2. Pakaian merupakan nikmat agung yang
telah Allah anugerahkan kepada hamba-
hamba-Nya, supaya mereka menutup aurat
mereka dengannya. Kemudian, Allah
menambahkan kenikmatan tersebut dengan
menganugerahkan ‘riyaasy’ (pakaian indah)
sebagai perhiasan.
Oleh karena itu, seorang Muslim hendaknya
memperhatikan ada-adab yang berkaitan
dengan pakaian
3. DALIL
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Hai anak
Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat
kalian dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian takwa itulah yang lebih baik. Hal itu
semua merupakan ayat-ayat Allah, supaya
mereka berdzikir mengingat-Ku.” (QS. al-A’raf :
26).
6. Pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam membawa kain sutra ditanganya dan emas
ditang kirinya, seraya bersabda
ْيِتَّمَأ ِر ْوُكُذ ىَلَع ٌما َرَح ِْنيَذه َّنِإ.
“Sesungguhnya keduanya haram atas kaum lelaki
dari ummatku.” [HR. Abu Dawud no. 4057
diriwayatkan pula dengan sanad hasan oleh an-
Nasa-i VIII/160 dan Ibnu Hibban no. 1465]
7. Tidak dibolehkan bagi laki-laki memanjangkan pakaian
atau celana panjang, burnus (sejenis mantel yang
bertudung kepala) atau jubah sampai melebihi mata
kaki.
8. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ِفَف ِارَزِإلْا َنِم ِْنيَبْعَكْال َنِم َلَفْسَأ اَمِارََّّال ي .
“Kain yang dibawah mata kaki maka tempatnya
di Neraka.” [HR. Al-Bukhari no. 5787 dan an-
Nasa-i VIII/207 no. 5331]
9. Hendaknya mengutamakan pakaian(kain) putih
daripada warna lainnya, akan tetapi seorang
Muslim berpandangan memakai pakaian warna
apa saja hukumnya boleh
10. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Pakailah pakaian berwarna putih,
karena pakaian berwana putih lebih suci dan
lebih baik. Kafankanlah jenazah kalian dengan
kain putih” (HR. Ahmad, an-Nasaa’i, dan selain
keduanya, lihat Shahiihul Jaami’ : 1235)
11. Diwajibkan bagi wanita muslimah untuk memanjangkan
pakaiannya hingga dapat menutupi kedua mata kakinya dan
hendaknya menjulurkan kain kerudung jilbab pada kepalanya
hingga menutupi leher dan dadanya
12. Firman Allah Azza wa Jalla
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan
pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari
mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka,
dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera
mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka,
atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang
mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [An-
Nuur/24: 31]
14. Seorang muslim tidak dibenarkan menutup kain
ke seluruh tubuhnya dan tidak menyisakan
tempat keluar untuk kedua tangannya karena
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang
hal ini dan tidak boleh berjalan dengan satu
sandal
16. Laki-laki muslim tidak boleh menggunakan busana
muslimah dan wanita muslimah tidak boleh
menggunakan busana laki-laki
17. • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah melaknat wanita yang menyerupai laki-
laki, dan laki-laki yang menyerupai wanita.” (HR.
Bukhari 5885)
• Beliau juga bersabda, “Allah melaknat laki-laki
yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang
memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud dan
Hakim, lihat Shahiihul Jaami’ : 5095).
18. Bagi seorang muslim, jika hendak mengenakan sandal
maka haruslah memulai dengan kaki kanan dan jika
hendak melepaskan memulai dengan kaki kiri
19. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
َىَّْمُيالِب ْأَدْبَيْلَف ْمُكُدَحَأ َلَعَتَّْا اَذِإْأَدْبَيْلَف َعَلَخ اَذِإ َوَمِِّشالِبِلا
“Apabila salah seorang di antara kamu memakai
sandal (sepatu), maka mulailah dengan yang
kanan dan apabila melepasnya mulailah dengan
yang kiri.” [HR. Al-Bukhari no. 5855 dan Muslim
no. 2097]
25. ِهْيََِّت ْوَسَك َتََّْأ ُدْمَحْال َكَل َّمُهَّللَاِْريَخ َو ِه ِْريَخ ْنِم َكُلَأْسَأوُبَأ َلا َعَُِّص اَم
ِِّىِبََّّال ُابَحْصَأ َانَكَف َة َرْضََّ-هللا صلىوسلم عليه-َسِبَل اَذِإُدَحَأْمُه
َليِق ًاديِدَج اًب ْوَثُهَل
Abu Nashroh mengatakan, “Biasanya sahabat Nabi
shallallahu alaihi wa sallam ketika melihat salah
seorang sahabat mengenakan pakaian baru mereka
mengatakan padanya,
يِلْبُتىَلاَعَت ُهللا ُفِلْخُي َو
“Tubliy wa yukhlifullahu Ta’ala (artinya: Kenakanlah
sampai lusuh. Semoga Allah Ta’ala memberikan
gantinya ke-padamu).”