4. Kepemimpinan Transformasional
• Transformasional berasal dari kata to
transform, yang artinya mentransformasikan
atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain
yang berbeda. Pemimpin dapat menerapkan
kaidah kepemimpinan transformasional jika
mampu mengubah kekuatan sumber daya, baik
manusia, sarana prasarana, maupun situasi
untuk mencapai tujuan reformasi birokrasi.
• Visi pemimpin memberi pengikut dengan motivasi
untuk kerja keras
5. Kepemimpinan Transformasional
• Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pemimpin transformasional adalah pemimpin yang visioner.
mendasarkan dirinya pada citacita organisasi di masa akan datang.
Seorang pemimpin transformasional memandang nilai-nilai
organisasi sebagai nilai-nilai luhur yang perlu dirancang dan
ditetapkan oleh seluruh staf sehingga para staf mempunyai rasa
memiliki dan komitmen dalam pelaksanaannya. Nilai-nilai yang
terpenting dan dijunjung tinggi pemimpin adalah segala-galanya
dan dapat dijadikan rujukan untuk dijadikan nilai-nilai dasar
organisasi (basic values) yang dijunjung oleh seluruh pegawai.
6. Kepemimpinan Transformasional
1. Visioner artinya pemimpin yang memiliki
visi yang jelas
2. Karismatik artinya mampu mempengaruhi
pengikutnya dengan menimbulkan emosi
positif
3. Inspirasional artinya selalu memotivasi
bawahan untuk berbuat lebih baik
7. Pentingnya Transformasional
• a. Secara signifikan meningkatkan kinerja organisasi.
Pemimpin transformasional mampu memotivasi
pengikutnya untuk melakukan sesuatu (kinerja) diluar
dugaan (beyond normal expectation) melalui
transformasi pemikiran dan sikap mereka untuk
mencapai kinerja.
• b. Peningkatan motivasi pegawai akan berdampak
meningkatkan kinerja organisasi. Dengan
kepemimpinan transformasional akan menghasilkan
organisasi berkinerja tinggi.
8. Pentingnya Transformasional
c. Secara positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran
jangka panjang dan kepuasan pelanggan;
d. Membangkitkan komtimen yang lebih tinggi para
anggotanya terhadap keseharian organisasi;
e. Meningkatkan kepuasan pekerja melalui pekerjaan dan
pemimpin;
f. Mengurangi stres para pekerja dan meningkatkan
kesejahteraan.
9. Prinsip Transformasional
Prinsip menciptakan kepemimpinan yang sinergis :
1. Simplifikasi
Diawali dengan sebuah visi yang akan menjadi cermin dan tujuan Bersama
“Kemana kita akan melangkah” dalam melangkah mulai dari tujuan akhir
2. MotivasI
Memberikan bimbingan dan arahan
3. Fasilitasi
Secara Efektif menfasilitasi “Pembelajaran” yang terjadi dalam organisasi
4. Inovasi
Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide
5. Mobilitas
Pergerakan seluruh sumber daya yang ada
6. Open mind
Perubahan merupakan hal yang pasti
7. Memiliki tekad yang kuat
Tekad bulat untuk mencapai hasil Akhir, menyelesaikan sesuatu baik dan tuntas
10. Ciri Kepemimpinan Transformasional
a. Karisma Karisma didefinisikan sebagai seorang
pemimpin yang mempengaruhi pengikutnya dengan
menimbulkan emosi positif yang kuat, dan identifikasi
dengan pemimpin tersebut. Emosi positif misalnya
penasaran, termotivasi, senang, bahagia, ingin bekerja
dengan sempurna dan lain sebagainya.
b. Stimulasi intelektual Yaitu sebagai sebuah proses yang
apa adanya seorang pemimpin meningkatkan
kesadaran para pengikutnya terhadap masalah-
masalah dan mempengaruhi para pengikutnya untuk
memandang masalah tersebut dari sebuah prespektif
yang baru.
11. Ciri Kepemimpinan Transformasional
c. Perhatian yang diindividualisasi Seperti memberikan
dukungan, membesarkan hati, dan memberi pengalaman-
pengalaman tentang pengembangan para staf di
Puskesmas.
12. Bass dan Riggio mengemukakan bahwa kepemimpinan
transformasional mempunyai empat dimensi, yaitu :
13. Implikasi Kepemimpinan Transformasional
a. Idealized influence (or charismatic influence)
seorang pemimpin memukau, menyenangkan, dan
mampu menyentuh getaran emosi dan pikiran orang
disekitarnya. Contoh : Kepala Puskesmas sebagai
pemimpin sikap dan perlakuan disiplin, bertanggung
jawab, penuh integritas saat bekerja sehingga staf merasa
segan, hormat dan percaya
a. Inspirational motivation
Inspirational motivation berarti karakter seorang
pemimpin yang mampu menerapkan standar yang tinggi
namun mampu mendorong bawahan untuk mencapai
standar tersebut.
14. Implikasi Kepemimpinan Transformasional
c. Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin
transformasional yang mampu mendorong bawahannya
untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan
rasional. Contoh : Kepala Puskesmas Menggali ide-ide
baru dan solusi lain yang kreatif dari staf tentang
pelayanan efektif dan aman di era pandemic, misalnya
pembinaan keluarga, pelayanan kunjungan rumah Ibu
hamil dan bayi, kunjungan pada keluarga berisiko tinggi,
pelayanan pencegahan penyakit menular, kesehatan
lingkungan, dan yang lainnya
15. Implikasi Kepemimpinan Transformasional
d. Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin
yang mampu memahami perbedaan individual para bawahannya.
Dalam hal ini, pemimpin transformasional mau dan mampu untuk
mendengar aspirasi, mendidik, dan melatih bawahan. Contoh :
beberapa staf melakukan kesalahan dalam bekerja, menimbulkan
complain dan keluhan dari pasien yang datang ke Puskesmas. Kepala
Puskesmas memanggil yang bersangkutan, sebagai pemimpin
menunjukan perhatian dalam mendengarkan informasi dri staf yang
bersangkutan, dan mengamati kekuatan dan potensi yang dimiliki staf
, kemudian menindaklanjuti keluhan, ide, harapan-harapan, dan
segala masukan yang diberikan staf. Selanjutnya mengajak staf untuk
berkomitmen melakukan perubahan, dan menjaga jangan sampai
terulang kembali.
17. Puksesmas Cahaya
1. Kesenjangan nilai-nilai anti korupsi yang dilanggar/diabaikan :
Suasana kerja yang tidak kondusif/tidak nyaman
Kurangnya kerja sama
Ragu dalam mengambil keputusan
Pimpinan bersifat labil
Ada perbedaan perlakuan antara
2. Bagaimana nilai anti korupsi yang diterapkan dalam upaya
pemecahan masalah/inovasi yang dilakukan :
Kepedulian
Sebagai pimpinan Puskesmas Cahaya harus peduli terhadap
lingkungan kerja.
Tanggung Jawab
Kepala Puskesmas Cahaya harus sadar dengan tanggung
jawabnya sebagai pemimpin dalam membangun komunikasi
internal yang baik terhadap seluruh petugas.
18. Puksesmas Cahaya
Kerja Keras
Pemimpin harus menguasai diri lebih dahulu sebelum menguasai
orang lain. Jika interaksi antar pimpinan dan individu pegawai
dapat dicapai bersama maka hasil yang dicapai akan lebih
optimal.
Keadilan
Sebagai pimpinan harus mampu bersikap adil, tidak memihak,
tidak berat sebelah sehingga bisa mengambil keputusan secara
adil
Kemandirian
Seorang pimpinan harus mendewasakan diri sehingga mampu
mengatur kehidupannya dan orang-orang yang menjadi tanggung
jawabnya