembangan u
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
tahu cara memanfaatkan keterampi
dalam menciptakan peluang usaha.
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
masyarakat wirausaha.
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, menilai perkembangan u
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
tahu cara memanfaatkan keterampi
dalam menciptakan peluang usaha.
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
masyarakat wirausaha.
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, menilai perkembangan u
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
tahu cara memanfaatkan keterampi
dalam menciptakan peluang usaha.
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
masyarakat wirausaha.
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
sanakan usaha, menilai perkembangan usaha, serta mengembangkan
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
tahu cara memanfaatkan keterampilan teknis tersebut menjadi modal
dalam menciptakan peluang usaha.
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
sosial (kemampuan bekerja
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
saha, serta mengembangkan
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
lan teknis tersebut menjadi modal
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan keterampilan, berbasis
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
sosial (kemampuan bekerja
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengidentifikasi produk
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak
saha, serta mengembangkan
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
lan teknis tersebut menjadi modal
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
rampilan, berbasis
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
3
kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan
sosial (kemampuan bekerja
sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%,
tifikasi produk
usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak-
saha, serta mengembangkan
usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional
(kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus
dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa
lan teknis tersebut menjadi modal
Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu-
susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus
mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang proses
pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan
rampilan, berbasis
kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut
diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masalah
sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
44
PP PAUDNI
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
dan pelatihan di
memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
model PNFI,
“Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
sebagai berikut
1. Tujuan pembelajaran pada
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem
2. Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
belajar
3. Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
Hal ini menjadi sangat
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
4. Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
ditugaskan untuk membuat produk ses
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj
PAUDNI Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
dan pelatihan di masyarakat kenyataanny
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
model PNFI, PP PAUDNI Regional I
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
sebagai berikut.
Tujuan pembelajaran pada
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
belajar seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
Hal ini menjadi sangat
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
ditugaskan untuk membuat produk ses
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
masyarakat kenyataanny
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
PP PAUDNI Regional I
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
Tujuan pembelajaran pada
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
Hal ini menjadi sangat rasional, mengingat tujuan pembelajaran
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
ditugaskan untuk membuat produk ses
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
masyarakat kenyataannya masih kurang optimal dalam
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
PP PAUDNI Regional I tahun 2012 mengem
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
Tujuan pembelajaran pada pelatihan yang dilaksanakan oleh
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
rasional, mengingat tujuan pembelajaran
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
ditugaskan untuk membuat produk sesuai dengan model yang sudah
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
a masih kurang optimal dalam
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem
tahun 2012 mengem
Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masya
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
pelatihan yang dilaksanakan oleh
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
tetapi substansinya terbatas pada tujuan pembelajaran vokasional.
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
rasional, mengingat tujuan pembelajaran
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
uai dengan model yang sudah
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
penjelasan, atau untuk membuat suasana belajar lebih kondusif,
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
a masih kurang optimal dalam
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom
prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengembangan
tahun 2012 mengembangkan
usahaan Masyarakat”.
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
pelatihan yang dilaksanakan oleh
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
belajaran vokasional.
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional.
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
rasional, mengingat tujuan pembelajaran
yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional.
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
uai dengan model yang sudah
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
ar lebih kondusif,
Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama
Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus
a masih kurang optimal dalam
berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom-
bangan
bangkan
Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye-
lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan
pelatihan yang dilaksanakan oleh
lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam
format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan
belajaran vokasional.
Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau
kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur
(percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi
masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan
Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman
instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional,
sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim.
rasional, mengingat tujuan pembelajaran
Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan
praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik
uai dengan model yang sudah
ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran
berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain
yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah
ar lebih kondusif,
dapat dikatakan belum ada.
5. Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap proses dan hasil kerja,
belum sepenuhnya tertata dengan baik.
6. Berdasarkan data
disimpulkan perlu ada
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
mem
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
mereka miliki.
7. Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
yang dikem
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
biasaan berwirausaha yang senyatanya.
Kemampuan berwirausah
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
dipisahkan
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
dalam memulai usaha.
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
menonjol dari model pem
dapat dikatakan belum ada.
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap proses dan hasil kerja,
belum sepenuhnya tertata dengan baik.
Berdasarkan data
disimpulkan perlu ada
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
memperkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
mereka miliki.
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
yang dikembangkan, merupakan pola interaksi yang terenc
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
biasaan berwirausaha yang senyatanya.
Kemampuan berwirausah
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
dipisahkan, akan tetapi
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
dalam memulai usaha.
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
menonjol dari model pem
dapat dikatakan belum ada.
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap proses dan hasil kerja,
belum sepenuhnya tertata dengan baik.
Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan di atas, maka
disimpulkan perlu adanya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
bangkan, merupakan pola interaksi yang terenc
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
biasaan berwirausaha yang senyatanya.
Kemampuan berwirausaha dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
, akan tetapi sebagai satu kesatuan yang u
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
dalam memulai usaha.
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
menonjol dari model pembelajar
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap proses dan hasil kerja, walaupun dokumentasi penilaian
belum sepenuhnya tertata dengan baik.
data yang telah dipaparkan di atas, maka
nya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
bangkan, merupakan pola interaksi yang terenc
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
biasaan berwirausaha yang senyatanya.
a dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
sebagai satu kesatuan yang u
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
belajaran dalam pelatihan wirausaha
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
walaupun dokumentasi penilaian
data yang telah dipaparkan di atas, maka
nya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewirausaha secara riil.
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
bangkan, merupakan pola interaksi yang terenc
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
a dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
sebagai satu kesatuan yang u
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
an dalam pelatihan wirausaha
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
walaupun dokumentasi penilaian
data yang telah dipaparkan di atas, maka
nya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
rausaha secara riil.
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
bangkan, merupakan pola interaksi yang terencana dan
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem
a dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
sebagai satu kesatuan yang utuh yang
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
an dalam pelatihan wirausaha
5
Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir
pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan
produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan
walaupun dokumentasi penilaian
data yang telah dipaparkan di atas, maka
nya pelatihan untuk penguatan kemampuan
wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka
perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan
kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah
Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan
strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja
rausaha secara riil.
Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat
ana dan
sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan
sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan
menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem-
a dimaksud meliputi kemampuan
merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan
mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat
dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat
tuh yang
seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal
Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan
suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang
an dalam pelatihan wirausaha
6
B.
6
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
lulusan pelatihan telah
yang akan didukung dan didampingi secara
B. Tujuan
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
2. Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
kewirausahaan ma
3. Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
dilaksanakan.
4. Menjadi bahan pembinaan bagi para
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
tihan di wilayah kerjanya.
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
lulusan pelatihan telah
yang akan didukung dan didampingi secara
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
dengan tujuan sebagai berikut:
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
kewirausahaan ma
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
dilaksanakan.
Menjadi bahan pembinaan bagi para
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
tihan di wilayah kerjanya.
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
lulusan pelatihan telah berada pada tahap melakukan rintisan usaha
yang akan didukung dan didampingi secara
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
dengan tujuan sebagai berikut:
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
kewirausahaan masyarakat.
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
Menjadi bahan pembinaan bagi para
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
tihan di wilayah kerjanya.
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
berada pada tahap melakukan rintisan usaha
yang akan didukung dan didampingi secara berkelanjutan
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
Menjadi bahan pembinaan bagi para
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
berada pada tahap melakukan rintisan usaha
berkelanjutan
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
Menjadi bahan pembinaan bagi para stakeholders
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
berada pada tahap melakukan rintisan usaha
berkelanjutan.
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan dalam
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik.
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
stakeholders dalam
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela
masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan
kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti
pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran,
berada pada tahap melakukan rintisan usaha
Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun
dalam
memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam
Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan
Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem-
purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
dalam
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela-
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan
PBL-Kewirausahaan

Contenu connexe

Tendances

01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx10MThoriqShihab
 
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islamPpt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islamAde Mufti Kholil
 
Rpl Bidang Sosial
Rpl Bidang SosialRpl Bidang Sosial
Rpl Bidang SosialAfy Luna
 
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifPresentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifShelly Intan Permatasari
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanHartono Ikawy
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranRezza Adzmi
 
Pengertian web 2.0 (1210651091)
Pengertian web 2.0 (1210651091)Pengertian web 2.0 (1210651091)
Pengertian web 2.0 (1210651091)danny_robby
 
Ppt 7 kwu-merintis usaha
Ppt 7 kwu-merintis usahaPpt 7 kwu-merintis usaha
Ppt 7 kwu-merintis usahaparulian
 
2.2 ATP DASAR las.docx
2.2 ATP DASAR las.docx2.2 ATP DASAR las.docx
2.2 ATP DASAR las.docxIrwan590564
 
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013Riska Nur'Akhidah Sari
 
Sanggul Ciwidey Jawa Barat
Sanggul Ciwidey Jawa BaratSanggul Ciwidey Jawa Barat
Sanggul Ciwidey Jawa BaratAinina Sa'id
 
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa TengahSanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa TengahAinina Sa'id
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranIlham Setiawan
 

Tendances (20)

01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 
Contoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompokContoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompok
 
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islamPpt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
 
Rpl Bidang Sosial
Rpl Bidang SosialRpl Bidang Sosial
Rpl Bidang Sosial
 
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifPresentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
 
Pengertian web 2.0 (1210651091)
Pengertian web 2.0 (1210651091)Pengertian web 2.0 (1210651091)
Pengertian web 2.0 (1210651091)
 
Ppt 7 kwu-merintis usaha
Ppt 7 kwu-merintis usahaPpt 7 kwu-merintis usaha
Ppt 7 kwu-merintis usaha
 
Produk kreatif dan kewirausahaan proses kerja pembuatan prototype produk bara...
Produk kreatif dan kewirausahaan proses kerja pembuatan prototype produk bara...Produk kreatif dan kewirausahaan proses kerja pembuatan prototype produk bara...
Produk kreatif dan kewirausahaan proses kerja pembuatan prototype produk bara...
 
2.2 ATP DASAR las.docx
2.2 ATP DASAR las.docx2.2 ATP DASAR las.docx
2.2 ATP DASAR las.docx
 
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
 
4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk
 
Sanggul Ciwidey Jawa Barat
Sanggul Ciwidey Jawa BaratSanggul Ciwidey Jawa Barat
Sanggul Ciwidey Jawa Barat
 
Biodata penulis buku
Biodata penulis bukuBiodata penulis buku
Biodata penulis buku
 
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa TengahSanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
Pemahaman CP.pptx
Pemahaman CP.pptxPemahaman CP.pptx
Pemahaman CP.pptx
 

Similaire à PBL-Kewirausahaan

pengantar panduan instruksional
pengantar panduan instruksionalpengantar panduan instruksional
pengantar panduan instruksionalRahma Rahmawinasa
 
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”Dwi Budiwiwaramulja
 
Strategi pembelajaran gabungan
Strategi pembelajaran gabunganStrategi pembelajaran gabungan
Strategi pembelajaran gabunganMamat Jemi
 
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Muhamad Yusup
 
Upaya peningkatan pd
Upaya peningkatan pdUpaya peningkatan pd
Upaya peningkatan pdAdi We
 
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...SMPN 4 Kerinci
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdfMarry84
 
Peran Guru Penggerak.pdf
Peran Guru Penggerak.pdfPeran Guru Penggerak.pdf
Peran Guru Penggerak.pdfSunardiArdi6
 
Koneksi Antar Materi 2.3 coaching untuk supervisi akademik(1).pdf
Koneksi Antar Materi 2.3 coaching untuk supervisi akademik(1).pdfKoneksi Antar Materi 2.3 coaching untuk supervisi akademik(1).pdf
Koneksi Antar Materi 2.3 coaching untuk supervisi akademik(1).pdfneparasiataupah86
 
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...MuhammadIdris276103
 
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptxRUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptxHenyAkbarMarwiana
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajarantia ayu dianawati
 
02. panduan iht revisi 2
02. panduan  iht revisi 202. panduan  iht revisi 2
02. panduan iht revisi 2Nawang Wulan
 
83226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde083226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde0Zuraida Daud
 
4. program kegiatan produksi dan jasa
4. program kegiatan produksi dan jasa4. program kegiatan produksi dan jasa
4. program kegiatan produksi dan jasaAndi Johar
 

Similaire à PBL-Kewirausahaan (20)

pengantar panduan instruksional
pengantar panduan instruksionalpengantar panduan instruksional
pengantar panduan instruksional
 
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
 
Strategi pembelajaran gabungan
Strategi pembelajaran gabunganStrategi pembelajaran gabungan
Strategi pembelajaran gabungan
 
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
 
Upaya peningkatan pd
Upaya peningkatan pdUpaya peningkatan pd
Upaya peningkatan pd
 
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
 
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
 
Peran Guru Penggerak.pdf
Peran Guru Penggerak.pdfPeran Guru Penggerak.pdf
Peran Guru Penggerak.pdf
 
Pengembangan diri sma
Pengembangan diri smaPengembangan diri sma
Pengembangan diri sma
 
Koneksi Antar Materi 2.3 coaching untuk supervisi akademik(1).pdf
Koneksi Antar Materi 2.3 coaching untuk supervisi akademik(1).pdfKoneksi Antar Materi 2.3 coaching untuk supervisi akademik(1).pdf
Koneksi Antar Materi 2.3 coaching untuk supervisi akademik(1).pdf
 
Bab%201 08513245010
Bab%201 08513245010Bab%201 08513245010
Bab%201 08513245010
 
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaranBelajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran
 
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
 
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptxRUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
 
02. panduan iht revisi 2
02. panduan  iht revisi 202. panduan  iht revisi 2
02. panduan iht revisi 2
 
83226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde083226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde0
 
4. program kegiatan produksi dan jasa
4. program kegiatan produksi dan jasa4. program kegiatan produksi dan jasa
4. program kegiatan produksi dan jasa
 
Jurnal last
Jurnal lastJurnal last
Jurnal last
 

Plus de Rahma Rahmawinasa

Sosialisasi Kegiatan Pengkajian Program
Sosialisasi Kegiatan Pengkajian ProgramSosialisasi Kegiatan Pengkajian Program
Sosialisasi Kegiatan Pengkajian ProgramRahma Rahmawinasa
 
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Rahma Rahmawinasa
 
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Rahma Rahmawinasa
 
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Rahma Rahmawinasa
 
Pendampingan Supervisi PAUD dan Dikmas
Pendampingan Supervisi PAUD dan DikmasPendampingan Supervisi PAUD dan Dikmas
Pendampingan Supervisi PAUD dan DikmasRahma Rahmawinasa
 
Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...
Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...
Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...Rahma Rahmawinasa
 
Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...
Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...
Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...Rahma Rahmawinasa
 
Sosialisasi pengembangan model
Sosialisasi pengembangan modelSosialisasi pengembangan model
Sosialisasi pengembangan modelRahma Rahmawinasa
 
modul terus mengembangkan usaha
modul terus mengembangkan usahamodul terus mengembangkan usaha
modul terus mengembangkan usahaRahma Rahmawinasa
 
modul saatnya mengevaluasi kegiatan usaha
modul saatnya mengevaluasi kegiatan usahamodul saatnya mengevaluasi kegiatan usaha
modul saatnya mengevaluasi kegiatan usahaRahma Rahmawinasa
 
modul siapa bilang melaksanakan usaha
modul siapa bilang melaksanakan usahamodul siapa bilang melaksanakan usaha
modul siapa bilang melaksanakan usahaRahma Rahmawinasa
 
modul siap siap merencanakan usaha
modul siap siap merencanakan usahamodul siap siap merencanakan usaha
modul siap siap merencanakan usahaRahma Rahmawinasa
 
modul mulai menentukan jenis usaha
modul mulai menentukan jenis usahamodul mulai menentukan jenis usaha
modul mulai menentukan jenis usahaRahma Rahmawinasa
 
pengendalian mutu kepenilikan PLS
pengendalian mutu kepenilikan PLSpengendalian mutu kepenilikan PLS
pengendalian mutu kepenilikan PLSRahma Rahmawinasa
 

Plus de Rahma Rahmawinasa (20)

Sosialisasi Kegiatan Pengkajian Program
Sosialisasi Kegiatan Pengkajian ProgramSosialisasi Kegiatan Pengkajian Program
Sosialisasi Kegiatan Pengkajian Program
 
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
 
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
 
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
 
Pendampingan Supervisi PAUD dan Dikmas
Pendampingan Supervisi PAUD dan DikmasPendampingan Supervisi PAUD dan Dikmas
Pendampingan Supervisi PAUD dan Dikmas
 
Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...
Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...
Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...
 
Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...
Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...
Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...
 
Sosialisasi pengembangan model
Sosialisasi pengembangan modelSosialisasi pengembangan model
Sosialisasi pengembangan model
 
media kartu membangun rumah
media kartu membangun rumahmedia kartu membangun rumah
media kartu membangun rumah
 
game balon
game balongame balon
game balon
 
media kartu langkah usaha
media kartu langkah usahamedia kartu langkah usaha
media kartu langkah usaha
 
media poster tempel
media poster tempelmedia poster tempel
media poster tempel
 
modul terus mengembangkan usaha
modul terus mengembangkan usahamodul terus mengembangkan usaha
modul terus mengembangkan usaha
 
modul saatnya mengevaluasi kegiatan usaha
modul saatnya mengevaluasi kegiatan usahamodul saatnya mengevaluasi kegiatan usaha
modul saatnya mengevaluasi kegiatan usaha
 
modul siapa bilang melaksanakan usaha
modul siapa bilang melaksanakan usahamodul siapa bilang melaksanakan usaha
modul siapa bilang melaksanakan usaha
 
modul siap siap merencanakan usaha
modul siap siap merencanakan usahamodul siap siap merencanakan usaha
modul siap siap merencanakan usaha
 
modul mulai menentukan jenis usaha
modul mulai menentukan jenis usahamodul mulai menentukan jenis usaha
modul mulai menentukan jenis usaha
 
modul menggali potensi diri
modul menggali potensi dirimodul menggali potensi diri
modul menggali potensi diri
 
modul yakin bisa wirausaha
modul yakin bisa wirausahamodul yakin bisa wirausaha
modul yakin bisa wirausaha
 
pengendalian mutu kepenilikan PLS
pengendalian mutu kepenilikan PLSpengendalian mutu kepenilikan PLS
pengendalian mutu kepenilikan PLS
 

Dernier

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Dernier (20)

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

PBL-Kewirausahaan

  • 1. 1
  • 2. 22 Model Pembelajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Pusat Pengembangan Pendidikan Model Pembelajaran Penanggung Jawab Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd. Kementerian Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Pusat Pengembangan Pendidikan Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat Pengarah Ir. Djajeng Baskoro, (Kepala PP-PAUDNI Regional I) Penanggung Jawab Dadang Wahyudi, S.E. MM.Pd. Narasumber Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd. (Dosen UPI Penulis Endang Sutisna Ujang Rahmat Kontributor Dadang Wahyudi Farhan Yamin Desy Juwitaningsih Hj. Henny Nurhendrayani H. Asep Mulyana H. Triono Adil Surono Tata Letak & Desain Sampul Ujang Rahmat Kementerian Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, (PP PAUDNI 2012 Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat Pengarah Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd. PAUDNI Regional I) Penanggung Jawab Pengembangan Dadang Wahyudi, S.E. MM.Pd. umber/ Pakar Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd. UPI Bandung) Penulis Endang Sutisna Ujang Rahmat Kontributor Dadang Wahyudi Farhan Yamin Juwitaningsih Hj. Henny Nurhendrayani H. Asep Mulyana H. Triono Adil Surono Tata Letak & Desain Sampul Ujang Rahmat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal AUDNI) Regional I 2012 Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat PAUDNI Regional I) Pengembangan Dadang Wahyudi, S.E. MM.Pd. Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd. Tata Letak & Desain Sampul dan Kebudayaan Nonformal dan Informal Nonformal dan Informal Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat Nonformal dan Informal Nonformal dan Informal Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat
  • 3. Disetujui dan Disahkan oleh Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd. Kepala P LEMBAR PENGESAHAN Disetujui dan Disahkan oleh Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd. Mengetahui, Kepala PP PAUDNI Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd. NIP 19630625 199002 1 001 Kode Dok Revisi LEMBAR PENGESAHAN Disetujui dan Disahkan oleh Narasumber/ Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd. Mengetahui, P PAUDNI Regional I, Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd. NIP 19630625 199002 1 001 Kode Dok Revisi LEMBAR PENGESAHAN Narasumber/Pakar: Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd. Regional I, Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd. NIP 19630625 199002 1 001 : F-FUG-021 : 2 Pakar: i 021
  • 5. Model Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat interaksi yang terencana dan lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem rausaha yang senyatanya. Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang dituntut tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja” saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan kesiapan dan kemampuan kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai bekal memulai wirausaha. Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat Based Learning sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengala Dalam penerapannya, makna harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun kelompok. Proyek yang harus diselesaikan peserta dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan usaha, misalnya produk usaha, dana usaha, terbatas, melakukan pencatatan keuang usaha, menyusun rencana pengembangan usaha Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat adalah penggunaan suasana pelatihan meny nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan pelatihan telah berada pada tahap melakukan rin didampingi secara Hadirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam melaksanakan pembelajaran terbaik memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat interaksi yang terencana dan lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem rausaha yang senyatanya. Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja” saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan kesiapan dan kemampuan kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai bekal memulai wirausaha. Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat Based Learning (PBL) yaitu sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Dalam penerapannya, makna harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun kelompok. Proyek yang harus diselesaikan dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan , misalnya bedah sikap wirausaha produk usaha, menjual ide rancangan produk usaha dana usaha, memproduksi barang secara melakukan pencatatan keuang usaha, menyusun rencana pengembangan usaha Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan t adalah penggunaan suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna, nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan pelatihan telah berada pada tahap melakukan rin didampingi secara berkelanjutan adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam melaksanakan pembelajaran terbaik memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Abstrak Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat interaksi yang terencana dan sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja” saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan kesiapan dan kemampuan peserta dalam mengelola usaha. kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat u suatu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru mannya dalam beraktifitas secara nyata. Dalam penerapannya, makna project harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun kelompok. Proyek yang harus diselesaikan dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan bedah sikap wirausaha, pilah urut menjual ide rancangan produk usaha produksi barang secara melakukan pencatatan keuang usaha, menyusun rencana pengembangan usaha Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan t adalah penggunaan multimetode enangkan dan lebih bermakna, nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan pelatihan telah berada pada tahap melakukan rin berkelanjutan. adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam melaksanakan pembelajaran terbaiknya. Model ini dapat memandu instruktur untuk memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Abstrak Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja” saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan rta dalam mengelola usaha. kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru mannya dalam beraktifitas secara nyata. ject dalam PBL adalah seperangkat harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun kelompok. Proyek yang harus diselesaikan sangat berkaitan dengan penerampilan dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan , pilah urut langkah memulai usaha menjual ide rancangan produk usaha, menyusun rencana pemanfaatan produksi barang secara terbatas, melakukan pencatatan keuangan sederhana, mengevaluasi pelaksanaan usaha, menyusun rencana pengembangan usaha. Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan multimetode pembelajaran untuk menghadirkan enangkan dan lebih bermakna, nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan pelatihan telah berada pada tahap melakukan rintisan usaha yang akan didukung dan adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja” saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan rta dalam mengelola usaha. Dengan kata lain, melalui kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat menggunakan atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru mannya dalam beraktifitas secara nyata. dalam PBL adalah seperangkat harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun sangat berkaitan dengan penerampilan dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan langkah memulai usaha menyusun rencana pemanfaatan terbatas, memasarkan barang secara an sederhana, mengevaluasi pelaksanaan Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan pembelajaran untuk menghadirkan enangkan dan lebih bermakna, dengan nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan tisan usaha yang akan didukung dan adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam puan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat merupakan pola sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pembiasaan berwi Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja” saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan Dengan kata lain, melalui kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai menggunakan Project atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru dalam PBL adalah seperangkat tugas yang harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun sangat berkaitan dengan penerampilan dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan langkah memulai usaha, merancang menyusun rencana pemanfaatan memasarkan barang secara an sederhana, mengevaluasi pelaksanaan Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan pembelajaran untuk menghadirkan dengan dominasi praktek nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan tisan usaha yang akan didukung dan adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam i merupakan pola sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan biasaan berwi- Model ini diharapkan menjawab kebutuhan penyelenggara program kursus yang tidak hanya menonjolkan pelayanan “belajar keterampilan vokasional/kerja” saja, melainkan harus juga menunjukkan upaya menumbuhkan dan menguatkan Dengan kata lain, melalui kursus, masyarakat memperoleh keterampilan wirausaha secara menyeluruh sebagai Project atu pengkondisian belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru tugas yang harus dilakukan atau diselesaikan oleh peserta, baik secara perorangan maupun sangat berkaitan dengan penerampilan dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha dan mengembangkan , merancang menyusun rencana pemanfaatan memasarkan barang secara an sederhana, mengevaluasi pelaksanaan Ciri lain yang menonjol dari model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan pembelajaran untuk menghadirkan dominasi praktek nyata, kompetisi dan kerjasama yang menjadi bumbu segar bagi peserta selama menyelesaikan setiap proyek/tugas yang diberikan. Pada akhir pelatihan, lulusan tisan usaha yang akan didukung dan adirnya model pembelajaran ini sangat tepat sebagai sumber ide sekaligus sumber gerakan bagi instruktur dan pengelola program kursus dan pelatihan dalam nya. Model ini dapat memandu instruktur untuk memberi ruang bagi peserta menumbuhkan dan menguatkan kemampuannya dalam merencanakan usaha, melaksanakan usaha, mengembangkan usaha, serta kemam-
  • 6. ii disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga kependidikan peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang cukup menuju program yang siap memulai usaha ini sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha, melaksanakan usaha, seperti disebutkan di atas, di pembiasaan sikap berorientasi tugas dan hasil, b kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif. menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek pembelajaran membantu, mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini terjadi di ii Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga kependidikan peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang cukup menuju Model pembelajaran yang diharapkan dapa program yang siap memulai usaha ini sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha, melaksanakan usaha, Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha seperti disebutkan di atas, di pembiasaan sikap berorientasi tugas dan hasil, b kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif. Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek pembelajaran Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, se mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini terjadi di masyarakat. Kata Pe Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) program kursus, peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang cukup menuju terbangunnya Model pembelajaran yang diharapkan dapa program yang siap memulai usaha ini sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha, melaksanakan usaha, sampai pada t Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha seperti disebutkan di atas, di pembiasaan sikap-sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, b kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif. Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek pembelajaran supaya tercipta Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah sehingga tersusunnya naskah ini. Semoga mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini masyarakat. Amin. Kata Pe Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga program kursus, peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang nya sikap mental wirausaha Model pembelajaran yang diharapkan dapa program yang siap memulai usaha ini sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha, sampai pada tahap Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha seperti disebutkan di atas, didalamnya secara integratif dimasukkan pula sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani ambil resiko, berorientasi masa depan, kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif. Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek supaya tercipta pembelajaran Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hingga tersusunnya naskah ini. Semoga mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini Amin. Kata Pengantar Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga program kursus, dalam mendorong dan mengarahkan peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang sikap mental wirausaha Model pembelajaran yang diharapkan dapa program yang siap memulai usaha ini, dikondisikan sedemikian rupa sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha, ahap mengembangkan usaha. Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha dalamnya secara integratif dimasukkan pula sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri, erani ambil resiko, berorientasi masa depan, kepemimpinan dan berfikir kreatif dan inovatif. Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek pembelajaran aktif, kooperatif dan kompetitif. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hingga tersusunnya naskah ini. Semoga mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini Lembang, Desember 2012 Tim Pengembang ngantar Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga dalam mendorong dan mengarahkan peserta pelatihan kewirausahaan masyarakat sehingga dapat usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang sikap mental wirausaha. Model pembelajaran yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan dikondisikan sedemikian rupa sehingga pembelajarannya mengarah pada upaya-upaya penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha, mengembangkan usaha. Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha dalamnya secara integratif dimasukkan pula sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri, erani ambil resiko, berorientasi masa depan, Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek dengan multi , kooperatif dan kompetitif. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hingga tersusunnya naskah ini. Semoga karya bersama ini mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini Lembang, Desember 2012 Tim Pengembang Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga dalam mendorong dan mengarahkan dapat memulai usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang menghasilkan lulusan dikondisikan sedemikian rupa upaya penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha, mengembangkan usaha. Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha dalamnya secara integratif dimasukkan pula sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri, erani ambil resiko, berorientasi masa depan, Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat dengan multi-metode , kooperatif dan kompetitif. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah karya bersama ini mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini Lembang, Desember 2012 Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan tenaga dalam mendorong dan mengarahkan memulai usaha dengan bekal wawasan, pengetahuan dan keterampilan usaha yang menghasilkan lulusan dikondisikan sedemikian rupa upaya penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha, mulai dari merencanakan usaha, Proses penumbuhan dan penguatan kemampuan mengelola usaha dalamnya secara integratif dimasukkan pula sikap wirausaha yang meliputi sikap percaya diri, erani ambil resiko, berorientasi masa depan, Pengemasan pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat metode , kooperatif dan kompetitif. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah karya bersama ini mengungkit mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang selama ini
  • 7. Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat dikembangkan PP PAUDNI Regional I, cana dan sistematis antara peserta didik sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem berwirausaha yang senyatanya. Hadirnya model pembelajaran ini kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan di masyarakat skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I Bandung 2012 Formula pembelaj pembelajaran sebagai pemandirian masyarakat atas kemampuan meren sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat setiap kegiatan usaha. Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama, maka substansi kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan peserta untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang dimilikinya. disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi persaingan secara sehat. Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian, saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan menerapkan model pembelajaran ini. Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini, keterbatasan yang ada di peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan masyarakat. A Kata Sambutan Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat dikembangkan PP PAUDNI Regional I, cana dan sistematis antara peserta didik sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem berwirausaha yang senyatanya. Hadirnya model pembelajaran ini kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan di masyarakat, kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I Bandung 2012). Formula pembelajaran yang dituangkan dalam model ini mendes pembelajaran sebagai upaya pemandirian masyarakat atas kemampuan meren sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat setiap kegiatan usaha. Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama, ubstansi pembelajaran kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi persaingan secara sehat. Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian, saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan menerapkan model pembelajaran ini. Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini, keterbatasan yang ada di peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan masyarakat. Amin. Kata Sambutan Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat dikembangkan PP PAUDNI Regional I, cana dan sistematis antara peserta didik sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem berwirausaha yang senyatanya. Hadirnya model pembelajaran ini kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I aran yang dituangkan dalam model ini mendes upaya penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan pemandirian masyarakat atas kemampuan meren sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama, pembelajaran tidak bermuara pada penguasaan keterampilan kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi persaingan secara sehat. Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian, saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan menerapkan model pembelajaran ini. Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini, keterbatasan yang ada di dalamnya- peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan Kata Sambutan Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat dikembangkan PP PAUDNI Regional I, merupakan pola interaksi yang teren cana dan sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem Hadirnya model pembelajaran ini menjadi sangat strategis dite kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I aran yang dituangkan dalam model ini mendes penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan pemandirian masyarakat atas kemampuan meren sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama, tidak bermuara pada penguasaan keterampilan kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian, saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan menerapkan model pembelajaran ini. Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini, -, menjadi warna yang mencerahkan bagi peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan Lembang, Desember 2012 Kepala Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd. NIP. 19630625 199002 1 001 Kata Sambutan Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat merupakan pola interaksi yang teren dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem menjadi sangat strategis dite kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I aran yang dituangkan dalam model ini mendes penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan pemandirian masyarakat atas kemampuan merencanakan usaha, melak sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama, tidak bermuara pada penguasaan keterampilan kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada dalam kondisi harus bekerjasama, serta pada sisi lain harus siap menjalani Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian, saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini, , menjadi warna yang mencerahkan bagi peningkatan mutu pendidikan kursus dan pelatihan untuk kemandirian Lembang, Desember 2012 Kepala, PP PAUDNI Reg. I. Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd. NIP. 19630625 199002 1 001 Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat merupakan pola interaksi yang teren dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pembiasaan menjadi sangat strategis ditengah kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada vocational skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I aran yang dituangkan dalam model ini mendeskripsikan penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan canakan usaha, melak sanakan usaha, mengembangkan usaha, serta bersikap dengan tepat dalam Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama, tidak bermuara pada penguasaan keterampilan kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada lain harus siap menjalani Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat formula ini baru diujicoba secara terbatas. Namun demikian, apresiasi patut saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan Semoga karya kecil yang telah terwujud manis ini, -dengan segala , menjadi warna yang mencerahkan bagi untuk kemandirian Lembang, Desember 2012 PP PAUDNI Reg. I. Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd. NIP. 19630625 199002 1 001 iii yang merupakan pola interaksi yang teren- dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan biasaan ngah kenyataan bahwa penyelenggaraan berbagai pendidikan kursus dan pelatihan vocational skills (hasil pemetaan mutu PAUDNI di wilayah kerja PP PNFI Regional I kripsikan penyadaran, penerampilan, pembiasaan, dan canakan usaha, melak- dalam Dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek sebagai strategi utama, tidak bermuara pada penguasaan keterampilan kerja (vokasi) tertentu, melainkan pada tumbuhnya kemauan dan kemampuan untuk memulai usaha sesuai dengan keterampilan vokasi yang Terasa semakin menarik ketika pembelajaran yang terjadi dikon- disikan seddemikian rupa sehingga mendorong peserta selalu aktif, berada lain harus siap menjalani Tentu saja, model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masya- rakat yang telah dihasilkan masih harus terus disempurnakan, mengingat iasi patut saya sampaikan kepada tim pengembang yang telah berupaya merancang dan dengan segala , menjadi warna yang mencerahkan bagi untuk kemandirian
  • 8. iv Abstrak Kata Pengantar Kata Sambutan Daftar isi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Daftar Pustaka iv Abstrak................................ Kata Pengantar Kata Sambutan Daftar isi ................................ Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Penjelasan Istilah Bab 2 Konsep Dasar A. Pembelajaran B. Pelatihan C. Wirausaha Bab 3 Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat A. Tujuan B. Penyelenggara, Instruktur C. Struktur Kurikulum D. Prinsip Pembelajaran E. Strategi Pembelajaran F. Alur Pembelajaran G. Penilaian Pembelajaran Bab 4 Penutup Daftar Pustaka ................................ Kata Pengantar ................................ Kata Sambutan ................................ ................................ Pendahuluan ................................ Latar Belakang ................................ ................................ Penjelasan Istilah ................................ Konsep Dasar................................ Pembelajaran................................ Pelatihan ................................ Wirausaha ................................ Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat ................................ Penyelenggara, Instruktur Struktur Kurikulum Prinsip Pembelajaran Strategi Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Pembelajaran Penutup................................ Daftar Pustaka................................ Daftar isi ................................................................ ................................ ................................ ................................................................ ................................ ................................ ................................................................ ................................ ................................ ................................ ................................ ................................ Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat ................................................................ Penyelenggara, Instruktur, dan Peserta ................................ Prinsip Pembelajaran................................ Strategi Pembelajaran ................................ ................................ Penilaian Pembelajaran................................ ................................................................ ................................................................ Daftar isi ................................ ................................................................ ................................................................ ................................ ................................................................ ................................................................ ................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat ................................ dan Peserta................................ ................................................................ ................................................................ ................................ ................................................................ ................................ ................................ ................................ ................................................................ ......................................................... ........................................................ ................................................................ ................................ ................................ ............................................................ ................................ ................................ ................................ ...................................................... .................................................... Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat .......................................................... ................................ ................................ ................................ ................................................................ ................................ ................................................................ ........................................................ ........................................................ ...................................... ......................... ........................ .................................. .................................................. ............................................... ............................ ............................................ ................................................. .................................................. ...................... .................... Pembelajaran Dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat........... .......................... ........................................... ........................................ ..................................... ................................... ........................................ ................................. ........................ ........................ ...... i .........................ii ........................iii ..iv .................. 1 ............... 1 ............................ 6 ............ 7 ................. 9 .................. 9 16 20 23 24 24 26 34 36 38 53 57 58
  • 9. v
  • 10.
  • 11. A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan untuk beru tahu menjadi tahu, dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan untuk terus berupaya mencari pola sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya. Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan Kewirausahaan Masya lenggara pendidikan (formal, nonformal dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb streaming termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan. Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan untuk berubahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak tahu menjadi tahu, dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan untuk terus berupaya mencari pola sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya. Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan Kewirausahaan Masya lenggara pendidikan (formal, nonformal dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb streaming dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan, termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan. Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan untuk terus berupaya mencari pola sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya. Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye lenggara pendidikan (formal, nonformal dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan, termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan. Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan untuk terus berupaya mencari pola-pola pendidikan yan sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya. Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye lenggara pendidikan (formal, nonformal, dan informal) untuk menja dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan, termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan. Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, Pendahuluan Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi insan-insan pendidikan pola pendidikan yan sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya. Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye dan informal) untuk menja dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) seb dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan, termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan. Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, Bab 1 Pendahuluan Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan insan pendidikan pola pendidikan yang lebih efektif, sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya. Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang permasalahan masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye dan informal) untuk menja dikan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) sebagai main dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan, termasuk di dalamnya layanan pendidikan kursus dan pelatihan. Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, 1 Bab 1 Pendahuluan Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan bahnya masyarakat dari yang tidak mau menjadi mau, tidak dan dari tidak mampu menjadi mampu, sehingga dengan perubahan tersebut masyarakat memiliki hidup dan kehidupan insan pendidikan g lebih efektif, sesuai dengan kondisi masyarakat, serta mampu memecahkan berbagai persoalan nyata yang dihadapi masyarakat sesuai dengan zamannya. Salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan pendidikan yang permasalahan masyarakat adalah dengan mengeluarkan kebijakan Pendidikan rakat (PKM). Kebijakan ini mengharuskan penye- dan informal) untuk menja- main- dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan, Pendidikan kursus dan pelatihan merupakan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
  • 12. 22 dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem kepribadian profesional. Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010 menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45% berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010 sebesar 31,02 juta (13,33 %). Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik yang didukung m swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota (KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK), Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus keterampilan lainnya. Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI Regional I Ban berorientasi pada PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem kepribadian profesional. Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010 menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45% berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010 sebesar 31,02 juta (13,33 %). Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik yang didukung melalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota (KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK), Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus pilan lainnya. Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI Regional I Bandung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih berorientasi pada vocational skills PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem kepribadian profesional. Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010 menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45% berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010 sebesar 31,02 juta (13,33 %). Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota (KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK), Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus pilan lainnya. Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih vocational skills PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010 menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45% berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010 Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota (KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK), Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih vocational skills. Berdasarkan hasil pemetaan mutu PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengem Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010 menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut s berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45% berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% b Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010 Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota (KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK), Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih . Berdasarkan hasil pemetaan mutu PAUDNI yang dilaksanakan PP PNFI Regional I Bandung 2012 pada 47 lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. undang Nomor 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka meminimalisasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang selama ini masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010 menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta orang. Dari jumlah 8,32 juta orang penganggur tersebut sebagian besar berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45% berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan SMK, 12,78% berpendidikan Diploma, dan 11,92% berpendidikan Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010 Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota (KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK), Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), serta kursus-kursus Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih . Berdasarkan hasil pemetaan mutu I Bandung 2012 pada 47 lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar Kompetensi Lulusan capaiannya baru sebesar 31.16%, di mana u melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. undang Nomor 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar bangan Program kursus dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka selama ini masih dianggap tinggi. Data BPS pada bulan Agustus 2010 menunjukkan bahwa jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 8,32 juta orang (7,14%) dari total angkatan kerja sekitar 116,53 juta ebagian besar berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 3,81% berpendidikan SD ke bawah, 7,45% berpendidikan SLTP, 11,9% berpendidikan SMA, 11,87% berpendidikan didikan Sarjana. Sementara itu, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2010 Program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat, baik elalui dana hibah pemerintah maupun melalui dana swadaya, seperti Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota (KWK), Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Keterampilan Kreatif (KKK), kursus Program kursus dan pelatihan yang ada di wilayah kerja PP PNFI dung, diakui bahwa kurikulum pembelajarannya masih . Berdasarkan hasil pemetaan mutu I Bandung 2012 pada 47 lembaga, untuk program kursus dan pelatihan dalam aspek Standar mana
  • 13. kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%, dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak sanakan usaha, menilai perkembangan u usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional (kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa tahu cara memanfaatkan keterampi dalam menciptakan peluang usaha. Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju masyarakat wirausaha. kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%, dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak sanakan usaha, menilai perkembangan u usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional (kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa tahu cara memanfaatkan keterampi dalam menciptakan peluang usaha. Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju masyarakat wirausaha. kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%, dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak sanakan usaha, menilai perkembangan u usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional (kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa tahu cara memanfaatkan keterampi dalam menciptakan peluang usaha. Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju masyarakat wirausaha. kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan percaya diri) sebesar 12,35 %, kompetensi sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%, dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak sanakan usaha, menilai perkembangan usaha, serta mengembangkan usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional (kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa tahu cara memanfaatkan keterampilan teknis tersebut menjadi modal dalam menciptakan peluang usaha. Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan kete kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan sosial (kemampuan bekerja sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%, dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengiden usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak saha, serta mengembangkan usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional (kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa lan teknis tersebut menjadi modal Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan sikap dan perilaku wirausahawan, pendidikan keterampilan, berbasis kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan sosial (kemampuan bekerja sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%, dan kompetensi kewirausahaan (kemampuan mengidentifikasi produk usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak saha, serta mengembangkan usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional (kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa lan teknis tersebut menjadi modal Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang prose pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan rampilan, berbasis kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masal sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju 3 kompetensi personal (kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, dan sosial (kemampuan bekerja sama, saling menghargai, dan tanggung jawab sosial) sebesar 15,17%, tifikasi produk usaha, pasar dan cara pemasaran, merencanakan usaha, melak- saha, serta mengembangkan usaha) sebesar 10,52%. Sementara itu, kemampuan vokasional (kemampuan teknik produksi) sebesar 65.96%. Akhirnya, lulusan kursus dan pelatihan cenderung hanya memiliki keterampilan teknis saja tanpa lan teknis tersebut menjadi modal Mencermati kenyataan di atas, maka penggiat pendidikan, khu- susnya kursus dan pelatihan, masih harus bekerja keras untuk terus mencari strategi penyelenggaraan program efektif yang proses pembelajarannya diarahkan pada perubahan pola pikir, pembentukan rampilan, berbasis kebutuhan masyarakat dan pasar. Penerapan strategi tersebut diharapkan menjadi solusi permasalahan pengangguran dan masalah sosial sehingga dapat secara utuh mempersiapkan masyarakat menuju
  • 14. 44 PP PAUDNI Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus dan pelatihan di memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem model PNFI, “Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan sebagai berikut 1. Tujuan pembelajaran pada lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem 2. Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur (percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan belajar 3. Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional, sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim. Hal ini menjadi sangat yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional. 4. Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik ditugaskan untuk membuat produk ses ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj PAUDNI Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus dan pelatihan di masyarakat kenyataanny berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem model PNFI, PP PAUDNI Regional I Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan sebagai berikut. Tujuan pembelajaran pada lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur (percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan belajar seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional. Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional, sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim. Hal ini menjadi sangat yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional. Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik ditugaskan untuk membuat produk ses ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus masyarakat kenyataanny berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem PP PAUDNI Regional I Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan Tujuan pembelajaran pada lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur (percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional. Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional, sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim. Hal ini menjadi sangat rasional, mengingat tujuan pembelajaran yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional. Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik ditugaskan untuk membuat produk ses ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus masyarakat kenyataannya masih kurang optimal dalam berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem PP PAUDNI Regional I tahun 2012 mengem Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewira Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan Tujuan pembelajaran pada pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan tetapi substansinya terbatas pada tujuan pem Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur (percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional. Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional, sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim. rasional, mengingat tujuan pembelajaran yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional. Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik ditugaskan untuk membuat produk sesuai dengan model yang sudah ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah penjelasan, atau untuk membuat suasana belaj Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus a masih kurang optimal dalam berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengem tahun 2012 mengem Model Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Masya Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan tetapi substansinya terbatas pada tujuan pembelajaran vokasional. Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur (percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional. Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional, sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim. rasional, mengingat tujuan pembelajaran yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional. Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik uai dengan model yang sudah ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah penjelasan, atau untuk membuat suasana belajar lebih kondusif, Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus a masih kurang optimal dalam berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom prehenshif. Oleh karena itu, melalui fungsinya dalam pengembangan tahun 2012 mengembangkan usahaan Masyarakat”. Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan belajaran vokasional. Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur (percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan seperti halnya tujuan belajar kecakapan vokasional. Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional, sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim. rasional, mengingat tujuan pembelajaran yang dirumuskan pun berorientasi pada kecakapan vokasional. Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik uai dengan model yang sudah ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah ar lebih kondusif, Regional I sebagai UPT Ditjen PAUDNI (dulu bernama Ditjen PNFI), menyadari sepenuhnya bahwa penyelenggaraan kursus a masih kurang optimal dalam berikan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara kom- bangan bangkan Pemilihan fokus pengembangan model ini juga didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 5 (lima) lokasi penye- lenggaraan pelatihan wirausaha bagi masyarakat, dengan kesimpulan pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga responden, pada dasarnya sudah dituangkan ke dalam format silabus yang disusun oleh pengelola dan instruktur, akan belajaran vokasional. Pembelajaran yang mengarah pada kecakapan personal, sosial, atau kewirausahaan, sebenarnya sudah diupayakan oleh instruktur (percaya diri, bekerja sama, dan bertanggung jawab), akan tetapi masih bersifat himbauan dan belum terumuskan menjadi tujuan Kandungan materi pembelajaran beranjak dari pengalaman instruktur yang mengarah pada kandungan materi vokasional, sementara personal, sosial dan kewirausahaan masih sangat minim. rasional, mengingat tujuan pembelajaran Proses pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui kegiatan praktek atau penugasan secara terus menerus (peserta didik uai dengan model yang sudah ditetapkan). Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran berupa alat dan bahan praktek keterampilan, sementara media lain yang diadakan atau disusun dengan tujuan untuk mempermudah ar lebih kondusif,
  • 15. dapat dikatakan belum ada. 5. Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan terhadap proses dan hasil kerja, belum sepenuhnya tertata dengan baik. 6. Berdasarkan data disimpulkan perlu ada wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka mem kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah mereka miliki. 7. Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat yang dikem sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem biasaan berwirausaha yang senyatanya. Kemampuan berwirausah merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat dipisahkan seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal dalam memulai usaha. Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang menonjol dari model pem dapat dikatakan belum ada. Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan terhadap proses dan hasil kerja, belum sepenuhnya tertata dengan baik. Berdasarkan data disimpulkan perlu ada wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka memperkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah mereka miliki. Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat yang dikembangkan, merupakan pola interaksi yang terenc sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem biasaan berwirausaha yang senyatanya. Kemampuan berwirausah merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat dipisahkan, akan tetapi seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal dalam memulai usaha. Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang menonjol dari model pem dapat dikatakan belum ada. Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan terhadap proses dan hasil kerja, belum sepenuhnya tertata dengan baik. Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan di atas, maka disimpulkan perlu adanya pelatihan untuk penguatan kemampuan wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat bangkan, merupakan pola interaksi yang terenc sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem biasaan berwirausaha yang senyatanya. Kemampuan berwirausaha dimaksud meliputi kemampuan merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat , akan tetapi sebagai satu kesatuan yang u seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal dalam memulai usaha. Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang menonjol dari model pembelajar Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan terhadap proses dan hasil kerja, walaupun dokumentasi penilaian belum sepenuhnya tertata dengan baik. data yang telah dipaparkan di atas, maka nya pelatihan untuk penguatan kemampuan wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewi Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat bangkan, merupakan pola interaksi yang terenc sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem biasaan berwirausaha yang senyatanya. a dimaksud meliputi kemampuan merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat sebagai satu kesatuan yang u seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang belajaran dalam pelatihan wirausaha Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan walaupun dokumentasi penilaian data yang telah dipaparkan di atas, maka nya pelatihan untuk penguatan kemampuan wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja sehingga peserta merasa diposisikan sebagai pewirausaha secara riil. Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat bangkan, merupakan pola interaksi yang terenc sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem a dimaksud meliputi kemampuan merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat sebagai satu kesatuan yang u seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang an dalam pelatihan wirausaha Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan walaupun dokumentasi penilaian data yang telah dipaparkan di atas, maka nya pelatihan untuk penguatan kemampuan wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja rausaha secara riil. Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat bangkan, merupakan pola interaksi yang terencana dan sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem a dimaksud meliputi kemampuan merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat sebagai satu kesatuan yang utuh yang seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang an dalam pelatihan wirausaha 5 Penilaian pembelajaran, dilakukan pada saat praktek dan diakhir pembelajaran dengan aspek penilaian berupa kesempurnaan produk. Proses penilaian dilakukan dengan cara pengamatan walaupun dokumentasi penilaian data yang telah dipaparkan di atas, maka nya pelatihan untuk penguatan kemampuan wirausaha (pengelolaan usaha dan sikap wirausaha) dalam rangka perkuat kecakapan vokasional, sehingga pada akhirnya lulusan kursus dan pelatihan dapat memanfaatkan kemampuan yang telah Setting pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu formal, dengan strategi belajar yang mendorong peserta untuk belajar sambil bekerja rausaha secara riil. Model pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat ana dan sistematis antara peserta didik dengan instruktur, lingkungan, dan sumber belajar lain, dalam rangka menumbuhkan, menanamkan dan menguatkan kemampuan berwirausaha peserta didik melalui pem- a dimaksud meliputi kemampuan merencanakan usaha, melaksanakan usaha, dan kemampuan mengembangkan usaha, serta kemampuan bersikap dengan tepat dalam setiap kegiatan usaha. Empat kemampuan ini tidak dapat tuh yang seharusnya dikuasai oleh peserta kursus dan pelatihan sebagai modal Multi metode pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan suasana pelatihan menyenangkan dan lebih bermakna menjadi ciri yang an dalam pelatihan wirausaha
  • 16. 6 B. 6 masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran, lulusan pelatihan telah yang akan didukung dan didampingi secara B. Tujuan Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik. 2. Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan kewirausahaan ma 3. Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang dilaksanakan. 4. Menjadi bahan pembinaan bagi para meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela tihan di wilayah kerjanya. masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran, lulusan pelatihan telah yang akan didukung dan didampingi secara Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun dengan tujuan sebagai berikut: Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik. Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan kewirausahaan ma Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang dilaksanakan. Menjadi bahan pembinaan bagi para meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela tihan di wilayah kerjanya. masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran, lulusan pelatihan telah berada pada tahap melakukan rintisan usaha yang akan didukung dan didampingi secara Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun dengan tujuan sebagai berikut: Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik. Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan kewirausahaan masyarakat. Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang Menjadi bahan pembinaan bagi para meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela tihan di wilayah kerjanya. masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran, berada pada tahap melakukan rintisan usaha yang akan didukung dan didampingi secara berkelanjutan Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik. Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang Menjadi bahan pembinaan bagi para meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran, berada pada tahap melakukan rintisan usaha berkelanjutan Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik. Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang Menjadi bahan pembinaan bagi para stakeholders meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran, berada pada tahap melakukan rintisan usaha berkelanjutan. Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun Menjadi acuan bagi instruktur kursus dan pelatihan dalam memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam rangka memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik. Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang stakeholders dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela masyarakat ini. Di samping itu, dominasi praktek nyata, kompetisi dan kerjasama menjadi bumbu yang segar bagi peserta selama mengikuti pelatihan. Ciri lain dari model ini adalah pada akhir pembelajaran, berada pada tahap melakukan rintisan usaha Model pembelajaran dalam pelatihan wirausaha masyarakat disusun dalam memfasilitasi proses pembelajaran khususnya pembelajaran dalam Menjadi inspirasi bagi instruktur untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pelatihan Menjadi rujukan bagi pengelola dalam melengkapi dan menyem- purnakan proses penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan program kursus dan pela-