Dokumen tersebut merangkum hasil analisis kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus pertama pelaksanaan treatment. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan pengamatan individu, rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa berkisar antara 62-87% untuk berbagai indikator. Indikator mengumpulkan data mencapai tingkat kemampuan tertinggi.
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
4. bab 4 2
1. 51
4.1.4 Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Siklus I
Dari penelitian yang telah dilakukan, instrumen pengumpulan data
mengenai kemampuan berfikir kritis siswa diambil dari laporan hasil pengamatan
individu yang mengacu pada rubrik penilaian. Hasil laporan pengamatan individu
yang digunakan disusun berdasarkan indikator kemapuan berpikir kritis. Di dalam
penjabaran kemampuan berpikir kritis tersebut didasarkan pada lima indikator
yaitu: 1). Menganalisis rumusan masalah; 2). Kemampuan merumuskan hipotesis;
3). Menjastifikasi / mengumpulkan data; 4). Menyajikan data hasil pengamatan;
5). Kemampuan menganalisis hasil pengamatan; 6) kemampuan membuat
kesimpulan . Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil laporan individu siswa,
dapat disajikan data berfikir kritis siswa berdasarkan butir-butir indikator pada
tabel 9.
Tabel 9. Rata-rata persentase berfikir kritis siswa berdasarkan butir indikator
No Rubrik Persentase Kemampuan Berfikir
Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
1 Merumuskan masalah 63,63 66,67 87,87 90,90 77,26 kritis
2 Membuat hipotesis 62,12 66,67 84,84 86,36 74,99 Cukup kritis
3 Mengumpulkan data 66,67 89.39 90,90 96,97 85,98 kritis
4 Menyajikan data 66,67 77,27 90,90 96,97 82,95 kritis
5 Menganalisis 60,60 65,15 69,69 69,69 66,26 Cukup kritis
6 Menyimpulkan 57,57 77,27 80,30 80,30 73,86 Cukup kritis
% Berfikir Kritis 62,87 73,73 84,08 86,86 76,88 kritis
Kategori Cukup
Kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat rata-rata kemampuan berfikir kritis
siswa kelas VII1 SMP Muhammadiyah 2 pekanbaru tahun ajaran 2014/2015 pada
siklus 1 paling tinggi pada pertemuan 3(62,87%) Kritis, yang terendah pada
pertemuan 1 (62,87%) Cukup Kritis sedangkan pertemuan 2 dan tiga sama-sama dalam
kategori kritis. Untuk indikator persentase paling tinggi yaitu indikator 3 (85,98%)
dengan kategori kritis. Indikator berfikir kritis yang terendah yaitu indikator 5
2. 52
(66,26%) dengan kategori cukup kritis. Sedangkan untuk indikator lainnya ada
dalam kategori cukup kritis.
a. Merumuskan Masalah
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah
penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanas. Dari kedua
pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa kelas
VII1 SMP Muhammadiyah 2 pekanbaru tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1
selama dua kali pertemuan yang dinilai . Perbandingan rata-rata kemampuan
berfikir kritis untuk merumuskan masalah disajikan pada tabel 10.
Tabel 10. Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa untuk merumuskan
masalah (siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
1 Merumuskan masalah 63,63 66,67 87,87 90,90 77,26 kritis
Kategori Cukup Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil klasifikasi kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
merumuskan masalah setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang didapatkan dari
perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan aturan menurut
erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah dimodifikasi dan dapat
dilihat pada gambar 2.
3. 53
Gambar 2 Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Merumuskan Masalah
Berdasarkan gambar 2. kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator merumuskan masalah. Persentase terendah dari kemampuan
berfikir kritis siswa untuk indikator merumuskan masalah terlihat pada pertemuan
1 dengan pokok bahasan energi , dengan jumlah 19 orang siswa (63,63 %) pada
kategori cukup kritis dan (36,37%) siswa kategori kurang kritis . Dan persentase
tertinggi terlihat pada pertemuan 4 dengan pokok bahasan uji makanan dan
pencernaan yaitu 90,90% siswa dengan kategori (sangat kritis) dan (9,10%)
orang siswa dengan kategori kurang kritis. Sehingga dapat peningkatan
kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan merumuskan masalah dari
pertemuan 1-4 yaitu : 27,27%.
b. Merumuskan hipotesis
Merumuskan Hipotesis adalah membuat jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya . Dari kedua pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata
kemampuan berfikir kritis siswa kelas VII1 SMP muhammadiyah 2 pekanbaru
P
E
R
S
E
N
T
A
S
E
4. 54
tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1 selama dua kali pertemuan yang dinilai .
Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis untuk merumuskan hipotesis
disajikan pada table 12.
Tabel 12. Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa untuk merumuskan
hipotesis (siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
2 Membuat hipotesis 62,12 66,67 84,84 86,36 74,99 Cukup kritis
Kategori Cukup
kritis
Cukup
kritis
Kritis Kritis Cukup
kritis
Adapun hasil klasifikasi kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
merumuskan masalah setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang didapatkan dari
perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan aturan menurut
erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah dimodifikasi dan dapat
dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 . Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Merumuskan
Hipotesis
P
E
R
S
E
N
T
A
S
E
5. 55
Berdasarkan gambar 3 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator merumuskan hipotesis Persentase terendah dari kemampuan
berfikir kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada
pertemuan 3 dengan pokok bahasan energi , yaitu (62,12%) pada katgori cukup
kritis dan (37,88%) siswa pada kategori kurang kritis . Dan persentase tertinggi
terlihat pada pertemuan 6 dengan pokok bahasan uji makanan dan pencernaan,
yaitu 86,36% dengan kategori (sangat kritis) dan (13,64%) siswa dengan
kategori kurang kritis. Sehingga dapat dilihat peningkatan kemampuan berfikir
kritis untuk kemampuan merumuskan hipotesis dari pertemuan 1-4 yaitu :
21,51%.
c. Mengumpulkan data
Mengumpulkandata merupakan Suatu pernyataan (statement) tentang sifat,
keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
(Gulo, 2002 : 110). Dari kedua pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata
kemampuan berfikir kritis siswa kelas VII1 SMP muhammadiyah 2 pekanbaru
tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1 selama dua kali pertemuan yang dinilai .
Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan
mengumpulkan data disajikan pada tabel 13.
Tabel 13 Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa kemampuan
mengumpulkan data (siklus 1)
No Rubrik Persentase kemampuan
berfikir kritis siswa
Rata-
rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
3 Mengumpulkan data 66,67 89.39 90,90 96,97 85,98 Kritis
Kategori Cukup
kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
kemampuan mengumpulkan data setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang
6. 56
didapatkan dari perhitungan dengan menggunakan aturan menurut erman dalam
muyadiana dalam selamet (2008) yang telah dimodifikasi dan dapat dilihat pada
gambar 4.
Gambar 4. Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Kemampuan
Mengumpulkan Data
Berdasarkan gambar 4 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator mengumpulkan data. Persentase terendah dari kemampuan
berfikir kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada
pertemuan 1 dengan pokok bahasan energi , yaitu (66,67%) siswa pada kategori
cukup kritis dan (33,33%) siswa pada kategori kurang kritis . Dan persentase
tertinggi terlihat pada pertemuan 6 dengan pokok bahasan uji makanan dan
pencernaan, yaitu (96,97 % ) siswa dengan kategori sangat kritis dan
(3,03%)siswa dengan kategori kurang kritis. Sehingga dapat dilihat peningkatan
kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan mengumpulkan data dari pertemuan
1-4 yaitu : 30,3%.
7. 57
d. Menyajikan data
Penyajian Data adalah salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dari kedua
pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa kelas
VII1 SMP muhammadiyah 2 pekanbaru tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1
selama dua kali pertemuan yang dinilai . Perbandingan rata-rata kemampuan
berfikir kritis untuk kemampuan menyajikan data disajikan pada tabel 14.
Tabel 14. Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa kemampuan
menyajikan data (siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
4 Menyajikan data 66,67 77,27 90,90 96,97 82,95 Kritis
Kategori Cukup
kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
kemampuan menyajikan data setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang
didapatkan dari perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan
aturan menurut erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah
dimodifikasi dan dapat dilihat pada gambar 5.
8. 58
Gambar 5. Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Kemampuan
Menyajikan Data
Berdasarkan gambar 5 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator menyajikan data Persentase terendah dari kemampuan berfikir
kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada pertemuan 3
dengan pokok bahasan energi , yaitu (66,67%) pada kategori cukup kritis dan
(33,33%) pada kategori kurang kritis . Dan persentase tertinggi terlihat pada
pertemuan 6 dengan pokok bahasan uji makanan dan pencernaan, yaitu 96,97 %
sisa dengan kategori sangat kritis dan jumlah paling sedikit (3,03%) orang siswa
dengan kategori kurang kritis. Sehingga dapat dilihat rata-rata kemampuan
berfikir kritis untuk kemampuan menyajikan data dari pertemuan 1-4 yaitu :
30,3%.
e. Menganalisis
Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna
meneliti secara mendalam. Dari kedua pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata
kemampuan berfikir kritis siswa kelas vii1 smp muhammadiyah 2 pekanbaru
tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1 selama dua kali pertemuan yang dinilai .
9. 59
Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan menganalisis
data disajikan pada tabel 15.
Tabel 15. Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Menganalisis
Data (Siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
5 Menganalisis 60,60 65,15 69,69 69,69 66,26 Cukup kritis
Kategori Cukup
kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil klasifikasi kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
kemampuan menganalisis data setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 7-8 yang
didapatkan dari perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan
aturan menurut erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah
dimodifikasi dan dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Kemampuan
Menganalisis Data
10. 60
Berdasarkan gambar 6 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator menganalisis data Persentase terendah dari kemampuan berfikir
kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada pertemuan 1
dengan pokok bahasan energi , yaitu 60,60% pada kategori cukup kritis dan
39,4% pada kategori kurang kritis . Dan persentase tertinggi terlihat pada
pertemuan 4 dengan pokok bahasan uji makanan dan pencernaan, yaitu 69,69 %
pada kategori cukup kritis dan 30,31% siswa dengankategori kurang kritis.
Sehingga dapat dilihat peningkatan kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan
menganalisis data dari pertemuan 1-4 yaitu : 9.09%
f. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah membuat pernyataan singkat tentang hasil
analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah
dilakukan berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan
masalah. Keseluruhan jawaban hanya terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan
jumlah jawaban disesuaikan dengan jumlah rumusan masalah yang diajukan.
Dari kedua pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata kemampuan
berfikir kritis siswa kelas VII1 SMP muhammadiyah 2 pekanbaru tahun ajaran
2014/2015 pada siklus 2 selama dua kali pertemuan yang dinilai . Perbandingan
rata-rata kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan menyimpulkan data
disajikan pada tabel 16.
Tabel 16. Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kemampuan
Menyimpulkan Data (Siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
6 Menyimpulkan 57,57 77,27 80,30 80,30 73,86 Cukup kritis
Kategori Cukup
kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil klasifikasi kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
kemampuan menyimpulkan setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri
11. 61
terbimbing (guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang
didapatkan dari perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan
aturan menurut erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah
dimodifikasi dan dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Kemampuan
Menyimpulkan Data
Berdasarkan gambar 7 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator menyimpulkan data. Persentase terendah dari kemampuan
berfikir kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada
pertemuan 1 dengan pokok bahasan energi , yaitu (57,57 %) pada katgori cukup
kritis dan jumlah siswa paling sedikit yaitu (42,42 %) pada kategori kurang kritis.
Dan persentase tertinggi terlihat pada pertemuan 4 dengan pokok bahasan uji
makanan dan pencernaan, yaitu 80,30 % dengan kategori cukup kritis dan 19,7 %
siswa dengan kategori kurang kritis. Sehingga dapat dilihat peningkatan
kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan menyimpulkan data dari pertemuan
1-4 yaitu : 22,73%.