SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  151
PENGENALAN
PESERTA DIDIK
---dari berbagai sumber--Ratna Widiastuti, S. Psi., M.A., Psi.
Prodi BK – FKIP Unila
1
Dasar keilmuan:
• Developmental Psychology
(psikologi perkembangan)
• Mempelajari perbedaan
antar individu yang
berkaitan dengan usia & perubahan dalam diri
individu yang berkaitan dengan usia; bagaimana
individu berkembang & berubah sejalan dengan
semakin dewasanya mereka, dan bagaimana
individu yg berbeda memperlihatkan perbedaan
pola perkembangan & perubahan
• Psikologi perkembangan mengaju pada studi
sistematik mengenai perkembangan individu
(perilaku, emosi, social, and kognitif sepanjang
kehidupan mereka.
2
Tujuan Mengenali (Perkembangan) Peserta
didik:

1. Agar mempunyai ekspektasi yg nyata
tentang peserta didik
2. Dapat merespon perilaku peserta didik
secara tepat
3. Membantu mengenali adanya
penyimpangan yang terjadi pada diri
peserta didik
4. Untuk membantu memahami diri sendiri
sehingga dapat berperilaku secara tepat
3
Alasan perlunya mempelajari
perkembangan peserta didik
1. Masa perkembangan yang cepat  masa
anak-anak terjadi pertumbuhan yg cepat
2. Pengaruh yang lama pengaruh pengalaman
yg diberikan anak akan terlihat dlm jangka
panjang
3. Proses yang kompleks memerlukan proses
dan waktu yg lama dalam membentuk peserta
didik, sehingga perlu pemahaman yg tepat
4. Nilai yang diterapkan  nilai yg dipakai
membentuk kepribadian anak akan terintegrasi
pada dirinya
5. Masalah yang menarik  anak sbg mahluk
yang unik

4
Faktor yang mempengaruhi perkembangan
peserta didik:

1. Kecerdasan
2. Temperamen
a. Orang yg mudah  suasana hati positif,
kebiasaan teratur, mudah menyesuaikan diri
b. Orang yg sulit  bereaksi scr negatif, sering
nangis, lambat menerima pengalaman baru
c. Orang yg lambat  kurang cekatan,
penyesuaian diri sulit, berfikir cenderung
negatif

3. Interaksi dengan lingkungan
5
• Manusia sebagai Peserta didik memiliki 3 ciri, yaitu
dalam dirinya terjadi (1) proses penyesuaian diri, (2)
terjadinya proses belajar, dan (3) melakukan
pemecahan suatu masalah /problem solving.
• Manusia dalam kehidupannya terus menerus pada
dirinya selalu terjadi proses penyesuaikan diri, proses
belajar, dan pemecahan suatu masalah.
• Dengan demikian dapat diartikan bahwa semua
manusia adalah peserta didik inilah yang mendasari
pendidikan sepanjang hidup (long life education)
yaitu belajar sepanjang hidup dari lahir/ayunan
sampai ajal menjemput maut
6
Pertumbuhan & perkembangan
• Pertumbuhan dan perkembangan dua istilah
berbeda tetapi sulit dipisahkan; karena setiap
pertumbuhan selalu diikuti tugas-tugas
perkembangan.
• Pertumbuhan banyak berorientasi pada
perubahan kuantitatif yaitu perubahan
biologis/fisik  tubuh semakin tinggi/berat,
tanda2 sekunder seksual (jenggot, payudara
dst)
• Perkembangan orientasi pada perubahanperubahan kualitatif mengenai aspek psikis 
emosi semakin terkendali, cara berpikir semakin
kompleks
7
• Perkembangan sepanjang rentang kehidupan
(LIFE-SPAN DEVELOPMENT)
– Sebuah pola perubahan yg melibatkan
perkembangan & penurunan, dimulai dr masa
konsepsi dan diakhiri dengan kematian
– Fase Kehidupan: bayi, anak-anak, remaja,
dewasa awal, dewasa pertengahan, dewasa
akhir/lansia

8
Perbedaan Individu (individual
differences)
1. Fisik  bentuk atau struktur tubuh
2. Psikis 
Intelektualitas, kepribadian, minat, sik
ap, kebiasaan belajar
Perbedaan dalam kemampuan:
1. Potensial  terpendam (bakat
OR, melukis, IQ bahasa tinggi tp di
IPA)
2. Nyata  prestasi belajar

9
The Historical Perspective:
– Masa anak-anak telah menjadi perhatian sejak
dulu
– Masa Dewasa menjadi perhatian diakhir th 1900an
– 3 pandangan filosofis mengenai perkembangan
anak:
• Anak lahir dgn membawa dosa asal
• Tabula rasa
• Ada kebaikan (dimensi keilahian) dlm dirinya
– Dewasa ini, masa anak-anak dilihat sbg waktu
spesial utk berkembang & berubah, dipengaruhi
oleh cara dia dibesarkan oleh kelg/lingk (childrearing), pengalaman dimasa kecil, dan aspek
lainnya dlm perkembangan
10
Perkembangan dipengaruhi sosiohistory:
– Perkembangan adl kontekstual: individu berperilaku
dan merespon sesuai konteks:
• Pengaruh Tingkat-usia normatif  proses
biologis & pengalaman lingkungan pada individu
dalam usia tertentu
• Pengaruh tingkat-sejarah normatif  biasa pd
sekelompok indvd karena pengaruh pengalaman
historis yg mereka alami.
• Peristiwa dlm hidup yg non normative 
peristiwa dlm hidup atau lingkungan yg tak biasa
mempengaruhi indvd tertentu
11
– Lanjutan…
•

budaya: pola perilaku kepercayaan, & semua
produk kelompok yg diwariskan trn temurun

•

Etnisitas: karakteristik berdasarkan A characteristic
based on cultural heritage, nationality characteristics,
race (which is a person’s biological heritage), religion
and language.

•

Socioeconomic Status (SES): The grouping of people
with similar occupational, educational, and economic
characteristics.

– Social policy: national government’s course of action
and politics affect the welfare of citizens
12
• Conceptions of age:
• Chronological age: number of years since birth
• Biological age: age in terms of biological
health/functional capacities of organs
• Psychological age: adaptive capacities compared
with those of the same chronological age
• Social age: roles and expectations related to a
person’s age.
– The life-span perspective considers
all of the above
13
Chronological age
Number of years since birth
Biological age

Conceptions
of age

Age in terms of physical health
Psychological age

Adaptive capacity compared with
others of the same chronological age
Social age

Social roles and expectations
relative to chronological age
14

Figure 1.10
• Periods of development focus on time frames:
– Prenatal period

– Infancy and Toddlerhood
– Early childhood (Preschool Years)
– Middle and late childhood (Elementary School)

– Adolescence
– Early adulthood (20s and 30s)
– Middle adulthood (40s and 50s/early 60s)
– Late adulthood (65+)
• Young old (65-84)
• Old old (85+)

15
Nature versus nurture
– A debate about whether development is influenced
most by biological heredity or environmental
experiences
– Nature proponents argue that genetic blueprints
produce commonalities in growth and development
– Nature proponents acknowledge the influence of
extreme environments on development
– Psychologists emphasize the importance of nurture
and that the range of environments can be vast
16
• Continuity and discontinuity:
– The continuity–discontinuity issue focuses on
whether development is
• gradual, cumulative quantitative change
process (continuous)
• A set of distinct stages that are qualitatively
different from each other (discontinuous)

17
Stability and change:
– The assumption that nothing much changes in
adulthood
– The concept of plasticity, ongoing change
– Major changes were believed to occur only in the
first 5 years of childhood (early experience
doctrine); we are no longer able to ignore the rest
of the life span
– There is still a lot of controversy over both sides of
this issue
18
Developmental Changes Are a Result of Biological,
Cognitive, and Socioemotional Processes

Biological
processes

Cognitive
processes

Socioemotional
processes

19

Figure 1.6
Potensi Manusia
1. IQ (Intelegensi Quotien) kemampuan umum
manusia utk dpt memecahkan masalah baru
dengan cepat dan benar berdasarkan logika
2. EQ (emotional quotien)  kemampuan manusia
utk berperilaku dan menyikapi lingkungan dgn
memperhatikan faktor perasaan
3. SQ (spiritual quotien)  kemampuan manusia
untuk berperilaku dengan didasari oleh norma
luhur spt: kejujuran, kesabaran, ketaqwaan,
keimanan
3. PQ (performance quotien)  kemampuan
manusia untuk menampilkan dirinya secara
proportional
20
POTENSI DASAR MANUSIA
1. Perhatian  pemusatan tenaga psikis tertuju
pada suatu objek tertentu
2. Pengamatan potensi manusia utk mengenali
dunia riil (dlm dirinya maupun di luar dirinya 
panca indera)
3. Tanggapan  kemampuan manusia utk
menghadirkan kembali benda/objek yg pernah
diamati  dlm bentuk bayangan
4. Fantasi  kemampuan manusia utk
menciptakan hal baru dgn menggunakan
tanggapan yg ada
21
5. Ingatan  kemampuan manusia utk mengenali
lingkungan, menyimpan dlm jiwanya, suatu
saat mengeluarkannya kembali
6. Pikiran  kemampuan manusia utk
memecahkan masalah dgn menggunakan
tanggapan dan pengertian
7. Perasaan  potensi manusia untuk
menyatakan ungkapan senang/tidak senang
terhadap sesuatu setelah memberikan
penilaian thd suatu objek
8. Kemauan  kekuatan dari dalam yang
mendorong manusia untuk berbuat
22
Fase perkembangan
Remaja (12-22)

Proses
Biologis

Proses
Kognitif

Kanak-kanak
akhir (6-11)
Kanak-kanak
Awal (1-5)

Proses
Sosial
Bayi (0-1)

Prenatal

23
CIRI PERKEMBANGAN:
1. Seumur hidup (life-long) = tdk ada periode usia yg
mendominasi perkembangan.
2. Multidimentional = terdiri atas biologis – kognitif –
sosial; bahkan dlm satu dimensi terdapat banyak
komponen mis: inteligensi :-inteligensi abstrak,
inteligensi non verbal, inteligensi sosial dsb.
3. Multidirectional = beberapa komponen dari suatu
dimensi dpt meningkat dlm pertumbuhan, sementara
komponen lain menurun;mis: orang dewasa tua dpt
semakin arif – tp kecepatan memproses informasi
lebih buruk.
4. Lentur (plastis) = bergantung pd kondisi kehidupan
individu.
24
Secara rincinya bila dilihat dari fisik & psikis:
1. Terjadi perubahan : fisik: perubahan tinggi/berat badan/organ-organ
tbuh lain : psikhis: bertambahnya perbendaharaan kata – matangnya
kemampuan berpikir-mengingat& menggunakan imajinasi kreatifnya
2. Perubahan dlm proporsi fisik: proporsi tubuh berubah sesuai dng
fase perkembangannya ; psikis : perubahan imajinasi dr fantasi >realitas, perhatiannya dr dirinya sendiri -> orang lain/klmp teman
sebaya.
3. Lenyapnya tanda-tanda lama fisik : lenyapnya kelenjar thymus
(kelenjar kanak-2) yg terletak pd bagian dada, kelenjar pineal pd bag.
bawah otak , gigi susu & rambut2 halus ; psikhis: masa
mengoceh/meraban-gerak gerik kanak2/merangkak-perilaku
impulsive (dorongan untk bertindak sebelum berpikir)
4. Diperoleh tanda2 baru fisik: pergantian gigi-karakteristik seks pd usia
remaja:sekunder:perubahan anggota tubuh &
primer:menstruasi/mimpi basah ; psikis: rasa ingin tahu terutama25
yg
berhubungan dng ilmu pengetahuan, seks, nilai moral,keyakinan
TUGAS PERKEMBANGAN/
DEVELOPMENT TASK
• ROBERT HAVIGHURST  tugas yg
muncul pd periode tertentu dlm rentang
kehidupan individu, yg harus dipecahkandipelajari & dicapai oleh individu.
• Keberhasilan akan membawa kebahagiaan
& keberhasilan menuntaskan tugas
berikutnya ; sedangkan kegagalan akan
menimbulkan ketdk bahagiaan – penolakan
masyarakat & kesulitan dlm menuntaskan
tugas berikutnya.
26
Tugas perkembangan muncul
sebagai hasil dari:
1. Kematangan fisik
2. Tuntutan masyarakat secara cultural
3. Tuntutan dari dorongan & cita-cita individu
sendiri
4. Tuntutan norma agama

27
Tugas perkembangan remaja yg utama:
identity formation/Pembentukan
identitas/jati diri (WILLIAM KAY):
1. Menerima fisiknya sendiri & keragaman kualitasnya.
2. Menerima diri & memiliki kepercayaan pd kemampuan
sendiri
3. Mencapai kemandirian emosional dari otoritas
orangtua/dewasa
4. Mengembangkan keterampilan komunkasi
interpersonal & belajar bergaul
5. Menemukan manusia model untk dijadikan
identitasnya
6. Memperkuat self-control atas dasar skala
nilai/prinsip/falsafah hidup
7. Mampu meninggalkan reaksi & penyesuaian diri yg
28
kekanak-kanakan.
TUGAS PERKEMBANGAN
Masa Kanak-kanak
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

h.

Belajar berjalan
Belajar makan makanan padat
Belajar mengendalikan gerakan badan
Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
Memperoleh stabilitas fisiologis
Membentuk konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua,
kakak adik, dan orang lain
Belajar membedakan yang benar dan salah
29
Tugas perkembangan

Masa Anak
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan tertentu
b. Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri
sebagai organisme yang sedang tumbuh
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis
kelamin
e. Membina keterampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung
f. Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari
g. Membentuk kata hati,moralitas dan nilai-nilai
h. Memperoleh kebebasan diri
30
i. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan
lembaga sosial
Masa Remaja
a. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang
dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin
b. Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin
individu
c. Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara
efektif
d. Memperoleh kebebasan diri, melepaskan
ketergantungan dari orang tua/ orang dewasa lainnya
e. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
f. Memperoleh kebebasan ekonomi
g. Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan
konsep yg diperlukan sbg warga negara yg baik
i. Memupuk dan memperoleh perilaku yg dapat
dipertanggung jawabkan secara sosial
j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika
sebagai pedoman berperilaku
31
Masa Dewasa Awal
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

memilih pasangan hidup
belajar hidup dengan suami atau istri
memulai kehidupan berkeluarga
membimbing dan merawat anak
mengolah rumah tangga
memulai suatu jabatan
menerima tanggung jawab sebagai warga negara
Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik

32
Masa Setengah Baya
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
membangun dan mempertahankan standar ekonomi
membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia
membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi
menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan fisik sendiri
menyesuaikan diri dengan penambahan umur

33
Masa orang tua
a. menyesuaiakan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan
fisik
b. menyesuaiakan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya
pendapatan
c. menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri
d. menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia lanjut
e. memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
f. membangun kehidupan fisik yang memuaskan

34
Hukum Perkembangan
1. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan
2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi
perkembangan berikutnya
3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal
4. Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis
(kematangan) dan faktor-faktor lingkungan (belajar)
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang
saling berhubungan dengan semua aspek ( fisik, kognitif,
emosional, sosial yang mempengaruhinya)
6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masingmasing
7. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang
kompleks, dari yang umum kepada yang khusus
35
PRINSIP-PRINSIP
PERKEMBANGAN :
1. Proses yg tdk pernah berhenti/never ending process terus
menerus berkembang/berubah – dipengaruhi
pengalaman/belajar sepanjang hidup sejak masa konsepsi >tua/mencapai kematangan.
2. Saling mempengaruhi setiap aspek perkemb baik fisik-emosiinteligensi-sosial; satu sama lain saling mempengaruhi & ada
korelasi yg positif antar aspek tsb
3. Mengikuti pola/arah tertentu tiap thap merupakan hasil
perkembangan tahap sebelumnya yg merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya
4. Terjadi pd tempo yg berlainan ada yg cepat ada yg lambat
5. Individu normal akan mengalami fase perkembangan : bayi ->
kanak-kanak -> anak -> remaja -> dewasa -> masa tua.
6. Punya ciri khas sampai usia 2 th memusatkan untk mengenal
lingkungan-menguasai gerak fisik-belajar bicara ; usia 3-6 th
perkemb. dipusatkan menjadi manusia sosial.
36
PENTINGNYA MEMAHAMI
PERKEMBANGAN ANAK:
1. Masa anak  periode perkemb. Yg cepat &
perubahan terjadi dlm banyak aspek perkembangan.
2. Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yg kuat
bagi perkembangan selanjutnya
3. Pengetahuan tentang perkembangan anak dpt 
membantu mengembangkan diri & memecahkan
masalah yg dihadapi
4. Memahami factor-faktor yg mempengaruhi perkemb.
Anak dpt:
a. mengantisipasi berbagai upaya untk memfasilitasi
perkemb baik di lingkungan keluarga – sekolah –
masyarakat
b. mencegah berbagai kendala/factor-faktor yg akan
meracuni perkemb anak
37
IMPLIKASI PENDIDIKAN:
• Siapkan program yg memfasilitasi
berkembangannya kemampuan berpikir.
• Gunakan metode mengajar = Anak aktif
bertanya – mengemukakan gagasan – uji
coba materi –lakukan dialog – diskusi –
brain storming (curah pendapat berbagai
masalah)

38
Dalam pemenuhan tugas perkembangan &
proses pembelajaran harus memperhatikan
adanya kebutuhan pd peserta didik:
• Achievement : A need to accomplish tasks well
• Deference: A need to conform to customs and
defer to others
• Order: A need to plan well and be organized
• Exhibition: A need to be the center of attention in
a group
• Autonomy: A need to be free of responsibilities
and obligations
• Affiliation: A need to form strong friendships and
39
attachments
Dalam pemenuhan tugas perkembangan &
proses pembelajaran harus memperhatikan
adanya kebutuhan pd peserta didik:
• Dominance: A need to be a leader and influence
others
• Abasement: A need to accept blame for problems
and confess errors to others
• Nurturance: A need to be of assistance to others
• Change: A need to seek new experiences and avoid
routine
• Endurance: A need to follow through on tasks and
complete assignments
• Heterosexuality: A need to be associated with and
attractive to members of the opposite sex
• Aggression: A need to express one's opinion and be
40
critical of others
Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih
besar dan lebih panjang dan prosesnya terjadi sejak anak
sebelum lahir hingga ia dewasa.
a. Pertumbuhan sebelum lahir
Manusia dimulai dari pertemuan sel telur dengan sperma yang
membentuk sel kehidupan disebut embrio.Embrio manusia
pada usia 1 bulan berukuran 1/2 cm, usia 2 bulan menjadi 2
1/2 cm dan disebut janin ―fetus‖ pertumbuhan dan
perkembangan
manusia sebelum lahir sangat kompleks,
masa itu awal
terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan syaraf
yang membentuk sistem yang
lengkap. Pertumbuhan dan
perkembangan janin diakhiri
saat kelahiran. Kelahiran pada
dasarnya merupakan
pertanda kematangan biologis dan jaringan
syaraf masing
-masing komponen biologi telah mampu berfungsi
secara
mandiri.

41
Lanjutan…

b. Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan
pertumbuhan sebelum lahir sampai dewasa. Setiap bagian
fisik manusia selalu akan mengalami perubahan karena
pertumbuhan sehingga masing-masing komponen tubuh
akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan
fungsinya. Fungsi syaraf sensoris semakin sempurna dan
lengkap sehingga anak mampu menginterpretasikan apa
yang ia lihat, dengar, sentuh, dan rasakan.
Pertumbuhan dan perkembangan fungsi biologis memiliki pola
dan urutan yang teratur.
* Usia 1 bulan mulai mampu berguling (memutar badan)
* Usia 2 bulan mulai telungkup
* Usia 3 bulan mulai dapat merangkak
* Usia 15 bulan bisa berjalan sendiri dst.
Pola dan urutan pertumbuhan dan perkembangan fungsi
fisik diikuti oleh perkembangan kemampuan mental spiritual
42
dan sosial
Pertumbuhan fisik mempengaruhi perilaku anak-anak
sehari-hari yaitu akan menentukan keterampilan anak
dalam bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan
fungsi fisik mempengaruhi bagaimana anak
memandang dirinya sendiri, memandang orang lain.
Pertumbuhan fisik terjadi secara bertahap ada kalanya
cepat dan ada kalanya lambat. Irama pertumbuhan
setiap individu berbeda – beda walaupun secar
keseluruhan menunjukkan keteraturan.
PERTUMBUHAN FISIK ANAK DIBAGI 4 PERIODE
UTAMA
1. 6 bulan setelah kelahiran mengalami percepatan
2. Pada akhir tahun pertama pascalahirnya sedikit
lambat-- stabil sampai kematangan kehidupan
seksualnya usia 8;0 – 12; 0
3 14;0 – 16;0 cepat kembali sampai dewasa
4. Dewasa – tua mengalami keajegan – berat dapat

43
Menurut Buhler (1893 – 1974) ada lima
tingkat perkembangan psikis
a. Permulaan memasuki dunia -- 25;0
b. Penanjakan
c. Puncak masa hidup : 25;0 50;0
d. Penurunan menarik diri dari kehidupan
e. Akhir kehidupan sesudah 50 ;0

44
Perkembangan Kognitif
• Proses kognisi berfokus pd perubahan pd
pemikiran individual, intelegensi, & bahasa
• Responsivitas dlm pengasuhan sangat
penting dlm perkembangan kognitif anak
• proses biologis, kognitif, & sosioemosional
saling berkaitan/mempengaruhi
45
Definisi Kognisi
• Neisser (dalam Morgan, et al. (1986) 
proses berpikir dimana informasi dari
pancaindera
ditransformasi, direduksi, dielaborasi
(dikembangkan), diperbaiki, dan digunakan.
• Morgan, dkk.. (1986)  pemrosesan
informasi tentang lingkungan yang
dipersepsikan melalui pancaindera.
• Santrock (1986)  aktivitas mental tentang
bagaimana informasi masuk ke dalam
pikiran, disimpan dan ditransformasi, serta
dipanggil kembali dan digunakan dalam
aktivitas kompleks seperti berpikir.

46
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN KONITIF
• Piaget  selama perkembangannya, manusia
mengalami perubahan-perubahan dalam struktur berfikir,
semakin terorganisasi, dan suatu struktur berpikir yang
dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap
sebelumnya.
• Perkembangan disebabkan oleh empat faktor:
kematangan fisik, pengalaman dengan objek2 fisik,
pengalaman sosial, dan ekuilibrasi  anak adl organisme
aktif dan self-regulating yang berubah melalui interaksi
antara pembawaan lahir (innate) dengan faktor-faktor
lingkungan.
• Pengalaman membawa kemajuan kognitif melalui proses
47
asimilasi dan akomodasi YG membantu anak-anak
beradaptasi terhdp lingkungannya SHG pemahaman
Proses perkembangan kognitif
• Seorang individu dalam hidupnya selalu
berinteraksi dengan lingkungan. Dengan
berinteraksi tersebut, seseorang akan
memperoleh skema.
• Skema berupa kategori pengetahuan yang
membantu dalam menginterpretasi dan
memahami dunia; menggambarkan tindakan
baik secara mental maupun fisik yang terlibat
dalam memahami atau mengetahui sesuatu.
• Piaget skema mencakup baik kategori
pengetahuan maupun proses perolehan
48
pengetahuan tersebut.
Proses perkembangan kognitif
• Seiring dengan pengalamannya
mengeksplorasi lingkungan, informasi yang
baru didapatnya digunakan untuk
memodifikasi, menambah, atau mengganti
skema yang sebelumnya ada. Sebagai
contoh, seorang anak mungkin memiliki
skema tentang sejenis binatang, misalnya
dengan burung. Bila pengalaman awal anak
berkaitan dengan burung kenari, anak
kemungkinan beranggapan bahwa semua
burung adalah kecil, berwarna kuning, dan
mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat
seekor burung unta. Anak akan perlu
memodifikasi skema yang ia miliki

49
Proses perkembangan kognitif
• Asimilasi  proses menambahkan informasi baru ke
dalam skema yang sudah ada.  bersifat subjektif,
seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman
atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke
dalam skema yang sudah ada sebelumnya  melihat
burung kenari dan memberinya label "burung" adalah
contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung
si anak.
• Akomodasi  bentuk penyesuaian lain yang
melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat
adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema
yang sudah ada  dapat pula terjadi pemunculan
skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas,
melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang
burung sebelum memberinya label "burung" adalah
contoh mengakomodasi binatang itu pada skema
50
burung si anak.
Proses perkembangan kognitif
• Melalui kedua proses penyesuaian tersebut,
sistem kognisi seseorang berubah dan
berkembang sehingga bisa meningkat dari
satu tahap ke tahap di atasnya.
• Proses penyesuaian tersebut dilakukan
seorang individu karena ia ingin mencapai
keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan
seimbang antara struktur kognisinya dengan
pengalamannya di lingkungan.
• kognisi seseorang berkembang bukan karena
menerima pengetahuan dari luar secara pasif
tapi orang tersebut secara aktif
51
mengkonstruksi pengetahuannya.
Empat periode utama skema Piaget
• Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
• Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
• Periode operasional konkrit (usia 7–11
tahun)
• Periode operasional formal (usia 11 tahun
sampai dewasa)
52
Periode sensorimotor
• perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial yg terbagi dalam enam sub-tahapan:
• Sub-tahapan skema refleks (lahir - usia enam
minggu)  berhubungan terutama dengan
refleks.
• Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer (enam
minggu - empat bulan)  berhubungan
terutama dengan munculnya kebiasaankebiasaan.
• Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder
(usia empat - sembilan bulan0 
53
berhubungan terutama dengan koordinasi
Periode sensorimotor
• Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular
sekunder (sembilan - duabelas bulan) 
berkembangnya kemampuan untuk melihat
objek sebagai sesuatu yang permanen walau
kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut
berbeda (permanensi objek).
• Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier (dua
belas - delapan belas bulan)  penemuan
cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
• Sub-tahapan awal representasi simbolik
berhubungan terutama dengan tahapan awal
54
kreativitas.
Tahapan praoperasional
• Dua – enam tahun
 prosedur melakukan tindakan secara mental
terhadap objek-objek.
• Ciri dari tahapan ini adalah :
o operasi mental yang jarang dan secara logika tidak
memadai.
o anak belajar menggunakan dan merepresentasikan
objek dengan gambaran dan kata-kata,
o pemikirannya masih bersifat egosentris (kesulitan
untuk melihat dari sudut pandang orang lain).
o dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu
ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah
walau bentuknya berbeda-beda atau
55
mengumpulkan semua benda bulat walau
Tahapan praoperasional
o anak mengembangkan keterampilan
berbahasanya  merepresentasikan bendabenda dengan kata-kata dan gambar.
o masih menggunakan penalaran intuitif bukan
logis.
o cenderung egosentris  tidak dapat
memahami tempatnya di dunia dan bagaimana
hal tersebut berhubungan satu sama lain,
kesulitan memahami bagaimana perasaan dari
orang di sekitarnya.
o memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat56
ini dan menganggap setiap benda yang tidak
Tahapan operasional konkrit
• usia enam sampai duabelas tahun
• mempunyai ciri berupa penggunaan logika
yang memadai.
• Proses-proses penting selama tahapan ini
adalah:
o Pengurutan—kemampuan untuk
mengurutan objek menurut
ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
Contohnya, bila diberi benda berbeda
57
ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari
Tahapan operasional konkrit
o Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama
dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut
tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,
termasuk gagasan bahwa serangkaian bendabenda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam
rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki
keterbatasan logika berupa animisme (anggapan
bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
o Decentering—anak mulai mempertimbangkan
beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk
bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak
akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek
lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang 58
tinggi.
Tahapan operasional konkrit
• Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
o Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah
atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali
ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan
cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4
akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
o Konservasi—memahami bahwa
kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah
tidak berhubungan dengan pengaturan atau
tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan
tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang
ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama
59
banyak dengan isi cangkir lain.
Tahapan operasional konkrit
o Penghilangan sifat Egosentrisme—
kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain (bahkan saat orang
tersebut berpikir dengan cara yang salah).
Sebagai contoh, tunjukkan komik yang
memperlihatkan Siti menyimpan boneka di
dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan,
kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke
dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke
ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit
akan mengatakan bahwa Siti akan tetap
menganggap boneka itu ada di dalam kotak 60
Tahap operasional formal
• usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut
sampai dewasa.
• Karakteristik tahap ini:
o kemampuan untuk berpikir secara abstrak,
o menalar secara logis, dan
o menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
o dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan
nilai.
o tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk
hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di
antaranya.
o Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai
perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak
mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang 61
dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
Keempat tahapan tsb. memiliki ciri-ciri
sbb:
• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia
bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada
tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang
mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi
yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua
konsep dan isi pengetahuan
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang
terorganisasi secara logis
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan
mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya,
tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif
dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif
62
• Perkembangan kognisi remaja mencapai
tahap operasional formal yang
memungkinkan remaja berpikir secara
abstrak dan komplek, sehingga remaja
mampu mengambil keputusan untuk dirinya.
Selama masa remaja, kemampuan untuk
mengerti masalah-masalah kompleks
berkembang secara bertahap. Masa remaja
adalah awal dari tahap pikiran formal
operasional, yang mungkin dapat dicirikan
sebagai pemikiran yang melibatkan logika
pengurangan atau deduksi. Tahap ini terjadi
di semua orang tanpa memandang
63
pendidikan dan pengalaman mereka.
• Perkembangan kognitif remaja dalam pandangan Jean
Piaget merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam
tahap pertumbuhan operasi formal ( period of formal
operations).
• remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan
abstrak.
• berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan
mudah dapat membayangkan banyak alternatif
pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau
hasilnya.
• tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka
akan memproses informasi tersebut serta
mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.
• mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan
sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, 64
Karakteristik pemikiran remaja
berupa:
• Perkembangan kognisi sosial : remaja
mengembangkan suatu egosentrisme
khusus, remaja yakin bahwa orangtua
memperhatikan dirinya sebagaimana halnya
dengan dirinya sendiri.
• Rasa unik pribadi remaja membuat mereka
merasa bahwa tidak seorangpun dapat
mengerti bagaimana perasaan mereka
sebenarnya.
65
Karakteristik pemikiran remaja
berupa:
Ada beberapa ciri pemikiran praoperasional formal
pada remaja :
Abstrak
: Mampu memunculkan
kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau dalildalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.
Idealis
: Mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal
bagi mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan
membandingkan diri mereka dengan orang lain
dan standard-standard ideal ini.
Logis
: Mulai mampu mengembangkan
hipotesis atau dugaan terbaik akan jalan keluar
suatu masalah, menyusun rencana-rencana untuk
memecahkan masalah-masalah dan menguji
pemecahan-pemecahan masalah secara
66
sistematis.
• Pada perkembangan kognisi remaja juga
dipengaruhi oleh pengambilan keputusan yang
berupa :
- Remaja cenderung menghasilkan pilihan-pilihan,
menguji situasi dari berbagai perspektif,
mengantisipasi akibat-akibat dari keputusankeputusan dan mempertimbangkan kredibilitas
sumber-sumber.
- Remaja perlu punya lebih banyak peluang untuk
mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan
keputusan yang realistis.
• Misal : Dalam pengambilan keputusan oleh remaja
mulai dari pemikiran, keputusan sampai pada
konsekwensinya, bagaimana lingkungannya yang67
menunjukkan peran lingkungan dalam membantu
unsur paling dalam perkembangan
kognisi (Piaget):
• Latihan berpikir  merumuskan masalah dan
memecahkannya, serta mengambil
kesimpulan akan membantu seseorang untuk
mengembangkan pemikirannya ataupun
intelegensinya.
• Pengalaman  Piaget :
1. Pengalaman fisis, terdiri dari tindakan atau
aksi seseorang terhadap objek yang di hadapi
untuk mengabstraksi sifat-sifatnya.
2. Pengalaman matematis-logis, terdiri dari
tindakan terhadap objek untuk mempelajari
akibat tindakan-tindakan terhadap objek itu.
68
unsur paling dalam perkembangan
kognisi (Piaget):
• mekanisme internal (ekuilibrium) sebagai
self-regulasi yang mengatur diri
seseorang jika berhadapan dengan
rangsangan atau tantangan dari luar
• afeksi  berkaitan dengan kebutuhan
untuk menentukan diri atau membentuk
motivasi yang kuat bagi intelegensi
seseorang tersebut
69
Perkembangan sosioemosi
• Socioemotional processes focus on

– Changes in individual relationships with others
– Emotional changes
– Personality changes

• The most important process for research and study is
:
– Satisfaction in sex, romance, passion

– Quality of the couple’s friendship
– Roles that each person fulfills
– Child-rearing practices within the family

70
DEFINISI EMOSI
• Respon adaptif otomatis yang melibatkan
perubahan fisiologis serta perubahan dan
pengaturan perilaku pada saat individu
melakukan penilaian dalam menghadapi
sebuah stimulus.
• Respon emosi baik yang positif ataupun
negatif akan mempengaruhi cara individu
bertahan hidup.
71
Emosi primer
• Plutchik (1980): takut, marah, sedih,
senang, penerimaan, muak, antisipasi,
terkejut
• Scott (1980): takut, marah, kesepian,
senang, cinta, cemas, curiga
• Ekman (1973): takut, marah, sedih,
bahagia, muak, terkejut
• Shaver & Schwartz (1984): takut, marah,
sedih, bahagia, cinta
72
Komponen emosi
• Pengalaman emosi subjektif individu, respon tubuh
terutama yang berkaitan dengan system
saraf, penilaian kognitif yang muncul dengan
sendirinya, ekspresi emosional, respon umum
terhadap emosi, dan kecenderungan perilakunya (
Atkinson dkk., 1999)
• Perubahan otak, perubahan mimik dan
tubuh, merasakan (pengalaman), desakan untuk
bertindak, interpretasi-kepercayaan-asumsi
(Linehan, 1993)
• Afeksi (pengalaman mengenai kesenangan atau
kepedihan), penilaian ulang suatu objek atau
peristiwa sebagai sesuatu yang baik atau
buruk, kesiapan bertindak, atau kesiapan dalam
merubah perilaku terhadap lingkungan, rangsangan
otonomi, dan perubahan aktivitas kognitif (Frijda
(dalam Lucas dkk. 2003))
73
PENGGAMBARAN EMOSI
(Linehan, 1993)
Interpretasi Peristiwa
• pikiran
• asumsi
• kepercayaan

Emosi
• Perubahan otak

Peristiwa pendorong
• Dari dalam
 Pikiran, perilaku, reaksi fisik
•Dari luar
 peristiwa, tempat

Peristiwa
Pendorong
Kedua

•Perubahan mimik
dan tubuh
•Merasakan
(pengalaman)
•Desakan
bertindak
•Interpretasi,
kepercayaan,
asumsi

Ekspresi

• Bahasa muka
dan tubuh
•Ekspresi
kata-kata
•Tindakan

Akibat yg terjadi setelahnya
• memori
• pikiran
• kemampuan berpikir
• fungsi fisiologis
• perilaku

Menamai
emosi
74
DIKOTOMI EMOSI
(PLUTCHICK, 2003)
• Emosi positif merupakan emosi yang baik
atau diinginkan, seperti senang, bahagia,
cinta, atau tertarik.
• Emosi negatif adalah emosi yang dinilai
buruk atau tidak diinginkan, seperti sedih,
marah, takut, atau malu.
• Emosi negatif juga dapat memainkan
peranan yang positif dalam hidup individu.
75
REAKSI YG BERKAITAN DENGAN
EMOSI
Wallbott & Scherer, 1989:
• Gembira  merasa hangat, jantung berdetak
lebih cepat, otot kendor, tertawa, tersenyum,
bergerak mendekat, bicara lbh panjang,
gangguan bicara
• Marah  jantung berdetak lebih cepat, otot
tegang, perubahan pernafasan, merasa
panas, perubahan ekspresi wajah, perubahan
suara, bergerak menjauh, bicara lbh panjang,
perubahan tempo bicara
• Muak  diam, perubahan ekspresi muka,
bicara lbh panjang, otot tegang, menarik diri
76
REAKSI YG BERKAITAN DENGAN
EMOSI
• Sedih  menangis, terisak-isak, tenggorokan
tersumbat, menarik diri, jantung berdetak
lebih cepat, otot tegang, merasa dingin
• Takut  jantung berdetak lebih cepat, otot
tegang, berkeringat, perubahan pernafasan,
merasa dingin, perubahan ekspresi wajah
• Malu  diam, jantung berdetak lebih cepat,
merasa panas, perubahan ekspresi wajah,
menarik diri
• Merasa bersalah  diam, jantung berdetak
lebih cepat, tenggorokan tersumbat, otot
tegang
77
FUNGSI EMOSI
Linehan, 1993:
• Bisa berguna, merusak, atau tidak
mengakibatkan apa-apa
• Alat berkomunikasi dan mempengaruhi
orang lain
• Mengatur dan memotivasi tindakan
• Mengawasi keadaan hubungan interpersonal
• Menilai apakah hal-hal yang terjadi sesuai
keinginan
• Memberi tanda pada orang mengenai
keadaan kita
78
FUNGSI EMOSI
• Meningkatkan pembelajaran
• Menyadari dan menilai apa-apa yg dirasakan
• Mengekspresikan dan bertindak sesuai tandatanda yg penting
• Pengesahan bagi tanda yg mengindikasikan
bahwa sesuatu telah terjadi
Batzson dkk, 1992:
• Menyediakan informasi mengenai tujuan
• Memberikan penjelasan mengenai posisi atau
arah sehubungan dengan tujuan yang akan
dicapai individu
79
FUNGSI EMOSI
Greenberg, 2003:
• Memberi informasi tentang berbagai
kemungkinan dlm pemenuhan kebutuhan
individu
• Mengatur tindakan
• Mengawasi keadaan hubungan interpersonal
• Menilai apakah yg terjadi sesuai dgn keinginan
• Memberi tanda pd orang lain mengeni keadaan
kita
• Mengekspresikan dan bertindak sesuai tandatanda yg dirasa penting bagi individu
80
FUNGSI EMOSI
• Menyadari dan menilai apa yg
dirasakan
• Meningkatkan pembelajaran

Plutchick (2003)
• Sedih  mendatangkan perilaku
bantuan dari orang lain
• Depresi  meningkatkan bantuan dari
orang lain
81
Perspektif perkembangan emosi
1. phylogenesis: evolusi proses emosi antar
spesies
2. ontogenesis: perkembangan dan
perubahan selama masa hidup individu
atau sub kelompok spesies

82
Perkembangan emosi individu
(Bridges, 1932)
• Lahir: senang
• 3 bulan: sedih, senang, suka
• 6 bln: takut, jijik, marah, sedih, senang,
suka
• 12 bln: takut, jijik, marah, sedih, senang,
suka, sayang
• 18 bln: takut, jijik, marah, sedih, senang,
suka, sayang, cemburu, sayang pada
orangtua, sayang pada anak

83
Perkembangan emosi anakanak
• Pengaruh keluarga 
otoriter, otoratif, permisif, budaya, kelas
sosial, relasi saudara sekandung, ibu
bekerja, ortu bercerai, jender, ortu depresi
mempengaruhi emosi seseorang
• Relasi teman sebaya  permainan akan
menimbulkan emosi tertentu seperti
senang, marah, jika tidak ada teman untuk
bermain pun akan memunculkan emosi
negatif seperti sedih, marah, tersisih
• Televisi  mengembangkan beberapa emosi
seperti menonton film/sinetron tertentu
dapat memunculkan emosi
malu, pasif, meremehkan, empati, agresif
84
Perkembangan emosi anak
akhir
Dipengaruhi oleh beberapa hal seperti:
• Keluarga  relasi ortu anak, keluarga tiri, anak
kunci
• Relasi teman sebaya  penolakan/pengabaian
teman, sahabat
• Sekolah  kelas, guru, kelas sosial, etnis
• Jender  wanita: sedih dan takut, laiki-laki:
marah dan agresif

85
Perkembangan emosi remaja
•
•
•
•
•
•

Melepaskan/kelekatan dengan ortu
Krisis orisinalitas
Sekolah
Orientasi internal kelompok
Pertentangan dengan masyarakat
Karir

86
PERKEMBANGAN MORAL
◦ Adalah pikiran, perasaan dan perilaku
yang dikaitkan dengan standar benar atau
salah
◦ Perkembangan moral memiliki 2 dimensi
yaitu dimensi interpersonal dan
intrapersonal

87
Moral Development
• Intrapersonal Dimensions
– Aturan/Nilai dasar dan penilaian diri dari
seseorang
– Dimensi ini mengatur atau mengarahkan
aktivitas orang tersebut saat dia tidak terlibat
dalam interaksi sosial
• Interpersonal Dimensions
– Titik perhatiannya adalah pada apa yang
seharusnya dilakukan orang saat mereka
berinteraksi dengan orang lain
– Dimensi ini mengatur interaksi sosial
seseorang dan people’s social interactions dan
menengahi konflik
88
Ide Dasar /Aspek Perkembangan
Moral
• Aspek Fikir
– Merupakan bagian dari perkembangan moral yang
menjelaskan bagaimana remaja melakukan
penalaran atau berfikir tentang satu aturan yang
diterapkan untuk perilaku yang benar.

• Aspek Perasaan
– Bagaimanakah perasaan yang muncul pada
remaja saat dihadapkan pada masalah-masalah
yang terkait dengan nilai benar atau salah.

• Aspek Perilaku
– Bagaimana sebenarnya remaja berperilaku dalam
situasi yang terkait dengan nilai benar atau salah.
89
Moral Thought Piaget
– Anak berpikir dalam 2 cara yang berbeda
terakit dengan aspek moralitas, tergantung
pada tingkat kematangan mereka
– Terbagi menjadi moralitas heteronomus dan
autonomus

90
Heteronomous Morality
• Merupakan tahap pertama perkembangan moral
dalam teori Piaget.
• Berlangsung pada usia 4 sampai 7 tahun
• Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai
– sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan
– Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/
dikendalikan oleh orang.

• Menilai perilaku itu benar/baik dengan
– Mempertimbangkan hanya akibat yang ditimbulkan perilaku.
– Tidak mempertimbangkan niat dari si pelaku.
– Contoh: memecahkan gelas 1 dengan sengaja dan
memecahkan gelas 12 karena enggak sengaja, maka yang
baik adalah yang memecahkan satu
91
Ciri Orang yang berpikir secara Heteronomous

• Menilai baik atau benarnya perilaku
hanya dengan mempertimbangkan
akibat yang ditimbulkan oleh perilaku
tertentu, dan tidak mempertimbangkan
niat atau tujuan dari si pelaku.
• Mempercayai Konsep “Immanent
Justice”
– Yaitu konsep yang menekankan bahwa
bila seseorang melanggar aturan, maka ia
harus segera dihukum
92
Moralitas yang Autonomous
• Merupakan tahap kedua perkembangan moral
• Muncul atau terjadi pada anak yang lebih tua
(10 tahun ke atas)
• Memiliki pemahaman bahwa aturan dan
sistem hukum merupakan buatan manusia.
Jadi, dalam menilai baik buruknya perbuatan,
akibat yang ditimbulkan oleh perilaku serta niat
atau tujuan si pelaku sama-sama
dipertimbangkan.
93
Individu yang Berfikir Secara Autonomous
• Dalam memberikan penilaian baik atau
benarnya perilaku seseorang, ia akan
mempertimbangkan niat atau tujuan
dari si pelaku.
• Bisa menerima perubahan dan mampu
mengenali bahwa aturan itu bisa
disesuaikan, dibuat dan disetujui
melalui kesepakatan bersama dan bisa
berubah melalui konsensus
94
Moral Thought  Kohlberg
• Perkembangan moral yang dasar utamanya
adalah penalaran moral dan dapat dijelaskan
dalam serangkaian tahapan-tahapan/tingkatan/
• Teori Kohlberg muncul berdasarkan jawaban
yang diberikan orang-orang saat ditanya
bagaimana pendapat mereka tentang cerita
“Kohlberg Moral Dilemmas”
• Konsep kunci atau utama dalam memahami
perkembangan moral adalah proses
INTERNALISASI perubahan yang terjadi
dalam perkembangan di mana awalnya perilaku
itu dikendalikan oleh kekuatan di luar diri
individu menjadi dikendalikan oleh standar dan
prinsip-prinsip internal
95
Level of Moral Development Kohlberg
• Pre-Conventional Reasoning
– Tidak adanya internalisasi terhadap nilai-nilai moral
– Penilaian tentang moral didasarkan pada hadiah atau
hukuman yang berasal dari luar dirinya
• Conventional Reasoning
– Ada proses internalisasi, hanya masih sebagian
– Penilaian individu sebagian didasarkan oleh standar
pribadi (internal) tapi ada juga yang berdasarkan
standar orang lain (orangtua)
• Post-Conventional Reasoning
– Proses internalisasi sudah terjadi secara utuh dan
penilaian moral tidak lagi menggunakan standar orang
lain
– Mengenali adanya alternatif dalam memberikan
penilaian, mengeksplorasi setiap alternatif dan
akhirnya memutuskan mana yang paling pas sesuai
96
dengan nilai pribadi yang diyakininya.
Pre-Conventional Reasoning
• Tahap ini terbagi menjadi 2 tingkatan lagi yaitu:
– Heteronomous Morality, ditandai:
• Moral thinking is often tied to punishment
– Pada tahap ini pemikiran tentang moral selalu dikaitkan dengan
hukuman
– Contoh: anak dan remaja taat kepada orang tua karena mereka
disuruh untuk tata dan kalau tidak taat maka…..

– Individualism, instrumental purpose and exchange,
tandanya:
• Individual pursue their own interest but let others do the same
– Individu akan memberikan penilaian berdasarkan apa yang
disukainya tetapi membiarkan orang lain untuk melakukan hal yang
sama

• What is right involves an equal exchange
– Apa yang dianggap benar merupakan sebuah barter yang
setara/saling menguntungkan
– Contoh: kita berbuat baik kepada orang lain supaya orang lain
97
berbuat baik pada kita
Conventional Reasoning
• Terbagi lagi menjadi 2 tahap, yaitu:
– Harapan terhadap interaksi interpersonal, konformitas
yang terbentuk dalam hubungan bersifat saling
menguntungkan,
• Individu menggunakan konsep keprcayaan, kepedulian dan
kesetiaan sebagai dasar penilaian moral.
• Contoh remaja atau anak mengadopsi standar moral orang
tuanya karena ingin mendapatkan penilaian dari orangtuanya
sebagai “anak baik” atau “anak pintar”

– Moralitas berdasarkan Sistem Sosial
• Penilaian moral didasarkan pada pemahaman atas hukum
sosial, nilai keadilan dan tanggung jawab.
98
Post-Conventional Reasoning
• Kontrak sosial atau kegunaan & hak
individual
– Alasan individual yg melandasi nilai, hukum, &
priondip yg bahkan melebihi hukum
(transendensi)

• Prinsip etika universal
– Mengembangkan standar moral berdasarkan
hak asasi manusia
– Hukum vs. suara hati memilih suara hati
99
Kohlberg’s Critics
• Hubungan antara pikiran moral &
perilaku moral
• Kurangnya pengakuan akan peran
budaya dlm perkembangan moral
• Tll meremehkan perspektif
kepengasuhan

100
Moral Behavior
• The Social Cognitive Theory
– Emphasizes a distinction between moral
competence and moral performance
– Moral competence  the ability to
produce moral behaviors
– Moral performance  performing those
behaviors in specific situations

101
Moral Feelings
• The Psychoanalytic Theory
• Child-Rearing Technique
• Empathy  Reacting to another’s feelings
with an emotional response that is similar to
the other’s response
• Altruism  Unselfish interest in helping
another person. Forgiveness is an aspect of
altruism that occur when the injured person
releases the injurer from possible behavioral
retaliation
102
Psychoanalytic Theory
• Superego
– Moral branch of personality
– Consist of 2 main component
• Ego Ideal
– The component of superego that involves ideal
standards approved by parents

• Conscience
– The component of superego that involves
behaviors disapproved of by parents
103
Child-Rearing Techniques
• Love Withdrawal
– A discipline technique in which a parents
removes attention or love from a child

• Power Assertion
– A discipline technique in which parents
attempts to gain control over a child or a
child’s resources

• Induction
– Parents uses reason and explanation of the
consequences for others of a child action
104
GANGGUAN PERKEMBANGAN
• Gangguan perkembangan masa anak
adalah berbagai jenis masalah
perkembangan yang potensial terjadi pada
masa, yaitu usia anak 0-12 tahun.
• Pada dasarnya, tiap-tiap tahap
perkembangan memiliki potensi gangguan
perkembangan berbeda-beda, tergantung
pada tugas perkembangan yang diemban
masing-masing usia.
105
• usia bayi  gangguan pada
perkembangan berbahasa, pertumbuhan ,
demam tinggi yang berisiko memunculkan
gangguan lainnya.
• usia sekolah  aktivitas anak mencapai
puncaknya  kemungkinan terjadinya
kelelahan atau kecelakaan yang dapat
menimbulkan gangguan perkembangan
motorik.
• Gangguan perkembangan lain yang
banyak muncul pada masa anak 
gangguan bicara, gangguan berbahasa,
keterlambatan mental, autism, lambat 106
belajar, gangguan pemusatan perhatian
Pentingnya Deteksi Dini Masa anak  masa
anak merupakan dasar pembentukan fisik
dan kepribadian pada masa berikutnya 
masa anak merupakan "masa emas"
mempersiapkan seorang individu
menghadapi tuntutan zaman sesuai
potensinya.
• Jika terjadi gangguan perkembangan, apa
pun bentuknya, deteksi yang dilakukan
sedini mungkin merupakan kunci penting
keberhasilan program intervensi yang
dilakukan. Semakin dini gangguan
perkembangan terdeteksi, semakin tinggi
pula kemungkinan tercapainya tujuan 107
• Kenali tugas perkembangan sesuai usia anak 
tugas-tugas yang harus dimiliki anak pada usia
tertentu.
• Penilaian baik-buruknya perkembangan anak
tergantung pada tercapainya tuntutan atau tugas
perkembangan sesuai usianya 
Misalnya, tugas perkembangan masa bayi
adalah merangkak, berdiri, berjalan (dalam hal
perkembangan motorik), mengoceh,dan
mengucapkan kata (perkembangan bahasa);
tugas perkembangan masa kanak-kanak (3-6
tahun) adalah berkomunikasi dengan orang
lain,belajar kemandirian, dan mempersiapkan diri
masuk sekolah.
• Mengenali tugas perkembangan sesuai usia
anak memungkinkan deteksi dini gangguan 108
perkembangan.
• Kenali pola dan irama perkembangan anak  Secara
universal anak memiliki pola (urutan) perkembangan
yang sama.
• Meskipun memiliki pola sama, anak bisa memiliki
irama (kecepatan) perkembangan berbeda dari anak
lain  Anak mungkin mulai berbicara pada usia 14
bulan, tetapi dia belum bisa berjalan tanpa bantuan;
Sementara anak lain dengan usia yang sama sudah
mampu berjalan sendiri, tapi tidak mengucapkan katakata.
• Pemenuhan tugas perkembangan merupakan
patokan umum yang seharusnya dicapai dalam
rentang usia tertentu  stimulasi pada anak memang
perlu terus-menerus dilakukan,tapi jangan sampai
memaksa anak melakukan apa yang diharapkan
orangtua  lebih penting mengenali apakah anak
ybs. memenuhi pola yang normal meskipun
kecepatannya bisa berbeda dengan anak lain.
109
• Pihak sekolah juga diharapkan dapat memberi peluang
terjadinya transfer informasi tentang berbagai gangguan
perkembangan anak  Lakukan pencatatan serta
pengamatan terhadap perkembangan anak dan perubahan
dalam lingkungannya.
• Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu
sarana memperoleh catatan perkembangan anak,
khususnya anak di bawah usia lima tahun.
• Meskipun tidak dimungkiri bahwa perkembangan mental
dan psikologis berpengaruh timbal balik secara erat
dengan perkembangan fisik, perubahan dan gejala lain di
luar perkembangan fisik, kurang mendapat perhatian
(misalnya,perkembangan berbahasa,rentang konsentrasi,
perkembangan motorik halus dan motorik kasar).
• Hal-hal yang perlu diamati disesuaikan tugas
perkembangan pada usianya dan kebiasaan masingmasing anak. Carilah informasi jika Anda mencurigai
perubahan, kelambatan, atau perilaku yang tampaknya
kurang wajar.
110
GANGGUAN
BELAJAR/LEARNING DISORDER
(LD)
• Mengapa hrs sgr ditangani?
• Bila tidak ditangani dengan baik dan
benar akan menimbulkan berbagai
bentuk gangguan emosional (psikiatrik)
yang akan berdampak buruk bagi
perkembangan kualitas hidupnya di
kemudian hari
111
Secara khusus anak dengan LD (learning
disorder) mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
•
a. Mudah menangkap pelajaran, petunjuk, atau
instruksi yang diberikan, tetapi cenderung
malas melakukan aktivitas belajar, mudah
bosan, meremehkan, bahkan penolakan.
b. Memiliki pengetahuan yang luas, tetapi
cenderung kurang mampu melakukan tugastugas akademik secara akurat dan
memuaskan.
c. Dikenal sebagai siswa yang cukup pandai,
tetapi mengalami kesulitan dalam satu atau
lebih bidang akademik dan tidak mampu
memanfaatkan kepandaiannya tersebut untuk
mencapai prestasi akademik tinggi.
d. Memiliki kesenjangan yang cukup signifikan
112
antara skor tes kemampuan verbal dan
performennya.
•

e. Memiliki daya tangkap yang bagus, tetapi
cenderung hiperaktif dan kurang mampu
menyesuaikan diri.
f. Memiliki daya imaginatif yang tinggi, tetapi
cenderung emosional.
g. Mampu mengambil keputusan dengan
cepat, tetapi cenderung kurang disertai
pertimbangan yang matang, terburu-buru,
semaunya.
h. Lebih cepat dalam belajar dan mengerjakan
suatu persoalan, tetapi cenderung malas dan
memiliki toleransi yang rendah terhadap
frustrasi.
i. Lebih percaya diri, tetapi cenderung
meremehkan dan menolak tugas-tugas yang
diberikan dengan berbagai alasan.

113
GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK
• GAMBARAN UTAMA ADALAH HENDAYA BERAT
DALAM PERKEMBANGAN KOORDINASI
MOTORIK, YANG TIDAK DISEBABKAN OLEH
RETARDASI MENTAL, GANGGUAN
NEUROLOGIS YG DIDAPAT MAUPUN
KONGENITAL.
• GANGGUAN INI BISA BERSAMAAN DENGAN
KESULITAN BICARA
• ANAK TAMPAK ANEH DALAM BERJALAN,
SERING JATUH, TERSANDUNG DAN
MENABRAK
• LAMBAT BELAJAR BERLARI, MELOMPAT DAN
NAIK TURUN TANGGA
• KESULITAN MENGIKAT SEPATU
114
• KESULITAN MEMASANG DAN MELEPASKAN
• ANAK TAMPAK LAMBAN DALAM GERAK HALUS &
KASAR
• BENDA YANG DIPEGANG SERING JATUH
• TIDAK PANDAI MENGGAMBAR, TULISANNYA
SANGAT JELEK
• SULIT MENGERJAKAN PERMAINAN JIGSAW,
MENGGUNAKAN PERMAINAN YANG
KONSTRUKSIONAL
• SERING DISEBUT JUGA : THE CLUMSY CHILD
SYNDROME
• SERING DIJUMPAI KESULITAN BERSEKOLAH,
PADA BEBERAPA KASUS BERSAMAAN DENGAN
GANGGUAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL DAN
PERILAKU.
• PADA BEBERAPA KASUS , DIJUMPAI ADANYA
RIWAYAT KOMPLIKASI PERINATAL MISALNYA
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
115
Gangguan Perkembangan Motorik
pada Anak
• Anak yang sulit mengendari sepeda,
mengancingkan baju atau menggunakan gunting,
merupakan salah satu ciri dari gangguan
perkembangan koordinasi motorik (development
coordination disorder/DCD).
DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia
sekolah.
• Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan
motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya
gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik
halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada
fungsi belajar adalah fungsi motorik halusnya. 116
Gangguan Perkembangan Motorik
pada Anak
• Manifestasinya berupa perkembangan motorik
anak sejak bayi hingga usia tertentu terlambat,
misalnya duduk, tengkurap, merangkak, berlari.
Kemampuan olahraga anak juga kurang. Anak
lebih sulit mengatur keseimbangan setelah
melakukan gerakan dan keseimbangan saat
berdiri.
• Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan
lain, seperti gangguan konsentrasi atau masalah
keterlambatan bicara pada anak.

• anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan
berdampak pada kemampuannya melakukan
aktivitas fisik dan dalam waktu lama bisa
memengaruhi berat badannya.

117
GANGGUAN PERKEMBANGAN
BERBICARA DAN BERBAHASA
-POLA NORMAL PENGUASAAN BAHASA
TERGANGGU SEJAK FASE AWAL
PERKEMBANGAN
-TIDAK ADA GANGGUAN NEUROLOGIK,
TIDAK ADA KETULIAN, ATAU
GANGGUAN DARI RONGGA MULUT
-TIDAK DIDAPATKAN ADANYA MENTAL
RETARDASI
118
MACAM GANGGUAN PERKEMBANGAN
BERBAHASA
1 GANGGUAN ARTIKULASI BERBICARA :
• - PENGGUNAAN SUARA SESUAI
DENGAN USIA MENTALNYA
• - TINGKAT KEMAMPUAN BAHASANYA
NORMAL
• - BERATNYA GANGGUAN ARTIKULASI
DILUAR BATAS VARIASI NORMAL - BAGI
USIA MENTAL ANAK
• - INTELEGENSIA NORMAL
• - KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF
119
DAN RESEPTIF NORMAL
2 GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF
• KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGEKSPRESIKAN BAHASA
DENGAN BERBICARA , DIBAWAH RATA2 ANAK DALAM USIA
MENTALNYA TETAPI PENGERTIAN BAHASA DALAM BATAS
NORMAL
• BISA DISERTAI DENGAN GANGGUAN ARTIKULASI
• GEJALANYA :
• -KOSA KATA YANG TERBATAS
• -KESULITAN DALAM MEMILIH DAN MENGGANTI KATA2 YANG
TEPAT
• -PENGGUNAAN SECARA BERLEBIHAN BEBERAPA KATA2
• -MEMENDEKKAN KATA2 YG SEHARUSNYA BERBUNYI
PANJANG
• -KESALAHAN KALIMAT
• -KEHILANGAN AWALAN ATAU AKHIRAN
• -GAGAL DALAM MENGGUNAKAN ATURAN TATA BAHASA
SEPERTI KATA PENGHUBUNG, KATA GANTI DSB
• -KESULITAN MENGURUT KEJADIAN YANG TELAH LEWAT.
• -SERING DISERTAI KELAINAN BUNYI KATA YANG DIHASILKAN
• -PENGGUNAAN BAHASA NON VERBAL TIDAK TERGANGGU
• (SEBAGAI PEDOMAN PERKEMBANGAN BAHASA NORMAL :
120
USIA 2 TAHUN MENGUCAPKAN BEBERAPA KATA &
3 GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIF
• PENGERTIAN BAHASA NYA DIBAWAH
KEMAMPUAN RATA2 ANAK SESUAI UMUR
MENTALNYA
• TIDAK DIDAPATKAN ADANYA GANGGUAN
PERKEMBANGAN PERVASIF
• BIASANYA DISERTAI GANGGUAN
BERBAHASA EKSPRESIF
• GANGGUAN INI BIASANYA DISERTAI
DENGAN GANGGUAN EMOSIONAL DAN
PERILAKU.
• ( PADA USIA 18 BULAN, MAMPU
MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA OBYEK &
PADA USIA 2 TAHUN BISA MENGIKUTI121
GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR
• DIMULAI SEJAK AWAL PERKEMBANGAN
• TIDAK DISEBABKAN RETARDASI MENTAL,
KELAINAN NEUROLOGIS, GANGGUAN
VISUAL, MAUPUN PENDENGARAN.
• BIASANYA BERSAMAAN DENGAN
SINDROMA KLINIS YANG LAIN, SEPERTI
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN,
GANGGUAN TINGKAH LAKU ATAU
GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG
LAIN.
• ETIOLOGI SECARA PASTI TIDAK
DIKETAHUI, DIDUGA FAKTOR BIOLOGIS
YANG BERINTERAKSI DENGAN
KESEMPATAN BELAJAR & KUALITAS
122
PENGAJARAN
1. GANGGUAN MEMBACA
• BIASANYA DIDAHULUI OLEH RIWAYAT GANGGUAN
PERKEMBANGAN BERBICARA ATAU BERBAHASA.
• PADA AWALNYA DIDAHULUI KESULITAN MENGUCAPKAN ABJAD,
MEMBERI IRAMA DARI KATA YANG DIUCAPKAN, KEMUDIAN
TERJADI KESALAHAN MEMBACA , DIANTARANYA :
A. ADA KATA2 YANG DIHILANGKAN
B. KECEPATAN MEMBACA YANG LAMBAT
C. SALAH MEMULAI, RAGU2, TIDAK TEPAT MENYUSUN KALIMAT
D. SUSUNAN KATA2 YANG TERBALIK
E. KETIDAK MAMPUAN MENYEBUT KEMBALI ISI BACAAN
F. KETIDAK MAMPUAN MENARIK KESIMPULAN MATERI BACAAN
G. KETIDAK MAMPUAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAAN PERIHAL
BACAAN , MENGGUNAKAN PENGETAHUAN UMUM DARI PADA
HASIL BACAANNYA.

123
2. GANGGUAN BERHITUNG/diskalkulia
• KEKURANGANNYA ADALAH
PENGUASAAN PADA KEMAMPUAN
DASAR BERHITUNG YAITU : TAMBAH,
KURANG, BAGI & KALI
3. GANGGUAN MENULIS/Dysgraphia
• KESULITAN MENULIS TANGAN,
MENGEJA, MENGORGANISIR IDE

124
AUTISME MASA KANAK
• MUNCUL SEBELUM USIA 3 TAHUN
• TIDAK JELAS ADANYA PERKEMBANGAN
YANG NORMAL SEBELUMNYA
• HENDAYA KUALITATIF DALAM
INTERAKSI SOSIAL YANG BERBENTUK :
APRESIASI YG TDK ADEKUAT
TERHADAP ISYARAT SOSIO EMOSIONAL
• KURANGNYA PENGGUNAAN
KETRAMPILAN BERBAHASA
• HENDAYA DALAM PERMAINAN
IMAGINATIF
• POLA PERILAKU , MINAT DAN KEGIATAN
TERBATAS BERULANG DAN STEREO
TIPIK
125
• KELEKATAN YANG KHAS TERHADAP
• Ginanjar (2001): autisme adalah gangguan
perkembangan yang kompleks yang disebabkan
oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga
mengakibatkan gangguan pada perkembangan
komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi,
sensoris, dan belajar.
• Widyawati (1997): gangguan autistik atau autisme
juga sering disebut autisme infantil  salah satu
dari kelompok gangguan perkembangan pervasif
yang paling dikenal dan mempunyai ciri khas:
Adanya gangguan yang menetap pada interaksi
sosial, komunikasi yang menyimpang,dan pola
tingkah laku yang terbatas serta stereotip. Fungsi
yang abnormal ini biasanya telah muncul sebelum
usia 3 tahun. Lebih dari dua per tiga mempunyai
fungsi di bawah rata-rata.
126
• Interaksi sosial pada anak autisme dibagi
dalam 3 kelompok, yaitu:
• Menyendiri (aloof): banyak terlihat pada
anak-anak yang menarik diri, acuh tak acuh,
dan akan kesal bila diadakan pendekatan
sosial serta menunjukkan perilaku serta
perhatian yang terbatas (tidak hangat).
• Pasif: dapat menerima pendekatan sosial
dan bermain dengan anak lain jika pola
permainannya disesuaikan dengan dirinya.
• Aktif tapi aneh: secara spontan akan
mendekati anak lain, namun interaksi ini
sering kali tidak sesuai dan sering hanya
sepihak.
127
• Hambatan sosial pada anak autisme akan
berubah sesuai dengan perkembangan usia.
Biasanya, dengan bertambahnya usia maka
hambatan tampak semakin berkurang.
• Sejak tahun pertama, anak autisme mungkin telah
menunjukkan adanya gangguan pada interaksi
sosial yang timbal balik, seperti menolak untuk
disayang/dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika
akan diangkat dengan mengangkat kedua
lengannya, kurang dapat meniru pembicaraan
atau gerakan badan, gagal menunjukkan suatu
objek kepada orang lain, serta adanya gerakan
pandangan mata yang abnormal. Permainan yang
bersifat timbal balik mungkin tidak akan terjadi.
• Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh
atau tidak bereaksi terhadap pendekatan
orangtuanya, sebagian lainnya malahan merasa
cemas bila berpisah dan melekat pada
128
orangtuanya.
• Anak autisme gagal dalam mengembangkan
permainan bersama teman-temannya, mereka
lebih suka bermain sendiri. Keinginan untuk
menyendiri yang sering tampak pada masa kanak
akan makin menghilang dengan bertambahnya
usia.
• Walaupun mereka berminat untuk mengadakan
hubungan dengan teman, sering kali terdapat
hambatan karena ketidakmampuan mereka untuk
memahami aturan-aturan yang berlaku dalam
interaksi sosial. Kesadaran sosial yang kurang
inilah yang mungkin menyebabkan mereka tidak
mampu untuk memahami ekspresi wajah orang,
ataupun untuk mengekspresikan perasaannya,
baik dalam bentuk vokal maupun ekspresi wajah.
Kondisi tersebut menyebabkan anak autisme tidak
129
dapat berempati kepada orang lain yang
• Hambatan kualitatif dalam komunikasi
verbal/non-verbal dan dalam bermain
• Keterlambatan dan abnormalitas dalam
berbahasa serta berbicara merupakan
keluhan yang sering diajukan para
orangtua, sekitar 50% mengalami hal ini:
• Bergumam yang biasanya muncul
sebelum dapat mengucapkan kata-kata,
mungkin tidak tampak pada anak autisme.
• Sering mereka tidak memahami ucapan
yang ditujukan pada mereka.
130
• Biasanya mereka tidak menunjukkan atau
memakai gerakan tubuh untuk
menyampaikan keinginannya, tetapi dengan
mengambil tangan orangtuanya untuk
mengambil objek yang dimaksud.
• Mereka mengalami kesukaran dalam
memahami arti kata-kata serta kesukaran
dalam menggunakan bahasa dalam konteks
yang sesuai dan benar.
• Bahwa satu kata mempunyai banyak arti
mungkin sulit untuk dapat dimengerti oleh
mereka. Anak autisme sering mengulang
kata-kata yang baru saja mereka dengar atau
yang pernah mereka dengar sebelumnya
131
tanpa maksud untuk berkomunikasi.
• Bila bertanya sering menggunakan kata ganti
orang dengan terbalik, seperti "saya" menjadi
"kamu" dan menyebut diri sendiri sebagai
"kamu".
• Mereka sering berbicara pada diri sendiri dan
mengulang potongan kata atau lagu dari iklan
televisi dan mengucapkannya di muka orang
lain dalam suasana yang tidak sesuai.
• Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam
arti kiasan, seperti seorang anak berkata
"sembilan" setiap kali ia melihat kereta api.
• Anak-anak ini juga mengalami kesukaran
dalam berkomunikasi walaupun mereka
dapat berbicara dengan baik, karena tidak
tahu kapan giliran mereka berbicara, memilih
topik pembicaraan, atau melihat kepada
132
lawan bicaranya.
• Mereka akan terus mengulang-ulang pertanyaan
biarpun mereka telah mengetahui jawabannya
atau memperpanjang pembicaraan tentang topik
yang mereka sukai tanpa mempedulikan lawan
bicaranya.
• Bicaranya sering dikatakan monoton, kaku, dan
menjemukan. Mereka juga sukar mengatur
volume suaranya, tIdak tahu kapan mesti
merendahkan volume suaranya, misal di restoran
atau sedang membicarakan hal-hal yang bersifat
pribadi.
• Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan
atau emosinya melalui nada suara.
• Komunikasi non-verbal juga mengalami
gangguan. Mereka sering tidak menggunakan
gerakan tubuh dalam berkomunikasi untuk
mengekspresikan perasaannya atau untuk
merabarasakan perasaan orang lain, misalnya 133
menggelengkan kepala, melambaikan
• Aktivitas dan minat yang terbatas
• Abnormalitas dalam bermain terlihat pada anak
autisme, seperti stereotip, diulang-ulang, dan tidak
kreatif.
• Beberapa anak tidak menggunakan mainannya
dengan sesuai, juga kemampuannya untuk
menggantikan suatu benda dengan benda lain yang
sejenis sering tidak sesuai.
• Anak autisme menolak adanya perubahan lingkungan
dan rutinitas baru. Contohnya seorang anak autisme
akan mengalami kesukaran bila jalan yang biasa ia
tempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa ia
pakai untuk makan diganti.
• Mainan baru mungkin akan ditolak berminggu-minggu
sampai kemudian baru bisa ia terima.
• Mereka kadang juga memaksakan rutinitas pada
orang lain, contohnya seorang anak laki-laki akan
menangis bila waktu naik tangga sang ibu tidak
134
menggunakan kaki kanannya terlebih dahulu.
• Mereka juga sering memaksa orangtua untuk
mengulang suatu kata atau potongan kata.
• Dalam hal minat: terbatas, sering aneh, dan diulangulang. Misalnya, mereka sering membuang waktu
berjam-jam hanya untuk memainkan saklar lampu,
memutar-mutar botol, atau mengingat-ingat rute
kereta api.
• Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda
yang tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah
tanpa benda tersebut. Misalnya, seorang anak laki-laki
yang selalu membawa penghisap debu ke mana pun
ia pergi.
• Stereotip tampak pada hampir semua anak autisme,
termasuk melompat turun naik, memainkan jari-jari
tangannya di depan mata, menggoyang-goyang
tubuhnya, atau menyeringai.
• Mereka juga menyukai objek yang berputar, seperti
mengamati putaran kipas angin atau mesin cuci.
135
• Gangguan kognitif
• Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi mental
dengan derajat rata-rata sedang. Menarik untuk diketahui
bahwa beberapa anak autisme menunjukkan kemampuan
memecahkan masalah yang luar biasa, seperti mempunyai
daya ingat yang sangat baik dan kemampuan membaca yang
di atas batas penampilan intelektualnya.
• Sebanyak 50% dari idiot savants, yakni orang dengan
retardasi mental yang menunjukkan kemampuan luar biasa,
seperti menghitung kalender, memainkan satu lagu hanya
dari sekali mendengar, mengingat nomor-nomor telepon yang
ia baca dari buku telepon, adalah seorang penyandang
autisme.
• Gangguan perilaku motorik
• Kebanyakan anak autisme menunjukkan adanya stereotip,
seperti bertepuk-tepuk tangan dan menggoyang-goyangkan
tubuh. Hiperaktif biasa terjadi terutama pada anak
prasekolah. Namun, sebaliknya, dapat terjadi hipoaktif.
Beberapa anak juga menunjukkan gangguan pemusatan
perhatian dan impulsivitas. Juga didapatkan adanya
koordinasi motorik yang terganggu, tiptoe walking,
clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikat 136
gigi, memotong makanan, dan mengancingkan baju.
• Respons abnormal terhadap perangsangan indera
• Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara
(hiperakusis) dan menutup telinganya bila mendengar suara
yang keras seperti suara petasan, gonggongan anjing, atau
sirine polisi. Anak yang lain mungkin justru lebih tertarik
dengan suara jam tangan atau remasan kertas. Sinar yang
terang, termasuk sinar lampu sorot di ruang praktik dokter
gigi, mungkin membuatnya tegang walaupun pada beberapa
anak malah menyukai sinar. Mereka mungkin sangat sensitif
terhadap sentuhan, memakai baju yang terbuat dari serat
yang kasar, seperti wol, atau baju dengan label yang masih
menempel, atau berganti baju dari lengan pendek menjadi
lengan panjang. Semua itu dapat membuat mereka
tempertantrums.
• Di lain pihak, ada juga anak yang tidak peka terhadap rasa
sakit dan tidak menangis saat mengalami luka yang parah.
Anak mungkin tertarik pada rangsangan indera tertentu
seperti objek yang berputar.
• Gangguan tidur dan makan
• Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun
tengah malam. Gangguan makan berupa keengganan
terhadap makanan tertentu karena tidak menyukai tekstur 137
atau baunya, menuntut hanya makan jenis makanan yang
• Gangguan afek dan mood
• Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba,
mungkin menangis atau tertawa tanpa alasan yang jelas.
Sering tampak tertawa sendiri, dan beberapa anak
tampaknya mudah menjadi emosional. Rasa takut yang
sangat kadang-kadang muncul terhadap objek yang
sebetulnya tidak menakutkan. Cemas perpisahan yang berat,
juga depresi berat mungkin ditemukan pada anak autisme.
• Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas
melawan orang lain
• Ada kemungkinan mereka menggigit tangan atau jari sendiri
sampai berdarah, membentur-benturkan kepala, mencubit,
menarik rambut sendiri, atau memukul diri sendiri.
Tempertantrums, ledakan agresivitas tanpa pemicu, dan
kurang perasaan terhadap bahaya, dapat terjadi pada anak
autisme.
• Gangguan kejang
• Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10--25% anak autisme.
Ada korelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan
beratnya retardasi mental dan derajat disfungsi susunan
syaraf pusat.
138
• Kondisi fisik yang khas
• Diagnosis Banding
• Gangguan autisme musti dibedakan dengan:
• Retardasi mental: ketrampilan sosial dan komunikasi
verbal atau non-verbal pada anak retardasi mental
sesuai dengan usia mental mereka. Tes inteligensi
biasanya menunjukkan suatu penurunan yang
menyeluruh dari berbagai tes. Berbeda dengan anak
autisme yang hasil tesnya tidak menunjukkan hasil
yang rata-rata sama. Kebanyakan anak dengan taraf
retardasi yang berat dan usia mental yang sangat
rendah menunjukkan tanda-tanda autisme yang
khas, seperti gangguan dalam interaksi
sosial, stereotip, dan buruknya kemampuan
berkomunikasi.
• Skizofrenia: kebanyakan anak dengan skizofrenia
secara umum tampak normal pada saat bayi sampai
usia 2-3 tahun, dan baru kemudian muncul
halusinasi, gejala yang tidak terdapat pada autisme.
Biasanya anak dengan skizofrenia tidak retardasi
139
mental, sedangkan pada autisme sekitar 75-80%
memerlukan penangan yang spesifik, yakni:
Anak:
• Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal).
Tingkatkan ketrampilan sosial (dengan peragaan).
Medis
• Konsultasi endokrinologi: untuk mengatasi
agresivitas seksual. Konnsultasi neurologi: untuk
menyingkirkan adanya kejang lobus temporalis
dan sindrom hipotalamik.
Lingkungan
• Lingkungan harus aman, teratur, dan responsif.
Sekolah:
• Periksa prestasi akademik yang diharapkan. Catat
reaksi dari teman-teman. Coba kurangi tuntutan
dan perubahan. Konsultasi dengan para ahli.
140
Gangguan
perkembangan
remaja

141
ANOREKSIA NERVOSA
•
•
•
•
•

UMUR 16-24 TH
5% REMAJA
KELG STATUS SOSIAL MENENGAH KE ATAS
PREDISPOSISI :
FK BIOLOGIS & GENETIK  DISFUNGSI
HIPOTALAMUS,
• INTRAPERSONAL  CEMAS, DEPRESI,
INTROVERT, PERFEKSIONIS, PERFEKSIONIS,
• KELUARGA  kaku, overprotekstif, penuh konflik,
ibu tll berperan & ayah tidak,
• SOSBUD  tuntuan budaya/TV, ekskul balet,
penyakit kronik diabetes melitus
142
MANIFESTASI
• MERASA DIRINYA GEMUK
• SUDAH KURUS PUN MASIH MERASA GEMUK
• KEPRIBADIAN: PENGKRITIK DIRI SENDIRI,
PERFEKSIONIS, CERDAS & POPULER DI SEKOLAH
• APATIS, TIDAK MAMPU MENGEKSPRESIKAN
KEBAHAGIAAN, TERTEKAN, TIDAK BERGAIRAH, LEKAS
MARAH, MALAS BERGAUL
• DR KELG DG STRES KRONIS  BERCERAI ATAU
BERPINDAH TEMPAT
• TINGKAH LAKU MAKAN  MEMBATASI MAKANA
BERKALORI TINGGI, DIBAGI-BAGI DLM PORSI KECIL,
DIBUMBUI/DIBUBUHI SST SHG TIDAK MENARIK,
CAMPURAN YG TIDAK WAJAR
• MENGGAMBARKAN DIRINYA 20-80% LEBIH BESAR DR
UKURAN SSGHNYA
• MODEL DI MEDIA ADALAH YG MENARIK YG KURUS,
143
SEMAKIN KURUS SEMAKIN TINGGI STATUS SOSIAL
Terapi:
• REHABILITASI NUTRISI 
GASTROINTESTINAL (KALORI 3500/HARI)
& EDEMA PERIFER (KURANGI GARAM),
OBAT ANTICEMAS
• PSIKOTERAPI  REGULASI EMOSI KRN
CEMAS & TAKUT
• PEMELIHARAAN & TINDAK LANJUT  bb
NORMAL, TINGKAH LAKU MAKAN
NORMAL, KEMATANGAN SOS. EMOSI,
MENS NORMAL, SEKOLAH/KERJA DG
EFEKTIF, HUBUNGAN MEMUASKAN,
144
KEMAMPUAN DIRI CAKAP
BULIMIA NERVOSA
• EPISODE BINGE EATING
• MERANGSANG MUNTAH, GERAK BERLEBIHAN, PUASA
BERKEPANJANGAN, PENYALAHGUNAAN LAKSAN ATAU
DIURETIK
• TJD DI USIA 13-58
• 3% DI MASYARAKAT
• SEMUA KELAS MASYARAKAT
Penyebab:
• ADIKSI MAKANAN & PERILAKU
• KELUARGA DISFUNGSI ATAU KEKERASA FISIK &
SEKSUAL
• SOSBUD  MEDIA MASSA
• KOGNITIF & TINGKAH LAKU  IRASIONAL BENTUK
TUBUH, BERAT BADAN, DIET, KEPERCAYAAN DIRI
• PSIKODINAMIKA  MENGENDALIKAN & MENGHINDARI
145
RASA TERTEKAN, IMPULSIF, CEMAS
Ciri2:
• BINGE EATING  3000-7000KAL
• PURGING  MEMUNTAHKAN DG MERANGSANG
FARING, LAKSAN, DIURETIK, ENEMA, GERAK
BERLEBIHAN
• BODY IMAGE KELIRU
• DEPRESI, RASA BERSALAH, MENYESAL YG
MENDALAM
Terapi:
• MENURUNKAN POLA MAKAN BULIMIK
• HINDARI MAKANAN BINGE SPT ES KRIM
• OBAT ANTI DEPRESAN
• PSIKOTERAPI
• OR RINGAN – SEDANG
• TERAPI KELOMPOK
• DIET RENDAH GARAM U/ YG MEMAKAI DIURETIK
146
• KONSUL DR GIGI UTK KERUSAKAN GIGI
DEPRESI
Ciri:
• SEDIH
• GANGG SOMATIK, MUDAH LELAH, KURANG ENERGI
• GANGG PSIKOMOTOR, LAMBAT, KURANG ANTUSIAS,
RAGU2
• MUDAH TERSINGGUNG
• GAGAL MENAIKKAN BB NORMAL
• SATU TAHUN
• GANGG AFEKSI
• IDE BUNUH DIRI
• MUDAH TERSINGGUNG
• IMSONIA
• TIDAK KONSEN
147
PENYEBAB
• PSIKODINAMIKA  PUTUS CINTA & INTROYEKSI
• KOGNITIF BEHAVIORAL: PANDANGAN NEGATIF TTG
DIRI SENDIRI, INTERPRETASI NEGATIF TTG HIDUPNYA,
HARAPAN NEGATIF TTG DIRINYA, RASA TAK
BERHARGA, HELPLESS, HOPELESS
• LEARNED HELPLESSNESS MODEL
• KETIDAKMAMPUAN ORTU MENCIPTAKAN HUBUNGAN
YG BAIK
• BIOLOGIS  NOREPINEPRIN & SEROTONIN, GANGG
HIPOTALAMUS, HORMON PERTUMBUHAN, TIROID,
NEURO IMUNOLOGIS, GENETIK
• PSIKOSOSIAL  MASALAH KELUARGA, KETRAMP SOS
KURANG, CERAI, ORTU MISKIN, SAUDARA BANYAK,
148
FUNGSI KELG BURUK
PENYEBAB
Terapi:
• PSIKOTERAPI KELUARGA; OBAT ANTI DEPRESAN;
TERAPI CBT

149
SUICIDE/bunuh diri
• Rentan di usia 15-24 TH, terjadi pd 9% remaja
Dipengaruhi:
• BIOLOGIS  SEROTONIN
• GANGGUAN MENTAL ADHD, DEPRESI, IMSONIA
• PENYALAHGUNAAN ZAT
• MINOROTAS, GAY, LESBI,BISEKS
• MASALAH KELUARGA
• MASALAH SOSIAL  KDRT, MISKIN, SEKSUAL
ABUSE
• MASALAH SEKOLAH  TEKANAN PELAJARAN,
TEMAN SEBAYA
• CINTA

150
SUICIDE/bunuh diri
Terapi:
• CBT, PELATIHAN SOFT SKILL, FARMAKOLOGI
ANTIDEPRESAN

151

Contenu connexe

Tendances

Fungsi dan peranan pengembangan kurikulum pai
Fungsi dan peranan pengembangan kurikulum paiFungsi dan peranan pengembangan kurikulum pai
Fungsi dan peranan pengembangan kurikulum pai
Marsya Cutez
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
Dina Haya Sufya
 
Cerdas istimewa berbakat istimewa
Cerdas istimewa berbakat istimewaCerdas istimewa berbakat istimewa
Cerdas istimewa berbakat istimewa
renizadja
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
Tiya Widiyanti
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
mncgita
 
3. konsep diri
3. konsep diri3. konsep diri
3. konsep diri
ima daima
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
misbakhulfirdaus
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem Saraf
Arif WR
 

Tendances (20)

Fungsi dan peranan pengembangan kurikulum pai
Fungsi dan peranan pengembangan kurikulum paiFungsi dan peranan pengembangan kurikulum pai
Fungsi dan peranan pengembangan kurikulum pai
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah laku
 
Cerdas istimewa berbakat istimewa
Cerdas istimewa berbakat istimewaCerdas istimewa berbakat istimewa
Cerdas istimewa berbakat istimewa
 
Ppt behavioral
Ppt behavioralPpt behavioral
Ppt behavioral
 
Sistem Saraf
Sistem SarafSistem Saraf
Sistem Saraf
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
 
3. konsep diri
3. konsep diri3. konsep diri
3. konsep diri
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikalProsedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
 
PPT (Motivasi Belajar)
PPT (Motivasi Belajar)PPT (Motivasi Belajar)
PPT (Motivasi Belajar)
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
 
Proses Sensorik dan Motorik
Proses Sensorik dan MotorikProses Sensorik dan Motorik
Proses Sensorik dan Motorik
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem Saraf
 
Teori Albert Bandura
Teori Albert BanduraTeori Albert Bandura
Teori Albert Bandura
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 

En vedette (8)

Proverb english
Proverb englishProverb english
Proverb english
 
Hazard control
Hazard controlHazard control
Hazard control
 
Promkes di tempat kerja
Promkes di tempat kerjaPromkes di tempat kerja
Promkes di tempat kerja
 
Quantum selling
Quantum selling Quantum selling
Quantum selling
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Pelatihan public speaking
Pelatihan public speakingPelatihan public speaking
Pelatihan public speaking
 
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didikPresentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
 
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta DidikKonsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
 

Similaire à Pengenalan peserta didik 2013

Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPTPengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Andhika Pratama
 
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusiaBab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
Asmaroni Rahman
 
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptxPsikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
Ahmadyassin33
 
Teori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxTeori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptx
hein30
 
Makalah karakteristik-umum-peserta-didik (1)
Makalah karakteristik-umum-peserta-didik (1)Makalah karakteristik-umum-peserta-didik (1)
Makalah karakteristik-umum-peserta-didik (1)
lukman rezkia
 

Similaire à Pengenalan peserta didik 2013 (20)

Perkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakPerkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anak
 
Dimensi dan Periode perkembangan
Dimensi dan Periode perkembanganDimensi dan Periode perkembangan
Dimensi dan Periode perkembangan
 
Konsep asas perkembangan
Konsep asas perkembanganKonsep asas perkembangan
Konsep asas perkembangan
 
powerpoint perkembangan-peserta-didik-1.ppt
powerpoint perkembangan-peserta-didik-1.pptpowerpoint perkembangan-peserta-didik-1.ppt
powerpoint perkembangan-peserta-didik-1.ppt
 
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
 
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPTPengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
 
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusiaBab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
 
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdfPerkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
 
Budaaya dasar oeh pak albert
Budaaya dasar oeh pak albertBudaaya dasar oeh pak albert
Budaaya dasar oeh pak albert
 
Budaaya dasar oeh pak albert
Budaaya dasar oeh pak albertBudaaya dasar oeh pak albert
Budaaya dasar oeh pak albert
 
Psikologi perkembangan.ppt
Psikologi perkembangan.pptPsikologi perkembangan.ppt
Psikologi perkembangan.ppt
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
 
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptxPsikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
Pengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur Muspita
Pengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur MuspitaPengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur Muspita
Pengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur Muspita
 
Modul a
Modul aModul a
Modul a
 
Buku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta DidikBuku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta Didik
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Teori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxTeori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptx
 
Makalah karakteristik-umum-peserta-didik (1)
Makalah karakteristik-umum-peserta-didik (1)Makalah karakteristik-umum-peserta-didik (1)
Makalah karakteristik-umum-peserta-didik (1)
 

Plus de Ratna Widiastuti

Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua ngajar
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua   ngajarPelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua   ngajar
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua ngajar
Ratna Widiastuti
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Ratna Widiastuti
 

Plus de Ratna Widiastuti (17)

Stress dan adaptasi
Stress dan adaptasiStress dan adaptasi
Stress dan adaptasi
 
Hand out kuliah perkembangan emosi
Hand out kuliah perkembangan  emosiHand out kuliah perkembangan  emosi
Hand out kuliah perkembangan emosi
 
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
 
Peminatan kurikulum 13
Peminatan kurikulum 13Peminatan kurikulum 13
Peminatan kurikulum 13
 
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua ngajar
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua   ngajarPelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua   ngajar
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua ngajar
 
Diskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'i
Diskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'iDiskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'i
Diskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'i
 
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
 
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khususSeminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
 
Mengajarkan membaca
Mengajarkan membacaMengajarkan membaca
Mengajarkan membaca
 
Learning disorder
Learning disorderLearning disorder
Learning disorder
 
Learning disorder
Learning disorderLearning disorder
Learning disorder
 
Neurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswa
Neurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswaNeurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswa
Neurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswa
 
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah
 
Psikologi ibu hamil
Psikologi ibu hamilPsikologi ibu hamil
Psikologi ibu hamil
 
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & KonselingPengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
 
Komunikasi terapiutik
Komunikasi terapiutikKomunikasi terapiutik
Komunikasi terapiutik
 

Pengenalan peserta didik 2013

  • 1. PENGENALAN PESERTA DIDIK ---dari berbagai sumber--Ratna Widiastuti, S. Psi., M.A., Psi. Prodi BK – FKIP Unila 1
  • 2. Dasar keilmuan: • Developmental Psychology (psikologi perkembangan) • Mempelajari perbedaan antar individu yang berkaitan dengan usia & perubahan dalam diri individu yang berkaitan dengan usia; bagaimana individu berkembang & berubah sejalan dengan semakin dewasanya mereka, dan bagaimana individu yg berbeda memperlihatkan perbedaan pola perkembangan & perubahan • Psikologi perkembangan mengaju pada studi sistematik mengenai perkembangan individu (perilaku, emosi, social, and kognitif sepanjang kehidupan mereka. 2
  • 3. Tujuan Mengenali (Perkembangan) Peserta didik: 1. Agar mempunyai ekspektasi yg nyata tentang peserta didik 2. Dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat 3. Membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik 4. Untuk membantu memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku secara tepat 3
  • 4. Alasan perlunya mempelajari perkembangan peserta didik 1. Masa perkembangan yang cepat  masa anak-anak terjadi pertumbuhan yg cepat 2. Pengaruh yang lama pengaruh pengalaman yg diberikan anak akan terlihat dlm jangka panjang 3. Proses yang kompleks memerlukan proses dan waktu yg lama dalam membentuk peserta didik, sehingga perlu pemahaman yg tepat 4. Nilai yang diterapkan  nilai yg dipakai membentuk kepribadian anak akan terintegrasi pada dirinya 5. Masalah yang menarik  anak sbg mahluk yang unik 4
  • 5. Faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik: 1. Kecerdasan 2. Temperamen a. Orang yg mudah  suasana hati positif, kebiasaan teratur, mudah menyesuaikan diri b. Orang yg sulit  bereaksi scr negatif, sering nangis, lambat menerima pengalaman baru c. Orang yg lambat  kurang cekatan, penyesuaian diri sulit, berfikir cenderung negatif 3. Interaksi dengan lingkungan 5
  • 6. • Manusia sebagai Peserta didik memiliki 3 ciri, yaitu dalam dirinya terjadi (1) proses penyesuaian diri, (2) terjadinya proses belajar, dan (3) melakukan pemecahan suatu masalah /problem solving. • Manusia dalam kehidupannya terus menerus pada dirinya selalu terjadi proses penyesuaikan diri, proses belajar, dan pemecahan suatu masalah. • Dengan demikian dapat diartikan bahwa semua manusia adalah peserta didik inilah yang mendasari pendidikan sepanjang hidup (long life education) yaitu belajar sepanjang hidup dari lahir/ayunan sampai ajal menjemput maut 6
  • 7. Pertumbuhan & perkembangan • Pertumbuhan dan perkembangan dua istilah berbeda tetapi sulit dipisahkan; karena setiap pertumbuhan selalu diikuti tugas-tugas perkembangan. • Pertumbuhan banyak berorientasi pada perubahan kuantitatif yaitu perubahan biologis/fisik  tubuh semakin tinggi/berat, tanda2 sekunder seksual (jenggot, payudara dst) • Perkembangan orientasi pada perubahanperubahan kualitatif mengenai aspek psikis  emosi semakin terkendali, cara berpikir semakin kompleks 7
  • 8. • Perkembangan sepanjang rentang kehidupan (LIFE-SPAN DEVELOPMENT) – Sebuah pola perubahan yg melibatkan perkembangan & penurunan, dimulai dr masa konsepsi dan diakhiri dengan kematian – Fase Kehidupan: bayi, anak-anak, remaja, dewasa awal, dewasa pertengahan, dewasa akhir/lansia 8
  • 9. Perbedaan Individu (individual differences) 1. Fisik  bentuk atau struktur tubuh 2. Psikis  Intelektualitas, kepribadian, minat, sik ap, kebiasaan belajar Perbedaan dalam kemampuan: 1. Potensial  terpendam (bakat OR, melukis, IQ bahasa tinggi tp di IPA) 2. Nyata  prestasi belajar 9
  • 10. The Historical Perspective: – Masa anak-anak telah menjadi perhatian sejak dulu – Masa Dewasa menjadi perhatian diakhir th 1900an – 3 pandangan filosofis mengenai perkembangan anak: • Anak lahir dgn membawa dosa asal • Tabula rasa • Ada kebaikan (dimensi keilahian) dlm dirinya – Dewasa ini, masa anak-anak dilihat sbg waktu spesial utk berkembang & berubah, dipengaruhi oleh cara dia dibesarkan oleh kelg/lingk (childrearing), pengalaman dimasa kecil, dan aspek lainnya dlm perkembangan 10
  • 11. Perkembangan dipengaruhi sosiohistory: – Perkembangan adl kontekstual: individu berperilaku dan merespon sesuai konteks: • Pengaruh Tingkat-usia normatif  proses biologis & pengalaman lingkungan pada individu dalam usia tertentu • Pengaruh tingkat-sejarah normatif  biasa pd sekelompok indvd karena pengaruh pengalaman historis yg mereka alami. • Peristiwa dlm hidup yg non normative  peristiwa dlm hidup atau lingkungan yg tak biasa mempengaruhi indvd tertentu 11
  • 12. – Lanjutan… • budaya: pola perilaku kepercayaan, & semua produk kelompok yg diwariskan trn temurun • Etnisitas: karakteristik berdasarkan A characteristic based on cultural heritage, nationality characteristics, race (which is a person’s biological heritage), religion and language. • Socioeconomic Status (SES): The grouping of people with similar occupational, educational, and economic characteristics. – Social policy: national government’s course of action and politics affect the welfare of citizens 12
  • 13. • Conceptions of age: • Chronological age: number of years since birth • Biological age: age in terms of biological health/functional capacities of organs • Psychological age: adaptive capacities compared with those of the same chronological age • Social age: roles and expectations related to a person’s age. – The life-span perspective considers all of the above 13
  • 14. Chronological age Number of years since birth Biological age Conceptions of age Age in terms of physical health Psychological age Adaptive capacity compared with others of the same chronological age Social age Social roles and expectations relative to chronological age 14 Figure 1.10
  • 15. • Periods of development focus on time frames: – Prenatal period – Infancy and Toddlerhood – Early childhood (Preschool Years) – Middle and late childhood (Elementary School) – Adolescence – Early adulthood (20s and 30s) – Middle adulthood (40s and 50s/early 60s) – Late adulthood (65+) • Young old (65-84) • Old old (85+) 15
  • 16. Nature versus nurture – A debate about whether development is influenced most by biological heredity or environmental experiences – Nature proponents argue that genetic blueprints produce commonalities in growth and development – Nature proponents acknowledge the influence of extreme environments on development – Psychologists emphasize the importance of nurture and that the range of environments can be vast 16
  • 17. • Continuity and discontinuity: – The continuity–discontinuity issue focuses on whether development is • gradual, cumulative quantitative change process (continuous) • A set of distinct stages that are qualitatively different from each other (discontinuous) 17
  • 18. Stability and change: – The assumption that nothing much changes in adulthood – The concept of plasticity, ongoing change – Major changes were believed to occur only in the first 5 years of childhood (early experience doctrine); we are no longer able to ignore the rest of the life span – There is still a lot of controversy over both sides of this issue 18
  • 19. Developmental Changes Are a Result of Biological, Cognitive, and Socioemotional Processes Biological processes Cognitive processes Socioemotional processes 19 Figure 1.6
  • 20. Potensi Manusia 1. IQ (Intelegensi Quotien) kemampuan umum manusia utk dpt memecahkan masalah baru dengan cepat dan benar berdasarkan logika 2. EQ (emotional quotien)  kemampuan manusia utk berperilaku dan menyikapi lingkungan dgn memperhatikan faktor perasaan 3. SQ (spiritual quotien)  kemampuan manusia untuk berperilaku dengan didasari oleh norma luhur spt: kejujuran, kesabaran, ketaqwaan, keimanan 3. PQ (performance quotien)  kemampuan manusia untuk menampilkan dirinya secara proportional 20
  • 21. POTENSI DASAR MANUSIA 1. Perhatian  pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek tertentu 2. Pengamatan potensi manusia utk mengenali dunia riil (dlm dirinya maupun di luar dirinya  panca indera) 3. Tanggapan  kemampuan manusia utk menghadirkan kembali benda/objek yg pernah diamati  dlm bentuk bayangan 4. Fantasi  kemampuan manusia utk menciptakan hal baru dgn menggunakan tanggapan yg ada 21
  • 22. 5. Ingatan  kemampuan manusia utk mengenali lingkungan, menyimpan dlm jiwanya, suatu saat mengeluarkannya kembali 6. Pikiran  kemampuan manusia utk memecahkan masalah dgn menggunakan tanggapan dan pengertian 7. Perasaan  potensi manusia untuk menyatakan ungkapan senang/tidak senang terhadap sesuatu setelah memberikan penilaian thd suatu objek 8. Kemauan  kekuatan dari dalam yang mendorong manusia untuk berbuat 22
  • 23. Fase perkembangan Remaja (12-22) Proses Biologis Proses Kognitif Kanak-kanak akhir (6-11) Kanak-kanak Awal (1-5) Proses Sosial Bayi (0-1) Prenatal 23
  • 24. CIRI PERKEMBANGAN: 1. Seumur hidup (life-long) = tdk ada periode usia yg mendominasi perkembangan. 2. Multidimentional = terdiri atas biologis – kognitif – sosial; bahkan dlm satu dimensi terdapat banyak komponen mis: inteligensi :-inteligensi abstrak, inteligensi non verbal, inteligensi sosial dsb. 3. Multidirectional = beberapa komponen dari suatu dimensi dpt meningkat dlm pertumbuhan, sementara komponen lain menurun;mis: orang dewasa tua dpt semakin arif – tp kecepatan memproses informasi lebih buruk. 4. Lentur (plastis) = bergantung pd kondisi kehidupan individu. 24
  • 25. Secara rincinya bila dilihat dari fisik & psikis: 1. Terjadi perubahan : fisik: perubahan tinggi/berat badan/organ-organ tbuh lain : psikhis: bertambahnya perbendaharaan kata – matangnya kemampuan berpikir-mengingat& menggunakan imajinasi kreatifnya 2. Perubahan dlm proporsi fisik: proporsi tubuh berubah sesuai dng fase perkembangannya ; psikis : perubahan imajinasi dr fantasi >realitas, perhatiannya dr dirinya sendiri -> orang lain/klmp teman sebaya. 3. Lenyapnya tanda-tanda lama fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak-2) yg terletak pd bagian dada, kelenjar pineal pd bag. bawah otak , gigi susu & rambut2 halus ; psikhis: masa mengoceh/meraban-gerak gerik kanak2/merangkak-perilaku impulsive (dorongan untk bertindak sebelum berpikir) 4. Diperoleh tanda2 baru fisik: pergantian gigi-karakteristik seks pd usia remaja:sekunder:perubahan anggota tubuh & primer:menstruasi/mimpi basah ; psikis: rasa ingin tahu terutama25 yg berhubungan dng ilmu pengetahuan, seks, nilai moral,keyakinan
  • 26. TUGAS PERKEMBANGAN/ DEVELOPMENT TASK • ROBERT HAVIGHURST  tugas yg muncul pd periode tertentu dlm rentang kehidupan individu, yg harus dipecahkandipelajari & dicapai oleh individu. • Keberhasilan akan membawa kebahagiaan & keberhasilan menuntaskan tugas berikutnya ; sedangkan kegagalan akan menimbulkan ketdk bahagiaan – penolakan masyarakat & kesulitan dlm menuntaskan tugas berikutnya. 26
  • 27. Tugas perkembangan muncul sebagai hasil dari: 1. Kematangan fisik 2. Tuntutan masyarakat secara cultural 3. Tuntutan dari dorongan & cita-cita individu sendiri 4. Tuntutan norma agama 27
  • 28. Tugas perkembangan remaja yg utama: identity formation/Pembentukan identitas/jati diri (WILLIAM KAY): 1. Menerima fisiknya sendiri & keragaman kualitasnya. 2. Menerima diri & memiliki kepercayaan pd kemampuan sendiri 3. Mencapai kemandirian emosional dari otoritas orangtua/dewasa 4. Mengembangkan keterampilan komunkasi interpersonal & belajar bergaul 5. Menemukan manusia model untk dijadikan identitasnya 6. Memperkuat self-control atas dasar skala nilai/prinsip/falsafah hidup 7. Mampu meninggalkan reaksi & penyesuaian diri yg 28 kekanak-kanakan.
  • 29. TUGAS PERKEMBANGAN Masa Kanak-kanak a. b. c. d. e. f. g. h. Belajar berjalan Belajar makan makanan padat Belajar mengendalikan gerakan badan Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya Memperoleh stabilitas fisiologis Membentuk konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik, dan orang lain Belajar membedakan yang benar dan salah 29
  • 30. Tugas perkembangan Masa Anak a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu b. Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh c. Belajar bergaul dengan teman sebaya d. Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin e. Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung f. Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari g. Membentuk kata hati,moralitas dan nilai-nilai h. Memperoleh kebebasan diri 30 i. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial
  • 31. Masa Remaja a. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin b. Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu c. Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif d. Memperoleh kebebasan diri, melepaskan ketergantungan dari orang tua/ orang dewasa lainnya e. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan f. Memperoleh kebebasan ekonomi g. Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yg diperlukan sbg warga negara yg baik i. Memupuk dan memperoleh perilaku yg dapat dipertanggung jawabkan secara sosial j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku 31
  • 32. Masa Dewasa Awal a. b. c. d. e. f. g. h. memilih pasangan hidup belajar hidup dengan suami atau istri memulai kehidupan berkeluarga membimbing dan merawat anak mengolah rumah tangga memulai suatu jabatan menerima tanggung jawab sebagai warga negara Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik 32
  • 33. Masa Setengah Baya a. b. c. d. e. f. g. memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara membangun dan mempertahankan standar ekonomi membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan fisik sendiri menyesuaikan diri dengan penambahan umur 33
  • 34. Masa orang tua a. menyesuaiakan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik b. menyesuaiakan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan c. menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri d. menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia lanjut e. memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara f. membangun kehidupan fisik yang memuaskan 34
  • 35. Hukum Perkembangan 1. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan 2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya 3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal 4. Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor lingkungan (belajar) 5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling berhubungan dengan semua aspek ( fisik, kognitif, emosional, sosial yang mempengaruhinya) 6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masingmasing 7. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang umum kepada yang khusus 35
  • 36. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : 1. Proses yg tdk pernah berhenti/never ending process terus menerus berkembang/berubah – dipengaruhi pengalaman/belajar sepanjang hidup sejak masa konsepsi >tua/mencapai kematangan. 2. Saling mempengaruhi setiap aspek perkemb baik fisik-emosiinteligensi-sosial; satu sama lain saling mempengaruhi & ada korelasi yg positif antar aspek tsb 3. Mengikuti pola/arah tertentu tiap thap merupakan hasil perkembangan tahap sebelumnya yg merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya 4. Terjadi pd tempo yg berlainan ada yg cepat ada yg lambat 5. Individu normal akan mengalami fase perkembangan : bayi -> kanak-kanak -> anak -> remaja -> dewasa -> masa tua. 6. Punya ciri khas sampai usia 2 th memusatkan untk mengenal lingkungan-menguasai gerak fisik-belajar bicara ; usia 3-6 th perkemb. dipusatkan menjadi manusia sosial. 36
  • 37. PENTINGNYA MEMAHAMI PERKEMBANGAN ANAK: 1. Masa anak  periode perkemb. Yg cepat & perubahan terjadi dlm banyak aspek perkembangan. 2. Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yg kuat bagi perkembangan selanjutnya 3. Pengetahuan tentang perkembangan anak dpt  membantu mengembangkan diri & memecahkan masalah yg dihadapi 4. Memahami factor-faktor yg mempengaruhi perkemb. Anak dpt: a. mengantisipasi berbagai upaya untk memfasilitasi perkemb baik di lingkungan keluarga – sekolah – masyarakat b. mencegah berbagai kendala/factor-faktor yg akan meracuni perkemb anak 37
  • 38. IMPLIKASI PENDIDIKAN: • Siapkan program yg memfasilitasi berkembangannya kemampuan berpikir. • Gunakan metode mengajar = Anak aktif bertanya – mengemukakan gagasan – uji coba materi –lakukan dialog – diskusi – brain storming (curah pendapat berbagai masalah) 38
  • 39. Dalam pemenuhan tugas perkembangan & proses pembelajaran harus memperhatikan adanya kebutuhan pd peserta didik: • Achievement : A need to accomplish tasks well • Deference: A need to conform to customs and defer to others • Order: A need to plan well and be organized • Exhibition: A need to be the center of attention in a group • Autonomy: A need to be free of responsibilities and obligations • Affiliation: A need to form strong friendships and 39 attachments
  • 40. Dalam pemenuhan tugas perkembangan & proses pembelajaran harus memperhatikan adanya kebutuhan pd peserta didik: • Dominance: A need to be a leader and influence others • Abasement: A need to accept blame for problems and confess errors to others • Nurturance: A need to be of assistance to others • Change: A need to seek new experiences and avoid routine • Endurance: A need to follow through on tasks and complete assignments • Heterosexuality: A need to be associated with and attractive to members of the opposite sex • Aggression: A need to express one's opinion and be 40 critical of others
  • 41. Pertumbuhan Fisik Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa. a. Pertumbuhan sebelum lahir Manusia dimulai dari pertemuan sel telur dengan sperma yang membentuk sel kehidupan disebut embrio.Embrio manusia pada usia 1 bulan berukuran 1/2 cm, usia 2 bulan menjadi 2 1/2 cm dan disebut janin ―fetus‖ pertumbuhan dan perkembangan manusia sebelum lahir sangat kompleks, masa itu awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan syaraf yang membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan syaraf masing -masing komponen biologi telah mampu berfungsi secara mandiri. 41
  • 42. Lanjutan… b. Pertumbuhan setelah lahir Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir sampai dewasa. Setiap bagian fisik manusia selalu akan mengalami perubahan karena pertumbuhan sehingga masing-masing komponen tubuh akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya. Fungsi syaraf sensoris semakin sempurna dan lengkap sehingga anak mampu menginterpretasikan apa yang ia lihat, dengar, sentuh, dan rasakan. Pertumbuhan dan perkembangan fungsi biologis memiliki pola dan urutan yang teratur. * Usia 1 bulan mulai mampu berguling (memutar badan) * Usia 2 bulan mulai telungkup * Usia 3 bulan mulai dapat merangkak * Usia 15 bulan bisa berjalan sendiri dst. Pola dan urutan pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik diikuti oleh perkembangan kemampuan mental spiritual 42 dan sosial
  • 43. Pertumbuhan fisik mempengaruhi perilaku anak-anak sehari-hari yaitu akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya sendiri, memandang orang lain. Pertumbuhan fisik terjadi secara bertahap ada kalanya cepat dan ada kalanya lambat. Irama pertumbuhan setiap individu berbeda – beda walaupun secar keseluruhan menunjukkan keteraturan. PERTUMBUHAN FISIK ANAK DIBAGI 4 PERIODE UTAMA 1. 6 bulan setelah kelahiran mengalami percepatan 2. Pada akhir tahun pertama pascalahirnya sedikit lambat-- stabil sampai kematangan kehidupan seksualnya usia 8;0 – 12; 0 3 14;0 – 16;0 cepat kembali sampai dewasa 4. Dewasa – tua mengalami keajegan – berat dapat 43
  • 44. Menurut Buhler (1893 – 1974) ada lima tingkat perkembangan psikis a. Permulaan memasuki dunia -- 25;0 b. Penanjakan c. Puncak masa hidup : 25;0 50;0 d. Penurunan menarik diri dari kehidupan e. Akhir kehidupan sesudah 50 ;0 44
  • 45. Perkembangan Kognitif • Proses kognisi berfokus pd perubahan pd pemikiran individual, intelegensi, & bahasa • Responsivitas dlm pengasuhan sangat penting dlm perkembangan kognitif anak • proses biologis, kognitif, & sosioemosional saling berkaitan/mempengaruhi 45
  • 46. Definisi Kognisi • Neisser (dalam Morgan, et al. (1986)  proses berpikir dimana informasi dari pancaindera ditransformasi, direduksi, dielaborasi (dikembangkan), diperbaiki, dan digunakan. • Morgan, dkk.. (1986)  pemrosesan informasi tentang lingkungan yang dipersepsikan melalui pancaindera. • Santrock (1986)  aktivitas mental tentang bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, disimpan dan ditransformasi, serta dipanggil kembali dan digunakan dalam aktivitas kompleks seperti berpikir. 46
  • 47. FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KONITIF • Piaget  selama perkembangannya, manusia mengalami perubahan-perubahan dalam struktur berfikir, semakin terorganisasi, dan suatu struktur berpikir yang dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap sebelumnya. • Perkembangan disebabkan oleh empat faktor: kematangan fisik, pengalaman dengan objek2 fisik, pengalaman sosial, dan ekuilibrasi  anak adl organisme aktif dan self-regulating yang berubah melalui interaksi antara pembawaan lahir (innate) dengan faktor-faktor lingkungan. • Pengalaman membawa kemajuan kognitif melalui proses 47 asimilasi dan akomodasi YG membantu anak-anak beradaptasi terhdp lingkungannya SHG pemahaman
  • 48. Proses perkembangan kognitif • Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema. • Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia; menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. • Piaget skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan 48 pengetahuan tersebut.
  • 49. Proses perkembangan kognitif • Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki 49
  • 50. Proses perkembangan kognitif • Asimilasi  proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada.  bersifat subjektif, seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya  melihat burung kenari dan memberinya label "burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak. • Akomodasi  bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada  dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label "burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema 50 burung si anak.
  • 51. Proses perkembangan kognitif • Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. • Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. • kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif 51 mengkonstruksi pengetahuannya.
  • 52. Empat periode utama skema Piaget • Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun) • Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) • Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun) • Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa) 52
  • 53. Periode sensorimotor • perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial yg terbagi dalam enam sub-tahapan: • Sub-tahapan skema refleks (lahir - usia enam minggu)  berhubungan terutama dengan refleks. • Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer (enam minggu - empat bulan)  berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaankebiasaan. • Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder (usia empat - sembilan bulan0  53 berhubungan terutama dengan koordinasi
  • 54. Periode sensorimotor • Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder (sembilan - duabelas bulan)  berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek). • Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier (dua belas - delapan belas bulan)  penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. • Sub-tahapan awal representasi simbolik berhubungan terutama dengan tahapan awal 54 kreativitas.
  • 55. Tahapan praoperasional • Dua – enam tahun  prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. • Ciri dari tahapan ini adalah : o operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. o anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata, o pemikirannya masih bersifat egosentris (kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain). o dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau 55 mengumpulkan semua benda bulat walau
  • 56. Tahapan praoperasional o anak mengembangkan keterampilan berbahasanya  merepresentasikan bendabenda dengan kata-kata dan gambar. o masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. o cenderung egosentris  tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain, kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. o memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat56 ini dan menganggap setiap benda yang tidak
  • 57. Tahapan operasional konkrit • usia enam sampai duabelas tahun • mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. • Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: o Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda 57 ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari
  • 58. Tahapan operasional konkrit o Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian bendabenda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan) o Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang 58 tinggi.
  • 59. Tahapan operasional konkrit • Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: o Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya. o Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama 59 banyak dengan isi cangkir lain.
  • 60. Tahapan operasional konkrit o Penghilangan sifat Egosentrisme— kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak 60
  • 61. Tahap operasional formal • usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. • Karakteristik tahap ini: o kemampuan untuk berpikir secara abstrak, o menalar secara logis, dan o menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. o dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. o tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. o Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang 61 dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
  • 62. Keempat tahapan tsb. memiliki ciri-ciri sbb: • Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur. • Universal (tidak terkait budaya) • Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan • Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis • Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi) • Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif 62
  • 63. • Perkembangan kognisi remaja mencapai tahap operasional formal yang memungkinkan remaja berpikir secara abstrak dan komplek, sehingga remaja mampu mengambil keputusan untuk dirinya. Selama masa remaja, kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Masa remaja adalah awal dari tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan atau deduksi. Tahap ini terjadi di semua orang tanpa memandang 63 pendidikan dan pengalaman mereka.
  • 64. • Perkembangan kognitif remaja dalam pandangan Jean Piaget merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal ( period of formal operations). • remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. • berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. • tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi tersebut serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. • mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, 64
  • 65. Karakteristik pemikiran remaja berupa: • Perkembangan kognisi sosial : remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus, remaja yakin bahwa orangtua memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri. • Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya. 65
  • 66. Karakteristik pemikiran remaja berupa: Ada beberapa ciri pemikiran praoperasional formal pada remaja : Abstrak : Mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau dalildalil dan penalaran yang benar-benar abstrak. Idealis : Mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan membandingkan diri mereka dengan orang lain dan standard-standard ideal ini. Logis : Mulai mampu mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik akan jalan keluar suatu masalah, menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara 66 sistematis.
  • 67. • Pada perkembangan kognisi remaja juga dipengaruhi oleh pengambilan keputusan yang berupa : - Remaja cenderung menghasilkan pilihan-pilihan, menguji situasi dari berbagai perspektif, mengantisipasi akibat-akibat dari keputusankeputusan dan mempertimbangkan kredibilitas sumber-sumber. - Remaja perlu punya lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan keputusan yang realistis. • Misal : Dalam pengambilan keputusan oleh remaja mulai dari pemikiran, keputusan sampai pada konsekwensinya, bagaimana lingkungannya yang67 menunjukkan peran lingkungan dalam membantu
  • 68. unsur paling dalam perkembangan kognisi (Piaget): • Latihan berpikir  merumuskan masalah dan memecahkannya, serta mengambil kesimpulan akan membantu seseorang untuk mengembangkan pemikirannya ataupun intelegensinya. • Pengalaman  Piaget : 1. Pengalaman fisis, terdiri dari tindakan atau aksi seseorang terhadap objek yang di hadapi untuk mengabstraksi sifat-sifatnya. 2. Pengalaman matematis-logis, terdiri dari tindakan terhadap objek untuk mempelajari akibat tindakan-tindakan terhadap objek itu. 68
  • 69. unsur paling dalam perkembangan kognisi (Piaget): • mekanisme internal (ekuilibrium) sebagai self-regulasi yang mengatur diri seseorang jika berhadapan dengan rangsangan atau tantangan dari luar • afeksi  berkaitan dengan kebutuhan untuk menentukan diri atau membentuk motivasi yang kuat bagi intelegensi seseorang tersebut 69
  • 70. Perkembangan sosioemosi • Socioemotional processes focus on – Changes in individual relationships with others – Emotional changes – Personality changes • The most important process for research and study is : – Satisfaction in sex, romance, passion – Quality of the couple’s friendship – Roles that each person fulfills – Child-rearing practices within the family 70
  • 71. DEFINISI EMOSI • Respon adaptif otomatis yang melibatkan perubahan fisiologis serta perubahan dan pengaturan perilaku pada saat individu melakukan penilaian dalam menghadapi sebuah stimulus. • Respon emosi baik yang positif ataupun negatif akan mempengaruhi cara individu bertahan hidup. 71
  • 72. Emosi primer • Plutchik (1980): takut, marah, sedih, senang, penerimaan, muak, antisipasi, terkejut • Scott (1980): takut, marah, kesepian, senang, cinta, cemas, curiga • Ekman (1973): takut, marah, sedih, bahagia, muak, terkejut • Shaver & Schwartz (1984): takut, marah, sedih, bahagia, cinta 72
  • 73. Komponen emosi • Pengalaman emosi subjektif individu, respon tubuh terutama yang berkaitan dengan system saraf, penilaian kognitif yang muncul dengan sendirinya, ekspresi emosional, respon umum terhadap emosi, dan kecenderungan perilakunya ( Atkinson dkk., 1999) • Perubahan otak, perubahan mimik dan tubuh, merasakan (pengalaman), desakan untuk bertindak, interpretasi-kepercayaan-asumsi (Linehan, 1993) • Afeksi (pengalaman mengenai kesenangan atau kepedihan), penilaian ulang suatu objek atau peristiwa sebagai sesuatu yang baik atau buruk, kesiapan bertindak, atau kesiapan dalam merubah perilaku terhadap lingkungan, rangsangan otonomi, dan perubahan aktivitas kognitif (Frijda (dalam Lucas dkk. 2003)) 73
  • 74. PENGGAMBARAN EMOSI (Linehan, 1993) Interpretasi Peristiwa • pikiran • asumsi • kepercayaan Emosi • Perubahan otak Peristiwa pendorong • Dari dalam  Pikiran, perilaku, reaksi fisik •Dari luar  peristiwa, tempat Peristiwa Pendorong Kedua •Perubahan mimik dan tubuh •Merasakan (pengalaman) •Desakan bertindak •Interpretasi, kepercayaan, asumsi Ekspresi • Bahasa muka dan tubuh •Ekspresi kata-kata •Tindakan Akibat yg terjadi setelahnya • memori • pikiran • kemampuan berpikir • fungsi fisiologis • perilaku Menamai emosi 74
  • 75. DIKOTOMI EMOSI (PLUTCHICK, 2003) • Emosi positif merupakan emosi yang baik atau diinginkan, seperti senang, bahagia, cinta, atau tertarik. • Emosi negatif adalah emosi yang dinilai buruk atau tidak diinginkan, seperti sedih, marah, takut, atau malu. • Emosi negatif juga dapat memainkan peranan yang positif dalam hidup individu. 75
  • 76. REAKSI YG BERKAITAN DENGAN EMOSI Wallbott & Scherer, 1989: • Gembira  merasa hangat, jantung berdetak lebih cepat, otot kendor, tertawa, tersenyum, bergerak mendekat, bicara lbh panjang, gangguan bicara • Marah  jantung berdetak lebih cepat, otot tegang, perubahan pernafasan, merasa panas, perubahan ekspresi wajah, perubahan suara, bergerak menjauh, bicara lbh panjang, perubahan tempo bicara • Muak  diam, perubahan ekspresi muka, bicara lbh panjang, otot tegang, menarik diri 76
  • 77. REAKSI YG BERKAITAN DENGAN EMOSI • Sedih  menangis, terisak-isak, tenggorokan tersumbat, menarik diri, jantung berdetak lebih cepat, otot tegang, merasa dingin • Takut  jantung berdetak lebih cepat, otot tegang, berkeringat, perubahan pernafasan, merasa dingin, perubahan ekspresi wajah • Malu  diam, jantung berdetak lebih cepat, merasa panas, perubahan ekspresi wajah, menarik diri • Merasa bersalah  diam, jantung berdetak lebih cepat, tenggorokan tersumbat, otot tegang 77
  • 78. FUNGSI EMOSI Linehan, 1993: • Bisa berguna, merusak, atau tidak mengakibatkan apa-apa • Alat berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain • Mengatur dan memotivasi tindakan • Mengawasi keadaan hubungan interpersonal • Menilai apakah hal-hal yang terjadi sesuai keinginan • Memberi tanda pada orang mengenai keadaan kita 78
  • 79. FUNGSI EMOSI • Meningkatkan pembelajaran • Menyadari dan menilai apa-apa yg dirasakan • Mengekspresikan dan bertindak sesuai tandatanda yg penting • Pengesahan bagi tanda yg mengindikasikan bahwa sesuatu telah terjadi Batzson dkk, 1992: • Menyediakan informasi mengenai tujuan • Memberikan penjelasan mengenai posisi atau arah sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai individu 79
  • 80. FUNGSI EMOSI Greenberg, 2003: • Memberi informasi tentang berbagai kemungkinan dlm pemenuhan kebutuhan individu • Mengatur tindakan • Mengawasi keadaan hubungan interpersonal • Menilai apakah yg terjadi sesuai dgn keinginan • Memberi tanda pd orang lain mengeni keadaan kita • Mengekspresikan dan bertindak sesuai tandatanda yg dirasa penting bagi individu 80
  • 81. FUNGSI EMOSI • Menyadari dan menilai apa yg dirasakan • Meningkatkan pembelajaran Plutchick (2003) • Sedih  mendatangkan perilaku bantuan dari orang lain • Depresi  meningkatkan bantuan dari orang lain 81
  • 82. Perspektif perkembangan emosi 1. phylogenesis: evolusi proses emosi antar spesies 2. ontogenesis: perkembangan dan perubahan selama masa hidup individu atau sub kelompok spesies 82
  • 83. Perkembangan emosi individu (Bridges, 1932) • Lahir: senang • 3 bulan: sedih, senang, suka • 6 bln: takut, jijik, marah, sedih, senang, suka • 12 bln: takut, jijik, marah, sedih, senang, suka, sayang • 18 bln: takut, jijik, marah, sedih, senang, suka, sayang, cemburu, sayang pada orangtua, sayang pada anak 83
  • 84. Perkembangan emosi anakanak • Pengaruh keluarga  otoriter, otoratif, permisif, budaya, kelas sosial, relasi saudara sekandung, ibu bekerja, ortu bercerai, jender, ortu depresi mempengaruhi emosi seseorang • Relasi teman sebaya  permainan akan menimbulkan emosi tertentu seperti senang, marah, jika tidak ada teman untuk bermain pun akan memunculkan emosi negatif seperti sedih, marah, tersisih • Televisi  mengembangkan beberapa emosi seperti menonton film/sinetron tertentu dapat memunculkan emosi malu, pasif, meremehkan, empati, agresif 84
  • 85. Perkembangan emosi anak akhir Dipengaruhi oleh beberapa hal seperti: • Keluarga  relasi ortu anak, keluarga tiri, anak kunci • Relasi teman sebaya  penolakan/pengabaian teman, sahabat • Sekolah  kelas, guru, kelas sosial, etnis • Jender  wanita: sedih dan takut, laiki-laki: marah dan agresif 85
  • 86. Perkembangan emosi remaja • • • • • • Melepaskan/kelekatan dengan ortu Krisis orisinalitas Sekolah Orientasi internal kelompok Pertentangan dengan masyarakat Karir 86
  • 87. PERKEMBANGAN MORAL ◦ Adalah pikiran, perasaan dan perilaku yang dikaitkan dengan standar benar atau salah ◦ Perkembangan moral memiliki 2 dimensi yaitu dimensi interpersonal dan intrapersonal 87
  • 88. Moral Development • Intrapersonal Dimensions – Aturan/Nilai dasar dan penilaian diri dari seseorang – Dimensi ini mengatur atau mengarahkan aktivitas orang tersebut saat dia tidak terlibat dalam interaksi sosial • Interpersonal Dimensions – Titik perhatiannya adalah pada apa yang seharusnya dilakukan orang saat mereka berinteraksi dengan orang lain – Dimensi ini mengatur interaksi sosial seseorang dan people’s social interactions dan menengahi konflik 88
  • 89. Ide Dasar /Aspek Perkembangan Moral • Aspek Fikir – Merupakan bagian dari perkembangan moral yang menjelaskan bagaimana remaja melakukan penalaran atau berfikir tentang satu aturan yang diterapkan untuk perilaku yang benar. • Aspek Perasaan – Bagaimanakah perasaan yang muncul pada remaja saat dihadapkan pada masalah-masalah yang terkait dengan nilai benar atau salah. • Aspek Perilaku – Bagaimana sebenarnya remaja berperilaku dalam situasi yang terkait dengan nilai benar atau salah. 89
  • 90. Moral Thought Piaget – Anak berpikir dalam 2 cara yang berbeda terakit dengan aspek moralitas, tergantung pada tingkat kematangan mereka – Terbagi menjadi moralitas heteronomus dan autonomus 90
  • 91. Heteronomous Morality • Merupakan tahap pertama perkembangan moral dalam teori Piaget. • Berlangsung pada usia 4 sampai 7 tahun • Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai – sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan – Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/ dikendalikan oleh orang. • Menilai perilaku itu benar/baik dengan – Mempertimbangkan hanya akibat yang ditimbulkan perilaku. – Tidak mempertimbangkan niat dari si pelaku. – Contoh: memecahkan gelas 1 dengan sengaja dan memecahkan gelas 12 karena enggak sengaja, maka yang baik adalah yang memecahkan satu 91
  • 92. Ciri Orang yang berpikir secara Heteronomous • Menilai baik atau benarnya perilaku hanya dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh perilaku tertentu, dan tidak mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku. • Mempercayai Konsep “Immanent Justice” – Yaitu konsep yang menekankan bahwa bila seseorang melanggar aturan, maka ia harus segera dihukum 92
  • 93. Moralitas yang Autonomous • Merupakan tahap kedua perkembangan moral • Muncul atau terjadi pada anak yang lebih tua (10 tahun ke atas) • Memiliki pemahaman bahwa aturan dan sistem hukum merupakan buatan manusia. Jadi, dalam menilai baik buruknya perbuatan, akibat yang ditimbulkan oleh perilaku serta niat atau tujuan si pelaku sama-sama dipertimbangkan. 93
  • 94. Individu yang Berfikir Secara Autonomous • Dalam memberikan penilaian baik atau benarnya perilaku seseorang, ia akan mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku. • Bisa menerima perubahan dan mampu mengenali bahwa aturan itu bisa disesuaikan, dibuat dan disetujui melalui kesepakatan bersama dan bisa berubah melalui konsensus 94
  • 95. Moral Thought  Kohlberg • Perkembangan moral yang dasar utamanya adalah penalaran moral dan dapat dijelaskan dalam serangkaian tahapan-tahapan/tingkatan/ • Teori Kohlberg muncul berdasarkan jawaban yang diberikan orang-orang saat ditanya bagaimana pendapat mereka tentang cerita “Kohlberg Moral Dilemmas” • Konsep kunci atau utama dalam memahami perkembangan moral adalah proses INTERNALISASI perubahan yang terjadi dalam perkembangan di mana awalnya perilaku itu dikendalikan oleh kekuatan di luar diri individu menjadi dikendalikan oleh standar dan prinsip-prinsip internal 95
  • 96. Level of Moral Development Kohlberg • Pre-Conventional Reasoning – Tidak adanya internalisasi terhadap nilai-nilai moral – Penilaian tentang moral didasarkan pada hadiah atau hukuman yang berasal dari luar dirinya • Conventional Reasoning – Ada proses internalisasi, hanya masih sebagian – Penilaian individu sebagian didasarkan oleh standar pribadi (internal) tapi ada juga yang berdasarkan standar orang lain (orangtua) • Post-Conventional Reasoning – Proses internalisasi sudah terjadi secara utuh dan penilaian moral tidak lagi menggunakan standar orang lain – Mengenali adanya alternatif dalam memberikan penilaian, mengeksplorasi setiap alternatif dan akhirnya memutuskan mana yang paling pas sesuai 96 dengan nilai pribadi yang diyakininya.
  • 97. Pre-Conventional Reasoning • Tahap ini terbagi menjadi 2 tingkatan lagi yaitu: – Heteronomous Morality, ditandai: • Moral thinking is often tied to punishment – Pada tahap ini pemikiran tentang moral selalu dikaitkan dengan hukuman – Contoh: anak dan remaja taat kepada orang tua karena mereka disuruh untuk tata dan kalau tidak taat maka….. – Individualism, instrumental purpose and exchange, tandanya: • Individual pursue their own interest but let others do the same – Individu akan memberikan penilaian berdasarkan apa yang disukainya tetapi membiarkan orang lain untuk melakukan hal yang sama • What is right involves an equal exchange – Apa yang dianggap benar merupakan sebuah barter yang setara/saling menguntungkan – Contoh: kita berbuat baik kepada orang lain supaya orang lain 97 berbuat baik pada kita
  • 98. Conventional Reasoning • Terbagi lagi menjadi 2 tahap, yaitu: – Harapan terhadap interaksi interpersonal, konformitas yang terbentuk dalam hubungan bersifat saling menguntungkan, • Individu menggunakan konsep keprcayaan, kepedulian dan kesetiaan sebagai dasar penilaian moral. • Contoh remaja atau anak mengadopsi standar moral orang tuanya karena ingin mendapatkan penilaian dari orangtuanya sebagai “anak baik” atau “anak pintar” – Moralitas berdasarkan Sistem Sosial • Penilaian moral didasarkan pada pemahaman atas hukum sosial, nilai keadilan dan tanggung jawab. 98
  • 99. Post-Conventional Reasoning • Kontrak sosial atau kegunaan & hak individual – Alasan individual yg melandasi nilai, hukum, & priondip yg bahkan melebihi hukum (transendensi) • Prinsip etika universal – Mengembangkan standar moral berdasarkan hak asasi manusia – Hukum vs. suara hati memilih suara hati 99
  • 100. Kohlberg’s Critics • Hubungan antara pikiran moral & perilaku moral • Kurangnya pengakuan akan peran budaya dlm perkembangan moral • Tll meremehkan perspektif kepengasuhan 100
  • 101. Moral Behavior • The Social Cognitive Theory – Emphasizes a distinction between moral competence and moral performance – Moral competence  the ability to produce moral behaviors – Moral performance  performing those behaviors in specific situations 101
  • 102. Moral Feelings • The Psychoanalytic Theory • Child-Rearing Technique • Empathy  Reacting to another’s feelings with an emotional response that is similar to the other’s response • Altruism  Unselfish interest in helping another person. Forgiveness is an aspect of altruism that occur when the injured person releases the injurer from possible behavioral retaliation 102
  • 103. Psychoanalytic Theory • Superego – Moral branch of personality – Consist of 2 main component • Ego Ideal – The component of superego that involves ideal standards approved by parents • Conscience – The component of superego that involves behaviors disapproved of by parents 103
  • 104. Child-Rearing Techniques • Love Withdrawal – A discipline technique in which a parents removes attention or love from a child • Power Assertion – A discipline technique in which parents attempts to gain control over a child or a child’s resources • Induction – Parents uses reason and explanation of the consequences for others of a child action 104
  • 105. GANGGUAN PERKEMBANGAN • Gangguan perkembangan masa anak adalah berbagai jenis masalah perkembangan yang potensial terjadi pada masa, yaitu usia anak 0-12 tahun. • Pada dasarnya, tiap-tiap tahap perkembangan memiliki potensi gangguan perkembangan berbeda-beda, tergantung pada tugas perkembangan yang diemban masing-masing usia. 105
  • 106. • usia bayi  gangguan pada perkembangan berbahasa, pertumbuhan , demam tinggi yang berisiko memunculkan gangguan lainnya. • usia sekolah  aktivitas anak mencapai puncaknya  kemungkinan terjadinya kelelahan atau kecelakaan yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan motorik. • Gangguan perkembangan lain yang banyak muncul pada masa anak  gangguan bicara, gangguan berbahasa, keterlambatan mental, autism, lambat 106 belajar, gangguan pemusatan perhatian
  • 107. Pentingnya Deteksi Dini Masa anak  masa anak merupakan dasar pembentukan fisik dan kepribadian pada masa berikutnya  masa anak merupakan "masa emas" mempersiapkan seorang individu menghadapi tuntutan zaman sesuai potensinya. • Jika terjadi gangguan perkembangan, apa pun bentuknya, deteksi yang dilakukan sedini mungkin merupakan kunci penting keberhasilan program intervensi yang dilakukan. Semakin dini gangguan perkembangan terdeteksi, semakin tinggi pula kemungkinan tercapainya tujuan 107
  • 108. • Kenali tugas perkembangan sesuai usia anak  tugas-tugas yang harus dimiliki anak pada usia tertentu. • Penilaian baik-buruknya perkembangan anak tergantung pada tercapainya tuntutan atau tugas perkembangan sesuai usianya  Misalnya, tugas perkembangan masa bayi adalah merangkak, berdiri, berjalan (dalam hal perkembangan motorik), mengoceh,dan mengucapkan kata (perkembangan bahasa); tugas perkembangan masa kanak-kanak (3-6 tahun) adalah berkomunikasi dengan orang lain,belajar kemandirian, dan mempersiapkan diri masuk sekolah. • Mengenali tugas perkembangan sesuai usia anak memungkinkan deteksi dini gangguan 108 perkembangan.
  • 109. • Kenali pola dan irama perkembangan anak  Secara universal anak memiliki pola (urutan) perkembangan yang sama. • Meskipun memiliki pola sama, anak bisa memiliki irama (kecepatan) perkembangan berbeda dari anak lain  Anak mungkin mulai berbicara pada usia 14 bulan, tetapi dia belum bisa berjalan tanpa bantuan; Sementara anak lain dengan usia yang sama sudah mampu berjalan sendiri, tapi tidak mengucapkan katakata. • Pemenuhan tugas perkembangan merupakan patokan umum yang seharusnya dicapai dalam rentang usia tertentu  stimulasi pada anak memang perlu terus-menerus dilakukan,tapi jangan sampai memaksa anak melakukan apa yang diharapkan orangtua  lebih penting mengenali apakah anak ybs. memenuhi pola yang normal meskipun kecepatannya bisa berbeda dengan anak lain. 109
  • 110. • Pihak sekolah juga diharapkan dapat memberi peluang terjadinya transfer informasi tentang berbagai gangguan perkembangan anak  Lakukan pencatatan serta pengamatan terhadap perkembangan anak dan perubahan dalam lingkungannya. • Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu sarana memperoleh catatan perkembangan anak, khususnya anak di bawah usia lima tahun. • Meskipun tidak dimungkiri bahwa perkembangan mental dan psikologis berpengaruh timbal balik secara erat dengan perkembangan fisik, perubahan dan gejala lain di luar perkembangan fisik, kurang mendapat perhatian (misalnya,perkembangan berbahasa,rentang konsentrasi, perkembangan motorik halus dan motorik kasar). • Hal-hal yang perlu diamati disesuaikan tugas perkembangan pada usianya dan kebiasaan masingmasing anak. Carilah informasi jika Anda mencurigai perubahan, kelambatan, atau perilaku yang tampaknya kurang wajar. 110
  • 111. GANGGUAN BELAJAR/LEARNING DISORDER (LD) • Mengapa hrs sgr ditangani? • Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan berbagai bentuk gangguan emosional (psikiatrik) yang akan berdampak buruk bagi perkembangan kualitas hidupnya di kemudian hari 111
  • 112. Secara khusus anak dengan LD (learning disorder) mempunyai karakteristik sebagai berikut : • a. Mudah menangkap pelajaran, petunjuk, atau instruksi yang diberikan, tetapi cenderung malas melakukan aktivitas belajar, mudah bosan, meremehkan, bahkan penolakan. b. Memiliki pengetahuan yang luas, tetapi cenderung kurang mampu melakukan tugastugas akademik secara akurat dan memuaskan. c. Dikenal sebagai siswa yang cukup pandai, tetapi mengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidang akademik dan tidak mampu memanfaatkan kepandaiannya tersebut untuk mencapai prestasi akademik tinggi. d. Memiliki kesenjangan yang cukup signifikan 112 antara skor tes kemampuan verbal dan performennya.
  • 113. • e. Memiliki daya tangkap yang bagus, tetapi cenderung hiperaktif dan kurang mampu menyesuaikan diri. f. Memiliki daya imaginatif yang tinggi, tetapi cenderung emosional. g. Mampu mengambil keputusan dengan cepat, tetapi cenderung kurang disertai pertimbangan yang matang, terburu-buru, semaunya. h. Lebih cepat dalam belajar dan mengerjakan suatu persoalan, tetapi cenderung malas dan memiliki toleransi yang rendah terhadap frustrasi. i. Lebih percaya diri, tetapi cenderung meremehkan dan menolak tugas-tugas yang diberikan dengan berbagai alasan. 113
  • 114. GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK • GAMBARAN UTAMA ADALAH HENDAYA BERAT DALAM PERKEMBANGAN KOORDINASI MOTORIK, YANG TIDAK DISEBABKAN OLEH RETARDASI MENTAL, GANGGUAN NEUROLOGIS YG DIDAPAT MAUPUN KONGENITAL. • GANGGUAN INI BISA BERSAMAAN DENGAN KESULITAN BICARA • ANAK TAMPAK ANEH DALAM BERJALAN, SERING JATUH, TERSANDUNG DAN MENABRAK • LAMBAT BELAJAR BERLARI, MELOMPAT DAN NAIK TURUN TANGGA • KESULITAN MENGIKAT SEPATU 114 • KESULITAN MEMASANG DAN MELEPASKAN
  • 115. • ANAK TAMPAK LAMBAN DALAM GERAK HALUS & KASAR • BENDA YANG DIPEGANG SERING JATUH • TIDAK PANDAI MENGGAMBAR, TULISANNYA SANGAT JELEK • SULIT MENGERJAKAN PERMAINAN JIGSAW, MENGGUNAKAN PERMAINAN YANG KONSTRUKSIONAL • SERING DISEBUT JUGA : THE CLUMSY CHILD SYNDROME • SERING DIJUMPAI KESULITAN BERSEKOLAH, PADA BEBERAPA KASUS BERSAMAAN DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL DAN PERILAKU. • PADA BEBERAPA KASUS , DIJUMPAI ADANYA RIWAYAT KOMPLIKASI PERINATAL MISALNYA BERAT BADAN LAHIR RENDAH 115
  • 116. Gangguan Perkembangan Motorik pada Anak • Anak yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan baju atau menggunakan gunting, merupakan salah satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi motorik (development coordination disorder/DCD). DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah. • Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi belajar adalah fungsi motorik halusnya. 116
  • 117. Gangguan Perkembangan Motorik pada Anak • Manifestasinya berupa perkembangan motorik anak sejak bayi hingga usia tertentu terlambat, misalnya duduk, tengkurap, merangkak, berlari. Kemampuan olahraga anak juga kurang. Anak lebih sulit mengatur keseimbangan setelah melakukan gerakan dan keseimbangan saat berdiri. • Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan lain, seperti gangguan konsentrasi atau masalah keterlambatan bicara pada anak. • anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan berdampak pada kemampuannya melakukan aktivitas fisik dan dalam waktu lama bisa memengaruhi berat badannya. 117
  • 118. GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA DAN BERBAHASA -POLA NORMAL PENGUASAAN BAHASA TERGANGGU SEJAK FASE AWAL PERKEMBANGAN -TIDAK ADA GANGGUAN NEUROLOGIK, TIDAK ADA KETULIAN, ATAU GANGGUAN DARI RONGGA MULUT -TIDAK DIDAPATKAN ADANYA MENTAL RETARDASI 118
  • 119. MACAM GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBAHASA 1 GANGGUAN ARTIKULASI BERBICARA : • - PENGGUNAAN SUARA SESUAI DENGAN USIA MENTALNYA • - TINGKAT KEMAMPUAN BAHASANYA NORMAL • - BERATNYA GANGGUAN ARTIKULASI DILUAR BATAS VARIASI NORMAL - BAGI USIA MENTAL ANAK • - INTELEGENSIA NORMAL • - KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF 119 DAN RESEPTIF NORMAL
  • 120. 2 GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF • KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGEKSPRESIKAN BAHASA DENGAN BERBICARA , DIBAWAH RATA2 ANAK DALAM USIA MENTALNYA TETAPI PENGERTIAN BAHASA DALAM BATAS NORMAL • BISA DISERTAI DENGAN GANGGUAN ARTIKULASI • GEJALANYA : • -KOSA KATA YANG TERBATAS • -KESULITAN DALAM MEMILIH DAN MENGGANTI KATA2 YANG TEPAT • -PENGGUNAAN SECARA BERLEBIHAN BEBERAPA KATA2 • -MEMENDEKKAN KATA2 YG SEHARUSNYA BERBUNYI PANJANG • -KESALAHAN KALIMAT • -KEHILANGAN AWALAN ATAU AKHIRAN • -GAGAL DALAM MENGGUNAKAN ATURAN TATA BAHASA SEPERTI KATA PENGHUBUNG, KATA GANTI DSB • -KESULITAN MENGURUT KEJADIAN YANG TELAH LEWAT. • -SERING DISERTAI KELAINAN BUNYI KATA YANG DIHASILKAN • -PENGGUNAAN BAHASA NON VERBAL TIDAK TERGANGGU • (SEBAGAI PEDOMAN PERKEMBANGAN BAHASA NORMAL : 120 USIA 2 TAHUN MENGUCAPKAN BEBERAPA KATA &
  • 121. 3 GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIF • PENGERTIAN BAHASA NYA DIBAWAH KEMAMPUAN RATA2 ANAK SESUAI UMUR MENTALNYA • TIDAK DIDAPATKAN ADANYA GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF • BIASANYA DISERTAI GANGGUAN BERBAHASA EKSPRESIF • GANGGUAN INI BIASANYA DISERTAI DENGAN GANGGUAN EMOSIONAL DAN PERILAKU. • ( PADA USIA 18 BULAN, MAMPU MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA OBYEK & PADA USIA 2 TAHUN BISA MENGIKUTI121
  • 122. GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR • DIMULAI SEJAK AWAL PERKEMBANGAN • TIDAK DISEBABKAN RETARDASI MENTAL, KELAINAN NEUROLOGIS, GANGGUAN VISUAL, MAUPUN PENDENGARAN. • BIASANYA BERSAMAAN DENGAN SINDROMA KLINIS YANG LAIN, SEPERTI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN, GANGGUAN TINGKAH LAKU ATAU GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG LAIN. • ETIOLOGI SECARA PASTI TIDAK DIKETAHUI, DIDUGA FAKTOR BIOLOGIS YANG BERINTERAKSI DENGAN KESEMPATAN BELAJAR & KUALITAS 122 PENGAJARAN
  • 123. 1. GANGGUAN MEMBACA • BIASANYA DIDAHULUI OLEH RIWAYAT GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA ATAU BERBAHASA. • PADA AWALNYA DIDAHULUI KESULITAN MENGUCAPKAN ABJAD, MEMBERI IRAMA DARI KATA YANG DIUCAPKAN, KEMUDIAN TERJADI KESALAHAN MEMBACA , DIANTARANYA : A. ADA KATA2 YANG DIHILANGKAN B. KECEPATAN MEMBACA YANG LAMBAT C. SALAH MEMULAI, RAGU2, TIDAK TEPAT MENYUSUN KALIMAT D. SUSUNAN KATA2 YANG TERBALIK E. KETIDAK MAMPUAN MENYEBUT KEMBALI ISI BACAAN F. KETIDAK MAMPUAN MENARIK KESIMPULAN MATERI BACAAN G. KETIDAK MAMPUAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAAN PERIHAL BACAAN , MENGGUNAKAN PENGETAHUAN UMUM DARI PADA HASIL BACAANNYA. 123
  • 124. 2. GANGGUAN BERHITUNG/diskalkulia • KEKURANGANNYA ADALAH PENGUASAAN PADA KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG YAITU : TAMBAH, KURANG, BAGI & KALI 3. GANGGUAN MENULIS/Dysgraphia • KESULITAN MENULIS TANGAN, MENGEJA, MENGORGANISIR IDE 124
  • 125. AUTISME MASA KANAK • MUNCUL SEBELUM USIA 3 TAHUN • TIDAK JELAS ADANYA PERKEMBANGAN YANG NORMAL SEBELUMNYA • HENDAYA KUALITATIF DALAM INTERAKSI SOSIAL YANG BERBENTUK : APRESIASI YG TDK ADEKUAT TERHADAP ISYARAT SOSIO EMOSIONAL • KURANGNYA PENGGUNAAN KETRAMPILAN BERBAHASA • HENDAYA DALAM PERMAINAN IMAGINATIF • POLA PERILAKU , MINAT DAN KEGIATAN TERBATAS BERULANG DAN STEREO TIPIK 125 • KELEKATAN YANG KHAS TERHADAP
  • 126. • Ginanjar (2001): autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga mengakibatkan gangguan pada perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, sensoris, dan belajar. • Widyawati (1997): gangguan autistik atau autisme juga sering disebut autisme infantil  salah satu dari kelompok gangguan perkembangan pervasif yang paling dikenal dan mempunyai ciri khas: Adanya gangguan yang menetap pada interaksi sosial, komunikasi yang menyimpang,dan pola tingkah laku yang terbatas serta stereotip. Fungsi yang abnormal ini biasanya telah muncul sebelum usia 3 tahun. Lebih dari dua per tiga mempunyai fungsi di bawah rata-rata. 126
  • 127. • Interaksi sosial pada anak autisme dibagi dalam 3 kelompok, yaitu: • Menyendiri (aloof): banyak terlihat pada anak-anak yang menarik diri, acuh tak acuh, dan akan kesal bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan perilaku serta perhatian yang terbatas (tidak hangat). • Pasif: dapat menerima pendekatan sosial dan bermain dengan anak lain jika pola permainannya disesuaikan dengan dirinya. • Aktif tapi aneh: secara spontan akan mendekati anak lain, namun interaksi ini sering kali tidak sesuai dan sering hanya sepihak. 127
  • 128. • Hambatan sosial pada anak autisme akan berubah sesuai dengan perkembangan usia. Biasanya, dengan bertambahnya usia maka hambatan tampak semakin berkurang. • Sejak tahun pertama, anak autisme mungkin telah menunjukkan adanya gangguan pada interaksi sosial yang timbal balik, seperti menolak untuk disayang/dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika akan diangkat dengan mengangkat kedua lengannya, kurang dapat meniru pembicaraan atau gerakan badan, gagal menunjukkan suatu objek kepada orang lain, serta adanya gerakan pandangan mata yang abnormal. Permainan yang bersifat timbal balik mungkin tidak akan terjadi. • Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh atau tidak bereaksi terhadap pendekatan orangtuanya, sebagian lainnya malahan merasa cemas bila berpisah dan melekat pada 128 orangtuanya.
  • 129. • Anak autisme gagal dalam mengembangkan permainan bersama teman-temannya, mereka lebih suka bermain sendiri. Keinginan untuk menyendiri yang sering tampak pada masa kanak akan makin menghilang dengan bertambahnya usia. • Walaupun mereka berminat untuk mengadakan hubungan dengan teman, sering kali terdapat hambatan karena ketidakmampuan mereka untuk memahami aturan-aturan yang berlaku dalam interaksi sosial. Kesadaran sosial yang kurang inilah yang mungkin menyebabkan mereka tidak mampu untuk memahami ekspresi wajah orang, ataupun untuk mengekspresikan perasaannya, baik dalam bentuk vokal maupun ekspresi wajah. Kondisi tersebut menyebabkan anak autisme tidak 129 dapat berempati kepada orang lain yang
  • 130. • Hambatan kualitatif dalam komunikasi verbal/non-verbal dan dalam bermain • Keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa serta berbicara merupakan keluhan yang sering diajukan para orangtua, sekitar 50% mengalami hal ini: • Bergumam yang biasanya muncul sebelum dapat mengucapkan kata-kata, mungkin tidak tampak pada anak autisme. • Sering mereka tidak memahami ucapan yang ditujukan pada mereka. 130
  • 131. • Biasanya mereka tidak menunjukkan atau memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginannya, tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya untuk mengambil objek yang dimaksud. • Mereka mengalami kesukaran dalam memahami arti kata-kata serta kesukaran dalam menggunakan bahasa dalam konteks yang sesuai dan benar. • Bahwa satu kata mempunyai banyak arti mungkin sulit untuk dapat dimengerti oleh mereka. Anak autisme sering mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar atau yang pernah mereka dengar sebelumnya 131 tanpa maksud untuk berkomunikasi.
  • 132. • Bila bertanya sering menggunakan kata ganti orang dengan terbalik, seperti "saya" menjadi "kamu" dan menyebut diri sendiri sebagai "kamu". • Mereka sering berbicara pada diri sendiri dan mengulang potongan kata atau lagu dari iklan televisi dan mengucapkannya di muka orang lain dalam suasana yang tidak sesuai. • Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam arti kiasan, seperti seorang anak berkata "sembilan" setiap kali ia melihat kereta api. • Anak-anak ini juga mengalami kesukaran dalam berkomunikasi walaupun mereka dapat berbicara dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran mereka berbicara, memilih topik pembicaraan, atau melihat kepada 132 lawan bicaranya.
  • 133. • Mereka akan terus mengulang-ulang pertanyaan biarpun mereka telah mengetahui jawabannya atau memperpanjang pembicaraan tentang topik yang mereka sukai tanpa mempedulikan lawan bicaranya. • Bicaranya sering dikatakan monoton, kaku, dan menjemukan. Mereka juga sukar mengatur volume suaranya, tIdak tahu kapan mesti merendahkan volume suaranya, misal di restoran atau sedang membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi. • Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan atau emosinya melalui nada suara. • Komunikasi non-verbal juga mengalami gangguan. Mereka sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalam berkomunikasi untuk mengekspresikan perasaannya atau untuk merabarasakan perasaan orang lain, misalnya 133 menggelengkan kepala, melambaikan
  • 134. • Aktivitas dan minat yang terbatas • Abnormalitas dalam bermain terlihat pada anak autisme, seperti stereotip, diulang-ulang, dan tidak kreatif. • Beberapa anak tidak menggunakan mainannya dengan sesuai, juga kemampuannya untuk menggantikan suatu benda dengan benda lain yang sejenis sering tidak sesuai. • Anak autisme menolak adanya perubahan lingkungan dan rutinitas baru. Contohnya seorang anak autisme akan mengalami kesukaran bila jalan yang biasa ia tempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa ia pakai untuk makan diganti. • Mainan baru mungkin akan ditolak berminggu-minggu sampai kemudian baru bisa ia terima. • Mereka kadang juga memaksakan rutinitas pada orang lain, contohnya seorang anak laki-laki akan menangis bila waktu naik tangga sang ibu tidak 134 menggunakan kaki kanannya terlebih dahulu.
  • 135. • Mereka juga sering memaksa orangtua untuk mengulang suatu kata atau potongan kata. • Dalam hal minat: terbatas, sering aneh, dan diulangulang. Misalnya, mereka sering membuang waktu berjam-jam hanya untuk memainkan saklar lampu, memutar-mutar botol, atau mengingat-ingat rute kereta api. • Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah tanpa benda tersebut. Misalnya, seorang anak laki-laki yang selalu membawa penghisap debu ke mana pun ia pergi. • Stereotip tampak pada hampir semua anak autisme, termasuk melompat turun naik, memainkan jari-jari tangannya di depan mata, menggoyang-goyang tubuhnya, atau menyeringai. • Mereka juga menyukai objek yang berputar, seperti mengamati putaran kipas angin atau mesin cuci. 135
  • 136. • Gangguan kognitif • Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi mental dengan derajat rata-rata sedang. Menarik untuk diketahui bahwa beberapa anak autisme menunjukkan kemampuan memecahkan masalah yang luar biasa, seperti mempunyai daya ingat yang sangat baik dan kemampuan membaca yang di atas batas penampilan intelektualnya. • Sebanyak 50% dari idiot savants, yakni orang dengan retardasi mental yang menunjukkan kemampuan luar biasa, seperti menghitung kalender, memainkan satu lagu hanya dari sekali mendengar, mengingat nomor-nomor telepon yang ia baca dari buku telepon, adalah seorang penyandang autisme. • Gangguan perilaku motorik • Kebanyakan anak autisme menunjukkan adanya stereotip, seperti bertepuk-tepuk tangan dan menggoyang-goyangkan tubuh. Hiperaktif biasa terjadi terutama pada anak prasekolah. Namun, sebaliknya, dapat terjadi hipoaktif. Beberapa anak juga menunjukkan gangguan pemusatan perhatian dan impulsivitas. Juga didapatkan adanya koordinasi motorik yang terganggu, tiptoe walking, clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikat 136 gigi, memotong makanan, dan mengancingkan baju.
  • 137. • Respons abnormal terhadap perangsangan indera • Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara (hiperakusis) dan menutup telinganya bila mendengar suara yang keras seperti suara petasan, gonggongan anjing, atau sirine polisi. Anak yang lain mungkin justru lebih tertarik dengan suara jam tangan atau remasan kertas. Sinar yang terang, termasuk sinar lampu sorot di ruang praktik dokter gigi, mungkin membuatnya tegang walaupun pada beberapa anak malah menyukai sinar. Mereka mungkin sangat sensitif terhadap sentuhan, memakai baju yang terbuat dari serat yang kasar, seperti wol, atau baju dengan label yang masih menempel, atau berganti baju dari lengan pendek menjadi lengan panjang. Semua itu dapat membuat mereka tempertantrums. • Di lain pihak, ada juga anak yang tidak peka terhadap rasa sakit dan tidak menangis saat mengalami luka yang parah. Anak mungkin tertarik pada rangsangan indera tertentu seperti objek yang berputar. • Gangguan tidur dan makan • Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun tengah malam. Gangguan makan berupa keengganan terhadap makanan tertentu karena tidak menyukai tekstur 137 atau baunya, menuntut hanya makan jenis makanan yang
  • 138. • Gangguan afek dan mood • Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba, mungkin menangis atau tertawa tanpa alasan yang jelas. Sering tampak tertawa sendiri, dan beberapa anak tampaknya mudah menjadi emosional. Rasa takut yang sangat kadang-kadang muncul terhadap objek yang sebetulnya tidak menakutkan. Cemas perpisahan yang berat, juga depresi berat mungkin ditemukan pada anak autisme. • Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas melawan orang lain • Ada kemungkinan mereka menggigit tangan atau jari sendiri sampai berdarah, membentur-benturkan kepala, mencubit, menarik rambut sendiri, atau memukul diri sendiri. Tempertantrums, ledakan agresivitas tanpa pemicu, dan kurang perasaan terhadap bahaya, dapat terjadi pada anak autisme. • Gangguan kejang • Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10--25% anak autisme. Ada korelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan beratnya retardasi mental dan derajat disfungsi susunan syaraf pusat. 138 • Kondisi fisik yang khas
  • 139. • Diagnosis Banding • Gangguan autisme musti dibedakan dengan: • Retardasi mental: ketrampilan sosial dan komunikasi verbal atau non-verbal pada anak retardasi mental sesuai dengan usia mental mereka. Tes inteligensi biasanya menunjukkan suatu penurunan yang menyeluruh dari berbagai tes. Berbeda dengan anak autisme yang hasil tesnya tidak menunjukkan hasil yang rata-rata sama. Kebanyakan anak dengan taraf retardasi yang berat dan usia mental yang sangat rendah menunjukkan tanda-tanda autisme yang khas, seperti gangguan dalam interaksi sosial, stereotip, dan buruknya kemampuan berkomunikasi. • Skizofrenia: kebanyakan anak dengan skizofrenia secara umum tampak normal pada saat bayi sampai usia 2-3 tahun, dan baru kemudian muncul halusinasi, gejala yang tidak terdapat pada autisme. Biasanya anak dengan skizofrenia tidak retardasi 139 mental, sedangkan pada autisme sekitar 75-80%
  • 140. memerlukan penangan yang spesifik, yakni: Anak: • Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal). Tingkatkan ketrampilan sosial (dengan peragaan). Medis • Konsultasi endokrinologi: untuk mengatasi agresivitas seksual. Konnsultasi neurologi: untuk menyingkirkan adanya kejang lobus temporalis dan sindrom hipotalamik. Lingkungan • Lingkungan harus aman, teratur, dan responsif. Sekolah: • Periksa prestasi akademik yang diharapkan. Catat reaksi dari teman-teman. Coba kurangi tuntutan dan perubahan. Konsultasi dengan para ahli. 140
  • 142. ANOREKSIA NERVOSA • • • • • UMUR 16-24 TH 5% REMAJA KELG STATUS SOSIAL MENENGAH KE ATAS PREDISPOSISI : FK BIOLOGIS & GENETIK  DISFUNGSI HIPOTALAMUS, • INTRAPERSONAL  CEMAS, DEPRESI, INTROVERT, PERFEKSIONIS, PERFEKSIONIS, • KELUARGA  kaku, overprotekstif, penuh konflik, ibu tll berperan & ayah tidak, • SOSBUD  tuntuan budaya/TV, ekskul balet, penyakit kronik diabetes melitus 142
  • 143. MANIFESTASI • MERASA DIRINYA GEMUK • SUDAH KURUS PUN MASIH MERASA GEMUK • KEPRIBADIAN: PENGKRITIK DIRI SENDIRI, PERFEKSIONIS, CERDAS & POPULER DI SEKOLAH • APATIS, TIDAK MAMPU MENGEKSPRESIKAN KEBAHAGIAAN, TERTEKAN, TIDAK BERGAIRAH, LEKAS MARAH, MALAS BERGAUL • DR KELG DG STRES KRONIS  BERCERAI ATAU BERPINDAH TEMPAT • TINGKAH LAKU MAKAN  MEMBATASI MAKANA BERKALORI TINGGI, DIBAGI-BAGI DLM PORSI KECIL, DIBUMBUI/DIBUBUHI SST SHG TIDAK MENARIK, CAMPURAN YG TIDAK WAJAR • MENGGAMBARKAN DIRINYA 20-80% LEBIH BESAR DR UKURAN SSGHNYA • MODEL DI MEDIA ADALAH YG MENARIK YG KURUS, 143 SEMAKIN KURUS SEMAKIN TINGGI STATUS SOSIAL
  • 144. Terapi: • REHABILITASI NUTRISI  GASTROINTESTINAL (KALORI 3500/HARI) & EDEMA PERIFER (KURANGI GARAM), OBAT ANTICEMAS • PSIKOTERAPI  REGULASI EMOSI KRN CEMAS & TAKUT • PEMELIHARAAN & TINDAK LANJUT  bb NORMAL, TINGKAH LAKU MAKAN NORMAL, KEMATANGAN SOS. EMOSI, MENS NORMAL, SEKOLAH/KERJA DG EFEKTIF, HUBUNGAN MEMUASKAN, 144 KEMAMPUAN DIRI CAKAP
  • 145. BULIMIA NERVOSA • EPISODE BINGE EATING • MERANGSANG MUNTAH, GERAK BERLEBIHAN, PUASA BERKEPANJANGAN, PENYALAHGUNAAN LAKSAN ATAU DIURETIK • TJD DI USIA 13-58 • 3% DI MASYARAKAT • SEMUA KELAS MASYARAKAT Penyebab: • ADIKSI MAKANAN & PERILAKU • KELUARGA DISFUNGSI ATAU KEKERASA FISIK & SEKSUAL • SOSBUD  MEDIA MASSA • KOGNITIF & TINGKAH LAKU  IRASIONAL BENTUK TUBUH, BERAT BADAN, DIET, KEPERCAYAAN DIRI • PSIKODINAMIKA  MENGENDALIKAN & MENGHINDARI 145 RASA TERTEKAN, IMPULSIF, CEMAS
  • 146. Ciri2: • BINGE EATING  3000-7000KAL • PURGING  MEMUNTAHKAN DG MERANGSANG FARING, LAKSAN, DIURETIK, ENEMA, GERAK BERLEBIHAN • BODY IMAGE KELIRU • DEPRESI, RASA BERSALAH, MENYESAL YG MENDALAM Terapi: • MENURUNKAN POLA MAKAN BULIMIK • HINDARI MAKANAN BINGE SPT ES KRIM • OBAT ANTI DEPRESAN • PSIKOTERAPI • OR RINGAN – SEDANG • TERAPI KELOMPOK • DIET RENDAH GARAM U/ YG MEMAKAI DIURETIK 146 • KONSUL DR GIGI UTK KERUSAKAN GIGI
  • 147. DEPRESI Ciri: • SEDIH • GANGG SOMATIK, MUDAH LELAH, KURANG ENERGI • GANGG PSIKOMOTOR, LAMBAT, KURANG ANTUSIAS, RAGU2 • MUDAH TERSINGGUNG • GAGAL MENAIKKAN BB NORMAL • SATU TAHUN • GANGG AFEKSI • IDE BUNUH DIRI • MUDAH TERSINGGUNG • IMSONIA • TIDAK KONSEN 147
  • 148. PENYEBAB • PSIKODINAMIKA  PUTUS CINTA & INTROYEKSI • KOGNITIF BEHAVIORAL: PANDANGAN NEGATIF TTG DIRI SENDIRI, INTERPRETASI NEGATIF TTG HIDUPNYA, HARAPAN NEGATIF TTG DIRINYA, RASA TAK BERHARGA, HELPLESS, HOPELESS • LEARNED HELPLESSNESS MODEL • KETIDAKMAMPUAN ORTU MENCIPTAKAN HUBUNGAN YG BAIK • BIOLOGIS  NOREPINEPRIN & SEROTONIN, GANGG HIPOTALAMUS, HORMON PERTUMBUHAN, TIROID, NEURO IMUNOLOGIS, GENETIK • PSIKOSOSIAL  MASALAH KELUARGA, KETRAMP SOS KURANG, CERAI, ORTU MISKIN, SAUDARA BANYAK, 148 FUNGSI KELG BURUK
  • 149. PENYEBAB Terapi: • PSIKOTERAPI KELUARGA; OBAT ANTI DEPRESAN; TERAPI CBT 149
  • 150. SUICIDE/bunuh diri • Rentan di usia 15-24 TH, terjadi pd 9% remaja Dipengaruhi: • BIOLOGIS  SEROTONIN • GANGGUAN MENTAL ADHD, DEPRESI, IMSONIA • PENYALAHGUNAAN ZAT • MINOROTAS, GAY, LESBI,BISEKS • MASALAH KELUARGA • MASALAH SOSIAL  KDRT, MISKIN, SEKSUAL ABUSE • MASALAH SEKOLAH  TEKANAN PELAJARAN, TEMAN SEBAYA • CINTA 150
  • 151. SUICIDE/bunuh diri Terapi: • CBT, PELATIHAN SOFT SKILL, FARMAKOLOGI ANTIDEPRESAN 151