Dokumen tersebut membahas empat kasus pasien dengan cedera kepala yang dirawat di rumah sakit, termasuk gejala, hasil pemeriksaan, diagnosa, dan tindakan yang dilakukan. Dokumen ini juga memberikan panduan mengenai tingkat keparahan cedera kepala, manajemen terkini, indikasi pemeriksaan CT Scan dan rawat inap, serta pesanan untuk pasien rawat jalan.
1. Cedera Kepala
Robertus Arian D. &Valentina Dian J.
Emergency Medical Officer RS Panti RapihYogyakarta
Thursday, January 24, 13
2. Kasus 1
Saudara
S,
laki-‐laki
usia
23
tahun
dirujuk
dari
RS
tipe
D
ke
RS
Panti
Rapih
dengan
diagnosis
cedera
kepala
ringan.
Pasien
nampak
sakit
berat
dengan
GCS
E1V1M4,
ukuran
pupil
8/3
reaksi
-‐/+,
tekanan
darah
134/89
mmHg,
nadi
61
kali
per
menit,
laju
respirasi
20
kali
per
menit,
dan
gula
darah
sewaktu
179
mg/dL.
Selain
itu
nampak
ada
ekskoriasi
dan
hematom
di
wajah,
abdomen,
dan
anggota
gerak.
Hasil
CT
Scan
menunjukkan
perdarahan
epidural
di
pericalvaria
os
parietalis
dekstra
dengan
pneumocephalus
dan
edema
cerebri
yang
menyebabkan
midline
shift
2
cm.
Pasien
dioperasi
cito
kraniotomi
untuk
mengeluarkan
kurang
lebih
100cc
gumpalan
darah.
Post
operasi
pasien
masuk
ke
UPI
dan
dapat
pulang
setelah
10
hari
perawatan.
Thursday, January 24, 13
3. Kasus 2
Saudara
AG,
laki-‐laki
usia
19
tahun
datang
sendiri
ke
IGD
RS
Panti
Rapih
karena
dicekik
dan
kepala
dibenturkan
ke
tiang.
Pasien
tidak
pernah
pingsan,
ingat
semua
kejadian,
merasa
pusing,
mual,
dan
nyeri
di
kepala
belakang.
Keadaan
umum
pasien
baik,
compos
mentis,
ukuran
pupil
2/2
reaksi
positif,
tekanan
darah
133/76;
nadi
100
kali
per
menit,
dan
laju
pernafasan
20
kali
per
menit.
Tidak
ada
jejas
pada
pemeriksaan
Xisik
kecuali
beberapa
bekas
cakaran
kuku.
Pasien
segera
dipulangkan
tanpa
pemeriksaan
penunjang
diagnostik
pencitraan
dengan
analgetik
secukupnya
dan
pesanan.
Thursday, January 24, 13
4. Kasus 3
Nyonya
L,
perempuan
usia
34
tahun
mengalami
kecelakaan
lalu
lintas
antara
motor
dengan
motor.
Pasien
dibawa
polisi
ke
IGD
RS
Panti
Rapih
dalam
keadaan
sadar
namun
lupa
kejadian
sampai
15
menit
sebelum
kejadian.
Pasien
compos
mentis,
ukuran
pupil
2/2
reaksi
+/+,
dan
TD
135/84.
Laju
nadi,
pernafasan,
dan
gula
darah
tidak
tercatat.
Pada
pemeriksaan
Xisik
lengkap
nampak
ada
laserasi
ringan
di
dekat
palpebra
kanan.
Pasien
menolak
dijahit.
Dilakukan
CT
Scan
dengan
hasil
tidak
ada
kelainan.
Pasien
dipulangkan
dengan
beberapa
pesanan,
antibiotik,
dan
analgetik
secukupnya.
Thursday, January 24, 13
5. Kasus 4
Bapak
S,
laki-‐laki
usia
48
tahun
diantar
seorang
pelaksana
proyek
ke
IGD
RSPR
karena
jatuh
dari
ketinggian
4
meter.
Pasien
tidak
sadar,
mengeluarkan
darah
dari
telinga
kiri,
dan
ada
luka
sobek
di
kepala.
GCS
E1V(N/A)M3.
Pupil
isokor
6/6
dengan
reaksi
negatif.
Tekanan
darah
189/106;
nadi
85
kali
per
menit,
gula
darah
165
mg/dL,
dan
tanpa
pencatatan
suhu
dan
laju
respirasi.
Nampak
bloody
otorrhea
dari
telinga
kiri.
CT
Scan
kepala
menunjukkan
adanya
fraktur
os
temporal-‐occipital,
SDH
FTP
kanan-‐kiri,
ICH
temporo-‐occipital
kiri,
SAH
sulci
temporo-‐parietal
kanan-‐sisterna-‐falx
cerebri
anterior,
dan
midline
shift.
Tidak
ada
tindakan
dari
konsultan
bedah
saraf.
Pasien
meninggal
<24
jam
di
ruang
rawat
inap
non
intensif.
Thursday, January 24, 13
6. Pertanyaan
• Derajat keparahan cedera kepala?
• Bagaimana manajemen terkini?
• Kapan harus melakukan pemeriksaan CT Scan atau
X-ray?
• Kapan harus rawat inap, baik di ruang biasa
maupun di ruang intensif?
• Kapan boleh rawat jalan segera?
• Pesanan apa saja yang harus diberikan bila rawat
jalan?
Thursday, January 24, 13
7. Pertanyaan
• Derajat keparahan cedera kepala?
• Bagaimana manajemen terkini?
• Kapan harus melakukan pemeriksaan CT Scan atau
X-ray?
• Kapan harus rawat inap, baik di ruang biasa
maupun di ruang intensif?
• Kapan boleh rawat jalan segera?
• Pesanan apa saja yang harus diberikan bila rawat
jalan?
Thursday, January 24, 13
8. Keparahan
• Ringan (GCS 14 - 15)
• Sedang (GCS 9 - 13)
• Berat (3 - 8)
Thursday, January 24, 13
10. Pertanyaan
• Derajat keparahan cedera kepala?
• Bagaimana manajemen terkini?
• Kapan harus melakukan pemeriksaan CT Scan atau
X-ray?
• Kapan harus rawat inap, baik di ruang biasa
maupun di ruang intensif?
• Kapan boleh rawat jalan segera?
• Pesanan apa saja yang harus diberikan bila rawat
jalan?
Thursday, January 24, 13
11. Tujuan Terapi
Optimalisasi PERFUSI OTAK dengan cara
minimalisasi ICP (10 - 15 mmHg) dan
maksimalisasi CPP (60 - 70 mmHg)
Thursday, January 24, 13
12. Strategi
• FiO2 minimal 60% (simple mask atau NRM
10L/menit) bila belum dipastikan berat-
ringannya trauma
• Patensi jalan nafas
• Ventilasi, target pCO2 33 - 35 mmHg (<30
vasokontriksi hebat, >40 vasodilatasi)
• Stabilisasi kardiovaskuler
Thursday, January 24, 13
13. Strategi (cont’d)
• Resusitasi cairan (dipantau dengan produksi
urine/CVP, jangan tertipu dengan vital sign)
• Kristaloid RL dan NaCL, jangan dextrose
• Koloid (gelatin, dextran, starch, albumin)
• Saline hipertonik (sangat hati-hati)
Thursday, January 24, 13
14. Strategi (cont’d)
• Tranfusi bila hematokrit <30%
• Inotropik dan vasopresor (resusitasi cairan
sudah cukup, hematokrit baik, namun
hemodinamika belum stabil)
• Terapi hiperosmoler (manitol, salin
hipertonik)
• Profilaksi hipotermi
Thursday, January 24, 13
15. Strategi (cont’d)
• Pencegahan infeksi
• Profilaksi DVT
• Sedasi dan analgesi
• Mencegah kejang
• Steroid tidak disarankan, bahkan kontra
indikasi
Thursday, January 24, 13
16. Strategi (cont’d)
• Hiperglikemia memperburuk kerusakan
neurologi, diduga mengakibatkan asidosis
laktat dengan akibat neurotoksik. Jaga kadar
gula darah 100 - 140 mg/dL
• Nutrisi enteral seawal mungkin
Thursday, January 24, 13
17. Pertanyaan
• Derajat keparahan cedera kepala?
• Bagaimana manajemen terkini?
• Kapan harus melakukan pemeriksaan CT Scan atau
X-ray?
• Kapan harus rawat inap, baik di ruang biasa
maupun di ruang intensif?
• Kapan boleh rawat jalan segera?
• Pesanan apa saja yang harus diberikan bila rawat
jalan?
Thursday, January 24, 13
18. Foto Polos Kepala
• Kehilangan kesadaran/amnesia
• Nyeri kepala menetap
• Gejala neurologis fokal
• Jejas pada kulit, ada kecurigaan luka tembus
• Keluar cairan serebrospinal/darah dari
hidung atau telinga
• Deformitas tulang kepala yang teraba atau
terlihat
Thursday, January 24, 13
19. CT-Scan
• GCS kurang dari/sama dengan 13
• Penurunan GCS 2 poin/lebih, hemiparesis,
kejang
• Nyeri kepala, muntah menetap
• Tanda neurologis fokal
• Tanda atau kecurigaan fraktur
• Tanda atau kecurigaan trauma tembus
• Evaluasi paska operasi
• Pasien multitrauma
• Indikasi sosial
Thursday, January 24, 13
20. Pertanyaan
• Derajat keparahan cedera kepala?
• Bagaimana manajemen terkini?
• Kapan harus melakukan pemeriksaan CT Scan atau
X-ray?
• Kapan harus rawat inap, baik di ruang biasa
maupun di ruang intensif?
• Kapan boleh rawat jalan segera?
• Pesanan apa saja yang harus diberikan bila rawat
jalan?
Thursday, January 24, 13
21. Kriteria MRS
• Kebingungan atau ada riwayat penurunan kesadaran
• Keluhan dan gejala neurologis
• Kesulitan penilaian klinis (alkohol, epilepsi)
• Ada kondisi medis penyerta lain
• Fraktur basis cranium
• CT-Scan abnormal
• Tidak ada yang bertanggung jawab
• Usia > 50th atau <18 tahun
• Indikasi sosial
Thursday, January 24, 13
22. Kriteria ICU
• GCS </= 8
• GCS </= 13 dengan tanda TIK tinggi
• GCS </= 15 dengan lateralisasi
• GCS </= 15 dengan instabilisasi
hemodinamika
• Cedera otak dengan defisit neurologis
progresif, belum indikasi operasi
• Pasien paska operasi
Thursday, January 24, 13
23. Pertanyaan
• Derajat keparahan cedera kepala?
• Bagaimana manajemen terkini?
• Kapan harus melakukan pemeriksaan CT Scan atau
X-ray?
• Kapan harus rawat inap, baik di ruang biasa
maupun di ruang intensif?
• Kapan boleh rawat jalan segera?
• Pesanan apa saja yang harus diberikan bila rawat
jalan?
Thursday, January 24, 13
24. Kriteria Pulang
• Sadar, orientasi baik, tidak pingsan
• Tidak ada gejala neurologis
• Keluhan berkurang
• Tidak ada fraktur cranium
• Ada yang mengawasi di rumah
• Akses ke RS baik dan mudah
Thursday, January 24, 13
25. Pertanyaan
• Derajat keparahan cedera kepala?
• Bagaimana manajemen terkini?
• Kapan harus melakukan pemeriksaan CT Scan atau
X-ray?
• Kapan harus rawat inap, baik di ruang biasa
maupun di ruang intensif?
• Kapan boleh rawat jalan segera?
• Pesanan apa saja yang harus diberikan bila rawat
jalan?
Thursday, January 24, 13
26. Pesanan Waktu Pulang
• Muntah makin sering
• Nyeri kepala atau vertigo memberat
• Gelisah atau kesadaran menurun
• Kejang
• Kelumpuhan anggota gerak
Thursday, January 24, 13
27. K a p a n I n t u b a s i ?
Thursday, January 24, 13
28. Indikasi Intubasi
• Obstruksi jalan nafas atas
• Koma, GCS < 8
• Ventilasi tidak adekuat,AGD
• Takipneu
• Respirasi ireguler
• Kejang
• Fraktur maksilofasial berat
• Jejas multipel berat
Thursday, January 24, 13
29. P e r l u O p e r a s i ?
Thursday, January 24, 13
30. Indikasi Operasi
• Hematoma epidural:ketebalan >1cm,midline
shift >5mm,volume >25-30cc,sesegera
mungkin evakuasi.
• Hematoma subdural:ketebalan >1cm,midline
shift >5mm,SDH dengan GCS < 9 harus
dimonitor tekanan intra kranial,sesegera
mungkin evakuasi.
• Hematoma intraserebral:volume >30cc,
midline shift >5mm,kompresi sisterna atau
ventrikel
Thursday, January 24, 13
31. Indikasi Operasi
• Pada fraktur cranium depressed:
• Fraktur terbuka
• Depresi > ketebalan cranium
• Penetrasi dan kebocoran duramater
• Prolaps serebri
• Keterlibatan sinus frontalis
• Deformitas secara kosmetik yang berat
Thursday, January 24, 13
33. Faktor Penentu
• Kualitas penanganan awal
• Keparahan cedera otak
• Kebijakan rujukan yang baik
• Diagnosis dan terapi awal yang cepat
• Pencegahan dan terapi komplikasi
• Rehabilitasi yang baik
Thursday, January 24, 13
34. Further Learning
• Sedasi
• Ward Management
• Analgetic
• Edukasi di ruang rawat inap
• Piracetam? Citicholine?
• Operasi cito untuk trauma lainnya
Thursday, January 24, 13