Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
“Free pitching” bukan ajang coba coba
1. “Free Pitching” Bukan Ajang Coba-Coba
July, 31 2013
By Ramanda Hadi
Memutuskan menjadi Mahasiswa DKV pada tahun 2007, membuat saya menjadi individu
yang memiliki idealism sangat tinggi. Belajar selama 4 tahun dan lulus dengan gelar sarjana
membuat idealism saya bertambah. Puncaknya, saya memutuskan membangun sebuah
Perusahaan Jasa Konsultan Desain yang mungkin dapat dikatakan hanya bermodalkan
„PeDe‟. Setelah kurang lebih 2 tahun menjalani bisnis ini, perhatian saya teralihkan pada isu
“Free Pitching” yang baru-baru ini „kembali‟ menjadi headline di hampir seluruh kalangan,
forum dan asosiasi desain se-Indonesia.
Free Pitching is a term used to describe the supply of design services without
payment. Free Pitching may be initiated by a customer who requests the provision of
free services, or it may be initiated by a designer who provides free services in the
hopes of later payment. (www.dia.org.au)
Free Pitching mengacu kepada istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyediaan
jasa desain tanpa pembayaran.Pada dasarnya Free Pitching merupakan suatu prosedur seleksi
yang tidak efisien. Biro desain bekerja dengan gratis, tidak dibayar oleh klien dan klien tidak
punya kewajiban untuk merekrut biro desain tersebut diakhir proses pitching. Menyedihkan
bukan? Ditambah, desainer dituntut untuk ekstra dalam berbagai hal, mulai dari penyusunan
strategi desain sampai estimasi biaya dan biasanya dilakukan dalam kurun waktu yang
relative singkat.
Kepelikan Perusahaan Cokelat Ternama
Terlintas dipikiran saya bahwa mengikuti pitching perusahaan ternama yang notabene
perusahaan besar dan beromset sangat tinggi akan menyenangkan. Dengan budget yang
besar, penanganan yang profesional, serta akan menambah value bagi perusahaan saya. Tapi
ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi yang saya pikirkan. Beberapa waktu lalu, saya
diundang oleh perusahaan cokelat ternama di Indonesia, sebuah cokelat dengan julukan
cokelat asli swiss yang bergambarkan orang bermain ski. Kali itu saya mendatangi kantornya
dibilangan Bekasi untuk meeting pertama kalinya bersama Divisi Marketing dari pihak klien.
2. Meeting pun berjalan lancar, saya diberitahukan bahwa perusahaan saya akan diikutsertakan
dalam proses pitching untuk desain label cokelat edisi Valentine’s Day. Ada 3 perusahaan
yang diikutsertakan dalam pitching tersebut, pihak klien memberitahukan ketentuanketentuan dalam mengikuti pitching, salah satunya adalah plafon biaya dari project ini
tidaklah lebih dari *jt rupiah. Bintang satu? Ya, mereka mematok harga jauh dibawah angka
yang saya pikirkan.
Mengapa Banyak Perusahaan Menganut Sistem Free Pitching?
Yang selama ini saya temukan di Indonesia, banyak perusahaan-perusahaan besar masih
melakukan sistem Free Pitching ini, mengapa demikian? Free Pitching bias dikiaskan seperti
metode yang diadopsi oleh kebanyakan orang ketika berbelanja pakaian di departement store
(pelanggan mencoba memakainya sebelum ia memutuskan memilih untuk membeli) yang
tujuannya untuk meminimalisir resiko kesalahan dalam pemilihan saat membeli.
Bagaimanapun,desain tidak bias disamakan dengan sebuah pakaian, dan desain bukan
merupakan suatu komoditi mass product (kebutuhan setiap pembeli berbeda dan tidak akan
pernah sama). Memilih desain dengan sistem Free Pitching justru merupakan sebuah langkah
yang akan merugikan bagi kedua belah pihak. Mengapa? Pikirkan saja, satu pihak merasa
dirugikan karena merasa jasanya tidak dihargai sama sekali, di lain pihak akan
mengakibatkan sebuah hasil pekerjaan yang dibawah standar dan terkesan “terpaksa”
meskipun tidak disadari oleh pihak tersebut. Sangat ironi bila kita renungkan, pihak tersebut
justru memikirkan bahwa dengan mengadakan Free Pitching ini maka mereka akan
mendapatkan desain yang hebat-hebat dengan budget nol rupiah alias “gratis”.
Bagaimana dengan Pro-Bono?
Pro-Bono adalah singkatan dari bahasa Latin Pro-Bono publico, yang berarti 'untuk
kepentingan publik'. Dalam penggunaan umum, Pro-Bono ditafsirkan sebagai memberikan
pekerjaan atau jasa secara gratis.
Beberapa desainer professional kadang berhak untuk memberikan pekerjaan atau jasa desain
secara gratis untukPro-Bono. Namun pekerjaan Pro-Bono berbeda dari pitching, pekerjaan
Pro-Bono bukan merupakan sebuah proses kompetitif yang dirancang untuk menambah
penjualan suatu produk atau menambah publisitas, yang pada akhirnya bermuara untuk
mencari keuntungan komersial.
3. Seorang desainer melakukan pekerjaan untuk Pro-Bono berdasarkan dengan keinginan atau
inisiatif mereka sendiri, biasanya untuk penggalangan amal, kampanye sosial, moral, etika
atau suatu alasan ideologi, dan biasanya untuk non-komersial, organisasi non-profit, dll. Jika
faktor-faktor kompetitif atau komersial ditemukan dalam proses tersebut, maka hal tersebut
bukan Pro-Bono.
Lalu Bagaimana Juga Dengan Kompetisi Desain?
Kompetisi desain adalah contoh yang baik dari area samar seputar isu pitching. Sisi buruknya
memang kompetisi desain itu merupakan konotasi positif dari pitching, namun sisi baiknya
kompetisi desain memiliki beberapa kejelasan dalam peraturan-peraturan dalam mengikuti
kompetisi, brief desain yang lengkap, dan memiliki manfaat mendapatkan publisitas, dengan
kata lain desainer akan mendapatkan keuntungan di masa akan datang.
Terakhir, perbedaan yang paling mendasar antara kompetisi desain ini dengan pitching yaitu
terletak pada sudut pandang para desainer itu sendiri, mereka merasakan kebebasan mereka
dalam berkarya dan bersaing dalam kompetisi ini atau dengan kata lain mereka merasa
dihargai sebagai desainer. Berbanding terbalik dengan Free Pitching yang tidak memiliki
kejelasan peraturan, brief desain yang „semaunya‟ dan „seadanya‟, serta munculnya rasa
„terpaksa‟ dalam berkarya saat ikut. Dalam hal ini desainer biasanya merasa seperti „budak‟
klien karena merasa tidak dihargai sebagai desainer.
Setuju atau tidak,kembali lagi pada idealism masing-masing desainer. Namun, sudah banyak
organisasi desain dunia yang telah mencanangkan pelarangan untuk Free Pitching. Lalu
bagaimana dengan Indonesia? Apakah kita akan berdiam diri saja disaat harga diri kita
sebagai seorang desainer dipermainkan oleh „raksasa ekonomi‟ diluar sana? Atau kita mulai
bersama-sama mencanangkan pelarangan untuk Free Pitching?
Salam Desain Grafis Indonesia.
Source
Designers Association Singapore
facebook.com/NoFreeDesignCampaignID
dia.org.au
creativepool.com