SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Nugroho Tri P.A (1311011093)
Fajar Nusantara (1311011082)
Lyna Hafilah (1311011O54)
Nur Rahmatillah (1311011061)
Maulida Z.J (1311011055)
Serlinda Nur Astriyanti (1311011066)
I. PENULISAN KATA
A. Kata Dasar
B. Kata Turunan
C. Bentuk Ulang
D. Gabungan Kata
E. Suku Kata
F. Kata Depan
G. Partikel
H. Singkatan dan Akronim
I. Angka dan Bilangan
J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya
K. Kata si dan sang
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai
satu kesatuan.
Misalnya:
• Buku itu sangat menarik.
• Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.
• Kantor pajak penuh sesak.
• Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos.
1. Imbuhan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya.
Misalnya: berjalan, dipermainkan, gemetar, kemauan
b) Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika
ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang
bukan bahasa Indonesia.
Misalnya: mem-PHK-kan, di-PTUN-kan, di-UPGRADE
B. Kata Turunan
Lanjutan…
2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau
akhiran, maka ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat
awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis
serangkai.
Misalnya: dilipatgandakan, menggarisbawahi
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : adipati, dwiwarna, Paripurna
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf
awalnya huruf kapital, tanda hubung (-)
digunakan di antara kedua unsur itu.
Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme, pro-
Barat.
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk
kepada Tuhan yang diikuti oeh kata berimbuhan,
gabungan itu ditulis terpisah dan unsur unsurnya
dimulai dengan huruf kapital.
Misalnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Pengasih, Kita berdoa kepada Tuhan
Yang Maha Pengampun.
(3) Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada
Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa,
gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa, Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Bentuk bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti,
dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya: Sikap masyarakat yang pro lebih banyak
daripada yang kontra.
(5) Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis
serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi
ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan.
Misalnya: taktembus cahaya, tak bersuara.
• Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan
tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
Misalnya : anak-anak, mata-mata, biri-biri,
hati-hati, kuda-kuda.
• Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan
bentuk ulang.
Misalnya : kekanak-kanakan, perundang-
undangan, dibesar-besarkan, memata-matai.
D. Gabungan Kata
1. Unsur unsur gabungan kata yang lazim disebut kata
majemuk ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan
pengertian dapat ditulis dengan menambahkan
tanda hubung di antara unsur unsurnya untuk
menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya: anak-istri Ali, anak istri-Ali
3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar
ditulis serangkai.
Misalnya : acapkali, darmasiswa, puspawarna
E. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap
sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
• Bermalam sajalah di sini.
• Di mana dia sekarang?
• Mereka ada di rumah
• Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan
F. Partikel
1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik!
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya.
Misalnya: Apa pun permasalahannya, dia dapat
mengatasinya dengan bijaksana.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Adapun sebab sebabnya belum diketahui.
G. Singkatan & Akronim
G.1. Singkatan
Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
A.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat.
Misalnya : A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
B. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi.
Misalnya : DPR Dewan Perwakilan Rakyat
C. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih di ikuti satu tanda titik.
Misalnya : Yth. Yang terhormat
D. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam
surat-menyurat). Misalnya : a.n. atas nama
E. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Misalnya : Kg Kilogram
G.2. Akronim
Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang
diperlakukan sebagai sebuah kata.
a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal
unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital tanpa tanda titik. Misalnya :
LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
b) Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis
dengan huruf awal kapital. Misalnya :
Bulog : Badan Urusan Logistik
c) Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau
lebih ditulis dengan huruf kecil. Misalnya :
Tilang : Bukti Pelanggaran
H. Angka & Bilangan
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Namun di dalam tulisan lazim
digunakan angka Arab dan angka Romawi. Berikut macam-macam angka & bilangan :
1) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau
paparan. Misalnya : Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku.
2) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan
kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada
awal kalimat. Misalnya : Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
Panitia mengundang 250 orang peserta.
3) Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih
mudah dibaca. Misalnya : Perusahaan itu mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
4) Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan
waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah. Misalnya : 0,5 sentimeter, 5 kilogram, dll.
5) Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar..
Misalnya : Jalan Wijaya No. 14, Apartemen No. 5
6) Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. Misalnya : Bab
X, Pasal 5, halaman 252
Lanjutan…
7) Penulisan bilangan dengan huruf.
 Bilangan Utuh. Misalnya : dua belas (12), tiga puluh (30)
 Bilangan pecahan. Misalnya : setengah (1/2), seperenam belas (1/16)
8) Penulisan bilangan tingkat.
Misalnya : pada awal abad XX (angka Romawi kapital)
dalam kehidupan pada abad ke-20 ini (huruf dan angka Arab
pada awal abad kedua puluh (huruf)
9) Penulisan bilangan yang mendapat akhiran “an” mengikuti aturan berikut.
Misalnya : lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
10) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di
dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi).
Misalnya : Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
11) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya : Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus
ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
I. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu,
dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
• Buku ini boleh kaubaca.
• Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di
perpustakaan.
• Rumahnya sedang diperbaiki.
J.
Misalnya:
• Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
• Toko itu memberikan hadiah kepada si
pembeli.
• Ibu itu membelikan sang suami sebuah
laptop.
• Siti mematuhi nasihat sang kakak.
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Unsur asing yang belum sepenuhnya
terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, shuttle cock, dan de l'homme par
l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks
bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan
penulisannya masih mengikuti cara asing.
2) unsur asing yang penulisan dan
pengucapannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia.
II. PENULISAN UNSUR SERAPAN
1) aa (Belanda) menjadi a.
Misalnya : octaaf oktaf
2) ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e.
Misalnya : aerodinamics aerodinamika
3) ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e.
Misalnya : haemoglobin hemoglobin
4) ai tetap ai.
Misalnya : Trailer trailer
5) au tetap au.
Misalnya : audiogram audiogram
1) -aat (Belanda) menjadi –at.
Misalnya : advokaat advokat
2) -age menjadi –ase.
Misalnya : percentage persentase
3) -al, -eel (Belanda) menjadi –al.
Misalnya : structural, structureel struktural
4) -ant menjadi –an.
Misalnya : informant informan
5) -ary, -air (Belanda) menjadi –er.
Misalnya : complementary komplementer
6) -(a)tion, -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si.
Misalnya : action, actie aksi
7) -ein tetap –ein.
Misalnya : Casein kasein
8) -ic, -ics, -ique, -iek, -ica (Belanda) menjadi -ik, -ika.
Misalnya : technique teknik
logic logika
SEKIAN
TERIMAKASIH
Oleh : Kelompok 3

Contenu connexe

Tendances

Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Dian Kirtley Kristi
 
Keterampilan menulis
Keterampilan menulisKeterampilan menulis
Keterampilan menulis
Devhy vhy
 
Bab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulBab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judul
Ibnu Khoiry
 
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
psikologi klas a
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Mujid Rical
 

Tendances (20)

KAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATKAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMAT
 
afiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaafiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesia
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Kata turunan kata ulang dan gabungan kata
Kata turunan kata ulang dan gabungan kataKata turunan kata ulang dan gabungan kata
Kata turunan kata ulang dan gabungan kata
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi Diksi
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
Ppt penalaran
Ppt penalaranPpt penalaran
Ppt penalaran
 
Penulisan Huruf dan Kata
Penulisan Huruf dan KataPenulisan Huruf dan Kata
Penulisan Huruf dan Kata
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
 
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
 
Keterampilan menulis
Keterampilan menulisKeterampilan menulis
Keterampilan menulis
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 
Bab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulBab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judul
 
PUEBI
PUEBIPUEBI
PUEBI
 
Penggunaan huruf kapital
Penggunaan huruf kapitalPenggunaan huruf kapital
Penggunaan huruf kapital
 
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 

En vedette

Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda baca
Sofyan Argi
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Novi Fachrunnisa
 
Microsoft Powerpoint
Microsoft PowerpointMicrosoft Powerpoint
Microsoft Powerpoint
Irvan Adilla
 
Kata serapan bahasa nusantara
Kata serapan bahasa nusantaraKata serapan bahasa nusantara
Kata serapan bahasa nusantara
firo HAR
 

En vedette (20)

Penulisan unsur serapan. kata pinjaman
Penulisan unsur serapan. kata pinjamanPenulisan unsur serapan. kata pinjaman
Penulisan unsur serapan. kata pinjaman
 
Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda baca
 
Eyd (Format slide powerpoint)
Eyd (Format slide powerpoint)Eyd (Format slide powerpoint)
Eyd (Format slide powerpoint)
 
3 penulisan unsur serapan
3 penulisan unsur serapan3 penulisan unsur serapan
3 penulisan unsur serapan
 
Makalah kata serapan
Makalah kata serapanMakalah kata serapan
Makalah kata serapan
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
Ejaan yang disempurnakan
Ejaan yang disempurnakanEjaan yang disempurnakan
Ejaan yang disempurnakan
 
Power point bahasa indonesia PEMAKAIAN HURUF
Power point bahasa indonesia PEMAKAIAN HURUFPower point bahasa indonesia PEMAKAIAN HURUF
Power point bahasa indonesia PEMAKAIAN HURUF
 
Tanda baca
Tanda bacaTanda baca
Tanda baca
 
4 pemakaian tanda baca
4 pemakaian tanda baca4 pemakaian tanda baca
4 pemakaian tanda baca
 
Tanda baca
Tanda bacaTanda baca
Tanda baca
 
EJAAN DAN TANDA BACA
EJAAN DAN TANDA BACAEJAAN DAN TANDA BACA
EJAAN DAN TANDA BACA
 
Tanda baca
Tanda bacaTanda baca
Tanda baca
 
Tanda Baca / Punctuations
Tanda Baca / PunctuationsTanda Baca / Punctuations
Tanda Baca / Punctuations
 
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
EJAAN YANG DISEMPURNAKANEJAAN YANG DISEMPURNAKAN
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
 
Eyd
EydEyd
Eyd
 
1
11
1
 
Format Pengkajian Tonsillitis
Format Pengkajian TonsillitisFormat Pengkajian Tonsillitis
Format Pengkajian Tonsillitis
 
Microsoft Powerpoint
Microsoft PowerpointMicrosoft Powerpoint
Microsoft Powerpoint
 
Kata serapan bahasa nusantara
Kata serapan bahasa nusantaraKata serapan bahasa nusantara
Kata serapan bahasa nusantara
 

Similaire à Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt

3. Ejaan yang disempurnakan (EYD).pptx
3. Ejaan yang disempurnakan (EYD).pptx3. Ejaan yang disempurnakan (EYD).pptx
3. Ejaan yang disempurnakan (EYD).pptx
IlhamMaulana70946
 
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Nur Arasyi
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
FirdhanSaid
 

Similaire à Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt (20)

Ejaan yang disempurnakan
Ejaan yang disempurnakanEjaan yang disempurnakan
Ejaan yang disempurnakan
 
penulisan kata
penulisan katapenulisan kata
penulisan kata
 
Pedoman Umum EYD Part 2
Pedoman Umum EYD Part 2Pedoman Umum EYD Part 2
Pedoman Umum EYD Part 2
 
bahasaa indonesia
bahasaa indonesiabahasaa indonesia
bahasaa indonesia
 
Eyd 3
Eyd 3Eyd 3
Eyd 3
 
3. Ejaan yang disempurnakan (EYD).pptx
3. Ejaan yang disempurnakan (EYD).pptx3. Ejaan yang disempurnakan (EYD).pptx
3. Ejaan yang disempurnakan (EYD).pptx
 
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptxMateri kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
 
Bahasa Indonesia - Huruf dan kata
Bahasa Indonesia - Huruf dan kataBahasa Indonesia - Huruf dan kata
Bahasa Indonesia - Huruf dan kata
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
 
Pedoman umum ejaan bahasa indonesia
Pedoman umum ejaan bahasa indonesiaPedoman umum ejaan bahasa indonesia
Pedoman umum ejaan bahasa indonesia
 
Kaidah Ejaan dan Tanda Baca
Kaidah Ejaan dan Tanda BacaKaidah Ejaan dan Tanda Baca
Kaidah Ejaan dan Tanda Baca
 
Eyd bahasa
Eyd bahasaEyd bahasa
Eyd bahasa
 
Materi twk bhs Indonesia.pdf
Materi twk bhs Indonesia.pdfMateri twk bhs Indonesia.pdf
Materi twk bhs Indonesia.pdf
 
materi EYD.ppt
materi EYD.pptmateri EYD.ppt
materi EYD.ppt
 
Teori eyd print
Teori eyd printTeori eyd print
Teori eyd print
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
Pemakaian Huruf - Bahasa Indonesia
Pemakaian Huruf - Bahasa IndonesiaPemakaian Huruf - Bahasa Indonesia
Pemakaian Huruf - Bahasa Indonesia
 

Dernier

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 

Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt

  • 1. FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER Nugroho Tri P.A (1311011093) Fajar Nusantara (1311011082) Lyna Hafilah (1311011O54) Nur Rahmatillah (1311011061) Maulida Z.J (1311011055) Serlinda Nur Astriyanti (1311011066)
  • 2. I. PENULISAN KATA A. Kata Dasar B. Kata Turunan C. Bentuk Ulang D. Gabungan Kata E. Suku Kata F. Kata Depan G. Partikel H. Singkatan dan Akronim I. Angka dan Bilangan J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya K. Kata si dan sang
  • 3. Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: • Buku itu sangat menarik. • Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu. • Kantor pajak penuh sesak. • Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos.
  • 4. 1. Imbuhan a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: berjalan, dipermainkan, gemetar, kemauan b) Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia. Misalnya: mem-PHK-kan, di-PTUN-kan, di-UPGRADE B. Kata Turunan
  • 5. Lanjutan… 2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran, maka ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai. 3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: dilipatgandakan, menggarisbawahi 4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya : adipati, dwiwarna, Paripurna
  • 6. (1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu. Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme, pro- Barat. (2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oeh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur unsurnya dimulai dengan huruf kapital. Misalnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
  • 7. (3) Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai. Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa, Tuhan Yang Maha Esa. (4) Bentuk bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar. Misalnya: Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra. (5) Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan. Misalnya: taktembus cahaya, tak bersuara.
  • 8. • Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. Misalnya : anak-anak, mata-mata, biri-biri, hati-hati, kuda-kuda. • Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang. Misalnya : kekanak-kanakan, perundang- undangan, dibesar-besarkan, memata-matai.
  • 9. D. Gabungan Kata 1. Unsur unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah. Misalnya: duta besar 2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Misalnya: anak-istri Ali, anak istri-Ali 3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai. Misalnya : acapkali, darmasiswa, puspawarna
  • 10. E. Kata Depan Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. Misalnya: • Bermalam sajalah di sini. • Di mana dia sekarang? • Mereka ada di rumah • Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan
  • 11. F. Partikel 1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik! 2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana. Catatan: Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Adapun sebab sebabnya belum diketahui.
  • 12. G. Singkatan & Akronim G.1. Singkatan Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih. A.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat. Misalnya : A.H. Nasution Abdul Haris Nasution B. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi. Misalnya : DPR Dewan Perwakilan Rakyat C. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih di ikuti satu tanda titik. Misalnya : Yth. Yang terhormat D. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat). Misalnya : a.n. atas nama E. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya : Kg Kilogram
  • 13. G.2. Akronim Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata. a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya : LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia b) Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya : Bulog : Badan Urusan Logistik c) Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. Misalnya : Tilang : Bukti Pelanggaran
  • 14. H. Angka & Bilangan Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Namun di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab dan angka Romawi. Berikut macam-macam angka & bilangan : 1) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan. Misalnya : Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku. 2) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat. Misalnya : Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian. Panitia mengundang 250 orang peserta. 3) Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Misalnya : Perusahaan itu mendapat pinjaman 550 miliar rupiah. 4) Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah. Misalnya : 0,5 sentimeter, 5 kilogram, dll. 5) Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar.. Misalnya : Jalan Wijaya No. 14, Apartemen No. 5 6) Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. Misalnya : Bab X, Pasal 5, halaman 252
  • 15. Lanjutan… 7) Penulisan bilangan dengan huruf.  Bilangan Utuh. Misalnya : dua belas (12), tiga puluh (30)  Bilangan pecahan. Misalnya : setengah (1/2), seperenam belas (1/16) 8) Penulisan bilangan tingkat. Misalnya : pada awal abad XX (angka Romawi kapital) dalam kehidupan pada abad ke-20 ini (huruf dan angka Arab pada awal abad kedua puluh (huruf) 9) Penulisan bilangan yang mendapat akhiran “an” mengikuti aturan berikut. Misalnya : lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan) tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan) 10) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi). Misalnya : Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah. Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai. 11) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya : Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
  • 16. I. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: • Buku ini boleh kaubaca. • Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. • Rumahnya sedang diperbaiki.
  • 17. J. Misalnya: • Surat itu dikembalikan kepada si pengirim. • Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli. • Ibu itu membelikan sang suami sebuah laptop. • Siti mematuhi nasihat sang kakak.
  • 18. Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. 2) unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. II. PENULISAN UNSUR SERAPAN
  • 19. 1) aa (Belanda) menjadi a. Misalnya : octaaf oktaf 2) ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e. Misalnya : aerodinamics aerodinamika 3) ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e. Misalnya : haemoglobin hemoglobin 4) ai tetap ai. Misalnya : Trailer trailer 5) au tetap au. Misalnya : audiogram audiogram
  • 20. 1) -aat (Belanda) menjadi –at. Misalnya : advokaat advokat 2) -age menjadi –ase. Misalnya : percentage persentase 3) -al, -eel (Belanda) menjadi –al. Misalnya : structural, structureel struktural
  • 21. 4) -ant menjadi –an. Misalnya : informant informan 5) -ary, -air (Belanda) menjadi –er. Misalnya : complementary komplementer 6) -(a)tion, -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si. Misalnya : action, actie aksi 7) -ein tetap –ein. Misalnya : Casein kasein 8) -ic, -ics, -ique, -iek, -ica (Belanda) menjadi -ik, -ika. Misalnya : technique teknik logic logika