SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  39
METODE PEMBELAJARAN

  1. Metode Ceramah (Preaching Method)
     Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi
     dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
     mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan
     sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi,
     dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai
     dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
     Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
            Membuat siswa pasif
            Mengandung unsur paksaan kepada siswa
            Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
            Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik
            yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
            Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
            Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
            Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
     Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
            Guru mudah menguasai kelas.
            Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
            Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
            Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
  2. Metode diskusi ( Discussion method )
     Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode
     mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
     solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
     dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
     Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
            Mendorong siswa berpikir kritis.
            Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan
            masalah bersama.
            Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
            memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
   Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
            Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
            jalan
            Menyadarkan     ank     didik   bahwa   dengan   berdiskusi   mereka     saling
            mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
            keputusan yang lebih baik.
            Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
            berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful
            Bahri Djamarah, 2000)
   Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
            tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
            Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
            Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
            Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri
            Djamarah, 2000)
3. Metode demontrasi ( Demonstration method )
   Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
   kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
   maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
   atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi
   adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara
   kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, (
   2000).
   Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
            Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
            Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
          siswa (Daradjat, 1985)
   Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
          Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu
          kerja suatu benda.
          Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
          Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui
          pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya
          (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
   Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
          Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
          dipertunjukkan.
          Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
          Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
          apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
4. Metode ceramah plus
   Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu
   metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.
   Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
          Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT). Metode ini adalah
          metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan
          pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu
          : 1). Penyampaian materi oleh guru. 2). Pemberian peluang bertanya jawab
          antara guru dan siswa. 3). Pemberian tugas kepada siswa.
          Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT) Metode ini dilakukan secara
          tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru
          menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya
          memberi tugas.
          Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Metode ini dalah
          merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan
kegiatan memperagakan dan latihan (drill) Macam-macam Metode
          Pembelajaran
5. Metode resitasi ( Recitation method )
   Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat
   resume dengan kalimat sendiri.
   Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
          Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
          diingat lebih lama.
          Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
          mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri
          Djamarah, 2000)
   Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
          Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru
          hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
          Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
          Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri
          Djamarah, 2000)
6. Metode percobaan ( Experimental method )
   Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik
   perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
   Syaiful Bahri Djamarah, (2000) Metode percobaan adalah suatu metode mengajar
   yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di
   Laboratorium.
   Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
          Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
          kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima
          kata guru atau buku.
          Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
          (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
          terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan
          dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
   Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
          Tidak   cukupnya   alat-alat   mengakibatkan    tidak   setiap   anak   didik
          berkesempatan mengadakan ekperimen.
          Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
          menanti untuk melanjutkan pelajaran.
          Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
7. Metode Karya Wisata
   Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu
   oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama
   dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian
   dibukukan.
   Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
          Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
          lingkungan nyata dalam pengajaran.
          Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
          kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
          Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
          Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
          petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati
          langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh
          disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
          khusus atau ketrampilan mereka,
          Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun
          secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan
          memperluas pengalaman mereka,
          Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber
          informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,
sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau
      mencobakan teorinya ke dalam praktek,
      Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam
      pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah
      dan terpadu
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
      Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
      Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
      Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan
      utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
      Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
      didik di lapangan.
      Biayanya cukup mahal.
      Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata
      dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
      Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar
      sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu
memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
      Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas,
      mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang
      akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan
      rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana,
      pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
      Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur
      segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah
      ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian
      pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi
      petunjuk bila perlu,
      Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai
      segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat
kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata
          seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain
          dan sebagainya.
8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )
   Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak
   ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu,
   bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan
   sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
   Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
          Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan
          huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
          Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,
          penjumlahan,      pengurangan,    pembagian,       tanda-tanda/simbol,    dan
          sebagainya.
          Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
          pelaksanaan.
   Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
          Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
          dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
          Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
          Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan
          hal yang monoton dan mudah membosankan.
          Dapat menimbulkan verbalisme.
9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )
   Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih
   dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang
   pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat
   soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung
   berhadapan dengan team pendidik tersebut.
10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh
   temannya sendiri.
11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method ) Metode ini adalah suatu
   metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.
   Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
          Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
          Berpikir dan bertindak kreatif.
          Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
          Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
          Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
          Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan
          masalah yang dihadapi dengan tepat.
          Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
          khususnya dunia kerja.
   Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
          Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal
          terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan
          mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep
          tersebut.
          Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode
          pembelajaran yang lain.
12. Metode perancangan ( projeck method ) yaitu suatu metode mengajar dimana
   pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
   Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
          Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas
          dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang
          dihadapi dalam kehidupan.
          Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan
          pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan
          praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
   Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
          horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
          Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar
          dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum
          disiapkan untuk ini.
          Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik,
          cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
          Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit
          yang dibahas.
13. Metode Bagian ( Teileren method )
   Metode Bagian yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-
   sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang
   tentu saja berkaitan dengan masalahnya.
14. Metode Global (Ganze method )
   Metode global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca
   keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau
   ambil intisari dari materi tersebut.
15. Metode Discovery
   Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-
   sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena
   metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar
   siswa aktif, (b) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang
   diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan
   siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul
   dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan
   menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah
   yang akan dapat dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga,
   anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi
   sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
   Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197)
   yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah:
Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar
untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan
penemuan,
Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip,
generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan
dipelajarai,
Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya
arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan,
Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan
penemuan,
menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan,
Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk
merangsang belajar dengan penemuan,
Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan,
memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan
bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-
bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok
tersebut,
Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan
kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum,
Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya,
walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri,
memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi
bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya,
Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri
dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses,
Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi
oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan,
Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi
penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul,
Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang
       sederhana,
       Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran
       yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik
       kesimpulan yang benar,
       Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an dan
       fakta,
       Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya
       seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai
       tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari
       penyelidikannya sendiri,
       membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi
       atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah
       ditemukan melalui strategi penemuan,
       Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya,
       misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana
       siswa bebas menentukan pendekatannya.
Metode    discovery   memiliki    kebaikan-kebaikan   seperti   diungkapkan   oleh
Suryosubroto (2002:200) yaitu:
       Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan
       dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu
       dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan
       datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana
       belajar itu,
       Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin
       merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman
       dari pengertian retensi dan transfer,
       Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa
       merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan
       kadang-kadang kegagalan,
metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai
      dengan kemampuannya sendiri,
      metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya
      sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling
      sedikit pada suatu proyek penemuan khusus,
      Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan
      bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses
      penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang
      mengecewakan,
      Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa
      dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang
      jawaban nya belum diketahui sebelumnya,
      Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk
      menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah:
      Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
      Misalnya       siswa   yang   lamban   mungkin     bingung    dalam    usanya
      mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak,
      atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu
      subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk
      tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan
      akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain,
      Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian
      besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan
      teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata
      tertentu.
      Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru
      dan siswa yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara
      tradisional,
      Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu
      mementingkan memperoleh pengertian            dan kurang memperhatikan
diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan
          diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan
          emosional sosial secara keseluruhan,
          dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide,
          mungkin tidak ada,
          Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif,
          kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih
          dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya.
          Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
16. Metode Inquiry
   Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk
   menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta
   didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Kendatipun metode ini
   berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting
   sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta
   didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan,
   melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik.
   Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang
   kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang
   bervariasi. Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami.
   Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka
   dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses
   pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan
   demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan
   kritis. Macam Metode Pembelajaran. Macam-macam Metode Pembelajaran
   Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap
   sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat
   keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-
   bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang
   baru (Mulyasa, 2005:235). Strategi pelaksanaan inquiry adalah:
          Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi
          yang akan diajarkan.
Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang
          jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
          Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin
          membingungkan peserta didik.
          Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
          Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
          dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).
   Macam-macam metode belajar Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :
          Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa,
          sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih
          baik.
          Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
          belajar yang baru.
          mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat
          jujur, obyektif, dan terbuka.
          Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
          sendiri. (e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
          Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
          Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
          Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
          Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
          Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
          mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
17. Lesson Study
   Lesson Study adalah suatu metode yang dikembankan di Jepang yang dalam bahasa
   Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah ‘lesson study’ sendiri diciptakan oleh
   Makoto Yoshida. Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan
   profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik
   mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
   Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
       1) Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
Perencanaan.
                 Praktek mengajar.
                 Observasi.
                 Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
      2) Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan
          yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-
          dasar teori yang menunjang.
      3) Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian
          mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
      4) Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran
          sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap
          observasi terlalui.
      5) Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian
          bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran
          yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini
          juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
      6) Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran
          berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
   Adapun kelebihan metode ‘lesson study’ sebagai berikut:
          Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika
          dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
          Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
18. Examples Non Examples
   Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.
   Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD. Langkah-langkah:
      1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
      2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
      3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
          memperhatikan / menganalisa gambar.
      4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
          tersebut dicatat pada kertas.
5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
       6) Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
           sesuai tujuan yang ingin dicapai.
       7) Kesimpulan.
   Keunggulan-keunggulan dari metode ini:
           Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
           Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
           Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
   Kekurangan-kekurangan dalam metode ini:
           Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
           Memakan waktu yang lama.
19. Picture and Picture
   Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
   dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah:
       1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
       2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
       3) Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
           dengan materi.
       4) Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang /
           mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
       5) Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut
       6) Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /
           materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
       7) Kesimpulan / rangkuman.
   Kebaikan-kebaikan dari metode ini :
           Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
           Melatih berpikir logis dan sistematis.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
           Memakan banyak waktu.
           Banyak siswa yang pasif.
20. Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi
   nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil
   nomor dari siswa. Langkah-langkah:
       1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
          nomor.
       2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
       3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
          kelompok dapat mengerjakannya.
       4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
          melaporkan hasil kerjasama mereka.
       5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
       6) Kesimpulan.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
          Setiap siswa menjadi siap semua.
          Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
          Siswa    yang    pandai   dapat   mengajari   siswa   yang   kurang   pandai.
          Kelemahan-kelemahan dari metode ini:
          Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
          Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
21. Cooperative Script
   Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
   secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-
   langkah:
       1) Guru membagi siswa untuk berpasangan.
       2) Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
          ringkasan.
       3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
          dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
       4) Pembicara       membacakan    ringkasannya    selengkap   mungkin,    dengan
          memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar
          menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
dan    membantu      mengingat     /   menghapal   ide-ide   pokok   dengan
          menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
      5) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
          sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
      6) Kesimpulan guru.
      7) Penutup.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
          Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
          Setiap siswa mendapat peran.
          Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
          Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
          Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi
          hanya sebatas pada dua orang tersebut).


22. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
   Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang
   bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan
   memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah:
      1) Guru     menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan          logistik yang
          dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
          yang dipilih.
      2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
          yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas,
          jadwal, dll.)
      3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
          melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
          masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
      4) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
          sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
          temannya.
5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
           penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
           Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-
           benar diserapnya dengan baik.
           Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
           Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
           Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
           Membutuhkan banyak waktu dan dana.
           Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
23. Explicit Instruction (Pengajaran Langsung)
   Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa
   tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan
   dengan pola selangkah demi selangkah. Langkah-langkah:
       1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
       2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
       3) Membimbing pelatihan.
       4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
       5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
           Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
           Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
           Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
           Untuk mata pelajaran tertentu.
24. Inside – Outside – Circle (Lingkaran kecil – Lingkaran besar)
   Dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan
   pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Langkah-langkah:
       1) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,
          menghadap keluar.
       3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
          Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu
          yang bersamaan.
       4) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa
          yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum
          jam sehingga masing-masing siswa mendapat pasangan baru.
       5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
          Demikian seterusnya.
   Kelebihan dari metode ini:
          Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
          Membutuhkan ruang kelas yang besar.
          Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau.
          Rumit untuk dilakukan.
25. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
   Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap
   wacana/ kliping. Langkah-langkah:
       1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen.
       2) Guru memberikan wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
       3) Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
          memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar
          kertas.
       4) Mempresentasikan / membacakan hasil kelompok.
       5) Guru membuat kesimpulan bersama.
       6) Penutup.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
          Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
          Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
   Kekurangan dari metode ini:
Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil.
26. Student Facilitator and Explaining
   Dimana Siswa / peserta mempresentasikan ide / pendapat pada rekan peserta
   lainnya. Langkah-langkah:
       1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
       2) Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi.
       3) Memberikan kesempatan siswa / peserta untuk menjelaskan kepada peserta
           lainnya baik melalui bagan / peta konsep maupun yang lainnya.
       4) Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa.
       5) Guru       menerangkan      semua      materi    yang   disajikan   saat   itu.
           Penutup.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
           Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat
           mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih dapat
           memahami materi tersebut.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
           Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
           Banyak siswa yang kurang aktif.
27. Course Review Horay
   Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak
   yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu
   mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay. Langkah-langkah:
       1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
       2) Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi sesuai tpk.
       3) Memberikan siswa tanya jawab.
       4) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 / 16 / 25 sesuai
           dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-
           masing.
       5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak
           yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi
           tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang (x).
6) Siswa yang sudah mendapat tanda v vertikal atau horisontal, atau diagonal
           harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya.
       7) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh.
       8) Penutup.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
           Pembelajarannya menarik mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya.
           Melatih kerjasama.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
           Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.
           Adanya peluang untuk curang.
28. Talking Stick
   Metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib
   menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya.
   Langkah-langkah:
       1) Guru menyiapkan sebuah tongkat.
       2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
           memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
           materi pada pegangannya/ paketnya.
       3) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya guru mempersilahkan
           siswa untuk menutup bukunya.
       4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
           memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
           menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
           bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
       5) Guru memberikan kesimpulan.
       6) Evaluasi.
       7) Penutup.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
           Menguji kesiapan siswa.
           Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
           Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).
Kekurangan dari metode ini:
          Membuat siswa senam jantung.
29. Bertukar Pasangan
   Siswa berpasangan kemudian bergabung dengan pasangan lain dan bertukar
   pasangan untuk saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban masing-masing.
   Langkah-langkah:
      1) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya
          atau siswa menunjukkan pasangannya).
      2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
      3) Setelah selesai setiap siswa yang berpasangan bergabung dengan satu
          pasangan lain.
      4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan yang
          baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
      5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan
          kepada pasangan semula.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
          Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama, mempertahankan pendapat.
          Semua siswa terlibat.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
          Memerlukan waktu yang lama.
          Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing.
30. Snowball Throwing
   Dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru
   kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola
   (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab
   pertanyaan dari bola yang diperoleh. Langkah-langkah:
      1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
      2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
          kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
           kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
           temannya.
       4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk
           menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
           dijelaskan oleh ketua kelompok.
       5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke
           siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.
       6) Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan
           kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
           berbentuk bola tersebut secara bergantian.
       7) Guru memberikan kesimpulan.
       8) Evaluasi.
       9) Penutup.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
           Melatih kesiapan siswa.
           Saling memberikan pengetahuan.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
           Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.
           Tidak efektif.
31. Artikulasi
   Siswa membentuk kelompok berpasangan, kemudian seorang menceritakan materi
   yang disampaikan oleh guru dan yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti
   peran. Langkah-langkah:
       1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
       2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
       3) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua
           orang.
       4) Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
           dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan kecil,
           kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
5) Suruh siswa secara bergiliran/ diacak menyampaikan hasil wawancaranya
          dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
          hasil wawancaranya.
      6) Guru mengulangi / menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
          dipahami siswa.
      7) Kesimpulan/ penutup.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
          Semua siswa terlibat (mendapat peran).
          Melatih kesiapan siswa.
          Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
          Untuk mata pelajaran tertentu.
          Waktu yang dibutuhkan banyak.
          Materi yang didapat sedikit.
32. Mind Mapping
   Suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal
   siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Langkah-langkah:
      1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
      2) Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa
          , sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
      3) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-5 orang.
      4) Tiap kelompok menginventarisasi/ mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
      5) Tiap kelompok membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan
          mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
      6) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
          memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
          Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
          Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
          Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
33. Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
   Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan
   anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkah:
      1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
          (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
      2) Guru menyajikan pelajaran.
      3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
          kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai
          semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
      4) Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
          kuis tidak boleh saling membantu.
      5) Memberi evaluasi.
      6) Penutup.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
          Seluruh siswa menjadi lebih siap.
          Melatih kerjasama dengan baik.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
          Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
          Membedakan siswa.
34. Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads)
   Siswa dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat tugas
   berbeda dan nantinya dapat bergabung dengan kelompok lain yang bernomor sama
   untuk bekerjasama. Langkah-langkah:
      1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
          nomor.
      2) Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap
          tugas yang berangkai.
      3) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antarkelompok, siswa disuruh
          keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini, siswa dengan tugas yang
          sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerjasama mereka.
      4) Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
   Kesimpulan.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
          Setiap siswa menjadi siap semua.
          Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
          Dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lain.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
          Guru tidak mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
          Waktu yang dibutuhkan banyak.
35. Scramble
   Metode pembelajaran dengan membagikan lembar kerja yang diisi siswa. Langkah-
   langkah:
      1) Guru menyajikan materi sesuai topik.
      2) Membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.
   Kelebihan:
          Memudahkan mencari jawab.
          Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
          Siswa kurang berpikir kritis.
          Bisa saja mencontek jawaban teman lain.
36. Word Square
   Siswa diberikan lembar kegiatan kemudian menjawab soal dan mengarsir huruf
   dalam kotak sesuai jawaban. Langkah-langkah:
      1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi
      2) Guru membagikan lembar kegiatan sesuai contoh.
      3) Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai
          jawaban.
      4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
   Kelebihan:
Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
           Melatih untuk berdisiplin.
   Kekurangan:
           Mematikan kreatifitas siswa.
           Siswa tinggal menerima bahan mentah.
37. Kartu Arisan
   Siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam
   gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok
   terlebih dahulu. Langkah-langkah:
       1) Bentuk kelompok orang secara heterogen.
       2) Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu soal
           digulung dan dimasukkan ke dalam gelas.
       3) Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh
           diberikan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban.
       4) Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel
           lainnya.
       5) Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai
           total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya.
   Kelebihan dari metode ini:
           Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
           Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
           Nilai tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain.
38. Concept Sentence
   Siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata
   kunci sesuai materi yang disajikan. Langkah-langkah:
       1) Guru menyampaikan tujuan.
       2) Guru menyajikan materi secukupnya.
       3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara
           heterogen.
       4) Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ tpk yang disajikan.
5) Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan
          minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
      6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru.
      7) Kesimpulan.
   Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
          Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
          Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
   Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
          Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
          Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.
39. Make – A Match (Mencari Pasangan)
   Siswa disuruh untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban / soal
   sebelum batas waktunya, yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Langkah-
   langkah:
      1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
          yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian
          lainnya kartu jawaban.
      2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
      3) Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang.
      4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
          kartunya (soal jawaban).
      5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
          poin.
      6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
          berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.
      7) Kesimpulan.
      8) Penutup.
   Kelebihan dari metode ini:
          Melatih untuk ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan.
   Kekurangan:
          Waktu yang cepat, kurang konsentrasi.
40. Take and Give
   Siswa diberi kartu untuk dihapal sebentar kemudian mencari pasangan untuk saling
   menginformasikan, selanjutnya siswa diberi pertanyaan sesuai dengan kartunya.
   Langkah-langkah:
       1) Siapkan kelas sebagaimana mestinya.
       2) Jelaskan materi sesuai topik menit.
       3) Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap siswa diberi masing-masing
          satu kartu untuk dipelajari (dihapal) kurang lebih 5 menit.
       4) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
          menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing. Tiap siswa harus
          mencatat nama pasangannya pada kartu control.
       5) Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan
          menerima materi masing-masing.
       6) Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai
          dengan kartunya (kartu orang lain).
       7) Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai keadaan.
       8) Kesimpulan.
   Kelebihan dari metode ini:
          Dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat.
   Kekurangan dari metode ini:
          Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
41. Tebak Kata
   Metode ini menggunakan kartu yaitu kartu ukuran 10 x 10 cm dan diidi ciri-ciri kata
   lainnya yang mengarah pada jawaban, yang kedua kartu ukuran 5 x 2 cm untuk
   menulis kata / istilah yang mau ditebak. Langkah-langkah:
       1) Jelaskan materi menit.
       2) Suruh siswa berdiri di depan kelas dan berpasangan.
       3) Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan
          pada pasangannya. Seorang siswa lainnya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm
          yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
          diselipkan di telinga.
4) Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang
          tertulis di dalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud
          pada kartu 10 x 10cm. Jawab yang tepat bila sesuai dengan isi kartu yang
          ditempel di dahi.
       5) Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu) maka pasangan
          itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh
          mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi
          jawabannya.
   Kelebihan:
          Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
   Kekurangan:
          Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju
          karena waktu terbatas.
42. Metode Jigsaw
   Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
   komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam
   kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap
   anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang
   ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang
   bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang
   terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
   Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a)
   belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana
   mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu
   siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam
   subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada
   temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh
   siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh
   materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok
   harus menguasai topik secara keseluruhan.
43. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling
kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan
metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau
kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin
dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah
dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara
keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi
kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
   1) Seleksi topik
       Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum
       yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya
       diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas
       (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi
       kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan
       akademik.
   2) Merencanakan kerjasama
       Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,
       tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik
       yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
   3) Implementasi
       Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b).
       Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan
       variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai
       sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara
       terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan
       jika diperlukan.
4) Analisis dan sintesis
          Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh
          pada langkah 3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
          penyajian yang menarik di depan kelas.
      5) Penyajian hasil akhir
          Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai
          topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan
          mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi
          kelompok dikoordinir oleh guru.
      6) Evaluasi
          Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok
          terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat
          mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
44. Metode Role Playing
   Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
   pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
   penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
   benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
   bergantung kepada apa yang diperankan.
   Kelebihan metode Role Playing:
      1) Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk
          memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
      2) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
      3) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam
          situasi dan waktu yang berbeda.
      4) Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada
          waktu melakukan permainan.
      5) Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
45. Metode Team Games Tournament (TGT)
   Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
   kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus
   ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung           unsur          permainan           dan          reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
       1) Penyajian kelas
          Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian
          kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan
          ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa
          harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang
          disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada
          saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
          menentukan skor kelompok.
       2) Kelompok (team)
          Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya
          heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik.
          Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
          kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok
          agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
       3) Game
          Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji
          pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar
          kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
          sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba
          menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang
          menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang
          nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
       4) Turnamen
          Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit
          setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah
          mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke
          dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan
              seterusnya.
           5) Team recognize (penghargaan kelompok)
              Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing
              team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor
              memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super
              Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata
              mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.

46. Kooperatif (CL, Cooperative Learning)
   Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang
   penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
   bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu,
   belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling
   berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling
   membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah
   miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan
   kelebihan masing-masing.
   Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
   berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep,
   menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar
   kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5
   orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi,
   dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
   Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk
   kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
47. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
   Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau
   tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata
   kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang
   akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan
   suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
   menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
   Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan
   model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian
   kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning
   (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi,
   inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar
   kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry
   (identifikasi,   investigasi,   hipotesis,   konjektur,   generalisasi,   menemukan),
   constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan,
   analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment
   (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap
   aktvitas-usaha    siswa,    penilaian   portofolio,   penilaian   se-objektif-objektifnya
   dareiberbagai aspek dengan berbagai cara).
48. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
   Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan
   pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of
   mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip,
   algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia
   empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio,
   pengemabngan mateastika).
   Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-
   aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal
   ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi
   (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam
   penemuan).
49. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
   Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada
   ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran
   langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan
   terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan
   metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
50. Problem Posing
   Bentuk lain dari problem posing adaslah problem posing, yaitu pemecahan masalah
   dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian
   yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar,
   identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun
   soal-pertanyaan.
51. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
   Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang
   menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan
   solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan
   menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi,
   sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi
   mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh
   jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtnya siswa juga diminta untuk menjelaskan
   proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih
   mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola pikir
   keterpaduan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
   Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan
   gambar, diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan
   berpikir siswa, kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan
   (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
   Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan
   dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
52. Probing-prompting
   Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan
   serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi
   proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya
   dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi
   konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan
   baru tidak diberitahukan.
   Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk
   siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif,
siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan
   dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi susana tegang, namun
   demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya
   serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada
   lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman,
   menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus
   dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.
53. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
   Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai
   dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan
   aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplorasi
   berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti
   menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
54. Reciprocal Learning
   Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus
   memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan
   memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif
   dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.
   Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara
   pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan
   LKSD-modul, membaca-merangkum.
55. SAVI
   Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
   memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah
   kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di
   mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa
   belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,
   argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang
   bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati,
   menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga;
   dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan
   kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan
berlatih   menggunakannya   melalui   bernalar,   menyelidiki,   mengidentifikasi,
      menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
56.

Contenu connexe

Tendances

Buku catatan pelanggaran siswa
Buku catatan pelanggaran siswaBuku catatan pelanggaran siswa
Buku catatan pelanggaran siswaAli Sanjaya
 
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pptx
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pptxJurnal Refleksi Dwi Mingguan.pptx
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pptxDeddyIrawan22
 
Landasan Teknologi Pendidikan
Landasan Teknologi PendidikanLandasan Teknologi Pendidikan
Landasan Teknologi PendidikanSefri Doni
 
Kompetensi kepribadian guru
Kompetensi kepribadian guruKompetensi kepribadian guru
Kompetensi kepribadian guruLusya Liann
 
TUGAS MODUL 1.1.a.6 DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA KOM...
TUGAS MODUL 1.1.a.6  DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA KOM...TUGAS MODUL 1.1.a.6  DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA KOM...
TUGAS MODUL 1.1.a.6 DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA KOM...HarianahDahlan
 
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
1.1.a.7 demonstrasi kontekstualrindakusmayanti
 
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptxabsensismpn2situbond
 
Demonstrasi kontekstual nilai dan peran guru penggerak.pptx
Demonstrasi kontekstual nilai dan peran guru penggerak.pptxDemonstrasi kontekstual nilai dan peran guru penggerak.pptx
Demonstrasi kontekstual nilai dan peran guru penggerak.pptxAililaYuniati1
 
Sistem among. hs.pptx
Sistem among. hs.pptxSistem among. hs.pptx
Sistem among. hs.pptxParminParmin4
 
Proposal pelatihan guru inspiratif 2019
Proposal pelatihan guru inspiratif 2019Proposal pelatihan guru inspiratif 2019
Proposal pelatihan guru inspiratif 2019Azis Sudihartono
 
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Irman Ramly
 
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
PARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULAN
PARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULANPARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULAN
PARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULANdinatiraswati
 
Konsep Dasar Pengelolaan Kelas
Konsep Dasar Pengelolaan KelasKonsep Dasar Pengelolaan Kelas
Konsep Dasar Pengelolaan KelasAdy Setiawan
 
demonstrasi kontekstual modul 3.3.a.7.pdf
demonstrasi kontekstual modul 3.3.a.7.pdfdemonstrasi kontekstual modul 3.3.a.7.pdf
demonstrasi kontekstual modul 3.3.a.7.pdfrahayu kartika
 

Tendances (20)

Buku catatan pelanggaran siswa
Buku catatan pelanggaran siswaBuku catatan pelanggaran siswa
Buku catatan pelanggaran siswa
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
 
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pptx
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pptxJurnal Refleksi Dwi Mingguan.pptx
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pptx
 
kerangka pemikiran KHD.pptx
kerangka pemikiran KHD.pptxkerangka pemikiran KHD.pptx
kerangka pemikiran KHD.pptx
 
Landasan Teknologi Pendidikan
Landasan Teknologi PendidikanLandasan Teknologi Pendidikan
Landasan Teknologi Pendidikan
 
Kompetensi kepribadian guru
Kompetensi kepribadian guruKompetensi kepribadian guru
Kompetensi kepribadian guru
 
TUGAS MODUL 1.1.a.6 DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA KOM...
TUGAS MODUL 1.1.a.6  DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA KOM...TUGAS MODUL 1.1.a.6  DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA KOM...
TUGAS MODUL 1.1.a.6 DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA KOM...
 
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
 
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
 
Demonstrasi kontekstual nilai dan peran guru penggerak.pptx
Demonstrasi kontekstual nilai dan peran guru penggerak.pptxDemonstrasi kontekstual nilai dan peran guru penggerak.pptx
Demonstrasi kontekstual nilai dan peran guru penggerak.pptx
 
Sistem among. hs.pptx
Sistem among. hs.pptxSistem among. hs.pptx
Sistem among. hs.pptx
 
Proposal pelatihan guru inspiratif 2019
Proposal pelatihan guru inspiratif 2019Proposal pelatihan guru inspiratif 2019
Proposal pelatihan guru inspiratif 2019
 
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
 
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
PARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULAN
PARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULANPARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULAN
PARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULAN
 
Konsep Dasar Pengelolaan Kelas
Konsep Dasar Pengelolaan KelasKonsep Dasar Pengelolaan Kelas
Konsep Dasar Pengelolaan Kelas
 
tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.2.pptx
tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.2.pptxtugas Ruang Kolaborasi Modul 1.2.pptx
tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.2.pptx
 
demonstrasi kontekstual modul 3.3.a.7.pdf
demonstrasi kontekstual modul 3.3.a.7.pdfdemonstrasi kontekstual modul 3.3.a.7.pdf
demonstrasi kontekstual modul 3.3.a.7.pdf
 
kompetensi pembelajaran
kompetensi pembelajarankompetensi pembelajaran
kompetensi pembelajaran
 
Organisasi sekolah power point
Organisasi sekolah power point Organisasi sekolah power point
Organisasi sekolah power point
 

En vedette

Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranLilis indah Kurniawati
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaranSusi Yanti
 
Makalah analisis koloid
Makalah analisis koloidMakalah analisis koloid
Makalah analisis koloidsanradamanik
 
Modul Inggris KKA-2 KOMPETENSI PEDAGOGIK KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Modul Inggris KKA-2 KOMPETENSI PEDAGOGIK  KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Modul Inggris KKA-2 KOMPETENSI PEDAGOGIK  KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Modul Inggris KKA-2 KOMPETENSI PEDAGOGIK KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SMP Negeri 1 Kota Serang
 
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIKMAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIKnanda0rdinary
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranrina afriani
 
Model pembelajara inovatif
Model pembelajara inovatifModel pembelajara inovatif
Model pembelajara inovatifdareman sudarman
 
seminar proposal skripsi pendidikan biologi
seminar proposal skripsi pendidikan biologiseminar proposal skripsi pendidikan biologi
seminar proposal skripsi pendidikan biologiannisaa hamasah
 
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifMokhzani Fadir
 
Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa ArabStrategi dan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa ArabSarwo Edi
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalNajmi Sari
 

En vedette (14)

Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Makalah analisis koloid
Makalah analisis koloidMakalah analisis koloid
Makalah analisis koloid
 
Modul Inggris KKA-2 KOMPETENSI PEDAGOGIK KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Modul Inggris KKA-2 KOMPETENSI PEDAGOGIK  KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Modul Inggris KKA-2 KOMPETENSI PEDAGOGIK  KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Modul Inggris KKA-2 KOMPETENSI PEDAGOGIK KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
 
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIKMAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
 
Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
50 model pembelajaran
50 model pembelajaran50 model pembelajaran
50 model pembelajaran
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
 
Model pembelajara inovatif
Model pembelajara inovatifModel pembelajara inovatif
Model pembelajara inovatif
 
seminar proposal skripsi pendidikan biologi
seminar proposal skripsi pendidikan biologiseminar proposal skripsi pendidikan biologi
seminar proposal skripsi pendidikan biologi
 
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif
 
Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa ArabStrategi dan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa Arab
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposal
 

Similaire à metode pembelajaran

Rangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaranRangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaranHayat Nurhayat
 
Pwer point evaluasi
Pwer point evaluasiPwer point evaluasi
Pwer point evaluasiMargembug
 
metode-metode dalam pembelajaran- SALASATI RAMADANI
metode-metode dalam pembelajaran- SALASATI RAMADANI metode-metode dalam pembelajaran- SALASATI RAMADANI
metode-metode dalam pembelajaran- SALASATI RAMADANI Salasatiramadani
 
20 macam macam metode pembelajaran
20 macam macam metode pembelajaran20 macam macam metode pembelajaran
20 macam macam metode pembelajaranI Nyoman Werna
 
Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2kurnia-0ne
 
TUGAS UTS MATA KULIAH INOVASI PEMBELAJARAN.pdf
TUGAS UTS MATA KULIAH INOVASI PEMBELAJARAN.pdfTUGAS UTS MATA KULIAH INOVASI PEMBELAJARAN.pdf
TUGAS UTS MATA KULIAH INOVASI PEMBELAJARAN.pdfEnengRahayu
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajarangawukbalap
 
Pembelajaran era 4
Pembelajaran era 4Pembelajaran era 4
Pembelajaran era 4doni harapan
 
Farra Alya S Metode metode dalam pembelajaran .pdf
Farra Alya S Metode  metode dalam pembelajaran .pdfFarra Alya S Metode  metode dalam pembelajaran .pdf
Farra Alya S Metode metode dalam pembelajaran .pdffarraalyasabila
 
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARMakalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARSri Wiji Lestari
 
3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptx3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptxSirFranky
 
Metode dan Teknik Pembelajaran
Metode dan Teknik PembelajaranMetode dan Teknik Pembelajaran
Metode dan Teknik PembelajaranNini Ibrahim01
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii33335
 
Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2tsamarul_hizbi
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiDahlia Safarinah
 
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan PenemuanMetode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan PenemuanYoshiie Srinita (II)
 
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan PenemuanMetode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan PenemuanYoshiie Srinita
 

Similaire à metode pembelajaran (20)

Rangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaranRangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaran
 
Pwer point evaluasi
Pwer point evaluasiPwer point evaluasi
Pwer point evaluasi
 
metode-metode dalam pembelajaran- SALASATI RAMADANI
metode-metode dalam pembelajaran- SALASATI RAMADANI metode-metode dalam pembelajaran- SALASATI RAMADANI
metode-metode dalam pembelajaran- SALASATI RAMADANI
 
20 macam macam metode pembelajaran
20 macam macam metode pembelajaran20 macam macam metode pembelajaran
20 macam macam metode pembelajaran
 
Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2
 
TUGAS UTS MATA KULIAH INOVASI PEMBELAJARAN.pdf
TUGAS UTS MATA KULIAH INOVASI PEMBELAJARAN.pdfTUGAS UTS MATA KULIAH INOVASI PEMBELAJARAN.pdf
TUGAS UTS MATA KULIAH INOVASI PEMBELAJARAN.pdf
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
 
Pembelajaran era 4
Pembelajaran era 4Pembelajaran era 4
Pembelajaran era 4
 
Farra Alya S Metode metode dalam pembelajaran .pdf
Farra Alya S Metode  metode dalam pembelajaran .pdfFarra Alya S Metode  metode dalam pembelajaran .pdf
Farra Alya S Metode metode dalam pembelajaran .pdf
 
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARMakalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
 
3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptx3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptx
 
Metode pembelajaran mtk (2)
Metode pembelajaran mtk (2)Metode pembelajaran mtk (2)
Metode pembelajaran mtk (2)
 
Metode dan Teknik Pembelajaran
Metode dan Teknik PembelajaranMetode dan Teknik Pembelajaran
Metode dan Teknik Pembelajaran
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Tugas presentasi
Tugas presentasiTugas presentasi
Tugas presentasi
 
LK 2.1.docx
LK 2.1.docxLK 2.1.docx
LK 2.1.docx
 
Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
 
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan PenemuanMetode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
 
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan PenemuanMetode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
 

metode pembelajaran

  • 1. METODE PEMBELAJARAN 1. Metode Ceramah (Preaching Method) Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Beberapa kelemahan metode ceramah adalah : Membuat siswa pasif Mengandung unsur paksaan kepada siswa Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Beberapa kelebihan metode ceramah adalah : Guru mudah menguasai kelas. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) 2. Metode diskusi ( Discussion method ) Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : Mendorong siswa berpikir kritis. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
  • 2. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama. Kelebihan metode diskusi sebagai berikut : Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Kelemahan metode diskusi sebagai berikut : tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) 3. Metode demontrasi ( Demonstration method ) Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000). Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah : Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan . Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
  • 3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985) Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut : Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda. Memudahkan berbagai jenis penjelasan . Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut : Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). 4. Metode ceramah plus Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya. Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu : Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT). Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu : 1). Penyampaian materi oleh guru. 2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa. 3). Pemberian tugas kepada siswa. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT) Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan
  • 4. kegiatan memperagakan dan latihan (drill) Macam-macam Metode Pembelajaran 5. Metode resitasi ( Recitation method ) Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri. Kelebihan metode resitasi sebagai berikut : Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Kelemahan metode resitasi sebagai berikut : Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) 6. Metode percobaan ( Experimental method ) Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000) Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium. Kelebihan metode percobaan sebagai berikut : Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
  • 5. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan- terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Kekurangan metode percobaan sebagai berikut : Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi. 7. Metode Karya Wisata Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut : Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak. Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka, Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka, Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,
  • 6. sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut : Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan. Biayanya cukup mahal. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh. Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan, Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat
  • 7. kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya. 8. Metode latihan keterampilan ( Drill method ) Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik. Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut : Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut : Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan. Dapat menimbulkan verbalisme. 9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method ) Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut. 10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
  • 8. Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. 11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method ) Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya. Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut: Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. Berpikir dan bertindak kreatif. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. Kelemahan metode problem solving sebagai berikut: Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. 12. Metode perancangan ( projeck method ) yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. Kelebihan metode perancangan sebagai berikut : Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
  • 9. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas. 13. Metode Bagian ( Teileren method ) Metode Bagian yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian- sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya. 14. Metode Global (Ganze method ) Metode global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut. 15. Metode Discovery Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah- sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah:
  • 10. Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan penemuan, Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai, Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan, Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan, menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan, Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan, Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan, memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan- bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut, Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum, Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri, memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya, Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan, Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul,
  • 11. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana, Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar, Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an dan fakta, Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri, membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan, Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya. Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu: Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu, Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer, Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan,
  • 12. metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus, Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan, Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum diketahui sebelumnya, Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak. Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah: Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain, Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan
  • 13. diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan, dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada, Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti. 16. Metode Inquiry Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis. Macam Metode Pembelajaran. Macam-macam Metode Pembelajaran Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti- bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005:235). Strategi pelaksanaan inquiry adalah: Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.
  • 14. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236). Macam-macam metode belajar Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu : Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. (e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. Situasi pembelajaran lebih menggairahkan. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. 17. Lesson Study Lesson Study adalah suatu metode yang dikembankan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah ‘lesson study’ sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida. Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
  • 15. Perencanaan. Praktek mengajar. Observasi. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran. 2) Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar- dasar teori yang menunjang. 3) Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana. 4) Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui. 5) Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. 6) Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2). Adapun kelebihan metode ‘lesson study’ sebagai berikut: Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas. Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah. 18. Examples Non Examples Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD. Langkah-langkah: 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP. 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar. 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
  • 16. 5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. 6) Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7) Kesimpulan. Keunggulan-keunggulan dari metode ini: Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Kekurangan-kekurangan dalam metode ini: Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. Memakan waktu yang lama. 19. Picture and Picture Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Menyajikan materi sebagai pengantar. 3) Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. 4) Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5) Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6) Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7) Kesimpulan / rangkuman. Kebaikan-kebaikan dari metode ini : Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Melatih berpikir logis dan sistematis. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif. 20. Numbered Heads Together
  • 17. Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Langkah-langkah: 1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. 4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. 5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6) Kesimpulan. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Setiap siswa menjadi siap semua. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kelemahan-kelemahan dari metode ini: Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. 21. Cooperative Script Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah- langkah: 1) Guru membagi siswa untuk berpasangan. 2) Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. 3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
  • 18. dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas. 6) Kesimpulan guru. 7) Penutup. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan. Setiap siswa mendapat peran. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut). 22. Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah: 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) 3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
  • 19. 5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar- benar diserapnya dengan baik. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain. Dapat memperoleh dari berbagai sumber. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai. Membutuhkan banyak waktu dan dana. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini. 23. Explicit Instruction (Pengajaran Langsung) Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Langkah-langkah: 1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. 2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan. 3) Membimbing pelatihan. 4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. 5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama. Untuk mata pelajaran tertentu. 24. Inside – Outside – Circle (Lingkaran kecil – Lingkaran besar) Dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Langkah-langkah: 1) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
  • 20. 2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap keluar. 3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. 4) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam sehingga masing-masing siswa mendapat pasangan baru. 5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya. Kelebihan dari metode ini: Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Membutuhkan ruang kelas yang besar. Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau. Rumit untuk dilakukan. 25. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping. Langkah-langkah: 1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen. 2) Guru memberikan wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran. 3) Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas. 4) Mempresentasikan / membacakan hasil kelompok. 5) Guru membuat kesimpulan bersama. 6) Penutup. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas. Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain. Kekurangan dari metode ini:
  • 21. Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil. 26. Student Facilitator and Explaining Dimana Siswa / peserta mempresentasikan ide / pendapat pada rekan peserta lainnya. Langkah-langkah: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi. 3) Memberikan kesempatan siswa / peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan / peta konsep maupun yang lainnya. 4) Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa. 5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. Penutup. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil. Banyak siswa yang kurang aktif. 27. Course Review Horay Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay. Langkah-langkah: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi sesuai tpk. 3) Memberikan siswa tanya jawab. 4) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 / 16 / 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing- masing. 5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang (x).
  • 22. 6) Siswa yang sudah mendapat tanda v vertikal atau horisontal, atau diagonal harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya. 7) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh. 8) Penutup. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Pembelajarannya menarik mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya. Melatih kerjasama. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan. Adanya peluang untuk curang. 28. Talking Stick Metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Langkah-langkah: 1) Guru menyiapkan sebuah tongkat. 2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/ paketnya. 3) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya guru mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya. 4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 5) Guru memberikan kesimpulan. 6) Evaluasi. 7) Penutup. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Menguji kesiapan siswa. Melatih membaca dan memahami dengan cepat. Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).
  • 23. Kekurangan dari metode ini: Membuat siswa senam jantung. 29. Bertukar Pasangan Siswa berpasangan kemudian bergabung dengan pasangan lain dan bertukar pasangan untuk saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban masing-masing. Langkah-langkah: 1) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya). 2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. 3) Setelah selesai setiap siswa yang berpasangan bergabung dengan satu pasangan lain. 4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka. 5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama, mempertahankan pendapat. Semua siswa terlibat. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Memerlukan waktu yang lama. Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing. 30. Snowball Throwing Dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Langkah-langkah: 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
  • 24. 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit. 6) Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7) Guru memberikan kesimpulan. 8) Evaluasi. 9) Penutup. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Melatih kesiapan siswa. Saling memberikan pengetahuan. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa. Tidak efektif. 31. Artikulasi Siswa membentuk kelompok berpasangan, kemudian seorang menceritakan materi yang disampaikan oleh guru dan yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti peran. Langkah-langkah: 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. 3) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang. 4) Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
  • 25. 5) Suruh siswa secara bergiliran/ diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya. 6) Guru mengulangi / menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. 7) Kesimpulan/ penutup. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Semua siswa terlibat (mendapat peran). Melatih kesiapan siswa. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Untuk mata pelajaran tertentu. Waktu yang dibutuhkan banyak. Materi yang didapat sedikit. 32. Mind Mapping Suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Langkah-langkah: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa , sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban. 3) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-5 orang. 4) Tiap kelompok menginventarisasi/ mencatat alternatif jawaban hasil diskusi. 5) Tiap kelompok membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru. 6) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Dapat mengemukakan pendapat secara bebas. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
  • 26. Tidak sepenuhnya murid yang belajar. 33. Student Teams – Achievement Divisions (STAD) Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkah: 1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.). 2) Guru menyajikan pelajaran. 3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4) Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5) Memberi evaluasi. 6) Penutup. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Seluruh siswa menjadi lebih siap. Melatih kerjasama dengan baik. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Anggota kelompok semua mengalami kesulitan. Membedakan siswa. 34. Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads) Siswa dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat tugas berbeda dan nantinya dapat bergabung dengan kelompok lain yang bernomor sama untuk bekerjasama. Langkah-langkah: 1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 2) Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap tugas yang berangkai. 3) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antarkelompok, siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
  • 27. sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini, siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerjasama mereka. 4) Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain. Kesimpulan. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Setiap siswa menjadi siap semua. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lain. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Guru tidak mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Waktu yang dibutuhkan banyak. 35. Scramble Metode pembelajaran dengan membagikan lembar kerja yang diisi siswa. Langkah- langkah: 1) Guru menyajikan materi sesuai topik. 2) Membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya. Kelebihan: Memudahkan mencari jawab. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Siswa kurang berpikir kritis. Bisa saja mencontek jawaban teman lain. 36. Word Square Siswa diberikan lembar kegiatan kemudian menjawab soal dan mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban. Langkah-langkah: 1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi 2) Guru membagikan lembar kegiatan sesuai contoh. 3) Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban. 4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak. Kelebihan:
  • 28. Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Melatih untuk berdisiplin. Kekurangan: Mematikan kreatifitas siswa. Siswa tinggal menerima bahan mentah. 37. Kartu Arisan Siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahulu. Langkah-langkah: 1) Bentuk kelompok orang secara heterogen. 2) Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan ke dalam gelas. 3) Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh diberikan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban. 4) Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya. 5) Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya. Kelebihan dari metode ini: Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Nilai tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain. 38. Concept Sentence Siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang disajikan. Langkah-langkah: 1) Guru menyampaikan tujuan. 2) Guru menyajikan materi secukupnya. 3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen. 4) Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ tpk yang disajikan.
  • 29. 5) Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat. 6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru. 7) Kesimpulan. Kelebihan-kelebihan dari metode ini: Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran. Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai. Kekurangan-kekurangan dari metode ini: Hanya untuk mata pelajaran tertentu. Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya. 39. Make – A Match (Mencari Pasangan) Siswa disuruh untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban / soal sebelum batas waktunya, yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Langkah- langkah: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu. 3) Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang. 4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban). 5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya. 7) Kesimpulan. 8) Penutup. Kelebihan dari metode ini: Melatih untuk ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan. Kekurangan: Waktu yang cepat, kurang konsentrasi.
  • 30. 40. Take and Give Siswa diberi kartu untuk dihapal sebentar kemudian mencari pasangan untuk saling menginformasikan, selanjutnya siswa diberi pertanyaan sesuai dengan kartunya. Langkah-langkah: 1) Siapkan kelas sebagaimana mestinya. 2) Jelaskan materi sesuai topik menit. 3) Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) kurang lebih 5 menit. 4) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu control. 5) Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing. 6) Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain). 7) Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai keadaan. 8) Kesimpulan. Kelebihan dari metode ini: Dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat. Kekurangan dari metode ini: Tidak efektif dan terlalu bertele-tele. 41. Tebak Kata Metode ini menggunakan kartu yaitu kartu ukuran 10 x 10 cm dan diidi ciri-ciri kata lainnya yang mengarah pada jawaban, yang kedua kartu ukuran 5 x 2 cm untuk menulis kata / istilah yang mau ditebak. Langkah-langkah: 1) Jelaskan materi menit. 2) Suruh siswa berdiri di depan kelas dan berpasangan. 3) Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa lainnya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga.
  • 31. 4) Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis di dalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud pada kartu 10 x 10cm. Jawab yang tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempel di dahi. 5) Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya. Kelebihan: Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya. Kekurangan: Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas. 42. Metode Jigsaw Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan. 43. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
  • 32. Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Seleksi topik Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik. 2) Merencanakan kerjasama Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas. 3) Implementasi Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
  • 33. 4) Analisis dan sintesis Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. 5) Penyajian hasil akhir Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru. 6) Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya. 44. Metode Role Playing Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing: 1) Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama. 2) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. 3) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. 4) Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan. 5) Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. 45. Metode Team Games Tournament (TGT) Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
  • 34. mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu: 1) Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. 2) Kelompok (team) Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. 3) Game Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. 4) Turnamen Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya
  • 35. dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya. 5) Team recognize (penghargaan kelompok) Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40. 46. Kooperatif (CL, Cooperative Learning) Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan. 47. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning) Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran
  • 36. kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi. Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian se-objektif-objektifnya dareiberbagai aspek dengan berbagai cara). 48. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education) Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan mateastika). Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses- aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan). 49. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning) Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
  • 37. 50. Problem Posing Bentuk lain dari problem posing adaslah problem posing, yaitu pemecahan masalah dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan. 51. Problem Terbuka (OE, Open Ended) Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola pikir keterpaduan, keterbukaan, dan ragam berpikir. Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri). Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan. 52. Probing-prompting Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif,
  • 38. siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi susana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi. 53. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning) Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplorasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda. 54. Reciprocal Learning Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis. Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum. 55. SAVI Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan
  • 39. berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. 56.