SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  51
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang Masalah 
Pada zaman era globalisasi kemajuan bidang kehidupan begitu pesat, 
untuk dapat mengimbanginya maka haruslah dicetak Sumber Daya Manusia 
(SDM ) yang berkualitas. Di Negara berkembang seperti Indonesia Pendidikan 
Anak Usia Dini sangatlah diutamakan, karena membangun sumber daya manusia 
ibaratnya membangun gedung bertingkat, sebanyak tingkat dan setinggi apa pada 
gedung tersebut diharapkan, mestilah harus membangun pondasinya dahulu yang 
kokoh,pondasi pada pembangunan sumber daya manusia berwala dari Pendidikan 
Anak Usia Dini di Taman Kanak – Kanak. 
Keterampilan yang penting dan perlu dikenalkan sejak anak usia dini yaitu 
keterampilan proses sains. Menurut Nugraha (2008:1) mengemukakakn bahwa 
pengembangan pembelajaran sains pada anak memiliki peranan yang sangat 
penting dalam membentuk meletakkan dasar keterampilan dan pembentukan 
sumber daya manusia yang diharapkan. pembelajaran sains adalah pelajaran yang 
penting karena ilmunya dapat diterapkan secara langsung dalam masyarakat. 
Beberapa alasan Kesadaran pentingnya pembekalan sains akan semakin tinggi 
apabila menyadari bahwa manusia hidup didunia yang dinamis, berkembangan 
dan berubah terus menerus bahkan makin menuju masa depan, semakin komplek 
ruang lingkupnya, dan tentunya akan memerlukan sains. Anak-anak sebagai
2 
generasi yag dipersiapkan untuk masa depan yang diduga akan semakin rumit, 
berat, dan banyak problemnya perlu dibekali dengan menguasaan sains yang 
memadai, tepat, bermakna dan fungsional dan menempatkan tujuan yang jelas 
pada setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini. 
Jadi focus program pengembangan pembekajaran sains hendaklah ditunjukkan 
untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik terhadap dunia 
dimana mereka hidup (Sumaji,1988). 
Metode Inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif anak terbukti dapat 
meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap sains dan matematika 
(Haury,1993). Metode pembelajaran Inkuiri yakni dimana system pembelajaran 
harus didasarkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anak, dan 
guru pada system ini memiliki tugas tidak selalu menuntun anak, namun guru 
memfasilitasi anak untuk dapat menemukan pengetahuan itu sendiri sampai 
mencapai kesimpulan. Salah satu komponen yang penting pada metode inkuiri 
yaitu tidak ada target atau pencapaian tertentu yang harus dicapai oeleh seorang 
anak. 
Pembelajaran sains seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses 
pembelajaran di sekolah mengingat pentingnya pembelajan sains. Anak 
meruapakan bagian dari bangsa dan bernegara ini mempunyai tanggung jawab 
mensukseskan pendidikan dengan cara yang sesuai dengan tingkat 
perkembangannya yaitu mengoptimalkan semua aspek perkembangan, yaitu 
perkembangan nam, kogniti, bahasa, psikomotorik dan social. 
Pembelajaran sains dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran 
yang telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar sains.
3 
Pembelajaran sains di Taman Kanak-Kanak masih banyak dilakukan secara 
konvensional/tradisional (pembelajaran berpusat pada guru) serta lemahnya 
kemampuan guru dalam mendorong dan memotivasi anak menjadikan prestasi 
ketrampilan sains masih rendah bila dibandingkan dengan pembelajaran yang lain. 
Pembelajaran sains selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan 
textbook oriented, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim karena siswa 
hanya melakukan kegiatan duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal, 
sehingga kurang menarik minat siswa dan membosankan yang akhirnya membuat 
siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diberikan. “keberhasilan 
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru 
menggunakan model pembelajaran”. Pemahaman Keterampilan sains dengan 
menyertakan strategi, model, dan media yang tepat akan menumbuhkan rasa 
ketertarikan anak dalam pemahaman sains yang dilaksanakan. 
Metode yang diterapkan oleh para guru untuk mendidik anak usia dini di 
TK dituntut harus ada modifikasi secara kreatif dan inovatif, untuk menghasilkan 
pendidikan yang menghasilkan anak yang berkualitas. Sehubungan dengan 
masalah yang dihadapi oleh para anak, maka harus segera dilakukan tindakan 
melalui penelitian dengan judul : “Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran 
Sains Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Taman Kanak-Kanak”. 
Diharapkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi anak dalam 
belajar, dibanding dengan metode yang biasa selama ini para guru terapkan dalam 
proses belajar mengajar di TK Melati.
4 
1.2 Identifikasi Masalah 
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah diatas 
maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian yaitu : 
1. Siswa kurang memahami konsep dengan baik kemudian kurangnya motivasi 
untuk mengikuti proses pembelajaran. 
2. Kemauan belajar anak terhadap keterampilan sains masih rendah. 
3. Kurang tertarik dengan materi yang disajikan guru. 
4. Strategi yang dipilih dan digunakan guru belum sesuai dengan materi yang 
diajarkan. 
5. Perencanaan waktu belum diorganisasikan dengan baik sehingga waktu tidak 
efektif. 
1.3 Pembatasan Masalah 
Mengingat keterbatasan peneliti baik dari segi kemampuan waktu dan 
biaya maka peneliti membatasi permasalahan yang diteliti. Adapun batasan 
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Penerapan Metode inkuiri 
dalam pembelajaran sains untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Taman 
Kanak-Kanak di TK Melati T.A. 2014/2015”.
5 
1.4 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam 
penelitian ini adalah 
1. Bagaimana aktivitas belajar anak dalam pembelajaran sains di TK Melati 
sebelum menggunakan metode pembelajaran inkuiri ? 
2. Bagaimana aktivitas belajar anak dalam pembelajaran sains di TK Melati 
setelah menggunakan metode pembelajaran inkuiri ? 
3. Bagaimana pengaruh metode inkuiri terhadap aktivitas belajar anak di TK 
Melati terhadap pembelajaran sains ? 
1.5 Tujuan Penelitian 
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar anak dalam pemahaman sains di TK 
Melati sebelum menggunakan metode pembelajaran inkuiri. 
2. Untuk mengetahui aktivitas belajar anak dalam pemahaman sains di TK 
Melati setelah menggunakan metode pembelajaran inkuiri. 
3. Untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran sains di 
TK Melati terhadap pembelajaran sains.
6 
1.6 Manfaat Penelitian 
Penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis 
hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori ilmu 
pendidikan. Adapun secara praktis manfaat dari hasil penelitian ini adalah: 
1. Manfaat Umum: 
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi 
perkembangan ilmu pengetahuan tentang metede proses belajar mengajar 
yang efektif dalam menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah belajar 
anak, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan anak. 
2. Manfaat Khusus: 
a. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan untuk perbaikan 
kekurangan dalam pemahaman sains. 
b. Bagi guru, diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki dan 
melakukan penerapan model kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi. 
c. Bagi anak diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar setelah 
diadakannya perlakuan dalam penelitian ini. 
d. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bukti ilmiah dalam dunia 
pendidikan. 
e. Bagi peneliti, dapat meningkatkan keterampilan peneliti dalam 
menerapkan penggunaan metode inkuiri.
7 
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
2.1. Kerangka Teoritis 
2.1.1. Hakikat Aktivitas Belajar 
2.1.1.1. Definisi Aktivitas Belajar 
Hamalik (2010:176) menyatakan asas aktivitas digunakan dalam 
semua model mengajar, baik model dalam kelas maupun model diluar kelas. 
Hanya saja penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan 
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada 
orientasi s ekolah yang menggunakan jenis kegiatan itu. Menurut pandangan 
ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut padangan 
ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh peserta didik. 
Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta 
didik, karena memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bersentuhan 
dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan 
demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. 
Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah 
berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar 
kalau tidak ada aktivitas. 
Menurut Sanjaya (2011:132) aktivitas belajar bukanlah menghafal 
sejumlah fakta atau informasi. Melainkan berbuat, memperoleh pengalaman 
tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi 
pembelajaran harus mampu mendorong aktivitas siswa.
8 
Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah 
keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam 
kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan 
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. 
2.1.1.2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar 
Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul B. 
Diedric (dalam Sardiman, 2011: 101) adalah sebagai berikut: 
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, 
memperhatikan gambar Kerja Lapangan, Inkuiri, Dan Diskusi, 
percobaan, pekerjaan orang lain. 
2. Oral Activities, seperti menyatakan merumuskan, bertanya, memberi 
saran, berpendapat, diskusi, interupsi. 
3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, 
diskusi, musik, pidato. 
4. Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, 
menyalin. 
5. Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 
6. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan 
percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, 
beternak. 
7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, 
memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.
9 
8. Emotional Activities, seperti misalnya, merasa bosan, gugup, melamun, 
berani, tenang. 
Rousseau (dalam Sardiman, 2011: 96), memberikan penjelasan 
“Pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman 
sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang 
diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”. Oleh karena itu, 
aktivitas yang dilakukan oleh anak dapat dilakukan baik secara jasmani 
maupun rohani dan aktivitas anak taman kanak-kanak selama proses belajar 
mengajar merupakan salah satu indicator adanya keinginan untuk belajar. 
Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukan 
bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai 
macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah 
akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat 
aktivitas berlajar yang maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya 
sebagai pusat dan trasformasi kebudayaan. Kreativitas guru mutlak diperlukan 
agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang sangat bervariasi itu. Dari jenis– 
jenis aktivitas belajar yang dikemukakan di atas maka dijadikan sebagai 
pedoman membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam proses 
pembelajaran. 
Sagala (2011: 124) menyatakan bahwa ada beberapa aktivitas kejiwaan 
yang berhubungan erat dengan psikologi pendidikan yaitu: 
1) Pengamatan Indera 
Setiap manusia yang sehat mentalnya dapat mengenal lingkungan fisik
10 
yang nyata, baik di dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya dengan 
menggunakan organ-organ indranya. Para ahli psikologi membedakan lima 
macam modalitas pengamatan yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, 
perasaan, dan perabaan. Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang 
memungkinkan seseorang menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai bahan 
yang teramati. 
2) Tanggapan 
Tanggapan diperoleh dari pengindraan dan pengamatan. Johann 
Frederich Herbart mengemukakan bahwa tanggapan ialah merupakan unsur 
dasar dari jiwa manusia. 
3) Fantasi 
Fantasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas imajinasi untuk 
membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan 
lama yang telah ada, dan tanggapan yang baru itu tidak harus sama 
atau sesuai dengan benda-benda yang ada. Fantasi itu dilikiskan sebagai 
fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinir, 
dimana aktivitas imajinasi itu melampaui dunia nyata. 
4) Ingatan 
Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan 
pengecaman secara aktif. Fungsi ingatan meliputi tiga aktivitas yaitu: (1) 
mencamkan, yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan; (2) menyimpan
11 
kesan-kesan; dan (3) mereproduksi kesan-kesan. Atas inilah ingatan 
didefinisikan sebagai kecapan untuk menerima, menyimpan, dan 
memproduksikan kesan-kesan. 
5) Pikiran dan Berpikir 
Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian 
pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Akal adalah 
sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran. Sedangkan berpikir berarti 
meletakkan antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Berpikir 
sebagai proses menentukan hubungan-hubungan secara bermakna antara 
aspek-aspek dari suatu bagian pengetahuan. Sedangkan bentuk aktivitas 
berpikir merupakan merupakan tingkah laku simbolis, karena seluruh aktivitas ini 
berhubungan dengan atau mengenai penggantian hal-hal yang konkret. 
6) Perhatian 
Perhatian dapat diartikan dua macam yaitu: (1) perhatian adalah 
pemusatan tenaga/ kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek dan (2) perhatian 
adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitas yang 
dilakukan. 
7) Perasaan 
Perasaan adalah pengalaman yang bersifat efektif, yang dihayati sebagai 
suka (pleasentness) atau ketidaksukaan (unpleasentness) yang timbul karena 
adanya perangsang-perangsang tertentu.
12 
8) Kemauan 
Kemauan bukanlah aktivitas maupun usaha kejiwaan, melainkan kekuatan 
atau kehendak untuk memilih dan merealisasi suatu tujuan yang merupakan 
pilihan diantara berbagai tujuan yang bertentangan. Kekuatan kemauan bereaksi 
apabila dipancing oleh adanya usaha memenuhi kebutuhan. 
2.1.1.3. Prinsip – Prinsip Aktivitas Belajar 
Prinsip aktivitas dalam belajar dapat dilihat dari perkembangan konsep 
jiwa menurut ilmu jiwa. Berdasarkan unsur kejiwaan subjek belajar akan 
diketahui prinsip belajar yang terjadi. Untuk melihat prinsip aktivitas belajar 
dari sudut pandangan ilmu jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi dua 
pandangan yaitu : 
1) Menurut pandangan ilmu jiwa lama 
John Locke dengan konsepnya Tabularasa, mengibaratkan jiwa 
seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis. Kertas putih ini 
kemudian akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar. Terserah kepada 
unsur dari luar yang akan menulis, mau ditulis merah atau hijau, kertas ini 
akan bersifat reseptif. Konsep semacam ini kemudian ditrasfer ke dalam 
dunia pendidikan. (Sardiman, 2011 : 98). Berdasarkan konsep tersebut s iswa 
ibarat botol kosong yang diisi air oleh sang guru. Gurulah yang 
menentukan bahan dan metode, sedangkan siswa menerima begitu saja. 
Aktivitas anak terutama terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab 
pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Mereka para siswa hanya
13 
bekerja karena atas perintah guru, menurut cara yang ditentukan guru, 
begitu juga berfikir menurut yang digariskan oleh guru. Dalam proses 
belajar-mengajar semacam ini tidak mendorong siswa untuk berfikir dan 
beraktivitas. Tetapi yang banyak beraktivitas adalah guru yang dapat 
menentukan segala sesuatu yang dikehendaki. Hal ini sudah tidak sesuai 
dengan hakikat pribadi anak didik sebagai subjek belajar. 
2) Menurut pandangan ilmu jiwa modern 
Menurut pandangan ilmu jiwa modern meterjemahkan jiwa manusia 
sebagai suatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena 
itu, secara alami anak didik akan menjadi aktif, karena adanya motivasi dan 
didorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai 
organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang. Oleh sebab itu, tugas 
pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik 
dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini, anaklah yang 
beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri. (Sardiman, 2011: 99). Pada 
hakekatnya berdasarkan pandangan ilmu jiwa modern dapat diketahui bahwa 
siswa sudah memiliki potensi untuk melakukan sesuatu. Sehingga dalam 
proses pembelajaran guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk 
melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran dengan cara memfasilitasi 
dan menciptakan kondisi belajar yang memberikan kesempatan kepada 
peserta didik untuk melakukan aktivitas sebanyak mungkin guna membantu 
siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya.
14 
2.1.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar 
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang adalah sebagai 
berikut: 
1) Faktor Intern 
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu/siswa itu 
sendiri yang meliputi: 
a) Kecerdasan/intelegensi 
Menurut Slameto (2010: 56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang 
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang 
rendah. ” Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui siswa yang 
mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam 
belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang 
kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan 
intelegensi adalah salah satu diantara faktor yang lain. Faktor kecerdasan 
memiliki arti yang penting yang mempengaruhi prestasi belajar siswa 
karena kecerdasan merupakan kemampuan belajar disertai kecakapan untuk 
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat 
ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu 
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. 
Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang 
berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang 
anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi 
dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor 
intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar 
mengajar.
15 
b) Bakat 
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan 
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Setiap 
siswa memiliki bakat tertentu yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. 
Bakat inilah yang mempengaruhi prestasi belajar pada bidang-bidang tertentu 
sesuai dengan bakat yang dimiliki oleh siswa. 
c) Minat 
Menurut Slameto (2010: 57) Minat adalah kecenderungan yang tetap 
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar 
pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari 
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, 
karena tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bahan pelajaran 
yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena 
minat menambah kegiatan belajar. 
Sardiman (2011: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang 
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang 
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. 
” Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya 
terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa 
lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan 
belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran 
di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk
16 
melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan 
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila 
seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan 
terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat 
tercapai sesuai dengan keinginannya. 
Minat seseorang dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : 
(1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan 
(2) Menghubungkan dengan suatu persoalan pengalaman yang lampau 
(3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik 
(4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar 
d) Motivasi 
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut 
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan 
belajar. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua 
macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi 
instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri 
seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu 
pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan 
motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan 
siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Motivasi dalam belajar adalah 
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Uno (2011: 23) belajar adalah 
perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi 
sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi
17 
tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Hakikat motivasi belajar adalah 
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk 
mengadakan perubahan tingkah laku. Dalam memberikan motivasi seorang 
guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan 
perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam 
diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. 
Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan 
kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. 
2) Faktor Ekstern 
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi 
belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Menurut Slameto (2010: 60) faktor 
ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan 
sekolah dan lingkungan masyarakat. 
a) Keadaan Keluarga 
Hamdani (2011: 143) menyatakan bahwa keluarga yang sehat besar 
artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran 
besar, yaitu pendidikan bangasa, negara dan dunia. Keluarga merupakan 
lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan 
dibesarkan. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam 
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang 
akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah 
satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
18 
b) Keadaan Sekolah 
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat 
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan 
sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan 
sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, 
alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang 
baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. 
c) Lingkungan Masyarakat 
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor 
yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses 
pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar 
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan 
sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak 
itu berada. 
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian 
anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu 
menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh 
karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan 
temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan 
membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana 
temannya.
19 
2.1.2. Hakikat Pembelajaran Sains 
2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran Sains 
Rumanta (2013: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu 
dilatih dalam pembelajaran sains meliputi ketrampilan proses dasar misalnya 
mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal 
hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya 
merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, 
menentukan variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, 
menganalisis dan mensintesis data. 
Hanya saja pembelajaran sains di Taman Kanak-Kanak belum 
mengarah ke konsep dasar pendidikan sains pada umumnya di SD, SMP. 
SMA dan bahkan di Perguruan Tinggi. Sehingga perlu diciptakan kondisi 
pembelajaran tentang pemahaman pembelajaran sains di Taman Knak-Kanak 
yang dapat mendorong anak untuk aktif dan ingin tahu. 
Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi 
terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi 
akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan 
investigasi tersebut perlu digeneralisir agar peserta didik memiliki 
pemahaman konsep yang baik. Untuk itu peserta didik perlu di bimbing 
berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep Pemahaman 
pembelajaran sains yang dilakukan, anak perlu memferifikasi dan menerapkan 
suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secara 
deduktif. Kegiatan belajar sains seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah 
dalam diri anak meskipun secara sederhana. Dengan demikian dapat 
disimpulkan bahwa hakikat sains meliputi beberapa aspek yaitu faktual,
20 
keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses penemuan, 
berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap ilmiah. 
2.1.3. Metode Pembelajaran Inkuiri 
2.1.3.1. Pengertian Metode Inkuiri 
Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen 
penting dalam pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang 
dalam inovasi atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan 
penemuan atau inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui 
keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan 
guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan 
yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka 
sendiri. 
Piaget memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang 
mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. 
Mengajukan pertayaan-pertayaan dan mencari sendiri jawaban atas pertayaan 
yang mereka ajukan (Piaget dalam Sofan dan Iif, 2010: 103). 
Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar 
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan 
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat 
merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri (M. Gellu dalam Sofan 
dan Lif, 2010: 103). 
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan 
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam
21 
pembekajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, 
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. 
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat peneliti simpulkan metode 
inkuiri adalah suatu pendekatan yang digunakan guru dalam mencapai tujuan 
dengan siswa yaitu dengan cara siswa mancari dan menyelidiki secara sistematis, 
kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri 
penemuannya dengan penuh percaya diri. 
2.1.3.2. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri 
Pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri, di antaranya: 
1) pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal 
untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri 
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, 
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui 
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan 
sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. 
2) seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan 
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga 
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan 
demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai 
satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator 
dan motivatorbelajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan
22 
melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan 
guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam 
melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas 
mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan 
fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman 
kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok. 
3) tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan 
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan 
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan 
demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk 
menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat 
menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai 
pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara 
optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan 
berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. 
2.1.3.3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri 
Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini: 
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari 
pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan 
demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga 
berorientasi pada proses belajar.
23 
2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses 
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, 
bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai 
proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, 
tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 
3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan 
pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa 
untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan 
sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk 
bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, 
pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan 
selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang 
dipelajarinya. 
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah 
fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), 
yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir 
adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. 
5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran 
yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus 
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk 
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan 
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
24 
2.1.3.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri 
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, 
karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: 
1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada 
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, 
sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih 
bermakna. 
2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar 
sesuai dengan gaya belajarmereka. 
3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan 
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah 
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 
4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki 
kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan 
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. 
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, 
di antaranya: 
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan 
kebiasaan siswa dalam belajar.
25 
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu 
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu 
yang telah ditentukan. 
4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa 
menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit 
diimplementasikan. 
2.1.3.5. Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Inkuiri 
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode 
pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah- langkah sebagai berikut : 
1) Orientasi 
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim 
pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar 
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah ini guru harus 
merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.langkah 
orientasi merupakan langkah yang sangat penting karena keberhasilan SPI 
sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan 
kemampuannya dalam memecahkan masalah. 
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi yaitu : 
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang siharapkan dapat 
tercapai oleh siswa. 
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa 
untuk mencapai tujuan. 
c. Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar, hal ini dapat 
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
26 
2) Merumuskan masalah 
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu 
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah 
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. 
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan 
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban 
yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi 
inkuiri. 
Beberapa hal yang hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, 
diantara : 
a. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa 
b. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang 
jawabannya pasti 
c. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah 
diketahui terlebih dahulu oleh siswa 
3) Merumuskan hipotesis 
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang 
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya. 
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan 
berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajikan berbagai pertanyaan 
yang dapat mendorong siswa untuk dapat mendorong siswa untuk dapat 
merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan 
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
27 
4) Mengumpulkan data 
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang 
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru 
dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat 
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. 
5) Menguji hipotesis 
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap 
diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan 
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari 
tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. 
6) Merumuskan kesimpulan 
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang 
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan 
yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada siswa data mana yang 
relevan. 
2.2. Kerangka Berpikir 
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari yang pada umumnya 
berlangsung di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas 
belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek yaitu dari guru dan anak. 
Dari segi peserta didik, belajar dialami sebagai proses mental dalam
28 
menghadapi bahan pelajaran yang disajikan guru di sekolah. Melalui guru, 
anak mendapat beragam kemampuan keterampilan, dan sikap yang dapat 
diukur melalui perubahan serta meningkatnya ketiga kemampuan tersebut. 
Pembelajaran Sains di Taman Kanak-Kanak masih banyak dilakukan 
secara konvensional/tradisional (pembelajaran berpusat pada guru) serta 
lemahnya kemampuan guru dalam mendorong dan memotivasi anak 
menjadikan prestasi belajar sains masih rendah bila dibandingkan dengan 
pembelajaran lainnya. Adapun yang harus dilakukan agar pembelajaran sains 
ini tercapai, maka disusunlah langkah-langkah sebagai berikut : Guru 
menyampaikan ingin kompetensi yang di capai, Guru menyajikan gambaran 
sekilas materi yang akan di sampaikan, Menyiapkan bahan atau alat yang di 
perlukan, Setelah langkah ini dilaksanakan dengan baik, maka guru membuat 
kesimpulan akhir dengan melakukan tes berupa pertanyaan-pertanyaan pada 
pembelajaran sains di Taman Kanak-kanak. Dan dengan tes hasil belajar 
tentang pembelajaran sains ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam 
penelitian tindakan kelas ini berhasil atau tidak. Harapan dalam penelitian ini, 
agar peserta didik mampu meningkatkan hasil belajar tentang pembelajaran 
sains di Taman Kanak-Kanak. 
2.3. Hipotesis Tindakan 
Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka, dan hasil-hasil penelitian 
yang relevan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Penerapan Metode 
Inkuiri Dalam Pembelajaran Sains Dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak 
Taman Kanak-Kanak”
29 
BAB III 
METODE PENELITIAN 
3.1. Metode Penelitian 
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action 
Research) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan 
pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah 
dilaksanakan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang 
berguna untuk mengungkapkan kesulitan belajar siswa dalam proses pembelajaran 
serta cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai upaya untuk 
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tersebut. 
Menurut Arikunto, (2010:16) menyatakan bahwa secara garis besar dalam 
tiap siklus itu terhadap empat tahap yang dilalui dalam melaksanakan penelitian 
tindakan kelas, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi 
(observing) dan refleksi (reflecting). 
Pada setiap penelitian dalam ilmu pengetahuan umumnya bertujuan untuk 
menemukan dan mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu ilmu 
pengetahuan. Metode penelitian adalah cara yang dilakukan peneliti untuk 
mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam 
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). 
Sesuai dengan langkah-langkah PTK maka pada tahap awal, Peneliti 
mempersiapkan materi yang akan disajikan, menyusun perencanaan perbaikan 
pembelajaran, serta menyiapkan alat dan media pembelajaran yang sesuai dan
30 
metode pembelajaran. Setelah melalui tahap persiapan, Peneliti masuk ketahap 
tindakan yang merupakan perbaikan pembelajaran yang dibagi masing-masing 
dalam tiga siklus. Dan prosedur selanjutnya Peneliti melakukan pengamatan, 
sedangkan perosedur terakhir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah 
melakukan refleksi. 
3.2. Lokasi (Tempat) dan Waktu Penelitian 
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di TK Melati. Yang beralamat di Jl. 
T.S. Muhammad Syah kecamatan Stabat kabupaten Langkat. Dan penelitian ini 
dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai bulan Oktober 2014. 
3.3. Populasi dan Sampel 
Populasi dalam penelitian ini adalah TK B dengan jumlah siswa 15 orang, 
terdiri dari laki-laki 7 orang dan perempuan 8 orang. Sampel dalam penelitian ini 
adalah sampel jenuh yaitu semua anak di TK B yang berjumlah 15 orang. 
3.4. Devinisi Operasional 
di bawah ini akan didefinisikan variable-variabel yang ada pada penelitian, 
yaitu: 
Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah bahwa peneliti 
memperhatikan dan menilai dari kemampuan setiap individu atau setiap 
parasiswa dalam aktivitas belajar pada pelajaran sains melalui metode inkuiri. 
Seperti yang telah dijelaskan oleh penulis dari jombang (dalam asmani, 
2010:2011) menyatakan bahwa guru hanya memfasilitator sedangkan siswa
31 
yang aktif, keaktifan anak belajar dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif 
pula. 
Pembelajaran sains dengan metode inkuiri adalah : 
Pengembangan bpembelajaran sains pada anak, termasuk pengembangan 
bidang lainnya memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu 
meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang 
diharapkan. Menurut semiawan dkk (1990:17) keterampilan proses-proses yang 
paling mendasar dan perlu dimiliki siswa dalam mempelajari sains antara lain 
keterampilan-keterampilan dalam: mengobservasi, menghitung, mengukur, 
mengklasifikasi, mencari hubungan ruang atau wkatu, membuat hipotesis, 
merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun 
kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan konsep, dan 
mengkomunikasikan. 
Menurut sumantri, (1990: 164) menyatakan metode pembelajaran 
inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan pada 
anak untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode 
inkuiri dalam penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing (guided inkuiri) 
dimana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, 
menganalisis dan mengambil hasil kesimpulan secara mandiri, sedangkan 
dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan penunjang guru hanya sebagai 
fasilitator.
32 
3.5. Desain Penelitian 
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang di dalamnya terdapat empat 
tahapan utama, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi seperti yang 
digambarkan dibawah ini: 
Gambar 3.1. Skema PTK Menurut Arikunto (2010:16)
33 
3.5.1. Siklus I 
a) Tahap Perencanaan 
Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah merencanakan tindakan 
yang akan dilakukan yaitu berupa skenario pembelajaran. Kegiatan yang 
dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut : 
1) Menentukan tema sesuai kurikulum, 
2) Menyusun rencana pembelajaran dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian 
(RKH), 
3) Mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiri, 
pembelajaran Sains. 
4) Membuat setting kelas dan Mempersiapkan media, bahan, dan alat sumber 
belajar. 
5) Membuat lembar kisi-kisi observasi untuk mengamati pembelajaran. 
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan 
Setelah tahap perencanaan disusun, maka tahap selanjutnya adalah 
melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan RKH. 
Pelaksanaan tindakan tersebut yaitu: dalam pelaksanaan tindakan peneliti yang 
,menjadikan guru, sedangkan guru ikut dilibatkan sebagai observer yang 
tugasnya memberikan kritik dan masukan yang berguna dalam proses 
selanjutnya. Proses Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RKH yang 
telah dirancang, dan menonjolkan kegiatan pembelajaran yang ingin 
diterapkan yaitu: pembelajaran sains. Pelaksanaan setiap siklus berlangsung 
sebanyak 2 kali pertemuan.
34 
c) Tahap Observasi/pengamatan 
Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan 
rencana yang telah ditetapkan sekaligus mengetahui sejauh mana tindakan 
dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Peneliti 
juga dapat melihat kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sewaktu 
pembelajaran berlangsung. 
d) Tahap Refleksi 
Tahap refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan pedoman 
mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang 
diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya di temukan kelebihan dan 
kekurangan, dimana jika ditemukan kekurangan maka akan dilakukan tindakan 
perbaikan pada siklus II. 
Setelah siklus I dijalankan dan hasil yang dicapai belum sesuai dengan 
yang diharapkan, maka dilakukan kembali tahap-tahap diatas untuk dilakukan 
pada siklus II dan siklus selanjutnya sampai hasil belajar yang diharapkan 
tercapai. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan setelah melakukan perbaikan-perbaikan 
pada rencana pembelajaran dan tindakan yang akan dilakukan 
dengan urutan-urutan seperti yang dilaksanakan pada siklus I.
35 
3.5.2. Siklus II 
a) Tahap Perencanaan 
Tahap ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam 
menyelesaikan pertanyaan - pertanyaan yang disajikan yang bersumber dari 
materi “tumbuhan hijau” dalam pelajaran sains setelah dilakukan tindakan 
pertama. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa perbaikan skenario 
pembelajaran (RKH) yang disesuaikan refleksi tindakan pada siklus I dengan 
langkah-langkah sebagai berikut : 
1) Mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan mencari alternatif 
pemecahan masalah. 
2) Memperbaiki penyusunan RKH. 
3) Mengembangkan kembali indikator pencapaian hasil belajar. 
4) Mengembangkan skenario pembelajaran dengan baik. 
5) Menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan 
pembelajaran. 
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan 
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana 
pembelajaran yang telah direncanakan, berupa proses pembelajaran sesuai dengan 
rencana pembelajaran dan disesuaikan dengan hasil refleksi siklus I. Adapun 
skenario pembelajaran yang dilakukan adalah : 
1) Pada siklus II ini, peneliti lebih membimbing siswa yang memiliki 
kelemahan pada siklus I sebelumnya. Kemudian meningkatkan proses-proses 
yang kurang pada saat siklus I berlangsung.
36 
2) Anak diberi kesempatan untuk melakukan seluruh kegiatan dan selama 
pembelajaran berlangsung. 
3) Anak diberi banyak kesempatan untuk bertanya tentang kegiatan yang 
dilakukan dalam pembelajaran sains. 
4) Anak diberikan tugas untuk mengamati dan member kesimpulan secara 
sederhana tentang hasil pembelajaran sains. 
c) Tahap Observasi 
Observasi yang dilaksanakan meliputi pengamatan secara langsung proses 
pembelajaran di kelas. Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas guru dalam 
pembelajaran. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tindakan 
dengan rencana yang telah disusun dan berguna untuk mengetahui sejauh mana 
pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan sesuai dengan yang 
dikehendaki. 
d) Tahap Refleksi 
Pada akhir siklus II siswa diberikan pertanyaan individu. Kegiatan ini 
dilakukan melihat hasil perkembangan aktivitas belajar anak yang diberikan 
oleh peneliti setelah diterapkannya metode inkuiri. Refleksi ini dilakukan untuk 
menarik kesimpulan dan hasil tindakan pada siklus II.
37 
3.6 Teknik Pengumpulan Data 
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, alat pengukur data yang 
digunakan adalah: 
3.6.1. Lembar Observasi 
Pengumpulan data dengan observasi dilakukan selama proses pembelajaran 
berlangsung dibantu oleh guru kelas. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui 
bagaimana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan aktivitas siswa 
baik melibatkan seluruh domain belajar (kognitif, afektif, psikomotorik) dan 
semua aspek perkembangan anak ( NAM, Kognitif, Motorik kasar dan halus, 
Sosem dan Bahasa) sehingga anak menjadi lebih aktif dalam kegiatan 
pembelajaran.
38 
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Kriteria Bagi Siswa 
Berilah tanda ceklis pada kolom yang disediakan! 
No. 
Jenis 
Aktivitas 
Indikator 
Deskriptor Kemunculan 
Aktivitas Belajar Siswa 
Skor 
4 3 2 1 
1 
Visual 
Activities 
 Menyimak penjelasan 
guru 
1. Siswa 
memperhatikan/menyima 
k penjelasan guru di 
depan kelas 
 Membaca 
prtunjuk yang 
diberikan oleh 
guru 
1. Siswa memperhatikan 
petunjuk yang diberikan 
guru untuk mengerjakan 
tugas 
2. Siswa memperhatikan/ 
menyimak penjelasan 
teman saat berdiskusi 
3. Siswa membaca buku 
pegangan 
2 
Oral 
Activities 
 Bertanya 
1. Siswa bertanya kepada 
guru atau teman 
 Memberi saran 
1. Siswa aktif dalam 
berdiskusi 
 Mengemukakan 
Pendapat 
1. Siswa aktif menjawab 
pertanyaan guru atau
39 
teman 
 Berdiskusi 
1. Siswa aktif 
mengemukakan pedapat 
tentang materi yang 
sedang dipelajari 
3 
Listening 
Activities 
Mendengarkan 
pertanyaan 
Siswa mendengarkan 
penjelasan guru tentang 
materi yang dipelajari 
 Mendengarkan 
jawaban 
1. Siswa mendengarkan 
penjelasan teman dalam 
berdiskusi 
2. Siswa mendengarkan 
pernyataan guru atau 
teman 
 Mendengarkan 
penjelasan guru 
atau teman 
1. Siswa mendengarkan 
jawaban atau pendapat 
teman 
4 
Writing 
Activities 
Mencatat hal-hal 
penting dari buku 
1. Siswa mencatat hal-hal 
dari buku 
berdasarkan materi 
pembelajaran alat 
pencernaan
40 
 Mencatat hal-hal 
penting dalam 
diskusi 
 Mengerjakan 
tugas/soal 
Keterangan : 
1. Siswa mencatat hal-hal 
penting dari diskusi 
kelompok yang dilakukan 
2. Siswa membuat laporan 
hasil diskusi secara 
sederhana 
1. Siswa mengerjakan 
tugas/soal yang diberikan 
guru 
Jumlah Skor 
1. Sangat Baik : Jika melakukan 4 deskriptor. 
2. Baik : Jika melakukan 3 deskriptor. 
3. Kurang Baik : Jika melakukan 2 deskriptor. 
4. Tidak Baik : Jika melakukan 1 deskriptor.
41 
Tabel 3.2. Lembar Observasi Penilaian Kriteria Bagi Guru Pada 
Penggunaan Metode Inkuiri 
Berilah tanda ceklis pada kolom yang disediakan! 
Indikator Deskriptor Skor 
4 3 2 1 
A. Membuka 
pelajaran 
Menarik perhatian siswa 
Menjelaskan tujuan 
pembelajara 
Memberikan motivasi 
B. Penggunaan 
Waktu dan 
Strategi 
Pembelajaran 
Menyediakan sumber 
belajar dan alat bantu 
pelajaran 
Melaksanakan kegiatan 
pembelajaran sesuai dengan 
pembelajaran yang berurut 
Menggunakan waktu 
pembelajaran secara efektif 
dan efisien 
Menggunakan metode yang 
sesuai dengan pelajaran 
C. Melibatkan Siswa Memotivasi siswa agar
42 
Dalam Proses 
Pembelajaran 
berpartisipasi dalam 
pelajaran 
Upaya guru melibatkan 
siswa dalam proses 
pembelajaran 
Mengamati kegiatan siswa 
dalam menggunakan alat 
peraga dan menyelesaikan 
tugas yang diberikan 
D. Komunikasi 
Dengan Siswa 
Pengungkapan pertanyaan 
dengan jelas dan tepat 
Memberikan respon atas 
pertanyaan siswa 
Mengembangkan 
keberanian siswa dalam 
mengungkapkan pendapat 
atau komentar 
E. Menutup 
Pelajaran 
Merangkum isi pelajaran 
Jumlah Skor = Persentase Kriteria =
43 
Keterangan : 
1. Sangat Baik : Jika melakukan 4 deskriptor. 
2. Baik : Jika melakukan 3 deskriptor. 
3. Kurang Baik : Jika melakukan 2 deskriptor. 
4. Tidak Baik : Jika melakukan 1 deskriptor. 
3.6.2. Angket 
Angket tentang aktivitas belajar siswa diberikan setelah pelaksanaan 
tindakan dilakukan tiap siklus. 
Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar Siswa 
Nama Siswa : 
Kelas : 
No 
Aspek Yang 
Dinilai 
Deskriptor 
Ceklis 
Skala 
Penilaian 
(√) 
Jumlah 
1 Pemahaman 
Terhadap 
Materi Yang 
Disampaikan 
1.Cepat menangkap materi yang 
disampaikan oleh guru. 
2.Timbulnya rasa ingin tahu. 
3.Tidak perlu dijelaskan berulang-
44 
Guru ulang. 
4.Adanya rasa penasaran dengan 
kelanjutan materi. 
2 Kemampuan 
Melaksanakan 
Pembelajaran 
Dengan Baik 
1.Dapat menjelaskan pembelajaran 
latihan dengan baik. 
2.Teknik penyusunan pertanyaan. 
3.Pengelolaan kegiatan belajar. 
4.Memberikan penghargaan individu 
dan kelompok. 
3 Keaktifan 
Dalam Proses 
Pembelajaran 
1.Ada respon yang baik kepada guru. 
2.Ada umpan balik siswa kepada 
guru. 
3.Antusias mengikuti proses 
pembelajaran dalam kelompok. 
4.Motivasi siswa yang tinggi. 
4 Kemampuan 
Bertanya 
1.Berani mengajukan pertanyaan 
tentang hal yang belum 
dimengerti. 
2.Selain bertanya, siswa juga 
mendapatkan jawaban yang benar 
dari guru. 
3.Pertanyaan yang diajukan tidak lari 
dari pembahasan. 
4.Tidak cepat merasa puas dengan
45 
materi yang belum dimengerti. 
5 Kesungguhan 1.Mendengarkan dengan baik 
penjelasan guru. 
2.Memperhatikan Guru. 
3.Konsentrasi. 
6. Materi 
Pembelajaran 
1. Siswa bisa membedakan jenis 
tumbuhan. 
2. Memahami proses fotosintesis. 
3. Membedakan tanaman dikotil dan 
monokotil. 
4. Memahami proses 
perkembangbiakan tanaman hijau. 
JUMLAH 
3.7. Teknik Analisis Data 
Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar observasi yang terlihat 
dari aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dikelas. Data yang 
diperoleh dianalisis secara deskriptif berdasarkan tahap keberhasilan tindakan 
yaitu dari frekuensi kemunculan indikator pada lembar observasi.
46 
Adapun yang menjadi analisis data aktivitas siswa adalah sebagai berikut: 
a. Ketercapaian Aktivitas Siswa Secara Individu 
Ketercapaian aktivitas siswa secara individu dapat diketahui dengan 
menghitung persentase keberhasilan yang diperoleh setiap individu dari hasil 
observasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 
PH = 
B 
N 
x 100 
Dimana : PH = persentase aktivitas belajar 
B = skor yang di peroleh siswa 
N = skor maksimum 
Sedangkan skor keaktifan yang di nilai adalah sebagai berikut : 
65 – 100 dikatakan aktif 
0 – 64 dikatakan tidak aktif 
( Purwoko dalam Bronto Suseno, 2006:103) 
b. Ketercapaian Aktivitas Siswa Secara Klasikal 
Ketercapaian aktivitas siswa secara klasikal dapat diketahui dengan 
menghitung persentase keberhasilan klasikal siswa dengan menggunakan rumus 
sebagai berikut : 
P = 
푓 
푛 
x 100% 
(Sudjana, 2009)
47 
Dimana : P = nilai persentase yang diperoleh 
f = jumlah siswa yang mengalami perubahan 
n = jumlah banyaknya individu 
Adapun kriteria penilaian observasi yang digunakan adalah konvensi nilai 
angka menjadi huruf yang di taksir secara kualitatif yaitu : 
Tabel. 3.4 
Konvensi Skala Lima Absolut 
No. Persentase Keberhasilan 
Tindakan 
Taraf 
Keberhasilan 
Nilai Dengan Huruf 
1. 85% - 100% Baik sekali A 
2. 75% - 84% Baik B 
3. 65% - 74% Cukup C 
4. 55% - 64% Kurang D 
5. 0% - 54% Tidak Lulus E
48 
2. Aktivitas Siswa Untuk Tiap Jenis/Indikator 
Jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 22 orang dan setiap 
jenis atau indikator aktivitas terdapat 4 deskriptor yang diamati. 
Skor maksimal tiap indikator = Jumlah deskriptor x Jumlah siswa 
= 4 x 22 = 88 
Aktivitas siswa untuk tiap jenis atau indikator dikelompokkan menjadi 4 
kategori yaitu : baik sekali, baik, cukup, dan kurang. 
Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Untuk Tiap Indikator: 
Skor 67 ≥ 88 : Aktivitas baik sekali 
Skor 43 – 66 : Aktivitas baik 
Skor 23 – 44 : Aktivitas cukup 
Skor 0 – 22 : Aktivitas kurang 
(Dewi,2010)
49 
DAFTAR PUSTAKA 
Arikunto, Suharmisi Dkk (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi 
Aksara. 
Rasyid Harun, Mansyur (2008). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : CV 
WACANA PRIMA. 
Ansori Muhammad (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV WACANA 
PRIMA. 
Sudrajat Ahmad (2011). Pembelajaran Inkuiri.[online]. Tersedia : 
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran- inkuiri/. 
[2 Desember 2014].
50 
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR……………………………………………………….......i 
DATAR ISI……………………………………………………………………....ii 
BAB I .......................................................................................................................1 
PENDAHULUAN...................................................................................................1 
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1 
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................4 
1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................................4 
1.4 Rumusan Masalah........................................................................................5 
1.5 Tujuan Penelitian .........................................................................................5 
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................6 
BAB II......................................................................................................................7 
KAJIAN PUSTAKA ..............................................................................................7 
2.1 Kerangka Teoritis .......................................................................................7 
2.1.1 Hakikat Aktivitas Belajar........................................................................7 
2.1.1.1 Definisi Aktivitas Belajar......................................................................7 
2.1.1.2 Jenis-Jenis Aktivitas Belajar ................................................................8 
2.1.1.3 Prinsip – Prinsip Aktivitas Belajar....................................................12 
2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar ..................14 
2.1.2 Hakikat Pembelajaran Sains ................................................................19 
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Sains .........................................................19 
2.1.3 Metode Pembelajaran Inkuiri...............................................................20 
2.1.3.1 Pengertian Metode Inkuiri .................................................................20 
2.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri...........................................................21 
2.1.3.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri .............................................22 
2.1.3.4 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ........................24 
2.1.3.5 Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Inkui ri .....................25 
2.2 Kerangka Berpikir .....................................................................................27 
2.3 Hipotesis Tindakan ...................................................................................28
51 
BAB III ..................................................................................................................29 
METODE PENELITIAN ...................................................................................29 
3.1 Metode Penelitian ......................................................................................29 
3.2 Lokasi (Tempat) dan Waktu Penelitian ..................................................30 
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................30 
3.4 Devinisi Operasional .................................................................................30 
3.5. Desain Penelitian ......................................................................................32 
3.5.1. Siklus I ....................................................................................................33 
3.5.2. Siklus II ..................................................................................................35 
3.6 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................37 
3.6.1. Lembar Observasi .................................................................................37 
3.6.2. Angket ....................................................................................................43 
3.7. Teknik Analisis Data ................................................................................45 
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................49

Contenu connexe

Tendances

Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapnasrun gayo
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaEdwien Senaen
 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniSuraya Atika
 
Tugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduTugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduJagal Bilowo
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amaliarichimaryadi
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Andri Tampani
 
Keterampilan dasar mengajar 2 ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
Keterampilan dasar mengajar 2  ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...Keterampilan dasar mengajar 2  ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
Keterampilan dasar mengajar 2 ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...Rachmah Safitri
 
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3Ismail Fizh
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)nu rokhman
 
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriKekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriAulia Musyarofah
 

Tendances (20)

Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkap
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
 
Proposal ptk jadi
Proposal ptk jadiProposal ptk jadi
Proposal ptk jadi
 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
 
Tugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduTugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpadu
 
KAEDAH PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAH
KAEDAH PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAHKAEDAH PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAH
KAEDAH PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAH
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amalia
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Esei 2
Esei 2Esei 2
Esei 2
 
Bagian i jadi (1)
Bagian i jadi (1)Bagian i jadi (1)
Bagian i jadi (1)
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi
 
Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3
 
Keterampilan dasar mengajar 2 ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
Keterampilan dasar mengajar 2  ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...Keterampilan dasar mengajar 2  ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
Keterampilan dasar mengajar 2 ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
 
Rph moral-tahun-2-2020
Rph moral-tahun-2-2020Rph moral-tahun-2-2020
Rph moral-tahun-2-2020
 
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Pkp Metode jigsaw
Pkp Metode  jigsawPkp Metode  jigsaw
Pkp Metode jigsaw
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)
 
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriKekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
 
Refleksi MTE3109
Refleksi MTE3109Refleksi MTE3109
Refleksi MTE3109
 

Similaire à Proposal penelitian

28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1Mairiza Nopia
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learningguestf6b63af
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...guestf6b63af
 
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sainsNurilza Salleh
 
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"suciherna
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"yuniasih331
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanAndriani Widi Astuti
 
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Tjoetnyak Izzatie
 
Makalah y prian budi purwanto
Makalah y prian budi purwantoMakalah y prian budi purwanto
Makalah y prian budi purwantoYohanes Purwanto
 
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar BiologiProblem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologiguestf6b63af
 
Soal ujian Landasan
Soal ujian LandasanSoal ujian Landasan
Soal ujian Landasanwindarti aja
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Boedi Santosa,
 

Similaire à Proposal penelitian (20)

28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
 
Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
 
Proposal pkp anti
Proposal  pkp  antiProposal  pkp  anti
Proposal pkp anti
 
Proposal pkp anti
Proposal  pkp  antiProposal  pkp  anti
Proposal pkp anti
 
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasan
 
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
 
Makalah y prian budi purwanto
Makalah y prian budi purwantoMakalah y prian budi purwanto
Makalah y prian budi purwanto
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
5 fasa needham
5 fasa needham5 fasa needham
5 fasa needham
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar BiologiProblem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
 
Soal ujian Landasan
Soal ujian LandasanSoal ujian Landasan
Soal ujian Landasan
 
Tugas PTK
Tugas PTKTugas PTK
Tugas PTK
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
 

Dernier

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHykbek
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 

Dernier (20)

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

Proposal penelitian

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman era globalisasi kemajuan bidang kehidupan begitu pesat, untuk dapat mengimbanginya maka haruslah dicetak Sumber Daya Manusia (SDM ) yang berkualitas. Di Negara berkembang seperti Indonesia Pendidikan Anak Usia Dini sangatlah diutamakan, karena membangun sumber daya manusia ibaratnya membangun gedung bertingkat, sebanyak tingkat dan setinggi apa pada gedung tersebut diharapkan, mestilah harus membangun pondasinya dahulu yang kokoh,pondasi pada pembangunan sumber daya manusia berwala dari Pendidikan Anak Usia Dini di Taman Kanak – Kanak. Keterampilan yang penting dan perlu dikenalkan sejak anak usia dini yaitu keterampilan proses sains. Menurut Nugraha (2008:1) mengemukakakn bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk meletakkan dasar keterampilan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. pembelajaran sains adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan secara langsung dalam masyarakat. Beberapa alasan Kesadaran pentingnya pembekalan sains akan semakin tinggi apabila menyadari bahwa manusia hidup didunia yang dinamis, berkembangan dan berubah terus menerus bahkan makin menuju masa depan, semakin komplek ruang lingkupnya, dan tentunya akan memerlukan sains. Anak-anak sebagai
  • 2. 2 generasi yag dipersiapkan untuk masa depan yang diduga akan semakin rumit, berat, dan banyak problemnya perlu dibekali dengan menguasaan sains yang memadai, tepat, bermakna dan fungsional dan menempatkan tujuan yang jelas pada setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini. Jadi focus program pengembangan pembekajaran sains hendaklah ditunjukkan untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik terhadap dunia dimana mereka hidup (Sumaji,1988). Metode Inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif anak terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap sains dan matematika (Haury,1993). Metode pembelajaran Inkuiri yakni dimana system pembelajaran harus didasarkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anak, dan guru pada system ini memiliki tugas tidak selalu menuntun anak, namun guru memfasilitasi anak untuk dapat menemukan pengetahuan itu sendiri sampai mencapai kesimpulan. Salah satu komponen yang penting pada metode inkuiri yaitu tidak ada target atau pencapaian tertentu yang harus dicapai oeleh seorang anak. Pembelajaran sains seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah mengingat pentingnya pembelajan sains. Anak meruapakan bagian dari bangsa dan bernegara ini mempunyai tanggung jawab mensukseskan pendidikan dengan cara yang sesuai dengan tingkat perkembangannya yaitu mengoptimalkan semua aspek perkembangan, yaitu perkembangan nam, kogniti, bahasa, psikomotorik dan social. Pembelajaran sains dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar sains.
  • 3. 3 Pembelajaran sains di Taman Kanak-Kanak masih banyak dilakukan secara konvensional/tradisional (pembelajaran berpusat pada guru) serta lemahnya kemampuan guru dalam mendorong dan memotivasi anak menjadikan prestasi ketrampilan sains masih rendah bila dibandingkan dengan pembelajaran yang lain. Pembelajaran sains selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan textbook oriented, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim karena siswa hanya melakukan kegiatan duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal, sehingga kurang menarik minat siswa dan membosankan yang akhirnya membuat siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diberikan. “keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan model pembelajaran”. Pemahaman Keterampilan sains dengan menyertakan strategi, model, dan media yang tepat akan menumbuhkan rasa ketertarikan anak dalam pemahaman sains yang dilaksanakan. Metode yang diterapkan oleh para guru untuk mendidik anak usia dini di TK dituntut harus ada modifikasi secara kreatif dan inovatif, untuk menghasilkan pendidikan yang menghasilkan anak yang berkualitas. Sehubungan dengan masalah yang dihadapi oleh para anak, maka harus segera dilakukan tindakan melalui penelitian dengan judul : “Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Taman Kanak-Kanak”. Diharapkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi anak dalam belajar, dibanding dengan metode yang biasa selama ini para guru terapkan dalam proses belajar mengajar di TK Melati.
  • 4. 4 1.2 Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian yaitu : 1. Siswa kurang memahami konsep dengan baik kemudian kurangnya motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. 2. Kemauan belajar anak terhadap keterampilan sains masih rendah. 3. Kurang tertarik dengan materi yang disajikan guru. 4. Strategi yang dipilih dan digunakan guru belum sesuai dengan materi yang diajarkan. 5. Perencanaan waktu belum diorganisasikan dengan baik sehingga waktu tidak efektif. 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan peneliti baik dari segi kemampuan waktu dan biaya maka peneliti membatasi permasalahan yang diteliti. Adapun batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Penerapan Metode inkuiri dalam pembelajaran sains untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Taman Kanak-Kanak di TK Melati T.A. 2014/2015”.
  • 5. 5 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana aktivitas belajar anak dalam pembelajaran sains di TK Melati sebelum menggunakan metode pembelajaran inkuiri ? 2. Bagaimana aktivitas belajar anak dalam pembelajaran sains di TK Melati setelah menggunakan metode pembelajaran inkuiri ? 3. Bagaimana pengaruh metode inkuiri terhadap aktivitas belajar anak di TK Melati terhadap pembelajaran sains ? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui aktivitas belajar anak dalam pemahaman sains di TK Melati sebelum menggunakan metode pembelajaran inkuiri. 2. Untuk mengetahui aktivitas belajar anak dalam pemahaman sains di TK Melati setelah menggunakan metode pembelajaran inkuiri. 3. Untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran sains di TK Melati terhadap pembelajaran sains.
  • 6. 6 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori ilmu pendidikan. Adapun secara praktis manfaat dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Umum: Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang metede proses belajar mengajar yang efektif dalam menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah belajar anak, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan anak. 2. Manfaat Khusus: a. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan untuk perbaikan kekurangan dalam pemahaman sains. b. Bagi guru, diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki dan melakukan penerapan model kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi. c. Bagi anak diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar setelah diadakannya perlakuan dalam penelitian ini. d. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bukti ilmiah dalam dunia pendidikan. e. Bagi peneliti, dapat meningkatkan keterampilan peneliti dalam menerapkan penggunaan metode inkuiri.
  • 7. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Hakikat Aktivitas Belajar 2.1.1.1. Definisi Aktivitas Belajar Hamalik (2010:176) menyatakan asas aktivitas digunakan dalam semua model mengajar, baik model dalam kelas maupun model diluar kelas. Hanya saja penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada orientasi s ekolah yang menggunakan jenis kegiatan itu. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut padangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh peserta didik. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Menurut Sanjaya (2011:132) aktivitas belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Melainkan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus mampu mendorong aktivitas siswa.
  • 8. 8 Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. 2.1.1.2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul B. Diedric (dalam Sardiman, 2011: 101) adalah sebagai berikut: 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar Kerja Lapangan, Inkuiri, Dan Diskusi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral Activities, seperti menyatakan merumuskan, bertanya, memberi saran, berpendapat, diskusi, interupsi. 3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, menyalin. 5. Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak. 7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.
  • 9. 9 8. Emotional Activities, seperti misalnya, merasa bosan, gugup, melamun, berani, tenang. Rousseau (dalam Sardiman, 2011: 96), memberikan penjelasan “Pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”. Oleh karena itu, aktivitas yang dilakukan oleh anak dapat dilakukan baik secara jasmani maupun rohani dan aktivitas anak taman kanak-kanak selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indicator adanya keinginan untuk belajar. Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas berlajar yang maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan trasformasi kebudayaan. Kreativitas guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang sangat bervariasi itu. Dari jenis– jenis aktivitas belajar yang dikemukakan di atas maka dijadikan sebagai pedoman membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Sagala (2011: 124) menyatakan bahwa ada beberapa aktivitas kejiwaan yang berhubungan erat dengan psikologi pendidikan yaitu: 1) Pengamatan Indera Setiap manusia yang sehat mentalnya dapat mengenal lingkungan fisik
  • 10. 10 yang nyata, baik di dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya dengan menggunakan organ-organ indranya. Para ahli psikologi membedakan lima macam modalitas pengamatan yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan. Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang memungkinkan seseorang menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai bahan yang teramati. 2) Tanggapan Tanggapan diperoleh dari pengindraan dan pengamatan. Johann Frederich Herbart mengemukakan bahwa tanggapan ialah merupakan unsur dasar dari jiwa manusia. 3) Fantasi Fantasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan lama yang telah ada, dan tanggapan yang baru itu tidak harus sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada. Fantasi itu dilikiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinir, dimana aktivitas imajinasi itu melampaui dunia nyata. 4) Ingatan Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif. Fungsi ingatan meliputi tiga aktivitas yaitu: (1) mencamkan, yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan; (2) menyimpan
  • 11. 11 kesan-kesan; dan (3) mereproduksi kesan-kesan. Atas inilah ingatan didefinisikan sebagai kecapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan. 5) Pikiran dan Berpikir Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Akal adalah sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran. Sedangkan berpikir berarti meletakkan antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Berpikir sebagai proses menentukan hubungan-hubungan secara bermakna antara aspek-aspek dari suatu bagian pengetahuan. Sedangkan bentuk aktivitas berpikir merupakan merupakan tingkah laku simbolis, karena seluruh aktivitas ini berhubungan dengan atau mengenai penggantian hal-hal yang konkret. 6) Perhatian Perhatian dapat diartikan dua macam yaitu: (1) perhatian adalah pemusatan tenaga/ kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek dan (2) perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. 7) Perasaan Perasaan adalah pengalaman yang bersifat efektif, yang dihayati sebagai suka (pleasentness) atau ketidaksukaan (unpleasentness) yang timbul karena adanya perangsang-perangsang tertentu.
  • 12. 12 8) Kemauan Kemauan bukanlah aktivitas maupun usaha kejiwaan, melainkan kekuatan atau kehendak untuk memilih dan merealisasi suatu tujuan yang merupakan pilihan diantara berbagai tujuan yang bertentangan. Kekuatan kemauan bereaksi apabila dipancing oleh adanya usaha memenuhi kebutuhan. 2.1.1.3. Prinsip – Prinsip Aktivitas Belajar Prinsip aktivitas dalam belajar dapat dilihat dari perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Berdasarkan unsur kejiwaan subjek belajar akan diketahui prinsip belajar yang terjadi. Untuk melihat prinsip aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yaitu : 1) Menurut pandangan ilmu jiwa lama John Locke dengan konsepnya Tabularasa, mengibaratkan jiwa seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar. Terserah kepada unsur dari luar yang akan menulis, mau ditulis merah atau hijau, kertas ini akan bersifat reseptif. Konsep semacam ini kemudian ditrasfer ke dalam dunia pendidikan. (Sardiman, 2011 : 98). Berdasarkan konsep tersebut s iswa ibarat botol kosong yang diisi air oleh sang guru. Gurulah yang menentukan bahan dan metode, sedangkan siswa menerima begitu saja. Aktivitas anak terutama terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Mereka para siswa hanya
  • 13. 13 bekerja karena atas perintah guru, menurut cara yang ditentukan guru, begitu juga berfikir menurut yang digariskan oleh guru. Dalam proses belajar-mengajar semacam ini tidak mendorong siswa untuk berfikir dan beraktivitas. Tetapi yang banyak beraktivitas adalah guru yang dapat menentukan segala sesuatu yang dikehendaki. Hal ini sudah tidak sesuai dengan hakikat pribadi anak didik sebagai subjek belajar. 2) Menurut pandangan ilmu jiwa modern Menurut pandangan ilmu jiwa modern meterjemahkan jiwa manusia sebagai suatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik akan menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang. Oleh sebab itu, tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini, anaklah yang beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri. (Sardiman, 2011: 99). Pada hakekatnya berdasarkan pandangan ilmu jiwa modern dapat diketahui bahwa siswa sudah memiliki potensi untuk melakukan sesuatu. Sehingga dalam proses pembelajaran guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran dengan cara memfasilitasi dan menciptakan kondisi belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas sebanyak mungkin guna membantu siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya.
  • 14. 14 2.1.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang adalah sebagai berikut: 1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu/siswa itu sendiri yang meliputi: a) Kecerdasan/intelegensi Menurut Slameto (2010: 56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. ” Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu diantara faktor yang lain. Faktor kecerdasan memiliki arti yang penting yang mempengaruhi prestasi belajar siswa karena kecerdasan merupakan kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
  • 15. 15 b) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Setiap siswa memiliki bakat tertentu yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Bakat inilah yang mempengaruhi prestasi belajar pada bidang-bidang tertentu sesuai dengan bakat yang dimiliki oleh siswa. c) Minat Menurut Slameto (2010: 57) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Sardiman (2011: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. ” Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk
  • 16. 16 melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. Minat seseorang dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : (1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan (2) Menghubungkan dengan suatu persoalan pengalaman yang lampau (3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik (4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar d) Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Motivasi dalam belajar adalah merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Uno (2011: 23) belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi
  • 17. 17 tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. 2) Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Menurut Slameto (2010: 60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. a) Keadaan Keluarga Hamdani (2011: 143) menyatakan bahwa keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangasa, negara dan dunia. Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
  • 18. 18 b) Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. c) Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
  • 19. 19 2.1.2. Hakikat Pembelajaran Sains 2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran Sains Rumanta (2013: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran sains meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Hanya saja pembelajaran sains di Taman Kanak-Kanak belum mengarah ke konsep dasar pendidikan sains pada umumnya di SD, SMP. SMA dan bahkan di Perguruan Tinggi. Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran tentang pemahaman pembelajaran sains di Taman Knak-Kanak yang dapat mendorong anak untuk aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu digeneralisir agar peserta didik memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu peserta didik perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep Pemahaman pembelajaran sains yang dilakukan, anak perlu memferifikasi dan menerapkan suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secara deduktif. Kegiatan belajar sains seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri anak meskipun secara sederhana. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat sains meliputi beberapa aspek yaitu faktual,
  • 20. 20 keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap ilmiah. 2.1.3. Metode Pembelajaran Inkuiri 2.1.3.1. Pengertian Metode Inkuiri Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen penting dalam pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Piaget memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertayaan-pertayaan dan mencari sendiri jawaban atas pertayaan yang mereka ajukan (Piaget dalam Sofan dan Iif, 2010: 103). Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri (M. Gellu dalam Sofan dan Lif, 2010: 103). Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam
  • 21. 21 pembekajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat peneliti simpulkan metode inkuiri adalah suatu pendekatan yang digunakan guru dalam mencapai tujuan dengan siswa yaitu dengan cara siswa mancari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 2.1.3.2. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri, di antaranya: 1) pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. 2) seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivatorbelajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan
  • 22. 22 melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok. 3) tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. 2.1.3.3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini: 1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
  • 23. 23 2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya. 4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. 5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
  • 24. 24 2.1.3.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: 1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna. 2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarmereka. 3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya: 1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
  • 25. 25 3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan. 2.1.3.5. Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Inkuiri Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah- langkah sebagai berikut : 1) Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah ini guru harus merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting karena keberhasilan SPI sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi yaitu : a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang siharapkan dapat tercapai oleh siswa. b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. c. Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
  • 26. 26 2) Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri. Beberapa hal yang hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantara : a. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa b. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti c. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa 3) Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
  • 27. 27 4) Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. 5) Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. 6) Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. 2.2. Kerangka Berpikir Belajar merupakan peristiwa sehari-hari yang pada umumnya berlangsung di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek yaitu dari guru dan anak. Dari segi peserta didik, belajar dialami sebagai proses mental dalam
  • 28. 28 menghadapi bahan pelajaran yang disajikan guru di sekolah. Melalui guru, anak mendapat beragam kemampuan keterampilan, dan sikap yang dapat diukur melalui perubahan serta meningkatnya ketiga kemampuan tersebut. Pembelajaran Sains di Taman Kanak-Kanak masih banyak dilakukan secara konvensional/tradisional (pembelajaran berpusat pada guru) serta lemahnya kemampuan guru dalam mendorong dan memotivasi anak menjadikan prestasi belajar sains masih rendah bila dibandingkan dengan pembelajaran lainnya. Adapun yang harus dilakukan agar pembelajaran sains ini tercapai, maka disusunlah langkah-langkah sebagai berikut : Guru menyampaikan ingin kompetensi yang di capai, Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan di sampaikan, Menyiapkan bahan atau alat yang di perlukan, Setelah langkah ini dilaksanakan dengan baik, maka guru membuat kesimpulan akhir dengan melakukan tes berupa pertanyaan-pertanyaan pada pembelajaran sains di Taman Kanak-kanak. Dan dengan tes hasil belajar tentang pembelajaran sains ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ini berhasil atau tidak. Harapan dalam penelitian ini, agar peserta didik mampu meningkatkan hasil belajar tentang pembelajaran sains di Taman Kanak-Kanak. 2.3. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka, dan hasil-hasil penelitian yang relevan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Sains Dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Taman Kanak-Kanak”
  • 29. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Research) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk mengungkapkan kesulitan belajar siswa dalam proses pembelajaran serta cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tersebut. Menurut Arikunto, (2010:16) menyatakan bahwa secara garis besar dalam tiap siklus itu terhadap empat tahap yang dilalui dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Pada setiap penelitian dalam ilmu pengetahuan umumnya bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu ilmu pengetahuan. Metode penelitian adalah cara yang dilakukan peneliti untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Sesuai dengan langkah-langkah PTK maka pada tahap awal, Peneliti mempersiapkan materi yang akan disajikan, menyusun perencanaan perbaikan pembelajaran, serta menyiapkan alat dan media pembelajaran yang sesuai dan
  • 30. 30 metode pembelajaran. Setelah melalui tahap persiapan, Peneliti masuk ketahap tindakan yang merupakan perbaikan pembelajaran yang dibagi masing-masing dalam tiga siklus. Dan prosedur selanjutnya Peneliti melakukan pengamatan, sedangkan perosedur terakhir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah melakukan refleksi. 3.2. Lokasi (Tempat) dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di TK Melati. Yang beralamat di Jl. T.S. Muhammad Syah kecamatan Stabat kabupaten Langkat. Dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai bulan Oktober 2014. 3.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah TK B dengan jumlah siswa 15 orang, terdiri dari laki-laki 7 orang dan perempuan 8 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh yaitu semua anak di TK B yang berjumlah 15 orang. 3.4. Devinisi Operasional di bawah ini akan didefinisikan variable-variabel yang ada pada penelitian, yaitu: Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah bahwa peneliti memperhatikan dan menilai dari kemampuan setiap individu atau setiap parasiswa dalam aktivitas belajar pada pelajaran sains melalui metode inkuiri. Seperti yang telah dijelaskan oleh penulis dari jombang (dalam asmani, 2010:2011) menyatakan bahwa guru hanya memfasilitator sedangkan siswa
  • 31. 31 yang aktif, keaktifan anak belajar dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif pula. Pembelajaran sains dengan metode inkuiri adalah : Pengembangan bpembelajaran sains pada anak, termasuk pengembangan bidang lainnya memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. Menurut semiawan dkk (1990:17) keterampilan proses-proses yang paling mendasar dan perlu dimiliki siswa dalam mempelajari sains antara lain keterampilan-keterampilan dalam: mengobservasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang atau wkatu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan. Menurut sumantri, (1990: 164) menyatakan metode pembelajaran inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan pada anak untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode inkuiri dalam penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing (guided inkuiri) dimana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis dan mengambil hasil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan penunjang guru hanya sebagai fasilitator.
  • 32. 32 3.5. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi seperti yang digambarkan dibawah ini: Gambar 3.1. Skema PTK Menurut Arikunto (2010:16)
  • 33. 33 3.5.1. Siklus I a) Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan yaitu berupa skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut : 1) Menentukan tema sesuai kurikulum, 2) Menyusun rencana pembelajaran dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH), 3) Mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiri, pembelajaran Sains. 4) Membuat setting kelas dan Mempersiapkan media, bahan, dan alat sumber belajar. 5) Membuat lembar kisi-kisi observasi untuk mengamati pembelajaran. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan Setelah tahap perencanaan disusun, maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan RKH. Pelaksanaan tindakan tersebut yaitu: dalam pelaksanaan tindakan peneliti yang ,menjadikan guru, sedangkan guru ikut dilibatkan sebagai observer yang tugasnya memberikan kritik dan masukan yang berguna dalam proses selanjutnya. Proses Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RKH yang telah dirancang, dan menonjolkan kegiatan pembelajaran yang ingin diterapkan yaitu: pembelajaran sains. Pelaksanaan setiap siklus berlangsung sebanyak 2 kali pertemuan.
  • 34. 34 c) Tahap Observasi/pengamatan Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah ditetapkan sekaligus mengetahui sejauh mana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Peneliti juga dapat melihat kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sewaktu pembelajaran berlangsung. d) Tahap Refleksi Tahap refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan pedoman mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya di temukan kelebihan dan kekurangan, dimana jika ditemukan kekurangan maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II. Setelah siklus I dijalankan dan hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan, maka dilakukan kembali tahap-tahap diatas untuk dilakukan pada siklus II dan siklus selanjutnya sampai hasil belajar yang diharapkan tercapai. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan setelah melakukan perbaikan-perbaikan pada rencana pembelajaran dan tindakan yang akan dilakukan dengan urutan-urutan seperti yang dilaksanakan pada siklus I.
  • 35. 35 3.5.2. Siklus II a) Tahap Perencanaan Tahap ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam menyelesaikan pertanyaan - pertanyaan yang disajikan yang bersumber dari materi “tumbuhan hijau” dalam pelajaran sains setelah dilakukan tindakan pertama. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa perbaikan skenario pembelajaran (RKH) yang disesuaikan refleksi tindakan pada siklus I dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan mencari alternatif pemecahan masalah. 2) Memperbaiki penyusunan RKH. 3) Mengembangkan kembali indikator pencapaian hasil belajar. 4) Mengembangkan skenario pembelajaran dengan baik. 5) Menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan, berupa proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dan disesuaikan dengan hasil refleksi siklus I. Adapun skenario pembelajaran yang dilakukan adalah : 1) Pada siklus II ini, peneliti lebih membimbing siswa yang memiliki kelemahan pada siklus I sebelumnya. Kemudian meningkatkan proses-proses yang kurang pada saat siklus I berlangsung.
  • 36. 36 2) Anak diberi kesempatan untuk melakukan seluruh kegiatan dan selama pembelajaran berlangsung. 3) Anak diberi banyak kesempatan untuk bertanya tentang kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran sains. 4) Anak diberikan tugas untuk mengamati dan member kesimpulan secara sederhana tentang hasil pembelajaran sains. c) Tahap Observasi Observasi yang dilaksanakan meliputi pengamatan secara langsung proses pembelajaran di kelas. Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas guru dalam pembelajaran. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun dan berguna untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan sesuai dengan yang dikehendaki. d) Tahap Refleksi Pada akhir siklus II siswa diberikan pertanyaan individu. Kegiatan ini dilakukan melihat hasil perkembangan aktivitas belajar anak yang diberikan oleh peneliti setelah diterapkannya metode inkuiri. Refleksi ini dilakukan untuk menarik kesimpulan dan hasil tindakan pada siklus II.
  • 37. 37 3.6 Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, alat pengukur data yang digunakan adalah: 3.6.1. Lembar Observasi Pengumpulan data dengan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dibantu oleh guru kelas. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan aktivitas siswa baik melibatkan seluruh domain belajar (kognitif, afektif, psikomotorik) dan semua aspek perkembangan anak ( NAM, Kognitif, Motorik kasar dan halus, Sosem dan Bahasa) sehingga anak menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
  • 38. 38 Tabel 3.1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Kriteria Bagi Siswa Berilah tanda ceklis pada kolom yang disediakan! No. Jenis Aktivitas Indikator Deskriptor Kemunculan Aktivitas Belajar Siswa Skor 4 3 2 1 1 Visual Activities  Menyimak penjelasan guru 1. Siswa memperhatikan/menyima k penjelasan guru di depan kelas  Membaca prtunjuk yang diberikan oleh guru 1. Siswa memperhatikan petunjuk yang diberikan guru untuk mengerjakan tugas 2. Siswa memperhatikan/ menyimak penjelasan teman saat berdiskusi 3. Siswa membaca buku pegangan 2 Oral Activities  Bertanya 1. Siswa bertanya kepada guru atau teman  Memberi saran 1. Siswa aktif dalam berdiskusi  Mengemukakan Pendapat 1. Siswa aktif menjawab pertanyaan guru atau
  • 39. 39 teman  Berdiskusi 1. Siswa aktif mengemukakan pedapat tentang materi yang sedang dipelajari 3 Listening Activities Mendengarkan pertanyaan Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari  Mendengarkan jawaban 1. Siswa mendengarkan penjelasan teman dalam berdiskusi 2. Siswa mendengarkan pernyataan guru atau teman  Mendengarkan penjelasan guru atau teman 1. Siswa mendengarkan jawaban atau pendapat teman 4 Writing Activities Mencatat hal-hal penting dari buku 1. Siswa mencatat hal-hal dari buku berdasarkan materi pembelajaran alat pencernaan
  • 40. 40  Mencatat hal-hal penting dalam diskusi  Mengerjakan tugas/soal Keterangan : 1. Siswa mencatat hal-hal penting dari diskusi kelompok yang dilakukan 2. Siswa membuat laporan hasil diskusi secara sederhana 1. Siswa mengerjakan tugas/soal yang diberikan guru Jumlah Skor 1. Sangat Baik : Jika melakukan 4 deskriptor. 2. Baik : Jika melakukan 3 deskriptor. 3. Kurang Baik : Jika melakukan 2 deskriptor. 4. Tidak Baik : Jika melakukan 1 deskriptor.
  • 41. 41 Tabel 3.2. Lembar Observasi Penilaian Kriteria Bagi Guru Pada Penggunaan Metode Inkuiri Berilah tanda ceklis pada kolom yang disediakan! Indikator Deskriptor Skor 4 3 2 1 A. Membuka pelajaran Menarik perhatian siswa Menjelaskan tujuan pembelajara Memberikan motivasi B. Penggunaan Waktu dan Strategi Pembelajaran Menyediakan sumber belajar dan alat bantu pelajaran Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang berurut Menggunakan waktu pembelajaran secara efektif dan efisien Menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran C. Melibatkan Siswa Memotivasi siswa agar
  • 42. 42 Dalam Proses Pembelajaran berpartisipasi dalam pelajaran Upaya guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Mengamati kegiatan siswa dalam menggunakan alat peraga dan menyelesaikan tugas yang diberikan D. Komunikasi Dengan Siswa Pengungkapan pertanyaan dengan jelas dan tepat Memberikan respon atas pertanyaan siswa Mengembangkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat atau komentar E. Menutup Pelajaran Merangkum isi pelajaran Jumlah Skor = Persentase Kriteria =
  • 43. 43 Keterangan : 1. Sangat Baik : Jika melakukan 4 deskriptor. 2. Baik : Jika melakukan 3 deskriptor. 3. Kurang Baik : Jika melakukan 2 deskriptor. 4. Tidak Baik : Jika melakukan 1 deskriptor. 3.6.2. Angket Angket tentang aktivitas belajar siswa diberikan setelah pelaksanaan tindakan dilakukan tiap siklus. Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar Siswa Nama Siswa : Kelas : No Aspek Yang Dinilai Deskriptor Ceklis Skala Penilaian (√) Jumlah 1 Pemahaman Terhadap Materi Yang Disampaikan 1.Cepat menangkap materi yang disampaikan oleh guru. 2.Timbulnya rasa ingin tahu. 3.Tidak perlu dijelaskan berulang-
  • 44. 44 Guru ulang. 4.Adanya rasa penasaran dengan kelanjutan materi. 2 Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran Dengan Baik 1.Dapat menjelaskan pembelajaran latihan dengan baik. 2.Teknik penyusunan pertanyaan. 3.Pengelolaan kegiatan belajar. 4.Memberikan penghargaan individu dan kelompok. 3 Keaktifan Dalam Proses Pembelajaran 1.Ada respon yang baik kepada guru. 2.Ada umpan balik siswa kepada guru. 3.Antusias mengikuti proses pembelajaran dalam kelompok. 4.Motivasi siswa yang tinggi. 4 Kemampuan Bertanya 1.Berani mengajukan pertanyaan tentang hal yang belum dimengerti. 2.Selain bertanya, siswa juga mendapatkan jawaban yang benar dari guru. 3.Pertanyaan yang diajukan tidak lari dari pembahasan. 4.Tidak cepat merasa puas dengan
  • 45. 45 materi yang belum dimengerti. 5 Kesungguhan 1.Mendengarkan dengan baik penjelasan guru. 2.Memperhatikan Guru. 3.Konsentrasi. 6. Materi Pembelajaran 1. Siswa bisa membedakan jenis tumbuhan. 2. Memahami proses fotosintesis. 3. Membedakan tanaman dikotil dan monokotil. 4. Memahami proses perkembangbiakan tanaman hijau. JUMLAH 3.7. Teknik Analisis Data Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar observasi yang terlihat dari aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dikelas. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif berdasarkan tahap keberhasilan tindakan yaitu dari frekuensi kemunculan indikator pada lembar observasi.
  • 46. 46 Adapun yang menjadi analisis data aktivitas siswa adalah sebagai berikut: a. Ketercapaian Aktivitas Siswa Secara Individu Ketercapaian aktivitas siswa secara individu dapat diketahui dengan menghitung persentase keberhasilan yang diperoleh setiap individu dari hasil observasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut : PH = B N x 100 Dimana : PH = persentase aktivitas belajar B = skor yang di peroleh siswa N = skor maksimum Sedangkan skor keaktifan yang di nilai adalah sebagai berikut : 65 – 100 dikatakan aktif 0 – 64 dikatakan tidak aktif ( Purwoko dalam Bronto Suseno, 2006:103) b. Ketercapaian Aktivitas Siswa Secara Klasikal Ketercapaian aktivitas siswa secara klasikal dapat diketahui dengan menghitung persentase keberhasilan klasikal siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P = 푓 푛 x 100% (Sudjana, 2009)
  • 47. 47 Dimana : P = nilai persentase yang diperoleh f = jumlah siswa yang mengalami perubahan n = jumlah banyaknya individu Adapun kriteria penilaian observasi yang digunakan adalah konvensi nilai angka menjadi huruf yang di taksir secara kualitatif yaitu : Tabel. 3.4 Konvensi Skala Lima Absolut No. Persentase Keberhasilan Tindakan Taraf Keberhasilan Nilai Dengan Huruf 1. 85% - 100% Baik sekali A 2. 75% - 84% Baik B 3. 65% - 74% Cukup C 4. 55% - 64% Kurang D 5. 0% - 54% Tidak Lulus E
  • 48. 48 2. Aktivitas Siswa Untuk Tiap Jenis/Indikator Jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 22 orang dan setiap jenis atau indikator aktivitas terdapat 4 deskriptor yang diamati. Skor maksimal tiap indikator = Jumlah deskriptor x Jumlah siswa = 4 x 22 = 88 Aktivitas siswa untuk tiap jenis atau indikator dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu : baik sekali, baik, cukup, dan kurang. Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Untuk Tiap Indikator: Skor 67 ≥ 88 : Aktivitas baik sekali Skor 43 – 66 : Aktivitas baik Skor 23 – 44 : Aktivitas cukup Skor 0 – 22 : Aktivitas kurang (Dewi,2010)
  • 49. 49 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharmisi Dkk (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Rasyid Harun, Mansyur (2008). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : CV WACANA PRIMA. Ansori Muhammad (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV WACANA PRIMA. Sudrajat Ahmad (2011). Pembelajaran Inkuiri.[online]. Tersedia : https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran- inkuiri/. [2 Desember 2014].
  • 50. 50 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………….......i DATAR ISI……………………………………………………………………....ii BAB I .......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1 1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................4 1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................................4 1.4 Rumusan Masalah........................................................................................5 1.5 Tujuan Penelitian .........................................................................................5 1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................6 BAB II......................................................................................................................7 KAJIAN PUSTAKA ..............................................................................................7 2.1 Kerangka Teoritis .......................................................................................7 2.1.1 Hakikat Aktivitas Belajar........................................................................7 2.1.1.1 Definisi Aktivitas Belajar......................................................................7 2.1.1.2 Jenis-Jenis Aktivitas Belajar ................................................................8 2.1.1.3 Prinsip – Prinsip Aktivitas Belajar....................................................12 2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar ..................14 2.1.2 Hakikat Pembelajaran Sains ................................................................19 2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Sains .........................................................19 2.1.3 Metode Pembelajaran Inkuiri...............................................................20 2.1.3.1 Pengertian Metode Inkuiri .................................................................20 2.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri...........................................................21 2.1.3.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri .............................................22 2.1.3.4 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ........................24 2.1.3.5 Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Inkui ri .....................25 2.2 Kerangka Berpikir .....................................................................................27 2.3 Hipotesis Tindakan ...................................................................................28
  • 51. 51 BAB III ..................................................................................................................29 METODE PENELITIAN ...................................................................................29 3.1 Metode Penelitian ......................................................................................29 3.2 Lokasi (Tempat) dan Waktu Penelitian ..................................................30 3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................30 3.4 Devinisi Operasional .................................................................................30 3.5. Desain Penelitian ......................................................................................32 3.5.1. Siklus I ....................................................................................................33 3.5.2. Siklus II ..................................................................................................35 3.6 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................37 3.6.1. Lembar Observasi .................................................................................37 3.6.2. Angket ....................................................................................................43 3.7. Teknik Analisis Data ................................................................................45 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................49