SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
ILEUS
  OBSTRUKTIF
Apa saja etiologi Ileus Obtruktif?
1. Hernia inkarserata

2. Non hernia :

· Penyempitan lumen usus

1. Isi Lumen : Benda asing, skibala, ascariasis.

2. Dinding Usus : stenosis (radang kronik), keganasan.

3. Ekstra lumen : Tumor intraabdomen.

· Adhesi

· Invaginasi

· Volvulus

· Tumor

· Malformasi Usus
Bagaimana patofisiologi ileus
obstruktif?
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya
 mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan
 penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu.
 Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian proximal
 tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi).
Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar
 pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang menyebabkan
 distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus
 sebelah proximal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang meningkat
 (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltik. Hal ini
 menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah.
Apa keuntungan dari penanggulangan ileus obstruktif secara dini?
 · Bila penderita harus dioperasi, maka operasi
   dijalankan pada saat keadaan umum penderita
   optimal
 · Dapat mencegah strangulasi yang terlambat.

 · Mencegah laparotomi negatif.

 · Penderita mendapat tindakan operatif yang sesuai
   dengan penyebab obstruksinya.
Di mana lokasi ileus obstruktif?
Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum

Letak Tengah : Ileum Terminal

Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum
Apa diagnosis/gejala klinis ileus obstruktif?
Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada penyebab obstruksinya. Hanya pada
 keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan menetap. Ileus obstruksi ditandai dengan gejala klinis berupa nyeri
 abdomen yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri
 perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat datang
 serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit dan terdengar semacam “suara” dari dalam perut. Bila obstruksi
 tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah
 biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas (antibiotika). Pada umumnya persiapan penderita dapat sekali. Muntah
 tidak proyektil dan berbau feculent, warna cairan muntah kecoklatan. Pada penderita yang kurus /sedang dapat
 ditemukan dan contour atau darm steifung; biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik. Pada
 saat itu, dalam pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus yang kasar dan meninggi (borgorygmi dan
 metalic sound). Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa gambaran klinik dapat membantu :
 Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.
 1.
 Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
 2.
 Terdapatnya abdominal tenderness.
 3.
 Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock.
 4.
Dalam pemfis, tanda apa yang ditemukan
pada ileus obstruktif?
  Inspeksi
   Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada
   regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia
   inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk
   sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi
   sebelumnya.
  Auskultasi
   Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase
   lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.
  Perkusi
   Hipertimpani
  Palpasi
   Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
Apa yang didapat dari pemeriksaan
rectal toucher?
· Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease

· Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi,
  neoplasma
· Feses yang mengeras : skibala

· Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi

· Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi

· Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
Tanda apa yang didapat dari
pemeriksaan radiologi?
Secara klinik obstruksi ileus umumnya mudah ditegakkan. 90% obstruksi ileus
 ditegakkan secara tepat hanya dengan berdasarkan gambaran klinisnya saja. Pada
 foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran usus dan hanya 40%
 dapat ditemukan adanya air fluid level. Walaupun pemeriksaan radiologi hanya
 sebagai pelengkap saja, namun pemeriksaan sering diperlukan pada obstruksi ileus
 yang sulit atau untuk dapat memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa pra-
 bedah. Beberapa tanda radiologik yang khas untuk ileus obstruktif adalah :
· Pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar, penebalan valvulae coniventes
 yang memberi gambaran fish bone appearance.
· Pengumpulan cairan dengan gambaran khas air-fluid level. Pada obstruksi yang
 cukup lama, beberapa air fluid level memberikan gambaran huruf U terbalik.
Bagaimana penatalaksanaan ileus
obstruktif?
Penatalaksanaan ileus obstruktif telah menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
 Hal ini disebabkan telah dipahaminya dengan tepat patogenesis penyakit serta
 perubahan homeostasis sebagai akibat obstruksi usus.
Pada umumnya penderita mengikuti prosedur penatalaksanaan dalam aturan yang
 tetap, yaitu:
Persiapan penderita.

Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosa obstruksi
 ileus secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang baik,
 obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita meliputi :
1.Dekompressi usus.

2.Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa.

3.Atasi dehidrasi.

4.Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung selama 4-24 jam sampai saatnya
 penderita siap untuk operasi.
Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang
 perlu diperhatikan yaitu :
a. Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.

b.Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai
 akibat obstruksinya maupun kondisi sebelum sakit.
c. Apakah ada risiko strangulasi.

i. Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada
 obstruksi ileus yang ditolong dengan cara operatif pada saat
 yang tepat, angka kematiannya adalah 1% pada 24 jam pertama,
 sedangkan pada strangulasi angka kematian tersebut 31%.
Bilamana dilakukan tindakan
operasi?
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi
 nasogastrik untuk mencegah sepsis sekunder. Operasi
 dilakukan dengan mengingat beberapa kondisi atau
 pertimbangan. Operasi diawali dengan laparotomi
 kemudian disusul dengan teknik bedah yang
 disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama
 laparotomi.
Apa komplikasi dari ileus obstruktif?
Komplikasi dari ileus obstruktif antara lain terjadinya
 nekrosis usus, perforasi usus, Sepsis, Syok-dehidrasi,
 Abses Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan
 malnutrisi, Pneumonia aspirasi dari proses muntah,
 gangguan elektrolit, meninggal
Bagaimana tindakan bedah yang
dilakukan pada ileus obstruktif?
Koreksi sederhana (simple correction).Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari
 jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
Tindakan operatif by-pass.Membuat saluran usus baru yang “melewati” bagian usus yang tersumbat, misalnya pada
 tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
Membuat fistula entero-cutaneus pada     bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.
Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan    membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan
 kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa
 obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri
 maupun karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja,
 lalu dilakukan reseksi usus dan anastomosis.
Apa yang terjadi pasca operasi bedah
   ileus obstruktif?
Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi usus yang masih ada. Pada
tindakan operatif dekompressi usus, gas dan cairan yang terkumpul dalam lumen usus tidak boleh
dibersihkan sama sekali oleh karena mengandung banyak bahan-bahan digestif yang sangat
diperlukan. Pasca bedah tidak dapat diharapkan fisiologi usus kembali normal, walaupun terdengar
bising usus. Hal tersebut bukan berarti peristaltik usus telah berfungsi dengan efisien, sementara
ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali belum baik.
Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai diare pasca bedah. Tindakan
dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit serta menjaga keseimbangan asam basa darah
dalam batas normal tetap dilaksanakan pada pasca bedahnya. Pada obstruksi yang lanjut, apalagi
bila telah terjadi strangulasi, monitoring pasca bedah yang teliti diperlukan sampai selama 6 – 7
hari pasca bedah. Bahaya lain pada masa pasca bedah adalah toksinemia dan sepsis. Gambaran
kliniknya biasanya mulai nampak pada hari ke 4-5 pasca bedah. Pemberian antibiotika dengan
spektrum luas dan disesuaikan dengan hasil kultur kuman sangatlah penting.
pa prognosis dari ileus obstruktif?
Saat operasi, prognosis tergantung kondisi klinik
 pasien sebelumnya. Setelah pembedahan dekompresi,
 prognosisnya tergantung dari penyakit yang
 mendasarinya.
Apa diagnosis banding dari ileus
obstruktif?
Diagnosis banding dari ileus obstruktif adalah ileus
 paralitik.
Apakah dasar pengobatan dari ileus
obstruktif?
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi
 keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan
 peregangan dan muntah dengan dekompresi,
 mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan
 menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
 kelangsungan dan fungsi usus kembali normal
Bagaimana terapi/pengobatan ileus obstruktif yang diberikan secara
farmakologis?



 Pemberian obat-obat antibiotik spektrum luas dapat
 diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik dapat
 diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
Apa yang perlu diperhatikan dalam resusitasi pada pasien
dengan ileus obstruktif?
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah
 mengawasi tanda – tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien
 yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan
 gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan
 cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap
 terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda-tanda vital
 dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan
 intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube
 (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung,
 mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan
 mengurangi distensi abdomen.
http://dokteryudabedah.com/ileus
-obstruktif-limufita/

Contenu connexe

Tendances

232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
dini dimas
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
SK Sulistyaningrum
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
aauyahilda
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Verar Oka
 

Tendances (20)

232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
 
Urolithiasis
UrolithiasisUrolithiasis
Urolithiasis
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report Neurology
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireview
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 

En vedette (14)

Ileus
IleusIleus
Ileus
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
34 Ileus
34 Ileus34 Ileus
34 Ileus
 
Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012
 
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanLatihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
 
Colon, recto y ano
Colon, recto y anoColon, recto y ano
Colon, recto y ano
 
gawat abdomen
gawat abdomengawat abdomen
gawat abdomen
 
Presentasi jaka le fort ii
Presentasi jaka le fort iiPresentasi jaka le fort ii
Presentasi jaka le fort ii
 
Trauma maksilofasial
Trauma maksilofasialTrauma maksilofasial
Trauma maksilofasial
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Orchitis & epididymitis
Orchitis & epididymitisOrchitis & epididymitis
Orchitis & epididymitis
 
Scrotal swellings 2- Torsion Testis
Scrotal swellings 2- Torsion TestisScrotal swellings 2- Torsion Testis
Scrotal swellings 2- Torsion Testis
 
Hidrokel
HidrokelHidrokel
Hidrokel
 

Similaire à Soal ileus

Presentation1 kel
Presentation1 kelPresentation1 kel
Presentation1 kel
intadenny
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 

Similaire à Soal ileus (20)

Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
 
304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi
 
116773009 invaginasi
116773009 invaginasi116773009 invaginasi
116773009 invaginasi
 
ILEUS.pdf
ILEUS.pdfILEUS.pdf
ILEUS.pdf
 
Ileus obstruksi final
Ileus obstruksi finalIleus obstruksi final
Ileus obstruksi final
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
 
Presentation1 kel
Presentation1 kelPresentation1 kel
Presentation1 kel
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDFASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
 
Obstruksi Usus Mekanis PPT.pptx
Obstruksi Usus Mekanis PPT.pptxObstruksi Usus Mekanis PPT.pptx
Obstruksi Usus Mekanis PPT.pptx
 
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
 
Case Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive IleusCase Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive Ileus
 
askep kolitis
askep kolitisaskep kolitis
askep kolitis
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
 
Ileus obstruksi
Ileus obstruksiIleus obstruksi
Ileus obstruksi
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxTRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
 

Plus de rakkas

Seksualitas
SeksualitasSeksualitas
Seksualitas
rakkas
 
Maternitas
MaternitasMaternitas
Maternitas
rakkas
 
Aborsi dari berbagai perspektif
Aborsi  dari berbagai perspektifAborsi  dari berbagai perspektif
Aborsi dari berbagai perspektif
rakkas
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapi
rakkas
 
Mercury
MercuryMercury
Mercury
rakkas
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentation
rakkas
 
An introduction kelompok i pnc copy
An introduction kelompok i pnc   copyAn introduction kelompok i pnc   copy
An introduction kelompok i pnc copy
rakkas
 
Infeksi pada klien dengan immunocompromised
Infeksi pada klien dengan immunocompromisedInfeksi pada klien dengan immunocompromised
Infeksi pada klien dengan immunocompromised
rakkas
 
Antifungals
AntifungalsAntifungals
Antifungals
rakkas
 
Resusitasi
ResusitasiResusitasi
Resusitasi
rakkas
 
Infark miokardium
Infark miokardiumInfark miokardium
Infark miokardium
rakkas
 
Struma 2
Struma 2Struma 2
Struma 2
rakkas
 

Plus de rakkas (13)

Seksualitas
SeksualitasSeksualitas
Seksualitas
 
Maternitas
MaternitasMaternitas
Maternitas
 
Aborsi dari berbagai perspektif
Aborsi  dari berbagai perspektifAborsi  dari berbagai perspektif
Aborsi dari berbagai perspektif
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapi
 
Mercury
MercuryMercury
Mercury
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentation
 
An introduction kelompok i pnc copy
An introduction kelompok i pnc   copyAn introduction kelompok i pnc   copy
An introduction kelompok i pnc copy
 
Infeksi pada klien dengan immunocompromised
Infeksi pada klien dengan immunocompromisedInfeksi pada klien dengan immunocompromised
Infeksi pada klien dengan immunocompromised
 
Antifungals
AntifungalsAntifungals
Antifungals
 
Resusitasi
ResusitasiResusitasi
Resusitasi
 
Oray
OrayOray
Oray
 
Infark miokardium
Infark miokardiumInfark miokardium
Infark miokardium
 
Struma 2
Struma 2Struma 2
Struma 2
 

Dernier

LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 

Dernier (20)

LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 

Soal ileus

  • 2. Apa saja etiologi Ileus Obtruktif? 1. Hernia inkarserata 2. Non hernia : · Penyempitan lumen usus 1. Isi Lumen : Benda asing, skibala, ascariasis. 2. Dinding Usus : stenosis (radang kronik), keganasan. 3. Ekstra lumen : Tumor intraabdomen. · Adhesi · Invaginasi · Volvulus · Tumor · Malformasi Usus
  • 3. Bagaimana patofisiologi ileus obstruktif? Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi). Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah.
  • 4. Apa keuntungan dari penanggulangan ileus obstruktif secara dini? · Bila penderita harus dioperasi, maka operasi dijalankan pada saat keadaan umum penderita optimal · Dapat mencegah strangulasi yang terlambat. · Mencegah laparotomi negatif. · Penderita mendapat tindakan operatif yang sesuai dengan penyebab obstruksinya.
  • 5. Di mana lokasi ileus obstruktif? Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum Letak Tengah : Ileum Terminal Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum
  • 6. Apa diagnosis/gejala klinis ileus obstruktif? Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada penyebab obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan menetap. Ileus obstruksi ditandai dengan gejala klinis berupa nyeri abdomen yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit dan terdengar semacam “suara” dari dalam perut. Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas (antibiotika). Pada umumnya persiapan penderita dapat sekali. Muntah tidak proyektil dan berbau feculent, warna cairan muntah kecoklatan. Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan dan contour atau darm steifung; biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik. Pada saat itu, dalam pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus yang kasar dan meninggi (borgorygmi dan metalic sound). Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa gambaran klinik dapat membantu :  Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat. 1.  Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites. 2.  Terdapatnya abdominal tenderness. 3.  Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock. 4.
  • 7. Dalam pemfis, tanda apa yang ditemukan pada ileus obstruktif? Inspeksi Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya. Auskultasi Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang. Perkusi Hipertimpani Palpasi Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
  • 8. Apa yang didapat dari pemeriksaan rectal toucher? · Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease · Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma · Feses yang mengeras : skibala · Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi · Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi · Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
  • 9. Tanda apa yang didapat dari pemeriksaan radiologi? Secara klinik obstruksi ileus umumnya mudah ditegakkan. 90% obstruksi ileus ditegakkan secara tepat hanya dengan berdasarkan gambaran klinisnya saja. Pada foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran usus dan hanya 40% dapat ditemukan adanya air fluid level. Walaupun pemeriksaan radiologi hanya sebagai pelengkap saja, namun pemeriksaan sering diperlukan pada obstruksi ileus yang sulit atau untuk dapat memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa pra- bedah. Beberapa tanda radiologik yang khas untuk ileus obstruktif adalah : · Pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar, penebalan valvulae coniventes yang memberi gambaran fish bone appearance. · Pengumpulan cairan dengan gambaran khas air-fluid level. Pada obstruksi yang cukup lama, beberapa air fluid level memberikan gambaran huruf U terbalik.
  • 10. Bagaimana penatalaksanaan ileus obstruktif? Penatalaksanaan ileus obstruktif telah menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Hal ini disebabkan telah dipahaminya dengan tepat patogenesis penyakit serta perubahan homeostasis sebagai akibat obstruksi usus. Pada umumnya penderita mengikuti prosedur penatalaksanaan dalam aturan yang tetap, yaitu: Persiapan penderita. Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosa obstruksi ileus secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang baik, obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita meliputi : 1.Dekompressi usus. 2.Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa. 3.Atasi dehidrasi. 4.Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung selama 4-24 jam sampai saatnya penderita siap untuk operasi.
  • 11. Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu : a. Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung. b.Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat obstruksinya maupun kondisi sebelum sakit. c. Apakah ada risiko strangulasi. i. Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada obstruksi ileus yang ditolong dengan cara operatif pada saat yang tepat, angka kematiannya adalah 1% pada 24 jam pertama, sedangkan pada strangulasi angka kematian tersebut 31%.
  • 12. Bilamana dilakukan tindakan operasi? Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah sepsis sekunder. Operasi dilakukan dengan mengingat beberapa kondisi atau pertimbangan. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomi.
  • 13. Apa komplikasi dari ileus obstruktif? Komplikasi dari ileus obstruktif antara lain terjadinya nekrosis usus, perforasi usus, Sepsis, Syok-dehidrasi, Abses Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi, Pneumonia aspirasi dari proses muntah, gangguan elektrolit, meninggal
  • 14. Bagaimana tindakan bedah yang dilakukan pada ileus obstruktif? Koreksi sederhana (simple correction).Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan. Tindakan operatif by-pass.Membuat saluran usus baru yang “melewati” bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja, lalu dilakukan reseksi usus dan anastomosis.
  • 15. Apa yang terjadi pasca operasi bedah ileus obstruktif? Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi usus yang masih ada. Pada tindakan operatif dekompressi usus, gas dan cairan yang terkumpul dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan sama sekali oleh karena mengandung banyak bahan-bahan digestif yang sangat diperlukan. Pasca bedah tidak dapat diharapkan fisiologi usus kembali normal, walaupun terdengar bising usus. Hal tersebut bukan berarti peristaltik usus telah berfungsi dengan efisien, sementara ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali belum baik. Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai diare pasca bedah. Tindakan dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit serta menjaga keseimbangan asam basa darah dalam batas normal tetap dilaksanakan pada pasca bedahnya. Pada obstruksi yang lanjut, apalagi bila telah terjadi strangulasi, monitoring pasca bedah yang teliti diperlukan sampai selama 6 – 7 hari pasca bedah. Bahaya lain pada masa pasca bedah adalah toksinemia dan sepsis. Gambaran kliniknya biasanya mulai nampak pada hari ke 4-5 pasca bedah. Pemberian antibiotika dengan spektrum luas dan disesuaikan dengan hasil kultur kuman sangatlah penting.
  • 16. pa prognosis dari ileus obstruktif? Saat operasi, prognosis tergantung kondisi klinik pasien sebelumnya. Setelah pembedahan dekompresi, prognosisnya tergantung dari penyakit yang mendasarinya.
  • 17. Apa diagnosis banding dari ileus obstruktif? Diagnosis banding dari ileus obstruktif adalah ileus paralitik.
  • 18. Apakah dasar pengobatan dari ileus obstruktif? Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal
  • 19. Bagaimana terapi/pengobatan ileus obstruktif yang diberikan secara farmakologis? Pemberian obat-obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
  • 20. Apa yang perlu diperhatikan dalam resusitasi pada pasien dengan ileus obstruktif? Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda – tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda-tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan mengurangi distensi abdomen.