5. Pandangan konservatif didasarkan pada landasan
hukum kecuratan tradisional, yang memfokuskan
pada bagaimana pornografi mengkorup nilai-nilai
moral dan kebaikan orde sosial.
Ia mengambil posisi bahwa hasrat seksual harus
dibatasi dengan rasionalitas, interpersonal
komitmen, dan tanggung jawab, yakni kualitas-
kualitas yang dilestarikan melalui perkawinan dan
komitmen kepada keluarga.
Pornografi adalah penyakit sosial karena ia
mendorong hasrat impersonal dan rekreasi
seks, karena itu merusak hubungan antara laki-laki
dan perempuan dan melongsorkan perkawinan.
Pandangan konservatif dapat didasarkan pada
agama atau teori moral sekular.
6. Perspektif feminis arus-utama menolak pandangann moral
dan religius dari pendekatan konservatif.
Dalam pandangan ini bukan mengenai pornografi seks
tetapi tentang kekuasaan
Beberapa feminis membedakan pornografi dari
erotika, yang didefinisikan sebagai penggambaran
perempuan setara dengan laki-laki.
Akan tetapi, tidak semua feminis suka pembatasan-
pembatasan terhadap pornografi.
Dalam pandangan mereka, perempuan dan kelompok
minoritas mengandalkan kebebasan berbicara untuk
mempromosikan hak-hak mereka, sehingga mereka telah
bahu-membahu dengan kaum liberal dan sipil dalam
libertarians melawan feminisme pro-penyensoran.