CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
Rumus Empiris dan Molekul
1. LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
I. Nomor Percobaan : II
II. Nama Percobaan : Rumus Empiris Senyawa
III. Tujuan Percobaan :
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul
senyawa tersebut.
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk
menghitung rumus empiris.
IV. Dasar Teori
Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan menggambarkan perubahan-perubahan
kualitatif yang terjadi selama reaksi kimia secara tepat, singkat dan langsung, kita
gunakan lambang-lambang kimia dan rumus-rumus kimia. Secara umum dikenal
rumus empiris dan rumus molekul.
Rumus empiris adalah suatu senyawa yang menyatakan nisbah (jumlah) terkecil
jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut, sedangkan rumus yang
sebenarnya untuk semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Sebagai
contoh karbon dioksida terdiri dari 1 atom C dan 2 atom O, maka rumus empirisnya
CO2. Hidrogen peroksida yang mempunyai 2 atom H dan 2 atom O memiliki rumus
molekul H2O2 rumus empirisnya HO.
Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada aturan yang ketat, tetapi umumnya
untuk zat anorganik, unsur logam atau hidrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti
dengan non logam atau metalloid dan akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat
organik aturan yang umum berlaku adalah C, H, O, N, S, dan P.
Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan disimpulkan rumus empiris
ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan
langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat berkala dan unsur-unsur. Secara
sederhana penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan dengan
eksperimen, dengan menentukan persentase jumlah unsur-unsur yang terdapat dalam
2. zat tersebut, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Disamping itu ditentukan
pula massa molekul relatif senyawa tersebut. Untuk menyatakan rumus empiris
senyawa telah diketahui dapat disimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia dari zat tersebut,
yaitu pertama, dari rumus empiris ini dapat dilihat unsur apa yang terkandung
senyawa tersebut, dan berapa banyak atom dari masing-masing unsur membentuk
molekul senyawa tersebut. Kedua, massa molekul relatif dapat ditentukan dengan
menjumlahkan massa atom relatif dari unsur-unsur yang membentuk senyawa.
Ketiga, berdasarkan rumus empiris dapat dihitung jumlah relatif unsur-unsur yang
terdapat dalam senyawa atau komposisi persentase zat tersebut (Tim penyusun,
2014).
Rumus suatu zat menyatakan jenis dan banyaknya atom yang bersenyawa
secara kimia dalam suatu satuan zat. Terdapat beberapa jenis rumus, diantaranya ialah
rumus molekul dan rumus empiris.
Suatu rumus molekul menyatakan banyaknya atom yang sebenarnya dalam
suatu molekul atau satuan terkecil suatu senyawa. Suatu rumus empiris menyatakan
angka banding bilangan bulat terkecil dari atom-atom dari suatu senyawa. Beda
antara suatu rumus molekul dan rumus empiris dapat digambarkan dengan senyawa
hidrogen peroksida, suatu bahan pemutuh biasa. Rumus molekul hidrogen peroksida
adalah H2O2, yang menunjukkan tiap molekul terdiri dari empat atom. Sebaliknya
rumus empirisnya ialah HO, karena angka banding bilangan bulat terkecil atom-atom
dalam sebuah moleku ialah 1:1 ( Keenan, 1980).
Rumus paling sederhana dari suatu molekul dinamakan rumus empiris, yaitu
rumus molekul yang menunjukkan perbandingan atom-atom penyusun molekul
paling sederhana dan merupakan bilangan bulat. Rumus empiris merupakan rumus
yang diperoleh dari percobaan. Contoh, rumus molekul benzena adalah C6H6, rumus
empirisnya adalah CH. Rumus molekul hidrogen peroksida adalah H2O2, rumus
empirisnya HO.
Rumus empiris dapat juga menunjukkan rumus molekul apabila tidak ada
informasi tentang massa molekul relatif dari senyawa itu. Misalnya, NO2 dapat
dikatakan sebagai rumus molekul jika tidak ada informasi massa molekul relatifnya,
3. tetapi jika massa molekulnya diketahui, misalnya 92 maka NO2 merupakan rumus
empiris karena rumus molekul senyawa tersebut adalah N2O4.
Untuk menentukan rumus empiris perlu terlebih dahulu menentukan komposisi
massa. Selanjutnya, data tersebut bersama-sama dengan massa atom relatif unsur
penyusun senyawa digunakan untuk menghitung nilai perbandingan yang paling
sederhana dari atom-atom penyusun cuplikan senyawa itu.
Rumus molekul adalah ungkapan yang menyatakan jenis dan jumlah atom
dalam suatu senyawa yang merupakan satu kesatuan sifat. Jika dihubungkan dengan
rumus empiris, maka rumus molekul dapat diartikan sebagai kelipatan dari rumus
empirisnya. Untuk menyatakan rumus molekul suatu zat dilakukan dengan cara
menuliskan lambang kimia tiap unsur yang ada dalam molekul itu dan jumlah atom
dituliskan di kanan lambang kimia.
Untuk menentukan rumus molekul suatu zat dari rumus empiris, harus
diketahui massa molekul relatifnya, Mr. Terdapat beberapa metode yang dapat
dikembangkan di laboratorium untuk menentukan massa molekul relatif suatu zat,
diantaranya berdasarkan teori avogadro menggunakan volume molar gas atau
berdasarkan penurunan titik beku atau kenaikan titik didih suatu larutan bergantung
pada wujud zat.
Rumus molekul Rumus Emiris dan Kelipatannya
NH3 (NH3) x 1
N2H4 (NH2) x 2
C3H6 (CH2) x 3
C6H12O6 (CH2O) x6
Dengan asumsi gas bersifat ideal maka jumlah mol uap, menggunakan
persamaan gas ideal, yaitu :
𝑛 =
𝑃𝑉
𝑅𝑇
(Sunarya, 2010).
Rumus empiris menunjukkan perbandingan jumlah atom unsur-unsur yang
terdapat dalam satu senyawa, dimana perbandingan itu dinyatakan dalam bilangan
4. bulat yang terkecil. Bilangan bulat ini bisa didapatkan dari analisis terhadap senyawa
itu, yaitu dengan mengkonversikan hasil analisis menjadi kuantitas masing-masing
unsur yang terdapat dalam suatu bobot tertentu senyawa itu, yang dinyatakan dalam
mol atom-atom itu. Perhatikan suatu senyawa yang analisisnya 17,09 % magnesium,
37,93 % alumunium, dan 44,98 % oksigen. Dalam hal ini persentase menyatakan
persen bobot, yaitu banyaknya gram unsur itu per 100 gram senyawa. Skema
sistematika pengolahan dapat diberikan dalam tabel berikut :
Tabel 1. Cara perhitungan penentuan rumus empiris
Unsur Massa Ar Mol=gr/Mr mol /0,68 mol
Mg
Al
O
17,09 gr
37,93 gr
44,98 gr
24,3
26,98
16,0
0,703
1,406
2,812
1
2
4
Bilangan dalam kolom (4) menunjukkan banyaknya mol atom unsur
komponen dalam jumlah tertentu senyawa itu, 100 gram, yang digunakan sebagai
dasar. Setiap perangkat bilangan yang didapat dengan mengalikan atau membagi
setiap bilangan didalam kolom (4) dengan faktor yang sama akan mempunyai
perbandingan yang sama dengan angka-angka dalam kolom (4). Perangkat angka
dalam kolom (5) merupakan perangkat yang demikian, yang didapat dengan
membagi setiap nilai n (E) dalam (4) dengan angka yang paling rendah dalam kolom
(4), yakni 0,703. Kolom (5) menunjukkan bahwa jumlah relatif mol atom, dan karena
itu banyaknya atom-atom Mg, Al, dan O itu sendiri di dalam senyawa itu adalah 1 : 2
: 4. Oleh karena itu rumus empirisnya ialah (MgAl2O4)n. Rumus senyawa merupakan
rumus kimia yang menunjukkan jumlah atom unsur-unsur yang membentuk ikatan
dalam satu senyawa dam memiliki massa molekul relatif yang pasti.
Rumus senyawa bukan lagi dalam bentuk perbandingan, tetapi sudah
merupakan bentuk final dari suatu rumus pada suatu senyawa. Massa molekul relatif
juga sudah diketahui karena jumlah atomnya sudah pasti. Bila satu senyawa dengan
5. senyawa yang lain memiliki rumus empiris yang sama, belum tentu memiliki rumus
senyawa yang sama. Sebagai contoh rumus empiris (CH2)n dapat berarti rumus
senyawanya adalah CH2 atau C2H4 atau C3H6 dan seterusnya (Wibowo, 2005).
Kimiawan menggunakan rumus kimia untuik menyatakan komposisi molekul
dan senyawa ionik dalam lambang-lambang kimia. Yang dimaksud dengan
komposisi disini bukan saja unsur-unsur yang ada tetapi juga rasio-rasio dari atom-
atom yang bergabung.
Rumus molekul menunjukan jumlah eksak atom-atom dari setiap unsur dalam
unit terkecil suatu zat. Dalam pembahasan kita tentang molekul, setiap contoh
diberikan bersama dengan rumus molekulnya dalam tanda kurung. Jadi H2 adalah
rumus molekul untuk hidrogen, O2 adalah oksigen, O3 adalah ozon, dan H2O adalah
air. Angka subskrip menandai jumlah atom suatu unsur yang ada dalam molekul itu.
Dalam H2O tidak ada subskrip untuk O, karena hanya ada satu atom oksigen dalam
satu molekul air, dan angka satu dihilangkan dari rumus. Perhatikan bahwa oksigen
(O2) dan ozon (O3) adalah alotrop dari oksigen. Alotrop adalah salah satu dari dua
atau lebih bentuk lain dari suatu unsur. Dua bentuk alotrop dari unsur karbon-intan
dan grafit berbeda jauh tidak hanya dalam hal sifat tetapi juga dalam hal harga.
Rumus molekul hidrogen peroksida, suatu zat yang digunakan sebagai zat
antiseptik dan zat pemutih untuk tekstil dan rambut, adalah H2O2. Rumus ini
menandakan bahwa setiap molekul hidrogen peroksida terdiri atas dua atom hidrogen
dan dua atom oksigen. Perbandingan atom hidrogen dan atom oksigen dalam molekul
ini adalah 2:2 atau 1:1. Rumus empiris hidrogen peroksida adalah HO. Jadi rumus
empiris menunjukkan kepada kita unsur-unsur yang ada dan perbandingan bilangan
bulat paling sederhana dari atom-atomnya, tetapi tidak selalu harus menunjukkan
jumlah atom sebenarnya dalam suatu molekul. Contoh lainnya, perhatikan senyawa
hidrazin (N2H4) yang digunakan sebagai bahan bakar roket. Rumus empiris hidrazin
adalah NH2. Meskipun perbandingan nitrogen dan hidrogennya adalah 1:2 dalam
rumus molekulnya (N2H2) maupun rumus empirisnya (NH2) hanya rumus molekul
6. sajalah yang menunjukkan jumlah atom N (dua) dan atom hidrogen (empat) yang
sebenarnya ada dalam sebuah molekul hidrazin.
Rumus empiris adalah rumus kimia yang paling sederhana, rumus ini ditulis
dengan memperkecil subskrip dalam rumus molekul menjadi bilangan bulat terkecil
yang mungkin. Rumus molekul adalah rumus yang sebenarnya untuk molekul.
Untuk kebanyakan molekul, rumus molekul dan rumus empirisnya satu dan
sama. Beberapa contohnya adalah air (H2O), ammonia (NH3), karbon dioksida (CO2),
dan metana (CH4) (Chang, 2003).
Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus
kima yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Sekarang kita
bedakan dua jenis rumus, rumus molekul dan rumus empiris. Rumus molekul suatu
zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat itu. Jadi, rumus
molekul karbon dioksida ialah CO2, setiap molekul karbon dioksida mengandung satu
atom karbon dan dua atom hidrogen. Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6, setiap
molekul glukosa mengandung 6 atom karbon, 6 oksigen, dan 12 hidrogen. Rumus
molekul dapat ditentukan untuk semua zat berwujud gas dan cairan serta padatan,
seperti glukosa, dengan submit molekul yang terdefinisikan dengan baik.
Sebaliknya, rumus empiris suatu senyawa ialah rumus paling sederhana yang
memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada di
dalam senyawa itu. Misalnya rumus empiris glukosa ialah CH2O, ini menyatakan
bahwa jumlah atom karbon, hidrogen, dan oksigen memiliki nisbah 1:2:1. Bila rumus
molekul diketahui, jelas akan lebih baik, karena lebih banyak informasi yang
didapatkan. Namun demikian, dalam beberapa padatan dan cairan, tidak ada molekul
kecil yang benar-benar unik, sehingga rumus kimia yang bermakna hanyalah rumus
empiris. Contohnya ialah padatan kobalt (II) klorida, yang mempunyai rumus empiris
COCl2. Terdapat gaya tarik yang kuat antara atom kobalt dan dua atom klorin yang
berdekatan dalam padatan kobalt (II) klorida, tetapi tidak mungkin kita membedakan
gaya didalam molekul itu dengan tetangganya, sebab yang disebutkan terakhir itu
sama kuatnya. Padatan ini pada dasarnya adalah molekul raksasa. Dengan demikian,
7. kobalt (II) klorida dinyatakan dengan rumus empiris dan diacu sebagai unit rumus
COCl2, bukannya sebagai molekul COCl2.
Rumus empiris H2O menyatakan bahwa untuk setiap atom oksigen dalam air,
ada dua atom hidrogen. Demikian pula, satu mol H2O mengandung dua mol atom
hidrogen dan satu mol atom oksigen. Jumlah atom dan jumlah mol setiap unsur
mempunyai nisbah yang sama, yaitu 2:1. Rumus empiris suatu zat jelas berhubungan
dengan persentase komposisi berdasar massa dari zat itu. Hubungan ini dapat
digunakan dalam berbagai cara.
Rumus empiris dari suatu senyawa dan persentase komposisi berdasar massa
dari unsur-unsur penyusunnya hanya dihubungkan oleh konsep mol semata. Misalnya
rumus empiris etilena (rumus molekul C2H4) ialah CH2 (Oxtoby, 2001).
8. V. Alat dan Bahan
A. Alat
- Cawan
- Gelas arloji
- Timbangan
- Gelas ukur
- Bunsen
- Pipet tetes
B. Bahan
- Logam tebaga
- Asam nitrat
9. VI. Prosedur Percobaan
cawan
0,5 gr tembaga
10 ml HNO3
larutan
ditimbang, ditambah
ditambah
terbentuk kristal
hitung RE
dipanaskan
10. VII. Pertanyaan Prapraktek
1. Berilah 5 buah contoh senyawa yang memilki rumus molekul dan rumus
empiris yang sama dan 5 buah senyawa yang memiliki rumus molekul dan
rumus empiris yang berbeda!
Jawaban : Senyawa yang memiliki rumus empiris yang sama dengan rumus
molekulnya antara lain : H2O, NaCl, CO2, dan NaOH. Senyawa yang
memiliki rumus empiris dan rumus molekul yang berbeda antara lain :
Rumus Molekul Rumus Empiris
C6 O12 H6 CH2O
C2 H4 CH
C2 H8 CH4
C2 H6 CH3
C2 H2 HO
2. Pembakaran senyawa CxHy dalam oksigen berlebih menghasilkan 11 g H2O.
Jika Ar O = 16, C = 12 dan H = 1. Bagaimana rumus empiris senyawa
tersebut.
Jawaban : mol CO2 =
11
44
= 0,25 mol
mol H2O =
9
18
= 0,5 mol
Mol C dalam CO2 = 0,25 mol
Mol H dalam H2O= 2 × 0,5 = 1 mol
Maka, mol C : mol H
0,25 : 1
1 : 4
Jadi, rumus empiris senyawa CH4.
11. VIII. Data Hasil Pengamatan
A. Kuantitatif
Benda Massa (gram)
Cawan krus kosong tanpa tutup 42,78
Logam Cu 0,5
Cawan krus tanpa tutup + kristal logam Cu 44,41
B. Kualitatif
Bahan
Pengamatan
Suhu Warna Kristal
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Logam
Cu +
HNO3
Normal Panas Coklat
Hijau
toska
Tidak
ada
Ada
12. IX. Reaksi dan Perhitungan
a. Reaksi
Cu + ½ O2 CuxOy
2HNO3 2NO3 + H2O + ½ O2
Cu + 2NO3 CuxOy + 2NO3 +H2O
b. Perhitungan
M cawan kosong tanpa tutup = 42,78 gram
M cawan tanpa tutup + logam Cu = 43,28 gram
M cawan tanpa tutup + Kristal logam Cu = 44,41 gram
Mol Cu dan Mol O
Berat CuxOy = (M cawan + Kristal) - (M cawan)
= 44,41 gram - 42,78 gram
= 1,63 gram
W Cu = W CuxOy
Mol Cu = Mol CuxOy
Gr Cu
Ar Cu
=
Gr 𝐶𝑢 𝑥 𝑂𝑦
Ar 𝐶𝑢 𝑋 𝑂𝑦
0,5
63,5
=
1,63
16
0,007874 = 0,101875
1 = 13
Maka rumus empirisnya adalah CuO13
13. X. Pembahasan
Terdapat dua tipe analisa yang digunakan dalam uji coba rumus empiris senyawa.
Pertama menggunakan analisa kualitatif dengan mengamati perubahan fisik yang
terjadi pada bahan yang digunakan, seperti warna coklat pada logam tembaga, warna
kuning kehijauan pada kristal, suhu panas yang dihasilkan pada saat pencampuran
logam tembaga dengan asam nitrat, dan warna hijau toska sebagai hasil dari
pencampuran logam tembaga dan asam nitrat sebelum dipanaskan. Kedua
meggunakan metode analisa kuantitatif dengan cara perhitungan stoikiometri untuk
menghitung perbandingan jumlah mol terkecil, dan massa alat dan bahan yang
digunakan. Kedua hal tersebut sangat penting untuk mengetahui jumlah terkecil suatu
atom dalam senyawa atau rumus empiris dan rumus sebenarnya suatu unsur dalam
senyawa atau yang biasa disebut dengan rumus molekul senyawa.
Pencampuran logam tembaga dengan asam nitrat dalam cawan akan
menghasilkan suhu panas pada dinding cawan saat disentuh dengan indra peraba.
Suhu tersebut dikenal dengan reaksi eksoterm, sebuah reaksi yang terjadi akibat
perpindahan energi atau kalor dari sistem ke lingkungannya, sehingga bagian luar
cawan terasa panas.
Selain itu, logam tembaga yang dicampurkan dengan asam nitrat
menghasilkan warna hijau toska, gelembung, dan uap. Logam tembaga umumnya
bewarna coklat setelah dicampur dengan asam nitrat terjadi perubahan warna menjadi
hijau toska. Perubahan warna ini terjadi disebabkan oleh logam tembaga yang
termasuk ke dalam logam transisi sehingga memiliki kemampuan eksitasi, dengan
memancarkan panjang gelombang tertentu yang menunjukkan klasifikasi warnanya
pada sinar cahaya tampak sehingga membentuk warna hijau toska setelah bereaksi
dengan asam nitrat.
Kemudian, dilakukan pemanasan campuran pada suhu tinggi agar
terbentuklah sebuah kristal. Pemanasan ini berfungsi untuk mempercepat reaksi, di
suhu yang panas partikel-partikel akan bergerak cepat, menguapkan zat, dan
membentuk senyawa baru yang dalam percobaan ini berupa sebuah kristal. Selain itu,
pemanasan mempecepat proses penguapan air dan zat lain-lain yang dapat diuapkan
14. melalui pemanasan sehingga dalam percobaan hanya menghasilkan kristal yang
berwarna kuning kehijauan. Setelah kristal ini terbentuk praktikan dapat menghitung
massa cawan dan kristal agar dapat dilakukan perhitungan stoikiometri untuk mencari
perbandingan jumlah mol terkecilnya agar didapatkan rumus empiris tembaga oksida.
Terfokus pada percobaan ini, ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan berbagai percobaaan di laboratorium. Salah satu hal tersebut diantaranya,
mereaksikan logam tembaga dan asam nitrat hendaknya dilakukan di lemari asam.
Hal ini karenakan asam nitrat yang termasuk kedalam jenis asam kuat yang bersifat
sangat reaktif, korosif, serta beracun. Apabila terpapar mengenai kulit, mata, atau
tertelan maupaun terhirup dapat mengakibatkan dampak yang cukup fatal pada
jaringan kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan bagian mata. Prosedur ini
harus dipatuhi oleh setiap praktikan bisa dikatan merupakan sebuah kewajiban agar
terjaga keselamatannya dan dapat mendapatkan hasil percobaan yang maksimal.
15. XI. Kesimpulan
1. Analisa secara kualitatif dan kuantitatif digunakan dalam percobaan rumus
empiris senyawa.
2. Pada saat pencamuran tembaga dengan asam nitrat terjadi reaksi eksoterm.
3. Logam tembaga yang dicampurkan dengan asam nitrat menghasilkan warna
hijau toska.
4. Proses pemanasan pada suhu tinggi mempercepat terbentuknya kristal.
5. Asam nitrat bersifat korosif, reaktif, dan toksik.
16. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Keenan, dkk.1980. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, David W, dkk.2001. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Sunarya,Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung: CV.Yrama Widya.
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1. Indralaya : Universitas
Sriwijaya.
Wibowo, Heri. 2005. Modul Kimia Konsep Dasar Kimia. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.