Dokumen tersebut membahas mengenai metode penghitungan harga pokok produksi untuk perusahaan yang melakukan proses produksi melalui satu atau lebih tahap produksi. Terdapat beberapa metode penghitungan harga pokok yaitu metode harga pokok rata-rata, FIFO, dan LIFO untuk memperhitungkan biaya produk dalam proses awal periode. Dokumen juga menjelaskan pengaruh produk hilang, rusak, serta contoh
3. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses Menentukan Harga Jual produk
Memantau realisasi biaya produksi
Menghitung laba dan rugi periodik
Menentukan harga pokok persediaan produk
jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca.
(sumber : Mulyadi, 2002;71)
4. Metode Harga Pokok Proses
Karakteristik :
Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu.
Produk yang dihasilkan bersifat homogin dan bentuknya
standar.
Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau
scheduls produksi untuk satuan waktu tertentu
Tujuan Produksi untuk mengisi persediaan yang
selanjutnya dijual
Kegiatan produksi bersifat kontinyu.
Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap
akhir periode
5. Sistem Pembebanan Biaya pada
Metode Harga Pokok Proses
1. Semua elemen biaya dibebankan
berdasarkan biaya sesungguhnya (historical
cost system)
2. Elemen biaya tertentu yaitu Biaya overhead
pabrik, dibebankan berdasarkan tarif atau
biaya yang ditentukan di muka.
3. Semua elemen biaya dibebankan pada
produk atas dasar harga pokok yang
ditentukan di muka
6. Laporan Harga Pokok Produksi
1. Laporan Produksi, menunjukkan :
a. Informasi Jumlah Produk yang diolah, baik
dari produk dalam proses awal, produk
yang baru dimasukkan atau diterima dari
departemen sebelumnya, maupun
tambahan produk pada departemen
lanjutan akibat adanya tambahan bahan
kalau ada.
b. Informasi jejak produk yang diolah,
meliputi produk selesai yang dimasukkan
ke gudang atau dipindahkan ke
departemen lanjutan, produk yang masih
dalam proses akhir, produk hilang, produk
rusak, produk cacat.
7. Lanjutan………
2. Biaya yang dibebankan, menunjukkan
informasi tentang :
a. Jumlah biaya yang dibebankan, meliputi
harga pokok produk dalam proses awal
kalau ada, harga pokok yang diterima dari
departemen sebelumnya untuk departemen
lanjutan, dan elemen biaya yang
ditambahkan pada tahap pengolahan
produk yang bersangkutan.
b. Tingkat produksi ekuivalen yang dihitung
dari laporan produksi. Informasi ini untuk
menghtiung harga pokok satuan.
c. Harga pokok satuan untuk setiap elemen
biaya yang dibebankan pada tahap
pengolahan produk atau departemen yang
bersangkutan.
8. Lanjutan…..
3. Perhitungan Harga Pokok.
Bagian laporan ini memberikan informasi
tentang jejak biaya yang dibebanka,
menunjukkan berapa biaya yan diserap oleh
harga pokok produk selesai maupun produk
dalam prosespada akhir periode dan sebagainya
9. Pengolahan Produk melalui Satu Tahap
PT. Risa Rimendi mengolah produknya secara massa
melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang
dikeluarkan selama bulan januari 200X sbb:
Biaya bahan baku Rp 5.000
Biaya bahan penolongRp 7.500
Biaya tenaga kerja Rp 11.250
Biaya overhead pabrik Rp 16.125
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut
adalah :
Produk jadi 2000 kg
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan
tingkat penyelesaian sbb:
Biaya Bahan Baku;100%, Biaya Bahan bahan
penolong 100%, Biaya Tenaga Kerja 50%,
Biaya Overhead Pabrik 30% 500 kg
10. Jawaban…..:
Unsur Biaya
Produksi
Total Biaya Unit
Ekuivalensi
Biaya Produksi
per satuan
(1) (2) (3) (2) : (3)
Bahan Baku Rp 5.000.000 2.500 Rp 2.000
Bahan Penolong 7.500.000 2.500 3.000
Tenaga Kerja 11.250.000 2.250 5.000
Overhead Pabrik 16.125.000 2.150 7.500
Total Rp 39.875.000 Rp 17.500
•Harga pokok Produk jadi : 2000 x Rp 17.500 = Rp 35.000.000
•Harga Pokok Persediaan Produk dalam proses ;
Biaya Bahan baku : 100% x 500 x Rp 2.000 = Rp1.000.000
Biaya bahan Penolong : 100% x 500 x Rp3.000 = 1.500.000
Biaya tenaga Kerja ; 50% x 500 x Rp 5.000 = 1.250.000
Biaya overhead : 30 % x 500x rp 7.500 = 1.125.000
Rp 4.875.000
•Jumlah biaya produksi bulan Januari 200x Rp 39.875.000
11. PT. Risa Rimendi
Laporan Biaya Produksi Bulan januari 200x
Data produksi
Dimasukkan dalam proses 2.500 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 2000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 2.500 kg
Biaya yang dibebankan dalam bulan januari 200x
Total (Rp) Per Kg (Rp)
Biaya bahan baku 5.000.000 2.000
Biaya bahan Penolong 7.500.000 3.000
Biaya Tenaga kerja 11.250.000 5.000
Biaya overhead pabrik 16.125.000 7.500
Jumlah 39.875.000 17.500
Perhitungan Biaya :
Harga pokok Produk jadi yang ditransfer ke gudang
2.000 kg x @ Rp 17.500 Rp 35.000.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Biaya Bahan baku : 100% x 500 x Rp 2.000 = Rp1.000.000
Biaya bahan Penolong : 100% x 500 x rp3.000 = 1.500.000
Biaya Tenaga Kerja ; 50% x 500 x Rp 5.000 = 1.250.000
Biaya overhead : 30 % x 500x rp 7.500 = 1.125.000
Rp 4.875.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam bulan Januari 200x Rp
39.875.000
12. Pengolahan Produk melalui beberapa tahap
Pt. Eliona Sari memiliki dua Departemen produksi ;
Departemen A dan Departemen B untuk
menghasilkan produknya. Data Produksi dan Biaya
kedua departemen dalam bulan januari 200x sbb :
Dep A Dep B
Dimasukkan dalam Proses 35.000
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000
Produk Selesai yang ditransfer ke gudang 24.000
Produk dalam Proses akhir bulan 5.000 6.000
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 200x
Biaya bahan baku 70.000 0
Biaya tenaga Kerja 155.000 270.000
Biaya overhead pabrik 248.000 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir
Biaya bahan baku 100% -
Biaya Konversi 20% 50%
13. Pengaruh Terjadinya Produk yang
Hilang Dalam Proses
Produk yang hilang sepanjang proses
diperlakukan sebagai produk yang hilang
pada awal atau akhir proses.
Produk yang hilang di awal proses
dianggap belum ikut menyerap biaya
produksi yang dikeluarkan dalam
departemen. Sehingga tidak
diikutsertakan dalam perhitungan unit
ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam
departemen tersebut.
14. Lanjutan…..
Dalam departemen produksi pertama, produk
yang hilang pada awal proses mempunyai akibat
menaikkan harga pokok produksi per satuan.
Pada departemen selanjutnya mempunyai akibat :
1. Menaikkan harga pokok produksi per satuan
produk yang diterima dari departemen
sebelumnya.
2. Menaikkan harga pokok produksi per satuan
yang ditambahkan dalam departemen produksi
setelah departemen produksi yang pertama
tersebut.
15. Produk yang Hilang pada Akhir Proses
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut
menyerap biaya produksi, jadi diperhitungkan
dalam penentuan unit ekuivalensi produk yang
dihasilkan oleh departemen tersebut.
Akibatnya harga pokok per satuan produk selesai
yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke
gudang menjadi lebih tinggi.
16. Produk Rusak
Produk yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi
ukuran mutu yang sudah ditentukan dan tidak dapat
diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik.
Persentase kerusakan normal =
Jumlah produk rusak yang diperkirakan x 100%
Jumlah taksiran produk yang dimasukkan
dalam proses.
Perlakukan harga pokok produk yang rusak :
1. Produk Rusak yang tidak laku dijual.
Perlakuannya sama dengan produk hilang pada akhir
proses.
Jika rusak karena kesalahan harga pokok produk
selesai diperlakukan sebagai rugi produk rusak.
17. 2. Produk rusak yang laku dijual
Pengasilan penjualannya dapat diperlakukan
sebagai : pengurangan harga pokok produksi,
pengurangan semua elemen biaya produksi di
departemen, pengurangan biaya overhead pabrik,
penghasilan lain-lain.
Jika rusak karene kesalahan, penghasilan pnjualan
diperlakukan sebagai pengurangan rugi produk.
Lanjutan…………..
18. Perlakuan Produk dalam
Proses Awal Periode
1. METODE HARGA POKOK RATA-RATA ( AVERAGE COSTING
METHODE)
a. Setiap elemen HPP dalam proses awal digabungkan dengan elemen
biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
b. Harga pokok produk harus dipecah kembali ke dalam setiap elemen
biaya.
c. Besarnya produksi ekuivalen dapat dihitung sebesar jumlah produk
selesai + produk dalam proses akhir.
d.Besarnya harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya dihitung
dengan cara membagi jumlah total elemen biaya yang bersangkutan
setelah di gabung dengan jumlah produksi ekuivalen.
e. tidak dibedakan asal dari produk selesai dan produk dalam proses
akhir apakah dari produk dalam proses awal atau yang baru
dimasukkan proses.
19. 2. METODE HARGA POKOK MASUK PERTAMA, KELUAR PERTAMA
(FIRST IN,FIRST OUT – FIFO)
Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan
produk dalam proses awal menjadi produk selesai,
baru kemudian untuk mengolah produk yang baru
masuk proses sebagian akan menjadi bagian produk
selesai (current production)dan sisanya merupakan
produk dalam proses akhir periode.
Setiap elemen harga pokok produk salam proses
awal tidak digabungkan dengan elemen biaya yang
terjadi dalam periode yang bersangkutan.
Harga pokok produk dalam proses pada awal
periode tidak perlu dipecah kembali.
20. Lanjutan………..
Produksi ekuivalen = (produksi dalam proses awal x Tingkat
penyelesaian yang diperlukan ) + produksi current + ( produk
dalam proses akhir x tingkat penyelesaian yang sudah
dininkmati)
Besarnya harga pokok satuan setiap elemen iaya dihitung
sebesar elemen biaya yang terjadi pada periode yang
bersangkutan : jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya
yang bersangkutan.
Harga pokok produk selesai dipisahkan menjadi 2 golongan :
1. Produk selesai yang berasal dari produk dalam proses awal.
2. Produk selesai yang berasal dari produksi current.
21. 3. METODE HARGA POKOK TERAKHIR MASUK PERTAMA KELUAR
(LAST IN FIRST OUT – LIFO)
Proses produksi dianggap untuk mnyelesaikan produk yang baru
masuk proses pada periode yang bersangkutan.
Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal periode tidak
perlu digabungkan dengan setiap elemen biaya yang terjadi pada
periode yang bersangkutan.
Produksi ekuivalen :
Produk baru masuk belum selesai:
Produksi ekuivalen = Produk selesai +{ (Produk dalam proses akhir
x tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati) – (produk dalam
proses awal x tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati periode
sebelumnya)}.
Produk selesai > produk baru masuk dalam proses
Produksi ekuivalen = produk selesai dari produk yang baru masuk
proses + ( Produk selesai dari produk dalam proses awal x tingkat
penyelesaian yang masih diperlukan untuk menyelesaikan)
22. Lanjutan……….
Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung
dengan cara membagi elemen biaya tertentu yang tejadi
pada periode yang bersangkutan dengan produksi
ekuivalen biaya yang bersangkutan.
Dibedakan asal dari produk selesai atau produk dalam
proses akhir dari produk yang baru amsuk proses dengan
yang berasal dari produk dalam proses awal.
23. Data Produksi : Dep I Dep 2
Produk dalam proses awal :
Biaya BB 60%, Biaya konversi 40%
Biaya tenaga kerja 30%, BOP 70%
5.000 kg
-
-
6.000 kg
Dimasukkan dalam proses bulan ini 50.000 kg -
Unit yang ditransfer ke Dep 2 45.000 kg
Unit yang diterima dari Dep 1 - 45.000 kg
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang - 42.000 kg
Produk dalam proses akhir :
Biaya BB 100%, Biaya Konversi 70%
Biaya Tenaga Kerja 40%, BOP 80%
10.000 kg
-
-
9.000 kg
Harga Pokok Produk dalam Proses Awal
Harga Pokok dep I - Rp. 12.990.000
Biaya Bahan Baku Rp. 2.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp. 2.500.000 Rp. 1.500.000
Biaya overhead pabrik Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000
Biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp. 25.500.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp. 36.500.000 Rp. 25.860.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 49.000.000 Rp. 32.900.000