SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  57
NYERI PINGGANG BAWAH
(LOW BACK PAIN)
Regina, S. Ked
FAB 116 015
Pembimbing :
dr. Bambang S, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI
RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UPR
SEPTEMBER 2016
Anatomi
2
Vertebra
Anterior
Korpus vertebralis dam
diskus intervertebralis
Posterior
Pedikel, lamina, kanalis
vertebralis serta
prosesus spinosus dan
transversus
4
Kanalis vertebralis, terdapat medula spinalis yg membujur ke bawah sampai L2.
 Melalui foramen intervertebralis setiap segmen medula spinalis menjulurkan
radiks dorsalis dan ventralis ke perifer.
 Di tingkat servical dan thorakal, berkas serabut tepi itu menuju ke foramen
secara horisontal, namun di daerah lumbal dan sakrum berjalan secara curam
ke bawah dahulu seblm tiba di tingkat foramen intervertebralis yang
bersangkutan.
 Otot2 yg terdapat di sekeliling vertebra mempunyai origo dan insersio pada
prosesus transversus atau prosesus spinosus.
Vertebral body
Spinal cord & nerve structure
Spinal cord
Nerve root
Cauda
equina
Peripheral
nerve
Basis cranii
Nerve
root
Spinal cord
Neural foramen
Sacrum
Pedicle L2
Pedicle L1
Conus
medullaris
Cauda equina
(dorsal & ventral)
Nerve root
5
S1
S1
S3
C8
C7
C8
C7
C6
C5
C6
C5
C3
C2
C2
Cervical
Vertebra
Thoracal
Vertebra
Lumbal
Vertebra
Sacral
Vertebra
Lateral view
S5
S4
S3
S2
S1
L1
L2
L4
L5
L3
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
T10
T11
T12
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
Vertebral
Region
&
Dermatome
6
Vertebral body
Disc
Flexion Extension
Articular Facet in motion
Cervical
Thoracal
Lumbal
Sacral
Coccyx
Cervical
Thoracal
Lumbal
Sacral
Coccyx
Lateral
Vertebral column
Posterior
Vertebral column
7
Diskus
Nukleus
Annulus
Ligamen
Posterior
Longitudinal
Prosesus
spinosus
Ligamentum
flavum
Kapsul
sendi
Korda spinalis
dan selubungnya
(Dura)
Saraf
Jaringan dengan sensor nyeri
8
9
Definisi
• Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri
yang di rasakan pada bagian pinggang
bawah,di sebabkan oleh kelainan
sistem muskuloskeletal, sistem
neuromuskular, vaskular, viseral, dan
psikogenik.
• LBP dapat di sebarkan ke bagian lain
(vice versa), atau nyeri pada bagian
lain bisa disebarkan ke pinggang
bawah (referred pain)
• Perasaan nyeri di daerah lumbosakral
dan sakroiliaka.
• Nyeri dapat bersifat tumpul, tajam dan
terbakar.
10
Kategori
• Chronic back pain (CLBP)  nyeri pinggang persisten
selama >12 minggu, atau setelah periode penyem-
buhan atau nyeri pinggang rekuren yang intermiten
• Acute back pain  nyeri pinggang yang berlangsung
kurang 6 minggu atau kurang
• Sub acute pain  nyeri pinggang yang berlangsung
antara 6-12 minggu
11Arya RK. JIACM 2014
Deyo R and Weinstein J. N Engl J Med 2001;344:363-370
DifferentialDiagnosis of Low Back Pain
Deyo R and Weinstein J. N Engl J Med 2001;344:363-370
Common Pathoanatomical Conditions of the Lumbar Spine
Patofisiologi
14
LBP dapat dihasil oleh jaringan tubuh yg
berbeda seperti otot, jaringan ikat halus,
ligamen, persendian, dan pembuluh
darah
Jaringan dapat tertarik, strained, stretched
atau sprained
Dengan cepat menghasilkan inflamasi
Release of inflammatory chemicals
(scytokines and or chemokines)
chemicals stimulate the surrounding nerve
fibers resulting in the sensation of pain
Procces swelling
A reduction on blood supply to the affected
area
removal of irritating by products of
inflammation is impaired
creating there by a feedback loop
of inflammation and pain
Afferent peripheral nerve
Aδ-C
Aδ-C
Aδ-C
PAINNeural Activation of Pain
• Self–limiting dan
saraf berfungsi
sebagai
peringatan
adanya proses
berlangsung
kerusakan
jaringan.
• terjadi stimulasi
termal A-delta
dan reseptor rasa
sakit C-polimodal,
yang terletak di
kulit, tulang,
jaringan ikat, otot
dan organ
visceral.
15
Afferent nociceptor terminal
- Terminal nociceptor C-polimodal yang sensitif terhadap panas langsung,
distorsi mekanik, atau bahan kimia yang dilepaskan dari sel-sel yang rusak.
- Bahan kimia yang dilepaskan oleh kerusakan jaringan: kalium, histamin,
asetilkolin, serotonin, adenosin trifosfat, bradikinin
Afferent nociceptor terminal
● aktivasi langsung oleh tekanan yang
intens dan kerusakan sel
● Adanya kerusakan sel terjadinya
pelepasan kalium dan sintesis
prostaglandin (PG) dan bradikinin (BK).
Prostaglandin meningkatkan sensitivitas
terminal untuk BK dan substansi nyeri
lainnya
Afferent nociceptor terminal
 Aktivasi sekunder. Impuls disebarkan
tidak hanya ke sumsum tulang
belakang, tetapi menjadi cabang-
cabang terminal lainnya, di mana
mereka menginduksi pelepasan
substansi P (SP).
 SP menyebabkan vasodilatasi dan
edema neurogenik dengan
akumulasi lebih lanjut dari bradikinin
SP juga menyebabkan pelepasan
histamin (H) dari sel mast dan
serotonin (5HT) dari trombosit
Afferent nociceptor terminal
 Histamin dan serotonin tingkat meningkat dalam ruang
ekstraselular, sekunder kepekaan nosiseptor terdekat
 Hal ini menyebabkan penyebaran hiperalgesia atau nyeri
Vaskularisasi saraf
1. Fascicular Pia-Arachnoid
2. Intra- and Interfasicular
Arterial Coils
3. Major Radicular
Longitudinal artery
4. Radicular Vein
5. Arterio-Venous
Anastemoses
6. Collateral Radicular Arteries
7. Radicular Pia-Arachnoid
Kompresi saraf
• kompresi saraf tulang belakang
adalah gejala ketika pasokan
nutrisi mereka dipotong dan
vena terganggu.
• Anatomi Wesley Parke
menunjukkan penurunan aliran
balik vena Sehingga tenjadi
timbulnya nyeri
Proteoglycan Synthesis
Matrix Degeneration
Direct Stimulation
and Sensitization
of DRG and
Spinal Nerve Root
Net Loss of Proteoglycan
Disc Degeneration
LOW BACK PAIN RADICULOPATHY
CYTOKINES
NITRIC OXIDE
PGE2
OTHER INFLAMMATORY AGENTS
Direct Stimulation
and Sensitization
of Nerve Endings
of the Functional
Spine Unit
*DRG = dorsal root ganglion
24
25
Lumbar Stenosis
Osteophyte formation result from subperiostel bone
formation, which result from elevation of periosteum by disc
bulging (A). A spondylotic ridge then develops (B and C)
L3
Distribution of Radicular Pain
L4 L5 S1
29
Medial eversion Extension of great toe Lateral Eversion
Motoric Function
Sensoric Function
Medial side of the foot Lateral side of the footDorsum of the foot
L4 L5
S1L5L4
S1
Function & innervation of nerve roots in the lower extremity
31
Faktor Risiko
• Faktor Pekerjaan (Work factors)
- Postur tubuh
- Repetisi
- Pekerjaan statis (static exertions)
- Pekerjaan yang membutuhkan tenaga (forceful exertions)
atau beban
• Faktor Individu (Personal factors)
– Jenis Kelamin
– Usia
– Kebiasaan Merokok
– Kebiasaan Olahraga
– Obesitas
32
Gambaran klinik
33
A.Non spesific lumbago/simple/benign/idiopathic
LBP
•Frekuensi pada usia 25-55 tahun
•Pasien terlihat sehat
•Nyeri pada bagian lumbo sakral,hip dan paha
•Nyeri mekanik bervariasi antara aktifitas fisik dan
waktu
...Gambaran klinik
34
B.Nyeri radikular:
• Nyeri selalu menjalar ke kaki atau jari kaki.
• Rasa baal dan kesemutan.
• Tanda adanya iritasi saraf (positif SLR/ Lasegue)
• Tanda ganguan neurologi lokal (motorik, sensorik
atau reflek nyeri )
C. Waspada adanya
35
...Gambaran klinik
1. Red Flags (keterlibatan spinal
yang serius)
• Usia < 20 th atau timbul pada
usia > 55 th
• Nyeri non mekanik.
• Nyeri di bagian torak
• Riwayat karsinoma, steroid,
dan HIV
• Terlihat tidak sehat,
penurunan berat badan
• Menunjukan gejala dan tanda
ganguan neurologis
• Deformitas struktural
• Sindroma Kauda Equina
2. Sindroma Kauda Equina
• Gangguan tonus spingter
anus atau gangguan menahan
kencing
• Masalah pada saluran kemih
• Kelemahan anggota gerak
bawah atau gangguan
berjalan
• Keluhan gangguan saraf
meluas (gangguan lebih dari
satu akar saraf)
• Saddle Anaestesi
ANAMNESA
1
PEMERIKSAAN KLINIK UMUM
2
PEMERIKSAAN NEUROLOGIK
3
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4
ANAMNESA
1
1. Adanya nyeri radikuler (ischialgia)
2. Nyeri sampai dibawah lutut dan bukan sekedar paha
bagian belakang saja.
3. Riwayat nyeri atau rasa kesemutan yang lama.
4. Riwayat gangguan miksi/defekasi/fungsi seksual.
5. Adanya saddle anaestesi/hipestesi.
6. Adanya kelemahan tungkai.
1. Kapan mulai timbul nyeri ?
2. Bagaimana mulai timbul ?
3. Kualitas nyeri ?
4. Faktor yang memperberat atau memperingan nyeri ?
5. Riwayat trauma sebelumnya ?
6. Apakah ada keluarga yang sakit serupa ?
Riwayat penyakit dahulu
• Imuno supresi
• Penurunan berat badan tanpa
penyebab yang jelas (kanker)
• Nyeri menetap ( kanker, infeksi ).
• Nyeri makin berat (tumor
intraspinal, infeksi)
• Nyeri berkurang pada posisi
terlentang (HNP)
• Nyeri makin berat pada pagi hari
(Seronegative Spondyloarthropathy :
Ankylosing spondylitis, Psoriatik
Artritis, Reaktif Spondiloartropathy,
Reiter’s Sindrome, Rheumatoid
Artritis, Polimialgia Rheumatika, Nyeri
Miofasial, Sindrom Fibromialgia)
• Nyeri pada posisi duduk ( HNP, Facet Joint
Patology,
• Canal Stenosis,Paraspinal Muscle Patologi,
Sakroiliac join patologi,
Spondilosis/Spondilolistesis, Non spesifik
LBP)
• Adanya deman ( infeksi )
• Gangguan hormonal ( dismenorhea, Post
Menopause/Andropause)
• Gangguan Viscera ( Referred pain )
• Tanda Neurologi :
a. Gangguan urinasi.
b. Saddle Anestesi.
c. Kelemahan motorik pada ekstremitas d.
bawah (Possible Cauda Equina Syndrome)
d. Lokasi dan radiasi nyeri.
38
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
– Gaya berjalan, kesimetrisan, dan perubahan yang dirasakan
penderita terkait dengan rasa nyeri
• Perkusi dan palpasi
– Palpasi harus hati2 karena menimbulkan reaksi nyeri
– Palpasi perlu dicari kemungkinan adanya deviasi ke arah lateral
atau anteroposterior.
– Perkusi dapat membantu menentukan vertebra yg terlibat
• Pemeriksaan Neurologis
– Pemeriksaan motorik
• Kekuatan
• Atrofi otot
• Fasikulasi pada otot-otot tertentu
39
• Pemeriksaan Sensorik
– Rasa raba, rasa nyeri, rasa suhu, rasa getar.
– Bila terdapat kelainan  tentukan batas  dermatom
yg terganggu
• Pemeriksaan Refleks
– Refleks patela negatif pada HNP lateral di L4-L5
– Refleks Achilles negatif ada HNP lateral L5-S1
• Pemeriskaan Rentang Gerakan
– Dilakukan dengan meminta pasien melakukan
gerakan fleksi-ekstensi, rotasi dan gerakan ke arah
lateral dari sendi lumbal  utk menilai derajat nyeri,
functio lesa dan penyebaran nyeri.
40
41Arya RK. JIACM 2014
• Manuver
– Manuver lasegue
– Manuver lasegue menyilang
– Manuver valsava
– Manuver patrick
42
Pemeriksaan Penunjang
• Radiologis: foto polos, mielo-CT, CT-Scan dan MRI
• Mielografi umumnya dilakukan untuk pemeriksaan
praoperasi, seringkali digabungkan dengan CT-Scan.
• MRI memiliki sensitivitas yang tinggi utk diagnosis
HNP
• Laboratorium: LED, CRP, darah Lengkap dan Urin
Lengkap, Kultur dan test tuberkulin dilakukan bila
ada kecurigaan infeksi
43
44
Kegawatdaruratan Nyeri Pinggang
• Merupakan gejala atau tanda fisik yang
memberi petunjuk adanya suatu kelainan
serius yang mendasari nyeri pinggang.
• Kegawatdaruratan nyeri pinggang meliputi:
– Sindrom kauda ekuina, terjadi akibat herniasi masif yg
menyebabkan kompresi kauda ekuina.
45
Warning !
Red Flags
46
Tanda bahaya ( keadaan yang serius pada LBP ).
• Sindrom Cauda equina ( retensi urine, tanda ggn
neurologi bilateral, anestesi sadel )
• Defisit neurologi ( parestesia, paresa dan tanda neurologis lain)
• Trauma
•Kanker dan penurunan berat badan
• Demam.
•Riwayat infeksi urogenital
• Penggunaan medikasi intra vena.
•Imunospuresi, termasuk penggunaan steroid jangka panjang
• Usia lebih dari 50 tahun.
• Nyeri hebat yang tidak berkurang pada malam hari.
• Nyeri makin hebat pada posisi terlentang
Yellow Flags
47
Keadaan yg dapat memperlama LBP :
• Tingkah laku  timbulnya nyeri pinggang.
• Kebiasaan.
• Kompensasi masalah.
• Masalah diagnosis dan terapi.
• Emosi.
• Masalah keluarga.
• Masalah pekerjaan.
Nyeri Pinggang Kronis
• Yellow Flags adalah faktor psikologis yang memberi
petunjuk bahwa nyeri pada penderita nyeri pinggang
secenderung berkembang menjadi kronis.
• Nyeri pinggang kronis  durasi nyeri >3 bulan.
• Berkembang menjadi kronis diduga karena
terlibatnya faktor psikologis yang menghambat
penyembuhan.
48
Pilar Penatalaksanaan LBP
49
1. Identifikasi adanya red flags dan yellow flags.
2. Edukasi.
3. Aktivitas.
4. Terapi medikamentosa.
5. Terapi fisik (latihan, modalitas, ortosa)
6. Rujukan/Refferal (Tim Multidisiplin)
7. Operasi.
Penatalaksanaan
• Olahraga  utk penguatan otot-otot dan meningkatkan fleksibilitas
pinggang  mengurangi kekambuhan. Olahraga beban ringan, seperti:
– Berenang, bersepeda dan berjalan. (memperkuat otot perut dan punggung
tnp peregangan berlebihan pd punggung)
• Edukasi cara yang baik mengangkat beban.
• Pemilihan alas kaki  mempengaruhi postur tubuh.
• Obat-obatan:
– Analgesik standar (Paracetamol, codein, dan dehidrokodein)
– NSAID: penghambat siklooksigenase (ibuprofen, naproxen, diklofenak) dan
penghambat siklooksigenase-2 (nabumeton, etodolak dan meloxicam)
– Analgesik kuat: potensi sedang (meptazinol dan pentazosin), potensi kuat
(buprenorfin, tramadol) dan potensi sangat kuat (diamorfin dan morfin)
– Relaxan otot: esperison HCl.
– Andidepresan/antikonvulsan: amitriptilin atau gabapentin.
50
Pharmacological management for
Low Back Pain
Recommended drugs:
 Parasetamol
 NSAIDs
 Muscle relaxants
51
Optional drugs:
 Opioid < 2 weeks
 Oral Steroids
 Antidepresants
52
Indikasi operasi pada nyeri pinggang
– Adanya salah satu kriteria red-flags
– Kelainan saraf yang menonjol
– Nyeri yang menetap dan berulang, tidak dapat
disembuhkan dengan tindakan konservatif
– Kelainan saraf yang semakin progresif dan
bertambah berat
– Kelainan bentuk tulang belakang (skoliosis dan
spondilolistesis)
– Tumor
53
54
Prognosis
Nyeri pinggang akut biasanya 90% sembuh spontan
atau membaik dalam waktu 6 minggu. Sisanya
berkembang menjadi kronis dan perlu penanganan
segera.
55
Daftar Pustaka
• Dewanto G, Suwono JW, Riyanto B, Yuda T. Diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf. Jakarta:
EGC. 2009.
• Heinemann, S. Functional Anatomy of The Spine. Edisi kedua.Philadelphia: Elsevier. 2005. P.3-
13.
• Adam RD, Victor M, Ruppert AH. Principles of Neurology. 6th ed. New York: Mc-Graw Hill,
1997.
• Brisby H, Ashley H, Diwan AD (2007) In vivo measurement of facet joint nitric oxide in
patients with chronic low backpain. Spine 32:1488–1492
• Arya RK. Low backpain-sign, symptoms, and management. New Delhi : Departement of
Ortopaedics PGIMER Dr. Ram Manohar Lohia Hospita. JIACM 2014; 15(1): 30-41.
• Biyani A, Andersson GBJ. Low back pain: pathophysiology and management. J Am Acad
Orthop Surg 2004;12:106-15.
• Deyo RA, Weinstein JN. Primary care : Low back pain. N Engl J Med 2001; 344(5): 363-70.
• Hiikka Riihiimaki and Eira Viikari Juntura. Musculoskeletal System in International Labour
Office. Encyclopedia of Occupational Health and Safety. Edited by Jeanne Mager Stellman.
Fourth edition, vol I, Geneva, 1998.
• Murdana N. Rehabilitasi Muskuloskeletal : Nyeri pinggang Bawah. Jakarta : FKUI – RSUPN
Cipto Mangunkusumo. 2012.
• Kerr MS, Farnik JW, et.al, 2001, Biomechanical and Psychosocial Risk Factors for Low Back
Pain at Work, Am J Public Health, 9; 1069-75. 56
TERIMAKASIH 
57

Contenu connexe

Tendances

Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Verar Oka
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2
cokordawahyu
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
Noorahmah Adiany
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Jafar Nyan
 

Tendances (20)

Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Fraktur Iga
Fraktur IgaFraktur Iga
Fraktur Iga
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaan
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan JarasHakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 

En vedette

Gizi usia lanjut (usila)
Gizi usia lanjut (usila)Gizi usia lanjut (usila)
Gizi usia lanjut (usila)
amyprahesti
 
Langkah keselamatan mengangkat barang
Langkah keselamatan mengangkat barangLangkah keselamatan mengangkat barang
Langkah keselamatan mengangkat barang
Salwa Zakaria
 

En vedette (20)

HNP
HNPHNP
HNP
 
Hnp
HnpHnp
Hnp
 
PPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggungPPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggung
 
Hnp
HnpHnp
Hnp
 
low Back pain
low Back painlow Back pain
low Back pain
 
Low Back Pain
Low Back Pain Low Back Pain
Low Back Pain
 
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIAKEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
 
Gizi usia lanjut (usila)
Gizi usia lanjut (usila)Gizi usia lanjut (usila)
Gizi usia lanjut (usila)
 
Isk
IskIsk
Isk
 
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIAKEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
 
Langkah keselamatan mengangkat barang
Langkah keselamatan mengangkat barangLangkah keselamatan mengangkat barang
Langkah keselamatan mengangkat barang
 
penyakit yang biasa muncul pada lansia
penyakit yang biasa muncul pada lansiapenyakit yang biasa muncul pada lansia
penyakit yang biasa muncul pada lansia
 
PPT Lansia
PPT LansiaPPT Lansia
PPT Lansia
 
Low Back Pain
Low  Back  PainLow  Back  Pain
Low Back Pain
 
Low Back Pain: Diagnosis to Treatment!
Low Back Pain: Diagnosis to Treatment!Low Back Pain: Diagnosis to Treatment!
Low Back Pain: Diagnosis to Treatment!
 
Low Back Pain
Low Back PainLow Back Pain
Low Back Pain
 
Herniated Nucleus Pulposus
Herniated Nucleus PulposusHerniated Nucleus Pulposus
Herniated Nucleus Pulposus
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
 
MAKALAH Nyeri punggung
MAKALAH Nyeri punggung MAKALAH Nyeri punggung
MAKALAH Nyeri punggung
 
Nyeri otot dan nyeri pinggang
Nyeri otot dan nyeri pinggangNyeri otot dan nyeri pinggang
Nyeri otot dan nyeri pinggang
 

Similaire à Nyeri pinggang bawah

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptxHERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
DrYeTe
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Fariz Fadhly
 
Rematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinRematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarin
fernleaf4
 

Similaire à Nyeri pinggang bawah (20)

Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)
Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)
Kelompok 11 blok 4 skenario a(4)
 
Askep low back pain
Askep low back painAskep low back pain
Askep low back pain
 
Pendekatan Klinis Nyeri Punggung Bawah.pptx
Pendekatan Klinis Nyeri Punggung Bawah.pptxPendekatan Klinis Nyeri Punggung Bawah.pptx
Pendekatan Klinis Nyeri Punggung Bawah.pptx
 
PENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptx
PENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptxPENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptx
PENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptx
 
Askep low back pain indah zen
Askep low back pain indah zenAskep low back pain indah zen
Askep low back pain indah zen
 
LBP-HNP DR LAN.pptx
LBP-HNP DR LAN.pptxLBP-HNP DR LAN.pptx
LBP-HNP DR LAN.pptx
 
PPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptx
PPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptxPPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptx
PPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptx
 
Nyeri_Punggung_Bawah.pptx
Nyeri_Punggung_Bawah.pptxNyeri_Punggung_Bawah.pptx
Nyeri_Punggung_Bawah.pptx
 
Piriformis Syndrome, Lumbar Spinal Stenosis, Lumbar Facet Joint Pain
Piriformis Syndrome, Lumbar Spinal Stenosis, Lumbar Facet Joint PainPiriformis Syndrome, Lumbar Spinal Stenosis, Lumbar Facet Joint Pain
Piriformis Syndrome, Lumbar Spinal Stenosis, Lumbar Facet Joint Pain
 
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptxHERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.pptx
 
Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
Laminektomi
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
 
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptxCopy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
 
Spondylosis cervicalis
Spondylosis cervicalisSpondylosis cervicalis
Spondylosis cervicalis
 
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla SpinalisAsuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
 
Frozen shoulder
Frozen shoulderFrozen shoulder
Frozen shoulder
 
REFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptxREFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptx
 
Rematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinRematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarin
 

Dernier

pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 

Dernier (20)

Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 

Nyeri pinggang bawah

  • 1. NYERI PINGGANG BAWAH (LOW BACK PAIN) Regina, S. Ked FAB 116 015 Pembimbing : dr. Bambang S, Sp.S KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UPR SEPTEMBER 2016
  • 3.
  • 4. Vertebra Anterior Korpus vertebralis dam diskus intervertebralis Posterior Pedikel, lamina, kanalis vertebralis serta prosesus spinosus dan transversus 4 Kanalis vertebralis, terdapat medula spinalis yg membujur ke bawah sampai L2.  Melalui foramen intervertebralis setiap segmen medula spinalis menjulurkan radiks dorsalis dan ventralis ke perifer.  Di tingkat servical dan thorakal, berkas serabut tepi itu menuju ke foramen secara horisontal, namun di daerah lumbal dan sakrum berjalan secara curam ke bawah dahulu seblm tiba di tingkat foramen intervertebralis yang bersangkutan.  Otot2 yg terdapat di sekeliling vertebra mempunyai origo dan insersio pada prosesus transversus atau prosesus spinosus.
  • 5. Vertebral body Spinal cord & nerve structure Spinal cord Nerve root Cauda equina Peripheral nerve Basis cranii Nerve root Spinal cord Neural foramen Sacrum Pedicle L2 Pedicle L1 Conus medullaris Cauda equina (dorsal & ventral) Nerve root 5
  • 7. Vertebral body Disc Flexion Extension Articular Facet in motion Cervical Thoracal Lumbal Sacral Coccyx Cervical Thoracal Lumbal Sacral Coccyx Lateral Vertebral column Posterior Vertebral column 7
  • 9. 9
  • 10. Definisi • Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang di rasakan pada bagian pinggang bawah,di sebabkan oleh kelainan sistem muskuloskeletal, sistem neuromuskular, vaskular, viseral, dan psikogenik. • LBP dapat di sebarkan ke bagian lain (vice versa), atau nyeri pada bagian lain bisa disebarkan ke pinggang bawah (referred pain) • Perasaan nyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliaka. • Nyeri dapat bersifat tumpul, tajam dan terbakar. 10
  • 11. Kategori • Chronic back pain (CLBP)  nyeri pinggang persisten selama >12 minggu, atau setelah periode penyem- buhan atau nyeri pinggang rekuren yang intermiten • Acute back pain  nyeri pinggang yang berlangsung kurang 6 minggu atau kurang • Sub acute pain  nyeri pinggang yang berlangsung antara 6-12 minggu 11Arya RK. JIACM 2014
  • 12. Deyo R and Weinstein J. N Engl J Med 2001;344:363-370 DifferentialDiagnosis of Low Back Pain
  • 13. Deyo R and Weinstein J. N Engl J Med 2001;344:363-370 Common Pathoanatomical Conditions of the Lumbar Spine
  • 14. Patofisiologi 14 LBP dapat dihasil oleh jaringan tubuh yg berbeda seperti otot, jaringan ikat halus, ligamen, persendian, dan pembuluh darah Jaringan dapat tertarik, strained, stretched atau sprained Dengan cepat menghasilkan inflamasi Release of inflammatory chemicals (scytokines and or chemokines) chemicals stimulate the surrounding nerve fibers resulting in the sensation of pain Procces swelling A reduction on blood supply to the affected area removal of irritating by products of inflammation is impaired creating there by a feedback loop of inflammation and pain
  • 15. Afferent peripheral nerve Aδ-C Aδ-C Aδ-C PAINNeural Activation of Pain • Self–limiting dan saraf berfungsi sebagai peringatan adanya proses berlangsung kerusakan jaringan. • terjadi stimulasi termal A-delta dan reseptor rasa sakit C-polimodal, yang terletak di kulit, tulang, jaringan ikat, otot dan organ visceral. 15
  • 16. Afferent nociceptor terminal - Terminal nociceptor C-polimodal yang sensitif terhadap panas langsung, distorsi mekanik, atau bahan kimia yang dilepaskan dari sel-sel yang rusak. - Bahan kimia yang dilepaskan oleh kerusakan jaringan: kalium, histamin, asetilkolin, serotonin, adenosin trifosfat, bradikinin
  • 17. Afferent nociceptor terminal ● aktivasi langsung oleh tekanan yang intens dan kerusakan sel ● Adanya kerusakan sel terjadinya pelepasan kalium dan sintesis prostaglandin (PG) dan bradikinin (BK). Prostaglandin meningkatkan sensitivitas terminal untuk BK dan substansi nyeri lainnya
  • 18. Afferent nociceptor terminal  Aktivasi sekunder. Impuls disebarkan tidak hanya ke sumsum tulang belakang, tetapi menjadi cabang- cabang terminal lainnya, di mana mereka menginduksi pelepasan substansi P (SP).  SP menyebabkan vasodilatasi dan edema neurogenik dengan akumulasi lebih lanjut dari bradikinin SP juga menyebabkan pelepasan histamin (H) dari sel mast dan serotonin (5HT) dari trombosit
  • 19. Afferent nociceptor terminal  Histamin dan serotonin tingkat meningkat dalam ruang ekstraselular, sekunder kepekaan nosiseptor terdekat  Hal ini menyebabkan penyebaran hiperalgesia atau nyeri
  • 20. Vaskularisasi saraf 1. Fascicular Pia-Arachnoid 2. Intra- and Interfasicular Arterial Coils 3. Major Radicular Longitudinal artery 4. Radicular Vein 5. Arterio-Venous Anastemoses 6. Collateral Radicular Arteries 7. Radicular Pia-Arachnoid
  • 21. Kompresi saraf • kompresi saraf tulang belakang adalah gejala ketika pasokan nutrisi mereka dipotong dan vena terganggu. • Anatomi Wesley Parke menunjukkan penurunan aliran balik vena Sehingga tenjadi timbulnya nyeri
  • 22.
  • 23. Proteoglycan Synthesis Matrix Degeneration Direct Stimulation and Sensitization of DRG and Spinal Nerve Root Net Loss of Proteoglycan Disc Degeneration LOW BACK PAIN RADICULOPATHY CYTOKINES NITRIC OXIDE PGE2 OTHER INFLAMMATORY AGENTS Direct Stimulation and Sensitization of Nerve Endings of the Functional Spine Unit *DRG = dorsal root ganglion
  • 24. 24
  • 25. 25
  • 26.
  • 27. Lumbar Stenosis Osteophyte formation result from subperiostel bone formation, which result from elevation of periosteum by disc bulging (A). A spondylotic ridge then develops (B and C)
  • 28.
  • 29. L3 Distribution of Radicular Pain L4 L5 S1 29
  • 30.
  • 31. Medial eversion Extension of great toe Lateral Eversion Motoric Function Sensoric Function Medial side of the foot Lateral side of the footDorsum of the foot L4 L5 S1L5L4 S1 Function & innervation of nerve roots in the lower extremity 31
  • 32. Faktor Risiko • Faktor Pekerjaan (Work factors) - Postur tubuh - Repetisi - Pekerjaan statis (static exertions) - Pekerjaan yang membutuhkan tenaga (forceful exertions) atau beban • Faktor Individu (Personal factors) – Jenis Kelamin – Usia – Kebiasaan Merokok – Kebiasaan Olahraga – Obesitas 32
  • 33. Gambaran klinik 33 A.Non spesific lumbago/simple/benign/idiopathic LBP •Frekuensi pada usia 25-55 tahun •Pasien terlihat sehat •Nyeri pada bagian lumbo sakral,hip dan paha •Nyeri mekanik bervariasi antara aktifitas fisik dan waktu
  • 34. ...Gambaran klinik 34 B.Nyeri radikular: • Nyeri selalu menjalar ke kaki atau jari kaki. • Rasa baal dan kesemutan. • Tanda adanya iritasi saraf (positif SLR/ Lasegue) • Tanda ganguan neurologi lokal (motorik, sensorik atau reflek nyeri )
  • 35. C. Waspada adanya 35 ...Gambaran klinik 1. Red Flags (keterlibatan spinal yang serius) • Usia < 20 th atau timbul pada usia > 55 th • Nyeri non mekanik. • Nyeri di bagian torak • Riwayat karsinoma, steroid, dan HIV • Terlihat tidak sehat, penurunan berat badan • Menunjukan gejala dan tanda ganguan neurologis • Deformitas struktural • Sindroma Kauda Equina 2. Sindroma Kauda Equina • Gangguan tonus spingter anus atau gangguan menahan kencing • Masalah pada saluran kemih • Kelemahan anggota gerak bawah atau gangguan berjalan • Keluhan gangguan saraf meluas (gangguan lebih dari satu akar saraf) • Saddle Anaestesi
  • 36. ANAMNESA 1 PEMERIKSAAN KLINIK UMUM 2 PEMERIKSAAN NEUROLOGIK 3 PEMERIKSAAN PENUNJANG 4
  • 37. ANAMNESA 1 1. Adanya nyeri radikuler (ischialgia) 2. Nyeri sampai dibawah lutut dan bukan sekedar paha bagian belakang saja. 3. Riwayat nyeri atau rasa kesemutan yang lama. 4. Riwayat gangguan miksi/defekasi/fungsi seksual. 5. Adanya saddle anaestesi/hipestesi. 6. Adanya kelemahan tungkai. 1. Kapan mulai timbul nyeri ? 2. Bagaimana mulai timbul ? 3. Kualitas nyeri ? 4. Faktor yang memperberat atau memperingan nyeri ? 5. Riwayat trauma sebelumnya ? 6. Apakah ada keluarga yang sakit serupa ?
  • 38. Riwayat penyakit dahulu • Imuno supresi • Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kanker) • Nyeri menetap ( kanker, infeksi ). • Nyeri makin berat (tumor intraspinal, infeksi) • Nyeri berkurang pada posisi terlentang (HNP) • Nyeri makin berat pada pagi hari (Seronegative Spondyloarthropathy : Ankylosing spondylitis, Psoriatik Artritis, Reaktif Spondiloartropathy, Reiter’s Sindrome, Rheumatoid Artritis, Polimialgia Rheumatika, Nyeri Miofasial, Sindrom Fibromialgia) • Nyeri pada posisi duduk ( HNP, Facet Joint Patology, • Canal Stenosis,Paraspinal Muscle Patologi, Sakroiliac join patologi, Spondilosis/Spondilolistesis, Non spesifik LBP) • Adanya deman ( infeksi ) • Gangguan hormonal ( dismenorhea, Post Menopause/Andropause) • Gangguan Viscera ( Referred pain ) • Tanda Neurologi : a. Gangguan urinasi. b. Saddle Anestesi. c. Kelemahan motorik pada ekstremitas d. bawah (Possible Cauda Equina Syndrome) d. Lokasi dan radiasi nyeri. 38
  • 39. Pemeriksaan Fisik • Inspeksi – Gaya berjalan, kesimetrisan, dan perubahan yang dirasakan penderita terkait dengan rasa nyeri • Perkusi dan palpasi – Palpasi harus hati2 karena menimbulkan reaksi nyeri – Palpasi perlu dicari kemungkinan adanya deviasi ke arah lateral atau anteroposterior. – Perkusi dapat membantu menentukan vertebra yg terlibat • Pemeriksaan Neurologis – Pemeriksaan motorik • Kekuatan • Atrofi otot • Fasikulasi pada otot-otot tertentu 39
  • 40. • Pemeriksaan Sensorik – Rasa raba, rasa nyeri, rasa suhu, rasa getar. – Bila terdapat kelainan  tentukan batas  dermatom yg terganggu • Pemeriksaan Refleks – Refleks patela negatif pada HNP lateral di L4-L5 – Refleks Achilles negatif ada HNP lateral L5-S1 • Pemeriskaan Rentang Gerakan – Dilakukan dengan meminta pasien melakukan gerakan fleksi-ekstensi, rotasi dan gerakan ke arah lateral dari sendi lumbal  utk menilai derajat nyeri, functio lesa dan penyebaran nyeri. 40
  • 42. • Manuver – Manuver lasegue – Manuver lasegue menyilang – Manuver valsava – Manuver patrick 42
  • 43. Pemeriksaan Penunjang • Radiologis: foto polos, mielo-CT, CT-Scan dan MRI • Mielografi umumnya dilakukan untuk pemeriksaan praoperasi, seringkali digabungkan dengan CT-Scan. • MRI memiliki sensitivitas yang tinggi utk diagnosis HNP • Laboratorium: LED, CRP, darah Lengkap dan Urin Lengkap, Kultur dan test tuberkulin dilakukan bila ada kecurigaan infeksi 43
  • 44. 44
  • 45. Kegawatdaruratan Nyeri Pinggang • Merupakan gejala atau tanda fisik yang memberi petunjuk adanya suatu kelainan serius yang mendasari nyeri pinggang. • Kegawatdaruratan nyeri pinggang meliputi: – Sindrom kauda ekuina, terjadi akibat herniasi masif yg menyebabkan kompresi kauda ekuina. 45 Warning !
  • 46. Red Flags 46 Tanda bahaya ( keadaan yang serius pada LBP ). • Sindrom Cauda equina ( retensi urine, tanda ggn neurologi bilateral, anestesi sadel ) • Defisit neurologi ( parestesia, paresa dan tanda neurologis lain) • Trauma •Kanker dan penurunan berat badan • Demam. •Riwayat infeksi urogenital • Penggunaan medikasi intra vena. •Imunospuresi, termasuk penggunaan steroid jangka panjang • Usia lebih dari 50 tahun. • Nyeri hebat yang tidak berkurang pada malam hari. • Nyeri makin hebat pada posisi terlentang
  • 47. Yellow Flags 47 Keadaan yg dapat memperlama LBP : • Tingkah laku  timbulnya nyeri pinggang. • Kebiasaan. • Kompensasi masalah. • Masalah diagnosis dan terapi. • Emosi. • Masalah keluarga. • Masalah pekerjaan.
  • 48. Nyeri Pinggang Kronis • Yellow Flags adalah faktor psikologis yang memberi petunjuk bahwa nyeri pada penderita nyeri pinggang secenderung berkembang menjadi kronis. • Nyeri pinggang kronis  durasi nyeri >3 bulan. • Berkembang menjadi kronis diduga karena terlibatnya faktor psikologis yang menghambat penyembuhan. 48
  • 49. Pilar Penatalaksanaan LBP 49 1. Identifikasi adanya red flags dan yellow flags. 2. Edukasi. 3. Aktivitas. 4. Terapi medikamentosa. 5. Terapi fisik (latihan, modalitas, ortosa) 6. Rujukan/Refferal (Tim Multidisiplin) 7. Operasi.
  • 50. Penatalaksanaan • Olahraga  utk penguatan otot-otot dan meningkatkan fleksibilitas pinggang  mengurangi kekambuhan. Olahraga beban ringan, seperti: – Berenang, bersepeda dan berjalan. (memperkuat otot perut dan punggung tnp peregangan berlebihan pd punggung) • Edukasi cara yang baik mengangkat beban. • Pemilihan alas kaki  mempengaruhi postur tubuh. • Obat-obatan: – Analgesik standar (Paracetamol, codein, dan dehidrokodein) – NSAID: penghambat siklooksigenase (ibuprofen, naproxen, diklofenak) dan penghambat siklooksigenase-2 (nabumeton, etodolak dan meloxicam) – Analgesik kuat: potensi sedang (meptazinol dan pentazosin), potensi kuat (buprenorfin, tramadol) dan potensi sangat kuat (diamorfin dan morfin) – Relaxan otot: esperison HCl. – Andidepresan/antikonvulsan: amitriptilin atau gabapentin. 50
  • 51. Pharmacological management for Low Back Pain Recommended drugs:  Parasetamol  NSAIDs  Muscle relaxants 51 Optional drugs:  Opioid < 2 weeks  Oral Steroids  Antidepresants
  • 52. 52
  • 53. Indikasi operasi pada nyeri pinggang – Adanya salah satu kriteria red-flags – Kelainan saraf yang menonjol – Nyeri yang menetap dan berulang, tidak dapat disembuhkan dengan tindakan konservatif – Kelainan saraf yang semakin progresif dan bertambah berat – Kelainan bentuk tulang belakang (skoliosis dan spondilolistesis) – Tumor 53
  • 54. 54
  • 55. Prognosis Nyeri pinggang akut biasanya 90% sembuh spontan atau membaik dalam waktu 6 minggu. Sisanya berkembang menjadi kronis dan perlu penanganan segera. 55
  • 56. Daftar Pustaka • Dewanto G, Suwono JW, Riyanto B, Yuda T. Diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: EGC. 2009. • Heinemann, S. Functional Anatomy of The Spine. Edisi kedua.Philadelphia: Elsevier. 2005. P.3- 13. • Adam RD, Victor M, Ruppert AH. Principles of Neurology. 6th ed. New York: Mc-Graw Hill, 1997. • Brisby H, Ashley H, Diwan AD (2007) In vivo measurement of facet joint nitric oxide in patients with chronic low backpain. Spine 32:1488–1492 • Arya RK. Low backpain-sign, symptoms, and management. New Delhi : Departement of Ortopaedics PGIMER Dr. Ram Manohar Lohia Hospita. JIACM 2014; 15(1): 30-41. • Biyani A, Andersson GBJ. Low back pain: pathophysiology and management. J Am Acad Orthop Surg 2004;12:106-15. • Deyo RA, Weinstein JN. Primary care : Low back pain. N Engl J Med 2001; 344(5): 363-70. • Hiikka Riihiimaki and Eira Viikari Juntura. Musculoskeletal System in International Labour Office. Encyclopedia of Occupational Health and Safety. Edited by Jeanne Mager Stellman. Fourth edition, vol I, Geneva, 1998. • Murdana N. Rehabilitasi Muskuloskeletal : Nyeri pinggang Bawah. Jakarta : FKUI – RSUPN Cipto Mangunkusumo. 2012. • Kerr MS, Farnik JW, et.al, 2001, Biomechanical and Psychosocial Risk Factors for Low Back Pain at Work, Am J Public Health, 9; 1069-75. 56

Notes de l'éditeur

  1. Figure 1. Common Pathoanatomical Conditions of the Lumbar Spine. A superior view of a lumbar vertebra with normal anatomy and canal configuration is shown in the upper right. In the superior view of a lumbar vertebra and intervertebral disk (center right), herniation of the nucleus pulposus into the spinal canal is evident. The nucleus pulposus has a soft consistency, at least from childhood to middle age, and may protrude through confluent fissures in the anulus fibrosus. This usually occurs in the lateral part of the spinal canal, as shown. The usual abnormalities that result in spinal stenosis (lower right) include hypertrophic degenerative changes of the facets and thickening of the ligamentum flavum. These processes may result in a severely narrowed canal, either centrally or in the lateral recesses of the canal. A lateral view of the lumbosacral spine, illustrating spondylolysis of the L5 vertebra with associated spondylolisthesis at L5-S1, is shown on the left. Spondylolysis refers to a defect in the pars interarticularis of the vertebra, which may be congenital or a result of stress fracture. Spondylolisthesis refers to the anterior displacement of a vertebra on the one beneath it. This may occur as a result of spondylolysis as shown (called isthmic spondylolisthesis) or as a result of degenerative disk disease, usually in the elderly. This process may contribute to narrowing of the spinal canal in spinal stenosis.