SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Transformasi Fasa

Transformasi fasa adalah pembentukansebuah fasa baru dengan perbedaan pada
komposisi dan struktur kristal yang berbeda dengan bahan induk.

1.Transformasi Fasa Pada Logam

Transformasi fasa dibagi menjadi tiga golongan:

   •     Diffusion-dependent transformations tanpa perubahan dalam nomor dan
         komposisi fasa( pembekuan logam murni,transformasi allotropic, dll.)

   •     Diffusion-dependent transformations dengan perubahan nomor dan
         komposisi fasa(reaksi eutectoid)

   •     Diffusionless transformations (transformasi martensite dalam campuran
         logam)

2.Kinetika Pada Transformasi fasa

Kinetika pada transformasi fasa terdiri dari dua proses yaitu necleation (nukleasi)
dan Growt (pertumbuhan).

2.1 Necleation (nukleasi)

Pembentukan fasa baru tidak terjadi secara otomatis, proses pertama yang terjadi
pada transformasi fasa adalah nukleasi yaitu pembentukan partikel sangat kecil
atau nuklei dari fasa baru.

2.2 Growth

Nuklei    iniakhirnya tumbuh membesarmembentuk fasa baru.Pertumbuhan
faseiniakanselesaijikapertumbuhantersebut berjalansampaitercapaifraksi baru.

3.Pertimbangan Kinetika Pada Transformasi Benda Padat

Laju     transformasiyang     merupakanfungsi   waktu    (sering   disebutkinetika
transformasi)      adalahhalyang      penting     dalamperlakuanpanasbahan.Pada
penelitiankinetikakandidapatkurvaSyangdi         plotsebagaifungsifraksibahan
yangbertransformasivs waktu(logaritmik) .
Fraksitransformasi,y di rumuskan:


Y =1 – exp( - ktn    )

t= waktu
k,n    =konstantayangtidaktergantung waktu.

Persaamaanini disebutjugapersamaanAVRAMI

Laju transformasi,rdiambil padawaktu ½ dari prosesberakhir:




t0,5=waktu ½proses




                                    Gambar 1.1
Gambar 1.2

Laju transformasi,rterhadapjangkauantemperaturdirumuskan:




R=konstanta gas
T =temperatur mutlak
A=konstanta,tidaktergantung Waktu.
Q=Energi aktivasiuntuk reaksi Tertentu.

4.TRANRFORMASIMULTI FASA

Transformasi fasa bisa dilakukan dengan memvariasikan temperatur ,komposisi,
dan tekanan. Perubahan panas yang terjadi bisa dilihat pada diagram fasa. Namun
kecepatan   perubahan     temperatur      berpengaruh   terhadap   perkembangan
pembentukan struktur mikro. Hal ini tidak bisa diamati pada diagram fasa.
Posisi kesetimbangan yang dicapai pada proses pemanasan atau pendinginan
sesuai dengan diagram fasa bisa dicapai dengan laju yang sangat pelan sekali ,
sehingga hal ini tidak praktis. Cara lain yang dipakai adalah supercooling yaitu
transformasi pada proses pendinginan dilakukan pada temperatur yang lebih
rendah, atau superheating yaitu transformasi pada proses pemanasan dilakukan
pada temperatur yang lebih tinggi .
   •   Superheating
Proses pemanasan pada umum nya terdiri dari dua tahap :
    Proses heating yaitu proses pemanansan yang dilakukan dari temperatur
       kamar sampai suhu yang diinginkan.perlakuan panas bertujuan untuk
       memperoleh sifat – sifat yang diinginkan dari logam dengan batas – batas
       tertentu
    Proses holding time yaitu proses penahanan pada temperatur tertentu
       sehingga   terjadi   transformasi   yang sempurna     dan   homogen.Bila
       transformasi tidak sempurna maka benda kerja masih mengandung fasa
       (ferit).Proses ini bertujuan agar karbon yang terdapat dalam karbida dapat
       larut kepada fasa autenit secara merata dan temperatur yang diterima pada.
Proses dari superheating di representasikan dengan menggunakan Diagram
Transformasi Isotermal / diagram TTT(time-temperatur-transformation).
   •   Supercooling
       Proses pendinginan yaitu proses dimana benda kerja tidak mengalami
       pemanasan lagi melainkan pelepasan strukturmikro yang diinginkan.
       Proses pendingan ada 2 yaitu :
       1.Proses pendinginan cepat
       Pencelupan ( quenching ) dengan media : air,minyak
       2.Proses pendingan lambat
       Pendinginan dengan media udara
       Pada proses ini direfresentasikan dengan menggunakan grafik continous
       cooling transformation (CCT).
5.Diagram Transformasi Isotermal / diagram TTT(time-temperatur-
transformation.
Dengan menggunakan reaksi eutektoid :




Dengan reaksi tersebut mengahasilkan diagram :
Gambar 1.3
Ada 5 jenis fasa yang terdapat dalam diagram fasa Fe-Fe3C yaitu fasa cair,fasa
alfa,besi delta,besi gamma dan senyawa Fe-Fe3C.Diagram Fe-Fe3C tidak
mencapai C 100 %,karena Fe-Fe3C merupakan senyawa dan batas dari diagram
fasa.
Fe (besi) merupakan unsur logam yang memiliki lebih dari 1 bentuk sel satuan
(politropik),sedangkan C (karbon ) merupakan unsur nonlogam.Paduan dari kedua
jenis ini menghasilkan 2 material yaitu besi cor dan baja.
Adapun sifat – sifat dari fasa yang terbentuk :
    1. Ferrit ( Besi Alfa )


Padareaksi eutektoid,     austenite    dengan      kandungan karbon sedang     akan
berubahmenjadiferitdengankadarkarbonkecildansementit                 dengankadar
karbontinggi.Padasaatpembentukanpearlite,gerakanatomCbergerakdari            feritke
sementit.
Ferrit memiliki bentuk sel satuan BCC dan dapat melarutkan carbon mencapai
0,025 %.Hal ini dikarenakan struktur BCC dimana ruang ruang antar atom kecil
dan padat,sehingga daya larut nya rendah.
Sifat :
          Lunak
          Ulet
          Mampu las tinggi
          Sifat korosi rendah


    2. Austenit
    Austenit memiliki bentuk sel satuan FCC dan jarak atom nya lebih besar dari
    pada Ferrit.Austenit stabil pada temperature antara 912 –           C dengan
    daya larut karbon sebesar 2,11 %.Pada temperature stabil nya Austenit bersifat
    lunak dan ulet,sehingga mudah dibentuk dan besifat ferromagnetik.
    3. Besi delta
    Besi delta memiliki bentuk sel satuan BCC dengan daya larut karbon 0,1
    %,tetapi terjadi pada temperature 1350 –         C.
    4. Sememtit
    Sememtit merupakan suatu senyawa antara atom Fe dengan atom C.Sememtit
    bersifat sangat keras,kurang ulet dan kurang kuat getas.
6. Continous Cooling Transformation (CCT).
   Diagram Continous Cooling Transformation Fe-Fe3C




                            Gambar 1.4




                          Gambar 1.5
Hubungan antara laju pendinginan dan mikrostruktur yang terbentuk digambarkan
dalam diagram yang menghubungkan waktu temperatur dan transformasi yang
dikenal dengan diagram continous cooling transformation (CCT).
Gambar 1.5 menunjukkan bahwa struktur martensit dihasilkan dengan pencelupan
di air dengan waktu ( 1-10 ) detik.Sedangkan struktur martensit dan pearlit
diperoleh dengsn pencelupan di oli dengan waktu ( 10 -100 ) detik.Struktur bainet
dan pearlit diperoleh dengan pendinginan di udara dengan waktu lebih kurang (
9050 – 10000 ) detik dan struktur mikro pearlite diperoleh dengan pendinginan di
dapur pada waktu lebih besar dari 100000 detik.
Gambar 1.5 menunjukkan bila laju pendinginan menurun berarti waktu
pendinginan dari temperatur austenit juga menurun,sehingga mikro struktur yang
terbentuk adalah dari gabungan fasa ferrit – fasa pearlit ke fasa ferrit – fasa pearlit
–fasa bainit – fasa martensit,kemidian ke fasa bainit – fasa martensit dan akhirnya
pada laju tinggi sekali mikrostruktur akhirnya fasa martensit.Pembentukan fasa
martensit terjadi dekomposisi fasa austensit dalam fasa ferrit (        ) + karbida (c)
.Hal ini berarti bahwa ada waktu untuk karbon untuk berdifusi dan berkosentrasi
dalam karbida sehingga fasa ferrit kekurangan karbon bila fasa austensit
didinginkan dengan sangat cepat ( quenching ).Struktur FCC austensit akan
berubah menjadi struktur BCT (body centered tetragonal) martensit, pada
transformasi ini.Transformasi martensit tidak melewati proses difusi, maka ia
terjadi seketika sehingga     laju transformasi martensit adalah tidakbergantung
waktu. Pada struktur martensit masih didapati struktur austenit yang tidak sempat
bertransformasi.Disamping itu tegangan internal karena proses quencning juga
memberikan efek perlemahan. Ketangguhan dan keuletan martensitm bisa
ditingkatkan dan tegangan internal bisa dibuang dengan caraperlakuan panas yang
disebut   tempering.Tempering dilakukan dengan memanaskan baja martensit
sampaitemperatur     dibawah      eutectoid    pada     periode       waktu   tertentu.
                                                                  0
Biasanyatemering dilakukan pada temperatur antara 250-650 C.Tegangan internal
akan hilang pada suhu ± 2000C.Proses tempering akan membentuk “tempered
maetensite”.




Foto struktur mikro tempered martensite sama dengan spheroidit hanya partikel
sementit lebih banyak dan lebih kecil. Tempered martensit mempunyai sifat
sekeras dan sekuat matensit namun ketangguhan dan keuletan lebih baik.
Hubungan antara tegangan tarik, kekuatan luluh dan keuletan terhadap temperatur
temper pada baja paduan bisa dilihat pada gambar dibawah.




Pada proses tempering beberapa baja bisa mengalami penurunan ketangguhan, hal
ini disebut perapuhan temper. Fenomena ini terjadibila baja ditemper pada suhu
diatas 5750C dan diikuti pendinginan lambat sampai temperatur ruangan, atau jika
tempering dilakukan pada suhu antara 375 – 5750C.
Perapuhaan ini disebabkan oleh kandungan elemen lain dalam jumlah yang cukup
signifikan seperti mangan, nikel, crom dan phospor, arsen, timah putih.

Perapuhan temper bisa dicegah dengan :

       1. Pengontrolan komposisi

       2. Tempering diatas 5750C atau dibawah 3750 C diikuti dengan quenching
pada temperatur ruang.

Ketangguhan baja yang telah mengalami perapuhan bisa diperbaiki dengan
pemanasan samapai kira-kira 6000C, dan kemudian secara cepat didinginkan
sampai temperatur dibawah 300 0C.
TRANSFORMASI FASA

                    Handout Ini Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pengantar Fisika
                         Material




                         Disusun Oleh :


            NAMA                : ROMBANG RIZKY S
            NPM                 : 140310100061




                     JURUSAN FISIKA
             UNIVERSITAS PADJADJARAN
                             2012
Transformasi fasa

Contenu connexe

Tendances

Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
It ctt diagram
It ctt diagramIt ctt diagram
It ctt diagramMn Hidayat
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00Alen Pepa
 
Surface hardening
Surface hardeningSurface hardening
Surface hardeningMn Hidayat
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyawizdan ozil
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 

Tendances (20)

Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Konsep dislokasi
Konsep dislokasiKonsep dislokasi
Konsep dislokasi
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Bab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristalBab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristal
 
It ctt diagram
It ctt diagramIt ctt diagram
It ctt diagram
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00
 
struktur kristal
struktur kristalstruktur kristal
struktur kristal
 
Surface hardening
Surface hardeningSurface hardening
Surface hardening
 
heat treatment
heat treatmentheat treatment
heat treatment
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Zat padat parno
Zat padat parnoZat padat parno
Zat padat parno
 

En vedette

Diagram fasa-lanjutan
Diagram fasa-lanjutanDiagram fasa-lanjutan
Diagram fasa-lanjutanAnna II
 
This is My Material
This is My MaterialThis is My Material
This is My Materiallathifnurul
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaMuhamad Awal
 
Phase diagrams and phase transformations
Phase diagrams and phase transformationsPhase diagrams and phase transformations
Phase diagrams and phase transformationsM SAQIB
 
Principals of roasting and its types
Principals of roasting and its typesPrincipals of roasting and its types
Principals of roasting and its typesAkshat Chaturvedi
 
Phase transformation physical metallurgy
Phase transformation physical metallurgyPhase transformation physical metallurgy
Phase transformation physical metallurgyDeepak Patel
 
Phase Diagram & Heat Treatment Of Metals
Phase Diagram & Heat Treatment Of MetalsPhase Diagram & Heat Treatment Of Metals
Phase Diagram & Heat Treatment Of MetalsExplosion Cladding
 
Iron carbon phase diagram & basic definations
Iron carbon phase diagram & basic definationsIron carbon phase diagram & basic definations
Iron carbon phase diagram & basic definationsonlinemetallurgy.com
 
Iron Carbon Phase Diagram
Iron Carbon Phase DiagramIron Carbon Phase Diagram
Iron Carbon Phase DiagramJose Surendran
 

En vedette (12)

Diagram fasa-lanjutan
Diagram fasa-lanjutanDiagram fasa-lanjutan
Diagram fasa-lanjutan
 
Pak nandi
Pak nandiPak nandi
Pak nandi
 
This is My Material
This is My MaterialThis is My Material
This is My Material
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nya
 
Phase diagrams and phase transformations
Phase diagrams and phase transformationsPhase diagrams and phase transformations
Phase diagrams and phase transformations
 
Principals of roasting and its types
Principals of roasting and its typesPrincipals of roasting and its types
Principals of roasting and its types
 
Phase transformation physical metallurgy
Phase transformation physical metallurgyPhase transformation physical metallurgy
Phase transformation physical metallurgy
 
Phase Diagram & Heat Treatment Of Metals
Phase Diagram & Heat Treatment Of MetalsPhase Diagram & Heat Treatment Of Metals
Phase Diagram & Heat Treatment Of Metals
 
Iron carbon phase diagram & basic definations
Iron carbon phase diagram & basic definationsIron carbon phase diagram & basic definations
Iron carbon phase diagram & basic definations
 
Fe-C diagram
Fe-C diagramFe-C diagram
Fe-C diagram
 
Iron Carbon Phase Diagram
Iron Carbon Phase DiagramIron Carbon Phase Diagram
Iron Carbon Phase Diagram
 
Heat Treatments
Heat TreatmentsHeat Treatments
Heat Treatments
 

Similaire à Transformasi fasa

3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatmentNiko Sh
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggidaswan wawan
 
this is material
this is materialthis is material
this is materiallathifnurul
 
Aging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp okeAging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp okeviolabonver
 
Makalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukanMakalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukan12luthfi
 
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8Asraf Malik
 
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas XKalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas XTiara Neysa Amadea
 
Continous coolling transformation
Continous coolling transformationContinous coolling transformation
Continous coolling transformationTeddy Miko
 
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinyaM Arif
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIrwin Maulana
 
File4433938146f4f
File4433938146f4fFile4433938146f4f
File4433938146f4fHandry J
 
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdfPertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdfPutraPratama208800
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEko Supriyadi
 
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-trSerdadu Syahrul
 

Similaire à Transformasi fasa (20)

3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatment
 
3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatment
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
Perlakuan panas
Perlakuan panasPerlakuan panas
Perlakuan panas
 
T t t diagram
T t t diagramT t t diagram
T t t diagram
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggi
 
this is material
this is materialthis is material
this is material
 
Per
PerPer
Per
 
Aging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp okeAging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp oke
 
Makalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukanMakalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukan
 
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
 
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas XKalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
 
Continous coolling transformation
Continous coolling transformationContinous coolling transformation
Continous coolling transformation
 
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasi
 
File4433938146f4f
File4433938146f4fFile4433938146f4f
File4433938146f4f
 
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdfPertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 

Transformasi fasa

  • 1. Transformasi Fasa Transformasi fasa adalah pembentukansebuah fasa baru dengan perbedaan pada komposisi dan struktur kristal yang berbeda dengan bahan induk. 1.Transformasi Fasa Pada Logam Transformasi fasa dibagi menjadi tiga golongan: • Diffusion-dependent transformations tanpa perubahan dalam nomor dan komposisi fasa( pembekuan logam murni,transformasi allotropic, dll.) • Diffusion-dependent transformations dengan perubahan nomor dan komposisi fasa(reaksi eutectoid) • Diffusionless transformations (transformasi martensite dalam campuran logam) 2.Kinetika Pada Transformasi fasa Kinetika pada transformasi fasa terdiri dari dua proses yaitu necleation (nukleasi) dan Growt (pertumbuhan). 2.1 Necleation (nukleasi) Pembentukan fasa baru tidak terjadi secara otomatis, proses pertama yang terjadi pada transformasi fasa adalah nukleasi yaitu pembentukan partikel sangat kecil atau nuklei dari fasa baru. 2.2 Growth Nuklei iniakhirnya tumbuh membesarmembentuk fasa baru.Pertumbuhan faseiniakanselesaijikapertumbuhantersebut berjalansampaitercapaifraksi baru. 3.Pertimbangan Kinetika Pada Transformasi Benda Padat Laju transformasiyang merupakanfungsi waktu (sering disebutkinetika transformasi) adalahhalyang penting dalamperlakuanpanasbahan.Pada
  • 2. penelitiankinetikakandidapatkurvaSyangdi plotsebagaifungsifraksibahan yangbertransformasivs waktu(logaritmik) . Fraksitransformasi,y di rumuskan: Y =1 – exp( - ktn ) t= waktu k,n =konstantayangtidaktergantung waktu. Persaamaanini disebutjugapersamaanAVRAMI Laju transformasi,rdiambil padawaktu ½ dari prosesberakhir: t0,5=waktu ½proses Gambar 1.1
  • 3. Gambar 1.2 Laju transformasi,rterhadapjangkauantemperaturdirumuskan: R=konstanta gas T =temperatur mutlak A=konstanta,tidaktergantung Waktu. Q=Energi aktivasiuntuk reaksi Tertentu. 4.TRANRFORMASIMULTI FASA Transformasi fasa bisa dilakukan dengan memvariasikan temperatur ,komposisi, dan tekanan. Perubahan panas yang terjadi bisa dilihat pada diagram fasa. Namun kecepatan perubahan temperatur berpengaruh terhadap perkembangan pembentukan struktur mikro. Hal ini tidak bisa diamati pada diagram fasa. Posisi kesetimbangan yang dicapai pada proses pemanasan atau pendinginan sesuai dengan diagram fasa bisa dicapai dengan laju yang sangat pelan sekali , sehingga hal ini tidak praktis. Cara lain yang dipakai adalah supercooling yaitu transformasi pada proses pendinginan dilakukan pada temperatur yang lebih rendah, atau superheating yaitu transformasi pada proses pemanasan dilakukan
  • 4. pada temperatur yang lebih tinggi . • Superheating Proses pemanasan pada umum nya terdiri dari dua tahap :  Proses heating yaitu proses pemanansan yang dilakukan dari temperatur kamar sampai suhu yang diinginkan.perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh sifat – sifat yang diinginkan dari logam dengan batas – batas tertentu  Proses holding time yaitu proses penahanan pada temperatur tertentu sehingga terjadi transformasi yang sempurna dan homogen.Bila transformasi tidak sempurna maka benda kerja masih mengandung fasa (ferit).Proses ini bertujuan agar karbon yang terdapat dalam karbida dapat larut kepada fasa autenit secara merata dan temperatur yang diterima pada. Proses dari superheating di representasikan dengan menggunakan Diagram Transformasi Isotermal / diagram TTT(time-temperatur-transformation). • Supercooling Proses pendinginan yaitu proses dimana benda kerja tidak mengalami pemanasan lagi melainkan pelepasan strukturmikro yang diinginkan. Proses pendingan ada 2 yaitu : 1.Proses pendinginan cepat Pencelupan ( quenching ) dengan media : air,minyak 2.Proses pendingan lambat Pendinginan dengan media udara Pada proses ini direfresentasikan dengan menggunakan grafik continous cooling transformation (CCT). 5.Diagram Transformasi Isotermal / diagram TTT(time-temperatur- transformation. Dengan menggunakan reaksi eutektoid : Dengan reaksi tersebut mengahasilkan diagram :
  • 5. Gambar 1.3 Ada 5 jenis fasa yang terdapat dalam diagram fasa Fe-Fe3C yaitu fasa cair,fasa alfa,besi delta,besi gamma dan senyawa Fe-Fe3C.Diagram Fe-Fe3C tidak mencapai C 100 %,karena Fe-Fe3C merupakan senyawa dan batas dari diagram fasa. Fe (besi) merupakan unsur logam yang memiliki lebih dari 1 bentuk sel satuan (politropik),sedangkan C (karbon ) merupakan unsur nonlogam.Paduan dari kedua jenis ini menghasilkan 2 material yaitu besi cor dan baja. Adapun sifat – sifat dari fasa yang terbentuk : 1. Ferrit ( Besi Alfa ) Padareaksi eutektoid, austenite dengan kandungan karbon sedang akan berubahmenjadiferitdengankadarkarbonkecildansementit dengankadar karbontinggi.Padasaatpembentukanpearlite,gerakanatomCbergerakdari feritke sementit. Ferrit memiliki bentuk sel satuan BCC dan dapat melarutkan carbon mencapai 0,025 %.Hal ini dikarenakan struktur BCC dimana ruang ruang antar atom kecil
  • 6. dan padat,sehingga daya larut nya rendah. Sifat : Lunak Ulet Mampu las tinggi Sifat korosi rendah 2. Austenit Austenit memiliki bentuk sel satuan FCC dan jarak atom nya lebih besar dari pada Ferrit.Austenit stabil pada temperature antara 912 – C dengan daya larut karbon sebesar 2,11 %.Pada temperature stabil nya Austenit bersifat lunak dan ulet,sehingga mudah dibentuk dan besifat ferromagnetik. 3. Besi delta Besi delta memiliki bentuk sel satuan BCC dengan daya larut karbon 0,1 %,tetapi terjadi pada temperature 1350 – C. 4. Sememtit Sememtit merupakan suatu senyawa antara atom Fe dengan atom C.Sememtit bersifat sangat keras,kurang ulet dan kurang kuat getas.
  • 7. 6. Continous Cooling Transformation (CCT). Diagram Continous Cooling Transformation Fe-Fe3C Gambar 1.4 Gambar 1.5
  • 8. Hubungan antara laju pendinginan dan mikrostruktur yang terbentuk digambarkan dalam diagram yang menghubungkan waktu temperatur dan transformasi yang dikenal dengan diagram continous cooling transformation (CCT). Gambar 1.5 menunjukkan bahwa struktur martensit dihasilkan dengan pencelupan di air dengan waktu ( 1-10 ) detik.Sedangkan struktur martensit dan pearlit diperoleh dengsn pencelupan di oli dengan waktu ( 10 -100 ) detik.Struktur bainet dan pearlit diperoleh dengan pendinginan di udara dengan waktu lebih kurang ( 9050 – 10000 ) detik dan struktur mikro pearlite diperoleh dengan pendinginan di dapur pada waktu lebih besar dari 100000 detik. Gambar 1.5 menunjukkan bila laju pendinginan menurun berarti waktu pendinginan dari temperatur austenit juga menurun,sehingga mikro struktur yang terbentuk adalah dari gabungan fasa ferrit – fasa pearlit ke fasa ferrit – fasa pearlit –fasa bainit – fasa martensit,kemidian ke fasa bainit – fasa martensit dan akhirnya pada laju tinggi sekali mikrostruktur akhirnya fasa martensit.Pembentukan fasa martensit terjadi dekomposisi fasa austensit dalam fasa ferrit ( ) + karbida (c) .Hal ini berarti bahwa ada waktu untuk karbon untuk berdifusi dan berkosentrasi dalam karbida sehingga fasa ferrit kekurangan karbon bila fasa austensit didinginkan dengan sangat cepat ( quenching ).Struktur FCC austensit akan berubah menjadi struktur BCT (body centered tetragonal) martensit, pada transformasi ini.Transformasi martensit tidak melewati proses difusi, maka ia terjadi seketika sehingga laju transformasi martensit adalah tidakbergantung waktu. Pada struktur martensit masih didapati struktur austenit yang tidak sempat bertransformasi.Disamping itu tegangan internal karena proses quencning juga memberikan efek perlemahan. Ketangguhan dan keuletan martensitm bisa ditingkatkan dan tegangan internal bisa dibuang dengan caraperlakuan panas yang disebut tempering.Tempering dilakukan dengan memanaskan baja martensit sampaitemperatur dibawah eutectoid pada periode waktu tertentu. 0 Biasanyatemering dilakukan pada temperatur antara 250-650 C.Tegangan internal akan hilang pada suhu ± 2000C.Proses tempering akan membentuk “tempered
  • 9. maetensite”. Foto struktur mikro tempered martensite sama dengan spheroidit hanya partikel sementit lebih banyak dan lebih kecil. Tempered martensit mempunyai sifat sekeras dan sekuat matensit namun ketangguhan dan keuletan lebih baik. Hubungan antara tegangan tarik, kekuatan luluh dan keuletan terhadap temperatur temper pada baja paduan bisa dilihat pada gambar dibawah. Pada proses tempering beberapa baja bisa mengalami penurunan ketangguhan, hal ini disebut perapuhan temper. Fenomena ini terjadibila baja ditemper pada suhu diatas 5750C dan diikuti pendinginan lambat sampai temperatur ruangan, atau jika tempering dilakukan pada suhu antara 375 – 5750C.
  • 10. Perapuhaan ini disebabkan oleh kandungan elemen lain dalam jumlah yang cukup signifikan seperti mangan, nikel, crom dan phospor, arsen, timah putih. Perapuhan temper bisa dicegah dengan : 1. Pengontrolan komposisi 2. Tempering diatas 5750C atau dibawah 3750 C diikuti dengan quenching pada temperatur ruang. Ketangguhan baja yang telah mengalami perapuhan bisa diperbaiki dengan pemanasan samapai kira-kira 6000C, dan kemudian secara cepat didinginkan sampai temperatur dibawah 300 0C.
  • 11. TRANSFORMASI FASA Handout Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pengantar Fisika Material Disusun Oleh : NAMA : ROMBANG RIZKY S NPM : 140310100061 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012