SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
STIMULAN SISTEM SARAF
PUSAT (SSP)
Kelompok 6
Tifany Maulida Candra
Ahmad Wildan
Irma Khalifah Ulin Nuha
DEFINISI OBAT STIMULAN SSP
Obat Sistem Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh
terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat
mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku, hal ini
disebut obat psikoaktif. Ada obat yang merangsang sistem saraf pusat
(stimulan) dan ada juga obat yang menekan sistem saraf pusat (inhibitor).
Obat Stimulan Sistem Saraf Pusat (SSP) adalah obat yang dapat
menimbulkan rangsangan tidak selektif pada sistem saraf pusat.
TUJUAN OBAT STIMULAN SSP
◦ Analeptik atau perangsang pernapasan
◦ Penurun nafsu makan (anoreksia) untuk pengobatan kegemukan
◦ Pengobatan keadaan tertekan atau depresi mental.
◦ Memelihara kesegaran
◦ Pemulihan kembali pada keadaan kehilangan kesadaran
◦ Mempercepat pulihnya reflex normal setelah anestesi
MEKANISME KERJA OBAT STIMULAN
SSP
 Pemblokan selektif hambatan saraf yaitu :
Pemblokan hambatan postsinaptik
Pemblokan rangsangan prasinaptik
 Rangsangan langsung pada saraf
1. Niketamid
◦ Niketamid terutama bekerja sebagai perangsang pernapasan pada medulla tetapi mekanisme kerja
secara pasti masih belum diketahui.
◦ Niketamid digunakan untuk pengobatan depresi pernapasan yang disebabkan oleh obat penekan sistem
syaraf pusat seperti turunan barbiturate.
◦ Dosis 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
Farmakodinamik : Niketamid untuk menstimulasi pernafasan dengan obat tanpa
menginduksi stimulasi CNS secara umum.
◦ Farmakokinetika : Diabsorbsi dari segala tempat pemberian
◦ Efek samping : Pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
2. Doksapram HCl
◦ Doksapram menunjukan selektifitas lebih besar sebagai stimulant pernafasan
dibandingkan niketamid, tetapi gejala stimulasi SSP umum masih sering.
◦ Efek stimulasi pernapasan adalah hasil dari stimulasi langsung dari pusat
pernapasan di medula dan mungkin melalui pengaktifan refleks kemoreseptor karotis
dan aorta. Kenaikan sementara dalam laju pernapasan dan volume terjadi,
tetapi peningkatan oksigenasi arteri biasanya tidak terjadi.
◦ Farmakodinamika : Tindakan stimulan pernapasan dimanifestasikan
olehpeningkatan volume tidal berhubungan dengan
sedikitpeningkatan dalam tingkat pernapasan. Sebuah
respon pressor dapat mengakibatkan setelah pemberian
doxapram.
◦ Farmakokinetik : -
◦ Dosis lazim : 1-15 mg/kgBB
◦ Efek samping : Hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku,muntah
TURUNAN METILXANTIN
◦ Salah satu kelompok dari obat perangsang SSP adalah xantin (metilxantin), dimana obat
utamanya adalah kafein, teobromin dan teofilin. Dalam dosis kecil, turunan ini sering digunakan
sebagai tonikum dan minuman penyegar
◦ Mekanisme kerja turunan ini dapat merangsang korteks serebral dan pusat medula. Turunan ini,
terutama teofilin dapat menghambat secara kompetitif siklik nukleotidafosfodiesterase, suatu
enzim yang mengkatalisis konversi siklik
◦ 3’,5’-AMP menjadi 5’AMP, sehingga kadar 3’,5’-AMP dalam jaringan meningkat dan
menyebabkan rangsangan fisik karenakadar glukosa dalam otak meningkat. Diduga pula bahwa
turunan ini menimbulkan ektivitas dengan cara memblok reseptor adenosin sehingga
mempengaruhi sejumlah besarfungsi fisiologis
1. Kafein
Kafein ialah stimulan sistem saraf pusat yangampuh, digunakan medis untuk mengurangi
kelelahan fisik serta untukmengembalikan mental agar lebih waspada. Kafein ini merangsangSSP pertama di
tingkat yang lebih tinggi, sehinggatingkat kewaspadaan meningkat dan aliran tubuh lebih cepat,meningkatkan
fokus, dan koordinasi tubuh yang lebih baik
Kafein diserap dengan mudah setelah dosis oral dan luasdidistribusikan ke seluruh tubuh, juga
diserap melalui kulit.Penyerapan bila diberikan per rectal oleh supositoria mungkin lambatdan tidak menentu.
Penyerapan setelah injeksi intramuskular mungkinlebih lambat daripada setelah dosis oral.
Kafein mudah melewati ke SSP dan ke air liur; konsentrasi rendah juga hadir dalam ASI. Kafein
melintasi plasenta. Pada orang dewasa,kafein dimetabolisme hampir sepenuhnya di hati melalui
oksidasi,demethylation, danasetilasi, dan diekskresikan dalam urin sebagaiasam1-methyluric, 1 -
methylxanthine, 7-methylxanthine,1,7-dimethylxanthine (paraxanthine), 5-acetylamino-6-formylamino-3-
methyluracil (AFMU), dan metabolit lain dengan hanya sekitar 1%tidak berubah.
Farmakokinetik
◦ Secara farmakokinetik kafein didistribusikan keseluruhan tubuh,melewati plasenta dan masuk ke air
susu ibu, volume distribusi kafeinadalah antar 400 dan 600 ml/kg. Eliminasi kafein terutama
melaluimetabolisme dalam hati. Sebagian besar disekresi bersama urindalam bentuk asam metil
urat atau metil xantin. Kurang dari 5% kafeinakan ditemukan di urin dalam bentuk utuh. Waktu
paruh plasmaantara 3-7 jam nilai ini akan menjadi dua kali lipat pada wanita hamiltua atau wanita
yang menggunakan pil kontrasepsi jangka panjang.
◦ Pada neonatus prematur, obat metabolisme dibatasi oleh enzim hatiyang sistem yang belum
matang. Obat didistribusikan cepat ke otak.Cairan serebrospinal perkiraan level di tingkat neonatus
prematurplasma. Volume rata –rata distribusi di bayi (0,8-0,9 L / kg) sedikitlebih tinggi daripada di
dewasa. Waktu paruh sekitar 3 sampai 4 haridan diekskresikan sekitar 86%.
Farmakodinamik
◦ Kafein adalah methylxanthine seperti teofilin, menghambat enzim
phosphodiesterase dan memiliki efek antagonis pada reseptor denosin pusat. Ini
adalah stimulan SSP, terutama yang pusat yang lebih tinggi, menghasilkan kondisi
terjaga dan peningkatan aktivitas mental. Hal ini juga dapat merangsang pusat
pernapasan, meningkatkan laju dan kedalaman respirasi. Kafein memfasilitasi
kinerja kerja otot dan meningkatkan kerja total yang dapat dilakukan oleh otot.
Tindakan diuretik kafein lebih lemah daripada teofilin.
◦ Kafein digunakan sebagai stimulan SSP ringan di oral dosis 50 sampai 100 mg,
meskipun dosis sampai 200 mg dapat digunakan.
2. Teofilin
◦ Teofilin juga digunakan sebagai stimulan. Sifat stimulan SSP tersebut lebih sering dijumpai sebagai
efek samping penggunaannya dalam terapi asma bronkial.
◦ Teofilin [(3,7-dihidro-1,3-di-metilpurin-2,6-(1H)-dion] atau 1,3-dimetilxantin salah satu obat yang
memiliki indeks terapi sempit yaitu 8-15 mg/L darah. Potensi toksisitasnya telah diketahui
berhubungan dengan kadar teofilin utuh dalam darah yaitu >20mg/L
◦ Rasio ekstraksi hepatik teofilin termasuk rendah, yakni 0,09. Oleh karena itu, efek potensialnya
ditentukan oleh keefektifan sistem oksidasi sitokrom P450 di dalam hati
◦ Teofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar sitokromP450 CYP 1A2
Farmakologi
◦ Perangsang SSP yang kuat, lebih kuat dari kafein
◦ Merangsang pusat napas di medula oblongata
◦ Memperkuat kontraktilitas diafragma
◦ Mempunyai efek inotropik positif pada jantung
◦ Merelaksasi kuat otot polos bronkus yang menyebabkan meningkatnya kapasitas vital dimanfaatkan
sebagai bronkodilator pada asma bronkial.
◦ Meningkatkan ekskresi air dan elektrolit dengan efek mirip diuretik tiazid
Farmakodinamika
◦ Mekanisme kerjanya ialah menghambat enzim nukleotida siklikfosfodiesterase (PDE). PDE
mengkatalisis pemecahan AMP siklik menjadi 5 AMP dan GMP siklik menjadi 5’-GMP.
Penghambatan PDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP siklik, sehingga
meningkatkan tranduksi sinyal melalui jalur ini.
◦ Teofilin merupakan suatu antagonis kompetitif pada reseptoradenosin, kaitan khususnya
dengan asma adalah pengamatanbahwa adenosin dapat menyebabkan bronkokonstriksi
pada penderita asma dan memperkuat mediator yang diinduksi secara imunologis dari sel
mast paru-paru
Farmakokinetik
◦ Absorpsi : Diabsorpsi dengan cepat melalui oral, parenteral, dan rektal
◦ Distribusinya ke seluruh bagian tubuh
◦ Ikatan dengan protein plasma sebanyak 50%
◦ Eliminasi : derivat xantin terutama dieliminasi melalui metabolismedalam hati, sebagian besar diekskresi
bersama urin dalam bentukasam metilurat atau metilxantin. Waktu paruhnya 8 jam.
◦ Kadar teofilin dalam darah harus dipantau karena dosis yangberlebihan dapatmenimbulkan kematian
yang mendadak dan dosiskecil tidak efektif. Efek yang bermanfaat umumnya mulai dengankadar 7-10
mcg/ml. Gejala toksisitasnya dapat timbul pada kadar 20mcg/ml atau lebih
◦ Dewasa ini telah tersedia oula sediaan lepas lambat (sustainedreldease) yang diberikan 1 atau 2 kali
per hari
3. Teobromin
◦ Theobromine memiliki sifat umum darixanthines lain. memiliki aktivitas lebih lemah
daripada teofilin atau kafein dan praktis tidak efek stimulan pada SSP. Dosis besar
dapat menyebabkan mual dan muntah. Theobromine telah digunakan untuk sifat
bronchodilating dan pengobatan gangguan kardiovaskular.
◦ Dari tiga xantin, kafeinlah yang paling berpotensial sebagai stimulant cerebral
mengikuti teofilin, mengingat theobromine hampir tidak mempunyai sifat
stimulant. Theophilin menghasilkan dieresis yang lebih dibandingkan
theobromine dan nanti akan lebih dari kafein
◦ Teofilin dan kafein digunakan untuk pengobatan utama apnea awal, sebagai
pembantu untuktindakan non drug. Teofilin bisa diberikan secara oral dengan
nasogastric tube atau sirup, rectal untuk enema, atau intravena untuk teofilin
◦ Kafein dan teofilin memiliki struktur kimia yang penting secarafarmasetik. Keduanya, merupakan basa
lemah. Nilai pKa untuk kafeinadalah 0,8 dan 0,6, sedangkan untuk teofilin 0,7. Nilai–nilai inimenunjukkan
kebebasan gugus nitrogen imino pada posisi 9. Sebagaiasam, kafein memiliki nilai pKa diatas 14 dan 8,8
untuk teofilin. Padateofilin, proton dapat diberikan dari posisi 7 (dapat bertindak sebagaiasam).
◦ Kafein tidak dapat memberikan proton dari posisi 7 dan tidak dapatbertindak sebagai asam pada pH
dibawah 14. Kafein memiliki guguselektronik pada posisi 1,3, dan 7. Sebagai tambahan, sisi
keasamanterletak pada posisi 7, teofilin memiliki sisi keasaman pada posisi 1dan 3. Dalam kondisi
terkondensasi, keduanya memiliki sisi pasangandonor elektron, namun hanya teofilin sebagai donor
proton padasebagian besar sistem farmasetika
◦ Ikatan protein kafein dalam darah tidak terlalu kuat : yaitusekitar 50%. Perbedaan substituen
pada posisi 7 dapatmempengaruhi. Secara umum, kafein lebih lipofilik daripadateofilin
sehingga konsentrasisnya di otak lebih tinggi. Waktuparuh kafein adalah 5 hingga 8 jam dan
waktu paruh teofilinadalah sekitar 3,5 jam. Sekitar 1% dari masing-masingkomponen akan
dieksresi tanpa perubahan.
◦ Komponen tersebut metabolisme di hati. Metabolit utama darikafein adalah asam 1 metalurat
dan metabolit utama dariteofilin adalah asam-1,3-dimetilurat. Komponen lainnya
dimetabolisme menjadi asam urat dan hasil metabolism tersebuttidak saling berkontraindikasi
pada asam urat.
TERIMA KASIH

Contenu connexe

Tendances

Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosawulannsftri
 
236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirinhomeworkping3
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
 

Tendances (20)

Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Gel
GelGel
Gel
 
OBAT-OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
OBAT-OBAT  SUSUNAN SARAF PUSAT    OBAT-OBAT  SUSUNAN SARAF PUSAT
OBAT-OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
 
236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Triterpenoid
TriterpenoidTriterpenoid
Triterpenoid
 

Similaire à Stimulan sistem saraf pusat (ssp)

Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfFarmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfSugeng Ners
 
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptxFarmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptxAraSalsabila1
 
Hormon wa ode gustiani purnamasari g2 l1 19 001
Hormon wa ode gustiani purnamasari g2 l1 19 001Hormon wa ode gustiani purnamasari g2 l1 19 001
Hormon wa ode gustiani purnamasari g2 l1 19 001Yusuf Ahmad Husaeni
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPutri MpudtEpriani
 
Anticholinergic drug-1.pptx
Anticholinergic drug-1.pptxAnticholinergic drug-1.pptx
Anticholinergic drug-1.pptxssuserc0688d
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxAdnalKhemalPasha
 
Contoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiContoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiUJUNGAYA
 
Online Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptxOnline Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiNunung Ayu Novi
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)Nova Rizky
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrieAchmad Fauzi Al' Amrie
 

Similaire à Stimulan sistem saraf pusat (ssp) (20)

Antidepresi
AntidepresiAntidepresi
Antidepresi
 
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfFarmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
 
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptxFarmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
 
Hormon wa ode gustiani purnamasari g2 l1 19 001
Hormon wa ode gustiani purnamasari g2 l1 19 001Hormon wa ode gustiani purnamasari g2 l1 19 001
Hormon wa ode gustiani purnamasari g2 l1 19 001
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
 
Praktikum sedasi
Praktikum sedasi Praktikum sedasi
Praktikum sedasi
 
Anticholinergic drug-1.pptx
Anticholinergic drug-1.pptxAnticholinergic drug-1.pptx
Anticholinergic drug-1.pptx
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Fatique
FatiqueFatique
Fatique
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
 
Contoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiContoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensi
 
Online Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptxOnline Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptx
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 
Obat sistem saraf
Obat sistem sarafObat sistem saraf
Obat sistem saraf
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
Obat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglionObat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglion
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
 

Dernier

tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 

Dernier (20)

tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 

Stimulan sistem saraf pusat (ssp)

  • 1. STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT (SSP) Kelompok 6 Tifany Maulida Candra Ahmad Wildan Irma Khalifah Ulin Nuha
  • 2. DEFINISI OBAT STIMULAN SSP Obat Sistem Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku, hal ini disebut obat psikoaktif. Ada obat yang merangsang sistem saraf pusat (stimulan) dan ada juga obat yang menekan sistem saraf pusat (inhibitor). Obat Stimulan Sistem Saraf Pusat (SSP) adalah obat yang dapat menimbulkan rangsangan tidak selektif pada sistem saraf pusat.
  • 3. TUJUAN OBAT STIMULAN SSP ◦ Analeptik atau perangsang pernapasan ◦ Penurun nafsu makan (anoreksia) untuk pengobatan kegemukan ◦ Pengobatan keadaan tertekan atau depresi mental. ◦ Memelihara kesegaran ◦ Pemulihan kembali pada keadaan kehilangan kesadaran ◦ Mempercepat pulihnya reflex normal setelah anestesi
  • 4. MEKANISME KERJA OBAT STIMULAN SSP  Pemblokan selektif hambatan saraf yaitu : Pemblokan hambatan postsinaptik Pemblokan rangsangan prasinaptik  Rangsangan langsung pada saraf
  • 5. 1. Niketamid ◦ Niketamid terutama bekerja sebagai perangsang pernapasan pada medulla tetapi mekanisme kerja secara pasti masih belum diketahui. ◦ Niketamid digunakan untuk pengobatan depresi pernapasan yang disebabkan oleh obat penekan sistem syaraf pusat seperti turunan barbiturate. ◦ Dosis 1-3 ml untuk perangsang pernafasan Farmakodinamik : Niketamid untuk menstimulasi pernafasan dengan obat tanpa menginduksi stimulasi CNS secara umum. ◦ Farmakokinetika : Diabsorbsi dari segala tempat pemberian ◦ Efek samping : Pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
  • 6. 2. Doksapram HCl ◦ Doksapram menunjukan selektifitas lebih besar sebagai stimulant pernafasan dibandingkan niketamid, tetapi gejala stimulasi SSP umum masih sering. ◦ Efek stimulasi pernapasan adalah hasil dari stimulasi langsung dari pusat pernapasan di medula dan mungkin melalui pengaktifan refleks kemoreseptor karotis dan aorta. Kenaikan sementara dalam laju pernapasan dan volume terjadi, tetapi peningkatan oksigenasi arteri biasanya tidak terjadi.
  • 7. ◦ Farmakodinamika : Tindakan stimulan pernapasan dimanifestasikan olehpeningkatan volume tidal berhubungan dengan sedikitpeningkatan dalam tingkat pernapasan. Sebuah respon pressor dapat mengakibatkan setelah pemberian doxapram. ◦ Farmakokinetik : - ◦ Dosis lazim : 1-15 mg/kgBB ◦ Efek samping : Hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku,muntah
  • 8. TURUNAN METILXANTIN ◦ Salah satu kelompok dari obat perangsang SSP adalah xantin (metilxantin), dimana obat utamanya adalah kafein, teobromin dan teofilin. Dalam dosis kecil, turunan ini sering digunakan sebagai tonikum dan minuman penyegar ◦ Mekanisme kerja turunan ini dapat merangsang korteks serebral dan pusat medula. Turunan ini, terutama teofilin dapat menghambat secara kompetitif siklik nukleotidafosfodiesterase, suatu enzim yang mengkatalisis konversi siklik ◦ 3’,5’-AMP menjadi 5’AMP, sehingga kadar 3’,5’-AMP dalam jaringan meningkat dan menyebabkan rangsangan fisik karenakadar glukosa dalam otak meningkat. Diduga pula bahwa turunan ini menimbulkan ektivitas dengan cara memblok reseptor adenosin sehingga mempengaruhi sejumlah besarfungsi fisiologis
  • 9. 1. Kafein Kafein ialah stimulan sistem saraf pusat yangampuh, digunakan medis untuk mengurangi kelelahan fisik serta untukmengembalikan mental agar lebih waspada. Kafein ini merangsangSSP pertama di tingkat yang lebih tinggi, sehinggatingkat kewaspadaan meningkat dan aliran tubuh lebih cepat,meningkatkan fokus, dan koordinasi tubuh yang lebih baik Kafein diserap dengan mudah setelah dosis oral dan luasdidistribusikan ke seluruh tubuh, juga diserap melalui kulit.Penyerapan bila diberikan per rectal oleh supositoria mungkin lambatdan tidak menentu. Penyerapan setelah injeksi intramuskular mungkinlebih lambat daripada setelah dosis oral. Kafein mudah melewati ke SSP dan ke air liur; konsentrasi rendah juga hadir dalam ASI. Kafein melintasi plasenta. Pada orang dewasa,kafein dimetabolisme hampir sepenuhnya di hati melalui oksidasi,demethylation, danasetilasi, dan diekskresikan dalam urin sebagaiasam1-methyluric, 1 - methylxanthine, 7-methylxanthine,1,7-dimethylxanthine (paraxanthine), 5-acetylamino-6-formylamino-3- methyluracil (AFMU), dan metabolit lain dengan hanya sekitar 1%tidak berubah.
  • 10. Farmakokinetik ◦ Secara farmakokinetik kafein didistribusikan keseluruhan tubuh,melewati plasenta dan masuk ke air susu ibu, volume distribusi kafeinadalah antar 400 dan 600 ml/kg. Eliminasi kafein terutama melaluimetabolisme dalam hati. Sebagian besar disekresi bersama urindalam bentuk asam metil urat atau metil xantin. Kurang dari 5% kafeinakan ditemukan di urin dalam bentuk utuh. Waktu paruh plasmaantara 3-7 jam nilai ini akan menjadi dua kali lipat pada wanita hamiltua atau wanita yang menggunakan pil kontrasepsi jangka panjang. ◦ Pada neonatus prematur, obat metabolisme dibatasi oleh enzim hatiyang sistem yang belum matang. Obat didistribusikan cepat ke otak.Cairan serebrospinal perkiraan level di tingkat neonatus prematurplasma. Volume rata –rata distribusi di bayi (0,8-0,9 L / kg) sedikitlebih tinggi daripada di dewasa. Waktu paruh sekitar 3 sampai 4 haridan diekskresikan sekitar 86%.
  • 11. Farmakodinamik ◦ Kafein adalah methylxanthine seperti teofilin, menghambat enzim phosphodiesterase dan memiliki efek antagonis pada reseptor denosin pusat. Ini adalah stimulan SSP, terutama yang pusat yang lebih tinggi, menghasilkan kondisi terjaga dan peningkatan aktivitas mental. Hal ini juga dapat merangsang pusat pernapasan, meningkatkan laju dan kedalaman respirasi. Kafein memfasilitasi kinerja kerja otot dan meningkatkan kerja total yang dapat dilakukan oleh otot. Tindakan diuretik kafein lebih lemah daripada teofilin. ◦ Kafein digunakan sebagai stimulan SSP ringan di oral dosis 50 sampai 100 mg, meskipun dosis sampai 200 mg dapat digunakan.
  • 12. 2. Teofilin ◦ Teofilin juga digunakan sebagai stimulan. Sifat stimulan SSP tersebut lebih sering dijumpai sebagai efek samping penggunaannya dalam terapi asma bronkial. ◦ Teofilin [(3,7-dihidro-1,3-di-metilpurin-2,6-(1H)-dion] atau 1,3-dimetilxantin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit yaitu 8-15 mg/L darah. Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan dengan kadar teofilin utuh dalam darah yaitu >20mg/L ◦ Rasio ekstraksi hepatik teofilin termasuk rendah, yakni 0,09. Oleh karena itu, efek potensialnya ditentukan oleh keefektifan sistem oksidasi sitokrom P450 di dalam hati ◦ Teofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar sitokromP450 CYP 1A2
  • 13. Farmakologi ◦ Perangsang SSP yang kuat, lebih kuat dari kafein ◦ Merangsang pusat napas di medula oblongata ◦ Memperkuat kontraktilitas diafragma ◦ Mempunyai efek inotropik positif pada jantung ◦ Merelaksasi kuat otot polos bronkus yang menyebabkan meningkatnya kapasitas vital dimanfaatkan sebagai bronkodilator pada asma bronkial. ◦ Meningkatkan ekskresi air dan elektrolit dengan efek mirip diuretik tiazid
  • 14. Farmakodinamika ◦ Mekanisme kerjanya ialah menghambat enzim nukleotida siklikfosfodiesterase (PDE). PDE mengkatalisis pemecahan AMP siklik menjadi 5 AMP dan GMP siklik menjadi 5’-GMP. Penghambatan PDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP siklik, sehingga meningkatkan tranduksi sinyal melalui jalur ini. ◦ Teofilin merupakan suatu antagonis kompetitif pada reseptoradenosin, kaitan khususnya dengan asma adalah pengamatanbahwa adenosin dapat menyebabkan bronkokonstriksi pada penderita asma dan memperkuat mediator yang diinduksi secara imunologis dari sel mast paru-paru
  • 15. Farmakokinetik ◦ Absorpsi : Diabsorpsi dengan cepat melalui oral, parenteral, dan rektal ◦ Distribusinya ke seluruh bagian tubuh ◦ Ikatan dengan protein plasma sebanyak 50% ◦ Eliminasi : derivat xantin terutama dieliminasi melalui metabolismedalam hati, sebagian besar diekskresi bersama urin dalam bentukasam metilurat atau metilxantin. Waktu paruhnya 8 jam. ◦ Kadar teofilin dalam darah harus dipantau karena dosis yangberlebihan dapatmenimbulkan kematian yang mendadak dan dosiskecil tidak efektif. Efek yang bermanfaat umumnya mulai dengankadar 7-10 mcg/ml. Gejala toksisitasnya dapat timbul pada kadar 20mcg/ml atau lebih ◦ Dewasa ini telah tersedia oula sediaan lepas lambat (sustainedreldease) yang diberikan 1 atau 2 kali per hari
  • 16. 3. Teobromin ◦ Theobromine memiliki sifat umum darixanthines lain. memiliki aktivitas lebih lemah daripada teofilin atau kafein dan praktis tidak efek stimulan pada SSP. Dosis besar dapat menyebabkan mual dan muntah. Theobromine telah digunakan untuk sifat bronchodilating dan pengobatan gangguan kardiovaskular.
  • 17. ◦ Dari tiga xantin, kafeinlah yang paling berpotensial sebagai stimulant cerebral mengikuti teofilin, mengingat theobromine hampir tidak mempunyai sifat stimulant. Theophilin menghasilkan dieresis yang lebih dibandingkan theobromine dan nanti akan lebih dari kafein ◦ Teofilin dan kafein digunakan untuk pengobatan utama apnea awal, sebagai pembantu untuktindakan non drug. Teofilin bisa diberikan secara oral dengan nasogastric tube atau sirup, rectal untuk enema, atau intravena untuk teofilin
  • 18. ◦ Kafein dan teofilin memiliki struktur kimia yang penting secarafarmasetik. Keduanya, merupakan basa lemah. Nilai pKa untuk kafeinadalah 0,8 dan 0,6, sedangkan untuk teofilin 0,7. Nilai–nilai inimenunjukkan kebebasan gugus nitrogen imino pada posisi 9. Sebagaiasam, kafein memiliki nilai pKa diatas 14 dan 8,8 untuk teofilin. Padateofilin, proton dapat diberikan dari posisi 7 (dapat bertindak sebagaiasam). ◦ Kafein tidak dapat memberikan proton dari posisi 7 dan tidak dapatbertindak sebagai asam pada pH dibawah 14. Kafein memiliki guguselektronik pada posisi 1,3, dan 7. Sebagai tambahan, sisi keasamanterletak pada posisi 7, teofilin memiliki sisi keasaman pada posisi 1dan 3. Dalam kondisi terkondensasi, keduanya memiliki sisi pasangandonor elektron, namun hanya teofilin sebagai donor proton padasebagian besar sistem farmasetika
  • 19. ◦ Ikatan protein kafein dalam darah tidak terlalu kuat : yaitusekitar 50%. Perbedaan substituen pada posisi 7 dapatmempengaruhi. Secara umum, kafein lebih lipofilik daripadateofilin sehingga konsentrasisnya di otak lebih tinggi. Waktuparuh kafein adalah 5 hingga 8 jam dan waktu paruh teofilinadalah sekitar 3,5 jam. Sekitar 1% dari masing-masingkomponen akan dieksresi tanpa perubahan. ◦ Komponen tersebut metabolisme di hati. Metabolit utama darikafein adalah asam 1 metalurat dan metabolit utama dariteofilin adalah asam-1,3-dimetilurat. Komponen lainnya dimetabolisme menjadi asam urat dan hasil metabolism tersebuttidak saling berkontraindikasi pada asam urat.