SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  33
MORTALITAS DAN MORBIDITAS
CEP ROBY HERMAWAN (122170037)
YENI PUSPITAWATI (122170012)
NADIA ASRI APRIANTI (122170034)
PEMBAHASAN
MORTALITAS
MORBIDITAS
KLIK
PENGUKURAN
MORBIDITAS DAN
MORTALITAS
PERKEMBANGAN
ANGKA KEMATIAN
ANAK DAN IBU DI
INDONESIA
MORTALITAS
Mortalitas diartikan sebagai kematian yang
terjadi pada anggota penduduk, tentunya
mortalitas / kematian hanya terjadi satu kali
kepada setiap orang. Meskipun demikian,
seiring dengan semakin majunnya ilmu
kedokteran, terkadang sulit untuk
membedakan keadaan mati dan hidup secara
klinik.
BACK
MORBIDITAS
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan
sebagai peristiwa sakit atau kesakitan,
sedangkan dalam arti luas morbiditas
mempunyai pengertian yang jauh lebih
kompleks, tidak saja terbatas pada statistic
atau ukuran tentang peristiwa-peristiiwa
tersebut, tetapi juga factor yang
memengaruhinnya (determinant factors),
seperti factor social, ekonomi, dan budaya.
NEXT
Menurut konsepnya, terdapat tiga keadaan vital,
yang masing-masing saling bersifat mutually
exclusive. Artinya keadaan yang satu tidak
mungkin terjadi bersamaan dengan salah satu
keadaan lainnya. Tiga keadaan tersebut adalah,
lahir mati, lahir hidup, dan mati.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan
WHO, definisi dari ketiga hal tersebut adalah
sebagai berikut:
Menurut PBB
 Lahir Hidup (live Birth) adalah peristiwa
keluarnnya hasil konsepsi dari Rahim seorang
ibu secara lengkap tanpa memandang
lamannya kehamilan, dan setelah perpisahan
tersebut terjadi, hasil konsepsi Bernapas dan
mempunyai tanda-tanda hidup lainnya,
seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau
gerakan-gerakan otot, tanpa memandang
apakah tali pusat sudah di potong apa belum.
Menurut PBB
Lahir mati (fetal death) adalah peristiwa
menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari
hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut
dikeluarkan dari Rahim ibunya. Dari definisi
mati dan hidup di atas maka lahir mati tidak
dimasukan dalam pengertian mati maupun
hidup.
Menurut PBB
 Mati (death) adalah keadaan menghilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup. Menurut definisi
tersebut, keadaan “mati” hanya bisa terjadi
sesudah terjadi kelahiran hidup. Oleh karena
itu, keadaan mati selalu didahului dengan
keadaan hidup. Dengan kata lain, mati tidak
pernah ada kalau tidak ada hidup, sedangkan
hidup selalu dimulai dengan lahir hidup.
Sesuai dengan definisi WHO tersebut, dapat di
simpulkan bahwa mati adalah peristiwa
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen, yang daapat terjadi setiap
saat setelah kelahiran hidup (LDFEUI,1981).
sementara itu, penyakit atau kesakitan di
definisikan sebagai penyimpangan dari
keadaan kesehatan yang normal, yang
biasanya di batasi pada kesehatan fisik dan
mental.
BACK
 Ukuran morbiditas dan mortalitas digunakan
sebagai dasar untuk menentukan tinggi
rendahnnya tingkat kesakitan dan kematian
suatu komunitas penduduk.
 Adanya beberapa ukuran kesakitan dan
kematian yang dikenal,dari yang paling
sederhana sampai dengan yang cukup
kompleks
 perlu dicatat bahwa keadaan kesakitan atau
kematian dari suatu penduduk tidaklah dapat
di wakili oleh hanya suatu angka tunggal saja.
 Dua ukuran yang umum digunakan adalah
satuan angka (rate) dan rasio (ratio). Di
samping dua bentuk ukuran diatas, kadang
kala dipakai pula ukuran lainnya yang berupa “
persentase”.
intinya , persentase adalah suatu rasio, hanya
saja pada persentase, pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut. Dalam
menyatakan angka, rasio, atau persentase,
perlu dijelaskan populasi golongan mana yang
mempunyai rasiko. Dalam hal ini harus jelas
kapan, siapa, dan apa.
Kapan
• Waktu
berlakunya
ukuran
tersbut
Siapa
• Ukuran
untuk
populasi
yang mana
Apa
• Untuk
kejadian apa
Konsep Person Years Lived
 Dalam ukuran angka, seperti disebutkan sebelumnya
dibutuhkan informasi jumlah orang yang mempunyai
resiko mengalami peristiwa yang dimaksud sebagai
penyabutnya.
 Sebagi contoh, ingin diketahui angka mortalitas
(kematian) selama periode satu tahun pada suatu kota.
Dalam ha ini, periode mengalami resiko kematian
adalah satu tahun.
 Dengan demikian, semua orang yang meninggal pada
saat sebelum periode itu berakhir dapat dinyatakan
tidak berisiko untuk keseluruhan periode (satu tahun)
Ukuran-
ukuran
Dasar
Morbiditas Mortalitas
Insiden
Insiden suatu penyakit di definisikan sebagai
jumlah kasus baru suatu penyakit selama suatu
kurun waktu tertentu. Dalam praktik, ukuran ini
diperkirakan dengan penduduk tengah-periode
kurun waktu. Kenyatannya, biasanya tidak
mungkin secara langsung mengukur insiden
karena masalah ketidak pastian menetukan kapan
tepatnya suatu penyakit dimulai. Perlu dicatat
bahwa insiden adalah frekuensi kejadian selama
suatu kurun waktu.
 Prevalansi
Prevalansi titik suatu penyakit menyatakan
jumlah penduduk yang sakit pada titik waktu
(saat) tertentu, tanpa memperhitungkan kapan
kasus penyakit itu telah dimulai. Angka berisiko
pada titik waktu tersebut. Pembilang adalah
semua orang yang pada saat itu sakit, tanpa
memandang kapan kasus telah dimulai,
sedangkan penyabut adalah semua penduduk
berisiko, baik yang sakit maupun yang tidak sakit.
 Attack Rate
Risiko terhadap suatu penyakit pada suatu penduduk
mungkin saja terbatas pada periode waktu pendek. Hal
ini dapat terjadi karena faktor etiologi penyakit hanya
muncul sebentar, yaitu hanya selama epidemi, atau
risiko penyakit hanya terdapat pada kelompol
penduduk tertentu.
Sebagai contoh, menganai penyakit yang terjadi hanya
pada bayi. Pada suatu study terhadap 194.000 bayi
yang baru lahir, ternyata 578 diantaranya kemudian
menderita hyperthopic pyloric stenosis.
Oleh karena kejadian ini teutama terjadi pada
umur dibawah 3 bulan dan hampir tidak
pernah ditemuka pada bayi dengan usia diatas
6 bulan, maka kurun waktu pengamatan yang
relative pendek sudah cukup memadai. Dalam
hal ini, angka serangan (attact rate) untuk
menderita hyperthopic pyloric stenosis
adalah (578 x 1.000) / 1940.000, atau 3
perseribu kelahiran, tanpa perlu memberikan
spesipikasi lama kurun waktu pengamatan.
BACK
Angka kematian kasar (Crude Birth Rate-CDR)
CDR adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada
tahun tertentu. Secara matematis, rumus menghitung CDR
adalah sebagai berikut.
Dimana :
M : angka kematian kasar
D : jumlah kematian pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada prertengahan tahun tertentu
K : konstanta
CDR = D x K
F
Angka kematian meurut umur (age specific death rate-
ASDR)
Dimana: ASDRi : angka kematian kelompok umur tertentu
pada tahun tertentu
Di : jumlah kematian orang-orang pada kelompok i pada
tahin tertentu.
Pi : jumlah penduduk pada kelompok umur i pada
pertengahan tahun.
k : konstanta , umumnya 1.000
CDR= Di x 1.000
Fi
BACK
Perkembangan angka kematian anak dan ibu di
Indonesia
 Di Indonesia, AKB telah menurun dan diproyeksikan akan
mencapai 20 per 1.000 kelahiran pada tahun 2015, sampai
dengan tujuan pembangunan millennium. Dalam 8 tahun
terakhir , AKB mengalami penurunan dari 15 per 1.000
kelahiran hidup (SDKI 1997) dan 35 per 1.000 kelahiran
hidup (SDKI 2002-2003). Angka ini harus diupayakan lagi
untuk turun sehingga dapat mencapai target /sasaran pada
tahun 2004-2009 sesuai Rencana Strategis Nasional
(Renstra), yaitu sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2005 sesuai rencana pembangunan jangka panjang
(RPJP ). Dalam kaitan kecenderungan penurunan AKB ini,
tampak bahwa data SDKI lebih cepat disbanding sensus dan
susenas dan polanya pun berbeda.
 Sementara itu di AKI di Indonesia masih
cukup tinggi, yaitu sekitar 334 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 1994) dan telah turun
menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup
(2002-2003). Dengan kata lain, masih terdapat
13.778 ibu meninggal setiap tahun karena
kehamilan dan persalinan. Jika dikalkulasi
dalam hitungan hari, berarti terdapat 38 ibu
meninggal atau 2 ibu meninggal setiap
jamnya.
 Dalam rencana pembangunan jangka menengah
nasional (RPJM-N) 2004-2009, pemerintah telah
menetapkan sasaran pencapaian AKI sebesar 226
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009.
Sementara itu, untuk millennium depelopment
goals (MDGS), Indonesia berkomitmen untuk
menurunkan AKI menjadi dua per tiga dari
keadaan di tahun 2000, yaitu menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup (bappenas, 2007). Angka
102 per 100.000 kelahiran hidup sama dengan
target yang diharapkan tercapai pada tahun 2025
(RPJP).
 Di Indonesia, sebagian besar-60% sampai
80%-kematian ibu disebabkan pendaharan
saat melahirkan, persalinan macet, sepsis,
tekanan darah tinggi, infeksi, dan kejang
kehamilan. Sementara itu, akses ibu hamil dan
melahirkan terhadap pelayanan kesehatan
modern masih rendah, dimana kurang dari
50% kelahiran dibantu oleh bidan terlatih
(surkenas 2001). Artinya, penggunaan dukun
tradisional masih tinggi.
 Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka penurunan AKI,
seperti program Making Pregnacy Safer (MPS) yang telah
diluncurkan sejak tahun 2000. Program MPS merupakan strategi
sector kesehatan yang ditunjukan untuk mengetahui masalah
kesehatan akibat kematian dan kesakitan ibu dan bayi. Focus MPS
diarahkan pada peningkatan akses terhadap pelayanan tenaga
kesehatan terampil, pelayanan rujukan, serta pencegahan
kehamilan tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Strategi yang di lakukan dalam program MPS mencakup,
1. Perbaikan kualitas dan cakupan pelayanan.
2. Pengembangan kemiteraan lintas sector.
3. Pemberdayaan perempuan atau keluarga, dan
4. Pemberdayaan masyarakat.
5. bidang pembangunan social ekonomi, pemberdayaan perempuan,
dan hak asasi manusia.
 Walaupun demikian , kecepatan penurunan AKI
seperti yang diharapkan masih belum tercapai.
Salah satu kendala yang dihadapi adalah masih
kurangnya keterpaduan kebijakan antara sector
kesehatan dengan sector lain yang terkait erat
dengan kematian ibu, seperti pendidikan,
kependudukan, social, budaya, gender,
transportasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan kecenderungan yang ada saat ini,
kemungkinan sulit untuk mencapai tujuan
nasional (RPJM) dan global (MDGS).
 Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI)
melalui GSI bertujuan untuk menyadarkan masyarakat dan
keluarga mengenai pentingnya memahami tiga fase
terlambat yang dapat menyebabkan kematian ibu, yaitu
terlambat satu-terlambat memutuskan untuk mencari
pertolongan, baik secara individu, keluarga, ataupun
keduanya. Terlambat dua yaitu, terlambat mendapatkan
fasilitas pelayanan kesehatan. Teerlambat tiga yaitu,
terlambat mendapatkan pelayanan yang adekuat.
Disamping tiga telambat, terdapat factor lain yang
memengaruhi angka kematian ibu, yaitu empat terlalu
muda untuk menikah, terlalu tua untuk hamil, terlalu sering
hamil, dan terlalu banyak melahirkan.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
CEP ROBY H NADIA ASRI A YENI
PUSPITAWATI
Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)

Contenu connexe

Tendances

Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
Wanjuve
 
Dasar-dasar Demografi
Dasar-dasar DemografiDasar-dasar Demografi
Dasar-dasar Demografi
Nurul Misbah
 
Demografi 2
Demografi 2Demografi 2
Demografi 2
riyan
 
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanPeranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Gusti Hartanti
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
Agus Candra
 

Tendances (20)

Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
mmd
mmdmmd
mmd
 
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 aDistribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 a
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
 
Beberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografiBeberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografi
 
Modul3 mortalitas
Modul3 mortalitasModul3 mortalitas
Modul3 mortalitas
 
Dasar-dasar Demografi
Dasar-dasar DemografiDasar-dasar Demografi
Dasar-dasar Demografi
 
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
 
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
 
Demografi 2
Demografi 2Demografi 2
Demografi 2
 
Manajemen kesehatan masyarakat
Manajemen kesehatan masyarakatManajemen kesehatan masyarakat
Manajemen kesehatan masyarakat
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
Fertilitas
 
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatPenelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
 
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanPeranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Makalah pengaruh politik terhadap kesehatan
Makalah pengaruh politik terhadap kesehatanMakalah pengaruh politik terhadap kesehatan
Makalah pengaruh politik terhadap kesehatan
 
Kegiatan Advokasi dan Kampanye Publik dalam rangka PPSP
Kegiatan Advokasi dan Kampanye Publik dalam rangka PPSPKegiatan Advokasi dan Kampanye Publik dalam rangka PPSP
Kegiatan Advokasi dan Kampanye Publik dalam rangka PPSP
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatan
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
 

Similaire à Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)

Vedro Kependudukan
Vedro KependudukanVedro Kependudukan
Vedro Kependudukan
vedro agasi
 
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.pptEpidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
AyuEnjelitaGultom
 
Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Pengukuran Frekuensi Masalah KesehatanPengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Mila Khairina
 
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
MukarobinspdMukarobi
 
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Tata Naipospos
 
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
CeceLisa
 
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docxborang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
MichelleAngelika
 
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Ajrinaaputri
 

Similaire à Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas) (20)

Vedro Kependudukan
Vedro KependudukanVedro Kependudukan
Vedro Kependudukan
 
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.pptEpidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
 
Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Pengukuran Frekuensi Masalah KesehatanPengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
 
2 epidemiologi ikm
2 epidemiologi ikm2 epidemiologi ikm
2 epidemiologi ikm
 
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
 
Ukuran Tingkat Kematian.ppt
Ukuran Tingkat Kematian.pptUkuran Tingkat Kematian.ppt
Ukuran Tingkat Kematian.ppt
 
Mortalitas
MortalitasMortalitas
Mortalitas
 
Dasar_Epid_TM_3_19032020.pptx
Dasar_Epid_TM_3_19032020.pptxDasar_Epid_TM_3_19032020.pptx
Dasar_Epid_TM_3_19032020.pptx
 
Ekonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptx
Ekonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptxEkonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptx
Ekonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptx
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
 
PBL 4.pptx
PBL 4.pptxPBL 4.pptx
PBL 4.pptx
 
Dasar dasar epidemologi
Dasar dasar epidemologiDasar dasar epidemologi
Dasar dasar epidemologi
 
Tugas epid b.utik
Tugas epid b.utikTugas epid b.utik
Tugas epid b.utik
 
5_Insiden dan Prevalens.ppt
5_Insiden dan Prevalens.ppt5_Insiden dan Prevalens.ppt
5_Insiden dan Prevalens.ppt
 
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
 
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
 
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docxborang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
 
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
 
TUGAS PENYAJIAN DATA
TUGAS PENYAJIAN DATATUGAS PENYAJIAN DATA
TUGAS PENYAJIAN DATA
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 

Dernier

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4. MORTALITAS DAN MORBIDITAS CEP ROBY HERMAWAN (122170037) YENI PUSPITAWATI (122170012) NADIA ASRI APRIANTI (122170034)
  • 6. MORTALITAS Mortalitas diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk, tentunya mortalitas / kematian hanya terjadi satu kali kepada setiap orang. Meskipun demikian, seiring dengan semakin majunnya ilmu kedokteran, terkadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan hidup secara klinik. BACK
  • 7. MORBIDITAS Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan, sedangkan dalam arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiwa-peristiiwa tersebut, tetapi juga factor yang memengaruhinnya (determinant factors), seperti factor social, ekonomi, dan budaya. NEXT
  • 8. Menurut konsepnya, terdapat tiga keadaan vital, yang masing-masing saling bersifat mutually exclusive. Artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan tersebut adalah, lahir mati, lahir hidup, dan mati. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan WHO, definisi dari ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:
  • 9. Menurut PBB  Lahir Hidup (live Birth) adalah peristiwa keluarnnya hasil konsepsi dari Rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamannya kehamilan, dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi Bernapas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang apakah tali pusat sudah di potong apa belum.
  • 10. Menurut PBB Lahir mati (fetal death) adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari Rahim ibunya. Dari definisi mati dan hidup di atas maka lahir mati tidak dimasukan dalam pengertian mati maupun hidup.
  • 11. Menurut PBB  Mati (death) adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Menurut definisi tersebut, keadaan “mati” hanya bisa terjadi sesudah terjadi kelahiran hidup. Oleh karena itu, keadaan mati selalu didahului dengan keadaan hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada kalau tidak ada hidup, sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup.
  • 12. Sesuai dengan definisi WHO tersebut, dapat di simpulkan bahwa mati adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang daapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (LDFEUI,1981). sementara itu, penyakit atau kesakitan di definisikan sebagai penyimpangan dari keadaan kesehatan yang normal, yang biasanya di batasi pada kesehatan fisik dan mental. BACK
  • 13.  Ukuran morbiditas dan mortalitas digunakan sebagai dasar untuk menentukan tinggi rendahnnya tingkat kesakitan dan kematian suatu komunitas penduduk.  Adanya beberapa ukuran kesakitan dan kematian yang dikenal,dari yang paling sederhana sampai dengan yang cukup kompleks
  • 14.  perlu dicatat bahwa keadaan kesakitan atau kematian dari suatu penduduk tidaklah dapat di wakili oleh hanya suatu angka tunggal saja.  Dua ukuran yang umum digunakan adalah satuan angka (rate) dan rasio (ratio). Di samping dua bentuk ukuran diatas, kadang kala dipakai pula ukuran lainnya yang berupa “ persentase”.
  • 15. intinya , persentase adalah suatu rasio, hanya saja pada persentase, pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Dalam menyatakan angka, rasio, atau persentase, perlu dijelaskan populasi golongan mana yang mempunyai rasiko. Dalam hal ini harus jelas kapan, siapa, dan apa.
  • 17. Konsep Person Years Lived  Dalam ukuran angka, seperti disebutkan sebelumnya dibutuhkan informasi jumlah orang yang mempunyai resiko mengalami peristiwa yang dimaksud sebagai penyabutnya.  Sebagi contoh, ingin diketahui angka mortalitas (kematian) selama periode satu tahun pada suatu kota. Dalam ha ini, periode mengalami resiko kematian adalah satu tahun.  Dengan demikian, semua orang yang meninggal pada saat sebelum periode itu berakhir dapat dinyatakan tidak berisiko untuk keseluruhan periode (satu tahun)
  • 19. Insiden Insiden suatu penyakit di definisikan sebagai jumlah kasus baru suatu penyakit selama suatu kurun waktu tertentu. Dalam praktik, ukuran ini diperkirakan dengan penduduk tengah-periode kurun waktu. Kenyatannya, biasanya tidak mungkin secara langsung mengukur insiden karena masalah ketidak pastian menetukan kapan tepatnya suatu penyakit dimulai. Perlu dicatat bahwa insiden adalah frekuensi kejadian selama suatu kurun waktu.
  • 20.  Prevalansi Prevalansi titik suatu penyakit menyatakan jumlah penduduk yang sakit pada titik waktu (saat) tertentu, tanpa memperhitungkan kapan kasus penyakit itu telah dimulai. Angka berisiko pada titik waktu tersebut. Pembilang adalah semua orang yang pada saat itu sakit, tanpa memandang kapan kasus telah dimulai, sedangkan penyabut adalah semua penduduk berisiko, baik yang sakit maupun yang tidak sakit.
  • 21.  Attack Rate Risiko terhadap suatu penyakit pada suatu penduduk mungkin saja terbatas pada periode waktu pendek. Hal ini dapat terjadi karena faktor etiologi penyakit hanya muncul sebentar, yaitu hanya selama epidemi, atau risiko penyakit hanya terdapat pada kelompol penduduk tertentu. Sebagai contoh, menganai penyakit yang terjadi hanya pada bayi. Pada suatu study terhadap 194.000 bayi yang baru lahir, ternyata 578 diantaranya kemudian menderita hyperthopic pyloric stenosis.
  • 22. Oleh karena kejadian ini teutama terjadi pada umur dibawah 3 bulan dan hampir tidak pernah ditemuka pada bayi dengan usia diatas 6 bulan, maka kurun waktu pengamatan yang relative pendek sudah cukup memadai. Dalam hal ini, angka serangan (attact rate) untuk menderita hyperthopic pyloric stenosis adalah (578 x 1.000) / 1940.000, atau 3 perseribu kelahiran, tanpa perlu memberikan spesipikasi lama kurun waktu pengamatan. BACK
  • 23. Angka kematian kasar (Crude Birth Rate-CDR) CDR adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu. Secara matematis, rumus menghitung CDR adalah sebagai berikut. Dimana : M : angka kematian kasar D : jumlah kematian pada tahun tertentu P : jumlah penduduk pada prertengahan tahun tertentu K : konstanta CDR = D x K F
  • 24. Angka kematian meurut umur (age specific death rate- ASDR) Dimana: ASDRi : angka kematian kelompok umur tertentu pada tahun tertentu Di : jumlah kematian orang-orang pada kelompok i pada tahin tertentu. Pi : jumlah penduduk pada kelompok umur i pada pertengahan tahun. k : konstanta , umumnya 1.000 CDR= Di x 1.000 Fi BACK
  • 25. Perkembangan angka kematian anak dan ibu di Indonesia  Di Indonesia, AKB telah menurun dan diproyeksikan akan mencapai 20 per 1.000 kelahiran pada tahun 2015, sampai dengan tujuan pembangunan millennium. Dalam 8 tahun terakhir , AKB mengalami penurunan dari 15 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 1997) dan 35 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Angka ini harus diupayakan lagi untuk turun sehingga dapat mencapai target /sasaran pada tahun 2004-2009 sesuai Rencana Strategis Nasional (Renstra), yaitu sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 sesuai rencana pembangunan jangka panjang (RPJP ). Dalam kaitan kecenderungan penurunan AKB ini, tampak bahwa data SDKI lebih cepat disbanding sensus dan susenas dan polanya pun berbeda.
  • 26.  Sementara itu di AKI di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 334 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 1994) dan telah turun menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Dengan kata lain, masih terdapat 13.778 ibu meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Jika dikalkulasi dalam hitungan hari, berarti terdapat 38 ibu meninggal atau 2 ibu meninggal setiap jamnya.
  • 27.  Dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJM-N) 2004-2009, pemerintah telah menetapkan sasaran pencapaian AKI sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Sementara itu, untuk millennium depelopment goals (MDGS), Indonesia berkomitmen untuk menurunkan AKI menjadi dua per tiga dari keadaan di tahun 2000, yaitu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (bappenas, 2007). Angka 102 per 100.000 kelahiran hidup sama dengan target yang diharapkan tercapai pada tahun 2025 (RPJP).
  • 28.  Di Indonesia, sebagian besar-60% sampai 80%-kematian ibu disebabkan pendaharan saat melahirkan, persalinan macet, sepsis, tekanan darah tinggi, infeksi, dan kejang kehamilan. Sementara itu, akses ibu hamil dan melahirkan terhadap pelayanan kesehatan modern masih rendah, dimana kurang dari 50% kelahiran dibantu oleh bidan terlatih (surkenas 2001). Artinya, penggunaan dukun tradisional masih tinggi.
  • 29.  Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka penurunan AKI, seperti program Making Pregnacy Safer (MPS) yang telah diluncurkan sejak tahun 2000. Program MPS merupakan strategi sector kesehatan yang ditunjukan untuk mengetahui masalah kesehatan akibat kematian dan kesakitan ibu dan bayi. Focus MPS diarahkan pada peningkatan akses terhadap pelayanan tenaga kesehatan terampil, pelayanan rujukan, serta pencegahan kehamilan tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Strategi yang di lakukan dalam program MPS mencakup, 1. Perbaikan kualitas dan cakupan pelayanan. 2. Pengembangan kemiteraan lintas sector. 3. Pemberdayaan perempuan atau keluarga, dan 4. Pemberdayaan masyarakat. 5. bidang pembangunan social ekonomi, pemberdayaan perempuan, dan hak asasi manusia.
  • 30.  Walaupun demikian , kecepatan penurunan AKI seperti yang diharapkan masih belum tercapai. Salah satu kendala yang dihadapi adalah masih kurangnya keterpaduan kebijakan antara sector kesehatan dengan sector lain yang terkait erat dengan kematian ibu, seperti pendidikan, kependudukan, social, budaya, gender, transportasi, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan kecenderungan yang ada saat ini, kemungkinan sulit untuk mencapai tujuan nasional (RPJM) dan global (MDGS).
  • 31.  Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) melalui GSI bertujuan untuk menyadarkan masyarakat dan keluarga mengenai pentingnya memahami tiga fase terlambat yang dapat menyebabkan kematian ibu, yaitu terlambat satu-terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan, baik secara individu, keluarga, ataupun keduanya. Terlambat dua yaitu, terlambat mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Teerlambat tiga yaitu, terlambat mendapatkan pelayanan yang adekuat. Disamping tiga telambat, terdapat factor lain yang memengaruhi angka kematian ibu, yaitu empat terlalu muda untuk menikah, terlalu tua untuk hamil, terlalu sering hamil, dan terlalu banyak melahirkan.
  • 32. TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA CEP ROBY H NADIA ASRI A YENI PUSPITAWATI