2. Dasar keilmuan:
• Developmental Psychology
(psikologi perkembangan)
• Mempelajari perbedaan
antar individu yang
berkaitan dengan usia & perubahan dalam diri
individu yang berkaitan dengan usia; bagaimana
individu berkembang & berubah sejalan dengan
semakin dewasanya mereka, dan bagaimana
individu yg berbeda memperlihatkan perbedaan
pola perkembangan & perubahan
• Psikologi perkembangan mengaju pada studi
sistematik mengenai perkembangan individu
(perilaku, emosi, social, and kognitif sepanjang
kehidupan mereka.
2
3. Tujuan Mengenali (Perkembangan) Peserta
didik:
1. Agar mempunyai ekspektasi yg nyata
tentang peserta didik
2. Dapat merespon perilaku peserta didik
secara tepat
3. Membantu mengenali adanya
penyimpangan yang terjadi pada diri
peserta didik
4. Untuk membantu memahami diri sendiri
sehingga dapat berperilaku secara tepat
3
4. Alasan perlunya mempelajari
perkembangan peserta didik
1. Masa perkembangan yang cepat masa
anak-anak terjadi pertumbuhan yg cepat
2. Pengaruh yang lama pengaruh pengalaman
yg diberikan anak akan terlihat dlm jangka
panjang
3. Proses yang kompleks memerlukan proses
dan waktu yg lama dalam membentuk peserta
didik, sehingga perlu pemahaman yg tepat
4. Nilai yang diterapkan nilai yg dipakai
membentuk kepribadian anak akan terintegrasi
pada dirinya
5. Masalah yang menarik anak sbg mahluk
yang unik
4
5. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
peserta didik:
1. Kecerdasan
2. Temperamen
a. Orang yg mudah suasana hati positif,
kebiasaan teratur, mudah menyesuaikan diri
b. Orang yg sulit bereaksi scr negatif, sering
nangis, lambat menerima pengalaman baru
c. Orang yg lambat kurang cekatan,
penyesuaian diri sulit, berfikir cenderung
negatif
3. Interaksi dengan lingkungan
5
6. • Manusia sebagai Peserta didik memiliki 3 ciri, yaitu
dalam dirinya terjadi (1) proses penyesuaian diri, (2)
terjadinya proses belajar, dan (3) melakukan
pemecahan suatu masalah /problem solving.
• Manusia dalam kehidupannya terus menerus pada
dirinya selalu terjadi proses penyesuaikan diri, proses
belajar, dan pemecahan suatu masalah.
• Dengan demikian dapat diartikan bahwa semua
manusia adalah peserta didik inilah yang mendasari
pendidikan sepanjang hidup (long life education)
yaitu belajar sepanjang hidup dari lahir/ayunan
sampai ajal menjemput maut
6
7. Pertumbuhan & perkembangan
• Pertumbuhan dan perkembangan dua istilah
berbeda tetapi sulit dipisahkan; karena setiap
pertumbuhan selalu diikuti tugas-tugas
perkembangan.
• Pertumbuhan banyak berorientasi pada
perubahan kuantitatif yaitu perubahan
biologis/fisik tubuh semakin tinggi/berat,
tanda2 sekunder seksual (jenggot, payudara
dst)
• Perkembangan orientasi pada perubahanperubahan kualitatif mengenai aspek psikis
emosi semakin terkendali, cara berpikir semakin
kompleks
7
8. • Perkembangan sepanjang rentang kehidupan
(LIFE-SPAN DEVELOPMENT)
– Sebuah pola perubahan yg melibatkan
perkembangan & penurunan, dimulai dr masa
konsepsi dan diakhiri dengan kematian
– Fase Kehidupan: bayi, anak-anak, remaja,
dewasa awal, dewasa pertengahan, dewasa
akhir/lansia
8
9. Perbedaan Individu (individual
differences)
1. Fisik bentuk atau struktur tubuh
2. Psikis
Intelektualitas, kepribadian, minat, sik
ap, kebiasaan belajar
Perbedaan dalam kemampuan:
1. Potensial terpendam (bakat
OR, melukis, IQ bahasa tinggi tp di
IPA)
2. Nyata prestasi belajar
9
10. The Historical Perspective:
– Masa anak-anak telah menjadi perhatian sejak
dulu
– Masa Dewasa menjadi perhatian diakhir th 1900an
– 3 pandangan filosofis mengenai perkembangan
anak:
• Anak lahir dgn membawa dosa asal
• Tabula rasa
• Ada kebaikan (dimensi keilahian) dlm dirinya
– Dewasa ini, masa anak-anak dilihat sbg waktu
spesial utk berkembang & berubah, dipengaruhi
oleh cara dia dibesarkan oleh kelg/lingk (childrearing), pengalaman dimasa kecil, dan aspek
lainnya dlm perkembangan
10
11. Perkembangan dipengaruhi sosiohistory:
– Perkembangan adl kontekstual: individu berperilaku
dan merespon sesuai konteks:
• Pengaruh Tingkat-usia normatif proses
biologis & pengalaman lingkungan pada individu
dalam usia tertentu
• Pengaruh tingkat-sejarah normatif biasa pd
sekelompok indvd karena pengaruh pengalaman
historis yg mereka alami.
• Peristiwa dlm hidup yg non normative
peristiwa dlm hidup atau lingkungan yg tak biasa
mempengaruhi indvd tertentu
11
12. – Lanjutan…
•
budaya: pola perilaku kepercayaan, & semua
produk kelompok yg diwariskan trn temurun
•
Etnisitas: karakteristik berdasarkan A characteristic
based on cultural heritage, nationality characteristics,
race (which is a person’s biological heritage), religion
and language.
•
Socioeconomic Status (SES): The grouping of people
with similar occupational, educational, and economic
characteristics.
– Social policy: national government’s course of action
and politics affect the welfare of citizens
12
13. • Conceptions of age:
• Chronological age: number of years since birth
• Biological age: age in terms of biological
health/functional capacities of organs
• Psychological age: adaptive capacities compared
with those of the same chronological age
• Social age: roles and expectations related to a
person’s age.
– The life-span perspective considers
all of the above
13
14. Chronological age
Number of years since birth
Biological age
Conceptions
of age
Age in terms of physical health
Psychological age
Adaptive capacity compared with
others of the same chronological age
Social age
Social roles and expectations
relative to chronological age
14
Figure 1.10
15. • Periods of development focus on time frames:
– Prenatal period
– Infancy and Toddlerhood
– Early childhood (Preschool Years)
– Middle and late childhood (Elementary School)
– Adolescence
– Early adulthood (20s and 30s)
– Middle adulthood (40s and 50s/early 60s)
– Late adulthood (65+)
• Young old (65-84)
• Old old (85+)
15
16. Nature versus nurture
– A debate about whether development is influenced
most by biological heredity or environmental
experiences
– Nature proponents argue that genetic blueprints
produce commonalities in growth and development
– Nature proponents acknowledge the influence of
extreme environments on development
– Psychologists emphasize the importance of nurture
and that the range of environments can be vast
16
17. • Continuity and discontinuity:
– The continuity–discontinuity issue focuses on
whether development is
• gradual, cumulative quantitative change
process (continuous)
• A set of distinct stages that are qualitatively
different from each other (discontinuous)
17
18. Stability and change:
– The assumption that nothing much changes in
adulthood
– The concept of plasticity, ongoing change
– Major changes were believed to occur only in the
first 5 years of childhood (early experience
doctrine); we are no longer able to ignore the rest
of the life span
– There is still a lot of controversy over both sides of
this issue
18
19. Developmental Changes Are a Result of Biological,
Cognitive, and Socioemotional Processes
Biological
processes
Cognitive
processes
Socioemotional
processes
19
Figure 1.6
20. Potensi Manusia
1. IQ (Intelegensi Quotien) kemampuan umum
manusia utk dpt memecahkan masalah baru
dengan cepat dan benar berdasarkan logika
2. EQ (emotional quotien) kemampuan manusia
utk berperilaku dan menyikapi lingkungan dgn
memperhatikan faktor perasaan
3. SQ (spiritual quotien) kemampuan manusia
untuk berperilaku dengan didasari oleh norma
luhur spt: kejujuran, kesabaran, ketaqwaan,
keimanan
3. PQ (performance quotien) kemampuan
manusia untuk menampilkan dirinya secara
proportional
20
21. POTENSI DASAR MANUSIA
1. Perhatian pemusatan tenaga psikis tertuju
pada suatu objek tertentu
2. Pengamatan potensi manusia utk mengenali
dunia riil (dlm dirinya maupun di luar dirinya
panca indera)
3. Tanggapan kemampuan manusia utk
menghadirkan kembali benda/objek yg pernah
diamati dlm bentuk bayangan
4. Fantasi kemampuan manusia utk
menciptakan hal baru dgn menggunakan
tanggapan yg ada
21
22. 5. Ingatan kemampuan manusia utk mengenali
lingkungan, menyimpan dlm jiwanya, suatu
saat mengeluarkannya kembali
6. Pikiran kemampuan manusia utk
memecahkan masalah dgn menggunakan
tanggapan dan pengertian
7. Perasaan potensi manusia untuk
menyatakan ungkapan senang/tidak senang
terhadap sesuatu setelah memberikan
penilaian thd suatu objek
8. Kemauan kekuatan dari dalam yang
mendorong manusia untuk berbuat
22
24. CIRI PERKEMBANGAN:
1. Seumur hidup (life-long) = tdk ada periode usia yg
mendominasi perkembangan.
2. Multidimentional = terdiri atas biologis – kognitif –
sosial; bahkan dlm satu dimensi terdapat banyak
komponen mis: inteligensi :-inteligensi abstrak,
inteligensi non verbal, inteligensi sosial dsb.
3. Multidirectional = beberapa komponen dari suatu
dimensi dpt meningkat dlm pertumbuhan, sementara
komponen lain menurun;mis: orang dewasa tua dpt
semakin arif – tp kecepatan memproses informasi
lebih buruk.
4. Lentur (plastis) = bergantung pd kondisi kehidupan
individu.
24
25. Secara rincinya bila dilihat dari fisik & psikis:
1. Terjadi perubahan : fisik: perubahan tinggi/berat badan/organ-organ
tbuh lain : psikhis: bertambahnya perbendaharaan kata – matangnya
kemampuan berpikir-mengingat& menggunakan imajinasi kreatifnya
2. Perubahan dlm proporsi fisik: proporsi tubuh berubah sesuai dng
fase perkembangannya ; psikis : perubahan imajinasi dr fantasi >realitas, perhatiannya dr dirinya sendiri -> orang lain/klmp teman
sebaya.
3. Lenyapnya tanda-tanda lama fisik : lenyapnya kelenjar thymus
(kelenjar kanak-2) yg terletak pd bagian dada, kelenjar pineal pd bag.
bawah otak , gigi susu & rambut2 halus ; psikhis: masa
mengoceh/meraban-gerak gerik kanak2/merangkak-perilaku
impulsive (dorongan untk bertindak sebelum berpikir)
4. Diperoleh tanda2 baru fisik: pergantian gigi-karakteristik seks pd usia
remaja:sekunder:perubahan anggota tubuh &
primer:menstruasi/mimpi basah ; psikis: rasa ingin tahu terutama25
yg
berhubungan dng ilmu pengetahuan, seks, nilai moral,keyakinan
26. TUGAS PERKEMBANGAN/
DEVELOPMENT TASK
• ROBERT HAVIGHURST tugas yg
muncul pd periode tertentu dlm rentang
kehidupan individu, yg harus dipecahkandipelajari & dicapai oleh individu.
• Keberhasilan akan membawa kebahagiaan
& keberhasilan menuntaskan tugas
berikutnya ; sedangkan kegagalan akan
menimbulkan ketdk bahagiaan – penolakan
masyarakat & kesulitan dlm menuntaskan
tugas berikutnya.
26
27. Tugas perkembangan muncul
sebagai hasil dari:
1. Kematangan fisik
2. Tuntutan masyarakat secara cultural
3. Tuntutan dari dorongan & cita-cita individu
sendiri
4. Tuntutan norma agama
27
28. Tugas perkembangan remaja yg utama:
identity formation/Pembentukan
identitas/jati diri (WILLIAM KAY):
1. Menerima fisiknya sendiri & keragaman kualitasnya.
2. Menerima diri & memiliki kepercayaan pd kemampuan
sendiri
3. Mencapai kemandirian emosional dari otoritas
orangtua/dewasa
4. Mengembangkan keterampilan komunkasi
interpersonal & belajar bergaul
5. Menemukan manusia model untk dijadikan
identitasnya
6. Memperkuat self-control atas dasar skala
nilai/prinsip/falsafah hidup
7. Mampu meninggalkan reaksi & penyesuaian diri yg
28
kekanak-kanakan.
29. TUGAS PERKEMBANGAN
Masa Kanak-kanak
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Belajar berjalan
Belajar makan makanan padat
Belajar mengendalikan gerakan badan
Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
Memperoleh stabilitas fisiologis
Membentuk konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua,
kakak adik, dan orang lain
Belajar membedakan yang benar dan salah
29
30. Tugas perkembangan
Masa Anak
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan tertentu
b. Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri
sebagai organisme yang sedang tumbuh
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis
kelamin
e. Membina keterampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung
f. Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari
g. Membentuk kata hati,moralitas dan nilai-nilai
h. Memperoleh kebebasan diri
30
i. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan
lembaga sosial
31. Masa Remaja
a. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang
dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin
b. Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin
individu
c. Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara
efektif
d. Memperoleh kebebasan diri, melepaskan
ketergantungan dari orang tua/ orang dewasa lainnya
e. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
f. Memperoleh kebebasan ekonomi
g. Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan
konsep yg diperlukan sbg warga negara yg baik
i. Memupuk dan memperoleh perilaku yg dapat
dipertanggung jawabkan secara sosial
j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika
sebagai pedoman berperilaku
31
32. Masa Dewasa Awal
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
memilih pasangan hidup
belajar hidup dengan suami atau istri
memulai kehidupan berkeluarga
membimbing dan merawat anak
mengolah rumah tangga
memulai suatu jabatan
menerima tanggung jawab sebagai warga negara
Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik
32
33. Masa Setengah Baya
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
membangun dan mempertahankan standar ekonomi
membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia
membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi
menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan fisik sendiri
menyesuaikan diri dengan penambahan umur
33
34. Masa orang tua
a. menyesuaiakan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan
fisik
b. menyesuaiakan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya
pendapatan
c. menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri
d. menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia lanjut
e. memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
f. membangun kehidupan fisik yang memuaskan
34
35. Hukum Perkembangan
1. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan
2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi
perkembangan berikutnya
3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal
4. Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis
(kematangan) dan faktor-faktor lingkungan (belajar)
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang
saling berhubungan dengan semua aspek ( fisik, kognitif,
emosional, sosial yang mempengaruhinya)
6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masingmasing
7. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang
kompleks, dari yang umum kepada yang khusus
35
36. PRINSIP-PRINSIP
PERKEMBANGAN :
1. Proses yg tdk pernah berhenti/never ending process terus
menerus berkembang/berubah – dipengaruhi
pengalaman/belajar sepanjang hidup sejak masa konsepsi >tua/mencapai kematangan.
2. Saling mempengaruhi setiap aspek perkemb baik fisik-emosiinteligensi-sosial; satu sama lain saling mempengaruhi & ada
korelasi yg positif antar aspek tsb
3. Mengikuti pola/arah tertentu tiap thap merupakan hasil
perkembangan tahap sebelumnya yg merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya
4. Terjadi pd tempo yg berlainan ada yg cepat ada yg lambat
5. Individu normal akan mengalami fase perkembangan : bayi ->
kanak-kanak -> anak -> remaja -> dewasa -> masa tua.
6. Punya ciri khas sampai usia 2 th memusatkan untk mengenal
lingkungan-menguasai gerak fisik-belajar bicara ; usia 3-6 th
perkemb. dipusatkan menjadi manusia sosial.
36
37. PENTINGNYA MEMAHAMI
PERKEMBANGAN ANAK:
1. Masa anak periode perkemb. Yg cepat &
perubahan terjadi dlm banyak aspek perkembangan.
2. Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yg kuat
bagi perkembangan selanjutnya
3. Pengetahuan tentang perkembangan anak dpt
membantu mengembangkan diri & memecahkan
masalah yg dihadapi
4. Memahami factor-faktor yg mempengaruhi perkemb.
Anak dpt:
a. mengantisipasi berbagai upaya untk memfasilitasi
perkemb baik di lingkungan keluarga – sekolah –
masyarakat
b. mencegah berbagai kendala/factor-faktor yg akan
meracuni perkemb anak
37
38. IMPLIKASI PENDIDIKAN:
• Siapkan program yg memfasilitasi
berkembangannya kemampuan berpikir.
• Gunakan metode mengajar = Anak aktif
bertanya – mengemukakan gagasan – uji
coba materi –lakukan dialog – diskusi –
brain storming (curah pendapat berbagai
masalah)
38
39. Dalam pemenuhan tugas perkembangan &
proses pembelajaran harus memperhatikan
adanya kebutuhan pd peserta didik:
• Achievement : A need to accomplish tasks well
• Deference: A need to conform to customs and
defer to others
• Order: A need to plan well and be organized
• Exhibition: A need to be the center of attention in
a group
• Autonomy: A need to be free of responsibilities
and obligations
• Affiliation: A need to form strong friendships and
39
attachments
40. Dalam pemenuhan tugas perkembangan &
proses pembelajaran harus memperhatikan
adanya kebutuhan pd peserta didik:
• Dominance: A need to be a leader and influence
others
• Abasement: A need to accept blame for problems
and confess errors to others
• Nurturance: A need to be of assistance to others
• Change: A need to seek new experiences and avoid
routine
• Endurance: A need to follow through on tasks and
complete assignments
• Heterosexuality: A need to be associated with and
attractive to members of the opposite sex
• Aggression: A need to express one's opinion and be
40
critical of others
41. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih
besar dan lebih panjang dan prosesnya terjadi sejak anak
sebelum lahir hingga ia dewasa.
a. Pertumbuhan sebelum lahir
Manusia dimulai dari pertemuan sel telur dengan sperma yang
membentuk sel kehidupan disebut embrio.Embrio manusia
pada usia 1 bulan berukuran 1/2 cm, usia 2 bulan menjadi 2
1/2 cm dan disebut janin ―fetus‖ pertumbuhan dan
perkembangan
manusia sebelum lahir sangat kompleks,
masa itu awal
terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan syaraf
yang membentuk sistem yang
lengkap. Pertumbuhan dan
perkembangan janin diakhiri
saat kelahiran. Kelahiran pada
dasarnya merupakan
pertanda kematangan biologis dan jaringan
syaraf masing
-masing komponen biologi telah mampu berfungsi
secara
mandiri.
41
42. Lanjutan…
b. Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan
pertumbuhan sebelum lahir sampai dewasa. Setiap bagian
fisik manusia selalu akan mengalami perubahan karena
pertumbuhan sehingga masing-masing komponen tubuh
akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan
fungsinya. Fungsi syaraf sensoris semakin sempurna dan
lengkap sehingga anak mampu menginterpretasikan apa
yang ia lihat, dengar, sentuh, dan rasakan.
Pertumbuhan dan perkembangan fungsi biologis memiliki pola
dan urutan yang teratur.
* Usia 1 bulan mulai mampu berguling (memutar badan)
* Usia 2 bulan mulai telungkup
* Usia 3 bulan mulai dapat merangkak
* Usia 15 bulan bisa berjalan sendiri dst.
Pola dan urutan pertumbuhan dan perkembangan fungsi
fisik diikuti oleh perkembangan kemampuan mental spiritual
42
dan sosial
43. Pertumbuhan fisik mempengaruhi perilaku anak-anak
sehari-hari yaitu akan menentukan keterampilan anak
dalam bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan
fungsi fisik mempengaruhi bagaimana anak
memandang dirinya sendiri, memandang orang lain.
Pertumbuhan fisik terjadi secara bertahap ada kalanya
cepat dan ada kalanya lambat. Irama pertumbuhan
setiap individu berbeda – beda walaupun secar
keseluruhan menunjukkan keteraturan.
PERTUMBUHAN FISIK ANAK DIBAGI 4 PERIODE
UTAMA
1. 6 bulan setelah kelahiran mengalami percepatan
2. Pada akhir tahun pertama pascalahirnya sedikit
lambat-- stabil sampai kematangan kehidupan
seksualnya usia 8;0 – 12; 0
3 14;0 – 16;0 cepat kembali sampai dewasa
4. Dewasa – tua mengalami keajegan – berat dapat
43
44. Menurut Buhler (1893 – 1974) ada lima
tingkat perkembangan psikis
a. Permulaan memasuki dunia -- 25;0
b. Penanjakan
c. Puncak masa hidup : 25;0 50;0
d. Penurunan menarik diri dari kehidupan
e. Akhir kehidupan sesudah 50 ;0
44
45. Perkembangan Kognitif
• Proses kognisi berfokus pd perubahan pd
pemikiran individual, intelegensi, & bahasa
• Responsivitas dlm pengasuhan sangat
penting dlm perkembangan kognitif anak
• proses biologis, kognitif, & sosioemosional
saling berkaitan/mempengaruhi
45
46. Definisi Kognisi
• Neisser (dalam Morgan, et al. (1986)
proses berpikir dimana informasi dari
pancaindera
ditransformasi, direduksi, dielaborasi
(dikembangkan), diperbaiki, dan digunakan.
• Morgan, dkk.. (1986) pemrosesan
informasi tentang lingkungan yang
dipersepsikan melalui pancaindera.
• Santrock (1986) aktivitas mental tentang
bagaimana informasi masuk ke dalam
pikiran, disimpan dan ditransformasi, serta
dipanggil kembali dan digunakan dalam
aktivitas kompleks seperti berpikir.
46
47. FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN KONITIF
• Piaget selama perkembangannya, manusia
mengalami perubahan-perubahan dalam struktur berfikir,
semakin terorganisasi, dan suatu struktur berpikir yang
dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap
sebelumnya.
• Perkembangan disebabkan oleh empat faktor:
kematangan fisik, pengalaman dengan objek2 fisik,
pengalaman sosial, dan ekuilibrasi anak adl organisme
aktif dan self-regulating yang berubah melalui interaksi
antara pembawaan lahir (innate) dengan faktor-faktor
lingkungan.
• Pengalaman membawa kemajuan kognitif melalui proses
47
asimilasi dan akomodasi YG membantu anak-anak
beradaptasi terhdp lingkungannya SHG pemahaman
48. Proses perkembangan kognitif
• Seorang individu dalam hidupnya selalu
berinteraksi dengan lingkungan. Dengan
berinteraksi tersebut, seseorang akan
memperoleh skema.
• Skema berupa kategori pengetahuan yang
membantu dalam menginterpretasi dan
memahami dunia; menggambarkan tindakan
baik secara mental maupun fisik yang terlibat
dalam memahami atau mengetahui sesuatu.
• Piaget skema mencakup baik kategori
pengetahuan maupun proses perolehan
48
pengetahuan tersebut.
49. Proses perkembangan kognitif
• Seiring dengan pengalamannya
mengeksplorasi lingkungan, informasi yang
baru didapatnya digunakan untuk
memodifikasi, menambah, atau mengganti
skema yang sebelumnya ada. Sebagai
contoh, seorang anak mungkin memiliki
skema tentang sejenis binatang, misalnya
dengan burung. Bila pengalaman awal anak
berkaitan dengan burung kenari, anak
kemungkinan beranggapan bahwa semua
burung adalah kecil, berwarna kuning, dan
mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat
seekor burung unta. Anak akan perlu
memodifikasi skema yang ia miliki
49
50. Proses perkembangan kognitif
• Asimilasi proses menambahkan informasi baru ke
dalam skema yang sudah ada. bersifat subjektif,
seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman
atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke
dalam skema yang sudah ada sebelumnya melihat
burung kenari dan memberinya label "burung" adalah
contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung
si anak.
• Akomodasi bentuk penyesuaian lain yang
melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat
adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema
yang sudah ada dapat pula terjadi pemunculan
skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas,
melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang
burung sebelum memberinya label "burung" adalah
contoh mengakomodasi binatang itu pada skema
50
burung si anak.
51. Proses perkembangan kognitif
• Melalui kedua proses penyesuaian tersebut,
sistem kognisi seseorang berubah dan
berkembang sehingga bisa meningkat dari
satu tahap ke tahap di atasnya.
• Proses penyesuaian tersebut dilakukan
seorang individu karena ia ingin mencapai
keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan
seimbang antara struktur kognisinya dengan
pengalamannya di lingkungan.
• kognisi seseorang berkembang bukan karena
menerima pengetahuan dari luar secara pasif
tapi orang tersebut secara aktif
51
mengkonstruksi pengetahuannya.
52. Empat periode utama skema Piaget
• Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
• Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
• Periode operasional konkrit (usia 7–11
tahun)
• Periode operasional formal (usia 11 tahun
sampai dewasa)
52
53. Periode sensorimotor
• perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial yg terbagi dalam enam sub-tahapan:
• Sub-tahapan skema refleks (lahir - usia enam
minggu) berhubungan terutama dengan
refleks.
• Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer (enam
minggu - empat bulan) berhubungan
terutama dengan munculnya kebiasaankebiasaan.
• Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder
(usia empat - sembilan bulan0
53
berhubungan terutama dengan koordinasi
54. Periode sensorimotor
• Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular
sekunder (sembilan - duabelas bulan)
berkembangnya kemampuan untuk melihat
objek sebagai sesuatu yang permanen walau
kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut
berbeda (permanensi objek).
• Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier (dua
belas - delapan belas bulan) penemuan
cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
• Sub-tahapan awal representasi simbolik
berhubungan terutama dengan tahapan awal
54
kreativitas.
55. Tahapan praoperasional
• Dua – enam tahun
prosedur melakukan tindakan secara mental
terhadap objek-objek.
• Ciri dari tahapan ini adalah :
o operasi mental yang jarang dan secara logika tidak
memadai.
o anak belajar menggunakan dan merepresentasikan
objek dengan gambaran dan kata-kata,
o pemikirannya masih bersifat egosentris (kesulitan
untuk melihat dari sudut pandang orang lain).
o dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu
ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah
walau bentuknya berbeda-beda atau
55
mengumpulkan semua benda bulat walau
56. Tahapan praoperasional
o anak mengembangkan keterampilan
berbahasanya merepresentasikan bendabenda dengan kata-kata dan gambar.
o masih menggunakan penalaran intuitif bukan
logis.
o cenderung egosentris tidak dapat
memahami tempatnya di dunia dan bagaimana
hal tersebut berhubungan satu sama lain,
kesulitan memahami bagaimana perasaan dari
orang di sekitarnya.
o memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat56
ini dan menganggap setiap benda yang tidak
57. Tahapan operasional konkrit
• usia enam sampai duabelas tahun
• mempunyai ciri berupa penggunaan logika
yang memadai.
• Proses-proses penting selama tahapan ini
adalah:
o Pengurutan—kemampuan untuk
mengurutan objek menurut
ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
Contohnya, bila diberi benda berbeda
57
ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari
58. Tahapan operasional konkrit
o Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama
dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut
tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,
termasuk gagasan bahwa serangkaian bendabenda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam
rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki
keterbatasan logika berupa animisme (anggapan
bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
o Decentering—anak mulai mempertimbangkan
beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk
bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak
akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek
lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang 58
tinggi.
59. Tahapan operasional konkrit
• Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
o Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah
atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali
ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan
cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4
akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
o Konservasi—memahami bahwa
kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah
tidak berhubungan dengan pengaturan atau
tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan
tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang
ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama
59
banyak dengan isi cangkir lain.
60. Tahapan operasional konkrit
o Penghilangan sifat Egosentrisme—
kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain (bahkan saat orang
tersebut berpikir dengan cara yang salah).
Sebagai contoh, tunjukkan komik yang
memperlihatkan Siti menyimpan boneka di
dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan,
kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke
dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke
ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit
akan mengatakan bahwa Siti akan tetap
menganggap boneka itu ada di dalam kotak 60
61. Tahap operasional formal
• usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut
sampai dewasa.
• Karakteristik tahap ini:
o kemampuan untuk berpikir secara abstrak,
o menalar secara logis, dan
o menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
o dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan
nilai.
o tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk
hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di
antaranya.
o Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai
perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak
mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang 61
dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
62. Keempat tahapan tsb. memiliki ciri-ciri
sbb:
• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia
bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada
tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang
mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi
yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua
konsep dan isi pengetahuan
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang
terorganisasi secara logis
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan
mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya,
tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif
dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif
62
63. • Perkembangan kognisi remaja mencapai
tahap operasional formal yang
memungkinkan remaja berpikir secara
abstrak dan komplek, sehingga remaja
mampu mengambil keputusan untuk dirinya.
Selama masa remaja, kemampuan untuk
mengerti masalah-masalah kompleks
berkembang secara bertahap. Masa remaja
adalah awal dari tahap pikiran formal
operasional, yang mungkin dapat dicirikan
sebagai pemikiran yang melibatkan logika
pengurangan atau deduksi. Tahap ini terjadi
di semua orang tanpa memandang
63
pendidikan dan pengalaman mereka.
64. • Perkembangan kognitif remaja dalam pandangan Jean
Piaget merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam
tahap pertumbuhan operasi formal ( period of formal
operations).
• remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan
abstrak.
• berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan
mudah dapat membayangkan banyak alternatif
pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau
hasilnya.
• tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka
akan memproses informasi tersebut serta
mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.
• mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan
sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, 64
65. Karakteristik pemikiran remaja
berupa:
• Perkembangan kognisi sosial : remaja
mengembangkan suatu egosentrisme
khusus, remaja yakin bahwa orangtua
memperhatikan dirinya sebagaimana halnya
dengan dirinya sendiri.
• Rasa unik pribadi remaja membuat mereka
merasa bahwa tidak seorangpun dapat
mengerti bagaimana perasaan mereka
sebenarnya.
65
66. Karakteristik pemikiran remaja
berupa:
Ada beberapa ciri pemikiran praoperasional formal
pada remaja :
Abstrak
: Mampu memunculkan
kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau dalildalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.
Idealis
: Mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal
bagi mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan
membandingkan diri mereka dengan orang lain
dan standard-standard ideal ini.
Logis
: Mulai mampu mengembangkan
hipotesis atau dugaan terbaik akan jalan keluar
suatu masalah, menyusun rencana-rencana untuk
memecahkan masalah-masalah dan menguji
pemecahan-pemecahan masalah secara
66
sistematis.
67. • Pada perkembangan kognisi remaja juga
dipengaruhi oleh pengambilan keputusan yang
berupa :
- Remaja cenderung menghasilkan pilihan-pilihan,
menguji situasi dari berbagai perspektif,
mengantisipasi akibat-akibat dari keputusankeputusan dan mempertimbangkan kredibilitas
sumber-sumber.
- Remaja perlu punya lebih banyak peluang untuk
mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan
keputusan yang realistis.
• Misal : Dalam pengambilan keputusan oleh remaja
mulai dari pemikiran, keputusan sampai pada
konsekwensinya, bagaimana lingkungannya yang67
menunjukkan peran lingkungan dalam membantu
68. unsur paling dalam perkembangan
kognisi (Piaget):
• Latihan berpikir merumuskan masalah dan
memecahkannya, serta mengambil
kesimpulan akan membantu seseorang untuk
mengembangkan pemikirannya ataupun
intelegensinya.
• Pengalaman Piaget :
1. Pengalaman fisis, terdiri dari tindakan atau
aksi seseorang terhadap objek yang di hadapi
untuk mengabstraksi sifat-sifatnya.
2. Pengalaman matematis-logis, terdiri dari
tindakan terhadap objek untuk mempelajari
akibat tindakan-tindakan terhadap objek itu.
68
69. unsur paling dalam perkembangan
kognisi (Piaget):
• mekanisme internal (ekuilibrium) sebagai
self-regulasi yang mengatur diri
seseorang jika berhadapan dengan
rangsangan atau tantangan dari luar
• afeksi berkaitan dengan kebutuhan
untuk menentukan diri atau membentuk
motivasi yang kuat bagi intelegensi
seseorang tersebut
69
70. Perkembangan sosioemosi
• Socioemotional processes focus on
– Changes in individual relationships with others
– Emotional changes
– Personality changes
• The most important process for research and study is
:
– Satisfaction in sex, romance, passion
– Quality of the couple’s friendship
– Roles that each person fulfills
– Child-rearing practices within the family
70
71. DEFINISI EMOSI
• Respon adaptif otomatis yang melibatkan
perubahan fisiologis serta perubahan dan
pengaturan perilaku pada saat individu
melakukan penilaian dalam menghadapi
sebuah stimulus.
• Respon emosi baik yang positif ataupun
negatif akan mempengaruhi cara individu
bertahan hidup.
71
73. Komponen emosi
• Pengalaman emosi subjektif individu, respon tubuh
terutama yang berkaitan dengan system
saraf, penilaian kognitif yang muncul dengan
sendirinya, ekspresi emosional, respon umum
terhadap emosi, dan kecenderungan perilakunya (
Atkinson dkk., 1999)
• Perubahan otak, perubahan mimik dan
tubuh, merasakan (pengalaman), desakan untuk
bertindak, interpretasi-kepercayaan-asumsi
(Linehan, 1993)
• Afeksi (pengalaman mengenai kesenangan atau
kepedihan), penilaian ulang suatu objek atau
peristiwa sebagai sesuatu yang baik atau
buruk, kesiapan bertindak, atau kesiapan dalam
merubah perilaku terhadap lingkungan, rangsangan
otonomi, dan perubahan aktivitas kognitif (Frijda
(dalam Lucas dkk. 2003))
73
74. PENGGAMBARAN EMOSI
(Linehan, 1993)
Interpretasi Peristiwa
• pikiran
• asumsi
• kepercayaan
Emosi
• Perubahan otak
Peristiwa pendorong
• Dari dalam
Pikiran, perilaku, reaksi fisik
•Dari luar
peristiwa, tempat
Peristiwa
Pendorong
Kedua
•Perubahan mimik
dan tubuh
•Merasakan
(pengalaman)
•Desakan
bertindak
•Interpretasi,
kepercayaan,
asumsi
Ekspresi
• Bahasa muka
dan tubuh
•Ekspresi
kata-kata
•Tindakan
Akibat yg terjadi setelahnya
• memori
• pikiran
• kemampuan berpikir
• fungsi fisiologis
• perilaku
Menamai
emosi
74
75. DIKOTOMI EMOSI
(PLUTCHICK, 2003)
• Emosi positif merupakan emosi yang baik
atau diinginkan, seperti senang, bahagia,
cinta, atau tertarik.
• Emosi negatif adalah emosi yang dinilai
buruk atau tidak diinginkan, seperti sedih,
marah, takut, atau malu.
• Emosi negatif juga dapat memainkan
peranan yang positif dalam hidup individu.
75
76. REAKSI YG BERKAITAN DENGAN
EMOSI
Wallbott & Scherer, 1989:
• Gembira merasa hangat, jantung berdetak
lebih cepat, otot kendor, tertawa, tersenyum,
bergerak mendekat, bicara lbh panjang,
gangguan bicara
• Marah jantung berdetak lebih cepat, otot
tegang, perubahan pernafasan, merasa
panas, perubahan ekspresi wajah, perubahan
suara, bergerak menjauh, bicara lbh panjang,
perubahan tempo bicara
• Muak diam, perubahan ekspresi muka,
bicara lbh panjang, otot tegang, menarik diri
76
77. REAKSI YG BERKAITAN DENGAN
EMOSI
• Sedih menangis, terisak-isak, tenggorokan
tersumbat, menarik diri, jantung berdetak
lebih cepat, otot tegang, merasa dingin
• Takut jantung berdetak lebih cepat, otot
tegang, berkeringat, perubahan pernafasan,
merasa dingin, perubahan ekspresi wajah
• Malu diam, jantung berdetak lebih cepat,
merasa panas, perubahan ekspresi wajah,
menarik diri
• Merasa bersalah diam, jantung berdetak
lebih cepat, tenggorokan tersumbat, otot
tegang
77
78. FUNGSI EMOSI
Linehan, 1993:
• Bisa berguna, merusak, atau tidak
mengakibatkan apa-apa
• Alat berkomunikasi dan mempengaruhi
orang lain
• Mengatur dan memotivasi tindakan
• Mengawasi keadaan hubungan interpersonal
• Menilai apakah hal-hal yang terjadi sesuai
keinginan
• Memberi tanda pada orang mengenai
keadaan kita
78
79. FUNGSI EMOSI
• Meningkatkan pembelajaran
• Menyadari dan menilai apa-apa yg dirasakan
• Mengekspresikan dan bertindak sesuai tandatanda yg penting
• Pengesahan bagi tanda yg mengindikasikan
bahwa sesuatu telah terjadi
Batzson dkk, 1992:
• Menyediakan informasi mengenai tujuan
• Memberikan penjelasan mengenai posisi atau
arah sehubungan dengan tujuan yang akan
dicapai individu
79
80. FUNGSI EMOSI
Greenberg, 2003:
• Memberi informasi tentang berbagai
kemungkinan dlm pemenuhan kebutuhan
individu
• Mengatur tindakan
• Mengawasi keadaan hubungan interpersonal
• Menilai apakah yg terjadi sesuai dgn keinginan
• Memberi tanda pd orang lain mengeni keadaan
kita
• Mengekspresikan dan bertindak sesuai tandatanda yg dirasa penting bagi individu
80
81. FUNGSI EMOSI
• Menyadari dan menilai apa yg
dirasakan
• Meningkatkan pembelajaran
Plutchick (2003)
• Sedih mendatangkan perilaku
bantuan dari orang lain
• Depresi meningkatkan bantuan dari
orang lain
81
82. Perspektif perkembangan emosi
1. phylogenesis: evolusi proses emosi antar
spesies
2. ontogenesis: perkembangan dan
perubahan selama masa hidup individu
atau sub kelompok spesies
82
84. Perkembangan emosi anakanak
• Pengaruh keluarga
otoriter, otoratif, permisif, budaya, kelas
sosial, relasi saudara sekandung, ibu
bekerja, ortu bercerai, jender, ortu depresi
mempengaruhi emosi seseorang
• Relasi teman sebaya permainan akan
menimbulkan emosi tertentu seperti
senang, marah, jika tidak ada teman untuk
bermain pun akan memunculkan emosi
negatif seperti sedih, marah, tersisih
• Televisi mengembangkan beberapa emosi
seperti menonton film/sinetron tertentu
dapat memunculkan emosi
malu, pasif, meremehkan, empati, agresif
84
85. Perkembangan emosi anak
akhir
Dipengaruhi oleh beberapa hal seperti:
• Keluarga relasi ortu anak, keluarga tiri, anak
kunci
• Relasi teman sebaya penolakan/pengabaian
teman, sahabat
• Sekolah kelas, guru, kelas sosial, etnis
• Jender wanita: sedih dan takut, laiki-laki:
marah dan agresif
85
87. PERKEMBANGAN MORAL
◦ Adalah pikiran, perasaan dan perilaku
yang dikaitkan dengan standar benar atau
salah
◦ Perkembangan moral memiliki 2 dimensi
yaitu dimensi interpersonal dan
intrapersonal
87
88. Moral Development
• Intrapersonal Dimensions
– Aturan/Nilai dasar dan penilaian diri dari
seseorang
– Dimensi ini mengatur atau mengarahkan
aktivitas orang tersebut saat dia tidak terlibat
dalam interaksi sosial
• Interpersonal Dimensions
– Titik perhatiannya adalah pada apa yang
seharusnya dilakukan orang saat mereka
berinteraksi dengan orang lain
– Dimensi ini mengatur interaksi sosial
seseorang dan people’s social interactions dan
menengahi konflik
88
89. Ide Dasar /Aspek Perkembangan
Moral
• Aspek Fikir
– Merupakan bagian dari perkembangan moral yang
menjelaskan bagaimana remaja melakukan
penalaran atau berfikir tentang satu aturan yang
diterapkan untuk perilaku yang benar.
• Aspek Perasaan
– Bagaimanakah perasaan yang muncul pada
remaja saat dihadapkan pada masalah-masalah
yang terkait dengan nilai benar atau salah.
• Aspek Perilaku
– Bagaimana sebenarnya remaja berperilaku dalam
situasi yang terkait dengan nilai benar atau salah.
89
90. Moral Thought Piaget
– Anak berpikir dalam 2 cara yang berbeda
terakit dengan aspek moralitas, tergantung
pada tingkat kematangan mereka
– Terbagi menjadi moralitas heteronomus dan
autonomus
90
91. Heteronomous Morality
• Merupakan tahap pertama perkembangan moral
dalam teori Piaget.
• Berlangsung pada usia 4 sampai 7 tahun
• Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai
– sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan
– Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/
dikendalikan oleh orang.
• Menilai perilaku itu benar/baik dengan
– Mempertimbangkan hanya akibat yang ditimbulkan perilaku.
– Tidak mempertimbangkan niat dari si pelaku.
– Contoh: memecahkan gelas 1 dengan sengaja dan
memecahkan gelas 12 karena enggak sengaja, maka yang
baik adalah yang memecahkan satu
91
92. Ciri Orang yang berpikir secara Heteronomous
• Menilai baik atau benarnya perilaku
hanya dengan mempertimbangkan
akibat yang ditimbulkan oleh perilaku
tertentu, dan tidak mempertimbangkan
niat atau tujuan dari si pelaku.
• Mempercayai Konsep “Immanent
Justice”
– Yaitu konsep yang menekankan bahwa
bila seseorang melanggar aturan, maka ia
harus segera dihukum
92
93. Moralitas yang Autonomous
• Merupakan tahap kedua perkembangan moral
• Muncul atau terjadi pada anak yang lebih tua
(10 tahun ke atas)
• Memiliki pemahaman bahwa aturan dan
sistem hukum merupakan buatan manusia.
Jadi, dalam menilai baik buruknya perbuatan,
akibat yang ditimbulkan oleh perilaku serta niat
atau tujuan si pelaku sama-sama
dipertimbangkan.
93
94. Individu yang Berfikir Secara Autonomous
• Dalam memberikan penilaian baik atau
benarnya perilaku seseorang, ia akan
mempertimbangkan niat atau tujuan
dari si pelaku.
• Bisa menerima perubahan dan mampu
mengenali bahwa aturan itu bisa
disesuaikan, dibuat dan disetujui
melalui kesepakatan bersama dan bisa
berubah melalui konsensus
94
95. Moral Thought Kohlberg
• Perkembangan moral yang dasar utamanya
adalah penalaran moral dan dapat dijelaskan
dalam serangkaian tahapan-tahapan/tingkatan/
• Teori Kohlberg muncul berdasarkan jawaban
yang diberikan orang-orang saat ditanya
bagaimana pendapat mereka tentang cerita
“Kohlberg Moral Dilemmas”
• Konsep kunci atau utama dalam memahami
perkembangan moral adalah proses
INTERNALISASI perubahan yang terjadi
dalam perkembangan di mana awalnya perilaku
itu dikendalikan oleh kekuatan di luar diri
individu menjadi dikendalikan oleh standar dan
prinsip-prinsip internal
95
96. Level of Moral Development Kohlberg
• Pre-Conventional Reasoning
– Tidak adanya internalisasi terhadap nilai-nilai moral
– Penilaian tentang moral didasarkan pada hadiah atau
hukuman yang berasal dari luar dirinya
• Conventional Reasoning
– Ada proses internalisasi, hanya masih sebagian
– Penilaian individu sebagian didasarkan oleh standar
pribadi (internal) tapi ada juga yang berdasarkan
standar orang lain (orangtua)
• Post-Conventional Reasoning
– Proses internalisasi sudah terjadi secara utuh dan
penilaian moral tidak lagi menggunakan standar orang
lain
– Mengenali adanya alternatif dalam memberikan
penilaian, mengeksplorasi setiap alternatif dan
akhirnya memutuskan mana yang paling pas sesuai
96
dengan nilai pribadi yang diyakininya.
97. Pre-Conventional Reasoning
• Tahap ini terbagi menjadi 2 tingkatan lagi yaitu:
– Heteronomous Morality, ditandai:
• Moral thinking is often tied to punishment
– Pada tahap ini pemikiran tentang moral selalu dikaitkan dengan
hukuman
– Contoh: anak dan remaja taat kepada orang tua karena mereka
disuruh untuk tata dan kalau tidak taat maka…..
– Individualism, instrumental purpose and exchange,
tandanya:
• Individual pursue their own interest but let others do the same
– Individu akan memberikan penilaian berdasarkan apa yang
disukainya tetapi membiarkan orang lain untuk melakukan hal yang
sama
• What is right involves an equal exchange
– Apa yang dianggap benar merupakan sebuah barter yang
setara/saling menguntungkan
– Contoh: kita berbuat baik kepada orang lain supaya orang lain
97
berbuat baik pada kita
98. Conventional Reasoning
• Terbagi lagi menjadi 2 tahap, yaitu:
– Harapan terhadap interaksi interpersonal, konformitas
yang terbentuk dalam hubungan bersifat saling
menguntungkan,
• Individu menggunakan konsep keprcayaan, kepedulian dan
kesetiaan sebagai dasar penilaian moral.
• Contoh remaja atau anak mengadopsi standar moral orang
tuanya karena ingin mendapatkan penilaian dari orangtuanya
sebagai “anak baik” atau “anak pintar”
– Moralitas berdasarkan Sistem Sosial
• Penilaian moral didasarkan pada pemahaman atas hukum
sosial, nilai keadilan dan tanggung jawab.
98
99. Post-Conventional Reasoning
• Kontrak sosial atau kegunaan & hak
individual
– Alasan individual yg melandasi nilai, hukum, &
priondip yg bahkan melebihi hukum
(transendensi)
• Prinsip etika universal
– Mengembangkan standar moral berdasarkan
hak asasi manusia
– Hukum vs. suara hati memilih suara hati
99
100. Kohlberg’s Critics
• Hubungan antara pikiran moral &
perilaku moral
• Kurangnya pengakuan akan peran
budaya dlm perkembangan moral
• Tll meremehkan perspektif
kepengasuhan
100
101. Moral Behavior
• The Social Cognitive Theory
– Emphasizes a distinction between moral
competence and moral performance
– Moral competence the ability to
produce moral behaviors
– Moral performance performing those
behaviors in specific situations
101
102. Moral Feelings
• The Psychoanalytic Theory
• Child-Rearing Technique
• Empathy Reacting to another’s feelings
with an emotional response that is similar to
the other’s response
• Altruism Unselfish interest in helping
another person. Forgiveness is an aspect of
altruism that occur when the injured person
releases the injurer from possible behavioral
retaliation
102
103. Psychoanalytic Theory
• Superego
– Moral branch of personality
– Consist of 2 main component
• Ego Ideal
– The component of superego that involves ideal
standards approved by parents
• Conscience
– The component of superego that involves
behaviors disapproved of by parents
103
104. Child-Rearing Techniques
• Love Withdrawal
– A discipline technique in which a parents
removes attention or love from a child
• Power Assertion
– A discipline technique in which parents
attempts to gain control over a child or a
child’s resources
• Induction
– Parents uses reason and explanation of the
consequences for others of a child action
104
105. GANGGUAN PERKEMBANGAN
• Gangguan perkembangan masa anak
adalah berbagai jenis masalah
perkembangan yang potensial terjadi pada
masa, yaitu usia anak 0-12 tahun.
• Pada dasarnya, tiap-tiap tahap
perkembangan memiliki potensi gangguan
perkembangan berbeda-beda, tergantung
pada tugas perkembangan yang diemban
masing-masing usia.
105
106. • usia bayi gangguan pada
perkembangan berbahasa, pertumbuhan ,
demam tinggi yang berisiko memunculkan
gangguan lainnya.
• usia sekolah aktivitas anak mencapai
puncaknya kemungkinan terjadinya
kelelahan atau kecelakaan yang dapat
menimbulkan gangguan perkembangan
motorik.
• Gangguan perkembangan lain yang
banyak muncul pada masa anak
gangguan bicara, gangguan berbahasa,
keterlambatan mental, autism, lambat 106
belajar, gangguan pemusatan perhatian
107. Pentingnya Deteksi Dini Masa anak masa
anak merupakan dasar pembentukan fisik
dan kepribadian pada masa berikutnya
masa anak merupakan "masa emas"
mempersiapkan seorang individu
menghadapi tuntutan zaman sesuai
potensinya.
• Jika terjadi gangguan perkembangan, apa
pun bentuknya, deteksi yang dilakukan
sedini mungkin merupakan kunci penting
keberhasilan program intervensi yang
dilakukan. Semakin dini gangguan
perkembangan terdeteksi, semakin tinggi
pula kemungkinan tercapainya tujuan 107
108. • Kenali tugas perkembangan sesuai usia anak
tugas-tugas yang harus dimiliki anak pada usia
tertentu.
• Penilaian baik-buruknya perkembangan anak
tergantung pada tercapainya tuntutan atau tugas
perkembangan sesuai usianya
Misalnya, tugas perkembangan masa bayi
adalah merangkak, berdiri, berjalan (dalam hal
perkembangan motorik), mengoceh,dan
mengucapkan kata (perkembangan bahasa);
tugas perkembangan masa kanak-kanak (3-6
tahun) adalah berkomunikasi dengan orang
lain,belajar kemandirian, dan mempersiapkan diri
masuk sekolah.
• Mengenali tugas perkembangan sesuai usia
anak memungkinkan deteksi dini gangguan 108
perkembangan.
109. • Kenali pola dan irama perkembangan anak Secara
universal anak memiliki pola (urutan) perkembangan
yang sama.
• Meskipun memiliki pola sama, anak bisa memiliki
irama (kecepatan) perkembangan berbeda dari anak
lain Anak mungkin mulai berbicara pada usia 14
bulan, tetapi dia belum bisa berjalan tanpa bantuan;
Sementara anak lain dengan usia yang sama sudah
mampu berjalan sendiri, tapi tidak mengucapkan katakata.
• Pemenuhan tugas perkembangan merupakan
patokan umum yang seharusnya dicapai dalam
rentang usia tertentu stimulasi pada anak memang
perlu terus-menerus dilakukan,tapi jangan sampai
memaksa anak melakukan apa yang diharapkan
orangtua lebih penting mengenali apakah anak
ybs. memenuhi pola yang normal meskipun
kecepatannya bisa berbeda dengan anak lain.
109
110. • Pihak sekolah juga diharapkan dapat memberi peluang
terjadinya transfer informasi tentang berbagai gangguan
perkembangan anak Lakukan pencatatan serta
pengamatan terhadap perkembangan anak dan perubahan
dalam lingkungannya.
• Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu
sarana memperoleh catatan perkembangan anak,
khususnya anak di bawah usia lima tahun.
• Meskipun tidak dimungkiri bahwa perkembangan mental
dan psikologis berpengaruh timbal balik secara erat
dengan perkembangan fisik, perubahan dan gejala lain di
luar perkembangan fisik, kurang mendapat perhatian
(misalnya,perkembangan berbahasa,rentang konsentrasi,
perkembangan motorik halus dan motorik kasar).
• Hal-hal yang perlu diamati disesuaikan tugas
perkembangan pada usianya dan kebiasaan masingmasing anak. Carilah informasi jika Anda mencurigai
perubahan, kelambatan, atau perilaku yang tampaknya
kurang wajar.
110
111. GANGGUAN
BELAJAR/LEARNING DISORDER
(LD)
• Mengapa hrs sgr ditangani?
• Bila tidak ditangani dengan baik dan
benar akan menimbulkan berbagai
bentuk gangguan emosional (psikiatrik)
yang akan berdampak buruk bagi
perkembangan kualitas hidupnya di
kemudian hari
111
112. Secara khusus anak dengan LD (learning
disorder) mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
•
a. Mudah menangkap pelajaran, petunjuk, atau
instruksi yang diberikan, tetapi cenderung
malas melakukan aktivitas belajar, mudah
bosan, meremehkan, bahkan penolakan.
b. Memiliki pengetahuan yang luas, tetapi
cenderung kurang mampu melakukan tugastugas akademik secara akurat dan
memuaskan.
c. Dikenal sebagai siswa yang cukup pandai,
tetapi mengalami kesulitan dalam satu atau
lebih bidang akademik dan tidak mampu
memanfaatkan kepandaiannya tersebut untuk
mencapai prestasi akademik tinggi.
d. Memiliki kesenjangan yang cukup signifikan
112
antara skor tes kemampuan verbal dan
performennya.
113. •
e. Memiliki daya tangkap yang bagus, tetapi
cenderung hiperaktif dan kurang mampu
menyesuaikan diri.
f. Memiliki daya imaginatif yang tinggi, tetapi
cenderung emosional.
g. Mampu mengambil keputusan dengan
cepat, tetapi cenderung kurang disertai
pertimbangan yang matang, terburu-buru,
semaunya.
h. Lebih cepat dalam belajar dan mengerjakan
suatu persoalan, tetapi cenderung malas dan
memiliki toleransi yang rendah terhadap
frustrasi.
i. Lebih percaya diri, tetapi cenderung
meremehkan dan menolak tugas-tugas yang
diberikan dengan berbagai alasan.
113
114. GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK
• GAMBARAN UTAMA ADALAH HENDAYA BERAT
DALAM PERKEMBANGAN KOORDINASI
MOTORIK, YANG TIDAK DISEBABKAN OLEH
RETARDASI MENTAL, GANGGUAN
NEUROLOGIS YG DIDAPAT MAUPUN
KONGENITAL.
• GANGGUAN INI BISA BERSAMAAN DENGAN
KESULITAN BICARA
• ANAK TAMPAK ANEH DALAM BERJALAN,
SERING JATUH, TERSANDUNG DAN
MENABRAK
• LAMBAT BELAJAR BERLARI, MELOMPAT DAN
NAIK TURUN TANGGA
• KESULITAN MENGIKAT SEPATU
114
• KESULITAN MEMASANG DAN MELEPASKAN
115. • ANAK TAMPAK LAMBAN DALAM GERAK HALUS &
KASAR
• BENDA YANG DIPEGANG SERING JATUH
• TIDAK PANDAI MENGGAMBAR, TULISANNYA
SANGAT JELEK
• SULIT MENGERJAKAN PERMAINAN JIGSAW,
MENGGUNAKAN PERMAINAN YANG
KONSTRUKSIONAL
• SERING DISEBUT JUGA : THE CLUMSY CHILD
SYNDROME
• SERING DIJUMPAI KESULITAN BERSEKOLAH,
PADA BEBERAPA KASUS BERSAMAAN DENGAN
GANGGUAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL DAN
PERILAKU.
• PADA BEBERAPA KASUS , DIJUMPAI ADANYA
RIWAYAT KOMPLIKASI PERINATAL MISALNYA
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
115
116. Gangguan Perkembangan Motorik
pada Anak
• Anak yang sulit mengendari sepeda,
mengancingkan baju atau menggunakan gunting,
merupakan salah satu ciri dari gangguan
perkembangan koordinasi motorik (development
coordination disorder/DCD).
DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia
sekolah.
• Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan
motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya
gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik
halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada
fungsi belajar adalah fungsi motorik halusnya. 116
117. Gangguan Perkembangan Motorik
pada Anak
• Manifestasinya berupa perkembangan motorik
anak sejak bayi hingga usia tertentu terlambat,
misalnya duduk, tengkurap, merangkak, berlari.
Kemampuan olahraga anak juga kurang. Anak
lebih sulit mengatur keseimbangan setelah
melakukan gerakan dan keseimbangan saat
berdiri.
• Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan
lain, seperti gangguan konsentrasi atau masalah
keterlambatan bicara pada anak.
• anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan
berdampak pada kemampuannya melakukan
aktivitas fisik dan dalam waktu lama bisa
memengaruhi berat badannya.
117
118. GANGGUAN PERKEMBANGAN
BERBICARA DAN BERBAHASA
-POLA NORMAL PENGUASAAN BAHASA
TERGANGGU SEJAK FASE AWAL
PERKEMBANGAN
-TIDAK ADA GANGGUAN NEUROLOGIK,
TIDAK ADA KETULIAN, ATAU
GANGGUAN DARI RONGGA MULUT
-TIDAK DIDAPATKAN ADANYA MENTAL
RETARDASI
118
119. MACAM GANGGUAN PERKEMBANGAN
BERBAHASA
1 GANGGUAN ARTIKULASI BERBICARA :
• - PENGGUNAAN SUARA SESUAI
DENGAN USIA MENTALNYA
• - TINGKAT KEMAMPUAN BAHASANYA
NORMAL
• - BERATNYA GANGGUAN ARTIKULASI
DILUAR BATAS VARIASI NORMAL - BAGI
USIA MENTAL ANAK
• - INTELEGENSIA NORMAL
• - KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF
119
DAN RESEPTIF NORMAL
120. 2 GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF
• KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGEKSPRESIKAN BAHASA
DENGAN BERBICARA , DIBAWAH RATA2 ANAK DALAM USIA
MENTALNYA TETAPI PENGERTIAN BAHASA DALAM BATAS
NORMAL
• BISA DISERTAI DENGAN GANGGUAN ARTIKULASI
• GEJALANYA :
• -KOSA KATA YANG TERBATAS
• -KESULITAN DALAM MEMILIH DAN MENGGANTI KATA2 YANG
TEPAT
• -PENGGUNAAN SECARA BERLEBIHAN BEBERAPA KATA2
• -MEMENDEKKAN KATA2 YG SEHARUSNYA BERBUNYI
PANJANG
• -KESALAHAN KALIMAT
• -KEHILANGAN AWALAN ATAU AKHIRAN
• -GAGAL DALAM MENGGUNAKAN ATURAN TATA BAHASA
SEPERTI KATA PENGHUBUNG, KATA GANTI DSB
• -KESULITAN MENGURUT KEJADIAN YANG TELAH LEWAT.
• -SERING DISERTAI KELAINAN BUNYI KATA YANG DIHASILKAN
• -PENGGUNAAN BAHASA NON VERBAL TIDAK TERGANGGU
• (SEBAGAI PEDOMAN PERKEMBANGAN BAHASA NORMAL :
120
USIA 2 TAHUN MENGUCAPKAN BEBERAPA KATA &
121. 3 GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIF
• PENGERTIAN BAHASA NYA DIBAWAH
KEMAMPUAN RATA2 ANAK SESUAI UMUR
MENTALNYA
• TIDAK DIDAPATKAN ADANYA GANGGUAN
PERKEMBANGAN PERVASIF
• BIASANYA DISERTAI GANGGUAN
BERBAHASA EKSPRESIF
• GANGGUAN INI BIASANYA DISERTAI
DENGAN GANGGUAN EMOSIONAL DAN
PERILAKU.
• ( PADA USIA 18 BULAN, MAMPU
MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA OBYEK &
PADA USIA 2 TAHUN BISA MENGIKUTI121
122. GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR
• DIMULAI SEJAK AWAL PERKEMBANGAN
• TIDAK DISEBABKAN RETARDASI MENTAL,
KELAINAN NEUROLOGIS, GANGGUAN
VISUAL, MAUPUN PENDENGARAN.
• BIASANYA BERSAMAAN DENGAN
SINDROMA KLINIS YANG LAIN, SEPERTI
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN,
GANGGUAN TINGKAH LAKU ATAU
GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG
LAIN.
• ETIOLOGI SECARA PASTI TIDAK
DIKETAHUI, DIDUGA FAKTOR BIOLOGIS
YANG BERINTERAKSI DENGAN
KESEMPATAN BELAJAR & KUALITAS
122
PENGAJARAN
123. 1. GANGGUAN MEMBACA
• BIASANYA DIDAHULUI OLEH RIWAYAT GANGGUAN
PERKEMBANGAN BERBICARA ATAU BERBAHASA.
• PADA AWALNYA DIDAHULUI KESULITAN MENGUCAPKAN ABJAD,
MEMBERI IRAMA DARI KATA YANG DIUCAPKAN, KEMUDIAN
TERJADI KESALAHAN MEMBACA , DIANTARANYA :
A. ADA KATA2 YANG DIHILANGKAN
B. KECEPATAN MEMBACA YANG LAMBAT
C. SALAH MEMULAI, RAGU2, TIDAK TEPAT MENYUSUN KALIMAT
D. SUSUNAN KATA2 YANG TERBALIK
E. KETIDAK MAMPUAN MENYEBUT KEMBALI ISI BACAAN
F. KETIDAK MAMPUAN MENARIK KESIMPULAN MATERI BACAAN
G. KETIDAK MAMPUAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAAN PERIHAL
BACAAN , MENGGUNAKAN PENGETAHUAN UMUM DARI PADA
HASIL BACAANNYA.
123
124. 2. GANGGUAN BERHITUNG/diskalkulia
• KEKURANGANNYA ADALAH
PENGUASAAN PADA KEMAMPUAN
DASAR BERHITUNG YAITU : TAMBAH,
KURANG, BAGI & KALI
3. GANGGUAN MENULIS/Dysgraphia
• KESULITAN MENULIS TANGAN,
MENGEJA, MENGORGANISIR IDE
124
125. AUTISME MASA KANAK
• MUNCUL SEBELUM USIA 3 TAHUN
• TIDAK JELAS ADANYA PERKEMBANGAN
YANG NORMAL SEBELUMNYA
• HENDAYA KUALITATIF DALAM
INTERAKSI SOSIAL YANG BERBENTUK :
APRESIASI YG TDK ADEKUAT
TERHADAP ISYARAT SOSIO EMOSIONAL
• KURANGNYA PENGGUNAAN
KETRAMPILAN BERBAHASA
• HENDAYA DALAM PERMAINAN
IMAGINATIF
• POLA PERILAKU , MINAT DAN KEGIATAN
TERBATAS BERULANG DAN STEREO
TIPIK
125
• KELEKATAN YANG KHAS TERHADAP
126. • Ginanjar (2001): autisme adalah gangguan
perkembangan yang kompleks yang disebabkan
oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga
mengakibatkan gangguan pada perkembangan
komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi,
sensoris, dan belajar.
• Widyawati (1997): gangguan autistik atau autisme
juga sering disebut autisme infantil salah satu
dari kelompok gangguan perkembangan pervasif
yang paling dikenal dan mempunyai ciri khas:
Adanya gangguan yang menetap pada interaksi
sosial, komunikasi yang menyimpang,dan pola
tingkah laku yang terbatas serta stereotip. Fungsi
yang abnormal ini biasanya telah muncul sebelum
usia 3 tahun. Lebih dari dua per tiga mempunyai
fungsi di bawah rata-rata.
126
127. • Interaksi sosial pada anak autisme dibagi
dalam 3 kelompok, yaitu:
• Menyendiri (aloof): banyak terlihat pada
anak-anak yang menarik diri, acuh tak acuh,
dan akan kesal bila diadakan pendekatan
sosial serta menunjukkan perilaku serta
perhatian yang terbatas (tidak hangat).
• Pasif: dapat menerima pendekatan sosial
dan bermain dengan anak lain jika pola
permainannya disesuaikan dengan dirinya.
• Aktif tapi aneh: secara spontan akan
mendekati anak lain, namun interaksi ini
sering kali tidak sesuai dan sering hanya
sepihak.
127
128. • Hambatan sosial pada anak autisme akan
berubah sesuai dengan perkembangan usia.
Biasanya, dengan bertambahnya usia maka
hambatan tampak semakin berkurang.
• Sejak tahun pertama, anak autisme mungkin telah
menunjukkan adanya gangguan pada interaksi
sosial yang timbal balik, seperti menolak untuk
disayang/dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika
akan diangkat dengan mengangkat kedua
lengannya, kurang dapat meniru pembicaraan
atau gerakan badan, gagal menunjukkan suatu
objek kepada orang lain, serta adanya gerakan
pandangan mata yang abnormal. Permainan yang
bersifat timbal balik mungkin tidak akan terjadi.
• Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh
atau tidak bereaksi terhadap pendekatan
orangtuanya, sebagian lainnya malahan merasa
cemas bila berpisah dan melekat pada
128
orangtuanya.
129. • Anak autisme gagal dalam mengembangkan
permainan bersama teman-temannya, mereka
lebih suka bermain sendiri. Keinginan untuk
menyendiri yang sering tampak pada masa kanak
akan makin menghilang dengan bertambahnya
usia.
• Walaupun mereka berminat untuk mengadakan
hubungan dengan teman, sering kali terdapat
hambatan karena ketidakmampuan mereka untuk
memahami aturan-aturan yang berlaku dalam
interaksi sosial. Kesadaran sosial yang kurang
inilah yang mungkin menyebabkan mereka tidak
mampu untuk memahami ekspresi wajah orang,
ataupun untuk mengekspresikan perasaannya,
baik dalam bentuk vokal maupun ekspresi wajah.
Kondisi tersebut menyebabkan anak autisme tidak
129
dapat berempati kepada orang lain yang
130. • Hambatan kualitatif dalam komunikasi
verbal/non-verbal dan dalam bermain
• Keterlambatan dan abnormalitas dalam
berbahasa serta berbicara merupakan
keluhan yang sering diajukan para
orangtua, sekitar 50% mengalami hal ini:
• Bergumam yang biasanya muncul
sebelum dapat mengucapkan kata-kata,
mungkin tidak tampak pada anak autisme.
• Sering mereka tidak memahami ucapan
yang ditujukan pada mereka.
130
131. • Biasanya mereka tidak menunjukkan atau
memakai gerakan tubuh untuk
menyampaikan keinginannya, tetapi dengan
mengambil tangan orangtuanya untuk
mengambil objek yang dimaksud.
• Mereka mengalami kesukaran dalam
memahami arti kata-kata serta kesukaran
dalam menggunakan bahasa dalam konteks
yang sesuai dan benar.
• Bahwa satu kata mempunyai banyak arti
mungkin sulit untuk dapat dimengerti oleh
mereka. Anak autisme sering mengulang
kata-kata yang baru saja mereka dengar atau
yang pernah mereka dengar sebelumnya
131
tanpa maksud untuk berkomunikasi.
132. • Bila bertanya sering menggunakan kata ganti
orang dengan terbalik, seperti "saya" menjadi
"kamu" dan menyebut diri sendiri sebagai
"kamu".
• Mereka sering berbicara pada diri sendiri dan
mengulang potongan kata atau lagu dari iklan
televisi dan mengucapkannya di muka orang
lain dalam suasana yang tidak sesuai.
• Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam
arti kiasan, seperti seorang anak berkata
"sembilan" setiap kali ia melihat kereta api.
• Anak-anak ini juga mengalami kesukaran
dalam berkomunikasi walaupun mereka
dapat berbicara dengan baik, karena tidak
tahu kapan giliran mereka berbicara, memilih
topik pembicaraan, atau melihat kepada
132
lawan bicaranya.
133. • Mereka akan terus mengulang-ulang pertanyaan
biarpun mereka telah mengetahui jawabannya
atau memperpanjang pembicaraan tentang topik
yang mereka sukai tanpa mempedulikan lawan
bicaranya.
• Bicaranya sering dikatakan monoton, kaku, dan
menjemukan. Mereka juga sukar mengatur
volume suaranya, tIdak tahu kapan mesti
merendahkan volume suaranya, misal di restoran
atau sedang membicarakan hal-hal yang bersifat
pribadi.
• Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan
atau emosinya melalui nada suara.
• Komunikasi non-verbal juga mengalami
gangguan. Mereka sering tidak menggunakan
gerakan tubuh dalam berkomunikasi untuk
mengekspresikan perasaannya atau untuk
merabarasakan perasaan orang lain, misalnya 133
menggelengkan kepala, melambaikan
134. • Aktivitas dan minat yang terbatas
• Abnormalitas dalam bermain terlihat pada anak
autisme, seperti stereotip, diulang-ulang, dan tidak
kreatif.
• Beberapa anak tidak menggunakan mainannya
dengan sesuai, juga kemampuannya untuk
menggantikan suatu benda dengan benda lain yang
sejenis sering tidak sesuai.
• Anak autisme menolak adanya perubahan lingkungan
dan rutinitas baru. Contohnya seorang anak autisme
akan mengalami kesukaran bila jalan yang biasa ia
tempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa ia
pakai untuk makan diganti.
• Mainan baru mungkin akan ditolak berminggu-minggu
sampai kemudian baru bisa ia terima.
• Mereka kadang juga memaksakan rutinitas pada
orang lain, contohnya seorang anak laki-laki akan
menangis bila waktu naik tangga sang ibu tidak
134
menggunakan kaki kanannya terlebih dahulu.
135. • Mereka juga sering memaksa orangtua untuk
mengulang suatu kata atau potongan kata.
• Dalam hal minat: terbatas, sering aneh, dan diulangulang. Misalnya, mereka sering membuang waktu
berjam-jam hanya untuk memainkan saklar lampu,
memutar-mutar botol, atau mengingat-ingat rute
kereta api.
• Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda
yang tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah
tanpa benda tersebut. Misalnya, seorang anak laki-laki
yang selalu membawa penghisap debu ke mana pun
ia pergi.
• Stereotip tampak pada hampir semua anak autisme,
termasuk melompat turun naik, memainkan jari-jari
tangannya di depan mata, menggoyang-goyang
tubuhnya, atau menyeringai.
• Mereka juga menyukai objek yang berputar, seperti
mengamati putaran kipas angin atau mesin cuci.
135
136. • Gangguan kognitif
• Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi mental
dengan derajat rata-rata sedang. Menarik untuk diketahui
bahwa beberapa anak autisme menunjukkan kemampuan
memecahkan masalah yang luar biasa, seperti mempunyai
daya ingat yang sangat baik dan kemampuan membaca yang
di atas batas penampilan intelektualnya.
• Sebanyak 50% dari idiot savants, yakni orang dengan
retardasi mental yang menunjukkan kemampuan luar biasa,
seperti menghitung kalender, memainkan satu lagu hanya
dari sekali mendengar, mengingat nomor-nomor telepon yang
ia baca dari buku telepon, adalah seorang penyandang
autisme.
• Gangguan perilaku motorik
• Kebanyakan anak autisme menunjukkan adanya stereotip,
seperti bertepuk-tepuk tangan dan menggoyang-goyangkan
tubuh. Hiperaktif biasa terjadi terutama pada anak
prasekolah. Namun, sebaliknya, dapat terjadi hipoaktif.
Beberapa anak juga menunjukkan gangguan pemusatan
perhatian dan impulsivitas. Juga didapatkan adanya
koordinasi motorik yang terganggu, tiptoe walking,
clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikat 136
gigi, memotong makanan, dan mengancingkan baju.
137. • Respons abnormal terhadap perangsangan indera
• Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara
(hiperakusis) dan menutup telinganya bila mendengar suara
yang keras seperti suara petasan, gonggongan anjing, atau
sirine polisi. Anak yang lain mungkin justru lebih tertarik
dengan suara jam tangan atau remasan kertas. Sinar yang
terang, termasuk sinar lampu sorot di ruang praktik dokter
gigi, mungkin membuatnya tegang walaupun pada beberapa
anak malah menyukai sinar. Mereka mungkin sangat sensitif
terhadap sentuhan, memakai baju yang terbuat dari serat
yang kasar, seperti wol, atau baju dengan label yang masih
menempel, atau berganti baju dari lengan pendek menjadi
lengan panjang. Semua itu dapat membuat mereka
tempertantrums.
• Di lain pihak, ada juga anak yang tidak peka terhadap rasa
sakit dan tidak menangis saat mengalami luka yang parah.
Anak mungkin tertarik pada rangsangan indera tertentu
seperti objek yang berputar.
• Gangguan tidur dan makan
• Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun
tengah malam. Gangguan makan berupa keengganan
terhadap makanan tertentu karena tidak menyukai tekstur 137
atau baunya, menuntut hanya makan jenis makanan yang
138. • Gangguan afek dan mood
• Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba,
mungkin menangis atau tertawa tanpa alasan yang jelas.
Sering tampak tertawa sendiri, dan beberapa anak
tampaknya mudah menjadi emosional. Rasa takut yang
sangat kadang-kadang muncul terhadap objek yang
sebetulnya tidak menakutkan. Cemas perpisahan yang berat,
juga depresi berat mungkin ditemukan pada anak autisme.
• Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas
melawan orang lain
• Ada kemungkinan mereka menggigit tangan atau jari sendiri
sampai berdarah, membentur-benturkan kepala, mencubit,
menarik rambut sendiri, atau memukul diri sendiri.
Tempertantrums, ledakan agresivitas tanpa pemicu, dan
kurang perasaan terhadap bahaya, dapat terjadi pada anak
autisme.
• Gangguan kejang
• Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10--25% anak autisme.
Ada korelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan
beratnya retardasi mental dan derajat disfungsi susunan
syaraf pusat.
138
• Kondisi fisik yang khas
139. • Diagnosis Banding
• Gangguan autisme musti dibedakan dengan:
• Retardasi mental: ketrampilan sosial dan komunikasi
verbal atau non-verbal pada anak retardasi mental
sesuai dengan usia mental mereka. Tes inteligensi
biasanya menunjukkan suatu penurunan yang
menyeluruh dari berbagai tes. Berbeda dengan anak
autisme yang hasil tesnya tidak menunjukkan hasil
yang rata-rata sama. Kebanyakan anak dengan taraf
retardasi yang berat dan usia mental yang sangat
rendah menunjukkan tanda-tanda autisme yang
khas, seperti gangguan dalam interaksi
sosial, stereotip, dan buruknya kemampuan
berkomunikasi.
• Skizofrenia: kebanyakan anak dengan skizofrenia
secara umum tampak normal pada saat bayi sampai
usia 2-3 tahun, dan baru kemudian muncul
halusinasi, gejala yang tidak terdapat pada autisme.
Biasanya anak dengan skizofrenia tidak retardasi
139
mental, sedangkan pada autisme sekitar 75-80%
140. memerlukan penangan yang spesifik, yakni:
Anak:
• Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal).
Tingkatkan ketrampilan sosial (dengan peragaan).
Medis
• Konsultasi endokrinologi: untuk mengatasi
agresivitas seksual. Konnsultasi neurologi: untuk
menyingkirkan adanya kejang lobus temporalis
dan sindrom hipotalamik.
Lingkungan
• Lingkungan harus aman, teratur, dan responsif.
Sekolah:
• Periksa prestasi akademik yang diharapkan. Catat
reaksi dari teman-teman. Coba kurangi tuntutan
dan perubahan. Konsultasi dengan para ahli.
140
142. ANOREKSIA NERVOSA
•
•
•
•
•
UMUR 16-24 TH
5% REMAJA
KELG STATUS SOSIAL MENENGAH KE ATAS
PREDISPOSISI :
FK BIOLOGIS & GENETIK DISFUNGSI
HIPOTALAMUS,
• INTRAPERSONAL CEMAS, DEPRESI,
INTROVERT, PERFEKSIONIS, PERFEKSIONIS,
• KELUARGA kaku, overprotekstif, penuh konflik,
ibu tll berperan & ayah tidak,
• SOSBUD tuntuan budaya/TV, ekskul balet,
penyakit kronik diabetes melitus
142
143. MANIFESTASI
• MERASA DIRINYA GEMUK
• SUDAH KURUS PUN MASIH MERASA GEMUK
• KEPRIBADIAN: PENGKRITIK DIRI SENDIRI,
PERFEKSIONIS, CERDAS & POPULER DI SEKOLAH
• APATIS, TIDAK MAMPU MENGEKSPRESIKAN
KEBAHAGIAAN, TERTEKAN, TIDAK BERGAIRAH, LEKAS
MARAH, MALAS BERGAUL
• DR KELG DG STRES KRONIS BERCERAI ATAU
BERPINDAH TEMPAT
• TINGKAH LAKU MAKAN MEMBATASI MAKANA
BERKALORI TINGGI, DIBAGI-BAGI DLM PORSI KECIL,
DIBUMBUI/DIBUBUHI SST SHG TIDAK MENARIK,
CAMPURAN YG TIDAK WAJAR
• MENGGAMBARKAN DIRINYA 20-80% LEBIH BESAR DR
UKURAN SSGHNYA
• MODEL DI MEDIA ADALAH YG MENARIK YG KURUS,
143
SEMAKIN KURUS SEMAKIN TINGGI STATUS SOSIAL
145. BULIMIA NERVOSA
• EPISODE BINGE EATING
• MERANGSANG MUNTAH, GERAK BERLEBIHAN, PUASA
BERKEPANJANGAN, PENYALAHGUNAAN LAKSAN ATAU
DIURETIK
• TJD DI USIA 13-58
• 3% DI MASYARAKAT
• SEMUA KELAS MASYARAKAT
Penyebab:
• ADIKSI MAKANAN & PERILAKU
• KELUARGA DISFUNGSI ATAU KEKERASA FISIK &
SEKSUAL
• SOSBUD MEDIA MASSA
• KOGNITIF & TINGKAH LAKU IRASIONAL BENTUK
TUBUH, BERAT BADAN, DIET, KEPERCAYAAN DIRI
• PSIKODINAMIKA MENGENDALIKAN & MENGHINDARI
145
RASA TERTEKAN, IMPULSIF, CEMAS
146. Ciri2:
• BINGE EATING 3000-7000KAL
• PURGING MEMUNTAHKAN DG MERANGSANG
FARING, LAKSAN, DIURETIK, ENEMA, GERAK
BERLEBIHAN
• BODY IMAGE KELIRU
• DEPRESI, RASA BERSALAH, MENYESAL YG
MENDALAM
Terapi:
• MENURUNKAN POLA MAKAN BULIMIK
• HINDARI MAKANAN BINGE SPT ES KRIM
• OBAT ANTI DEPRESAN
• PSIKOTERAPI
• OR RINGAN – SEDANG
• TERAPI KELOMPOK
• DIET RENDAH GARAM U/ YG MEMAKAI DIURETIK
146
• KONSUL DR GIGI UTK KERUSAKAN GIGI
147. DEPRESI
Ciri:
• SEDIH
• GANGG SOMATIK, MUDAH LELAH, KURANG ENERGI
• GANGG PSIKOMOTOR, LAMBAT, KURANG ANTUSIAS,
RAGU2
• MUDAH TERSINGGUNG
• GAGAL MENAIKKAN BB NORMAL
• SATU TAHUN
• GANGG AFEKSI
• IDE BUNUH DIRI
• MUDAH TERSINGGUNG
• IMSONIA
• TIDAK KONSEN
147
148. PENYEBAB
• PSIKODINAMIKA PUTUS CINTA & INTROYEKSI
• KOGNITIF BEHAVIORAL: PANDANGAN NEGATIF TTG
DIRI SENDIRI, INTERPRETASI NEGATIF TTG HIDUPNYA,
HARAPAN NEGATIF TTG DIRINYA, RASA TAK
BERHARGA, HELPLESS, HOPELESS
• LEARNED HELPLESSNESS MODEL
• KETIDAKMAMPUAN ORTU MENCIPTAKAN HUBUNGAN
YG BAIK
• BIOLOGIS NOREPINEPRIN & SEROTONIN, GANGG
HIPOTALAMUS, HORMON PERTUMBUHAN, TIROID,
NEURO IMUNOLOGIS, GENETIK
• PSIKOSOSIAL MASALAH KELUARGA, KETRAMP SOS
KURANG, CERAI, ORTU MISKIN, SAUDARA BANYAK,
148
FUNGSI KELG BURUK
150. SUICIDE/bunuh diri
• Rentan di usia 15-24 TH, terjadi pd 9% remaja
Dipengaruhi:
• BIOLOGIS SEROTONIN
• GANGGUAN MENTAL ADHD, DEPRESI, IMSONIA
• PENYALAHGUNAAN ZAT
• MINOROTAS, GAY, LESBI,BISEKS
• MASALAH KELUARGA
• MASALAH SOSIAL KDRT, MISKIN, SEKSUAL
ABUSE
• MASALAH SEKOLAH TEKANAN PELAJARAN,
TEMAN SEBAYA
• CINTA
150