BAGAIMANAKAH ASSESSMENT TERHADAP PELATIHAN MARINE ENGINEER DI ENGINE ROOM SIMULATOR ? (studi kasus di Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran - Pelaut Kapal Niaga)
BAGAIMANAKAH ASSESSMENT TERHADAP PELATIHAN MARINE ENGINEER DI ENGINE ROOM SIMULATOR ?
(studi kasus di Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran - Pelaut Kapal Niaga KEMENHUB)
Similaire à BAGAIMANAKAH ASSESSMENT TERHADAP PELATIHAN MARINE ENGINEER DI ENGINE ROOM SIMULATOR ? (studi kasus di Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran - Pelaut Kapal Niaga)
Similaire à BAGAIMANAKAH ASSESSMENT TERHADAP PELATIHAN MARINE ENGINEER DI ENGINE ROOM SIMULATOR ? (studi kasus di Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran - Pelaut Kapal Niaga) (20)
BAGAIMANAKAH ASSESSMENT TERHADAP PELATIHAN MARINE ENGINEER DI ENGINE ROOM SIMULATOR ? (studi kasus di Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran - Pelaut Kapal Niaga)
1. BAGAIMANAKAH ASSESSMENT
TERHADAP PELATIHAN MARINE
ENGINEER DI ENGINE ROOM
SIMULATOR ?
(studi kasus pada Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan
Peningkatan Ilmu Pelayaran – Kemenhub Jakarta)
2.
3.
4. BAGAIMANAKAH ASSESSMENT
TERHADAP PELATIHAN MARINE
ENGINEER DI ENGINE ROOM
SIMULATOR ?
(studi kasus pada Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan
Peningkatan Ilmu Pelayaran – Kemenhub Jakarta)
Oleh :
Akmad Yani R, S.SiT
5. Apakah anda tahu, siapakah Marine
Engineer dan apa Engine Room Simulator ?
• Kepala Kamar Mesin (KKM) ataupun Masinis dapat dikatakan
sebagai Marine Engineer yaitu seseorang yang memiliki
kualifikasi keahlian atau keterampilan pada disiplin ilmu teknik
terapan kepelautan mencakup sebagian besar ilmu teknik
mesin, teknik listrik dan kontrol dalam pengembangan desain,
pengoperasian dan pemeliharaan serta sistem – sistem yang
terhubung pada kapal niaga.
• Engine Room Simulator (ERS) adalah sebuah simulator kamar mesin
yang dirancang untuk mensimulasikan berbagai jenis mesin dan
peralatan menyerupai seperti kamar mesin (Engine Room) diatas
kapal yang dapat terdiri mesin penggerak utama, mesin pembangkit
listrik (diesel generator, turbo generator & shaft generator), ketel
uap (boiler), permesinan bantu lainya seperti pompa-pompa,
purifier, kompresor, exhaust gas economizer, heat exchangers
hingga tangki-tangki penyimpanan bahan bakar, minyak lumas dsb.
Yang terkoneksi menghubungkan tiap permesinan yang ada.
6. Apakah Engine Room Simulator sangat penting
bagi seorang Marine Engineer yang mengikuti
diklat kepelautan ?
• Ya, sangat penting sekali. Seorang Marine Engineer yang
mengikuti pelatihan Engine Room Simulator untuk
meningkatan kompetensi pada fungsi permesinan ataupun
pengendalian pengoperasian kapal baik pada tingkat
supporting, operational maupun management level. Sehingga
peserta diklat dapat benar – benar memahami sebuah
simulasi menyerupai riil diatas kapal pada berbagai pilihan
simulasi pengoperasian permesinan kapal pada kondisi kapal
saat keadaan seperti : 1. In dock 2. In port before D/G Run 3.
In port before M/E Start 4. Just before ocean going dan lain
sebagainya.
7. • Dalam pengujian di ERS, seorang penguji
(instruktur) harus memberikan penilaian
penuh sebagai kriteria ketuntasan seorang
marine engineer yang telah menyelesaikan
salah satu program pelatihan.
• Metode penilaian dapat dilakukan dengan
cara assement maupun examination, jika
Assessment merupakan sebuah “penilaian”
pada pendekatan sebuah proses maka
Examination dapat dikatakan “pengujian”
yang keduanya sama – sama menentukan
kriteria akhir sebuah pelatihan.
8. • seorang Marine Engineer yang melakukan
kesalahan paling kecil dan paling cepat
menyelesaikan waktu pengoperasian akan
mendapatkan nilai capaian paling tinggi dalam
pelatihan di Engine Room Simulator.
• Beberapa alasan besarnya tingkat kesalahan
yang di buat seorang Marine Engineer dalam
pengujian ERS adalah karena masing – masing
dari seorang Marine Engineer memiliki
pengalaman yang tidak sama di atas kapal
serta saat pelatihan jumlah peserta tiap
kelompok melebihi kapasitas ideal antara 8 –
10 orang.
9. Dalam pembahasan ini dijelaskan cara untuk
melakukan penilaian yang ideal pada
pelatihan ERS
1. Metodologi penilaian :
Digunakan untuk memberi tingkat prestasi
pencapaian pelatihan, dan kondisi normal
sebuah
prosedur
pengoperasian
dapat
ditentukan sendiri oleh instruktur maupun
penguji. dengan menghitung berapa banyak
jumlah kesalahan prosedur pengoperasian,
termasuk kesalahan kelalaian, kesalahan
memberi order, kesalahan yang tidak
semestinya terjadi dan lain sebagainya.
10.
11. Jumlah kesalahan prosedur pengoperasian (“EN”)
dapat dengan mudah diukur dengan alarm printer
(event printer) yang terdapat pada simulator, kemudian
Jumlah kemungkinan untuk melakukan kesalahan pada
kondisi normal (“ET”) dapat ditentukan dengan
menentukan kemungkinan kesalahan yang mungkin
dilakukan pada setiap pelatihan. Berikut digambarkan
model skema diagram pada pelatihan ERS.
12. 2. Skenario di ERS tentang pengukuran tingkat
kesalahan (Error Rate) :
Kesalahan yang beresiko merusak sistem kamar mesin
Hal ini sebagai indeks dalam memperhitungkan penyebab faktor –
faktor kerusakan pada kamar mesin diatas kapal dengan beberapa
asumsi sbb:
•Apa dan dengan cara bagaimana suatu kegagalan mesin (failure)
terjadi?
•Seberapa luas dampak yang disebabkan oleh suatu kegagalan mesin
(failure)
•Seberapa sering kegagalan mesin (failure) terjadi?
Untuk itulah perlengkapan mesin di kapal di lengkapi oleh sistem
pengaman ganda seperti faktor – faktor penyebab engine shutdown,
engine slowdown, boiler trip, generator trip dan lain sebagainya
Contoh : faktor penyebab engine shutdown adalah over speed, cylinder
oil non flow, L.O low pressure
13.
14. Latihan menggunakan simulator dan contoh “ET “
Salah satu tujuan dari pelatihan simulator adalah
untuk menguasai prosedur operasi yang sama seperti
yang diatas kapal (sebenarnya). Oleh karena itu
diharapkan bahwa prosedur operasional diatas kapal
(sebenarnya) harus menjadi prosedur yang sama
seperti yang dilakukan prosedur yang dilakukan pada
Engine Room Simulator.
15. 2. Skenario perhitungan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan setiap simulasi pelatihan :
Beberapa peserta diklat membutuhkan waktu
pengulangan untuk simulasi pelatihan yang sama.
Semakin lama waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pelatihan, semakin banyak waktu yang
dihabiskan untuk memikirkan cara mengeksekusi
kesalahan. Oleh karena itu standar waktu penyelesaian
dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
T = T1 : T2
Dimana :
T1 = waktu yang dibutuh untuk menyelesaikan
pelatihan
T2 = standar waktu yang ditentukan (tergantung
variasi simulasi)
16. Demikian, kiranya penjelasan ini dapat menambah suatu yang
bermanfaat bagi kita semua dimana suatu kriteria penilaian
ketuntasan bagi pelatihan simulator pada umumnya sehingga
kita dapat sama – sama mengurangi angka kecelakaan kerja
yang disebabkan kelalaian dan ketidak tahuan saat
mengoperasikan permesinan diatas kapal. Sekian pembahasan
ini dengan segala kekurangan ataupun kesempurnaan kiranya
kami menyampaikan maaf sebesar – besarnya atas hal yang
kurang berkenan.