SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
DASAR TEORI & KONSEP PENDIDIKAN
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Anodiet Ramboku Muhammad (06032681519001)
Rizki Lia Ismawati (06032681519012)
Dili Apriana Aksari (06032681519014)
DOSEN PENGAMPU:
1. Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd.
2. Dr. L. R. Retno Susanti, M.Hum.
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelasaikan makalah Dasar-dasar Teknologi
Pendidikan dengan topik “Dasar Teori dan Konsep Pendidikan”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Dasar-dasar Teknologi Pendidikan yaitu Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M. Pd dan
Dr. L. R. Retno Susanti, M.Hum. yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan
makalah ini.
Adapun dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, penulis berharap kepada dosen
pengampu khususnya dan pembaca pada umumnya dapat memberikan saran untuk
perbaikan makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat yang baik bagi pembaca.
Penulis
Kelompok 2
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan telah berlangsung sejak awal peradaban dan budaya manusia.
Pada awal peradaban, para orang tua bersama kelompoknya bertanggung jawab
dalam mendidik anak-anak mereka sehingga mencapai kedewasaan. Pada masa
itu belum ada program pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan
keluarga atau kelompok oleh orang-orang di luar keluarga/kelompok, atau
pendidikan yang terstruktur.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menwujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani
“paedagogik”. Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “paed” yang
berarti “anak” dan kata “gogia” yang berarti “membimbing”. Jadi paedagogik
berarti membimbing anak. Orang yang pekerjaan membimbing anak dengan
maksud membawanya ke tempat belajar, dalam bahasa Yunani disebut
”paedagogos” (Soedomo A. Hadi, 2008: 17). Jadi pendidikan adalah usaha
untuk membimbing anak. Definisi pendidikan lainnya yang dikemukakan oleh
M. J. Langeveld bahwa:
1) Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang
belum dewasa kepada kedewasaan.
2) Pendidikan ialah usaha untuk menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas
hidupnya agar dia bisa mandiri, akil-baliq dan bertanggung jawab.
3) Pendidikan adalah usaha agar tercapai penentuan diri secara etis sesuai
dengan hati nurani.
Pengertian tersebut bermakna bahwa, pendidikan merupakan kegiatan
untuk membimbing anak manusia menuju kedewasaan dan kemandirian. Hal ini
dilakukan guna membekali anak untuk menapaki kehidupannya di masa yang
akan datang. Namun didalam pendidikan terdapat beberapa masalah yang timbul
salah satunya adalah bagaimana mengembangkan kemampuan dasar dan
intelektual yang dimiliki manusia agar dapat berkembang, sehingga manusia
dapat berperan aktif sebagai individu maupun makhluk sosial. Didalam
pendidikan terdapat beberapa komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dan harus berjalan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebelum memahami
beberapa komponen pendidikan, terlebih dahulu makalah ini akan membahas
lebih dalam tentang dasar teori dan konsep pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Bagaimana dasar teori pendidikan?
2. Bagaimana dasar konsep pendidikan?
3. Bagaimana dasar konsep dan teori pendidikan dalam merumuskan konsep
dari teknologi pendidikan
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami dasar teori pendidikan.
2. Untuk memahami dasar konsep pendidikan.
3. Untuk mendeskripsikan dasar teori dan konsep pendidikan dalam kaitan
konsep teknologi pendidikan.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu agar pembaca dapat
mengetahui dan memahami dasar teori dan konsep mengenai pendidikan. Selain
itu juga diharapkan dapat menambah kepustakaan tentang pendidikan.
II. PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori Pendidikan
Teori pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana
pendidikan itu dilaksanakan. Teori pendidikan dapat dilihat dari 3 segi yaitu
bentuk, isi, dan asumsi pokok (Mudyaharjo, 2001). Dari segi bentuk, teori
pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan,
dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Dari segi isi, teori
pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep tentang peristiwa pendidikan.
Konsep yang ada berperan sebagai asumsi atau titik tolak pendidikan dan ada
yang berperan sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna.
Sedangkan asumsi pokok pendidikan meliputi:
a) Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi
aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya.
b) Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-
hal yan baik atau norma-norma yang baik.
c) Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan
berupa serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan
individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan.
Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori
pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat
mengimbas pada praktik pendidikan. Terkait dengan upaya mempelajari
pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan,
diantaranya: (1) pendekatan sains; (2) pendekatan filosofi; dan (3) pendekatan
religi. (Uyoh Sadulloh, 2011).
1) Pendekatan Sains
Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah
dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan
disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam
pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja
ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga
ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan
mendalam. Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains
pendidikan atau ilmu pendidikan, dengan berbagai cabangnya.
2) Pendekatan Filosofis
Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode
filsafat. Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui
metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan,
yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: (1) model filsafat
spekulatif; (2) model filsafat preskriptif; (3) model filsafat analitik.
Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme,
materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001). Aplikasi aliran-
aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian menghasilkan filsafat
pendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat
pendidikan akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan,
menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita
dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang
filsafat pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori pendidikan,
diantaranya: (1) perenialisme; (2) esensialisme; (3) progresivisme; dan (4)
rekonstruktivisme. (Mudyaharjo, 2001).
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan,
kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial
tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan
kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan
pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat
dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan
pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat
menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata
pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang
berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme,
essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan
individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan
proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar
peserta didik aktif.
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran
progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan
sangat ditekankan. Disamping menekankan tentang perbedaan individual
seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan
tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan
mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan
melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari
pada proses.
3) Pendekatan Religi
Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori
pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di
dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat
dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai
dengan jenis-jenis pendidikan. Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan
pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan
sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya
adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut orang meyakini
dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian
mengerti, bukan sebaliknya.
Sementara itu, Sagala (2006) mengemukakan 4 (empat) teori pendidikan
untuk melengkapi dasar teori di atas, yaitu : (1) pendidikan klasik; (2)
pendidikan pribadi; (3) teknologi pendidikan dan (4) teori pendidikan
interaksional. Teori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Teori Pendidikan Klasik
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti
Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa
pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan
meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi
pendidikan dari pada proses. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai
peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran
yang pasif sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.
2. Teori Pendidikan Pribadi
Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah
memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan
dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama
pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih
berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta
didik.
3. Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai
persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam
menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda.
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan disusun dalam bentuk desain
program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan
bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual.
Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola
kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya
segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur
belajar, lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan
pendalaman bahan.
4. Teori Pendidikan Interaksional
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak
dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi
dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Dalam pendidikan interaksional
menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari
peserta didik kepada guru. Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini,
interaksi juga terjadi antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan
denganlingkungan, antara pemikiran manusia dengan lingkungannya.
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta
tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta
memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi
pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksisosial.
2.2 Dasar Konsep Pendidikan
Setiap konsep tentu memerlukan ”istilah” atau ”nama” yang diciptakan
sebagai lambang untuk mengidentifikasi konsep yang dimaksud dan untuk
mengkomunikasikan gagasanmdi dalamnya. Istilah itu harus menunjukkan
”gagasan” yaitu menggambarkan mental mengenai sesuatu gejala konkrit yang
dapat dikenal dengan penginderaan. Sedangkan gagasan mengarahkan
(memberikan batasan) pada sejumlah kenyataan yang terdapat dalam rujukan.
Sebagai ilustrasi, kalau kita berbicara tentang istilah ”pendidikan” maka kita
akan merujuk kepada sejumlah rujukan seperti sekolah, pendidikan non formal
dan informal, sistem pendidikan, kurikulum, proses belajar dan pembelajaran
dan sebagainya yang mana hal-hal tersebut menunjukkan kepada gagasan
tertentu.
Berbicara tentang konsep pendidikan, hal ini berarti bahwa berbicara
tentang rancang bangun atau desain dari pendidikan itu sendiri. Merujuk pada
konsep teori pendidikan di atas bahwa pendidikan merupakan hal yang
fundamental dalam memberikan bekal pengetahuan dan kecakapan hidup dalam
rangka mencapai proses humanisasi seperti tergambar di atas sehingga mampu
memiliki daya saing, mempertahankan hidup dan meningkat martabat
kehidupannya. Tentunya konsep pendidikan yang baik mampu mengakomodasi
dan mempertimbangkan aspek tujuan dan proses dari pendidikan itu sendiri.
Konsep pendidikan diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan seluruh potensi alamiah manusia sehingga menjadi individu
yang relatif lebih baik, lebih berbudaya dan lebih manusiawi. Konsep pendidikan
yang dirancang dan dibangun dengan baik akan berdampak positif bagi kualitas
sumber daya manusia dalam suatu negara yang kemudian berimplikasi kepada
peningkatan martabat negara tersebut. Sebaliknya konsep pendidikan yang
dirancang dan dibangun kurang baik akan berimplikasi negatif terhadap kualitas
sumber daya manusianya. Yang menjadi pokok penting dalam merumuskan
konsep pendidikan itu adalah negara harus mampu mengakomodasi sosial
kultural masyarakat mereka. Negara kita demikian harus mampu
mengakomodasi keberagaman sosial kultural masyarakatnyam dan yang menjadi
penting dalam konsep pendidikan di negara kita adalah penetapan sistem
pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kemajemukan atau
keberagaman (pluritas) sosial dan kebudayaan masyarakat kita, bukan untuk
menyeragamkan keberagaman itu namun sistem pendidikan kita mampu
mengakomodasi keberagaman itu yang seyogyanya merupakan potensi yang
harus ditumbuhkembangkan dengan baik.
Indonesia yang heterogen seharusnya konsep pendidikan yang selama ini
dipukul rata mulai ditinggalkan. Karena penyebab utama rapuhnya sistem
pendidikan nasional adalah penyeragaman muatan atau kurikulum pendidikan
nasional. Disamping hal lain seperti manajemen yang lemah dalam perencanaan
pendidikan nasional, ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
global, dan masalah pendekatan pendidikan yakni kurikulum yang sesuai.
Selanjutnya, dalam pengolahan dan pelaksanaan konsep pendidikan yang
menjadi penting adalah didukung dan ditunjang oleh pemberdayaan teknologi
dalam pendidikan itu sendiri.
Menurut Miarso (2004:9-10), ada beberapa konsep pendidikan, yakni:
1. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak
didik yang berakibat terjadinya perubahan pada diri pribadinya.
2. Pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup.
3. Pendidikan dapat berlangsung kapan dan dimana saja, yaitu pada saat dan
tempat yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak didik.
4. Pendidikan dapat berlangsung secara mandiri dan dapat berlangsung secara
efektif dengan dilakukannya pengawasan dan penilikan berkala.
5. Pendidikan dapat berlangsung secara efektif baik di dalam kelompok yang
homogen, kelompok yang heterogen, maupun perseorangan.
6. Belajar dapat diperoleh dari siapa dan apa saja, baik yang sengaja dirancang
maupun yang diambil manfaatnya.
2.3 Dasar Konsep Teknologi Pendidikan
Menurut Rogers (1983) dalam buku Teknologi Pembelajaran (Seels dkk,
1994:8) menyatakan bahwa teknologi merupakan suatu rancangan langkah
instrumental untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab-akibat
dalam mencapai hasil yang diharapkan. Ada pula yang berpendapat bahwa
teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan,
penerapan metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan
dengan alat-alat komunikasi modern, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu. Dari
definisi diatas dapat ditafsirkan bahwa teknologi diciptakan melalui akumulasi
pengetahuan manusia dalam rangka mempermudah dan mempercepat tugas-
tugas mereka secara efektif dan efisien dengan hasil yang produktif.
Dari definisi dan konsep di atas, teknologi yang dimanfaatkan dalam
proses dan tujuan pendidikan sebagai proses akselerasi yang efektif dan efisien
dalam pencapaian keterampilan, keahlian, kecakapan hidup dan sebagainya
dalam rangka mengimbangi dinamika perubahan dan perkembangan
modernisasi zaman. AECT (1977) mengutip bahwa Teknologi menurut Hoban
bukanlah sekedar mesin dan orang, namun perpaduan yang kompleksitas dari
organisasi manusia, mesin, ide, prosedur dan pengelolaan.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara
tentang konsep pendidikan, hal ini berarti berbicara tentang rancang bangun atau
desain dari pendidikan itu sendiri. Merujuk pada konsep teori pendidikan di atas
bahwa pendidikan merupakan hal yang fundamental dalam memberikan bekal
pengetahuan dan kecakapan hidup dalam rangka mencapai proses humanisasi
seperti tergambar di atas sehingga mampu memiliki daya saing,
mempertahankan hidup dan meningkat martabat kehidupannya. Tentunya
konsep pendidikan yang baik mampu mengakomodasi dan mempertimbangkan
aspek tujuan dan proses dari pendidikan itu sendiri. Yang menjadi pokok penting
dalam merumuskan konsep pendidikan itu adalah negara harus mampu
mengakomodasi sosial kultural masyarakat mereka.
Negara kita demikian harus mampu mengakomodasi keberagaman sosial
kultural masyarakatnyam dan yang menjadi penting dalam konsep pendidikan di
negara kita adalah penetapan sistem pendidikan nasional dengan
mempertimbangkan kemajemukan atau keberagaman (pluritas) sosial dan
kebudayaan masyarakat kita, bukan untuk menyeragamkan keberagaman itu
namun sistem pendidikan kita mampu mengakomodasi keberagaman itu yang
seyogyanya merupakan potensi yang harus ditumbuhkembangkan dengan baik.
Konsep teknologi pendidikan yang dimanfaatkan dalam proses dan tujuan
pendidikan sebagai proses akselerasi yang efektif dan efisien dalam pencapaian
keterampilan, keahlian, kecakapan hidup dan sebagainya dalam rangka
mengimbangi dinamika perubahan dan perkembangan modernisasi zaman.
3.2 Saran
Berdasarkan makalah ini, penulis mengharapkan hasil dari penelitian pada
makalah ini dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian mengenai dasar
teori dan konsep pendidikan berikutnya. Selain daripada itu, penulis juga
menyarankan untuk menerapkan teori-teori yang ada dalam makalah ini serta
mengukur hasil dari penerapan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan
pelaksanaan tugas dalam pendidikan.
Daftar Pustaka
Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejaraj yang Terarah dan Bermakna. Jurnal
Pendidikan Sejarah I. No.4 (88-115).
Mudyaharjo, R. (2001). Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
R.I. (2003). Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung : Citra Umbaran.
Sadulloh, U. (2011). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta.
Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna pembelajaran . Bandung : Alfabeta.
Seels, Barbara B & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: IPTPI
bekerjasama dengan FIP UNJ Jakarta
Soedomo, Hadi. (2008). Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta : Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan
UNS (UNS Press).

Contenu connexe

Tendances

Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
Dedi Yulianto
 
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajarFaktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
FAS DC
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Rahma Siska Utari
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Operator Warnet Vast Raha
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
Princess Indry
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaran
rizka_pratiwi
 

Tendances (20)

Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajarFaktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
Model ASSURE sebagai Rujukan untuk Pemilihan Media
Model ASSURE sebagai Rujukan untuk Pemilihan MediaModel ASSURE sebagai Rujukan untuk Pemilihan Media
Model ASSURE sebagai Rujukan untuk Pemilihan Media
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Aliran realisme
Aliran realismeAliran realisme
Aliran realisme
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Inovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di IndonesiaInovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di Indonesia
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaran
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran
 
Ppt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumPpt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulum
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 

En vedette (7)

Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
Konsep Pendidikan
Konsep PendidikanKonsep Pendidikan
Konsep Pendidikan
 
Pendidikan di Malaysia
Pendidikan di MalaysiaPendidikan di Malaysia
Pendidikan di Malaysia
 
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MALAYSIA
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MALAYSIASEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MALAYSIA
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MALAYSIA
 
Sistem pendidikan malaysia selepas merdeka
Sistem pendidikan malaysia selepas merdekaSistem pendidikan malaysia selepas merdeka
Sistem pendidikan malaysia selepas merdeka
 
Sistem pendidikan sebelum dan selepas merdeka di malaysia
Sistem pendidikan sebelum dan selepas merdeka di malaysia Sistem pendidikan sebelum dan selepas merdeka di malaysia
Sistem pendidikan sebelum dan selepas merdeka di malaysia
 

Similaire à Dasar Teori dan Konsep Pendidikan

Makalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modernMakalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modern
Dwi Cahyo
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
papih
 
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptxPP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
FirmanRengel
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Dedi Yulianto
 

Similaire à Dasar Teori dan Konsep Pendidikan (20)

Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai IlmuMakalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu
 
Curriculum Development
Curriculum DevelopmentCurriculum Development
Curriculum Development
 
Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
Makalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modernMakalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modern
 
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuanPendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
 
teori dan konsep pendidikan
 teori dan konsep pendidikan teori dan konsep pendidikan
teori dan konsep pendidikan
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulum
 
nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
 
filsafat pendidikan
filsafat pendidikanfilsafat pendidikan
filsafat pendidikan
 
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptxPP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikan
 
Pengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiiPengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iii
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUMLANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
 

Dernier

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Dernier (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Dasar Teori dan Konsep Pendidikan

  • 1. DASAR TEORI & KONSEP PENDIDIKAN Disusun Oleh: KELOMPOK 2 Anodiet Ramboku Muhammad (06032681519001) Rizki Lia Ismawati (06032681519012) Dili Apriana Aksari (06032681519014) DOSEN PENGAMPU: 1. Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd. 2. Dr. L. R. Retno Susanti, M.Hum. PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelasaikan makalah Dasar-dasar Teknologi Pendidikan dengan topik “Dasar Teori dan Konsep Pendidikan”. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar Teknologi Pendidikan yaitu Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M. Pd dan Dr. L. R. Retno Susanti, M.Hum. yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan makalah ini. Adapun dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, penulis berharap kepada dosen pengampu khususnya dan pembaca pada umumnya dapat memberikan saran untuk perbaikan makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat yang baik bagi pembaca. Penulis Kelompok 2
  • 3. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan telah berlangsung sejak awal peradaban dan budaya manusia. Pada awal peradaban, para orang tua bersama kelompoknya bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak mereka sehingga mencapai kedewasaan. Pada masa itu belum ada program pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan keluarga atau kelompok oleh orang-orang di luar keluarga/kelompok, atau pendidikan yang terstruktur. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan untuk masyarakat, bangsa dan negara. Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogik”. Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “paed” yang berarti “anak” dan kata “gogia” yang berarti “membimbing”. Jadi paedagogik berarti membimbing anak. Orang yang pekerjaan membimbing anak dengan maksud membawanya ke tempat belajar, dalam bahasa Yunani disebut ”paedagogos” (Soedomo A. Hadi, 2008: 17). Jadi pendidikan adalah usaha untuk membimbing anak. Definisi pendidikan lainnya yang dikemukakan oleh M. J. Langeveld bahwa: 1) Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. 2) Pendidikan ialah usaha untuk menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya agar dia bisa mandiri, akil-baliq dan bertanggung jawab. 3) Pendidikan adalah usaha agar tercapai penentuan diri secara etis sesuai dengan hati nurani. Pengertian tersebut bermakna bahwa, pendidikan merupakan kegiatan untuk membimbing anak manusia menuju kedewasaan dan kemandirian. Hal ini dilakukan guna membekali anak untuk menapaki kehidupannya di masa yang akan datang. Namun didalam pendidikan terdapat beberapa masalah yang timbul
  • 4. salah satunya adalah bagaimana mengembangkan kemampuan dasar dan intelektual yang dimiliki manusia agar dapat berkembang, sehingga manusia dapat berperan aktif sebagai individu maupun makhluk sosial. Didalam pendidikan terdapat beberapa komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan harus berjalan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebelum memahami beberapa komponen pendidikan, terlebih dahulu makalah ini akan membahas lebih dalam tentang dasar teori dan konsep pendidikan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut : 1. Bagaimana dasar teori pendidikan? 2. Bagaimana dasar konsep pendidikan? 3. Bagaimana dasar konsep dan teori pendidikan dalam merumuskan konsep dari teknologi pendidikan 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk memahami dasar teori pendidikan. 2. Untuk memahami dasar konsep pendidikan. 3. Untuk mendeskripsikan dasar teori dan konsep pendidikan dalam kaitan konsep teknologi pendidikan. 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui dan memahami dasar teori dan konsep mengenai pendidikan. Selain itu juga diharapkan dapat menambah kepustakaan tentang pendidikan.
  • 5. II. PEMBAHASAN 2.1 Dasar Teori Pendidikan Teori pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana pendidikan itu dilaksanakan. Teori pendidikan dapat dilihat dari 3 segi yaitu bentuk, isi, dan asumsi pokok (Mudyaharjo, 2001). Dari segi bentuk, teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan, dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Dari segi isi, teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep tentang peristiwa pendidikan. Konsep yang ada berperan sebagai asumsi atau titik tolak pendidikan dan ada yang berperan sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Sedangkan asumsi pokok pendidikan meliputi: a) Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya. b) Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal- hal yan baik atau norma-norma yang baik. c) Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan. Teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan. Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, diantaranya: (1) pendekatan sains; (2) pendekatan filosofi; dan (3) pendekatan religi. (Uyoh Sadulloh, 2011). 1) Pendekatan Sains Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan
  • 6. mendalam. Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu pendidikan, dengan berbagai cabangnya. 2) Pendekatan Filosofis Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: (1) model filsafat spekulatif; (2) model filsafat preskriptif; (3) model filsafat analitik. Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme, materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001). Aplikasi aliran- aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian menghasilkan filsafat pendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat pendidikan akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang filsafat pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori pendidikan, diantaranya: (1) perenialisme; (2) esensialisme; (3) progresivisme; dan (4) rekonstruktivisme. (Mudyaharjo, 2001). Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
  • 7. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses. 3) Pendekatan Religi Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan. Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya. Sementara itu, Sagala (2006) mengemukakan 4 (empat) teori pendidikan untuk melengkapi dasar teori di atas, yaitu : (1) pendidikan klasik; (2) pendidikan pribadi; (3) teknologi pendidikan dan (4) teori pendidikan interaksional. Teori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Teori Pendidikan Klasik Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan
  • 8. meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik. 2. Teori Pendidikan Pribadi Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik. 3. Teknologi Pendidikan Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual. Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan. 4. Teori Pendidikan Interaksional Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru. Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini,
  • 9. interaksi juga terjadi antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan denganlingkungan, antara pemikiran manusia dengan lingkungannya. Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksisosial. 2.2 Dasar Konsep Pendidikan Setiap konsep tentu memerlukan ”istilah” atau ”nama” yang diciptakan sebagai lambang untuk mengidentifikasi konsep yang dimaksud dan untuk mengkomunikasikan gagasanmdi dalamnya. Istilah itu harus menunjukkan ”gagasan” yaitu menggambarkan mental mengenai sesuatu gejala konkrit yang dapat dikenal dengan penginderaan. Sedangkan gagasan mengarahkan (memberikan batasan) pada sejumlah kenyataan yang terdapat dalam rujukan. Sebagai ilustrasi, kalau kita berbicara tentang istilah ”pendidikan” maka kita akan merujuk kepada sejumlah rujukan seperti sekolah, pendidikan non formal dan informal, sistem pendidikan, kurikulum, proses belajar dan pembelajaran dan sebagainya yang mana hal-hal tersebut menunjukkan kepada gagasan tertentu. Berbicara tentang konsep pendidikan, hal ini berarti bahwa berbicara tentang rancang bangun atau desain dari pendidikan itu sendiri. Merujuk pada konsep teori pendidikan di atas bahwa pendidikan merupakan hal yang fundamental dalam memberikan bekal pengetahuan dan kecakapan hidup dalam rangka mencapai proses humanisasi seperti tergambar di atas sehingga mampu memiliki daya saing, mempertahankan hidup dan meningkat martabat kehidupannya. Tentunya konsep pendidikan yang baik mampu mengakomodasi dan mempertimbangkan aspek tujuan dan proses dari pendidikan itu sendiri. Konsep pendidikan diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi alamiah manusia sehingga menjadi individu yang relatif lebih baik, lebih berbudaya dan lebih manusiawi. Konsep pendidikan yang dirancang dan dibangun dengan baik akan berdampak positif bagi kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara yang kemudian berimplikasi kepada
  • 10. peningkatan martabat negara tersebut. Sebaliknya konsep pendidikan yang dirancang dan dibangun kurang baik akan berimplikasi negatif terhadap kualitas sumber daya manusianya. Yang menjadi pokok penting dalam merumuskan konsep pendidikan itu adalah negara harus mampu mengakomodasi sosial kultural masyarakat mereka. Negara kita demikian harus mampu mengakomodasi keberagaman sosial kultural masyarakatnyam dan yang menjadi penting dalam konsep pendidikan di negara kita adalah penetapan sistem pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kemajemukan atau keberagaman (pluritas) sosial dan kebudayaan masyarakat kita, bukan untuk menyeragamkan keberagaman itu namun sistem pendidikan kita mampu mengakomodasi keberagaman itu yang seyogyanya merupakan potensi yang harus ditumbuhkembangkan dengan baik. Indonesia yang heterogen seharusnya konsep pendidikan yang selama ini dipukul rata mulai ditinggalkan. Karena penyebab utama rapuhnya sistem pendidikan nasional adalah penyeragaman muatan atau kurikulum pendidikan nasional. Disamping hal lain seperti manajemen yang lemah dalam perencanaan pendidikan nasional, ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan global, dan masalah pendekatan pendidikan yakni kurikulum yang sesuai. Selanjutnya, dalam pengolahan dan pelaksanaan konsep pendidikan yang menjadi penting adalah didukung dan ditunjang oleh pemberdayaan teknologi dalam pendidikan itu sendiri. Menurut Miarso (2004:9-10), ada beberapa konsep pendidikan, yakni: 1. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak didik yang berakibat terjadinya perubahan pada diri pribadinya. 2. Pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup. 3. Pendidikan dapat berlangsung kapan dan dimana saja, yaitu pada saat dan tempat yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak didik. 4. Pendidikan dapat berlangsung secara mandiri dan dapat berlangsung secara efektif dengan dilakukannya pengawasan dan penilikan berkala. 5. Pendidikan dapat berlangsung secara efektif baik di dalam kelompok yang homogen, kelompok yang heterogen, maupun perseorangan.
  • 11. 6. Belajar dapat diperoleh dari siapa dan apa saja, baik yang sengaja dirancang maupun yang diambil manfaatnya. 2.3 Dasar Konsep Teknologi Pendidikan Menurut Rogers (1983) dalam buku Teknologi Pembelajaran (Seels dkk, 1994:8) menyatakan bahwa teknologi merupakan suatu rancangan langkah instrumental untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab-akibat dalam mencapai hasil yang diharapkan. Ada pula yang berpendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu. Dari definisi diatas dapat ditafsirkan bahwa teknologi diciptakan melalui akumulasi pengetahuan manusia dalam rangka mempermudah dan mempercepat tugas- tugas mereka secara efektif dan efisien dengan hasil yang produktif. Dari definisi dan konsep di atas, teknologi yang dimanfaatkan dalam proses dan tujuan pendidikan sebagai proses akselerasi yang efektif dan efisien dalam pencapaian keterampilan, keahlian, kecakapan hidup dan sebagainya dalam rangka mengimbangi dinamika perubahan dan perkembangan modernisasi zaman. AECT (1977) mengutip bahwa Teknologi menurut Hoban bukanlah sekedar mesin dan orang, namun perpaduan yang kompleksitas dari organisasi manusia, mesin, ide, prosedur dan pengelolaan. III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara tentang konsep pendidikan, hal ini berarti berbicara tentang rancang bangun atau desain dari pendidikan itu sendiri. Merujuk pada konsep teori pendidikan di atas bahwa pendidikan merupakan hal yang fundamental dalam memberikan bekal pengetahuan dan kecakapan hidup dalam rangka mencapai proses humanisasi seperti tergambar di atas sehingga mampu memiliki daya saing, mempertahankan hidup dan meningkat martabat kehidupannya. Tentunya konsep pendidikan yang baik mampu mengakomodasi dan mempertimbangkan aspek tujuan dan proses dari pendidikan itu sendiri. Yang menjadi pokok penting
  • 12. dalam merumuskan konsep pendidikan itu adalah negara harus mampu mengakomodasi sosial kultural masyarakat mereka. Negara kita demikian harus mampu mengakomodasi keberagaman sosial kultural masyarakatnyam dan yang menjadi penting dalam konsep pendidikan di negara kita adalah penetapan sistem pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kemajemukan atau keberagaman (pluritas) sosial dan kebudayaan masyarakat kita, bukan untuk menyeragamkan keberagaman itu namun sistem pendidikan kita mampu mengakomodasi keberagaman itu yang seyogyanya merupakan potensi yang harus ditumbuhkembangkan dengan baik. Konsep teknologi pendidikan yang dimanfaatkan dalam proses dan tujuan pendidikan sebagai proses akselerasi yang efektif dan efisien dalam pencapaian keterampilan, keahlian, kecakapan hidup dan sebagainya dalam rangka mengimbangi dinamika perubahan dan perkembangan modernisasi zaman. 3.2 Saran Berdasarkan makalah ini, penulis mengharapkan hasil dari penelitian pada makalah ini dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian mengenai dasar teori dan konsep pendidikan berikutnya. Selain daripada itu, penulis juga menyarankan untuk menerapkan teori-teori yang ada dalam makalah ini serta mengukur hasil dari penerapan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tugas dalam pendidikan. Daftar Pustaka Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejaraj yang Terarah dan Bermakna. Jurnal Pendidikan Sejarah I. No.4 (88-115). Mudyaharjo, R. (2001). Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana. R.I. (2003). Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Umbaran.
  • 13. Sadulloh, U. (2011). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta. Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna pembelajaran . Bandung : Alfabeta. Seels, Barbara B & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: IPTPI bekerjasama dengan FIP UNJ Jakarta Soedomo, Hadi. (2008). Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).