SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak dan minyak termasuk dalam salah satu golongan lipid, yaitu lipid netral. Lemak
dan minyak dapat di komsumsi (edible fat) dan sumbernya dapat berasal dari hewani dan
nabati. Lemak dan minyak nabati merupakan lemak dan minyak yang bersal dari tumbuh-
tumbuhan sedangkan lemak dan minyak hewani berasal dari hewan.
Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan makanan. Lemak
merupakan bahan makanan yang kaya energi. Lemak yang pada suhu kamar berupa cairan,
lazim disebut minyak. Minyak biasanya berasal dari tumbuhan seperti minyak kelapa,
minayak jagung dan minyak zaitun.
Wujud lemak berkaitan dengan asam lemak pembentukannya. Lemak yang berbentutk
cair (minyak) banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Sedangkan lemak yang berbentuk
padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh mempunyai titik cair
yang lebih tinggi dari pada asam lemak tak jenuh. Lemak dan minyak memiliki sifat
kelarutan yang sama, yaitu nonpolar. Namun untuk mengetahuinya serta mengetahui
beberapa reaksi lainnya seperti asam lemak bebas dan reaksi penyabunan, maka harus
dilakukan satu percobaan, oleh karena itu mengapa dilakukan percobaan ini.
1.2 Tujuan Percobaan
 Mengetahui kelarutan atau daya larut dari minyak maupun lemak
 Mengetahui adanya asam lemak bebas
 Mengetahui reaksi penyabunan dari lemak dan minyak
1.3 Prinsip Percobaan
1.3.1 Uji kelarutan
Prinsip percobaan ini menggunakan prinsip ”like dissolve like”, dimana minyak dan
lemak yang bersifat nonpolar akan larut dengan sempurna pada larutan nonpolar pelarut
organik, misalnya dietil eter dan tidak larut pada pelarut polar, misalnya air. Sedangkan pada
etanol, minyak dan lemak dapat menyatu atau larut walaupun tidak secara sempurna. Karena
etanol bersifat semipolar, sehingga dapat larut pada larutan yang bersifat nonpolar dan polar.
1.3.2 Uji Penentuan Asam lemak bebas
Prinsip dari percobaan pada penentuan asam lemak bebas adalah menentukan jumlah ml
NaOH yang diperlukan untuk menetralkan lemak dalam 8,2 gr minyak goreng dengan
melakukan titrasi dengan sampel minyak goreng pelrut, etanol, n – heksan, indikator pp, dan
titrasi NaOH
1.3.3 Penyabunan
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Proses hidrolisis yang disengaja dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH
molekul pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh
alkali disebut reaksi penyabunan atau saponitikasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan dengan kandungan yang
berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan
makanan dengan berbagi tujuan. Dalam pengolahan tahan pangan, minyaka dan lemak
berfungsi sebagai media penghatar panas, sepeti minyak goreng, shortening (mentega putih),
lemak (gajih), mentega dan magarin. Disamping itu penambahan lemak juga dimaksudkan
untuk menembah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa pangan.
Lemak hewani mengandung banyak steral yang disebut kolestrol, sedangkan lemak
nabati mengandung fitosterol dan mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh sehingga
umumnya berbentuk cair. Lemak nabati yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tiga
golongan yaitu: (a) drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila mengering diudara,
misalnya minyak yang digunakan untuk cat dan pernis; (b) semi drying oil seperti minyak
jagung, minyak biji kapas, dan minyak bunga matahari ; dan (c) non drying oil, misalnya
minyak kelapa dan minyak kacang tanah. Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak
coklat dan bagian ”steanin” dari minyak kelapa sawit.
Pembentukan Lemak secara alami
Hampir semua bahan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan yang
berasal dari hewan. Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi
asam lemak dengan gliserol membentuk lemak.
Sintesis Gliserol
Dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia, pada reaksi ini fruktosa difosfat
diuraikan oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi aseton fosfat, kemudian direduksi menjadi x
– gliserolfosfat. Gugus fosfat dihilangkan melalui proses fosfosilasi sehingga akan menjadi
atau terebntuk molekul gliserol
Sintesis Asam Lemak
Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti
asam asetat, asetatdehida, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Sintesis asam
lemak dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan sejenis bakteri.
Clostridyum klyuveri
C2H5OH + CH3COOH CH3(CH2)2COOH
+ H2O
Kondensasi Asam Lemak
Pada tahap pembentukan molekul lemak ini terjadi reaksi esterifikasi gliserol dengan
asam lemak yang dikatalisis oleh enzim lipase. Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya
diekstraksi dalam keadaan tidak murni dan bercampur dengan komonen-komponen lain yang
disebut fraksi lipida. Fraksi lipida terdiri minyak / lemak (edible fat / oil), makan (wax),
fosfolipida sterol, hidrokarbon dan pigmen. Dengan cara ekstraksi yang menggunakan
pelarut lemak seperti petroleum, eter, etil eter, benzena dan klorofrom komponen-komponen
fraksi lipida dapat dipisahkan. Lemak kasar (crude fat) tersebut disebut fraksi larut eter.
Untuk membedakan komponen-komponen fraksi lipida dipergunakan NaOH. Minayak /
lemak makan, malam dan fosfolipida dapat disabunkan dengan NaOH, sedangkan sterol,
hidrokarbon dan pigmen adalah fraksi yang tidak tersabunkan.
Pigmen
Adanya pigmen menyebabkan lemak berwarna. Warna lemak tergantung dari macam
pigmennya. Adanya karoteroid menyebabkan warna kuning kemerahan. Keroteroid sangat
larut dalam minyak dan merupakan hidrokarbon, dengan banyak ikatan tak jenuh. Bila
minyak di hidrogensi maka akan terjadi hidrogenasi karoteroid dan warna merah akan
berkurang. Selain itu, perlakuan pemanasan juga akan mengurangi warna pigmen, karena
karoteroid tidak stabil pada suhu tinggi. Pigmen ini mudah terosidasi sehingga minyak akan
mudah tengik. Cara menghilangkan pigmen biasanya dilakukan dengan adsorben seperti
arang aktif dan beching earth.
Asam Lemak
Asam- asam lemak yang ditemukan dialam, biasanya merupakan asam-asam
monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon
genap. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam-asam lemak tidak jenuh berbeda dalam
jumlah dan posisi ikatan rangkapnya, dan berbeda dengan asam lemak jenuh dalam bentuk
molekul keseluruhannya. Asam lemak tak jenuh biasanya terdapat dalam bentuk cis. Karena
itu molekul akan bengkok pada ikatan rangkap, walaupun ada juga asam lemak tidak jenuh
dalam bentuk trans.
Komposisi dan Sifat
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, lemak dan minyak termasuk dalam sekelompok
senyawa yang disebut lipida, yang pada umumnya mempunyai sifat sama yaitu tidak larut
dalam air. Dalam penanganan dan pengolahan bahan pangan, perhatian lebih banyak
ditujukan pada suatu bagian dari lipida, yaitu trigliserida dan natural fat. Pada umunya untuk
pengertian sehari-hari lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar, tetapi keduanya
terdiri dari molekul-molekul trigliserida.
Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan kandunganya
yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap,
sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak
terdapat dialam adalah asam palmitat dan asam stearat. Minyak merupakan bahan cair
diantaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan
asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-
atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah. (Winarno, 2002)
Asam lemak dan triasilgliserol
Struktur
Asam lemak terdiri dari gugus asam karboksilat yang terikat pada rantai hidrokarbon
panjang. Bila rantai ini tidak mengandung ikatan rangkap, ikatan tersebut dinyatakan jenuh,
sedangkan bila rantai tersebut mempunyai ikatan rangkap, struktur tersebut dikatakan tidak
jenuh. Triasilgliserol, yang merupakan ester asam lemak dan gliserol, adalah suatu bentuk
tempat energi diubah untuk penyimpanan waktu lama dalam sel lemak.dengan demikian,
lemak tidak jenuh (minyak tumbuhan) adalah triasilgliserol yang mempunyai rantai
hidrokarbon asam lemak tidak jenuh. Semua ikatan rangkap duanya berbentuk cis dan
umumnya tidak berikanjugasi. Lemak jenuh atau lemak binatang dihubungkan dengan
timbulnya penyakit jantung. Lemak digunakan sebagai tempat penyimpanan karena tiap
gramnya membebaskan energi lebih dari dua kali lipat dibandingkan karbonhidrat. Perbedaan
ini terjadi karena besarnya jumlah ikatan C – H dalam lemak setiap molekulnya (dan karena
hidrasi yang lebih sedikit per gramnya) . Pada suhu ruang, lemak jenuh biasanya berbentuk
padat (misalnya mentega), sedangkan lemak tak jenuh biasanya cair (misalnya minyak
jagung)
Saponifikasi
Saponifikasi melibatkan hidrolisis ikatan ester gliserida, yang menghasilkan
pembebasan asam lemak dalam bentuk garam dan gliserol. Garam dari asam lemak berantai
panjang adalah sabun. Asam lemak berantai panjang mempunyai gugus hidrofobik (tidak
menyukai air) berantai panjang. Pada konsentrasi tertentu dalam pelarut air, asam lemak ini
membentuk misel. Misel merupakan struktur bulat yang terdiri dari ratusan molekul garam
asam lemak. Misel tersusun dengan gugus polar dari garam asam lemak disebelah luar dan
rantai hidrofobik yang tertanam disebelah dalam, jauh dari air. Struktur misel menjelaskan
bagaimana sabun bekerja. Misel memerangkap kotoran dan lemak (yang hidrofobik) dipusat
misel. Misel dapat larut dalam air karena permukaan misel mengandung gugus kaboksilat
yang polar. Jadi, misel dapat terbasuh oleh air sambil membawa kotoran dan lemak. (Hanold,
1983)
Sifat-sifat fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tegantung pada
sumbernya. Secara umum, bentuk triasilgliseridalemak dan minyak sama, tetapi wujudnya
berbeda. Dalam pengeritan pengertian sehari-hari, disebut lemak jika berbentuk padat pada
suhu kamar dan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Trigliseral dapat berbentuk padat
atau cair berhubungan dengan asam lemak penyusunnya. Minyak nabati sebagian besar
berbentuk cair, karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat
(C17H33COOH), asam linoleat (C17H31COOH) dan asam linolenat (C17H29COOH). Asam-
asam lemak termasuk asam lemak esensial yang dapat mencegah timbulnya gejala asterios
clerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolestrol. Sebaliknya asam
lemak hewani umumnya pada suhu kamar berbentuk padat karena banyak mengandung asam
lemak jenuh seperti asam stearat (C17H35COOH) dan asam palmitat (C15H31COOH).
Asam lemak jenuh memilki titik lebur lebih tinggi dibandingkan asam lemak tidak
jenuh. Lemak dan minyak dapat mengalami ketengikan (racidity), karena dapat terhidrolisis
dan teroksidasi bila dibiarkan terlalu lama kontak dengan udara. Pada proses hidrolisis, lemak
atau minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat
mengakibatkan kerusakan pada lemak atau minyak karena terdapat sejumlah air didalamnya,
sehingga menimbulkan bau tengik. Reaksi demikian dikatalis oleh asam, basa atau enzim
tertentu seperti enzim lipase.
Lemak dan minyak yang teroksidasi akan membentuk peroksida dan hidroperoksida
yang dapat terurai menjadi aldehida, keton dan asam-asam lemak bebas. Hasil oksidasi tidak
hanya mengakibatkan rasa dan bau yang tak enak, tetapi dapat pula menurunkan nilai gizi
karena kerusakan vitamin dan asam-asam lemak esensial dalam bentuk lemak. Rrreaksi
oksidasi dipercepat dengan adanya cahaya, pemansan, atau katalis logam seperti Cu, Fe, Co
dan Mn. Lemak dan minyak yang sangat tengik mempunyai keasaman yang rendah. Proses
ketengikan dapat dihambat salah satunya dengan penambahan zat antioksidan seperti vitamin
E, vitamin C, politenol, dan hidroquinon. (Yasid, 2006)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
 Panci
 Tiang statif
 Tabung reaksi
 Corona kaca
 Gelas ukur
 Labu alas bulat
 Neraca analitik
 Erlenmeyer
 Beaker glass
 Rak tabung reaksi
 Ember
 Selang
 Sendok
 Sumbat gabus
 Pipet tetes
 Gelas kimia
 Alat titrasi
 Kondensor
 Hot plate
 Labu stahl
 Batang pengaduk
 Magnetic steller
 Neraca ohaus
3.1.2 Bahan
 Minyak goreng
 Aquadest
 Etanol 95%
 Dietil eter
 N – heksan
 Indikator pp
 NaOH 0,02 M
 Mentega
 Garam H2SO4 6 tetes
 Garam dapur
 Es batu
 Alkohol
3.2 Prosedur Percobaan
Uji Kelarutan / Daya Larut
 Dimasukkan minyak sebanyak 10 ml ditambah dengan 10 ml aquadest ke dalam gelas kimia
 Diaduk atau digoyang gelas kimia tadi
 Diamati reaksi yang terjadi
 Dicatat
 Dimasukkan minyak sebanyak 10 ml kedalam beaker glass
 Ditambahkan 5 ml dietil eter
 Dihomogenkan atau diaduk
 Diamati reaksi yang terjadi
 Dicatat
 Dimasukkan 10 ml minyak ke dalam beaker glass
 Ditambahkan 10 ml etanol kedalam beaker glass tadi
 Dicampurkan dan diaduk
 Diamati reaksinya
 Dicatat
Uji Lemak Bebas
 Dipanaskan 10 ml minyak diatas hot plate
 Ditambahkan 15 ml n – heksan
 Diamati
 Ditambah 50 ml etanol
 Diamati perubahan reaksinya
 Ditambahkan 3 tetes indikator pp
 Diamati
 Dititrasi dengan NaOH 0,02 M sebanyak 2,7 ml
Uji Penyabunan
 Diambil 1 gr mentega
 Ditambahkan 20 ml NaOH, dimasukkan ke dalam labu alas bulat yang berisi magnetil steller
 Dipanaskan diatas hot plate dengan metode ekstraksi dan menggunakan kondensor.
 Diambil 1 ml larutan
 Ditambahkan 5 ml aquadest
 Diaduk
 Ditambah 6 tetes H2SO4 setetes demi setetes
 Larutan sisa dimasukkan ke dalam beaker glass
 Ditambah 100 ml aquadest
 Diaduk
 Dicampurkan 1 sendok garam dapur (NaCl) ke dalam larutan
 Diaduk sampai ada perubahan
3.3 Flowsheet
1. Uji Kelarutan / Daya larut
10 ml
minyak 10 ml aquadest
Larutan tidak menyatu / tidak
Larut, berwarna kuning
10 ml minyak 10 ml etanol
Terbentuk 2 fase, minyak berada dibawah
Etanol diatas berwarna putih
10 ml
minyak 10 ml dietil eter
Menyatu 1 fase berwarna
Kuning bening
2. Uji Asam lemak bebas
10 ml minyak
Dipanaskan
Jadi lebih cair
Ditambahkan 15 ml n - heksan
Muncul gelembung uap cepat
hilang
Terbentuk1 fase / bercampur
Ditambah 50 ml etanol 95%
Terbentuk 2 fase, minyak
dibawah,
Etanol diatas / permukaan berwarna
Kuning bening
Ditambah 3 tetes indikator pp
Tidak tejadi perubahan
Dititrasi
NaOH 0,02 M 2,7 ml
Terjadi muncul warna merah
Jambu pada V. NaOH 2,7 ml
3. Uji Penyabunan
1 gr
mentega NaOH 20 ml
Dimasukkan kedalam labu alas bulat
Dimasukkan magnetic steller
Disambung pada kondensor
Direftuk selama 1/2 jam
Diamati
Magnetic steller bergerak berputar-putar secara otomatis sehingga mentega bercampur
dengan NaOH menjadi 1 fase dan berwarna kuning muda
Aquadest 5 ml aquadest 100 ml
Diamati diamati
Larutan
menjadi larutan sedikit berbusa
Keruh homogen antara
larutan dan aquadest
Ditambahkan ditambahkan 6
H2SO4 5 tetes tetes H2SO4
Diamati diamati
Larutan
mengendap endapan warna putih
Berwarna
putih menandakan adanya sabun
BAB 4
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Uji kelarutan / daya larut
 Minyak sebanyak 10 ml + 10 ml
aquadest
 Diamati
 10 ml minyak + 10 ml etanol
 Minyak 10 ml + 5 ml dietil eter
 Diamati
Uji asam lemak bebas
 Dipanaskan 10 ml minyak + 15 ml n –
heksan
 Diamati
 Ditambah 50 ml ml etanol
 Larutan tidak menyatu / tidak larut,
berwarna kuning muda dan
bergelembung
 Terbentuk dua fase (minyak berada di
bawah dan etanol berada diatas), fase
diatas atau etanol berwarna putih
 Keduanya menyatu dan berwarna
kuning bening
 Jadi lebih cair. Muncul gelembung
namun cepat hilang. Menjadi 1 fase /
bercampur.
 Terbentuk 2 fase. Minyak dibawah,
etanol dilapisan atas. Berwarna kuning
bening
 Ditambahkan 3 tetes indikator pp
 Diamati
 Dititrasi dengan 2,7 ml NaOH 0,02 M
Uji Penyabunan
 1 gr mentega + 20 ml NaOH
 Dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan
dimasukkan magnitic steller
 Dipanaskan dengan hot plate
menggunakan metode ekstraksi
 1 ml larutan + 5 ml aquadest
 Diaduk
 Ditambah 6 tetes H2SO4 setetes demi
setetes
 Diaduk
 Larutan + 1 sendok garam dapur (NaCl)
 Diaduk
 Tidak menjadi perubahan
 Muncul warna merah jambu.
Dibagian tertentu. Tetap terjadi pada
minyak tetapi pada etanol dekat
minyak. Bila dikocok, minyak dan
etanol menyatu warna merah jambuh
hilang. Bila didiamkan warna merah
jambu hilang etanol terpisah.
 Mentega masih padat tidak bercampur
dengan NaOH
 Magnetic steller berputar sehingga
NaOH dan mentega homogen
 Larutan dan aquadest homogen
 Muncul endapan berwarna putih yang
menandakan adanya sabun homogen
antara larutan dan aquadest
 Larutan berubah warna menjadi
warna putih susu berbusa permanen.
Garam yang tidak dapat larut
mengendap. Busa menadakan
adanyasabun
4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi Penyabunan
O
H2C – O – C – C17H35
O H2C – OH
HC – O – C – C17H35 + 3NaOH HC – OH + 3Na C17H35COO
H2C – OH
O gliserol
H2C – O – C – C17H35
Glisoril tristearat
4.2.2 Indikator pp dengan NaOH
OH OH ONa O Na - stearat
C + 2NaOH C + 2H2O
O
C C – ONa
O O
H
H – C – O – C – R
O H2 – C – OH O
H – C – O – C – R + 3NaOH HC – C – OH + NaO – C – R
O H2C – OH
H – C – O – C – R gliserol sabun
H
4.3 Perhitungan
Massa jenis minyak = 0,82
Massa jenis = gr/ ml
0,82 = gr
10
gr = 8,2
Dik : S = 5,7 ml
N = 0,02 N
F = minyak kelapa sawit 25,6
Dit : % ALB
Jawab :
% ALB = S x N x F x 100%
Berat contoh
= 5,7 x 0,02 x 25,6 x 100%
8,2
= 35, 590%
4.4 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan pengujian uji kelarutan /
daya larut, uji asam lemak bebas dan uji penyabunan dapat diketahui bagaimana kelarutan
dari pada lemak didalam dan minyak serta untuk apakah lemak dan minyak dapat
menghasilkan sabun sebelah direaksikan dengan beberapa larutan dan dilakukan dengan
beberapa perlakuan.
Pada percobaan uji kelarutan / daya larut, disini digunakan minyak atau lemak cair
sebagai sampel. Pengujian pertama minyak diuji dengan aquadest yang dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Hasilnya minyak dan aquadest tadi tidak bisa menyatu, sehingga dapat
disimpulkan bahwa minyak bersifat nonpolar atau tidak menyatu dengan larutan polar atau
air. Selanjutnya dilakukan pengujian minyak dengan larutan etanol atau alkohol, disini etanol
bersifat semipolar, yaitu dapat bereaksi dengan larutan polar maupun nonpolar. Setelah
minyak direaksikan dengan etanol dapat dilihat reaksinya yaitu terbentuk 2 fase dimana
etanol berada dilapisan atas. Etanol hanya dapat bereaksi / larut sebagian dengan minyak
karena sifat semipolarnya. Reaksi selanjutnya yaitu mereaksikan minyak dengan larutan dietil
eter. Dimana dietil eter bersifat nonpolar, sehingga ketika minyak direaksikan dengan dietil
eter keduanya dapat menyatu atau terbentuk 1 fase, karena sifatnya sama nonpolar sehingga
keduanya dapat bereaksi dengan baik.
Pada percobaan uji asam lemak bebas, masih digunakan minyak sebagai sampel dan
diuji dengan larutan n – heksan, sebelumnya minyak dipanaskan terlebih dahulu sehingga
lebih cair, setelah itu ditambahkan dengan larutan n – heksan. Hasilnya muncul gelembung
namun cepat hilang dan terbentuk 1 fase / bercampur. Selanjutnya ditambahkan 50 ml etanol
dan terbentuk 2 fase, etanol berada dilapisan atas dan berwarna kuning bening. Ditambahkan
indikator pp dan tidak terjadi perubahan lalu campuran tadi dititrasi dengan NaOH 0,02 M
sebanyak 2,7 ml. Hasil dari titrasi ini terbentuk warna merah jambu pada campuran antara
etanol dan minyak. Pengujian ini bersifat kuantitatif. Karena penentuan asam lemak bebas
dapat diketahui melalui perhitungan persentase. Dengan menggunakan rumus:
% AlB = S x N x F
Berat contoh (gr)
Pada percobaan uji penyabunan sampel yang digunakan adalah mentega yang kemudian
ditimbang sebanyak 1 gr, selanjutnya digunakan pelarut NaOH yang dimasukkan kedalam
labu steller. Kemudian didalamnya ditambahkan magnetic steleer yang berfungsi sebagai
pengaduk untuk mencampurkan antara NaOH dengan mentega. Kemudian dipanaskan diatas
hot plate dengan menggunakan kondensor hingga larutan bercampur. Kemudian diambil 1 ml
larutan ditambahkan 5 ml aquadest hasilnya kedua larutan menjadi homogen. Ditambahkan 6
tetes H2SO4 setetes demi setetes, terbentuk endapan berupa putih yang menadakan adanya
sabun. Larutan sisa yang sebanyak 20 ml tadi dimasukkan ke dalam beaker glass
ditambahkan 100 ml aquadest, dan diaduk hasilnya larutan menjadi homogen. Larutan tadi
ditambahkan lagi garam dapur (NaCl) sebanyak satu sendok, lalu diaduk sampai terjadi
perubahan warna, yaitu warna putih susu dan memiliki busa permanen. Garam yang tidak
dapat larut mengendap busa tadi menandakan adanya sabun.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah diklakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
 Minyak atau lemak memiliki daya larut yang sama, yaitu tidak dapat larut dalam pelarut
polar, namun bereaksi atau larut dalam pelarut nonpolar. Jadi dapat disimpulkan lemak dan
minyak merupakan larutan nonpolar.
 Minyak dan lemak memiliki asam lemak yaitu asam organik yang terdapat sebagai trigliseda
atau lemak, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan. Setelah dilakukan pengujian /
percobaan, ternyata positif bahwa lemak dan minyak memiliki suatu asam lemak. Hal ini
dibuktikan dengan dilakukannya percobaan pengujian asam lemak bebas. Setelah dilakukan
perhitungan asam lemak bebas ternyata terdapat sekitar 0,356% asam lemak bebas.
 Reaksi penyabunan dilakukan dengan melarutkan lemak / minyak kedalam pelarut NaOH,
kemudian direaksikan dengan larutan asam dan garam dapur. Saat direaksikan dengan garam
dapur lemak berubah warna menjadi putih susu dan memiliki busa permanen. Busa inilah
yang menandakan adanya sabun.
5.2 Saran
Praktikum selanjutnya dilakukan pengujian-pengujian lain terhadap lemak dan minyak,
misalnya reaksi / pengujian terbentuknya lilin dari ester asam lemak sehingga dapat diketahui
kandungan atau reaksi yang lain dari pada lemak dan minyak ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hart, Hanold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Yasid, Estien. 2006. Penentuan Praktikum Biokimia. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET
oleh Restu Triawan pada 03.18

Contenu connexe

Tendances (20)

Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Makalah biokimia lipid
Makalah biokimia   lipidMakalah biokimia   lipid
Makalah biokimia lipid
 
lemak
lemaklemak
lemak
 
Chapter 3. lipid
Chapter 3. lipidChapter 3. lipid
Chapter 3. lipid
 
Lipida,
Lipida,Lipida,
Lipida,
 
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
LIPID
LIPIDLIPID
LIPID
 
LIPID
LIPIDLIPID
LIPID
 
Ppt lemak
Ppt lemakPpt lemak
Ppt lemak
 
lipid
lipidlipid
lipid
 
Lipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixLipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fix
 
Metabolisme lipid
Metabolisme lipidMetabolisme lipid
Metabolisme lipid
 
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakSifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Lemak dan-minyak
Lemak dan-minyakLemak dan-minyak
Lemak dan-minyak
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Biokimia lipid
Biokimia lipidBiokimia lipid
Biokimia lipid
 
Biokimia i lipid
Biokimia i lipidBiokimia i lipid
Biokimia i lipid
 

Similaire à Kim (2) LEMAK

lipid-1.ppt
lipid-1.pptlipid-1.ppt
lipid-1.ppthidnisa
 
14_7462_KES107_122018_1a_pdf.ppt
14_7462_KES107_122018_1a_pdf.ppt14_7462_KES107_122018_1a_pdf.ppt
14_7462_KES107_122018_1a_pdf.pptreza497388
 
Presentation nutrisi of lemak
Presentation nutrisi of lemakPresentation nutrisi of lemak
Presentation nutrisi of lemakYuliana
 
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEAcara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEUfi Ufy
 
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptxLIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptxShintaAulia18
 
METABOLISME LIPID, Definisi, SIFAT FISIKA.pptx
METABOLISME LIPID, Definisi, SIFAT FISIKA.pptxMETABOLISME LIPID, Definisi, SIFAT FISIKA.pptx
METABOLISME LIPID, Definisi, SIFAT FISIKA.pptxAlyahRmdni
 
Riingkasan lipid
Riingkasan lipidRiingkasan lipid
Riingkasan lipidemahalas123
 
Bagian inti dan bagian akhir
Bagian inti dan bagian akhirBagian inti dan bagian akhir
Bagian inti dan bagian akhirnovadwiyanti08
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
Lipid Biokimia Universitas
Lipid Biokimia UniversitasLipid Biokimia Universitas
Lipid Biokimia Universitasbryanvl
 
Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid pjj_kemenkes
 
Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1erwantihutri
 
materi ajar metabolisme lipid Kesmas.pptx
materi ajar metabolisme lipid Kesmas.pptxmateri ajar metabolisme lipid Kesmas.pptx
materi ajar metabolisme lipid Kesmas.pptxMidarMan
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 

Similaire à Kim (2) LEMAK (20)

biogas
biogasbiogas
biogas
 
lipid-1.ppt
lipid-1.pptlipid-1.ppt
lipid-1.ppt
 
Ii lemak-dan-minyak
Ii lemak-dan-minyakIi lemak-dan-minyak
Ii lemak-dan-minyak
 
14_7462_KES107_122018_1a_pdf.ppt
14_7462_KES107_122018_1a_pdf.ppt14_7462_KES107_122018_1a_pdf.ppt
14_7462_KES107_122018_1a_pdf.ppt
 
RPP "Lemak"
RPP "Lemak"RPP "Lemak"
RPP "Lemak"
 
Lemak dan minyak
Lemak dan minyakLemak dan minyak
Lemak dan minyak
 
Lemak final
Lemak finalLemak final
Lemak final
 
Presentation nutrisi of lemak
Presentation nutrisi of lemakPresentation nutrisi of lemak
Presentation nutrisi of lemak
 
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEAcara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
 
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptxLIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
 
METABOLISME LIPID, Definisi, SIFAT FISIKA.pptx
METABOLISME LIPID, Definisi, SIFAT FISIKA.pptxMETABOLISME LIPID, Definisi, SIFAT FISIKA.pptx
METABOLISME LIPID, Definisi, SIFAT FISIKA.pptx
 
Riingkasan lipid
Riingkasan lipidRiingkasan lipid
Riingkasan lipid
 
Bagian inti dan bagian akhir
Bagian inti dan bagian akhirBagian inti dan bagian akhir
Bagian inti dan bagian akhir
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
Lipid Biokimia Universitas
Lipid Biokimia UniversitasLipid Biokimia Universitas
Lipid Biokimia Universitas
 
LIPID
LIPIDLIPID
LIPID
 
Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid
 
Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1
 
materi ajar metabolisme lipid Kesmas.pptx
materi ajar metabolisme lipid Kesmas.pptxmateri ajar metabolisme lipid Kesmas.pptx
materi ajar metabolisme lipid Kesmas.pptx
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 

Plus de risyanti ALENTA

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERNANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERNrisyanti ALENTA
 
Kelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aidsKelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aidsrisyanti ALENTA
 
Jurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatanJurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatanrisyanti ALENTA
 
teori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentristeori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentrisrisyanti ALENTA
 
sejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehisejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehirisyanti ALENTA
 
Sejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehiSejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehirisyanti ALENTA
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehirisyanti ALENTA
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan risyanti ALENTA
 
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...risyanti ALENTA
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 

Plus de risyanti ALENTA (20)

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERNANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN
 
Student worksheet2
Student worksheet2Student worksheet2
Student worksheet2
 
Student worksheet1
Student worksheet1Student worksheet1
Student worksheet1
 
Lesson plan fixed
Lesson plan fixedLesson plan fixed
Lesson plan fixed
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
Kelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aidsKelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aids
 
Jurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatanJurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatan
 
Kompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipaKompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipa
 
kalender bulan
kalender bulankalender bulan
kalender bulan
 
revolusi bumi
revolusi bumirevolusi bumi
revolusi bumi
 
rotasi bumi
rotasi bumirotasi bumi
rotasi bumi
 
hukum keppler
hukum kepplerhukum keppler
hukum keppler
 
teori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentristeori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentris
 
sejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehisejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehi
 
Sejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehiSejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehi
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
 
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 

Dernier

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 

Dernier (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

Kim (2) LEMAK

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak termasuk dalam salah satu golongan lipid, yaitu lipid netral. Lemak dan minyak dapat di komsumsi (edible fat) dan sumbernya dapat berasal dari hewani dan nabati. Lemak dan minyak nabati merupakan lemak dan minyak yang bersal dari tumbuh- tumbuhan sedangkan lemak dan minyak hewani berasal dari hewan. Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan makanan. Lemak merupakan bahan makanan yang kaya energi. Lemak yang pada suhu kamar berupa cairan, lazim disebut minyak. Minyak biasanya berasal dari tumbuhan seperti minyak kelapa, minayak jagung dan minyak zaitun. Wujud lemak berkaitan dengan asam lemak pembentukannya. Lemak yang berbentutk cair (minyak) banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Sedangkan lemak yang berbentuk padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh mempunyai titik cair yang lebih tinggi dari pada asam lemak tak jenuh. Lemak dan minyak memiliki sifat kelarutan yang sama, yaitu nonpolar. Namun untuk mengetahuinya serta mengetahui beberapa reaksi lainnya seperti asam lemak bebas dan reaksi penyabunan, maka harus dilakukan satu percobaan, oleh karena itu mengapa dilakukan percobaan ini. 1.2 Tujuan Percobaan  Mengetahui kelarutan atau daya larut dari minyak maupun lemak  Mengetahui adanya asam lemak bebas  Mengetahui reaksi penyabunan dari lemak dan minyak 1.3 Prinsip Percobaan 1.3.1 Uji kelarutan Prinsip percobaan ini menggunakan prinsip ”like dissolve like”, dimana minyak dan lemak yang bersifat nonpolar akan larut dengan sempurna pada larutan nonpolar pelarut organik, misalnya dietil eter dan tidak larut pada pelarut polar, misalnya air. Sedangkan pada etanol, minyak dan lemak dapat menyatu atau larut walaupun tidak secara sempurna. Karena etanol bersifat semipolar, sehingga dapat larut pada larutan yang bersifat nonpolar dan polar.
  • 2. 1.3.2 Uji Penentuan Asam lemak bebas Prinsip dari percobaan pada penentuan asam lemak bebas adalah menentukan jumlah ml NaOH yang diperlukan untuk menetralkan lemak dalam 8,2 gr minyak goreng dengan melakukan titrasi dengan sampel minyak goreng pelrut, etanol, n – heksan, indikator pp, dan titrasi NaOH 1.3.3 Penyabunan Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH molekul pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponitikasi. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagi tujuan. Dalam pengolahan tahan pangan, minyaka dan lemak berfungsi sebagai media penghatar panas, sepeti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan magarin. Disamping itu penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menembah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa pangan. Lemak hewani mengandung banyak steral yang disebut kolestrol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak nabati yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tiga
  • 3. golongan yaitu: (a) drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila mengering diudara, misalnya minyak yang digunakan untuk cat dan pernis; (b) semi drying oil seperti minyak jagung, minyak biji kapas, dan minyak bunga matahari ; dan (c) non drying oil, misalnya minyak kelapa dan minyak kacang tanah. Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat dan bagian ”steanin” dari minyak kelapa sawit. Pembentukan Lemak secara alami Hampir semua bahan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan yang berasal dari hewan. Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak. Sintesis Gliserol Dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia, pada reaksi ini fruktosa difosfat diuraikan oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi aseton fosfat, kemudian direduksi menjadi x – gliserolfosfat. Gugus fosfat dihilangkan melalui proses fosfosilasi sehingga akan menjadi atau terebntuk molekul gliserol Sintesis Asam Lemak Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti asam asetat, asetatdehida, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Sintesis asam lemak dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan sejenis bakteri. Clostridyum klyuveri C2H5OH + CH3COOH CH3(CH2)2COOH + H2O Kondensasi Asam Lemak Pada tahap pembentukan molekul lemak ini terjadi reaksi esterifikasi gliserol dengan asam lemak yang dikatalisis oleh enzim lipase. Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi dalam keadaan tidak murni dan bercampur dengan komonen-komponen lain yang disebut fraksi lipida. Fraksi lipida terdiri minyak / lemak (edible fat / oil), makan (wax), fosfolipida sterol, hidrokarbon dan pigmen. Dengan cara ekstraksi yang menggunakan pelarut lemak seperti petroleum, eter, etil eter, benzena dan klorofrom komponen-komponen fraksi lipida dapat dipisahkan. Lemak kasar (crude fat) tersebut disebut fraksi larut eter. Untuk membedakan komponen-komponen fraksi lipida dipergunakan NaOH. Minayak / lemak makan, malam dan fosfolipida dapat disabunkan dengan NaOH, sedangkan sterol, hidrokarbon dan pigmen adalah fraksi yang tidak tersabunkan. Pigmen
  • 4. Adanya pigmen menyebabkan lemak berwarna. Warna lemak tergantung dari macam pigmennya. Adanya karoteroid menyebabkan warna kuning kemerahan. Keroteroid sangat larut dalam minyak dan merupakan hidrokarbon, dengan banyak ikatan tak jenuh. Bila minyak di hidrogensi maka akan terjadi hidrogenasi karoteroid dan warna merah akan berkurang. Selain itu, perlakuan pemanasan juga akan mengurangi warna pigmen, karena karoteroid tidak stabil pada suhu tinggi. Pigmen ini mudah terosidasi sehingga minyak akan mudah tengik. Cara menghilangkan pigmen biasanya dilakukan dengan adsorben seperti arang aktif dan beching earth. Asam Lemak Asam- asam lemak yang ditemukan dialam, biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam-asam lemak tidak jenuh berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya, dan berbeda dengan asam lemak jenuh dalam bentuk molekul keseluruhannya. Asam lemak tak jenuh biasanya terdapat dalam bentuk cis. Karena itu molekul akan bengkok pada ikatan rangkap, walaupun ada juga asam lemak tidak jenuh dalam bentuk trans. Komposisi dan Sifat Seperti telah dijelaskan sebelumnya, lemak dan minyak termasuk dalam sekelompok senyawa yang disebut lipida, yang pada umumnya mempunyai sifat sama yaitu tidak larut dalam air. Dalam penanganan dan pengolahan bahan pangan, perhatian lebih banyak ditujukan pada suatu bagian dari lipida, yaitu trigliserida dan natural fat. Pada umunya untuk pengertian sehari-hari lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar, tetapi keduanya terdiri dari molekul-molekul trigliserida. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan kandunganya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak terdapat dialam adalah asam palmitat dan asam stearat. Minyak merupakan bahan cair diantaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom- atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah. (Winarno, 2002) Asam lemak dan triasilgliserol Struktur
  • 5. Asam lemak terdiri dari gugus asam karboksilat yang terikat pada rantai hidrokarbon panjang. Bila rantai ini tidak mengandung ikatan rangkap, ikatan tersebut dinyatakan jenuh, sedangkan bila rantai tersebut mempunyai ikatan rangkap, struktur tersebut dikatakan tidak jenuh. Triasilgliserol, yang merupakan ester asam lemak dan gliserol, adalah suatu bentuk tempat energi diubah untuk penyimpanan waktu lama dalam sel lemak.dengan demikian, lemak tidak jenuh (minyak tumbuhan) adalah triasilgliserol yang mempunyai rantai hidrokarbon asam lemak tidak jenuh. Semua ikatan rangkap duanya berbentuk cis dan umumnya tidak berikanjugasi. Lemak jenuh atau lemak binatang dihubungkan dengan timbulnya penyakit jantung. Lemak digunakan sebagai tempat penyimpanan karena tiap gramnya membebaskan energi lebih dari dua kali lipat dibandingkan karbonhidrat. Perbedaan ini terjadi karena besarnya jumlah ikatan C – H dalam lemak setiap molekulnya (dan karena hidrasi yang lebih sedikit per gramnya) . Pada suhu ruang, lemak jenuh biasanya berbentuk padat (misalnya mentega), sedangkan lemak tak jenuh biasanya cair (misalnya minyak jagung) Saponifikasi Saponifikasi melibatkan hidrolisis ikatan ester gliserida, yang menghasilkan pembebasan asam lemak dalam bentuk garam dan gliserol. Garam dari asam lemak berantai panjang adalah sabun. Asam lemak berantai panjang mempunyai gugus hidrofobik (tidak menyukai air) berantai panjang. Pada konsentrasi tertentu dalam pelarut air, asam lemak ini membentuk misel. Misel merupakan struktur bulat yang terdiri dari ratusan molekul garam asam lemak. Misel tersusun dengan gugus polar dari garam asam lemak disebelah luar dan rantai hidrofobik yang tertanam disebelah dalam, jauh dari air. Struktur misel menjelaskan bagaimana sabun bekerja. Misel memerangkap kotoran dan lemak (yang hidrofobik) dipusat misel. Misel dapat larut dalam air karena permukaan misel mengandung gugus kaboksilat yang polar. Jadi, misel dapat terbasuh oleh air sambil membawa kotoran dan lemak. (Hanold, 1983) Sifat-sifat fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tegantung pada sumbernya. Secara umum, bentuk triasilgliseridalemak dan minyak sama, tetapi wujudnya berbeda. Dalam pengeritan pengertian sehari-hari, disebut lemak jika berbentuk padat pada suhu kamar dan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Trigliseral dapat berbentuk padat atau cair berhubungan dengan asam lemak penyusunnya. Minyak nabati sebagian besar berbentuk cair, karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat (C17H33COOH), asam linoleat (C17H31COOH) dan asam linolenat (C17H29COOH). Asam- asam lemak termasuk asam lemak esensial yang dapat mencegah timbulnya gejala asterios
  • 6. clerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolestrol. Sebaliknya asam lemak hewani umumnya pada suhu kamar berbentuk padat karena banyak mengandung asam lemak jenuh seperti asam stearat (C17H35COOH) dan asam palmitat (C15H31COOH). Asam lemak jenuh memilki titik lebur lebih tinggi dibandingkan asam lemak tidak jenuh. Lemak dan minyak dapat mengalami ketengikan (racidity), karena dapat terhidrolisis dan teroksidasi bila dibiarkan terlalu lama kontak dengan udara. Pada proses hidrolisis, lemak atau minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan pada lemak atau minyak karena terdapat sejumlah air didalamnya, sehingga menimbulkan bau tengik. Reaksi demikian dikatalis oleh asam, basa atau enzim tertentu seperti enzim lipase. Lemak dan minyak yang teroksidasi akan membentuk peroksida dan hidroperoksida yang dapat terurai menjadi aldehida, keton dan asam-asam lemak bebas. Hasil oksidasi tidak hanya mengakibatkan rasa dan bau yang tak enak, tetapi dapat pula menurunkan nilai gizi karena kerusakan vitamin dan asam-asam lemak esensial dalam bentuk lemak. Rrreaksi oksidasi dipercepat dengan adanya cahaya, pemansan, atau katalis logam seperti Cu, Fe, Co dan Mn. Lemak dan minyak yang sangat tengik mempunyai keasaman yang rendah. Proses ketengikan dapat dihambat salah satunya dengan penambahan zat antioksidan seperti vitamin E, vitamin C, politenol, dan hidroquinon. (Yasid, 2006) BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat  Panci  Tiang statif  Tabung reaksi  Corona kaca  Gelas ukur  Labu alas bulat  Neraca analitik  Erlenmeyer
  • 7.  Beaker glass  Rak tabung reaksi  Ember  Selang  Sendok  Sumbat gabus  Pipet tetes  Gelas kimia  Alat titrasi  Kondensor  Hot plate  Labu stahl  Batang pengaduk  Magnetic steller  Neraca ohaus 3.1.2 Bahan  Minyak goreng  Aquadest  Etanol 95%  Dietil eter  N – heksan  Indikator pp  NaOH 0,02 M  Mentega  Garam H2SO4 6 tetes  Garam dapur  Es batu  Alkohol 3.2 Prosedur Percobaan Uji Kelarutan / Daya Larut  Dimasukkan minyak sebanyak 10 ml ditambah dengan 10 ml aquadest ke dalam gelas kimia
  • 8.  Diaduk atau digoyang gelas kimia tadi  Diamati reaksi yang terjadi  Dicatat  Dimasukkan minyak sebanyak 10 ml kedalam beaker glass  Ditambahkan 5 ml dietil eter  Dihomogenkan atau diaduk  Diamati reaksi yang terjadi  Dicatat  Dimasukkan 10 ml minyak ke dalam beaker glass  Ditambahkan 10 ml etanol kedalam beaker glass tadi  Dicampurkan dan diaduk  Diamati reaksinya  Dicatat Uji Lemak Bebas  Dipanaskan 10 ml minyak diatas hot plate  Ditambahkan 15 ml n – heksan  Diamati  Ditambah 50 ml etanol  Diamati perubahan reaksinya  Ditambahkan 3 tetes indikator pp  Diamati  Dititrasi dengan NaOH 0,02 M sebanyak 2,7 ml Uji Penyabunan  Diambil 1 gr mentega  Ditambahkan 20 ml NaOH, dimasukkan ke dalam labu alas bulat yang berisi magnetil steller  Dipanaskan diatas hot plate dengan metode ekstraksi dan menggunakan kondensor.  Diambil 1 ml larutan
  • 9.  Ditambahkan 5 ml aquadest  Diaduk  Ditambah 6 tetes H2SO4 setetes demi setetes  Larutan sisa dimasukkan ke dalam beaker glass  Ditambah 100 ml aquadest  Diaduk  Dicampurkan 1 sendok garam dapur (NaCl) ke dalam larutan  Diaduk sampai ada perubahan 3.3 Flowsheet 1. Uji Kelarutan / Daya larut 10 ml minyak 10 ml aquadest Larutan tidak menyatu / tidak Larut, berwarna kuning 10 ml minyak 10 ml etanol Terbentuk 2 fase, minyak berada dibawah Etanol diatas berwarna putih
  • 10. 10 ml minyak 10 ml dietil eter Menyatu 1 fase berwarna Kuning bening 2. Uji Asam lemak bebas 10 ml minyak Dipanaskan Jadi lebih cair Ditambahkan 15 ml n - heksan Muncul gelembung uap cepat hilang Terbentuk1 fase / bercampur Ditambah 50 ml etanol 95% Terbentuk 2 fase, minyak dibawah, Etanol diatas / permukaan berwarna Kuning bening Ditambah 3 tetes indikator pp
  • 11. Tidak tejadi perubahan Dititrasi NaOH 0,02 M 2,7 ml Terjadi muncul warna merah Jambu pada V. NaOH 2,7 ml 3. Uji Penyabunan 1 gr mentega NaOH 20 ml Dimasukkan kedalam labu alas bulat Dimasukkan magnetic steller Disambung pada kondensor Direftuk selama 1/2 jam Diamati Magnetic steller bergerak berputar-putar secara otomatis sehingga mentega bercampur dengan NaOH menjadi 1 fase dan berwarna kuning muda
  • 12. Aquadest 5 ml aquadest 100 ml Diamati diamati Larutan menjadi larutan sedikit berbusa Keruh homogen antara larutan dan aquadest Ditambahkan ditambahkan 6 H2SO4 5 tetes tetes H2SO4 Diamati diamati Larutan mengendap endapan warna putih Berwarna putih menandakan adanya sabun
  • 13. BAB 4 HASIL DAN PENGAMATAN 4.1 Hasil Pengamatan Perlakuan Pengamatan Uji kelarutan / daya larut  Minyak sebanyak 10 ml + 10 ml aquadest  Diamati  10 ml minyak + 10 ml etanol  Minyak 10 ml + 5 ml dietil eter  Diamati Uji asam lemak bebas  Dipanaskan 10 ml minyak + 15 ml n – heksan  Diamati  Ditambah 50 ml ml etanol  Larutan tidak menyatu / tidak larut, berwarna kuning muda dan bergelembung  Terbentuk dua fase (minyak berada di bawah dan etanol berada diatas), fase diatas atau etanol berwarna putih  Keduanya menyatu dan berwarna kuning bening  Jadi lebih cair. Muncul gelembung namun cepat hilang. Menjadi 1 fase / bercampur.  Terbentuk 2 fase. Minyak dibawah, etanol dilapisan atas. Berwarna kuning bening
  • 14.  Ditambahkan 3 tetes indikator pp  Diamati  Dititrasi dengan 2,7 ml NaOH 0,02 M Uji Penyabunan  1 gr mentega + 20 ml NaOH  Dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan dimasukkan magnitic steller  Dipanaskan dengan hot plate menggunakan metode ekstraksi  1 ml larutan + 5 ml aquadest  Diaduk  Ditambah 6 tetes H2SO4 setetes demi setetes  Diaduk  Larutan + 1 sendok garam dapur (NaCl)  Diaduk  Tidak menjadi perubahan  Muncul warna merah jambu. Dibagian tertentu. Tetap terjadi pada minyak tetapi pada etanol dekat minyak. Bila dikocok, minyak dan etanol menyatu warna merah jambuh hilang. Bila didiamkan warna merah jambu hilang etanol terpisah.  Mentega masih padat tidak bercampur dengan NaOH  Magnetic steller berputar sehingga NaOH dan mentega homogen  Larutan dan aquadest homogen  Muncul endapan berwarna putih yang menandakan adanya sabun homogen antara larutan dan aquadest  Larutan berubah warna menjadi warna putih susu berbusa permanen. Garam yang tidak dapat larut mengendap. Busa menadakan adanyasabun
  • 15. 4.2 Reaksi 4.2.1 Reaksi Penyabunan O H2C – O – C – C17H35 O H2C – OH HC – O – C – C17H35 + 3NaOH HC – OH + 3Na C17H35COO H2C – OH O gliserol H2C – O – C – C17H35 Glisoril tristearat 4.2.2 Indikator pp dengan NaOH OH OH ONa O Na - stearat C + 2NaOH C + 2H2O O
  • 16. C C – ONa O O H H – C – O – C – R O H2 – C – OH O H – C – O – C – R + 3NaOH HC – C – OH + NaO – C – R O H2C – OH H – C – O – C – R gliserol sabun H 4.3 Perhitungan Massa jenis minyak = 0,82 Massa jenis = gr/ ml 0,82 = gr 10 gr = 8,2 Dik : S = 5,7 ml N = 0,02 N F = minyak kelapa sawit 25,6 Dit : % ALB Jawab : % ALB = S x N x F x 100% Berat contoh = 5,7 x 0,02 x 25,6 x 100% 8,2 = 35, 590% 4.4 Pembahasan Dari percobaan yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan pengujian uji kelarutan / daya larut, uji asam lemak bebas dan uji penyabunan dapat diketahui bagaimana kelarutan dari pada lemak didalam dan minyak serta untuk apakah lemak dan minyak dapat menghasilkan sabun sebelah direaksikan dengan beberapa larutan dan dilakukan dengan beberapa perlakuan.
  • 17. Pada percobaan uji kelarutan / daya larut, disini digunakan minyak atau lemak cair sebagai sampel. Pengujian pertama minyak diuji dengan aquadest yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Hasilnya minyak dan aquadest tadi tidak bisa menyatu, sehingga dapat disimpulkan bahwa minyak bersifat nonpolar atau tidak menyatu dengan larutan polar atau air. Selanjutnya dilakukan pengujian minyak dengan larutan etanol atau alkohol, disini etanol bersifat semipolar, yaitu dapat bereaksi dengan larutan polar maupun nonpolar. Setelah minyak direaksikan dengan etanol dapat dilihat reaksinya yaitu terbentuk 2 fase dimana etanol berada dilapisan atas. Etanol hanya dapat bereaksi / larut sebagian dengan minyak karena sifat semipolarnya. Reaksi selanjutnya yaitu mereaksikan minyak dengan larutan dietil eter. Dimana dietil eter bersifat nonpolar, sehingga ketika minyak direaksikan dengan dietil eter keduanya dapat menyatu atau terbentuk 1 fase, karena sifatnya sama nonpolar sehingga keduanya dapat bereaksi dengan baik. Pada percobaan uji asam lemak bebas, masih digunakan minyak sebagai sampel dan diuji dengan larutan n – heksan, sebelumnya minyak dipanaskan terlebih dahulu sehingga lebih cair, setelah itu ditambahkan dengan larutan n – heksan. Hasilnya muncul gelembung namun cepat hilang dan terbentuk 1 fase / bercampur. Selanjutnya ditambahkan 50 ml etanol dan terbentuk 2 fase, etanol berada dilapisan atas dan berwarna kuning bening. Ditambahkan indikator pp dan tidak terjadi perubahan lalu campuran tadi dititrasi dengan NaOH 0,02 M sebanyak 2,7 ml. Hasil dari titrasi ini terbentuk warna merah jambu pada campuran antara etanol dan minyak. Pengujian ini bersifat kuantitatif. Karena penentuan asam lemak bebas dapat diketahui melalui perhitungan persentase. Dengan menggunakan rumus: % AlB = S x N x F Berat contoh (gr) Pada percobaan uji penyabunan sampel yang digunakan adalah mentega yang kemudian ditimbang sebanyak 1 gr, selanjutnya digunakan pelarut NaOH yang dimasukkan kedalam labu steller. Kemudian didalamnya ditambahkan magnetic steleer yang berfungsi sebagai pengaduk untuk mencampurkan antara NaOH dengan mentega. Kemudian dipanaskan diatas hot plate dengan menggunakan kondensor hingga larutan bercampur. Kemudian diambil 1 ml larutan ditambahkan 5 ml aquadest hasilnya kedua larutan menjadi homogen. Ditambahkan 6 tetes H2SO4 setetes demi setetes, terbentuk endapan berupa putih yang menadakan adanya sabun. Larutan sisa yang sebanyak 20 ml tadi dimasukkan ke dalam beaker glass ditambahkan 100 ml aquadest, dan diaduk hasilnya larutan menjadi homogen. Larutan tadi ditambahkan lagi garam dapur (NaCl) sebanyak satu sendok, lalu diaduk sampai terjadi
  • 18. perubahan warna, yaitu warna putih susu dan memiliki busa permanen. Garam yang tidak dapat larut mengendap busa tadi menandakan adanya sabun. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah diklakukan maka dapat disimpulkan bahwa:  Minyak atau lemak memiliki daya larut yang sama, yaitu tidak dapat larut dalam pelarut polar, namun bereaksi atau larut dalam pelarut nonpolar. Jadi dapat disimpulkan lemak dan minyak merupakan larutan nonpolar.  Minyak dan lemak memiliki asam lemak yaitu asam organik yang terdapat sebagai trigliseda atau lemak, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan. Setelah dilakukan pengujian / percobaan, ternyata positif bahwa lemak dan minyak memiliki suatu asam lemak. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya percobaan pengujian asam lemak bebas. Setelah dilakukan perhitungan asam lemak bebas ternyata terdapat sekitar 0,356% asam lemak bebas.  Reaksi penyabunan dilakukan dengan melarutkan lemak / minyak kedalam pelarut NaOH, kemudian direaksikan dengan larutan asam dan garam dapur. Saat direaksikan dengan garam dapur lemak berubah warna menjadi putih susu dan memiliki busa permanen. Busa inilah yang menandakan adanya sabun.
  • 19. 5.2 Saran Praktikum selanjutnya dilakukan pengujian-pengujian lain terhadap lemak dan minyak, misalnya reaksi / pengujian terbentuknya lilin dari ester asam lemak sehingga dapat diketahui kandungan atau reaksi yang lain dari pada lemak dan minyak ini. DAFTAR PUSTAKA Hart, Hanold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Yasid, Estien. 2006. Penentuan Praktikum Biokimia. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET oleh Restu Triawan pada 03.18